transparansi pelayanan pada kantor desa teluk...
TRANSCRIPT
TRANSPARANSI PELAYANAN PADA KANTOR DESA TELUK BAKAU
KECAMATAN GUNUNG KIJANG KABUPATEN BINTAN
NASKAH PUBLIKASI
Oleh:
IBRAHIM
NIM. 120563201150
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2016
SURAT PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING
Yang bertanda tangan dibawah ini adalah Dosen Pembimbing Skripsi Mahasiswa
yang disebut dibawah ini :
Nama : IBRAHIM
NIM : 120563201150
Jurusan/ Prodi : Ilmu Administrasi Negara
Alamat : Kampung Bugis
No. Telp/ Hp : 083184821605
Email : [email protected]
Judul Naskah : Tranparansi Pelayanan Pada Kantor Desa Teluk Bakau Kecamatan
Gunung Kijang Kabupaten Bintan.
Menyatakan bahwa judul tersebut sudah sesuai dengan aturan tulisan naskah
ilmiah dan untuk dapat diterbitkan.
Tanjungpinang, 10 Agustus 2016
1
ABSTRAK
Indonesia sedang berusaha untuk memperbaiki sistem pemerintahan, dengan
cara menerapkan prinsip-prinsip good governace. Salah satu prinsip good governace
yang sedang diterapkan Indonesia adalah Transparansi Pelayanan Publik.
Transparansi Pelayanan Publik adalah keadaan dimana segala aspek dari proses
penyelenggaraan pelayanan bersifar terbuka dan dapat diketahui dengan mudah oleh
para pengguna dan stakeholder yang membutuhkan. Namun, masih banyaknya
instansi pemerintah yang bertugas untuk memberikan pelayanan publik masih belum
menerapkan prinsip transparansi dalam pelaksanaan pemberian pelayanan kepada
masyarakat. Hal ini yang menjadi latar belakang peneliti melakukan penelitian
dengan mengangkat masalah transparansi. Penelitian ini dilakukan di Kantor Desa
Teluk Bakau Kecamatan Gunung Kijang Kabupaten Bintan.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan tujuan untuk
mengetahui bagaimana dan menggambarkan bagaimana pelaksanaan transparansi
pelayanan pada kantor desa teluk bakau kecamatan gunung kijang kabupaten bintan.
Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan yaitu observasi, wawancara, dan
dokumentasi yang dilakukan kepada renponden. Didalam penelitian ini, yang
menjadi informan berjumlah 9 orang masyarakat serta 1 orang sebagai key informan
yaitu Bapak Kepala Desa Teluk Bakau. Untuk menentukan responden didalam
penelitian ini, peneliti menggunakan teknik purposive sampling. Segala data yang
diperoleh dalam penelitian ini di analisis dengan menggunakan triangulasi real data.
Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan di Kantor Desa Teluk
Bakau terkait masalah transparansi pelayanan didapati bahwa pelayanan yang
disediakan oleh Kantor Desa T e l u k B a k a u K e c a m a t a n G u n u n g
K i j a n g K a b u p a t e n B i n t a n sejauh ini belum sepenuhnya transparan dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat, terbukti dari belum ada papan
pengumuman yang dipasang di ruang tunggu, syarat dan referensi dalam
pengurusan surat menyurat belum jelas, dan waktu penyelesaian pengurusan surat
menyurat masih cukup lama. Untuk i tu, peneli ti menyarankan agar Kantor
Desa Teluk Bakau lebih meningkatkan Transparansi Pelayanan yang di
anggap kurang memuaskan dalam proses pelayanan, agar terlaksana
prinsip transparansi pelayanan pada Kantor Desa Teluk Bakau. Kata kunci : Transparansi, Pelayanan Publik
2
ABSTRACT
Indonesia is trying to improve the system of government , by applying
the principles of good Governace . One of the principles of good Governace being
applied in Indonesia is the Transparency of Public Service . Transparency of
Public Service is a state where all aspects of the service delivery process bersifar
open and can be seen easily by the users and stakeholders need. However , there
are still many government agencies are responsible for providing public services
are still not applying the principle of transparency in the implementation of the
provision of services to the community . This is the background of researchers
conducted a study to raise the issue of transparency . This research was
conducted at the office of the District Teluk Bakau Gunung Kijang Bintan regency
.
This study used descriptive qualitative method in order to determine how
and describe how the implementation of the transparency of services at the village
office mangrove bay mountain districts deer bintan district . Data collection
techniques that researchers use are observation , interviews , and documentation
was done to renponden . In this study , which is becoming informants totaling 9
people and one person as a key informant , Mr. Chief Teluk Bakau . To determine
the respondents in this study , researchers used a purposive sampling techniques .
All the data obtained in this study was analyzed using triangulation real data.
Based on the results of the study the researchers did in the Office of
Teluk Bakau related to the issue of transparency of service found that the services
provided by the Office of Teluk Bakau District of Gunung Kijang Bintan district
has so far not been fully transparent in providing services to the community ,
evidenced no notice board mounted the lounge , the terms and references in the
maintenance of correspondence is not yet clear , and the time of completion of the
maintenance of correspondence still long enough . To that end, researchers
suggested that the Office of Teluk Bakau further increase performance
transparency that is considered unsatisfactory in the service process , in order to
materialize the principles of transparency of services to the Office of Teluk Bakau
.
Keywords : Transparency , Public Services
3
1. Pendahuluan
Kantor Desa Teluk Bakau merupakan salah satu bagian sistem pemerintah
yang terkecil. Adapun tugas dari Kantor Desa Teluk Bakau sama halnya dengan
sistem pemerintah yang lainya. Perbedaanya hanya ruang lingkupnya yang lebih
kecil dibandingkan dengan sistem pemerintah yang lainya.
Transparansi hendaknya dimulai dari proses perencanan pengembangan
pelayanan publik karena kepastian pelayanan bagi masyarakat umum yang
memerlukan dan berhak atas pelayanan. Sebagaimana diketahui bahwa
pemeritahan sekarang ini selalu berhadapan dengan lingkungan yang berubah
sehingga perlu melakukan adaptasi supaya dapat memberikan pelayanan yang
prima.
Banyak pelayanan publik yang persyaratannya tidak diketahui secara pasti
oleh warga pengguna. Warga seringkali tidak memiliki akses terhadap informasi
mengenai berbagai hal yang terkait dengan pelayanan publik yang mereka
perlukan. Penyelenggara pelayanan dituntut untuk terbuka dan menjamin akses
stakeholders terhadap berbagai informasi mengenai proses kebijakan publik,
alokasi anggaran untuk pelaksanaan kebijakan, serta pemantauan dan evaluasi
terhadap pelaksanaan kebijakan.
Sebagaimana yang tertera dalam UU No. 14 Tahun 2008 Tentang
keterbukaan informasi publik yang menjamin pengguna layanan untuk
mendapatakan informasi. Pemberi layanan wajib memberikan informasi
yang dapat dilihat, dibaca, serta disajikan dalam berbagai kemasan dan format
4
sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi secara
elektronik ataupun non-elektronik.
Setiap masyarakat memiliki hak untuk mendapatkan segala
informasi yang berhubungan dengan proses, persyaratan, biaya dan waktu,
serta prosedur pengurusan surat-surat kependudukan dan hal-hal lainnya.
Penyelenggara layanan dalam hal ini pegawai Kantor Desa Teluk Bakau
harus memberikan informasi yang dibutuhkan oleh warga. Namun,
penyelenggara layanan seringkali merasa tidak bertanggungjawab untuk
menyebar luaskan informasi mengenai persyaratan yang harus dipenuhi oleh
para pengguna. Mereka menganggap bahwa mengetahui persyaratan
pelayanan sepenuhnya menjadi urusan pengguna layanan, bukan menjadi
bagian dari tanggung jawab dan peran mereka sebagai penyelenggara
layanan. Kalaupun mereka menganggap tidak perlu menjelaskan persyaratan
pelayanan, seharusnya mereka dapat memberikan informasi dengan cara
menempel pengumuman di papan pengumuman yang terdapat di ruang
tunggu atau disekitar tempat penyelenggaraan layanan. Bagi warga menempel
pengumuman di papan pengumuman dianggap sudah cukup.
Kantor Desa Teluk Bakau sebagai tingkat paling rendah dalam struktur
pemerintahan, harus dapat memberikan pelayanan yang prima kepada
masyarakat. Para aparatur harus dapat memperlihatkan kinerja yang baik.
Namun kenyataannya, dijumpai adanya beberapa gejala-gejala masalah yang
menjadi landasan munculnya masalah pada penelitian ini, antara lain :
5
1. Kurangnya transparansi dalam hal biaya administrasi yang dibebankan
dalam pengurusan KTP dan KK menjadi keluhan masyarakat Desa Teluk
Bakau.
2. Prosedur pengurusan KTP dan KK yang kurang jelas, berbelit-belit
membuat masyarakat Desa Teluk Bakau belum paham mengenai prosedur
dan tata cara pengurusan KTP dan KK.
3. Masyarakat juga mengeluhkan terbatasnya fasilitas, sarana dan prasarana
sehingga tidak menjamin kepastian waktu dan biaya.
Dari gejala diatas dapat diketahui bahwa belum terlihatnya transparansi
pelayanan sesuai dengan yang diharapkan. Sehingga penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan mengangkat sebuah judul penelitian, yaitu
“TRANSPARANSI PELAYANAN PADA KANTOR DESA TELUK BAKAU
KECAMATAN GUNUNG KIJANG KABUPATEN BINTAN”.
2. Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Deskriftif Kualitatif. Menurut Sugiono
(2003:15), “Penelitian kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata,
kalimat, sketsa atau gambar”. Jadi, penulis menyimpulkan penelitian deskriptif
kualitatif adalah menggambarkan dan mencari informasi sebesar-besarnya tentang
objek penelitian.
6
3. Landasan Teori
Menurut Hardiyansah (2011:11) mendefinisikan bahwa “pelayanan
dapat diartikan sebagai aktivitas yang diberikan untuk membantu,
menyiapkan, dan mengurus baik itu berupa barang atau jasa dari satu pihak
ke pihak lain”.
Ada sembilan tingkatan yang diharuskan menerapkan prinsip keterbukaan
(Ratminto, 2005: 210). Yaitu :
1. Manajemen dan Penyelenggaraan Pelayanan Publik
Transparansi terhadap manajemen dan penyelenggaraan pelayanan
publik meliputi kebijakan, perencanaan, pelaksanaan dan
pengawasan atau pengendalian oleh masyarakat. Seluruh kegiatan
tersebut harus dapat diinformasikan dan mudah diakses oleh
masyarakat.
2. Prosedur Pelayanan
Prosedur pelayanan adalah rangkaian proses atau tata kerja yang
berkaitan satu sama lain, sehingga menunjukkan adanya tahapan
secara jelas dan pasti serta cara-cara yang harus ditempuh dalam
rangka penyelesaian sesuatu pelayanan. Prosedur pelayanan publik
harus sederhana, tidak berbelit- belit, mudah dipahami, dan
mudah dilaksanakan, serta diwujudkan dalam bentuk bagan alir
(flow chart) yang dipampang dalam ruangan pelayanan. Bagan alir
sangat penting dalam penyelenggaraan pelayanan publik karena
berfungsi sebagai:
a. Petunjuk kerja bagi pemberi pelayanan;
b. Informasi bagi penerima pelayanan;
c. Media publikasi secara terbuka pada semua unit kerja
pelayanan mengenai prosedur pelayanan kepada penerima
pelayanan;
d. Pendorong terwujudnya sistem dan mekanisme kerja yang
efektif dan efisien;
e. Pengendali (kontrol) dan acuan bagi masyarakat dan
aparat pengawasan untuk melakukan penilaian/pemeriksaan
terhadap konsistensi pelaksanaan kerja.
3. Persyaratan Teknis dan Administratif Pelayanan
Untuk memperoleh pelayanan, masyarakat harus memenuhi
persyaratan yang telah ditetapkan oleh pemberi pelayanan, baik
berupa persyaratan teknis dan atau persyaratan administratif sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Penetapan
persyaratan, baik teknis maupun administratif harus seminimal
7
mungkin dan dikaji terlebih dahulu agar benar- benar sesuai atau
relevan dengan jenis pelayanan yang akan diberikan.
4. Rincian Biaya Pelayanan
Biaya pelayanan adalah segala biaya dan rinciannya dengan nama
atau sebutan apapun, sebagai imbalan atas pemberian pelayanan
umum yang besaran dan tata cara pembayarannya ditetapkan oleh
pejabat yang berwenang sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan. Transparansi mengenai biaya dilakukan dengan
mengurangi semaksimal mungkin pertemuan secara personal antara
pemohon atau penerima pelayanan dengan pemberi pelayanan. Unit
pemberi pelayanan seyogyanya tidak menerima pembayaran secara
langsung dari penerima pelayanan. Pembayaran hendaknya
diterima oleh unit yang bertugas mengelola keuangan atau bank
yang ditunjuk oleh pemerintah atau unit pelayanan. Di samping itu,
setiap pungutan yang ditarik dari masyarakat harus disertai dengan
tanda bukti resmi sesuai dengan jumlah yang dibayarkan.
5. Waktu penyelesaian Pelayanan. Waktu penyelesaian pelayanan adalah jangka waktu penyelesaian suatu
pelayanan publik mulai dari dilengkapinya atau dipenuhinya persyaratan
teknis dan atau persyaratan administratif sampai dengan selesainya suatu
proses pelayanan. Unit pelayanan instansi pemerintah dalam memberikan
pelayanan harus berdasarkan nomor urut permintaan pelayanan, yaitu
yang pertama kali mengajukan pelayanan harus lebih dahulu dilayani
atau diselesaikan apabila persyaratan lengkap, hal ini sesuai dengan azas
first in first out (FIFO). 6. Pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab.
Pejabat/petugas yang berwenang dan bertanggung jawab
memberikan pelayanan dan atau menyelesaikan keluhan, persoalan
dan sengketa, diwajibkan memakai tanda pengenal dan papan nama
di meja atau tempat kerja petugas. Pejabat atau petugas tersebut
harus ditetapkan secara formal berdasarkan Surat Keputusan atau
Surat Penugasan dari pejabat yang berwenang.
7. Janji Pelayanan
Akta atau janji pelayanan merupakan komitmen tertulis unit kerja
pelayanan instansi pemerintah dalam menyediakan pelayanan
kepada masyarakat. Janji pelayanan ditulis secara jelas, singkat dan
mudah dimengerti, menyangkut hanya hal-hal yang esensial dan
informasi yang akurat, termasuk di dalamnya mengenai standar
kualitas pelayanan.
8. Standar Pelayanan Publik
Setiap unit pelayanan instansi pemerintah wajib menyusun Standar
Pelayanan masing-masing sesuai dengan tugas dan kewenangannya,
dan dipublikasikan kepada masyarakat sebagai jaminan adanya
kepastian bagi penerima pelayanan. Standar pelayanan merupakan
ukuran kualitas kinerja yang dibakukan dalam penyelenggaraan
pelayanan publik yang wajib ditaati oleh pemberi dan atau penerima
pelayanan. Standar pelayanan yang ditetapkan hendaknya realistis,
8
karena merupakan jaminan bahwa janji/komitmen yang dibuat dapat
dipenuhi, jelas dan mudah dimengerti oleh para pemberi dan
penerima pelayanan. 9. Lokasi Pelayanan
Tempat dan lokasi pelayanan diusahakan harus tetap dan tidak
berpindah- pindah, mudah dijangkau oleh pemohon pelayanan,
dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang cukup memadai
termasuk penyediaan sarana telekomunikasi dan informatika
(telematika). Untuk memudahkan masyarakat dalam memperoleh
pelayanan, dapat membentuk Unit Pelayanan Terpadu atau pos-pos
pelayanan di kantor kelurahan atau desa atau kecamatan serta di
tempat-tempat strategis lainnya.
4. Hasil Penelitian
Dari hasil jawaban wawancara yang diberikan oleh RN (Kepala Desa)
sebagai Key Informan penyelenggaraan pelayanan di Kantor Desa Teluk Bakau
serta hasil observasi yang dilakukan peneliti dilapangan, maka dapat disimpulkan
bahwa pelayanan di Kantor Desa Teluk Bakau sudah transparan dan siap
membantu masyarakat sepenuhnya dalam melakukan administrasi dan
memberikan pelayanan yang baik. Hal ini dapat dilihat dari telah dibentuknya
masing-masing bagian yang mengatur administrasi sehingga tidak terjadi tumpang
tindih pekerjaan sehingga akan mempercepat proses pengerjaan serta lebih efisien
dalam pengurusan.
Dari hasil jawaban wawancara yang diberikan oleh AM dan PN sebagai
Informan yang mendapatkan pelayanan di Kantor Desa Teluk Bakau serta hasil
observasi yang dilakukan peneliti dilapangan, maka dapat disimpulkan bahwa
pelayanan yang diberikan pegawai kurang memuaskan yakni pegawai terkadang
lalai sehingga menyebabkan kerugian pada masyarakat. Keterbukaan dalam
informasi juga tergolong lemah yang dbuktikan dengan masyarakat masih banyak
yang bingung pengurusan KTP dan KK yang tidak jarang membuat mereka
9
mengupah pak RT atau orang lain menguruskan untuk mereka sehingga mereka
tidak terlibat birokrasi yang berbelit-belit.
5. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai
Transparansi Pelayanan pada Kantor Desa Teluk Bakau Kecamatan Gunung
Kijang Kabupaten Bintan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dalam aspek bukti fisik
(tangible) Kantor Desa Teluk Bakau memiliki luas ruang 8x6m2 untuk
kapasitas jumlah petugas pelayanan 1 orang. Ruangan pelayanan terdapat
meja pelayanan, meja kerja, dan 3 kursi yang diperuntukan bagi
masyarakat yang menunggu pelayan. Kantor Desa Teluk Bakau belum
memenuhi fasilitas pelayanan yang memadai untuk memberikan pelayanan
kepada masyarakat seperti masih sedikitnya kursi diruang tunggu,
belum adanya meja untuk menulis di ruang tunggu, sarana informasi
yang belum tersedia. Fasilitas seperti genset kurang dioptimalkan sehingga
ketika listrik mati maka proses pelayanan pun juga akan berhenti total
yang artinya masyarakat tidak dapat mendapatkan pelayanan.
2. Dalam aspek kehandalan (reliability), dari hasil penelitian terungkap
bahwa masyarakat Desa Teluk Bakau merasa belum puas dengan
pelayanan yang di berikan Bagian Pelayanan Umum Kantor Desa
Teluk Bakau dalam aspek reliability (kehandalan) mengenai kehandalan
10
dalam menangani setiap keluhan masyarakat, handal dalam segi waktu dan
ketepatan proses pelayanan
3. Aspek daya tanggap (responsiveness) pegawai dalam hal membantu
masyarakat yang membutuhkan pelayanan khususnya masyarakat yang
bingung dengan pelayanan sudah terlihat antara petugas dan pengunjung
yang saling berkomunikasi. Hal ini ditunjukan dari petugas yang mau
membantu kesulitan yang dialami pengunjung.
4. Dilihat dari aspek jaminan (Assurance) khususnya keamanan di
Kantor Desa Teluk Bakau Kecamatan Gunung Kijang Kabupaten Bintan
sudah menunjukan upaya meningkatkan keterbukaan pelayanannya terkait
memberikan rasa aman bagi masyarakat yaitu dengan barang yang
tertinggal di ruang pelayanan akan disimpan oleh petugas sampai
pemiliknya mengambil.
5. Aspek empati (empathy), yang diberikan pihak Kantor Desa Teluk Bakau
yaitu dengan memberikan kesan yang menyenangkan. Hal itu dapat
terlihat dari sikap petugas yang menerangkan dengan sejelas-jelasnya
mengenai prosedur pelayanan dan menerima kritik maupun saran
dengan sepenuh hati sebagai interopeksi untuk layanan yang lebih baik.
6. Adapun mengenai kendala dalam meningkatkan Transparansi pelayanan
pada Kantor Desa Teluk Bakau Melaksanakan tugasnya sebagai pelayanan
umum, Kantor Desa Teluk Bakau menghadapi beberapa permasalahan
dalam proses penyelenggaraan pelayanan publiknya, yang antara
lain sebagai berikut:
11
a. Sumber Daya Aparatur
Memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat sangat
dibutuhkan aparatur pemerintah yang memadai. Jumlah 2 orang
staf pelayanan. 1 orang staf pelayanan baru. Dengan keterbatasan
jumlah pegawai di bagian pelayanan umum sehingga dapat
menghambat kerja pelayanan publik kepada masyarakat
dikarenakan pegawai harus merangkap pekerjaan.
b. Kesadaran Masyarakat
Salah satu faktor yang turut mempengaruhi pelaksanaan tugas
pelayanan pemerintah di wilayah Kantor Desa Teluk Bakau adalah
faktor kesadaran masyarakat. Kesadaran masyarakat dimaksudkan
ialah kesadaran untuk mempersiapkan segala yang menjadi
persyaratan untuk melakukan suatu urusan pelayanan di Kantor
Desa Teluk Bakau, relasi antara aparat pemerintah dengan
masyarakat memang harus saling mendukung agar dapat
mencapai tujuan yang di harapkan, baik itu dari pihak masyarakat
maupun dari aparat pemerintah sendiri.
c. Sarana dan prasarana
Keadaan sarana dan prasarana penyelenggarakan pelayanan publik
yang belum terpenuhi secara lancar bagi kepentingan urusan
pelayanan. Belum terpenuhinya tempat pelayanan dengan sarana
ruang tunggu/tamu serta belum ditunjang dengan fasilitas- fasilitas
yang dapat menciptakan suasana nyaman bagi pemohon pelayanan.
12
Ruang tunggu yang belum sesuai dengan volume kedatangan
pengunjung, kurang tersedianya tempat duduk dan meja/tempat
untuk menulis pengunjung, kamar kecil/toilet dan tempat
sampah.
Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis dapat memberikan saran
sebagai berikut :
1. Kantor Desa Teluk Bakau lebih meningkatkan Transparansi pelayanan
yang dianggap kurang memuaskan dalam proses pelayanan yaitu dimensi
fasilitas fisik (tangible) agar masyarakat dapat merasa puas dan
nyaman saat melaksanakan pelayanan.
2. Mengadakan program penyuluhan melalui Kepala Dusun kepada
masyarakat, untuk membantu penyebaran dan pemahaman informasi
kepada masyarakat, mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan
pelayanan di Kantor Desa Teluk Bakau.
3. Menyelenggarakan pelayanan yang tidak memberatkan dan
menyulitkan masyarakat Desa Teluk Bakau, pelayanan yang sederhana
dan mudah dipahami.
4. Memberikan pelayanan yang terbuka tethadap masyarakat baik biaya
pelayanan dan prosedur pelayanannya.
13
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku-Buku
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Dwiyanto, Agus. 2006. Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan
Publik. Yogyakarta: Gajahmada University Press.
Hamdi, muclis. 2001. Good Governance dan Kebijakan Otonomi Daerah
Hardiyabsyah. 2011. Kualitas Pelayanan Publik Konsep, Dimensi,
Indikator, dan Implementasinya. Yogyakarta: Gava Media.
Hendrayady, Agus, dkk. 2007. Pedoman Teknik Penulisan dan Skripsi
Sarjana FISIP UMRAH.Tanjungpinang: Umrah Press.
Inu Kencana Syafiie. 1999. Ilmu Administrasi Publik. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Jeddawi, Murtir. 2011. Negara Hukum, Good Governance dan Korupsi di
Daerah.Yogyakarta : Total Media.
Moleong Lexy J. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Poltak Sinambela, Lijan dkk. 2008. Reformasi Pelayanan Publik Teori,
Kebijakan dan Impelementasi. Jakarta : Bumi Aksara.
Ratminto dan Septi Winarsih, Atik. 2006. Manajemen Pelayanan
Pengembangan Model Konseptual, Penerapan Citizen’s Charter dan
Standar Pelayanan Minimal. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
14
Ratminto, Winarsih S Atik. 2010. Manajemen Pelayanan Pengembangan
Model Konseptuan, Penetapan Citizen’s Charter dan Standar
Pelayanan Minimal. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Rohman, Ahmad Ainur dkk. 2010. Reformasi Pelayanan Publik. Malang:
Averroes Press.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta.
Sutedi, Adrian. 2011. Hukum Perizinan dalam Sektor Pelayanan Publik.
Jakarta : Sinar Grafika Offset.
Kurniawan, Agung. 2005. Transformasi Pelayanan Publik. Yogyakarta:
Pembaruan
Waluyo. 2007. Manajemen Publik (Konsep, Aplikasi, dan Implementasinya
dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah). Bandung CV. Mandar Maju
B. Internet
Ika, Mutia Ardyantari. 2014. Transparansi Pelayanan Dalam Vaksinasi
Meningitis Calon Jamaah Umroh ( Studi Di KKP Kelas II Probolinggo
Wilker Pelabuhan TanjungWangi). (www.unej.ac.id diakses 26 Maret
2016 Pukul 09:00 WIB ).
Kewo, Atika Eunike. 2014. “Transparansi pelayanan publik di dinas
Kependudukan dan Catatat Sipil. (Studi kasus pelayanan akta kelahiran
di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan sipil Kabupaten Minahasa
Selatan)”. (www.unsrat.ac.id diakses 26 Maret 2016 pukul 09:00 WIB).
Sholihah, Millatus. 2014. “Transparansi Pelayanan Administrasi
Kependudukan dalam Pembuatan Kartu Keluarga di Kecamatan
Pasirian Kabupaten Lumajang”. Skripsi. Sarjana Universitas Jember.
(www.unej.ac.id diakses 26 maret 2016 pukul 09:00 WIB).
15
Tahir, Arifin. 2011. Kebijakan Publik dan Transparansi Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah. Jakarta : Pustaka Indonesia Press. (Diakses
www.ung.ac.id/get/karyailmiah/89/kebijakan-publik-dan-transparansi-
penyelanggaraan-pemerintahan-daerah.pdf diakses 22 Maret 2016 Pukul
16.00 WIB).
C. Undang-Undang dan Peraturan
Undang-Undang No. 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik.
Peraturan KEMENPAN No. 15 Tahun 2014 Tentang Pedoman Standar
Pelayanan.
Peraturan Bupati Bintan Nomor 24 Tahun 2005 tentang Pemerintahan
Desa