bab iii pembahasan 1.1. peran konsultan hukum dalam ... · konsultan tercipta atas dasar perjanjian...
TRANSCRIPT
46
BAB III
PEMBAHASAN
1.1. Peran Konsultan Hukum Dalam Pembuatan Prospektus di
Pasar Modal
Untuk mengetahui peran konsultan hukum di pasar modal terlebih dahulu perlu
di anasis menenai hubungan hukum para pihak. Hubungan hukum adalah hubungan
yang diatur oleh hukum.1 Menentukan hubungan hukum sangat penting dalam interaksi
dalam masyarakat. Hubungan hukum akan menentukan rezim hukum yang menguasai
hubungan tersebut. 2 Hubungan hukum tersebut dapat digambarkan dalam bagan
sebagai berikut:
Bagan 3.1 Hubungan hukum antar pihak
1 Peter Mahmud Marzuki, Op.Cit., h. 253. 2 Ibid, h. 255.
KONSULTAN HUKUM
EMITEN INVESTOR
47
Pertama, hubungan hukum antara emiten dan konsultan hukum. Konsultan
hukum sebagai salah satu profesi penunjang pasar modal adalah pihak yang terlibat
dalam persiapan emiten melakukan penawaran umum, salah satunya dalam
mempersiapkan prospektus. Emiten yang memiliki rencana untuk melakukan
penawaran umum menunjuk konsultan hukum untuk membantu menyiapkan segala
sesuatu terkait dengan rencana go public. Hubungan hukum antara emiten dan
konsultan tercipta atas dasar perjanjian untuk melakukan pekerjaan. Menurut Subekti,
UU membagi perjanjian untuk melakukan pekerjaan dalam tiga (3) macam yaitu
perjanjian untuk melakukan jasa-jasa tertentu, perjanjian kerja/perburuhan, dan
pernjanjian pemborongan pekerjaan. 3 Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa dalam
perjanjian untuk melakukan jasa-jasa tertentu, suatu pihak menghendaki dari pihak
lawannya dilakukannya suatu pekerjaan untuk mencapai suatu tujuan, untuk mana ia
bersedia membayar upah, sedangkan apa yang dilakukan untuk mencapai tujuan
tersebut sama-sekali terserah kepada pihak lawan itu. Biasanya pihak lawan ini adalah
seorang ahli dalam melakukan pekerjaan tersebut dan biasanya ia juga sudah
memasang tarif untuk jasanya.4Dalam pembahasan ini dapat dikatakan bahwa Emiten
meminta profesi penunjang pasar modal, dalam hal ini konsultan hukum untuk
melakukan sesuatu pekerjaan yang berkaitan dengan keahliannya dan berjanji
meemberikan imbalan sebagai ganti atas jasa yang diberikan. Sementara itu konsultan
3 Subekti Subekti, Aneka Perjanjian, Cet. 11, PT CitraAditya Bakti, Bandung, 2014.
h. 57. 4Ibid., h. 57-58.
48
hukum berjanji melakukan pekerjaan tertentu dengan menerima imbalan sebagai
gantinya.
Kedua, hubungan hukum antara emiten dan investor. Hubungan hukum di antara
emiten dan investor terjadi karena perjanjian jual beli. Menurut Subekti, jual beli
(menurut B.W.) adalah suatu perjanjian bertimbal balikdalam mana pihak yang satu (si
penjual) berjanji untuk menyerahkan hak milik atas suatu barang, sedangkan pihak
yang lainnya (si pembeli) berjanji untuk membayar harga yang terdiri atas sejumlah
uang sebagai imbalan dari perolehan hak milik tersebut. 5 Dalam pembahasan ini,
emiten sebagai pihak yang melakukan penawaran umum dimana di dalamnya terdapat
efek yang diperjualbelikan menjual efek kepada investor.
Ketiga, hubungan antara konsultan hukum dan investor. Hubungan hukum yang
terjadi antara konsultan hukum dan investor tidak disebutkan secara langsung dalam
UUPM. Di dalam UUPM, hanya disebutkan bahwa konsultan hukum sebagai salah
satu profesi penunjang pasar modal yang turut terlibat dalam pembuatan prospektus
turut bertanggung jawab atas informasi yang menyesatkan. Meskipun demikian, tetap
terdapat hubungan hukum antara konsultan hukum dan investor yaitu hubungan hukum
yang tercipta karena perikatan yang lahir dari UU. Merujuk pada ketentuan pada
KUHPer, dalam hal hubungan hukum antara investor dan profesi penunjang pasar
modal tercipta karena perikatan yang lahir dari undang-undang kerena perbuatan orang,
dalam hal ini perbuatan yang melanggar hukum.
5Ibid., 1.
49
Dari hubungan hukum yang tela dijelaskan diatas, langkah selanjutnya yang
dilakukan adalah menganalisis mengenai peran konsultan hukum pasar modal. Peter
Mahmud Marzuki dalam bukunya menuliskan bahwa konsultan hukum merupakan ahli
di bidang hukum yang memberikan dan menandatangani pendapat hukum mengenai
emisi dan atau emiten. Dalam proses penawaran umum (go public), seorang konsultan
hukum bertugas untuk melakukan pemeriksaan hukum (legal audit) terhadap
dokumen-dokumen yang dibutuhkan dalam penawaran umum, masalah-masalah
hukum yang dihadapi oleh emiten, dan memberikan pendapat hukum (legal opinion)
terhadap dokumen yang dimiliki perusahaan tersebut serta masalah hukum yang
dihadapi oleh perusahaan. Sehingga terkait dengan hal tersebut maka seorang
konsultan bertangung jawab penuh atas pemeriksaan hukum (legal audit) dan pendapat
hukum (legal opinion) yang diberikannya kepada perusahaan.6
Di dalam UUPM tidak dijelaskan secara rinci mengenai tugas dan tanggung
jawab dari seorang konsultan hukum. Hal tersebut dijelaskan dalam peraturan
pelaksananya yaitu di dalam alinea kedua dan ketiga penjelasan umum POJK
No.66/POJK.04/2017 menjelaskan bahwa konsultan hukum memiliki peran yang
penting dalam kegiatan di pasar modal, di antaranya apabila perusahaan akan
melakukan penawaran umum atau aksi korporasi (coorporate action) yang dilakukan
oleh emiten atau perusahaan publik. Peran Konsultan Hukum tersebut berupa
pelaksanaan pemeriksaan hukum (legal audit) dan pemberian pendapat hukum (legal
opinion). Besarnya peran konsultan hukum tersebut menuntut konsultan hukum untuk
selalu bersikap independen, objektif, dan professional sehingga Konsultan Hukum
dapat memenuhi kebutuhan pengguna jasa dan mengemban kepercayaan publik. Untuk
dapat memenuhi tuntutan tersebut serta meningkatkan independensi, objektifitas, dan
6 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Cetakan ke-6, Kencana Prenada Media, Jakarta,
2010, h. 53.
50
profesionalisme Konsultan Hukum dalam menjalankan tugasnya, Konsultan Hukum
diwajibkan untuk mengikuti Pendidikan Profesional Berkelanjutan, menyampaikan
perubahan atas data dan informasi terkait Konsultan Hukum dan/atau Kantor
Konsultan Hukum, serta melaporkan kegiatan yang dilakukan di sektor pasar modal
kepada Otoritas Jasa Keuangan. Hal ini sejalan dengan amanat Undang-Undang Nomor
8 tahun 1995 tentang Pasar Modal dan Undang-Undang Nomor 21 tahun 2011 tentang
Otoritas Jasa Keuangan.
Dari penjelasan di atas, Penulis menyimpulkan bahwa konsultan hukum pasar
modal dalam melaksanakan tugasnya di pasar modal dalam rangka penawaran umum
memiliki dua peran, yakni melakukan legal audit dan legal opinion. Mengenai apa saja
yang dilakukan dalam legal audit dan legal opinion, penulis akan mengacu pada
Standar Profesi Konsultan Hukum Pasar Modal karena dalam UUPM dan POJK tidak
mengatur dengan rinci apa saja yang termasuk dalam legal audit dan legal opinion
yangg dilakukan oleh konsultan hukum pasar modal.
1.1.1. Legal Audit7
Materi objek pemeriksaan hukum dalam rangka penawaran umum yang
dilakukan oleh emiten dan melibatkan konsultan hukum meliputi:
1. Aspek Koperasi
Aspek ini meliputi anggaran dasar, notulen, rapat, saham dan permodalan.
a. Anggaran Dasar Perusahaan
Pemeriksaan terhadap anggaran dasar perusahaan meliputi antara lain:
i. Akta pendirian emiten.
ii. Seluruh perubahan anggaran dasar.
7 Mario W. Sutantoputra dan Sarmauli Simangunsong, Pedoman Lengkap Legal Due Diligence (LDD) dan Legal Opinion (LO) Dalam Rangka Initial Public Offering (IPO), Yogyakarta, Andi Offset, 2018, h 141.
51
Hal-hal yang perlu diperiksa dalam akta pendirian dan anggaran dasar emiten
adalah:
i. Kegiatan usaha emiten.
ii. Ketentuan mengenai pengkatan direksi dan dewan komisaris.
iii. Pengaturan dan tata cara mengenai pelaksanaan rapat-rapat umum,
baik RUPS tahunan maupun RUPS luar biasa dan apakah putusan
RUPS telah diambil sesuai dengan ketentuan dalam anggaran dasar.
Terkait dengan pemeriksaan atas akta pendirian dan anggaran dasar yang
dilakukan oleh konsultan hukum pasar modal tersebut, maka konsultan pasar modal
harus melakukan dengan teliti dan hati-hati, sehingga di dalam menyusun
prospektus potensi untuk isi prospektus yang menyesatkan tidak ada.
b. Notulen Rapat
Pemeriksaan terhadap notulen rapat antara lain meliputi notulen rapat direksi,
notulen rapat komisaris dan notulen rapat umum pemegang saham. Notulen rapat
tersebut adalah notulen rapat yang diselenggarakan dalam lima tahun terakhir dengan
memperhatikan jangka waktu pwnyimpanan dokumen oelh emiten berdasarkan
ketentuan peraturan perundan-undangan yang berlaku. Namun demikian, khusus untuk
notulen rapat yang berhubungan dengan perubahan ketentuan anggaran dasar dan
pengalihan saham diperlukan pemeriksaan sejak pendirian emiten.
Dalam POJK No. 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris
Emiten atau Perusahaan Publik, Direksi harus membuat risalah dalam rapat berkala
Direksi yang diadakan paling kurang satu kali dalam empat bulan.8 Demikian pula
Dewan Komisaris harus mengadakan rapat paling kurang satu kali dalam dua bulan.
Risalah tersebut harus ditandatangani oleh Direksi/Dewan Komisaris.
8Pasal 16 ayat (3) POJK Nomor 33 Tahun 201 Jo. Pasal 19 ayat (2) POJK No. 33 Tahun 2014
Jo. Pasal 31 ayat (3) POJK No. 33 Tahun 2014.
52
Konsultan hukum pasar modal dalam melakukan audit harus memastikan
bahwa terdapat risalah rapat direksi dan juga risalah rapat direksi dan dewan komisaris.
Apabila konsultan hukum tidak menemukan kedua hal itu, maka konsultan hukum
wajib untuk memberikan catatan mengenai hal tersebut.
c. Saham dan Permodalan
Hal-hal yang perlu diperiksa mengenai saham yang telah dikeluarkan oleh
emiten adalah jenis saham yang teah dikeluarkan oleh emiten dan hak-hak yang
melekat pada masing-masing saham tersebut dan sejarah kepemilikan saham emiten
sejak didirikan serta apakah perubahan kepemilikan saham yang telah terjadi
memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam anggaran dasar dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Konsultan hukum pasar modal apabila dalam melakukan pemeriksaan hukum
dan menemukan adanya pelanggaran suatu ketentuan/peraturan maka harus bersikap
secara bijak dengan menginformasikan adanya kesalahan atau pelanggaran tersebut.
Pemberitahuan tersebut disertai informasi mengenai konsekuensi hukumnya dan resiko
terbesar yang mungkin akan dihadapi oleh emiten.
2. Direksi dan Dewan Komisaris
Konsultan hukum pasar modal perlu memeriksa beberapa hal yang berkatian
dengan direksi dan dewan komisaris, meliputi:
a. Susunan direksi dan dewan komisaris yang sedang menjabat.
b. Identitas diri, dalam hal ini Kartu Tanda Penduduk untuk Wargan Negara
Indonesia/Pasport dala hal yang bersangkutan adalah warga negara asing.
53
c. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) sebagai bukti ketaatan dalam
pembayaran pajak.
d. Apabila direksi atau dewan komisaris adala seorang perempuan dan dalam
pembayaran NPWP menggunakan nama suami, maka harus ada surat
pernyataan atas hal tersebut.
Selain hal diatas, konsultan hukum pasar modal wajib memperoleh surat
pernyataan masing-masing anggota direksi dan dewan komisaris mengenai apakah
masing-masing dari mereka terlibat atau tidak dala perkara pidana, perdata, kepailitan,
pajak, perburuhan, arbitrase, surat teguran/somasi atau perkara lainnya, yang sifatnya
secara material dapat memengaruhi kelangsungan usaha emiten. Apabila hal-hal ini
tidak diperiksa dengan baik oleh konsultan hukum sehingga di kemudia hari
menyebabkan investor mengalami kerugian, maka konsultan hukum wajib
bertanggung jawab untuk hal tersebut.
3. Perizinan/Persetujuan
Dalam Stnadar Profesi KHPM, diberikan pedoman hal-hal yang perlu diperiksa
mengenai izin dan persetujuan yakni meliputi jenis, jangka waktu, instansi yang
menerbitkan, pemegang izin, hak kewajiban, dan larangan, sanksi dan penataan.
Konsultan hukum wajib melakukan pemeriksaan atas izin dan persetujuan yan material
yang berhubungan dengan kegiatan usaha emiten, kepemilikan aset tertentu, dan
perizinan. Izin dan persetujuan tersebut diisyaratkan agar emiten dapat melakukan
kegiatan usahanya atau memiliki, menguasai, menempati dan menggunakan set yang
dimiliki.
Banyaknya jenis izin dan persetujuan yang harus diperiksa sangat bergantung
pada bidang kegiatan usaha yang dilakukan emiten. Idealnya, sebelum mulai
melakukan pemeriksaan hukum tersebut, konsultan hukum dapat membentuk tim
untuk dapat melakukan riset terkait dengan bidang usaha calon emiten yang akan
diaudit.
54
4. Aset
Pemeriksaan atas aset meliputi aset bergerak dan tidak bergerak. Hal-hal yang
perlu diperiksa mengenai aset adalah status kepemilikan atau penguasaan atas aset,
sengketa atas aset yang dimiliki atau dikuasai perusahaan, pembebanan atas aset yang
dimiliki atau dikuasai emiten dan perlindungan asuransi atas aset-aset.
Konsultan hukum waji melakukan konfirmasi dengan lembaga atau profesi
penunjang yang melakukan penilaian atas aset. Selain itu juga dengan auditor
keuangan. Hal itu dilakukan guna mengantisipasi adanya dokumen mengenai aset
belum disampaikan oleh emiten kepada konsultan hukum tetapi secara fisik aset
tersebut berada dalam penguasaan perusahaan atau tercatat dalam laporan audit
keuangan yang dibuat oleh auditor keuangan.
5. Asuransi
Hal-hal yang perlu diperiksa mengenai asuransi adalah penanggung, jenis
asuransi, risiko yang ditanggung, objek yang diasuransikan, junlah pertanggungan,
jangka waktu asuransi dan klausula bank. Untuk mengetahui mengenai ha-hal tersebut,
konsultan hukum wajib memperoleh pernyataan dari direksi mengenai apaka seluruh
aset material perusahaan telah diasuransikan dan apakah jumlah pertanggungan
memadai untuk mengganti objek yang diasuransikan atau menutup resiko yang
dipertanggungkan. Konsultan hukum wajib memeriksa seluru asuransi yang dimiliki
ole emiten, baik untuk benda tetap maupun benda tidak tetap.
Seluruh audit yang dilakukan oleh konsultan hukum diatas harus dilakukan
dengan sangat teliti dan hati-hati demi informasi yang benar dalam menyusun
prospektus demi kepentingan perlindungan untuk investor agar tidak memperoleh
55
informasi yang menyesatkan. Tugas konsultan hukum ini adalah memeriksa sebatas
nilai kebenaran atas dokumen-dokumen yang dimiliki dari segi hukum.
1.1.2. Legal Opinion
Legal audit merupakan dasar dibuatnya suat legal opinion. Secara teoritis, legal
audit dilakukan terlebih dahulu sebelum dilakukan legal opinion. Legal opinion ini
sendiri merupakan kesimpulan dari legal audit yang kemudian dimuat dalam
prospektus. Konsultan hukum akan memberikan legal opinion kepada kepada penjamin
pelaksana emisi untuk dimuat dalam prospektus emiten.
Legal opinion harusla merupakan jawaban atas masalah hukum yang diperiksa
oleh konsultan hukum. Oleh karena itu, isi dari pendapat hukum harus sesuai dengan
masalah hukum yang diperiksa karena pendapat hukum ini akan dijadikan dasar bagi
konsultan hukum dalam memberikan nasehat hukum (legal advice) kepada kliennya.
Nasehat tersebut dapat berupa upaya-upaya hukum yang dapat dilakukan oleh kliennya
atas masalah hukum yang dihadapinya.9
1.2. Tanggung Jawab Konsultan Hukum Terhadap Investor Atas Isi
Prospektus Yang Menyesatkan
Pasal 1 UU Advokat memberikan definisi advokat adalah orang yang berprofesi
memberi jasa hukum, baik di dalam maupun di luar pengadilan yang memenuhi
persyaratan berdasarkan ketentuan Undang-Undang Advokat itu sendiri. Lalu
selanjutnya di dalam Pasal 2 dijelaskan bahwa jasa hukum yang dimaksud adalah
9 M.Syamsudin, Mahir Menulis Legal Memorandum, Kencana Predana Media, Jakarta, 2008,
h.7.
56
adalah jasa yang diberikan Advokat berupa memberikan konsultasi hukum, bantuan
hukum, menjalankan kuasa, mewakili, mendampingi, membela, dan melakukan
tindakan hukum lain untuk kepentingan hukum klien. Dari pasal tersebut dapat Penulis
katakan bahwa konsultan hukum merupakan advokat. Jika dikaitkan dengan UUPM
yang juga mengatur mengenai konsultan hukum, maka penulis katakana bahwa
konsultan hukum yang dimaksud dalam UU Advokat sudah mencakup konsultan
hukum yang disebutkan dalam UUPM.
Dalam bertindak, seorang konsultan hukum dalam pasal 15 UU Advokat
diberikan kebebasan dalam menjalankan tugas profesinya untuk membela perkara yang
menjadi tanggung jawabnya dengan tetap berpegang pada kode etik profesi dan
peraturan perundang-undangan. Selain kebebasan yang dimiliki oleh konsultan hukum,
terdapat kewajiban yang harus dilakukan yaitu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19
ayat (1) UU Advokat yaitu bahwa konsultan hukum harus merahasiakan segala segala
sesuatu yang diketahui atau diperoleh dari Kliennya karena hubungan profesinya,
kecuali ditentukan lain oleh Undang-undang. Ini berarti bahwa seorang konsultan
hukum memiliki kewajiban untuk menjaga segala kerahasiaan yang dimiliki oleh
kliennya.
Karena memberikan jasanya sesuai dengan keahliannya jelas saja, konsultan
hukum pasar modal berhak mendaparkan honorarium atas Jasa Hukum yang telah
diberikan kepada kliennya. Besarnya Honorarium atas Jasa Hukum yang diberikan
kepada konsultan hukum ditetapkan secara wajar berdasarkan persetujuan kedua belah
pihak.
57
Penjelasan dalam UU Advokat seperti yang telah Penulis sebutkan mengenai
perlindungan atas kerahasiaan segala sesuatu yang diketahui karena profesinya jelas
saja bertentangan dengan UUPM. Di dalam Pasal 25 UUPM dengan jelas ditegaskan
bahwa setiap pelaku pasar modal haruslah tunduk pada prinsip keterbukaan
sebagaiamana dijelaskan dalam pasal ini. Lebih lanjut, dalam Pasal Pasal 66 UUPM
menyatakan bahwa setiap Profesi Penunjang Pasar Modal, dimana konsultan hukum
adalah salah satunya wajib menaati kode etik dan standar profesi yang ditetapkan oleh
asosiasi profesi masing-masing sepanjang tidak bertentangan dengan Undang-undang
ini dan atau peraturan pelaksanaannya. Selanjutnya di dalam Pasal 67 menyatakan
bahwa dalam melakukan kegiatan usaha di bidang Pasar Modal, konsultan hukum
pasar modal wajib memberikan pendapat atau penilaian yang independen.
Kewajiban menjaga rahasia klien dengan kedudukan sebagai seorang konsultan
hukum yang bekerja untuk emiten, yang artinya diberikan honor dan kewajiban
konsultan untuk memberikan pendapat atau penilaian yang independen di dalam
pembuatan prospektus untuk melindungi investor dari kerugian tentu saja jadi
membingungkan. Lalu kemudian muncullah pertanyaan mengenai hal ini manakah
yang harus dipakai. Apakah UUPM ataukah UU Adokat. Menurut Penulis, UUPM
merupakan lex spesialis UU Advokat. Hal tersebut dapat ditemukan dalamPasal 19
ayat (1) UU Advokat yaitu bahwa konsultan hukum harus merahasiakan segala segala
sesuatu yang diketahui atau diperoleh dari Kliennya karena hubungan profesinya,
kecuali ditentukan lain oleh Undang-undang. Kalimat “kecuali ditentukan lain oleh
58
UU” menurut Penulis mengandung arti bahwa UU advokat merupakan lex generalis
dari UUPM.
Keterbukaan informasi yang disyarakatkan dalam UUPM adalah semata-mata
untuk melindungi investor dari kesalahan mengambil keputusan untuk berinvestasi.
Hal ini sebagaiamana dijelaskan dalam Pasal 78 Ayat (1) UUPM menegaskan bahwa
prospektus merupakan salah satu dokumen pokok dalam rangka Penawaran Umum.
Oleh karena itu, informasi yang terkandung di dalamnya harus memuat hal-hal yang
benar-benar menggambarkan keadaan Emiten yang bersangkutan sehingga keterangan
atau informasi dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan untuk menetapkan
keputusan investasinya. Apabila informasi yang disajikan tidak benar tentang fakta
yang material, atau tidak mengungkapkan informasi yang benar tentang fakta yang
material, hal tersebut dapat mengakibatkan pemodal mengambil keputusan investasi
yang tidak tepat.
UUPM ini juga secara tegas telah membuat perbuatan ini dalam kategori yang
diatur dalam Bab XI dalam Pasal 93 UUPM yang menyatakan bahwa Setiap Pihak
dilarang, dengan cara apa pun, membuat pernyataan atau memberikan keterangan yang
secara material tidak benar atau menyesatkan sehingga mempengaruhi harga Efek di
Bursa Efek.Meskipun sudah ditegaskan dalam UUPM mengenai larangan tentang
adanya informasi yang menyesatkan dalam hal apapun pada kegiatan penawaran umum
di pasar modal, termasuk di dalamnya prospektus tetap saja hal ini tidak bisa dihindari.
Baik karena hal tersebut disengaja ataupun karena ketidakhati-hatian dari pembuat
prospektus yang dimana salah satunya adalah konsultan hukum.
59
Adanya informasi yang menyesatkan dalam prospektus sudah pasti merugikan
investor. Pertanyaannya siapakah yang harus bertanggung jawab atas kerugian yang
dialami investor tersebut. Untuk mengetahui pihak yang bertanggung jawab atas isi
prospektus yang menyesatkan tersebut dapat diketahui melalui pasal 80 sebagai
berikut:
Pasal 80 UUPM
(1) Jika Pernyataan Pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum memuat
informasi yang tidak benar tentang Fakta Material atau tidak memuat
informasi tentang Fakta Material dan atau peraturan pelaksanaannya
sehingga informasi dimaksud menyesatkan, maka:
a. setiap Pihak yang menandatangani Pernyataan Pendaftaran;
b. direktur dan komisaris Emiten pada waktu Pernyataan
Pendaftaran menjadi efektif;
c. Penjamin Pelaksana Emisi Efek; dan
d. Profesi Penunjang Pasar Modal atau Pihak lain yang
memberikan pendapat atau keterangan dan atas
persetujuannya dimuat dalam Pernyataan Pendaftaran;
wajib bertanggung jawab, baik sendiri-sendiri maupun bersama-
sama, atas kerugian yang tinbul akibat perbuatan dimaksud.
(2) Pihak sebagaimana dalam ayat (1) huruf d hanya bertanggung jawab
atas pendapat atau keterangan yang diberikannya.
(3) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak berlaku dalam
hal Pihak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf c dan huruf dapat
membuktikan bahwa Pihak yang bersangkutan telah bertindak secara
professional dan telah mengambil langkah-langkah yang cukup untuk
memastikan bahwa:
a. pernyataan atau keterangan yang dimuat dalam Pernyataan
Pendaftaran adalah benar; dan
b. tidak ada Fakta Material yang diketahuinya yang tidak dimuat dalam
Pernyataan Pendaftaram yang diperlukan agar Pernyataan
Pendaftaran tersebut tidak menyesatkan.
(4) Tuntutan ganti rugi dalam hal terjadi pelanggaran sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) dapat diajukan dalam jangka waktu 5 (lima)
tahun sejak Pernyataan Pendaftaran efektif.
60
Dari rumusan pasal ini jelas menegaskan bahwa setiap pihak yang terlibat dalam
pembuatan prospektus memiliki tangggung jawab atas isi prospektus yang
menyesatkan. Konsultan hukum sebagai salah satu profesi penunjang pasar modal ikut
bertanggung jawab secara perdata, atas keterangan dan pendapat yang diberikan dalam
laporan pemeriksaan dan laporan pendapat hukum serta dokumen-dokumen lain yang
dibuatnya dalam rangka pernyataan pendaftaran. Sebaliknya konsultan hukum tidak
dapat diminta pertanggungjawaban apabila ia telah melaksanakan tugasnya secara
profesional. Tanggung jawab konsultan hukum ini terbatas pada pendapat hukum yang
diberikan saja. Akan tetapi perlu diingat bahwa pendapat hukum yang diberikan oleh
konsultan hukum merupakan kesimpulan dari pemeriksaan hukum secara menyeluruh
mengenai keadaan emiten. Ketidakhati-hatian dalam melakukan pemeriksaan terhadap
fakta-fakta dan informasi dalam pemeriksaan hukum akan berpengaruh pada
pemberian pendapat hukum yang keliru. Pendapat hukum yang keliru tersebut dapat
mengakibatkan kerugian bagi investor.
Menurut Pasal 80 ayat (1) UUPM, bertanggungjawab, baik sendirisendiri
maupun bersama-sama, atas kerugian yang timbul akibat perbuatan tersebut
bertanggungjawab atas pendapat atau keterangan yang diberikannya dalam rangka
penawaran umum. Oleh karena itu, pemodal hanya dapat menuntut ganti kerugian yang
timbul dari pendapat atau penilaian yang diberikan konsultan hukum pasar modal.
Menurut Pasal 80 ayat (3) UUPM, pihak yang bertanggungjawab yang
dimaksud dalam ayat (1) huruf c dan d tersebut di atas tidak berlaku, dalam hal
61
konsultan hukum telah bertindak secara profesional dan telah mengambil langkah-
langkah yang cukup untuk memastikan:
a. Pernyataan atau keterangan yang dimuat dalam pernyataanpendaftaran adalah
benar; dan
b. Tidak ada fakta material yang diketahuinya yang tidak muat dalamPernyataan
Pendaftaran yang diperlukan agar pernyataanpendaftaran tidak menyesatkan.
Prospektus yang menyesatkan karena pendapat hukum yang salah dari konsultan
hukum sehingga mengakibatkan kerugian bagi invesor dapat dipandang sebagai
perbuatan melawan hokum.Pasal 1365 KUHPerdata menyatakan bahwa setiap
perbuatan melanggar hukum, yang membawa kerugian kepada orang lain, mewajibkan
orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut”.
Lebih lanjut dalam pasal 366 ditegaskan bahwa “setiap orang bertanggung jawab tidak
saja untuk kerugian yang disebabkan karena perbuatannya, tetapi juga untuk kerugian
yang disebabkan karena kelalaian atau kurang hati-hatinya.
Dalam hal investor mengalami kerugian yang diakibatkan oleh konsultan
hukum dalam perospektus yang menyesatkan, investor dapat melakukan gugatan
berdasarkan perbuatan melawan hukum (Pasal1365 KUHPdt). Pasal 111 Undang-
Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal menyatakan bahwa setiap pihak
secara sendiri-sendiri atau bersama dengan pihak lain mengajukan tuntutan ganti rugi
kepada pihak yang bertanggung jawab atas pelanggaran peraturan perundang-
undangan di bidang pasar modal termasuk dalam hal ini melawan Pasal 78 ayat (1)
yang menyatakan bahwa dilarang memuat keterangan yang tidak benar tentang fakta
62
material atau tidak memuat keterangan yang benar tentang fakta material yang
diperlukan agar prospektus tidak memberikan gambaranyang menyesatkan. Pasal
tersebut sejalan dengan Pasal 93 yang menyatakan bahwa setiap pihak dilarang, dengan
cara apa pun, membuat pernyataan atau memberikan keterangan yang secara material
tidak benar atau menyesatkan sehingga mempengaruhi harga Efek di Bursa Efek
apabila pada saat pernyataan dibuat atau keterangan diberikan:10
a. Pihak yang bersangkutan mengetahui atau sepatutnya mengetahui bahwa
pernyataan atau keterangan tersebut secara material tidak benar
ataumenyesatkan; atau
b. Pihak yang bersangkutan tidak cukup berhati-hatidalam menentukan kebenaran
material daripernyataan atau keterangan tersebut
Pasal ini sama dengan Pasal 1365 KUHPdt mengenai perbuatan melawan
hukum, maka pelanggaran dan kejahatan dalam Pasar Modal merupakan perbuatan
melawan hukum. Dengan adanya perseroan dan yang melakukan kegiatan di bidang
pasar modal melakukan tugasnya secara profesional dan bertanggung jawab, sehingga
kehati-hatian tidak diabaikan.
Syarat perbuatan melawan hukum haruslah memenuhi unsur-unsur sebagai
berikut:
a. Harus ada perbuatan
Perbuatan yang dimamksud adalah perbuatan yang bersifat positif maupun
yang bersifat negatif, artinya setiap tingkah laku berbuat atau tidak berbuat. Dalam al
10 Pasal 93 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal
63
ini, konsultan hukum turut terlibat di dalam memberikan pendapat hukum yang turut
dimuat dalam prospektus.
b. Perbuatan tersebut harus melawan hukum.
Bahwa dengan perbuatan penggugat dengan cara menyebar informasi
prospektus yang tidak benar adalah tindakan tanpa dasar sehingga hal ini merupakan
pelanggaran yang diatur dalam UUPM dan pelanggaran hak orang lain yang dijamin
oleh hukum si pelaku dan perbuatan yang bertentangan dengan sikap dalam
bermasyarakat untuk memperhatikan kepentingan orang lain. Perbuatan konsultan
hukum yang tidak teliti dan tidak profesional merupakan perbuatan melawan hukum.
c. Ada kerugian
Tindakan yang dilakukan yang menimbulkann kerugian kepada masyarakat
khususnya investor atas penempatan informasi di dalam prospektus. Dalam hal ini, atas
ketidakprofesionalan konsultan hukum dan ketidakhatia-hatiannya menyebabkan
kerugian bagi investor.
d. Ada hubungan sebab akibat antara perbuatan melawan hukum itu dengan
kerugian
Masalah fakta atau apa yang telah terjadi secara faktual, dimana tindakan yang
menyebabkan adanya kerugian. Tindakan konsultan hukum di dalam memberikan
pendapat hukum yang keliru yang diakibatkan karena ketidakhati-hatian atau tidak
profesional menyebabkan kerugian bagi investor.
64
e. Ada kesalahan
Tindakan karena kesengajaan dan selain melanggar hak orang lain yang dijamin
oleh hukum atau perbuatan hukum yang bertentangan dengan kewajiban hukum
dengan sikap yang baik dalam masyarakat untuk memperhatikan kepentingan orang
lain.
Secara yuridis, konsultan hukum ikut bertanggungjawab atas setiap
keterlibatannya dalam pembuatan laporan atau dokumen yuridis yang harus
disampaikan emiten kepada Otoritas Jasa Keuangan. Artinya, kalau emiten melakukan
kesalahan karena dokumen atau laporan yuridis yang disampaikan tidak tepat, benar,
dan lengkap, maka jelas konsultan hukum bisa ikut diminta pertanggungjawaban oleh
Otoritas Jasa Keuangan.11
11 Tjiptono Darmaji, Op. Cit., h. 92.