bab iii metodologi penelitian a. desain …repository.upi.edu/22600/5/s_kdserang_mtk_1203623...24...

29
23 Lucky Fatmawati, 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERKIRIM SALAM DAN SOAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah quasi experimental design bentuk nonequivalent control group design. Menurut Sugiyono (2013, hlm. 116) mengemukakan pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random. Artinya pemilihan kelas kontrol dan eksperimen di dasarkan kriteria tertentu. Kelas pertama menjadi kelas eksperimen dengan diberikan perlakuan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik berkirim salam dan soal sedangkan kelas kedua menjadi kelas kontrol dengan diberikan pembelajaran konvensional. Dengan demikian desain penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut (Sugiyono, 2013, hlm. 116): Tabel 3.1 Desain Penelitian Keterangan : O1 = tes awal kelas eksperimen O2 = tes akhir kelas eksperimen X = perlakuan O3 = tes awal kelas control O4 = tes akhir kelas control = Subjek tidak dipilih secara acak O1 X O2 ………………………. O3 O4

Upload: lamdang

Post on 28-Apr-2019

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain …repository.upi.edu/22600/5/S_KDSERANG_MTK_1203623...24 Lucky Fatmawati, 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERKIRIM SALAM

23 Lucky Fatmawati, 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERKIRIM SALAM DAN SOAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah quasi experimental design

bentuk nonequivalent control group design. Menurut Sugiyono (2013, hlm.

116) mengemukakan pada desain ini kelompok eksperimen maupun

kelompok kontrol tidak dipilih secara random. Artinya pemilihan kelas

kontrol dan eksperimen di dasarkan kriteria tertentu. Kelas pertama menjadi

kelas eksperimen dengan diberikan perlakuan menggunakan model

pembelajaran kooperatif teknik berkirim salam dan soal sedangkan kelas

kedua menjadi kelas kontrol dengan diberikan pembelajaran konvensional.

Dengan demikian desain penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut

(Sugiyono, 2013, hlm. 116):

Tabel 3.1

Desain Penelitian

Keterangan :

O1 = tes awal kelas eksperimen

O2 = tes akhir kelas eksperimen

X = perlakuan

O3 = tes awal kelas control

O4 = tes akhir kelas control

… = Subjek tidak dipilih secara acak

O1 X O2

……………………….

O3 O4

Page 2: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain …repository.upi.edu/22600/5/S_KDSERANG_MTK_1203623...24 Lucky Fatmawati, 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERKIRIM SALAM

24

Lucky Fatmawati, 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERKIRIM SALAM DAN SOAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Partisipan

Terdapat beberapa partisipan yang terkait dalam penelitian ini. Antara

lain adalah Kepala sekolah yang beranggotakan 1 orang, staf dewan guru

sekaligus wali kelas III yang berjumlah 13 orang, dan murid kelas III A dan

III B yang berumlah 46 siswa. Kepala sekolah yang sudah mau membantu

peneliti dalam memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian di SD

yang beliau kepalai. Dewan guru di SD Ranca Tales, khususnya wali kelas III

A dan III B yang sudah mau membantu, membimbing dan bekerja sama

dengan peneliti sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan lancar. Siswa

kelas III A dan III B yang sudah baik dalam menerima pembelajarn yang

diberikan oleh peneliti sehingga penelitian yang sudah dirancang dapat

terlaksana sebagaimana mestinya.

C. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh SD Se-Kota Serang,

sedangkan sebagai sampel nya yaitu siswa kelas III A dan III B SDN Ranca

Tales. Teknik sampel yang dipakai oleh peneliti yaitu purposive sampling.

Purposive sampling adalah pengambilan sampel secara sengaja sesuai dengan

persyaratan sampel yang diperlukan. Sampel disini diambil berdasarkan

kriteria kemampuan pemahaman matematis siswa SD, pada materi pecahan.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa tes

kemampuan pemahaman matematis dan non tes.

a. Tes Kemampuan Pemahaman Matematis

Istilah pemahaman berasal dari akar kata paham, yang menurut

Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai pengetahuan banyak,

pendapat, aliran, mengerti benar. Dalam pembelajaran pemahaman

dimaksudkan sebagai kemampuan siswa untuk mengerti apa yang telah

Page 3: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain …repository.upi.edu/22600/5/S_KDSERANG_MTK_1203623...24 Lucky Fatmawati, 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERKIRIM SALAM

25

Lucky Fatmawati, 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERKIRIM SALAM DAN SOAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diajarkan oleh guru. Dengan kata lain pemahaman merupakan hasil dari

proses pembelajaran.

Penelitian ini, instrumen tes terdiri dari pretes dan postes. Pretes

yaitu tes awal yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan pemahaman

matematis pada siswa sebelum mendapatkan perlakuan dengan model

kooperatif teknik berkirim salam dan soal pada kelas eksperimen dan

pembelajaran konvensional di kelas kontrol. Adapun postes yaitu tes

akhir yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan pemahaman

matematis siswa sesudah pembelajaran dengan model kooperatif teknik

berkirim salam dan soal di kelas eksperimen dan sesudah pembelajaran

konvensional di kelas kontrol.

Penyusunan tes kemampuan pemahaman matematis siswa, diawali

dengan penyusunan kisi-kisi soal yang mencakup subpokok bahasan,

kompetensi dasar, indikator, aspek kemampuan pemahaman matematis

yang diukur, serta jumlah butir soal. Setelah membuat kisi-kisi,

dilanjutkan dengan menyusun soal disertai kunci jawaban dan pedoman

penskoran untuk setiap butir soal. Kisi-kisi penulisan soal, perangkat

soal, serta pedoman penskoran untuk setiap butir soal.

Tes kemampuan pemahaman matematis yang digunakan adalah tes

berbentuk isian menggunakan cara penyelesaian, dengan tujuan agar

kemampuan siswa dalam pemahaman matematis dalam menjawab soal

bisa mendetail cara penyelesaian soal tes nya. Disamping itu juga

kesalahan dan kesulitan siswa dalam menjawab yang dialami siswa dapat

diketahui dan dikaji sehingga memungkinkan dilaksanakannya

perbaikan.

dapun pengembangan instrumen tes dalam penelitian ini yaitu

sebagai berikut:

1) Validitas

Sebuah instrumen dapat dikatakan valid apabila instrumen tersebut

dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Begitupun dengan tes,

melalui instrumen tes yang valid maka diharapkan hasil penelitian pun

Page 4: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain …repository.upi.edu/22600/5/S_KDSERANG_MTK_1203623...24 Lucky Fatmawati, 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERKIRIM SALAM

26

Lucky Fatmawati, 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERKIRIM SALAM DAN SOAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

valid. Validitas merupakan derajat ketetapan antara data yang terjadi

pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti

(Sugiyono, 2013, hlm. 363).

Validitas soal yang dinilai oleh validator adalah: (1) kesesuaian

antara indikator dan dan butir soal (2) kejelasan bahasa dalam soal, (3)

kesesuaian soal dengan tingkat kemampuan siswa, dan (4) kebenaran

materi atau konsep.

Berdasarkan uji validitas yang telah dilakukan pada instrument tes

kemampuan pemahaman matematis, validator pada instrument ini yaitu

dosen matematika UPI Kampus Serang, Bapak Dr. Andika Arisetyawan,

M.Pd. validitas di uji berdasarkan validitas muka dan validitas isi. Dari

uji validitas muka didapat hasil bahwa instrument yang akan di pakai

penelitian ini secara keseluruhan sudah cukup bagus bagi anak SD,

namun tampilan soal perlu dibuat lebih menarik lagi agar siswa senang

dalam mengerjakannya. Sedangkan hasil validitas isi, secara keseluruhan

sudah sesuai dengan indikator, da nisi materi yang akan di tes kan. Dapat

disimpulkan bahwa tes pemahaman matematis yang telah dibuat oleh

peneliti sudah valid dan dapat digunakan sebagai instrument dalam

penelitian ini.

2) Reliabilitas

Reliabilitas adalah ketepatan atau keajegan alat tersebut dalam

menilai apa yang dinilainya. Artinya kapan pun alat penilaian tersebut

digunakan akan memberikan hasil yang relative sama (Sudjana, 2009,

hlm. 16). Tes hasil uji insrumen dikatakan ajeg apabila hari ini soal

tersebut diujikan hasilnya akan sama aja jika lain waktu ujikan kembali.

Misalnya pada hari ini siswa kelas III diberikan tes kemampuan

pemahaman matematik, maka jika dua minggu yang akan datang ketika

siswa kelas III kembali diberikan soal kemampuan pemahaman yang

sama, maka hasil tes nya akan cenderung mendapatkan nilai yang sama.

Namun jika di tes kan dilain hari, namun hasil yang didapat berbeda,

Page 5: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain …repository.upi.edu/22600/5/S_KDSERANG_MTK_1203623...24 Lucky Fatmawati, 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERKIRIM SALAM

27

Lucky Fatmawati, 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERKIRIM SALAM DAN SOAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mungkin itu karena beberapa faktor. Misalnya saja faktor kebetulan,

selang waktu yang terlalu lama, terjadinya perubahan siswa dalam

memahami penyelesaian soal tersebut. Jika hal ini terjadi, maka bisa

dikatakan bahwa tingkat reliabilitas isntrumen soal tersebut masih

rendah. Perbedaan hasil instrumen yang berbeda bukan sepenuhnya

disebabkan karena alat penilaian itu sendiri, namun bisa juga karena

kondisi yang terjadi di diri siswa saat mengerjakan soal tersebut.

Setelah koefisien reliabilitas diketahui, kemudian dikonfrensikan

dengan kriteria Guilford (Ruseffendi, 1998, hlm. 144), kriteria itu

tampak pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.2

Kriteria Reliabilitas Guilford

Koefesien

Reabilitas

Kreateria

0,00 – 0,20 Reliabilitas kecil

0,20 -0,40 Reliabilitas rendah

0,40 – 0,70 Reliabilitas sedang

0,70 – 0,90 Reliabilitas tinggi

0,90 – 1,00 Reliabilitas sangat tinggi

Berdasarkan uji reliabilitas yang telah dilakukan pada instrumen tes

kemampuan pemahaman matematis yang dilakukan melalui bantuan

software anates, didapatkan hasil bahwa tingkat reliabilitas soal

kemampuan pemahaman matematis sebesar 0,94 yang berarti soal

memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi. Sehingga soal sudah reliabel dan

dapat digunakan sebagai instrumen dalam penelitian ini.

3) Daya Pembeda

Analisis daya pembeda mengkaji butir-butir soal dengan tujuan

untuk mengetahui kesanggupan soal dalam membedakan siswa yang

tergolong mampu (tinggi prestasinya) dengan siswa yang tergolong

kurang atau lemah prestasinya (Sudjana, 2009, hlm. 141). Artinya bila

soal diberikan kepada siswa yang memiliki kemampuan tinggi maka akan

Page 6: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain …repository.upi.edu/22600/5/S_KDSERANG_MTK_1203623...24 Lucky Fatmawati, 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERKIRIM SALAM

28

Lucky Fatmawati, 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERKIRIM SALAM DAN SOAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menghasilkan prestasi tinggi, namun jika soal diberikan kepada siswa

yang memiliki kemampuan rendah maka akan menghasilkan prestasi

rendah. Tes dikatakan tidak memiliki tingkat daya pebeda, ketika soal

diberikan kepada siswa yang memiliki kemampuan tinggi namun

hasilnya rendah, begitupun sebaliknya jika soal diberikan kepada siswa

yang memiliki kemampuan rendah namun hasilnya tinggi. Atau apabila

soal diberikan kepada siswa yang memiliki kemampuan tinggi dan

rendah namun hasilnya sama saja, ini lah yang disebut soal tidak

memiliki daya pembeda yang baik. Dalam penelitian ini menggunakan

bantuan software anates.

Berdasarkan uji daya pembeda yang telah dilakukan pada instrumen

tes kemampuan pemahaman matematis yang dilakukan melalui bantuan

software anates, didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 3.3

Hasil Uji Daya Pembeda

No Daya Pembeda Klasifikasi

1 0,33 Cukup

2 0,33 Cukup

3 0,27 Cukup

4 0,45 Baik

5 0,19 Buruk

Secara keseluruhan setiap butir soal kemampuan pemahamn

matematis yang telah dibuat memiliki daya pembeda cukup. Sehingga

soal kemampuan ini dapat digunakan sebagai instrumen penelitian.

4) Tingkat Kesukaran

Asumsi yang digunakan untuk memperoleh kualitas soal yang baik,

selain memenuhi validitas dan reliabilitas, adalah keseimbangan dari

tingkat kesukaran soal tersebut. Keseimbangan disini yaitu adanya soal

yang termasuk kedalam kategori mudah, sedang, dan sukar. Tingkat

kesukaran soal dipandang dari kesanggupan atau kemampuan siswa

Page 7: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain …repository.upi.edu/22600/5/S_KDSERANG_MTK_1203623...24 Lucky Fatmawati, 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERKIRIM SALAM

29

Lucky Fatmawati, 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERKIRIM SALAM DAN SOAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam menjawab soal, bukan dilihat dari sudut pandang guru dalam

membuat soal (Sudjana, 2009, hlm. 135). Soal yang baik adalah soal

yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar.

Menurut Sudjana (2009, hlm. 137) Cara melakukan analisis tingkat

kesukaran soal adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

I =

Keterangan :

I = indeks kesulitan untuk setiap butir soal

B = banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal

N = banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal

yang dimaksudkan.

Kriteria yang digunakan adalah semakin kecil indeks yang diperoleh,

maka makin sukar soal tersebut. Sebaliknya, semakin besar indeks yang

diperoleh maka semakin mudah soal tersebut.

Berdasarkan analisis tingkat kesukaran yang telah dilakukan pada

instrumen tes kemampuan pemahaman matematis yang dilakukan

melalui bantuan software anates, didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 3.4

Hasil Uji Tingkat Kesukaran

No Tingkat

Kesukaran

Kategori Soal

1 0,66 Soal kategori sedang

2 0,58 Soal kategori sedang

3 0,27 Soal kategori sukar

4 0,43 Soal kategori sedang

5 0,23 Soal kategori sukar

Hasil analisis setiap butir soal di atas sesuai dengan kisi-kisi soal

yang telah dibuat. Dapat disimpulkan tingkat kesukaran soal sesuai dan

dapat digunakan sebagai instrumen dalam penelitian ini.

Page 8: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain …repository.upi.edu/22600/5/S_KDSERANG_MTK_1203623...24 Lucky Fatmawati, 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERKIRIM SALAM

30

Lucky Fatmawati, 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERKIRIM SALAM DAN SOAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kisi-kisi instrument soal dibuat berdasarkan indikator kemampuan

pemahaman matematis. Berikut adalah instrumen tes awal (pretest) dan

tes akhir (posttest):

Tabel 3.5

Kisi-Kisi Penulisan Soal Pretest

Materi Indikator No.

Soal

Rubrik Penilaian Bobot

0 5 10 15 20 30

Pecahan

Sederhana

1. Menggunakan

model, diagram dan

simbol-simbol untuk

merepresentasikan

suatu konsep.

1 10

2. Mengubah bentuk

suatu bentuk

representasi ke

bentuk lainnya.

2 10

3 30

3. Membandingkan

dan membedakan

konsep-konsep

4 20

5 30

Jumlah 5 100

Tabel 3.6

Kisi-kisi penulisan soal posttest

Materi Indikator No.

Soal

Rubrik Penilaian Bobot

0 5 10 15 20 30

Pecahan

Sederhana

1. Menggunakan

model, diagram dan

simbol-simbol untuk

merepresentasikan

suatu konsep.

1 10

2. Mengubah bentuk

suatu bentuk

representasi ke

bentuk lainnya.

2 10

3 30

3. Membandingkan

dan membedakan

konsep-konsep

4 20

5 30

Jumlah 5 100

Page 9: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain …repository.upi.edu/22600/5/S_KDSERANG_MTK_1203623...24 Lucky Fatmawati, 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERKIRIM SALAM

31

Lucky Fatmawati, 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERKIRIM SALAM DAN SOAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.7

Instrumen Soal Pretest

No Indikator kemampuan pemahaman

matematis

Soal Pretes

1 Menggunakan model, diagram dan

simbol-simbol untuk

merepresentasikan suatu konsep.

1.

Nyatakan diagram warna kuning diatas ke

dalam pecahan!

2 Mengubah bentuk suatu bentuk

representasi ke bentuk lainnya. 2. Ubahlah menjadi pecahan campuran !

3. , , , , .

Manakah dari pecahan diatas yang

merupakan pecahan campuran!

3 Membandingkan dan membedakan

konsep-konsep 4. Manakah yang lebih besar antara dan

?

5. Urutkan pecahan , , , dari yang

terkecil ke yang terbesar!

Tabel 3.8

Instrumen soal posttest

No Indikator kemampuan pemahaman

matematis

Soal Pretes

1 Menggunakan model, diagram dan

simbol-simbol untuk

merepresentasikan suatu konsep.

1.

Nyatakan diagram warna kuning diatas ke

dalam pecahan!

2 Mengubah bentuk suatu bentuk

representasi ke bentuk lainnya. 2. Ubahlah menjadi pecahan campuran !

3. , , , , .

Manakah dari pecahan diatas yang

merupakan pecahan campuran!

3 Membandingkan dan membedakan

konsep-konsep 4. Manakah yang lebih besar antara dan

?

5. Urutkan pecahan , , , dari yang

terkecil ke yang terbesar!

Page 10: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain …repository.upi.edu/22600/5/S_KDSERANG_MTK_1203623...24 Lucky Fatmawati, 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERKIRIM SALAM

32

Lucky Fatmawati, 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERKIRIM SALAM DAN SOAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Non Tes

1) Wawancara

Sudjana (2009: hlm. 68) menyatakan bahwa sebagai alat penilaian,

wawancara digunakan untuk menilai hasil proses belajar. Kelebihan

wawancara adalah bisa bertemu langsung dengan siswa, sehingga dapa

mengungkapkan jawaban secara bebas dan mendalam. Dalam penelitian

ini menggunakan wawancara bebas, artinya jawaban tidak disiapkan oleh

peneliti, siswa diberi kebebasan dalam menjawab setiap pertanyaan pada

saat wawancara berlangsung. Keuntungan menggunakan wawancara

bebas yaitu informasi lebih padatdan lengkap, sekaligus peneliti harus

bekerja keras dalam menganalisis jawaban yang beranekaragam

Dalam penelitian ini wawancara lebih menitikberatkan untuk

menggali lebih dalam perasaan siswa setelah pembelajaran dengan

menggunakan model kooperatif teknik berkirim salam dan soal.

Wawancara dilakukan terhadap beberapa perwakilan siswa dari masing-

masing kelompok rendah, sedang, dan tinggi.

2) Angket Skala Sikap

Angket adalah daftar pilihan yang terdiri dari beberapa pernyataan,

dimana responden harus memilih salah satu pilihan jawaban yang telah

disediakan. Skala adalah alat untuk mengukur, menilai, seperti sikap,

minat, perhatian, dll yang disusun dalam bentuk pernyataan untuk dinilai

oleh responden (responden disini adalah siswa) dan hasilnya dalam

bentuk rentang nilai sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Skala sikap

disini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pembelajaran itu

dirasakan dan membekas bagi siswa. Data yang diperoleh akan diolah

dengan memperhatikan skor dari masing-masing jawaban siswa.

3) Observasi

Page 11: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain …repository.upi.edu/22600/5/S_KDSERANG_MTK_1203623...24 Lucky Fatmawati, 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERKIRIM SALAM

33

Lucky Fatmawati, 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERKIRIM SALAM DAN SOAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Observasi atau pengamatan merupakan alat penilaian yang

digunakan untuk mengukur tingkah laku individu maupun proses

terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang

sebenarnya maupun dalam situasi yang dibuat dengan rekayasa. Dengan

kata lain, observasi dapat mengukur atau menilai hasil proses belajar,

seperti tingkah laku siswa pada waktu belajar, kegiatan diskusi siswa,

keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, maupun

penggunaan alat peraga yang telah di sediakan oleh guru. Dalam

penelitian ini,observasi dilakukan untuk mengetahui bagaimana aktivitas

siswa selama proses pembelajaran menggunakan Model Kooperatif

teknik berkirim salam dan soal.

E. Pengembangan Bahan Ajar

Pengembangan bahan ajar dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan lembar kerja siswa (LKS). LKS dibuat berdasarkan

banyaknya indikator kemampuan pemahaman matematis yang dipilih

oleh peneliti. Dalam penelitian ini, peneliti memilih 3 indikator

kemampuan pemahaman matematis, berikut ini tabel indikator

kemampuan pemahaman matematis:

Tabel 3.9

Indikator kemampuan pemahaman matematis

No Indikator Kemampuan Pemahaman Matematis

1 Menggunakan model, diagram dan simbol-

simbol untuk merepresentasikan suatu konsep.

2 Mengubah bentuk suatu bentuk representasi ke

bentuk lainnya.

3 Membandingkan dan membedakan konsep-

konsep

Page 12: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain …repository.upi.edu/22600/5/S_KDSERANG_MTK_1203623...24 Lucky Fatmawati, 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERKIRIM SALAM

34

Lucky Fatmawati, 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERKIRIM SALAM DAN SOAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ketiga LKS tidak diberikan sekaligus kepada siswa, melainkan LKS

diberikan secara berurutan atau bertahap satu persatu sesuai tahapan tingkat

kesukaran materi. Berdasarkan tabel diatas, menurut peneliti sudah sesuai

dengan tahapan tingkat kesukaran materi. LKS diharapkan bisa

mempermudah siswa dalam memahami materi yang akan di pelajarinya.

Sebelum dipakai dalam penelitian, LKS terlebih dahulu di uji cobakan untuk

mengetahui kira-kira bagaimana gambaran siswa dalam mengerjakan LKS

tersebut. Uji coba LKS dilakukan di SDN Penggung Kecamatan Taktakan.

Dibawah ini akan disajikan hasil uji coba LKS yang akan dijelaskan sesuai

dengan tahapan kegiatan pada model pembelajaran kooperati teknik

berkirim salam dan soal.

Berikut penjelasan uji coba LKS dari setiap tahapan model

pembelajaran kooperatif teknik berkirim salam dan soal:

1) Guru membagi siswa ke dalam kelompok berempat dan setiap kelompok

ditugaskan untuk menulis beberapa pertanyaan yang akan dikirim ke

kelompok lain. Guru dapat mengawasi dan membantu memilih soal-soal

yang tepat.

Sebelum masing-masing kelompok diminta untuk menulis atau

membuat beberapa soal, terlebih dahulu peneliti membagi siswa menjadi

beberapa kelompok. Jumlah siswa kelas III yang dipakai pada uji coba LKS

berjumlah 28 siswa. Peneliti membagi siswa menjadi 5 kelompok dengan

jumlah anggota masing-masingnya berjumlah 5-6 orang. Pembagian

kelompok disesuaikan dengan banyak nya jumlah siswa di dalam kelas.

Pembagian kelompok juga memperhatikan kemampuan matematis siswa.

Setiap kelompok terdiri dari siswa yang mempunyai kemampuan

pemahaman matematis tinggi, sedang, dan kurang. Setelah pembagian

kelompok, guru akan melakukan uji coba terhadap LKS yang akan

digunakan dalam penelitan ini dengan cara membagikan LKS tersebut ke

masing-masing kelompok yang telah dibentuk. Setiap kelompok diberikan 3

jenis LKS yang berbeda. Siswa secara berkelompok diminta untuk

Page 13: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain …repository.upi.edu/22600/5/S_KDSERANG_MTK_1203623...24 Lucky Fatmawati, 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERKIRIM SALAM

35

Lucky Fatmawati, 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERKIRIM SALAM DAN SOAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengerjakan LKS secara berkelompok. Berikut contoh hasil uji coba LKS

yang sudah dikerjakan oleh siswa setiap LKS nya:

a) HASIL UJI COBA LKS

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) I

Gambar 3.1

Hasil Uji Coba LKS I

LKS I ini mengacu pada menyatakan pecahan dari suatu diagram, model atau

simbol lain. Berdasarkan hasil uji coba, seluruh siswa sudah bisa mengerjakan

LKS 1 ini. Secara berkelompok mereka mengerjakan LKS bersama-sama.

Temuan pada uji coba LKS ini adalah siswa memiliki tingkat kreatifitas yang

berbeda-beda dalam menyajikan pecahan dalam bentuk potongan-potongan kertas

warna. Hambatan dalam uji coba LKS I yaitu ada beberapa siswa yang justru

hanya mencontek hasil kerja kelompok lain. Melihat kelompok lain membagi

Page 14: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain …repository.upi.edu/22600/5/S_KDSERANG_MTK_1203623...24 Lucky Fatmawati, 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERKIRIM SALAM

36

Lucky Fatmawati, 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERKIRIM SALAM DAN SOAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kertas menjadi 3 untuk dinyatakan dalam pecahan, kelompok mereka juga meniru

hal seperti itu. masih dijumpai kelompok yang belum mau membaca tahapan dari

langkah-langkah pengerjaan LKS tersebut.

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) 2

Gambar 3.2

Hasil Uji Coba LKS 2

LKS 2 ini tentang mengubah pecahan biasa menjadi pecahan campuran.

Dari 6 kelompok yang terbentuk saat uji coba LKS 2 ini, terdapat 1 kelompok

yang kurang bisa menyelesaikan LKS dengan tepat. Untuk mengubah pecahan

biasa ke dalam pecahan campuran, hal utama yang harus dikuasai yaitu

Page 15: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain …repository.upi.edu/22600/5/S_KDSERANG_MTK_1203623...24 Lucky Fatmawati, 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERKIRIM SALAM

37

Lucky Fatmawati, 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERKIRIM SALAM DAN SOAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembagian. Hambatan dalam LKS 2 ini yaitu masih ada siswa yang belum bisa

pembagian, jika belum bisa pembagian maka sudah bisa dipastikan jika siswa

pasti akan kesulitan dalam menyatakan pecahan biasa ke dalam pecahan

campuran. Sedangkan temuan yang ditemukan pada uji coba dari LKS 2 yaitu

siswa tanpa diarahkan sudah bisa menentukan mana pembilang dan penyebut.

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) 3

Gambar 3.3

Hasil Uji Coba LKS 3

Pada uji coba LKS 3, siswa diminta untuk mengurutkan pecahan dari yang

terkecil ke yang terbesar. Pecahan dibuat sesuai dengan kemauan siswa, namun

peneiliti menentukan jumlah pecahan yaitu sebanyak 4 pecahan. Sebelum

mengurutkan pecahan tersebut, langkah pertama yang harus dikerjakan siswa

yaitu menghitung terlebih dahulu besar masing-masing pecahan. Untuk

menghitung nilai pecahan dapat dilakukan dengan membagi antara pembilang dan

penyebutnya seperti yang sudah dijelaskan pada LKS 2. Hambatan dalam LKS 3

yaitu siswa masih kesulitan membuat pecahan. Temuan dalam LKS 3 yaitu siswa

Page 16: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain …repository.upi.edu/22600/5/S_KDSERANG_MTK_1203623...24 Lucky Fatmawati, 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERKIRIM SALAM

38

Lucky Fatmawati, 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERKIRIM SALAM DAN SOAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengurutkan pecahan dengan mengurutkan pembilang dari yang terkecil ke yang

terbesar, tanpa menghitung besarnya nilai dari pecahan tersebut.

Berdasarkan uji coba ke-3 LKS tersebut, dapat disimpulkan jika LKS yang

akan digunakan dalam penelitian tidak akan terlalu sulit untuk dikerjakan oleh

siswa dan sudah bisa dijadikan pengembang bahan ajar dalam penelitian.

b) HASIL LKS PENELITIAN

Berdasarkan LKS uji coba sebelum dijadikan pengembang bahan ajar

dalam penelitian model pembelajaran teknik berkirim salam dan soal, LKS

dirasa sesuai dengan pola pikir siswa kelas III. Oleh karena itu LKS yang

diuji cobakan kemudia dipakai dalam penelitian ini. LKS I dan 2 tidak ada

yang diperbaiki, namun pada LKS 3 ada sedikit perubahan, yang tadinya

pecahan tidak ditentukan di dalam LKS, maka disini pecahan sudah

ditentukan oleh peneliti di dalam LKS. Hal ini dilakukan karena pada uji

coba LKS 3 sebagian besar siswa masih membutuhkan banyak waktu dalam

menentukan pecahan. Jika hal ini dibiarkan maka akan membuang waktu

penelitian. Untuk menanggulangi hal tersebut, maka peneliti memilih untuk

merevisi LKS 3. Berikut ini akan disajikan hasil LKS dalam penelitian:

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) 1

Page 17: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain …repository.upi.edu/22600/5/S_KDSERANG_MTK_1203623...24 Lucky Fatmawati, 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERKIRIM SALAM

39

Lucky Fatmawati, 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERKIRIM SALAM DAN SOAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.4

Hasil LKS I Penelitian

Materi yang akan dibahas melalui LKS ini yaitu tentang membaca dan

menyatakan pecahan melalui suatu model diagram. Peneliti menyajikan beberapa

macam diagram untuk dinyatakan ke dalam suatu pecahan. Banyak siswa yang

masih belum bisa, padahal dikelas III guru bidang studi sebelumnya sudah pernah

mengajarkan materi tersebut. Penanaman konsep yang dilakukan guru kelas

sepertinya kurang bisa dipahami siswa, alhasil ketika peneliti memberikan soal

mengenai diagram yang akan dinyatakan ke dalam bentuk pecahan mereka lupa.

Oleh karena itu, peneliti kembali menanamkan konsep pengenalan pecahan

kepada siswa dengan bantuan LKS pertama ini. Pada pemberian LKS pertama ini,

siswa dibagi LKS satu persatu setiap orangnya, namun pengerjaanya harus

disamakan dan bekerja sama dalam satu kelompok tersebut. Peneliti berkeliling di

masing-masing kelompok untuk melihat bagaimana siswa dalam mengerjakan

LKS nya. Saat peneliti berkeliling ke masing-masing kelompok, tidak sedikit dari

semua kelompok yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan LKS tersebut.

Page 18: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain …repository.upi.edu/22600/5/S_KDSERANG_MTK_1203623...24 Lucky Fatmawati, 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERKIRIM SALAM

40

Lucky Fatmawati, 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERKIRIM SALAM DAN SOAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hambatan pada LKS pertama ini adalah siswa malas untuk membaca langkah-

langkah pengerjaan LKS nya, siswa lebih senang untuk selalu bertanya kepada

peneliti. Padahal jika peneliti sudah menjelaskan maksud perintah dari LKS

tersebut, semua siswa bisa mengerjakannya. Apalagi dengan fasilitas yang

diberikan peneliti kemasing-masing kelompok seperti pemberian kertas origami,

lem, penggaris, kertas , ini semakin membuat siswa bersemangat dalam

mengerjakan LKS nya. Siswa terlihat bersemangat dalam mengerjakan LKS nya.

Keberhasilan siswa dalam mengerjakan LKS sekitar 100 %. Bimbingan peneliti

sangat dibutuhkan siswa untuk menyelesaikan LKS nya.

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) 2

Page 19: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain …repository.upi.edu/22600/5/S_KDSERANG_MTK_1203623...24 Lucky Fatmawati, 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERKIRIM SALAM

41

Lucky Fatmawati, 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERKIRIM SALAM DAN SOAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.5

Hasil LKS 2 Penelitian

Pada LKS kali ini, akan belajar materi tentang mengubah suatu pecahan biasa

ke dalam pecahan campuran. LKS ini merupakan lanjutan dari LKS pertama.

Siswa dibagi LKS satu persatu, namun dalam penyelesaiannya tetap dikerjakan

secara berkelompok. Dalam pelaksanaannya, LKS kali ini hasilnya sama baiknya

dengan LKS pertama. Siswa yang tadinya malas membaca,dan hanya

mengandalkan penjelasan peneliti, sekarang sudah mulai berkurang. Siswa sudah

mulai mengurangi kebiasaanya yang tadinya hanya bertanya tanpa mau membaca,

mereka sudah mau membiasakan untuk membaca dan memahami perintah dan

langkah kerja dari LKS yang telah mereka dapatkan. Peneliti hanya membantu

sewajarnya saja jika ada beberapa siswa yang kurang bisa memahami LKS.

Keberhasilan siswa dalam mengerjakan LKS ini sekitar 100 %. Hambatannya

yaitu ada beberapa siswa yang kurang bisa pembagian. Padahal kunci utama

dalam mengubah suatu pecahan biasa ke dalam pecahan campuran yaitu dengan

Page 20: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain …repository.upi.edu/22600/5/S_KDSERANG_MTK_1203623...24 Lucky Fatmawati, 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERKIRIM SALAM

42

Lucky Fatmawati, 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERKIRIM SALAM DAN SOAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembagian. Untuk mengatasi hambatan tersebut, peneliti kembali menjelaskan

materi pembagian kepada siswa.

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) 3

Gambar 3.6

Hasil LKS 3 Penelitian

Setelah siswa bisa menyatakan diagram ke dalam pecahan, kemudian

mengubah pecahan biasa ke dalam pecahan campuran, kali ini siswa akan diminta

untuk membandingkan besarnya masing-masing pecahan dan mengurutkannya

dari yang terkecil ke yang terbesar. Untuk membandingkan pecahan, terlebih

dahulu siswa harus mengetahui berapa besar nilai dari pecahan itu sendiri. Karena

pada LKS sebelumnya peneliti sudah mengajarkan tentang pembagian, kali ini

siswa sudah tidak mengalami kesulitan dalam pembagian. Peneliti masih

membimbing siswa di dalam kelompok untuk mengerjakan LKS nya.

Hambatannya yaitu masih ada saja siswa yang malas menghitung. Saat

mengerjakan LKS, siswa hanya menerka-nerka dan menebak-nebak dalam

Page 21: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain …repository.upi.edu/22600/5/S_KDSERANG_MTK_1203623...24 Lucky Fatmawati, 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERKIRIM SALAM

43

Lucky Fatmawati, 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERKIRIM SALAM DAN SOAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengurutkan pecahannya. Siswa justru mengurutkan pecahan berdasarkan

besarnya pembilang, bukan menghitung satu persatu nilai dari pecahan tersebut.

Untuk mengatasi hambatan tersebut, setelah semua siswa selesai mengerjakan

LKS, guru langsung membahasnya bersama-sama dengan siswa, agar siswa yang

tadinya dalam menjawab hanya menerka-nerka mereka mulai mengerti bagaimana

seharusnya penyelesaian dari soal itu. Tingkat keberhasilan dalam pengerjaan

LKS ini sebesar 100%.

c) KESIMPULAN UJI COBA LKS DAN HASIL LKS

PENELITIAN

Pada LKS 1 dari hasil uji coba LKS sampai dengan digunakan dalam

penelitian, LKS 1 sudah bisa dipahami oleh siswa. Dengan mengerjakan

LKS 1 siswa bisa menyatakan pecahan dari suatu model dan simbol.

Terbukti saat guru memberikan soal postes dimana siswa diminta untuk

menyatakan pecahan dari suatu diagram, seluruh siswa bisa mengerjakan

soal postes tersebut. Ini membuktikan bahwa dengan bantuan LKS 1 siswa

bisa memahami konsep menyatakan pecahan.

Pada LKS 2, berdasarkan hasil uji coba dan hasil ketika LKS digunakan

sebagai pengembang bahan ajar, LKS 2 ini sudah bisa membuat siswa

memahami konsep mengubah bentuk pecahan ke bentuk lain. Syarat utama

yaitu siswa harus bisa telebih dahulu pembagian.

LKS 3 yang berisi tentang penanaman konsep membandingkan

pecahan, jika siswa sudah paham maka sudah bisa dipastikan bahwa jika

membandingkan pecahan dengan mengurutkan dari yang terkecil ke yang

terbesar, siswa akan menghitung besarnya masing-masing pecahan terlebih

dahulu. Tidak akan lagi dijumpai siswa yang mengurutkan pecahan hanya

dengan melihat besar kecilnya pembilang.

2) Kemudian masing-masing kelompok mengirimkan salah seorang

anggotanya yang akan menyampaikan “salam dan soal” dari kelompok

lain. (Salam ini bisa berupa yel-yel atau ungkapan- ungkapan unik yang

manjadi ciri khas setiap kelompok.

Page 22: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain …repository.upi.edu/22600/5/S_KDSERANG_MTK_1203623...24 Lucky Fatmawati, 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERKIRIM SALAM

44

Lucky Fatmawati, 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERKIRIM SALAM DAN SOAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Diawal pembelajaran, setiap kelompok masing-masing diminta untuk

membuat yel-yel atau jargon yang mencirikan kelompoknya. Dengan

adanya yel-yel atau jargon masing-masing kelompok, siswa terlihat aktif

dan merasa senang di dalam proses pembelajaran. Setiap kelompok

berusaha membat yel-yel yang terbaik disbandingkan dengan kelompok

lain. Setelah masing-masing kelompok memiliki yel-yel andalan, guru

membagikan LKS ke masing-masing kelompok agar mereka mudah

memahami materi yang akan dipelajari. Setelah siswa paham dengan materi,

setiap kelompok diminta untuk membuat soal yang nantinya akan dikirim ke

kelompok lain yang ditujunya. Sebelum mengirimkan soal ke kelompok

lain, kelompok asal yang memberikan soal wajib mengeluarkan yel-yelnya

terlebih dahulu. Situasi di dalam kelas terlihat menyenangkan.

3) Setiap kelompok mengerjakan soal kiriman dari kelompok lain

Setiap kelompok pasti akan membuat soal yang paling sulit agar tidak

bisa dikerjakan oleh kelompok yang dikirim soa tersebut. Setiap kelompok

diminta untuk membuat soal sekaligus dengan kunci jawabannya.

Kelompok yang mendapat kiriman soal wajib mengerjakan soal yang

dikirim oleh kelompok lain.

4) Setelah selesai, jawaban tersebut dikirimkan kembali ke kelompok asal

untuk dikoreksi dan diperbandingkan satu sama lain.

Setelah soal selesai dikerjakan, maka kelompok yang mendapat kiriman

soal wajib mengembalikan soal dan jawaban yang telah di kerjakannya ke

kelompok asal yang mengirim soal untuk dikoreksinya. Jika kelompok yang

dikirim soal tidak bisa mengerjakan soal, maka skor akan dimenangkan oleh

kelompok yang mengirim soal. Namun jika kelompok yang dikirim soal

bisa mengerjakan soal, maka skor akan didapatnya dan mengurangi skor

yang mengirimkan soal.

Page 23: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain …repository.upi.edu/22600/5/S_KDSERANG_MTK_1203623...24 Lucky Fatmawati, 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERKIRIM SALAM

45

Lucky Fatmawati, 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERKIRIM SALAM DAN SOAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini dibagi dalam tiga tahap, yaitu persiapan, tahap

pelaksanaan, dan tahap analisis data. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

diagram dibawah ini.

Diagram 3.1

Prosedur Penelitian

Latar Belakang

Permasalahan

Studi Kepustakaan

Penyusunan Rencana Pembelajaran

dengan Model Kooperatif Teknik

Berkirim Salam dan Soal

Penyusunan Rencana Pembelajaran

dengan Menggunakan Pembelajaran

Konvensional

Penyusunan, Uji Coba soal dan LKS, serta Pengesahan Instrumen

Penentuan Subjek Penelitian dan Pretes

Melaksanakan Pembelajaran dengan

Model Kooperatif Teknik Berkirim

Salam dan Soal

Melaksanakan Pembelajaran dengan

Menggunakan Pembelajaran Konvensional

Analisis Data Postes dan Non Tes

Postes dan pengumpulan Data Non Tes

Kesimpulan

Page 24: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain …repository.upi.edu/22600/5/S_KDSERANG_MTK_1203623...24 Lucky Fatmawati, 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERKIRIM SALAM

46

Lucky Fatmawati, 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERKIRIM SALAM DAN SOAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

G. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data

a. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data diperoleh melalui:

1) Tes , yaitu dilaksanakan sebelum dan sesudah diberikannya perlakuan

pada kelas eksperimen, serta sebelum dan sesudah dilakukannya

pembelajaran konvensional pada kelas kontrol.

2) Non tes, yaitu dilaksanakan selama dan setelah proses pembelajaran

dilaksanakan.

b. Teknik Analisis Data

Data - data yang sudah ada di analisis menggunakan uji sebagai berikut:

1. Analisis Data Hasil Tes Kemampuan Pemahaman Matematis.

a. Analisis data pretest

Data tes awal yang dianalisis oleh peneliti yaitu uji normalitas

pretest, homogenitas pretest, uji kesamaan dua rata-rata (uji t),

pengelompokan data pretest. Pengolahan data dilakukan dengan

bantuan SPSS.

b. Analisis data posttest

Data posttest kembali dianalisis oleh peneliti yaitu dengan melakukan

uji normalitas posttest , homogenitas posttest , perbedaan dua rata-

rata, pengelompokan data posttest , analisis data pretest-posttest , uji

perbedaan dua rata-rata postest kelas eksperimen, analisis N-Gain.

c. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sebaran data

berdistribusi normal atau tidak. Normal disini, maksudnya apakah

dari sebaran data yang diperoleh siswa yang memperoleh nilai

rendah, sedang, tinggi itu merata atau tidak. Data dikatakan normal

jika signifikansinya diatas 5% atau 0,05.

Sugiyono (2013: hlm. 241) menyatakan sebelum pengujian hipotesis

dilakukan, maka terlebih dahulu akan dilakukan pengujian

Page 25: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain …repository.upi.edu/22600/5/S_KDSERANG_MTK_1203623...24 Lucky Fatmawati, 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERKIRIM SALAM

47

Lucky Fatmawati, 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERKIRIM SALAM DAN SOAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

normalitas data. Dalam penelitian ini menggunakan uji normalitas

Shapiro-Wilk. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan

bantuan software SPSS versi 21 for Windows.

d. Uji Homogenitas Variansi

Untuk mengetahui apakah kelas kontrol dan kelas eksperimen

memiliki variansi yang sama rata atau homogen, maka perlu

dilakukan uji homogenitas variansi. Penelitian boleh dilaksanakan

apabila subjek di dalam populasi benar-benar homogeny. Uji ini

dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS versi 21 for

Windows.

e. Uji Kesamaan Rata-rata (Uji t)

Uji kesamaan rata-rata menggunakan kesamaan varians digunakan

untuk mengetahui ada tidaknya kesamaan rata-rata kondisi awal

populasi. Dalam penelitian ini proses pengolahan data menggunakan

bantuan software SPSS versi 21 for Windows.

f. Uji Perbedaan Rata-rata

Untuk mengetahui rerata perbedaan pada kelas kontrol dan

eksperimen. Uji perbedaan rata-rata menggunakan uji One Way

Anova (Uji F). Anova atau analysis of variance (anova) adalah

analisis komparatif lebih dari dua variabel atau lebih dari dua rata-

rata. Tujuannya ialah untuk membandingkan lebih dari dua rata-rata.

Kegunaannya untuk menguji kemampuan generalisasi atau dengan

kata lain, data sampel dianggap dapat mewakili populasi. Uji anova

dapat dilakukan jika data yang sudah berdistribusi normal dan

homogen. Dalam penelitian ini proses pengolahan data menggunakan

bantuan software SPSS versi 21 for Windows.

g. Scheffe

Uji scheffe dilakukan untuk mengetahui perbedaan rerata yang

signifikan setelah melakukan anova satu-jalur atau One Way Anova.

Dalam penelitian ini proses pengolahan data menggunakan bantuan

software SPSS versi 21 for Windows.

Page 26: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain …repository.upi.edu/22600/5/S_KDSERANG_MTK_1203623...24 Lucky Fatmawati, 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERKIRIM SALAM

48

Lucky Fatmawati, 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERKIRIM SALAM DAN SOAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

h. Perhitungan Gain Ternormalisasi (N-Gain)

Perhitungan N-Gain dilakukan untuk mengetahui sejauh mana

peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa selama

penelitian ini, baik pembelajaran yang menggunakan model

pembelajaran Kooperatif teknik berkirim salam dan soal maupun

pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran konvensional.

Adapun perhitungan gain ternormalisasi menggunakan rumus:

g =

Keterangan :

g = Gain

Untuk melihat peningkatan N – Gain siswa , dapat dilihat dari acuan

dalam tabel berikut :

Tabel 3.10

Kriteria N-Gain

Gaint Klasifikasi

g > 0,7 Gain tinggi

0,3 < g ≤ 0,7 Gain sedang

g ≤ 0,3 Gain rendah

2. Analisis Data Non Tes

a. Wawancara

Wawancara dilakukan kepada siswa yang dipilih secara acak dari

masing-masing kelompok rendah, sedang, dan tinggi pada kelompok

eksperimen. Wawancara seputar kegiatan pembelajaran selama

menggunakan model kooperatif teknik berkirim salam dan soal. Data

yang sudah diperolah di rangkum dan ditulis sesuai dengan

pertanyaan yang diberikan oleh peneliti dan sesuai dengan jawaban

siswa.

Page 27: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain …repository.upi.edu/22600/5/S_KDSERANG_MTK_1203623...24 Lucky Fatmawati, 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERKIRIM SALAM

49

Lucky Fatmawati, 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERKIRIM SALAM DAN SOAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Angket Skala Sikap

Angket dibuat dengan kisi-kisi sesuai dengan apa yang dirasakan

siswa, dan pernyataan yang diberikan kepada siswa mengacu kepada

kisi-kisi itu sendiri. Berikut kisi-kisi angket:

Tabel 3.11

Kisi-kisi skala sikap

No Aspek Sikap

Siswa

Deskripsi Indikator No Soal

Positif Negatif

1 Pembelajaran

Matematika

Minat Gemar dalam belajar matematika 1 2

Motivasi Menyadari akan pentingnya

manfaat belajar matematika

dalam kehidupan

3

2 Pemahaman

Matematis

Pemahaman

Soal

Mampu memahami dan

menyelesaikan soal yang

diberikan

4

Aplikasi Mengaplikasikan manfaat

pemahaman matematis

7

Minat Serius dan merasa senang dalam

mengerjakan soal yang

diberikan

6 8

Relevansi Soal yang diberikan sangat

mudah dipahami dan di kerjakan

5 9

3 Model

pembelajaran

kooperatif

teknik

berkirim

salam dan

soal

Strategi

pembelajaran

Kooperatif teknik berkirim

salam dan soal membuat siswa

aktif dalam mengikuti

pembelajaran

10 14

Aktivitas

berkelompok

Dengan belajar berkelompok,

siswa diharapkan mampu

bekerjasama dalam

menyelesaikan LKS dan soal

yang diberikan

13 11

LKS LKS mempermudah siswa

memahami materi yang akan

dibahas

15

Page 28: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain …repository.upi.edu/22600/5/S_KDSERANG_MTK_1203623...24 Lucky Fatmawati, 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERKIRIM SALAM

50

Lucky Fatmawati, 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERKIRIM SALAM DAN SOAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Motivasi Ingin lagi belajar menggunakan

model kooperatif teknik

berkirimsalam dan soal

12

Angket yang diberikan kepada siswa berupa angket pernyataan positif

dan negatif. Berikut pedoman penskoran dari pernyataan positive dan

negative yang diberikan oleh peneliti:

3.12

Pedoman penskoran angket

Pernyataan sikap Sangat

setuju

setuju Ragu-

ragu

Tidak

setuju

Sangat

tidak

setuju

Pernyataan positif 5 4 3 2 1

Pernyataan negative 1 2 3 4 5

Rumus perhitungan skala angket Likert adalah:

Jumlah pernyataan positif = x 100%

Jumlah pernyataan negative = x 100%

Rumus tingkat persetujuan= x 100%

Keterangan tingkat persetujuan skala angket yaitu:

0-2,5 = Negatif terhadap pernyataan angket

2,6-5,0 = Positif terhadap pernyataan angket

c. Observasi

Observasi adalah kegiatan pengamatan terhadap sesuatu yang ingin telah

terjadi. Observasi dalam penelitian ini dilakukan terhadap 2 hal. Pertama

observasi tentang bagaimana kinerja peneliti dalam melaksanakan

penelitian, dan yang kedua observasi kepada siswa selama mengikuti

pembelajaran di kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran

teknik berkirim salam dan soal. Hasil observasi guru (disini peneliti) diolah

dengan memperhatikan aspek apa saja yang di observasi, dan kemudian

Page 29: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain …repository.upi.edu/22600/5/S_KDSERANG_MTK_1203623...24 Lucky Fatmawati, 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERKIRIM SALAM

51

Lucky Fatmawati, 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERKIRIM SALAM DAN SOAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

disimpulkan secara garis besar sesuai dengan aspek yang diobservasi.

Sedangkan aspek observasi siswa diolah berdasarkan pedoman penskoran

yang telah dibuat oleh peneliti.