bab iii metode penelitian a. lokasi dan subjek...
TRANSCRIPT
32
Febi Rosalia Indah, 2014
Hubungan antara Kelekatan dengan Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini bertempat di SDN Sukagalih Bandung yang berlokasi di Jalan
Sukagalih No. 108, Bandung.
2. Populasi Penelitian
Populasi merupakan keseluruhan objek yang digunakan dalam penelitian
(Arikunto, 2006:130). Dalam penelitian ini, menggunakan populasi siswa kelas 6
SDN Sukagalih Bandung yang berjumlah 88 orang.
3. Sampel dan Teknik Sampling Penelitian
Menurut Arikunto (2006), sampel merupakan bagian dari populasi dalam
penelitian. Apabila responden kurang dari 100 orang lebih baik diambil
seluruhnya, sehingga penelitian yang dilakukan termasuk penelitian populasi.
Sebaliknya, untuk jumlah responden lebih dari 100 orang atau lebih, maka sample
yang digunakan sejumlah 10%-15% dari keseluruhan responden sampai dengan
20%-25% atau lebih, sesuai dengan:
a. Kesanggupan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana.
b. Lokasi pengamatan, karena dapat berpengaruh pada banyak atau sedikitnya
responden.
c. Resiko yang kemungkinan didapat oleh peneliti ketika melakukan peneltian.
(Arikunto, 2006:131)
33
Febi Rosalia Indah, 2014
Hubungan antara Kelekatan dengan Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Karena populasi siswa kelas 6 SDN Sukagalih Bandung berjumlah 88 orang,
maka sampel yang diambil adalah sebanyak 88 orang. Jadi penelitian ini
merupakan penelitian populasi.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugioyono (2009),
metode penelitian kuantitatif yaitu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
positivism dan digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik
pengambilan sampel metode peneltian ini, pada umumnya dilakukan secara random.
Sedangkan pengumpulan data dapat menggunakan instrumen penelitian dan analisis
data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang
telah ditetapkan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Metode
penelitian korelasional, yaitu penelitian yang dapat mencari tahu hubungan antara
variabel-variabel dan melihat bagaimana hubungan tersebut dapat terjadi (Sugiyono,
2009). Penelitian ini menggunakan metode korelasional karena ingin mendapatkan
gambaran yang jelas mengenai hubungan antara kelekatan siswa pada guru dengan
motivasi belajar siswa.
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah gaya kelekatan dan motivasi belajar, definisi
operasional dari kedua variabel tersebut yaitu:
1. Gaya kelekatan merupakan hubungan yang terjalin secara emosional yang kuat
antara anak dengan figur lekatnya, dalam hal ini digambarkan oleh siswa dengan
gurunya. Gaya kelekatan ini dapat diungkap melalui tiga dimensi gaya kelekatan
menurut Ainsworth (1978) yaitu gaya kelekatan aman, cemas dan menghindar.
a. Gaya Kelekatan Aman ditandai dengan: siswa merasa senang dengan kelekatan
dan kekariban yang terjalin dengan guru
34
Febi Rosalia Indah, 2014
Hubungan antara Kelekatan dengan Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Gaya Kelekatan Cemas ditandai dengan: siswa merasa cemas jika ditolak dan
diterlantarkan oleh guru.
c. Gaya Kelekatan Menolak ditandai dengan: siswa tidak senang atau menolak jika
berada di dekat guru.
2. Variabel yang berikutnya adalah motivasi belajar. Motivasi belajar merupakan
dorongan seorang siswa untuk belajar agar mendapat atau mencapai tujuan yang
diinginkan. Tinggi rendahnya motivasi belajar, dilihat dari indikator
sebagaimana dikemukakan oleh Makmun (2003:40), yaitu:
1. Jumlah waktu yang diluangkan siswa untuk belajar.
2. Seberapa sering siswa belajar di sekolah maupun di rumah.
3. Fokus siswa untuk mendapat atau mencapai tujuan yang diinginkan.
4. Siswa tidak mudah putus asa ketika mendapat kesulitan dan berusaha mencari
jalan keluarnya.
5. Pengorbanan siswa dari segi moral maupun materil untuk mencapai tujuan.
6. Tingkat tujuan yang ingin diraih siswa.
7. Prestasi yang sudah didapat dengan usaha siswa.
8. Sikap yang dilakukan siswa dalam mencapai tujuan.
D. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2012:137) pengumpulan data penelitian kuantitatif dapat
dilakukan dengan cara wawancara, kuesioner/angket, dan observasi. Kuesioner
adalah sejumlah pernyataan yang dibuat untuk mengetahui informasi tentang
responden yang bersifat pribadi Arikunto (2006)
Pengumpulan data, menggunakan instrumen berupa kuesioner yang disebarkan
pada siswa kelas 6 SDN Sukagalih Bandung.
35
Febi Rosalia Indah, 2014
Hubungan antara Kelekatan dengan Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan berupa kuesioner dengan menggunakan skala
bertingkat (rating scale). Kuesioner skala bertingkat merupakan sebuah pernyataan
yang mempunyai kolom yang dapat melihat tingkat persepsi yang dirasakan oelh
responden, misalnya mulai dari sangat sesuai sampai dengan sangat tidak sesuai
(Arikunto, 2006). Kuesioner dalam penelitian ini adalah kuesioner gaya kelekatan
dan kuesioner motivasi belajar.
1. Kuesioner Gaya Kelekatan
Kuesioner gaya kelekatan yang digunakan dalam penelitian dikembangkan
oleh peneliti dengan menurunkan langsung ketiga gaya kelekatan dari
Ainsworth (1978), yaitu gaya kelekatan aman, cemas, dan menghindar.
Kuesioner tersebut terdiri atas 30 item, yang berbentuk skala rating. Tingkat
reliabilitas kuesioner untuk gaya kelekatan aman tergolong sangat reliable
(0,950), gaya kelekatan cemas tergolong reliable (0,796), dan gaya kelekatan
menghindar tergolong reliable (0,799). Kuesioner gaya kelekatan digunakan
untuk mengetahui jenis kelekatan responden.
Untuk dapat mengelompokkan reponden ke dalam jenis kelekatan, maka
langkah yang peneliti lakukan adalah sebagai berikut:
36
Febi Rosalia Indah, 2014
Hubungan antara Kelekatan dengan Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Penyekoran Kuesioner Gaya Kelekatan
Penyekoran kuesioner dilakukan dengan cara memberikan skor pada setiap
pilihan jawaban responden, dengan ketentuan seperti tertera pada tabel 3.1
Tabel 3.1
Penyekoran Kuesioner Gaya Kelekatan
Pilihan Jawaban Skor
Favorable Unfavorable
Sangat Sesuai 5 1
Sesuai 4 2
Ragu 3 3
Tidak Sesuai 2 4
Sangat Tidak Sesuai 1 5
b. Kategorisasi Skor Gaya Kelekatan
Kategorisasi pada instrumen gaya kelekatan akan mengelompokkan
responden penelitian ke dalam tiga gaya kelekatan yaitu, aman, cemas dan
menghindar. Kategorisasi ini dilakukan dengan cara penyekoran secara terpisah
pada pernyataan-pernyataan yang mewakili setiap dimensi gaya kelekatan,
sehingga setiap responden penelitian memiliki tiga skor pada instrumen gaya
kelekatan. Skor tertinggi yang dimiliki responden menunjukkan kecenderungan
gaya kelekatan yang dimilikinya.
37
Febi Rosalia Indah, 2014
Hubungan antara Kelekatan dengan Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Terdapat tiga langkah untuk mengkategorisasikan responden pada gaya
kelekatan tertentu, yaitu:
1) Menetapkan skor maksimal untuk tiap gaya kelekatan
Skor maksimal untuk tiap gaya kelekatan didasarkan pada perhitungan
jumlah pilihan jawaban. Berikut ini adalah tabel skor maksimal untuk
masing-masing gaya kelekatan:
Tabel 3.2
Skor Maksimal Gaya Kelekatan
Gaya Kelekatan Jumlah
Item
Skor
Maksimal
Pilihan
Jawaban
Skor
Maksimal
Gaya
Kelekatan
Aman 10 5 50
Cemas 10 5 50
Menghindar 10 5 50
Total 30
38
Febi Rosalia Indah, 2014
Hubungan antara Kelekatan dengan Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2) Menghitung Skor Gaya Kelekatan Responden
Adapun rumus perhitungan skor untuk setiap gaya kelekatan
responden adalah sebagai berikut:
3) Menggolongkan Responden ke dalam Jenis Gaya Kelekatan
Untuk dapat digolongkan ke dalam salah satu gaya kelekatan,
responden harus memiliki skor maksimal salah satu gaya kelekatan yang
paling tinggi dari skor maksimal dua gaya kelekatan yang lain.
2. Kuesioner Motivasi Belajar
Kuesioner motivasi yang digunakan dalam penelitian dikembangkan oleh
peneliti dengan menurunkan langsung dari indikator motivasi belajar yang
dikemukakan oleh Makmum (2003:40). Indikator tersebut yaitu: jumlah waktu
yang diluangkan siswa untuk belajar, seberapa sering siswa belajar di sekolah
maupun di rumah, fokus siswa untuk mendapat atau mencapai tujuan yang
diinginkan, siswa tidak mudah putus asa ketika mendapat kesulitan dan berusaha
mencari jalan keluarnya, pengorbanan siswa dari segi moral maupun materil untuk
mencapai tujuan, tingkat tujuan yang ingin diraih siswa, prestasi yang sudah
didapat dengan usaha siswa, sikap yang dilakukan siswa dalam mencapai tujuan.
Skor Gaya Kelekatan Menghindar =
Skor Gaya Kelekatan Cemas =
Skor Gaya Kelekatan Aman =
39
Febi Rosalia Indah, 2014
Hubungan antara Kelekatan dengan Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kuesioner terdiri atas 30 item, yang berbentuk skala rating, dengan tingkat
reliabilitas sebesar 0,953 (sangat reliable).
Penyekoran kuesioner dilakukan dengan cara memberikan skor pada setiap
pilihan jawaban responden, dengan ketentuan seperti yang tertera pada tabel 3.3
Tabel 3.3
Penyekoran Kuesioner Motivasi Belajar
Pilihan Jawaban Skor
Favorable Unfavorable
Sangat Sesuai 5 1
Sesuai 4 2
Ragu 3 3
Tidak Sesuai 2 4
Sangat Tidak Sesuai 1 5
Kemudian dilakukan perhitungan jumlah total skor yang didapat dari masing-
masing responden, sehingga setiap responden memiliki skor motivasi belajar. Skor
motivasi belajar responden ada pada rentang skor 24-120.
40
Febi Rosalia Indah, 2014
Hubungan antara Kelekatan dengan Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
F. Uji Coba Alat Ukur Penelitian
1. Validitas Isi
Arikunto (2006) mengemukakan bahwa ukuran yang mampu melihat
tingkat kevalidan instrumen disebut dengan validitas. Pada penelitian ini
dilakukan uji validitas isi dan daya diskriminasi item untuk menilai validitas
instrumen. Validitas isi dapat dilakukan dengan uji analisis rasional menurut
para ahli, yaitu professional judgment (Azwar, 2011).
Dalam penelitian ini professional judgement dilakukan oleh dua orang
dosen jurusan Psikologi Unversitas Pendidikan Indonesia yang di dalamnya
dilakukan analisis item yang telah disusun peneliti untuk dilihat pernyataan-
pernyataan mana saja yang cocok dengan indikator ataupun item yang harus
diganti atau bahkan dibuang.
2. Uji Keterbacaan Instrumen
Uji keterbacaan ini dimaksudkan untuk mengetahui efektifitas fungsi aspek-
aspek penilaian dan kalimat-kalimat yang dipakai. Hal ini dilakukan, agar dapat
meminimalisir kesalahan yang mungkin terjadi karena kurang sesuainya tujuan
yang ingin dinilai oleh peneliti dengan persepsi yang diterima oleh responden
terhadap setiap item kuisioner. Pada penelitian ini, uji keterbacaan instrumen
dilakukan 1 orang guru SD dan 8 orang siswa SD. Perubahan susunan kalimat
pada setiap item gaya kelekatan dan motivasi belajar dapat dilihat pada tabel
yang terdapat di lampiran halaman 106-107.
3. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Setelah dilakukan professional judgement dan uji keterbacaan, kemudian
dilakukan pengujian daya diskriminasi untuk mengetahui item yang layak dengan
melihat Corrected Item-Total Correlation dan uji reliabilitas dilakukan dengan
menggunakan perhitungan statistik Cronbach’s Alpha.
41
Febi Rosalia Indah, 2014
Hubungan antara Kelekatan dengan Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Item yang layak merupakan item yang memiliki daya beda, yaitu item yang
dapat melihat perbedaan atribut yang ingin diukur pada responden atau kelompok
responden (Azwar, 2011). Item-item yang mencapai koefesien korelasi minimal
0,30 daya bedanya dianggap memuaskan, namun apabila item yang layak masih
belum sesuai dengan jumlah yang diinginkan, maka peneliti dapat
mempertimbangkan untuk menurunkan sedikit batas kriteria koefisien korelasi dari
0,30 menjadi 0,25, sehingga jumlah item yang diinginkan dapat tercapai (Azwar,
2011). Batas koefisien korelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0,25.
a. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Gaya Kelekatan
Sebelum dilakukan uji validasi, instrumen gaya kelekatan terdiri atas 30 item.
Setelah dilakukan perhitungan daya diskriminasi item dengan melihat Corrected
Item-Total Correlation diperoleh 25 item yang memiliki indeks daya
diskriminasi yang dianggap sesuai dengan kriteria. Rincian item tersebut dapat
dilihat pada lampiran halaman 97-101.
Semua item yang layak kemudian digunakan dalam instrumen penelitian yang
sebenarnya, sedangkan item-item yang tidak layak dibuang karena tidak mampu
membedakan atribut yang ingin diukur pada responden atau kelompok
responden.
Setelah melakukan uji validitas, dilakukan uji reliabilitas untuk melihat sejauh
mana alat ukur yang digunakan tersebut memiliki taraf ketelitian atau
kekonsitenan dalam pengukuran. Uji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini
menggunakan formula Cronbach’s Alpha yang dihitung pada item-item yang
telah valid menggunakan bantuan program SPSS versi 16.00.
Untuk pedoman interpretasi koefisien reliabilitas dipergunakan kriteria
menurut Guilford (Sugiyono, 2009), yaitu:
42
Febi Rosalia Indah, 2014
Hubungan antara Kelekatan dengan Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Koefesien Reliabilitas Alpha Cronbach
Kriteria Koefesien
Sangat Reliabel > 0.900
Reliabel 0.700 – 0.900
Cukup Reliabel 0.400 – 0.700
Kurang Reliabel 0.200 – 0.400
Tidak Reliabel < 0.200
Adapun sebaran jumlah item yang valid dan reliabilitas gaya kelekatan siswa
pada guru dapat dilihat pada tabel 3.4 berikut:
Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Instrumen Gaya Kelekatan
No Dimensi
Kelekatan
Jumlah
Item Valid
Reliabilitas
1 Aman 9 0,950
2 Cemas 8 0,796
3 Menghindar 8 0,799
Seperti yang terlihat pada tabel 3.4, untuk dimensi gaya kelekatan aman setelah
dilakukan uji validasi ternyata dari 10 item ada 1 item yang tidak layak
(validitasnya rendah) sehingga tersisa 9 item dan nilai reliabilitasnya 0,950
43
Febi Rosalia Indah, 2014
Hubungan antara Kelekatan dengan Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tergolong sangat reliable. Pada dimensi gaya kelekatan cemas, dari 10 item ada 2
item yang tidak layak sehingga tersisa 8 item dan nilai reliabilitasnya 0,796
tergolong reliable. Pada dimensi gaya kelekatan menghindar ternyata dari 10 item
ada 2 item yang tidak layak sehingga tersisa 8 item dan nilai reliabilitasnya 0,799
tergolong reliabel.
b. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Motivasi Belajar
Sebelum dilakukan uji validasi instrumen motivasi belajar terdiri atas 30 item.
Setelah dilakukan perhitungan daya diskriminasi item dengan melihat Corrected
Item-Total Correlation diperoleh 24 item yang memiliki indeks daya
diskriminasi item sesuai dengan kriteria. Rincian item tersebut dapat dilihat pada
lampiran halaman 101-104.
Semua item yang layak kemudian digunakan dalam instrumen penelitian yang
sebenarnya, sedangkan item yang tidak layak dibuang dan tidak dipergunakan
karena tidak mampu membedakan atribut yang ingin diukur pada responden.
Setelah melakukan uji validitas, dilakukan uji reliabilitas untuk mengetahui
sejauh mana alat ukur yang digunakan tersebut memiliki taraf ketelitian atau
kekonsitenan dalam pengukuran. Uji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini
menggunakan formula Cronbach’s Alpha yang dihitung pada item-item yang
telah valid menggunakan bantuan program SPSS versi 16.00.
Untuk pedoman interpretasi koefisien reliabilitas dipergunakan kriteria
menurut Guilford (Sugiyono, 2009) sama seperti pada instrument gaya kelekatan.
44
Febi Rosalia Indah, 2014
Hubungan antara Kelekatan dengan Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Adapun hasil uji yang valid itu dan reliabilitas instrument motivasi belajar
dapat dilihat pada tabel 3.5 di bawah:
Tabel 3.5
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Instrumen Motivasi Belajar
Sebelum Uji Coba Sesudah Uji Coba
Jumlah Item Reliabilitas Jumlah Item Reliabilitas
30 0,927 24 0,953
Seperti terlihat pada tabel 3.6, pada Instrumen Motivasi Belajar dari 30 item
diperoleh reliabilitas instrument sebesar 0,927. Namun karena terdapat 6 item
yang tidak valid, maka peneliti hanya menggunakan 24 item yang valid dengan
reliabilitas instrumen sebesar 0,953 (sangat reliable).
G. Teknik Analisis Data
Untuk menjawab pertanyaan penelitian, sebelumnya peneliti menguji
normalitas data untuk mengetahui dan menentukan teknik statistik yang akan
digunakan pada pengolahan selanjutnya. Dari hasil perhitungan uji normalitas
menggunakan one sample Kolmogorof-Smirnov, diperoleh skor signifikasi
sebesar 0,06 (p > 0,05) untuk variable motivasi belajar dan skor signifikasi
sebesar 0,350 (p > 0,05) untuk variable gaya kelekatan. Dengan demikian dapat
dinyatakan bahwa kedua instrument berdistribusi normal.
Selanjutnya peneliti melakukan uji linearitas untuk mengetahui hubungan
antara variabel satu yaitu gaya kelekatan (attachment) dan variabel dua yaitu
motivasi belajar. Menurut Sudjana (2002), hubungan yang linear dapat terjadi jika
terdapat keseuaian antar variabel, baik penurunan maupun kenaikannya..
45
Febi Rosalia Indah, 2014
Hubungan antara Kelekatan dengan Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Maksudnya adalah, apakah garis regresi antara variabel X dan Y membentuk
garis yang linear atau tidak. Jika signifikansi < 0.05 maka dapat dikatakan
hubungan antara variabel X dan Y adalah hubungan yang linear. Untuk melihat
linearitas regresi menggunakan bantuan program SPSS versi 16.00.
Tabel 3.6
Hasil Uji Linearitas
Predictors Dependent Variable F Signifikansi
Aman Motivasi belajar 60.203 0.000
Cemas Motivasi belajar 4.537 0.040
Menghindar Motivasi Belajar 49.000 0.000
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh nilai F hitung untuk gaya kelekatan
aman – motivasi belajar sebesar 60.203 pada tingkat signifikansi 0,000, untuk
gaya kelekatan cemas – motivasi belajar sebesar 4.537 pada tingkat
signifikansi 0,040, dan untuk gaya kelekatan menghindar – motivasi belajar
sebesar 49.000 pada tingkat signifikansi 0,000. Karena F hitung lebih besar
daripad F tabel (3,95288), maka semua variabel linier.
Setelah melakukan uji normalitas dan uji linearitas, selanjutnya peneliti
menjawab pertanyaan penelitian dengan melakukan langkah sebagai berikut:
46
Febi Rosalia Indah, 2014
Hubungan antara Kelekatan dengan Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Gambaran Gaya Kelekatan
Untuk menjawab pertanyaan penelitian pertama, yaitu bagaimana
gambaran gaya kelekatan siswa pada guru di SDN Sukagalih dilakukan
perhitungan dengan menggunakan teknik statitistik persentase. Rumus
umum persentase adalah sebagai berikut:
(Kuntjaraningrat dalam Efendi, 2007)
Keterangan :
X = presentase jumlah responden
n = jumlah responden
N = jumlah total responden
Diaplikasikan pada peneltian ini, maka rumus persentase yang
digunakan adalah sebagai berikut:
a. Persentase gaya kelekatan aman
Keterangan:
Xa = persentase jumlah responden pada gaya kelekatan aman
n = jumlah responden yang memilih gaya kelekatan aman
N = jumlah total responden
47
Febi Rosalia Indah, 2014
Hubungan antara Kelekatan dengan Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Persentase gaya kelekatan cemas
Keterangan:
Xc = persentase jumlah responden pada gaya kelekatan cemas
n = jumlah responden yang memilih gaya kelekatan cemas
N = jumlah total responden
c. Presentase gaya kelekatan menghindar
Keterangan:
Xm= presentase jumlah reponden pada gaya kelekatan menghindar
n = jumlah responden yang memilih gaya kelekatan menghindar
N = jumlah total responden
48
Febi Rosalia Indah, 2014
Hubungan antara Kelekatan dengan Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kategori presentase dapat diinterpretasikan sesuai besar presentase
(Kuntjaraningrat dalam Efendi, 2007), yaitu:
Tabel 3.7
Interpretasi Kategori Presentase
Besar Presentase Interpretasi
0% Tidak ada
1%-49% Sebagian kecil
50% Setengahnya
51%-99% Sebagian besar
100% Seluruhnya
2. Gambaran Motivasi Belajar
Untuk menjawab pertanyaan penelitian kedua, yaitu bagaimana
gambaran motivasi belajar siswa kelas 6 SDN Sukagalih, maka
dilakukan perhitungan statistic dengan langkah sebagai berikut:
a. Menghitung jumlah skor total masing-masing responden
b. Menghitung skor rata-rata instrument motivasi belajar, dengan
rumus:
=
=
= 72
49
Febi Rosalia Indah, 2014
Hubungan antara Kelekatan dengan Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Mengelompokkan responden ke dalam kategorisasi motivasi belajar
berdasarkan tinggi rendahnya motivasi belajar. Kategorisasi
motivasi belajar digolongkan pada kriteria sebagai berikut:
Tabel 3.8
Rumusan Dua Kategori
Kriteria Kategori
Rendah
Tinggi
Keterangan:
X = skor total jawaban responden
= Besaran skor rata-rata instrument motivasi belajar
d. Menghitung persentase jumlah responden pada masing-masing
kategori, dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
Xmo = presentase jumlah reponden pada motivasi belajar
n = jumlah responden yang memiliki motivasi belajar
tinggi/rendah
N = jumlah total responden
50
Febi Rosalia Indah, 2014
Hubungan antara Kelekatan dengan Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Hubungan Gaya Kelekatan dengan Motivasi Belajar
Untuk menjawab pertanyaan penelitian yang ketiga yaitu apakah
terdapat hubungan yang signifikan antara kelekatan dengan motivasi
belajar siswa di SDN Sukagalih, maka dilakukan uji korelasi.
Teknik korelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
korelasi Pearson Product Moment. Teknik korelasi ini digunakan
karena data dalam penelitian ini berdistribusi normal dan data yang
dihubungkan berpola linear. Berikut adalah rumus korelasi Pearson
Product Moment:
(Riduwan, 2009: 217)
Koefesien korelasi menunjukkan derajat hubungan antara variabel-
variabel yang ingin diteliti. Koefisien korelasi Pearson Product Moment
dilambangkan (r) dengan ketentuan (-1 r 1). Sedangkan harga (r) akan
diinterpretasikan sesuai dengan tabel 3.9 di bawah:
51
Febi Rosalia Indah, 2014
Hubungan antara Kelekatan dengan Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.9
Interpretasi Koefesien Korelasi r
Interval Koefesien Tingkat Hubungan
0,00 – 0, 199 Sangat Lemah
0,20 – 0,399 Lemah
0,40 – 0,599 Cukup
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,00 Sangat Kuat
(Riduwan, 2009: 218)
52
Febi Rosalia Indah, 2014
Hubungan antara Kelekatan dengan Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
H. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti membagi prosedur pelaksanaan menjadi
empat tahap yaitu:
1. Tahap Persiapan
a. Pemilihan masalah yang ingin diungkap dalam penelitian.
b. Menentukan rumusan masalah, variabel, hipotesis, metode penelitian
dan sumber data.
c. Pembuatan proposal penelitian dan pengajuan kepada Dewan Skripsi
dan dosen pembimbing.
d. Penyusunan instrumen penelitian, alat ukur yang dibuat berupa
kuesioner. Kuisioner tersebut dibuat sendiri dengan mengembangkan
teori yang telah dikemukakan oleh para ahli. Kemudian dilakukan
judgement oleh professional judgement oleh dua orang dosen jurusan
Psikologi untuk menilai sesuai atau tidaknya item yang akan dipakai
untuk kuesioner dengan tujuan yang diinginkan. Setelah itu juga
dilakukan uji keterbacaan instrumen oleh 1 orang guru SD dan 8 orang
siswa SD.
e. Pembuatan surat izin pada pihak-pihak terkait.
f. Melakukan uji coba instrumen penelitian.
2.Tahap Pelaksanaan
Peneliti menyebarkan kuesioner kepada siswa kelas 6 SDN Sukagalih
Bandung dan telah memperoleh ijin dari pihak sekolah. Penyebaran
kuesioner ini disertai dengan penjelasan maksud dan tujuan dari pengisian
kuesioner yang dilakukan.
53
Febi Rosalia Indah, 2014
Hubungan antara Kelekatan dengan Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.Tahap Pengolahan Data
a. Verifikasi Data
Verifikasi data dilakukan dengan tujuan untuk mengecek kelengkapan
jumlah angket yang terkumpul dan kelengkapan pengisian angket yang
diisi oleh subjek. Setelah semuanya lengkap kemudian dilakukan
pengolahan data.
b. Tabulasi Data
Tabulasi data adalah langkah dimana peneliti merekap semua data
yang diperoleh untuk kemudian dilakukan perhitungan dengan
menggunakan teknik statistika.
c. Penyekoran Data
Penyekoran data dilakukan dengan menggunakan pedoman
penyekoran yang telah dibuat dan ditetapkan sebagai acuan dalam
menentukan skor setiap jawaban subjek.
d. Pengelompokan Data
Jenis data yang diperoleh dikelompokan ke dalam dua kelompok,
yaitu gaya kelekatan yang diperoleh dengan kuesioner gaya kelekatan dan
motivasi belajar yang diperoleh dengan kuesioner motivasi belajar.
4.Penyelesaian
a. Menampilkan hasil penelitian
b. Membahas hasil penelitian berdasarkan teori yang digunakan
c. Membuat simpulan penelitian dan rekomendasi kepada pihak terkait.