bab iii pembahasan 3.1 tinjauan umum organisasi 3.1.1 ... · kantor pelayanan pajak madya, dan...

14
35 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Umum Organisasi 3.1.1 Sejarah dan Perkembangan KPP Pratama Jakarta Gambir Satu Sumber: Sub. Bagian Umum, KPP Pratama Jalarta Gambir Satu Gambar III.1. Gedung KPP Pratama Jakarta Gambir Satu

Upload: others

Post on 27-Oct-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Umum Organisasi 3.1.1 ... · Kantor Pelayanan Pajak Madya, dan Kantor Pelayanan Pajak Pratama di ... tugas dan fungsi pelayanan kesekretarian terutama

35

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Tinjauan Umum Organisasi

3.1.1 Sejarah dan Perkembangan KPP Pratama Jakarta Gambir Satu

Sumber: Sub. Bagian Umum, KPP Pratama Jalarta Gambir Satu

Gambar III.1. Gedung KPP Pratama Jakarta Gambir Satu

Page 2: BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Umum Organisasi 3.1.1 ... · Kantor Pelayanan Pajak Madya, dan Kantor Pelayanan Pajak Pratama di ... tugas dan fungsi pelayanan kesekretarian terutama

36

KPP Pratama Jakarta Gambir Satu berdiri pada tahun 2005, yang

merupakan Kantor Pelayanan Pajak Pratama yang dibentuk dan beroperasi dalam

rangka pelaksanaan modernisasi administrasi perpajakan di lingkungan DJP, yaitu

berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 254/KMK.01/2004 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Satu,

Kantor Pelayanan Pajak Madya, dan Kantor Pelayanan Pajak Pratama di

Lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Satu sebagaimana

telah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 167/KMK.01/2005 dan

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 62/PMK.01/2009 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak.

Sebelum terbentuknya KPP Pratama Jakarta Gambir Satu, pada awalnya di

wilayah kecamatan Gambir hanya ada KPP Jakarta Gambir. Pada tahun 1997 dipecah

menjadi 2 (dua), yaitu: KPP Jakarta Gambir Satu dan KPP Jakarta Gambir Dua.

Kemudian pada tahun 2002 dipecah lagi menjadi 3 (tiga) KPP, yaitu: KPP Jakarta

Gambir Satu, KPP Jakarta Gambir Dua, dan KPP Jakarta Gambir Tiga. Terakhir

pada tahun 2005, seiring dengan pembentukan KPP Pratama di wilayah Kanwil

DJP Jakarta Pusat (dahulu Kanwil DJP Jakarta I), dipecah lagi menjadi 4 (empat)

KPP, yaitu: KPP Pratama Jakarta Gambir Satu, KPP Pratama Jakarta Gambir Dua,

KPP Pratama Jakarta Gambir Tiga, dan KPP Pratama Jakarta Gambir Empat.

Perbedaaan dari ke-empat KPP Pratama tersebut adalah wilayah kerjanya.

Page 3: BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Umum Organisasi 3.1.1 ... · Kantor Pelayanan Pajak Madya, dan Kantor Pelayanan Pajak Pratama di ... tugas dan fungsi pelayanan kesekretarian terutama

37

Dalam periode 6 tahun sejak berdiri pada tahun 2005, KPP Pratama Jakarta

Gambir Satu telah dijabat oleh 4 (empat) Kepala Kantor yang secara definitif

ditugaskan di kantor ini,yaitu:

• Juli 2005 - Agustus 2006 : Iswar Harahap

• Agutus 2006 - Oktober 2008 : Muhammad Asjraf

• Oktober 2008 - September 2010 : Prasetyo

• Januari 2011 - Sekarang : Sanityas Jukti Prawatyani

Wilayah kerja KPP Pratama Jakarta Gambir Satu hanya terdiri dari 1 (satu)

kelurahan, yaitu: Kelurahan Gambir, Kecamatan Gambir, Kota Administrasi Jakarta

Pusat. KPP Pratama Jakarta Gambir Satu berlokasi di Jalan Gunung Sahari Raya

No.25 ABC, Lt. 1, 5,dan 6, Jakarta Pusat. Gedung ini merupakan eks Gedung Probest

yang kemudian diambilalih oleh Kementerian Keuangan dan kemudian ditempati

oleh KPP Pratama Jakarta Gambir Satu bersama dengan KPP Pratama Jakarta Sawah

Besar Dua. Gedung ini terdiri dari 7 (tujuh) lantai. Lantai satu digunakan secara

bersama-sama sebagai Tempat Pelayanan Terpadu (TPT) dan Seksi Pelayanan.

Sebelah Kanan ditempati KPP Pratama Jakarta Gambir Satu dan sebelah kiri oleh

KPP Pratama Jakarta Sawah Besar Dua. Lantai 2 (dua), 3 (tiga), dan 4 (empat),

ditempati oleh KPP Pratama Jakarta Sawah Besar Dua, sedangkan lantai 5 (lima) dan

6 (enam) ditempati oleh KPP Pratama Jakarta Gambir Satu, serta paling atas lantai 7

(tujuh), berupa aula digunakan secara bersama-sama oleh kedua kantor.

Page 4: BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Umum Organisasi 3.1.1 ... · Kantor Pelayanan Pajak Madya, dan Kantor Pelayanan Pajak Pratama di ... tugas dan fungsi pelayanan kesekretarian terutama

38

3.1.2 Struktur Organisasi dan Tata Kerja KPP Pratama Jakarta Gambir Satu

Struktur organisasi yang baru dirancang berdasarkan fungsi dan lebih

ramping, mengingat struktur organisasi sebelumnya yang terdiri dari 3 (tiga) jenis

kantor, yaitu: Kantor Pelayanan Pajak (KPP), Kantor Pemeriksaan Pajak (Karikpa),

dan Kantor Pelayanan PBB (KPPBB). Dengan struktur yang baru ini, ketiga jenis

kantor diatas dilebur menjadi satu, yaitu KPP Pratama. Selain itu, untuk melayani

Wajib Pajak tertentu dibentuk juga KPP Madya, KPP Khusus, dan KPP Wajib Pajak

Besar. Organisasi di KPP Pratama dibentuk berdasarkan fungsi Administrasi

Perpajakan yang diharapkan mampu meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelayanan

serta pencapaian target penerimaan.

Berikut adalah struktur Organisasi KPP Pratama Jakarta Gambir Satu

yaitu:

Sumber: KPP Pratama Jakarta Gambir Satu

Gambar III.2.Sruktur Organisasi KPP Pratama Jakarta Gambir Satu

Page 5: BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Umum Organisasi 3.1.1 ... · Kantor Pelayanan Pajak Madya, dan Kantor Pelayanan Pajak Pratama di ... tugas dan fungsi pelayanan kesekretarian terutama

39

Berikut ini Tata Kerja Organisasi pada KPP Pratama Jakarta Gambir Satu :

1. Kepala Kantor

Kepala Kantor KPP Pratama mempunyai tugas mengkoordinasi pelaksanaan

penyuluhan, pelayanan dan pengawasan Wajib Pajak dibidang Pajak

Penghasilan (PPh), Pajak PertambahanNilai (PPN), Pajak Penjualan atas

Barang Mewah (PPnBM), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Bea Perolehan

Hak atas Tanah Bangunan (BPHTB) dan pajak tidak langsung lainnya, dalam

wilayah wewenangnya dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

2. Sub Bagian Umum

Membantu dan menunjang kelancaran tugas kantor dalam mengkoordinasikan

tugas dan fungsi pelayanan kesekretarian terutama dalam hal pengaturan

kegiatan tata usaha dan kepegawaian, keuangan, rumah tangga serta

perlengkapan.

3. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai

dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-

undangan yang berlaku

4. Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI)

Mempunyai tugas melakukan pengumpulan, pencarian, pengolahan data,

pengamatan potensi perpajakan, penyajian informasi perpajakan, perekaman

Page 6: BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Umum Organisasi 3.1.1 ... · Kantor Pelayanan Pajak Madya, dan Kantor Pelayanan Pajak Pratama di ... tugas dan fungsi pelayanan kesekretarian terutama

40

dokumen perpajakan, pelayanan dukungan teknis komputer, pemantauan

aplikasi e-SPT dan e-Filling serta penyiapan laporan kerja.

5. Seksi Pelayanan

Mempunyai tugas melakukan penetapan dan penerbitan produk hukum

perpajakan, pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan

dan pengolahan surat pemberitahuan, pelaksanaan ekstensifikasi serta

melakukan kerjasama perpajakan.

6. Seksi Penagihan

Membantu tugas kepala kantor dalam mengkoordinasikan pelaksanaan dan

penatausahaan penagihan aktif, piutang pajak, penundaan dan angsuran

tunggakan pajak dan usulan penghapusan pajak serta penyampaian dokumen-

dokumen penagihan.

7. Seksi Pemeriksaan

Mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana pemeriksaan, pengawasan,

pelaksanaan aturanpemeriksaan, penerbitan dan penyaluran surat perintah

pemeriksaan serta administrasi perpajakan lainnya.

8. Seksi Pengawasan dan Konsultasi I, II, III dan IV

Mempunyai tugas melakukan pengawasan kepatuhan Wajib Pajak, bimbingan

atau himbauan kepada Wajib Pajak, konsultasi teknis perpajakan, penyusunan

profil Wajib Pajak, analisis kinerja Wajib Pajak, melakukan rekonsiliasi data

Wajib Pajak dalam rangka melakukan intensifikasi, serta melakukan evaluasi

hasil banding. Wajib Pajak yang wilayah layanannya dibagi menjadi empat

Page 7: BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Umum Organisasi 3.1.1 ... · Kantor Pelayanan Pajak Madya, dan Kantor Pelayanan Pajak Pratama di ... tugas dan fungsi pelayanan kesekretarian terutama

41

(Seksi Waskon) Seksi Pengawasan dan Konsultasi berdasarkan batas jalan dan

batas alam. Wilayah kerja Seksi Waskon I adalah sisi Utara Monas, Seksi

waskon II adalah sisi Timur Monas, Seksi Waskon II adalah sisi Selatan Monas

dan Seksi Waskon IV adalah sisi Barat Monas.

3.1.3 Kegiatan Usaha KPP Pratama Jakarta Gambir Satu

Pembentukan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama adalah sejalan dengan

penerapan sistem administrasi perpajakan modern di lingkungan Direktorat Jenderal

Pajak (DJP). Hal ini membawa konsekuensi terjadinya perubahan yang mendasar

baik menyangkut aspek pelayanan kepada Wajib Pajak (WP) maupun struktur

organisasi.

Perbaikan yang berkesinambungan akan mutu pelayanan yang diberikan

kepada WP merupakan satu hal yang mutlak harus dilakukan. Untuk itu, dalam

rangka menjembatani komunikasi antara WP dengan KPP serta mengoptimalkan

fungsi bimbingan, konsultasi, dan pembinaan kepada WP, maka ditunjuk petugas

Account Representative (AR). AR adalah pegawai yang ditunjuk sebagai petugas

semacam Liaison Officer (LO) antara WP dengan KPP yang bertanggung jawab dan

berwenang untuk memberikan pelayanan secara langsung, edukasi, asistensi, serta

mendorong dan mengawasi pemenuhan hak dan kewajiban WP. KPP Pratama

mempunyai tugas melaksanakan penyuluhan, pelayanan, pengawasan WP di bidang

Pajak Penghasilan, Pajak, Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah

Page 8: BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Umum Organisasi 3.1.1 ... · Kantor Pelayanan Pajak Madya, dan Kantor Pelayanan Pajak Pratama di ... tugas dan fungsi pelayanan kesekretarian terutama

42

& Pajak Tidak Langsung Lainnya, Pajak Bumi & Bangunan, dan Bea Perolehan Hak

atas Tanah dan Bangunan dalam wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugasnya, KPP Pratama

menyelenggarakan fungsi :

1. Pengumpulan, pencarian dan pengolahan data, pengamatan potensi

perpajakan, penyajian informasi perpajakan, pendataan objek dan subjek pajak,

serta penilaian objek Pajak Bumi dan Bangunan;

2. Penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan;

3. Pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan

pengolahan Surat Pemberitahuan, serta penerimaan surat lainnya;

4. Penyuluhan perpajakan;

5. Pelaksanaan registrasi WP;

6. Pelaksanaan ekstensifikasi;

7. Penatausahaan piutang pajak dan pelaksanaan penagihan pajak;

8. Pelaksanaan pemeriksaan pajak;

9. Pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan WP;

10. Pelaksanaan konsultasi perpajakan;

11. Pelaksanaan intensifikasi;

12. Pelaksanaan administrasi KPP Pratama.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 62/PMK.01/2009 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak, struktur

organisasi KPP Pratama dirancang berdasarkan fungsi, yang meliputi: Fungsi

Page 9: BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Umum Organisasi 3.1.1 ... · Kantor Pelayanan Pajak Madya, dan Kantor Pelayanan Pajak Pratama di ... tugas dan fungsi pelayanan kesekretarian terutama

43

Pelayanan (Seksi Pelayanan dan Seksi Pengawasan & Konsultasi), Fungsi

Pengawasan dan/atau Penegakan Hukum (Seksi Pengawasan & Konsultasi, Seksi

Ekstensifikasi Perpajakan, Seksi Penagihan, dan Seksi Pemeriksaan / Kelompok

Fungsional Pemeriksa Pajak), serta Fungsi Pendukung (Sub bagian Umum dan Seksi

Pengolahan Data & Informasi).

3.2 Hasil Penelitian

3.2.1 Jumlah WP PPh 21 dan Jumlah Pelaporan SPT PPh 21

KPP Pratama Jakarta Gambir Satu merupakan KPP Pratama yang memiliki

wilayah kerja yang hanya terdiri dari 1 (satu) kelurahan, yaitu: Kelurahan Gambir,

Kecamatan Gambir, Kota Administrasi Jakarta Pusat. Tetapi wilayah kerja kelurahan

Gambir, Jakarta Pusat tersebut merupakan lokasi kantor-kantor pemerintahan yang

sangat strategis di Indonesia, antara lain: Komplek Istana Presiden, Kantor Gubernur

(Balaikota) DKI Jakarta, Kantor Kementerian Dalam Negeri, Kementerian

Perhubungan, Kementerian Hankam, Kementerian Perdagangan, Bank Indonesia,

Mahkamah Agung, dan beberapa objek vital lainnya. Oleh karena itu, potensi pajak

KPP Pratama Jakarta Gambir Satu didominasi oleh Wajib Pajak Bendahara, yang

mencapai kisaran 80% (delapan puluh persen), sedangkan sisanya sebesar 20% (dua

puluh persen) berasal dari WP Badan dan Orang Pribadi. Hal ini pasti akan

menentukan tingkat kepatuhan dan penerimaan di KPP Pratama Jakarta Gambir Satu.

Karena jika dilihat dari komposisi prosentase seharusnya KPP Pratama Jakarta

Gambir Satu memiliki potensi besar untuk memiliki WP yang patuh karena

Page 10: BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Umum Organisasi 3.1.1 ... · Kantor Pelayanan Pajak Madya, dan Kantor Pelayanan Pajak Pratama di ... tugas dan fungsi pelayanan kesekretarian terutama

44

seharusnya bendaharawan Pemerintah dapat memberikan contoh yang baik bagi WP

yang lainnya.

Berdasarkan data yang penulis terima dari bagian terkait, pada tahun 2012-

2014 jumlah WP PPh 21 terdaftar adalah seperti terlihat pada tabel III.1 berikut ini:

Tabel III.1

Jumlah WP PPh 21 di KPP Pratama Jakarta Gambir Satu

Tahun Jumlah WP PPh 21 Kenaikan Jumlah WP/tahun

2012 674 -

2013 678 4

2014 632 -46

Sumber : KPP Pratama Jakarta Gambir Satu

Berdasarkan tabel III.1 tersebut di atas dapat kita lihat bahwa jumlah WP PPh

21 setiap tahun bervariatif, dengan jumlah yang naik turun setiap tahunnya. Tahun

2013 jumlah WP bertambah 4 WP baru tetapi pada tahun selanjutnya yaitu 2014

terjadi penurunan jumlah WP. Jika diprosentase maka tahun 2013 terjadi kenaikan

jumlah WP sebesar 0.59% (nol koma lima puluh sembilan persen) dibanding tahun

2012 sedangkan tahun 2014 terjadi penurunan sebesar 6,78% (enam koma tujuh

puluh delapan persen) dari tahun 2014. Penurunan ini dapat disebabkan karena

banyaknya WP yang mencabut statusnya sebagai WP PPh 21. Pencabutan tersebut

dapat disebabkan karena perusahaan tersebut dinyatakan pailit, pindah domisili

perusahaan atau dengan alasan lainnya.

Sebagai bentuk kepatuhan WP setelah terdaftar sebagai WP harus melaporkan

SPT PPh 21nya. Pada tabel III. 2 penulis memperoleh data jumlah penerimaan

pelaporan SPT PPh 21, yaitu:

Page 11: BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Umum Organisasi 3.1.1 ... · Kantor Pelayanan Pajak Madya, dan Kantor Pelayanan Pajak Pratama di ... tugas dan fungsi pelayanan kesekretarian terutama

45

Tabel III.2

Jumlah Pelaporan SPT PPh 21 di KPP Pratama Jakarta Gambir Satu

Tahun Jumlah Pelaporan SPT PPh 21 Kenaikan Jumlah Pelaporan PPh 21/tahun

2012 250 -

2013 273 23

2014 275 2

Sumber : KPP Pratama Jakarta Gambir Satu

Berdasarkan data pada tabel III.2 tersebut diatas, setiap tahun jumlah

Pelaporan PPh 21 terus meningkat walau memang tidak cukup signifikan. Tahun

2013, Jumlah Pelaporan PPh 21 meningkat 23 SPT atau sebesar 9,20% (Sembilan

koma dua puluh persen) dibanding tahun 2012. Sedangkan tahun 2014, Jumlah

Pelaporan PPh 21 meningkat hanya 2 SPT atau sebesar 0,73% (nol koma tujuh puluh

tiga persen). Sehingga bisa dikatakan WP PPh 21 Gambir cukup aktif dan patuh

melaporkan kewajiban perpajakan.

Tetapi jika kita bandingkan kedua data diatas, Jumlah WP PPh 21 tidak

berperan dalam menurunnya jumlah WP yang melaporkan SPT PPh 21-nya di KPP

Pratama Jakarta Gambir Satu.

3.2.2 Jumlah Penerimaan Pajak PPh 21

Sebagai salah satu sumber pendapatan negara yang berasal dari Pajak, maka

penerimaan PPh 21 memiliki target pencapaian tertentu demi memenuhi Rancangan

Anggaran dan Pendapatan Negara (RAPBN) yang dibebankan kepadanya. Hasil

pencapaian target tentu menentukan hasil kinerja dari bagian terkait .

Page 12: BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Umum Organisasi 3.1.1 ... · Kantor Pelayanan Pajak Madya, dan Kantor Pelayanan Pajak Pratama di ... tugas dan fungsi pelayanan kesekretarian terutama

46

Berdasarkan data yang penulis peroleh dari KPP Pratama Jakarta Satu,

berikut adalah Jumlah penerimaan PPh 21 dapat kita lihat pada III.3 berikut ini

Tabel III.3

Jumlah Penerimaan PPh 21 di KPP Pratama Jakarta Gambir Satu

Tahun Target Penerimaan PPh 21 Realisasi Penerimaan

PPh 21

Prosentase

Pencapaian

2012 Rp 1.245.347.911.681 Rp 903.002.765.059 72,51%

2013 Rp 895.877.753.001 Rp 873.098.226.331 97,46%

2014 Rp 777.209.584.000 Rp 961.014.291.414 123,65%

Sumber : KPP Pratama Jakarta Gambir Satu

Pada tabel III.3 tersebut, KPP Pratama Jakarta Gambir Satu jumlah Target

penerimaan PPh 21 terus menurun tetapi jumlah penerimaan masih variatif. Pada

tahun 2012, Penerimaan pajak hanya sebesar 72,51% dari target yang diharapkan.

Sedangkan tahun 2013, penerimaan pajak sebesar 97,46% dari target, secara

keseluruhan penerimaan meningkat, tetapi jika kita teliti kembali, target tersebut

menurun dari tahun 2012. Penurunan ini dapat disebabkan karena rendahnya jumlah

penerimaan tahun 2012, sehingga pada tahun berikutnya target disesuaikan dan

dialokasikan ke target penerimaan pajak jenis lainnya.

Tahun 2014, penerimaan pajak berada di 123,65% atau melewati batas target

yang diharapkan. Jumlah penerimaan ini juga meningkat dari tahun sebelumnya,

2013 yaitu sebesar Rp 87.916.065.083. Tetapi jika kita analisa lebih jauh, jumlah

target yang ditentukan pada tahun 2014 jauh lebih rendah dari tahun 2013. Sehingga

jika dihitung penurunan jumlah target tersebut adalah sebesar Rp 118.668.169.001

atau sekitar 86,57% dari target penerimaan tahun 2013.

Page 13: BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Umum Organisasi 3.1.1 ... · Kantor Pelayanan Pajak Madya, dan Kantor Pelayanan Pajak Pratama di ... tugas dan fungsi pelayanan kesekretarian terutama

47

Artinya Penerimaan pajak selama tahun 2011-2013 masih bervariatif atau

mengalami turun – naik, sedangkan target penerimaan tahun 2012 – 2014 di KPP

Pratama Jakarta Gambir Satu terus menurun. Sehingga tentu hal ini akan

mempengaruhi penilaian terhadap kepatuhan WP PPh 21 secara keseluruhan karena

dengan melihat pencapaian target tersebut tentu akan menimbulkan kesimpulan

bahwa kepatuhan WP PPH 21 meningkat.

3.2.3 Peranan Penerimaan Terhadap Kepatuhan WP PPh 21.

Berdasaran pemaparan data yang diperoleh penulis dari KPP Pratama Jakarta

Gambir Satu, maka penulis akan menganalisa apakah WP terdaftar atau jumlah

Pelaporan PPH 21 yang merupakan wujud kepatuhan WP yang berperan besar dalam

penerimaan PPH 21 tahun 2012-2014 di KPP Jakarta Gambir Satu. Seperti terlihat

pada tabel III.1 jumlah WP PPh21 berkisar antara 632-678, dengan posisi yang turun-

naik pertahun. Sewajarnya jika jumlah WP PPh 21 menurun maka Penerimaan PPh

21 juga menurun, karena secara matematis jumlah WP akan memperngaruhi jumlah

penerimaan atau semakin tinggi jumlah WP penerimaan pajak akan semakin

meningkat. Tetapi hal ini tidak berlaku, karena pada Tabel III.3 Penerimaan pajak

tahun 2012 – 2014 terus meningkat.

Pada tahun 2014, jumlah WP PPH 21 menurun sebesar 6,78% atau sebesar 46

WP, tetapi penerimaan pajak pada tahun tersebut adalah sebesar Rp 961.014.291.414

atau naik sebesar 123,65% dari penerimaan tahun 2013. Dari data ini dapat diihat

Page 14: BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Umum Organisasi 3.1.1 ... · Kantor Pelayanan Pajak Madya, dan Kantor Pelayanan Pajak Pratama di ... tugas dan fungsi pelayanan kesekretarian terutama

48

bahwa jumlah WP PPh21 tidak serta-merta membuat jumlah penerimaan pajak PPh

21 menurun.

Sedangkan jumlah pelaporan pada tabel III.2, terlihat bahwa jumlah pelaporan

SPT PPH 21 terus meningkat walaupun jumlahnya tidak cukup besar. Sedangkan

jumlah penerimaan 2012-2014 memang cenderung meningkat tetapi variatif. Jumlah

pelaporan PPh 21 tahun 2013 meningkat 9,20% atau sebesar 23 Pelaporan dibanding

tahun 2012 yang hanya 250 jumlah pelaporan PPh 21. Tetapi penerimaan pajak pada

tahun 2013 tersebut justru menurun sebesar 3,31% dari jumlah penerimaan tahun

2012.

Pada tahun 2014 jumlah pelaporan PPH 21 hanya naik 0,73% atau hanya 2

pelaporan dibanding tahun 2013, tetapi penerimaan pajak tahun 2014 justru

meningkat cukup tajam atau sebesar 10,07 % atau sebesar Rp 87.916.065.083 dari

tahun 2013.

Artinya jumlah Pelaporan tidak bisa dijadikan patokan bahwa semakin besar

jumlah Pelaporan maka penerimaan Pajak akan semakin meningkat. Hal ini bisa jadi

disebabkan karena jumlah pelaporan SPT sedikit tetapi nilai hutang pajaknya

meningkat atau cukup besar sehingga penerimaan pajaknya meningkat.

Berdasarkan analisa diatas, maka jumlah WP PPH 21 dan jumlah Pelaporan

SPT PPh 21 sebagai bentuk nyata kepatuhan wajib pajak dalam menjalankan wajib

pajaknya, memang tidak bisa langsung dijadikan patokan untuk mengukur jumlah

penerimaan pajak, Tetapi jumlah pelaporan lebih berperan dalam penerimaan pajak

khususnya di KPP Pratama Jakarta Gambir Satu.