bab iii metodologi 1 - repository.upi.edurepository.upi.edu/4965/6/s_pek_0906194_chapter3.pdf ·...

16
Siti Nurasiah Zamil, 2013 STUDI KOMPARATIF PENGGUNAAN METODE DISCOVERY DAN INQUIRY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODOLOGI 1.1 Metode Penelitian Dalam Sugiyono (2010:2) menyebutkan bahwa metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam penelitian ini digunakan metode Quasi experimental design (eksperimen semu) yaitu jenis eksperimen yang menggunakan seluruh subjek yang utuh (intact group) untuk diberi perlakuan (treatment). Bentuk quasi eksperimental design (eksperimen semu) yang digunakan dalam penelitian ini adalah Counterbalanced design. 1.2 Desain Penelitian Desain penelitian adalah sesuatu yang berkaitan dengan metode dan alasan mengapa metode tersebut digunakan dalam penelitian (Sugiono, 2010:205 ) Desain dalam penelitian ini bila dibuat bagan sebagai berikut: Tabel 3.1 Desain Penelitian Counterbalanced design Kelas A X 1 O 1 X 2 O 2 X 3 O 3 Kelas B X 2 O 2 X 3 O 3 X 1 O 1 Kelas C X 3 O 3 X 1 O 1 X 2 O 2 Sumber : Jack R Fraenkel & Norman E. Wallen (1993:253) Keterangan : X 1 = Penggunaan metode pembelajaran Discovery. X 2 = Penggunaan metode pembelajaran Inquiry. X 3 = Penggunaan metode pembelajaran ceramah. O 1,2,3 = Tes akhir pada kelompok eksperimen

Upload: truongbao

Post on 06-Feb-2018

217 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODOLOGI 1 - repository.upi.edurepository.upi.edu/4965/6/S_PEK_0906194_Chapter3.pdf · Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang ... berpikir kritis siswa

Siti Nurasiah Zamil, 2013

STUDI KOMPARATIF PENGGUNAAN METODE DISCOVERY DAN INQUIRY TERHADAP KEMAMPUAN

BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI

1.1 Metode Penelitian

Dalam Sugiyono (2010:2) menyebutkan bahwa metode penelitian

merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan

tertentu.

Dalam penelitian ini digunakan metode Quasi experimental design

(eksperimen semu) yaitu jenis eksperimen yang menggunakan seluruh subjek

yang utuh (intact group) untuk diberi perlakuan (treatment). Bentuk quasi

eksperimental design (eksperimen semu) yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Counterbalanced design.

1.2 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah sesuatu yang berkaitan dengan metode dan alasan

mengapa metode tersebut digunakan dalam penelitian (Sugiono, 2010:205 )

Desain dalam penelitian ini bila dibuat bagan sebagai berikut:

Tabel 3.1

Desain Penelitian Counterbalanced design

Kelas A X1 O1 X2 O2 X3 O3

Kelas B X2 O2 X3 O3 X1 O1

Kelas C X3 O3 X1 O1 X2 O2

Sumber : Jack R Fraenkel & Norman E. Wallen (1993:253)

Keterangan :

X1 = Penggunaan metode pembelajaran Discovery.

X2 = Penggunaan metode pembelajaran Inquiry.

X3 = Penggunaan metode pembelajaran ceramah.

O1,2,3 = Tes akhir pada kelompok eksperimen

Page 2: BAB III METODOLOGI 1 - repository.upi.edurepository.upi.edu/4965/6/S_PEK_0906194_Chapter3.pdf · Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang ... berpikir kritis siswa

39

Siti Nurasiah Zamil, 2013

STUDI KOMPARATIF PENGGUNAAN METODE DISCOVERY DAN INQUIRY TERHADAP KEMAMPUAN

BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Fraenkel (1993:253)

“counterbalanced design represent another technique for equating

experimental and control groups. In this design, each group is exposed to

all threatments. However many there are, but in a different or there. Any

number of treatment maybe involved and example a diagram for a

counterbalanced design involving three treatment is as follows”.

Dalam counterbalanced design ini menggunakan tiga kelas dimana

semua kelas merupakan kelas eksperimen.

Desain penelitian ini menggunakan tiga kelas dimana setiap kelasnya

merupakan kelas eksperimen dan tidak ada kelas kontrol karena di dalam desain

ini dilakukan treatment di dalam setiap kelasnya, hanya saja perbedaannya

adalah terletak pada sub bahasan atau kompetensi dasar yang dilakukan di setiap

kelas dengan berbeda treatment. Desain penelitian Counterbalanced design tidak

menggunakan pre test tapi di dalam desain ini siswa hanya diberi post test saja

sebagai tolok ukur keberhasilan pembelajaran.

1.3 Populasi dan Sampel

1.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010:80).

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Negeri 23 Bandung dan yang

menjadi populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas X SMA Negeri

23Bandung.

1.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2010:81).

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 3 kelasX SMA

Negeri 23Bandung.

Page 3: BAB III METODOLOGI 1 - repository.upi.edurepository.upi.edu/4965/6/S_PEK_0906194_Chapter3.pdf · Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang ... berpikir kritis siswa

40

Siti Nurasiah Zamil, 2013

STUDI KOMPARATIF PENGGUNAAN METODE DISCOVERY DAN INQUIRY TERHADAP KEMAMPUAN

BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1.4 Operasional Variabel

Tabel 3.2

Operasional variabel

Konsep Teoritis Variabel Definisi Operasional Konsep Analisis

Discovery adalah

penemuan yang

berarti proses mental

dimana anak/individu

mengasimilasi konsep

dan prinsip. Robert B.

(Ahmadi dan Tri

Pasetya, 1997:76)

Metode

pembelajaran

Discovery

(X1)

Langkah yang dilakukan dalam melaksanakan metode

discovery adalah sebagai berikut:

1. Identifikasi kebutuhan siswa;

2. Seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian

konsep dan generalisasi pengetahuan;

3. Seleksi bahan, problema/ tugas-tugas;

4. Membantu dan memperjelas tugas/ problema yang

dihadapi siswa serta peranan masing-masing siswa;

5. Mempersiapkan kelas dan alat-alat yang diperlukan;

6. Mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang

akan dipecahkan;

7. Memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan

penemuan;

8. Membantu siswa dengan informasi/ data jika diperlukan

oleh siswa;

9. Memimpin analisis sendiri (self analysis) dengan

pertanyaan yang mengarahkan dan mengidentifikasi

masalah;

10. Merangsang terjadinya interaksi antara siswa dengan

siswa;

11. Membantu siswa merumuskan prinsip dan generalisasi

hasil penemuannya.

Penerapan metode

pembelajaran

discovery pada

semua kelas

eksperimen

Metode Inquiry

merupakan metode

yang mampu

menggiring peserta

didik untuk

menyadari apa yang

telah didapatkan

selama belajar.

Inquiry menempatkan

peserta didik sebagai

subyek belajar yang

aktif (Mulyasa ,

2003:234)

Metode

Pembelajaran

Inquiry

(X2)

Langkah yang dilakukan dalam melaksanakan metode

inquiry adalah sebagai berikut:

1) Guru memberikan penjelasan, instruksi atau pertanyaan

terhadap materi yang akan diajarkan.

2) Memberikan tugas kepada peserta didik untuk menjawab

pertanyaan, yang jawabannya bisa didapatkan pada proses

pembelajaran yang dialami siswa.

3) Guru memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan

yang mungkin membingungkan peserta didik.

4) Resitasi untuk menanamkan fakta-fakta yang telah

dipelajari sebelumnya.

5) Siswa merangkum dalam bentuk rumusan sebagai

kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan

Penerapan metode

pembelajaran

inquiry pada semua

kelas eksperimen

Berpikir kritis adalah

upaya pedalaman

kesadaran serta

kecerdasan

membandingkan dari

beberapa masalah

yang sedang dan akan

terjadi sehngga

menghasilkan sebuah

kesimpulan dan

gagasan yang dapat

memecahkan masalah

tersebut. Setiap orang

memiliki pola pikir

yang berbeda

(Suparno, 2007:35)

Kemampuan

berpikir kritis

(Y)

Berpikir kritis merupakan salah satu aspek dalam ranah

(domain) kognitif dari tujuan proses belajar mengajar. Tingkat

kemampuan berpikir kritis siswa dapat diketahui melalui soal –

soal kognitif pada ranah C4, C5 dan C6

Hasil post-test

tentang kebutuhan

dengan menerapkan

metode

pembelajaran

discovery dan

inquiry pada semua

kelas eksperimen.

Page 4: BAB III METODOLOGI 1 - repository.upi.edurepository.upi.edu/4965/6/S_PEK_0906194_Chapter3.pdf · Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang ... berpikir kritis siswa

41

Siti Nurasiah Zamil, 2013

STUDI KOMPARATIF PENGGUNAAN METODE DISCOVERY DAN INQUIRY TERHADAP KEMAMPUAN

BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena

alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2011:148).

a. Tes Kemampuan Berpikir Kritis

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tes

tertulis dalam bentuk tes pilihan ganda sebanyak 30 soal. Setiap soal dibuat untuk

menguji kemampuan tingkat kemampuan berpikir kritis siswa pada pokok

bahasan Memahami permasalahan ekonomi dalam kaitannya dengan kebutuhan

manusia, kelangkaan dan sistem ekonomi. Tes ini dilakukan hanya satu kali pada

saat selesai pembelajaran (post test) yang bertujuan untuk melihat kemampuan

berpikir kritis siswa terhadap pokok bahasan Memahami permasalahan ekonomi

dalam kaitannya dengan kebutuhan manusia, kelangkaan dan sistem ekonomi.

Langkah-langkah penyusunan instrumen penelitian:

1) Membuat kisi-kisi soal

2) Membuat hubungan indikator dan butir soal

3) Telaah soal

4) Membuat butir soal dan kunci jawaban

5) Instrumen yang telah disusun dikonsultasikan dengan guru dan dosen

pembimbing.

b. Lembar Observasi

Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran langsung mengenai

aktivitas siswa dan aktivitas guru selama pembelajaran berlangsung

1.6 Pengujian Instrumen Penelitian

1.6.1 Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan

atau kesahian sesuatu instrumen. (Arikunto , 2006 : 168).Suatu instrumen yang

valid atau sahih mempunyai validitas tinggi dan sebaliknya.

Page 5: BAB III METODOLOGI 1 - repository.upi.edurepository.upi.edu/4965/6/S_PEK_0906194_Chapter3.pdf · Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang ... berpikir kritis siswa

42

Siti Nurasiah Zamil, 2013

STUDI KOMPARATIF PENGGUNAAN METODE DISCOVERY DAN INQUIRY TERHADAP KEMAMPUAN

BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Valid menurut Gronlund (1985) dalam Sukardi (2008 : 30) dapat diartikan

sebagai ketepatan interpretasi yang dihasilkan dari skor tes atau instrumen

evaluasi.

Suatu instrumen evaluasi dikatakan valid apabila instrumen yang digunakan

dapat mengukur apa yang hendak di ukur (Sukardi, 2008 : 31)

Untuk mengukur validitas soal digunakan rumus korelasi yaitu:

2222 YYNXXN

YXXYNrXY

(Arikunto, Suharsimi 2009: 72)

Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi butir

∑X = Jumlah skor tiap item

∑Y = Jumlah skor total item

∑X2 = Jumlah skor-skor X yang dikuadratkan

∑Y2 = Jumlah skor-skor Y yang dikuadratkan

∑XY = Jumlah perkalian X dan Y

N = Jumlah sampel

Setelah harga koefisien korelasi ( rxy ) diperoleh, disubstitusikan ke rumus

uji ‘t’ yaitu :

21

2

r

nrt

(Arikunto, 2009: 72)

Keterangan :

n = banyaknya data

r = koefisiensi korelasi

Instrumen dinyatakan valid apabila thitung > ttabel dengan tingkat signifikansi

0,05.Adapun kriteria yang digunakan untuk menginterprestasikan indeks validitas

tersebut adalah sebagai berikut:

Page 6: BAB III METODOLOGI 1 - repository.upi.edurepository.upi.edu/4965/6/S_PEK_0906194_Chapter3.pdf · Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang ... berpikir kritis siswa

43

Siti Nurasiah Zamil, 2013

STUDI KOMPARATIF PENGGUNAAN METODE DISCOVERY DAN INQUIRY TERHADAP KEMAMPUAN

BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Page 7: BAB III METODOLOGI 1 - repository.upi.edurepository.upi.edu/4965/6/S_PEK_0906194_Chapter3.pdf · Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang ... berpikir kritis siswa

44

Siti Nurasiah Zamil, 2013

STUDI KOMPARATIF PENGGUNAAN METODE DISCOVERY DAN INQUIRY TERHADAP KEMAMPUAN

BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.3

Kriteria Validitas

Besarnya nilai Intepretasi

Antara 0,800 sampai dengan 1,00

Antara 0,600 sampai dengan 0,800

Antara 0,400 sampai dengan 0,600

Antara 0,200 sampai dengan 0,400

Antara 0,000 sampai dengan 0,200

Tinggi

Cukup

Agak rendah

Rendah

Sangat rendah (tidak berkorelasi)

(Arikunto, 2009:75)

Uji validitas soal instrumen penelitian pada N=30 dengan degree of

freedom (df) = N-K = 30- (2+1) = 27, di dapat ttabel = 1,70. Berdasarkan batuan

Microsoft Excel, diperoleh hasil uji validitas tampak pada tabel berikut ini :

Tabel 3.4

Hasil Validitas Item Penelitian

ttabel No

Item rhitung thitung Ket.

No.

Item rhitung thitung Ket.

1.7 1 0.44 2.56 Valid 16 0.37 205 Valid

1.7 2 0.35 1.93 Valid 17 0.34 190 Valid

1.7 3 0.48 284 Valid 18 0.46 267 Valid

1.7 4 0.49 294 Valid 19 0.36 198 Valid

1.7 5 0.40 224 Valid 20 0.33 179 Valid

1.7 6 0.52 314 Valid 21 0.37 206 Valid

1.7 7 0.40 224 Valid 22 0.38 214 Valid

1.7 8 0.40 224 Valid 23 0.49 295 Valid

1.7 9 0.45 265 Valid 24 0.39 222 Valid

1.7 10 0.35 196 Valid 25 0.36 198 Valid

1.7 11 0.39 222 Valid 26 0.40 227 Valid

1.7 12 0.46 270 Valid 27 0.42 237 Valid

1.7 13 0.34 190 Valid 28 0.37 207 Valid

1.7 14 0.37 206 Valid 29 0.32 175 Valid

1.7 15 0.33 182 Valid 30 0.36 199 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan data Ms. Excel 07

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa semua instrumen penelitian

yang digunakan dalam penelitian ini valid sehingga layak untuk dijadikan alat

ukur penelitian selanjutnya.

Page 8: BAB III METODOLOGI 1 - repository.upi.edurepository.upi.edu/4965/6/S_PEK_0906194_Chapter3.pdf · Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang ... berpikir kritis siswa

45

Siti Nurasiah Zamil, 2013

STUDI KOMPARATIF PENGGUNAAN METODE DISCOVERY DAN INQUIRY TERHADAP KEMAMPUAN

BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1.6.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah ketetapan suatu tes apabila diteskan kepada subjek yang

sama. Untuk mengetahui ketetapan ini pada dasarnya dilihat kesejajaran hasil

Arikunto (2009 : 86). Seperti halnya beberapa teknik juga menggunakan rumus

korelasi product moment untuk mengetahui validitas, kesejajaran hasil dalam

reliabilitas tes.Untuk menguji reliabilitas, dalam penelitian ini digunakan teknik

ganjil-genap dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Membagi item-item yang valid menjadi dua belahan, dalam hal ini diambil

nomor ganjil (x) dan genap (y), dimana x merupakan belahan pertama, dan y

merupakan belahan kedua.

b. Skor masing-masing item pada setiap belahan dijumlahkan, sehingga

menghasilkan dua skor total masing-masing responden, yaitu skor total

belahan pertama dan skor belahan kedua.

c. Mengkorelasi skor belahan pertama dengan skor belahan kedua dengan

teknik korelasi product moment.

d. Mencari angka reliabilitas keseluruhan item tanpa dibelah, dengan cara

mengkorelasi angka korelasi yang diperoleh dengan memasukannya

kedalam rumus Spearman Brown yaitu :

(Arikunto, 2009: 93)

Dimana :

= koefisisen reliabilitas internal seluruh item

= korelasi Product Moment antara belahan (ganjil-genap) atau (awal-

akhir)

Kaidah keputusannya adalah jika r11 > rtabel berarti reliabel dan sebaliknya

jika r11<rtabel berarti tidak reliable.Adapun kriteria yang digunakan untuk

menginterprestasikan indeks reliabilitas adalah sebagai berikut:

Page 9: BAB III METODOLOGI 1 - repository.upi.edurepository.upi.edu/4965/6/S_PEK_0906194_Chapter3.pdf · Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang ... berpikir kritis siswa

46

Siti Nurasiah Zamil, 2013

STUDI KOMPARATIF PENGGUNAAN METODE DISCOVERY DAN INQUIRY TERHADAP KEMAMPUAN

BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.5

Kriteria Reliabilitas

Koefisien Kolerasi Interprestsi

0,81 - 1,00

0,61 - 0,80

0,41 - 0,60

0,21 - 0,40

0,00 - 0,20

Tinggi

Cukup

Agak rendah

Rendah

Sangat rendah

(Arikunto, 2009: 75)

Dengan bantuan Microsoft Excel diperoleh nilai rhitung = 1.025 Adapun nilai

rtabel dengan n = 30 dan taraf nyata (α) = 0,05 didapat 0,361. Hal ini berarti rhitung

lebih besar dari rtabel (0,978 > 0,361). Dengan demikian instrumen penelitian untuk

mengukur hasil belajar siswa terkait berpkir kritis tentang kebutuhan dapat

dinyatakan mempunyai daya ketepatan atau dengan kata lain reliable dengan

tingkat reliabilitas termasuk pada kategori tinggi.(Perhitungan secara detail dapat

di lihat pada lampiran 2.2)

1.6.3 Taraf Kesukaran

Yang dimaksud dengan taraf kesukaran tes adalah kemampuan tes tersebut

dalam menjaring banyaknya subjek peserta tes yang dapat mengerjakan dengan

betul (Arikunto, 2009 : 176). Jika banyak subjek peserta tes yang dapat menjawab

dengan benar maka taraf kesukaran tes tersebut tinggi.Sebaliknya jika hanya

sedikit dari subjek yang dapat menjawab dengan benar maka taraf kesukarannya

rendah.Taraf kesukaran tes dinyatakan dalam indeks kesukaran (difficulty index).

Taraf kesukaran dinyatakan dengan P dan dicari dengan rumus:

(Arikunto, 2009 : 176)

Keterangan :

B = subjek yang menjawab

P =

Page 10: BAB III METODOLOGI 1 - repository.upi.edurepository.upi.edu/4965/6/S_PEK_0906194_Chapter3.pdf · Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang ... berpikir kritis siswa

47

Siti Nurasiah Zamil, 2013

STUDI KOMPARATIF PENGGUNAAN METODE DISCOVERY DAN INQUIRY TERHADAP KEMAMPUAN

BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

J = banyaknya subjek yang ikut mengerjakan tes

Kriteria yang digunakan adalah makin kecil indeks yang diperoleh, makin

sulit soal tersebut.Sebaliknya, makin besar indeks yang diperoleh, makin mudah

soal tersebut. Adapun kriteria indeks kesulitan soal itu adalah sebagai berikut :

- Soal dengan P 0,01sampai 0,30 adalah soal sukar

- Soal dengan P 0,30 sampai 0,70 adalah soal sedang

- Soal dengan P 0,70 sampai 1,00 adalah soal mudah

(Arikunto, 2009 : 210)

Dari tabel lampiran 2.3 dapat disimpulkan bahwa kriteria dari uji tingkat

kesukaran dari soal-soal yang telah diolah memiliki tingkat kesukaran yang cukup

bervariasi sebagaimana ditunjukkan tabel berikut ini.

Tabel 3.6

Rekapitulasi Jumlah Soal Berdasarkan Tingkat Kesukaran

Tk. Kesukaran Jumlah Soal % No. Soal

Mudah 2 6.7 17, 24

Sedang 28 93.3

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13,

14, 15, 16, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 25,

26, 27, 28, 29, 30

Sukar - - -

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa dari 30 soal yang dijadikan

instrumen tes hasil belajar berpikir kritis tentang kebutuhan, 2 soal diantaranya

termasuk pada kategori mudah, dan sisanya sebanyak 28 soal termasuk pada

kategori sedang.

1.6.4 Daya Pembeda

Yang dimaksud dengan daya pembeda tes adalah kemampuan sesuatu soal

untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan

siswa yang bodoh (berkemampuan rendah) Suharsimi (2009: 211).Bagi soal yang

dapat dijawab benar oleh siswa pandai maupun bodoh, maka soal itu tidak baik

karena tidak mempunyai daya pembeda. Demikian pula jika semua siswa baik

Page 11: BAB III METODOLOGI 1 - repository.upi.edurepository.upi.edu/4965/6/S_PEK_0906194_Chapter3.pdf · Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang ... berpikir kritis siswa

48

Siti Nurasiah Zamil, 2013

STUDI KOMPARATIF PENGGUNAAN METODE DISCOVERY DAN INQUIRY TERHADAP KEMAMPUAN

BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pintar maupun bodoh tidak dapat menjawab dengan benar. Soal tersebut tidak

baik juga karena tidak mempunyai daya pembeda. Soal yang baik adalah soal

yang dapat dijawab benar oleh siswa-siswa yang pandai saja. Rumus yang

digunakan untuk mengetahui daya pembeda setiap butir tes adalah :

(Arikunto, 2009 : 177)

Keterangan :

D = daya pembeda butir

BA = banyaknya kelompok atas yang menjawab betul

JA = banyaknya subjek kelompok atas

BB = banyaknya subjek kelompok bawah yang menjawab betul

JB = banyaknya subjek kelompok bawah

Tabel 3.7

Kriteria Daya Pembeda

Interval Kriteria

DP ≤ 0,00

0,00 < DP ≤ 0.20

0,20 < DP ≤ 0,40

0,40 < DP ≤ 0,70

0,70 < DP ≤ 1,00

Sangat jelek

Jelek

Cukup

Baik

Sangat Baik

(Arikunto, 2009 : 211)

Dari tabel lampiran 2.4 didapatkan bahwa kriteria dari uji daya pembeda

dari soal-soal yang telah diolah kebanyakan memiliki daya pembeda yang cukup

bervariasi .

DP =

-

= -

Page 12: BAB III METODOLOGI 1 - repository.upi.edurepository.upi.edu/4965/6/S_PEK_0906194_Chapter3.pdf · Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang ... berpikir kritis siswa

49

Siti Nurasiah Zamil, 2013

STUDI KOMPARATIF PENGGUNAAN METODE DISCOVERY DAN INQUIRY TERHADAP KEMAMPUAN

BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.8

Rekapitulasi Jumlah Soal Berdasarkan Daya Pembeda

Daya Pembeda Jumlah Soal % No. Soal

Jelek - - -

Cukup 27 90

1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13,

14, 15, 16, 19, 20, 21, 22, 24, 25,

26, 27, 28, 29, 30

Baik 3 10 6, 18, 23

Baik Sekali - - -

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa dari 30 soal yang dijadikan

instrumen tes hasil belajar berpikir kritis tentang kebutuhan, terdapat 3 item yang

memiliki daya pembeda dengan kategori baik dan sisanya sebanyak 27 soal

termasuk pada kategori cukup.

1.7 Tahapan Penelitian

Penelitain ini dibagi menjadi empat tahapan, yaitu tahap persiapan

penelitian, pelaksanaan penelitian, pengolahan data dan kesimpulan.

1) Tahapan persiapan

a. Menentukan masalah

b. Melakukan pra penelitian untuk mengatahui tingkat berpikir

siswa

c. Melakukan perizinan kepada pihak-pihak terkait dalam peneliltian

ini

d. Menetapkan waktu penelitian, standar kompetensi dan materi

pelajaran yang akan dipergunakan dalam penelitian

2) Tahapan pelaksanaan penelitian

a. Menyusun instrumen tes

b. Menentukan jumlah soal yang akan dijadikan instrumen

penelitian

c. Melakukan uji coba instrumen penelitian

Page 13: BAB III METODOLOGI 1 - repository.upi.edurepository.upi.edu/4965/6/S_PEK_0906194_Chapter3.pdf · Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang ... berpikir kritis siswa

50

Siti Nurasiah Zamil, 2013

STUDI KOMPARATIF PENGGUNAAN METODE DISCOVERY DAN INQUIRY TERHADAP KEMAMPUAN

BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Menganalisis validitas, realibilitas, daya pembeda dan tingkat

kesukaran instrumen penelitian

e. Mengganti soal-soal yang belum valid

f. Mengadakan uji coba lagi hingga instrumen penelitian valid dan

reliable

g. Memilih sampel penelitian

h. Menentukan waktu penelitian untuk menerapkan metode

pembelajaran Discovery dan Inquiry dengan cara menghubungi

guru bidangstudi yang bersangkutan

i. Melakukan eksperimen berupa penerapan treatment pada semua

kelas

j. Memberikan post-test pada semua kelas.

k. Menguji kesamaan dan perbedaan hasil post-test pada setiap kelas

eksperimennya

l. Membandingkan perbedaan hasil skor gain di semua kelas untuk

mengetahui apakah penerapan perlakuan metode-metode

eksperimen berkaitan dengan hasil yang diperoleh

3) Pengolahan data

Pengolahan data meliputi analisis data dengan menggunakan pengujian

statistik yatu :

a. Uji normalitas untuk mengetahui kondisi data apakah

berdistribusi normal atau tidak.

b. Homogenitas untuk mengetahui apakah varians sampel yang akan

dikomparasikan itu homogen atau tidak.

4) Kesimpulan penelitian

Membuat interpretasi dan kesimpulan berdasarkan hipotesis yang telah

dirumuskan

Page 14: BAB III METODOLOGI 1 - repository.upi.edurepository.upi.edu/4965/6/S_PEK_0906194_Chapter3.pdf · Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang ... berpikir kritis siswa

51

Siti Nurasiah Zamil, 2013

STUDI KOMPARATIF PENGGUNAAN METODE DISCOVERY DAN INQUIRY TERHADAP KEMAMPUAN

BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1.8 Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Berdasarkan tujuan penelitian ini, penulis menentukan data akurat yang

diperoleh melalui alat pengumpul data atau instrumen untuk mengetahui

pemahaman konsep siswa tentang kebutuhan berupa tes pilihan ganda.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Sumber

primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul

data (Sugiyono, 2011 : 308).

Untuk memperoleh data mengenai berpikir kritis tentang kebutuhan

diperlukan seperangkat alat. Alat yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes

tertulis yang terdiri dari tes pilihan ganda. Tes dilakukan hanya satu kali yaitu

sesudah penerapan treatment (post-test). Dan tes ini berlaku untuk ketiga kelas

yang semuanya merupakan kelas eksperimen.

1.8.1 Tes Akhir (Post-Test)

Tes akhir (post-test) dilakukan pada akhir penelitian dengan tujuan untuk

mengetahui dan mengukur berpikir siswa tentang kebutuhan setelah dilaksanakan

eksperimen dengan menggunakan 3 (dua) metode pembelajaran pada kelas yang

berbeda, yaitu menggunakan metode pembelajaran Discovery, Inquiry dan

ceramah secara bergantian pada setiap kelas eksperimen.

1.9 Teknik Analisis Data

1.9.1 Uji Homogenitas

Uji Homogenitas varians digunakan untuk mengetahui apakah varians

sampel yang akan dikomparasikan itu homogen atau tidak. Varians adalah standar

deviasi yang dikuadratkan. Uji Homogenitas varians digunakan uji F. Langkah-

langkahnya sebagai berikut :

a) Menentukan varians dari dua sampel yang akan diuji

b) Menghitung nilai F dengan rumus :

F =

Page 15: BAB III METODOLOGI 1 - repository.upi.edurepository.upi.edu/4965/6/S_PEK_0906194_Chapter3.pdf · Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang ... berpikir kritis siswa

52

Siti Nurasiah Zamil, 2013

STUDI KOMPARATIF PENGGUNAAN METODE DISCOVERY DAN INQUIRY TERHADAP KEMAMPUAN

BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dengan S2b = varians yang lebih besar

S2k = varian yang lebih kecil

Kebebasan (dk) = (ni– 2)

c) Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F dari tabel

F hitung F tabel, artinya kedua sampel homogen

F hitung F tabel, artinya kedua sampel tidak homogen

(Siregar, 2004 :50)

1.9.2 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kondisi data apakah

berdistribusi normal atau tidak. Kondisi data berdistribusi normal menjadi syarat

untuk menguji hipotesis menggunakan statistik parametrik. Untuk menguji

normalitas, maka langkah-langkah yang ditempuh adalah :

a) Menghitung mean skor kelompok

b) Mencari dan menghitung deviasi standar

c) Membuat daftar frekuensi observasi (fo) dan frekuensi ekspektasi (fe)

dengan menempuh langkah-langkah sebagia berikut :

1) Menentukkan banyaknya kelas (k) dengan rumus :

K = 1+ 3,3 log n

2) Menentukan panjang kelas (p) dengan rumus :

P = r/k dimana r = rentang skor

d) Menentukan nilai baku z, dengan menggunakan rumus :

Z =

Ɩ = |Ɩ1 – Ɩ2| ; Ei = n x1

e) Mencari harga chi-kuadrat (χ2) dengan rumus :

χ2 = Σ

Menentukan derajat kebebasan

Menentukan χ2

dari daftar tabel

Fo= frekuensi pengamatan

Page 16: BAB III METODOLOGI 1 - repository.upi.edurepository.upi.edu/4965/6/S_PEK_0906194_Chapter3.pdf · Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang ... berpikir kritis siswa

53

Siti Nurasiah Zamil, 2013

STUDI KOMPARATIF PENGGUNAAN METODE DISCOVERY DAN INQUIRY TERHADAP KEMAMPUAN

BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Fe = frekuensi yang diharapkan

f) Penentuan normalitas

Jika : χ2

hitung χ2

tabel, data berdistribusi normal

χ2

hitung χ2

tabel, data berdistribusi tidak normal

(Siregar, 2004 :87)

1.10 Uji Hipotesis

Apabila data tes pemahaman bedistribusi normal dan homogen, maka

untuk mengkaji hipotesis digunakan statistik parametrik yaitu uji t independen

sesuai rumus berikut:

t =

√{

}{

}

(Arikunto, 2007 : 311)

Dengan :

M1 = mean strategi pembelajaran discovery dan inquiry

M2 = mean skor pemahaman

N1 = N2 = Jumlah siswa

x = deviasi setiap nilai X1 dan X2

y = deviasi setiap nilai Y1 dan Y2

Hasil yang diperoleh dikonsultasikan pada tabel distribusi t untuk tes dua

sisi. Adapun caranya :

a. Menentukan derajat kebebasan dk = (N1 – 1) + (N2 – 1)

b. Lihat tabel distribusi t untuk tes dua arah pada taraf signifikan tertentu

c. Bila t hitung t tabel maka Ho ditolak dan H1 diterima, dan sebaliknya.