bab iii metode penelitian -...

15
25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Pendekatan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, yaitu hasil penelitian diuraikan secara deskriptif dan bersifat kuantitatif artinya penelitian yang menggunakan ukuran kualitas, dan mengukurnya dengan angka-angka hasil perhitungan sebagai tolak ukur keberhasilannya. Sedangkan jenis penelitian ini adalah termasuk Penelitian Tindakan Kelas atau PTK. Disebut PTK karena penelitian ini hanya dilakukan oleh guru di dalam kelas yang sedang berlangsung kegiatan belajar dan mengajar, atau dalam proses pembelajaran. PTK timbul atau dilaksanakan karena ada kesenjangan/perbedaan antara harapan dan kenyataan, sehingga setelah PTK ini dilaksanakan diharapkan terjadi keadaan yang ideal. Menurut Kusumah dan Dwitagama (2010:9) ”Penelitian Tindakan kelas (PTK) adalah penelitia dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara (1) merencanakan, (2) melaksanakan, dan (3) merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan pertisipatif dengan tujuan kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat”. 3. 2 Lokasi Penelitian Peneletian ini dilakukan di SD Kutowinangun 04 Kecamatan Tingkir Salatiga, dimana SD ini mudah dijangkau oleh angkutan umum karena letaknya yang cukup strategis dari kota dan letaknya pun dipingir kampung sehingga kegiatan pembelajaran sangat hening dan jauh dari keramain suara kendaraan bermotor. SD Kutowinangun 04 ini mempunyai bangunan fisik yang cukup memadai untuk diadakannya kegiatan belajar mengajar, SD Kutowinangun 04 memiliki 6 ruang kelas, 1 lapangan yang cukup luas, 1 ruang UKS, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang kantor guru, 1 ruang gudang, 1 ruang media, 1 ruang untuk laboratorium computer. Yang menjadi subjek buat peniliti adalah siswa kelas tinggi yaitu siswa kelas 5, dimana jumlah peserta didik kelas 5 ada 38 anak yang terdiri dari 18 anak permpuan dan 20 anak laki-laki. Peserta didik di kelas 5 cukup aktif dan agresif didalam belajar,namun didalam kegiatan pembelajaran kadang kala anak merasa bosan karena metode yang digunakan oleh guru masih saja monoton. Untuk itu penulis akan melakukan penelitian dengan menggunakan metode inquiry.

Upload: dinhngoc

Post on 08-May-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8208/3/T1_292009258_BAB III.pdf · menggunakan ukuran kualitas, dan mengukurnya dengan angka-angka

25

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Pendekatan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, yaitu hasil

penelitian diuraikan secara deskriptif dan bersifat kuantitatif artinya penelitian yang

menggunakan ukuran kualitas, dan mengukurnya dengan angka-angka hasil perhitungan

sebagai tolak ukur keberhasilannya. Sedangkan jenis penelitian ini adalah termasuk

Penelitian Tindakan Kelas atau PTK. Disebut PTK karena penelitian ini hanya

dilakukan oleh guru di dalam kelas yang sedang berlangsung kegiatan belajar dan

mengajar, atau dalam proses pembelajaran. PTK timbul atau dilaksanakan karena ada

kesenjangan/perbedaan antara harapan dan kenyataan, sehingga setelah PTK ini

dilaksanakan diharapkan terjadi keadaan yang ideal.

Menurut Kusumah dan Dwitagama (2010:9) ”Penelitian Tindakan kelas (PTK)

adalah penelitia dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara (1) merencanakan,

(2) melaksanakan, dan (3) merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan pertisipatif

dengan tujuan kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat”.

3. 2 Lokasi Penelitian

Peneletian ini dilakukan di SD Kutowinangun 04 Kecamatan Tingkir Salatiga,

dimana SD ini mudah dijangkau oleh angkutan umum karena letaknya yang cukup

strategis dari kota dan letaknya pun dipingir kampung sehingga kegiatan pembelajaran

sangat hening dan jauh dari keramain suara kendaraan bermotor. SD Kutowinangun 04

ini mempunyai bangunan fisik yang cukup memadai untuk diadakannya kegiatan belajar

mengajar, SD Kutowinangun 04 memiliki 6 ruang kelas, 1 lapangan yang cukup luas, 1

ruang UKS, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang kantor guru, 1 ruang gudang, 1 ruang media,

1 ruang untuk laboratorium computer. Yang menjadi subjek buat peniliti adalah siswa

kelas tinggi yaitu siswa kelas 5, dimana jumlah peserta didik kelas 5 ada 38 anak yang

terdiri dari 18 anak permpuan dan 20 anak laki-laki. Peserta didik di kelas 5 cukup aktif

dan agresif didalam belajar,namun didalam kegiatan pembelajaran kadang kala anak

merasa bosan karena metode yang digunakan oleh guru masih saja monoton. Untuk itu

penulis akan melakukan penelitian dengan menggunakan metode inquiry.

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8208/3/T1_292009258_BAB III.pdf · menggunakan ukuran kualitas, dan mengukurnya dengan angka-angka

26

3.3 Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Kutowinangun 04 Kecamatan Tingkir

Salatiga.Subjek dari penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas 5 SD Kutowinangun 04

Kecamatan Tingkir Salatiga yang berjumlah 38 siswa. Dimana dari 38 siswa terdiri atas

20 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Dimana siswa berkarakterkan, Siswa

kurang serius dalam menyimak pelajaran yang disampaikan oleh guru, siswa kurang

konsentrasi sewaktu guru menyampaikan materi, siswa yang Minat belajar rendah.

3.4 Variabel Penelitian

Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

tersebut, kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2010:60).

Dalam penelitian tindakan kelas ini ada dua variabel yang terdiri dari variabel

bebas dan variabel terikat. Variabel-variabel tersebut antaralain:

1. Variable Bebas (x)

Variabel bebas atau variabel independen dalam penelitian kelas ini

adalah metode inquiry. Metode inquiry merupakan pembelajaran aktif dimana

kemajuan dinilai dengan bagaimana siswa mengembangkan ketrampilan

ekprimental dan analtik dari pengetahuan yang mereka miliki. Untuk itu

metode inquiry diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 5

di SD Negeri Kutowinangun 04 Kecamatan Tingkir Salatiga . Variabel ini

didapatkan datanya melalui observasi Dan data yang diperoleh berupa

penjelasan yang dipaparkan melalui kata-kata.

2. Variabel Terikat (y)

Variabel terikat atau variable dependen dalam penelitian ini adalah hasil

belajar. Hasil belajar adalah perubahan perilaku, kemampuan, dan keterampilan

siswa yang terjadi secara sadar setelah mendapat atau menerima suatu

perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat dikonstruksikan dengan

pengetahuannya yang telah didapat dalam kehidupan sehari-hari dan

perubahannya perubahanya tersebut bersifat relative permanen. Hasil belajar

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8208/3/T1_292009258_BAB III.pdf · menggunakan ukuran kualitas, dan mengukurnya dengan angka-angka

27

diperoleh dengan pemberian soal evaluasi pada pertemuan ke tiga disetiap

siklusnya, hasil belajar diukur oleh nilai hasil evaluasi, yang sudah sesuai

sesuai dengan nilai KKM.

3.5 Prosuder Penelitian

Model Kemmis & Mc Taggart (dalam Kusumah dan Dwitagama, 2010:20-21)

pada hakikatnya berupa perangkat-perangkat dengan satu perangkat terdiri dari empat

komponen yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.Keempat komponen

tersebut dipandang sebagai 1 siklus.Pada gambar dibawah ini adalah dua perangkat

komponen yang dapat dikatakan sebagain 2 siklus.Model penelitian tindakan kelas ini

merupakan pengembangan dari konsep dasar yang diperkenalkan oleh Kurt

Lewin.Hanya saja model ini menggabungkan antara komponen tindakan dan

pengamatan menjadi satu kesatuan karena penerapan tindakan dan pengamatan

merupakan dua kegiatan yang tidak terpisahkan karena merupakan dua kegiatan yang

terjadi dalam satu kesatuan waktu.

Gambar 1

Prosedur Peneltian Kemmis & Mc Taggart

Pelaksanaan penelitian ini direncanakan sebanyak 2 siklus.Untuk setiap

siklusnya akan dilaksanakan dengan 3 kali pertemuan dimana untuk pertemuan pertama

pemberian materi dengan pembelajaran menggunakan metode inquiry, dan pertemuan

ke 2nya pun juga sama seperti pada pertemuan pertama, dan pertemuan ke 3 digunakan

untuk mengevaluasi dari pertemaun pertemuan pertama dan ke 2. Apabila pada

pertemuan ke dua ini, hasil belajar siswa belum memenuhi syarat sesuai KKM yang

ditentukan oleh sekolahan, maka akan diadakan siklus ke 2, siklus ke 2 ini juga 3 kali

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8208/3/T1_292009258_BAB III.pdf · menggunakan ukuran kualitas, dan mengukurnya dengan angka-angka

28

pertemuan. Untuk pertemuan pertama dan kedua digunakan untuk pemberian materi

dengan bertatap muka secara langsung, untuk pertemuan ke tiganya dilakukan untuk

pemberian soal evaluasi yang sebelumnya sudah ada pengulasan materi dipertemuan

pertama dan pertemuan ke dua. Rincian prosedur tindakan adalah sebagai berikut:

a) Perencanaan (planning) merupakan kegiatan menyusun rancangan tindakan.

Kegiatan ini dilakukan untuk persiapan pelaksanaan penelitian. Perencanaan

dilaksanakan oleh peneliti sebelum tahap pelaksanaan tindakan diterapkan.

Kegiatan dalam tahap ini seperti: penyusunan skenario pembelajaran, pembuatan

istrumen pengamatan dan pembuatan media/alat peraga.

b) Tindakan (acting), yaitu implementasi atau penerapan isi rancangan. Hal yang

perlu diingat pada tahap 2 ini adalah pelaksana tindakan harus sesuai dengan apa

yang sudah dirumuskan dalam rancangan. Dalam penelitian ini tindakan yang

diterapkan adalah metode inquiry dengan menggunakan alat peraga.

c) Observasi (observing), yaitu kegiatan mengamati dampak atas tindakan yang

dilakukan. Kegiatan observasi ini dilakukan pada saat tindakan diterapkan dalam

kelas, sehingga antara pelaksanaan tindakan dan pengamatan berlangsung dalam

waktu yang sama. Penelitian tindakan ini dilakukan dalam bentuk kolaborasi.

Pelaksana adalah guru kelas sedangkan peneliti yang mengobservasi.

d) Refleksi (reflecting), yaitu kegiatan evaluasi tentang perubahan yang terjadi atau

hasil yang diperoleh atas data yang terhimpun sebagai bentuk dampak tindakan

yang telah dirancang. Berdasarkan langkah ini akan dapat diketahui perubahan

yang terjadi dan dilakukan telaah mengapa, bagaimana, dan sejauhmana

tindakan yang ditetapkan mampu mencapai perubahan atau mengatasi masalah

secara signifikan.

Untuk lebih memperjelas rincian prosedur penelitian yang akandilaksanakan

terdiri atas 2 siklus dengan tiga kalipertemuan tiap siklusnya, adalah sebagai berikut:

Siklus I

1) Perencanaan (planning)

Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan ini adalah:

a. Menyusun RPP dengan materi tanah dan strukturnya.

b. Merencanakan membagi kelompok-kelompok siswa.

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8208/3/T1_292009258_BAB III.pdf · menggunakan ukuran kualitas, dan mengukurnya dengan angka-angka

29

c. Menyiapakan materi ajar berupa buku paket IPA kelas 5.

d. Menyiapkan alat peraga yang dibutuhkan dalam kegiatan kelompok.

e. Menyiapkan instrument penelitian berupa lembar observasi untuk melihat

bagaimana suasana belajar mengajar di kelas ketika proses pembelajaran

menggunakan metode inquiry menggunakan alat peraga dilaksanakan.

f. Menyiapkan instrument penilaian hasil belajar yang berupa lembar

evaluasi untuk melihat apakah materi IPA tentang tanah dan strukturnya

telah dikuasai siswa.

2) Pelaksanaan (acting)

Sesuai dengan standar proses bahwa pembelajaran dilaksanakan dalam tiga

tahap yaitu pendahuluan, kegiatan inti dan penutup. Dalam kegiatan inti masih

dijabarkan lagi ke dalam kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Untuk

lebih jelasnya tahap pelaksanaan tindakan pada penelitian ini sebagai berikut:

a. Pendahuluan

1. Guru membuka pelajaran dengan berdoa dan absensi.

2. Guru melakukan apersepsi untuk mendorong semangat siswa.

3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dalam

pembelajaran.

b. Kegiatan Inti

1. Eksplorasi

a) Guru menyampaikan peta konsep materi tentang susunan dan jenis-

jenis tanah.

b) Guru bertanya jawab kepada siswa tentang jenis-jenis tanah yang

diketahui siswa.

c) Guru menunjukkan dan menjelaskan alat peraga yang berupa

susunan lapisan tanah.

d) Melului alat peraga yang ditampilkan oleh guru, guru dan siswa

bertanya jawab tentang susunan lapisan tanah.

e) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang terdiri atas

4-5 siswa pada setiap kelompok

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8208/3/T1_292009258_BAB III.pdf · menggunakan ukuran kualitas, dan mengukurnya dengan angka-angka

30

2. Elaborasi

a. Guru memfasilitasi anak dengan peralatan pengamatan pada setiap

kelompok..

b. Guru menyampaikan aturan dan tugas dalam berdiskusi.

c. Guru mengajak siswa melakukan penemuan tentang susunan tanah

dengan mengamati percobaan pada kelompok tersebut

d. Ketika percobaan dilakukan dan menunggu untuk meredamkan

tanah yang di aduk-aduk untuk beberapa menit, guru mengajak

siswa bertanya jawab tentang jawaban apa tentang susunan tanah

yang akan terjadi.

e. Perwakilan setiap kelompok melaporkan hasil diskusi dan siswa

lain menanggapi atau bertanya.

f. Guru melakukan kesimpulan secara global dan meluruskan

kesalahan.

g. Guru memberi penghargaan pada setiap kelompok yang sudah

melaporkan hasil diskusi, siswa bertanya, dan menanggapi

kelompok lain.

3. Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru melakukan:

a) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.

b) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan

pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.

c. Penutup

1. Melakukan refleksi apakah kegiatan pembelajarannya menyenangkan

atau tidak, dan menyampaiakan pembelajaran untuk pertemuan

berikutnya..

2. Memberikan pertanyaan berkaitan dengan materi yang sudah dijelaskan.

3. Evaluasi, dalam kegiatan ini guru membagikan soal pilihan ganda untuk

dikerjakan secara individu, sebagai sarana pengukuran tingkat

pemahaman. Evaluasi ini diberikan pada akhir pertemuan siklus I.

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8208/3/T1_292009258_BAB III.pdf · menggunakan ukuran kualitas, dan mengukurnya dengan angka-angka

31

3) Pengamatan (observing)

Tahap ini peneliti melakukan observasi selama kegiatan pembelajaran

berlangsung.Peneliti melakukan pengamatan kepada keterlaksanaan tindakan

guru dalam pembelajaran sesuai dengan metode inquiry dengan kompetensi

dasar susunan dan jenis-jenis tanah. Observasi ini dilakukan bersamaan

dengan kegiatan proses pembelajaran berlangsung dan terhadap hasil evaluasi.

4) Refleksi (reflecting)

Pada tahap ini peneliti melakukan refleksi terhadap proses kegiatan

belajar. Refleksi dilakukan atas dasar hasil pengamatan yang telah dilakukan

oleh peneliti sebagai observer terhadap keterlaksanaan tindakan guru kelas

sesuai dengan metode Inquiry menggunakan alat peraga dengan materi

susunan dan jenis-jenis tanah. Setelah tahap refleksi dan siklus I selesai

dilaksanakan, maka akan diketahui hasilnya. Hasil tersebut akan dianalisis

apakah sudah sesuai dengan perencanaan atau belun, serta kelemahan-

kelemahan apa saja yang menghambat proses pembelajaran. Apabila hasil

yang diperoleh belum mencapai ketuntasan belajar yang diharapkan, maka

dilanjutkan pada siklus II.

Siklus II

Siklus II akan dilaksanakan jika kegiatan siklus I belum berhasil. Kegiatan

pembelajaran akan dilakukan sama seperti pada siklus I, tetapi waktu pelaksanaan

akan disesuaikan dengan alokasi waktu yang tersedia di SD tempat dilakukannya

penelitian dengan Kompetensi Dasar yang berbeda. Siklus 2 merupakan

penyempurnaan dari kelemahan dan kekurangan pada siklus 1.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini

adalah:

a. Tes ini diberikan kepada peserta didik untuk mengukur tingkat kepamahan

pengusaannya terhadap cakupan materi yang dipersyaratkan dan sesuai dengan

tujuan pengajaran, tes ini berupa 20 butir soal pilihan ganda dan peserta didik

harus menjawab pertanyaan. Hasli tes ini berupa nilai yang cara

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8208/3/T1_292009258_BAB III.pdf · menggunakan ukuran kualitas, dan mengukurnya dengan angka-angka

32

penghitunganya, jumlah jwaban yang betul dikalikan 5, tes ini bertujuan untuk

mengetahui sejauh mana hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD Kutowinangun 04

menggunakan metode inquiry.

b. Observasi ini dilakukam dengan pengambilan data dalam penelitian dimana

peneliti atau pengamat melihat situasi penelitian. Observasi dalam penelitian

ini digunakan untuk menganalis kinerja guru dan siswa dalam proses

pembelajaran baik pada siklus 1 maupun siklus 2. Hasil observasi ini berupa

urain kata-kata yang menjelaskan tentang selama observasi berlangsung.

3.7 Jenis Data

Pendekatan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, yaitu hasil penelitian

diuraikan secara deskriptif dan bersifat kuantitatif artinya penelitian yang menggunakan

ukuran kualitas, dan mengukurnya dengan angka-angka hasil perhitungan sebagai tolak

ukur keberhasilannya. Sedangkan jenis penelitian ini adalah termasuk Penelitian

Tindakan Kelas atau PTK. Disebut PTK karena penelitian ini hanya dilakukan oleh guru

di dalam kelas yang sedang berlangsung kegiatan belajar dan mengajar, atau dalam

proses pembelajaran. PTK timbul atau dilaksanakan karena ada kesenjangan/perbedaan

antara harapan dan kenyataan, sehingga setelah PTK ini dilaksanakan diharapkan terjadi

keadaan yang ideal.

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8208/3/T1_292009258_BAB III.pdf · menggunakan ukuran kualitas, dan mengukurnya dengan angka-angka

33

Tabel 5

Kisi-kisi pengembangan instrument penilaian pada pelajaran IPA

Standar

Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Nomor Item

7. Memahami

perubahan yang

terjadi di alam

dan

hubungannya

dengan

penggunaan

sumber daya

alam.

7.2

Mengidentifikasi

jenis-jenis tanah.

Siklus I

Menjelaskan

pengertian tanah.

Mengidentifikasi

susunan tanah.

Menyebutkan jenis-

jenis tanah.

Menyebutkan ciri-

ciri dari jenis-jenis

tanah.

1, 2, 7, 9,

17

3, 5, 8, 10,

18, 19

4,11, 12,

14, 20

6, 12, 13,

15, 16

7.3

Mendeskripsikan

struktur bumi

Siklus II

Menyebutkan

lapisan-lapisan

pada bumi.

Menyebutkan

fungsi dari lapisan

atmosfer

Menyebutkan

lapisan-lapisan

atmosfer.

Menyebutkan

lapisan-lapisan

matahari.

3, 5, 6, 7,

10, 11,

1, 8, 12, 16,

22.

4, 17, 18,

19.

2, 5, 9, 20.

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8208/3/T1_292009258_BAB III.pdf · menggunakan ukuran kualitas, dan mengukurnya dengan angka-angka

34

Tabel 6

Kisi-kisi Lembar Observasi Kegiatan Guru Dalam Pembelajaran Menggunkan

Metode inquiry

Langkah-

langkah

Pembelajaran

Indikator No

Item

Kegiatan pra

pembelajaran

1. Menyiapkan alat dan bahan pembelajaran. 1

Kegiatan Awal: 2. Guru menyampaikan salam.

3. Guru mengabsen kehadiran siswa.

4. Apersepsi dan motivasi kepada siswa.

5. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan

disampaikan.

2

3

4

5

Kegiatan Inti:

Eksplorasi

Elaborasi

Konfirmasi

6. Menjelaskan garis besar materi yang akan disampaiakan.

7. Mengajak siswa bertanya jawab tentang materi yang akan

diajarkan.

6

7

8. Guru menuliskan permasalahan dipapan tulis

9. Guru membagi siswa ke dalam kelompok yang terdiri dari

4-5 kelompok.

10. Guru membimbing siswa dalam merumuskan hipotesis

11. Guru memberikan lembar kerja kepada siswa.

12. Guru membimbing siswa dalam menentukan langkah-

langkah percobaan.

13. Guru memfasilitasi alat yang akan digunakan untuk

melakukan percobaan.

14. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk

menyajikan data hasil percobaan

15. Guru meminta siswa untuk membuat kesimpulan dan

membacakan di depan kelas.

8

9

10

11

12

13

14

15

16. Guru bertanya jawab kepada siswa tentang hal-hal yang

belum diketahui siswa.

17. Guru memberi penguatan dan kesimpulan tentang materi

yang dipelajari

16

17

Kegiatan

Penutup

18. Menyampaikan materi yang akan datang. 18

Keterangan:

Skor 1 : kurang

Skor 2 : cukup

Skor 3 : baik

Skor 4 : sangat baik

Penilaian:

Nilai kinerja guru =

x 100

Nilai skor maksimum = 72

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8208/3/T1_292009258_BAB III.pdf · menggunakan ukuran kualitas, dan mengukurnya dengan angka-angka

35

Tabel 7

Kisi-kisi lembar observasi kegiatan siswa dalam pembelajaran menggunkan

Metode inquiry

Langkah

Pembelajaran Indikator

No

Item

Kegiatan pra

pembelajaran

1. Siswa menyiapkan buku pelajaran. 1

Kegiatan Awal: 2. Siswa menjawab salam.

3. Siswa menjawab absensi dari guru.

4. Siswa menjawab pertanyaan apersepsi dari guru.

5. Siswa menyimak tujuan yang di sampaikan oleh guru dengan

membuka buku pelajaran yang di bawa.

2

3

4

5

Kegiatan Inti:

Eksplorasi

Elaborasi

Konfirmasi

6. Siswa menyimak dengan membuka buku pelajaran yang di bawa.

7. Siswa menjawab pertanyaan dari guru

6

7

8. Siswa mengidentifasi masalah yang dituliskan guru dipapan tulis

9. Siswa duduk berkelompok yang terdiri dari 4-5 orang.

10.Siswa menerima alat untuk melakukan percobaan yang dibagikan

kepada tiap kelompok.

11. Siswa berdiskusi dan mencari informasi dengan sumber

buku yang dibawa. 12. Siswa melakukan percobaan untuk melakukan penemuan. 13. Siswa melakukan langkah-langkah percobaan 14. Siswa menuliskan hasil diskusi di lembar kerja siswa.

8

9

10

11

12

13

14

15. Siswa mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.

16. Tanya jawab tentang materi yang belum dipahami.

17. Siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan.

15

16

17

Kegiatan Penutup 18. Siswa membuka materi yang akan di ajarkan pada pertemuan

berikutnya.

18

Keterangan:

Skor 1 : banyak siswa yang melakukan kegiatan < 25%

Skor 2 : banyak siswa yang melakukan kegiatan 26-50%

Skor 3 : banyak siswa yang melakukan kegiatan 51-75% dari jumlah siswa

Skor 4 : banyak siswa yang melakukan kegiatan >75% dari jumlah siswa

Penilaian:

Nilai aktivitas siswa =

x 100

Skor maksimum = 72

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8208/3/T1_292009258_BAB III.pdf · menggunakan ukuran kualitas, dan mengukurnya dengan angka-angka

36

Tabel 8

Kategori Skor yang diperoleh

No Skor Kategori

1. 12%-35% Kurang

2. 36%-70% Cukup

3. 71%-100% Baik

3.8 Uji Validitas dan Reliabilitas

3.8.1 Uji Validitas

Validitas menurut Sekaran (dalam Wijaya, 2009:113) validitas menunjukan

ketepatan dan kecermatan alat ukur dalam melakukan fungsi ukurannya. Suatu skala

pengukuran disebut valid bila ia melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan

mengukur apa yang seharusnya diukur.

Cara yang digunakan dalam menghitung uji validitas soal ini adalah dengan

menggunakan spss 16.0, dimana langkah-langkah pengolahannya sama dengan uji

reliabilitas. Untuk mengetahui hasil uji soal yang telah diujikan adalah dengan melihat

hasil output dari pengolahan data tersebut yaitu dilihat dari Corrected Item-Total

Correlation dimana hasil > dari maka dinyatakan valid, sedangkan apabila

< dari maka dinyatakan tidak valid. Berdasarkan hasil uji validitas soal

yang berjumlah 30 yang berbentuk pilihan ganda, yang dinyatakan valid pada siklus I

sebanyak 20 soal dan yang tidak valid sebanyak 10 soal yaitu nomer 6, 11, 15, 21, 23,

24, 27, 28 dan 29. Sedangkan soal pada siklus II dari soal 30 dalam bentuk pilihan

ganda, yang dinyatakan valid sebanyak 20 dan yang tidak valid sebanyak 10 soal yaitu

pada nomer 1, 4, 8, 12, 16, 18, 22, 27, 28 dan 29.

3.8.2 Uji Reliabititas

Menurut Wijaya (2009:109) pengujian realibilitas adalah berkaitan dengan masalah

adanya kepercayaan terhadap instrumen.Suatu instrumen dapat memiliki tingkat

kepercayaan yang tinggi (konsisten) jika hasil dari pengujian instrumen tersebut

menunjukan hasil yang tetap.

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8208/3/T1_292009258_BAB III.pdf · menggunakan ukuran kualitas, dan mengukurnya dengan angka-angka

37

Menurut Kuder dan Richardson (dalam Sudijono, 2011: 252-259) bahwa cara

menentukan reliabilitas tes itu lebih tepat apabila dilakukan secara langsung terhadap

butir-butir item tes yang bersangkutan. Butir item soal tersebut dengan ketentuan bahwa

untuk setiap jawaban betul diberikan skor 1, sedangkan untuk setiap jawaban salah

diberikan skor 0. Apabila koefisien reliabilitas tes lebih besar dari 0,70 maka tes hasil

belajar tersebut telah dapat dinyatakan sebagai hasil belajar yang memiliki reliabilitas

tinggi. Sedangkan, apabila koefisien reliabilitas tes kurang dari 0,70 maka tes hasil

belajar tersebut telah dapat dinyatakan sebagai hasil belajar yang memiliki reliabilitas

rendah. Untuk menghitung koefisien reliabilitas tes yaitu dengan menggunakan. SPSS

16.0 dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Ketik data jawaban tes di Excell.

2. Buka program SPSS.

3. Copy skor-skor jawaban tes yang ada di Excel.

4. Klik menu Analyze, Scale, Reliability Analysis. Blok semua items,

pindahkan ke kotak items dengan mengklik tanda panah, lalu pada menu

Model, pilih salah satu, misalnya Alpha,

5. Pilih statistic, item, scale, scale if item deleted, none, continuelalu klik

OK

Berdasarkan hasil uji reliabilitas yang telah diolah dengan menggunakan

spss 16.0 maka hasil yang diperoleh yaitu dengan melihat hasil outpunya

pada Cronbach’s Alpha adalah:

Tabel 9

Reability Statistics

No. Item Nilai Hitung r Nilai Tabel r Keterangan

1 0,869 0,388 Siklus 1

2 0,872 0,388 Siklus 2

Dari hasil nilai Hitung r dengan nilai di atas maka dinyatakan nilai koefisien

reliabilitasnya tinggi.

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8208/3/T1_292009258_BAB III.pdf · menggunakan ukuran kualitas, dan mengukurnya dengan angka-angka

38

3.8.3 Analisis Tingkat Kesukaran Soal

Menurut Witherington (dalam Sudijono, 2011:371-373) mengatakan, bahwa sudah

atau belum memadainya derajat kesukaran item tes hasil belajar dapat diketahui dari

besar kecilnya angka yang melambangkan tingkat kesulitan dari item tersebut. Angka

indek kesukaran item itu besarnya berkisar antara 0,00 sampai dengan 1,00. Artinya

angka indek kesukaran itu paling rendah adalah 0,00 dan paling tinggi adalah 1,00.

Angka indek kesukaran item itu dapat diperoleh dengan menggunakan rumus yang

dikemukakan oleh Du Bois, yaitu:

P =

Keterangan:

P = angka indek kesukaran item

Np = banyaknya test yang dapat menjawab dengan betul dan butir item yang

bersangkutan.

N = jumlah test yang mengikuti tes hasil belajar.

Cara memberikan penafsiran terhadap angka indek kesukaran item adalah

sebagai berikut:

Kurang dari 0,25 = sukar

0,25-0,75 = cukup

Lebih dari 0,75 = mudah

Tabel 10

Tingkat Kesukaran Soal Siklus I

No Tingkat Kesukaran No Item

1 Sukar 6, 15, 23, 28, 29.

2 Cukup 1, 3, 5, 7, 8, 12, 14, 16, 17, 19, 20, 21, 22, 24,

25, 30.

3 Mudah 2, 4, 9, 10, 11, 13, 18, 26, 27

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8208/3/T1_292009258_BAB III.pdf · menggunakan ukuran kualitas, dan mengukurnya dengan angka-angka

39

Tabel 11

Tingkat Kesukaran Soal Siklus II

No Tingkat Kesukaran No Item

1 Sukar 1, 12, 14, 16, 24.

2 Cukup 3, 5, 6, 7, 8, 15, 17, 18, 19, 20, 22, 23, 27, 28,

29, 30.

3 Mudah 2, 4, 9, 10, 11, 13, 21, 25, 26.

3.9 Indikator Kerja

Indikator keberhasilan penelitian ini adalah terjadinya kenaikan hasil belajar yang

ditunjukkan adanya kenaikan presentase hasil belajar siswa.Yang digunakan sebagai

tolak ukur keberhasilan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini adalah:

1. Siswa yang mencapai KKM yaitu 65 dan berjumlahkan minimal 80% dari

jumlah siswa yaitu 30.

2. Siswa terlibat aktif dalam mengikuti langkah-langkah pembelajaran dinyatakan

berhasil apabila 80% dari 38 siswa aktif dalam pembelajaran.

3.10 Analisis Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan

deskriptif kuantitatif. Data yang diperoleh dalam bentuk kata-kata yaitu deskriftif

kualitatif yaitu hasil observasi terhadap pembelajaran menggunakan metode inquiry.

Yang berupa urain kata-kata yang menjelaskan tentang selama kegiatan belajar

mengajar berlangusg dengan menggunakan metode inquiry, Sedangkan deskriftif

kuantitatif adalah data dalam bentuk angka yang diperoleh dari evaluasi hasil belajar

IPA pada siswa yang berupa test tertulis. Dan bentuk soal evaluasi ini adalah pilihan

ganda dengan jumlah 20 butir soal.