bab iii metodologi penelitian a. variabel...

25
29 Agus Saepul Rahman, 2017 PENGGUNAAN TEKNIK MODELING UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSI SISWA TUNALARAS KELAS VII LPKA SUKAMISKIN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Variabel Penelitian Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai Kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain dalam ruang lingkup variabel merupakan suatu atribut atau ciri-ciri mengenai sesuatu yang diamati dalam penelitian (Sunanto J., 2006, hlm.12). Setiap penelitian memiliki variabel untuk diteliti lalu diambil kesimpulannya setelah memperoleh data yang dibutuhkan. Penelitian ini memiliki dua variabel, diantaranya: 1. Definisi Konsep Variabel a. Variabel Bebas Variabel bebas (independent variables) adalah “Variabel-variabel yang (mungkin) menyebabkan, mempengaruhi, atau berefek pada outcome. variabel-variabel ini juga dikenal dengan istilah variabel-variabel treatment, manipulated, atecendent, atau predictor. (Creswell,2013, hlm.77) Variabel bebas dalam penelitian ini adalah teknik modeling. Menurut Bandura modeling merupakan proses mengamati dan meniru perilaku orang lain untuk membentuk perilaku baru dalam dirinya (Purwanta, 2012, hlm. 129). Berdasarkan pendapat tersebut mengenai modeling secara sederhana prosedur dasar modeling (meneladani) adalah menunjukan perilaku seseorang atau perilaku beberapa orang kepada subjek untuk ditiru. Prosedur modeling berlangsung wajar dalam kehidupan sehari-hari baik secara langsung atau lewat media cetak (buku-buku bacaan atau majalah), media elektronika (radio, TV, film). Asumsi yang telah dikemukakan menunjukan bahwa modeling merupakan suatu modifikasi perilaku yang menyajikan sebuah contoh

Upload: hoangtruc

Post on 28-May-2019

212 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

29 Agus Saepul Rahman, 2017 PENGGUNAAN TEKNIK MODELING UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSI SISWA TUNALARAS KELAS VII LPKA SUKAMISKIN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Variabel Penelitian

Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai “Kemampuan untuk

berinteraksi dengan orang lain dalam ruang lingkup variabel merupakan suatu

atribut atau ciri-ciri mengenai sesuatu yang diamati dalam penelitian” (Sunanto J.,

2006, hlm.12). Setiap penelitian memiliki variabel untuk diteliti lalu diambil

kesimpulannya setelah memperoleh data yang dibutuhkan. Penelitian ini memiliki

dua variabel, diantaranya:

1. Definisi Konsep Variabel

a. Variabel Bebas

Variabel bebas (independent variables) adalah “Variabel-variabel

yang (mungkin) menyebabkan, mempengaruhi, atau berefek pada outcome.

variabel-variabel ini juga dikenal dengan istilah variabel-variabel treatment,

manipulated, atecendent, atau predictor”. (Creswell,2013, hlm.77)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah teknik modeling. Menurut

Bandura modeling merupakan proses mengamati dan meniru perilaku orang

lain untuk membentuk perilaku baru dalam dirinya (Purwanta, 2012, hlm.

129). Berdasarkan pendapat tersebut mengenai modeling secara sederhana

prosedur dasar modeling (meneladani) adalah menunjukan perilaku

seseorang atau perilaku beberapa orang kepada subjek untuk ditiru. Prosedur

modeling berlangsung wajar dalam kehidupan sehari-hari baik secara

langsung atau lewat media cetak (buku-buku bacaan atau majalah), media

elektronika (radio, TV, film).

Asumsi yang telah dikemukakan menunjukan bahwa modeling

merupakan suatu modifikasi perilaku yang menyajikan sebuah contoh

30

Agus Saepul Rahman, 2017 PENGGUNAAN TEKNIK MODELING UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSI SISWA TUNALARAS KELAS VII LPKA SUKAMISKIN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perilaku, dengan tujuan subjek dapat mengamati dan menirukan perilaku

yang sama. Beberapa tahapan dalam melakukan modeling sebagai berikut :

a. Memusatkan perhatian subjek

b. Memilih media penyajian

c. Memilih teladan

d. Menyajikan secara mengesankan dan berulang-ulang

e. Memberi pengukuhan segera

b. Variabel Terikat

Variabel terikat (dependent variables) adalah “Variabel-variabel yang

bergantung pada variabel-variabel bebas.”, (Cresswel, 2013, hlm. 77).

Sehingga dapat dikatakan variabel terikat adalah variabel yang diukur sebagai

akibat adanya manipulasi pada variabel bebas. Variabel terikat pada penelitian

ini yaitu kecerdasan emosi.

Kecerdasan emosi disini merupakan kemampuan seseorang mengatur

kehidupan emosinya dengan intelegensi (to manage our emotional life with

intelligence); menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya (the

appropriateness of emotion and its expression) melalui keterampilan mengenali

emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang

lain dan membina hubungan. (Goleman, 2000, hlm.145).

2. Definisi Opersional Variabel

a. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Teknik Modeling. Teknik

modeling yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan modeling

secara symbolic. Modeling symbolic yang diberikan kepada siswa berupa 16

film yaitu “Aku ingin sekolah”, “Andai seragam bisa bicara”, “Diatas langit

masih ada langit”, “Emaskan Kuningan”, “Gambaran masa depan”,

“Langkah”, “Hikmah kejujuran”, “Iklan Thailand”, “Jiwa Muda”, “Motivasi

31

Agus Saepul Rahman, 2017 PENGGUNAAN TEKNIK MODELING UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSI SISWA TUNALARAS KELAS VII LPKA SUKAMISKIN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembakar semangat”, “Praktek jujur amanah”, „Saya menangis”,

“Timbulanya kerjasama dalam kesulitan”, “Iklan keren asli indonesia” dan

“Pelajaran berharga jangan menilai orang dari luarnya”.

Film-film yang ditayangkan dipilih karena memiliki nilai-nilai moral

seperti kejujuran, kerjasama, menghargai sesama, menghormati orang tua,

amanah, memotivasi diri dan bagaimana mengelola emosi yang dapat

meningkatkan kecerdasan emosi. Terdapat beberapa tahapan dalam

penerapan modeling yaitu sebagai berikut :

1) Memusatkan Perhatian Siswa

Pemusatan perhatian siswa dilakukan dengan mengkondisikan siswa

untuk memperhatikan film yang akan ditayangkan di depan kelas. Peneliti

memberikan prolog isi dari film yang akan ditayangkan.

2) Memilih Media Pemeran

Pemilihan media yang dilakukan yaitu menggunakan film yang

ditayangkan lewat proyektor melalui laptop sehingga perilaku-perilaku

tokoh yang perlu diperkuat dapat diperlambat agar siswa lebih memahami

apa yang perlu mereka teladani.

3) Memilih Model

Model yang dipilih dalam penelitian ini merupakan model kehidupan

sehari-hari seperti kehidupan masa remaja dan motivasi untuk siswa yang

dapat diamati.

4) Memamerkan konsekuensi positif dan negatif

Diakhir penayangan film siswa diperlihatkan dampak dari perilaku yang

ditampilkan oleh tokoh apabila berbuat baik maka akan mendapatkaan

kebaikan dan apabila berbuat tidak baik akan mendapatkan kejelekan.

5) Memberi pengukuh segera

Pemberian pengukuhan dilakukan setelah melaksanakan diskusi bersama

siswa untuk mendapatkan makna saat film selesai ditayangkan.

32

Agus Saepul Rahman, 2017 PENGGUNAAN TEKNIK MODELING UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSI SISWA TUNALARAS KELAS VII LPKA SUKAMISKIN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kecerdasan emosi.

Kecerdasan emosi yang dimaksud adalah sebagai berikut :

1) Mengenali emosi diri yaitu suatu kemampuan untuk mengenali perasaan

sewaktu perasaan itu terjadi.

2) Mengelola emosi yaitu kemampuan inividu dalam menangani perasaan

agar dapat terungkap dengan tepat atau selaras, sehingga tercapai

keseimbangan dalam diri individu.

3) Memotivasi diri sendiri yaitu mampu menata emosi guna mencapai

tujuan yang diinginkan.

4) Empati yaitu kemampuan seseorang untuk mengenali orang lain atau

peduli.

5) Membina hubungan merupakan keterampilan yang menunjang

popularitas, kepemimpinan, dan keberhasilan antar pribadi

B. Metode dan Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Menurut Creswell

(2013,hlm.77) Penelitian kuantitatif “Merupakan metode-metode untuk menguji

teori-teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antar variabel”. Hal yang diuji

dalam penelitian ini yaitu untuk meneliti hubungan variabel bebas teknik modeling

dengan variabel terikat kecerdasan emosi.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimental.

Lexy (dalam Burhan, 2011, hlm.156) menuturkan bahwa “Eksperimentasi adalah

suatu metode yang dipakai untuk mengetahui pengaruh dari suatu media, alat, atau

kondisi yang sengaja diadakan terhadap gejala sosial berupa kegiatan dan tingkah

laku seseorang ataupun kelompok individu”.

Lebih khusus penelitian ini menggunakan rancangan pre-experimental.

Penelitian ini mengaharuskan peneliti untuk mengamati satu kelompok utama dan

melakukan intervensi di dalamnya sepanjang penelitian. (Cresswell, 2013, hlm.

33

Agus Saepul Rahman, 2017 PENGGUNAAN TEKNIK MODELING UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSI SISWA TUNALARAS KELAS VII LPKA SUKAMISKIN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

238). Adapun desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan one group

pretest-postest design.

Pada desain ini terdapat pretest, pemberian perlakuan berupa stimulus dan

posttest. Satu kelompok eksperimen diukur variabel dependennya (pretest),

kemudian diberikan stimulus, dan diukur kembali variable dependennya (posttest),

tanpa ada kelompok pembanding. (Prasetyo, 2010, hlm.161). Desain ini tidak

menggunakan kelompok pembanding, desain ini hanya menggunakan satu

kelompok atau desain kelompok tunggal.

Desain yang digunakan terdapat adanya perlakuan, maka desain ini memiliki

hasil yang diketahui lebih akurat. Hasil yang diketahui dapat lebih akurat karena

dapat membandingkan keadaan saat sebelum dan sesudah diberi perlakuan terhadap

kelompok tunggal. Adapun skema dari one group pretest-posttest design

ditampilkan dalam skema dibawah ini :

Desain one group pretest-posttest

Kelompok A 01 ----------- X --------------- 02

(Creswell, 2013, hlm.241)

Keterangan :

Kelompok A : Kelompok yang diteliti

01 : Pre-test

X : Treatment

02 : Post-test

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi penelitian merupakan keseluruhan (universum) dari objek

penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala,

nilai peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat

menjadi sumber data penelitian (Burhan,2011,hlm.110). Secara spesifik populasi

dalam penelitian ini merupakan populasi sampling dimana populasi yang diambil

34

Agus Saepul Rahman, 2017 PENGGUNAAN TEKNIK MODELING UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSI SISWA TUNALARAS KELAS VII LPKA SUKAMISKIN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

secara khusus berasal dari kelas sample yang akan diteliti, sehingga populasi

dalam penelitian ini adalah siswa SMP kelas VII di LPKA Sukamiskin Bandung

yang berjumlah 24 siswa.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi. Teknik sampling yang digunakan dalam

penelitian ini termasuk sampel acak (random sample). sampel acak merupakan

sampel dimana setiap individu dalam populasi memiliki kemungkinan untuk

dipilih. Dengan pengacakan, sampel yang paling representatif akan

memungkinkan peneliti untuk melakukan generalisasi terhadap suatu populasi.

(Cresswel, 2013, hlm.220)

Sampel pada penelitian ini yaitu siswa kelas VII di LPKA Sukamiskin

Bandung dengan jumlah 16 orang laki-laki. Alasan pemilihan sampel yang

berjumlah 16 orang karena hasil dari studi pendahuluan saat microteaching dan

observasi pada siswa kelas VII menunjukan ke 16 siswa tersebut memiliki

kecerdasan emosi yang kurang baik. Berikut sampel penelitian yang akan diteliti

:

Tabel 3.1

Identitas Sampel Penelitian

No. Inisial Jenis kelamin Usia

1. RY Laki-laki 16 tahun

2. AP Laki-laki 16 tahun

3. M Laki-laki 16 tahun

4. RI Laki-laki 17 tahun

5. RF Laki-laki 17 tahun

6. AY Laki-laki 17 tahun

7. AN Laki-laki 18 tahun

8. AZ Laki-laki 17 tahun

35

Agus Saepul Rahman, 2017 PENGGUNAAN TEKNIK MODELING UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSI SISWA TUNALARAS KELAS VII LPKA SUKAMISKIN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

9. SR Laki-laki 18 tahun

10. MG Laki-laki 15 tahun

11. RR Laki-laki 15 tahun

12. YK Laki-laki 17 tahun

13. IH Laki-laki 16 tahun

14. AR Laki-laki 15 tahun

15. SS Laki-laki 17 tahun

16. S Laki-laki 16 tahun

D. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

Melakukan sebuah penelitian harus menggunakan pengukuran yang tepat,

untuk mendapatkan pengukuran yang tepat tentu dibutuhkan sebuah alat ukur yang

sesuai. Alat ukur dalam penelitian biasa disebut dengan instrumen penelitian.

Sehingga instrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan untuk

mengukur fenomena alam maupun sosial, yang sedang diteliti dan semua fenomena

ini disebut dengan variabel penelitian.

Instrumen penelitian yang digunakan berupa pedoman wawancara dan

observasi dengan rating scale serta kuesioner tentang kecerdasan emosi. Untuk

menjabarkan instrumen ke dalam bentuk pernyataan-pernyataan, maka peneliti

membuat beberapa langkah untuk membuat instrumen tersebut.

1. Kisi-kisi Instrumen

Sebelum instrumen menjadi pedoman observasi penelitian, maka hal

pertama yang dilakukan peneliti adalah menyusun kisi-kisi instrumen. Hal ini

dilakukan agar penelitian lebih terarah, lebih mudah dalam pengerjaan

pengumpulan dan pengolahan data serta tidak keluar dari bahasan yang akan

diteliti.

36

Agus Saepul Rahman, 2017 PENGGUNAAN TEKNIK MODELING UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSI SISWA TUNALARAS KELAS VII LPKA SUKAMISKIN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kisi-kisi instrumen dibuat berdasarkan aspek-aspek kecerdasan emosi yang

dirumuskan oleh Goleman. Adapun kisi-kisi instrumen kecerdasan emosi

tersebut dapat dicermati pada tabel berikut :

Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrumen Kecerdasan Emosi Siswa

Variabel Aspek Butir Instrumen Nomor

Soal

Kecerdasan

Emosi

1. Mengenali

Emosi Diri

(suatu

kemampuan

untuk mengenali

perasaan sewaktu

perasaan itu

terjadi)

1.1 Mengetahui penyebab dari

kekecewaan yang saya

rasakan

1

1.2 Mengetahui penyebab saya

sedih 2

1.3 Mengetahui hal-hal yang

menyebabkan saya marah 3

1.4 Mengetahui hal-hal yang

membuat saya senang 4

1.5 Mengetahui apa yang

membuat saya takut 5

2. Mengelola

Emosi

(kemampuan

inividu dalam

menangani

perasaan agar

dapat terungkap

dengan tepat atau

2.1 Bersabar saat mengantri 6

2.2 Marah saat teman

melanggar peraturan di

asrama

7

2.3 Sedih karena merasa

bersalah pada orangtua 8

2.4 Takut apabila melakukan

kesalahan 9

37

Agus Saepul Rahman, 2017 PENGGUNAAN TEKNIK MODELING UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSI SISWA TUNALARAS KELAS VII LPKA SUKAMISKIN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

selaras, sehingga

tercapai

keseimbangan

dalam diri

individu)

2.5 Cemas apabila belum

mengerjakan tugas 10

2.6 Iba saat orang lain dalam

kesulitan 11

2.7 Senang untuk belajar 12

2.8 Iri apabila orang lain

mendapatkan hasil belajar

yang bagus 13

3. Memotivasi Diri

Sendiri (Mampu

menata emosi

guna mencapai

tujuan yang

diinginkan.)

3.1 Bertanya pada guru atau

teman saat ada pelajaran

yang belum dimengerti

14

3.2 Belajar sendiri tanpa

disuruh 15

3.3 Memiliki cita-cita 16

3.4 Memiliki target untuk lebih

baik dari teman dalam

belajar

17

4. Empati

(kemampuan

seseorang untuk

mengenali orang

lain atau peduli)

4.1 Menghibur teman saat

teman merasa sedih 18

4.2 Bersedia ketika diminta

bantuan oleh orang lain 19

4.3 Menerima pendapat dari

orang lain 20

4.4 Peduli terhadap kesusahan

orang lain 21

38

Agus Saepul Rahman, 2017 PENGGUNAAN TEKNIK MODELING UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSI SISWA TUNALARAS KELAS VII LPKA SUKAMISKIN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Membina

Hubungan

(merupakan

keterampilan

yang menunjang

popularitas,

kepemimpinan,

dan keberhasilan

antar pribadi)

5.1 Menjadi ketua dalam

kelompok 22

5.2 Bercerita pada orang lain

apabila sedang sedih 23

5.3 Tidak membeda-bedakan

teman yang kaya atau

miskin

24

5.4 Mengucapkan salam atau

menyapa saat bertemu

dengan orang lain

25

5.5 Mencium tangan orang

yang lebih tua (orangtua,

guru, Pembina)

26

Instrumen dalam penelitian ini disusun dalam bentuk pedoman wawancara,

pengamatan (observasi) dan kuesioner kecerdasan emosi siswa yang digunakan

untuk memperoleh gambaran nyata terkait kecerdasan emosi siswa. Peneliti

memberikan tanda ceklis pada kolom wawancara dan pengamatan jika siswa

menampilkan perilaku yang terdapat dalam pernyataan. Sedangkan siswa mengisi

kuesioner kecerdasan emosi yang diberikan dengan memberi ceklist pada tabel

jawaban dari pernyataan yang terdapat dalam instrumen. Berikut instrumen

wawancara, observasi dan kuesioner kecerdasan emosi :

Tabel 3.3 Instrumen Wawancara Kecerdasan Emosi Siswa

NO Butir Instrumen

Pengamatan

Iya Ragu-

ragu Tidak

1. Mengetahui penyebab dari

kekecewaan yang dirasakan

39

Agus Saepul Rahman, 2017 PENGGUNAAN TEKNIK MODELING UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSI SISWA TUNALARAS KELAS VII LPKA SUKAMISKIN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Mengetahui penyebab dirinya

sedih

3. Mengetahui hal-hal yang

menyebabkan dirinya marah

4. Mengetahui hal-hal yang

membuat dirinya senang

5. Mengetahui apa yang membuat

dirinya takut

6. Memiliki cita-cita

7. Memiliki target untuk lebih baik

dari teman dalam belajar

Tabel 3.4 Instrumen Observasi Kecerdasan Emosi Siswa

No. Pernyataan

Jawaban

Belum

Terlihat

Mulai

Terlihat Konsisten

1. Saya mengetahui penyebab dari

kekecewaan yang saya rasakan

2. Bersabar saat mengantri

3. Marah saat teman melanggar

peraturan di asrama

4. Sedih karena merasa bersalah

pada orangtua

5. Takut apabila melakukan

kesalahan

6. Cemas apabila belum

mengerjakan tugas

7. Iba saat orang lain dalam

40

Agus Saepul Rahman, 2017 PENGGUNAAN TEKNIK MODELING UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSI SISWA TUNALARAS KELAS VII LPKA SUKAMISKIN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kesulitan

8. Senang untuk belajar

9. Iri apabila orang lain

mendapatkan hasil belajar yang

bagus

10. Bertanya pada guru atau teman

saat ada pelajaran yang belum

dimengerti

11. Belajar sendiri tanpa disuruh

12. Menghibur teman saat teman

merasa sedih

13. Bersedia ketika diminta bantuan

oleh orang lain

14. Menerima pendapat dari orang

lain

15. Peduli terhadap kesusahan orang

lain

16. Menjadi ketua dalam kelompok

17. Bercerita pada orang lain apabila

sedang sedih

18. Tidak membeda-bedakan teman

yang kaya atau miskin

19. Mengucapkan salam atau

menyapa saat bertemu dengan

orang lain

20. Mencium tangan orang yang

lebih tua dari dirinya (orangtua,

guru, Pembina)

41

Agus Saepul Rahman, 2017 PENGGUNAAN TEKNIK MODELING UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSI SISWA TUNALARAS KELAS VII LPKA SUKAMISKIN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.5 Instrumen Kuesioner Kecerdasan Emosi Siswa

No. Pernyataan

Jawaban

Selalu Pernah Tidak

Pernah

1.

Saya mengetahui penyebab

dari kekecewaan yang saya

rasakan

2. Saya mengetahui penyebab

saya sedih

3. Saya mengetahui hal-hal yang menyebabkan saya

marah

4. Saya mengetahui hal-hal yang membuat saya senang

5. Saya mengetahui apa yang membuat saya takut

6. Saya bersabar saat

mengantri

7.

Saya marah saat teman

melanggar peraturan di

asrama

8. Saya sedih karena merasa

bersalah pada orangtua

9. Saya takut apabila

melakukan kesalahan

10. Saya cemas apabila belum

mengerjakan tugas

11. Saya iba melihat orang lain

dalam kesulitan

42

Agus Saepul Rahman, 2017 PENGGUNAAN TEKNIK MODELING UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSI SISWA TUNALARAS KELAS VII LPKA SUKAMISKIN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

12. Saya senang untuk belajar

13.

Saya iri apabila orang lain

mendapatkan hasil belajar

yang bagus

14.

Saya bertanya pada guru

atau teman saat ada

pelajaran yang belum

dimengerti

15. Saya belajar sendiri tanpa

disuruh

16. Saya memiliki cita-cita

17.

Saya memiliki target untuk

lebih baik dari teman dalam

belajar

18. Saya menghibur teman saat

teman merasa sedih

19. Saya bersedia ketika diminta

bantuan oleh orang lain

20. Saya menerima pendapat

dari orang lain

21. Saya peduli terhadap

kesusahan orang lain

22. Saya menjadi ketua dalam

kelompok

23. Saya bercerita pada orang

lain apabila sedang sedih

24. Saya tidak membeda-

bedakan teman yang kaya

43

Agus Saepul Rahman, 2017 PENGGUNAAN TEKNIK MODELING UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSI SISWA TUNALARAS KELAS VII LPKA SUKAMISKIN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

atau miskin

25.

Saya mengucapkan salam

atau menyapa saat bertemu

dengan orang lain

26.

Saya mencium tangan orang

yang lebih tua dari saya

(orangtua, guru, Pembina)

1. Kriteria Penilaian Instrumen

Kriteria penilaian butir pernyataan pedoman wawancara yang digunakan

peneliti ialah Rating Scale. Setiap butir instrumen dalam lembar pengamatan

terdapat 3 penilaian yaitu “Iya”, “Ragu-ragu”, dan “Tidak”.

Tabel 3.6 Kriteria Skor Kecerdasan Emosi

Pedoman Wawancara

Pernyataan

Skor

Iya Ragu-

ragu Tidak

Favorable (+) 3 2 1

Setiap butir instrumen memiliki nilai 1 – 3. Terdapat bobot tertentu untuk masing-

masing nilai, keterangan bobot nilai dijabarkan sebagai berikut:

Tidak = Memiliki skor 1, siswa tidak mengetahui pernyataan yang ditanyakan

dalam indikator

Ragu-ragu = Memiliki skor 2, siswa ragu-ragu terhadap pernyataan yang ditanyakan

dalam indikator

44

Agus Saepul Rahman, 2017 PENGGUNAAN TEKNIK MODELING UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSI SISWA TUNALARAS KELAS VII LPKA SUKAMISKIN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Iya = Memiliki skor 3, siswa mengetahui pernyataan yang ditanyakan dalam

indikator

Tabel 3.7 Kriteria Skor Kecerdasan Emosi

Pedoman Observasi

Pernyataan

Skor

BT MT K

Favorable (+) 1 2 3

Setiap butir instrumen memiliki nilai 1 – 3. Terdapat bobot tertentu untuk masing-

masing nilai, keterangan bobot nilai dijabarkan sebagai berikut:

BT = Belum Terlihat. Memiliki skor 1, siswa belum memperlihatkan perilaku

sesuai dengan yang dinyatakan dalam indikator

MT = Mulai Terlihat. Memiliki skor 2, siswa sudah mulai memperlihatkan

perilaku sesuai yang dinyatakan dalam indikator

K = Konsisten Memiliki skor 3, siswa sudah memperlihatkan perilaku sesuai

dengan pernyataan indikator dengan konsisten

Dalam menentukan kriteria penilaian butir pernyataan kuesioner kecerdasan

emosi siswa, peneliti menggunakan skala Likert.. Setiap butir instrumen dalam

lembar kuesioner terdapat 3 penilaian yaitu Selalu , Pernah dan Tidak Pernah .

Tabel 3.8 Kriteria Skor Kecerdasan Emosi

Kuesioner Siswa

Pernyataan Skor

45

Agus Saepul Rahman, 2017 PENGGUNAAN TEKNIK MODELING UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSI SISWA TUNALARAS KELAS VII LPKA SUKAMISKIN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tidak

Pernah

Pernah Selalu

Favorable (+) 1 2 3

Setiap butir instrumen memiliki nilai 1 – 3. Terdapat bobot tertentu untuk masing-

masing nilai, keterangan bobot nilai dijabarkan sebagai berikut:

Tidak Pernah = Tidak pernah. Memiliki skor 1, siswa tidak pernah melakukan

pernyataan yang dinyatakan dalam instrumen.

Pernah = Pernah. Memiliki skor 2, siswa pernah melakukan pernyataan yang

dinyatakan dalam instrument.

Selalu = Selalu Memiliki skor 3, siswa selalu melakukan pernyataan yang

dinyatakan dalam instrumen.

2. Validitas Instrumen Penelitian

Sebuah instrumen penelitian yang akan digunakan perlu dilakukan pengujian

validitas terlebih dahulu. Uji validitas ini dilakukan untuk mendapatkan hasil

penelitian yang valid. Menurut Azwar (2012, hlm. 8) “validity mempunyai arti

sejauhmana akurasi suatu tes atau skala dalam menjalankan fungsi

pengukurannya”. Hal ini berarti bahwa dengan menggunakan tes atau sekala

(instrumen) yang telah teruji validitasnya maka akan diperoleh data yang konkrit

dan terpercaya.

Uji validitas yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas

isi.

Azwar (2012, hlm.42) mengemukakan “validitas isi merupakan validitas yang

diestimasi lewat pengujian terhadap kelayakan atau relevansi isi tes melalui

analisis rasional oleh panel yang berkompeten atau melalui expert judgement.”

46

Agus Saepul Rahman, 2017 PENGGUNAAN TEKNIK MODELING UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSI SISWA TUNALARAS KELAS VII LPKA SUKAMISKIN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rumus validitas isi yang digunakan untuk menentukan valid atau tidak

validnya instrumen dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan rumus

perhitungan sebagai berikut :

Keterangan

(Susetyo,2015,hlm.116)

Terdapat 3 ahli yang menjadi penilai uji validitas isi dalam penelitian ini

yaitu, dua ahli dari dosen Jurusan Pendidikan Khusus spesialisasi tunalaras dan

satu ahli dari pihak dosen Jurusan Psikologi . Adapun data para ahli yang memberi

penilaian ialah sebagai berikut:

Tabel 3.9 Data Ahli Penilai Expert Judgement

No. Nama Jabatan

1. Dr. Juhanaini, M.Ed

Dosen Pendidikan Khusus

Spesialisasi Tunalaras

2. Dr. Dedy Kurniadi, M.Pd

Dosen Pendidikan Khusus

Spesialisasi Tunalaras

3. M. Ariez Musthafa, M.Si Dosen Psikologi

Para ahli sebagai penilai mencocokkan butir instrumen dengan indikator

yang terdapat pada kisi-kisi instrumen. Penilai memberi tanda checklist pada

kolom Expert Judgement yang telah disediakan terhadap instrumen yang dianggap

cocok untuk penelitian. Setiap instrumen yang disetujui atau dikatakan cocok

47

Agus Saepul Rahman, 2017 PENGGUNAAN TEKNIK MODELING UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSI SISWA TUNALARAS KELAS VII LPKA SUKAMISKIN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diberi nilai 1 dan instrumen yang tidak disetujui atau dikatakan tidak cocok diberi

nilai 0. Butir tes dinyatkan valid apabila kecocokannya dengan indikator mencapai

lebih dari 50%. (Susetyo,2015,hlm.116)

Melalui uji validitas yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan seluruh

butir instrument dinyatakan valid karena perentase validitas setiap butir soal yang

diperoleh yaitu 66,7% dan 100% (perhitungan validitas instrument terlampir).

Maka instrument penelitian tentang penggunaan teknik modeling untuk

meningkatkan kecerdasan emosi siswa kelas VII di LPKA Sukamiskin dapat

digunakan.

4. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas dapat diartikan bahwa instrumen yang cukup baik maka instrumen

tersebut dapat dipercaya. Azwar (2012, hlm.7) mengemukakan bahwa “Suatu

pengukuran yang mampu menghasilkan data yang memiliki tingkat reliabilitas tinggi

disebut sebagai pengukuran yang reliabel”.

Pengujian reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu reliabilitas

konsistensi internal. Menurut Azwar (2012,hlm.59) :

“Pendekatan konsistensi internal dalam estimasi reliabilitas dimaksudkan, antara lain untuk menghindari permasalahan yang biasanya ditimbulkan oleh pendekatan tes

ulang dan pendekatan bentuk paralel. dalam pendekatan konsistensi internal data skor sekelempok individu sebagai subjek (single trial administration), sehingga metode ini

mempunyai nilai praktis dan efisiensi yang tinggi dibanding prosedur tes ulang dan bentuk paralel”.

Cara yang digunakan untuk perhitungan reliabilitas dalam penelitian ini

menggunakan Alpha Cronbach dengan aplikasi Statistical Service Product Solutions

(SPSS). Berikut hasil perhitungan reliabilitas Alpha Cronbach dengan SPSS :

Tabel 3.10 Hasil Perhitungan

Reliabilitas Apha Cronbach SPSS 16.0

Case Processing Summary

N %

48

Agus Saepul Rahman, 2017 PENGGUNAAN TEKNIK MODELING UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSI SISWA TUNALARAS KELAS VII LPKA SUKAMISKIN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.698 26

Tabel 3.6 menunjukan bahwa item instrumen yang diujikan pada 16 partisipan

dapat dikatakan reliable. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai Alpha Cronbach yang

lebih besar dari r.tabel (0,698 > 0,497). Nilai Alpha yang diperoleh yaitu 0,698 dengan

r.tabel untuk partisipan tes 16 orang yaitu 0,497. Dengan demikian maka item

questioner dalam penelitian ini dikatakan reliabel.

5. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan langkah-langkah yang dilakukan peneliti untuk

memperoleh data. Berikut tahapan-tahapan yang dilakukan oleh peneliti :

a. Persiapan penelitian

Cases Valid 16 100.0

Excludeda 0 .0

Total 16 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

49

Agus Saepul Rahman, 2017 PENGGUNAAN TEKNIK MODELING UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSI SISWA TUNALARAS KELAS VII LPKA SUKAMISKIN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Studi pendahuluan

Berdasarkan studi pendahuluan selama pelaksanaan program

microteaching dan observasi di LPKA Sukamiskin Bandung ditemukan

adanya masalah dalam kecerdasan emosi pada siswa tunalaras kelas VII.

Hal tersebut ditunjukan dengan adanya siswa yang merasa gelisah tanpa

tahu sebabnya, saat mengahadapi kesulitan menjadi tidak bersemangat,

terlalu membenci temannya yang membuatnya marah, membentak

temannya saat gelisah, kurang dapat menyalurkan emosi yang dimiliki,

sulit memahami emosi orang lain sehingga dampaknya siswa tersebut

akan mengalami kemerosotan kecerdasan emosi apabila dibiarkan.

2) Menyusun Alat Pengumpul Data Instrumen

Pada tahap ini peneliti mempersipakan instrumen penelitian yang

dibimbing oleh dosen pembimbing skripsi.

b. Pelaksanaan Penelitian

1) Meminta izin kepada pihak LPKA Sukamiskin untuk melaksanakan

penelitian pada siswa kelas VII.

2) Melaksanakan tes awal (Pre-Test) untuk mengambil kondisi awal

kecerdasan emosi siswa sebelum diberi perlakuan. Pengumpulan data

dilakukan dengan cara observasi. Observasi Pre-test ini dilakukan oleh

peneliti sendiri dengan bantuan oleh petugas LPKA. Pada saat observasi,

peneliti hanya mengamati kecerdasan emosi siswa berdasarkan pedoman

observasi yang dibuat.

3) Melaksanakan perlakuan melalui penayangan video dan diskusi selama

lima kali pertemuan dengan menggunakan teknik modeling pada siswa

tunalaras kelas VII LPKA Sukamiskin dengan jumlah enam belas belas

orang. Jumlah pertemuan lima kali untuk perlakuan didasarkan pada

penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Robiatul Adawiyah dengan judul

50

Agus Saepul Rahman, 2017 PENGGUNAAN TEKNIK MODELING UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSI SISWA TUNALARAS KELAS VII LPKA SUKAMISKIN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

”Pengembangan Model Konseling Behavior dengan Teknik Modeling

Untuk Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa SMPN 4 Wanarebes”

dimana dalam penelitian tersebut sesi pemberian video sebanyak lima kali.

4) Pelaksanaan teknik modeling pada siswa yaitu peneliti memberikan

penayangan film pendek yang berisi tentang nilai-nilai moral, membina

hubungan baik dengan orang lain, dan memotivasi diri. Setelah diberikan

penayangan film siswa dan peneliti melakukan diskusi untuk menemukan

hal apa yang dapat diperoleh dari film yang dilihat oleh siswa. Selanjutnya

siswa memberikan kesimpulan masing-masing atas hasil diskusi yang

dilakukan kemudian peneliti memberikan penguatan.

5) Melaksanakan tes akhir (post test) untuk mengetahui kecerdasan emosi

siswa tunaalras setelah diberikannya perlakuan. Pelaksanaan post test pun

sama hal nya dengan pelaksanaan pre-test, yaitu observasi partisipan.

Dengan harapan adanya peningkatan kecerdasan emosi setelah

diberikannya perlakuan melalui teknik modeling dengan penayangan film

pendek.

E. Teknik Pengumpulan Data

Tujuan dari teknik pengumpulan data yaitu mengumpulkan data yang

diperlukan dalam penelitian. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data

yang dapat memperlihatkan ada tidaknya peningkatan kecerdasan emosi siswa

kelas VII LPKA Sukamiskin Bandung dengan menggunkan teknik modeling.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi checklist dan tes

menggunakan kuesioner kecerdasan emosi siswa. Observasi cheklist yang

digunakan merupakan observasi berstruktur. Burhan (2011, hlm.144-145)

menjelaskan bahwa :

Pada observasi berstruktur, peneliti telah mengatahui aspek atau aktivitas apa yang akan diamati, yang relevan dengan masalah dan tujuan penelitian

karena pada pengamatan, peneliti telah mempersiapkan terlebih dulu dan mempersiapkan materi pengamatan serta instrumen yang akan digunakan.

51

Agus Saepul Rahman, 2017 PENGGUNAAN TEKNIK MODELING UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSI SISWA TUNALARAS KELAS VII LPKA SUKAMISKIN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengumpulan data mengacu pada pedoman wawancara, observasi dan

kuesioner yang dibuat sejumlah 26 butir yang diisi oleh peneliti dan siswa

dengan cara di checklist.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan setelah data terkumpul, maka peneliti dengan segera

mengolah data yang telah diperoleh. Tahap analisis data diuraikan sebagai berikut :

1. Membuat tabel dan diagram skor tiap aspek kecerdasan emosi yang diperoleh

siswa meliputi mengenal emosi, mengelola emosi, memotivasi diri, empati, dan

membina hubungan dengan orang lain sebelum diberikan perlakuan (pre-test)

menggunakan teknik modeling.

2. Membuat tabel dan diagram skor tiap aspek kecerdasan emosi yang diperoleh

siswa meliputi mengenal emosi, mengelola emosi, memotivasi diri, empati, dan

membina hubungan dengan orang lain setelah diberikan perlakuan (post test)

menggunakan teknik modeling.

3. Membuat tabel dan diagram rekapitulasi skor pre test dan post test teknik

modeling yang diperoleh siswa, menghitung skor rata-rata serta menghitung

perbedaan skor kecerdasan emosi siswa pada saat pre test dan post test.

Upaya untuk mendapatkan data mengenai peningkatan kecerdasan emosi

mengggunakan teknik modeling pada siswa peneliti menggunakan statistik non

parametrik yaitu uji Wilcoxon Signed Rank Test. Hal ini dilakukan berdasarkan

pertimbangan jumlah subjek yang berjumlah enam belas orang sesuai dengan

syarat minimal sampel uji wilcoxon. Berikut cara uji Wilcoxon menggunakan

SPSS menurut Hidayat (2014) adalah sebagai berikut :

a. Pada menu, klik Analyze, Nonparametrics Test, 2 Related Samples. Setelah

jendela terbuka masukkan pretest ke kotak variable 1 dan

masukkan posttest ke kotak variable 2 dengan cara arahkan seleksi ke pretest

52

Agus Saepul Rahman, 2017 PENGGUNAAN TEKNIK MODELING UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSI SISWA TUNALARAS KELAS VII LPKA SUKAMISKIN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

atau posttest kemudian klik tanda panah ke kanan. Selanjutnya

centang Wilcoxon dan tekan OK.

Gambar 3.1

Wilcoxon Signed Rank Test Hidayat (2014)

b. Klik tombol Options dan centang Descriptive.

Gambar 3.2

Wilcoxon Signed Rank Test Descriptive

Hidayat (2014)

c. Selanjutnya lihat output

d. Untuk menguji hipotesis terdapat kriteria pengambilan keputusan dengan

tingkat kepercayaan atau taraf kritis α = 5%, atau 0,05:

53

Agus Saepul Rahman, 2017 PENGGUNAAN TEKNIK MODELING UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSI SISWA TUNALARAS KELAS VII LPKA SUKAMISKIN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

H1 diterima : p Value < taraf kritis

H1 ditolak : p Value > taraf kritis