bab iii metode penelitian -...
TRANSCRIPT
40
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan definisi masing-masing peubah dan
membuat alat ukur pada peubah yang diteliti serta cara menghitung peubah
tersebut.
3.1. Peubah Penelitian
3.1.1. Identifikasi Peubah Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua peubah bebas, satu peubah terikat dan
satu peubah moderator yaitu:
a. Peubah Tak gayut : Servant leadership dan lingkungan kerja
b. Peubah Gayut : Loyalitas guru
c. Peubah Moderator : Jenis kelamin
3.2. Definisi Operasional
3.2.1.Peubah Loyalitas
Meyer, et al. (dalam Savareikene & Daugirdas, 2009) mendefinisikan
loyalitas sebagai loyalitas karyawan mengacu kekuatan dari identifikasi
rasa pengikut, kesediaan untuk melakukan upaya ekstra, lampiran dan
dedikasi untuk berkembang.
3.2.2. Peubah Servant Leadership
Menurut Page & Wong (2000) menyatakan bahwa pemimpin yang
melayani adalah seorang pemimpin yang memiliki tujuan utama adalah
melayani orang lain yang didasarkan pada orientasi karakter, orientasi orang,
orientasi tugas dan orientasi proses, dan secara khusus servant leader
(pemimpin pelayan) menunjukkan integritas, kerendahan hati, servanthood
41
atau kehambaan, kepeduliaan terhadap orang lain, memberdayakan orang
lain, mengembangkan orang lain, visi penetapan tujuan, leading atau
memimpin, pemodelan atau keteladanan, membangun tim dan pengambilan
keputusan bersama.
3.1.2.3. Peubah Lingkungan kerja
Lingkungan kerja adalah (Moos dalam Masqood, 2011) adalah
tempat dimana individu melakukan aktivitas. Lingkungan kerja yang
kondusif akan memberikan rasa aman dan memungkinkan karyawan untuk
dapat bekerja optimal. Lingkungan kerja dapat memengaruhi emosi
karyawan.
3.3. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
Populasi dalam penelitian ini adalah guru honor pada persekolahan
Kristen di kota Ambon dengan jumlah 141 orang guru honor seperti
dijabarkan pada Tabel 3.1. berikut ini:
Tabel 3.1
Populasi dan Sampel Penelitian
No Nama Sekolah Jumlah Guru
L P
1. Yayasan persekolahan Kristen
Protestan Maluku (YPKPM)
25 19
2. Yayasan Xaverius 20 15
3. Yayasan Bintang Timur 12 13
4. Yayasan Oikumene 9 9
5. SMA Kristen Passso 7 12
Sub Total 73 68
Total 141
Dari populasi yang ada maka sampel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah 141 guru dengan menggunakan teknik sampling jenuh, dengan 35
42
guru sampel untuk dilakukan uji coba (try out). Pengambilan sampel try out
dilakukan dengan menggunakan teknik stratifikasi proporsional sampling
ditinjau dari jenis kelamin.
3.4. Jenis data dan Prosedur Pengumpulan Data
3.4.1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan adalah data primer yang didapat dari
penyebaran angket pernyataan yang di dalamnya berisi skala-skala psikologi,
dengan cara membagikan langsung kepada guru atau subjek penelitian.
3.4.2. Prosedur Pengumpulan Data
Sebagai tahap awal, penulis mengumpulkan informasi secara
langsung dari beberapa sekolah di Yayasan Persekolahan Kristen kota
Ambon pada bulan Juli sampai Agustus 2015. Pengumpulan data awal
dengan menggunakan metode wawancara dan kuesioner. Setelah mendapat
ijin penelitian, penulis mengurus surat ijin penelitian. Sebelum melakukan
penelitian, penulis melakukan try out skala psikologi yang telah penulis buat
terlebih dahulu terhadap 35 guru honorer yang diambil dengan menggunakan
proporsional sampling. Tryout dilakukan dari tanggal 10 Desember-12
Januari. Setelah melakukan tryout dan ditemukan bahwa uji diskriminasi
aitem serta reliabilitas baik maka peneliti melakukan penelitian. Penelitian
dilakukan dari tanggal 27 Februari – 19 April 2016, dengan cara
membagikan skala psikologi kepada 141 guru honorer di beberapa sekolah
pada Yayasan Persekolahan Kristen kota Ambon.
3.5. Alat Ukur Penelitian
Dalam penelitian ini data mengenai variabel-variabel diperoleh
dengan menggunakan instrumen berupa skala yang harus diisi oleh siswa.
43
3.5.1 Skala Loyalitas
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur skala loyalitas adalah skala
loyalitas berdasarkan aspek-aspek yang dikemukakan Meyer et al. (dalam
Savareikene & Daugridas, 2009) dengan 18 item pernyataan, reliabilitas item
yang diperoleh adalah: aspek loyalitas afektif (α=0,867) dan loyalitas
berkelanjutan (α=0,89) dan loyalitas normatif (α=0,72)
Penjabaran dari loyalitras, indikator dan sebaran total item sebagai cetak
biru alat ukur yang nantinya akan dipakai dalam penelitian ini dapat dilihat
pada Tabel 3.2.berikut ini
Tabel 3.2.
Cetak Biru Skala Loyalitas No Aspek Indikator Aitem No Aitem
F U
1. Loyalitas
afektif
a. Nilai-nilai sejajar dengan
atasan
1. Pemimpin saya cenderung
menempatkan saya seperti
bawahan 2. Pemimpin saya cenderung
bersikap baik kepada saya
3. Pemimpin saya adalah orang
yang paling pengertian
2,3 1
b. Mampu menempatkan diri
pada usaha dan energi
sendiri
4. Saya percaya pada kemampuan
saya sendiri
5. Saya tidak ingin mengharapkan
bantuan orang lain sebelum menyelesaikan sendiri
6. Setiap masalah pasti ada jalan
keluarnya
4,5,6
c. Menyelaraskan nilai dan misi
7. Saya memiliki tekad yang kuat untuk menyelesaikan pekerjaan
saya
8. Saya dapat mencapai apa yang
saya inginkan 9. Saya dapat menjalankan tugas
dan tanggung jawab saya dengan
baik
7,8,9
44
Tabel 3.2. (Lanjutan)
No Definisi Aspek Indikator Aitem No Aitem
F U
2 Loyalitas
berkelanjutan
a. Memilih bertahan
dalam organisasi
10. Saya tetap menjalankan
tugas
walaupun gaji saya minim 11. Saya akan bekerja keras
dalam waktu yang lama
12. Saya menikmati
pekerjaan saya 13. Saya tetap bekerja dengan
nyaman di tempat kerja
saya bekerja sekarang
14. Saya senang dapat bekerja di tempat kerja sekarang
10,11,
12,13,
14
b. Pemberian
kepuasan bagi
atasan
15. Saya berusaha
menampilkan yang terbaik
dari saya 16. Saya bekerja lembur untuk
menyelesaikan tugas saya
17. Saya selalu datang tepat
waktu 18.Saya tidak ingin
mengecewakan pimpinan
saya
15,16,
17,18
3 Loyalitas
normatif
a. Rasa kewajiban dan
komitmen moral
19.Jika terlalu lama cuti,
saya merasa tidak enak 20. Berlibur di saat jam
mengajar tidak
menyenangkan
21. Saya tidak ingin mengecewakan siswa-
siswa saya ketika saya
mengajar
19,20,
21
b. Perasaan untuk menetap di
organisasi
tersebut
22. Saya merasa tidak enak jika berpindah dari tempat
saya mengajar sekarang
23. Saya begitu nyaman
dengan tempat saya mengajar sekarang
24. Saya tidak ingin keluar
dari tempat saya mengajar
sekarang walaupun ada penawaran menarik
22,23,24
45
Tabel 3.2. (Lanjutan)
No Aspek Indikator Aitem No Aitem
F U
c. Individu melakukan
pekerjaannya
karena memang
harus melakukannya
25. Saya tetap menjalankan tanggung jawab saya
karena kewajiban saya
26. Saya tidak dapat bolos kerja
ketika saya bekerja 27. Saya tetap mengajar
walaupun sakit
25,26,27
d. Individu percaya
bahwa orang
lain
mengandalkan
nya
28. Pemimpin saya dapat
mengandalkan saya
mengerjakan tugas
29. Saya dapat dipercaya
mengerjakan tugas-tugas yang berat
30. Pemimpin saya cenderung
tidak dapat mengandalkan
saya mengerjakan tugas
28,29 30
Total 30
Skala loyalitas ini menggunakan lima tingkat penilaian (skala Likert)
yakni nilai 1 sampai 5 pernyataannya disusun dalam bentuk favorable dan
unfavorable. Untuk pernyataan favorable diberi nilai 5 untuk jawaban sangat sesuai,
4 untuk jawaban sesuai, 3 untuk jawaban netral, 2 untuk jawaban tidak sesuai, 1
untuk jawaban sangat tidak sesuai. Sedangkan pernyataan unfavorable diberi nilai 1
untuk jawaban sangat sesuai, 2 untuk jawaban sesuai, 3 untuk jawaban netral, 4
untuk jawaban tidak sesuai, 5 untuk jawaban sangat tidak sesuai.
3.5.2 Skala servant leadership
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur skala servant leadership
adalah self assessment of servant leadership berdasarkan pengembangan oleh
Wong dan Page (2000), dengan 100 item pernyataan, reabilitas item yang
diperoleh adalah: Integritas (α=0,796), kerendahan hati (α=0,656),
kehambaan (α=0,761), kepedulian terhadap orang lain (α=0,714),
memberdayakan orang lain (α=0,765), mengembangkan orang lain
(α=0,916), visi (α=0,569), penetapan tujuan (α=0,768), memimpin
46
(α=0,837), keteladanan (α=0,763), membangun tim (α=0,815) dan
pengambilan keputusan bersama (α=0,802), yang kemudian dimodifikasi
penulis menjadi 30 item pernyataan
Penjabaran dari aspek servant leadership, indikator dan cetak biru alat
ukur yang nantinya akan dipakai dalam penelitian ini dapat dilihat pada
Tabel 3.3. berikut.
Table 3.3.
Cetak Biru Skala Servant Leadership
No Aspek Indikator Aitem
Nomor Aitem
F U
1. Orientasi
karakter
a. Integritas 1. Pemimpin saya tidak peduli
melakukan apa yang benar
daripada mencari apa yang
baik
2. Pemimpin saya adalah
orang yang jujur dan atau
dapat dipercaya
1 2
b. Kerendahan
hati
3. Jika melakukan kesalahan,
pemimpin saya cenderung
mengakuinya
4. Pemimpin saya selalu
belajar dari bawahannya
5. Pemimpin saya adalah
seorang yang rendah hati
3,4,5
c. Kehambaan
6. Pemimpin saya cenderung
marah-marah ketika
menerima kritikan dari
bawahannya
7. Pemimpin saya lebih
senang dilayani daripada
melayani
8. Pemimpin saya selalu
mengesampingkan
kepentingannya untuk
organisasi
8 6,7
2 Kepercayaan
karyawan
a. Kepeduliaan
terhadap orang
lain
9. Pemimpin saya selalu ada
ketika dibutuhkan
10. Pemimpin saya adalah
orang yang kurang
memiliki empati
9 10
b. Memberdayaka
n orang lain
11. Pemimpin saya
cenderung memberi
dorongan kepada saya
untuk mengambil inisiatif
sendiri
12. Pemimpin saya
memberikan dukungan
kepada saya
13 11,12
47
Tabel 3.3. (Lanjutan)
No Aspek Indikator Aitem
Nomor Aitem
F U
c. Mengembangka
n orang lain
13. Pemimpin saya cenderung
membantu saya ketika
dibutuhkan
14. Pemimpin saya memberikan kontribusi
yang besar untuk
pertumbuhan pribadi saya
15. Pemimpin saya cenderung memperlihatkan bakat-
bakat yang tersembunyi
13,14 15
3 Orientasi
tugas
a. Visi 16. Pemimpin saya tidak
mendorong bawahannya untuk mencapai tujua
organisasi
17. Pemimpin saya kurang
memiliki visi dan misi yang jelas dalam menjalankan
tugas
16
17
b. Penetapan tujuan
18. Pemimpin saya adalah
seorang yang fokus dalam bekerja
19. Pemimpin saya lebih
melihat hasil daripada aktivitas atau program
18 19
c. Memimpin 20. Bagian penting dari
pekerjaan pemimpin saya
adalah memberi inspirasi kepada setiap bawahan
21. Pemimpin saya memiliki
pemahaman yang baik
tentang organisasi yang dipimpinnya
22. Pemimpin saya selalu
menunggu sesuatu terjadi
pada organisasi baru bertindak
20,21 22
48
Tabel 3.3. (Lanjutan)
No Aspek Indikator Aitem
Nomor Aitem
F U
4 Orientasi
proses
a. Keteladanan 23. Pemimpin saya membuat
skala prioritas dalam
melayani orang lain
24. Pemimpin saya tidak menyalahgunakan
kesempatan
25. pemimpin saya tidak
mampu memberikan contoh yang baik kepada
bawahannya
23
24
25
b. Membangun
tim
26. Pemimpin saya mengatasi
masalah secara produktif
27. Pemimpin saya
komunikatif
26
27
c. Pengambilan
keputusan bersama
28. Pemimpin saya bersedia
berbagai informasi kepada bawahannya
29. Pemimpin saya sangat
terbuka terhadap ide-ide
dan kritik-kritik dari bawahannya
30. Pemimpin saya kurang
memiliki ide-ide yang menantang
28
29
30
Total 30
Skala servant leadership ini menggunakan lima tingkat penilaian (skala
Likert) yakni nilai 1 sampai 5 pernyataannya disusun dalam bentuk favorable dan
unfavorable. Untuk pernyataan favorable diberi nilai 5 untuk jawaban sangat sesuai,
4 untuk jawaban sesuai, 3 untuk jawaban netral, 2 untuk jawaban tidak sesuai, 1
untuk jawaban sangat tidak sesuai. Sedangkan pernyataan unfavorable diberi nilai 1
untuk jawaban sangat sesuai, 2 untuk jawaban sesuai, 3 untuk jawaban netral, 4
untuk jawaban tidak sesuai, 5 untuk jawaban sangat tidak sesuai
49
3.5.3 Skala Lingkungan kerja
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur skala lingkungan kerja
adalah work environment scale berdasarkan dimensi-dimensi yang
dikemukakan oleh Moos (dalam Masqood, 2011), dengan 90 item
pernyataan, reabilitas item yang diperoleh adalah: dimensi hubungan
(α=0,560), dimensi pertumbuhan pribadi (α=0,678) dan dimensi sistem serta
sistem perubahan (α=0,787), kemudian dimodifikasi oleh penulis menjadi 30
item pernyataan.
Penjabaran dari aspek yang dikemukakan oleh Moos, indikator dan cetak
biru alat ukur yang nantinya akan dipakai dalam penelitian ini dapat dilihat
pada Tabel 3.4. berikut:
Table 3.4.
Cetak Biru Skala Lingkungan Kerja
No Aspek Indikator Aitem
Nomor
Aitem
F U
1 Aspek
hubungan
a. Keterlibatan 1. Pekerjaan adalah tantangan bagi
saya
2. Saya mengalami kesulitan
mendapatkan teman sekerja yang mendapatkan pekerjaan
tambahan
3. Tidak ada semangat dalam
kelompok
1 2,3
b. Kohesi
rekan kerja
4. Dalam organisasi setiap orang
mengambil keuntungan untuk
kepentingan pribadi
5. Setelah selesai bekerja, sangat jarang sesama guru melakukan
hal bersama
6. Ketika ada masalah kebanyakan
orang bergunjing di belakang
orang lain
- 4,5,
6
c. Dukungan atasan
7. Pemimpin saya jarang memuji bawahannya jika melakukan
sesuatu yang baik
8. Pemimpin saya tidak
mengharapkan sesuatu yang berlebihan dari kinerja
bawahannya
8 7,9
50
Tabel 3.4. (Lanjutan)
No Aspek Indikator Aitem
Nomor
Aitem
F U
9. Pemimpin saya kurang
memberikan pengawasan kepada
kinerja bawahannya
2
Aspek
pertumbuhan
pribadi
a. Otonomi 10. Saya bertanggung jawab
atas pekerjaan yang
diberikan pimpinan saya
11. Saya didorong untuk mempelajari hal-hal baru
yang berhubungan dengan
pekerjaan
12. Pemimpin saya cenderung mendiskusikan tujuan-
tujuan kerja dengan
bawahannya
10,
11,
12
b. Orientasi tugas
13. Saya menghabiskan banyak waktu saya untuk menyelesaikan
pekerjaan
14. Saya lebih memilih
menyelesaikan pekerjaan saya sebelum bersenang-senang
15. Lingkungan kerja saya begitu
efisien dalam melaksanakan pekerjaannya
13,14,
15
c. c.Tekanan kerja 16. Rekan-rekan saya kurang senang
menghabiskan waktu ketika
bekerja lembur 17. Rekan-rekan saya lebih memilih
menyelesaikan pekerjaan yang
mudah
18. Ada banyak deadline tugas yang harus dipenuhi
18 16
17
3 Aspek sistem
pemeliharaan
dan sistem perubahan
a. Kejelasan 19. Ada banyak hal-hal dalam
pekerjaan tidak teratur
20. Saya bingung dengan aturan dan kebijakan dalam organisasi
21. Pemimpin saya kurang fleksibel
- 19
20
21
b. Kontrol
manajer
22. Aturan-aturan disekolah begitu
membosankan 23. Pemimpin saya kurang
memberikan tantangan pada
pekerjaan yang saya kerjakan
24. Pemimpin saya memberikan
peringatan keras kepada guru
yang terlambat datang
24 22
23
51
Tabel 3.4. (Lanjutan)
No Aspek Indikator Aitem
Nomor
Aitem
F U
c. Inovasi 25. Saya merasa dihargai ketika
dapat menyelesaikan tugas tepat
waktu 26. Ada berbagai cara yang
dilakukan pemimpin untuk
menciptakan suasana kerja yang
baru 27. Aturan kerja yang ada kurang
dapat memberi perubahan yang
signifikan
25,
26
27
d. Kenya
manan
fisik
28. Suasana di ruang kerja saya menyenangkan
29. Saya kurang nyaman ketika
kerja di tempat yang bising
30. Pencahayaan dalam ruangan saya membuat saya merasa
nyaman
28 29
30
Total Item 30
Skala lingkungan kerja ini menggunakan lima tingkat penilaian (skala
Likert) yakni nilai 1 sampai 5 pernyataannya disusun dalam bentuk favorable dan
unfavorable. Untuk pernyataan favorable diberi nilai 5 untuk jawaban sangat sesuai,
4 untuk jawaban sesuai, 3 untuk jawaban netral, 2 untuk jawaban tidak sesuai, 1
untuk jawaban sangat tidak sesuai. Sedangkan pernyataan unfavorable diberi nilai 1
untuk jawaban sangat sesuai, 2 untuk jawaban sesuai, 3 untuk jawaban netral, 4
untuk jawaban tidak sesuai, 5 untuk jawaban sangat tidak sesuai.
3.6. Uji Daya Diskriminasi Aitem dan Reliabilitas
3.6.1 Uji Daya diskriminasi aitem
Azwar (2015) menyatakan daya diskriminasi aitem atau daya beda
adalah sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu atau
kelompok individu yang memiliki dan tidak memiliki atribut yang diukur.
Misalnya dalam skala yang diukur untuk mengungkapkan kompetensi
interpersonal, maka aitem berdaya beda tinggi adalah aitem yang
menunjukkan mana individu atau kelompok individu yang memiliki
52
kompetensi interpersonal yang tinggi dan mana yang tidak. Pengujian daya
diskriminasi aitem dilakukan dengan cara menghitung menghitung koefisien
korelasi antara distribusi skor aitem dengan distribusi skor skala itu sendiri.
komputasi ini akan menghasilkan koefisien korelasi aitem total. Sebagai
kriteria pemilihan aitem berdasarkan korelasi aitem total biasanya digunakan
batasan r = 0.30. Semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal
0.30 daya bedanya dianggap memuaskan.Jika koefisien korelasi kurang dari
0.30 maka dinyatakan gugur (Azwar, 2015).
3.6.2 Uji reliabilitas
Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengukur sejauh mana suatu hasil
pengukuran dapat dipercaya atau diandalkan (Azwar, 2015). Suatu alat ukur
dapat dikatakan reliable atau handal bila dipergunakan berulang kali hasilnya
tetap sama dari waktu ke waktu. Analisis data menggunakan uji statistik
alpha cronbach. Data dikatakan reliabel jika nilai alpha cronbach sama
dengan 0,60 (Ghozali, 2009).Kategori tingkatan reliabilitas dengan koefisien
alpha menurut Sugiyono (2006) dan akan menjadi pedoman penelitian ini
sebagai berikut:
Tabel 3.5
Pedoman Penilaian Reliabilitas
Alpha Kriteria
0.00-0.199 Sangat rendah
0.20-0.399 Rendah
0.40-0.5999 Sedang
0.60-0.7999 Kuat
0.80-1.000 Sangat kuat
53
3.7. Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik dilakukan agar mendapatkan model regresi
yang baik dan benar-benar mampu memberikan estimasi yang handal dan
tidak bias sesuai dengan kaidah Best Linear Unbiased Estimator (BLUE).
Uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji multikolinieritas, uji
heteroskedastisitas, uji linearitas.
3.7.1 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model
regresi, kedua variabel (bebas maupun terikat) mempunyai distribusi normal
atau setidaknya mendekati normal (Ghozali, 2009). Uji normalitas dilakukan
dengan uji Kolmogorov-Smirnov dan grafik Histogram serta PP Plot Test.
Pada uji Kolmogorov-Smirnov apabila nilai signifikan > 0.05, maka dapat
disimpulkan bahwa data terdistribusi normal. Normalitas P-P Plot Test
dideteksi dengan melihat titik-titik yang mengikuti garis linier yang bergerak
dari bawah kekanan atas. Sehingga bila titik-titik tersebut mengikuti garis
linier, berarti data terdistribusi normal dan analisis dapat dilanjutkan
(Santoso, 2010).
3.7.2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas adalah untuk menguji apakah pada model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).
Apabila terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolinearitas
(Ghozali, 2009). Ghozali (2009) juga menyatakan bahwa apabila nilai
tolerance > 0.10 dan nilai VIF < 10 maka tidak terjadi multikolinearitas.
54
3.7.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas adalah untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika varians
berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2009).
Apabila titik pada grafik scatterplot menyebar secara acak di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y serta tidak membentuk pola yang jelas atau
tertentu, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Santoso, 2010).
3.7.4 Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui linearitas hubungan antara
variabel bebas dengan variabel terikat dan untuk mengetahui signifikansi
penyimpangan dari linearitas hubungan tersebut. Jika penyimpangan tersebut
tidak signifikan (p > 0.05), dan signifikansi linearitas signifikan (p < 0.05),
maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat adalah linear
(Hadi, 2000). Selain melihat tabel statistik, uji linearitas juga dapat dicek
dengan melihat residual scatterplot sebagai bagian dari perhitungan regresi
berganda. Residual scatterplot harus menunjukan garis lurus sebagai
indikator bahwa pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen
bersifat linier (Pallant, 2007).
3.8 Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis penelitian, teknik analis data yang
digunakan adalah analisis regresi berganda, dengan menggunakan bantuan
SPSS 16.0. Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh variabel bebas yaitu: Servant leadership (X1), lingkungan kerja
55
(X2), terhadap variabel terikatnya yaitu loyalitas (Y). Hipotesis dalam
penelitian ini adalah: Terdapat pengaruh secara simultan antara servant
leadership dan lingkungan kerja terhadap guru honor persekolah Kristen dan
melihat adanya perbedaan antara servant leadership dan lingkungan kerja
ditinjau dari jenis kelamin.