bab iii obyek & metode penelitian 3.1. obyek...
TRANSCRIPT
Rian Handriana, 2012
Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan (Kajian Pada Kinerja Keuangan
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB III
OBYEK & METODE PENELITIAN
3.1. Obyek Penelitian
Obyek penelitian merupakan variabel - variabel yang menjadi perhatian
oleh peneliti. Penelitian di bidang ekonomi, manajemen, sosial, dan lain
sebagainya sering melibatkan variabel yang tidak dapat diukur secara langsung,
disebut variabel konstruks, laten, atau unobservable. Pengukuran variabel laten
menggunakan data dari setiap indikator. Oleh karena itu, indikator sering
disamakan dengan variabel manifest atau variabel observable. Dalam penelitian
ini, digunakan dua variabel laten yaitu Intellectual Capital dengan indikator
VACA, VAHU, STVA dan kinerja keuangan perusahaan dengan indikator ROE,
EPS, ASR.
Obyek penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI). Penelitian dilakukan dengan menggunakan data sekunder,
yaitu laporan keuangan tahunan perusahaan (annual report).
3.2. Metode Penelitian
3.2.1. Desain Penelitian
`Suatu penelitian yang ilmiah dikatakan efektif apabila memenuhi kriteria-
kriteria mutu penelitian ilmiah yang logis, sistematis, dan dapat dipertanggung
37
Rian Handriana, 2012
Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan (Kajian Pada Kinerja Keuangan
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
jawabkan secara ilmiah. Untuk memenuhi syarat-syarat tersebut maka suatu
penelitian memerlukan suatu metode penelitian. Metode merupakan cara utama
yang dipergunakan untuk mencapai tujuan. Misalnya untuk menguji serangkaian
hipotesis, dengan mempergunakan teknik serta alat-alat tertentu. Cara utama ini
dipergunakan setelah penyelidik memperhitungkan kewajaran dari tujuan
penyelidikan serta dari situasi penyelidikan.
Desain penelitian menyangkut metode dan alasan metode tersebut
digunakan dalam penelitian. Dalam penelitian ini, digunakan dua variabel laten
yaitu Intellectual Capital dengan indikator VACA, VAHU, STVA dan kinerja
keuangan perusahaan dengan indikator ROE, EPS, ASR. Kedua variabel ini tidak
dapat diukur secara langsung, oleh karena itu pengukuran kedua variabel ini
menggunakan data dari tiap indikatornya.
Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive
sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Puposive
sampling lebih cocok digunakan untuk penelitian kualitatif, atau penelitian-
penelitian yang tidak melakukan generalisasi (Sugiyono, 2007: 122)
Untuk menguji kebenaran hubungan antar variabel dalam penelitian ini,
lebih lanjut analisis akan menggunakan Partial Least Square (PLS). Model itu
memperlakukan intellectual capital dan kinerja perusahaaan sebagai variabel laten
dengan tiga indikator tiap variabelnya karena regresi berganda tidak dapat
menyediakan alat uji untuk tipe analisis ini.
Rian Handriana, 2012
Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan (Kajian Pada Kinerja Keuangan
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3.2.2. Definisi dan Operasionalisasi Variabel
3.2.2.1 Definisi Variabel
Sugiyono (2007: 32) menyatakan bahwa “Variabel penelitian adalah suatu
atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai
variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik
kesimpulannya”.
Berdasarkan judul yang diambil penulis, yaitu “Pengaruh Intellectual
Capital terhadap Kinerja keuangan perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)”, maka variabel yang digunakan adalah
sebagai berikut :
a. Variabel Laten Eksogen
Variabel laten eksogen adalah variabel laten yang dianggap memiliki
pengaruh terhadap variabel yang lain, namun tidak dipengaruhi oleh
variabel lain dalam model. Dalam penelitian ini adalah intellectual capital
dengan indikator pengukuran menggunakan model VAIC™ yang
dipopulerkan oleh Pulic sebagai variabel karakteristik. Uraian setiap
variabel karakteristik ini adalah menggunakan model VAIC™ dengan
rincian pengukurannya sebagai berikut:
1. VACA
2. VAHU
Rian Handriana, 2012
Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan (Kajian Pada Kinerja Keuangan
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3. STVA
b. Variabel Laten Endogen
Variabel laten endogen adalah variabel laten yang dianggap dipengaruhi
oleh variabel lain dalam model. Yang menjadi variabel laten endogen
dalam penelitian ini adalah Kinerja keuangan perusahaan dengan tolak
ukur dari profitabilitasnya, yaitu dengan rincian pengukurannya sebagai
berikut:
1. ROE
2. EPS
3. ASR
3.2.2.2 Operasionalisasi Variabel
Operasional variabel yang digunakan untuk memberikan gambaran
mengenai variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian agar dapat diukur
dan dianalisa sesuai dengan tujuan penelitian. Penarikan batasan yang lebih
menjelaskan ciri-ciri spesifik yang lebih substantive dari suatu konsep, agar
peneliti dapat mencapai suatu alat ukur yang yang sesuai dengan hakikat variabel
yang sudah di definisikan konsepnya, maka peneliti harus memasukkan proses
atau operasionalnya alat ukur yang akan digunakan untuk kuantifikasi gejala atau
variabel yang ditelitinya.
Rian Handriana, 2012
Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan (Kajian Pada Kinerja Keuangan
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Sesuai dengan judul “Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja
keuangan perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI), variabel – variabel yang terkait ini adalah sebagai berikut :
1. Intellectual Capital (variabel laten eksogen)
2. Kinerja keuangan perusahaan (variabel laten endogen)
Tabel 3.1
Operasional Variabel
Variabel Definisi Indikator Skala
Intellectual
Capital/
Modal
Intelektual
(Variabel
Laten
Eksogen)
Jumlah dari apa yang
dihasilkan oleh tiga
elemen utama organisasi
(human capital, structural
capital, costumer capital)
yang berkaitan dengan
pengetahuan dan teknologi
yang dapat memberikan
nilai lebih bagi perusahaan
berupa keunggulan
bersaing organisasi.
(Kadir: 2003).
1. VACA = VA
CE
2. VAHU = VA
HC
3. STVA = SC
VA
Rasio
Company’s
Performance/
Kinerja
Keungan
Perusahaan
(Variabel
Laten
Endogen)
Penentuan ukuran-ukuran
tertentu yang dapat
mengukur keberhasilan
suatu perusahaan dalam
menghasilkan laba.
(Sucipto: 2003).
1. ROE
ROE =
Laba pemegang saham
Jumlah dana pemegang saham
2. EPS
EPS = Laba pemegang saham
WANS
3. ASR
ASR =
(Po (tahun x + 1) – Po tahun x) + D
Po tahun x
Rasio
Rian Handriana, 2012
Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan (Kajian Pada Kinerja Keuangan
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Sumber : Pedoman Penulisan Skripsi
3.2.3. Populasi dan Sample Penelitian
Populasi merupakan obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah
dan memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian.
Menurut Sugiyono (2006: 115) pengertian populasi adalah “Wilayah
generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya.”
Populasi yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan
manufaktur (manufacture) yang terdaftar dan go public di BEI. Alasan pemilihan
populasi pada perusahan manufaktur dikarenakan kecukupan akan sampel yang
dibutuhkan sesuai alat uji yang digunakan, selain itu dengan kecukupan sampel
tersebut diharapkan hasil dari penelitian ini mampu bervariasi. Sementara itu,
sampel merupakan bagian dari populasi yang digunakan sebagai obyek penelitian.
Seperti yang sudah dijelaskan bahwa pemilihan sampel dalam penelitian ini
menggunakan metode purposive sampling. Adapun kriteria pemilihan sampel
adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia hingga 31 Desember
2010 secara terus menerus.
2. Sampel lebih dipusatkan pada perusahaan/industri manufaktur menurut
klasifikasi Indonesian Capital Market Directory 2010. Hal ini bertujuan
untuk menghindari bias yang biasanya terjadi karena perbedaan industri.
Rian Handriana, 2012
Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan (Kajian Pada Kinerja Keuangan
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3. Perusahaan menerbitkan laporan keuangannya selama periode penelitian
dan laporan keuangan berakhir 31 Desember dan dinyatakan dalam rupiah.
Dari 391 jumlah perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia, terdapat
sekitar 139 perusahaan manufaktur atau sekitar 35 % dari jumlah perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Berdasarkan dimensi waktu dan urutan waktu, penelitian ini bersifat cross-
sectional dan time series atau biasa disebut dengan data panel (data pooled),
karena selain mengambil sampel waktu dan kejadian pada suatu waktu tertentu
juga mengambil sampel berdasarkan urutan waktu.
3.2.4. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah pencatatan peristiwa-peristiwa atau hal-hal atau
keterangan-keterangan atau karakteristik-karakteristik sebagian atau seluruh
elemen populasi yang akan menunjang atau mendukung penelitian.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
diperoleh dari laporan keuangan akhir tahun (annual report) perusahaan sektor
manufaktur yang terdaftar di BEI yang dimulai dari tahun 2008 sampai tahun
2010 pada semua perusahaan yang terdaftar di BEI. Dalam penelitian ini data
sekunder dikumpulkan dengan cara melakukan metode dokumentasi. Data
diperoleh dari internet (www.idx.go.id, dan website setiap perusahaan). Dari
sumber tersebut diperoleh data kuantitatif berupa data laporan keuangan tahunan
(annual report) yang telah diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan yang telah go
public dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Rian Handriana, 2012
Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan (Kajian Pada Kinerja Keuangan
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Data sekunder merupakan struktur data historis mengenai variabel-
variabel yang telah dikumpulkan dan dihimpun sebelumnya oleh pihak lain. Data
yang digunakan adalah data sekunder berupa VACA, VAHU, STVA, ROE, EPS,
APS yang terdapat di laporan tahunan (annual report) perusahaan-perusahaan
sektor manufaktur yang telah go public di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode
2010.
Menurut Umar (2004: 108) penentuan jumlah sampel dari populasi
tersebut menggunakan rumus Slovin :
n = N
1 + N (e)²
Dimana :
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
e = sampling error yaitu sebesar 10%
Maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
n = N
1 + N (e)²
n = 139
1 + 139 (0,1)²
n = 139
2,39
n = 58.15 ≈ 58 sampel perusahaan sudah memenuhi.
Untuk sampel perusahaan manufaktur yaitu sebanyak 60 sampel
perusahaan, hal ini berdasarkan teori yang terdapat dalam buku Kerlinger (1978)
Rian Handriana, 2012
Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan (Kajian Pada Kinerja Keuangan
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
yang mengatakan bahwa jumlah sampel minimal adalah sebanyak 30 sampel dan
jumlah tersebut sudah layak untuk dijadikan sampel penelitian. Kriteria dalam
analisis Partial Least Square (PLS) pun mensyaratkan ukuran sampel dari 30
hingga 50 sampel, sehingga jumlah tersebut sudah layak pula untuk dijadikan
sampel penelitian Jadi keseluruhan analisis sampel untuk penelitian ini adalah
sebanyak 60 sampel perusahaan.
3.2.5. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan rancangan untuk menganalisis data yang
telah diperoleh dari berbagai sumber-sumber baik secara kualitatif maupun
kuantitatif, statistik atau non statistik, deskriptif atau inferensial. Analisis data
disini merupakan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dari penelitian
ini yaitu bagaimana pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan
perusahaan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Langkah dalam menganalisis data yang telah diperoleh, yaitu melalui
analisis atas perhitungan model Pulic VAIC™ (VACA, VAHU, STVA) dengan
kinerja keuangan perusahaan dari tingkat profitabilitasnya (ROE, EPS, APS).
Adapun langkah-langkah dalam pengujian hipotesis sebagai berikut:
3.2.5.1 Statistik Deskriptif
Rian Handriana, 2012
Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan (Kajian Pada Kinerja Keuangan
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan deskripsi atas
variabel-variabel penelitian secara statistik. Statistik deskriptif yang digunakan
dalam penelitian ini adalah nilai rata-rata (mean), maksimum, minimum, dan
standar deviasi.
3.2.5.2 Analisis ANOVA
Prosedur yang digunakan dalam analisis ANOVA ini adalah prosedur One
Way ANOVA atau sering disebut dengan perancangan sebuah faktor, yang
merupakan salah satu alat analisis statistik ANOVA yang bersifat satu arah (satu
jalur). ANOVA merupakan metode untuk menguji hubungan antara satu variabel
endogen (skala metrik) dengan satu atau lebih variabel eksogen (skala non metrik
atau kategorikal dengan kategori lebih dari dua). (Ghozali, 2009 dalam Murti,
2010: 49).
Nilai VAIC™ dari semua perusahaan diperingkatkan dari yang tertinggi
hingga yang terendah. Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya,
VAIC™ = VACA + VAHU + STVA. Perusahaan-perusahaan tersebut kemudian
dibagi menjadi tiga kelompok yang berbeda:
Grup 1: 20 perusahaan dengan nilai VAIC™ tertinggi
Grup 2: 20 perusahaan dengan nilai tengah dari VAIC™
Grup 3: 20 perusahaan dengan nilai VAIC™ terendah
One Way between groups ANOVA dilakukan pada ketiga kelompok
perusahaan untuk menentukan apakah kinerja keuangan perusahaan dengan
intellectual capital yang lebih tinggi secara statistik berbeda dengan intellectual
Rian Handriana, 2012
Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan (Kajian Pada Kinerja Keuangan
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
capital yang lebih rendah untuk setiap tahun 2008 sampai 2010. Hasil yang
signifikan akan menunjukkan mean populasi secara statistik tidak sama antara
perusahaan dengan intellectual capital yang lebih tinggi memiliki ukuran kinerja
yang berbeda dibandingkan dengan intellectual capital perusahaan yang lebih
rendah. Jika tes ANOVA tidak memberikan satu atau beberapa hasil yang
signifikan untuk semua variabel, maka set data harus dibuang.
3.2.5.3 Analisis Korelasi Variabel Independen
Analisis korelasi merupakan pengujian validitas yang penting untuk
mengetahui apakah variabel independen (eksogen) yang berasal dari metode Pulic
cukup independen satu sama lain atau ada multikolinearitas antara variabel-
variabel ini. Jika variabel-variabel independen sangat berkorelasi satu sama lain,
maka mereka tidak lagi independen satu sama lain. (Tan et al., 2007: 85). Uji
multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas. (Ghozali, 2009 dalam Murti, 2010: 53).
3.2.5.4 Rancangan Uji Hipotesis
Untuk menguji kebenaran dari hipotesis, maka dilakukan uji hipotesis
yang diuji dan dibuktikan pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan
perusahaan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Hipotesis yang diuji adalah hipotesis nol (H0). Sedangkan (Ha)
merupakan hipotesis alternatif penelitian ini.
Hasil penelitian Tan et al. (2007: 83) dengan menggunakan regresi
berganda tidak meyakinkan. Dari 21 uji regresi berganda yang dilakukan, hanya 9
Rian Handriana, 2012
Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan (Kajian Pada Kinerja Keuangan
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
yang memberikan hasil yang signifikan. Hasil itu signifikan secara statistik untuk
beberapa tahun tetapi tidak untuk tahun yang lain. Jadi regresi berganda dianggap
tidak memadai untuk penelitian ini dan lebih lanjut analisis akan menggunakan
Partial Least Square (PLS). Model ini memperlakukan intellectual capital dan
kinerja perusahaaan sebagai variabel laten dengan tiga indikator tiap variabelnya
karena regresi berganda tidak dapat menyediakan alat uji untuk tipe analisis ini,
PLS merupakan sebuah metode untuk melaksanakan Structural Equation
Modelling (SEM), untuk tujuan saat ini dianggap lebih baik daripada teknik SEM
(software AMOS, LISREL) yang lain. Model ini dikembangkan sebagai alternatif
untuk situasi dimana dasar teori pada perancangan model lemah dan atau
indikator yang tersedia tidak memenuhi model pengukuran reflektif. PLS
merupakan metode analisis yang sangat baik karena dapat diterapkan pada semua
skala data, tidak membutuhkan banyak asumsi dan ukuran sampel tidak harus
besar (Ghozali, 2006: 4).
Pemodelan komplek seringkali menggunakan structural equation
modelling (SEM) dengan berbagai syarat yang harus dipenuhi. Pada sebagian
pemodelan syarat-syarat tersebut kadang sulit terpenuhi. Alternatif yang bisa
dipilih dengan tetap mengaplikasikan pemodelan komplek adalah dengan Partial
Least Square (PLS). SEM dirancang dengan syarat adanya dukungan teori yang
kuat, sedangkan pada pemodelan PLS bisa berbasis (1) teori, (2) hasil-hasil
penelitian empiris, (3) analogi, hubungan antar variabel pada bidang ilmu yang
lain, (4) hal-hal normatif, misalnya peraturan pemerintah, undang-undang dan
sebagiannya, (5) hubungan rasional lainnya. Sehingga landasan teori pada PLS
Rian Handriana, 2012
Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan (Kajian Pada Kinerja Keuangan
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
bisa bersifat kuat, lemah bahkan eksploratif. Begitu pula dengan model
pengukuran, dalam PLS biasa dikenal dengan nama outer model, dalam SEM
hubungan indikator dengan variabelnya adalah refleksif saja, sedangkan pada PLS
bisa bersifat refleksif atau formatif. Menentukan indikator bisa berbasis teori atau
mengadaptasi indikator yang pernah dipakai oleh peneliti sebelumnya. Asumsi
tentang distribusi juga menjadi syarat penting dalam SEM. Data dalam pemodelan
harus memenuhi distribusi multinormal, apabila syarat ini tidak terpenuhi maka
estimasi akan dialihkan pada pendekatan resampling atau bootstrapping. Pada
PLS, asumsi distribusi multinormal tidak diperlukan karena estimasi langsung
menggunakan teknik bootstrapping. Ukuran sampel yang dibutuhkan dalam SEM
cukup besar, pada banyak referensi disarankan berjumlah 100 hingga 200 sampel.
Sedangkan pada PLS sampel berukuran kecil (minimal 30 hingga 50) sudah bisa
diaplikasikan. Modifikasi model untuk bisa mencapai kelayakan model yang lebih
baik dibutuhkan pada SEM, sedangkan di PLS hal ini tidak perlu dilakukan.
Pendekatan PLS adalah distribution free (tidak mengasumsikan data
berdistribusi tertentu, dapat berupa nominal, kategori, ordinal, interval, dan rasio).
Metode analisisnya yang powerful tidak mengasumsikan data harus dengan
pengukuran skala tertentu, dan jumlah sampel kecil. PLS selain dapat digunakan
sebagai konfirmasi teori juga dapat digunakan sebagai pendekatan yang lebih
tepat untuk tujuan prediksi, hal ini terutama pada kondisi dimana indikator
bersifat formatif, atau ketika penelitian ini masih tidak pasti karena variabel
seharusnya termasuk pada sebuah model atau berhubungan diantara variabel
dengan model miss-specified akan menghasilkan perkiraan inferior varians sesuai
Rian Handriana, 2012
Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan (Kajian Pada Kinerja Keuangan
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
yang dijelaskan PLS. Missing variables dan miss-specification lain hanya
memiliki sedikit efek estimasi yang dibuat oleh PLS (Tan et al., 2007; Ghozali,
2006). Dengan pendekatan PLS diasumsikan bahwa semua ukuran variance yang
berguna untuk dijelaskan. Oleh karena itu pendekatan untuk mengestimasi
variabel laten dianggap sebagai kombinasi linear dari indikator maka
menghindarkan masalah indeterminacy dan memberikan definisi yang pasti dari
komponen skor (Wold, 1982). Selanjutnya model pengujian hipotesis dengan
PLS, akan ditunjukkan oleh gambar berikut:
Gambar 3.2
Kerangka Pemikiran Penelitian
Sesuai dengan metode analisis dan model konseptual diatas, maka dapat dibuat
model analisis jalur semua variabel laten dalam PLS. Model analisis jalur semua
variabel laten dalam PLS terdiri dari (Ghozali, 2006: 23):
1. Inner model, yang menspesifikasi hubungan antar variabel laten
(structural model). Model persamaannya sebagai berikut:
ε = β0 + βε + γξ + δ
2. Outer model, yang menspesifikasi hubungan antara variabel laten dengan
indikatornya (measurement model). Model persamaannya:
- Untuk variabel laten eksogen: ξ = λx1 X1 + λx2 X2 + λx3 X3 + δξ
- Untuk variabel laten endogen: ε = λy1 Y1 + λy2 Y2 + λy3 Y3 + εε
VACA
VAHU
STVA
ROE
EPS
ASR
Intellectual
Capital
Company’s
Performance
Rian Handriana, 2012
Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan (Kajian Pada Kinerja Keuangan
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Keterangan:
- X1 = VACA
- X2 = VAHU
- X3 = STVA
- Y1 = ROE
- Y2 = EPS
- Y3 = ASR
- ξ = (ksi) VAIC™/variabel laten eksogen
- ε = (eta) Company’s Performance/variabel laten endogen
- λx = (lambda kecil), loading faktor variabel laten eksogen
- λy = (lambda kecil), loading faktor variabel laten endogen
- β = (beta) koefisien pengaruh variabel endogen terhadap endogen
- γ = (gamma) koefisien pengaruh variabel eksogen terhadap endogen
- δ = (zeta) vektor varibel residual
- δ = residual dari regresi pada variabel laten eksogen
- ε = residual dari regresi pada variabel laten endogen