bab iii metode penelitian a. metode dan desain...

20
Nida Uddini Amatulloh,2014 Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode pre-eksperimen digunakan untuk melihat pengaruh penerapan pembelajaran berbasis masalah terhadap profil study approach fisika dan kemampuan berpikir kreatif. Penelitian ini menggunakan metode pre- eksperimen karena metode ini dianggap sesuai untuk mengumpulkan informasi atau data yang dipakai guna menentukan pengaruh dari suatu perlakuan yang diberikan secara sengaja dalam penelitian. Metode ini dikatakan pre-eksperimen karena desain ini belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel terikat. Jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel terikat bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel bebas. Hal ini dapat terjadi karena tidak adanya variabel kontrol, dan sampel tidak dipilih secara acak (Sugiyono, 2009, hlm. 109). Secara khusus penelitian ini menggunakan metode korelasi. Menurut Rahmat (2013, hlm. 34) “penelitian korelasi menentukan apakah terdapat hubungan (asosiasi) antara dua variabel atau lebih, serta seberapa jauh korelasi yang ada di antara variabel yang diteliti”. Metode korelasi ini digunakan untuk menentukan hubungan antara study approach dan kemampuan berpikir kreatif. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain one-group pretest-posttest, dimana dilakukan dua kali pengambilan data, yaitu sebelum (pre-test) dan setelah sampel mendapatkan perlakuan (post-test). Desain ini digambarkan sebagai berikut. Tabel 3.1. Desain Penelitian Pre-test Treatment Post-test

Upload: ngokien

Post on 11-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/12711/6/S_FIS_1002388_Chapter3.pdf · kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP Universitas

Nida Uddini Amatulloh,2014 Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Metode pre-eksperimen digunakan untuk melihat pengaruh penerapan

pembelajaran berbasis masalah terhadap profil study approach fisika dan

kemampuan berpikir kreatif. Penelitian ini menggunakan metode pre-

eksperimen karena metode ini dianggap sesuai untuk mengumpulkan

informasi atau data yang dipakai guna menentukan pengaruh dari suatu

perlakuan yang diberikan secara sengaja dalam penelitian. Metode ini

dikatakan pre-eksperimen karena desain ini belum merupakan eksperimen

sungguh-sungguh karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh

terhadap terbentuknya variabel terikat. Jadi hasil eksperimen yang merupakan

variabel terikat bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel bebas. Hal ini

dapat terjadi karena tidak adanya variabel kontrol, dan sampel tidak dipilih

secara acak (Sugiyono, 2009, hlm. 109).

Secara khusus penelitian ini menggunakan metode korelasi. Menurut

Rahmat (2013, hlm. 34) “penelitian korelasi menentukan apakah terdapat

hubungan (asosiasi) antara dua variabel atau lebih, serta seberapa jauh korelasi

yang ada di antara variabel yang diteliti”. Metode korelasi ini digunakan untuk

menentukan hubungan antara study approach dan kemampuan berpikir kreatif.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain

one-group pretest-posttest, dimana dilakukan dua kali pengambilan data, yaitu

sebelum (pre-test) dan setelah sampel mendapatkan perlakuan (post-test).

Desain ini digambarkan sebagai berikut.

Tabel 3.1. Desain Penelitian

Pre-test Treatment Post-test

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/12711/6/S_FIS_1002388_Chapter3.pdf · kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP Universitas

29

Nida Uddini Amatulloh,2014 Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

O1 X O2

( Sugiyono, 2009)

Keterangan :

O1 = Tes awal (pre-test) dilakukan sebelum siswa diberikan perlakuan

dengan model pembelajaran berbasis masalah.

O2 = Tes akhir (post-test) dilakukan setelah siswa diberikan perlakuan

dengan model pembelajaran berbasis masalah

X = Perlakuan (treatment) dengan menerapkan model pembelajaran berbasis

masalah

B. Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian adalah pola pikir yang menunjukkan hubungan

antar variabel yang akan diteliti (Rahmat, 2013, hlm. 63). Paradigma

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma ganda

dengan dua variabel terikat. Pola hubungan antara ketiga variable dapat dilihat

dalam gambar di bawah ini.

Gambar 3.1. Pola Paradigma Ganda Dengan Dua Variabel Terikat

Keterangan :

Y = Pembelajaran Berbasis Masalah

X1 = Profil Study Approach

X2 = Kemampuan Berpikir Kreatif

rxy = Koefisien korelasi

C. Subjek Penelitian

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/12711/6/S_FIS_1002388_Chapter3.pdf · kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP Universitas

30

Nida Uddini Amatulloh,2014 Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau

subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannnya (Sugiyono,

2009. hlm. 117). Pada penelitian ini, populasi target adalah seluruh siswa di

suatu SMP Negeri di Kota Bandung, sedangkan populasi terjangkau adalah

siswa kelas VIII di suatu SMP Negeri di Kota Bandung.

Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah siswa salah satu

kelas VIII suatu SMP Negeri di Kota Bandung dengan jumlah 31 orang siswa

yang terdiri dari siswa laki-laki dan siswa perempuan. Menurut Rahmat (2013,

hlm. 114), sampel adalah sub dari seperangkat elemen yang dipilih untuk

dipelajari. Teknik penarikan sampel yang dilakukan adalah purposive

sampling. Teknik purposive sampling dilakukan dengan cara memilih sampel

dari suatu populasi berdasarkan informasi yang tersedia serta sesuai dengan

penelitian yang sedang berjalan, sehingga perwakilannya terhadap populasi

dapat dipertanggungjawabkan (Rahmat, 2013. hlm. 128).

D. Definisi Operasional

1. Study Approach

Study approach atau pendekatan belajar adalah cara yang

dilakukan oleh siswa untuk merespon pembelajaran dan belajar, baik

selama proses pembelajaran maupun di luar proses pembelajaran. Pada

penelitian ini ada dua macam study approach yang diteliti, yaitu deep

approach dan surface approach, dengan empat kriteria surface approach

(lack of purpose, unrelated memorising, syllabus-boundness, fear of

failure) dan empat kriteria deep approach (seeking meaning, relating ideas,

use of evidence, dan interest in ideas). Study approach ini diukur dengan

menggunakan 32 butir instrumen yang diambil dari instrumen yang

bernama Approach to Study Skills Inventory for Students (ASSIST).

Instrumen tersebut berbentuk kalimat pernyataan, nomor ganjil merupakan

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/12711/6/S_FIS_1002388_Chapter3.pdf · kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP Universitas

31

Nida Uddini Amatulloh,2014 Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pernyataan untuk deep approach dan nomor genap untuk surface

approach. Profil study approach dapat diketahui dengan cara

membandingkan dan menganalisis hasil skor pre-test dengan hasil skor

post-test dari deep approach dan surface approach.

2. Berpikir Kreatif

Berpikir kreatif adalah suatu proses berpikir yang menghasilkan

bermacam-macam kemungkinan jawaban ketika merespon permasalahan

yang diberikan. Berpikir kreatif ini memiliki beberapa indikator,

diantaranya adalah keaslian (originality), keluwesan (flexibility),

kelancaran (fluency), dan penguraian (elaboration). Kemampuan berpikir

kreatif diukur dengan menggunakan instrumen tes uraian terbuka yang

berjumlah 12 soal yang aktivitasnya mengacu pada tes The Torrance Test

of Creative Thinking (TTCT) yang terdiri atas 5 kegiatan verbal, yaitu : (1)

membuat pertanyaan (asking); (2) menebak sebab akibat; (3) menebak

akibat dari peristiwa; (4) mengembangkan manfaat suatu benda;dan (5)

membuat tebakan.

3. Pembelajaran Berbasis Masalah

Pembelajaran berbasis masalah adalah pembelajaran yang

mengarahkan siswa memahami konsep dan materi melalui proses

pemecahan masalah, dengan tahapan-tahapan sebagai berikut: (1)

Orientasi siswa pada masalah; (2) Mengorganisasi siswa untuk belajar; (3)

Membimbing pengalaman individual/kelompok; (4) Mengembangkan dan

menyajikan hasil karya; dan (5) Menganalisis dan mengevaluasi proses

pemecahan masalah. Keterlaksanaan model pembelajaran berbasis

masalah diukur dengan menggunakan lembar observasi keterlaksanaan

aktivitas guru dan siswa yang mengacu pada langkah-langkah model

pembelajaran berbasis masalah.

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/12711/6/S_FIS_1002388_Chapter3.pdf · kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP Universitas

32

Nida Uddini Amatulloh,2014 Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

E. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di suatu SMP Negeri di Kota Bandung.

Adapun waktu penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun

2014/2015 dengan tiga tahapan pelaksanaan, yaitu :

1. Tahap Persiapan Penelitian

a. Studi literatur untuk memperoleh konsep dan teori yang sesuai dengan

permasalahan yang akan dikaji.

b. Studi pendahuluan untuk memperoleh gambaran awal tentang proses

pembelajaran di kelas, respon siswa terhadap pembelajaran fisika,cara

siswa belajar, prestasi siswa dan minat siswa terhadap mata pelajaran

fisika.

c. Telaah Kurikulum 2013 untuk menentukan kompetensi dasar yang

hendak dicapai.

d. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan Skenario

Pembelajaran sesuai dengan Pembelajaran Berbasis Masalah.

e. Menyusun instrumen penelitian.

f. Melakukan uji coba instrumen dengan membagikan instrumen tes

berpikir kreatif dan Approach and Study Skills Inventory for Students

kepada siswa untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrument

yang akan digunakan dalam penelitian.

g. Melakukan analisis uji coba instrumen dan revisi instrumen penelitian

yang belum atau kurang sesuai.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

a. Memberikan tes awal (pre-test) untuk mengetahui profil study

approach dan kemampuan berpikir kreatif siswa sebelum diberi

perlakuan (treatment).

b. Mengolah data hasil pre-test.

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/12711/6/S_FIS_1002388_Chapter3.pdf · kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP Universitas

33

Nida Uddini Amatulloh,2014 Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

c. Menerapkan pembelajaran berbasis masalah pada proses belajar

mengajar di kelas dalam jangka waktu tiga kali pertemuan (8x40

menit).

d. Memberikan tes akhir (post-test) untuk mengetahui profil study

approach dan kemampuan berpikir kreatif siswa setelah diberi

perlakuan.

e. Mengolah data hasil post-test.

f. Melakukan analisis terhadap hasil pre-test dan post-tes, kemudian

membandingkan keduanya untuk mendapatkan gambaran tentang ada

atau tidaknya perubahan study approach dan peningkatan kemampuan

berpikir kreatif setelah diberikan perlakuan.

3. Tahap Akhir Penelitian

a. Melakukan analisis dan evaluasi terhadap persiapan, pelaksanaan , dan

hasil penelitian.

b. Melakukan penulisan laporan penelitian dalam bentuk skripsi.

Secara garis besar, alur penelitian dapat digambarkan seperti berikut.

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/12711/6/S_FIS_1002388_Chapter3.pdf · kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP Universitas

34

Nida Uddini Amatulloh,2014 Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 3.2. Bagan Alur Penelitian

F. Instrumen Penelitian

Penelitian ini melibatkan dua macam instrumen utama yang berupa tes

dan non tes. Instrumen tes digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/12711/6/S_FIS_1002388_Chapter3.pdf · kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP Universitas

35

Nida Uddini Amatulloh,2014 Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kreatif sedangkan instrumen non tes digunakan untuk mengukur study

approach dan keterlaksanaan model pembelajaran berbasis masalah.

Tes merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan dalam rangka

melaksanakan kegiatan pengukuran yang di dalamnya terdapat berbagai

pertanyaan, pernyataan atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau

dijawab oleh peserta didik untuk mengukur aspek perilaku peserta didik

(Arifin, 2009, hlm 118). Tes tertulis atau sering disebut paper and pencil test

adalah tes yang menuntut jawaban dari peserta didik dalam bentuk tertulis.

Berikut penjelasan mengenai instrumen penelitian yang digunakan :

1. Kemampuan Berpikir Kreatif

Tes kemampuan berpikir kreatif yang digunakan adalah tes uraian

terbuka yang aktivitasnya mengacu pada The Torrance Test of Creative

Thinking (TTCT) yang disusun oleh Paul Torrance. TTCT terdiri atas dua

jenis tes, yaitu tes verbal dan tes gambar. Instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini berupa tes verbal yang berjumlah 12 soal uraian terbuka

dengan skor maskimum tiga untuk setiap soal, dan skor maksimum 36

untuk semua soal. Tes verbal terdiri atas 7 jenis kegiatan, yaitu:

(1). Membuat pertanyaan (asking)

(2). Menebak sebab akibat

(3). Menebak akibat dari peristiwa

(4). Mengembangkan manfaat suatu benda

(5). Menggunakan sesuatu dengan cara-cara yang luar biasa

(6). Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang luar biasa

(7). Membuat tebakan

Dari ketujuh jenis kegiatan tersebut, hanya lima jenis kegiatan

yang digunakan dalam penyusunan tes kemampuan berpikir kreatif.

Indikator kemampuan berpikir kreatif yang diukur dalam penelitian ini

adalah fluency, originality, flexibility, dan elaboration dengan kisi-kisi

soal tes yang terdapat pada tabel 3.2 berikut.

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/12711/6/S_FIS_1002388_Chapter3.pdf · kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP Universitas

36

Nida Uddini Amatulloh,2014 Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 3.2. Kisi-kisi Soal Tes Kemampuan Berpikir Kreatif

No Aspek Jenis Kegiatan Indikator No

Soal

1 Fluency

Menebak sebab-

sebab

Siswa mampu mengemukakan

penyebab dari munculnya

permasalahan yang diberikan

secara lancar

3A

Membuat

pertanyaan

Siswa mampu membuat

pertanyaan sebanyak mungkin

mengenai permasalahan yang

diberikan secara lancar

6

Menebak sebab-

sebab

Siswa mampu mengemukakan

penyebab dari munculnya

permasalahan yang diberikan

secara lancar

9

2 Flexibility

Menebak akibat

dari peristiwa

Siswa mampu mengemukakan

akibat yang muncul dari

permasalahan yang diberikan

sebanyak mungkin dari sudut

pandang yang berbeda

3B

Membuat

pertanyaan

Siswa mampu membuat

pertanyaan sebanyak mungkin

dari sudut pandang yang

berbeda dalam menghadapi

suatu masalah

7

Menebak sebab-

sebab

Siswa mampu mengemukakan

penyebab dari munculnya

permasalahan yang diberikan

sebanyak mungkin dari sudut

pandang yang berbeda

10

3 Originality

Mengembangkan

manfaat suatu

benda

Siswa mampu mengembangkan

manfaat suatu benda yang

berupa gagasan baru dan unik

serta berbeda dari yang lain

4

Mengembangkan

manfaat suatu

benda

Siswa mampu mengembangkan

manfaat suatu benda yang

berupa gagasan baru dan unik

serta berbeda dari yang lain

5

Mengembangkan

manfaat suatu

benda

Siswa mampu mengembangkan

manfaat suatu benda yang

berupa gagasan baru dan unik

serta berbeda dari yang lain

11

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/12711/6/S_FIS_1002388_Chapter3.pdf · kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP Universitas

37

Nida Uddini Amatulloh,2014 Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4 Elaboration

Membuat tebakan

Siswa mampu membuat tebakan

secara terperinci 1

Menebak akibat

dari peristiwa

Siswa mampu mengemukakan

penyebab dari timbulnya

permasalahan yang diberikan

secara terperinci

2

Menebak sebab-

sebab

Siswa mampu mengemukakan

penyebab dari munculnya

permasalahan yang diberikan

secara terperinci

8

Untuk mengetahui kelayakan instrumen tes untuk mengukur

kemampuan berpikir kreatif, dilakukan pengujian instrumen sebagai

berikut :

a) Penilaian Ahli

Penilaian ahli dilakukan sebelum pelaksanaan uji coba

instrumen. Hasil penilaian instrumen tersebut dapat dilihat pada

lampiran A. 4.

b) Validitas Butir Soal

Pengujian validitas instrument tes berpikir kreatif dilakukan

dengan menggunakan rumus korelasi Pearson Product Moment, Arifin

(2009) yaitu:

∑ (∑ )

√* ∑ (∑ )+* ∑ (∑ )+ ( )

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan Y

n = banyaknya data

∑X = jumlah variabel X

∑Y = jumlah variabel Y

∑X2 = jumlah variabel X kuadrat

∑Y2

= jumlah variabel Y kuadrat

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/12711/6/S_FIS_1002388_Chapter3.pdf · kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP Universitas

38

Nida Uddini Amatulloh,2014 Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Kriteria yang digunakan untuk uji validitas butir tes instrument

dianggap memenuhi syarat kesahihan, jika mempunyai koefisien

korelasi rhitung lebih besar dari rtabel pada taraf nyata α = 0,05.

Berikut adalah tabel interpretasi nilai validitas yang digunakan

untuk menentukan kriteria validitas soal yang diujikan.

Tabel 3.3 Interpretasi Nilai Validitas

Nilai Validitas Kriteria Validitas

0,800 - 1,000 Sangat Tinggi

0,600 - 0,800 Tinggi

0,400 - 0,600 Cukup

0,200 - 0,400 Rendah

0,000 - 0,200 Sangat Rendah

(Arikunto, 2010)

Pada penelitian ini, dilakukan uji coba terhadap 20 butir soal

dengan hasil validitas ditunjukan pada tabel 3.4. Butir soal yang

selanjutnya digunakan pada pre-test dan post-test adalah butir soal

dengan kriteria validitas cukup dan tinggi.

Tabel 3.4. Klasifikasi Hasil Uji Validitas Butir Soal Tes Kemampuan

Berpikir Kreatif

Kriteria Validitas Nomor Butir Soal

Tinggi 12, 13, 15

Cukup 1A, 3, 4, 5, 7, 8A, 9, 10A, 10B, 11, 14

Rendah 1B, 2, 6, 8B, 10C

Sangat Rendah 16

c) Reliabilitas

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/12711/6/S_FIS_1002388_Chapter3.pdf · kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP Universitas

39

Nida Uddini Amatulloh,2014 Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tes kemampuan berpikir kreatif merupakan soal dengan bentuk

uraian, karenanya untuk mengukur realiabilitas instrumen ini

digunakan rumus Alpha Cronbach, yaitu :

(

) (

) ( )

Keterangan:

r11 = reliabilitas intrumen

k = banyaknya butir pertanyaan atau soal

Untuk memperoleh jumlah varians butir, terlebih dahulu dicari

varians setiap butir, kemudian dijumlahkan.

( )

( )

( )

( )

Keterangan:

Berikut adalah tabel interpretasi nilai reliabilitas yang

digunakan untuk menentukan kriteria reliabilitas soal yang diujikan.

Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Reliabilitas

Nilai Reliabilitas Kriteria Reliabilitas

0,81 < r ≤ 1,00 Sangat Tinggi

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/12711/6/S_FIS_1002388_Chapter3.pdf · kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP Universitas

40

Nida Uddini Amatulloh,2014 Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

0,61 < r ≤ 0,80 Tinggi

0,41 < r ≤ 0,60 Cukup

0,21 < r ≤ 0,40 Rendah

0,00 < r ≤ 0,20 Sangat Rendah

(Arikunto, 2010)

Dari hasil uji reliabilitas instrumen tes kemampuan berpikir

kreatif yang terdapat pada lampiran A.5, didapatkan nilai reliabilitas

instrumen sebesar 0,736 dengan kriteria reliabilitas tinggi.

d) Tingkat Kesukaran Butir Soal

Cara menghitung tingkat kesukaran untuk soal bentuk uraian

adalah menghitung berapa persen peserta didik yang gagal menjawab

benar atau ada di bawah batas lulus (passing grade) untuk tiap-tiap

soal (Arifin, 2009, hlm 273). Untuk menafsirkan tingkat kesukaran

soalnya dapat digunakan kriteria sebagai berikut:

1) Jika jumlah peserta didik yang gagal mencapai 27%, termasuk

mudah.

2) Jika jumlah peserta didik yang gagal antara 28% sampai dengan

72%, termasuk sedang.

3) Jika jumlah peserta didik yang gagal 72% ke atas, termasuk sukar.

Tabel 3.6 di bawah ini merupakan klasifikasi data hasil uji coba

tingkat kesukaran butir soal instrumen tes kemampuan berpikir kreatif.

Tabel 3.6. Klasifikasi Hasil Uji Tingkat Kesukaran Butir Soal Tes

Kemampuan Berpikir Kreatif

Klasifikasi Tingkat

Kesukaran Butir Soal Nomor Butir Soal

Mudah 1A

Sedang 1B, 2, 3, 4, 6, 7, 8B

Sukar 5, 8A, 9, 10A, 10B, 10C, 11, 12, 13, 14, 15, 16

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/12711/6/S_FIS_1002388_Chapter3.pdf · kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP Universitas

41

Nida Uddini Amatulloh,2014 Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

e) Daya Pembeda

Teknik yang digunakan untuk menghitung daya pembeda soal

bentuk uraian adalah menghitung perbedaan dua rata-rata (mean),

yaitu antara rata-rata dari kelompok atas dengan rata-rata dari

kelompok bawah untuk tiap-tiap soal dengan menggunakan persamaan

berikut (Arifin, 2009, hlm 277).

( )

√(

( ))

( )

Keterangan:

= rata-rata dari kelompok atas

= rata-rata dari kelompok bawah

= jumlah kuadrat deviasi individual dari kelompok atas

= jumlah kuadrat deviasi individual dari kelompok bawah

= 27% x N (baik untuk kelopok atas maupun kelompok bawah)

Berikut adalah tabel interpretasi nilai daya pembeda yang

digunakan untuk menentukan kriteria daya pembeda soal yang diujikan.

Tabel 3.7. Interpretasi Nilai Daya Pembeda

Nilai Daya Pembeda Kriteria Daya Pembeda

0,40 - 1,00 Sangat Baik

0,30 - 0,39 Baik

0,20 - 0,29 Cukup

0,00 - 0,19 Buruk

(Arifin, 2009)

Tabel 3.8 di bawah ini menunjukkan klasifikasi data hasil uji

coba daya pembeda butir soal instrumen tes kemampuan berpikir

kreatif. Butir soal yang selanjutnya digunakan pada pre-test dan post-

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/12711/6/S_FIS_1002388_Chapter3.pdf · kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP Universitas

42

Nida Uddini Amatulloh,2014 Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

test adalah butir soal dengan kriteria daya pembeda cukup, baik, dan

sangat baik.

Tabel 3.8. Klasifikasi Hasil Uji Daya Pembeda Butir Soal Tes

Kemampuan Berpikir Kreatif

Klasifikasi Daya Pembeda Nomor Butir Soal

Sangat Baik 1A, 7, 8A, 13

Baik 3, 4, 8B

Cukup 6, 9, 10A, 10B, 10C, 11, 12, 14, 15

Buruk 1B, 2, 5, 16

Setelah dilakukan pengolahan data dan analisis, dari 20 butir soal

yang diujikan hanya 12 butir soal yang selanjutnya digunakan pada pre-

test dan post-test kemampuan berpikir kreatif. Hasil rekapitulasi uji

instrumen secara keseluruhan dapat dilihat pada lampiran A.5.

2. Study Approach

Untuk mengukur study approach digunakan instrument non tes

jenis angket yang bernama Approach and Study Skills Inventory for

Students (ASSIST) yang dikembangkan oleh Entwistle dan Ramsed,

dengan kisi-kisi instrumen sebagai berikut.

Tabel 3.9. Kisi-kisi Instrumen Deep Approach

No Aspek Deep Approach Nomor Butir Soal

1 Seeking Meaning 1, 3, 5, 7

2 Relating ideas 9, 11, 13, 15

3 Use of Evidence 17, 19, 21, 23

4 Interest in Idea 25, 27, 29, 31

Tabel 3.10. Kisi-kisi Instrumen Surface Approach

No Aspek Surface Approach Nomor Butir Soal

1 Lack of purpose 2, 4, 6, 8

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/12711/6/S_FIS_1002388_Chapter3.pdf · kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP Universitas

43

Nida Uddini Amatulloh,2014 Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2 Unrelated memorising 10, 12, 14, 16

3 Syllabus-boundness 18, 20, 22, 24

4 Fear of failure 26, 28, 30, 32

Instrumen study approach merupakan instrumen berbahasa Inggris,

dan berbentuk kalimat pernyataan dengan lima pilihan respon, yaitu:

Setuju; Sedikit Setuju; Tidak Yakin; Sedikit Tidak Setuju; dan Tidak

Setuju. Agar dapat digunakan dalam penelitian ini, instrumen tersebut

diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia serta dilakukan penyesuaian

konten agar sesuai dengan tujuan penelitian, dan penyesuaian bahasa agar

kalimat dalam angket mudah dipahami oleh subjek penelitian.

3. Lembar Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Selain kedua instrumen tersebut, digunakan pula lembar observasi

keterlaksanaan aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam model

pembelajaran berbasis masalah, untuk mengukur keterlaksanaan model

pembelajaran berbasis masalah (dapat dilihat pada lampiran C.3).

G. Teknik Pengumpulan Data

Data dikumpulkan dengan menggunakan instrument tes dan non tes.

Dalam penelitian ini terdapat dua instrument pokok yang digunakan yaitu :

a. Variabel profil study Approach (X1) dengan mengambil data penilaian

hasil Approach and Study Skills Inventory for Students

b. Variabel kemampuan berpikir kreatif (X2) melalui tes berpikir kreatif

yang mengacu pada empat sifat yang menjadi ciri kemampuan berpikir

kreatif yaitu kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility), keaslian

(originality), dan penguaraian (elaboration).

H. Teknik Pengolahan Data

1. Kemampuan Berpikir Kreatif

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/12711/6/S_FIS_1002388_Chapter3.pdf · kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP Universitas

44

Nida Uddini Amatulloh,2014 Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Setelah dilakukan uji coba instrumen terhadap 20 butir soal,

diambilah 12 soal dari 20 soal tersebut yang dinilai sesuai dan dapat

dijadikan sebagai alat ukur kemampuan berpikir kreatif. Tes dilakukan

sebanyak dua kali, yaitu sebelum (pre-test) dan setelah (post-test)

perlakuan. Ada atau tidaknya peningkatan kemampuan berpikir kreatif

siswa dapat ditentukan dari besar Gainnya ( selisih antara skor post test

dan pre test). N-gain adalah gain yang dinormalisasi, N-gain dihitung

sebagai berikut :

|

|

Hasil perhitungan N-gain tersebut kemudian dikategorikan ke

dalam tiga kategori, yakni :

Tabel 3.11. Interpretasi Nilai N-gain

Nilai N-gain Kriteria

N-gain > 0,7 Tinggi

0,3 ≤ N-gain ≤ 0,7 Sedang

N-gain < 0,3 Rendah

(Hake, 1998) dalam Chaerunisa (2013)

Selain mengukur peningkatan kemampuan berpikir kreatif secara

keseluruhan, dilakukan pula pengukuran peningkatan untuk setiap aspek

kemampuan berpikir kreatif (kelancaran, keluwesan, keaslian, dan

elaborasi) untuk mengetahui aspek mana yang paling tinggi

peningkatannya.

2. Study Approach

Sama halnya dengan tes kemampuan berpikir kreatif, instrumen

study approach yang berbentuk angketpun diberikan sebelum dan setelah

perlakuan, hal tersebut bertujuan untuk melihat profil study approach

siswa sebelum dan setelah perlakuan.

Page 18: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/12711/6/S_FIS_1002388_Chapter3.pdf · kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP Universitas

45

Nida Uddini Amatulloh,2014 Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Angket study approach terdiri dari 32 pernyataan yang merupakan

gabungan dari aspek deep approach dan aspek surface approach. Pada

aspek deep approach skor masing-masing pernyataan dikelompokan

sesuai aspeknya dan kemudian di jumlahkan (skor aspek Seeking Meaning

= skor P1 + skor P3+ skor P5 + skor P7) , untuk mendapatkan skor deep

approach, dilakukan penjumlahan masing-masing skor dari aspek deep

approach (DA = SM+RI+UE+II) penskoran untuk aspek surface

Approach dilakukan sama seperti penskoran pada aspek depp approach.

Setelah mendapatkan skor rata-rata aspek deep approach dan aspek

surface approach pada pre-test dan post-test, langkah selanjutnya adalah

membandingkan kedua skor pre-test dan post-test test tersebut. Jika skor

post-test untuk aspek deep approach lebih besar dari skor pre-testnya dan

skor post-test lebih kecil dari skor pre-testnya, maka study approach siswa

setelah perlakuan mengarah ke deep approach. Jika yang terjadi adalah

sebaliknya, maka setelah perlakuan study approach siswa mengarah ke

surface approach.

3. Keterlaksanaan Pembelajaran Berbasis Masalah

Data yang diolah merupakan data yang diambil dari lembar

observasi keterlaksanaan model pembelajaran berbasis masalah. Lembar

observasi tersebut terdiri dari dua aktivitas, yaitu aktivitas guru dan

aktivitas siswa. Format observasi ini berbentuk checklist dengan pilihan

“ya” dan “tidak” pada kolom keterlaksanaan. Data dari ketiga observer

kemudian digabungkan dalam satu tabel (dapat dilihat pada lampiran D.3).

Jika dua observer menyatakan kegiatan terlaksana, dan satu observer

menyatakan tidak terlaksana, maka kegiatan tersebut disimpulkan

terlaksana, dan jika dua observer menyatakan kegiatan tidak terlaksana,

dan satu observer menyatakan terlaksana, maka kegiatan tersebut

disimpulkan tidak terlaksana. Setelah mengambil kesimpulan dari tiga

Page 19: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/12711/6/S_FIS_1002388_Chapter3.pdf · kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP Universitas

46

Nida Uddini Amatulloh,2014 Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

penilaian observer tersebut, data yang diperoleh diubah ke dalam bentuk

persentase dengan menggunakan persamaan :

( )

Berikut adalah tabel 3.12 yang menunjukan persentase keterlaksanaan

pembelajaran yang digunakan untuk menentukan kategori keterlaksanaan

pembelajaran.

Tabel 3.12. Interpretasi Persentase Keterlaksanaan Pembelajaran

Keterlaksanaan Pembelajaran (%) Kategori

0 - 33 Kurang

34 - 67 Cukup

68 - 100 Baik

(Mundilarto, 2012) dalam Sonia (2014)

4. Korelasi antara Study Approach dengan Kemampuan Berpikir Kreatif

Korelasi berfungsi untuk menguji hubungan linier antara satu

variabel dengan variabel lainnya. Korelasi positif menunjukan bahwa

perubahan satu variabel diikuti dengan perubahan variabel lainnya dengan

arah perubahan yang sama, sebaliknya korelasi negatif menunjukan bahwa

perubahan satu variabel diikuti dengan perubahan variabel lain dengan

arah yang berlawanan (Suliyanto, 2012, hlm. 160).

Koefisien korelasi antara dua variabel dihitung dengan terlebih

dahulu melalukan uji normalitas data. Uji normalitas data yang digunakan

adalah uji normalitas Kolmogorov Smirnov, pengujian data tersebut dipilih

karena data yang diuji merupakan data yang tidak terdistribusi atau tidak

bergolong. Konsep dasar dari uji normalitas Kolmogorov Smirnov adalah

dengan membandingkan distribusi data (yang akan diuji normalitasnya

dengan distribusi normal baku. Distribusi normal baku adalah data yang

telah ditransformasikan ke dalam bentuk Z-Score dan diasumsikan normal

(Hidayat, 2012).

Page 20: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/12711/6/S_FIS_1002388_Chapter3.pdf · kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP Universitas

47

Nida Uddini Amatulloh,2014 Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Jika kedua data terdistribusi normal maka dilanjutkna dengan

melakukan uji Kelinieran Regresi, dan kemudian setelah dilakukan uji

Kelinier Regresi menunjukan persamaan garis linier, maka teknik korelasi

Product Moment dengan angka simpangan dapat digunakan untuk

menghitung koefisien korelasinya.

√( )( ) ( )

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi

Σxy = jumlah produk x dan y

Σx2 = jumlah produk x kuadrat

Σy2 = jumlah produk y kuadrat

Untuk menentukan kriteria dari korelasi tersebut, maka dapat

diinterpretasikan kedalam tabel 3.8 berikut.

Tabel 3.13 Interpretasi Nilai Korelasi

Nilai r Kriteria

0,81 - 1,00 Sangat Tinggi

0,61 - 0,80 Tinggi

0,41 - 0,60 Cukup

0,21 - 0,40 Rendah

0,00 - 0,20 Sangat Rendah

(Arifin, 2009)