bab iii metode penelitian -...
TRANSCRIPT
37
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan penulis adalah des-
kriptif kuantitatif, dimana penulis mencoba memberi-
kan suatu gambaran tentang pengaruh kepemimpinan
kepala sekolah dan iklim organisasi sekolah terhadap
kinerja guru di SMP Sub Rayon 6 Kecamatan Seluas
Kabupaten Bengkayang.
3.2 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah Kecamatan Seluas
Kabupaten Bengkayang, dimana difokuskan pada guru-
guru SMP Kecamatan Seluas Kabupaten Bengkayang.
3.3 Populasi dan Sampel
Menurut Sugiono (2001), populasi adalah objek
yang akan diteliti yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi merupakan komunitas di suatu daerah yang
menjadi objek penelitian yang digunakan sebagai
contoh pengambilan sampel. Populasi dalam penelitian
ini adalah keseluruhan guru-guru SMP Sub Rayon 6
Kecamatan Seluas, Kabupaten Bengkayang.
38
Sampel menurut Suhartono (2000), adalah suatu
bagian dari populasi yang akan diteliti dan dianggap
dapat menggambarkan populasi. Dalam penelitian ini,
berdasarkan pada jumlah guru-guru SMP Kecamatan
Seluas Kabupaten Bengkayang, maka akan digunakan
teknik pengambilan sampel sampling jenuh. Menurut
Ridwan (2008), teknik sampling jenuh adalah teknik
pengambilan sampel dimana semua populasi diguna-
kan sebagai sampel penelitian.
3.4 Pengukuran Konsep
Indikator empirik untuk mengukur pengaruh
kepemimpinan kepala sekolah dan iklim sekolah dibuat
dengan menggunakan skala Likert dengan lima kategori
mulai dari sangat tidak setuju sampai dengan setuju.
Kepemimpinan kepala sekolah dan iklim sekolah di-
ukur dengan menggunakan inventori yang dikembang-
kan oleh Uno dkk (2001) yang terdiri atas 17 item
pertanyaan. Pada Tabel 3.1 di bawah ini dapat dilihat
konsep, definisi konsep, epistemic correlation dan
indikator empirik dari variabel kepemimpinan kepala
sekolah dan iklim sekolah. Selanjutnya pada Tabel 3.2
dapat dilihat konsep, definisi konsep, epistemic
corelation dan indikator emperik dari variabel kinerja
guru.
39
Tabel 3.1 Konsep, Definisi Konsep, Epistemic Correlation dan
Indikator Empirik dari Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Iklim Sekolah
Konsep Sub Konsep Epistemic
Correlation Indikator Empirik
Kepemimpinan Kepala Sekolah adalah kemampuan seseorang dalam meme-ngaruhi, mengarahkan, membimbing dan mengatur suatu sekolah dimana dise-lenggarakan-nya proses belajar menga-jar dan berpe-ran dalam pengembangan mutu pendi- dikan (Wahjosumidjo 2003)
Konstruktif Mendorong dan membina setiap staf untuk berkembang
1. Merancang program-program pembinaan staf.
2. Melakukan pembinaan pada staf secara rutin dan terprogram.
Kreatif Mencari gagas-an dan cara baru dalam melaksa-na-\kan tugas
1. Selalu ada cara-cara baru dalam melaksanakan tugas
2. Selalu menemukan gagasan-gagasan baru dalam melaksanakan tugas
Partisipatif Mendorong semua pihak terkait dalam kegiatan di sekolah
1. Memiliki inisiatif mendo-rong semua pihak terkait dalam kegiatan sekolah.
2. Bersedia melibatkan semua pihak terkait dalam kegiatan-kegiatan sekolah
Kooperatif Mementingkan kerjasama dengan staf dan pihak lain dalam melaksana-\kan tiap kegiatan
1. Selalu mengajak staf dan pihak lain dalam melaksanakan kegiatan
2. Berupaya melibatkan semua staf maupun pihak lain dalam melaksanakan kegiatan sekolah
3. Bersedia bekerjasama dengan staf dan pihak lain dalam melaksanakan kegiatan sekolah
Delegatif Mendelegasikan tugas kepada staf sesuai dengan tugas/ jabatan serta kemampuan staf
1. Mempercayakan staf untuk melaksanakan tugas sesuai tugas/ jabatan serta kemampuan
2. Melakukan seleksi untuk delegasi wewenang berdasarkan kemampuan staf.
3. Mendelegasikan wewenang didasarkan pada pengalaman-pengalaman tugas dan jabatan staf.
Integratif Mengintegrasi-kan semua kegiatan sehingga dihasil-
1. Berupaya menyatukan berbagai ide mengenai kegiatan.
2. Mensinergikan setiap
40
kan sinergi untuk mencapai tujuan sekolah
kemampuan yang dimiliki sekolah sehingga mencapai tujuan yang ditetapkan sekolah
3. Mengintegrasikan program pemerintah pusat, daerah dan program-program sekolah demi mencapai tujuan sekolah.
Rasional dan objektif
Melaksanakan tugas berdasar-kan pertimbang-an rasio dan objektif
1. Selalu melaksanakan tugas berdasarkan pertimbangan-pertim-bangan kemasukakalan dan dapat diterima setiap pihak di sekolah.
2. Bersikap terbuka dan jujur dalam melakukan setiap tugas-tugas terkait dengan sekolah
Pragmatis Mendasarkan pada kondisi dan kemampuan nyata yang dimiliki sekolah
1. Dalam melaksanakan tugas, mendelegasikan wewenang, melakukan integrasi kegiatan, selalu berpiijak pada kondisi nyata sekolah.
2. Menyusun rencana, maupun program sekolah yang disesuaikan dengan kondisi nyata sekolah
Keteladanan Dapat menjadi contoh yang baik
1. Selalu menjadi teladan bagi guru-guru maupun staf lain di sekolah
2. Menjadi teladan dalam sikap dan tindakan bagi siswa di sekolah
Fleksibel Dapat beradap-tasi dalam situasi baru dan menciptakan situasi kerja yang memu-dahkan staf untuk beradap-tasi
1. Mampu beradaptasi dengan perubahan-perubahan seperti perubahan kebijakan pendidikan nasional untuk diterapkan di sekolah
2. Berupaya mencipta-kan situasi kerja yang kondusif dan nyaman bagi guru-guru maupun staf lain.
3. Bersikap terbuka dan tidak memaksakan kehendak/keputusan tanpa melalui mendengar-kan pendapat dari guru maupun staf lain.
41
Iklim sekolah adalah karak-teristik dari keseluruhan lingkungan sekolah yang meliputi: lingkungan fisik (ecology), sosial (milieu),
yaitu sistem sosial dan budaya (Tagiuri, dalam Owens, 2000)
Lingkungan fisik
Sarana fisik dan alat alat yang digunakan
1. Memberikan Kesejah-teraan sesuai dengan aturan sekolah
2. Memberikan penghargaan pada staf terhadap tugas
3. Terpenuhinya sarana dan prasarana sesuai dengan program sekolah
Lingkungan sosial
Suasana kerja guru dengan kepala sekolah, guru dengan guru, dan interaksi antara sekolah dengan masyarakat
1. Perlunya dukungan pemimpin dalam menjalankan tugas
2. Dapat merancang dan mendesain pekerjaan sesuai dengan tugas dan fungsinya
3. Adanya pengawasan dan disiplin kerja melalui peraturan sekolah
4. Dibangunyakomunikasi dan interaksi dengan teman sejawat, orangtua siswa, kepala sekolah,dan lingkungan masya-rakat.
5. Kepemimpinan kepala sekolah otoriter, demokratis, tradisional
6. Menetapkan program sekolah sesuai dengan sifat
7. Dapat menetapkan kebijakan secara personil
Kepemimpinan Kepala Seko-lah adalah kemampuan seseorang dalam meme-ngaruhi, mengarahkan, membimbing dan mengatur suatu sekolah dimana dise-lenggarakan-nya proses belajar menga-jar dan berpe-ran dalam pengembangan mutu pendidik-an (Wahjosumidjo 2003)
Konstruktif Mendorong dan membina setiap staf untuk berkembang
3. Merancang program-program pembinaan staf.
4. Melakukan pembinaan pada staf secara rutin dan terprogram.
Kreatif Mencari gagas-an dan cara baru dalam melaksa-nakan tugas
3. Selalu ada cara-cara baru dalam melaksanakan tugas
4. Selalu menemukan gagasan-gagasan baru dalam melaksanakan tugas
Partisipatif Mendorong semua pihak terkait dalam kegiatan di sekolah
3. Memiliki inisiatif mendo-rong semua pihak terkait dalam kegiatan sekolah.
4. Bersedia melibatkan semua pihak terkait dalam kegiatan-kegiatan sekolah
Kooperatif Mementing kan kerjasama dengan staf dan pihak lain dalam melaksanakan
4. Selalu mengajak staf dan pihak lain dalam melaksanakan kegiatan
5. Berupaya melibatkan semua staf maupun pihak
42
tiap kegiatan lain dalam melaksanakan kegiatan sekolah
6. Bersedia bekerjasama dengan staf dan pihak lain dalam melaksanakan kegiatan sekolah
Delegatif Mendelegasikan tugas kepada staf sesuai dengan tugas/ jabatan serta kemampuan staf
4. Mempercayakan staf untuk melaksanakan tugas sesuai tugas/ jabatan serta kemam-puan.
5. Melakukan seleksi untuk delegasi wewenang berdasarkan kemampuan staf.
6. Mendelegasikan wewenang didasarkan pada pengalaman-pengalaman tugas dan jabatan staf.
Integratif Mengintegra-sikan semua kegiatan sehingga dihasilkan sinergi untuk mencapai tujuan sekolah
4. Berupaya menyatukan berbagai ide mengenai kegiatan.
5. Mensinergikan setiap kemampuan yang dimiliki sekolah sehingga mencapai tujuan yang ditetapkan sekolah
6. Mengintegrasikan program pemerintah pusat, daerah dan program-program sekolah demi mencapai tujuan sekolah.
Rasional dan objektif
Melaksanakan tugas berda-sarkan pertim-bangan rasio dan objektif
3. Selalu melaksanakan tugas berdasarkan pertimbangan-pertim-bangan kemasukakalan dan dapat diterima setiap pihak di sekolah.
4. Bersikap terbuka dan jujur dalam melakukan setiap tugas-tugas terkait dengan sekolah
Pragmatis Mendasarkan pada kondisi dan kemampuan nyata yang dimiliki sekolah
3. Dalam melaksanakan tugas, mendelegasikan wewenang, melakukan integrasi kegiatan, selalu berpiijak pada kondisi nyata sekolah.
4. Menyusun rencana, maupun program sekolah yang disesuaikan dengan kondisi nyata sekolah
43
Keteladanan Dapat menjadi contoh yang baik
3. Selalu menjadi teladan bagi guru-guru maupun staf lain di sekolah
4. Menjadi teladan dalam sikap dan tindakan bagi siswa di sekolah
Fleksibel Dapat beradaptasi dalam situasi baru dan menciptakan situasi kerja yang memudah kan staf untuk beradaptasi
4. Mampu beradaptasi dengan perubahan-perubahan seperti perubahan kebijakan pendidikan nasional untuk diterapkan di sekolah
5. Berupaya menciptakan situasi kerja yang kondusif dan nyaman bagi guru-guru maupun staf lain.
6. Bersikap terbuka dan tidak memaksakan kehendak/keputusan tanpa melalui mendengar kan pendapat dari guru maupun staf lain.
Iklim sekolah adalah karak-teristik dari keseluruhan lingkungan sekolah yang meliputi: lingkungan fisik (ecology), sosial (milieu),
yaitu sistem sosial dan budaya (Tagiuri, dalam Owens, 2000)
Lingkungan fisik
Sarana fisik dan alat alat yang digunakan
1. Memberikan Kesejahtera-an sesuai dengan aturan sekolah
2. Memberikan penghargaan pada staf terhadap tugas
3. Terpenuhinya sarana dan prasarana sesuai dengan program sekolah
Lingkungan sosial
Suasana kerja guru dengan kepala sekolah, guru dengan guru, dan interaksi antara sekolah dengan masyarakat
8. Perlunya dukungan pemimpin dalam menjalankan tugas
9. Dapat merancang dan mendesain pekerjaan sesuai dengan tugas dan fungsinya
10. Adanya pengawasan dan disiplin kerja melalui peraturan sekolah
11. Dibangunyakomunikasi dan interaksi dengan teman sejawat, orangtua siswa, kepala sekolah,dan lingkungan masyarakat.
12. Kepemimpinan kepala sekolahotoriter, demokratis, tradisional
13. Menetapkan program sekolah sesuai dengan sifat
14. Dapat menetapkan kebijakan secara personil
44
Tabel 3.2 Konsep, Definisi Konsep, Epistemic Correlation dan
Indikator Empirik dari Variabel Kinerja Guru
Konsep Sub Konsep Epistemic
Correlation Indikator Empirik
Kinerja guru adalah hasil aktivitas yang dilaku-kan guru pada siswa dalam proses belajar (Biggs, 2004)
1. Merencana-kan pembela-jaran
1. Persiapan mengajar dan efektivitas mengajar
1. Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar
2. Mengidentifikasi materi pokok
3. Mengembangkan pengalaman belajar
4. Merumuskan indikator keberhasil-an belajar
5. Menentukan alokasi waktu
6. Menentukan sumber belajar
7. Pengembangan silabus berkelanjutan
2. Melaksana-kan pem- belajaran
1. Membuka pembelajaran menyampaikan materi pembe-lajaran dan menutup pembelajaran
1. Memotivasi siswa dan penguasaan bahan ajar
2. Menanamkan mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan dengan bahan kajian
3. Penilaian akhir, mengkaji hasil tindak lanjut
4. Penegasan atau kesimpulan dan penilaian terhadap penguasaan bahan kajian
3. Mengevaluasi pembelajaran
1. Mengada kan penilaian baik terhadap proses maupun terhadap hasil belajar
1. Penilaian dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan
2. Pengamatan kinerja 3. Sikap 4. Penilaian hasil karya
berupa proyek atau produk
5. Penggunaan porfolio 6. Penilaian diri
45
3.5 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah suatu cara
pengambilan data atau informasi dalam suatu pene-
litian. Adapun metode pengumpulan data dalam peneli-
tian ini dilakukan melalui beberapa cara:
a. Kuesioner
Yaitu pengumpulan data dengan cara menga-
jukan pertanyaan secara tertulis guna memperoleh
tanggapan responden. Kuesioner diberikan secara
langsung kepada responden. Responden diminta untuk
mengisi daftar pertanyaan, kemudian peneliti akan
mengambil angket yang telah diisi oleh responden yang
bersangkutan. Angket yang telah diisi oleh responden
kemudian diseleksi terlebih dahulu agar angket yang
pengisiannya tidak lengkap, tidak diikutsertakan dalam
analisis. Dalam pengukurannya, setiap responden
diminta pendapatnya mengenai suatu pernyataan,
dengan skala penilaian Likert dari 1 sampai dengan 5.
Untuk menentukan skala sikap responden atas
pertanyaan variabel ini digunakan Skala Likert yang
menghasilkan jawaban dalam rentang nilai 1 sampai
dengan 5 (Augusty Ferdinand, 2006).
Nilai 1 untuk jawaban Sangat Tidak Setuju (STS)
Nilai 2 untuk jawaban Tidak Setuju (TS)
Nilai 3 untuk jawaban Ragu-ragu (R)
Nilai 4 untuk jawaban Setuju (S)
Nilai 5 untuk jawaban Sangat Setuju (SS)
46
b. Wawancara
Yaitu dengan mengadakan tanya jawab secara
langsung dengan konsumen untuk mendapatkan data-
data yang akan dianalisis.
c. Pustaka
Merupakan suatu teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan menghimpun informasi melalui
literature-literature, dan kajian-kajian penelitian terda-
hulu yang relevan.
3.6 Teknik Pengolahan Data
Dalam penelitian ini, tahap pengolahan data yang
dipergunakan meliputi beberapa tahap (Santoso dan
Tjiptono, 2004):
1. Editing
Merupakan tahap kegiatan memeriksa data yang
telah terkumpul, baik cara pengisian, kesalahan pengi-
sian, konsistensi dari setiap jawaban dari kuesioner,
sehingga data benar-benar akurat, konsisten dengan
informasi yang lain, lengkap, dan siap untuk dilaku-
kan koding dan tabulasi.
2. Coding
Data yang berupa data kualitatif harus diku-
antifikasi, yaitu mengubah sebuah data kualitatif atau
yang berupa kata-kata (huruf) manjadi sebuah angka.
Tujuannya adalah untuk memudahkan memasukkan
47
data ke dalam komputer atau ke dalam lembar tabu-
lasi.
3. Scoring
Data yang berupa data kualitatif harus diku-
antifikasi, yaitu mengubah sebuah data kualitatif atau
yang berupa kata-kata (huruf) manjadi sebuah angka.
Tujuannya adalah untuk memudahkan memasukkan
data ke dalam komputer atau ke dalam lembar tabu-
lasi.
4. Tabulation
Menyajikan data-data yang diperoleh dalam
bentuk tabel, sehingga diharapkan pembaca dapat
melihat hasil penelitian dengan jelas. Setelah proses
tabulasi selesai dilakukan, kemudian diolah dengan
program komputer SPSS for windows 20.0.
3.7 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan meliputi:
analisis deskriptif, uji validitas, uji reliabilitas, uji
normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis.
3.7.1 Instrumen Penelitian
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang
dipakai oleh peneliti dalam memperoleh data yang
diperlukan dalam penelitian yang berkaitan dengan
variabel-variabel penelitian. Kualitas data ditentukan
oleh kualitas alat pengambilan data atau alat ukur
yang digunakan. Teknik pengambilan data yang digu-
48
nakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi dan
survei dengan menggunakan alat ukur berupa kuisio-
ner yang terdiri dari butir-butir pernyataan yang ber-
kaitan dengan variabel kepemimpinan kepala sekolah
(X1), iklim organisasi sekolah (X2), dan kinerja guru (Y).
Data disusun dalam bentuk skala Likert dengan lima
butir pilihan yaitu: Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak
Setuju (TS), Ragu-ragu (R), Setuju (S), dan Sangat
Setuju (SS).
3.7.2 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan untuk menganali-
sis sejumlah data yang dikumpulkan dalam penelitian
ini, sehingga diperoleh gambaran mengenai keadaan
suatu variabel yang diteliti melalui data sampel atau
populasi sebagaimana adanya (Sugiyono 2008). Ukur-
an yang digunakan adalah mean, standar deviasi, skor
minimum dan skor maksimum.
3.7.3 Uji Validitas
Validitas berasal dari kata validity, yang memi-
liki arti sejauh mana ketepatan atau kecermatan
instrumen pengukur dalam melakukan fungsinya.
Suatu kuesioner dapat dikatakan valid jika pertanyaan
pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang
akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2011).
Pada penelitian ini, uji validitas dilakukan dengan
menghitung korelasi antara skor masing-masing perta-
nyaan dengan total skor pertanyaan.
49
Perhitungan dilakukan dengan menggunakan
program SPSS (Statistical Packagefor Social Science).
Validitas data diukur dengan membandingkan rhitung
dengan rtabel, dimana:
c. Apabila rhitung > rtabel (pada taraf signifikansi 5%),
maka dapat dikatakan kuesioner valid;
d. Apabila rhitung < rtabel (pada taraf signifikansi 5%),
maka dapat dikatakan kuesioner tidak valid.
Untuk hasil uji validitas dan uji reliabilitas dapat
dilihat dari tabel berikut ini:
Tabel 3.3
Kepemimpinan Kepala Sekolah
50
Tabel 3.4 Iklim Organisasi Sekolah
51
Tabel 3.5 Kinerja Guru
52
3.7.4 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dimaksudkan untuk menguji
konsistensi kuesioner dalam mengukur stabilitas
kuesioner jika digunakan dari waktu ke waktu (Ghozali,
2011). Untuk mengetahui reliabel atau tidaknya suatu
variabel, dilakukan uji statistik dengan melihat
Cronbach’s Alpha. Kriteria yang digunakan adalah:
a. Jika untuk nilai Cronbach’s Alpha > 0,70 maka
pertanyaan-pertanyaan yang digunakan untuk
mengukur variabel tersebut adalah reliable. b. Jika untuk nilai Cronbach’s Alpha <0,70 maka
pertanyaan-pertanyaan yang digunakan untuk
mengukur variabel tersebut adalah tidak reliable).
53
3.7.5 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi, variabel pengganggu atau residu-
al memiliki distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2006).
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah
dalam model regresi, variabel dependen dan variabel
independen keduanya memiliki distribusi normal atau
tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distri-
busi data normal atau mendekati normal. Uji normali-
tas dalam penelitian ini dilakukan dengan menganalisis
grafik histogram dan normal probably plot of standard-
ized residual. Dasar pengambilan keputusan melalui
analisis grafik ini. Jika data menyebar di sekitar garis
diagonal sebagai representasi pola distribusi normal,
54
berarti model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Sementara dasar pengambilan keputusan Uji
Kolmogorov Smirnov yaitu data yang normal ditun-
jukkan dengan nilai signifikansi 0,05.
3.8 Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi berganda dalam penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh varia-
bel independen (variabel kepemimpinan kepala sekolah
dan iklim organisasi sekolah) terhadap variabel depen-
den (kinerja guru).
Adapun bentuk umum persamaan regresi ber-
ganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
di mana:
Y = kinerja guru
a = Konstanta
X1= kepemimpinan kepala sekolah
X2= iklim organisasi sekolah
b = Besarnya koefisien dari masing-masing variabel
e = Error
3.8.1 Uji t (Uji hipotesis)
Ketetapan fungsi regresi dalam menaksir nilai
aktual dapat diukur dari Goodness of Fit-nya, setidak-
nya ini dapat diukur dengan nilai F, uji t, dan nilai
koefisien determinasi.
55
Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh
variabel X (variabel kepemimpinan kepala sekolah dan
iklim organisasi sekolah) secara parsial terhadap
variabel Y (kinerja guru). Kriteria pengujian:
Ho : μ = 0; tidak ada pengaruh antara variabel
kepemimpinan kepala sekolah dan
iklim organisasi sekolah terhadap ki-
nerja guru;
Ho : μ < 0; ada pengaruh antara variabel kepe-
mimpinan kepala sekolah dan iklim
organisasi sekolah terhadap kinerja
guru.
Taraf nyata (α) yang digunakan adalah 5%, di
mana hasil pengujian:
a. Sig < (0,05), maka Ho ditolak.
Artinya: (1) variabel bebas dapat mene-
rangkan variabel terikat dan (2) ada penga-
ruh di antara dua variabel yang diuji.
b. Sig > (0,05), maka Ho tidak berhasil ditolak.
Artinya: (1) variabel bebas tidak dapat
menerangkan variabel terikatdan (2) tidak
ada pengaruh di antara dua variabel yang
diuji.
3.8.2 Uji Statistik F (Uji Signifikansi Simultan)
Uji statistik F menunjukkan apakah semua
variabel independen yang dimasukkan dalam model
mempunyai hubungan secara bersama-sama terhadap
56
variabel dependen (Ghozali, 2005). Uji F digunakan
untuk menguji pengaruh variabel independen secara
simultan terhadap perubahan nilai variabel dependen,
dilakukan melalui pengujian terhadap besarnya peru-
bahan nilai variabel dependen yang dapat dijelaskan
oleh perubahan nilai semua variabel independen. Uji F
dilakukan dengan membandingkan tingkat signifikansi
yang ditetapkan untuk penelitian dengan probability
value dari hasil penelitian (Ghozali, 2011).
3.8.3 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi dinyatakan dengan koefi-
sien determinasi (R2), pada intinya digunakan untuk
mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi variabel independen. Nilai koefi-
sien determinasi berada antara 0 dan 1. Nilai R2 yang
mendekati 1 memberi arti bahwa variabel-variabel
independen memberikan seluruh informasi yang di-
butuhkan untuk memprediksi variabel dependen.
Semakin besar koefisien determinasi (R2) suatu
variabel bebas, menunjukkan semakin dominan penga-
ruhnya terhadap variabel tidak bebas. Besarnya R²
yang didefinisikan, dikenal sebagai koefisien deter-
minasi (sampel) dan merupakan besaran yang paling
lazim digunakan untuk mengukur kebaikan (goodness
of fit) sesuai garis regresi. Secara verbal, R² mengukur
proporsi atau prosentase total variasi dalam Y dije-
laskan oleh model regresi. Jika variabel bebasnya lebih
dari satu maka yang digunakan Adjusted R Square.
39