bab iii metode penelitian a. -...
TRANSCRIPT
39 Anita Sugiansih Haske, 2016 PENERAPAN E-LEARNING BERBASIS MOODLE DALAM PEMBELAJARAN EKOSISTEM UNTUK MENINGKATKAN LITERASI LINGKUNGAN SISWA KELAS X PADA PROGRAM PENGAYAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
penelitian kuasi eksperimen. Penelitian ini menggunakan 2 kelas, satu kelas
eksperimen dan satu kelas kontrol. Kelas eksperimen menggunakan pembelajaran
e-learning pada saat kegiatan pengayaan dan kelas kontrol melakukan kegiatan
pengayaan yang seperti biasanya dilakukan.
Desain penelitian dalam penelitian ini menggunakan Pretest-postest
Control Group Design berdasarkan Frankel dan Wallen (2009). Pola desain dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
Treatment group O1 X O2
Control group O1 C O2
Keterangan :
O1 = Pretest
X = Perlakuan dalam kelas eksperimen (pengayaan berbantuan e-learning)
O2 = Postest
C = Perlakuan dalam kelas kontrol (pengayaan biasa)
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X SMAN 3 Sumedang tahun
ajaran 2014/2015. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
purposive sampling, siswa yang mengikuti kegiatan pengayaan adalah siswa yang
nilai biologinya sudah mencapai KKM, sehingga siswa ini sering disebut juga
sebagai siswa kelompok cepat dan berkesempatan untuk mendapatkan pengayaan
dengan tujuan untuk menambah wawasan dan informasi yang lebih luas.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini 2 kelas, kelas X MIA 5
sebanyak 25 siswa yang telah lulus KKM dan kelas X MIA 6 sebanyak 26 siswa
yang telah lulus KKM. Pengambilan kedua kelas ini dengan pertimbangan bahwa
diantara kedua kelas ini jumlah siswa yang telah lulus KKM tidak berbeda jauh.
C. Definisi Operasional
Ada beberapa definisi yang harus dijelaskan dalam penelitian ini, agar
tidak terjadi kesalah pahaman, maka perlu penulis jelaskan.
40
Anita Sugiansih Haske, 2016 PENERAPAN E-LEARNING BERBASIS MOODLE DALAM PEMBELAJARAN EKOSISTEM UNTUK MENINGKATKAN LITERASI LINGKUNGAN SISWA KELAS X PADA PROGRAM PENGAYAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. E-learning Berbasis Moodle
E-learning berbasis moodle dalam penelitian ini adalah pembelajaran
pengayaan biologi yang dikemas dalam bentuk e-learning dan dilaksanakan
(delivery) melalui web yang dikembangkan menggunakan LMS berbasis moodle
yang memungkinkan siswa dapat belajar secara mandiri, mendownload materi
pelajaran, melihat tugas, mengerjakan kuis, dan diskusi secara online melalui
jaringan internet.
2. Literasi Lingkungan
Literasi lingkungan merupakan skor tes tertulis setiap komponen literasi
lingkungan yang diperoleh siswa berdasarkan hasil pretest dan posttest.
3. Program Pengayaan
Program pengayaan dalam penelitian ini merupakan pembelajaran
dengan e-learning melalui fitur kursus mulai belajar, menu isu terhangat, galeri, e-
portofolio dan ruang chatting yang diperuntukkan siswa yang telah mencapai
KKM sehingga mereka berhak memperoleh pengetahuan yang lebih luas.
D. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini terdiri dari 3 tahapan yakni tahap persiapan, tahap
pelaksanaan dan tahap akhir. Kegiatan dilakukan pada masing-masing tahapan
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Tahap Persiapan Penelitian
Sebelum melakukan penelitian, penulis melakukan tahapan persiapan
penelitian diantaranya adalah mengajukan judul penelitian, menyusun proposal
penelitian, melakukan seminar proposal, melakukan revisi hasil dari seminar
proposal, melakukan perizinan penelitian dan melakukan observasi awal di
sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian. Selain itu, penulis juga
mempersiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan sebelum penelitian,
diantaranya adalah :
1) Analisis Kompetensi Dasar
a) Menganalisis kompetensi dasar materi ekosistem dalam kurikulum 2013
dan menganalisis indikator-indikator yang terdapat dalam domain literasi
lingkungan.
41
Anita Sugiansih Haske, 2016 PENERAPAN E-LEARNING BERBASIS MOODLE DALAM PEMBELAJARAN EKOSISTEM UNTUK MENINGKATKAN LITERASI LINGKUNGAN SISWA KELAS X PADA PROGRAM PENGAYAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b) Membuat analisis materi pengayaan untuk dijadikan bahan pembelajaran
pada program pengayaan.
2) Penyusunan Perangkat Asesmen
a) Menyusun tes literasi lingkungan yang terdiri dari tes pengetahuan dasar
tentang ekologi, instrumen angket disposisi, tes keterampilan kognitif
(mengidentifikasi isu, menganalisis isu dan membuat rencana tindakan
untuk mengatasi isu) dan instrumen angket tindakan siswa terhadap
lingkungan.
b) Memvalidasi instrumen tes literasi lingkungan kepada dosen ahli.
c) Melakukan uji coba instrumen tes literasi lingkungan.
d) Menganalisis hasil uji coba instrumen tes literasi lingkungan.
3) Pengembangan Fitur dalam E-learning berbasis Moodle untuk Program
Pengayaan
Proses pengembangan fitur dalam e-learning berbasis moodle untuk
program pengayaan ini hanya dibatasi sampai tahap ke-6 berdasarkan Borg &
Gall (1989) yang meliputi studi pendahuluan (research and information
collecting), perencanaan (planning), pengembangan (develop preliminary
form of product), validasi dan revisi (preliminary field testing, main product
revision & main field testing).
a) Studi Pendahuluan
Studi pendahuluan yang dilakukan meliputi studi kepustakaan dan
survey mengenai pelaksanaan kegiatan pengayaan di sekolah. Studi
kepustakaan meliputi studi literatur dan studi hasil-hasil penelitian
mengenai pengembangan e-learning dan karakteristik e-learning yang
baik untuk menunjang kegiatan pembelajaran.
b) Perencanaan
Tahap perencanaan meliputi dalam pengembangan fitur e-learning
berbasis moodle untuk program pengayaan meliputi :
(1) Membuat garis besar program media (GBPM), dalam kegiatan ini
berisi identifikasi terhadap program. Melalui identifikasi program
tersebut, dapat ditentukan judul, sasaran, tujuan dan pokok-pokok
materi yang akan dituangkan dalam e-learning.
42
Anita Sugiansih Haske, 2016 PENERAPAN E-LEARNING BERBASIS MOODLE DALAM PEMBELAJARAN EKOSISTEM UNTUK MENINGKATKAN LITERASI LINGKUNGAN SISWA KELAS X PADA PROGRAM PENGAYAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(2) Membuat Flowchart. Flowchart adalah alur program yang dibuat
mulai dari menu, isi, hingga link ke lembar berisi materi tersebut
(Marzani,2011).
(3) Membuat Storyboard. Storyboard adalah uraian yang berisi teks,
gambar, animasi, simulasi dari masing-masing alur dalam
flowchart. Satu kolom dalam storyboard mewakili satu tampilan di
layar monitor (Marzani, 2011).
c) Pengembangan E-learning dan Fitur-fitur
Tahap ini merupakan tahap pengembangan e-learning dan fitur yang
terdapat di dalamnya. Dalam tahap pengembangan aplikas moodle ini
meliputi langkah-langkah pembuatan website. Modul atau materi ajar
dalam bentuk e-learning ini akan dipublikasikan dan disampaikan pada
siswa melalui website. Langkah-langkah pembuatan website sebagai
berikut :
1) Menyewa alamat domain dan hosting yang akan digunakan sebagai
alamat URL website dengan cara mengunjungi website penyedia jasa
sewa domain dan hosting https://masterweb.com dan mengikuti
instruksi yang tersedia.
2) Memilih paket layanan yang dibutuhkan dengan kriteria paket shared
hosting linux (Cpanel/WHM), jangka waktu satu tahun dan kapasitas 1
gigabyte.
3) Memesan alamat domain. Alamat URL yang digunakan dalam
penelitian ini adalah http://alamkita.net
4) Melakukan pemesanan dan pembayaran melalui bank yang terdaftar di
perusahaan MasterWeb.
5) Melakukan instalasi moodle dengan cara log in ke akun Cpanel via
www.alamkita.net/cpanel.
6) Mulai memasang moodle versi terbaru di direktori yang ditetapkan.
7) Melakukan editing tampilan dan fasilitas atau menu yang digunakan
dalam web sesuai dengan tujuan pembelajaran. Menu utama atau fitur
di dalam e-learning yang digunakan untuk program pengayaan
43
Anita Sugiansih Haske, 2016 PENERAPAN E-LEARNING BERBASIS MOODLE DALAM PEMBELAJARAN EKOSISTEM UNTUK MENINGKATKAN LITERASI LINGKUNGAN SISWA KELAS X PADA PROGRAM PENGAYAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diantaranya adalah menu kursus belajar, isu terhangat, galeri, forum
diskusi dan e-portofolio.
8) Menambahkan plugin tambahan, plugin merupakan aplikasi yang dapat
dengan mudah ditambahkan ke aplikasi utama (moodle). Plugin yang
dibutuhkan oleh pengembang dalam e-learning Alam Kita Net
diantaranya adalah :
1. Bootstrap elements yaitu sebuah plugin berbasis teknologi bootstrap
yang mampu menampilkan objek (foto, video, flash dan sebagainya)
dengan fleksibilitas tinggi.
2. Lightbox gallery merupakan plugin yang berfungsi untuk
menampilkan galeri foto secara menarik.
3. Questionnaire merupakan plugin yang berfungsi sebagai alat survey
berbentuk kuisioner. Kuisioner dalam penelitian ini berfungsi untuk
melakukan survey kepada siswa yang mengikuti kegiatan
pengayaan, survey yang dimaksud adalah mengenai kegiatan sehari-
hari mereka terhadap lingkungan dan untuk mengetahui perilaku
bertanggung jawab mereka terhadap lingkungan.
4. LenAuth merupakan plugin autentifikasi pendaftaran akun baru di
moodle dengan menggunakan media sosial (Facebook, Twitter,
Yahoo dan sebagainya) yang telah dimiliki oleh siswa, sehingga
memudahkan siswa ketika login pada e-learning Alam Kita dan
tidak perlu susah untuk mendaftar dan mengisi biodata.
5. Auto Attendance Block merupakan sebuah plugin yang mampu
mencatat kehadiran siswa secara otomatis sesuai dengan jadwal
pertemuan pembelajaran jarak jauh yang telah ditetapkan oleh guru.
6. Exabis E-Portofolio merupakan sebuah plugin yang berfungsi
sebagai alat manajemen kumpulan tugas siswa (Portofolio) yang
telah diunggah oleh siswa ke dalam e-learning.
d) Pengembangan Konten Biologi
Tahap ini merupakan tahap pengembangan materi ekosistem yang
telah dianalisis berdasarkan analisis potensi materi pengayaan serta
44
Anita Sugiansih Haske, 2016 PENERAPAN E-LEARNING BERBASIS MOODLE DALAM PEMBELAJARAN EKOSISTEM UNTUK MENINGKATKAN LITERASI LINGKUNGAN SISWA KELAS X PADA PROGRAM PENGAYAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
melakukan analisis kebutuhan media pada setiap materi ekosistem yang
diajarkan pada program pengayaan.
1) Materi Kerusakan dan Ketidakseimbangan Ekosistem
Pada pengembangan materi ini dalam e-learning berbasis moodle
mencakup kerusakan ekosistem yang disebabkan oleh faktor alami
dan faktor manusia. Materi ini berisi mengenai wacana utama dalam
fitur mulai belajar yang berisi contoh kerusakan faktor alami dan
faktor manusia yang membutuhkan media gambar dan video.
2) Berita Lingkungan
Berita lingkungan berupa link eksternal situs terpercaya yang
memberitakan lingkungan baik dalam konteks lokal maupun global.
Tujuannya adalah agar menambah wawasan siswa mengenai isu
terhangat mengenai berita lingkungan.
3) Upaya Pelestarian Lingkungan
Pada pengembangan materi ini dalam e-learning berbasis moodle
mencakup contoh-contoh nyata upaya pelestarian lingkungan dalam
kehidupan sehari-hari, dalam materi ini membutuhkan media berupa
gambar, poster dan video dalam fitur gallery.
e) Validasi dan Revisi
Validasi e-learning dilakukan dengan meminta judgment dari ahli
yang terdiri dari ahli materi dan ahli teknologi untuk menilai kelayakan isi
dari materi di dalam e-learning serta tampilan dan fitur-fiturnya. Revisi
awal dilakukan sesuai dengan masukan dari validator. Selanjutnya e-
learning diuji cobakan dalam skala terbatas (preliminary field testing)
hanya pada beberapa siswa.
Selanjutnya dilakukan revisi terhadap e-learning berdasarkan hasil uji
coba kepada beberapa. Tahap selanjutnya adalah melakukan implementasi
e-learning pada skala yang lebih luas yakni pada siswa yang telah lulus
KKM untuk mengikuti program pengayaan yang telah ditentukan
kelasnya.
45
Anita Sugiansih Haske, 2016 PENERAPAN E-LEARNING BERBASIS MOODLE DALAM PEMBELAJARAN EKOSISTEM UNTUK MENINGKATKAN LITERASI LINGKUNGAN SISWA KELAS X PADA PROGRAM PENGAYAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1) Hasil Validasi Ahli Materi
Rata-rata hasil penilaian untuk kelayakan isi dari ahli materi 3,9
(nilai maksimal 5) dengan persentase kelayakan 78% dari kelayakan
ideal. Saran dan masukan dari ahli materi diantaranya adalah cakupan
materi di dalam pengayaan harus sesuai dengan komponen-komponen
yang terdapat di dalam literasi lingkungan.
2) Hasil Validasi Ahli Media
Kelayakan kegrafikaan dan fitur e-learning dari ahli media 4 (nilai
maksimal 5) dengan persentase kelayakan 80% dari kelayakan ideal.
Saran dan masukan dari ahli media diantaranya adalah perlu
ditambahkan fitur lain yang belum ada pada e-learning berbasis
moodle lainnya agar berbeda dengan yang lainnya dan penempatan
navigasi harus strategis agar mudah dipahami oleh siswa.
3) Hasil Uji Coba Terbatas
Hasil uji coba terbatas penggunaan e-learning diperoleh persentase
90% dari kelayakan ideal dengan interpretasi hampir seluruhnya baik,
sehingga tidak diperlukan revisi.
4) Hasil Produk Akhir E-learning untuk Program Pengayaan
Hasil produk akhir e-learning yang memuat konten dan fitur-fitur
di dalamnya untuk program pengayaan telah melalui beberapa tahap
pengembangan sampai pada uji terbatas penggunaan e-learning dan
revisi berdasarkan masukan dari validator serta siswa sebagai
pengguna. Beberapa masukan dari ahli materi, ahli media dan uji coba
terbatas siswa sebagai pengguna bertujuan untuk menyempurnakan e-
learning sebelum diimplementasikan pada program pengayaan.
Storyboard produk akhir e-learning dapat dilihat pada lampiran A1.
Produk akhir e-learning berbasis moodle untuk diimplementasikan pada
program pengayaan berdasarkan masukan dari validator dan siswa
sebagai pengguna, sehingga didapatkan produk e-learning dengan fitur-
fitur sebagai berikut :
46
Anita Sugiansih Haske, 2016 PENERAPAN E-LEARNING BERBASIS MOODLE DALAM PEMBELAJARAN EKOSISTEM UNTUK MENINGKATKAN LITERASI LINGKUNGAN SISWA KELAS X PADA PROGRAM PENGAYAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Fitur Kursus Belajar
Fitur ini berisi mengenai tujuan pembelajaran yang akan dicapai,
panduan pembelajaran, wacana utama materi pengayaan, artikel
contoh kerusakan ekosistem untuk didiskusikan, area download
lembar diskusi dan penilaiannya. Materi utama yang terdapat pada
fitur mulai belajar telah disempurnakan menurut pendapat ahli
materi yakni disesuaikan dengan cakupan kompetensi literasi
lingkungan dengan menambahkan wacana kerusakan ekosistem
dalam konteks lokal maupun global agar dapat diidentifikasi,
dianalisis dan dibuat rencana tindakan yang tepat untuk mengatasi
masalah tersebut. Fungsi fitur mulai belajar terkait program
pengayaan adalah pada bagian ini siswa akan memulai kursus yang
akan mereka ikuti dengan wacana utama mengenai kerusakan
ekosistem yang diakibatkan oleh faktor alami, kerusakan ekosistem
karena aktivitas manusia, upaya pelestarian kerusakan ekosistem dan
disajikan beberapa contoh kerusakan ekosistem baik dalam konteks
lokal, nasional maupun global. Pada bagian ini, materi dalam wacana
utama selain narasi juga ditambahkan dengan video untuk
memperjelas materi, karena untuk materi mengenai kasus kerusakan
dan ketidakseimbangan ekosistem siswa tidak bisa melihat langsung
kasus kerusakan tersebut karena keterbatasan waktu sehingga
diperlukan media agar siswa dapat memahami dari kasus yang
terjadi.
Bagian lain dari fitur mulai belajar juga menyajikan sumber
belajar berupa e-book ekologi yang dapat dibaca oleh siswa dan
lembar penugasan selama program pengayaan berlangsung, Pada
bagian penugasan dan laporan hasil kerja terdapat dokumen yang di
upload oleh guru berupa format lembar kerja diskusi dan tugas
pembuatan poster, fungsinya adalah sebagai tugas selama kegiatan
pengayaan berlangsung. Tugas diskusi yang diberikan kepada siswa
adalah setiap kelompok diberikan tugas untuk mengidentifikasi,
menganalisis dan membuat rencana tindakan yang tepat dalam
47
Anita Sugiansih Haske, 2016 PENERAPAN E-LEARNING BERBASIS MOODLE DALAM PEMBELAJARAN EKOSISTEM UNTUK MENINGKATKAN LITERASI LINGKUNGAN SISWA KELAS X PADA PROGRAM PENGAYAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengatasi isu/ permasalahan lingkungan sesuai dengan topik atau
tema yang mereka dapatkan. Hal ini bertujuan untuk
mengembangkan keterampilan kognitif siswa sesuai dengan
kompetensi yang terdapat di dalam literasi lingkungan.
Sedangkan untuk tugas poster adalah masing-masing kelompok
diwajibkan untuk membuat poster mengenai upaya penyelamatan
lingkungan dengan tema yang berbeda-beda dari setiap kelompok.
Tujuan dari penugasan pembuatan poster ini adalah untuk
melakukan kampanye atau mengajak warga khususnya dilingkungan
sekolah untuk peduli terhadap lingkungan karena pada saat
penelitian masih dalam peringatan hari bumi sedunia. Hal ini
bertujuan untuk mengembangkan kompetensi yang terdapat di dalam
literasi lingkungan yaitu pada domain perilaku bertanggung jawab
terhadap lingkungan bagian dari persuasi yaitu pendekatan yang
dilakukan oleh individu atau kelompok dalam mengajak dan
meyakinkan orang lain untuk mengambil tindakan dan memberikan
respon yang tepat terhadap permasalahan lingkungan (NAAEE,
2011).
b. Fitur Galeri
Fitur galeri berisis foto dan video dengan kategori kerusakan
hutan, pencemaran lingkungan, kerusakan akibat aktivitas manusia,
kerusakan akibat faktor alamiah, poster lingkungan hidup, hemat air,
hemat energi dan menjaga kebersihan lingkungan. Pada setiap
kategori tersebut berisi foto, video beserta dengan penjelasannya.
Fungsi dari fitur galeri yang berisi foto dan video terkait dengan
pengayaan adalah siswa dapat memperoleh informasi yang lebih luas
mengenai dampak kerusakan lingkungan melalui gambar dan video
yang disertai dengan penjelasannya sehingga diharapkan siswa dapat
melihat dan bisa merasakan dampak adanya kerusakan lingkungan
agar timbul rasa kepedulian mereka terhadap lingkungan sehingga
diharapkan dapat mampu mengembangkan literasi lingkungan
mereka. Hal ini sesuai dengan domain yang terdapat dalam literasi
48
Anita Sugiansih Haske, 2016 PENERAPAN E-LEARNING BERBASIS MOODLE DALAM PEMBELAJARAN EKOSISTEM UNTUK MENINGKATKAN LITERASI LINGKUNGAN SISWA KELAS X PADA PROGRAM PENGAYAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
lingkungan yakni mengenai disposisi atau afektif bagian sensitivitas
yang merupakan ekspresi dari kepedulian dan perasaan positif
terhadap lingkungan atau serangkaian karakteristik afektif positif
yang mengakibatkan seseorang memandang lingkungan dari
perspektif empati (NAAEE, 2011).
c. Fitur Isu Terhangat
Fitur isu terhangat berisi mengenai berita terbaru mengenai
lingkungan yang terhubung langsung pada web yang khusus
memberitakan tentang info lingkungan terkini seperti link eksternal
dari mongabay.co.id dan artikellingkunganhidup.com. Fungsi dari
fitur isu terhangat terkait dengan program pengayaan adalah
menambah informasi dan wawasan yang lebih luas mengenai
pemberitaan lingkungan kepada siswa yang mengikuti kegiatan
pengayaan. Melalui link ke website yang khusus memberitakan
tentang lingkungan, sehingga siswa dapat mengetahui informasi
terkini mengenai lingkungan yang sedang terjadi baik dalam konteks
lokal, nasional maupun global karena pemberitaan lingkungan dari
situs Mongabay mencakup pemberitaan dalam negeri hingga
mancanegara.
d. Fitur Ruang Chatting
Fungsi fitur chat room terkait dengan program pengayaan
adalah sebagai tempat untuk melakukan diskusi terkait dengan tugas
yang diberikan yakni dalam mengidentifikasi, menganalisis dan
membuat rencana tindakan yang tepat dalam menangani isu/
permasalahan lingkungan.
e. Fitur E-portofolio
Exabis E-Portofolio merupakan sebuah plugin yang berfungsi
sebagai alat manajemen kumpulan tugas siswa (Portofolio) yang
telah diunggah oleh siswa ke dalam e-learning. E-Portofolio
merupakan kumpulan tugas-tugas siswa selama mengikuti kegiatan
pengayaan. Kumpulan tugas tersebut diantaranya lembar diskusi
mengenai identifikasi masalah lingkungan, analisis dan pembuatan
49
Anita Sugiansih Haske, 2016 PENERAPAN E-LEARNING BERBASIS MOODLE DALAM PEMBELAJARAN EKOSISTEM UNTUK MENINGKATKAN LITERASI LINGKUNGAN SISWA KELAS X PADA PROGRAM PENGAYAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
rencana tindakan aksi untuk menanggulangi permasalahan
lingkungan serta penugasan pembuatan poster yang bertemakan
upaya penyelamatan ekosistem/ lingkungan.
b. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Tahap pelaksanaan penelitian meliputi :
Penelitian di Kelas Kontrol :
a) Melaksanakan pretest instrumen literasi lingkungan (Tes pengetahuan
dasar ekologi, angket disposisi, tes keterampilan kognitif dan angket
tindakan siswa terhadap lingkungan) untuk siswa yang telah lulus KKM
pada kelas kontrol.
b) Melakukan kegiatan pengayaan di dalam kelas (diluar jam pelajaran),
kegiatan pengayaan ini dilakukan melalui kegiatan diskusi di dalam kelas
sesuai dengan materi pengayaan yang diberikan.
c) Melaksanakan postest instrumen literasi lingkungan (Tes pengetahuan
dasar ekologi, angket disposisi, tes keterampilan kognitif dan angket
tindakan siswa terhadap lingkungan).
Penelitian di Kelas Eksperimen dengan E-Learning berbasis moodle :
a) Melaksanakan pretest instrumen literasi lingkungan (Tes pengetahuan dasar
ekologi, angket disposisi, tes keterampilan kognitif dan angket tindakan siswa
terhadap lingkungan) sekaligus melaksanakan pelatihan e-learning sebelum
mereka belajar di luar dengan e-learning pada siswa yang telah lulus KKM.
b) Melakukan kegiatan pengayaan dengan belajar di luar jam sekolah, kapanpun
dan dimanapun menggunakan e-learning. Selama kegiatan pengayaan
berlangsung dengan menggunakan e-learning, dilakukan monitoring dan
feedback melalui fitur diskusi yang terdapat di dalamnya. Untuk mengetahui
tracking siswa selama kegiatan pengayaan, siswa mengisi log book sebagai
buku harian pencatatan aktivitas siswa.
c) Melaksanakan postest instrumen literasi lingkungan (Tes pengetahuan dasar
ekologi, angket disposisi, tes keterampilan kognitif dan angket tindakan siswa
terhadap lingkungan).
Proses aliran pembelajaran dalam e-learning di adaptasi dari proses
pembelajaran di kelas. Pendekatan yang digunakan dalam e-learning ini yaitu
50
Anita Sugiansih Haske, 2016 PENERAPAN E-LEARNING BERBASIS MOODLE DALAM PEMBELAJARAN EKOSISTEM UNTUK MENINGKATKAN LITERASI LINGKUNGAN SISWA KELAS X PADA PROGRAM PENGAYAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pendekatan investigating environmental issue. Berikut disajikan aliran
pembelajaran investigating environmental issue di kelas perbandingannya dengan
pembelajaran dengan elearning berbasis literasi lingkungan.
Pembelajaran e-learning ini dengan menggunakan komunikasi dua arah yang
terbagi menjadi 2, yaitu :
1. Synchronous
Pembelajaran dengan komunikasi ini harus disiplin waktu, siswa dan guru
harus sama-sama menentukan jadwal untuk belajar menggunakan e-learning
agar dapat bersama-sama melakukan diskusi secara langsung. Oleh karena itu,
pembelajaran dengan komunikasi synchronous melalui forum diskusi
(chatting).
2. A-synchronous
Pembelajaran dengan komunikasi ini tidak terikat oleh waktu, pengguna e-
learning dapat belajar kapan saja, diskusinya dilakukan pada laman komentar
sebuah artikel mengenai isu/ topik yang didiskusikan. Jadi, komunikasi antar
pengguna e-learning tidak secara langsung pada waktu yang bersamaan dan
siswa juga dapat belajar secara mandiri.
Tabel 3.1 Deskripsi Pembelajaran Pada Program Pengayaan dengan E-learning
berbasis Moodle
Pembelajaran dengan Elearning
Synchronous Asynchronous
Kegiatan Guru dan
Sistem Kegiatan Siswa
Kegiatan Guru dan
Sistem Kegiatan Siswa
51
Anita Sugiansih Haske, 2016 PENERAPAN E-LEARNING BERBASIS MOODLE DALAM PEMBELAJARAN EKOSISTEM UNTUK MENINGKATKAN LITERASI LINGKUNGAN SISWA KELAS X PADA PROGRAM PENGAYAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
- Login ke system
- Mengatur kursus
dan mengabsen
siswa.
- Menyajikan artikel
dan video isu
permasalahan
lingkungan baik
dalam konteks
lokal maupun
global sebagai
apersepsi
- Menyajikan tujuan
pembelajaran pada
setiap kursus yang
siswa ikuti.
- Login ke system
- Mengisi daftar hadir
- Melihat video
apersepsi
- Membaca tujuan
pembelajaran
- Login ke system
- Mengatur kursus
dan mengabsen
siswa.
- Menyajikan
artikel dan video
isu permasalahan
lingkungan baik
dalam konteks
lokal maupun
global sebagai
apersepsi
- Menyajikan
tujuan
pembelajaran
- Login ke system
- Mengisi daftar hadir
- Melihat video
apersepsi
- Membaca tujuan
pembelajaran
Pembelajaran dengan Elearning
Synchronous Synchronous
Kegiatan Guru dan
Sistem
Kegiatan Guru dan
Sistem
Kegiatan Guru dan
Sistem
Kegiatan Guru dan
Sistem
Pembentukan Kelompok dan Penentuan Topik
1. Chatting dengan
siswa untuk
membagi siswa ke
dalam beberapa
kelompok.
2. Menentukan topik
atau isu lingkungan.
1. Chatting dengan guru
untuk membentuk
kelompok.
2. Memilih topik yang
akan disiskusikan
dan investigasi.
1. Siswa dapat
belajar secara
mandiri maupun
berkelompok.
2. Menentukan
topik atau isu
lingkungan.
-
2. Memilih topik yang
akan didiskusikan dan
investigasi.
Tahap Investigasi
52
Anita Sugiansih Haske, 2016 PENERAPAN E-LEARNING BERBASIS MOODLE DALAM PEMBELAJARAN EKOSISTEM UNTUK MENINGKATKAN LITERASI LINGKUNGAN SISWA KELAS X PADA PROGRAM PENGAYAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Menyajikan isu
permasalahan
lingkungan baik
dalam konteks
lokal maupun
global
(artikel/video).
4. Memberikan
wacana mengenai
topik
permasalahan
lingkungan yang
dikaji.
5. Guru mengupload
lembar kerja
diskusi.
3. Mengamati,
mengidentifikasi dan
menganalisis kajian
isu lingkungan.
4. Berdiskusi tentang
isu permasalahan
lingkungan yang
dikaji untuk
diidentifikasi,
dianalisis, mengambil
sikap dan tindakan
terhadap lingkungan.
5. Menjawab lembar
kerja yang diberikan.
3. Menyajikan isu
permasalahan
lingkungan baik
dalam konteks
lokal maupun
global
(artikel/video)
pada halaman
website.
4. Memberikan
wacana mengenai
topik
permasalahan
lingkungan yang
dikaji.
5. Guru mengupload
lembar kerja
diskusi.
3. Mengamati,
mengidentifikasi dan
menganalisis kajian isu
lingkungan.
4. Berdiskusi tentang isu
permasalahan
lingkungan yang dikaji
untuk diidentifikasi,
dianalisis, mengambil
sikap dan tindakan
terhadap lingkungan.
5. Menjawab lembar
kerja yang diberikan.
Menyiapkan laporan akhir
6. Memberikan
susunan laporan
akhir hasil diskusi
dan investigasi
mengenai isu
permasalahan
lingkungan.
6. Anggota kelompok
menyusun laporan
akhir hasil dari
investigasi pada
topik, kemudian
memposting hasil
diskusi pada blog
6. Memberikan
susunan laporan
akhir hasil
diskusi dan
investigasi
mengenai isu
permasalahan
lingkungan.
6. Menyusun laporan
akhir hasil dari
investigasi pada topik,
kemudian
memposting hasil
diskusi pada blog
Mempresentasikan laporan akhir
7. Guru memberikan
kesempatan untuk
menyampaikan
hasil investigasi dan
diskusi melalui
forum diskusi pada
e-learning.
7. Setiap kelompok
ditugaskan untuk
memposting pada
blog hasil investigasi
dan diskusi mereka.
7. Guru
memberikan
kesempatan
untuk
menyampaikan
hasil investigasi
dan diskusi
melalui laman
komentar pada
e-learning.
7. Setiap siswa
ditugaskan untuk
memposting pada blog
hasil investigasi dan
diskusi mereka.
Pembelajaran dengan Elearning
Synchronous Synchronous
Kegiatan Guru dan
Sistem
Kegiatan Guru dan
Sistem
Kegiatan Guru dan
Sistem
Kegiatan Guru dan
Sistem
Tahapan Reviu
53
Anita Sugiansih Haske, 2016 PENERAPAN E-LEARNING BERBASIS MOODLE DALAM PEMBELAJARAN EKOSISTEM UNTUK MENINGKATKAN LITERASI LINGKUNGAN SISWA KELAS X PADA PROGRAM PENGAYAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
8. Memberi umpan
balik positif dan
penguatan dalam
bentuk lisan
maupun tulisan
melalui chatting
sehingga akan
diperoleh
pengetahuan isu
lingkungan baik
dalam konteks
lokal maupun
global.
9. Membimbing siswa
tuntuk
menyimpulkan
hasil diskusi.
8. Diskusi dan tanya
jawab dengan guru
melalui chatting agar
dapat diperoleh sikap
dan tindakan yang
tepat dalam
menghadapi
permasalahan isu
lingkungan.
9. Bersama-sama
menyusun
kesimpulan dari hasil
diskusi.
8. Memberi umpan
balik positif dan
penguatan dalam
bentuk lisan
maupun tulisan
melalui laman
komentar
sehingga akan
diperoleh
pengetahuan isu
lingkungan baik
dalam konteks
lokal maupun
global.
9. Membimbing
siswa tuntuk
menyimpulkan
hasil diskusi.
8. Diskusi dan tanya
jawab dengan guru
melalui laman
komentar sehingga
akan diperoleh
pengetahuan isu
lingkungan baik dalam
konteks lokal maupun
global..
9. Bersama-sama
menyusun kesimpulan
dari hasil diskusi.
Tahap Evaluasi
10. Memberi post
test/ kuis online
literasi
lingkungan.
11. Bersama-sama
membuat
rangkuman
hasil
pembelajaran.
12. Memberikan
refleksi hasil
pembelajaran
10. Menjawab post test
literasi lingkungan.
10. Memberi post
test/ kuis online
literasi
lingkungan.
11. Bersama-sama
membuat
rangkuman
hasil
pembelajaran.
12. Memberikan
refleksi hasil
pembelajaran
10. Menjawab post test
literasi lingkungan.
c. Tahap Akhir Penelitian
Mengolah data yang telah diperoleh dari hasil penelitian pengembangan
e-learning berbasis moodle dan menganalisis dengan mengintegrasikan semua
data tes literasi lingkungan untuk mendapatkan kecenderungan atau pola bagi
penyusunan kesimpulan tentang pengembangan e-learning berbasis moodle pada
program pengayaan untuk meningkatkan literasi lingkungan siswa.
E. Alur Penelitian
54
Anita Sugiansih Haske, 2016 PENERAPAN E-LEARNING BERBASIS MOODLE DALAM PEMBELAJARAN EKOSISTEM UNTUK MENINGKATKAN LITERASI LINGKUNGAN SISWA KELAS X PADA PROGRAM PENGAYAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Agar arah penelitian ini lebih terarah, berikut ini disajikan mengenai alur
penelitian :
F. Teknik Pengumpulan Data
Studi pendahuluan, analisis isi kompetensi dasar dalam kurikulum, dan menyajikan
kompetensi yang terdapat dalam literasi lingkungan, kemudian dipilih kompetensi yang
akan dikembangkan.
Pembuatan instrumen literasi lingkungan yang diadaptasi dari National Environmental
Literacy Assesment (NELA) dan angket tanggapan siswa
Validasi Instrumen dan e-learning
Menentukan sampel penelitian (Purposive Sampling)
Gambar 3.1 Bagan Alur Penelitian
Kelas kontrol Kelas eksperimen Ulangan harian biasa oleh guru
Siswa lulus
KKM
Siswa lulus
KKM
Pretest + pengisian angket Pretest + pengisian angket
sekaligus pelatihan e-learning
Pengayaan melalui kegiatan
diskusi di dalam kelas
Pengayaan, belajar di luar
dengan e-learning
Postest + pengisian angket Postest + pengisian angket
Monitoring,
log book
Mengumpulkan data
Menganalisis data
Menyusun laporan penelitian
Uji coba fitur e-learning
55
Anita Sugiansih Haske, 2016 PENERAPAN E-LEARNING BERBASIS MOODLE DALAM PEMBELAJARAN EKOSISTEM UNTUK MENINGKATKAN LITERASI LINGKUNGAN SISWA KELAS X PADA PROGRAM PENGAYAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Teknik pengumpulan data adalah cara peneliti dalam mengumpulkan
data untuk proses penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan teknik
pengumpulan data untuk mengembangkan literasi lingkungan sebagai berikut :
1. Instrumen Literasi Lingkungan
Instrumen untuk meningkatkan literasi lingkungan siswa berdasarkan
adapatasi dari National Environmental Literacy Assesment (NELA) (2008),
domain literasi sains terdiri dari 4 domain diantaranya adalah pengetahuan,
disposisi, keterampilan kognitif dan tindakan siswa terhadap lingkungan. Masing-
masing domain tersebut mempunyai sub domain yang akan dinilai untuk
mengetahui bagaimana pengembangan literasi lingkungan siswa selama proses
pembelajaran.
Tabel 3.2 Domain Literasi Lingkungan Siswa yang Dikembangkan Oleh
NELA
Domain Sub Domain Instrumen Waktu Pengambilan Data
Pengetahuan Pengetahuan Dasar tentang
Ekologi
Tes tertulis
pilihan ganda
Sebelum dan Setelah
Pembelajaran
Disposisi/
Environmental
affect
Verbal Commitment (Intention
to Act)
Angket Sebelum dan Setelah
Pembelajaran
Environmental Sensitivity Angket Sebelum dan Setelah
Pembelajaran
Keterampilan
kognitif
Identifikasi Isu Tes tertulis
essay
Sebelum dan Setelah
Pembelajaran
Analisis Isu Tes tertulis
essay
Sebelum dan Setelah
Pembelajaran
Rencana Tindakan Tes tertulis
essay
Sebelum dan Setelah
Pembelajaran
Tindakan
(Perilaku
bertanggungjawab
terhadap
lingkungan)
Actual Commitment (Pro-
Environmental Behaviour)
Angket Sebelum dan Setelah
Pembelajaran
Sumber : McBath et.al (2011)
56
Anita Sugiansih Haske, 2016 PENERAPAN E-LEARNING BERBASIS MOODLE DALAM PEMBELAJARAN EKOSISTEM UNTUK MENINGKATKAN LITERASI LINGKUNGAN SISWA KELAS X PADA PROGRAM PENGAYAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Instrumen Pengetahuan Dasar Ekologi
Tes pengetahuan dasar tentang ekologi menggunakan tes tertulis pilihan
ganda berjumlah 35 soal yang sebelumnya telah divalidasi dan diujicobakan. Tes
ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa mengenai dasar-dasar ekologi.
Sub konsep ekologi untuk mengukur pengetahuan dasar ekologi tercantum pada
Tabel 3.3
Tabel 3.3 Sub Konsep Pengetahuan Dasar Ekologi
Domain Literasi
Lingkungan
Sub Konsep Ekologi Jumlah Soal
Pengetahuan Dasar
Ekologi
Komponen penyusun
ekosistem
14 Soal
Interaksi dalam ekosistem 6 Soal
Aliran energy 9 Soal
Daur biogeokimia 1 Soal
Kerusakan ekosistem 3 Soal
b. Instrumen Disposisi
Instrumen ini bertujuan untuk mengetahui sikap siswa terhadap
lingkungan. Disposisi dalam penelitian ini dibagi menjadi 2 yaitu mengenai
komitmen siswa secara verbal terhadap lingkungan dan kepekaan siswa terhadap
lingkungan. Instrumen ini telah divalidasi dan diujicobakan. Instrumen mengenai
komitmen siswa secara verbal terhadap lingkungan menggunakan angket
berjumlah 40 pernyataan dengan menggunakan skala likert :
Sangat setuju = 5
Setuju = 4
Tidak yakin = 3
Tidak setuju = 2
Sangat tidak setuju = 1
Ruang lingkup pertanyaan dan indikator mengenai literasi lingkungan
domain disposisi bagian komitmen siswa secara verbal terhadap lingkungan
tercantum pada Tabel 3.4
57
Anita Sugiansih Haske, 2016 PENERAPAN E-LEARNING BERBASIS MOODLE DALAM PEMBELAJARAN EKOSISTEM UNTUK MENINGKATKAN LITERASI LINGKUNGAN SISWA KELAS X PADA PROGRAM PENGAYAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.4 Indikator Komitmen Siswa Secara Verbal terhadap Lingkungan
Domain Literasi
Lingkungan
Sub Domain Aspek yang ditanya No Soal
Disposisi/ Afektif
Komitmen siswa
secara verbal
terhadap lingkungan
Upaya menjaga
kebersihan
lingkungan
1-13
Upaya mengurangi
polusi udara
14-16
Upaya penyelamatan
nyawa hewan
17-18
Upaya melakukan
daur ulang sampah
19-22
Upaya penghematan
energy
2328
Upaya penghematan
air
29-31
Upaya mengajak
masyarakat untuk
mencintai
lingkungan
32
Upaya menyebarkan
isu local lingkungan
33-34
Upaya aksi peduli
lingkungan bersama
masyarakat
35-37
Upaya mematuhi
hukum perlindungan
lingkungan
38
Diskusi pemecahan
masalah lingkungan
39-40
Sedangkan instrumen mengenai kepekaan siswa terhadap lingkungan
menggunakan angket berjumlah 40 pernyataan dengan menggunakan diferensial
semantik skala :
Kecil Besar
1 2 3 4 5
Ruang lingkup pertanyaan mengenai Kepekaan siswa terhadap
lingkungan tercantum pada Tabel 3.5
Tabel 3.5 Indikator Kepekaan Siswa terhadap Lingkungan
Domain Literasi
Lingkungan
Sub Domain Aspek yang ditanya No Soal
Disposisi/ Afektif Kepekaan siswa
terhadap lingkungan
Kepekaan terhadap
lingkungan
1-6
Partisipasi terhadap
kegiatan lingkungan
7-13
Perhatian terhadap 14-23
58
Anita Sugiansih Haske, 2016 PENERAPAN E-LEARNING BERBASIS MOODLE DALAM PEMBELAJARAN EKOSISTEM UNTUK MENINGKATKAN LITERASI LINGKUNGAN SISWA KELAS X PADA PROGRAM PENGAYAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pemberitaan
lingkungan
Domain Literasi
Lingkungan
Sub Domain Aspek yang ditanya No Soal
Disposisi/ Afektif Kepekaan siswa
terhadap lingkungan
Kepedulian terhadap
lingkungan
24-40
c. Instrumen Keterampilan Kognitif
Instrumen ini berupa tes tertulis essay berjumlah 15 soal yang
sebelumnya telah divalidasi dan diujicobakan dengan tujuan untuk mengetahui
keterampilan kognitif siswa dalam mengidentifikasi isu atau masalah,
menganalisis isu/ masalah dan merencanakan tindakan yang tepat dalam
mengatasi isu/ masalah tersebut. Indikator keterampilan kognitif tercantum pada
Tabel 3.6
Tabel 3.6 Indikator Keterampilan Kognitif
Domain Literasi
Lingkungan
Indikator No. Soal
Keterampilan Kognitif
Mengidentifikasi isu/
masalah lingkungan
1, 7, 10,12
Menganalisis isu/ masalah
lingkungan
2, 4, 6, 8,13, 15
Membuat rencana tindakan
3, 5, 9, 11,14,
d. Instrumen Tindakan Siswa terhadap Lingkungan
Instrumen ini berupa angket berjumlah 40 pernyataan yang sebelumnya
telah divalidasi dan diujicoba keterbacaan dengan tujuan untuk mengetahui
tindakan siswa terhadap lingkungan. Instrumen ini menggunakan skala
diferensiasi semantik :
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Pernah
Tidak pernah
Tabel 3.7 Indikator Tindakan Siwa (Perilaku bertanggungjawab terhadap
lingkungan) Domain Literasi
Lingkungan
Sub Domain Aspek yang ditanya No Soal
Tindakan siswa Komitmen nyata ( Upaya daur ulang sampah 1-2
59
Anita Sugiansih Haske, 2016 PENERAPAN E-LEARNING BERBASIS MOODLE DALAM PEMBELAJARAN EKOSISTEM UNTUK MENINGKATKAN LITERASI LINGKUNGAN SISWA KELAS X PADA PROGRAM PENGAYAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
terhadap lingkungan tindakan pro lingkungan)
Domain Literasi
Lingkungan
Sub Domain Aspek yang ditanya No Soal
Tindakan siswa
terhadap lingkungan
Komitmen nyata (
tindakan pro lingkungan)
Upaya penghematan air 3-5
Upaya penghematan
energi
6-9
Upaya menjaga kebersihan
lingkungan
10-19
Upaya mengajak
masyarakat untuk
mencintai lingkungan
20-21
Mencari informasi
mengenai isu/ masalah
lingkungan
22-24
Upaya aksi peduli
lingkungan
25-28
Upaya peduli terhadap
lingkungan melalui
kegiatan diskusi
29-30
Penulisan artikel mengenai
masalah lingkungan
31
Upaya penyelamatan
nyawa hewan
32-33
Upaya mengurangi polusi
udara
34-35
Melaksanakan peraturan
hukum mengenai
lingkungan
36
Diskusi permasalahan
lingkungan
37-40
2. Angket Tanggapan Siswa terhadap E-learning
Angket ini bertujuan untuk mengetahui tanggapan siswa mengenai e-
learning yang dikembangkan untuk menunjang kegiatan pengayaan sehingga
melalui angket tanggapan ini dapat menjadi masukkan untuk perbaikan e-learning
selanjutnya. Angket ini berisi beberapa pertanyaan mengenai tampilan e-learning,
konten e-learning serta manfaat e-learning yang dirasakan siswa. Angket ini
menggunakan penilaian skala :
Seluruh = 4
Sebagian besar = 3
Sebagian = 2
Sebagian kecil = 1
60
Anita Sugiansih Haske, 2016 PENERAPAN E-LEARNING BERBASIS MOODLE DALAM PEMBELAJARAN EKOSISTEM UNTUK MENINGKATKAN LITERASI LINGKUNGAN SISWA KELAS X PADA PROGRAM PENGAYAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Aspek penilaian tanggapan siswa terhadap e-learning tercantum pada
Tabel 3.8
Tabel 3.8 Aspek Penilaian terhadap E-learning
Aspek yang dinilai No Item
Manfaat media untuk kejelasan materi dalam e-
learning
1, 9,10
Aspek yang dinilai No Item
Tampilan website dan menu navigasi 2,3,4,11
Kejelasan dan manfaat materi ajar dalam e-
learning
6,7,8,18
Manfaat e-learning dalam mencari informasi 12,13,14,16,17
Manfaat fitur e-learning untuk memudahkan siswa
mengikuti program pengayaan
5,19,20,21,22,23,24
Manfaat e-learning secara umum untuk program
pengayaan
15,25
3. Angket Tanggapan Siswa terhadap Pengayaan
Angket ini bertujuan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap
program pengayaan baik dengan e-learning maupun pengayaan konvensional.
Angket ini berisi beberapa pertanyaan mengenai kelebihan maupun keterbatasan
dari program pengayaan dengan e-learning dan pengayaan konvensional.
Indikator pertanyaan mengenai tanggapan siswa terhadap pengayaan tercantum
pada Tabel 3.9
Tabel 3.9 Indikator Pertanyaan Tanggapan Siswa terhadap Pengayaan
Aspek yang ditanya No Item
Fungsi pengayaan menambah informasi 1
Fungsi pengayaan mencari informasi 2,4,5
Fungsi pengayaan meningkatkan pengetahuan 3
Kelebihan pengayaan 6
Kendala pengayaan 7
Saran untuk kegiatan pengayaan 8
4. Log Book
Log book digunakan oleh siswa sebagai catatan buku harian siswa,
tujuannya adalah untuk mengetahui aktivitas atau tracking siswa selama
mengikuti kegiatan pengayaan dengan e-learning, seperti kegiatan mengakses
61
Anita Sugiansih Haske, 2016 PENERAPAN E-LEARNING BERBASIS MOODLE DALAM PEMBELAJARAN EKOSISTEM UNTUK MENINGKATKAN LITERASI LINGKUNGAN SISWA KELAS X PADA PROGRAM PENGAYAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
fitur e-learning, memasuki forum diskusi ataupun penggunaan e-portofolio.
Pengisian log book ini diisi oleh siswa selama satu minggu penuh selama kegiatan
pengayaan berlangsung.
5. Lembar Penilaian E-learning
Lembar penilaian e-learning digunakan untuk menilai e-learning dari
segi materi dan tampilan dari dosen ahli serta uji coba terbatas oleh siswa.
G. Teknik Pengolahan Data
1. Analisis Soal Uji Coba Instrumen
Sebelum instrumen tes digunakan, instrumen tersebut terlebih dahulu
diujicobakan. Uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui gambaran tentang
terpenuhi atau tidaknya syarat-syarat instrumen sebagai alat pengumpul data yang
baik, sehingga instrumen ini dapat digunakan. Adapun kriteria yang harus diuji
cobakan terhadap instrumen penelitian adalah sebagai berikut :
a. Uji Validitas
Arikunto (2009) menyatakan bahwa yang dimaksud validitas adalah
suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keadaan atau kesahihan suatu alat ukur.
Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur
(ketepatan). Untuk menghitung validitas suatu butir soal digunakan dengan
rumus korelasi Product Moment :
2222 YYNXXN
YXXYNrxy
(Sudijono, 2007: 206)
rxy = angka indeks korelasi “r” Product Moment
N = jumlah subjek penelitian (Number of Cases)
XY = jumlah perkalian skor X dan skor Y
X = jumlah seluruh skor X
Y = jumlah seluruh skor Y
Hasil rxy dikonstruksikan dengan rtabel product moment dengan α = 5%,
jika rxy > rtabel maka alat ukur dikatakan valid. Untuk mengukur validitas tes
pengetahuan dasar ekologi dilakukan uji korelasi spearmen rho, untuk nilai
signifikansi korelasi ≤ 0,05 artinya terdapat kesesuaian yang signifikan (Sugiono,
62
Anita Sugiansih Haske, 2016 PENERAPAN E-LEARNING BERBASIS MOODLE DALAM PEMBELAJARAN EKOSISTEM UNTUK MENINGKATKAN LITERASI LINGKUNGAN SISWA KELAS X PADA PROGRAM PENGAYAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2007). Untuk validitas soal dapat diinterpretasikan sesuai dengan standar
koefesien korelasi seperti yang dijelaskan pada Tabel 3.
Tabel 3.10 Interval Koefisien Korelasi
Interval rxy Kriteria
0,00 ≤ rxy ≤ 0,20 Sangat rendah
0,20 ≤ rxy ≤ 0,40 Rendah
0,40 ≤ rxy ≤ 0,60 Sedang
Interval rxy Kriteria
0,60 ≤ rxy ≤ 0,80 Tinggi
0,80 ≤ rxy ≤ 1,00 Sangat tinggi
(Arikunto, 2009)
Berdasarkan analisis dengan menggunakan program anates, hasil uji coba
soal pengetahuan dasar ekologi berbentuk pilihan ganda yang diujicobakan
kepada 35 siswa, maka diperoleh sebanyak 35 soal yang valid untuk digunakan
sebagai pretest dan postest pengetahuan dasar ekologi. Skor korelasi validitas
diinterpretasikan dengan nilai signifikansi korelasi, maka dihasilkan signifikansi
korelasi pengetahuan dasar ekologi seperti yang tertuang pada Tabel 3.11
Tabel 3.11 Hasil Analisis Signifikansi Korelasi Tes Pilihan Ganda
No Signifikansi korelasi Jumlah Soal Persentase
1 Sangat signifikan 23 65,71%
2 Signifikan 12 34,29%
Total 35 100%
Berdasarkan analisis dengan menggunakan program anates, hasil uji coba
soal keterampilan kognitif berbentuk essay yang diujicobakan kepada 35 siswa,
maka diperoleh 15 soal yang valid dan digunakan untuk pretest dan postest
kemampuan kognitif. Skor korelasi validitas diinterpretasikan dengan nilai
signifikansi korelasi, maka dihasilkan signifikansi korelasi tes keterampilan
kognitif seperti yang tertuang pada Tabel 3.12
Tabel 3.12 Hasil Analisis Signifikansi Korelasi Tes Essay
No Signifikansi korelasi Jumlah Soal Persentase
1 Sangat signifikan 8 53,33%
2 Signifikan 7 46,67%
Total 15 100%
63
Anita Sugiansih Haske, 2016 PENERAPAN E-LEARNING BERBASIS MOODLE DALAM PEMBELAJARAN EKOSISTEM UNTUK MENINGKATKAN LITERASI LINGKUNGAN SISWA KELAS X PADA PROGRAM PENGAYAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas suatu tes merupakan derajat ketetapan atau keajegan alat
tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Pengujian reliabilitas tes ditentukan
dengan metode belah dua untuk mengetahui relibilitas seluruh tes harus
menggunakan rumus Sperman-Brown sebagai berikut :
2/21/1
2/21/1
111
2
r
Xrr
(Arikunto, 2009 : 93)
Dimana :
r11 = reliabilitas instrumen
r1/21/2 = rxy yang disebutkan sebagai indeks korelasi antara dua belahan
instrumen
Arikunto (2009) Interpretasi tingkat reliabilitas dapat dijelaskan pada Tabel 3.13
Tabel 3.13 Interval Reliabilitas (r11)
No Batasan Kriteria
1 0,00 < r11 ≤ 0,20 Sangat rendah
2 0,20 < r11 ≤ 0,40 Rendah
3 0,40 < r11 ≤ 0,60 Cukup
4 0,60 < r11 ≤ 0,80 Sedang
5 0,80 < r11 ≤ 1,00 Tinggi
c. Analisis Butir Soal
1) Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran atau indeks kesukaran (difficulty index) adalah
bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal (Arikunto, 2009).
Soal dikatakan memiliki indeks kesukaran baik jika soal tersebut tidak terlalu
mudah atau terlalu sukar. Untuk mengetahui soal yang diujikan sukar atau mudah,
perlu dilihat tingkat kesukarannya dengan rumus:
%100XNBNA
BBBATK
Dimana:
TK = Indeks tingkat kesukaran satu butir soal tertulsi
64
Anita Sugiansih Haske, 2016 PENERAPAN E-LEARNING BERBASIS MOODLE DALAM PEMBELAJARAN EKOSISTEM UNTUK MENINGKATKAN LITERASI LINGKUNGAN SISWA KELAS X PADA PROGRAM PENGAYAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BA = Jumlah jawaban benar pada kelompok atas
BB = Jumlah jawaban benar pada kelompok bawah
NA = Jumlah siswa pada kelompok atas
NB = Jumlah siswa pada kelompok bawah
Makin besar TK, makin mudah butir soal tersebut, kriteria tingkat
kesukaran dapat dilihat pada Tabel 3.14
Tabel 3.14 Interpretasi Tingkat Kesukaran
Interval Kriteria
0%-15% Sangat sukar
16%-30% Sukar
31%-70% Sedang
71%-85% Mudah
86%-100% Sangat mudah, sebaiknya dibuang.
(Karno To, 1996)
Untuk mempermudah melakukan analisis tingkat kesukaran soal, maka
digunakan program Anates. Hasil analisis soal pengetahuan dasar ekologi yang
diuji cobakan memiliki skor tingkat kesukaran soal, dapat dilihat pada Tabel 3.15
Tabel 3.15 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Tes Pilihan Ganda
No Kriteria Jumlah Soal Persentase
1 Sangat sukar 0 0
2 Sukar 7 20%
3 Sedang 22 62,86%
4 Mudah 4 11,43%
5 Sangat mudah 2 5,71%
Total 35 100%
Hasil analisis tingkat kesukaran soal keterampilan kognitif dengan sub
domain mengidentifikasi isu/masalah, menganalisis isu/ masalah dan membuat
rencana tindakan dapat dilihat pada Tabel 3.16
Tabel 3.16 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Tes Essay
No Kriteria Jumlah Soal Persentase
1 Sangat sukar 0 0
2 Sukar 0 0
65
Anita Sugiansih Haske, 2016 PENERAPAN E-LEARNING BERBASIS MOODLE DALAM PEMBELAJARAN EKOSISTEM UNTUK MENINGKATKAN LITERASI LINGKUNGAN SISWA KELAS X PADA PROGRAM PENGAYAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3 Sedang 9 60%
4 Mudah 6 40%
5 Sangat mudah 0 0
Total 15 100%
2) Daya Pembeda
Daya pembeda berfungsi untuk membedakan antara soal yang
mempunyai kriteria baik, buruk dan sangat buruk. Dalam menghitung daya
pembeda dapat digunakan rumus :
DP = BA – BB X 100%
NA
Keterangan :
DP = Indeks daya pembeda satu butir soal tertulis
BA = Jumlah jawaban benar pada kelompok atas
BB = Jumlah jawaban benar pada kelompok bawah
NA = Jumlah siswa pada salah satu kelompok A atau B
Kriteria daya pembeda dapat dilihat pada Tabel 3.17
Tabel 3.17 Interpretasi Daya Pembeda
Interval Kriteria
<0% Sangat buruk, harus dibuang
10%-19% Buruk, sebaiknya dibuang
20%-29% Agak baik, kemungkinan
perlu direvisi
30%-49% Baik
>50% Sangat baik
(Karno To, 1996)
Untuk mempermudah menganalisis daya pembeda soal dalam penelitian
ini, dilakukan dengan menggunakan program anates. Hasil analisis soal uji coba
pengetahuan dasar ekologi memiliki skor daya pembeda seperti yang
diinterpretasikan pada Tabel 3.18
Tabel 3.18 Hasil Analisis Daya Pembeda Tes Pilihan Ganda
66
Anita Sugiansih Haske, 2016 PENERAPAN E-LEARNING BERBASIS MOODLE DALAM PEMBELAJARAN EKOSISTEM UNTUK MENINGKATKAN LITERASI LINGKUNGAN SISWA KELAS X PADA PROGRAM PENGAYAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No Kriteria Jumlah Soal Persentase
1 Agak baik 2 5,71
2 Baik 15 42,86
3 Sangat baik 18 51,43
Total 35 100%
Hasil analisis soal uji coba domain keterampilan kognitif memiliki skor
daya pembeda seperti yang diinterpretasikan pada Tabel 3.19
Tabel 3.19 Hasil Analisis Daya Pembeda Tes Essay
No Kriteria Jumlah Soal Persentase
1 Baik 15 100%
Total 15 100%
3) Analisis Kualitas Pengecoh
Analisis kualitas pengecoh berfungsi untuk mengetahui kualitas dari
masing-masing pilihan jawaban. Untuk mempermudah analisis kualitas pengecoh
dalam penelitian ini, dilakukan dengan menggunakan program Anates. Hasil
rekapitulasi analisis kualitas pengecoh masing-masing soal pengetahuan dasar
ekologi dapat dilihat pada lampiran.
d. Analisis Uji Coba Angket Disposisi/ Afektif
Hasil penelitian yang dapat dipercaya harus berdasarkan pada informasi
yang dapat dipercaya. Informasi yang akurat hanya dapat diperoleh apabila
informasi penelitian yang digunakan memenuhi kelayakan sebagai alat
pengumpul data. Sebelum mengukur variabel yang diteliti, terlebih dahulu
dilakukan pengujian alat ukur dengan melakukan pengujian validitas dan
reliabilitas agar data yang diperoleh dapat dipercaya dan diakui kebenarannya.
Untuk menganalisis skala sikap angket disposisi, maka digunakan rumus
Edward (1957) yang langkah-langkahnya sebagai berikut :
1) Penetapan Bobot Skor
a) Menghitung frekuensi (f) jawaban siswa yang menjawab sangat setuju,
setuju, tidak yakin, tidak setuju dan sangat tidak setuju.
67
Anita Sugiansih Haske, 2016 PENERAPAN E-LEARNING BERBASIS MOODLE DALAM PEMBELAJARAN EKOSISTEM UNTUK MENINGKATKAN LITERASI LINGKUNGAN SISWA KELAS X PADA PROGRAM PENGAYAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b) Menghitung proporsi kumulatif (P) untuk setiap pilihan jawaban dengan
cara membagi frekuensi setiap jawaban dengan banyaknya responden.
Dengan rumus P = f/n
2) Menghitung Reliabilitas dan Validitas
Reliabilitas pada disposisi/ afektif siswa bagian komitmen siswa secara
verbal dapat diketahui melalui korelasi skor berdasarkan nomor ganjil dan nomor
genap yang dihitung dengan menggunakan rumus Pearson’s Product Moment
kemudian dilanjutkan dengan menggunakan rumus Spearman-Brown.
Uji coba instrumen sikap siswa bagian komitmen siswa secara verbal
dilakukan pada satu kelas dengan jumlah siswa 35. Berdasarkan data hasil uji
coba instrumen yang diolah dengan menggunakan Microsoft Excel 2010 diperoleh
rekapitulasi validitas dan reliabilitas instrumen afektif siswa bagian komitmen
siswa secara verbal sebagai berikut :
Tabel 3.20 Rekapitulasi Hasil Reliabilitas dan Validitas Instrumen Afektif Siswa
Bagian Komitmen Siswa Secara Verbal
No Item R-tabel R-hitung Validitas Reliabilitas
1 0,374 0.425283 Valid 0,794
2 0,374 0.741074 Valid
3 0,374 0.451993 Valid
4 0,374 0.381672 Valid
5 0,374 0.444798 Valid
6 0,374 0.385501 Valid
7 0,374 0.473341 Valid
8 0,374 0.376371 Valid
9 0,374 0.478938 Valid
10 0,374 0.450938 Valid
11 0,374 0.40956 Valid
12 0,374 0.467224 Valid
13 0,374 0.495775 Valid
14 0,374 0.6756 Valid
15 0,374 0.634347 Valid
16 0,374 0.565813 Valid
17 0,374 0.522606 Valid
18 0,374 0.435769 Valid
19 0,374 0.037243 Tidak valid
20 0,374 0.1331 Tidak valid
21 0,374 0.466935 Valid
22 0,374 0.530955 Valid
23 0,374 0.409664 Valid
24 0,374 0.463153 Valid
25 0,374 0.478355 Valid
26 0,374 0.702763 Valid
27 0,374 0.552273 Valid
28 0,374 0.378838 Valid
68
Anita Sugiansih Haske, 2016 PENERAPAN E-LEARNING BERBASIS MOODLE DALAM PEMBELAJARAN EKOSISTEM UNTUK MENINGKATKAN LITERASI LINGKUNGAN SISWA KELAS X PADA PROGRAM PENGAYAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
29 0,374 0.602796 Valid
30 0,374 0.477159 Valid
31 0,374 0.454944 Valid
32 0,374 0.548545 Valid
33 0,374 0.473611 Valid
34 0,374 0.470982 Valid
35 0,374 0.050257 Tidak valid
36 0,374 0.419262 Valid
37 0,374 0.537653 Valid
38 0,374 0.532192 Valid
39 0,374 0.62509 Valid
40 0,374 0.413104 Valid
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa terdapat 3 item pertanyaan yang
dinyatakan tidak valid, selanjutnya item tersebut direvisi kemudian meminta
judgment ahli untuk diujicobakan kembali.
3) Menentukan Daya Pembeda
Untuk mengukur sejauh mana pernyataan tertentu dapat membedakan
kelompok atas dan kelompok bawah maka dihitunglah nilai t (Edward, 1957).
Adapun langkah-langkah untuk menentukan daya pembeda (Arifin, 2012) adalah :
a) Mengurutkan seluruh sampel dari yang tertinggi (kelompok atas) sampai
dengan yang terendah (kelompok bawah)
b) Mengambil 27% dari seluruh sampel untuk masing-masing kelompok
(kelompok atas dan kelompok bawah)
c) Menghitung rata-rata dari masing-masing kelompok
d) Membandingkan rata-rata kedua kelompok dengan uji t
e) Pernyataan yang digunakan dalam penelitian mempunyai nilai t hitung lebih
besar dari t tabel = 1,75 (Edwards, 1957) artinya bahwa pernyataan itu
memiliki daya pembeda.
Berdasarkan data hasil uji coba instrumen skala sikap domain disposisi/
afektif bagian komitmen siswa secara verbal yang diolah menggunakan program
Microsoft Excel 2010, diperoleh rekapitulasi perhitungan daya pembeda instrumen
disposisi bagian komitmen siswa secara verbal dapat dilihat pada Tabel 3.21
Tabel 3.21 Hasil Rekapitulasi Daya Pembeda Instrumen Afektif Siswa Bagian
Komitmen Siswa Secara Verbal
No Item T-tabel T-hitung Daya Pembeda
1 1,697 2.486448 Dapat membedakan
2 1,697 5.840416 Dapat membedakan
69
Anita Sugiansih Haske, 2016 PENERAPAN E-LEARNING BERBASIS MOODLE DALAM PEMBELAJARAN EKOSISTEM UNTUK MENINGKATKAN LITERASI LINGKUNGAN SISWA KELAS X PADA PROGRAM PENGAYAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3 1,697 2.681241 Dapat membedakan
4 1,697 2.185032 Dapat membedakan
5 1,697 2.627926 Dapat membedakan
6 1,697 2.210755 Dapat membedakan
7 1,697 2.843395 Dapat membedakan
8 1,697 2.149632 Dapat membedakan
9 1,697 2.886942 Dapat membedakan
10 1,697 2.673381 Dapat membedakan
11 1,697 2.375564 Dapat membedakan
12 1,697 2.7963 Dapat membedakan
13 1,697 3.020774 Dapat membedakan
14 1,697 4.8489 Dapat membedakan
15 1,697 4.342089 Dapat membedakan
16 1,697 3.631145 Dapat membedakan
17 1,697 3.243556 Dapat membedakan
18 1,697 2.561911 Dapat membedakan
19 1,697 0.197207 Tidak dapat membedakan
20 1,697 0.710619 Tidak dapat membedakan
21 1,697 2.794085 Dapat membedakan
22 1,697 3.315493 Dapat membedakan
No Item T-tabel T-hitung Daya Pembeda
23 1,697 2.376289 Dapat membedakan
24 1,697 2.765245 Dapat membedakan
25 1,697 2.882386 Dapat membedakan
26 1,697 5.227082 Dapat membedakan
27 1,697 3.50544 Dapat membedakan
28 1,697 2.166076 Dapat membedakan
29 1,697 3.997634 Dapat membedakan
30 1,697 2.873055 Dapat membedakan
31 1,697 2.703294 Dapat membedakan
32 1,697 3.471541 Dapat membedakan
33 1,697 2.845486 Dapat membedakan
34 1,697 2.825167 Dapat membedakan
35 1,697 0.266272 Tidak dapat membedakan
36 1,697 2.443672 Dapat membedakan
37 1,697 3.374176 Dapat membedakan
38 1,697 3.326265 Dapat membedakan
39 1,697 4.237594 Dapat membedakan
40 1,697 2.400327 Dapat membedakan
Berdasarkan tabel di atas, untuk pernyataan yang memiliki nilai koefisien t
hitung < t tabel dinyatakan tidak memiliki daya pembeda dan dilakukan revisi
agar dapat digunakan untuk menjaring data.
2. Analisis Data Hasil Penelitian
Analisis data dilakukan secara kuantitatif dan kualititaif. Analisis
kuantitatif digunakan untuk menganalisis tes literasi lingkungan siswa yang terdiri
dari tes tertulis pilihan ganda mengenai pengetahuan dasar siswaa tentang ekologi,
tes tertulis essay untuk mengetahui keterampilan kognitif siswa (mengidentifikasi
isu, menganalisis isu dan membuat rencana tindakan untuk mengatasi isu),
70
Anita Sugiansih Haske, 2016 PENERAPAN E-LEARNING BERBASIS MOODLE DALAM PEMBELAJARAN EKOSISTEM UNTUK MENINGKATKAN LITERASI LINGKUNGAN SISWA KELAS X PADA PROGRAM PENGAYAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
analisis angket disposisi dan tindakan siswa terhadap lingkungan dan analisis
tanggapan siswa terhadap program pengayaan.
Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis pengembangan software
dan karakteristik e-learning yang baik untuk meningkatkan literasi lingkungan
pada program pengayaan, analisis catatatan di lapangan untuk mengetahui
kelebihan dan keterbatasan e-learning berbasis moodle pada program pengayaan
serta analisis data aktivitas siswa.
a. Pengolahan Data Literasi Lingkungan Siswa
1) Menghitung Skor Jawaban Literasi Lingkungan Tes Tertulis
Dalam tahap ini menentukan skor dari hasil postest mengenai
pengetahuan dasar tentang ekologi, isu lingkungan, análisis isu dan rencana
tindakan dalam bentuk soal pilihan ganda. Sebelum hasil tes dianalisis, skor
jawaban siswa ditentukan terlebih dahulu dengan kriteria siswa yang menjawab
benar diberi skor 1 dan siswa yang menjawab salah diberi skor 0.
2) Menghitung Skor Literasi Lingkungan Siswa Angket
Dalam tahap ini, menentukan skor jawaban angket untuk mengukur
literasi lingkungan siswa pada aspek disposisi dan tindakan terhadap lingkungan.
Angket disposisi mengenai komitmen siswa terhadap lingkungan
menggunakan skala likert, dengan penentuan skor:
Sangat setuju = 5
Setuju = 4
Netral = 3
Tidak setuju = 2
Sangat tidak setuju = 1
Angket disposisi siswa mengenai sensitivitas terhadap lingkungan
menggunakan diferensiasi semantik dengan penentuan skor:
Kecil Besar
1 2 3 4 5
Angket tindakan siswa terhadap lingkungan dengan penentuan skor
sebagai berikut:
Selalu = 5
Sering = 4
71
Anita Sugiansih Haske, 2016 PENERAPAN E-LEARNING BERBASIS MOODLE DALAM PEMBELAJARAN EKOSISTEM UNTUK MENINGKATKAN LITERASI LINGKUNGAN SISWA KELAS X PADA PROGRAM PENGAYAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kadang-kadang = 3
Pernah = 2
Tidak pernah = 1
3) Analisis Statistik Deskriptif Literasi Lingkungan Siswa
Analisis statistik deskriptif literasi lingkungan siswa dapat dilihat pada
Tabel 3.22
Tabel 3.22 Analisis Statistik Deskriptik Literasi Lingkungan
Domain Sub Domain Jumlah Soal Range Skor
Pengetahuan Pengetahuan Dasar tentang Ekologi 35 0-35
Disposisi/
Environmental affect
Verbal Commitment (Intention to Act) 40 40-200
Environmental Sensitivity 40 40-200
Domain Sub Domain Jumlah Soal Range Skor
Keterampilan kognitif
Identifikasi Isu 5 0-20
Analisis Isu 5 0-20
Rencana Tindakan 5 0-20
Tindakan Actual Commitment (Pro-
Environmental Behaviour)
40 4-200
4) Menghitung Setiap Aspek Literasi Lingkungan
Menghitung setiap aspek literasi lingkungan siswa setelah didapatkan
mean dari setiap aspek literasi lingkungan dari seluruh siswa. Jawaban yang benar
dikonversi dalam bentuk persen (%) dengan cara menjumlahkan jawaban yang
benar dibagi dengan skor maksimal dan dikalikan dengan 100%. Adapun kriteria
dari aspek literasi lingkungan siswa adalah sebagai berikut :
Tabel 3.23 Kriteria Literasi Lingkungan Siswa
Domain Literasi Lingkungan Kriteria
Tinggi Sedang Rendah
Pengetahuan 68% - 100% 35% - 67% 0% - 34%
Disposisi/ Environmental affect 75% - 100% 46% - 74% 20% - 45%
Keterampilan kognitif 68% - 100% 35% - 67% 0% - 34%
Tindakan 75% - 100% 46% - 74% 20% - 45%
Keseluruhan literasi lingkungan 71% - 100% 41% - 70% 10% - 40%
Sumber : Adaptasi dari McBeth et al (2011)
72
Anita Sugiansih Haske, 2016 PENERAPAN E-LEARNING BERBASIS MOODLE DALAM PEMBELAJARAN EKOSISTEM UNTUK MENINGKATKAN LITERASI LINGKUNGAN SISWA KELAS X PADA PROGRAM PENGAYAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5) Menghitung N-gain
Fungsi dari perhitungan N-gain adalah untuk melihat besarnya
peningkatan hasil tes literasi lingkungan siswa, peneliti menganalisis data hasil tes
literasi lingkungan siswa dengan rumus gain ternormalisasi yaitu membandingkan
skor post test dan skor pre test.
N pretestmaksimum
pretestposttestgain
(Meltzer, 2008)
Adapun kriteria nilai N-Gain adalah sebagai berikut :
>0,7 = Tinggi
0,3-0,7 = Sedang
<0,3 = Rendah (Hake,1999)
6) Melakukan Uji Prasyarat
Uji prasyarat merupakan pengujian awal yang diperlukan untuk
menentukan apakah pengujian hipótesis dilakukan dengan uji statistik parametrik
atau nonparametrik. Uji prasyarat yang dilakukan adalah uji normalitas dan uji
homogenitas. Untuk pengujian prasyarat ini dilakukan dengan bantuan SPSS versi
16.0 for windows.
a) Uji Normalitas
Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui normal tidaknya suatu
distribusi data. Uji kenormalan dapat dilakukan dengan Kolmogrov Smirnov dan
Shapiro-Wilk. Pengujian normalitas dalam penelitian ini menggunakan program
SPSS 16 for Windows.
Dengan ketentuan :
Jika nilai Signifikansi/p-value/Sig.<0,05 artinya data tidak normal
Jika nilai Signifikansi/p-value/Sig.>0,05 artinya data normal
(Aripin, 2009: 15)
b) Uji Homogenitas
Pengujian Homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel 1
dengan yang lainnya memiliki persamaan atau tidak. Pengujian homogenitas
dalam penelitian ini menggunakan program SPSS 16 for Windows.
Dengan ketentuan :
73
Anita Sugiansih Haske, 2016 PENERAPAN E-LEARNING BERBASIS MOODLE DALAM PEMBELAJARAN EKOSISTEM UNTUK MENINGKATKAN LITERASI LINGKUNGAN SISWA KELAS X PADA PROGRAM PENGAYAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Jika nilai probabilitasnya atau Sig. < 0,05 data tidak homogen
Jika nilai probabilitasnya atau Sig. > 0,05 data homogen
c) Uji Perbedaan
Uji perbedaan antara dua kelompok ini dengan menggunakan uji t
independen atau independent simple t test dengan syarat data tersebut berdistribusi
normal dan homogen. Akan tetapi, jika data berdistribusi tidak normal dan tidak
homogen maka uji yang digunakan adalah uji statistik non parametrik uji u
(Mann-Whitney). Uji perbedaan ini digunakan untuk menguji hipótesis yang telah
diajukan sebelum penelitian.
Dengan ketentuan :
Jika nilai sig p < 0,05 maka terdapat perbedaan signifikan
Jika nilai sig p > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan signifikan
b. Pengolahan Data Aktivitas Siswa
Pengolahan data untuk menilai aktifitas siswa dilakukan secara deskriptif
dengan menggambarkan aktivitas apa saja yang dilakukan oleh siswa selama
menggunakan e-learning untuk menunjang program pengayaan. Data aktivitas
siswa diperoleh dari pengisian log book sebagai buku catatan harian siswa selama
mengikuti kegiatan pengayaan, data yang dapat teramati dengan e-learning
diantaranya, mengikuti kuis online, memposting tulisan yang berkaitan dengan
materi, diskusi secara online dengan teman, memberikan tanggapan terhadap
artikel yang terdapat dalam e-learning dan mencari informasi sebanyak mungkin
pada link website terpercaya yang telah disediakan dalam e-learning.
c. Pengolahan Data Angket
Angket ini digunakan angket mengetahui hasil validasi ahli materi, ahli
media dan tanggapan siswa terhadap e-learning yang dikembangkan untuk
menunjang program pengayaan sehingga dapat dijadikan referensi untuk
perbaikan e-learning selanjutnya.
Perhitungan persentase untuk jawaban setiap kategori, dihitung dengan
menggunakan rumus :
P = %100xN
F
Keterangan:
74
Anita Sugiansih Haske, 2016 PENERAPAN E-LEARNING BERBASIS MOODLE DALAM PEMBELAJARAN EKOSISTEM UNTUK MENINGKATKAN LITERASI LINGKUNGAN SISWA KELAS X PADA PROGRAM PENGAYAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
P : Persentasi untuk kemungkinan jawaban
F : Frekuensi setiap kemungkinan jawaban
N : Jumlah responden
100 : Standar hitung (bilangan tetap) (Sudijono, 2007)
Selanjutnya, hasil dari perhitungan tersebut diinterpretasikan dengan cara
membuat kategori untuk setiap criteria untuk setiap kriteria berdasarkan tabel
aturan Koentjaraningrat ( dalam Suhartini, 2007) dijelaskan pada tabel 3.24
Tabel 3.24 Interpretasi Tanggapan Siswa
Persentase Kategori
0% Tidak ada
1% - 25% Sebagian kecil
26% - 49% Hampir seluruhnya
50% Separuhnya
Persentase Kategori
51% - 75% Sebagian besar
76% - 99% Hampir seluruhnya
100% Seluruhnya
Selain menggunakan angket diferensiasi semantik, juga digunakan
angket berupa pertanyaan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap program
pengayaan baik di kelas eksperimen yang menggunakan e-learning maupun kelas
kontrol yang melakukan pengayaan konvensional.
d. Uji Korelasi
Uji korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan antara suatu
variabel terhadap variabel lain. Dalam penelitian ini, uji korelasi digunakan untuk
mengetahui hubungan antara perolehan ketercapaian keseluruhan literasi
lingkungan siswa dengan durasi waktu mengakses e-learning. Pengujian korelasi
ada dua jenis, yaitu menghasilkan angka (+) berarti menunjukan hubungan
kedua variabel secara searah, dan angka (-) berarti menunjukan hubungan
kedua variabel tidak searah sehingga dapat diasumsikan bahwa jika variabel X
mengalami kenaikan maka variabel Y mengalami penurunan atau sebaliknya. Uji
korelasi dalam penelitian ini menggunakan SPSS 16. Interpretasi koefisien
korelasi menurut Sugiyono (2008) dapat dilihat pada Tabel 3.25
75
Anita Sugiansih Haske, 2016 PENERAPAN E-LEARNING BERBASIS MOODLE DALAM PEMBELAJARAN EKOSISTEM UNTUK MENINGKATKAN LITERASI LINGKUNGAN SISWA KELAS X PADA PROGRAM PENGAYAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.25 Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00-0,199 Sangat rendah
0,20-0,399 Rendah
0,40-0,599 Sedang
0,60-0,799 Kuat
0,80-1,00 Sangat kuat
e. Catatan penting Lapangan
Catatan penting lapangan ini bertujuan untuk mengetahui kelebihan dan
keterbatasan mengenai pengembangan e-learning dalam pembelajaran ekosistem
pada program pengayaan yang bertujuan untuk meningkatkan literasi lingkungan
Data yang diperoleh dari catatan lapangan ini akan dianalisis secara deskriptif
sebagai bahan untuk perbaikan program.
76
Anita Sugiansih Haske, 2016 PENERAPAN E-LEARNING BERBASIS MOODLE DALAM PEMBELAJARAN EKOSISTEM UNTUK MENINGKATKAN LITERASI LINGKUNGAN SISWA KELAS X PADA PROGRAM PENGAYAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Front Page
START
MULAI
BELAJAR
ISU TERHANGAT GALERI (FOTO DAN
VIDEO)
Pilih Topik
Verifikasi data
Tampilkan daftar
komponen topik
Pilih Sub Topik
Log in
Ambil data
Tampilkan susunan alur
bahan ajar
Mulai Belajar
Ambil data
Download Bahan Ajar Berita Lingkungan Contoh Nyata
Diskusi
Tampilkan
Forum Diskusi Studi kasus
Ambil data
Kesimpulan Diskusi Tampilkan Hasil
Diskusi
Alur E-learning Database
Penugasan Simpan data
e-portofolio
Evaluasi Simpan hasil
evaluasi
Tampilkan Hasil
Evaluasi
Log out
Flowchart E-learning
END