bab iii metodologi penelitian a. definisi...

14
33 Febrian Tri Anggawati, 2013 Penerapan Model Inquiry Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Jaringan Tumbuhan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Dalam rangka menghindari kesalahan dalam menafsirkan beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka diperlukan penjelasan tentang beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini agar lebih efektif dan operasional. Istilah-istilah tersebut antara lain: 1. Model inquiry yang digunakan dalam penelitian ini adalah model yang dikembangkan oleh Eggen dan Kauchak (2010). Tahapan model inquiry adalah menyajikan pertanyaan atau masalah, membuat hipotesis, merancang percobaan, melakukan percobaan, mengumpulkan dan menganalisis data, dan membuat kesimpulan. Siswa dibagi kelompok menjadi 5 kelompok dan setiap kelompok beranggotakan 5 orang siswa melalui metode praktikum. Setiap kelompok diberikan Lembar Kerja Diskusi (LKD) inquiry untuk membuat rancangan percobaan yang berbeda pada setiap kelompok. Siswa diberi kebebasan untuk mengajukan rumusan permasalahan dari fenomena, siswa mengajukan hipotesis dan melakukan observasi oleh siswa sendiri. Keterlaksanaan model pada kegiatan praktikum ini diamati berdasarkan lembar observasi yang terdiri dari sepuluh indikator yang mengacu padatahapan model inquiry. Teknik pengolahan lembar observasi dengan melakukan perhitungan persentase keterlaksanaan kegiatan pembelajaran kemudian dikategorikan.

Upload: buicong

Post on 04-Mar-2019

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasionala-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0801321_chapter3.pdf · Penerapan Model Inquiry Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir

33

Febrian Tri Anggawati, 2013 Penerapan Model Inquiry Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Jaringan

Tumbuhan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Definisi Operasional

Dalam rangka menghindari kesalahan dalam menafsirkan beberapa istilah

yang digunakan dalam penelitian ini, maka diperlukan penjelasan tentang

beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini agar lebih efektif dan

operasional. Istilah-istilah tersebut antara lain:

1. Model inquiry yang digunakan dalam penelitian ini adalah model yang

dikembangkan oleh Eggen dan Kauchak (2010). Tahapan model inquiry

adalah menyajikan pertanyaan atau masalah, membuat hipotesis, merancang

percobaan, melakukan percobaan, mengumpulkan dan menganalisis data, dan

membuat kesimpulan. Siswa dibagi kelompok menjadi 5 kelompok dan

setiap kelompok beranggotakan 5 orang siswa melalui metode praktikum.

Setiap kelompok diberikan Lembar Kerja Diskusi (LKD) inquiry untuk

membuat rancangan percobaan yang berbeda pada setiap kelompok. Siswa

diberi kebebasan untuk mengajukan rumusan permasalahan dari fenomena,

siswa mengajukan hipotesis dan melakukan observasi oleh siswa sendiri.

Keterlaksanaan model pada kegiatan praktikum ini diamati berdasarkan

lembar observasi yang terdiri dari sepuluh indikator yang mengacu

padatahapan model inquiry. Teknik pengolahan lembar observasi dengan

melakukan perhitungan persentase keterlaksanaan kegiatan pembelajaran

kemudian dikategorikan.

Page 2: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasionala-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0801321_chapter3.pdf · Penerapan Model Inquiry Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir

34

Febrian Tri Anggawati, 2013 Penerapan Model Inquiry Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Jaringan

Tumbuhan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Kemampuan berpikir kritis yang dimaksud adalah gambaran menyeluruh

berdasarkan 5 indikator kemampuan berpikir kritis siswa untuk menjawab

soal yang disajikan dalam bentuk pilihan ganda beralasan yang

dikembangkan oleh penulis dan telah diuji coba validitasnya. Indikatornya

meliputi:memberikan penjelasan sederhana (elementary clarification),

membangun keterampilan dasar (basic support), membuat inferensi

(inference), memberikan penjelasan lebih lanjut (advance clarification), dan

mengatur strategi dan taktik (strategy and tactics) (Ennis, 1985). Peningkatan

kemampuan berpikir kritis siswa ini dilihat dari nilai gain yang diperoleh

siswa setelah menjawab soal-soal tes tersebut pada tes awal (pretest) dan tes

akhir (posttest).

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu

untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada.

Penelitian didesain untuk dilakukan kepada siswa kelas XI IPA dengan

menggunakan satu kelas yang terdiri dari 25 siswa. Data yang diambil berupa

data gambaran kemampuan berpikir kritis siswa pada kegiatan pembelajaran

inquiry materi jaringan tumbuhan. Pengambilan data dilakukan sebelum, selama,

dan setelah proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan instrument

berupa angket, soal pretest dan posttest, lembar observasi dan wawancara guru.

Teknik observasi digunakan oleh peneliti dalam mengamati jalannya proses

Page 3: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasionala-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0801321_chapter3.pdf · Penerapan Model Inquiry Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir

35

Febrian Tri Anggawati, 2013 Penerapan Model Inquiry Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Jaringan

Tumbuhan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kegiatan selama pembelajaran seperti keterlaksanaan model dalam kegiatan

praktikum yang dilakukan oleh siswa dalam melatih kemampuan berpikir kritis

siswa.

C. Subjek Penelitian

1. Populasi

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Laboratorium

Percontohan UPI Bandung kelas XI tahun ajaran 2012/2013.

2. Sampel

Pengambilan sampel dilakukan secara purposif. Dalam penelitian ini sampel

yang diambil sebanyak satu kelas, di mana kelas yang dijadikan sebagai

penelitian merupakan kelas yang memiliki hasil belajar yang baik

dibandingkan kelas yang lainnya karena dalam model inquiry diperlukan

kemampuan kognitif yang tinggi.

D. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Laboratorium Percontohan UPI, Jalan

Senjayaguru kampus UPI Bandung. Sekolah ini dijadikan sebagai tempat

penelitian karena sekolah tersebut sering dijadikan tempat penelitian dan

mengamati karakteristik siswa pada kelas yang dijadikan sampel memiliki ciri-

ciri yang sesuai dengan tujuan penelitian.

Page 4: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasionala-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0801321_chapter3.pdf · Penerapan Model Inquiry Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir

36

Febrian Tri Anggawati, 2013 Penerapan Model Inquiry Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Jaringan

Tumbuhan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

E. Instrumen Penelitian

Adapun instrumen penelitian yang akan digunakan meliputi:

1. Tes tertulis untuk kemampuan berpikir kritis

Tes yang digunakan untuk menelusuri kemampuan berpikir kritis siswa

berupa tes tertulis berupa soal-soal pilihan ganda beralasan yang terdiri dari

lima indikator berpikir kritis pada materi struktur jaringan tumbuhan

sebanyak 15 soal seperti pada Lampiran B.2. Tes tersebut merupakan

serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk

mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat

yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes diberikan dua kali yaitu tes

awal (pretest) dan tes akhir (posttest), dengan asumsi bahwa melalui

pemberian alat yang sama, dapat diketahui perubahan nilai siswa setelah

diberi perlakuan. Tes awal diberikan 30 menit sebelum pembelajaran,

berfungsi untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa sebelum

dilakukan model inquiry. Tes akhir diberikan setelah pembelajaran

berlangsung selama 25 menit pada pertemuan terakhir, berfungsi untuk

mengetahui apakah terdapat perubahan kemampuan berpikir kritis siswa

melalui model inquiry. Sebelum digunakan, soal yangakan dipakai sebagai

instrumen penelitian perlu dikonsultasikan terlebih dahulu kepada dosen

pembimbing dan dosen ahli untuk diuji validitas dan realibitas soal-soal tes

uraian tersebut. Konsultasi ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian soal

Page 5: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasionala-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0801321_chapter3.pdf · Penerapan Model Inquiry Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir

37

Febrian Tri Anggawati, 2013 Penerapan Model Inquiry Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Jaringan

Tumbuhan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dengan kemampuan indikator berpikir kritis (Lampiran B.3) yang ingin

dilihat, serta mengkoreksi materi dalam konsep yang telah dipilih.

2. Lembar observasi

Lembar observasi keterlaksanaan model inquiry ini terdiri dari sepuluh

indikator yang mengacu pada tahapan model inquiry dapat dilihat pada

Lampiran B.4. Lembar observasi ini akan diisi oleh beberapa observer, setiap

kelompok diamati oleh seorang observer. Setiap observer bertanggung jawab

terhadap siswa dalam kelompok tersebut. Data ini digunakan untuk

menjaring keterlaksanaan model inquiry siswa selama proses pembelajaran,

seperti mengajukan rumusan masalah, membuat hipotesis, membuat

rancangan percobaan, mengumpulkan data, menganalisis, membuat

kesimpulan dan melakukan diskusi serta memberikan gagasan dalam

kelompok.

3. Angket

Angket ini dijadikan sebagai data tambahan untuk mengetahui respon siswa

terhadap penerapan pembelajaran menggunakan model inquiry. Aspek yang

diukur antara lain pengalaman siswa dalam penerapan model inquiry,

mengkaitkan konsep pada lingkungan sekitar, pengembangan kemampuan

berpikir kritis, merasa antusias dalam proses pembelajaran, dan kesulitan

dalam proses pembelajaran. Angket siswa diberikan pada siswa setelah

model inquiry diterapkan dalam kelas. Siswa diharapkan menjawab sepuluh

Page 6: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasionala-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0801321_chapter3.pdf · Penerapan Model Inquiry Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir

38

Febrian Tri Anggawati, 2013 Penerapan Model Inquiry Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Jaringan

Tumbuhan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

soal pilihan ganda di mana setiap soal terdiri dari tiga opsi berbeda

disesuaikan dengan pertanyaan seperti pada Lampiran B.5.

4. Wawancara

Wawancara dilakukan terhadap guru mengenai pendapat penerapan model

inquiry dan kendala–kendala yang ditemukan oleh guru dalam penerapannya

setelah rangkaian model inquiry ini dilaksanakan. Wawancara ini

memngungkap empat aspek, yaitu model pembelajaran yang sering

digunakan dalam pembelajaran biologi, keterbatasan dalam model

pembelajaran inquiry, tanggapan guru mengenai kemampuan berpikir kritis

pada siswa, dan kesulitan guru dalam menilai kemampuan berpikir kritis

pada siswa (Lampiran B.6).

F. Prosedur Penelitian

1. Tahap Persiapan ini meliputi:

a. Menyusun proposal dengan bimbingan dari dosen pembimbing dan

seminar proposal.

b. Membuat rencana pembelajaran yang dibagi ke dalam dua kali pertemuan

pembiasaan model dan dua kali pertemuan penerapan model inquiry

disertai lembar kerja siswa dan lembar kerja diskusi (lampiran A.1).

c. Membuat instrumen penelitian sebagai alat untuk mengumpulkan data.

Instrumen terdiri atas soal kemampuan berpikir kritis dalam bentuk

pilihan ganda beralasan dengan 4 opsi, lembar observasi keterlaksanaan

Page 7: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasionala-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0801321_chapter3.pdf · Penerapan Model Inquiry Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir

39

Febrian Tri Anggawati, 2013 Penerapan Model Inquiry Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Jaringan

Tumbuhan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

model, rubrik penilaian kemampuan berpikir kritis, angket tertutup dan

pedoman wawancara guru.

d. Melakukan ujicoba instrumen penelitian setelah sebelumnya dilakukan

judgement ujicoba instrumen pada dosen ahli untuk dipilih butir

instrumen yang layak digunakan pada penelitian dengan

mempertimbangkan validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya

pembeda.

e. Merevisi instrumen dengan mempertimbangkan tata bahasa, kedalaman

materi, bentuk pertanyaan dan kesesuaian soal dengan indikator penilaian

kemampuan berpikir kritisdengan arahan dan bimbingan dari dosen.

f. Mengurus perizinan pengambilan data.

2. Tahap pelaksanaan, meliputi:

a. Menentukan kelas yang akan dijadikan subjek penelitian.

b. Memberikan pretest berupa tes kemampuan berpikir kritis 30 menit

sebelum kegiatan pembelajaran dengan model inquiry dilaksanakan pada

pertemuan pertama. Data pretest dijaring dengan menggunakan 15 soal

pilihan ganda beralasan dengan empat opsi.

c. Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model inquiry dalam

bentuk kegiatan praktikum dilaksanakan dalam dua kali pertemuan,

masing-masing pertemuan berlangsung selama 90 menit. Model yang

digunakan dijelaskan pada bab IV.

Page 8: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasionala-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0801321_chapter3.pdf · Penerapan Model Inquiry Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir

40

Febrian Tri Anggawati, 2013 Penerapan Model Inquiry Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Jaringan

Tumbuhan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

d. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung di kelas, dilakukan observasi

keterlaksanaan model inquiry.

e. Memberikan posttest yang meliputi tes untuk menjaring kemampuan

berpikir kritis siswa. Sama halnya dengan pretest, pada saat postest juga

diberikan sebanyak 15 soal pilihan ganda beralasan dengan lima indikator

antara lain memberikan penjelasan sederhana, membangun keterampilan

dasar, membuat inferensi, memberikan penjelasan lebih lanjut, mengatur

strategi dan taktik setelah pembelajaran menggunakan model inquiry

selama 25 menit pada pertemuan terakhir.

3. Tahap analisis data

a. Melakukan pengolahan data hasil pretest dan posttest secara manual atau

menggunakan perhitungan uji gain, menghitung persentase pada lembar

observasi dan angket siswa.

b. Menganalisis hasil pengolahan data penerapan model inquiry untuk

meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.

c. Penarikan kesimpulan hasil penelitian dan penyusunan rekomendasi

untuk pelaksanaan penelitian selanjutnya.

Page 9: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasionala-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0801321_chapter3.pdf · Penerapan Model Inquiry Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir

41

Febrian Tri Anggawati, 2013 Penerapan Model Inquiry Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Jaringan

Tumbuhan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

G. Alur Penelitian

Merumuskan masalah

Pengumpulan data dan kajian

pustaka

Menyusun proposal penelitian, seminar proposal dan revisi

proposal

Menyusun instrumen penelitian dan RPP pembelajaran

Melakukan judgement instrumen

penelitian

Revisi instrumen

Pretest

Kelas Penelitian

Pembiasaan dan

pembelajaran dengan

model inquiry

Posttest dan pemberian angket pada kelas penelitian

Pengumpulan data

Pengolahan data dan analisis data

Hasil dan kesimpulan

Gambar 3.1 Bagan Alur Penelitian

Page 10: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasionala-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0801321_chapter3.pdf · Penerapan Model Inquiry Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir

42

Febrian Tri Anggawati, 2013 Penerapan Model Inquiry Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Jaringan

Tumbuhan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

H. Analisis Uji Coba Instrumen

Sebelum melakukan pengambilan data dengan menggunakan instrumen

yang telah dibuat, terlebih dahulu dilakukan judgement oleh dosen ahli kemudian

dilakukan uji coba instrumen. Uji coba dilakukan pada kelas yang sudah

mendapatkan materi yang akan diteliti. Uji coba dilakukan untuk melihat

validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda instrumen yang

digunakan. Untuk melihat validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya

pembeda setiap butir soal yang diujicobakan digunakan software ANATES

Uraian versi 4,0 dengan hasil, sebagai berikut:

Tabel 3.1 Hasil Analisis Uji Coba Soal Pilihan Ganda Beralasan

Kemampuan Berpikir Kritis

No

Daya

pembeda

(%)

Tingkat

kesukaran Validitas

Signifikasi

Korelasi Keterangan

1 20.83 Sedang 0.298 - Direvisi

2 66.67 Sedang 0.701 Sangat

Signifikasi

Diterima

3 70.83 Sedang 0.617 Sangat

Signifikasi

Diterima

4 0.00 Sukar -0.006 - Ditolak

5 29.17 Sangat

sukar

0.584 Sangat

signifikasi

Direvisi

6 54.17 Sedang 0.630 Sangat

signifikasi

Diterima

7 37.50 Sedang 0.603 Sangat

signifikasi

Diterima

8 25.00 Sedang 0.388 - Diterima

9 25.00 Sedang 0.313 - Diterima

10 8.33 Sukar 0.241 - Ditolak

11 20.83 Sedang 0.277 - Diterima

12 37.50 Sukar 0.619 Sangat

signifikasi

Diterima

Page 11: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasionala-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0801321_chapter3.pdf · Penerapan Model Inquiry Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir

43

Febrian Tri Anggawati, 2013 Penerapan Model Inquiry Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Jaringan

Tumbuhan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No

Daya

pembeda

(%)

Tingkat

kesukaran Validitas

Signifikasi

Korelasi Keterangan

13 37.50 Sukar 0.620 Sangat

signifikasi

Diterima

14 12.50 Sangat

sukar

0.358 - Direvisi

15 20.83 Sukar 0.434 Signifikasi Diterima

16 16.67 Sukar 0.381 - Direvisi

17 16.67 Sukar 0.274 - Direvisi

18 8.33 Sangat

sukar

0.280 - Ditolak

19 4.17 Sangat

sukar

0.033 - Ditolak

20 -4.17 Sangat

sukar

-0.026 - Ditolak

Keterangan :

Rata-Rata : 15,87

Simpangan Baku : 6,04

Korelasi XY : 0,54

Reliabilitas : 0,70

I. Teknik Pengumpulan dan Pengelolahan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

a. Untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa terhadap materi pada

konsep struktur jaringan tumbuhan dilakukan dengan tes pilihan ganda

beralasan sebanyak 15 butir soal yang sudah diuji.

b. Untuk mengetahui keterlaksanaan model pembelajaran inquiry digunakan

lembar observasi yang diisi oleh observer sesuai dengan kriteria/ indikator

yang telah ditetapkan. Pembelajaran dilakukan selama empat kali di mana

dua kali pembiasaan model pembelajaran inquiry dan dua kali

Page 12: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasionala-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0801321_chapter3.pdf · Penerapan Model Inquiry Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir

44

Febrian Tri Anggawati, 2013 Penerapan Model Inquiry Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Jaringan

Tumbuhan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pembelajaran menggunakan model inquiry. Selama dua kali pertemuan itu

pula dilakukan observasi keterlaksanaan model inquiry pada saat

pembelajaran berlangsung.

c. Untuk mengetahui respon dan ketertarikan siswa terhadap pembelajaran

dengan menggunakan pembelajaran model inquiry digunakan angket

tertutup. Setiap pertanyaan dalam angket memiliki tiga pilihan opsi yang

berbeda.

2. Pengolahan Data

Adapun pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi:

a. Analisis Data

Untuk menganalisis data yang diperoleh dari penelitian dilakukan

perhitungan. Data utama berupa tes kemampuan berpikir kritis (pretest

dan posttest), data keterlaksanaan model inquiry, lembar observasi, serta

angket yang dihitung secara kuantitatif.

1) Menghitung Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dari Hasil

Pretest, Posttest dan Selisih (Gain).

Menentukan indeks gain < g >, dengan rumus:

Meltzer & Hake (Andrian, 2006: 35)

Keterangan:

T1 : Nilai Pretest

T2 : Nilai Postest

T3 : Skor Maksimum

Page 13: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasionala-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0801321_chapter3.pdf · Penerapan Model Inquiry Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir

45

Febrian Tri Anggawati, 2013 Penerapan Model Inquiry Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Jaringan

Tumbuhan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Setelah mendapatkan indeks gain, maka data tersebut ditafsirkan

kedalam kriteria efektivitas pembelajaran menurut Meltzer dan Hake

(Andrian, 2006: 35).

Data diurutkan untuk mengetahui nilai tengah dari kelompok data

(median) dan gejala yang paling sering muncul (modus) dari hasil

pretest dan posttest.

2) Lembar Observasi untuk Menilai Keterlaksanaan Model

Pembelajaran Inquiry

Perhitungan data lembar observasi dilakukan dengan memberi

tanda (√) dan menjumlahkan banyaknya kemunculan tanda (√) pada

setiap indikator yang muncul. Data tersebut dapat dihitung dengan

rumus (Subekti dan Firman, 1986).

Keterangan:

X = Persentase munculnya aspek kemampuan berkomunikasisecara

lisan siswa selama pembelajaran

r = Jumlah indikator/tahap model inquiry

R = Jumlah total indikator/tahap model inquiry yang diharapkan

muncul

g> 0.7 : tinggi

0.3 < g > 0.7 : sedang

g< 0.3 : rendah

Page 14: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasionala-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0801321_chapter3.pdf · Penerapan Model Inquiry Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir

46

Febrian Tri Anggawati, 2013 Penerapan Model Inquiry Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Jaringan

Tumbuhan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Setelah mengetahui persentase dari suatu data, kemudian hasilnya

ditafsirkan menurut modifikasi Soemantri (1989) dalam bentuk

kalimat, yaitu:

0% = tidak pernah

1%-30% = sangat jarang

31%-49% = jarang

50% = cukup

51%-80% = sering

81%-99% = sangat sering

100% = selalu

3) Analisis Angket Siswa

a. Melakukan tabulasi jawaban angket dari seluruh siswa

b. Menghitung presentase jawaban siswa untuk masing-masing

kriteria yang ditanyakan dengan perhitungan sebagai berikut:

c. Melakukan interpretasi jawaban angket dengan cara membuat

kategori untuk setiap kriteria berdasarkan tabel aturan

Koentjaraningrat (1990).

Tabel 3.2 Interpretasi Jawaban Angket

Presentase Kategori

0 % Tidak ada

1 – 25 % Sebagian kecil

26 – 49 % Hampir setengahnya

50 % Separuhnya

51 – 75 % Sebagian besar

76 – 99 % Hampir setengahnya

100 % Seluruhnya