bab iii metodologi penelitian a. metode...

32
45 Dwinta Chaerani, 2014 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK PERMAINAN TRADISIONAL ULAR NAGA DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JEPANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana efektivitas permainan ular naga dalam menghafal dan mengerti arti kosakata bahasa Jepang. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan metode penelitian. Dalam kegiatan penelitian, metode dapat diartikan sebagai cara atau prosedur yang harus ditempuh untuk menjawab masalah penelitian. Sedangkan “Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan” (Sugiyono, 200 9: 6). Sedangkan tujuan dari metode penelitian eksperimen adalah untuk menguji efektivitas dan efisiensi dari suatu pendekatan, metode, teknik, atau media pengajaran atau pembelajaran (Sutedi, 2011: 54). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan pada hasil belajar siswa sebelum dan setelah menerapkan treatment permainan ular naga. Untuk membuktikan layak atau tidaknya metode ini, diperlukan kelas kontrol sebagai pembandingnya. Maka dari itu, metode

Upload: doannguyet

Post on 13-Mar-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

45 Dwinta Chaerani, 2014 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK PERMAINAN TRADISIONAL ULAR NAGA DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana efektivitas permainan

ular naga dalam menghafal dan mengerti arti kosakata bahasa Jepang. Untuk

mencapai tujuan tersebut diperlukan metode penelitian. Dalam kegiatan

penelitian, metode dapat diartikan sebagai cara atau prosedur yang harus

ditempuh untuk menjawab masalah penelitian. Sedangkan “Metode penelitian

adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat

ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan suatu pengetahuan tertentu sehingga

pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan

mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan” (Sugiyono, 2009: 6).

Sedangkan tujuan dari metode penelitian eksperimen adalah untuk menguji

efektivitas dan efisiensi dari suatu pendekatan, metode, teknik, atau media

pengajaran atau pembelajaran (Sutedi, 2011: 54).

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang

signifikan pada hasil belajar siswa sebelum dan setelah menerapkan treatment

permainan ular naga. Untuk membuktikan layak atau tidaknya metode ini,

diperlukan kelas kontrol sebagai pembandingnya. Maka dari itu, metode

46 Dwinta Chaerani, 2014 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK PERMAINAN TRADISIONAL ULAR NAGA DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

eksperimen yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian eksperimen

murni atau true experimental research, dimana terdapat kelas kontrol sebagai

pembanding kelas eksperimen.

B. Desain Penelitian

Menurut Sugiyono (2011: 108-109), terdapat beberapa bentuk desain

eksperimen yang dapat digunakan dalam penelitian, yaitu: pre-experimental

design, true experimental design, factorial design, dan quasi experimental design.

Penelitian ini menggunakan desain eksperimen True Experiment Pretest

Posttest Control Group Design, yaitu desain eksperimen yang terdapat 2

kelompok yang masing-masing dipilih dengan teknik sampel purposif. Kelompok

pertama akan diberikan perlakuan berupa permainan tradisional ular naga, dan

kelompok kedua tidak menggunakan permainan dan hanya berupa media cetak

biasa dengan pembelajaran konvensional. Kelompok yang diberikan perlakuan

permainan disebut kelompok / kelas eksperimen. Dan kelompok yang tidak diberi

perlakuan disebut kelompok / kelas kontrol.

Pada tahap awal sebelum proses pembelajaran, pretest diberikan terlebih

dahulu kepada siswa, dengan tujuan untuk mengetahui apakah kemampuan antara

kelas eksperimen dan kelas kontrol terdapat perbedaan yang signifikan,

mengingat pembelajar adalah siswa sekolah menengah atas yang mempelajari

bahasa Jepang dengan durasi dan bobot yang sama.

47 Dwinta Chaerani, 2014 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK PERMAINAN TRADISIONAL ULAR NAGA DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah didapatkan data dari hasil pre-test, dengan demikian penulis dapat

melaksanakan proses pembelajaran atau perlakuan selama tiga kali berturut-turut.

Di akhir pembelajaran, post-test dilaksanakan untuk mengetahui apakah antara

kelas eksperimen dan kelas kontrol terdapat perbedaan.

Keterangan:

R : Kelompok eksperimen dan kontrol siswa kelas XII SMA Negeri

8 Bandung tahun ajaran 2013/2014

O1 dan O3 : Kedua kelompok tersebut diberikan pre-test untuk mengetahui

kemampuan awal

O2 : Kemampuan siswa kelompok eksperimen setelah diterapkan

teknik permainan ular naga yang dihitung dari hasil post-test

O4 : Kemampuan siswa kelompok kontrol tanpa diterapkan teknik

permainan ular naga yang dihitung dari hasil post-test

X : Treatment (perlakuan) yang diberikan kepada kelompok

eksperimen yaitu pembelajaran kosakata dengan menggunakan

teknik permainan tradisional ular naga

R O1 X O2

R O3 O4

48 Dwinta Chaerani, 2014 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK PERMAINAN TRADISIONAL ULAR NAGA DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Arikunto, 2006 : 85)

C. Sampling dalam Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 8 Bandung yang bertempat di

Jalan Solontongan No.3 Bandung.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2013 / 2014,

pengambilan data dilakukan empat kali selama bulan Oktober tahun 2013.

3. Populasi

Menurut Margono (2009: 118), populasi adalah seluruh data yang menjadi

perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. Jadi,

populasi berhubungan dengan data, bukan manusianya. Sedangkan Menurut

Sugiyono (2007: 61) bahwa, “Populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas: objek-objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Populasi yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA

Negeri 8 Bandung tahun ajaran 2013-2014.

49 Dwinta Chaerani, 2014 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK PERMAINAN TRADISIONAL ULAR NAGA DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Sampel

Sampel penelitian merupakan bagian dari populasi yang diambil sebagai

sumber data yang dianggap mewakili seluruh populasi. Sampel dalam

penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 8 Bandung kelas XII IPS 3 sebanyak

20 orang sebagai kelas eksperimen dan kelas XII IPS 1 sebanyak 20 orang

sebagai kelas kontrol. Untuk lebih jelasnya, sampel dalam penelitian ini dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3. 1

Sampel Penelitian

No. Kelas Penelitian Jumlah Jumlah Siswa yang Diteliti

1. Kelas XII IPS 1 48 siswa 20 siswa

2. Kelas XII IPS 3 49 siswa 20 siswa

5. Prosedur Sampling

Sampel adalah bagian dari populasi yang dianggap mewakili untuk

dijadikan sumber data. Proses penentuan sampel dari sejumlah populasi yang

50 Dwinta Chaerani, 2014 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK PERMAINAN TRADISIONAL ULAR NAGA DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ada disebut dengan teknik penyampelan (Technique sampling). Teknik

pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah dengan cara Teknik Purposif.

Teknik Purposif adalah perngambilan sampel yang didasarkan atas

pertimbangan peneliti itu sendiri, dengan maksud atau tujuan tertentu yang

bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah (Sutedi, 2009: 179).

D. Variabel Penelitian

Suharsimi Arikunto (1996: 99), mengatakan bahwa “Variabel adalah objek

penelitian atau apa yang menjadi perhatian suatu penelitian”. Menurut Sugiyono

(2007: 2), bahwa “Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang

berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga

diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”.

Sedangkan menurut Emzir (2010: 24), “Variabel adalah segala sesuatu yang akan

menjadi objek pengamatan penelitian maupun faktor-faktor yang berperan dalam

peristiwa atau gejala yang akan diteliti”. Berdasarkan dua pengertian diatas

penulis menyimpulkan bahwa variabel penelitian adalah segala sesuatu yang

menjadi titik perhatian dalam penelitian. Variabel dalam penelitian ini ialah:

a. Variabel (X) yaitu hasil belajar kelas eksperimen dalam menguasai kosakata

bahasa Jepang dengan menggunakan permainan ular naga.

b. Variabel (Y) yaitu hasil belajar kelas kontrol dalam menguasai kosakata

bahasa Jepang tanpa mengggunakan permainan ular naga.

51 Dwinta Chaerani, 2014 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK PERMAINAN TRADISIONAL ULAR NAGA DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yaitu alat yang digunakan untuk mengumpulkan atau

menyediakan berbagai data yang diperlukan dalam kegiatan penelitian (Sutedi,

2009: 155). Pendapat lain dikemukakan oleh Sugiyono (2003) yang menyatakan

bahwa instrumen penelitian digunakan untuk mengumpulkan data dalam

menjawab pertanyaan penelitian dan hipotesis penelitian. Instrumen yang

digunakan sangat menentukan terhadap keberhasilan suatu kegiatan penelitian,

sebab data yang diperoleh untuk menjawab masalah penelitian atau menguji

hipotesis diperoleh melalui instrumen.

Data penelitian pendidikan, ada yang bersumber dari manusia dan ada juga

yang berasal dari sumber lainnya, sehingga diperlukan berbagai jenis instrumen

untuk memperolehnya. Untuk menguji hipotesis, diperlukan data yang benar,

cermat, serta akurat karena keabsahan hasil pengujian hipotesis bergantung

kepada kebenaran dan ketepatan data. Sedangkan kebenaran dan ketepatan data

yang diperoleh begantung kepada alat pengumpul data yang digunakan

(instrumen) serta sumber data.

Instrumen sebagai alat pengumpul data harus betul-betul dirancang dan dibuat

sedemikian rupa sehingga menghasilkan data empiris sebagaimana adanya

(Margono, 2009: 155-156). Data yang salah atau tidak menggambarkan data

empiris bisa menyesatkan peneliti, sehingga kesimpulan penelitian yang ditarik

52 Dwinta Chaerani, 2014 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK PERMAINAN TRADISIONAL ULAR NAGA DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

atau dibuat peneliti bisa keliru. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam

menyusun instrumen penelitian, antara lain:

1) Masalah dan variabel yang diteliti termasuk indikator variabel, harus jelas

spesifik sehingga dapat dengan mudah menetapkan jenis instrumen yang akan

digunakan.

2) Sumber data / informasi baik jumlah maupun keragamannya harus diketahui

terlebih dahulu, sehingga bahan atau dasar dalam menentukan isi, bahasa,

sistematika item dalam instrumen penelitian akan lebih terencana.

3) Keterampilan dalam instrumen itu sendiri sebagai alat pengumpul data baik

dari keajegan, kesahihan maupun objektifitasnya.

4) Jenis data yang diharapkan dari penggunaan instrumen harus jelas, sehingga

peneliti dapat memperkirakan cara analisis data guna pemecahan masalah

penelitian.

5) Mudah dan praktis digunakan akan tetapi dapat menghasilkan data yang

diperlukan.

Instrumen penelitian dalam penelitian ini yaitu tes mengenai kosakata bahasa

Jepang. Tes diberikan kepada siswa sebanyak dua kali yaitu pretest dan posttest.

Pretest diberikan untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam menguasai

kosakata bahasa Jepang sebelum dilakukannya treatment. Posttest diberikan

kepada siswa dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan siswa sesudah

diterapkannya treatment.

53 Dwinta Chaerani, 2014 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK PERMAINAN TRADISIONAL ULAR NAGA DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam suatu penelitian, data merupakan suatu hal yang sangat diperlukan

untuk selanjutnya dianalisis guna mendapatkan suatu kesimpulan. Untuk itu

diperlukan teknik pengumpulan data untuk memperoleh hasil penelitian yang

sesuai. Teknik pengumpulan data yaitu cara yang digunakan untuk

mengumpulkan atau memperoleh data dalam suatu penelitian. Prosedur yang

dijalankan untuk mengumpulkan data penelitian adalah sebagai berikut:

1. Kajian Pustaka

Kajian pustaka ini berupa pengumpulan materi dan teori-teori yang relevan

dengan masalah yang diteliti, beserta penelitian terdahulu yang serupa dengan

penelitian ini sehingga penulis mendapatkan berbagai informasi yang

bermanfaat untuk penelitiannya.

2. Tes

Tes merupakan alat ukur yang biasanya digunakan untuk mengukur hasil

belajar siswa setelah selesai satu satuan program pengajaran tertentu (Sutedi,

2009: 157). Sedangkan menurut Danasasmita (2009: 113), tes merupakan

serangkaian soal yang harus dijawab oleh pembelajar. Tes dilakukan sebanyak

dua kali dan dilaksanakan pada awal dan akhir pembelajaran. Tes tersebut

berupa soal isian yang berjumlah 15 soal. Tiap soal memiliki bobot penilaian

yang sama yaitu dua poin.

54 Dwinta Chaerani, 2014 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK PERMAINAN TRADISIONAL ULAR NAGA DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pre-test dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa terhadap

penguasaan kosakata sebelum pelaksanaan treatment menggunakan

permainan ular naga. Hasil dari pre-test ini akan dijadikan data awal

penelitian (O1).

Post-test dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan akhir siswa terhadap

penguasaan kosakata setelah treatment menggunakan permainan ular naga.

Hasil dari post-test ini akan dijadikan data akhir penelitian (O2).

Berikut merupakan kisi-kisi soal pre-test dan post-test yang digunakan

dalam penelitian ini:

Tabel 3.2

Kisi-kisi Soal Pre-test

NO INDIKATOR NO. SOAL JUMLAH

1

SUKINA MONO

Dapat memilih kosakata berdasarkan gambar

1

5

Dapat memilih kosakata berdasarkan petunjuk 11

Dapat memilih kosakata dengan menerjemahkan 8, 13

55 Dwinta Chaerani, 2014 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK PERMAINAN TRADISIONAL ULAR NAGA DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jepang

Dapat memilih kosakata dengan menerjemahkan

dari bahasa Jepang ke bahasa Indonesia

5

2

DOUBUTSU

Dapat memilih kosakata berdasarkan gambar

10, 14

5

Dapat memilih kosakata berdasarkan petunjuk 4

Dapat memilih kosakata dengan menerjemahkan

dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jepang

2

Dapat memilih kosakata dengan menerjemahkan

dari bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia

7

3

SHUMI

Dapat memilih kosakata berdasarkan gambar

6

5

Dapat memilih kosakata berdasarkan petunjuk 9

Dapat memilih kosakata dengan menerjemahkan

dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jepang

3, 15

Dapat memilih kosakata dengan menerjemahkan 12

56 Dwinta Chaerani, 2014 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK PERMAINAN TRADISIONAL ULAR NAGA DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dari bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia

Jumlah 15

(Soal terlampir)

Tabel 3.3

Kisi-kisi Soal Post-test

NO INDIKATOR NO. SOAL JUMLAH

1

SUKINA MONO

Dapat memilih kosakata berdasarkan gambar

4

5

Dapat memilih kosakata berdasarkan petunjuk 8

Dapat memilih kosakata dengan menerjemahkan

dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jepang

1

Dapat memilih kosakata dengan menerjemahkan

dari bahasa Jepang ke bahasa Indonesia

10, 14

2

DOUBUTSU

Dapat memilih kosakata berdasarkan gambar

5, 13

5

57 Dwinta Chaerani, 2014 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK PERMAINAN TRADISIONAL ULAR NAGA DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dapat memilih kosakata berdasarkan petunjuk 2

Dapat memilih kosakata dengan menerjemahkan

dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jepang

11

Dapat memilih kosakata dengan menerjemahkan

dari bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia

6

3

SHUMI

Dapat memilih kosakata berdasarkan gambar

9

5

Dapat memilih kosakata berdasarkan petunjuk

7

Dapat memilih kosakata dengan menerjemahkan

dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jepang

12

Dapat memilih kosakata dengan menerjemahkan

dari bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia

3, 15

Jumlah 15

(Soal terlampir)

3. Angket

58 Dwinta Chaerani, 2014 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK PERMAINAN TRADISIONAL ULAR NAGA DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden

untuk menjawabnya (Sugiyono, 2010: 194). Selain itu, menurut Sutedi (2008:

2), teknik angket dilakukan dengan cara pengumpulan data melalui daftar

pertanyaan tertulis yang disusun dan disebarkan untuk mendapatkan informasi

atau keterangan dari responden. “Ada banyak alasan yang mengatakan angket

sebagai salah satu teknik yang umum untuk mengumpulkan informasi dari

subjek penelitian. Kuesioner bisa menggunakan pernyataan atau pertanyaan,

namun disemua kasus subjek penelitian menentukan respon dengan cara

menulis sesuatu untuk tujuan yang berifat spesifik” (McMillan et.al, 2001)

dalam Bahri (2010: 44). Dengan kata lain, angket adalah pertanyaan dalam

bentuk tulisan, baik essay maupun pilihan ganda, yang dibuat dengan tujuan

untuk meminta pendapat dari responden mengenai sesuatu hal.

Pengolahan data angket dilakukan dengan melihat presentasi jumlah

jawaban dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menjumlahkan setiap jawaban angket.

2. Menyusun frekuensi jawaban.

3. Membuat tabel frekuensi.

4. Menghitung presentasi setiap jawaban.

59 Dwinta Chaerani, 2014 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK PERMAINAN TRADISIONAL ULAR NAGA DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Untuk mengatahui data angket maka dilakukan proses pengolahan angket

dengan cara menghitung presentasi dari tiap butir soal dan menafsirkan

hasilnya.

Rumus untuk mengolah data angket adalah :

Keterangan :

P = Persentase

f = Frekuensi

n = Jumlah responden

(Sutedi, 2009: 32)

Angket dapat diklasifikasikan dalam beberapa jenis, dilihat dari sudut

pandangnya, dibedakan menjadi:

A. Berdasarkan dari cara menjawab:

a. Angket terbuka, yaitu angket yang memberi kesempatan kepada

responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri.

b. Angket tertutup, yaitu angket yang telah disediakan jawabannya

sehingga responden tinggal memilih.

60 Dwinta Chaerani, 2014 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK PERMAINAN TRADISIONAL ULAR NAGA DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Dipandang dari jawaban yang diberikan:

a. Angket langsung, yaitu reponden menjawab tentang dirinya.

b. Angket tidak langsung, yaitu jika responden menjawab tentang orang

lain.

C. Dipandang dari bentuknya:

a. Pilihan Ganda (PG), yaitu adalah hampir serupa dengan angket

tertutup.

b. Essay, yaitu sama dengan angket terbuka.

c. Checklist, yaitu sebuah daftar, dimana reponden tinggal

membubuhkan tanda check pada kolom yang sesuai.

d. Rating-scale (skala bertingkat) yaitu sebuah pertanyaan diikuti oleh

kolom-kolom yang menunjukan tingkatan-tingkatan, misalnya mulai

dari sangat setuju sampai dengan sangat tidak setuju.

Adapun keuntungan menggunakan angket adalah:

a. Tidak memerlukan kehadiran peneliti.

b. Dapat dibagi secara serentak kepada banyak responden.

c. Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing

dan menurut waktu senggang responden.

d. Dapat dibuat anonym sehingga responden bebas, jujur dan tidak malu-

malu menjawab.

61 Dwinta Chaerani, 2014 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK PERMAINAN TRADISIONAL ULAR NAGA DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e. Dapat dibuat terstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi

pertanyaan yang benas-benar sama.

Ada keuntungan pasti ada kelemahan dari angket, berikut kelemahannya:

a. Responden sering tidak teliti dalam menjawab sehingga ada

pertanyaan yang terlewati tidak dijawab, padahal sukar diulang untuk

diberikan kembali kepadanya.

b. Seringkali sukar dicari validitasnya.

c. Walaupun sering dibuat anonym, kadang-kadang responden dengan

sengaja memberi jawaban yang tidak betul atau tidak jujur.

d. Sering tidak kembali, terutama jika dikirim lewat pos. menurut

penelitian, angket yang dikirim lewat pos angka pengembaliannya

sangat rendah, hanya sekitar 20% (Anderson),

e. Waktu pengembaliannya tidak bersama-sama, bahkan kadang-kadang

ada yang terlalu lama sehingga terlambat.

Peneliti memberikan angket tertutup kepada siswa, yaitu angket yang telah

disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih. Serta merupakan

angket langsung, yang artinya responden menjawab angket yang penulis

berikan adalah tentang diri responden itu sendiri. Lalu apabila dipandang dari

bentuknya ini merupakan angket Pilihan Ganda (PG) yaitu pertanyaan yang

jawabannya sudah ditetapkan oleh penulis. Sehingga, responden hanya tinggal

memilih. Angket ini dijadikan salah satu instrumen untuk mengetahui

62 Dwinta Chaerani, 2014 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK PERMAINAN TRADISIONAL ULAR NAGA DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tanggapan siswa kelas eksperimen terhadap permainan tradisional ular naga

untuk meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Jepang. Tanggapan tersebut

yang nantinya turut dijadikan penilaian apakah permainan tradisional ular

naga ini efektif atau tidak.

Tabel 3.4

Kisi-kisi Angket

No Jenis Soal Indikator No. Soal

1 Pilihan Ganda

Bagaimana tanggapan para

siswa setelah diterapkannya

teknik permainan ular naga

dalam pembelajaran kosakata

dalam bahasa Jepang

1-15

Tabel 3.5

Klasifikasi Interprestasi Perhitungan Persentasi Tiap Kategori

Interval Presentase Interprestasi

0% Tidak seorang pun

1%-5% Hampir tidak ada

63 Dwinta Chaerani, 2014 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK PERMAINAN TRADISIONAL ULAR NAGA DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6%-25% Sebagian Kecil

26%-49% Hampir setengahnya

50% Setengahnya

51%-75% Lebih dari setengahnya

76%-95% Sebagian besar

96%-99% Hampir seluruhnya

100% Seluruhnya

(Arikunto, 2006 : 263)

G. Uji Kelayakan Instrumen

Kriteria tentang alat ukur yang baik dan dapat diterima merupakan target yang

harus terlebih dahulu ditentukan sebelum uji coba dilakukan. Kualitas instrument,

data dan hasil penelitian kuantitatif harus memenuhi syarat valid dan reliabel

sehingga kriteria kualitas instrumen berhubungan dengan ukuran reliabilitas dan

validitas (Sugiyono, 2010: 196). Instrumen yang baik yaitu instrumen yang

memiliki validitas dan reliabilitas (Sutedi, 2007: 218). Uji kelayakan instrumen

berupa analisis butir soal, uji validitas dan reliabilitas.

1. Analisis Butir Soal

64 Dwinta Chaerani, 2014 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK PERMAINAN TRADISIONAL ULAR NAGA DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Analisis butir soal adalah salah satu uji kelayakan instrumen tes yang

menguji tingkat kesukaran soal dan daya pembeda. Analisis butir soal

mencakup tingkat kesukaran dan daya pembeda. Hasil dari analisis tingkat

kesukaran dan analisis daya pembeda sangat dipengaruhi oleh sampel yang

diuji, karena sampel yang tergolong pintar akan mempengaruhi tingkat

kesukaran menjadi lemah dan daya pembeda pun menjadi lemah.

Tingkat Kesukaran Soal

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu

sulit, serta dapat membedakan antara siswa yang tergolong mampu

(kelompok atas) dengan siswa yang kurang mampu (kelompok bawah).

Berikut adalah rumus menentukan tingkat kesukaran soal:

Keterangan:

TK : tingkat kesukaran

BA : jumlah jawaban benar kelompok atas

BB : jumlah jawaban benar kelompok bawah

N : jumlah sampel kelompok atas dan kelompok bawah

(Sutedi, 2009: 214)

65 Dwinta Chaerani, 2014 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK PERMAINAN TRADISIONAL ULAR NAGA DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.6

Klasifikasi Tingkat Kesukaran

Tingkat Kesukaran Klasifikasi Tingkat Kesukaran

0,00 ~ 0,25 Sukar

0,26 ~ 0,75 Sedang

0,76 ~ 1,00 Mudah

(Sutedi, 2009: 214)

Daya Pembeda

Menurut Sutedi (2009: 214), butir soal yang baik adalah yang bisa

membedakan kelompok atas dan kelompok bawah, untuk melihat daya

pembeda tiap butir soal dapat digunakan rumus berikut:

(Sutedi, 2009: 214)

Keterangan:

DP : daya pembeda

BA : jumlah jawaban benar kelompok atas

BB : jumlah jawaban benar kelompok bawah

66 Dwinta Chaerani, 2014 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK PERMAINAN TRADISIONAL ULAR NAGA DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

N : jumlah sampel kelompok atas atau kelompok bawah

Tabel 3.7

Klasifikasi Daya Pembeda

Daya Pembeda Klasifikasi Daya Pembeda

0,00 ~ 0,25 Rendah (lemah)

0,26 ~ 0,75 Sedang

0,76 ~ 1,00 Tinggi (kuat)

(Sutedi, 2009: 214-215)

2. Validitas dan Reliabilitas

Dedi Sutedi dalam bukunya Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang

mengartikan valid berarti dapat mengukur apa yang hendak diukur dengan

baik, sedangkan reliabel yaitu ajeg, meskipun validitas lebih tepat diartikan

sebagai kesesuaian interpretasi hasil tes daripada tes sebagai alat evaluasi,

namun secara lebih praktis dan sederhana validitas itu dikaitkan dengan

kesesuaian tes sebagai alat ukur dengan sasaran pokok yang perlu diukur.

(Sutedi, 2009: 217). Tes bahasa yang valid sebagai alat ukur kemampuan

bahasa memusatkan pengukurannya pada kemampuan bahasa peserta tesnya,

bukan kemampuan lain seperti misalnya pengetahuan tentang sejarah

67 Dwinta Chaerani, 2014 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK PERMAINAN TRADISIONAL ULAR NAGA DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perkembangan bahasa. Hasil tes bahasa yang valid memberikan informasi

tentang kemampuan bahasa peserta tesnya, bukan tingkat kemampuan lain

seperti berhitung atau bernyanyi, misalnya: relevansi, kecocokan, atau

kesesuaian antara suatu tes dengan jenis kemampuan yang merupakan sasaran

pokok pengukurannya, itulah yang dimaksudkan dengan validitas.

Validitas

Menurut Emzir (2010: 121), suatu instrumen dikatakan valid jika

instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang hendak diukur.

Untuk menilai validitas pada instrumen penelitian ini, penulis

berkonsultasi dengan dosen ahli yang berkompeten serta guru mata

pelajaran bahasa Jepang disekolah tempat penelitian yang dibuktikan

dengan adanya expert judgement (terlampir). Pernyataan Expert

Judgement dari pakar yang bersangkutan ini menyatakan bahwa instrumen

tes yang diberikan kepada sampel terbukti valid. Pakar yang menilai uji

kelayakan dalam penelitian ini adalah Drs. H. Djedje Sudjana.

Reliabilitas

Menurut Sutedi (2009: 218), selain validitas, tes yang baik perlu

memiliki ciri yang lain, yaitu reliabilitas. Sebagai alat ukur yang hasil

pengukurannya digunakan untuk membuat berbagai keputusan penting, tes

diharapkan untuk menghasilkan hasil pengukuran yang ajeg, artinya

68 Dwinta Chaerani, 2014 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK PERMAINAN TRADISIONAL ULAR NAGA DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

meskipun berkali-kali tes tersebut digunakan pada sampel yang sama

dengan waktu yang tidak terlalu lama, akan menghasilkan data yang sama

pula. Selain itu, tes diharapkan konsisten, tidak berubah-ubah, dapat

dipercaya dan diandalkan, atau singkatnya reliabel. Sebuah tes dikatakan

reliabel apabila skor yang dihasilkannya benar-benar dapat dipercaya

karena bersifat ajeg dan tidak berubah secara mencolok. Pada penelitian

ini penulis berusaha mengukur tingkat reliabilitas instrumen tes dengan

reliabilitas internal menggunakan teknik belah dua. Dalam teknik ini, data

nilai hasil tes yang diolah, diambil dari hasil tes yang diujicobakan pada

sampel lain (sampel di luar kelas eskperimen dan kelas kontrol) yang

tingkatannya sederajat yang sedang belajar bahasa Jepang.

H. Teknik Pengolahan Data

Pada saat data sudah terkumpul maka langkah selanjutnya yaitu menganalisis

data tersebut melalui pendekatan statistika. Adapun pengertian statistika menurut

Emzir (2010: 34) adalah “Pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara

pengumpulan data, pengolahan analisisnya dan penarikan kesimpulan yang

berdasarkan data dan analisis yang dilakukan”.

Teknik pengolahan data adalah kegiatan menganalisis dan mengolah semua

data dan informasi yang didapat dan sudah terkumpul. Teknik pengolahan data

69 Dwinta Chaerani, 2014 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK PERMAINAN TRADISIONAL ULAR NAGA DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam penelitian ini diarahkan untuk menguji hipotesis dan menjawab rumusan

masalah yang diajukan.

Tahapan teknik pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:

1. Pemberian skor:

Keterangan:

ΣB = jumlah jawaban benar

2. Membuat tabel persiapan untuk menilai

Tabel 3.8

Persiapan untuk Menghitung Nilai

No. X Y x y x2 y

2

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

70 Dwinta Chaerani, 2014 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK PERMAINAN TRADISIONAL ULAR NAGA DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

M

Keterangan:

a. Kolom (1), diisi dengan nomor urut yang sesuai pada jumlah sampel.

b. Kolom (2), diisi oleh skor yang telah diperoleh pada kelas eksperimen.

c. Kolom (3), diisi oleh skor yang telah diperoleh pada kelas kontrol.

d. Kolom (4), deviasi dari kolom X.

e. Kolom (5), deviasi dari kolom Y.

f. Kolom (6), diisi dengan hasil pengkuadratan angka pada kolom-kolom (4).

g. Kolom (7), diisi dengan hasil pengkuadratan angka pada kolom-kolom (5).

h. (sigma atau jumlah) dari setiap kolom, untuk kolom (5) dan kolom (4)

jumlahnya harus nol.

i. M (mean) adalah nilai rata-rata dari kolom (2) dan kolom (3).

3. Mencari nilai rata-rata (mean) kedua variabel, dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:

dan

Keterangan:

Mx : mean hasil pre-test

My : mean hasil post-test

71 Dwinta Chaerani, 2014 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK PERMAINAN TRADISIONAL ULAR NAGA DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

∑x : jumlah seluruh nilai pre-test

∑y : jumlah seluruh nilai post-test

N : jumlah sampel

4. Mencari standar deviasi variabel (x) dan variabel (y), dengan menggunakan

rumus sebagai berikut:

Keterangan:

Sdx : Standar deviasi dari variabel X

Sdy : Standar deviasi dari variabel Y

5. Mencari standar error mean variabel (x) dan variabel (y), dengan menggunakan

rumus sebagai berikut:

Keterangan:

: Standar error mean dari variabel X

72 Dwinta Chaerani, 2014 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK PERMAINAN TRADISIONAL ULAR NAGA DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

: Standar error mean dari variabel Y

6. Mencari standar error perbedaan mean variabel (x) dan variabel (y), dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

: Standar error perbedaan mean dari variabel X dan Y

7. Mencari nilai untuk menghitung taraf signifikan perbedaan antara dua

mean yang dimaksudkan untuk menghitung efektivitas strategi yang digunakan

dalam pengajaran yaitu teknik permainan tradisional ular naga dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

to : nilai t hitung yang dicari

SEM x-y : Standar error perbedaan mean X dan Y

73 Dwinta Chaerani, 2014 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK PERMAINAN TRADISIONAL ULAR NAGA DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Sutedi, 2009: 229-232)

I. Tahap-Tahap Penelitian

Tahap-tahap penelitian yaitu prosedur yang ditempuh dalam penelitian yang

terdiri dari tiga tahap, diantaranya sebagai berikut:

1. Persiapan Penelitian

a. Studi Pendahuluan

Studi pendahuluan dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang

kondisi subjek penelitian di lapangan. Penulis mengidentifikasi kosakata

bahasa Jepang yang telah dipelajari oleh siswa kelas XII SMA Negeri 8

Bandung melalui buku teks yang dipakai yaitu buku “Mengenal Bahasa

jepang Untuk SMA” yang disusun oleh Musyawarah Guru Mata Pelajaran

Bahasa jepang Jawa Barat (MGMP JABAR).

b. Pembuatan Instrumen Penelitian

Pembuatan RPP

Pembuatan soal pre-test

Pembuatan soal post-test

Pembuatan angket

c. Izin Penelitian

74 Dwinta Chaerani, 2014 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK PERMAINAN TRADISIONAL ULAR NAGA DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Meminta izin penelitian dari pihak sekolah, guru mata pelajaran yang

bersangkutan, dan khususnya kepada kepala sekolah SMA Negeri 8

Bandung agar penelitian berjalan lancar dan legal.

2. Pengumpulan Data

a. Memberikan pre-test

Pre-test diberikan untuk mengetahui kemampuan awal pada kelas

eksperimen sebelum diberikan treatment, Serta kepada kelas kontrol.

b. Memberikan treatment

Melaksanakan treatment (perlakuan) kepada kelas eksperimen berupa

pembelajaran dengan penggunaan teknik permainan tradisional ular naga

selama (2x45) menit sebanyak tiga kali pertemuan. Materi yang diambil

adalah dari buku paket yang digunakan oleh siswa kelas XII SMA Negeri

8 Bandung terdiri dari tiga bab, yaitu sukina mono (suiei ga suki desu),

doubutsu (koi ga ichiban suki desu) dan shumi (shumi wa e o kaku koto

desu).

c. Memberikan Post-test

Post-test diberikan untuk mengetahui perkembangan kemampuan

kelas eksperimen dalam mengerti dan menghafal kosakata bahasa Jepang

setelah diterapkannya treatment berupa pembelajaran menggunakan

teknik permainan tradisional ular naga. Serta memberikan post test kepada

75 Dwinta Chaerani, 2014 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK PERMAINAN TRADISIONAL ULAR NAGA DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kelas kontrol tanpa diterapkan treatment dan hanya belajar dari

pembelajaran konvensional saja.

d. Memberikan Angket

Angket diberikan kepada siswa guna mengetahui tanggapan dari apa

yang dirasakan oleh objek yang menjadi sampel penelitian. Angket juga

sebagai penguat hasil pretest dan posttest.

3. Pelaporan

a. Mengumpulkan data hasil penelitian berupa tes dan angket

b. Analisis data statistik

c. Menguji hipotesis

d. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil analisis data penelitian.

J. Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik dalam penelitian ini akan dipaparkan sebagai berikut:

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menentukan signifikasi perbedaan dua

variabel. Dengan memberikan interpretasi terhadap nilai tersebut, dengan

menggunakan rumus:

- Hipotesis kerja (Hk): ada perbedaan yang signifikan antara variabel (x) dan

variabel (y). Jika nilai lebih besar dari

76 Dwinta Chaerani, 2014 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK PERMAINAN TRADISIONAL ULAR NAGA DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

- Hipotesis nol (Ho): tidak ada perbedaan yang signifikan antara variabel (x)

dan variabel (y). Jika nilai lebih kecil atau sama dengan

(Sutedi, 2009: 231-232)