bab iii metode penelitian -...

21
37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan penulis adalah des- kriptif kuantitatif, dimana penulis mencoba memberi- kan suatu gambaran tentang pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan iklim organisasi sekolah terhadap kinerja guru di SMP Sub Rayon 6 Kecamatan Seluas Kabupaten Bengkayang. 3.2 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah Kecamatan Seluas Kabupaten Bengkayang, dimana difokuskan pada guru- guru SMP Kecamatan Seluas Kabupaten Bengkayang. 3.3 Populasi dan Sampel Menurut Sugiono (2001), populasi adalah objek yang akan diteliti yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi merupakan komunitas di suatu daerah yang menjadi objek penelitian yang digunakan sebagai contoh pengambilan sampel. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan guru-guru SMP Sub Rayon 6 Kecamatan Seluas, Kabupaten Bengkayang.

Upload: letruc

Post on 13-Aug-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6033/3/T2_942012029_BAB III.pdfIndikator empirik untuk mengukur pengaruh kepemimpinan kepala

37

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan penulis adalah des-

kriptif kuantitatif, dimana penulis mencoba memberi-

kan suatu gambaran tentang pengaruh kepemimpinan

kepala sekolah dan iklim organisasi sekolah terhadap

kinerja guru di SMP Sub Rayon 6 Kecamatan Seluas

Kabupaten Bengkayang.

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah Kecamatan Seluas

Kabupaten Bengkayang, dimana difokuskan pada guru-

guru SMP Kecamatan Seluas Kabupaten Bengkayang.

3.3 Populasi dan Sampel

Menurut Sugiono (2001), populasi adalah objek

yang akan diteliti yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi merupakan komunitas di suatu daerah yang

menjadi objek penelitian yang digunakan sebagai

contoh pengambilan sampel. Populasi dalam penelitian

ini adalah keseluruhan guru-guru SMP Sub Rayon 6

Kecamatan Seluas, Kabupaten Bengkayang.

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6033/3/T2_942012029_BAB III.pdfIndikator empirik untuk mengukur pengaruh kepemimpinan kepala

38

Sampel menurut Suhartono (2000), adalah suatu

bagian dari populasi yang akan diteliti dan dianggap

dapat menggambarkan populasi. Dalam penelitian ini,

berdasarkan pada jumlah guru-guru SMP Kecamatan

Seluas Kabupaten Bengkayang, maka akan digunakan

teknik pengambilan sampel sampling jenuh. Menurut

Ridwan (2008), teknik sampling jenuh adalah teknik

pengambilan sampel dimana semua populasi diguna-

kan sebagai sampel penelitian.

3.4 Pengukuran Konsep

Indikator empirik untuk mengukur pengaruh

kepemimpinan kepala sekolah dan iklim sekolah dibuat

dengan menggunakan skala Likert dengan lima kategori

mulai dari sangat tidak setuju sampai dengan setuju.

Kepemimpinan kepala sekolah dan iklim sekolah di-

ukur dengan menggunakan inventori yang dikembang-

kan oleh Uno dkk (2001) yang terdiri atas 17 item

pertanyaan. Pada Tabel 3.1 di bawah ini dapat dilihat

konsep, definisi konsep, epistemic correlation dan

indikator empirik dari variabel kepemimpinan kepala

sekolah dan iklim sekolah. Selanjutnya pada Tabel 3.2

dapat dilihat konsep, definisi konsep, epistemic

corelation dan indikator emperik dari variabel kinerja

guru.

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6033/3/T2_942012029_BAB III.pdfIndikator empirik untuk mengukur pengaruh kepemimpinan kepala

39

Tabel 3.1 Konsep, Definisi Konsep, Epistemic Correlation dan

Indikator Empirik dari Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Iklim Sekolah

Konsep Sub Konsep Epistemic

Correlation Indikator Empirik

Kepemimpinan Kepala Sekolah adalah kemampuan seseorang dalam meme-ngaruhi, mengarahkan, membimbing dan mengatur suatu sekolah dimana dise-lenggarakan-nya proses belajar menga-jar dan berpe-ran dalam pengembangan mutu pendi- dikan (Wahjosumidjo 2003)

Konstruktif Mendorong dan membina setiap staf untuk berkembang

1. Merancang program-program pembinaan staf.

2. Melakukan pembinaan pada staf secara rutin dan terprogram.

Kreatif Mencari gagas-an dan cara baru dalam melaksa-na-\kan tugas

1. Selalu ada cara-cara baru dalam melaksanakan tugas

2. Selalu menemukan gagasan-gagasan baru dalam melaksanakan tugas

Partisipatif Mendorong semua pihak terkait dalam kegiatan di sekolah

1. Memiliki inisiatif mendo-rong semua pihak terkait dalam kegiatan sekolah.

2. Bersedia melibatkan semua pihak terkait dalam kegiatan-kegiatan sekolah

Kooperatif Mementingkan kerjasama dengan staf dan pihak lain dalam melaksana-\kan tiap kegiatan

1. Selalu mengajak staf dan pihak lain dalam melaksanakan kegiatan

2. Berupaya melibatkan semua staf maupun pihak lain dalam melaksanakan kegiatan sekolah

3. Bersedia bekerjasama dengan staf dan pihak lain dalam melaksanakan kegiatan sekolah

Delegatif Mendelegasikan tugas kepada staf sesuai dengan tugas/ jabatan serta kemampuan staf

1. Mempercayakan staf untuk melaksanakan tugas sesuai tugas/ jabatan serta kemampuan

2. Melakukan seleksi untuk delegasi wewenang berdasarkan kemampuan staf.

3. Mendelegasikan wewenang didasarkan pada pengalaman-pengalaman tugas dan jabatan staf.

Integratif Mengintegrasi-kan semua kegiatan sehingga dihasil-

1. Berupaya menyatukan berbagai ide mengenai kegiatan.

2. Mensinergikan setiap

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6033/3/T2_942012029_BAB III.pdfIndikator empirik untuk mengukur pengaruh kepemimpinan kepala

40

kan sinergi untuk mencapai tujuan sekolah

kemampuan yang dimiliki sekolah sehingga mencapai tujuan yang ditetapkan sekolah

3. Mengintegrasikan program pemerintah pusat, daerah dan program-program sekolah demi mencapai tujuan sekolah.

Rasional dan objektif

Melaksanakan tugas berdasar-kan pertimbang-an rasio dan objektif

1. Selalu melaksanakan tugas berdasarkan pertimbangan-pertim-bangan kemasukakalan dan dapat diterima setiap pihak di sekolah.

2. Bersikap terbuka dan jujur dalam melakukan setiap tugas-tugas terkait dengan sekolah

Pragmatis Mendasarkan pada kondisi dan kemampuan nyata yang dimiliki sekolah

1. Dalam melaksanakan tugas, mendelegasikan wewenang, melakukan integrasi kegiatan, selalu berpiijak pada kondisi nyata sekolah.

2. Menyusun rencana, maupun program sekolah yang disesuaikan dengan kondisi nyata sekolah

Keteladanan Dapat menjadi contoh yang baik

1. Selalu menjadi teladan bagi guru-guru maupun staf lain di sekolah

2. Menjadi teladan dalam sikap dan tindakan bagi siswa di sekolah

Fleksibel Dapat beradap-tasi dalam situasi baru dan menciptakan situasi kerja yang memu-dahkan staf untuk beradap-tasi

1. Mampu beradaptasi dengan perubahan-perubahan seperti perubahan kebijakan pendidikan nasional untuk diterapkan di sekolah

2. Berupaya mencipta-kan situasi kerja yang kondusif dan nyaman bagi guru-guru maupun staf lain.

3. Bersikap terbuka dan tidak memaksakan kehendak/keputusan tanpa melalui mendengar-kan pendapat dari guru maupun staf lain.

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6033/3/T2_942012029_BAB III.pdfIndikator empirik untuk mengukur pengaruh kepemimpinan kepala

41

Iklim sekolah adalah karak-teristik dari keseluruhan lingkungan sekolah yang meliputi: lingkungan fisik (ecology), sosial (milieu),

yaitu sistem sosial dan budaya (Tagiuri, dalam Owens, 2000)

Lingkungan fisik

Sarana fisik dan alat alat yang digunakan

1. Memberikan Kesejah-teraan sesuai dengan aturan sekolah

2. Memberikan penghargaan pada staf terhadap tugas

3. Terpenuhinya sarana dan prasarana sesuai dengan program sekolah

Lingkungan sosial

Suasana kerja guru dengan kepala sekolah, guru dengan guru, dan interaksi antara sekolah dengan masyarakat

1. Perlunya dukungan pemimpin dalam menjalankan tugas

2. Dapat merancang dan mendesain pekerjaan sesuai dengan tugas dan fungsinya

3. Adanya pengawasan dan disiplin kerja melalui peraturan sekolah

4. Dibangunyakomunikasi dan interaksi dengan teman sejawat, orangtua siswa, kepala sekolah,dan lingkungan masya-rakat.

5. Kepemimpinan kepala sekolah otoriter, demokratis, tradisional

6. Menetapkan program sekolah sesuai dengan sifat

7. Dapat menetapkan kebijakan secara personil

Kepemimpinan Kepala Seko-lah adalah kemampuan seseorang dalam meme-ngaruhi, mengarahkan, membimbing dan mengatur suatu sekolah dimana dise-lenggarakan-nya proses belajar menga-jar dan berpe-ran dalam pengembangan mutu pendidik-an (Wahjosumidjo 2003)

Konstruktif Mendorong dan membina setiap staf untuk berkembang

3. Merancang program-program pembinaan staf.

4. Melakukan pembinaan pada staf secara rutin dan terprogram.

Kreatif Mencari gagas-an dan cara baru dalam melaksa-nakan tugas

3. Selalu ada cara-cara baru dalam melaksanakan tugas

4. Selalu menemukan gagasan-gagasan baru dalam melaksanakan tugas

Partisipatif Mendorong semua pihak terkait dalam kegiatan di sekolah

3. Memiliki inisiatif mendo-rong semua pihak terkait dalam kegiatan sekolah.

4. Bersedia melibatkan semua pihak terkait dalam kegiatan-kegiatan sekolah

Kooperatif Mementing kan kerjasama dengan staf dan pihak lain dalam melaksanakan

4. Selalu mengajak staf dan pihak lain dalam melaksanakan kegiatan

5. Berupaya melibatkan semua staf maupun pihak

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6033/3/T2_942012029_BAB III.pdfIndikator empirik untuk mengukur pengaruh kepemimpinan kepala

42

tiap kegiatan lain dalam melaksanakan kegiatan sekolah

6. Bersedia bekerjasama dengan staf dan pihak lain dalam melaksanakan kegiatan sekolah

Delegatif Mendelegasikan tugas kepada staf sesuai dengan tugas/ jabatan serta kemampuan staf

4. Mempercayakan staf untuk melaksanakan tugas sesuai tugas/ jabatan serta kemam-puan.

5. Melakukan seleksi untuk delegasi wewenang berdasarkan kemampuan staf.

6. Mendelegasikan wewenang didasarkan pada pengalaman-pengalaman tugas dan jabatan staf.

Integratif Mengintegra-sikan semua kegiatan sehingga dihasilkan sinergi untuk mencapai tujuan sekolah

4. Berupaya menyatukan berbagai ide mengenai kegiatan.

5. Mensinergikan setiap kemampuan yang dimiliki sekolah sehingga mencapai tujuan yang ditetapkan sekolah

6. Mengintegrasikan program pemerintah pusat, daerah dan program-program sekolah demi mencapai tujuan sekolah.

Rasional dan objektif

Melaksanakan tugas berda-sarkan pertim-bangan rasio dan objektif

3. Selalu melaksanakan tugas berdasarkan pertimbangan-pertim-bangan kemasukakalan dan dapat diterima setiap pihak di sekolah.

4. Bersikap terbuka dan jujur dalam melakukan setiap tugas-tugas terkait dengan sekolah

Pragmatis Mendasarkan pada kondisi dan kemampuan nyata yang dimiliki sekolah

3. Dalam melaksanakan tugas, mendelegasikan wewenang, melakukan integrasi kegiatan, selalu berpiijak pada kondisi nyata sekolah.

4. Menyusun rencana, maupun program sekolah yang disesuaikan dengan kondisi nyata sekolah

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6033/3/T2_942012029_BAB III.pdfIndikator empirik untuk mengukur pengaruh kepemimpinan kepala

43

Keteladanan Dapat menjadi contoh yang baik

3. Selalu menjadi teladan bagi guru-guru maupun staf lain di sekolah

4. Menjadi teladan dalam sikap dan tindakan bagi siswa di sekolah

Fleksibel Dapat beradaptasi dalam situasi baru dan menciptakan situasi kerja yang memudah kan staf untuk beradaptasi

4. Mampu beradaptasi dengan perubahan-perubahan seperti perubahan kebijakan pendidikan nasional untuk diterapkan di sekolah

5. Berupaya menciptakan situasi kerja yang kondusif dan nyaman bagi guru-guru maupun staf lain.

6. Bersikap terbuka dan tidak memaksakan kehendak/keputusan tanpa melalui mendengar kan pendapat dari guru maupun staf lain.

Iklim sekolah adalah karak-teristik dari keseluruhan lingkungan sekolah yang meliputi: lingkungan fisik (ecology), sosial (milieu),

yaitu sistem sosial dan budaya (Tagiuri, dalam Owens, 2000)

Lingkungan fisik

Sarana fisik dan alat alat yang digunakan

1. Memberikan Kesejahtera-an sesuai dengan aturan sekolah

2. Memberikan penghargaan pada staf terhadap tugas

3. Terpenuhinya sarana dan prasarana sesuai dengan program sekolah

Lingkungan sosial

Suasana kerja guru dengan kepala sekolah, guru dengan guru, dan interaksi antara sekolah dengan masyarakat

8. Perlunya dukungan pemimpin dalam menjalankan tugas

9. Dapat merancang dan mendesain pekerjaan sesuai dengan tugas dan fungsinya

10. Adanya pengawasan dan disiplin kerja melalui peraturan sekolah

11. Dibangunyakomunikasi dan interaksi dengan teman sejawat, orangtua siswa, kepala sekolah,dan lingkungan masyarakat.

12. Kepemimpinan kepala sekolahotoriter, demokratis, tradisional

13. Menetapkan program sekolah sesuai dengan sifat

14. Dapat menetapkan kebijakan secara personil

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6033/3/T2_942012029_BAB III.pdfIndikator empirik untuk mengukur pengaruh kepemimpinan kepala

44

Tabel 3.2 Konsep, Definisi Konsep, Epistemic Correlation dan

Indikator Empirik dari Variabel Kinerja Guru

Konsep Sub Konsep Epistemic

Correlation Indikator Empirik

Kinerja guru adalah hasil aktivitas yang dilaku-kan guru pada siswa dalam proses belajar (Biggs, 2004)

1. Merencana-kan pembela-jaran

1. Persiapan mengajar dan efektivitas mengajar

1. Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar

2. Mengidentifikasi materi pokok

3. Mengembangkan pengalaman belajar

4. Merumuskan indikator keberhasil-an belajar

5. Menentukan alokasi waktu

6. Menentukan sumber belajar

7. Pengembangan silabus berkelanjutan

2. Melaksana-kan pem- belajaran

1. Membuka pembelajaran menyampaikan materi pembe-lajaran dan menutup pembelajaran

1. Memotivasi siswa dan penguasaan bahan ajar

2. Menanamkan mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan dengan bahan kajian

3. Penilaian akhir, mengkaji hasil tindak lanjut

4. Penegasan atau kesimpulan dan penilaian terhadap penguasaan bahan kajian

3. Mengevaluasi pembelajaran

1. Mengada kan penilaian baik terhadap proses maupun terhadap hasil belajar

1. Penilaian dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan

2. Pengamatan kinerja 3. Sikap 4. Penilaian hasil karya

berupa proyek atau produk

5. Penggunaan porfolio 6. Penilaian diri

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6033/3/T2_942012029_BAB III.pdfIndikator empirik untuk mengukur pengaruh kepemimpinan kepala

45

3.5 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah suatu cara

pengambilan data atau informasi dalam suatu pene-

litian. Adapun metode pengumpulan data dalam peneli-

tian ini dilakukan melalui beberapa cara:

a. Kuesioner

Yaitu pengumpulan data dengan cara menga-

jukan pertanyaan secara tertulis guna memperoleh

tanggapan responden. Kuesioner diberikan secara

langsung kepada responden. Responden diminta untuk

mengisi daftar pertanyaan, kemudian peneliti akan

mengambil angket yang telah diisi oleh responden yang

bersangkutan. Angket yang telah diisi oleh responden

kemudian diseleksi terlebih dahulu agar angket yang

pengisiannya tidak lengkap, tidak diikutsertakan dalam

analisis. Dalam pengukurannya, setiap responden

diminta pendapatnya mengenai suatu pernyataan,

dengan skala penilaian Likert dari 1 sampai dengan 5.

Untuk menentukan skala sikap responden atas

pertanyaan variabel ini digunakan Skala Likert yang

menghasilkan jawaban dalam rentang nilai 1 sampai

dengan 5 (Augusty Ferdinand, 2006).

Nilai 1 untuk jawaban Sangat Tidak Setuju (STS)

Nilai 2 untuk jawaban Tidak Setuju (TS)

Nilai 3 untuk jawaban Ragu-ragu (R)

Nilai 4 untuk jawaban Setuju (S)

Nilai 5 untuk jawaban Sangat Setuju (SS)

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6033/3/T2_942012029_BAB III.pdfIndikator empirik untuk mengukur pengaruh kepemimpinan kepala

46

b. Wawancara

Yaitu dengan mengadakan tanya jawab secara

langsung dengan konsumen untuk mendapatkan data-

data yang akan dianalisis.

c. Pustaka

Merupakan suatu teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan menghimpun informasi melalui

literature-literature, dan kajian-kajian penelitian terda-

hulu yang relevan.

3.6 Teknik Pengolahan Data

Dalam penelitian ini, tahap pengolahan data yang

dipergunakan meliputi beberapa tahap (Santoso dan

Tjiptono, 2004):

1. Editing

Merupakan tahap kegiatan memeriksa data yang

telah terkumpul, baik cara pengisian, kesalahan pengi-

sian, konsistensi dari setiap jawaban dari kuesioner,

sehingga data benar-benar akurat, konsisten dengan

informasi yang lain, lengkap, dan siap untuk dilaku-

kan koding dan tabulasi.

2. Coding

Data yang berupa data kualitatif harus diku-

antifikasi, yaitu mengubah sebuah data kualitatif atau

yang berupa kata-kata (huruf) manjadi sebuah angka.

Tujuannya adalah untuk memudahkan memasukkan

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6033/3/T2_942012029_BAB III.pdfIndikator empirik untuk mengukur pengaruh kepemimpinan kepala

47

data ke dalam komputer atau ke dalam lembar tabu-

lasi.

3. Scoring

Data yang berupa data kualitatif harus diku-

antifikasi, yaitu mengubah sebuah data kualitatif atau

yang berupa kata-kata (huruf) manjadi sebuah angka.

Tujuannya adalah untuk memudahkan memasukkan

data ke dalam komputer atau ke dalam lembar tabu-

lasi.

4. Tabulation

Menyajikan data-data yang diperoleh dalam

bentuk tabel, sehingga diharapkan pembaca dapat

melihat hasil penelitian dengan jelas. Setelah proses

tabulasi selesai dilakukan, kemudian diolah dengan

program komputer SPSS for windows 20.0.

3.7 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan meliputi:

analisis deskriptif, uji validitas, uji reliabilitas, uji

normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis.

3.7.1 Instrumen Penelitian

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang

dipakai oleh peneliti dalam memperoleh data yang

diperlukan dalam penelitian yang berkaitan dengan

variabel-variabel penelitian. Kualitas data ditentukan

oleh kualitas alat pengambilan data atau alat ukur

yang digunakan. Teknik pengambilan data yang digu-

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6033/3/T2_942012029_BAB III.pdfIndikator empirik untuk mengukur pengaruh kepemimpinan kepala

48

nakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi dan

survei dengan menggunakan alat ukur berupa kuisio-

ner yang terdiri dari butir-butir pernyataan yang ber-

kaitan dengan variabel kepemimpinan kepala sekolah

(X1), iklim organisasi sekolah (X2), dan kinerja guru (Y).

Data disusun dalam bentuk skala Likert dengan lima

butir pilihan yaitu: Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak

Setuju (TS), Ragu-ragu (R), Setuju (S), dan Sangat

Setuju (SS).

3.7.2 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk menganali-

sis sejumlah data yang dikumpulkan dalam penelitian

ini, sehingga diperoleh gambaran mengenai keadaan

suatu variabel yang diteliti melalui data sampel atau

populasi sebagaimana adanya (Sugiyono 2008). Ukur-

an yang digunakan adalah mean, standar deviasi, skor

minimum dan skor maksimum.

3.7.3 Uji Validitas

Validitas berasal dari kata validity, yang memi-

liki arti sejauh mana ketepatan atau kecermatan

instrumen pengukur dalam melakukan fungsinya.

Suatu kuesioner dapat dikatakan valid jika pertanyaan

pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang

akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2011).

Pada penelitian ini, uji validitas dilakukan dengan

menghitung korelasi antara skor masing-masing perta-

nyaan dengan total skor pertanyaan.

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6033/3/T2_942012029_BAB III.pdfIndikator empirik untuk mengukur pengaruh kepemimpinan kepala

49

Perhitungan dilakukan dengan menggunakan

program SPSS (Statistical Packagefor Social Science).

Validitas data diukur dengan membandingkan rhitung

dengan rtabel, dimana:

c. Apabila rhitung > rtabel (pada taraf signifikansi 5%),

maka dapat dikatakan kuesioner valid;

d. Apabila rhitung < rtabel (pada taraf signifikansi 5%),

maka dapat dikatakan kuesioner tidak valid.

Untuk hasil uji validitas dan uji reliabilitas dapat

dilihat dari tabel berikut ini:

Tabel 3.3

Kepemimpinan Kepala Sekolah

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6033/3/T2_942012029_BAB III.pdfIndikator empirik untuk mengukur pengaruh kepemimpinan kepala

50

Tabel 3.4 Iklim Organisasi Sekolah

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6033/3/T2_942012029_BAB III.pdfIndikator empirik untuk mengukur pengaruh kepemimpinan kepala

51

Tabel 3.5 Kinerja Guru

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6033/3/T2_942012029_BAB III.pdfIndikator empirik untuk mengukur pengaruh kepemimpinan kepala

52

3.7.4 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dimaksudkan untuk menguji

konsistensi kuesioner dalam mengukur stabilitas

kuesioner jika digunakan dari waktu ke waktu (Ghozali,

2011). Untuk mengetahui reliabel atau tidaknya suatu

variabel, dilakukan uji statistik dengan melihat

Cronbach’s Alpha. Kriteria yang digunakan adalah:

a. Jika untuk nilai Cronbach’s Alpha > 0,70 maka

pertanyaan-pertanyaan yang digunakan untuk

mengukur variabel tersebut adalah reliable. b. Jika untuk nilai Cronbach’s Alpha <0,70 maka

pertanyaan-pertanyaan yang digunakan untuk

mengukur variabel tersebut adalah tidak reliable).

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6033/3/T2_942012029_BAB III.pdfIndikator empirik untuk mengukur pengaruh kepemimpinan kepala

53

3.7.5 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah

dalam model regresi, variabel pengganggu atau residu-

al memiliki distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2006).

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah

dalam model regresi, variabel dependen dan variabel

independen keduanya memiliki distribusi normal atau

tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distri-

busi data normal atau mendekati normal. Uji normali-

tas dalam penelitian ini dilakukan dengan menganalisis

grafik histogram dan normal probably plot of standard-

ized residual. Dasar pengambilan keputusan melalui

analisis grafik ini. Jika data menyebar di sekitar garis

diagonal sebagai representasi pola distribusi normal,

Page 18: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6033/3/T2_942012029_BAB III.pdfIndikator empirik untuk mengukur pengaruh kepemimpinan kepala

54

berarti model regresi memenuhi asumsi normalitas.

Sementara dasar pengambilan keputusan Uji

Kolmogorov Smirnov yaitu data yang normal ditun-

jukkan dengan nilai signifikansi 0,05.

3.8 Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi berganda dalam penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh varia-

bel independen (variabel kepemimpinan kepala sekolah

dan iklim organisasi sekolah) terhadap variabel depen-

den (kinerja guru).

Adapun bentuk umum persamaan regresi ber-

ganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + e

di mana:

Y = kinerja guru

a = Konstanta

X1= kepemimpinan kepala sekolah

X2= iklim organisasi sekolah

b = Besarnya koefisien dari masing-masing variabel

e = Error

3.8.1 Uji t (Uji hipotesis)

Ketetapan fungsi regresi dalam menaksir nilai

aktual dapat diukur dari Goodness of Fit-nya, setidak-

nya ini dapat diukur dengan nilai F, uji t, dan nilai

koefisien determinasi.

Page 19: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6033/3/T2_942012029_BAB III.pdfIndikator empirik untuk mengukur pengaruh kepemimpinan kepala

55

Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh

variabel X (variabel kepemimpinan kepala sekolah dan

iklim organisasi sekolah) secara parsial terhadap

variabel Y (kinerja guru). Kriteria pengujian:

Ho : μ = 0; tidak ada pengaruh antara variabel

kepemimpinan kepala sekolah dan

iklim organisasi sekolah terhadap ki-

nerja guru;

Ho : μ < 0; ada pengaruh antara variabel kepe-

mimpinan kepala sekolah dan iklim

organisasi sekolah terhadap kinerja

guru.

Taraf nyata (α) yang digunakan adalah 5%, di

mana hasil pengujian:

a. Sig < (0,05), maka Ho ditolak.

Artinya: (1) variabel bebas dapat mene-

rangkan variabel terikat dan (2) ada penga-

ruh di antara dua variabel yang diuji.

b. Sig > (0,05), maka Ho tidak berhasil ditolak.

Artinya: (1) variabel bebas tidak dapat

menerangkan variabel terikatdan (2) tidak

ada pengaruh di antara dua variabel yang

diuji.

3.8.2 Uji Statistik F (Uji Signifikansi Simultan)

Uji statistik F menunjukkan apakah semua

variabel independen yang dimasukkan dalam model

mempunyai hubungan secara bersama-sama terhadap

Page 20: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6033/3/T2_942012029_BAB III.pdfIndikator empirik untuk mengukur pengaruh kepemimpinan kepala

56

variabel dependen (Ghozali, 2005). Uji F digunakan

untuk menguji pengaruh variabel independen secara

simultan terhadap perubahan nilai variabel dependen,

dilakukan melalui pengujian terhadap besarnya peru-

bahan nilai variabel dependen yang dapat dijelaskan

oleh perubahan nilai semua variabel independen. Uji F

dilakukan dengan membandingkan tingkat signifikansi

yang ditetapkan untuk penelitian dengan probability

value dari hasil penelitian (Ghozali, 2011).

3.8.3 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi dinyatakan dengan koefi-

sien determinasi (R2), pada intinya digunakan untuk

mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam

menerangkan variasi variabel independen. Nilai koefi-

sien determinasi berada antara 0 dan 1. Nilai R2 yang

mendekati 1 memberi arti bahwa variabel-variabel

independen memberikan seluruh informasi yang di-

butuhkan untuk memprediksi variabel dependen.

Semakin besar koefisien determinasi (R2) suatu

variabel bebas, menunjukkan semakin dominan penga-

ruhnya terhadap variabel tidak bebas. Besarnya R²

yang didefinisikan, dikenal sebagai koefisien deter-

minasi (sampel) dan merupakan besaran yang paling

lazim digunakan untuk mengukur kebaikan (goodness

of fit) sesuai garis regresi. Secara verbal, R² mengukur

proporsi atau prosentase total variasi dalam Y dije-

laskan oleh model regresi. Jika variabel bebasnya lebih

dari satu maka yang digunakan Adjusted R Square.

Page 21: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6033/3/T2_942012029_BAB III.pdfIndikator empirik untuk mengukur pengaruh kepemimpinan kepala

39