bab iii metode penelitian a. metode...

12
Ferra Nugeraha Nurany, 2017 PENERAPAN METODE ACCELERATED LEARNING DALAM UPAYA MENUMBUHKAN KETERAMPILAN HIGHER ORDER THINKING (HOT) SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode Penelitian ini mengunakan Metode Kuantitatif, yakni suatu metode yang pada perumusan penelitian, penyusunan instrumen, serta analisis data yang didapat berupa nominal-nominal angka yang dapat dihitung dalam pengujiannya (Sugiyono, 2015 , hlm. 95). Untuk lebih khususnya kembali, metode penelitian ini menggunakan Eksperimen Kuantitatif. Hal ini dimaksudkan adalah suatu penelitian yang didasarkan pada pelaksanaan penelitian dilakukan secara terjun langsung ke lapangan (tempat penelitian). B. Desain Penelitian Desain penelitian dilakukan dengan menggunakan True Experimental Design dengan pendekatan metode penelitian kuantitatif Posttest Only Control Design. Desain jenis ini maksudnya adalah penelitian yang hanya mengukur pada kemampuan akhir Keterampilan Higher Order Thinking (HOT) siswa saja yang nantinya digunakan sebagai indikator penerapan metode yang digunakan. Untuk menguji kecocokan metode yang digunakan, maka peneliti melakukan pembagian kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen adalah kelas yang dijadikan objek penelitian dengan penerapan variabel penelitian, sedangkan kelas kontrol merupakan kelas yang diolah dengan pengajaran teknik konvensional yang dijadikan pembanding dari kelas eksperimen pada hasil akhir penelitian. Tabel 3.1 Rancangan Pelaksanaan Penelitian No. Jenis Kelas Penguasaan Akhir Perlakuan Tes 1 Kelas Eksperimen Menumbuhkan Keterampilan HOT Siswa Penerapan Metode Accelerated Learning Tes Evaluasi HOT dalam Bentuk Uraian Non-objektif 2 Kelas Kontrol Penerapan Metode Konvensional Sumber: Analisis Peneliti, 2017

Upload: others

Post on 18-Oct-2020

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/29171/6/S_TB_1303654_Chapter3.pdf · Metode Penelitian ini mengunakan Metode Kuantitatif, yakni suatu metode yang

Ferra Nugeraha Nurany, 2017 PENERAPAN METODE ACCELERATED LEARNING DALAM UPAYA MENUMBUHKAN KETERAMPILAN HIGHER ORDER THINKING (HOT) SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode Penelitian ini mengunakan Metode Kuantitatif, yakni suatu metode

yang pada perumusan penelitian, penyusunan instrumen, serta analisis data yang

didapat berupa nominal-nominal angka yang dapat dihitung dalam pengujiannya

(Sugiyono, 2015 , hlm. 95). Untuk lebih khususnya kembali, metode penelitian ini

menggunakan Eksperimen Kuantitatif. Hal ini dimaksudkan adalah suatu

penelitian yang didasarkan pada pelaksanaan penelitian dilakukan secara terjun

langsung ke lapangan (tempat penelitian).

B. Desain Penelitian

Desain penelitian dilakukan dengan menggunakan True Experimental Design

dengan pendekatan metode penelitian kuantitatif Posttest Only Control Design.

Desain jenis ini maksudnya adalah penelitian yang hanya mengukur pada

kemampuan akhir Keterampilan Higher Order Thinking (HOT) siswa saja yang

nantinya digunakan sebagai indikator penerapan metode yang digunakan. Untuk

menguji kecocokan metode yang digunakan, maka peneliti melakukan pembagian

kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen adalah kelas yang dijadikan

objek penelitian dengan penerapan variabel penelitian, sedangkan kelas kontrol

merupakan kelas yang diolah dengan pengajaran teknik konvensional yang

dijadikan pembanding dari kelas eksperimen pada hasil akhir penelitian.

Tabel 3.1 Rancangan Pelaksanaan Penelitian

No. Jenis Kelas Penguasaan

Akhir

Perlakuan Tes

1 Kelas

Eksperimen Menumbuhkan

Keterampilan

HOT Siswa

Penerapan Metode

Accelerated Learning

Tes Evaluasi

HOT dalam

Bentuk Uraian

Non-objektif 2 Kelas

Kontrol

Penerapan Metode

Konvensional

Sumber: Analisis Peneliti, 2017

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/29171/6/S_TB_1303654_Chapter3.pdf · Metode Penelitian ini mengunakan Metode Kuantitatif, yakni suatu metode yang

21

Ferra Nugeraha Nurany, 2017 PENERAPAN METODE ACCELERATED LEARNING DALAM UPAYA MENUMBUHKAN KETERAMPILAN HIGHER ORDER THINKING (HOT) SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sumber: Analisis Peneliti, 2017

C. Variabel Penelitian

Variabel Bebas (X) : Penerapan Metode Accelerated Learning

Varibael Terikat (Y) : Keterampilan Higher Order Thinking (HOT)

Siswa

Setelah diketahui variabel bebas dan terikatnya, maka dapat dikaitkan antar

variabel tersebut melalui kerangka berpikir penelitian. Berikut disajikan bagan

mengenai kerangka baerfikir penelitian yang dilaksanakan:

Bagan 3.1 Kerangka Berpikir Penelitian itinjau dari Variabel yang digunakan

D. Pendekatan Tempat dan Waktu

1. Pendekatan Tempat

Lokasi penelitian di Jurusan Teknik Gambar Bangunan SMKN 1

Sumedang yang berlokasi di Jalan Mayor Abdurakhman No. 209, Kabupaten

Sumedang.

Pengolahan Materi Ajar

Guru Murid

Kelas

Kontrol

Kelas

Eksperimen

Metode

Konvensional

Metode Accelerated

Learning (X)

Higher Order

Thinking (Y)

Evaluasi Hasil

Uji X dan Y

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/29171/6/S_TB_1303654_Chapter3.pdf · Metode Penelitian ini mengunakan Metode Kuantitatif, yakni suatu metode yang

22

Ferra Nugeraha Nurany, 2017 PENERAPAN METODE ACCELERATED LEARNING DALAM UPAYA MENUMBUHKAN KETERAMPILAN HIGHER ORDER THINKING (HOT) SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Pendekatan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan pada Semester Genap Tahun Ajaran 2016/2017

yakni pada bulan April hingga Mei 2017.

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi: Siswa Kelas X Jurusan Teknik Gambar Bangunan SMKN 1

Sumedang.

Tabel 3.2 Jumlah Siswa Kelas X Jurusan TGB No Nama Kelas Jumlah Siswa

1. X-B1 38 Siswa

2. X-B2 38 Siswa

3. X-B3 38 Siswa

Jumlah 114 Siswa Sumber: Analisis Peneliti, 2017

2. Sampel : Siswa Kelas X-B2 dan X-B3 Jurusan Teknik Gambar Bangunan

SMKN 1 Sumedang

F. Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2014, hlm. 148) mengemukakan bahwa instrumen

penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun

sosial yang diamati. Oleh sebab itu, maka fungsi instrumen dalam suatu penelitian

itu sangat penting karena difungsikan sebagai alat bantu dalam memecahkan

permasalahan penelitian itu sendiri. Berikut jenis instrument yang digunakan pada

penelitian ini, diantaranya:

1. Tes

Data pencapaian nilai-nilai karakter penelitian dalam penelitian ini terbagi

atas pengujian pada variabel terikat yakni keterampilan HOT dalam bentuk

uraian non-objektiktif. Pengujian penelitian ini dilaksanakan dengan jenis Tes

Evalusi HOT dengan cakupan soal pada bab rangka batang sederhana. Jenis

soal yang diujikan berupa soal uraian dengan lima butir soal yang disesuaikan

dengan kompetensi HOT yang dianjurkan. Tes tulis bentuk uraian

dimaksudkan untuk mengukur kegiatan-kegiatan belajar yang menuntut siswa

untuk menguraikan, mengorganisasikan, dan menyatakan jawaban dengan

kata-katanya sendiri dalam bentuk, teknik, dan gaya yang berbeda satu

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/29171/6/S_TB_1303654_Chapter3.pdf · Metode Penelitian ini mengunakan Metode Kuantitatif, yakni suatu metode yang

23

Ferra Nugeraha Nurany, 2017 PENERAPAN METODE ACCELERATED LEARNING DALAM UPAYA MENUMBUHKAN KETERAMPILAN HIGHER ORDER THINKING (HOT) SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan lainnya (Arifin, 2014, hlm. 58). Oleh sebab itu, tes tulis bentuk uraian

cocok dengan kompetensi yang diharapkan oleh HOT.

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Klasifikasi Ranah Kognitif HOT

No. Klasifikasi Indikator Bobot

1 Mencipta • Mengkreasi ide/gagasan sendiri.

Kata kerja: mengkonstruksi,

desain, kreasi, mengembangkan,

menulis, memformulasikan.

4

2 Analisis • Mensfesifikasi Elemen-Elemen.

Kata Kerja: Membandingakan,

memeriksa, menguji, mengkritisi

4

1 Evaluasi • Mengambil keputusan sendiri.

Kata Kerja: Evaluasi, Menilai,

Menyanggah, memutuskan,

memilih, mendukung

4

Sumber : Iskandar (2015, hlm. 4)

2. Nontes

a. Lembar Observasi Guru

Lembar observasi guru merupakan lembar observasi yang ditujukan

untuk menilai pelaksanaan kerja penelitian yang dilaksanakan oleh guru

itu sendiri. Penilai atau pemantau dalam pengisian itu sendiri sebaiknya

orang yang ahli dibidang pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas.

Dibawah ini disajikan tabel tentang lembar observasi guru:

Tabel 3.4 Lembar Observasi Guru

No Kegiatan Skala Penilaian Jumlah

4 3 2 1 0

1. Pendahuluan

2. Kegiatan Inti

3. Penutup

Sumber : Kunandar (2012)

b. Lembar Observasi Siswa

Lembar observasi siswa merupakan lembar observasi yang

dilaksanakan guru dalam upaya melaksanakan penilaian harian kepada

setiap siswa. Lembar observasi ini dapat difungsikan sebagai salah satu

pertanggungjawaban ketika sudah adanya hasil nilai dari jenis instrumen

tes yang dilaksanakan. Lembar observasi ini terbagi menjadi dua sifat,

yakni lembar observasi bersifat negatif dan positif. Hal ini bertujuan untuk

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/29171/6/S_TB_1303654_Chapter3.pdf · Metode Penelitian ini mengunakan Metode Kuantitatif, yakni suatu metode yang

24

Ferra Nugeraha Nurany, 2017 PENERAPAN METODE ACCELERATED LEARNING DALAM UPAYA MENUMBUHKAN KETERAMPILAN HIGHER ORDER THINKING (HOT) SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menilai kegiatan siswa baik kegiatan yang positif maupun negatif. Berikut

merupakan tabel penilaian lembar observasi siswa :

Tabel 3.5 Lembar Observasi Siswa Bersifat Negatif

No

Nama

Responden

Kegiatan Pro-

sen-

tase 1* 2* 3* 4* 5* 6* 7* 8* 9* 10*

1.

2. Sumber: Kunandar, 2012

Keterangan (*):

1. Mengantuk

2. Mengerjakan tugas lain

3. Mengobrol

4. Keluar masuk kelas

5. Mengganggu siswa lain

6. Melamun

7. Usil

8. Coret-coret dikelas

9. Nyeletuk

10. Pindah- pindah tempat

duduk

Untuk pelaksanaan penilaian pada setiap kolom di tabel 3.5 dilakukan

dengan cara mencontreng (√) bagian kegiatan yang siswa kerjakan, yang

nantianya akan dijumlahkan pada kolom prosentase.

Selain lembar observasi siswa bernilai negatif, berikut disajikan

lembar observasi bernilai positif. Berikut tabel penilaian lembar observasi

siswa bersifat positif:

Tabel 3.6 Lembar Observasi Siswa Bersifat Positif

No. Nama

Responden

Sikap

Sikap

Ingin

Tahu

Sikap

Ilmiah

Percaya

diri

Tanggung

jawab

Berpikir

kritis

1.

2. Sumber : SMKN 1 Sumedang, 2017

Berbeda halnya dengan lembar observasi siswa bernilai negatif, pada

tabel 3.6 ditunjukan untuk menilai kegiatan siswa bernilai positif

dilakukan penilaian dengan memberikan keterangan BT (belum tampak)

yang bernilai 1, MT (Mulai Tampak) bernilai 2, MB (Mulai Berkembang)

bernilai 3, dan MK (Membudayakan) bernilai 4.

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/29171/6/S_TB_1303654_Chapter3.pdf · Metode Penelitian ini mengunakan Metode Kuantitatif, yakni suatu metode yang

25

Ferra Nugeraha Nurany, 2017 PENERAPAN METODE ACCELERATED LEARNING DALAM UPAYA MENUMBUHKAN KETERAMPILAN HIGHER ORDER THINKING (HOT) SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Analisis Data Instrumen Penelitian

1. Uji Validitas

Validitas atau kesahihan menunjukan sejauh mana suatu alat ukur

mampu mengukur apa yang diukur (a valid measure if it successfully

measure the phenomenom) (Siregar, 2014). Sehingga, alat ukur yang dibuat

dapat difungsikan semestinya, dan tidak ada kesalahan dalam penulisan kisi-

kisi maupun soal tersebut.

Pemilihan Uji validitas pada penelitian ini, yakni pengujian yang

digunakan pendapat dari ahli (Judgement Expert). Dalam hal ini setelah

instrumen dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan

berlandaskan teori tertentu, maka selanjtunya dikonsultasikan oleh para ahli

diminta pendapatnya tentang instrument yang telah disusun itu (Sugiyono,

2015, hlm. 128).

Uji validitas yang dilaksanakan dengan bimbingan tiga orang ahli di

bidang Mekanika Teknik. Orang ahli pertama dan kedua yang dipilih adalah

Bapak Tatang, S.IP dan Aseng, S.ST selaku guru Mata Pelajaran Mekanika

Teknik di SMKN 1 Sumedang. Selanjutnya orang ketiga yang dipilih adalah

Ibu Siti Nurasiyah selaku Dosen Mata Kuliah Mekanika Teknik Departemen

Pendidikan Teknik Sipil Universitas Pendidikan Indonesia.

Hasil dari pelaksanaan uji validitas pada penelitian ini menghasilkan lima

butir soal dan lembar jawaban sesuai penulisan yang baik dan benar pada

materi ajar Konstruksi Rangka Batang Sederhana Mata Pelajaran Mekanika

Teknik. Lima butir soal yang telah terbentuk tersebut didasarkan pada

ketentuan soal Higher Order Thinking, Modul Pembelajaran serta Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran yang telah direncanakan.

Dalam penentuan ranah keterampilan HOT dengan bobot yang besar,

PISA memberikan level pada bobot-bobot tersebut untuk mempermudah

penyusunan soal yang diberikan, yakni berupa level 1-6:

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/29171/6/S_TB_1303654_Chapter3.pdf · Metode Penelitian ini mengunakan Metode Kuantitatif, yakni suatu metode yang

26

Ferra Nugeraha Nurany, 2017 PENERAPAN METODE ACCELERATED LEARNING DALAM UPAYA MENUMBUHKAN KETERAMPILAN HIGHER ORDER THINKING (HOT) SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.7 Level Kompetensi oleh PISA

No. Level Karakter Pertanyaan Pada Level Kompetensi

1. 6 Mampu membuat multiple inferensi,perbandingan, dan

mengontraskan informasi secara detail dan akurat.

Mampu mengintegrasi informasi dari wacana yang

berbeda yang kontennya tidak familiar.

2. 5 Menggali informasi dengan cara mengorganisasi

berbagai informasi implisit yang ada dalamwacana,

sehingga diperlukan kemampuan inferensidan

mengintegrasi. Kemampuan ini baik padawacana

familiar ataupun tidak familiar.

3. 4 Menggali informasi dengan cara mengorganisasi

berbagai informasi yang ada pada wacana. Mampu

menginterpretasi wacana yang non familiar.

4. 3 Mengetahui hubungan antar beberapa informasi dalam

wacana. Mampu menginterpretasi wacana dengan cara

mengintegrasikan beberapa bagian dari wacana, selain

itu juga dapat membandingkan, mengontraskan serta

mengkategorisasi.

5. 2 Menunjukkan satu atau lebih informasi yang diperoleh

dengan cara inferensi. Mengetahui ideutama wacana,

memahami hubungan dalam wacana. Namun inferensi

yang dilakukan masih pada tingkatan sederhana

6. 1a Menunjukkan satu atau lebih informasi eksplisit yang

ada dalam teks. Mengetahui tema utama atau tujuan

penulis tentang wacana yang familiar.

7. 1b Menunjukkan satu informasi ekplisit yang terdapat di

bacaan sederhana dengan lokasi yang mudah. Sumber: OECD (2014, hlm. 31)

Berdasarkan pada pelaksanaan judgement expert dan penentuan skala

dari PISA. Berikut kisi-kisi penelitian sebagai acuan penentuan tes evaluasi

HOT:

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/29171/6/S_TB_1303654_Chapter3.pdf · Metode Penelitian ini mengunakan Metode Kuantitatif, yakni suatu metode yang

Ferra Nugeraha Nurany, 2017 PENERAPAN METODE ACCELERATED LEARNING DALAM UPAYA MENUMBUHKAN KETERAMPILAN HIGHER ORDER THINKING (HOT) SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.8 Kisi-Kisi Penelitian pada Bab Menentukan Gaya-Gaya Batang dalam Konstruksi Rangka Batang Sederhana

No Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator Ketercapaiaan Pembelajaran No.

Soal

Klasifi-

kasi soal

(Level

soal)

Ranah

Kogni-

tif

Bobot

1. 3.6 Menganalisis

gaya batang pada

konstruksi rangka

sederhana

3.7 Menghitung

gaya batang pada

konstruksi rangka

sederhana

Pengertian

dasar, Syarat

dan kekakuan

rangka batang

sederhana

1. Mampu menciptakan pemahaman mengenai

pengertian konstruksi rangka batang sederhana.

2. Menganalisis syarat-syarat konstruksi rangka

batang sederhana

3. Mampu memahami tentang konsep kekakuan

rangka batang sederhana

1 1 C5 4

1. Menerapkan syarat-syarat konstruksi rangka

batang sederthana dalam beberapa contoh

bidang konstruksi

2. Mampu menyelesaikan perhitungan dalam

pengujian kekakuan suatu konstruksi rangka

batang sederhana.

2 2 C4 4

Klasifikasi dan

analisis gaya

kesetimbangan

pada suatu

konstruksi

rangka batang

sederhana

1. tentang gaya-gaya yang terjadi dalam

konstruksi rangka batang sederhana

2. Mampu menafsirkan tentang arah gaya-gaya

batang pada konstruksi rangka sederhana

dengan metode ritter.

3 3 C6 4

1. Mampu mengolah penentuan dan tanda arah

gaya-gaya konstruksi rangka sederhana.

2. Mampu menyelesaikan perhitungan terkait

gaya-gaya yang ada pada konstruksi rangka

batang sederhana ditinjau dari jenis

tumpuannya.

4 4 C4 4

Pengunaan 1. Memahami tentang gaya batang pada 5 6 C6 4

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/29171/6/S_TB_1303654_Chapter3.pdf · Metode Penelitian ini mengunakan Metode Kuantitatif, yakni suatu metode yang

Ferra Nugeraha Nurany, 2017 PENERAPAN METODE ACCELERATED LEARNING DALAM UPAYA MENUMBUHKAN KETERAMPILAN HIGHER ORDER THINKING (HOT) SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

metoda ritter

pada konstruksi

rangka batang

sederhana

konstruksi rangka sederhana dengan metoda

ritter.

2. Menganalisis tentang gaya batang pada

konstruksi rangka sederhana dengan metode

ritter.

1. Mampu menyelesaikan perhitungan dalam

penerapan tentang gaya batang pada konstruksi

rangka sederhana dengan metoda ritter pada

masalah nyata.

2. Mampu mengaplikasikan pemahaman tentang

gaya batang pada konstruksi rangka sederhana

dengan metoda ritter pada masalah nyata.

Jumlah Bobot 20

Sumber: Analisis Peneliti, 2017

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/29171/6/S_TB_1303654_Chapter3.pdf · Metode Penelitian ini mengunakan Metode Kuantitatif, yakni suatu metode yang

29

Ferra Nugeraha Nurany, 2017 PENERAPAN METODE ACCELERATED LEARNING DALAM UPAYA MENUMBUHKAN KETERAMPILAN HIGHER ORDER THINKING (HOT) SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Analisis Data Hasil Penelitian

Setelah dilakukan serangkaian penelitian dan mendapatkan berbagai data

kuantitatif, maka akan diuji kembali untuk mengetahui pola dan varian dari

suatu data. Misalnya saja, pengujian data yang didapat apakah termasuk

terhadap normal atau tidak, ataupun juga pengujian hiposis sebagai landasan

ketercapaian pada penelitian ini.

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas dimaksudkan adalah pengujian normal tidaknya data

yang didapat. Jika data terdistribusi normal, maka digunakan statistik

parametrik. Sebaliknya, jika data yang didapat tidak dikategorikan

sebagai data normal maka dapat digunakan pengujian non-parametrik.

Untuk melakukan uji normalitas, maka dilakukan dengan mengikuti

langkah-langkah sebagai berikut:

a. Merangkum data seluruh variabel yang akan diuji normalitasnya.

b. Menentukan jumlah kelas interval

c. Menentukan panjang kelas interval

d. Menyusun kedalam tabel distribusi frekuensi, yang sekaligus

merupakan tabel penolong untuk menghitung harga chi kuadrat

e. Menghitung frekuensi yang diharapkan (fh) dengan cara

mengalikan persentase luas bidang kurva normal dengan jumlah

anggota sampel.

f. Memasukan harga-harga fh ke dalam tabel kolom fh, sekaligus

menghitung harga-harga (fo-fh) dan (𝑓𝑜 + 𝑓ℎ)2

𝑓ℎ dan

menjumlahkannya. Harga (𝑓𝑜 + 𝑓ℎ)2

𝑓ℎ merupakan harga Chi

Kuadrat (X2) hitung.

g. Membandingkan harga Chi Kuadrat hitung dengan Chi Kuadrat

Tabel. Bila harga Chi Kuadrat hitung lebih kecil atau sama

dengan harga Chi Kuadrat tabel (X2HItung ≤ X2

tabel), maka distribusi

data dinyatakan normal, dan bila lebih besar (X2HItung > X2

tabel)

data dinyatakan tidak normal.

(Sugiyono, 2015, hlm. 241)

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/29171/6/S_TB_1303654_Chapter3.pdf · Metode Penelitian ini mengunakan Metode Kuantitatif, yakni suatu metode yang

30

Ferra Nugeraha Nurany, 2017 PENERAPAN METODE ACCELERATED LEARNING DALAM UPAYA MENUMBUHKAN KETERAMPILAN HIGHER ORDER THINKING (HOT) SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Uji Homogenitas

Pengujian nilai homogenitas difungsikan untuk mengetahui

penyebaran data hasil penelitian bersifat homogen/seragam atau tidak.

Nilai yang diujikan pada uji homogenitas adalah nilai dari varians (S2)

dari data yang didapat dari penelitian. Berikut rumus yang dapat

digunakan untuk menghitung dari nilai homogenitas:

F = Varians Terbesar

Varians Terkecil

Berdasarkan hasil yang didapat dari F hitung, maka langkah

selanjutnya adalah membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel. Harga Ftabel

dapat diketahui dengan menentukan nilai dk pembilang (N1-1) dan dk

penyebut (N2-1) dengan penentuan dalam skala ketepatan (99%;

95%;dst). Jika nilai Fhitung<Ftabel, maka dapat disimpulkan data tersebut

homogen, begitupun sebaliknya jika Fhitung>Ftabel maka data yang

didapatkan bersifat tidak homogen.

(Sugiyono, 2015, hlm. 275)

c. Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis yang telah buat, maka perlu digunakannya uji

t-test satu sampel. Keterangan nilai pada homogenitas dapat menentukan

rumus t test yang akan digunakan. Rumus homogenitas yang digunakan

adalah Rumus Polled Varian. Berikut rumus homogenitas yang digunakan:

t=𝑋1 − 𝑋2

√(𝑁1−1) 𝑆12 + (𝑁2−1) 𝑆2

2

𝑁1+𝑁2−2(

1

𝑁1+

1

𝑁1)

Diketahui:

t = Nilai t-tes yang dihitung

Y1 = nilai rata-rata sampel ke-1

Y2 = nilai rata-rata sampel ke-2

S12 = Nilai Signifikan sampel ke-1

S12 = Nilai Signifikan sampel ke-2

N1 = Jumlah Sampel 1

N2 = Jumlah Sampel 2

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/29171/6/S_TB_1303654_Chapter3.pdf · Metode Penelitian ini mengunakan Metode Kuantitatif, yakni suatu metode yang

31

Ferra Nugeraha Nurany, 2017 PENERAPAN METODE ACCELERATED LEARNING DALAM UPAYA MENUMBUHKAN KETERAMPILAN HIGHER ORDER THINKING (HOT) SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah dapat ditentukan hasil perhitungannya, maka data yang

diperoleh dapat dihitung hipotesisinya. Pengujian hipotesis dapat

dilakukan jika adanya perbandingan antara t hitung dengan t tabel dengan

kriteria sebagai berikut:

a) Nilai t hitung ≤ t tabel Ho diterima dan Ha ditolak

b) Nilai t hitung > t tabel Ho ditolak dan Ha diterima

(Sugiyono, 2015, hlm. 273)