bab iii metode perancangan mesin gambar desain mesin ...eprints.umm.ac.id/40337/4/bab iii.pdf ·...
TRANSCRIPT
16
BAB III
METODE PERANCANGAN MESIN
Gambar Desain Mesin Vacuum Frying
17
3.1 Perancangan Mesin Vacuum Frying
3.1.1 Diagram Alir Perancangan
Flowchart adalah sebagai alur logika perancangan pada suatu alat
•
Mulai
Sumber-sumber
masukan
Tinjauan pustaka
Perancangan alat
Pembuatan
gambar kerja
Penyediaan bahan
Proses pemesinan
Assembling
Evaluasi alat
Pengujian
alat
selesai
18
3.2 Mesin Vaccum Frying
Dalam bidang pertanian saat ini, buah rambutan para petani saat panen
raya tiba tidak bisa diolah karena keterbatasan alat atau mesin. Sehingga para
petani buah hanya bisa menjual buah dalam nentuk saegar saja. Dengan adanya
mesin vaccum frying ini diharapkan dapat memberikan solusi pada bidang
pertanian dimana dapat meberi inovasi olahan buah yang bervariasi yaitu untuk
menambah pengahsilan yang labih. Ide ini adalah pendekatan analisa kebutuhan
masyarakat terutama petani yang didefinisikan dengan suatu uraian :
“Mesin Vaccum Frying Dengan Bahan Baku Umbi Talas’’
Sedangkan batasan rancangan sebagai persyarat pengguna ditetapkan
sebagai berikut :
⎻ Mesin dapat dioperasikan dengan mudah
⎻ Dari segi ekonomi murah dan terjangkau
⎻ Komponen tidak banyak
⎻ Harga bersaing dengan produk sebelumnya
⎻ Dimensi proposional
⎻ Mudah dalam perawatan
⎻ Aman
3.3 Fungsi Mesin Vacuum Frying Dengan Bahan Baku Umbi Talas
Fungsi mesin vacum frying adalah menghisap kadar air dalam talas
dengan kecepatan tinggi agar pori-pori tidak cepat menutup, sehingga kadar air
dalam talas dapat diserap dengan sempurna. Prinsip kerja dengan mengatur
keseimbangan suhu dan tekanan vakum. Untuk menghasilkan produk kripik talas
dengan kualitas yang bagus dalam artian warna, aroma, dan rasa tidak berubah.
19
Mesin Vaccum Frying
Dengan Bahan Baku Umbi
Talas
3.4 Blok Fungsi
Pada blok fungsi ini dapat dideskripsikan sebagai aliran energi, aliran
material dan aliran informasi, yang digambarkan sebagai blok fungsi dengan
aliran masuk dan aliran keluar. Jenis energi dapat berupa energi mekanik, listrik
atau termal. Ketika energi tersebut dapat dialirkan maka dapat dismpan,
ditransformasi, dialihkan dan lain-lain.
umbi talas
Keripik talas
Energi
Gambar 3.1 Blok Fungsi
3.5 Diagram Blok Perancangan Alat
Pada diagram ini akan menjelaskan secara umum komponen yang terdapat
pada mesin produksi kertas mulsa sebagai berikut :
umbi talas
Keripik talas
Energi
Rak
penampung tabung vacuum
Motor listrik
LPG
kompor
20
Gambar 3.2 Diagram Blok Perencangan Alat
Dari diagram blok fungsi diatas dapat dilihat dimana fungsi terlebih
dahulu didefinisikan sebagai fungsi keseluruhan, kemudian dikembangkan
menjadi sub-fungsi yang akan dilakukan pada produk yang nantinya akan dibuat.
3.6 Diagram Alir Perancangan Prototype Mesin Vacuum Frying
Diagram alir perancangan merupakan suatu proses kelanjutan dari diagram
alir konsep diatas. Diagram alir perancangan ini menyangkut proses perancangan
part hingga gambar detail akhir.
3.6.1 Komponen Mesin Vacuum Frying
Mesin penggorengvakum mesin produksi untuk
menggoreng berbagai macam umbi, buah dan sayuran dengan cara
penggorengan vakum. Bagian-bagian dari alat penggorengan
vakum adalah :
1. Pompa Vakum (Saluran hisap uap air, water-jet, pompa
sirkulasi, saluran air pendingin dan pengukur vakum).
Pompa tidak menggunakan element bergerak. Penghisapan
menggunakan fluida pendorong yang bekrja dengan prinsip
venturimeter. Fluida pendorong dapat berupa air, uap air
dan gas takan tinggi yang dilewatkan pada nosel. Energi
tekan nosel diubah menjadi energi gerak. Tingginya
kecepatan akan menghasilkan hisapan diujung nosel tempat
memancarnya fluida. Injektor yang menggunakan air
sebagai fluida penggerak disebut dengan water jet.
2. Ruang Penggoreng (Tabung penggoreng, tuas pengaduk,
keranjang penampung bahan). Bagian ini adalah tempat
21
pemanasan minyak yang dapat dilengkapi dengan keranjang
untuk pengangkat dan pencelup bahan yang digoreng.
3. Bak air bagian ini untuk digunakan untuk menampung atau
wadah tempat air yang akan digunakan untuk proses
pemvakuman yang menngunakan pompa air sebagai
motornya.
4. Pengendali operasi. Bagian ini untuk mengendalikan suhu
dan tekanan operasi.
5. Pemanas (sumber panas). Bagian ini berfungsi untuk
memanaskan minyak. Untuk industri kecil sebaiknya
menggunakan gas sebagai bahan bakar pemanas.
3.7 Prinsip Solusi
Langkah selajutnya adalah pencarian prinsip solusi untuk sub-fungsi
metode yang digunakan adalah metode kombinasi yaitu dengan
mengkombinasiakan semua solusi yang ada dalam bentuk matriks. Adapun
prinsip solusi sebagaimana terlihat pada tabel 3.1 Bustami Ibrahim, Hary Sukma
Pradinata (2015).
Tabel 3.1. Matrik Solusi
NO
Prinsip Solusi Dan
Sub Fungsi
1
2
3
A
Motor penggerak
B
Bentuk - Bentuk
Frame
22
C
Bentuk – Bentuk
Tabung
D
Nozlee
E
Kontrol Pnel
F
kompor
3.8 Mengkombinasikan Dan Menetapkan Prinsip Kerja Yang Cocok
Penentuan kombinasi ditujunjukan dengan tabel pemilihan variasi struktur
fungsi untuk mesin vacuum fring, pada tabel dibawah ini terdapat pemilihan dari
sub-fungsi sehingga menjadi prinsip solusi secara keseluruhan yang
memungkinkan untuk diwujudkan dengan memilih kriteria pemilihan dengan
benar. Dari tabel dibawah, didapatkan alternative solusi perancangan mesin
vacuum frying sebagai berikut :
KONSEP 1 = A1 + B2 + C1 + D1+ E1 + F1
KONSEP 2 = A3 + B3 + C3 + D1+ E1 + F2
KONSEP 3 = A1 + B2 + C1 + D1+ E2 + F1
23
3.9 Konsep Produk
Konsep – konsep produk yang telah diperoleh dari matrik solusi diatas,
yaitu konsep produk yang mungkin dibuat akan dikembangkan dalam bentuk
sketsa. Diharapkan dengan membuat sketsa dari konsep – konsep produk tersebut
maka akan dapat dianalisa konsep produk yang paling cocok untuk dikembangkan
baik dari segi kegunaan, kemudahan operasional maupun dari segi biaya
pembuatannya.
3.9.1 Pengembangan konsep produk pertama
Sketsa dari konsep mesin vacuum frying yang pertama dapat
dilihat pada gambar berikut :
Gambar 3.3 Skets konsep produk pertama
Keterangan :
Konsep ini memiliki desain yang simple dan komponen yang
sedikit, akan tetapi punya kualitas yang bagus. Kekuranagan dari desain
ini, masih menggunakan system pengaduk yang masih maual, sehingga
memerlukan energi manusia sebagai energi pengaduknya.
24
3.9.2 Pengembangan konsep produk kedua
Sketsa dari konsep mesin vacuum frying yang kedua dapat dilihat
pada gambar berikut :
Gambar 3.4 Skets konsep produk kedua
Keterangan :
Konsep ini menggunakan system pengaduk otomatis, yang
mana sistempengaduk ini memerlukan motor listrik, sehinggga
proses pengadukan bisa lebih efisien. Akan tetapi desain ini
memerlukan komponen dan bahan yang lebih banyak.
3.9.3 Pengembangan konsep produk ketiga
Sketsa dari konsep mesin vacuum frying yang ketiga dapat dilihat
pada gambar berikut :
25
Gambar 3.4 Skets konsep produk ketiga
Keterangan :
Konsep ini hampir sama dengan konsep yang pertama, akan tetapi
bagian tabung dari konsep ini memiliki tutup tabung yang besar sehingga
pada saat memasukkan bahan akan lebih mudah, akan tetapi kelemahan
dari konsep ini bagian penutup tabung mudah bocor.
3.10 Pemilihan Model Rancangan Mesin
Pemilihan model ini bertujuan untuk mendapatkan desain rancangan yang
sesuai untuk kebutuhan yang diperlukan. Dengan memilih model desain ini dapat
menentukan efesiensi dari kerja mesin, sehingga mesin dapat bekerja dengan baik.
Penilaian ini untuk menunjukkan kelebihan dan kekurangan desain sebelumnya.
Untuk pemilihan konsep produk diperlukan beberapa langkah yang harus
dilakukan antara lain :
Langkah 1 : Menyusun Kriteria Untuk Membandingkan Konsep Produk
Kriteria perbandingan ini disusun berdasarkan hal yang harus
dipenuhi dan disusun berdasarkan prioritasnya untuk konsep produk yang
dirancang.
26
Kriteria-kriteria pemilihan yang perlu diperhatikan adalah :
• Pengoperasian mudah, diharapkan pengoperasiannya semudah
mungkin oleh pengguna.
• Biaya pembuatan, diharapkan biaya yang dikeluarkan untuk
memproduksi mesin vacuum frying harus seminimal mungkin.
• Pemeliharaan mudah, diharapkan perawatannya tidak begitu sulit
dan spare part mudah untuk didapatkan.
• Komponen tidak banyak, diinginkan alat ini tidak memiliki
komponen yang begitu banyak, sehingga akan memudahkan
perakitan, pemeliharaan serta dapat menurunkan biaya produksi.
Langkah 2 : Pemilihan konsep – konsep produk yang dibandingkan
Dari matrik solusi telah didapat tiga buah konsep produk yang
mungkin dibuat, ketiga konsep inilah nantinya akan saling dibandingkan.
Langkah 3 : Pemberian skor
Ketiga buah konsep tersebut dibandingkan dengan pemberian skor
untuk masing-masing konsep. Jika dianggap dapat memenuhi keinginan
pengguna lebih baik maka diberi skor tertinggi, jika kemampuannya
dianggap lebih buruk diberi skor terendah.
Langkah 4 : Menjumlahkan skor
Setelah setiap kriteria diberi skor untuk tiap-tiap konsep produk
maka skor-skor tersebut dijumlahkan. Berikut ini ditampilkan tabel
pengambilan keputusan sesuai ketiga konsep yang telah dibuat
27
Tabel 3.2 Pemilihan Desain Mesin
No
Kriteria seleksi
konsep
Bobot 1 2 3
1 Pengoperasian mudah 25 20 20 15
2 Biaya pembuatan 30 20 25 20
3 Pemeliharaan mudah 3 25 28 25
4 Komponen tidak
banyak
15 10 10 10
Total 100 75 83 75
3.11 Pemilihan Model Rancangan Mesin
Pemilihan model ini bertujuan untuk mendapatkan desain rancangan yang
sesuai untuk kebutuhan yang diperlukan. Dengan memilih model desain ini dapat
menentukan efesiensi dari kerja mesin, sehingga mesin dapat bekerja dengan baik.
Penilaian ini untuk menunjukkan kelebihan dan kekurangan desain sebelumnya,
sudah di tentukan bahwa desain varian kedua lah yang sesuai dengan kriteria.
Kriteria-kriteria pemilihan yang perlu diperhatikan adalah:
⎻ Maintenance, dimaksudkan mesin dapat dibongkar-pasang dengan lebih
mudah, baik saat penggantian bagian mesin yang rusak ataupun penyetelan
pada bagian mesin. Efesiensi waktu dapat lebih baik karena bongkar-
pasang dapat dilakukan lebih singkat.
⎻ Ekonomis, nilai jual mesin dapat ditekan dengan tidak mengurangi
kekuatan mesin dan mesin masih dapat beroperasi dengan baik.
Tabel 3.3. Pemilihan Desain Mesin
Kriteria
Bobot
Mekanisme Alat
Tabung Nozzle
Rank rank
Modifikasi 30% 3 Baik 3 Baik
28
Maintenance 35% 3 Baik 3 Baik
Ekonomis 35% 2 Sedang 3 Baik
Total 100%
Keterangan penilaian keseluruhan mesin :
• Baik = 3
• Sedang = 2
• Buruk = 1
Dari keterangan diatas maka di pilihlah konsep desain nomor 2 sesuai
kebutuhan masyarakat untuk membuat kripik buah.
3.12 Spesifikasi Perancangan Mesin vacuum frying
Proses perancangan merupakan urutan langkah pengerjaan dari
perencanaan sampai menjadi desain yang dikehendaki sesuai dengan ukuran yang
telah direncanakan. Di dalam perancangan harus memperhatikan efesiensi waktu,
kemudahan pengerjaan dan faktor perakitan, proses pengerjaan ini berfungsi
sebagai petunjuk bagi operator membuat suatu komponen.
1. Rangka
Pembuatan frame ini berguna sebagai dudukan / penyangga dan
part-part lainnya. Dalam penentuan dimensinya, frame dipengaruhi oleh
getaran, dan beban yang akan di tompangnya.
Jumlah : 1
Bahan : Baja Siku L (JIS G 3101)
2. Tabung
29
Tabung merupakan komponen yang paling utama dimana bahan
dari tabung harus dapat tahan terhadap perlakuan panas dari proses
penggorengan.
Jumlah : 1
Bahan : stenliss steel 3 mm
3. Poros
Poros merupakan tempat dimana beban yang diterima dari rak yang
menopang tempat material yang akan di goreng, sehingga perhitungan
poros ditentukan memiliki kemampuan dalam mengatasi ketahanan
terhadap kelelahan (fatique).
Jumlah : 1
Bahan : Baja S45C
4. Penampung ( rak )
Rak merupakan suatu wadah untuk menempung bahan material
pada saat penggorengan
Jumlah : 1
Bahan : stinless steel berlubang dengan tebal 2 mm
5. bak air
Bak air merupakan tempat penempung air yang digunankan pada
pada alat vacuum frying
Jumlah : 1
Bahan : stainless steel dengan tebal 2 mm
30
3.13 Konsep Perancangan Mesin vacuum frying
Konsep yang telah terpilih kemudian dikembangkan dan konsep inilah
yang akan dibuat sebagai mesin vacuum frying. Adapun gambar konsep terpilih
adalah sebagai berikut :
Gambar 3.11 Prototype Mesin vacuum frying
3.14 Mekanisme Kerja Prototype Mesin vacuum frying
Sistim kerja mesin penggorengan vakum adalah buah atau sayuran
digoreng pada mesin penggorengan vakum, dengan medium minyak goreng.
Pemanasan minyak goreng disetting pada suhu rendah. Pemanasan ini
menggunakan bahan bakar LPG. Untuk mempercepat penggorengan, maka
dilakukan penyedotan kandungan air pada buah dengan cara pemvakuman.
Pemvakuman ini menggunakan pompa khusus, dengan tenaga listrik.
Suhu penggorengan terkontrol otomatis (60-80) °C. Suhu yang terjaga
rendah ini, menjadikan produk Anda tidak gosong, sehingga warna sesuai aslinya.
Suhu juga bisa Anda atur sesuai keinginan, baik diturunkan atau dinaikkan.
31
Misalnya saja, jika Anda ingin menggoreng bahan lain, yang suhunya butuh lebih
rendah ataupun lebih tinggi.
3.15 Aplikasi Penggunaan Penggoreng Vakum
Vacuum frying digunakan untuk bahan dengan kadar air tinggi dan kadar
glukosa yang tinggi, hal ini dikarenakan pada bahan – bahan yang digoreng
menggunakan penggoreng biasa dengan kadar gula yang tinggi (Indocitrago,
2010). Pada bahan seperti pada buah nangka dan mangga serta wortel, maka hasil
keripik yang digoreng tidak akan renyah dan akan menjadi seperti jelly serta
berubah warna menjadi coklat karena reaksi mailard yang terjadi antara gula dan
panas tinggi pada suhu penggorengan.
Aplikasi lain yakni digunakan untuk menggoreng bahan dengan
kandungan volatil tinggi seperti aroma dan pigmen yang sensitif panas. Karena
titik didih minyak yang rendah serta bertekanan membuat aroma tidak menguap
dari bahan dan hanya air saja yang menguap secara berangsur –angsur.