repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4965/2/ahmad... ·...

88
PENGHORMATAN DALAM ISLAM PERSPEKTIF HADIS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ushuluddin (S.Ud) Penulis: Ahmad Qurtubi NIM. 106034001216 JURUSAN TAFSIR-HADIS FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H. / 2011 M

Upload: trinhduong

Post on 08-Mar-2019

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4965/2/AHMAD... · ABSTRAK “Islam sebagai agama terbesar di dunia memuliki peran penting dalam menjaga

PENGHORMATAN DALAM ISLAM PERSPEKTIF HADIS

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ushuluddin (S.Ud)

Penulis:

Ahmad Qurtubi NIM. 106034001216

JURUSAN TAFSIR-HADIS

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H. / 2011 M

Page 2: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4965/2/AHMAD... · ABSTRAK “Islam sebagai agama terbesar di dunia memuliki peran penting dalam menjaga

ABSTRAK

“Islam sebagai agama terbesar di dunia memuliki peran penting dalam

menjaga moral manusia. Ia diharapkan mampu memberikan peran aktif dalam

memajukan peradaban dunia. Muhammad sebagai pembawanya hanya

mengatakan bahwa ia meninggalkan dua hal bagi umatnya, yakni alquran dan

hadis. Di sisi lain sejarah hidupnya menjadi bagian penting dari pembentukan

sejarah peradaban manusia. Peradaban yang bersih dan terhormat. Penghormatan

yang saat ini menjadi problematika menjadikan Islam memiliki jawaban tersendiri

dalam memberi solusi terhadapnya. Dan hadis yang menjadi gambaran kehidupan

Nabi menjadi penting untuk diketahui karena telah memberi jawaban solutif

terhadap penghormatan itu. Karena memang penghormatan yang berlebih bukan

hal baru pada saat ini, akan merupakan adat Timur, yang membudidaya pada

masyarakat kita. Sehingga bentuk kontekstualisasi hadis adalah kemutlakan

pilihan dalam era yang berbeda ini, yakni era yang lebih modern dengan budaya

yang berbeda, istilah yang berbeda, dan sistem hukum yang berbeda. Atau bahkan

definisi penghormatan yang berbeda.

Kata Kunci : Muhammad, Hadis, Penghormatan dan Teks

Administrator
Sticky Note
Page 3: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4965/2/AHMAD... · ABSTRAK “Islam sebagai agama terbesar di dunia memuliki peran penting dalam menjaga

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Banyak kita jumpai dalam suatu pertemuan, manakala ada seorang kaya

masuk mereka ramai-ramai berdiri memberi penghormatan. Sementara kalau si

miskin, tak satupun yang berdiri. Yang demikian itu tentu akan menimbulkan

perasaan iri hati terhadap yang kaya dan seluruh hadirin dalam majlis itu.

Terjadinya perasaan iri hati dan dengki diantara sesama muslim salah satu

penyebabnya adalah diskriminasi penghormatan.

Ketika masyarakat menjadikan posisi sosial seseorang sebagai standar

penghormatan maka yang terjadi adalah timbulnya klasifikasi sosial atau

pengkotak-kotakan masyarakat menurut kedudukannya. Bila ia seorang kaya

maka penghormatannya lebih tinggi dari pada si miskin. Sehingga terjadilah apa

yang disebut kesenjangan sosial / ketidak-adilan sosial.

Fenomena inilah yang membuat sulitnya komunikasi dengan orang yang

lebih tinggi kedudukan sosialnya. Disamping itu timbul pula istilah atasan dan

bawahan, padahal atasan bawahan itu adalah istilah yang artificial (palsu) karena

kitalah yang membuat-buatnya.

Rasulullah SAW tidak pernah membeda-bedakan dirinya dengan orang

lain. Hal inilah yang menjadi kegelisahan tersendiri bagi saya dan merasa perlu

menuangkannya menjadi bacaan yang diharapkan bisa membuka kembali respon

Muhammad dalam bentuk skripsi yang berjudul “Penghormatan dalam Islam

perspektif hadis”.

Di sisi lain, tulisan ini tidak hadir begitu saja namun telah banyak yang

ikut berkontribusi dalam penulisan ini, maka perlu kiranya penulis menyampaikan

Page 4: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4965/2/AHMAD... · ABSTRAK “Islam sebagai agama terbesar di dunia memuliki peran penting dalam menjaga

iii

rasa terima kasih secara khusus. Semoga segala kebaikan yang telah diberikan

menjadi amal tersendiri untuk mengumpulkan kita bersama seluruh umat

Muhammad di sisi Allah nanti. Amin. Oleh karena itu, tanpa mengurangi rasa

terimakasih kepada orang-orang yang tidak penulis sebutkan namanya, penulis

perlu menyampaikan terima kasih secara khusus kepada:

a. Bpk. Prof. Zaenun Kamal selaku Dekan baru di fakultas Ushuluddin dan

Filsafat dan Bpk. Dr. M. Amin Nurdin yang telah digantikannya.

b. Bpk Dr. Bustamin MA, selaku Ketua Jurusan sekaligus orang yang selalu

memotivasi kami untuk segera menyelesaikan skripsi kami. jazakumullah

khairan katsîra.

c. Bpk Rifqi Muhammad Fatih yang telah sabar membimbing al-Faqîr, ana

dapat banyak ilmu dari antum. ماكان لله زاد واتصل, وماكان لغير اهللا زال

وانفصل

d. Ayah ummi tercinta H.Jamhuri dan Ma’anih yang selalu memarahiku, tapi

kuyakin semua itu kau lakukan agar anakmu yang satu ini berhasil.

e. Terima kasih juga untuk para guru-guru yang telah membimbing al-Faqir

sampai sekarang ini dan sudi kiranya untuk meminjamkan kitab-kitabnya,

KH.Muhammad Zakwan, KH.Abdul Muhit, KH.Usman Syarif, KH. Ali

Hasan, KH. Ahmad Kosasih, KH. Ahmad Faisal Asmawi, KH.Agus

Subhan dan para Asâtiz lainnya.

f. Ustaz Rifqi Mukhtar yang telah mengajar kami setiap malam kamis, tidak

terasa sudah 4 tahun kami mengaji denganmu, mudah-mudahan berkah.

g. My Honey Aulia, thank you.

Page 5: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4965/2/AHMAD... · ABSTRAK “Islam sebagai agama terbesar di dunia memuliki peran penting dalam menjaga

iv

h. Kawan-kawan yang aktif di Himpunan Mahasiswa Islam, para alumni

latihan kader I 2007, Irdi, Bara, Euis, Syamsul dll, dan juga adik-adik TH

yang selama kami menjabat sebagai Pres TH selalu membantu dalam

kegiatan-kegiatan yang kami jalankan, al-Makhsûs: Dika, Arma, Pipit,

Bibah, Jarwo, Usep, Dwi, Fuad, dan para senior HMI komisariat

Ushuluddin yang telah mendidik kami menjadi seorang patriot sejati:

Fajar, Mu’amar, Fikri, Su’udi, TB, Syafa’at, Iwenk, Fitroh dan yang lain.

i. Kawan-kawan TH angkatan 2006-2007 semuanya, wa bil khusus: Haikal

(paling uzur), Zami (Thanks atas tumpangannya pas motor ane ilang, eh

ikut ilang juga dah motor ente), Irfan (paling khoir), Enju (paling kesel ane

ama ente, masa skripsi dikata khutbah), encin (salut ane ma ente 2

semester 30 mata kuliah), Falaq (thanks udah mau jadi wakil ane).

Selanjutnya, penulis tak lupa untuk menyadari bahwa tulisan ini pastilah

ada kekurangan disana-sini. Untuk itu, kiranya saran, kritikan dan berbagai

sambutan yang konstruktif masih sangat penulis butuhkan guna kesempurnaan

tulisan dan pengetahuan penulis.

Akhirnya, penulis berharap tulisan ini akan bermanfaat dan tidak hanya

sekedar jadi tuntutan kuliah ataupun etalase hiasan dinding belaka.

Wa allâhu a’lamu bi murôdi ‘abdih

Page 6: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4965/2/AHMAD... · ABSTRAK “Islam sebagai agama terbesar di dunia memuliki peran penting dalam menjaga

v

PEDOMAN TRANSLITERASI1

Huruf Arab

Konsonan

Huruf Latin Keterangan

tidak dilambangkan ا

B be ب

T te ت

Ts te dan es ث

J Je ج

H h dengan garis bawah ح

Kh ka dan ha خ

D da د

Dz De dan zet ذ

R Er ر

Z Zet ز

S Es س

Sy es dan ye ش

S es dengan garis bawah ص

D de dengan garis bawah ض

T te dengan garis bawah ط

Z zet dengan garis bawah ظ

koma terbalik keatas, menghadap ke kanan ‘ ع

Gh ge dan ha غ

F Ef ف

1 Pedoman ini disesuaikan dengan pedoman akademik fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2006/2007, hal. 101 - 105

Page 7: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4965/2/AHMAD... · ABSTRAK “Islam sebagai agama terbesar di dunia memuliki peran penting dalam menjaga

vi

Q Ki ق

K Ka ك

L El ل

M Em م

N En ن

W We و

H Ha هـ

Apostrof ‘ ء

Y Ye ي

Vokal

Vokal dalam bahasa Arab, seperti bahasa Indonesia, terdiri dari vokal

tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong. Untuk vokal tunggal alih

aksaranya adalah sebai beeriku:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

______ a fathah

___ ◌___ i kasrah

______ u dammah

Adapun untuk vokal rangkap, ketentuan alih aksaranya sebagai berikut:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

ai a dan i __◌ __ي

au a dan u ____ و

Vokal Panjang (Madd)

Ketentuan alih aksara vokal panjang (Madd), yang dalam bahasa Arab

dilambangkan dengan harakat dan huruf, adalah sebagai berikut:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

â a dengan topi di atas ــا

Page 8: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4965/2/AHMAD... · ABSTRAK “Islam sebagai agama terbesar di dunia memuliki peran penting dalam menjaga

vii

î i dengan topi di atas ــي

û u dengan topi di atas ـــو

Kata Sandang

Kata sandang, yang dalam sistem aksara Arab dilambangkan dengan

huruf, yaitu alif dan lam, dialih aksarakan menjadi huruf /l/ , baik diikuti oleh

huruf syamsyiah maupun qamariyah. Contoh: al-rijâl bukan ar-rijâl, al-dîwân

bukan ad-dîwân.

Syaddah (Tashdid)

Syaddah atau tasydid yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan

dengan sebuah tanda, dalam alih aksara ini dilambangkan dengan huruf, yaitu

dengan menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah itu. Akan tetapi, hal ini

tidak berlaku jika huruf yang menerima tanda syaddah itu terletak setelah kaata

sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyyah. Misalnya yang secaraa lisan

berbunyi ad-daruurah, tidak ditulis “ad-darûrah”, melainkan “al-darûrah”,

demikian seterusnya.

Ta Marbûtah

Berkaitan dengan alih aksara ini, jika huruf ta marbûtah terdapat pada kata

yang berdiri sendiri, maka huruf tersebut dialihaksarakan manjadi huruf /h/ (lihat

contoh 1 di bawah). Hal yang sama juga berlaku jika ta marbûtah tersebut diikuti

oleh kata sifat (na’t) (lihat contoh 2). Akan tetapi, jika huruf ta marbûtah tersebut

diikuti oleh kata benda (isim), maka huruf tersebutdialihaksarakan menjadi huruf

/t/ (lihat contoh 3).

Contoh:

no Kata Arab Alih aksara

tarîqah طريقة 1

al-jâmî ah al-islâmiyyah الجامعة اإلسالمية 2

wahdat al-wujûd وحدة الوجود 3

Page 9: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4965/2/AHMAD... · ABSTRAK “Islam sebagai agama terbesar di dunia memuliki peran penting dalam menjaga

viii

Huruf Kapital

Meskipun dalam tulisan Arab huruf kapital tidak dikenal, dalam alih

aksara ini huruf capital tersebut juga digunakan, dengan memiliki ketentuan yang

berlaku dalam Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) bahasa Indonesia, antara lain

yang menuliskan kalimat, huruf awal nama tempat nama bulan, nama diri, dan

lain-lain. Penting diperhatikan, jika nama didahului oleh kata sandang, maka yang

ditulis dengan huruf capital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal

atau kata sandangnya. Contoh: Abû Hâmid al-Ghazâli bukan Abû Hamid Al-

Ghazâli, al-Kindi bukan Al-Kindi.

DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................................... III

KATA PENGANTAR ............................................................................................ IV

PEDOMAN TRANSLITERASI ............................................................................. VII

DAFTAR ISI .............................................................................................................. XI

BAB I : PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah .............................................................................. 6

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................................... 7

D. Metodologi Penelitian ........................................................................... 8

E. Kajian Pustaka ...................................................................................... 9

F. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................ 10

G. Sistematika Penulisan .......................................................................... 11

BAB II : MEMAHAMI PENGHORMATAN .................................................. 14

A. Pengertian Penghormatan .................................................................... 14

B. Penghormatan Terhadap Manusia Dalam Pandangan Islam ................ 16

C. Bentuk-bentuk Perilaku Penghormatan ............................................... 25

1. Mencium Tangan ............................................................................. 25

2. Inhinâ (Menundukan Badan) ........................................................... 27

3. Berdiri Menyambut Kedatangan Seseorang .................................... 29

BAB III : HADIS-HADIS TENTANG PENGHORMATAN ........................... 31

A. Mencium Tangan

Page 10: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4965/2/AHMAD... · ABSTRAK “Islam sebagai agama terbesar di dunia memuliki peran penting dalam menjaga

ix

1. Teks Hadis, Asbabul Wurud Hadis, dan Kualitas Hadis ................ 31

2. Pendapat Ulama Tentang Mencium Tangan ................................... 40

3. Analisa Hadis Mencium Tangan ..................................................... 44

B. Inhina (Menundukan Badan) ............................................................... 47

1. Teks Hadis, Asbabul Wurud Hadis, dan Kualitas Hadis .................. 47

2. Pendapat Ulama Tentang Inhina ....................................................... 49

3. Analisa Hadis Inhina ....................................................................... 51

C. Berdiri Menyambut Kedatangan Seseorang ....................................... 54

1. Teks Hadis, Asbabul Wurud Hadis, dan Kualitas Hadis ................ 54

2. Pendapat Ulama Tentang Berdiri Menyambut Seseorang ............... 64

3. Analisa Hadis Berdiri Menyambut Seseorang ................................ 68

BAB V : PENUTUP .......................................................................................... 72

A. Kesimpulan ........................................................................................ 72

B. Saran ................................................................................................... 74

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 75

Page 11: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4965/2/AHMAD... · ABSTRAK “Islam sebagai agama terbesar di dunia memuliki peran penting dalam menjaga

x

Page 12: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4965/2/AHMAD... · ABSTRAK “Islam sebagai agama terbesar di dunia memuliki peran penting dalam menjaga

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu kewajiban antara satu muslim dengan muslim yang lainnya

adalah untuk saling menghormati dan memberikan penghormatan, di antara

bentuk penghormatan yang dilakukan umat muslim di Indonesia ini adalah

mencium tangan, menundukan kepala, dan berdiri ketika seorang datang.

Beberapa hadis yang mungkin digunakan sebagai dalilnya adalah sebagai

berikut:

ثـنا ثـنا بكر أبو حد عمرو عن شعبة عن أسامة وأبو وغندر إدريس بن الله عبد حد النيب يد قـبـلوا اليـهود من قـوما أن : عسال بن صفوان عن سلمة بن الله عبد عن مرة بن

1Fورجليه وسلم عليه الله صلى

2 Telah menceritakan kepada kami Abû Bakar, telah

menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Idrîs dan Ghundar dan Abû Usâmah, dari Syu'bah, dari 'Amru bin Murrah, dari ‘Abdullah bin Salamah dari Safwân bin 'Assâl, bahwa sekelompok orang Yahudi mencium tangan dan kedua kaki Nabi saw."

ثـنا مالك بن أنس عن الله عبـيد بن حنظلة أخبـرنا الله عبد أخبـرنا سويد حد قال ال قال له أيـنحين صديقه أو أخاه يـلقى منا الرجل الله رسول يا رجل قال : قال

2Fنـعم قال ويصافحه بيده أفـيأخذ قال ال قال ويـقبـله أفـيـلتزمه

3 Telah menceritakan kepada kami Suwaid, telah memberitakan

kepada kami Handzolah bin ‘Ubaidillah, dari Anas bin Mâlik (ia berkata): telah berkata seorang laki-laki: wahai Rasulullah saw apabila seorang laki-laki diantara kami bertemu dengan saudaranya atau kerabatnya apakah kami harus menunduk kepadanya, Rasul menjawab: “Tidak”, apakah kami harus memeluk dan menciumnya, Rasul menjawab: “Tidak”, apakah kita harus mengambil tangannya dan berjabat dengannya, Rasul menjawab:”Ya”.

2 Abû ‘Abdillâh Muhammad Ibn Yazîd al-Qazwinî Ibn Mâjah, Sunan Ibnu Mâjah (Semarang:Thoha Putera) j.2, hal. 1220, Kitâb al-Adab Bâb ar-Rojulu Yuqobbilu Yada ar-Rojuli. 3 Al-Tirmidzî, al-Jâmi’us Sahih wa huwa Sunan al-Tirmidzî, (Semarang:Thoha Putera), j.4, hal.172, Bâb Ma Jâa Fî al-Musâfahah.

Page 13: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4965/2/AHMAD... · ABSTRAK “Islam sebagai agama terbesar di dunia memuliki peran penting dalam menjaga

ثـنا عثمان بن عمر أخبـرنا إسرائيل عن ثـنا احلسن بن علي وابن بشار قاال حد حدهال بن عمرو عن عائشة بنت طلحة عن أم المؤمنني عائشة ميسرة بن حبيب عن المنـ

ها أنـها قالت ديا ودال وقال احلسن حديثا :رضي الله عنـ تا و ان أشبه ما رأيت أحدا ر احلسن السمت واهلدي والدل برسول الله صلى الله عليه وسلم من فاطمة الما ومل يذ و

ا وقـبـلها وأجلسها يف جملسه ها فأخذ بيد انت إذا دخلت عليه قام إليـ رم الله وجهها ها قامت إليه فأخذت بيده فـقبـلته وأجلسته يف جملسها ان إذا دخل عليـ 3Fو

4 Telah menceritakan kepada kami Al-Hasan bin ‘Ali dan Ibn

Basysyâr (keduanya berkata); telah menceritakan kepada kami ‘Utsmân bin Umar berkata, telah mengabarkan kepada kami Isrâ'îl dari Maisarah bin Habîb, dari Al-Minhal bin Amru, dari 'Âisyah binti Thalhah, dari Ummul Mukminin 'Âisyah ra (ia berkata,: "Aku tidak pernah melihat seseorang yang mirip dalam kesopanan, ketenangan, kesabaran dalam memberi petunjuk, dan Al-Hasan tidak pernah menyebutkan 'ketenangan, kesabaran dalam memberi petunjuk - seperti Rasulullah saw selain dari pada Fatimah -semoga Allah memuliakan wajahnya-. Jika Fatimah datang menemui beliau, maka beliau berdiri, meraih tangannya, mencium dan mendudukkannya di tempat duduknya. Dan jika beliau datang menemuinya, maka ia akan meraih tangan beliau, mencium dan mendudukkannya di tempat duduknya."

Beberapa penghormatan yang saya sebutkan di atas menyebabkan adanya

perbedaan pendapat tentang bagaimana pengormatan yang seharusnya dilakukan

oleh dua orang muslim ketika bertemu, karena dikhawatirkan terjadi

penghormatan yang berlebih, telah disebutkan beberapa hadis dari Nabi

Muhammad saw, yang diantaranya:

ثـنا ثـنا احلميدي حد ري عت قال سفيان حد عبد بن الله عبـيد أخبـرين يـقول الز عليه الله صلى النيب عت المنرب على يـقول عنه الله رضي عمر ع عباس ابن عن الله

ما تطروين ال يـقول وسلم ا مرمي ابن النصارى أطرت الله عبد فـقولوا عبده أنا فإمن4Fورسوله

5 Telah menceritakan kapada kami Al-Humaidiy, telah menceritakan

kepada kami Sufyân (bahwa ia telah berkata), aku telah mendengar al-

4 Abû Dâwud, Sunan Abî Dâwud,(Darr Al-Fikr), j.4, hal.355, Kitâb al-Adab Bâb Ma Jâa

fi al-Qiyâm. 5 Muhammad bin ‘Ismâ’îl Al-Bukhârî, Sahîh Al-Bukhârî, (Beirut:Libanon), j.2, hal.256.

Kitâb Ahâdditsul Anbiyâ.

Page 14: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4965/2/AHMAD... · ABSTRAK “Islam sebagai agama terbesar di dunia memuliki peran penting dalam menjaga

3

Zuhriy berkata: telah memberitakan kepadaku ‘Ubaidillah ibn ‘Abdillah, Dari Ibn ‘Abbâs mendengar ‘Umar berkata dari atas mimbar: ”Aku mendengar Rasulullah bersabda: “Janganlah kalian mengkultuskanku sebagaimana kaum Nasrani mengkultuskan ‘Îsa putra Maryam. Sesungguhnya aku hanyalah seorang hamba. Maka ucapkanlah: hamba Allah dan Rasul-Nya.”

Kekhawatiran Nabi tentang sikap yang berlebih ini juga pernah diucapkan

dalam sebuah hadis:

ثـنا ثـنا حممد بن علي حد أيب عن احلصني بن زياد عن عوف عن أسامة أبو حدم الناس أيـها يا قال وسلم عليه الله صلى الله رسول قال : قال عباس ابن عن العالية إياين يف والغلو لك فإنه الد ان من أ لكم ين يف الغلو قـبـ 5F الد

6 Artinya : Meriwayatkan kepada kami 'Ali bin Muhammad meriwayatkan kepada kami Abû Usâmah dari 'Auf dari Ziyâd ibn al-Husaini dari Abi al-'Âliyah dari Abbâs (dia berkata): telah bersabda Rasulullah saw “Jauhilah sikap berlebih-lebihan di dalam Agama, karena orang-orang sebelum kalian hancur binasa karena sikap berlebihan di dalam Agama” Hadis riwayat Ibnu Mâjah mengindikasikan bahwa jangan berlebihan di

dalam Agama, dikarenakan Nabi saw telah menggambarkan orang-orang sebelum

sahabat telah hancur binasa disebabkan sikap berlebihan. Walaupun hal tersebut

dilakukan terhadap seseorang yang dianggap mulia di sisi Allah swt.

Sebagian orang menganggap bahwa tidak boleh memberikan

penghormatan yang berlebihan, karena boleh jadi penghormatannya tersebut

menyerupai penghormatannya kepada Allah swt, Komentar ini adalah penggalan

dari pendapat Raja ‘Abdullah tentang penolakan dan ajakan untuk tidak mencium

tangan kepada orang lain kecuali orang tua, karena hal tersebut (mencium tangan)

juga menyebabkan ketundukan, yang merupakan pelanggaran pada hukum Tuhan.

Ketundukan yang tepat tidak pada satu pun kecuali Tuhan. Riyadh, 12 September

6 Abî Abdillah Muhammad bin Yazîd bin al-Qazwînî (selanjutnya dikenal sebagai Ibnu

Mâjah), Sunan Ibni Mâjah, (Semarang : Toha Putra), juz 2, hal.1008.

Page 15: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4965/2/AHMAD... · ABSTRAK “Islam sebagai agama terbesar di dunia memuliki peran penting dalam menjaga

4

2005 11:28. 6F

7 Namun sebagian berpendapat bahwa penghormatan antar manusia

boleh dilakukan dengan cara apapun, sesuai dengan urf (kebiasaan) disetiap

masing-masing Negara. Dan juga boleh melakukan penghormatan dengan cara-

cara tertentu, sesuai dengan kredibilitas seseorang yang dihormati.

Contoh tentang hadis berdiri ketika seorang datang:

Hadis riwayat al-Tirmidzî.

ثـنا ثـنا غيالن بن حممود حد ثـنا قبيصة حد عن الشهيد بن حبيب عن سفيان حد اجلسا فـقال رأوه حني صفوان وابن الزبـري بن الله عبد فـقام معاوية خرج : قال جملز أيب

فـليتبـوأ قياما الرجال له ميثل أن أحب من " يـقول وسلم عليه الله صلى الله رسول عت 7F8"النار من مقعده

Artinya : "Meriwayatkan kepada kami Mahmûd Ibn Ghoilân Meriwayatkan kepada kami Qobîsah Meriwayatkan kepada kami Sufyân dari Habib ibn Syahîd dari Abî Mijlaz (dia berkata): Suatu ketika Mu'âwiyah hendak keluar dari majelis, maka bangun 'Abdulllah ibn az-Zuhair dan Ibn Safwân untuk memberikan penghormatan, namun ketika Mu'âwiyah melihatnya (maka ia berkata) : duduklah kalian berdua, aku telah mendengar Rasulullah saw bersabda: "Siapa suka dihormati manusia dengan berdiri, maka hendaknya ia mendiami tempat duduknya di Neraka". Sementara hadis riwayat Abû Dâud menyatakan seperti berikut:

ثـنا حفص بن عمر ثـنا شعبة ,حد يم ,حد عن أيب أمامة بن ,عن سعد بن إبـرال قـريظة لما نـزلوا على حكم سعد " ,عن أيب سعيد اخلدري ,سهل بن حنـيف ,أن أ

فجاء على محار أقمر , فـقال النيب صلى الله عليه , أرسل إليه النيب صلى الله عليه وسلم م أو إىل خريم , فجاء حىت قـعد إىل رسول الله صلى الله عليه : وسلم قوموا إىل سيد 8F9." وسلم

Artinya : Meriwayatkan Hafs bin ‘Umar, Menceritakan kepada kami Syu’bah, dari Sa’d bin Ibrahîm, dari Abî Umâmah bin Sahl bin

7Didownload pada 11 April 2011 02:19 dengan alamat website: (http://www.gatra.com/2005-09-12/artikel.php?id=88304).

8Abî Dâud Sulaimân bin Al-Asy'at bin Ishâq As-Sijistânî, Sunan Abî Dâud, juz 4, hal.358.

9 Abî Dâud Sulaimân bin Al-Asy'at bin Ishâq As-Sijistânî, Sunan Abî Dâud, juz 4, hal.355.

Page 16: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4965/2/AHMAD... · ABSTRAK “Islam sebagai agama terbesar di dunia memuliki peran penting dalam menjaga

5

Hunaif, dari Abî Sa’îd al-Khudriy: Sesungguhnya Bani Quraizah diputuskan sebuah hukum oleh Sa’ad, Nabi pun mengirim utusan kepadanya, tibalah Sa’ad dengan mengendarai keledai berwarna putih,, bersabda Nabi saw "Berdirilah pemimpin kalian.”

Kedua hadis di atas terkesan mukhtalif, Hadis pertama secara tekstual

mengandung pengertian, bahwa seorang muslim yang suka penghormatan dengan

berdiri, maka ia menghadapi ancaman masuk Neraka. Namun dalam hadis kedua

Rasulullah memerintahkan kepada para sahabat untuk membantu Sa’ad ra

pemimpin para shahabat Ansar yang baru saja tiba mengendarai himâr (keledai).

"Berdirilah untuk pemimpin kalian.”

Keberadaan hadis-hadis di atas tidak terlepas dari kebudayaan dan

kebiasaan para sahabat Nabi saw pada waktu itu apabila mereka setelah bepergian

jauh untuk misi berdakwah, sesampainya mereka berjumpa dengan Rasulullah

mereka melepas kerinduaannya dengan menciumi tangan dan kakinya

Rasulullah.9F

10

Adapun yang menjadi konsentrasi saya dalam pembahasan skripsi ini

adalah al-Khidmah fil Islâm (penghormatan di dalam Islam) yang meliputi

mencium tangan, menundukan badan, berdiri menyambut seseorang yang datang.

Hal ini dikarenakan terdapat sebagian orang yang beranggapan bahwa tidak boleh

mencium tangan, menundukan kepala, dan berdiri menyambut seseorang datang

Oleh karena itu penghormatan di dalam Islam menurut penulis sangat

penting untuk di kaji, sehingga mendapat gambaran utuh tentang etika

menghormati yang sesuai dengan ajaran Islam yaitu dengan melihat hadis-hadis

Nabi saw. Tidak hanya sekedar melihat dari kebolehan ataupun pelarangan dalam

estetika penghormatan. Lebih dari pada itu perlu juga melihat asbab al- wurud al-

10 Mostafa al-Badawi , Tangan Nabi, (Pustaka Zawiyah 2004), hal.58.

Page 17: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4965/2/AHMAD... · ABSTRAK “Islam sebagai agama terbesar di dunia memuliki peran penting dalam menjaga

6

hadis 10F

11 Dengan lain ungkapan, ketika kita ingin menggali pesan moral dari suatu

hadis, perlu memperhatikan konteks historitas, kepada siapa hadis itu disampaikan

Nabi saw, dalam kondisi sosio-kultural yang bagaimana Nabi saw waktu itu

menyampaikannya. Tanpa memperhatikan konteks historisitasnya seseorang akan

mengalami kesulitan dalam menangkap dan memahami makna suatu hadis,

bahkan ia dapat terperosok ke dalam pemahaman yang keliru. Untuk itu agar

penulis juga tidak terlalu cepat mengambil kesimpulan suatu hadis, akan juga

mengkaitkan dengan konteks kekinian.

Dari uraian di atas maka penelitian dengan judul "Penghormatan Dalam

Islam Perspektif Hadis (Mencium Tangan, Menundukan Badan, dan Berdiri

Menyambut Kedatangan Seseorang) ". Layak dilakukan.

B. Identifikasi Masalah

Dari hal-hal yang telah diuraikan dalam latar belakang tersebut dapat

dilihat bahwa mengingat di Negara kita banyak sekali Organisasi Islam yang

dalam beberapa hal ada perbedaan pandangan, maka tidak mengeherankan apabila

sering kita jumpai antara satu Organisasi dengan lainnya saling menggunjing

dalam masalah Furû’iyah.

Berdasarkan uraian di atas maka saya melakuan identifikasi masalah

sebagai berikut :

1. Bagaimana tradisi penghormatan sebelum Islam?

2. Bagaimana tradisi penghormatan masa Rasulullah?

3. Apa saja bentuk-bentuk penghormatan?

11 Asbab al-Wurûd al-hadîs,merupakan konteks sosiologis yang menyebabkan suatu hadis muncul,sebagai respon dan anggapan suatu hadis yang berkembang kala itu. Sehingga suatu hadis difahami tanpa memperhatikan asbabul wurudnya, maka akan terasa kurang lengkap, bahakan bisa menimbulkan salah faham. Lihat Dasar-Dasar Ilmu Hadis, karya Bustamin, (Ushul Press 2009), hal.113.

Page 18: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4965/2/AHMAD... · ABSTRAK “Islam sebagai agama terbesar di dunia memuliki peran penting dalam menjaga

7

4. Bagaimana konsep penghormatan dalam Islam?

5. Bagaimana Al-Qur’an berbicara tentang penghormatan?

6. Bagaimana hadis berbicara tentang penghormatan?

7. Bagaimana pandangan Ulama tentang penghormatan, dan bentuk-bentuk

penghormatan?

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Berangkat dari penjelasan diatas, maka diperlukanlah suatu rumusan

masalah guna menjaga agar penelitian ini fokus pada pembahasan dan lebih

terarah.

Adapun penelitian ini memiliki beberapa batasan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Islam memandang penghormatan dan apa saja bentuk-bentuk

penghormatan dalam Islam?

2. Bagaimana hadis berbicara tentang penghormatan serta mengindentifikasi

beberapa masalah yang berkaitan dengan penghormatan dalam Islam,

dengan meneliti teks hadis yang dijadikan dalil-dalil pembolehan atau

pelarangan hal-hal tersebut yang ada dalam al-Kutub al-Tis’ah?

3. Bagaimana pandangan Ulama tentang penghormatan dan bentuk-bentuk

penghormatan?

Untuk itu penelitian ini memiliki rumusan masalah sebagai berikut:

“Bagaimana pemahaman terhadap hadis-hadis tentang penghormatan

sesama manusia”

D. Metodologi Penelitian

1. Penulis menggunakan langkah-langkah penelitian kepustakaan (library

reseach) dalam pengumpulan sumber data yaitu dengan memanfaatkan kitab-

Page 19: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4965/2/AHMAD... · ABSTRAK “Islam sebagai agama terbesar di dunia memuliki peran penting dalam menjaga

8

kitab hadis untuk dijadikan sumber data dalam pencarian hadis-hadis

mengenai penghormatan. saya juga menelusuri karya-karya yang erat

hubungannya dengan masalah penghormatan, serta kitab-kitab syarah hadis

yang memuat tentang penghormatan untuk selanjutnya dapat difahami

maksud dari makna hadis tersebut.

2. Penulisan skripsi ini menggunakan metode deskriktif-analitis yaitu sebuah

metode yang menguraikan terlebih dahulu permasalahan yang akan di kaji

sebagai gambaran awal, setelah itu dianalisa. Hal yang pertama adalah

mengumpulkan hadis-hadis yang dibutuhkan dalam proses penelitian. Setelah

itu dikelompokan hadis-hadis yang mempunyai tema yang sama dengan tema

penulisan skripsi ini. Dalam hal ini penulis memaparkan semua hadis-hadis

yang bersangkutan dengan tema tersebut tanpa melakukan intervensi,

melainkan menuliskan apa adanya. Metode penulisan skripsi ini menggunakan

buku Pedoman Akademik Tafsir Hadis Tahun 2006-2007 Fakultas Ushuluddin

dan Filsafat UIN Jakarta.

3. Selanjutnya penulis menggunakan metode takhrij hadis, metode takhrij hadis

itu sendiri ada empat metode. Pertama,takhrij hadis melalui kata/lafal pada

matan hadis. Kedua, takhrij hadis melalui tema. Ketiga, takhrij hadis melalui

awal matan hadis. Keempat, takhrij hadis melalui sahabat Nabi/periwayat

pertama. Akan tetapi saya menggunakan metode yang pertama yaitu metode

takhrij hadis melalui kata/lafal pada matan hadis, dalam kegiatan takhrij ini

hal yang pertama adalah mencari teks hadis dengan menggunakan sebuah

kamus yang saya anggap cukup lengkap yaitu kitab susunan A.J. Wensinck

dan kawan-kawan yang diterjemahkan ke dalam bahasa Arab oleh

Page 20: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4965/2/AHMAD... · ABSTRAK “Islam sebagai agama terbesar di dunia memuliki peran penting dalam menjaga

9

Muhammad Fuad ‘Abdul Baqi dengan judul al-Mu’jam al-Mufahros li alfazil

hadis an-Nabawi, kamus hadis ini hanya merujuk kepada sembilan kitab hadis

al-Kutub al-Tis’ah. 11F

12contoh: ketika mencari kalimat at-Taqbîl maka yang

harus kita lakukan adalah mengetahui akar kata dari at-Taqbîl itu sendiri,

yaitu Qobbala yaitu Fi’il al-Mâdi karena kita akan kesulitan mencari jika

menggunakan fi’il al-Mudâri’, ketika sudah mengetahui akar kata dari kalimat

yang akan dicari, maka kita tinggal mencari kalimat tersebut di kamus ini

dengan mengikuti huruf abjad bahasa Arab, yaitu huruf Qof dan yang

selanjutnya huruf Ba dan Ya, dengan begitu sangat mudah bagi kita mencari

hadis dengan menggunakan hadis ini. Dan setelah teks-teks hadis ditemukan

maka penelitian bisa dilanjutkan kepada kualitas hadis dan pemahaman dari

hadis tersebut mulai dari per-kata sampai dari maksud kandungan hadis

tersebut.

E. Kajian Pustaka

Penulis menemukan dalam beberapa sumber buku yang menulis tentang

masalah seputar adab seseorang ketika berjumpa, diantara buku-buku tersebut

adalah:

1) Ibnu al-Muqri, ar-Rukhsah Fî Taqbîli al-Yad. Buku ini secara keseluruhan

berisikan hadis-hadis tentang cium tangan, dan buku ini banyak

mendapatkan kritikan diantaranya hadis-hadis di dalam buku ini banyak

yang diragukan kualitasnya.

2) Âdabu Al-Musâfahah. Buku ini dikarang oleh salah satu Ulama Indonesia

yaitu Muhamad Nuruddin al-Banjar al-Makkî yang telah lama belajar

12 Bustamin, Dasar-Dasar Ilmu Hadis,(Ushul Press 2009 ), hal.184-185.

Page 21: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4965/2/AHMAD... · ABSTRAK “Islam sebagai agama terbesar di dunia memuliki peran penting dalam menjaga

10

dengan Syeikh Muhammad Yasin al-Fadani (al-Musnid ad-Dunia), buku

ini membahas tentang adab seseorang ketika bertemu, ketiga hal yang saya

angkat dalam penulisan ini ada di dalam buku tersebut, akan tetapi dalam

buku ini tidak menyebutkan ikhtlaf para ulama tentang menghukumi

ketiga hal yang saya angkat dalam penulisan ini.

3) Al-Firqoh an-Najiyyah, buku ini dikarang oleh Jamil Zainu yang telah

diterjemahkan oleh Golongan Salafy menjadi “Jalan Golongan Yang

Selamat” 12F

13 . Buku ini adalah salah satu buku yang kontradiksi dengan

buku Muhammad Nuruddin al-Banjar al-Makkî yaitu Âdabu Al-

Musâfahah.

F. Tujuan dan Manfaat Penulisan

Adapun tujuan dari penelitian ini, sebagaimana yang telah saya sebutkan

pada pembatasan dan rumusan adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui penghormatan yang ada di dalam Islam.

2. Untuk mengetahui hadis-hadis Nabi yang berbicara seputar penghormatan

dalam Islam.

3. Untuk mengetahui pandangan Ulama tentang penghormatan dan bentuk-

bentuk penghormatan.

Adapun kegunaan dari penelitian ini Secara akademik adalah:

1. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangsih pemikiran

dalam pemikiran Islam khusunya dalam bidang hadis tentang

penghormatan di dalam Islam yang meliputi mencium tangan,

13 Lihat : http://www.salafy.or.id/print.php?id_artikel=92, dapat diakses secara gratis pada alamat tersebut.

Page 22: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4965/2/AHMAD... · ABSTRAK “Islam sebagai agama terbesar di dunia memuliki peran penting dalam menjaga

11

menundukan badan, dan berdiri menyambut seorang datang yang saat ini

menjadi sebuah hal yang wajib.

2. Sebagai syarat memperoleh gelar Strata-1 bidang Theologi Islam pada

program studi Tafsir-Hadis di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Adapun kegunaan dari penelitian ini Secara non akademik adalah:

1. Agar saya dan para pembaca skripsi ini mendapat gambaran utuh tentang

penghormatan dan bentuk-bentuk penghormatan.

G. Sistematika Penulisan

Agar penulisan ini lebih sitematis dalam pengurainnya, maka penulisan

skripsi ini akan di bagi kepada beberapa bab, yaitu :

Bab satu berisikan tujuh sub-bab. Pertama, latar belakang masalah yang

akan diteliti. Kedua, identifikasi masalah agar masalah yang sulit dapat

disederhanakan sehingga penelitian menjadi mudah. Ketiga, pembatasan dan

perumusan masalah agar pembahasan penelitian ini dapat fokus. Keempat,

metodologi penelitian agar proses penelitian menjadi terstruktur. Kelima, tujuan

dan manfaat penulisan, kenapa harus ada tujuan dan manfaat penulisan di dalam

sebuah proposal skripsi, hal ini dikarenakan agar penelitian yang akan dilakukan

tidak sia-sia dan dapat terarah sesuai dengan yang diinginkan. Keenam, kajian

pustaka, hal ini sangat penting agar saya dapat memahami latar belakang teoritis

masalah penelitian. Ketujuh, sistematika penulisan, perlunya sistematika penulisan

agar dapat memberikan gambaran umum dari bab ke bab isi dari

penulisan/penelitian skripsi ini.

Page 23: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4965/2/AHMAD... · ABSTRAK “Islam sebagai agama terbesar di dunia memuliki peran penting dalam menjaga

12

Pada bab dua ada tiga sub-bab. Pertama, saya akan membahas tentang

pengertian penghormatan secara umum. Kedua, menggambarkan penghormatan

tersebut dalam pandangan as-sunnah, hal ini dikarenakan tiga hal yang penulis

angkat pada penelitian ini amat erat kaitannnya dengan penghormatan. Lalu pada

sub-bab ketiga, saya akan mendefinisikan tiga hal yang menjadi pembahasan, hal

ini dikarenakan memberi gambaran awal tentang makna sesungguhnya dari

pembahasan saya.

Pada bab tiga ada tiga sub-bab. Pertama, berisikan teks-teks hadis yang

didapat dari al-Kutub al-Sittah melalui kitab mu’jam al-mufahros li alfâzi al-hadîs

dengan asbabul wurud hadis tersebut yang didapat melalui kitab syarh hadis yang

disertai juga akan kualitas hadis tersebut, karena kualitas ke-sahih-an sebuah

hadis merupakan hal yang sangat penting, terutama hadis-hadis yang bertentangan

dengan hadis, atau dalil lain yang lebih kuat. Pada bab kedua berisi pendapat para

ulama hadis tentang tiga hal yang menjadi pembasan pada skripsi ini, hal ini guna

memberikan kejelasan tentang alasan-alasan pembolehan dan pelarangan.

Sedangkan bab ketiga adalah analisa hadis guna memperjelas pemahaman dari

hadis-hadis tersebut.

Pada bab terakhir yaitu bab empat ada dua sub-bab. Pertama. Kesimpulan

guna mengetahui jawaban dari pembatasan dan perumusan masalah. Kedua,

saran. Pada bab terakhir ini lah bagian penting untuk mengetahui “kira-kira

kelemahan yang ada dalam penelitian ini”, pada bab inilah clue kepada

pengembang berikutnya/atau pada skripsi yang lainnya.

Page 24: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4965/2/AHMAD... · ABSTRAK “Islam sebagai agama terbesar di dunia memuliki peran penting dalam menjaga

BAB II

MEMAHAMI PENGHORMATAN

A. Pengertian Penghormatan

Istilah penghormatan dalam bahasa Arab mempunyai dua makna, yaitu

ditinjau dari segi etimologis dan terminologis. Penghormatan secara etimologis

dalam bahasa Arab, penghormatan االحترام adalah penghargaan االعتبار, kalimat

tersebut berakarkan Tsulâtsi Mujarrad yang berwazankan Fa’ala-Yaf’ulu yaitu

Harama-yahrumu-haraman, dan menjadi Rubâi م - احتراما م - يحتر .احتر 13F

14 Dan bentuk

mashdarnya adalah احتراما Seperti contoh:

Menghormatinya : menjaga kehormatannya : احترمه : رعى حرمته

Dalam istilah bahasa Arab yang lain, yang juga sering digunakan untuk

kalimat penghormatan adalah yang berakar pada kata التحية ي حي - يح , 14F

15

penggunaan kalimat التحية juga digunakan dalam firman Allah swt :

Artinya : "Apabila kamu dihormati dengan suatu tahiyah, maka balaslah tahiyah itu ,dengan lebih baik, atau balaslah (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah ,memperhitungkan segala sesuatu. (QS. 4:86).15F

16

Secara terminologis atau istilah penghormatan diartikan sebagai suatu

proses, cara, perbuatan menghormati terhadap seseorang yang patut dihormati.

14 Ahmad Warson Munawir,al-Munawir,(Surabaya : Pustaka Progressif), hal.257. 15 Lihat Lisânul ‘Arab, Jilid 14. hal. 214, dan Ahmad Warson Munawir,al-Munawir ,

hal.316. 16 Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta-Office/Indonesia), hal.133.

Page 25: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4965/2/AHMAD... · ABSTRAK “Islam sebagai agama terbesar di dunia memuliki peran penting dalam menjaga

14

Dalam kamus bahasa Indonesia kata penghormatan berasal dari kata

hormat dan mendapatkan tambahan peng dan an menjadi penghormatan, ada

beberapa istilah/sinonim dari kata penghormatan:

1. Pemuliaan : perihal membuat (menjadikan) sesuatu hal lebih bermutu atau

lebih unggul.

2. Pengakuan : proses, cara, perbuatan mengaku atau mengakui.

3. Penakziman : menghormati; memuliakan.

4. Pengakuan : proses, cara, perbuatan mengaku atau mengakui

5. Penghargaan : tanda (berupa bintang dsb) yg diberikan kpd seseorang

untuk menghargai jasanya (karyanya dsb);

Hemat saya adalah bahwa satu muslim dengan muslim yang lainnya

adalah harus saling harga menghargai karena sikap tersebut harus dimiliki oleh

setiap muslim sebagai wujud dari Al-Akhlak al- Karîmah.

Tentang kedudukan akhlak mulia telah dijelaskan dalam sebuah hadis

yang diriwayatkan Abû Dardâ bahwa Rasûlullâh saw bersabda :

ثـنا عمرو بن دينار عن ابن أيب مليكة عن ثـنا سفيان حد ثـنا ابن أيب عمر حد حدرداء يـعلى بن مملك رداء عن أيب الد أن النيب صلى الله عليه وسلم قال ما شيء عن أم الد

16Fأثـقل يف ميزان المؤمن يـوم القيامة من خلق حسن وإن الله ليبغض الفاحش البذيء

17 Telah meriwayatkan kepada kami Ibn Abî ‘Umar, telah

meriwayatkan kepada kami Sufyân, telah meriwayatkan kepada kami ‘Amr bin Dînâr, dari Abî Mulaikah, dari Ya’la bin Mamlak, dari sahabat Abî Dardâ : bahwa Nabi Muhammad saw bersabda : “Tidak ada sedikitpun yang lebih berat ditimbangan seorang mu`min pada hari kiamat nanti dari akhlaq yang baik, dan sesungguhnya Allah sangat membenci orang yang berkata keji dan jelek”. (HR. At-Turmudzî : dan beliau berkata hadis ini hasan shahih).

17 Al-Tirmidzî, Sunan, Bâb Mâ Jâ-a Fî Husnil Kholqi, (Semarang : Thoha Putra), Juz 3,

No.2070, hal. 244.

Page 26: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4965/2/AHMAD... · ABSTRAK “Islam sebagai agama terbesar di dunia memuliki peran penting dalam menjaga

15

Akhlak adalah gabungan dari berbagai macam keutamaan dan tradisi, yang

karenanya bangsa-bangsa ini dapat hidup sebagaimana hidupnya tubuh kita

dengan adanya organ-organ dan perangkat-perangkatnya. Maka jika gabungan

sifat itu berpenyakit dan bercerai-berai, maka akan terlihat sesuatu yang tidak

menyenangkan di jalan-jalan umum maupun khusus. 17F

18

Manusia adalah makhluk sosial, 18F

19 yang memerlukan interaksi yang

disebut interaksi sosial. Dalam interaksi sosial itu, setiap orang memerlukan

penghargaan dan pengakuan dari sesamanya. Tidak ada orang yang memilih cara

hidup untuk dikucilkan dan dibenci manusia. Sekalipun dalam kenyataannya

kemudian ada manusia yang dikucilkan dan direndahkan di mata hukum dan

moral, disebabkan oleh perbuatan buruknya yang terbongkar. Kita akan sampai

pada suatu kesimpulan bahwa penghormatan manusia kepada kita amatlah mahal,

sehingga perlu dipertahankan dengan kesungguhan hati dan dedikasi yang kuat.

Memang kadar hakiki dan perbuatan baik dan buruk kita, Allah lah yang secara

tepat Maha Tahu tentang kualitas dan nilai diri kita, namun secara hablu minan

nâs pun kita harus mencoba mendekati kualitas kepribadian dan sikap yang

terbaik.

B. Penghormatan Terhadap Manusia Dalam Pandangan Islam

Seorang Muslim diperintahkan oleh Allah swt agar tidak mencintai

ataupun membenci siapapun kecuali karena Allah swt. Hal ini karena seharusnya

ia tidak mencintai apa pun selain yang dicintainya oleh Allah swt dan Rasul-Nya.

18 Qiqi Yuliati Zakiyah. Kuliah-kuliah Akhlak. (Bandung : Sega Ars 2010). hal.122 19 Sifat utama dari manusia dalam golongan tipe ini adalah besar kebutuhannya akan

adanya resonansi dari sesama manusia: butuh hidup di antara manusia-manusia lain dan ingin mengabdi kepada kepentingan umum. Nilai yang dipandangnya sebagai nilai yang paling tinggi adalah “cinta terhadap sesame manusia”, baik yang tertuju pada individu tertentu maupun yang tertuju pada kelompok manusia.(lihat: Sumadi Suryabrata, Psikologi Kepribadian, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. 2003) hal. 91.

Page 27: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4965/2/AHMAD... · ABSTRAK “Islam sebagai agama terbesar di dunia memuliki peran penting dalam menjaga

16

Begitu juga, ia tidak membenci apa pun selain yang dibenci Allah swt dan Rasul-

Nya. Oleh karena itu, jika Allah dan Rasulnya mencintai sesuatu, ia juga

mencintainya. Dan jika Allah swt dan Rasul-Nya membenci sesuatu, ia juga

membencinya. 19F

20 Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah saw :

عن رسول الله صلى الله عليه وسلم أنه قال من أحب لله وأبـغض لله وأعطى لله ميان 20F(رواه أبو داود) ومنع لله فـقد استكمل اإل

21

Artinya : dari Rasulullah saw bersabda : “Siapa yang mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah dan tidak memberi karena Allah, maka sungguh telah sempurna Imannya.” (HR. Abû Dâwud). Berdasarkan hal tersebut di atas, maka seorang Muslim mencintai dan

memiliki loyalitas kepada semua hamba Allah yang saleh. Begitu juga manusia

jahat yang menentang Allah swt dan Rasulullah saw, tidak disukai dan ditentang

oleh setiap Muslim.

Dengan demikian penulis membagi empat alasan manusia dihormati :

1.Manusia dihormati karena ia manusia.

Manusia akan senantiasa dihormati akan hak-haknya selagi ia masih hidup

hingga ia dikuburkan, sekalipun ia miskin, berakhlak buruk, bodoh, tidak

beragama dan berstatus rendah di tengah masyarakatnya. Tetapi penghormatan itu

diberikan karena kesadaran manusia yang tahu akan kewajibannya terhadap

sesamanya, Allah berfirman :

20 Abu Bakr al-Jazairi, Mengenal Etika & Akhlak Islam, (PT.Lentera Basritama 1998),

hal.133. 21 Hadis ini driwayatkan oleh Abu Dâwud : Telah menceritakan kepada kami Muammal

Ibnul Fadhl berkata, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Syu'aib bin Syâbur dari Yahya Ibnul Hârits dari Al- Qâsim dari Abû Umâmah. Lihat Abu Dâwud, Sunan, Bâb Ad-dalîl 'Ala Ziy6adatil îman wa Nuqshônihi, hadis no. 4681. (Beirut : Dar al-Fikr) hal. 220.

Page 28: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4965/2/AHMAD... · ABSTRAK “Islam sebagai agama terbesar di dunia memuliki peran penting dalam menjaga

17

Artinya :“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia ( karena sombong ) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS Luqman : 18 ). 21F

22

Secara umum manusia dihormati oleh sesamanya karena ia manusia.

Seseorang dihormati karena ia manusia, jika tidak diikuti oleh kualitas-kualitas

yang berikutnya berupa harta, ilmu, keturunan dan agama, tentu penghormatan itu

tidak setinggi penghormatan manusia yang diberikan kepada orang yang berilmu

dan beragama.

Adapun sangsi yang akan didapat oleh orang-orang yang menjatuhkan

harkat dan martabat manusia yang lainnya, dan balasan orang-orang yang selalu

menjaga kehormatan sesamanya, hal ini tergambar dalam hadis Nabi Muhammad

saw.

ثين حيىي بن ثـنا ابن أيب مرمي أخبـرنا الليث قال حد ثـنا إسحق بن الصباح حد حدعت جابر بن عبد الله وأبا طلحة بن سهل عيل بن بشري يـقول ع إ سليم أنه

ما من امرئ خيذل امرأ مسلما يف قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : األنصاري يـقوالن خذله الله يف موطن حيب فيه نصرته تـنتـهك فيه حرمته ويـنتـقص فيه من عرضه إال موضع ويـنتـهك فيه من حرمته إال امرئ يـنصر مسلما يف موضع يـنتـقص فيه من عرضه وما من

22Fحيب نصرته . نصره الله يف موطن

23 Telah meriwayatkan kepada kami Ishaq bin Al-Sabah, telah

meriwayatkan kepada kami Ibn Abî Maryam, telah mengabarkan kepada kami Al-Laits (ia berkata): menceritakan kepadaku Yahya bin Sulaim bahwa ia mendengar Isma’îl bin Basyîr berkata: aku mendengar Jâbir bin ‘Abdillah dan Talhah Al-Ansâriy mereka berdua berkata: Telah bersabda Rasulullah saw : “Tidaklah seseorang menelantarkan seorang mukmin

22 Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta-Office/Indonesia), hal.655. 23 Hadis ini diriwayatkan oleh Abû Dâwud, Sunan, Bâb Man Radda 'an Muslim Ghîbah,

hadis no. 4681. (Beirut : Dar al-Fikr) hal. 270-271.dan dinyatakan sahîh oleh Al-Albâni dalam Sahîh Al-Jâmi’ no. 5690).

Page 29: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4965/2/AHMAD... · ABSTRAK “Islam sebagai agama terbesar di dunia memuliki peran penting dalam menjaga

18

pada suatu tempat yang kehormatannya terampas dan harga dirinya terlecehkan, melainkan Allah akan menelantarkannya pada suatu tempat dimana ia sangat mengharapkan pertolongan-Nya. Dan tidaklah seseorang menolong seorang muslim yang berada pada suatu tempat yang kehormatannya terampas dan harga dirinya terlecehkan di dalamnya, melainkan Allah akan menolongnya pada suatu tempat dimana ia sangat mengharapkan pertolongan-Nya.” (HR. Abu Daud)

Dengan demikian tanpa status sosial pun sudah selayaknya manusia

mendapatkan penghormatan dari manusia yang lainnya, namun bukan saja

penghormatan yang hanya diharapkan, pada dasarnya memberikan penghormatan

terlebih dahulu yang lebih penting.

2. Manusia dihormati karena kedermawanannya.

Tentang bagaimana dan mengapa manusia yang dermawan dihormati lebih

daripada orang-orang yang pelit dapat kita pahami secara kontekstual.

ثـنا بشر بن حممد قال ري ح و حد ثـنا عبدان قال أخبـرنا عبد الله قال أخبـرنا يونس عن الز حدري حنوه قال أخبـرين عبـيد الله بن عبد الله عن ابن أخبـرنا عبد الله قال أخبـرنا يونس ومعمر عن الز

ان رسول الله صلى الله عليه وسلم أجود الناس ان رسول اهللا صلى اهللا عليه والسالم عباس قال 23Fأجود الناس

24 Telah menceritakan kepada kami 'Abdân, telah bercerita kepada

kami 'Abdullah, telah mengabarkan kepada kami Yûnus dan Ma’mar, dari Al-Zuhriy berkata, telah bercerita kepadaku 'Ubaidullah bin Abdullah, dari Ibnu 'Abbâs ra berkata; "Nabi saw adalah manusia paling dermawan".

Rasulullah telah menjadi teladan seluruh pengikutnya, digambarkan dalam

hadis di atas bahwa selain Rasulullah orang selalu menganjurkan untuk

bershodaqoh, beliau juga mengajarkan lewat perbuatannya menjadi orang yang

dermawan 24 F

25 Da'wah al- Hâl.

24 Diriwayatkan oleh al-Bukhâri didalam Kitab Sahih Al-Bukhârî Bâb Bid’u al-Wahyu,

hal.8. 25 Bukan Rasulullâh yang mengikrarkan dirinya menjadi orang yang dermawan, akan

tetapi para sahabat lah yang menilai Rasulullâh saw sebagai orang yang dermawan, karena memang dalam kesehariannya mereka selalu bersama Rasulullâh saw.

Page 30: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4965/2/AHMAD... · ABSTRAK “Islam sebagai agama terbesar di dunia memuliki peran penting dalam menjaga

19

Pujian dan penghormatan terhadap orang yang dermawan juga pernah

disampaikan oleh Nabi Muhammad saw terhadap para sahabatnya, di antaranya

yang termaktub dalam satu hadis Nabi Muhammad saw.

ثـنا ثين علي بن عبد الله حد ل حممد بن طلحة التـيمي حد ثين المدينة من أ حدعن سعد بن أيب وقاص قال : قال رسول سعيد بن المسيب عن أبو سهيل نافع بن مالك

فا وأوصلها. ذا العباس بن عبد المطلب أجود قـريش الله صلى الله عليه وسلم للعباس 25F

26 Artinya : Telah menceritakan kepada kai ‘Ali bin ‘Abdullah,

menceritakan kepadaku Muhammad bin Talhah al-Taimiy (dari kota Madinah), menceritakana kepadaku Abû Suhail bin Mâlik, dari Sa’îd bin al-Musayyab, dari Sa'd bin Abû Waqâs berkata; Rasulullah saw berkata kepada Al 'Abbâs: "Inilah Al Abbâs bin Abd Al-Muththalib orang Quraisy yang paling dermawan dan paling menjaga hubungan."

Manusia bukan hanya membutuhkan harta tetapi juga bahkan

mencintainya dan selalu menginginkannya. Andaikan manusia diberikan

kepadanya satu lembah emas, maka ia akan mencari satu lembah lagi sebagai

tambahan. Pada gilirannya manusia ada yang berhasil meraih kekayaan yang

banyak berupa harta itu. Dengan hartanya ia bisa menikmati kehidupan dan

memberikan kenikmatan pada sebagian orang-orang.

ع ثين حيىي بن حيىي قال قـرأت على مالك عن إسحاق بن عبد الله أنه حدان :أنس بن مالك رضي الله عنه يـقول ثـر األنصار بالمدينة ماال و ان أبو طلحة أ

ان رسول الله صلى الله عليه وسلم انت مستـقبلة المسجد و رحاء و أحب أمواله إليه بـيـ يدخلها ويشرب من ماء فيها طيب فـلما نـزلت { لن تـنالوا الرب حىت تـنفقوا مما حتبون }

قام أبو طلحة إىل رسول الله صلى الله عليه وسلم فـقال يا رسول الله إن الله تـعاىل تابه { لن تـنالوا الرب حىت تـنفقوا مما حتبون } رحاء يـقول يف وإن أحب أموايل إيل بـيـ

ا عند الله فضعها يا رسول الله حيث شئت فـقال بخ ا وذخر وإنـها صدقة لله أرجو بر

26Ahmad bin Hanbal, Musnad Ahmad, Musnad al-‘Asrah al-Mubasysyirin bi al-jannah,

Musnad Abi Ishâq Sa’ad bin Abî Waqas. (al-Mausuah ar-Risalah 1995 M – 1416 H),No hadis.1613

Page 31: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4965/2/AHMAD... · ABSTRAK “Islam sebagai agama terbesar di dunia memuliki peran penting dalam menjaga

20

عت ما قـلت فيها وأرى أن جتعلها يف األقـربني قال ذلك مال رائح ذلك مال رائح قد 26Fأفـعل يا رسول الله فـقسمها أبو طلحة يف أقاربه وبين عمه

27 Telah menceritakan kepadaku Yahya bin Yahya (ia berkata), akau

membacakan kepada Mâlik, dari Ishâq bin ‘Abdullâh, bahwa ia mendengar dari Anas bin Mâlik ra : diceritakan bahwa Abu Tholhah adalah salah satu sahabat yang paling banyak hartanya dari kalangan Anshar di kota Madinah adalah Abû Talhah, dan harta yang paling dicintainya adalah Bairuha' (ladang berikut sumur yang ada di kebun itu) yang menghadap ke masjid dan Rasulullah saw senantiasa mamemasuki kebun itu dan meminum airnya yang baik tersebut. Ketika turun firman Allah Ta'âla (QS Alu 'Imrân: 92 yang artinya): "Kamu sekali-kali tidak akan sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai", Abu Talhah mendatangi Rasulullah saw lalu berkata; "Wahai Rasulullah, sesungguhnya Allah Ta'âla telah berfirman: "Kamu sekali-kali tidak akan sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai", dan sesungguhnya harta yang paling aku cintai adalah Bairuha' itu dan aku menshadaqahkannya di jalan Allah dengan berharap kebaikan dan simpanan pahala di sisi-Nya, maka ambillah wahai Rasulullah kapanpun baginda mau". Maka Rasulullah saw bersabda: "Wah, inilah harta yang menguntungkan, inilah harta yang menguntungkan. Sungguh aku sudah mendengar apa yang kamu ucapkan dan aku berpendapat sebaiknya kamu sadaqahkan buat kerabatmu". Maka Abu Talhah berkata: "Aku akan laksanakan wahai Rasulullah. Maka Abu Talhah membagi untuk kerabatnya dan anak-anak pamannya".

Sehingga wajar orang yang berharta lebih dihormati daripada yang miskin.

Namun penghormatan manusia dikarenakan kekayaan sifatnya tidak lama, hanya

selama harta itu ada bersamanya. Sementara manusia tidak berkuasa sama sekali

akan hartanya di masa depan, apakah masih juga kaya ataukan kemudian jatuh

miskin.

3. Manusia dihormati karena ilmunya.

Banyak sekali jabatan, kedudukan, dan fungsi yang dapat diperoleh

seseorang karena ilmu dan pengalaman yang dimilikinya. Seseorang karena

ilmunya diberikan suatu jabatan, dan karena jabatan itu kemudian ia memperoleh

27 Hadis diriwayatkan oleh Al-Bukhâri di dalam kitab Shahîh Al-Bukhâri, Bâb

Wakâlah,(Beirut : Dar al-Ma'rifah) jilid. 2, hal. 44-45"

Page 32: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4965/2/AHMAD... · ABSTRAK “Islam sebagai agama terbesar di dunia memuliki peran penting dalam menjaga

21

penghormatan dari manusia. Kita bisa membandingkan bagaimana sikap manusia

terhadap seorang Profesor Doktor dibanding terhadap seorang Sarjana, tentu saja

Doktor itu yang mendapatkan penghargaan lebih. Bahkan dengan orang-orang

kaya pun, orang-orang yang berilmu lebih dihormati keberadaannya. Sebabnya

orang-orang yang berilmu itu berfungsi menjaga, sedangkan orang-orang berharta

berfungsi yang dijaga. Firman Allah swt:

Artinya : Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. 27F

28

Berkata Al-Qurtubi tentang ayat ini: bahwasannya yang akan Allah

muliakan nanti di akhirat adalah orang yang berilmu dan beriman, bukan orang-

orang yang seharinya hanya berdzikir saja. Sabda Nabi Muhammad saw:

ثـنا الوليد بن ثـنا سلمة بن رجاء حد عاين حد ثـنا حممد بن عبد األعلى الصنـ حدثـنا القاسم أبو عبد الرمحن يل حد ر لرسول الله صلى مج لي قال : ذ عن أيب أمامة البا

الله عليه وسلم رجالن أحدمها عابد واآلخر عامل فـقال رسول الله صلى الله عليه وسلم م مث قال رسول الله صلى الله عليه وسلم إن فضلي على أدنا فضل العامل على العابد

ا وحىت احلوت ليصلون على ل السموات واألرضني حىت النملة يف جحر الله ومالئكته وأر . 28Fمعلم الناس اخليـ

29 Artinya : menceritakan kepada kami Muhammad bin ‘Abd al-A’la

al-San’âniy, menceritakam kepada kami Salamah bin Rajâ, menceritakan kepada kami al-Walîd bin Jamîl, menceritakan kepada kami al-Qâsim Abû ‘Abdurrahman, dari Abû Umâmah Al Bahîlî ia berkata; "Dua orang disebutkan di sisi Rasulullah saw, salah seorang adalah ahli ibadah dan yang lain seorang yang berilmu, kemudian Rasulullah saw bersabda: "Keutamaan seorang alim dari seorang abid seperti keutamaanku dari orang yang paling rendah di antara kalian, " kemudian beliau melanjutkan

28 QS. Al-Mujâdalah: 11. 29 Al-Tirmidzî, Sunan, Bâb Mâ Jâ-a fi Fadhlil Fiqhi 'alal 'ibâdah, hadis no. 2826

(Semarang : Toha Putera) hal. 154-155.

Page 33: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4965/2/AHMAD... · ABSTRAK “Islam sebagai agama terbesar di dunia memuliki peran penting dalam menjaga

22

sabdanya: "Sesungguhnya Allah, Malaikat-Nya serta penduduk langit dan bumi bahkan semut yang ada di dalam sarangnya sampai ikan paus, mereka akan mendoakan untuk orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia." Orang-orang ahli ilmu dihormati menurut Mushtofa Bisri dikarenakan

mereka sangat mencintai masyarakatnya, dan seperti mewakafkan dirinya untuk

mereka, ulama yang termasuk sepreti mereka adalah ulama yang "yanzhurû mâ

ilal ummah bi 'ainir rahmah" melihat umat dengan mata kasih sayang.

Memberikan pelajaran kepada yang bodoh membantu yang lemah, menghibur

yang menderita, dan seterusnya. 29F

30

Kehancuran pun akan tiba ketika sebuah kaum sudah tidak lagi

menghormati orang yang berilmu, dikarenakan mereka sudah melakukan hal

sebaliknya menghormati seorang bukan lagi karena ilmunya. Sebagaimana yang

disabdakan nabi Muhammad saw.

ثىن صفوان بن رستم عن عبد الرمحن بن ارون أخبـرنا بقية حد أخبـرنا يزيد بن عن متيم الداري قال تطاول الناس يف البناء يف زمن عمر فـقال عمر يا معشر العريب ميسرة

األرض األرض إنه ال إسالم إال جبماعة وال مجاعة إال بإمارة وال إمارة إال بطاعة فمن ا له ال ان ان حياة له وهلم ومن سوده قـومه على غري فقه سوده قـومه على الفقه

30Fوهلم

31 Artinya : Telah mengabarkan kepada kami Yazîd bin Hârûn,

mengabarkan kepada kami Baqiyyah, menceritakan kepadaku Safwâb bin Rustam, dari ‘Abdirrahman bin Maysarah, dari Tamîm Ad-Dâri ra ia berkata: "Orang-orang berlomba-lomba mempertinggi bangunan pada zaman 'Umar, lalu 'Umar berkata: 'Wahai masyarakat Arab ingatlah, ingatlah, sesungguhnya tidak ada Islam kecuali dengan berjama'ah, dan tidak ada jama'ah kecuali dengan adanya kepemimpinan, dan tidak ada (gunanya) kepemimpinan kecuali dengan ketaatan. Siapa yang dihormati kaumnya karena ilmu, hal demikian membawa kebaikan untuk kehidupan dirinya dan masyarakatnya, dan Siapa yang dihormati oleh kaumnya bukan karena ilmu, maka ia hancur (begitu juga dengan) kaumnya' ".

30 Mushthofa Bisri, Membuka Pintu Langit, (PT Kompas Media Nusantara 2007) hal.20-21.

31 Ad-Dârimi, Sunan Ad-Dârimî, juz.1, h.315 (Darul Mugni)

Page 34: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4965/2/AHMAD... · ABSTRAK “Islam sebagai agama terbesar di dunia memuliki peran penting dalam menjaga

23

4. Manusia dihormati karena akhlaknya.

Selanjutnya kita juga mengamati bahwa orang-orang yang berakhlak mulia

lebih dihormati manusia ketimbang orang yang tidak berakhlak. Lebih dari itu di

masyarakat kita menyaksikan bahwa orang-orang yang berakhlak dan

memberikan manfaat yang banyak bagi manusia lebih dihormati manusia dari

orang-orang yang sekedar berilmu saja. Nabi Muhammad telah bersabda:

ثين شقيق عن مسروق ثـنا األعمش قال حد ثـنا أيب حد ثـنا عمر بن حفص حد حدثـنا نا جلوسا مع عبد الله بن عمرو حيد إذ قال مل يكن رسول الله صلى الله عليه قال

ان يـقول إن خيارم أحاسنكم أخالقا 31Fوسلم فاحشا وال متـفحشا وإنه

32 Telah menceritakan kepada kami ‘Umar bin Hafs, telah

menceritakan kepada kami Abî (Ayahku), telah menceritakan kepada kami al-A’masy (ia berkata), telah menceritakan kepadaku Syaqîq, dari Masrûq (ia berkata), kami sedang duduk berbincang-bincang bersama ‘Abdillah bin ‘Amr tiba-tiba bercerita kepada kami: bahwa Rasulullah saw adalah orang yang tidak pernah berbuat keji dan tidak pula menyuruh berbuat keji, dan ia bersabda: “sesungguhnya sebai-baiknya kalian adalah yang paling mulia akhlaknya”.

Sahabat 'Ali r.a pernah berkata:

Ákhlak yang baik terkandung dalam tiga hal : menjauhi segala yang diharamkan, mencari yang halal dan menyenangkan anggota keluarga32F

33.

Dapat disimpulkan bahwa orang-orang yang berakhlak mulia dalam setiap

bagian kehidupannya memiliki peranan dalam menjaga kedamaian dan pebaikan

di tengah kehidupan secara umum. Sehingga sosok orang-orang yang berakhlak

menjadi tumpuan harapan akan kebaikan dan perbaikan.

32Al-Bukhâri, Sahih Al-Bukhâri, Kitâb al-Adâb Bâb Lam Yakun an-Nabi fâhisan walâ

Mutafahhisan, (Darr al-Fikr) 33 Qiqi Yuliati Zakiyah. Kuliah-kuliah Akhlak. (Bandung : Sega Ars 2010), hal.11.

Page 35: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4965/2/AHMAD... · ABSTRAK “Islam sebagai agama terbesar di dunia memuliki peran penting dalam menjaga

24

Rasulullah juga tak henti-hentinya setiap sholat memohon agar diberikan

akhlak yang terbaik dan agar terhindar dari akhlak yang jelek.

ثـنا شريح بن يزيد احلضرمي قال أخبـرين أخبـرنا عمرو بن عثمان بن سعيد قال حدان النيب شعيب بن أيب محزة قال أخبـرين حممد بن المنكدر عن جابر بن عبد الله قال

بـر مث قال إن صاليت ونسكي وحمياي وممايت لله صلى الله عليه وسلم إذا استـفتح الصالة دين ألحسن األعمال رب العالمني ال شريك له وبذلك أمرت وأنا من المسلمني اللهم اوأحسن األخالق ال يـهدي ألحسنها إال أنت وقين سيئ األعمال وسيئ األخالق ال يقي

33Fسيئـها إال أنت .

34 Telah mengabarkan kepada kami 'Amr bin 'Utsmân bin Sa'îd dia

berkata; telah menceritakan kepada kami Syuraih bin Yazîd Al-Hadhrami dia berkata; telah mengabarkan kepadaku Syu'aib bin Abû Hamzah dia berkata; telah mengabarkan kepadaku Muhammad bin Al-Munkadir, dari Jâbir bin Abdullâh dia berkata; "Bila Rasulullah saw memulai shalat maka beliau bertakbir, kemudian mengucapkan - doa yang artinya- Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanya bagi Allah, Rabb semesta alam, yang tiada sekutu bagi-Nya. Demikianlah aku diperintahkan, dan aku termasuk kaum muslimin. Ya Allah, tunjukkan saya kepada perbuatan yang terbaik dan kepada akhlak yang terbaik, karena tidak ada yang bisa menunjukkan kepada yang terbaik kecuali Engkau. Jagalah aku dari perbuatan jelek dan akhlak yang jelek, karena tidak ada yang bisa menjagaku dari kejelekan kecuali Engkau '."

C. Bentuk-bentuk Perilaku Penghormatan

Sebagaimana yang telah saya paparkan, bahwa ada beberapa alasan

manusia dihormati, sehingga ketika ada subjek penghormatan tersebut, maka yang

menjadi pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana bentuk penghormatan tersebut,

inilah yang menjadi pembahasan pada skripsi ini.

1. Mencium Tangan

Islam memberikan tuntutan yang jelas dan lengkap sekali perihal mencium

ini. Rasulullah, melalui sunnahnya, telah memberikan contoh dan teladan yang

lengkap sekali seputar perbuatan mencium ini. Sehingga hal ini berlaku pada

34 Hadis ini diriwayatkan oelh al-Nasâi dalam sunan-nya. Lihat al-Nasâî, Sunan,Bâb

Âkhir min dzikri wa Du'â baina Takbîr wal Qirâ-ah, (Semarang : Karya Toha Putra), hal.129-130.

Page 36: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4965/2/AHMAD... · ABSTRAK “Islam sebagai agama terbesar di dunia memuliki peran penting dalam menjaga

25

kehidupan manusia walaupun sering dianggap miring dan ditangkap negative, hal

ini tetap mempunyai ibadah. Sebagai manusia yang normal, tentu setiap orang

pernah mencium suami/istri, anak, atau bagian tubuh manusia, entah itu kening,

mulut, tangan, kaki, kepala, pipi, atau bagian tubuh lainnya. Bahkan mungkin ada

di antara kita yang pernah mencium mayat. Kalaupun seseorang belum pernah

melakukannya, setidaknya ia pernah melihat orang lain melakukannya. Kita pun

mungkin digayuti oleh pertanyaan ini: apakah seluruh tindakan itu dibenarkan

syari'at?

Mencium tangan adalah adat yang banyak dilakukan oleh berbagai bangsa.

Bukan hanya kebiasaan bangsa Indonesia saja. Bangsa Arab, India, dan lainnya,

juga sering kita dapati melakukan cium tangan.

Bahkan di masa lalu, orang-orang di belahan Barat biasa mencium tangan

wanita yang dalam adat istiadat mereka, tindakan itu merupakan bentuk

penghormatan dan penghargaan buat para wanita. Selain juga harus membuka

topi. Bertemu wanita tanpa mencium tangan dan membuka topi, dianggap sebagai

sikap kurang ajar. Malah, tradisi cium tangan itu konon tidak terlalu merata di

negeri kita. Teman-teman yang berasal dari Batak, Manado, Timur bilang bahwa

tradisi itu tidak mereka miliki.

Istilah mencium tangan dalam bahasa Arab mempunyai dua makna yaitu

secara etimologis dan secara termiologis. Secara etimologis, mencium (al-

Qublah), adalah mengecup (al-Latsmah). Plural atau bentuk jamaknya adalah at-

taqbîl dan kata kerjanya qobbala-yuqobbilu-taqbîlan. 34F

35 dan kalimat tersebut bisa

kita temukan di dalam hadis Nabi.

35 Lihat Lisânul ‘Arab, Jilid 11,Ibnu Manzhûr, (Beirut:Libanon)1999 M-1419 H, hal. 25,

dan Mukhatâr As-Shihah, h, 343.

Page 37: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4965/2/AHMAD... · ABSTRAK “Islam sebagai agama terbesar di dunia memuliki peran penting dalam menjaga

26

35Fوقد قـبل المرأة والصيب

36 Artinya : Seseorang mencium isteri dan anak.

Sedangkan secara terminologis atau istilah , mencium tangan bisa

diartikan mengecup tangan dengan menggunakan bibir pada atas atau telapak

tangan sebagai bentuk ungkapan rasa hormat dan rasa kasih sayang. 36F

37

Nabi Muhammad saw selalu menggunakan tangan kanannya untuk

beribadah, makan, minum, dan menggunakan tangan kirinya untuk melakukan hal

yang kurang bersih.37F

38 “ beliau tidak pernah menyentuh tangan wanita,” kata

‘Aisyah, “jika menerima baiat mereka beliau menerimanya secara lisan. 38F

39

Dalam kedua tangan Nabi diletakan kunci-kunci kekayaan bumi. Abu

Hurairah berkata bahwa ia mendengar Rasulullah berkata, “aku diutus dengan

jawâmi’ul kalim,39F

40 aku dibantu dengan timbulnya rasa takut di hati musuh,40F

41

ketika aku sedang tidur dibawakan kepadaku kunci-kunci kekayaan bumi 41F

42 yang

kemudian diletakan di tanganku.42 F

43

36 Al-Bukhâri , Al-Adab Al-Mufrad, Bâb Taqbîlul Rijli, (Lebanon : Dar al-Kutub Al-

‘Ilmiyah 2008), hal.244. 37 Shalahudin Fatih al-Hijazi, Fiqh Mencium, (Jakarta : Pustaka Group). hal.9. 38 Lihat Baihaqi dan Ibnu ‘Asakir. Majma’ al-Zawâid, Jilid 7. hal. 33. 39 Lihat, Muslim, Sahîh, Bâb Kaifiyati Bai’ati al-Nisâ, ( Beirut : Dar al-Fikr) Jilid 6,

hal.29. 40 Jawâmi’ul Kalim adalah kemampuan untuk menyampaikan kebenaran secara jelas dan

singkat. Setelah Qur’ân, ungkapan yangpaling singkat, jelas dan lengkap adalah hadis dari Nabi Muhammad saw. (lihat : Shalahudin Fatih al-Hijazi, Fiqh Mencium, (Jakarta : Pustaka Group). hal.17)

41 Rasa takut yang ditimbulkan oleh Allah swt dalam hati musuh sehingga mereka mengalami kekalahan ebelum peperangan.

42 Ibn Hajar menjelaskan di dalam Fathul Bâri bahwa makna kunci yang paling kuat dari seluruh pendapat para ‘ulama’ adalah Al-Qur’an Al-Karîm, dan ada pendapat lain yang dikatakan oleh Nabi saw dan diwariskan kepada ummatnya.

43 Al-Bukhâri, Sahîh, teks arabnya sebagai berikut : نما أنا نائم البارحة إذ أتيت قال النيب صلى الله عليه وسلم أعطيت مفاتيح الكلم ونصرت بالرعب وبـيـ

.مبفاتيح خزائن األرض حىت وضعت يف يدي

Page 38: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4965/2/AHMAD... · ABSTRAK “Islam sebagai agama terbesar di dunia memuliki peran penting dalam menjaga

27

Para sahabat tahu keberkahan tangan Nabi, mereka juga tahu kedua tangan

itu merupakan simbol dari kemurahan Allah swt. Mereka senang menyentuh dan

menciumnnya. Mereka juga berlomba-lomba untuk mendapatkan air yang telah

beliau sentuh. Dan sepeninggal beliau, mereka, yakni orang-orang yang belum

pernah melihat beliau, senang menyentuh dan mencium tangan-tangan yang

pernah menyentuh tubuh beliau.

Orang Yahudi dan Nasrani yang mengakui beliau sebagai pesuruh Allah

juga menunjukan kecintaan dan penghormatan mereka terhadap beliau dengan

mencium tangan dan kaki beliau.

Di antaranya, hadis riwayat at-Tirmidzî dan lainnya, bahwa ada dua orang

Yahudi bersepakat menghadap Rasulullah. Salah seorang dari mereka berkata:

“Mari kita pergi menghadap orang yang mengaku Nabi ini untuk menanyainya

tentang sembilan ayat yang Allah turunkan kepada Nabi Musa”. Tujuan kedua

orang Yahudi ini adalah hendak mencari kelemahan Rasulullah, karena beliau

adalah seorang yang Ummi (tidak membaca dan tidak menulis). Mereka

menganggap bahwa Rasulullah tidak mengetahui tentang sembilan ayat tersebut.

Ketika mereka sampai di hadapan Rasulullah dan menanyakan prihal sembilan

ayat yang diturunkan kepada Nabi Musa tersebut, maka Rasulullah menjelaskan

kepada keduanya secara rinci tidak kurang suatu apapun. Kedua orang Yahudi ini

sangat terkejut dan terkagum-kagum dengan penjelasan Rasulullah. Keduanya

orang Yahudi ini kemudian langsung mencium kedua tangan Rasulullah dan

kakinya. (At-Tarmidzi berkata bahwa kulitas hadis ini Hasan Shahih). 43F

44

2. Inhinâ (Menundukan Badan)

44 Al-Tirmidzî, Sunan Al-Tirmidzî, Bâb Mâ Jâ-a Fî Qublati al-Yad wa ar-Rijli,

(Semarang : Thoha Putra), Juz 5, No.2877, hal.174.

Page 39: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4965/2/AHMAD... · ABSTRAK “Islam sebagai agama terbesar di dunia memuliki peran penting dalam menjaga

28

Menundukan badan kepada orang tua dengan cara sungkem, mencium

tangan guru dengan menundukan badan, ataupun dengan sedikit menundukan

kepala kepada sesama muslim ketika bertemu di jalan, adalah merupakan hal yang

sudah menjadi kebiasan masyarakat Indonesia pada umumnya. Dan hal tersebut

pun dijadikan tolak ukur menilai seseorang akan akhlaknya.

Dalam Islam sendiri ini menundukan badan disebut inhinâ, mengenai

hukum inhinâ itu sendiri ada perbedaan pendapat, salah satu sebab dilarangnya

perbuatan inhinâ adalah karena dinilai mengandung unsur menyerupai orang-

orang kafir. Sebagian orang-orang Eropa memberikan penghormatan kepada para

pembesar mereka dengan membuka topi kepala mereka sambil menundukkan

kepala dan sedikit punggung. Menyerupai orang kafir dalam hal yang merupakan

ciri khas mereka adalah suatu hal yang hukumnya haram. 44F

45

Secara bahasa inhinâ berasal dari bahasa arab yang berakar dari kata kerja

fi’lul lâzim inhana-yanhani-inhinân, sedangkan fi’il aslinya hana-yahni-wa yahnu

45F

46 ,adalah yang mempunyai makna miring, doyong, membungkuk, menunduk.

Salah satu contoh penggunaan kalimat tersebut dapat di lihat pada hadis

Nabi:

ثين أبو ثـنا حيىي بن سعيد عن سفيان قال حد ثـنا مسدد قال حد حدثين البـراء قال ثين عبد الله بن يزيد قال حد ان :إسحاق قال حد رسول الله صلى

ده مل ع الله لمن مح أحد منا ظهره حىت يـقع النيب صلى يحن الله عليه وسلم إذا قال 46F. الله عليه وسلم ساجدا مث نـقع سجودا بـعده

47

45 Lihat : Fatawa Lajnah Daimah seri pertama jilid. 26 46 Lihat Lisânul ‘Arab, Ibnu Manzhûr, (Beirut:Libanon)1999 M-1419 H, Jilid 14. h. 202.

dan Warson Munawir, Kamus Al-Munawir Arab Indonesia, hal. 305. 47 Al-Bukhâri, Sahîh Al-Bukhâri, Bâb Mata Yasjudu Man Kholfal Imâm, (Beirut : Darul

Ma’rifah), Jilid,1, hal. 128.

Page 40: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4965/2/AHMAD... · ABSTRAK “Islam sebagai agama terbesar di dunia memuliki peran penting dalam menjaga

29

Artinya: menceritakan kepada kami Musaddad (Ia berkata(, menceritakan kepada kami Yahya bin Sa’îd, dari Sufyân (ia berkata), menceritakan kepadaku Abû Ishâq (ia berkata), menceritakan kepadaku ‘Abdullah bin Yazîd (ia berkata):bahwasannya Rasulullah saw apabila berkata ”sami’a Allahu Liman Hamidah” tidak ruku (menundukan punggung badan untuk ruku’) diantara kami para sahabat, kecuali telah sampai kepada Nabi keadaan sujud, baru kemudian kami sujud setelahnya.

Namun pada hadis diatas jelas pengertian inhinâ yang dimaksud adalah

inhinâ dalam bentuk ruku’ ketika beribadah, akan tetapi yang menjadi

pembahasan penulis di sini adalah inhinâ ketika berjumpa dengan seseorang, yaitu

dengan sedikit membungkukan badan. Sebagaimana telah dijelaskan oleh

Muhammad Nûruddin Banjar:

أس والظهر : 47Fإمالة الر

48mencondongkan kepala dan badan

3. Berdiri Menyambut Kedatangan Seseorang.

Berdiri mengormati kedatangan atau kepergian seeorang adalah

merupakan salah satu budaya yang sudah melekat bahkan bercampur antara

ibadah dan adab. Sebagaimana beberapa contoh di bawah ini :

• Para tamu undangan berdiri ketika mempelai yang mengadakan walimah

memasuki ruangan.

• Peserta pertemuan berdiri ketika orang penting, pejabat, atau tamu

istimewa memasuki ruangan.

• Pelayat berdiri ketika jenazah hendak diberangkatkan ke makam.

• Peserta upacara berdiri ketika lagu tertentu dinyanyikan.

Hal-hal di atas adalah beberapa contoh kasus yang terjadi pada masyarakat

umumnya. Mungkin ada beberapa hal yang memang secara teks hadis dilarang,

48Muhammad Nûruddin Banjar, Adab al-Musâfahah, (Majelis Ta’lim li Tafaqquh fi ad-

Dîn ), hal.78.

Page 41: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4965/2/AHMAD... · ABSTRAK “Islam sebagai agama terbesar di dunia memuliki peran penting dalam menjaga

30

namun mungkin saja tujuan hadis itu berbeda dengan kondisi yang dimaksudkan

pada hal-hal di atas.

Pengertian berdiri di dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah tegak

bertumpu pada kaki (tidak duduk atau berbaring)48F

49, sedangkan makna berdiri di

dalam bahasa Arab adalah qôma-yaqûmu-qouman-wa qiyâman yang bisa

dimaknakan juga bangkit berdiri tegak. 49F

50 Namun pada lafadz hadis ada dua

pemaknaan kalimat qôma, pertama " Qôma Ilaihi " berarti, segera berdiri untuk

menolong atau (untuk menyambut demi) memuliakannya. kedua " Qôma Lahu "

berarti berdiri di tempat untuk memberi penghormatan. 50F

51

Dengan demikian pengertian berdiri itu sendiri ada banyak maknanya,

tergantung daripada lafaz hadis itu sendiri.

49 http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php 50 Warson Munawir, Kamus Al-Munawir Arab Indonesia, hal. 1172. 51 Lihat Firqotun Nâjiyah karya Muhammad Jamil Zainu, Bagian 40, Berdiri yang

dianjurkan.

Page 42: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4965/2/AHMAD... · ABSTRAK “Islam sebagai agama terbesar di dunia memuliki peran penting dalam menjaga

BAB III

HADIS-HADIS TENTANG PENGHORMATAN

A. Mencium Tangan

Ada tujuh buah hadis yang saya teliti pada skripsi ini, yang dari ketujuh

hadis tersebut masing-masing mempunyai peranan penting dalam bentuk perilaku

penghormatan, tiga hadis petama tentang mencium tangan, hadis keempat Inhina,

dan 3 hadis terakhir adalah tentang berdiri menyambut seseorang.

1. Teks Hadis, Asbabul Wurud, dan Kualitas Hadis

Ada tiga buah hadis yang penulis angkat tentang cium tangan, karena tiga

hadis inilah yang sering dijadikan dalil dibolehkanya mencium tnagan:

Hadis Pertama: حدثنا أبو يعلى ، وأبو عمرويه ، قاال : نا حممد بن بشار بندار قال : نا حممد بن

جعفر ، وابن مهدي ، وأبو داود ، وسهل بن يوسف ، قالوا : نا شعبة ، عن عمرو بن مرة قال : عت عبد اهللا بن سلمة ، عن صفوان بن عسال أن يهوديا قال لصاحبه :

اذب بنا إىل ذا النيب صلى اهللا عليه وسلم ، قال : فقبال يده ورجله وقاال : نشهد أنك نيب اهللا صلى اهللا عليه وسلم

Telah menceritakan kepada kami Abu Ya'la dan Abu 'Amru wiyah, mereka berdua berkata : telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basyâr Bindar bahwa ia berkata, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja'far, Ibnu Mahdi, Abu Dâwud dan Sahl bin Yûsuf, mereka berkata : Telah menceritakan kepada kami Syu'bah, dari 'Amrbin Muroh berkata : Aku mendengar 'Abdullah bin Salamah, dari Safwân bin 'Asâl : "Seorang Yahudi berkata kepada sahabatnya; "Marilah kita berangkat bersama menemui Nabi ini!", Safwân berkata : Maka setelah bertemu Nabi Muhammad saw keduanya mencium tangan dan kaki nabi Muhammad saw, keduanya seraya berkata : "Kami bersaksi bahwa engkau adalah Nabi saw."

Hadis di atas berasal dari kitab ar-Rukhsah fî Taqbîli al-Yad karya Ibnu al-

Muqri. Setelah melakukan pencarian dalam kitab kamus hadis milik A.J

Page 43: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4965/2/AHMAD... · ABSTRAK “Islam sebagai agama terbesar di dunia memuliki peran penting dalam menjaga

32

Wensinck, yaitu kitab al-Mu'jam al-Mufahros li Alfâdzi al-Hadis al-Nabawi,51F

52

dari kata kunci قبل (j.5, h.245), شهد (j.3, h.190) penulis mendapatkan hadis

tersebut didalam tempat berikut:

Kitab al-Jâmi’us Sahih wa huwa Sunan al-Tirmidzî dengan lafaz: 52F

53

ثـنا عبد الله بن إدريس وأبو أسامة عن شعبة عن عمرو بن ريب حد ثـنا أبو حدب بنا مرة عن عبد الله بن سلمة عن صفوان بن عسال قال : قال يـهودي لصاحبه اذان له أربـعة أعني فأتـيا رسول الله عك ذا النيب فـقال صاحبه ال تـقل نيب إنه لو إىل صلى الله عليه وسلم فسأاله عن تسع آيات بـيـنات فـقال هلم ال تشروا بالله شيئا وال

تسرقوا وال تـزنوا وال تـقتـلوا النـفس اليت حرم الله إال باحلق وال متشوا بربيء إىل ذي سلطان لوا الربا وال تـقذفوا حمصنة وال تـولوا الفرار يـوم الزحف وعليكم ليـقتـله وال تسحروا وال تأ

خاصة اليـهود أن ال تـعتدوا يف السبت قال فـقبـلوا يده ورجله فـقاال نشهد أنك نيب قال فما مينـعكم أن تـتبعوين قالوا إن داود دعا ربه أن ال يـزال يف ذريته نيب وإنا خناف إن تبعناك أن

تـقتـلنا اليـهود ذا عب بن مالك قال أبو عيسى ويف الباب عن يزيد بن األسود وابن عمر و

حديث حسن صحيح Kitab Sunan al-Nasâî dengan lafadz: 53F

54 أخبـرنا حممد بن العالء عن ابن إدريس قال أنـبأنا شعبة عن عمرو بن مرة عن عبد

ذا النيب ب بنا إىل الله بن سلمة عن صفوان بن عسال قال : قال يـهودي لصاحبه اذان له أربـعة أعني فأتـيا رسول الله صلى الله عليه عك قال له صاحبه ال تـقل نيب لو

وسلم وسأاله عن تسع آيات بـيـنات فـقال هلم ال تشروا بالله شيئا وال تسرقوا وال تـزنوا وال تـقتـلوا النـفس اليت حرم الله إال باحلق وال متشوا بربيء إىل ذي سلطان وال تسحروا وال

لوا الربا وال تـقذفوا المحصنة وال تـولوا يـوم الزحف وعليكم خاصة يـهود أن ال تـعدوا يف تأ

52A.J. Wensinck, et.all, al-Mu'jam al-Mufahros li Alfâdzi al-Hadis al-Nabawi

(Leiden.EJ.brill,1946). 53Abû ‘îsâ Muhammad bin Sûrah al-Tirmidzî, al-Jâmi’us Sahih wa huwa Sunan al-

Tirmidzî (Semarang : Thoha Putera), j.3, hal.2877, Abwâbu al-Isti’zan wa al-Âdab Bab Qublatu al-Yad wa ar-Rijl.

54 Al-Nasâî, Sunan al-Nasâî Bisyarhi al-Hâfidz Jalâluddin as-Suyûti wa Hasyiyatu ‘ala Imâm al-Sindi (Semarang:Thoha Putera),j.7, hal.111-112, Bab as-Sihr.

Page 44: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4965/2/AHMAD... · ABSTRAK “Islam sebagai agama terbesar di dunia memuliki peran penting dalam menjaga

33

السبت فـقبـلوا يديه ورجليه وقالوا نشهد أنك نيب قال فما مينـعكم أن تـتبعوين قالوا إن داود دعا بأن ال يـزال من ذريته نيب وإنا خناف إن اتـبـعناك أن تـقتـلنا يـهود

Kitab Sunan Ibnu Mâjah dengan lafadz: 54F

55 ثـنا عبد الله بن إدريس وغندر وأبو أسامة عن شعبة عن عمرو ثـنا أبو بكر حد حد

أن قـوما من اليـهود قـبـلوا يد النيب : بن مرة عن عبد الله بن سلمة عن صفوان بن عسال صلى الله عليه وسلم ورجليه

Kitab Musnad Ahmad dengan lafadz: 55F

56 ثـناه يزيد أخبـرنا شعبة عن عمرو بن مرة ثـنا شعبة وحد ثـنا حممد بن جعفر حد حد

عت عبد الله بن سلمة حيدث عن صفوان بن عسال قال يزيد المرادي قال قال : قال ذا النيب صلى ب بنا إىل النيب صلى الله عليه وسلم وقال يزيد إىل يـهودي لصاحبه اذ

ذه اآلية نا موسى تسع آيات }فـقال ال تـقل الله عليه وسلم حىت نسأله عن { ولقد آتـيـعك لصارت له أربـعة أعني فسأاله فـقال النيب صلى الله عليه وسلم ال له نيب فإنه إن

تشروا بالله شيئا وال تسرقوا وال تـزنوا وال تـقتـلوا النـفس اليت حرم الله إال باحلق وال تسحروا لوا الربا وال متشوا بربيء إىل ذي سلطان ليـقتـله وال تـقذفوا حمصنة أو قال تفروا من وال تأالزحف شعبة الشاك وأنـتم يا يـهود عليكم خاصة أن ال تـعتدوا قال يزيد تـعدوا يف السبت فـقبال يده ورجله قال يزيد يديه ورجليه وقاال نشهد أنك نيب قال فما مينـعكما أن تـتبعاين

قاال إن داود عليه السالم دعا أن ال يـزال من ذريته نيب وإنا خنشى قال يزيد إن أسلمنا أن تـقتـلنا يـهود

Asbabul wurud hadis: Dari hadis ini dapat diketahui sebab datangnya

hadis ini adalah bahwa ada dua orang Yahudi bersepakat menghadap Rasulullah.

Salah seorang dari mereka berkata: “Mari kita pergi menghadap orang yang

mengaku Nabi ini untuk menanyainya tentang sembilan ayat yang Allah turunkan

kepada Nabi Musa”. Tujuan kedua orang Yahudi ini adalah hendak mencari

kelemahan Rasulullah, karena beliau adalah seorang yang Ummi (tidak membaca

dan tidak menulis). Mereka menganggap bahwa Rasulullah tidak mengetahui

55 Abû ‘Abdillâh Muhammad Ibn Yazîd al-Qazwinî Ibn Mâjah, Sunan Ibnu Mâjah (Semarang:Thoha Putera) j.2, hal. 1220, Kitâb al-Adab Bâb ar-Rojulu Yuqobbilu Yada ar-Rojuli.

56 Ahmad bin Hanbal, al-Musnad Bisyarhi Ahmad Zein, (Dârul Hadîs:Al-Qôhiroh) j.14, hal.67-68, Kitâb Musnad al-Kûfiyyîn Bâb Hadîsu Safwan bin ‘Assâl.

Page 45: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4965/2/AHMAD... · ABSTRAK “Islam sebagai agama terbesar di dunia memuliki peran penting dalam menjaga

34

tentang sembilan ayat tersebut. Ketika mereka sampai di hadapan Rasulullah dan

menanyakan prihal sembilan ayat yang diturunkan kepada Nabi Musa tersebut,

maka Rasulullah menjelaskan kepada keduanya secara rinci tidak kurang suatu

apapun. Kedua orang Yahudi ini sangat terkejut dan terkagum-kagum dengan

penjelasan Rasulullah. Keduanya orang Yahudi ini kemudian langsung mencium

kedua tangan Rasulullah dan kakinya. 56F

57

Uraian hadis: Hadis ini diriwayatkan oleh Tirmidzî, Nasâî, Ibnu Mâjah,

dan Ahmad bin Hanbal dari Safwân bin ‘Assâl. Hadis ini sering dijadikan hujjah

tentang pembolehan mencium tangan.57 F

58 Kalimat فقبلوا يديه ورجليه mengandung

pengertian maka mereka (orang Yahudi tersebut) mencium kedua tangan dan kaki

Rasulullah saw, dalam redaksi at-Tirmidzî فقبال يديه ورجليه maka mereka berdua

(Yahudi) mencium kedua tangan dan kaki Rasulullah saw dan berkata: نشهد أنك نبي

kami bersaksi engkau nabi orang ‘Arab, ilmu yang kami dapat dari seorang yang

ummî sungguh ini merupakan sebuah mukjizat. 58F

59

Kualitas hadis: Abû ‘Îsa berkata: “Hâdza hadîsun hasanun sahîhun”

(Hadis ini hasan sahîh) dalam Sunan al-Tirmidzî Al-Jâmi’us Sahih wa huwa

Sunan al-Tirmidzî, j.7, h.111-112, Bab as-Sihr. Dan Ahmad Hamzah Zein

mengatakan: ”Isnâduhu Sahih” karena ‘Abdullah bin Salamah dari golongan

tabi’în yang tsiqot dalam al-Musnad Ahmad Bisyarhi Ahmad Zein, j.14, h.67,

Kitâb Musnad al-Kûfiyyîn Bâb Hadîsu Sofwan bin ‘Assâl.

57 Abu Al-‘Ula Muhammad Al-Mubarakfuri, Tuhfatul Ahwazi, j.7, hal.525-527 (Darr al-Fikr).

58 Mostafa al-Badawî, Tangan Nabi, (Pustaka Zawiyah), h.58-59. 59 Abu Al-‘Ula Muhammad Al-Mubarakfuri, Tuhfatul Ahwazi, j.7, hal.525-527 (Darr al-

Fikr).

Page 46: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4965/2/AHMAD... · ABSTRAK “Islam sebagai agama terbesar di dunia memuliki peran penting dalam menjaga

35

Hadis Kedua: ثـنا أبـو عوانة ، عن يزيد بن أيب زياد ، عن عبد الرمحن بن ثـنا موسى قال : حد حديف نـلقى نا يف غزوة ، فحاص الناس حيصة ، قـلنا : أيب ليلى ، عن ابن عمر قال :

م النيب صلى اهللا عليه وسلم وقد فـررنا ؟ فـنـزلت : ( إال متحرفا لقتال ) ، فـقلنا : ال نـقدالمديـنة ، فال يـرانا أحد ، فـقلنا : لو قدمنا ، فخرج النيب صلى اهللا عليه وسلم من صالة

الفجر ، قـلنا : حنن الفرارون ، قال : « أنـتم العكارون » ، فـقبـلنا يده ، قال : « أنا فئتكم «

Telah menceritakan kepada kami Mûsa (ia berkata): telah menceritakan kepada kami Abû ‘Iwânah, dari Yazîd bin Abî Ziyâd, dari Aburrahman bin Laila, dari Ibn ‘Umar (ia berkata): bahwa ia pernah dan sahabat berada pada peperangan, dan orang-orang melarikan diri, dan aku termasuk orang-orang yang melarikan diri. Kemudian kami saling bertanya ‘bagaimana kita bertemu Nabi? Sungguh kita telah lari dari peperangan? Maka turunlah ayat. “Kecuali berbelok untuk (siasat) perang atau hendak menggabungkan diri dengan pasukan yang lain”59F

60 Lalu kami katakan; kita akan masuk Madinah, ketika kami masuk Madinah tidak ada seorangpun yang melihat kita.Ibnu Umar berkata; kemudian kami duduk menunggu Rasulullah saw sebelum Shalat Subuh. Kemudian tatkala beliau keluar maka kami berdiri menuju kepadanya dan kami katakan; kami adalah orang-orang yang melarikan diri. Lalu beliau menghadap kepada kami dan berkata: "Tidak, melainkan kalian adalah orang-orang yang kembali berperang." Ibnu Umar berkata; kemudian kami mendekat dan mencium tangan beliau. Lalu beliau berkata: "Aku adalah pembela kalian." Hadis ini diambil dari kitab al-Adab al-Mufrad 60F

61. Sedangkan penulis

mendapatkan hadis lain setelah melakukan pencarian dalam kitab al-Mu'jam al-

Mufahros li Alfâdzi al-Hadis al-Nabawi dengan kata kunci قبل (j.5, hal.245), dan

:penulis menemukan hadis di dalam tempat sebagai berikut (j.5, h.92) فرر

Abû Dâwud, Sunan Abî Dâwud,(Darr –al-Fikr) j.3, hal.46, Kitâb al-Jihâd

Bâb Fî Tawalli Yauma az-Zahfi, dan terdapat pada j.4, hal.356, Kitâb al-Adab

Bâb Fî Qublati al-Yad.

60 Surat al-Anfâl : 16. 61Al-Bukhârî, al-Adab al-Mufrad,(Darr al-Kutub al-Islami 2008), hal,230.Bâb Taqbîl al-

Yad.

Page 47: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4965/2/AHMAD... · ABSTRAK “Islam sebagai agama terbesar di dunia memuliki peran penting dalam menjaga

36

ثـنا يزيد بن أيب زياد أن عبد الرمحن بن أيب ر حد يـ ثـنا ز ثـنا أمحد بن يونس حد حدان يف سرية من سرايا رسول الله صلى الله ثه أنه ثه أن عبد الله بن عمر حد لى حد ليـ

يف نصنع عليه وسلم قال فحاص الناس حيصة فكنت فيمن حاص قال فـلما بـرزنا قـلنا ب وال يـرانا وقد فـررنا من الزحف وبـؤنا بالغضب فـقلنا ندخل المدينة فـنتثبت فيها ونذ

انت أحد قال فدخلنا فـقلنا لو عرضنا أنـفسنا على رسول الله صلى الله عليه وسلم فإن نا قال فجلسنا لرسول الله صلى الله عليه وسلم قـبل بـ ر ذلك ذ ان غيـ لنا تـوبة أقمنا وإن نا فـقال ال بل أنـتم العكارون صالة الفجر فـلما خرج قمنا إليه فـقلنا حنن الفرارون فأقـبل إليـ

قال فدنـونا فـقبـلنا يده فـقال إنا فئة المسلمني At-Tirmidzî, al-Jâmi’us Sahih wa huwa Sunan al-Tirmidzî, j.3, hal.130,

Bâb Mâ Jâa Fi al-Firôri Min az-Zahfi:

ثـنا سفيان عن يزيد بن أيب زياد عن عبد الرمحن بن أيب ثـنا ابن أيب عمر حد حدلى عن ابن عمر قال : بـعثـنا رسول الله صلى الله عليه وسلم يف سرية فحاص الناس ليـ

نا رسول الله صلى الله عليه وسلم لكنا مث أتـيـ نا با وقـلنا حيصة فـقدمنا المدينة فاختبـيـ فـقلنا يا رسول الله حنن الفرارون قال بل أنـتم العكارون وأنا فئتكم

ذا حديث حسن ال نـعرفه إال من حديث يزيد بن أيب زياد ومعىن قال أبو عيسى قـوله فحاص الناس حيصة يـعين أنـهم فـروا من القتال ومعىن قـوله بل أنـتم العكارون والعكار

الذي يفر إىل إمامه ليـنصره ليس يريد الفرار من الزحف Ibnu Mâjah, Sunan Ibnu Mâjah ,j.2, hal.1221, Kitâb al-Adab Bâb ar-

Rojulu Yuqobbilu Yada ar-Rojuli:

ثـنا يزيد بن أيب زياد عن عبد ثـنا حممد بن فضيل حد ثـنا أبو بكر بن أيب شيبة حد حدلى عن ابن عمر قال قـبـلنا يد النيب صلى الله عليه وسلم : الرمحن بن أيب ليـ

Ahmad bin Hanbal, al-Musnad Bisyarhi Ahmad Zein, j.4, h.383, Kitâb

Musnad al-Mukatstsirîn min as-Sahabah Bâb Musnad Abdullah Ibnu ‘Umar

dengan lafaz:

لى عن ابن عمر :أنه ثـنا حممد بن فضيل عن يزيد عن عبد الرمحن بن أيب ليـ حد قـبل يد النيب صلى الله عليه وسلم

Page 48: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4965/2/AHMAD... · ABSTRAK “Islam sebagai agama terbesar di dunia memuliki peran penting dalam menjaga

37

Asbabul wurud hadis: Mengenai asbabul wurud hadis ini, ketika dalam

sebuah peperangan, dan posisi yang sangat terjepit para sahabat lari dari medan

perang, sesampainya madinah para sahabat saling bertanya: bagaimana kita

menemui Nabi sedangkan kita adalah orang yang lari dari medan perang? Maka

turunlah ayat 16 surat al-Anfâl: “Siapa yang membelakangi mereka (mundur) di

waktu itu, kecuali berbelok untuk (sisat) perang atau hendak menggabungkan diri

dengan pasukan yang lain, Maka Sesungguhnya orang itu kembali dengan

membawa kemurkaan dari Allah, dan tempatnya ialah neraka Jahannam. dan

Amat buruklah tempat kembalinya.”, setelah Rasulullah selesai melaksanakan

solat fajar para sahabatpun mengahampirinya seraya mengatakan:"Wahai

Rasulullah, kami adalah orang-orang yang telah lari dari peperangan!" maka

Rasulullah pun menjawab: "Bahkan kalian adalah orang-orang yang kembali pada

kancah peperangan, dan aku berada pada kelompok kalian." Para sahabatpun

menciumi tangan Rasulullah saw.61F

62

Uraian hadis: hadis ini diriwayatkan oleh Tirmidzî, Abû Dâud, Ibnu

Mâjah, dan Ahmad bin Hanbal dari Ibnu ‘Umar. Hadis ini memberikan pengertian

tentang pembolehan mencium tangan,62F

63 maka tatkala Rasulullah saw mengutus

para sahabat dalam sebuah kesatuan militer, namun فحاص الناس para sahabat

berpaling dari musuh dan pulang ke Madinah, kemudian para sahabat duduk

sambil menunggu Rasulullah saw dengan perasaan tidak tenang khawatir

Rasulullah akan marah, dan ketika melihat Rasulullah para sahabat pun berkata:

kami adalah orang yang lari dari medan perang, namun Rasulullah menjawab: ”

62 Al-Bukhârî, al-Adab al-Mufrad,(Darr al-Kutub al-Islami 2008) j.1, hal,230.Bâb Taqbîl al-Yad, dan lihat Tuhfatul Ahwazi, Abu Al-‘Ula Muhammad Al-Mubarakfuri, j.5, hal.278 (Darr al-Fikr).

63 Muhamad Nuruddin al-banjar al-Makkî, Âdabu al-Musâfahah (Majelis Banjar Li Tafaqquh Fî Addîn), hal.24-25.

Page 49: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4965/2/AHMAD... · ABSTRAK “Islam sebagai agama terbesar di dunia memuliki peran penting dalam menjaga

38

Tidak, melainkan kalian adalah orang-orang yang kembali ال, بل أنتم العاكروز

berperang” para sahabatpun فدنونا فقبلنا يداه maka kami pun mendekat dan mencium

tangannya. 63F

64

Kualitas hadis: Telah berkata Abû ‘Îsa bin Sûrah: “Hadza Hadîsun

Hasan” kami tidak mengetahui riwayat lain kecuali dari jalur Yâzid bin Ziyâd.64 F

65

Hadis ketiga موسى بن إاعيل قال : حدثنا مطر بن عبد الرمحن األعنق قال : حدثتين حدثنا

امرأة من صباح عبد القيس يقال هلا : أم أبان ابنة الوازع ، عن جدا ، أن جدا الوازع بن عامر قال : قدمنا فقيل : ذاك رسول اهللا ، فأخذنا بيديه ورجليه نقبلها

Telah menceritakan kepada kami Mûsa bin Ismâ’îl berkata, telah menceritakan kepada kami Mathar bin 'Abdurrahman Al-A'naq berkata, telah menceritakan kepadaku seorang utusan dari utusan ‘Abdul Qais yang bernama: Ummu Abân bintil Wazi' bin Zari', dari kakeknya 'bahwa kakeknya bernama al-Wâzi’ bin ‘Âmir ia berkata:, "Ketika kami tiba di Madinah, maka keluarlah seruan: “itu Rasulullah, itu Rasulullah” lalu kami mencium tangan dan kaki beliau."

Hadis ini diambil dari kitab al-Adab al-Mufrad 65F

66. Sedangkan penulis

mendapatkan hadis lain setelah melakukan pencarian dalam kitab al-Mu'jam al-

Mufahros li Alfâdzi al-Hadis al-Nabawi dengan kata kunci قبل (j.5, h.245), dan بدر

(j.1, hal.151) penulis hanya mendapatkan satu hadis saja yang diriwayatkan oleh

Abû Dâwud, Sunan Abî Dâwud, j.4, h.357, Kitâb al-Adab Bâb Fî Qublati al-

Jasad.:

ثـتين أم ثـنا مطر بن عبد الرمحن األعنق حد ثـنا حممد بن عيسى بن الطباع حد حدان يف وفد عبد القيس قال ا زارع و لما قدمنا المدينة أبان بنت الوازع بن زارع عن جد

64 Al-Jauziyyah, ‘Aun al-Ma’bûd, (Darr al-Fikr 2003) juz. 7, h. 247-248, dan juga lihat

‘Aun al-Ma’bûd, juz. 14, hal. 105 65Al-Tirmidzî, al-Jâmi’us Sahih wa huwa Sunan al-Tirmidzî, j.3, hal.130, Bâb Mâ Jâa Fi

al-Firôri Min az-Zahfi 66Al-Bukhârî, al-Adab al-Mufrad,(Darr al-Kutub al-Islami) j.1, hal,231.Bâb Taqbîl al-

Yad.

Page 50: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4965/2/AHMAD... · ABSTRAK “Islam sebagai agama terbesar di dunia memuliki peran penting dalam menjaga

39

فجعلنا نـتبادر من رواحلنا فـنـقبل يد النيب صلى الله عليه وسلم ورجله قال وانـتظر المنذر األشج حىت أتى عيبته فـلبس ثـوبـيه مث أتى النيب صلى الله عليه وسلم فـقال له إن فيك

لق بما أم الله جبـلين عليهما قال خلتـني حيبـهما الله احللم واألناة قال يا رسول الله أنا أ بل الله جبـلك عليهما قال احلمد لله الذي جبـلين على خلتـني حيبـهما الله ورسوله

Asbabul wurud hadis: Dari hadis ini dapat diketahui sebab datangnya

hadis ini adalah ketika rombongan utusan Abdu Qais tiba di Madinah, mereka

saling berlomba memacu kendaraan mereka, lalu mereka mencium tangan dan

kaki Rasulullah saw." Namun ada seseorang yang bernama"Al-Mundzir Al-Asyaj

masih menunggu hingga tempat pakaiannya tiba, lalu ia kenakan pakaiannya

tersebut. Setelah itu ia datang menemui Nabi saw. Beliau lantas bersabda kepada

Al-Mundzir: "Sesungguhnya engkau mempunyai dua tabiat yang disukai oleh

Allah dan rasul-Nya; santun dan sabar." Al-Mundzir bertanya, "Wahai Rasulullah,

memang aku berakhlak demikian atau Allah yang memberikan itu kepadaku?"

beliau menjawab: "Allah yang memberikan itu kepadamu." Al-Mundzir berkata,

"Segala puji milik Allah yang telah memberiku dua tabiat yang disukai oleh Allah

dan rasul-Nya."66F

67

Uraian hadis: hadis ini hanya diriwayatkan oleh Abû Dâud. Ad-Dahlawi

berkata: ketika utusan Abdu Qois tiba dan mereka melakukan apa yang mereka

lakukan yaitu : فنقبل يد رسول هللا صلى هللا عليه و سلم mereka (utusan Abdu Qois)

menciumi tangan Rasulullah saw, nabi pun tidak memberikan komentar apa-apa

atas apa yang telah dilakukan para utusan tersebut. 67F

68

Kualitas hadis: Status kekuatan hadis ini oleh Al-Albani disebutkan

sebagai hadis hasan. Al-Hafidz Ibnu Hajar Al-Asqalani meriwayatkan dengan

sanad yang jayiid. Sedangkan Abu Daud memasukkannya sebagai hadis shahih.

67 Al-Jauziyyah, ‘Aun al-Ma’bûd, (Darr al-Fikr 2003) juz. 14, hal.107-108. 68 Al-Jauziyyah, ‘Aun al-Ma’bûd, (Darr al-Fikr) juz. 14, hal. 107.

Page 51: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4965/2/AHMAD... · ABSTRAK “Islam sebagai agama terbesar di dunia memuliki peran penting dalam menjaga

40

Dan telah berkata al-Mundzirî dan telah meriwayatkan pula Abu al-Qôsim al-

Baghowi hadis ini pada kitab Mu’jam as-Sohabah dan ia berkata aku tidak

mengenal Zâri’, namun Abû ‘Amr an-Namari menjelaskan bahwa Abû Zâri’

adalah nama panggilan karena ia punya anak yang bernama Zâri’ dan karena hal

itu ia dijuluki Zâri’, dan menurut ulama Basroh bahwa hadisnya tentang hal ini

Hasan (Lihat Sunan Abu Daud j.4 hal. 375, As-Sunan Al-Kubra lil Baihaqi j.7 hal.

102, dan Fathul Bari li ibni Hajar j,11, hal 57,). 68F

69

2. Pendapat Ulama Hadis Tentang Mencium Tangan

Ibnu Hajar mengatakan bahwa sebagian ulama ada yang membolehkan,

dan yang lainnya memakruhkan, berikut kutipannya:

اختلفوا يف تقبيل اليد؛ فأنكره مالك وأنكر ما روي فيه. وأجازه آخرون وإمنا الفرارون فقال: بل واحتجوا مبا روي عن عمر أ�م ملا رجعوا من الغزو حيث فروا قالوا: حنن

69F.أنتم العكارون أنا فئة املؤمنني. قال: فقبلنا يده

70 Maka sesungguhnya telah ada perbedaan pendapat dalam masalah cium tangan, dan imam Mâlik pun memakruhkan hal tersebut, dan mengingkari hadis tentang periwayatan mencium tangan, akan tetapi sebagian membolehkan dan berdalil dengan hadis ‘Umar “ketika para sahabat pulang (melarikan diri) dari peperangan, mereka berkata kepada Nabi saw: kami adalah orang-orang yang lari dari peperangan, namun Nabi menjawab:”Tidak, akan tetapi kalian adalah orang yang lari meminta bantuan, dan aku adalah yang membantu tentara mukmin”, ‘Umar berkata: maka kami pun mencium tangan Nabi. عب بن مالك وصاحباه يد النيب صلى اهللا عليه وسلم حني قال: وقبل أبو لبابة و

70Fتاب اهللا عليهم

71 Berkata Ibnu Hajar: dan mencium Abû Lubâbah, Ka’ab bin Mâlik, dan para sahabat yaitu tangan Nabi saw ketika Allah menerima taubat mereka.

69 Al-Jauziyyah, ‘Aun al-Ma’bûd, (Darr al-Fikr 2003) juz. 14, hal. 247-248 70 Ibnu Hajar, Fathul Bâri, Kitab al-Isti,zân Bâb al-Akhzu bi al-Yad, Juz. 11, hal. 59.

(Tahqîq: Syaibatil Hamd). 71 Ibnu Hajar, Fathul Bâri, Kitab al-Isti,zân Bâb al-Akhzu bi al-Yad, Juz. 11, hal. 59.

(Tahqîq: Syaibatil Hamd).

Page 52: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4965/2/AHMAD... · ABSTRAK “Islam sebagai agama terbesar di dunia memuliki peran penting dalam menjaga

41

Para sahabat juga mencium para sahabat yang senior atau sahabat yang

bagi mereka ilmunya lebih tinggi, sebagimana telah disebutkan oleh al-Abharî:

وقبل أبو عبيدة يد عمر حني قدم .وقبل زيد بن ثابت يد ابن عباس حني أخذ ابه 71F. ابن عباس بر

72 Bahwa telah mencium Abû ‘Ubaidah tangan ‘Umar ketika ia datang, begitupun Zaid bin Tsabit yang juga mencium tangan Ibnu ‘Abbâs ketika sedang menuntun pelana kuda Ibnu ‘Abbâs

Al-Abharî juga menyebutkan alasan Imam Mâlik memakruhkan cium

tangan, berikut alasannya:

انت ها مالك إذا ر على وجه التكرب والتعظيم ملن فعل ذلك به، فأما إذا إمنا وجهه أو شيئا من بدنه ما مل يكن عورة على وجه القربة إىل اهللا قبل إنسان يد إنسان أو

إىل لعلمه أو لشرفه فإن ذلك جائز. وتقبيل يد النيب صلى اهللا عليه وسلم يقرب لدينه أوان من ذلك تعظيما لدنيا أو لسلطان أو لشبهه من وجوه التكرب 72Fفال جيوز اهللا، وما

73. Sesungguhnya alasan Mâlik memakruhkan cium tangan apabila

mencium tangan tersebut atas dasar Takabbur dan Ta’adzhîm kepada yang melakukan perbuatan tersebut, namun apabila seseorang mencium tangan, atau wajah, atau sebagian dari badan selama yang dicum tersebut bukan bagian dari aurat, dan juga melakukan hal tersebut atas dasar niat mendekatkan diri kepada Allah karena orang tersebut baik dalam agamanya, ilmunya, atau karena kemuliaannya maka hal itu diperbolehkan, karena mencium tangan Rasulullah saw akan mendekatkan diri kepada Allah swt dengan catatan melakukan hal tersebut bukan karena pengagungan keduniawian, atau karena punya kedudukan pemerintahan, atau segala bentuk yang bersifat takabbur, maka hal tersebut tidak boleh.

Dalam kita al-Majmû’ An-Nawâwi bahkan berpendapat bahwa mencium

tangan orang orang saleh adalah sunnah, namun sebaliknya jika mencium tangan

seseorang karena kekayaannya maka hal tersebut Makruh, berikut kutipannya:

72 Ibnu Hajar, Fathul Bâri, Kitab al-Isti,zân Bâb al-Akhzu bi al-Yad, Juz. 11, hal. 59.

(Tahqîq: Syaibatil Hamd). 73 Al-Jauziyyah, ‘Aun al-Ma’bûd Abwâbu al-Salâm, (Darr al-Fikr 2003), juz. 14, hal. 106.

Page 53: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4965/2/AHMAD... · ABSTRAK “Islam sebagai agama terbesar di dunia memuliki peran penting dalam menjaga

42

م من ال اآلخرة وأما يستحب تقبيل يد الرجل الصاحل والزاد والعامل وحنوته ووجاته عند أل الدنيا بالدنيا وحنو ذلك فمكروه شديد تقبيل يده لغناه ودنياه وشو

.الكراة وقال املتويل ال جيوز فأشار إىل حترميه وتقبيل رأسه 73F

74 Dan disunnahkan mencium tangan seorang yang Saleh, dan Zuhud,

dan ‘Alim dan semisalnya yang termasuk orang-orang yang selalu memikirkan akhirat, dan adapun mencium tangan seseorang dikarenakan kekayaannya dan karena hal keduniaannya, atau karena orang tersebut punya senjata, atau karena pangkatnya di mata orang-orang yang hanya memikirkan dunia, atau semisalnya, maka hukumnya adalah sangat dimakruhkan dan berkata pula al-Mutawali: -Tidak boleh- dengan mengisyaratkan kepada keharaman, begitupun dengan masalah mencium kepala.

Berikut pendapat-pendapat para ulama yang telah di himpun oleh Ibnu

Muflih al-Maqdisi dalam kitab al-Adab as-Syar’iyyah: 74F

75

1. Mencium tangan untuk merendahkan diri:

ان على طريق لة اليد فـقال : إن وقال المروذي سألت أبا عبد الله عن قـبـان على هما وإن التدين فال بأس قد قـبل أبو عبـيدة يد عمر بن اخلطاب رضي الله عنـ

فه أو سوطه . نـيا فال ، إال رجال خياف سيـ 75Fطريق الد

76 Telah berkata al-Marrûziy (ada yang membaca al-Mawarzi): Aku bertanya kepada Abâ ‘Abdillah tentang cium tangan, maka ia menjawab: apabila hal tersebut dilakukan untuk merendahkan diri kita, maka tidak apa-apa, karena mencium Abû ‘Ubaidah tangan ‘Umar bin al-Khottôb ra, akan tetapi apabila hal tersebut dilakukan karena keduniawiaan, maka tidak boleh, kecuali seorang laki-laki yang takut akan pedangnya dan cambuknya (apabila tidak mencium tangan).

2. Mencium tangan orang tua: اشم ثني وبين ثريا من العلماء والفقهاء والمحد وقال عبد الله بن أمحد رأيت

وقـريش واألنصار يـقبـلونه يـعين أباه بـعضهم يديه وبـعضهم رأسه ، ويـعظمونه تـعظيما مل ره 76F.أرم يـفعلون ذلك بأحد من الفقهاء غيـ

77

74 Abi Zakaria An-Nawâwiy, al-Majmu’,(al-Mamlakah al-‘Arabiyah), j.4, hal.476-477. 75 Saya mengutip dari kitab tersebut dikarenakan Ibnu Muflih bukan hanya seorang

Fuqoha melainkan ia juga seorang muhaddits. 76 Ibnu Muflih al-Maqdisi, al-Adab as-Syar’iyah, juz.2, hal,247, (Mausasah ar-Risâlah-

Beirut cet.ke-3, 1999 M-1419 H). 77 Ibnu Muflih al-Maqdisi, al-Adab as-Syar’iyah, juz.2, hal,247.

Page 54: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4965/2/AHMAD... · ABSTRAK “Islam sebagai agama terbesar di dunia memuliki peran penting dalam menjaga

43

Dan telah berkata ‘Abdullah bin Ahmad: Aku telah melihat banyak dari kalangan ‘Ulama, para Fuqôha (ahli fiqih), Muhadditsîn (ahli hadis), Bani Hâsyim, kaum Quraisy, dan kaum Ansor menciumnya (yaitu orang tua mereka) sebagian mencium tangannya dan sebagian yang lainnya mencium kepalanya, dan mereka memuliakannya dengan kemulian yang belum pernah melihat mereka melakukan hal tersebut dengan siapaun kecuali kepada fuqôha dan lainnya.

3. Anjuran mencium tangan seorang pemimpin yang adil مام العادل طاعة وقال علي بن أيب طالب رضي الله عنه لة يد اإل وقال احلسن البصري قـبـ

لة الرجل أخاه دين لة المرأة شهوة ، وقـبـ لة الولد رمحة ، وقـبـ لة الوالد عبادة وقـبـ .قـبـ 77F

78 Telah berkata Hasan al-Basriy: Mencium tangan seorang imam yang adil adalah ketaatan, dan telah berkata pula ‘Ali bin Abî Thôlib ra: ciuman orang tua kepada anaknya adalah Ibadah, dan ciuman anak kepada orang tuanya adalah Kasih sayang, dan ciuman seorang wanita adalah Nafsu, dan menciumnya seseorang akan saudaranya adalah hutang.

4. Seorang pelajar harus menunjukan sikap tawadu’(merendahkan diri) kepada seorang guru dengan cara mencium tangannya:

وصرح ابن اجلوزي بأن تـقبيل يد الظامل معصية إال أن يكون عند خوف وقال يف مناقب أصحاب احلديث يـنبغي للطالب أن يـبالغ يف التـواضع للعامل ويذل نـفسه له قال نة والفضيل بن عياض أحدمها يد ومن التـواضع للعامل تـقبيل يده ، وقـبل سفيان بن عيـيـ

78Fواآلخر رجله . حسني بن علي اجلعفي

79 Dan telah menerangkan Ibn al-Jauziy: Bahwa mencium tangan orang Zhôlim adalah kemaksiatan, kecuali dalam keadaan ketakutan (terpaksa), dan telah dikatakan di dalam kita Manaqib Ashabi al-Hadîs: Sepatutnya bagi seorang pelajar (orang yang sedang menuntut ilmu) menunjukan sifat Tawaddhu (merendahkan diri) kepada seorang ‘Alim, dan menghinakan diri (maksudnya tidak sombong) kepadanya, dan telah dikatakan bahwa Tawaddhu kepada seorang ‘Alim adalah mencium tangannya. Bahwa telah mencium Sufyân bin ‘Uyainah dan Fudhoil bin ‘Iyâdh (atau salah satu diantara keduanya) yaitu tangan Husain bin ‘Ali al-Ju’fiy, ada juga yang berpendapat bahwa yang dicium bukan hanya tangannya akan tetapi kakinya juga.

5. Mazhab Hanbali membolehkan, namun Mazhab Maliki memakruhkan

cium tangan:

78 Ibnu Muflih al-Maqdisi, al-Adab as-Syar’iyah, juz.2, hal,248. 79 Ibnu Muflih al-Maqdisi, al-Adab as-Syar’iyah, juz.2, hal,250.

Page 55: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4965/2/AHMAD... · ABSTRAK “Islam sebagai agama terbesar di dunia memuliki peran penting dalam menjaga

44

ين ره عن ابن عمر { أنـهم لما .وقال الشيخ تقي الد ر ما رواه أبو داود وغيـ وذثـر العلماء قدموا على النيب صلى الله عليه وسلم عام موته قـبـلوا يده } ، ورخص فيه أ

مالك وغريه . ه آخرون ر ين و أمحد وغريه على وجه الد 79F

80 Dan telah berkata Syeikh Taqyuddin: Bahwa ia menyebutkan tentang hadis riwayat Abû Dâwud dan riwayat lainnya, dari Ibnu ‘Umar (bahwa para sahabat (termasuk Ibnu ‘Umar) mendatangi nabi pada tahun wafatnya (nabi) mereka mencium tangan nabi), sebagian besar ulama telah membolehkan hal tersebut seperti Ahmad bin Hanbal dan lainnya selama hal tersebut dilakukan atas dasar nilai Agama, dan sebagian ulama yang lainnya memakruhkan hal tersebut seperti Mâlik dan lainnya.

6. Mencium tangan adalah termasuk bagian sujud dan Sahabat ‘Umar pun pernah menolak untuk dicium tangannya:

ان يـقال تـقبيل اليد إحدى السجدتـني ، وتـناول أبو عبـيدة وقال ابن عبد البـر : هما ليـقبـلها فـقبضها ، فـتـناول رجله فـقال ما رضيت منك بتلك يد عمر رضي الله عنـ

شام بن عبد الملك يده من رجل أراد أن يـقبـلها وقال مه فإنه مل فكيف بذه ؟ وقـبض لوع ، ومن العجم إال خضوع . ذا من العرب إال 80Fيـفعل

81 Telah berkata Ibnu ‘Abdi al-Barr: Telah dikatakan bahwa mencium tangan termasuk bagian dari sujud , suatu ketika pernah mengambil Abû ‘Ubaidah tangan ‘Umar ra untuk diciumnya maka umar pun menolak, dan Abû ‘Ubaidah mengambil pula kakinya untuk dicium, maka ‘Umar berkata: kau mencium tanganku saja akau menolak apalagi kau mencium kakiku? Pernah juga terjadi bahwa tangan Hisyâm bin ‘Abd al-Malik pernah ingin dicium oleh seorang laki-laki, maka Hisyâm pun berkata “Meh” (bahasa suatu penolakan), karena sesungguhnya hal tersebut tidak pernah dilakukan oleh bangsa Arab kecuali dalam keadaan yang mendesak, dan juga orang-orang ‘Ajam kecuali dalam keadaan merendahkan diri.

3. Analisa Hadis Mencium Tangan

Hadis pertama, kedua, dan ketiga81 F

82 adalah hadis-hadis yang dijadikan

dalil oleh para ulama tentang dibolehkannya mencium tangan seorang yang ‘âlim,

zuhûd, warâ, dan seseorang yang mempunyai jabatan namun menjalankannya

80 Ibnu Muflih al-Maqdisi, al-Adab as-Syar’iyah, juz.2, hal,248. 81 Ibnu Muflih al-Maqdisi, al-Adab as-Syar’iyah, juz.2, hal,248. 82 Yang dimaksud hadis pertama, kedua,dan ketiga adalah hadis-hadis yang saya teliti,

yang telah dipaparkan pada bab III.

Page 56: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4965/2/AHMAD... · ABSTRAK “Islam sebagai agama terbesar di dunia memuliki peran penting dalam menjaga

45

dengan Amanah, sebagaimana yang telah penulis paparkan mengenai pendapat

ulama tentang cium tangan.

Beberapa Ulama pun sebagian ada yang memakruhkan tentang cium

tangan dengan alasan hal tersebut (mencium tangan) adalah As-Sajdah as-Sughro,

sebagaimana Abû ‘Ubaidah yang hendak mencium tangan ‘Umar ra, namun

‘Umar menolaknya. 82F

83

Berikut juga hadis nabi yang sering dijadikan dalil tidak dibolehkannya

cium tangan:

حدثنا يوسف بن زياد حدثنا عبدالرمحن بن زياد عن االغر أىب مسلم عن أىب ريرة قال: " دخلت يوما السوق مع رسول اهللا صلى اهللا عليه وسلم فجلس إىل البزازين ان الل السوق وازن يزن فقال له رسول اهللا صلى اهللا فاشرتى سراويل بأربعة درام، و

عليه وسلم: إيزن وأرجح، فقال الوزان: إن ذه لكلمة ما عتها من أحد ؟ قال أبو ن واجلفا يف دينك أال تعرف نبيك ؟ فطرح امليزان ريرة فقلت له: فى بك من الوووثب إىل [ يد ] النيب صلى اهللا عليه وسلم يريد أن يقبلها، فجذب رسول اهللا صلى ها ولست مبلك، إمنا أنا اهللا عليه وسلم يده منه، وقال: ذا إمنا تفعله االعاجم مبلو

83Fرجل منكم، فوزن وأرجح، وأخذ رسول اهللا صلى اهللا عليه وسلم السراويل.

84 Telah menceritakan kepada kami Yûsuf bin Ziyâd, telah

menceritakan kepada kami ‘Abdurrahman bin Ziyad, dari al- Aghor Abî Muslim, dari Abî Hurairah ia berkata: Suatu hari aku pergi ke pasar bersama Rasulullah saw dan kami pun mampir ke tempat pedagang kain dan membeli bahan seharga empat dirham, dan di pasar tersebut ada penimbang yang sedang menimbang, maka berkata Rasulullah kepada orang tersebut, “Timbanglah dan benarkan timbangan”, lantas sang penimbang tersebut berkata: Sesungguhnya aku pernah mendengar perkataan ini dari seseorang?, dan berkata Abî Hurairah, dan Aku berkata kepada orang tersebut: telah cukup kau mementingkan dunia dan lalai dari Agamamu, apakah kau tidak mengenal Nabimu? Dan dilempar timbangan orang tersebut dan segera mengambil tangan Nabi saw ingin menciumnya, maka Rasulullah menolaknya, dan bersabda:”Hal tersebut sesungguhnya adalah perbuatan orang-orang ‘Ajam terhadap raja-raja mereka, dan aku bukanlah raja, dan sesungguhnya aku adalah manusia

83 Ibnu Muflih al-Maqdisi, al-Adab as-Syar’iyah, juz.2, hal,248. 84 At-Tabrânî, Mu’jam al-Ausat, juz.6, hal. 349-350, hadis no.6594, (Dârul Haramain

1995 M-1415 H).

Page 57: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4965/2/AHMAD... · ABSTRAK “Islam sebagai agama terbesar di dunia memuliki peran penting dalam menjaga

46

seperti kalian”, maka penimbang tersebut membenarkan timbangannya, dan Rasul pun mengambil kainnya.

Hadis ini juga dijadikan dalil sebagian ulama tentang pelarangan cium

tangan,84F

85 namun hadis ini tidak sah (Hâdza Hadîtsun la yasihhu), hal ini

dikarenakan dalam periwayatan hadis ini ada seorang yang bernama Yûsuf bin

Ziyâd, dan telah berkata ad-Dâruquthnî; bahwa Yûsuf bin Ziyâd sesngguhnya ia

terkenal dengan sebutan orang yang bathil, dan ia tidak meriwayatkan hadis dari

al-Ifrîqiy (salah satu periwayat hadis) dan lainnya. 85F

86

Namun dalil di atas tidak bisa mengalahkan dalil yang telah tetap dan

sahih mengenai cium tangan, sebagaimana yang telah dikatakan oleh Al-Albani:

ثرية، يدل جمموعها على ثبوت ذلك وأما تقبيل اليد ففي الباب أحاديث وآثار الشروط اآلتية رسول اهللا صلى اهللا عليه وسلم، فنرى جواز تقبيل يد العامل إذا توفرت عن

إىل تالمذته ويتطبع على التربك االول- أال يتخذ عادة حبيث يتطبع العامل على مد يده:ان بذلك، فإن النيب صلى اهللا عليه وسلم وإن ان على الندرة، وما قبلت يده فإمنا

الثاين-أال .ما و معلوم من القواعد الفقهية ذلك فال جيوز أن جيعل سنة مستمرةما و الواقع مع بعض املشايخ اليوم. يدعو ذلك إىل تكرب العامل على غريه، ورؤيته لنفسه

سنة املصافحة، فإ�ا مشروعة بفعله الثالث-أال يؤدي ذلك إىل تعطيل سنة معلومة، ما روي يف غري ي سبب تساقط ذنوب املتصافحني ما صلى اهللا عليه وسلم وقوله، و

ا من أجل أمر أحسن أحواله أنه جائز 86F .حديث واحد، فال جيوز إلغاؤ

87 Tentang cium tangan dalam hal ini terdapat banyak hadis dan

riwayat dari salaf yang secara keseluruhan menunjukkan bahwa hadis tersebut shahih dari Nabi. Oleh karena itu, kami berpandangan bolehnya mencium tangan seorang ulama jika memenuhi beberapa syarat berikut ini:

1. Cium tangan tersebut tidaklah dijadikan sebagai kebiasaan. Sehingga orang ulama terbiasa menjulurkan tangannya kepada murid-muridnya. Begitu pula murid terbiasa ngalap berkah dengan mencium tangan

85 Lihat kitab al-Mausû’ah fî Bayâni Adillati as-Sûfiyyah, hal.198. 86 Adz-Zahabî, Talkhîs Kitab al-Maudhû’ât Li Ibni Jauzî, hal.264 (Maktabah Riyad 1998

M-1419H) 87 Muhamad Nâsiruddin al-Albâni, Silsilah as-Sahîhah, juz.1,h.302, no hadis. 160,

(Maktabah al-Ma’ârif)

Page 58: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4965/2/AHMAD... · ABSTRAK “Islam sebagai agama terbesar di dunia memuliki peran penting dalam menjaga

47

gurunya. Hal ini dikarenakan Nabi sendiri jarang-jarang tangan beliau dicium oleh para shahabat. Jika demikian maka tidak boleh menjadikannya sebagai kebiasaan yang dilakukan terus menerus sebagaimana kita ketahui dalam pembahasan kaidah-kaidah fiqh.

2. Cium tangan tersebut tidaklah menyebabkan ulama tersebut merasa sombong dan lebih baik dari pada yang lain serta menganggap dirinyalah yang paling hebat sebagai realita yang ada pada sebagai orang ‘alim.

3. Cium tangan tersebut tidak menyebabkan hilangnya sunnah Nabi yang sudah diketahui semisal jabat tangan. Jabat tangan adalah suatu amal yang dianjurkan berdasarkan perbuatan dan sabda Nabi. Jabat tangan adalah sebab rontoknya dosa-dosa orang yang melakukannya sebagaimana terdapat dalam beberapa hadis. Oleh karena itu, tidaklah diperbolehkan menghilangkan sunnah jabat tangan karena mengejar suatu amalan yang status maksimalnya adalah amalan yang dibolehkan

B. Inhina (Menundukan Badan)

Tentang membungkukan badan saya hanya memasukan satu hadis saja

karena saya tidak menemukan hadis membungkukan badan selain hadis ini di

dalam al-Kutub al-Sittah, teks hadis sebagai berikut:

1. Teks Hadis, Asbabul Wurud, dan Kualitas Hadis

ما يف حديث أنس بن مالك – وقد ورد النـهي عن النيب صلى اهللا عليه وسلم م رضي اهللا عنه – قال : ((يارسول اهللا الرجل منا يـلقى أخاه أو صديـقه ايـنحىن له؟ قال

:ال ....احلديث)) Dan sungguh telah diriwayatkan tentang larangan Inhinâ yang berasal dari Nabi saw sebagaimana yang ada pada hadis Anas bin Mâlik ra-(ia berkata): Wahai Rasulullah jika seseorang diantara kita bertemu saudaranya atau kerabatnya apakah harus menundukan badan untuknya? Maka Rasulullah saw menjawab ”Tidak”: ….(al-Hadîs)

Hadis di atas berasal dari kitab Âdabu Al-Musâfahah 87F

88 . Setelah penulis

melakukan penelusuran hadis di atas dengan menggunakan Mu’jam al-Mufahros

dengan kata kunci حنأ (j.1, hal.523), صفح (j.3, hal.326), dan لزم (j.6, hal.114) penulis

mendapatkan hadis didalam tempat sebagai berikut:

88 Muhamad Nuruddin al-banjar al-Makkî, Âdabu al-Musâfahah (Majelis Banjar Li

Tafaqquh Fî Addîn), hal.78.

Page 59: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4965/2/AHMAD... · ABSTRAK “Islam sebagai agama terbesar di dunia memuliki peran penting dalam menjaga

48

At-Tirmidzî, al-Jâmi’us Sahih wa huwa Sunan al-Tirmidzî, j.4, hal.172,

Bâb Ma Jâa Fî Al-Musâfahah.

ثـنا سويد أخبـرنا عبد الله أخبـرنا حنظلة بن عبـيد الله عن أنس بن مالك حدقال: قال رجل يا رسول الله الرجل منا يـلقى أخاه أو صديقه أيـنحين له قال ال قال

أفـيـلتزمه ويـقبـله قال ال قال أفـيأخذ بيده ويصافحه قال نـعم ذا حديث حسن قال أبو عيسى

Ibnu Mâjah, Sunan Ibnu Mâjah,j.2, hal.1220, Kitâb al-Adab, Bâb Al-

Musâfahah.

ثـنا ويع عن جرير بن حازم عن حنظلة بن عبد الرمحن ثـنا علي بن حممد حد حدالسدوسي عن أنس بن مالك قال : قـلنا يا رسول الله أيـنحين بـعضنا لبـعض قال ال قـلنا أيـعانق

بـعضنا بـعضا قال ال ولكن تصافحوا Ahmad bin Hanbal, al-Musnad Bisyarhi Ahmad Zein, j.11, hal.75, Baqî

Musnad al-Mukatstsirîn Bâb Musnad Anas bin Mâlik dengan lafaz:

ثـنا أنس بن ثـنا حنظلة بن عبد الله السدوسي قال حد ثـنا مروان بن معاوية حد حدمالك قال : قال رجل يا رسول الله أحدنا يـلقى صديقه أيـنحين له قال فـقال رسول الله

صلى الله عليه وسلم ال قال فـيـلتزمه ويـقبـله قال ال قال فـيصافحه قال نـعم إن شاء Asbabul wurud hadis : Munculnya hadis ini adalah ketika seorang

sahabat bertanya kepada Rasulullah saw, tentang bagaimana sikap seorang

muslim ketika bertemu dengan muslim lainya, apakah muslim tersebut harus

menundukan badannya?, Rasul pun menjawab: “Tidak”, lalu bertanya lagi ,

apakah kami harus memeluknya dan menciumnya?,. Sekali lagi Rasul Menjawab,

“Tidak boleh”. lalu sahabat tersebut bertanya lagi, Apakah boleh menjabat

tangannya?” Rasul menjawab, “Boleh, jika dia mau”. 88F

89

89 Abu Al-‘Ula Muhammad Al-Mubarakfuri, Tuhfatul Ahwazi, j.7, hal.513-514 (Darr al-

Fikr).

Page 60: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4965/2/AHMAD... · ABSTRAK “Islam sebagai agama terbesar di dunia memuliki peran penting dalam menjaga

49

Uraian hadis: hadis ini diriwayatkan oleh Timidzî, Ibnu Mâjah, Ahmad

bin Hanbal. Hadis ini menerangkan bagaimana sikap seseorang ketika bertemu

dengan sesama muslim, salah seorang sahabat ada yang bertanya أينحني له apakah

kami harus membungkukan badan serta punggung kami, maka nabi pun

menjawab قال ال “Tidak” karena hal tersebut merupakan ruku’ seperti halnya sujud

kepada Allah swt. 89F

90 Hadis ini juga sering dijadikan hujjah agar tidak memberikan

penghormatan dengan menundukan badan.

Kualitas Hadis: Abû ‘Îsa berkata: “Hadza hadisun sahîhun” (Hadis

hasan sahîh) dalam Sunan al-Tirmidzî, j.4, hal.172, Bâb Ma Jâa Fî Al-Musâfahah,

dan juga dinilai hasan oleh Al-Albâni Dalam Muhammad Nâsirudin al-Al-Bâni,

Silsilah al-Ahâdits al-Sahîhah: wa Syaiun min Fiqhiha wa Fawâidiha (Riyad:

Maktabah al-Ma’arif,1987). Hadis no. 160.

2. Pendapat Ulama Hadis Tentang Inhina (Menundukan Badan)

Para ulama berbeda pendapat mengenai Inhina (menundukan badan ketika

bertemu), sebagian memakruhkan hal tersebut, dan sebagian lainnya

mengharamkan. Saya tidak menemukan satu pendapat pun tentang

disunnahkannya Inhina, akan tetapi ada ulama yang membolehkan hal

tersebut,berikut pendapat-pendapat ulama tentang Inhina:

Al-Kasymiriy pengarang kitab al-‘Arfu asy-Syadzi Syarh Sunan At-

Tirmîdzî mengomentari hadis no.4 sebagai berikut :

ما يف فتاوى احلنفية 90Fوأما االحنناء عند املالقاة فمكروه حترميا

91 Dan adapun Inhina ketika berjumpa maka hukumnya makruh yang mendekati keharaman sebagaimana yang ada di kitab Fatâwa al-Hanafiah.

90 Abu Al-‘Ula Muhammad Al-Mubarakfuri, Tuhfatul Ahwazi, j.7, hal.514 (Darr al-Fikr). 91 Muhammad Anwarsyah al-Kasymiriy, al-‘Arfu as-Syadziy Syarh Sunan Tirmidzî, juz.4,

hal.151, (Darr al-Hayâ:Beirut 1425 H-2004 M)

Page 61: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4965/2/AHMAD... · ABSTRAK “Islam sebagai agama terbesar di dunia memuliki peran penting dalam menjaga

50

Al-Munâwi di dalam Faidul Qodîr mengatakan bahwa sunnah ketika

bertemu bukanlah dengan isyarat tangan, Inhina, atau selain daripada itu, karena

yang disyariatkan adalah memberi salam, berikut komentarnya:

ر أو اإلشارة بشئ مما ذ فال يكفي إلقامة السنة أن يأيت بالتحية بغري لفظ باالحنناء وال بلفظ غري السالم ومن فعل ذلك مل جيب جوابه ومن سلم ال جيزئ يف جوابه

حتية النصارى وضع اليد على الفم ، واليهود اإلشارة األصبع ، …………إال السالمي ,والوس االحنناء ، والعرب حياك اهللا ، وامللوك أنعم صباحا واملسلمني السالم عليكم و

91F.أشرف التحيات وأرمها

92 Maka tidak cukup untuk menghidupkan sunnah, yaitu menghormati dengan meninggalkan salam, seperti hanya dengan menggunakan isyarat dengan sesuatu sebagaimana yang telah disebutkan, atau dengan hanya menundukan badan tanpa membarengi dengan salam, dan barang siapa yang melakukan hal tersebut maka tidak wajib dijawab/menghiraukannnya, dan siapa saja yang memberi salam maka tidak dibolehkan menjawab dengan kalimat yang lain kecuali salam…… adapun penghormatan orang Nasrâni adalah dengan menaruh tangan diatas mulut, orang Yahûdi dengan isyarat tangan, orang Majûsi denga Inhina, orang Arab mengucapakan Hayâkallâh, para Raja-raja terdahulu mengucapkan tuhan memberikan nikmat pagi ini, dan kaum muslim dengan salam as-salâmu’alaikum dan ucapan tersebut adalah penghormatan paling mulia dan paling mulia diantara penghormatan.

Bahkan pen-Syarh Riyâdu as-Sâlihîn yaitu Ibnu ‘Allân berpendapat bahwa

Inhina termasuk perbuatan bid’ah yang mendekati keharaman:

وع 92F.قال ابن عالن الشافعي: من البدع اررمة االحنناء عند اللقاء بيئة الر

93 Telah berkata Ibnu ‘Allân asy-Syâfi’î: Dan termasuk bid’ah yang

diharamkan adalah menundukan badan ketika bertemu menyerupai ruku’. Namun An-nawawi hanya sampai pada tingkat kemakruhan saja, tidak sampai kepada keharaman, berikut pendpatnya di dalam al-Majmû’:

ل حال لكل أحد حلديث أنس السابق ... وقوله أينحىن يكره حين الظهر يف 93Fقال: "ال"، وال معارض له.

94

92 Al-Munâwi, Faidul Qodir Syar al-Jâmi’ as-Sagîr,juz.6, hal.402, (Dar al-Ma’rifah:Beirut cet.ke-2 1391H-1972M).

93 Ibnu ‘Allân, Dalîlu al-Fâlihîn Li Thurûqi Riyâdus Salihin,juz. 6, hal. 27, (Darul Kitâb:Libanon)

94 Abi Zakaria An-Nawâwiy, al-Majmu’,(al-Mamlakah al-‘Arabiyah), j.4, hal.476.

Page 62: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4965/2/AHMAD... · ABSTRAK “Islam sebagai agama terbesar di dunia memuliki peran penting dalam menjaga

51

Dan telah dimakruhkan menundukan badan pada setiap kesempatan untuk siapapun dikarenakan hadis yang diriwayatkan Anas,…. Dan redaksi tersebut ” apakah boleh menundukan badan, maka nabi menjawab,”

Berikut pendapat-pendapat para ulama yang telah di himpun oleh

Ibnu Muflih al-Maqdisi dalam kitab al-Adab as-Syar’iyyah:

1. Ibnu Muflih juga mengutip pendapat An-Nawâwie tentang makruhnya Inhina:

ريا النـووي معانـقة القادم من السفر مستحبة وأن ر أبو ز وتكره مصافحة الكافر وذناء مكروه وأن تـقبيل يد الرجل الصالح مستحب 94F95 .االحن

Berkata Ibnu Muflih al-Maqdisi: Bahwa telah dimakruhkan berjabatan tangan dengan orang kafir, dan telah menyebutkan Abû Zakaria an-Nawâwiy: Bahwa memeluk orang yang baru pulang dari perjalanan jauh adalah sunnah, dan sesungguhnya menundukan badan ketika berjumpa adalah makruh, dan mencium tangan seorang yang saleh adalah sunnah.

2. Dari beberapa pendapat yang saya cantumkan, hanya pendapat inilah yang membolehkan Inhina, karena Inhina adalah sujudnya malaikat kepada Adam as.

ين أبو المعايل و سجود المالئكة ا :قال الشيخ وجيه الد ناء الظهر جائز وقيل لتحية باحن95Fآلدم ، وقيل السجود حقيقة .

96 Dan telah berkata Syeikh Wajîhuddîn Abû al-Ma’âli: Penghormatan dengan menundukan badan adalah boleh dan telah dikatakan hal tersebut adalah seperti sujudnya Malaikat kepada Adam as, dan dikatakan sujudnya adalah seperti itu.

3. Analisa Hadis Inhina

Hadis nomor 4, yang diriwayatkan oleh al-Barrô adalah hadis yang

menjadi dalil para ulama tentang larangan inhina.

ما يف حديث أنس بن مالك – وقد ورد النـهي عن النيب صلى اهللا عليه وسلم م رضي اهللا عنه – قال : ((يارسول اهللا الرجل منا يـلقى أخاه أو صديـقه ايـنحىن له؟ قال

96F:ال ....احلديث))

97

95 Ibnu Muflih al-Maqdisi, al-Adab as-Syar’iyah, juz.2, hal,249. 96 Ibnu Muflih al-Maqdisi, al-Adab as-Syar’iyah, juz.2, hal,250. 97 Hadis ini diriwayatkan oleh. Al-Tirmidzî di dalam Sunan-nya, Ibnu Mâjah di dalam

Sunan-nya, dan Ahmad bin Hanbal di dalam Musnad-nya. Hadis telah dicantumkan pada bab III.

Page 63: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4965/2/AHMAD... · ABSTRAK “Islam sebagai agama terbesar di dunia memuliki peran penting dalam menjaga

52

Dan sungguh telah diriwayatkan tentang larangan Inhinâ yang berasal dari Nabi saw sebagaimana yang ada pada hadis Anas bin Mâlik ra-(ia berkata): Wahai Rasulullah jika seseorang diantara kita bertemu saudaranya atau kerabatnya apakah harus menundukan badan untuknya? Maka Rasulullah saw menjawab ”Tidak”: ….(al-Hadîs)

Yang dimaksudkan dengan pengertian inhina disini adalah

membungkukan badan ketika jabat tangan hampir menyerupai ruku’, hal itu

dilakukan sebagai pengagungan kepada muslim atasnya. 97 F

98

Berdasarkan hadis di atas ulama menyimpulkan ada dua hasil hukum yang

disimpulkan:

1. Maka telah ada yang menghukumi inhina adalah Mubah, sebagaimana

yang telah biasa dilakukan umat muslim di dalam kehidupan sehari-hari.

2. Dan sungguh inhina adalah salah satu kewajiban di dalam sholat yang

tidak sah sholat jika meninggalkannya. 98F

99

ين أبو المعايل و سجود ا :قال الشيخ وجيه الد ناء الظهر جائز وقيل لتحية باحن99Fالمالئكة آلدم ، وقيل السجود حقيقة .

100 Dan telah berkata Syeikh Wajîhuddîn Abû al-Ma’âli:

Penghormatan dengan menundukan badan adalah boleh dan telah dikatakan hal tersebut adalah seperti sujudnya Malaikat kepada Adam as, dan dikatakan sujudnya adalah seperti itu.

Yang dimaksud dibolehkannya inhina oleh Abû al-Ma’âli adalah

sebagaimana kebiasaan inhina yang kita lakukan sehari-hari, yaitu dengan sedikit

membungkukan badan ketika kita berjumpa dengan muslim lainnya, bukan

menundukan badan ketika bertemu dengan seorang yang dianggap terhormat lalu

pada jarak masih jauh dia sudah membungkukan badannya dan berjalan dengan

98Lihat al-Mausû’ah al-Fiqhiyyah al-Kuwaitiyyah,juz. 6, hal.322, (Daulah al-Kuwaiti). 99 al-Mausû’ah al-Fiqhiyyah al-Kuwaitiyyah,juz. 6, hal.323, lihat juga Muhammad

Nûruddîn al-Banjarî, Âdab al-Musâfahah, h. 100 Ibnu Muflih al-Maqdisi, al-Adab as-Syar’iyah, juz.2, hal,250.

Page 64: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4965/2/AHMAD... · ABSTRAK “Islam sebagai agama terbesar di dunia memuliki peran penting dalam menjaga

53

berjongkok, hal inilah yang dimaksudkan rukuk ataupun sujud yang dimaksud

para ulama tidak boleh dilakukan terhadap manusia.

Namun Ibnu Salah tetap berpendapat bahwa tunduk/sujud kepada manusia

dengan berbagai bentuk apapun adalah haram, mengenai firman Allah tentang

kejadian sujudnya saudara-saudara Yusuf adalah syariat sebelum kita, dan tidak

berlaku pada syari’at kita.100F

101 Telah berkata para ulama: Bahwa sujud disini adalah

sujud penghormatan bukan sujud ibadah, dan beginilah cara mereka

mengucapkan salam dengan bertakbir yaitu menundukan badan, akan tetapi Allah

telah menghapus syariat tersebut, dan menjadikan kalam (As-salâmu’alaikum wr

wb) sebagai pengganti dari menundukan badan dan berdiri untuk penghormatan.

101F

102 An-Nawâwie berpendapat bolehnya menundukan badan untuk mencium

tangan, bahkan mensunnahkan hal tersebut. Namun jika inhina dengan

membungkungkan hampir seluruh badan maka an-Nawâwie memakruhkannnya.

Inhina juga disebut-sebut sebagai penghormatannya para malaikat kepada

Adam as, tentang sujudnya malaikat, di dalam Tafsir Jalâlain dikatakan :

{ فـقعوا له ساجدين } سجود حتية باالحنناء .102F

103 Maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud (tafsirnya: Sujudnya Malaikat di sini adalah penghormatan dengan menundukan badan). Berkata Ibnu Taimiyyah:

ما يف الرتمذي عن النيب صلى االحنناء وأما عليه اهللا عند التحية : فينهى عنه وع والسجود ال وسلم " أ�م سألوه عن الرجل يلقى أخاه ينحىن له ؟ قال : ال " ؛ وألن الر

ما يف قصة ان ذا على وجه التحية يف غري شريعتنا جيوز فعله إال هللا عز وجل وإن

101 Ibnu ‘Allân, Dalîlu al-Fâlihîn Li Thurûqi Riyâdus Salihin,juz. 6, hal. 27-28, (Darul

Kitâb:Libanon) 102 Ibnu ‘Arabi, Ahkâmu al-Qur’an, juz, 5, hal. 92. 103 Jalâluddîn al-Mahallî dan Jalâluddîn as-Suyûthî, Tafsir Jalâlain,surat al-Hijr ayat 29,

hal.213, (Darul Fikr 1981 M- 1401 H)

Page 65: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4965/2/AHMAD... · ABSTRAK “Islam sebagai agama terbesar di dunia memuliki peran penting dalam menjaga

54

يوسف ( وخروا له سجدا وقال يا أبت ذا تأويل رؤياي من قبل ) ويف شريعتنا ال يصلح وع الناقص .السجود إال هللا وعاالحنناء واملراد بالر 103F الذي ال يبلغ حد الر

104

Dan adapun inhina ketika memberi hormat: Maka dilarang sebagaimana yang ada pada hadis Tirmidzi dari Nabi saw” mereka bertanya tentang seseorang yang bertemu dengan saudaranya, apakah dia harus menundukan badan? Maka menjawab Nabi:”Tidak”, dikarenakan ruku’ dan sujud tidak boleh dilakukan kecuali hanya kepada Allah, dan adapun sujud penghormatan itu boleh, akan tetapi itu bukan dari syariat kita, sebagaimana pada cerita Yusuf (Dan mereka (semuanya) merebahkan diri seraya sujud kepada Yusuf. dan berkata Yusuf: "Wahai ayahku Inilah ta'bir mimpiku yang dahulu itu.) dan dalam syariat kita tidak dibenarkan sujud kepada selain Allah.

C. Berdiri Menyambut Kedatangan Seseorang

Ada tiga hadis yang saya masukan pada pembahasan berdiri menyambut

seseorang.

1. Teks Hadis, Asbabul Wurud, dan Kualitas Hadis

Hadis pertama:

ثين عقيل ، عن ابن ثين الليث قال : حد ثـنا عبد اهللا بن صالح قال : حد حدعب عب بن مالك ، أن عبد اهللا بن شهاب قال : أخبـرين عبد الرمحن بن عبد اهللا بن

عب بن مالك حيدث حديثه عب من بنيه حني عمي - قال : عت ان قائد - وحني لف عن رسول اهللا صلى اهللا عليه وسلم عن غزوة تبوك ، فتاب اهللا عليه : وآذن رسول اهللا صلى اهللا عليه وسلم بتوبة اهللا علينا حني صلى صالة الفجر ، فتلقاين الناس

فوجا فوجا ، يهنوين بالتوبة يقولون : لتهنك توبة اهللا عليك ، حىت دخلت املسجد ، فإذا برسول اهللا صلى اهللا عليه وسلم حوله الناس ، فقام إيل طلحة بن عبيد اهللا يهرول ، حىت

ناين ، واهللا ما قام إيل رجل من املهاجرين غريه ، ال أنساا لطلحة صافحين و“Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullâh bin Sôleh (dia

berkata): menceritakan kepadaku al-Lais (dia berkata): telah menceritakan kepadaku 'Uqail, dari Ibnu Syihâb (ia berkata): telah memberitakan kepaku 'Abdur Rahman bin 'Abdullâh bin Ka'ab bin Mâlik, bahwa -Abdullah bin Ka'ab adalah salah seorang putra Ka'ab yang mendampingi Ka'ab ketika buta- (ia berkata): 'Saya pernah mendengar Ka'ab bin Malik menceritakan peristiwa tentang dirinya ketika ia tertinggal dari Rasulullah

104 Ibnu Taimiyah, Majmu' al-Fatâwa, Juz.1, hal. 277, (al-Mamlakah al-Harômain)

Page 66: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4965/2/AHMAD... · ABSTRAK “Islam sebagai agama terbesar di dunia memuliki peran penting dalam menjaga

55

saw dalam perang Tâbuk., maka ia (Ka’ab) bertaubat kepada Allah swt, dan Rosulullah pun memberitahu bahwa taubatnya diterima oleh Allah swt, pada saat itu Ka’ab baru selesai Shalat Fajar, ka’ab bercerita: Tiba-tiba saya mendengar seseorang berteriak dengan lantangnya berteriak bahwa taubatku telah diterima, setelah itu aku berangkat menuju Rasulullah saw, sementara orang-orang berbondong-bondong menemuiku mengucapkan : ‘Semoga taubat Allah atasmu membuatmu bahagia’. Hingga aku masuk masjid, ternyata Rasulullah saw sedang duduk dikerumuni orang-orang. Maka Talhah bin ‘Ubaidillah saw berlari-lari hingga menjabat tanganku. Demi Allah, tidak ada orang Muhâjirîn yang berdiri selain dia, aku tidak akan melupakan Tolhah.” Hadis di atas berasal dari kitab al-Adab al-Mufrad.104F

105 Sedangkan penulis

mendapatkan hadis lain dalam kitab Mu’jam al-Mufahros dengan kata kunci خلف

j.2, hal.66, dan هنأ j.7, hal.109 penulis mendapatkan hadis ditempat sebagai

berikut:

Al-Bukhârî, Sahîh al-Bukhârî, (Beirut:Libanon), j.3, hal.82-90, Kitâb

Maghôzi Bâb Hadîtsu Ka’ab bin Mâlik.

ثـنا الليث عن عقيل عن ابن شهاب عن عبد الرمحن بن ثـنا حيىي بن بكري حد حدعب من بنيه حني ان قائد عب بن مالك و عب بن مالك أن عبد الله بن عبد الله بن

لف عب مل أ لف عن قصة تـبوك قال عب بن مالك حيدث حني عت عمي قال ا إال يف غزوة تـبوك ...( الحديث عن رسول الله صلى الله عليه وسلم يف غزوة غزا

لة وأنا على ظهر بـيت من بـيوتنا طويل )... فـلما صليت صالة الفجر صبح مخسني ليـر الله قد ضاقت علي نـفسي وضاقت علي األرض مبا نا أنا جالس على احلال اليت ذ فـبـيـ

عب بن مالك أبشر قال عت صوت صارخ أوىف على جبل سلع بأعلى صوته يا رحبت فخررت ساجدا وعرفت أن قد جاء فـرج وآذن رسول الله صلى الله عليه وسلم بتـوبة الله

ض ب قبل صاحيب مبشرون ور ب الناس يـبشرونـنا وذ نا حني صلى صالة الفجر فذ عليـان الصوت أسرع من الفرس فـلما إيل رجل فـرسا وسعى ساع من أسلم فأوىف على اجلبل و

عت صوته يـبشرين نـزعت له ثـويب فكسوته إيامها ببشراه والله ما أملك جاءين الذي

105 Al-Bukhârî, al-Adab al-Mufrad,(Darr al-Kutub al-Islami 2008) j.1, hal,222. Bâb

Qiyâmu ar-Julu li Akhîhi.

Page 67: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4965/2/AHMAD... · ABSTRAK “Islam sebagai agama terbesar di dunia memuliki peran penting dalam menjaga

56

رمها يـومئذ واستـعرت ثـوبـني فـلبستـهما وانطلقت إىل رسول الله صلى الله عليه وسلم غيـعب حىت فـيتـلقاين الناس فـوجا فـوجا يـهنوين بالتـوبة يـقولون لتـهنك تـوبة الله عليك قال

دخلت المسجد فإذا رسول الله صلى الله عليه وسلم جالس حوله الناس فـقام إيل طلحة ناين والله بن عبـيد الله يـهرول ره وال حىت صافحين و ما قام إيل رجل من المهاجرين غيـ

ا لطلحة ......إخل أنساMuslim, Sahîh Muslim, (Beirut:Libanon), j.8, hal.105-112, Kitâb at-

Taubah Bâb Hadîtsu at-Taubah Ka’ab bin Mâlik wa Sâhibih.

ر أمحد بن عمرو بن عبد الله بن عمرو بن سرح موىل بين أمية ثين أبو الطا حدب أخبـرين يونس عن ابن شهاب قال مث غزا رسول الله صلى الله عليه أخبـرين ابن وو يريد الروم ونصارى العرب بالشام قال ابن شهاب فأخبـرين عبد وسلم غزوة تـبوك و

عب من بنيه ان قائد عب عب بن مالك : أن عبد الله بن الرمحن بن عبد الله بن لف عن رسول الله صلى الله عب بن مالك حيدث حديثه حني عت حني عمي قال

لف عن رسول الله صلى الله عليه عب بن مالك مل أ عليه وسلم يف غزوة تـبوك قال لفت يف غزوة بدر ...( ر أين قد ا قط إال يف غزوة تـبوك غيـ الحديث وسلم يف غزوة غزا

نا طويل لة على ظهر بـيت من بـيوتنا فـبـيـ )... قال مث صليت صالة الفجر صباح مخسني ليـر الله عز وجل منا قد ضاقت علي نـفسي وضاقت علي أنا جالس على احلال اليت ذعب بن عت صوت صارخ أويف على سلع يـقول بأعلى صوته يا األرض مبا رحبت

مالك أبشر قال فخررت ساجدا وعرفت أن قد جاء فـرج قال فآذن رسول الله صلى الله ب ب الناس يـبشرونـنا فذ نا حني صلى صالة الفجر فذ عليه وسلم الناس بتـوبة الله عليـض رجل إيل فـرسا وسعى ساع من أسلم قبلي وأوىف اجلبل فكان قبل صاحيب مبشرون ور

عت صوته يـبشرين فـنـزعت له ثـويب الصوت أسرع من الفرس فـلما جاءين الذي رمها يـومئذ واستـعرت ثـوبـني فـلبستـهما فانطلقت فكسوتـهما إياه ببشارته والله ما أملك غيـأتأمم رسول الله صلى الله عليه وسلم يـتـلقاين الناس فـوجا فـوجا يـهنئوين بالتـوبة ويـقولون

لتـهنئك تـوبة الله عليك حىت دخلت المسجد فإذا رسول الله صلى الله عليه وسلم جالس نأين والله ما يف المسجد وحوله الناس فـقام طلحة بن عبـيد الله يـهرول حىت صافحين و

ا لطلحة ....إخل عب ال يـنسا ره قال فكان قام رجل من المهاجرين غيـ

Page 68: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4965/2/AHMAD... · ABSTRAK “Islam sebagai agama terbesar di dunia memuliki peran penting dalam menjaga

57

Abû Dâwud, Sunan Abî Dâwud, j.3, hal.88-89, Kitâb al-Jihâd Bâb Fî I’tôi

al-Basyîr.

ب أخبـرين يونس عن ابن شهاب قال أخبـرين عبد ثـنا ابن السرح أخبـرنا ابن و حدعب بن مالك عت عب قال عب بن مالك أن عبد الله بن الرمحن بن عبد الله بن عتـني مث ع فيه ر ان النيب صلى الله عليه وسلم إذا قدم من سفر بدأ بالمسجد فـر قال :

جلس للناس وقص ابن السرح احلديث قال ونـهى رسول الله صلى الله عليه وسلم و المنا أيـها الثالثة حىت إذا طال علي تسورت جدار حائط أيب قـتادة و المسلمني عن

لة على ابن عمي فسلمت عليه فـوالله ما رد علي السالم مث صليت الصبح صباح مخسني ليـعت عب بن مالك أبشر فـلما جاءين الذي ظهر بـيت من بـيوتنا فسمعت صارخا يا

صوته يـبشرين نـزعت له ثـويب فكسوتـهما إياه فانطلقت حىت إذا دخلت المسجد فإذا رسول الله صلى الله عليه وسلم جالس فـقام إيل طلحة بن عبـيد الله يـهرول حىت صافحين

نأين وAhmad bin Hanbal, al-Musnad Bisyarhi Ahmad Zein, j.12, hal.314-317,

no.15729, Musnad al-Makkiyyîn Bâb Hadîtsu Ka’ab Mâlik al-Ansâri dengan

lafaz:

ه ري حممد بن عبد الله عن عم ثـنا ابن أخي الز يم حد ثـنا يـعقوب بن إبـرا حدعب بن مالك أن عبد ري قال أخبـرين عبد الرمحن بن عبد الله بن حممد بن مسلم الز

عب من بنيه حني عمي قال ان قائد عب بن مالك و عب بن مالك : الله بن عت

عب لف عن رسول الله صلى الله عليه وسلم يف غزوة تـبوك فـقال حيدث حديثه حني ا قط إال يف غزوة لف عن رسول الله صلى الله عليه وسلم يف غزوة غري بن مالك مل أ

لفت يف غزوة بدر ...( نت ر أين )... قال مث صليت صالة الحديث طويلتـبوك غيـر نما أنا جالس على احلال اليت ذ لة على ظهر بـيت من بـيوتنا فـبـيـ الفجر صباح مخسني ليـ

عت الله تـبارك وتـعاىل منا قد ضاقت علي نـفسي وضاقت علي األرض مبا رحبت عب بن مالك أبشر قال فخررت صارخا أوىف على جبل سلع يـقول بأعلى صوته يا

ساجدا وعرفت أن قد جاء فـرج وآذن رسول الله صلى الله عليه وسلم بتـوبة الله تـبارك ب قبل صاحيب يـبشرون ب الناس يـبشرونـنا وذ نا حني صلى صالة الفجر فذ وتـعاىل عليـ

ض إيل رجل فـرسا وسعى ساع من أسلم وأوىف اجلبل فكان الصوت أسرع من الفرس ور

Page 69: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4965/2/AHMAD... · ABSTRAK “Islam sebagai agama terbesar di dunia memuliki peran penting dalam menjaga

58

عت صوته يـبشرين نـزعت له ثـويب فكسوتـهما إياه ببشارته والله ما فـلما جاءين الذي رمها يـومئذ فاستـعرت ثـوبـني فـلبستـهما فانطلقت أتأمم رسول الله صلى الله عليه أملك غيـ

وسلم يـلقاين الناس فـوجا فـوجا يـهنئوين بالتـوبة يـقولون ليـهنك تـوبة الله عليك حىت دخلت المسجد فإذا رسول الله صلى الله عليه وسلم جالس يف المسجد حوله الناس فـقام إيل

ره نأين والله ما قام إيل رجل من المهاجرين غيـ طلحة بن عبـيد الله يـهرول حىت صافحين وا لطلحة ..... إخل عب ال يـنسا قال فكان

Asbabul wurud hadis: Sebab munculnya hadis ini adalah ketika sahabat

Ka’ab bin Mâlik tidak ikut dalam perang Tâbuk, maka ia kena sangsi yaitu

dikucilkan selama 50 malam, maka tatkala taubatnya diterima Ka’ab pun

menghampiri Nabi Muhammad saw, ketika ka’ab hendak masuk masjid untuk

menghampiri Nabi salah seorang sahabat yang bernama Talhah bin ‘Ubaidillah

berdiri seraya menghampiri dan mengucapkan selamat atas taubatnya yang telah

diterima.

Uraian hadis: Hadis ini diriwayatkan oleh Al-Bukhârî, Muslim, Abû

Dâud, dan Ahmad bin Hanbal. Ka’ab bin Malik berkata: دخلت المسجد “ Saya

masuk kedalam masjid, dan Rasulullah saw telah berada didalam masjid. فقام إلي

105طلحة بن عبيد هللا F

Lalu Thalhah bin ‘Ubaidillâh berdiri bergegas menuju يهرول106

kepadaku, hingga menjabat tanganku dan mengucapkan selamat حتى صافحني و هناني

kepadaku. 106F

107

Kualitas hadis: penulis berpendapat bahwa hadis ini sahih karena terdapat

pada kitab Sahîhain.

Hadis Kedua:

106 ‘Ubaidillâh bin Talhah adalah salah satu “al-‘Asroh al-Mubâsyaroh (sepuluh sahabat

yang telah dijamin masuk surga). 107 Badruddîn al-‘Ainî, ‘Umdatul Qôri Syarh Sahîh Al-Bukhârî (Darr al-Fikr-2002) ,Juz.

12, hal. 379-380, Lihat juga al-Jauziyyah, ‘Aun al-Ma’bud, juz. 7, hal. 364.

Page 70: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4965/2/AHMAD... · ABSTRAK “Islam sebagai agama terbesar di dunia memuliki peran penting dalam menjaga

59

حدثنا حممد بن عرعرة قال : حدثنا شعبة ، عن سعد بن إبرايم ، عن أيب أمامة بن سهل بن حنيف ، عن أيب سعيد اخلدري ، أن ناسا نزلوا على حكم سعد بن معاذ ، فأرسل إليه ، فجاء على محار ، فلما بلغ قريبا من املسجد قال النيب صلى اهللا عليه وسلم

م » ، فقال : « يا سعد إن ؤالء نزلوا على حكمك » ، م ، أو سيد : « ائتوا خريفقال سعد : أحكم فيهم أن تقتل مقاتلتهم ، وتسىب ذريتهم ، فقال النيب صلى اهللا عليه

وسلم : « حكمت حبكم اهللا » ، أو قال : « حكمت حبكم امللك »Telah bercerita kepada kami Muhammad bin 'Ar'arah(ia berkata):

telah bercerita kepada kami Syu'bah, dari Sa'ad bin Ibrahim, dari Abû Umâmah bin Sahal bin Hunaif dari Abû Sa'îd Al-Khudriy ra, bahwa orang-orang (Bani Quraizhah) setuju dengan ketetapan hukum yang akan diputuskan oleh Sa'ad bin Mu'adz. Maka beliau mengutus orang untuk memanggilnya, dia pun datang dengan menunggang keledai. Ketika sudah dekat dengan masjid, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Sambutlah kalian untuk orang terbaik kalian dan pemimpin kalian". Lalu beliau melanjutkan: "Wahai Sa'ad, mereka telah setuju dengan keputusan yang akan kamu buat". Sa'ad berkata; "Akan kuputuskan mereka bahwa agar para tentara perang mereka harus dibunuh dan anak-anak mereka dijadikan tawanan". Maka Beliau saw berkata: "Sungguh kamu telah memutuskan hukum mereka dengan hukum Allah (Raja diraja) ".

Hadis di atas berasal dari kitab al-Adab al-Mufrad.107F

108 Sedangkan penulis

mendapatkan hadis lain dalam kitab Mu’jam al-Mufahros dengan kata kunci نزل

j.6, h.414, dan خير j.2 , h.98 penulis mendapatkan hadis ditempat sebagai berikut:

Al-Bukhârî, Sahîh Al-Bukhârî, j.2, hal.313, Kitâb Manâqib Bâb Manâqib

Sa’d bin Mu’adz

يم عن أيب أمامة بن سهل ثـنا شعبة عن سعد بن إبـرا ثـنا حممد بن عرعرة حد حدبن حنـيف عن أيب سعيد اخلدري رضي الله عنه :أن أناسا نـزلوا على حكم سعد بن معاذ فأرسل إليه فجاء على محار فـلما بـلغ قريبا من المسجد قال النيب صلى الله عليه وسلم ؤالء نـزلوا على حكمك قال فإين أحكم م فـقال يا سعد إن قوموا إىل خريم أو سيد

فيهم أن تـقتل مقاتلتـهم وتسىب ذراريـهم قال حكمت حبكم الله أو حبكم الملك

108 Al-Bukhârî, al-Adab al-Mufrad,(Darr al-Kutub al-Islami) j.1, h,222. Bâb Qiyâmu ar-

Julu li Akhîhi.

Page 71: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4965/2/AHMAD... · ABSTRAK “Islam sebagai agama terbesar di dunia memuliki peran penting dalam menjaga

60

Muslim, Sahîh Muslim, j.5, hal.160, Kitâb al-Jihâd wa al-Sair Bâb Jawâzu

Qitâli min Ahli al-‘Ahdi..

ثـنا أبو بكر بن أيب شيبة وحممد بن المثـىن وابن بشار وألفاظهم متـقاربة قال حدثـنا شعبة عن ثـنا حممد بن جعفر حد ثـنا غندر عن شعبة و قال اآلخران حد أبو بكر حدعت أبا سعيد اخلدري عت أبا أمامة بن سهل بن حنـيف قال يم قال سعد بن إبـرا

ل قـريظة على حكم سعد بن معاذ فأرسل رسول الله صلى الله عليه وسلم إىل قال :نـزل أسعد فأتاه على محار فـلما دنا قريبا من المسجد قال رسول الله صلى الله عليه وسلم

ؤالء نـزلوا على حكمك قال تـقتل م أو خريم مث قال إن لألنصار قوموا إىل سيدا قال مقاتلتـهم وتسيب ذريـتـهم قال فـقال النيب صلى الله عليه وسلم قضيت حبكم الله ورمب

ا قال قضيت حبكم الملك ر ابن المثـىن ورمب قضيت حبكم الملك ومل يذAbû Dâwud, Sunan Abî Dâwud, j.4, hal.355, Kitâb al-Adab Bâb mâ Jâa fi

al-Qiyâm.

يم عن أيب أمامة بن سهل ثـنا شعبة عن سعد بن إبـرا ثـنا حفص بن عمر حد حدل قـريظة لما نـزلوا على حكم سعد أرسل إليه النيب بن حنـيف عن أيب سعيد اخلدري :أن أ

صلى الله عليه وسلم فجاء على محار أقمر فـقال النيب صلى الله عليه وسلم قوموا إىل م أو إىل خريم فجاء حىت قـعد إىل رسول الله صلى الله عليه وسلم سيد

Ahmad bin Hanbal, al-Musnad Bisyarhi Ahmad Zein, j.10, hal.72-73,

Kitâb Bâqî Musnad al-Mukatstsirîn min as-Sahabah Bâb Musnad Abi Sa’îd al-

Khudriyi dengan lafaz:

عت يم عن أيب أمامة بن سهل قال ثـنا شعبة عن سعد بن إبـرا ثـنا حممد حد حدل قـريظة على حكم سعد بن معاذ قال فأرسل رسول الله أبا سعيد اخلدرى قال :نـزل أ

صلى الله عليه وسلم إىل سعد فأتاه على محار قال فـلما دنا قريبا من المسجد قال رسول ؤالء نـزلوا على حكمك م أو خريم مث قال إن الله صلى الله عليه وسلم قوموا إىل سيدقال تـقتل مقاتلتـهم وتسىب ذراريـهم قال فـقال النيب صلى الله عليه وسلم لقد قضيت حبكم

ا قال قضيت حبكم الملك الله ورمب

Page 72: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4965/2/AHMAD... · ABSTRAK “Islam sebagai agama terbesar di dunia memuliki peran penting dalam menjaga

61

Asbabul wurud hadis: Latar belakang hadis di atas adalah sehubungan

dengan Sa'ad R.a , pemimpin para shahabat Anshar yang terluka.Dalam kondisi

seperti itu , Rasulullah saw memintanya agar ia memberi putusan hukum dalam

perkara orang Yahudi. Maka Sa'ad pun mengendarai himâr (keledai). Ketika

sampai ditujuan , Rasulullah saw berkata kepada orang-orang Anshar :"Berdirilah

kepada pemimpin kalian dan turunkanlah."

Uraian hadis: Hadis keenam, hadis ini diriwayatkan oelh Bukhârî,

Muslim, Abû Dâud, dan Ahmad bin Hanbal. قريبا من المسجد maka tatkala Sa’ad bin

Mu’adz telah dekat dengan masjid, Rasulullah pun bersabda: “ " قوموا إلى سيدكم أو

,berdirilah dan sambut tuanmu atau orang terbaik diantara kamu sekalian خيركم

khitob خيركم bisa menjadi dua alasan kenapa menggunakan kalimat إلى سيدكم

sayyidikum au khoirikum, 1. Karena Sa’ad bin Mu’adz adalah tuannya kaum

Ansôr, 2. Karena pada saat kejadian tersebut tidak ada orang terbaik selain Sa’ad

bin Mu’adz sampai nabi memuji Sa’ad لقد حكمت بما جكم به المالك "Sungguh kamu

telah memutuskan hukum mereka dengan hukum Allah (Raja diraja) ". 108F

109

Kualitas hadis: penulis berpendapat bahwa hadis ini sahih karena terdapat

pada kitab Sahîhain, disamping itu al-Bâni hadis di atas sahih (Dalam kitab

Muhammad Nâsirudin Al-Bâni, Silsilah al-Ahâdits al-Sahîhah: wa Syaiun min

Fiqhiha wa Fawâidiha (Riyad: Maktabah al-Ma’arif,1987). Hadis no. 67.

Hadis Ketujuh: حدثنا حممد بن احلكم قال : أخربنا النضر قال : حدثنا إسرائيل قال : أخربنا

ميسرة بن حبيب قال : أخربين املنهال بن عمرو قال : حدثتين عائشة بنت طلحة ، عن ان أشبه بالنيب صلى عائشة أم املؤمنني رضي اهللا عنها قالت : ما رأيت أحدا من الناس ان النيب صلى اهللا عليه الما وال حديثا وال جلسة من فاطمة ، قالت : و اهللا عليه وسلم

109 Badruddîn al-‘Ainî, ‘Umdatul Qôri Syarh Sahîh Bukhôrî (Darr al-Fikr-2002) ,Juz. 11,

h. 516, Lihat juga al-Jauziyyah, ‘Aun al-Ma’bud, juz. 14, h. 99-100

Page 73: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4965/2/AHMAD... · ABSTRAK “Islam sebagai agama terbesar di dunia memuliki peran penting dalam menjaga

62

وسلم إذا رآا قد أقبلت رحب با ، مث قام إليها فقبلها ، مث أخذ بيدا فجاء با حىت انت إذا أتاا النيب صلى اهللا عليه وسلم رحبت به ، مث قامت إليه جيلسها يف مكانه ، وفقبلته ، وأ�ا دخلت على النيب صلى اهللا عليه وسلم يف مرضه الذي قبض فيه ، فرحب

نت وقبلها ، وأسر إليها ، فبكت ، مث أسر إليها ، فضحكت ، فقلت للنساء : إن ألرى أن هلذه املرأة فضال على النساء ، فإذا ي من النساء ، بينما ي تبكي إذا ي

تضحك ، فسألتها : ما قال لك ؟ قالت : إين إذا لبذرة ، فلما قبض النيب صلى اهللا عليه وسلم ، فقالت : أسر إيل فقال : « إين ميت » ، فبكيت ، مث أسر إيل فقال : « إنك

أول ألي يب حلوقا » ، فسررت بذلك وأعجبين

Abû Dâwud, Sunan Abî Dâwud, j.4, hal.355, Kitâb al-Adab Bâb Ma Jâa fi

al-Qiyâm:

ثـنا عثمان بن عمر أخبـرنا إسرائيل عن ثـنا احلسن بن علي وابن بشار قاال حد حدهال بن عمرو عن عائشة بنت طلحة عن أم المؤمنني عائشة ميسرة بن حبيب عن المنـديا ودال وقال احلسن حديثا تا و ان أشبه ها أنـها قالت :ما رأيت أحدا رضي الله عنـ

ر احلسن السمت واهلدي والدل برسول الله صلى الله عليه وسلم من فاطمة الما ومل يذ وا وقـبـلها وأجلسها يف جملسه ها فأخذ بيد انت إذا دخلت عليه قام إليـ رم الله وجهها

ها قامت إليه فأخذت بيده فـقبـلته وأجلسته يف جملسها ان إذا دخل عليـ وAt-Tirmidzî, al-Jâmi’us Sahih wa huwa Sunan al-Tirmidzî, j.5, hal.561-

562, Kitâb al-Manâqib Bab Mâ Jâa fi Fadli Fâtimah.

ثـنا عثمان بن عمر أخبـرنا إسرائيل عن ميسرة بن ثـنا حممد بن بشار حد حدهال بن عمرو عن عائشة بنت طلحة عن عائشة أم المؤمنني قالت :ما حبيب عن المنـا من فاطمة بنت رسول ديا برسول الله يف قيامها وقـعود تا ودال و رأيت أحدا أشبه انت إذا دخلت على النيب صلى الله عليه وسلم قام الله صلى الله عليه وسلم قالت وها قامت ان النيب صلى الله عليه وسلم إذا دخل عليـ ها فـقبـلها وأجلسها يف جملسه و إليـ

من جملسها فـقبـلته وأجلسته يف جملسها فـلما مرض النيب صلى الله عليه وسلم دخلت بت عليه مث رفـعت رأسها بت عليه فـقبـلته مث رفـعت رأسها فـبكت مث أ فاطمة فأ

ي من النساء فـلما تـويف ذه من أعقل نسائنا فإذا نت ألظن أن فضحكت فـقلت إن ببت على النيب صلى الله عليه وسلم النيب صلى الله عليه وسلم قـلت هلا أرأيت حني أ

Page 74: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4965/2/AHMAD... · ABSTRAK “Islam sebagai agama terbesar di dunia memuliki peran penting dalam menjaga

63

ببت عليه فـرفـعت رأسك فضحكت ما محلك على ذلك فـرفـعت رأسك فـبكيت مث أله حلوقا ذا فـبكيت مث أخبـرين أين أسرع أ قالت إين إذا لبذرة أخبـرين أنه ميت من وجعه

به فذاك حني ضحكت ذا احلديث ذا الوجه وقد روي ذا حديث حسن غريب من قال أبو عيسى

من غري وجه عن عائشة

Asbabul wurud hadis: latar belakang hadis ini adalah ketika Fatimah

berkunjung kerumah Rasulullah saw, maka Rasulullah pun berdiri untuk

menyambut putrinya tersebut. Hal ini pun terjadi ketika Rasulullah saw

berkunjung kerumah Fatimah, maka Fatimah pun akan berdiri untuk menyambut

Rasulullah saw. 109F

110

Uraian hadis: hadis ini diriwayatkan oleh Abû Dâud, dan Tirmidzi. Maka

apabila Fâtimah berkunjung Rasulullah saw, maka Rasulullah pun berdiri قام اليها

untuk menyambut Fatimah, فقبلها dan Rasul pun mencium diantara mata dan

kepalanya. Dan Rasul pun ketika berkunjung kerumah Fatimah, maka Fatimah

pun akan berdiri untuk menyambut Rasulullah saw. 110F

111

Kualitas hadis: telah berkata Abû ‘Îsa bahwa hadis ini Hadîs Hasan

Gorîb.

2. Pendapat Ulama Tentang Berdiri Menyambut Seseorang

Berdiri itu sendiri ada tiga macam: Pertama berdiri terhadap seseorang

dalam keadaan orang itu duduk, seperti orang-orang ajam (non Arab). Kedua

berdiri untuk kedatangan atau kepergian seseorang, tanpa menyambut atau

menjabat tangannya, namun semata-mata untuk mengagungkannya. Ketiga berdiri

untuk orang yang datang untuk menjabat tangannya atau menuntunnya untuk

110 Abu Al-‘Ula, Tuhfatul Ahwazi, j,5, hal.373 (Darr al-Fikr) 111 Al-Jauziyyah, ‘Aun al-Ma’bud, juz. 14, hal. 102. dan Abu al-‘Ula Al-Mubarakfuri,

Tuhfatul Ahwazi, j.5, hal.375-374 (Darr al-Fikr)

Page 75: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4965/2/AHMAD... · ABSTRAK “Islam sebagai agama terbesar di dunia memuliki peran penting dalam menjaga

64

menempatkannya pada tempat tertentu, atau mendudukkannya pada tempatnya,

atau yang serupa dengan itu. Berdiri yang seperti inilah yang saya teliti, berikut

pendapat ulama tentang hal ini:

Ibnu Hajar yang mengutip pendapat Ibn al-Qoyyim dengan mengatakan

berdiri itu ada tiga macam, yang dipermasalahkan adalah berdiri yang ketiga,

yaitu berdiri ketika melihat seseorang yang dianggap mulia:

قال ابن القيم يف "حاشية السنن": والقيام ينقسم إىل ثالث مراتب: قيام على و و فعل اجلبابرة، وقيام إليه عند قدومه وال بأس به، وقيام له عند رؤيته و رأس الرجل و

111Fاملتنازع فيه

112 “Ibnul-Qayyim berkata dalam Hâsyiyyah As-Sunan : Berdiri

terbagi menjadi tiga tingkatan. Pertama, berdiri untuk seorang yang sedang duduk, ini merupakan perbuatan orang-orang yang sombong/dhalim. Kedua, berdiri untuk menyambut kedatangan seseorang, ini tidak mengapa. Ketiga, berdiri ketika melihat seseorang, ini yang diperselisihkan para ulama” .

Al-Mubarakfuriy berpendapat bahwa tidak semua ulama

mempermasalahkan tentang berdiri ketika melihat seseorang ynag dianggap

mulia. Mazhab asy-Syâfi’î membolehkan hal tersebut, dengan anggapan bahwa

kaum salaf dan kholaf melakukan hal tersebut, namun Mazhab Mâliki melarang

akan hal tersebut :

اعلم أنه قد اختلف أل العلم يف قيام الرجل للرجل عند رؤيته، فجوزه بعضهم الشيخ أيب عبد اهللا بن احلاج املالكي وغريه، وقال النووي النووي وغريه، ومنعه بعضهم

ان فيه فضيلة ار: وأما إرام الداخل بالقيام، فالذي خنتاره أنه مستحب ملن يف األذظارة من علم أو صالح أو شرف أو والية وحنو ذلك، ويكون ذا القيام للرب واإلرام

واالحرتام ال للرياء واإلعظام. وعلى ذا استمر عمل السلف واخللف...112F

113. “Ketahuilah bahwasannya permasalahan ini telah diperselisihkan

para ulama, yaitu berdirinya seseorang saat melihat orang lain. Sebagian

112 Ibnu Hajar, Fathul Bâri, Kitab al-Isti,zân Bâb Qoulu an-Nabi Qûmû ila Sayyidikum, Juz. 11, hal. 53. (Tahqîq: Syaibatil Hamd).

113 Al-Mubarakfuriy, Tuhfatul-Ahwadzi, juz. 8, hal.30-31, (Darr al-Fikr).

Page 76: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4965/2/AHMAD... · ABSTRAK “Islam sebagai agama terbesar di dunia memuliki peran penting dalam menjaga

65

ada yang membolehkannya seperti An-Nawawiy dan yang lainnya. Dan yang lain melarangnya seperti Asy-Syaikh Abu ‘Abdillah bin Al-Hajj Al-Maalikiy dan yang lainnya. An-Nawawi berkata dalam Al-Adzkâr : ‘Adapun memuliakan orang yang datang dengan berdiri, pendapat yang kami pilih bahwa hal itu disunnahkan pada orang yang mempunyai keutamaan yang nyata dalam hal ilmu, kebaikan, kemuliaan, kekuasaan, atau yang lainnya. Sikap berdiri ini dalam rangka mewujudkan kebaikan, pemuliaan, dan penghormatan; bukan untuk riya’ dan pengagungan. Perbuatan ini senantiasa dilakukan oleh salaf dan khalaf….”

Ibnu Katsîr dalam tafsirnya boleh-boleh saja menghormati orang yang

baru pulang dari bepergian

ثري يف تفسريه عن بعض ارققني التفصيل فيه فقال: الذور أن يتخذ ونقل ابن م ان لقادم من سفر أو حلا ما دل عليه حديث أنس، وأما إن عادة األعاجم ديدنا

التهنئة ملن يف حمل واليته فال بأس به. قلت: ويلتحق بذلك ما تقدم يف أجوبة ابن احلاج حدثت له نعمة أو إلعانة العاجز أو لتوسيع اللس أو غري ذلك واهللا أعلم. وقد قال ذا تفصيل الغزايل: القيام على سبيل اإلعظام مكروه وعلى سبيل اإلرام ال يكره. و

113Fحسن

114 “Ibnu Katsir menukil rincian masalah ini dari sebagian

muhaqqiqîn, ia berkata : ‘Berdiri yang terlarang adalah jika seseorang meyakininya hal tersebut bagian dari agama, seperti yang dilakukan oleh orang-orang ‘ajam dan sebagaimana yang tertera dalam hadis Anas radliyallaahu ‘anhu. Namun apabila perlakukan tersebut ditujukan kepada orang yang baru pulang dari safar atau kepada hakim di wilayah kekuasaannya, maka tidak mengapa hal itu dilakukan. Dan termasuk juga apa yang telah disebutkan oleh Ibnul-Hajj, seperti ucapan selamat kepada orang yang baru mendapat nikmat, atau untuk menolong seseorang yang lemah, untuk memperluas masjid, dan yang lainnya. Allaahu a’lam’. Al-Ghazâliy berkata : ‘Makruh hukumnya jika berdiri dilakukan sebagai pengagungan. Dan tidak dimakruhkan apabila sebagai penghormatan’. Ini merupakan rincian yang cukup baik” .

An-Nawâwie berpendapat dibolehkannya berdiri menyambut seseorang

asal dengan persyaratan sebagai berikut:

114 Ibnu Hajar, Fathul Bâri, Kitab al-Isti,zân Bâb Qoulu an-Nabi Qûmû ila Sayyidikum,

Juz. 11, hal. 56. (Tahqîq: Syaibatil Hamd).

Page 77: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4965/2/AHMAD... · ABSTRAK “Islam sebagai agama terbesar di dunia memuliki peran penting dalam menjaga

66

ان فيه فضيلة ظارة من علم أو رام الداخل بالقيام له إن املختار استحباب ارام ا ويكون ذا القيام لال صالح أو شرف أو والية مع صيانة أوله حرمة بوالية أو حنو

.ال للرياء واالعظام 114F

115 Ada pengecualian terhadap disunnahkannya memuliakan seorang

yang baru datang dengan berdiri untuknya, dengan alasan – harus ada kelebihan yang nampak pada diri orang tersebut, dari ilmu atau dari kesalehan, atau dari kemulian, atau pejabat pemerintahan, atau mungkin orang tersebut mempunyai kehormatan di mata orang sekitar, dan lain sebagainya, dan dijadikan berdiri tersebut untuk sekedar memuliakannya, bukan untuk membangga-banggakan dan membesar-besarkan.

Berikut pendapat-pendapat para ulama yang telah di himpun oleh

Ibnu Muflih al-Maqdisi dalam kitab al-Adab as-Syar’iyyah:

1. Berdiri menghormati Ulama adalah sunnah: ين أبو المعايل يف شرح اهلداية تستحب زيارة القادم ومعانـقته وقال الشيخ وجيه الد

رام العلماء وأشراف القوم بالقيام سنة مستحبة قال ويكره أن يطمع والسالم عليه قال وإيف قيام الناس له لقوله صلى الله عليه وسلم { من أحب أن يـتمثل الناس له فـليتبـوأ مقعده

ره أو صرحيه التحرمي هلذا اخلرب قال أبو المعايل من النار } قال وسبق يف القيام ما ظاذا حممول على ما يـفعله الملوك من استدامة قيام الناس هلم 115Fو

116. Dan telah berkata Syeikh Wajîhuddîn Abû al-Ma’âlî di dalam kitab Syarh al-Hidâyah: Bahwa telah disunnahkan mengunjungi orang yang baru datang dari bepergian, memeluk, juga mengucapkan salam kepadanya. Dan telah berkata pula: Menghormati ‘Ulama dan memuliakan sebuah kaum dengan berdiri adalah sunnah yang sangat dianjurkan, dan telah berkata: Dimakruhkan apabila menjadi Tamak (sombong) dengan berdirinya seseorang kepadanya, sebagaimana sabda nabi saw: “Siapa yang suka dihormati dengan berdirinya orang-orang, maka telah dipersiapkan tempatnya di Neraka”, dan telah berkata: Dan telah ada masalah hukum berdiri kejelasan keharaman pada hadis ini, dan telah berkata Abû al-Ma’âlî: Dan hadis ini dikeluarkan atas apa yang dilakukan para raja-raja terdahulu dari kebiasaan berdirinya manusia untuk mereka.

2. Berdiri pada posisi seseorang yang menghormatinya dalam keadaan duduk adalah haram:

تاب و جالس )اهلدي(وجزم يف ناء والقيام على الرأس و 116F.بتحرمي السجود واالحن

117

115 Abi Zakaria An-Nawâwiy, al-Majmu’, j.4, hal.476. 116 Ibnu Muflih al-Maqdisi, al-Adab as-Syar’iyah, juz.2, hal,249-250. 117 Ibnu Muflih al-Maqdisi, al-Adab as-Syar’iyah, juz.2, hal,249.

Page 78: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4965/2/AHMAD... · ABSTRAK “Islam sebagai agama terbesar di dunia memuliki peran penting dalam menjaga

67

Dan telah ditetapkan dalam kitab (al-hadyu) tentang keharaman sujud kepada makhluk, menundukan badan, dan berdiri di atas kepala seseorang sedangkan ia duduk.

3. Imam Ahmad bin Hanbal tidak suka dihormati dengan berdirinya seseorang untuknya:

ين بن األخضر يف حممد بن أمحد بن المثـىن ”من روى عن أمحد “وقال احلافظ تقي الدأبو جعفر البـزار قال : أتـيت ابن حنبل فجلست على بابه أنـتظر خروجه فـلما خرج قمت

إليه فـقال يل أما علمت أن النيب صلى الله عليه وسلم قال { من أحب أن يـتمثل له ا قمت إليك ، فاستحسن ذلك .الرجال قياما فـليتبـوأ مقعده من النار } فـقلت : إمن 117F

118 Dan telah berkata al-Hafizd Taqyuddîn bin al-Akhdhori di dalam kitab “Rowa ‘an Ahmad” Muhammad bin al-Mutsanna Abû Ja’far al-Bazzar berkata: Aku mendatangi Ibnu Hanbal maka aku duduk di depan pintu rumahnya menunggu ia keluar, maka ketika ia keluar aku bangun kepadanya, ia pun berkata kepadaku: Apakah engkau tidak tahu bahwa sesugguhnya Nabi saw telah bersabda: “Siapa saja yang senang dihormati oleh seseorang dengan berdiri untuknya maka telah dipersiapkan tempat untuknya di Neraka”. Maka al-Bazzâr berkata: Aku bangun untuk mengormatimu, dan Ibnu Hambal membenarkannya.

3. Analisa Hadis Menyambut Kedatangan Seseorang

Keberadaan Nabi dalam berbagai posisi dan fungsinya yang terkadang

sebagai manusia biasa, sebagai pribadi, suami, sebagai utusan Allah, sebagai

kepala Al-Qur’an negara, sebagai panglima perang, sebagai hakim dan lainnya

menjadi acuan bahwa untuk memahami hadis perlu dikaitkan dengan peran apa

yang beliau ‘mainkan’. Oleh karenanya penting sekali untuk menganalisa hadis

pada tempatnya yang proposional, kapan dipahami secara tekstual, kontekstual,

universal, temporal, situasional maupun lokal. Itulah pentingnya menganalisa

sebuah hadis.

Telah dibolehkan berdiri untuk menghormati orang yang mempunyai

keutamaan atau kekuasaan oleh An-Nawawiy dan Ibnu Hajar, berdasarkan hadis

nomor lima, enam, dan tujuh.

118 Ibnu Muflih al-Maqdisi, al-Adab as-Syar’iyah, juz.2, hal, 251.

Page 79: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4965/2/AHMAD... · ABSTRAK “Islam sebagai agama terbesar di dunia memuliki peran penting dalam menjaga

68

Telah sahih hadis kebolehan menyambut kedatangan seseorang (tamu)

sebagaimana riwayat :

ها فـقبـلها وأجلسها يف انت إذا دخلت على النيب صلى الله عليه وسلم قام إليـ وها قامت من جملسها فـقبـلته وأجلسته ان النيب صلى الله عليه وسلم إذا دخل عليـ جملسه و

118F.يف جملسها

119 Dan adalah Fâtimah apabila berkunjung kerumah Nabi saw, maka

Nabi saw bangun untuknya, seta menciumnya, dan mendudukannya pada tempat duduknya (Nabi), dan begitupun sebaliknya adalah Nabi saw apabila berkunjung kerumah Fâtimah, maka Fâtimah dari tempat duduknya dan menciumnya, serta mendudukannya di tempa duduknya (Fâtimah).

Ini termasuk memuliakan tamu dengan berdiri menyambutnya dan

menghampirinya. Bukan sekedar berdiri di tempat. Demikian pula yang tergambar

dalam hadis Ka’ab bin Mâlik ra :

عت صوته يـبشرين نـزعت له ثـويب فكسوتـهما إياه ببشارته فلما جاءين الذي رمها يومئذ، واستـعرت ثـوبـني فـلبستـهما وانطلقت أتأمم رسول اهللا صلى والله ما أملك غيـاهللا عليه وسلم يـتـلقاين الناس فـوجا فـوجا يـهنئونين بالتـوبة ويـقولون يل : لتـهنك تـوبة اهللا عليك، حىت دخلت المسجد فإذا رسول اهللا صلى اهللا عليه وسلم جالس حوله الناس،

نأين، والله ما قام رجل من فـقام طلحة بن عبـيد اهللا رضي اهللا عنه يـهرول حىت صافحين وره، 119Fالمهاجرين غيـ

120 “Maka ketika telah datang orang yang aku dengar suaranya telah

memberikan kabar gembira kepadaku, aku langsung melepas dua pakaianku untuknya. Aku pakaikan keduanya kepadanya sebagai balasan atas kabar gembiranya. Demi Allah, aku tidak memiliki selain keduanya pada hari itu. Dan aku meminjam dua pakaian untuk aku pakai. Dan aku berangkat menuju Rasulullah ra, sementara orang-orang berbondong-bondong menemuiku, dan mengucapkan selamat atas taubat Allah untukku. Mereka mengucapkan : ‘Semoga taubat Allah atasmu membuatmu bahagia’. Hingga aku masuk masjid, ternyata Rasulullah ra sedang duduk dikerumuni orang-orang. Maka Thalhah bin ‘Ubaidillah ra

119 Hadis ini diriwayatkan oleh: Al-Bukhâri di dalam al-Adabul Al-Mufrod, Abû Dâwud

di dalam Sunan-nya, serta At-Tirmidzi di dalam Sunan-nya. Pembahasan pada Bab III. 120 Diriwayatkan oleh Al-Bukhâri di dalam Kitab Sahîh dan al-Adab al-Mufrad, dan

Muslim di dalam Kitab Sahîh-nya, dan Abû Dâwud di dalam Sunan-nya, serta Ahmad bin Hanbal di dalam Musnad-nya. Pembahasan pada Bab III.

Page 80: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4965/2/AHMAD... · ABSTRAK “Islam sebagai agama terbesar di dunia memuliki peran penting dalam menjaga

69

berlari-lari hingga menjabat tanganku. Demi Allah, tidak ada orang Muhajirin yang berdiri selain dia…”

Perbuatan para sahabat kepada Ka’ab adalah dengan berdiri dan berjalan

menyambutnya dalam rangka mengucapkan selamat.

Yang dipermasalahkan dalam perkataan An-Nawawiy dan yang lainnya

adalah seseorang yang berdiri di tempat, karena melihat orang lain. Beliau

berpendapat hal itu diperbolehkan jika orang tersebut mempunyai keutamaan

ataupun kekuasaan, tanpa ada maksud riya’ dan pengagungan. 120F

121

Namun pendapat yang lain adalah hal itu tetap tidak diperbolehkan karena

bertentangan dengan dzhahir hadis :

ان شخص أحب إليهم رؤية من النيب صلى عن أنس رضي اهللا عنه قال : ما رايته لذلك انوا إذا رأوه مل يقوموا إليه ملا يعلمون من 121Fاهللا عليه وسلم و

122 Dari Anas ra, ia berkata : “Tidak ada seorang pun yang lebih

mereka (para shahabat) cintai saat melihatnya daripada Nabi saw. Namun jika melihat beliau, mereka tidak pernah berdiri karena mereka mengetahui kebencian beliau atas hal itu”

Asy-Syaikh Al-Albâni ra berkata : “Hadis ini termasuk yang

menguatkan hadis-hadis sebelumnya, yaitu larangan berdiri untuk menghormati orang lain. Sebab, seandainya itu sebuah penghormatan syar’i, tentunya Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam tidak menolak penghormatan para sahabat dengan berdiri kepada beliau. Dan beliau adalah pribadi yang paling berhak dihormati oleh manusia; sedangkan para sahabat adalah orang-orang yang paling mengetahui hak beliau. Di samping itu, Rasulullah saw membenci kebiasaan berdiri yang dilakukan oleh para sahabat untuk menghormati beliau. Maka wajib bagi orang muslim - khususnya jika ia termasuk ahlul-‘ilmi atau orang yang memiliki kekuasaan - untuk tidak menyukai kebiasaan berdiri untuk dirinya sebagai bentuk iqtidlaa’ (mengikuti) Nabi saw. Begitu juga ia tidak berdiri untuk orang lain; maupun penghormatan bagi orang lain. Hal itu berdasarkan atas sabda Nabi saw : ”Tidaklah (sempurna) iman seseorang di antara kalian, sehingga dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri dalam kebaikan”. Maka tidak seorang pun boleh berdiri untuk menghormatinya, dan tidak pula ia berdiri untuk memberi hormat

121 Abi Zakaria An-Nawâwiy, al-Majmu’, j.4, hal.476 122 Diriwayatkan oleh Al-Bukhârî dalam Al-Adabul-Mufrad no. 946, h. 429, (Darr Kutub

al-Ilmiyah), At-Tirmidzi dalam Sunan-nya j.4, hal.172.

Page 81: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4965/2/AHMAD... · ABSTRAK “Islam sebagai agama terbesar di dunia memuliki peran penting dalam menjaga

70

pada orang lain. Bahkan kebencian mereka terhadap tradisi berdiri tersebut adalah lebih utama dibandingkan Nabi saw. Jika mereka tidak membencinya, maka sebagian orang akan mencontoh sebagian yang lain dalam hal berdiri ini, sehingga mereka pun menyukainya. Dan akhirnya hal itu dapat menjadi sebab ia dimasukkan ke dalam neraka sebagaimana ditunjukkan oleh hadis yang lalu. Namun Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam tidaklah demikian. Beliau terjaga dari kemaksiatan apapun. Jadi, oleh karena Nabi tidak menyukai berdirinya para shahabat untuk menghormatinya, maka jelaslah, bahwa ketidaksukaan seorang muslim terhadap hal tersebut adalah lebih utama” . 122F

123

Sebagian ulama yang membolehkan berdalil dengan sabda Rasulullah saw

:

م 123Fقوموا إىل سيد

124 “Berdirilah menuju sayyid (pemimpin) kalian” . Pendalilan ini tidak tepat. Asy-Syaikh Al-Albâni ra berkata : “Dan

yang ma’ruf bahwasannya beliau bersabda : ‘Berdirilah kepada menuju sayyid (pemimpin) kalian’. Itu dikatakan oleh beliau saw kepada sekelompok orang-orang Anshar ketika Sa’d bin Mu’adz datang dengan dipanggul di atas keledai dalam keadaan luka parah. Berarti makna : qûmû ilâ sayyidikum adalah : ‘Turunkan dan papah dia’. Bukan : ‘berdirilah untuknya’ , yaitu untuk menghormatinya. Sebab maksud kata sayyid adalah pemimpin dan orang terdepan walaupun di sana ada orang yang lebih baik. Telah masyhur pendapat yang berdalil dengan hadis ini tentang disyari’atkannya berdiri untuk orang yang masuk. Dan jika engkau perhatikan alur ceritanya, engkau akan dapati pendalilan seperti ini adalah pendalilan yang keliru ditinjau dari banyak sisi. Yang terkuat (dalam membantah pendapat ini) adalah sabda Rasulullah saw : ‘turunkan dia’ ; dimana ia merupakan nash yang pasti atas perintah berdiri menuju Sa’ad, yaitu untuk menurunkannya (dari atas keledai) karena ia dalam keadaan sakit. Oleh karena itu Al-Haafidh berkata : ‘Tambahan ini menunjukkan batalnya pendapat disyari’atkannya berdiri yang diperselisihkan ini yang berdalil dengan hadis Sa’ad”. 124F

125

Yang dijelaskan oleh Asy-Syaikh Al-Albâni di atas serupa dengan yang

dijelaskan Ibnu-al-Hajj Al-Maalikiy saat membantah An-Nawawiy

123Muhamad Nâsiruddin al-Albâni, Silsilah as-Sahîhah, juz.1, hal .697-698, no hadis.

358. 124Diriwayatkan oleh Al-Bukharî, Muslim no. 1768, dan Abu Dawud no. 5215].

Diriwayatkan oleh Al-Bukhâri di dalam Kitab, dan Muslim di dalam Kitab Sahîh-nya, serta Abû Dâwud di dalam Sunan-nya. Pembahasan pada Bab III.

125 Muhamad Nâsiruddin al-Albâni, Silsilah as-Sahîhah, juz.1, hal .146, no hadis. 67.

Page 82: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4965/2/AHMAD... · ABSTRAK “Islam sebagai agama terbesar di dunia memuliki peran penting dalam menjaga

71

Namun jika seseorang tidak berdiri menimbulkan mafsadat/mudharat bagi

dirinya, maka tidak mengapa ia berdiri pada waktu itu. Ibnu Hajar berkata :

ويف اجلملة مىت صار ترك القيام يشعر باالستهانة أو يرتتب عليه مفسدة امتنع.“Kesimpulan, apabila tidak berdiri terhadap seseorang disangka

menghinakan atau akan menimbulkan kerusakan lain, maka hendaklah ia lakukan.”. 125F

126

126 Demikianlah yang diisyaratkan oleh Ibnu ‘Abdis-Salaam: Lihat Fathu al-Bâri, juz.11,

hal.54. Hal yang sama ditegaskan oleh Syaikhul-Islam Ibnu Taimiyyah ra sebagaimana dalam Mukhtashar Fataawaa Al-Misriyyah hal. 39.

Page 83: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4965/2/AHMAD... · ABSTRAK “Islam sebagai agama terbesar di dunia memuliki peran penting dalam menjaga

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada akhir bab ini, saya menyimpulkan dari uraian-uraian yang telah saya

paparkan pada bab-bab sebelumnya, bahwa:

1. Penghormatan adalah sebuah proses cara seseorang untuk menghormati

orang yang mempunyai keutamaan, dan diantara bentuk penghormatan itu

sendiri adalah; mencium tangan, Inhina, dan berdiri menyambut

seseorang.

2. Hadis menerangkan bahwa penghormatan kepada seseorang adalah

termasuk sunnah, begitu juga bentuk penghormatan seperti; mencium

tangan maka hukumnya adalah sunnah berdasarkan tiga hadis yang saya

teliti, yaitu hadis riwayat Sofwân bin ‘Assâl, hadis riwayat Ibnu ‘Umar,

dan hadis riwayat al-Wâzi’ bin ‘Âmir’. Sedangkan inhina hukumnya

makruh berdasarkan satu hadis yang saya teliti, yaitu hadis yang

diriwayatkan Anas bin Mâlik. Adapun berdiri menyambut seseorang

adalah mubah, berdasarkan tiga hadis yang saya teliti, yaitu hadis riwayat

Ka’ab bin Mâlik , hadis riwayat Abî Sa’îd al-Khudriyyi, dan hadis ‘Âisyah

binti Abî Bakr.

3. Pendapat ulama tentang mencium tangan, inhina, berdiri ketika seseorang

datang.

Pertama. Ulama berpendapat tentang mencium tangan, bahwa

mencium tangan adalah perbuatan para sahabat kepada orang-orang yang

Page 84: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4965/2/AHMAD... · ABSTRAK “Islam sebagai agama terbesar di dunia memuliki peran penting dalam menjaga

mereka anggap mulia, adapun para sahabat yang menolak untuk dicium

tangannya adalah menunjukan kerendahan hati mereka. Dengan demikian

saya berksimpulan mencium tangan adalah sunnah yang dianjurkan.

Kedua. Beberapa ulama menyatakan bahwa inhina termasuk hal

yang tidak boleh (haram) dilakukan kepada makhluk Allah, namun

beberapa ulama tidak pada sampai pada tingkat haram hanya sampai pada

hukum makruh saja, di sisi lain juga masih ada ulama yang membolehkan

hal tersebut dengan syarat tidak diniatkan untuk penyembahan

sebagaimana penyembahan seorang makhluk kepada Allah.

Ketiga. Dalam permasalahan berdiri menyambut seseorang ada dua

pendapat ulama, 1.Ulama memakruhkan berdiri ketika seorang datang,

dikarenakan Rasulullah saw membenci kebiasaan berdiri yang dilakukan

oleh para sahabat untuk menghormati beliau. Maka wajib bagi orang

muslim - khususnya jika ia termasuk ahlul-‘ilmi atau orang yang memiliki

kekuasaan - untuk tidak menyukai kebiasaan berdiri untuk dirinya sebagai

bentuk iqtidlaa’ (mengikuti) Nabi saw. 2. Ulama berpendapat mubah

dikarenakan Rasulullah pernah berdiri menyambut Fatimah ra, ketika

Fatimah berkunjung ke rumah Rasulullah saw.

4. Saya menyimpulkan bahwa semua bentuk penghormatan pada hakikatnya

adalah sunnah, namun dengan syarat, bahwa penghormatan itu dilakukan

kepada orang-orang yang mempunyai keutamaan seperti, keilmuaannya,

kesalehannya, dan kezuhudunnya, bukan menghormati orang tersebut

dikarenakan kekayaannya atau segala bentuk keduniawiaan.

Page 85: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4965/2/AHMAD... · ABSTRAK “Islam sebagai agama terbesar di dunia memuliki peran penting dalam menjaga

74

B. Saran

Sebagai langkah menyiarkan Hadis sebagai sumber ajaran Islam, saya

memberikan saran sebagai berikut:

1. Harapan saya untuk adanya penelitian yang lebih lanjut tentang skripsi ini

guna mengembangkan wacana Hadis dari segi penghormatan maupun dari

segi kontekstualisasinya. Karena bagaimanapun skripsi ini pastilah jauh dari

kesempurnaan.

2. Bagaimanapun kontekstualisasi terhadap teks keagamaan adalah sebuah

keharusan. Namun memang masih banyak yang perlu dikaji kembali guna

menemukan nilai-nilai Islam yang lebih komprehensif dan dapat diterima oleh

seluruh umat manusia sebagai rahmatan lil ‘âlamîn. Tak terkecuali adalah

hadis, karena sejatinya ia adalah gambarah hidup masa kenabian Muhammad

sebagai era yang terbaik. Hal ini tidak lepas dari tuntutan perubahan zaman

dan peradaban. Ini adalah tugas seluruh umat Islam, tak terkecuali UIN Sarif

Hidayatullah yang diharapkan sebagai Mamba’ al- Ulûm al-Islamî khusunya

Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Jurusan Tafsir-Hadis.

Page 86: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4965/2/AHMAD... · ABSTRAK “Islam sebagai agama terbesar di dunia memuliki peran penting dalam menjaga
Page 87: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4965/2/AHMAD... · ABSTRAK “Islam sebagai agama terbesar di dunia memuliki peran penting dalam menjaga

74

Page 88: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4965/2/AHMAD... · ABSTRAK “Islam sebagai agama terbesar di dunia memuliki peran penting dalam menjaga