bab iii metode penelitian - upi | institutional repository...
TRANSCRIPT
36
Nurul Hasanah, 2015 “STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA EDUKASI DI DESA LEBAK MUNCANG SEBAGAI DESA WISATA DI KECAMATAN CIWIDEY, KABUPATEN BANDUNG” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitan
Lokasi penelitian ini dapat dlihat dari Peta Administrasi Desa Lebak
Muncang dibawah ini :
Gambar 3.1. : Peta Administrasi Desa Lebak Muncang
Sumber : Sumber : Badan Pusat Statistika (BPS) Kabupaten Bandung
Profil Desa - Data Statistika Daerah Kecamatan Ciwidey – 2013
Lokasi Penelitian Penulis adalah Desa Lebak Muncang, Kecamatan
Ciwidey, Kabupaten Bandung. Desa Lebak Muncang yang berada di
dataran tinggi ini terletak diantara Gunung Geulis & Gunung Tambak
Guruyung. Desa Lebak Muncang posisinya tidak terlalu jauh dari Pasar
Wisata Ciwidey, kira-kira 3 km dari Pasar Wisata Ciwidey. Desa Lebak
37
Nurul Hasanah, 2015 “STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA EDUKASI DI DESA LEBAK MUNCANG SEBAGAI DESA WISATA DI KECAMATAN CIWIDEY, KABUPATEN BANDUNG” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Muncang didominasi oleh wilayah perkebunan dan berbagai hasil tani,
seperti perkebunan Strawberry, pertanian Selada Air, Seledri, Bawang
Daun, Kol, Cabai, Tomat. Beberapa tahun silam, Desa Lebak Muncang
dikenal sebagai salah satu desa penghasil Kopi Luwak. Khusunya wilayah
desa di RW 14 dan RW 16. Namun, Luwak-luwak di desa harus mati dan
masyarakt desa akhirnya harus berhenti memproduksi Kopi Luwak. Untuk
sementara ini, Kunjungan Wisata ke Pabrik Kopi Luwak terpaksa harus
ditiadakan dahulu. Untuk sampai ke lokasi, Penulis sarankan untuk
memakai kendaraan pribadi atau menyewa kendaraan. Karena tidak
adanya angkutan umum yang menuju langsung ke daerah Ds. Lebak
Muncang, masyarakat disini biasanya memakai ojek, menyewa angkot dan
delman dari pasar. Wisatawan akan menikmati suasana pedesaan disini,
lingkungan desa masih asli.
B. Metode Penelitian
Penulis memakai Metode Deskriptif Analisis dengan Pendekatan
Kualitatif.
“Metode Penelitian Kualitatif adalah metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat Postpositivisme, digunakan untuk
meneliti pada kondisi objek yang alamiah (sebagai lawannya
adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen
kunci. Teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi
(gabungan), analisis data bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil
penelitian lebih menekankan makna generalisasi.” (Sugiyono,
2012, hlm.13)
Tujuan dari metode deskriptif adalah untuk menghasilkan data berupa
kata-kata dari bentuk lisan, perilaku seseorang atau sekelompok orang dan
melalui sifat kebendaan yang Penulis amati. Sedangkan, tujuan dari
pendekatan kualitatif adalah dapat menggambarkan sebuah penjelasan
tanpa terikat. Prosedur penelitian ini adalah penggabungan antara data
olahan berupa angka atau statistik dan data olahan melalui hasil observasi
dan wawancara. Gabungan prosedur ini bertujuan agar Penelitian ini dapat
memperoleh analisis yang lebih lengkap.
38
Nurul Hasanah, 2015 “STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA EDUKASI DI DESA LEBAK MUNCANG SEBAGAI DESA WISATA DI KECAMATAN CIWIDEY, KABUPATEN BANDUNG” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. Sumber Data
Menurut Sugiyono (2012, hlm.137), berdasarkan sumbernya, data
dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
1. Data Primer
Data primer penelitan menggunakan kuesioner dan wawancara
terstruktur dan semi terstruktur. Sumber data primer penelitian ini
adalah 65 responden atau wisatawan Desa Lebak Muncang dan delapan
orang pengelola Desa Lebak Muncang.
2. Data Sekunder
Sumber data sekunder penelitan ini adalah : Lembar Proposal Wisata
Edukasi Desa Wisata Lebak Muncang, Katalog BPS 2013, artikel dari
surat kabar cetak & online, Jurnal, Laporan Penelitan dan Perundang-
undangan yang yang berlaku di Pemerintahan.
D. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek atau
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.”. (Sugiyono, 2010, hlm.80)
Populasi bukan hanya ditujukan untuk orang saja, namun juga untuk
objek/benda-benda alam lainnya. Populasi juga bukan sekedar jumlah
yang ada pada objek dan subjek yang dipelajari. Namun juga meliputi
seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh objek dan subjek itu.
Seseorang pun dapat menjadi sebuah populasi karena satu orang
tersebut memiliki karakteristiknya sendiri, melalui cara
berkomunikasi, displin, ketertarikan terhadap sesuatu, pemikiran dan
lain-lain. Populasi responden dalam penelitian ini adalah Wisatawan
di Desa Wisata Lebak Muncang yang datang pada sepanjang tahun
2014, sebagai berikut :
39
Nurul Hasanah, 2015 “STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA EDUKASI DI DESA LEBAK MUNCANG SEBAGAI DESA WISATA DI KECAMATAN CIWIDEY, KABUPATEN BANDUNG” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Asal Wisatawan
Bulan
Jumlah Wisatawan
Tampines Junior College,
Singapore
September 30 orang
SMP Al-Zahra, Tangerang
Selatan
Desember 150 orang
Total : 180 orang
Tabel 3.2 : Jumlah Kunjungan Wisatawan Desa Wisata
Lebak Muncang Tahun 2014
Sumber : Tim Pokja Desa - 2014
2. Sampel Penelitian
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut.” (Sugiyono, 2010, hlm.81).
Bila pada kenyataannya, jumlah populasinya dalam jumlah banyak,
berkenaan dengan keterbatasan Peneliti. Maka Peneliti dapat
menggunakan sampel itu. Kesimpulannya akan dapat diberlakukan
untuk populasi, sederhananya Sampel itu adalah bagian kecil dari
Populasi. Sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul
representatif atau mewakili. Untuk mendapatkan jumlah atau ukuran
sampel penelitian, Penulis menggunakan Rumus Slovin, sebagai
berikut :
n = 𝑵
𝟏+𝑵𝒆²
Dimana :
n = Untuk Sampel
𝑁 = Untuk Populasi
𝑒 = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan
sampel yang masih bisa ditolerir.
Adapun :
a. Nilai 𝑒 ∶ 0,1 (10%) Untuk populasi dalam jumlah besar
b. Nilai 𝑒 : 0,2 (20%) Untuk populasi dalam jumlah kecil
40
Nurul Hasanah, 2015 “STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA EDUKASI DI DESA LEBAK MUNCANG SEBAGAI DESA WISATA DI KECAMATAN CIWIDEY, KABUPATEN BANDUNG” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Ukuran populasi yang digunakan mengacu pada Jumlah Kunjungan
Wisata di Desa Wisata Lebak Muncang yang diperoleh oleh Penulis
saat proses penelitian. Data kunjungan wisatawan pada tahun 2014
sebanyak 180 orang dan persen kelonggaran yang ditentukan adalah
10 %.
Berdasarkan data kunjungan wisatawan tersebut, maka jumlah sampel
yang akan diambil sebanyak :
n = 𝑁
1+𝑁𝑒²
n = 180
1+180(0,1)²
n = 180
1+180(0,01)
n = 180
1+1,8
n = 180
2,8 = 64, 28 orang ≈ 65 orang
Dari hasil perhitungan diatas, hasil menunjukan 64,28 orang
dibulatkan menjadi 65 orang untuk dijadikan sampel pada penelitian
ini.
E. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik Sampling pada penelitian ini menggunakan bagian dari Teknik
Non Probability Sampling, yaitu : Sampling Insidental.
Sugiyono (2010, hlm.85) berpendapat bahwa “Sampling Insidental adalah
teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang
secara kebetulan/insidental bertemu dengan Peneliti dan dapat digunakan
sebagai sampel. Bila dipandang orang yang kebetulan ditemui lalu cocok
sebagai sumber data.”.
41
Nurul Hasanah, 2015 “STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA EDUKASI DI DESA LEBAK MUNCANG SEBAGAI DESA WISATA DI KECAMATAN CIWIDEY, KABUPATEN BANDUNG” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
F. Objek Penelitian
Penelitian ini memilih salah satu kawasan desa wisata yang berada di
Kecamatan Ciwidey. Objek yang akan di teliti antara lain : Aktivitas
Wisata Edukasi, Materi Pembelajaran dan faktor-faktor internal dan
eksternal yang menyertainya hingga dapat membentuk sebuah strategi
pengembangan wisata edukasi bagi desa ini. Strategi pengembangan
tersebut diharapkan dapat membawa Desa Wisata Lebak Muncang dapat
lebih terarah dan berkarakter.
G. Operasionalisasi Variabel
Operasional variabel menurut Sugiyono (2010, hlm.58) adalah “Segala
sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian
ditarik kesimpulannya.”.
Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Variabel
Bebas (Independent Variable). variabel bebas “Variabel yang dapat
diukur, dimanipulasi atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan
hubungannya dengan suatu gejala yang diobservasi.”. (Jonathan Sarwono
dan Tutty Martadijera, 2008, hlm. 107).
Kesimpulannya adalah Variabel Bebas (Independent Variable)
merupakan suatu variabel yang bebas dimana keberadaanya tidak
dipengaruhi oleh variabel yang lain, bahkan variabel ini merupakan suatu
variabel yang dapat mempengaruhi variabel lain. Dalam penelitian Strategi
Pengembangan Wisata Edukasi di Desa Lebak Muncang sebagai Desa
Wisata, Penulis telah menentukan operasionalisasi variabel.
Operasionalisasi variabel ini harus ditentukan sehingga penelitian dapat
dilakukan dengan benar dan sesuai dengan judul penelitian. Dibawah ini
adalah penyajian operasionalisasi variabel untuk penentuan faktor internal
penelitian :
42
Nurul Hasanah, 2015 “STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA EDUKASI DI DESA LEBAK MUNCANG SEBAGAI DESA WISATA DI KECAMATAN CIWIDEY, KABUPATEN BANDUNG” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Variabel
Sub Variabel
Indikator
No. Item
Instrumen
Desa Wisata
Wiendu
Nuryanti
(1993, hlm. 2)
1. Atraksi Wisata
(Dalam Konsep
Wisata Edukasi
Education
Specialties dan
Cultural
Interaction)
1. What to See :
1) Panorama khas pedesaan
2) Tata ruang khas pedesaan
1
2
2. What to Do :
1) Aktivitas Bertani
2) Aktivitas Berkebun
3) Aktivitas Budidaya
4) Aktivitas Kuliner Pedesaan
5) Aktivitas Seni & Budaya
Tradisional
6) Pengenalan Vegetasi
7) Ngaliwet di puncak bukit
bersama warga desa
11
12
13
16
15
18
19
3. What to Buy :
1) Penjualan Hasil Olahan dan
Kreasi Desa atau
Cinderamata
2) Penjualan dan pemberian
bibit tanaman
9
14
2. Akomodasi
(Dalam Konsep
Wisata Edukasi
Direct
Interaction)
1) Penginapan disekitar desa
2) Homestay
3
4
3. Tata Cara
atau Tradisi
Kehidupan sosial & budaya
masyarakat pedesaan.
19
4. Fasilitas
Pendukung
1) Buku Panduan Wisata
2) Saung atau tempat
beristirahat
3) Tempat ibadah
4) Tempat pertunjukan seni
5
6
7
8
Wisata
Edukasi
“Wisata Minat
Khusus”
Fandeli
(2000,
hlm.110)
1. Rewarding
(Penghargaan)
1) Menghargai lingkungan
alam
2) Menghargai hasil produksi
olahan desa
3) Menghargai kekayaan
kuliner khas
4) Menghargai seni & budaya
tradisional
10
9
17
15
43
Nurul Hasanah, 2015 “STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA EDUKASI DI DESA LEBAK MUNCANG SEBAGAI DESA WISATA DI KECAMATAN CIWIDEY, KABUPATEN BANDUNG” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Learning
(Pembelajaran)
1) Pembelajaran tentang
pertanian & perkebunan
2) Pembelajaran tentang
pembudidayaan
3) Pembelajaran tentang
kuliner tradisional
4) Pembelajaran tentang seni &
budaya tradisional
5) Pembelajaran tentang
kehidupan sosial & budaya
masyarakat pedesaan
11
13
16
15
19
3. Enriching
(Pengkayaan
Pengetahuan)
1) Pertanian & Perkebunan
2) Pembudidayaan Jamur
3) Kuliner khas desa
4) Seni dan Budaya Tradisional
11
13
16
15
Tabel 3.3. : Operasionalisasi Variabel Faktor Internal
Sumber : Olahan Penulis – 2015
44
Nurul Hasanah, 2015 “STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA EDUKASI DI DESA LEBAK MUNCANG SEBAGAI DESA WISATA DI KECAMATAN CIWIDEY, KABUPATEN BANDUNG” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dibawah ini adalah indikator-indikator yang digunakan untuk faktor
eksternal penelitian, sebagai berikut :
Faktor Eksternal
(Opportunities&
Threaths)
Sub Variabel
Indikator
1. Stakeholder
1. Wisatawan :
1) Jenuh dengan situasi kota
2) Keinginan untuk berwisata
2. Kondisi Fisik Rusaknya lingkungan fisik desa
3. Kompetitor Kompetitor desa wisata lainnya
4. Sosial & Budaya
1) Adanya Kelompok Penggerak
Pariwisata (Kompepar)
2) Pendapatan masyarakat kota yang
relatif tinggi
3) Perubahan perilaku masyarakat desa
4) Timbul kecemburuan sosial
5. Ekonomi
Bantuan pemerintah melalui Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Mandiri (PNPM-Mandiri)
6. Kebijakan
Pemerintah &
Peraturan Daerah
1) Program Kementrian Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif Tahun 2009 mengenai
“Program Pengembangan Desa Wisata”
2) Surat Keputusan Bupati Kabupaten
Bandung denganNomor:
556.42/Kep.71.DISPOPAR/2011Tentang
Penetapan Desa Wisata di Wilayah
Kabupaten Bandung
Tabel 3.4. : Operasionalisasi Variabel Faktor Eksternal
Sumber : Olahan Penulis – 2015
H. Instrumen Penelitian
Arikunto (2002, hlm.136) berpendapat tentang pentingnya
menggunakan alat pengumpulan penelitian, sebagai berikut :
“Instrumen Penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan
hasilnya lebih. Dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis,
sehingga lebih mudah diolah.”
45
Nurul Hasanah, 2015 “STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA EDUKASI DI DESA LEBAK MUNCANG SEBAGAI DESA WISATA DI KECAMATAN CIWIDEY, KABUPATEN BANDUNG” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Instrumen penelitian yang digunakan Penulis, adalah :
1. Pedoman Wawancara
Pertanyaan dalam wawancara akan dibagi menjadi dua sesi, yaitu :
Wawancara Terstruktur dan Wawancara Semi Terstruktur. Penulis
terlebih dahulu menyusun 18 butir pertanyaan dalam pedoman
wawancara yang ditujukan untuk delapan orang pengelola desa sebagai
narasumber, yaitu : Ketua Pokja Desa, Ka-Dusun 05, Dua orang Tim
Kasenian dan Tiga orang Tim Homestay. Pengajuan pertanyaan
disesuaikan dengan latar belakang narasumber dan konteks pertanyaan
agar jawaban yang didapatkan nanti lebih akurat.
2. Kuesioner
Sugiyono (2010, hlm.142) menyatakan bahwa :
“Kuesioner atau angket adalah teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”. Kuesioner
penelitian ini memuat : Profil Wisatawan, Aspek Psikografis
Wisatawan dan Tanggapan Responden mengenai aktivitas wisata
edukasi, materi pembelajaran yang wisatawan dapatkan sampai
tersedianya fasilitas pendukung kawasan. Tanggapan responden
kuesioner berasal dari faktor internal dan eksternal yang telah
ditentukan sebelumnya berdasarkan teori-teori terkait yang disesuaikan
dengan kondisi asli desa. Tanggapan responden akan di analisis
berdasarkan perhitungan skala pengukuran dari instrumen penelitian.
Berikut ini adalah langkah-langkah perhitungan menggunakan skala
pengukuran intrumen penelitian :
1) Skor Pendapat Menggunakan Skala Likert
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena
sosial. Dengan Skala Likert, maka variabel yang akan diukur dan
dijabarkan akan menjadi indikator variabel. Indikator - indikator
tersebut akan dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-
item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.
46
Nurul Hasanah, 2015 “STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA EDUKASI DI DESA LEBAK MUNCANG SEBAGAI DESA WISATA DI KECAMATAN CIWIDEY, KABUPATEN BANDUNG” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Jawaban setiap item instrumen dengan menggunakan Skala Likert
mempunyai gradasi mulai dari sangat positif sampai sangat
negatif berupa kata-kata. Jawaban pilihan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah :
a) Sangat Setuju
b) Setuju
c) Ragu-ragu
d) Tidak Setuju
e) Sangat Tidak Setuju
Dibawah ini adalah tabel yang memuat pengukuran skor pendapat
dengan menggunakan Skala Likert, yaitu :
Pernyataan Nilai
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Ragu-ragu 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
Tabel 3.5. : Skala Likert
Sumber : Sugiyono (2010, hlm. 93)
Tabel 3.5 diatas digunakan untuk menentukan nilai tertinggi, nilai
terendah dan jarak interval dalam Skala Likert. Menurut Harun Al-
Rasyid (1993, hlm. 33), perhitungan menggunakan rumus statistika
Method of Successive Interval (MSI) :
a) Nilai Tertinggi : Total Responden x Bobot Maksimal x Jumlah
Pernyataan = 65 x 5 x 1 = 325
b) Nilai Terendah : Total Responden x Bobot Minimal Jumlah
Pernyataan = 65 x 1 x 1 = 65
c) Interval : Nilai Tertinggi – Nilai Terendah = 325−65
5 =
260
5 = 52
Banyaknya Kelas Penilaian
Jadi, dalam Skala Likert tanggapan responden tentang Aktivitas
Wisata Edukasi di Desa Wisata Lebak Muncang ditunjukan dengan
47
Nurul Hasanah, 2015 “STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA EDUKASI DI DESA LEBAK MUNCANG SEBAGAI DESA WISATA DI KECAMATAN CIWIDEY, KABUPATEN BANDUNG” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
nilai terendah adalah 65, nilai tertinggi adalah 325 dan interval pada
setiap kelas penilaian adalah 52.
2) Penilaian dan Kelas Interval
Berikut ini adalah tabel yang memuat tentang nilai interval untuk
setiap kelas penilaian, yaitu :
Pernyataan Nilai
274-325 5
222-273 4
170-221 3
118-169 2
65-117 1
Tabel 3.6. : Penilaian dan Kelas Interval
Sumber : Olahan Penulis – 2015
Dibawah ini adalah garis kontinum yang dapat menunjukan
pendapatan wisatawan sesuai dengan daerahnya masing-masing,
seperti dibawah ini :
Sangat Tidak
Setuju
Tidak Setuju Ragu-ragu Setuju Sangat Setuju
65 117 169 221 273 325
Gambar 3.7. : Garis Kontinum
Sumber : Olahan Penulis – 2015
48
Nurul Hasanah, 2015 “STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA EDUKASI DI DESA LEBAK MUNCANG SEBAGAI DESA WISATA DI KECAMATAN CIWIDEY, KABUPATEN BANDUNG” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
I. Pengembangan Instrumen Penelitian
Pengembangan instrumen penelitian adalah lanjutan dari instrumen
penelitian yang sudah tersedia. Instrumen penelitian ini terlebih dahulu
akan di uji nilai keabsahan dari kuesioner penelitian ini. Berikut ini adalah
langkah-langkah dalam pengujian nilai keabsahan penelitian, yaitu :
1. Uji Validitas
“Uji validitas atau uji kesahihan digunakan untuk mengukur sah
atau valid tidaknya satu kuesioner. Satu kuesioner dinyatakan valid
jika pertanyaan pada pertanyaan kuesioner mampu mengungkapkan
sesuatau yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.”. (Ghozali, 2013,
hlm. 52)
Tingkat validitas dapat diukur dengan caramembandingkan nilai
Koefisien Korelasi Sederhana atau nilai rhitung pada tabel
Correlations pada total nilai Pearson Correlation untuk tiap indikator
variabel dengan nilai tabel r dengan ketentuan :
df (Degree of Freedom) = (N – 2)
Dimana :
a) N = Jumlah sampel yang digunakan
b) Nilai 2 = Jumlah variabel independen
Dengan jumlah sampel (N) dan tingkat signifikansi (α) 0,1 maka tabel
r pada penelitian ini adalah 0.3783.
Dimana :
a) r hitung ≥ r tabel, artinya pernyataan tersebut dinyatakan valid.
b) r hitung ≤ r tabel, artinya pernyataan tersebut dinyatakan tidak
valid.
Berikut ini hasil uji validitas dari kuesioner penelitian menggunakan
Program SPSS 16.0 For Windows yang disajikan dalam bentuk tabel
di bawah ini :
49
Nurul Hasanah, 2015 “STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA EDUKASI DI DESA LEBAK MUNCANG SEBAGAI DESA WISATA DI KECAMATAN CIWIDEY, KABUPATEN BANDUNG” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No. Pernyataan r (Koefisien
Korelasi) Hitung
r (Koefisien
Korelasi) Tabel
Keterangan
1. Wisatawan dapat
menikmati panorama
khas pedesaan.
0.641
0.3783
Valid
2. Wisatawan dapat
mengetahui tata ruang
khas pedesaan.
0.638
0.3783
Valid
3. Wisatawan mengetahui
terdapat penginapan lain
sekitar desa.
0.433
0.3783
Valid
4. Terdapat rumah warga
sebagai Homestay.
0.626 0.3783 Valid
5. Tersedianya Buku
panduan wisata.
0.762 0.3783 Valid
6. Terdapat tempat istirahat
atau Saung.
0.385 0.3783 Valid
7. Terdapat tempat ibadah. 0.424 0.3783 Valid
8. Terdapat Tempat
pertunjukan seni.
0.449 0.3783 Valid
9. Wisatawan dapat
membeli hasil olahan
dan kreasi desa atau
cinderamata.
0.740
0.3783
Valid
10. Wisata Edukasi
membuat wisatawan
lebih menghargai
lingkungan alam.
0.647
0.3783
Valid
11. Mengajak wisatawan
untuk mempelajari
Ekosistem Pertanian.
0.719
0.3783
Valid
12. Mengajak wisatawan
untuk mempelajari
Ekosistem Perkebunan.
0.385
0.3783
Valid
13. Mengajak wisatawan
untuk mempelajari
Pembudidayaan
&Varietas Jamur.
0.626
0.3783
Valid
14. Wisatawan mendapatkan
bibit tanaman.
0.647
0.3783
Valid
15. Mengajak wisatawan
dalam pementasan Seni
Sunda Tradisional.
0.551
0.3783
Valid
16. Dapat terlibat langsung
dalam pengolahan
makanan dan
mencicipinya.
0.433
0.3783
Valid
50
Nurul Hasanah, 2015 “STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA EDUKASI DI DESA LEBAK MUNCANG SEBAGAI DESA WISATA DI KECAMATAN CIWIDEY, KABUPATEN BANDUNG” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No. Pernyataan r (Koefisien
Korelasi) Hitung
r (Koefisien
Korelasi) Tabel
Keterangan
17. Mempelajari bahan-
bahan & asal-usul
makanan khas desa.
0.761
0.3783
Valid
18. Wisatawan mendapatkan
penjelasan tentang
Vegetasi selama
perjalanan.
0.571
0.3783
Valid
19. Ngaliwet di puncak bukit
bersama warga desa.
0.600
0.3783
Valid
Tabel 3.8. : Hasil Uji Validitas
Sumber : Olahan Penulis – 2015
Tabel 3.8 diatas menunjukan hasil pengujian validitas pada 19
pernyataan diatas, diketahui seluruh butir pernyataan yang memuat
tentang tanggapan responden tentang aktivitas wisata edukasi Desa
Lebak Muncang beserta fasilitas pendukung Desa Wisata
menunjukkan nilai r hitung ≥ r tabel (0,3783) dengan nilai terendah
0,433 dan nilai tertinggi 0,762. Dengan demikian, seluruh butir
pernyataan diatas dapat dinyatakan valid dan memenuhi syarat sebagai
alat ukur penelitian ini.
2. Uji Reliabilitas
Ghozali (2011, hlm. 22) berpendapat bahwa, “Uji reliabilitas atau
uji keandalan merupakan alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner
dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap
pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.”.
Dalam penelitian ini, uji realibilitas yang digunakan adalah uji
realibilitas One Shot atau pengukuran sekali saja. “Pengukuran yang
dilakukan hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan
pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan.”
(Ghozali, 2013 : 48).
Nunnaly (dalam Ghozali, 2013, hlm. 48) berpendapat, “untuk
mengukurnya digunakan Program SPSS, Program SPSS memberikan
fasilitas untuk mengukur realibilitas dengan Uji Statistic Cronbach
51
Nurul Hasanah, 2015 “STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA EDUKASI DI DESA LEBAK MUNCANG SEBAGAI DESA WISATA DI KECAMATAN CIWIDEY, KABUPATEN BANDUNG” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Alpha (α). Suatu variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai
Cronbach Alpha ≥ 0.70.”
Berikut ini hasil uji reliabilitas dari kuesioner penelitian menggunakan
Program SPSS 16.0 For Windows yang disajikan dalam bentuk tabel
dibawah ini :
Tabel 3.9. : Hasil Uji Reliabilitas
Sumber : Olahan Penulis – 2015
Tabel 3.9 diatas menunjukan hasil uji reliabilitas, pernyataan yang
memuat tentang tanggapan responden tentang aktivitas wisata edukasi
Desa Lebak Muncang beserta fasilitas pendukung Desa Wisata,
menunjukkan nilai Cronbach Alpha (α) berada di atas 0,70. Hasil ini
menunjukkan bahwa alat ukur yang digunakan memenuhi syarat dan
dapat dianggap reliable atau andal. Setelah instrumen penelitian
dinyatakan valid dan reliabel maka instrumen ini dapat dipakai
sebagai alat pengumpulan data penelitian.
3. Software SPSS
Statistical Program for Social Science (SPSS) merupakan paket
programaplikasi komputer untuk menganalisis data statistik. Dengan
Program SPSS kita dapat memakai hampir dariseluruh tipe file data
dan menggunakannya untuk untuk membuat laporan berbentuk
tabulasi, grafik (chart), diagram (plot) dari berbagai distribusi, statistik
deskriptif dan analisis statistik yang kompleks. Program SPSS adalah
sebuah sistem yang lengkap, menyeluruh, terpadu dan sangatfleksibel
untuk analisis statistik dan manajemen data. Keunggulan dari SPSS
For Windows diantaranya adalah diwujudkan dalam menu dan kotak-
kotak dialog antar muka (Dialog Interface) yang cukup memudahkan
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
(α) N of Items
.892 19
52
Nurul Hasanah, 2015 “STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA EDUKASI DI DESA LEBAK MUNCANG SEBAGAI DESA WISATA DI KECAMATAN CIWIDEY, KABUPATEN BANDUNG” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
para user dalam perekaman data (Data Entry), memberikan perintah
dan sub-sub perintah analisis hingga menampilkan hasilnya.
Disamping itu Program SPSS juga memiliki kehandalan dalam
menampilkan chart atau plot hasil analisis sekaligus kemudahan
penyuntingan bilamana diperlukan. Dalam penelitian ini, Penulis
menggunakan Software SPSS Versi 16.0 For Windows.
J. Teknik Pengumpulan Data
Adapun menurut Sugiyono (2010, hlm.145), teknik pengumpulan data
dapat dilakukan dengan cara:
1. Observasi Lapangan
Penulis melakukan pengamatan langsung terhadap semua aspek
yang berhubungan tentang Wisata Edukasi di Desa Lebak Muncang
yang dijadikan kawasan Desa Wisata. Teknik pengumpulan data
dengan observasi penelitian ini berkenaan dengan perilaku manusia,
proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak
terlalu besar.
2. Hasil Wawancara
“Wawancara atau kuesioner lisan adalah sebuah dialog yang
dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari
narasumber.” (Arikunto, 2010, hlm. 198).
Dari 16 butir pertanyaan yang ada dalam pedoman wawancara, Penulis
telah mengatur butir-butir jawaban dari narasumber menjadi 19 butir
jawaban dalam hasil wawancara.
3. Studi Kepustakaan
Penulis mengumpulkan dan mempelajari teori-teori yang
bersangkutan dengan penelitian ini. Tujuannya untuk memperoleh
suatu pengertian yang mendalam dan menunjang proses pembahasan
data yang sebenarnya.
53
Nurul Hasanah, 2015 “STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA EDUKASI DI DESA LEBAK MUNCANG SEBAGAI DESA WISATA DI KECAMATAN CIWIDEY, KABUPATEN BANDUNG” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Kuesioner
Penulis menyebarkan kuesioner yang berisi : Profil Wisawatan,
Aspek Psikografis dan 19 pernyataan tertulis pada responden atau
wisatawan Desa Wisata Lebak Muncang.
K. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian, teknik analisis data sangat dibutuhkan karena
bertujuan untuk menyederhanakan seluruh data yang terkumpul dan
menyajikan secara sistematis. Teknik pengumpulan & analisis data ini
diharapkan dapat menjadi solusi bagi masalah yang ada di lokasi
penelitian. Penelitian ini menggunakan metode Analisis SWOT.
1. Analisis SWOT dengan Pendekatan Kuantitatif
Singkatan dari SWOT adalah singkatan dari Strengths (kekuatan),
Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang) dan Threats
(ancaman).
Wheelen dan Hunger dalam Ismail Solihin (2012, hlm. 164) “Analisis
SWOT atau TOWS adalah alat analisis situasional yang paling
bertahan lama dan banyak digunakan oleh perusahaan dalam
melakukan formulasi strategi”
Analisis SWOT didasarkan kepada logika dengan memaksimalkan
Strengths (kekuatan) dan Opportunities (peluang). Namun, secara
bersamaan dapat meminimalkan Weaknesses (kelemahan) dan Threats
(ancaman). Melalui analisis SWOT, peneliti dapat mempertimbangkan
faktor lingkungan internal, berupa kekuatan dan kelemahan serta
lingkungan eksternal, berupa peluang dan ancaman yang dihadapi
oleh Desa Lebak Muncang.
Wheelen dan Hunger dalam Ismail Solihin (2012, hlm. 167), analisis
SWOT terbagi atas dua faktor, yaitu IFAS atau Internal Factor
Analysis Summary & EFAS atau External Factor Analysis Summary.
Berikut ini adalah penjelasan dari dua faktor diatas, yaitu :
54
Nurul Hasanah, 2015 “STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA EDUKASI DI DESA LEBAK MUNCANG SEBAGAI DESA WISATA DI KECAMATAN CIWIDEY, KABUPATEN BANDUNG” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Internal Factor Analysis Summary (IFAS)
Identifikasi Internal Factor Analysis Summary(IFAS) dilakukan
dengan melihat kondisi internal perusahaan. Bagian dari Internal
Factor Analysis Summary adalah faktor internal dari Kekuatan
(Strength) dan Kelemahan (Weakness), berikut ini adalah proses
perumusan Internal Factor Analysis Summary (IFAS) :
1. Buatlah daftar Kekuatan dan Kelemahan paling penting yang
dihadapi perusahaan.
2. Berikan Weight / Bobot untuk masing-masing faktor 0,0 (tidak
penting) sampai 1,0 (sangat penting). Jumlah seluruh bobot
harus sama dengan 1,00 berapapun jumlah faktor yang dibobot
di dalam IFAS. Nilai bobot dinilai dan dihitung menggunakan
teknik Paired Comparation Scale yaitu dengan membandingkan
masing-masing faktor yang sudah ditentukan. Tabel dibawah ini
digunakan untuk perhitungan menggunakan teknik Paired
Comparation Scale :
55
Nurul Hasanah, 2015 “STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA EDUKASI DI DESA LEBAK MUNCANG SEBAGAI DESA WISATA DI KECAMATAN CIWIDEY, KABUPATEN BANDUNG” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No.
Faktor
Strategis
Internal
(Strengths)
Strenghts
Skor
Bobot
A
B
C
D
E
F
1. A
2. B
3. C
4. D
5. E
6. F
No.
Faktor
Strategis
Internal
(Weaknesses)
Weaknesses
Skor
Bobot
A
B
C
D
E
F
1. A
2. B
3. C
4. D
5. E
6. F
Total : 1.00
Tabel 3.10. : Pembobotan Internal Factors
Sumber : Wheelen dan Hunger (dalam Ismail Solihin, 2012, hlm.168)
Teknik Paired Comparation Scale adalah metode yang
digunakan untuk mengukur Relative Importance. Pembobotan
yang dilakukan menggambarkan kerelatifan dari beberapa objek.
digunakan untuk mengukur Relative Importance. Pembobotan
yang dilakukan menggambarkan kerelatifan dari beberapa objek.
Pembobotan yang diletakan pada Tabel 3.12 diatas, nilai dari
total bobot mutlak harus bernilai 1,00.
Dalam pembobotan setiap variabel ditentukan dengan
menggunakan skala 1 hingga 3.
Dimana :
1 = Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator
vertikal
2 = Jika indikator horizontal sama penting dengan indikator
56
Nurul Hasanah, 2015 “STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA EDUKASI DI DESA LEBAK MUNCANG SEBAGAI DESA WISATA DI KECAMATAN CIWIDEY, KABUPATEN BANDUNG” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
vertikal
3 = Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator
vertikal
3. Berikan Rating / Peringkat, peringkat untuk masing-masing
faktor. Berilah 5,0 (sangat baik) sampai 1,0 (sangat buruk) yang
didasarkan pada tanggapan para pihak terkait saat ini terhadap
faktor-faktor yang dianalisis. Masing-masing peringkat
menunjukan petimbangan yang diberikan para pihak terkait
tentang seberapa baik manajemen perusahaan saat ini di dalam
menghadapi masing-masing Internal Factors. Berikut ini adalah
kelas interval yang digunakan untuk menentukan nilai Rating :
Outstading Above Average Average Below Average Poor
5,0 4,5 4,0 3,5 3,0 2,5 2,0 1,5 1,0
Tabel 3.11. : Kelas Interval Untuk Penentuan Nilai Rating
Sumber : Wheelen dan Hunger (dalam Ismail Solihin, 2012, hlm. 168)
4. Kalikan bobot dengan rating masing-masing faktor, Weight
Score atau nilai tertimbang berkisar dari 5,0 (sangat bagus)
sampai 1,0 (sangat buruk) dan 3,0 untuk nilai rata-rata.
5. Jumlahkan Weight Score diatas untuk memperoleh jumlah nilai
tertimbang. Dari nilai tertimbang ini, Penulis dapat menentukan
strategi yang akan diambil dari lingkungan di dalam perusahaan.
Setiap jumlah Weight Score faktor internal Strengths (Kekuatan)
dan Weaknesses (Kelemahan) di indikasikan, jika bernilai 2,5
termasuk dalam tingkat rata-rata, jika bernilai ≥ 2,5 artinya
posisi internal dinilai kuat. Jika bernilai ≤ 2,5 artinya
menunjukan bahwa secara internal perusahaan dalam keadaan
lemah.
57
Nurul Hasanah, 2015 “STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA EDUKASI DI DESA LEBAK MUNCANG SEBAGAI DESA WISATA DI KECAMATAN CIWIDEY, KABUPATEN BANDUNG” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6. Berikut adalah bentuk Matriks Internal Factor Analysis yang
akan digunakan untuk penelitian ini :
No. Faktor –faktor
Strategi Internal Bobot Rating Weight Score
KEKUATAN (STRENGTHS)
1.
2.
3.
Weight Score S : . . .
No. Faktor –faktor
Strategi Internal Bobot Rating Weight Score
KELEMAHAN (WEAKNESSES)
1.
2.
3.
Weight Score W : . . .
Jumlah Weight Score S + W = . . .
Tabel 3.12. : Matriks Internal Factor Analysis Summary (IFAS)
Sumber : Wheelen dan Hunger (dalam Ismail Solihin, 2012, hlm. 169)
b. External Factor Analysis Summary (EFAS)
External Factors Evaluation Analysis Summary (EFAS)
dilakukan dengan melihat kondisi eksternal perusahaan. Bagian
dari factor eksternal adalah Peluang (Opportunity) dan Ancaman
(Threat). Berikut ini adalah proses perumusan Matriks External
Factors Evaluation Analysis Summary (EFAS) :
1. Buatlah daftar Peluang dan Ancaman paling penting yang
dihadapi perusahaan.
2. Berikan Weight / Bobot untuk masing-masing faktor 0,0 (tidak
penting) sampai 1,0 (sangat penting). Jumlah seluruh bobot
harus sama dengan 1,00 berapapun jumlah faktor yang dibobot
di dalam EFAS. Nilai bobot dinilai dan dihitung menggunakan
teknik Paired Comparation Scale yaitu dengan
membandingkan masing-masing faktor yang sudah ditentukan.
Tabel dibawah ini digunakan untuk perhitungan menggunakan
teknik Paired Comparation Scale :
58
Nurul Hasanah, 2015 “STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA EDUKASI DI DESA LEBAK MUNCANG SEBAGAI DESA WISATA DI KECAMATAN CIWIDEY, KABUPATEN BANDUNG” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No.
Faktor
Strategis
Eksternal
(Opportunities)
Opportunities
Skor
Bobot
A
B
C
D
E
F
1. A
2. B
3. C
4. D
5. E
6. F
No.
Faktor
Strategis
Eksternal
(Threaths)
Threaths
Skor
Bobot
A
B
C
D
E
F
1. A
2. B
3. C
4. D
5. E
6. F
Total : 1.00
Tabel 3.13. : Pembobotan External Factors
Sumber : Wheelen dan Hunger (dalam Ismail Solihin, 2012, hlm. 170)
Teknik Paired Comparation Scale adalah metode yang
digunakan untuk mengukur Relative Importance. Pembobotan
yang dilakukan menggambarkan kerelatifan dari beberapa objek.
digunakan untuk mengukur Relative Importance. Pembobotan
yang dilakukan menggambarkan kerelatifan dari beberapa objek.
Pembobotan yang diletakan pada Tabel 3.12 diatas, nilai dari
total bobot mutlak harus bernilai 1,00.
Dalam pembobotan setiap variabel ditentukan dengan
menggunakan skala 1 hingga 3.
Dimana :
1 = Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator
vertikal
2 = Jika indikator horizontal sama penting dengan indikator
59
Nurul Hasanah, 2015 “STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA EDUKASI DI DESA LEBAK MUNCANG SEBAGAI DESA WISATA DI KECAMATAN CIWIDEY, KABUPATEN BANDUNG” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
vertikal
3 = Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator
vertikal
3. Berikan Rating / Peringkat, peringkat untuk masing-masing
faktor. Berilah 5,0 (sangat baik) sampai 1,0 (sangat buruk)
yang didasarkan pada tanggapan para pihak terkait saat ini
terhadap faktor-faktor yang dianalisis. Masing-masing
peringkat menunjukan petimbangan yang diberikan para pihak
terkait tentang seberapa baik manajemen perusahaan saat ini di
dalam menghadapi masing-masing External Factors. Berikut
ini adalah kelas interval yang digunakan untuk menentukan
nilai Rating :
Outstading Above Average Average Below Average Poor
5,0 4,5 4,0 3,5 3,0 2,5 2,0 1,5 1,0
Tabel 3.14. : Kelas Interval Untuk Penentuan Nilai Rating
Sumber : Wheelen dan Hunger (dalam Ismail Solihin 2012, hlm. 170)
4. Kalikan bobot dengan peringkat masing-masing faktor, Weight
Score atau nilai tertimbang berkisar dari 5,0 (sangat bagus)
sampai 1,0 (sangat buruk) dan 3,0 untuk nilai rata-rata.
5. Jumlahkan Weight Score atau nilai tertimbang diatas untuk
memperoleh jumlah nilai tertimbang. Dari nilai tertimbang ini,
Penulis dapat menentukan strategi yang akan diambil dari
lingkungan di luar perusahaan. Setiap jumlah Weight Score
faktor eksternal Opportunities (Peluang) dan Threats
(Ancaman) di indikasikan, jika bernilai 4,00 artinya
perusahaan merespon dengan cara yang luar biasa pada
peluang-peluang yang ada. Jika bernilai 1,00 artinya
menunjukan bahwa perusahaan tidak memanfaatkan peluang-
60
Nurul Hasanah, 2015 “STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA EDUKASI DI DESA LEBAK MUNCANG SEBAGAI DESA WISATA DI KECAMATAN CIWIDEY, KABUPATEN BANDUNG” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
peluang yang ada atau tidak dapat menghindari ancaman dari
lingkungan luar perusahaan.
6. Berikut adalah bentuk Matriks External Factor Analysis yang
akan digunakan untuk penelitian ini :
No. Faktor –faktor
Strategi Ekternal Bobot Rating Weight Score
PELUANG (OPPORTUNITIES)
1.
2.
3.
Weight Score O : . . .
No. Faktor –faktor
Strategi Ekternal Bobot Rating Weight Score
ANCAMAN (THREATHS)
1.
2.
3.
Weight Score T : . . .
Jumlah Weight Score O + T = . . .
Tabel 3.15. : Matriks External Factor Analysis Summary (EFAS)
Sumber : Wheelen dan Hunger (dalam Ismail Solihin, 2012, hlm. 171)
2. Matriks SWOT
Matriks SWOT adalah alat untuk menyusun faktor-faktor
strategis organisasi yang dapat menggambarkan secara jelas
bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi
organisasi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang
dimiliki.
61
Nurul Hasanah, 2015 “STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA EDUKASI DI DESA LEBAK MUNCANG SEBAGAI DESA WISATA DI KECAMATAN CIWIDEY, KABUPATEN BANDUNG” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
IFAS
(Internal Factor
Analysis Summary)
EFAS
(External Factor
Analysis Summary)
Strength (S)
Faktor-faktor kekuatan
internal
Weakness (W)
Faktor-faktor kelemahan
internal
Opportunities (O)
Faktor peluang eksternal
Strategi SO
Strategi yang
menggunakan kekuatan
untuk memanfaatkan
peluang.
Strategi WO
Strategi yang
meminimalkan
kelemahan untuk
memanfaatkan peluang.
Threats (T)
Faktor ancaman eksternal
Strategi ST
Strategi yang
menggunakan kekuatan
untuk mengatasi ancaman.
Strategi WT
Strategi yang
meminimalkan
kelemahan dan
menghindari ancaman.
Tabel 3.16. : Alternatif Strategi Menggunakan Matriks SWOT
Sumber : Wheelen dan Hunger (dalam Ismail Solihin, 2012, hlm. 172)
Penetuan faktor internal dan eksternal ini untuk merancang strategi
pengembangan wisata edukasi yang menjadi konsentrasi dalam
penelitian ini. Diharapkan, strategi yang berhasil disusun melalui
analisis SWOT ini dapat menjadi solusi yang tepat bagi permasalahan
yang akan diteliti di Desa Lebak Muncang.
62
Nurul Hasanah, 2015 “STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA EDUKASI DI DESA LEBAK MUNCANG SEBAGAI DESA WISATA DI KECAMATAN CIWIDEY, KABUPATEN BANDUNG” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Tahap Analisis Data Menggunakan Positioning SWOT
Tabel perhitungan yang akan digunakan untuk menentukan titik
koordinat posisi Desa Lebak Muncang pada titik-titik sumbu kuadran
analisis SWOT.
Tabel 3.17. : Perhitungan Analisis Faktor Strategis SWOT
Sumber : Wheelen dan Hunger (dalam Ismail Solihin, 2012, hlm. 173)
Berdasarkan Matriks IFAS dan Matriks EFAS, dapat diketahui posisi
pada sumbu X dan posisi sumbu Y. Dibawah ini adalah ilustrasi
Grafik Kuadran Analisis SWOT yang menunjukan positioning untuk
Strategi Pengembangan Wisata Edukasi di Desa Lebak Muncang
Sebagai Desa Wisata, seperti berikut ini :
No. Jumlah Skor Faktor-faktor Internal Skor
1. IFAS (Internal Factor Analysis Summary)
2. Faktor Strength (Kekuatan)
3. Faktor Weaknesses (Kelemahan)
4.
Faktor Strength - Faktor Weaknesses
(Sumbu X)
No. Jumlah Skor Faktor-faktor Eksternal Skor
1. EFAS (External Factor Analysis Summary)
2. Faktor Opportunities (Peluang)
3. Faktor Threaths (Ancaman)
4.
Faktor Opportunities - Faktor Threaths
(Sumbu Y)
63
Nurul Hasanah, 2015 “STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA EDUKASI DI DESA LEBAK MUNCANG SEBAGAI DESA WISATA DI KECAMATAN CIWIDEY, KABUPATEN BANDUNG” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.18. : Kuadran Analisis SWOT
Sumber : Pearce dan Robinson (1997, hlm. 20)
Dari Gambar 3.18. diatas, berikut adalah penjelasan untuk setiap
Kuadran I sampai Kuadran IV, sebagai berikut :
1) Kuadran I (Positif, Positif) – Progresif
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan
berpeluang. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah
Progresif, artinya organisasi dalam kondisi primadan mantap
sehingga sangat dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi,
memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara
maksimal.
-1
4
3
2
1
1 2 3 4 -2
-2
X
Y
Kuadran I
PROGRESIF
(+, +)
Kuadran III
UBAH STRATEGI
(-, +)
Kuadran IV
STRATEGI BERTAHAN
(-, -)
Kuadran II
DIVERSIFIKASI STRATEGI
(+, -)
Threath
Strength
Opportunity
Weakness
64
Nurul Hasanah, 2015 “STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA EDUKASI DI DESA LEBAK MUNCANG SEBAGAI DESA WISATA DI KECAMATAN CIWIDEY, KABUPATEN BANDUNG” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2) Kuadran II (Positif, Positif) – Diversifikasi Strategi
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat namun
menghadapi tantanganyang besar. Rekomendasi strategi yang
diberikan adalah Diversifikasi Strategi. Diversifikasi Strategi
adalah strategi pertumbuhan dimana perusahaan memperluas
operasionalnya dengan berpindah ke industri yang berbeda atau
menghasilkan produk yang berbeda atau bervariasi. Artinya,
organisasi dalam kondisi mantap namun menghadapi sejumlah
tantangan berat sehingga diperkirakan roda organisasi akan
mengalami kesulitan untuk terus berputar bila hanya bertumpu
pada strategi sebelumnya. Oleh karenya, organisasidisarankan
untuk segera memperbanyak ragam strategi taktisnya.
3) Kuadran III (Negatif, Positif) – Ubah Strategi
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah, namun
sangat berpeluang. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah
Ubah Strategi. Artinya, organisasidisarankan untuk mengubah
strategi sebelumnya. Sebab, strategi yang lama dikhawatirkan
sulit untuk dapat menangkap peluang yang ada sekaligus
memperbaiki kinerja organisasi.
4) Kuadran IV (Negatif, Negatif) – Strategi Bertahan
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah dan
menghadapi tantangan besar. Rekomendasi strategi yang
diberikan adalah Strategi Bertahan. Artinya, kondisi internal
organisasi berada pada pilihan dilematis. Oleh karenanya
organisasi disarankan untuk menggunakan strategi bertahan,
mengendalikan kinerja internal agar tidak semakin terperosok.
Strategi ini dipertahankan sambil terus berupaya membenahi diri.
Setelah mendapatkan posisi yang tepat sesuai dengan kondisi
tempat wisata yang bersangkutan, maka Penulis dapat
menentukan Strategi yang tepat bagi Desa Wisata Lebak
Muncang.
65
Nurul Hasanah, 2015 “STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA EDUKASI DI DESA LEBAK MUNCANG SEBAGAI DESA WISATA DI KECAMATAN CIWIDEY, KABUPATEN BANDUNG” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berikut ini adalah tabel Kombinasi Strategi Matriks SWOT
(Matching Stage) yang akan digunakan untuk penelitian ini :
IFAS
(Internal Factor
Analysis Summary)
EFAS
(External Factor
Analysis Summary)
Strengths
1. . . .
2. . . .
3. . . .
4. . . .
5. . . .
Weaknesses
1. . . .
2. . . .
3. . . .
4. . . .
5. . . .
Opportunities
1. . . .
2. . . .
3. . . .
4. . . .
5. . . .
Strategi SO
1) . . . (S. . . , O . . .)
2) . . . (S. . . , O . . .)
3) . . . (S. . . , O . . .)
Strategi WO
1) . . . (W . . . , O . . . )
2) . . . (W . . . , O . . . )
3) . . . (W . . . , O . . . )
Treaths
1. . . .
2. . . .
3. . . .
4. . . .
5. . . .
Strategi ST
1) . . . (S. . . , T . . .)
2) . . . (S. . . , T . . .)
3) . . . (S. . . , T . . .)
Strategi WT
1) . . . (W . . . , T . . . )
2) . . . (W . . . , T . . . )
3) . . . (W . . . , T . . . )
Tabel 3.19. : Kombinasi Strategi Matriks SWOT
Sumber : Wheelen dan Hunger (dalam Ismail Solihin, 2012, hlm. 174)