bab iii metode penelitian a. desain...

21
49 Abdul Talib T. S. Mamu, 2017 PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA DALAM PEMANFAATAN SAMPAH PLASTIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini, desain penelitian yang digunakan dalam penenlitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan strategi Classroom Action Research atau penelitian tindakan kelas. Penelitian ini bersifat reflektif dan kolaboratif yang merupakan upaya dalam perbaikan proses pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti yang kemudian dikombinasikan dengan guru mitra. Beberapa masalah dan kendala yang dialami dalam pembelajaran akan diselesaikan secara bersama melalui tahap refleksi untuk merencanakan pembelajaran yang berikutnya. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Wiriaatmadja (2010, hlm: 13) bahwa “penelitian tindakan kelas adalah bagiamana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri”. Sejalan dengan hal itu Ningrum (2009, hlm: 2) menjelaskan bahwa “Penelitian Tindakan Kel as adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif yang dilakukan oleh para pelaku dalam masyarakat (termasuk dalam bidang pendidikan) dan bertujuan untuk memperbaiki pekerjaannya atau praktik pendidikan, memahami pekerjaannya, dan situasi dimana pekerjaan tersebut dilakukan”. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif. Pendekatan deskriptif kualitatif merupakan pendekatan yang diguanakan untuk memecahkan masalah khususnya masalah dalam pembelajaran sehingga kualitas pembelajaran berikutnya akan semakin meningkat. Pendekatan ini merupakan pendekatan yang digunakan karena adanya masalah-masalah yang terjadi secara alamiah disekitar lingkungan (lingkungan sekolah) khususnya permasalahan alamiah yang terjadi dalam proses pembelajaran. Sugiyono (2010, hlm: 15) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah “metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat postpositivisme, diguanakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci”. Salah satu dari kondisi alamiah adalah kondisi dalam kelas yang diatasi dengan penelitian tindakan kelas. Penggunaan pendekatan kualitatif ini, diharapkan dapat

Upload: others

Post on 19-Feb-2020

38 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/30388/6/T_PD_1507806_Chapter3.pdf · Taggart yang terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan

49 Abdul Talib T. S. Mamu, 2017 PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA DALAM PEMANFAATAN SAMPAH PLASTIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini, desain penelitian

yang digunakan dalam penenlitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan strategi

Classroom Action Research atau penelitian tindakan kelas. Penelitian ini bersifat

reflektif dan kolaboratif yang merupakan upaya dalam perbaikan proses

pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti yang kemudian dikombinas ikan

dengan guru mitra. Beberapa masalah dan kendala yang dialami dalam

pembelajaran akan diselesaikan secara bersama melalui tahap refleksi untuk

merencanakan pembelajaran yang berikutnya. Sebagaimana yang dijelaskan oleh

Wiriaatmadja (2010, hlm: 13) bahwa “penelitian tindakan kelas adalah bagiamana

sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka,

dan belajar dari pengalaman mereka sendiri”. Sejalan dengan hal itu Ningrum

(2009, hlm: 2) menjelaskan bahwa “Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu

bentuk penelitian yang bersifat reflektif yang dilakukan oleh para pelaku dalam

masyarakat (termasuk dalam bidang pendidikan) dan bertujuan untuk

memperbaiki pekerjaannya atau praktik pendidikan, memahami pekerjaannya, dan

situasi dimana pekerjaan tersebut dilakukan”.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

deskriptif kualitatif. Pendekatan deskriptif kualitatif merupakan pendekatan yang

diguanakan untuk memecahkan masalah khususnya masalah dalam pembelajaran

sehingga kualitas pembelajaran berikutnya akan semakin meningkat. Pendekatan

ini merupakan pendekatan yang digunakan karena adanya masalah-masalah yang

terjadi secara alamiah disekitar lingkungan (lingkungan sekolah) khususnya

permasalahan alamiah yang terjadi dalam proses pembelajaran. Sugiyono (2010,

hlm: 15) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah “metode penelitian yang

berdasarkan pada filsafat postpositivisme, diguanakan untuk meneliti pada kondisi

obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci”. Salah satu

dari kondisi alamiah adalah kondisi dalam kelas yang diatasi dengan penelitian

tindakan kelas. Penggunaan pendekatan kualitatif ini, diharapkan dapat

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/30388/6/T_PD_1507806_Chapter3.pdf · Taggart yang terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan

50

Abdul Talib T. S. Mamu, 2017 PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA DALAM PEMANFAATAN SAMPAH PLASTIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengungkap fakta dan keadaan sebenarnya dari proses pembelajaran yang

sementara berlangsung. Selain itu juga diharapkan dapat melahirkan solusi guna

untuk mengatasi masalah-masalah yang terjadi tersebut.

Desain penelitian ini menggunakan model spiral menurut Kemmis dan

Taggart yang terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan

tindakan, observasi, dan refleksi (Wiriaatmadja, 2005, hlm: 66).

Gambar 3.1.

Desain PTK Mode Kemmis & Taggart

(Wiriaatmadja, 2005)

Penelitian ini dilakukan Berupa proses pengakajian berdaur (cyclical) yang

terdiri dari empat tahap yaitu: 1) perencanaan; 2) pelaksanaan tindakan; 3)

pengamatan dan observasi; dan 4) refleksi. Model PTK yang digunakan dalam

penelitin ini adalah model siklus yang dikemukakan oleh Kemmis dan Taggart.

Siklus I

Siklus II

Rencana

Rencana Refleksi

Observasi Aksi

Rencana

baru

Aksi Observasi

Refleksi

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/30388/6/T_PD_1507806_Chapter3.pdf · Taggart yang terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan

51

Abdul Talib T. S. Mamu, 2017 PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA DALAM PEMANFAATAN SAMPAH PLASTIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Model PTK menggunakan sistem spiral yang dimulai dengan rencana, tindakan,

pengamatan dan refleksi (Kemmis dan Taggart dalam Wiriaatmadja, 2005).

1) Tahap Perencanaan

Tahap ini merupakan tahap awal dari pelaksanaan penelitian. Pada tahap

ini peneliti melakukan beberapa perencanaan yang berkaitan dengan langkah-

langkah yang akan dilakukan dalam tahap tindakan. Perencanaan penelitian dapat

dijabarkan sebagai berikut:

Melakukan orientasi lapangan yaitu melakukan perizinan dan sosialisasi

terhadap pihak sekolah dalam hal ini adalah kepala sekolah dan guru

disekolah yang menjadi sasaran penelitian.

Menentukan kelas yang menjadi tempat penelitian.

Meminta kesediaan dari mitra guru dikelas yang bersangkutan (kelas IV)

agar dapat berkolaborasi dengan peneliti sebagai observer, sekaligus sebagai

guru pamong dalam merencanakan dan mengamati proses pembelajaran

selama penelitian berlangsung.

Merencanakan indikator- indikator yang akan menjadi tolak ukur

keberhasilan dalam peningkatan ecoliteracy serta melakukan pengembangan

indikator ecoliteracy yang dikaitkan dengan model pembelajaran yang

digunakan serta materi pelajaran yang diajarkan pada saat penelitian.

Merancang tes evaluasi dalam bentuk soal uraian, untuk mengukur indikator

peningkatan ecoliteracy aspek pengetahuan/head (cognitive); menyusun

angket sikap beserta aspek-aspek yang menjadi indikator dalam mengukur

peningkatan ecoliteracy aspek sikap/heart; merancang lembar observasi

untuk tindakan observasi pada peningkatan ecoliteracy aspek

keterampilan/hands (active) dan aspek spirit (connectional).

Menyiapkan beberapa cara pengambilan data sebagai data pendukung

terhadap indokator peningkatan ecoliteracy, yaitu melalui penyusunan

lembar observasi guru dan siswa dalam proses pembelajaran, pedoman

wawancara, catatan lapangan, penilaian proyek, dan dokumentasi selama

proses pembelajaran dalam penelitian.

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/30388/6/T_PD_1507806_Chapter3.pdf · Taggart yang terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan

52

Abdul Talib T. S. Mamu, 2017 PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA DALAM PEMANFAATAN SAMPAH PLASTIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Melakukan pra penelitian (observasi awal) terhadap siswa dan kelas yang

menjadi sasaran penelitian sekaligus melakukan wawancara secara langsung

kepada guru terkait dengan temuan masalah pada kegiatan observasi awal.

Menyusun RPP untuk persiapan pelaksanaan pembelajaran, yang memuat

bagian-bagian dalam mengatasi masalah yang ditemukan pada observasi

awal seperti, media pembelajaran yang digunakan, model pembelajaran,

penilaian, lembar kerja siswa, bentuk proyek yang dibuat oleh siswa, sampai

pada skenario pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai media penunjang RPP

dengan tujuan agar proses pembelajaran dapat terlaksana dengan baik dan

terarah.

2) Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap pelaksanaan (tindakan), peneliti melaksanakan proses

pembelajaran. Proses pembelajaran yang dilaksanakan berdasarkan RPP yang

telah dirancang bersama guru kelas IV. Adapun tahapan tindakan yang

dilaksanakan adalah:

Melaksanakan pembelajaran berdasarkan rencana pembelajaran yang telah

disusun sebelumnya.

Mengikuti langkah- langkah pembelajaran berdasarkan langkah-langkah

model pembelajaran yang digunakan yaitu model project based learning.

Beberapa instrument yang telah dipersiapkan pada tahap perencanaan, akan

digunakan pada tahap pelaksanaan ini. Untuk tes evaluasi dan angket sikap

digunakan pada setiap akhir siklus penelitian. Untuk lembar observasi pada

aspek keterampilan dan spirit, digunakan pada setiap tindakan disetiap

siklusnya.

Untuk data pendukung, wawancana dilakukan pada setiap akhir siklus,

dokumentasi dan catatan lapangan dilakukan pada setiap tindakan.

Melakukan kegiatan pemanfaatan sampah plastik menjadi benda yang

bernilai untuk meningkatkan ecoliteracy siswa.

3) Tahap Pengamatan dan Observasi

Pada tahap observasi, peneliti sebagai pelaksana tindakan yang didampingi

oleh guru mitra yang sekaligus sebagai observer, melakukan pengamatan dan

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/30388/6/T_PD_1507806_Chapter3.pdf · Taggart yang terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan

53

Abdul Talib T. S. Mamu, 2017 PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA DALAM PEMANFAATAN SAMPAH PLASTIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penilaian terhadap proses pembelajaran yang berlangsung. Hasil observasi dan

penilaian ini nantinya akan menjadi dasar refleksi bagi tindakan selanjutnya.

Tahap pengamatan dan observasi dapat dijabarkan sebagai berikut:

Pengamatan terhadap proses pembelajaran dikelas dilaksanakan kepada

guru dan siswa dengan menggunakan lembar observasi proses

pembelajaran.

Untuk mengukur peningkatan ecoliteracy aspek pengetahuan/head

(cognitive), dilakukan dengan siswa diarahkan untuk mengisi lembar tes

evaluasi pada bagian akhir setiap siklus. Dalam soal tersebut, telah

dijabarkan indikator- indikator yang dikembangkan berdasarkan indikator

ecoliteracy. Dalam butiran soal pada tes evaluasi, telah memuat indikator

ecoliteracy seperti, memahami isu dan permasalahan lingkungan dari

perspektif keseimbangan dan kelestarian ekologis, memahami prinsip-

prinsip ekologi, berfikir kritis dalam pemecahan masalah dan dalam

penerapan pengetahuan baru, menilai dampak efektif dari tindakan manusia

terhadap lingkungan, serta memperhitungkan konsekuensi jangka panjang

dari pengambilan atau tindakan yang dilakukan oleh manusia.

untuk pengamatan peningkatan ecoliteracy siswa aspek sikap/heart, dengan

menggunakan angket sikap dilaksanakan pada setiap akhir siklus dengan

menggunakan lembar angket. Semua pernyataan yang dituangkan pada

angket sikap, telah disesuaikan dengan indikator peningkatan ecolietracy

pada aspek sikap/heart.

Pada peningkatan ecoliteracy aspek keterampilan/hands dan

spirit/connectional, dilaksanakan pada tahap akhir pembelajaran pada setiap

akhir siklus dengan menggunakan lembar pengamatan/lembar observasi.

Pada tahap wawancara terkait tentang pelaksanaan pembelajaran dan model

pembelajaran yang digunakan, dilaksanakan pada akhir siklus. Butir

pertanyaan yang dituangkan dalam pedoman wawancara, difokuskan untuk

mengetahui tanggapan dan perasaan siswa terhadap efektivitas dari

penerapan model pembelajaran project based learning, serta terhadap

pembelajaran tentang ecoliteracy.

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/30388/6/T_PD_1507806_Chapter3.pdf · Taggart yang terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan

54

Abdul Talib T. S. Mamu, 2017 PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA DALAM PEMANFAATAN SAMPAH PLASTIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penilaian terhadap pelaksanaan proyek dilaksanakan pada tahap awal

sampai akhir pembelajaran.

4) Tahap Refleksi

Tahap refleksi merupakan saran untuk melakukan pengkajian kembali

tindakan yang telah dilakukan. Refleksi dilakukan untuk berusaha untuk

memperbaiki alur pembelajaran agar menjadi lebih baik. Kendala, masalah, serta

semua temuan yang didapatkan dibahas pada tahap refleksi dan menjadi bahan

acuan dan perbaikan pada rencana pelaksanaan tindakan berikutnya. Beberapa

kegiatan yang dilaksanakan pada tahap refleksi adalah:

Melakukan diskusi balikan antara peneliti dengan guru mitra tentang

masalah-masalah yang timbuk dalam pembelajaran khususnya dalam

penggunaan model pembelajaran.

Mencarikan solusi terhadap temuan-temuan yang dilakukan oleh peneliti

(pelaksana tindakan), agar menjadi perbaikan pada tahap pelaksanaan

berikutnya.

Merefleksikan hasil diskusi balikan untuk perbaikan pada siklus berikutnya.

B. Partisipan, Tempat, dan Waktu Penelitian

Peneliti melakukan penelitian di SD Negeri 3 Gudangkahuripan

Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Peneliti mengambil persiapan

penelitian siswa kelas IV sebagai obyek penelitian. Hal ini disebabkan karena

permasalahan yang ditemui oleh peneliti berada di kelas IV. Waktu penelitian

dilaksanakan pada akhir bulan Maret sampai dengan awal bulan Mei tahun 2017.

C. Indikator Keberhasilan Penelitian

Agar penelitian ini berjalan dengan baik, maka sebaiknya memiliki

panduan dalam penelitian khususnya dalam panduan tentang indikator

keberhasilan penelitian. Indikator ini dipergunakan untuk mempermudah dalam

mengamati peningkatan ecoliteracy siswa. Menurut Wilson dan Sapanuchart

(dalam Ekawarna, 2013 hlm: 183) menyatakan bahwa “indikator adalah suatu

ukuran tidak langsung dari suatu kejadian atau kondisi”. Ind ikator penelitian ini,

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/30388/6/T_PD_1507806_Chapter3.pdf · Taggart yang terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan

55

Abdul Talib T. S. Mamu, 2017 PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA DALAM PEMANFAATAN SAMPAH PLASTIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dikembangkan berdasarkan kompetensi ekologis tentang core competencies yang

dikembangkan oleh The Center for Ecoliteracy (McBride et al., 2013).

Tabel 3.1

Indikator Keberhasilan Ecoliteracy

Tujuan Kompe

tensi Aspek Indikator

Meningkatkan Ecoliteracy Siswa

Aspek Pemahaman Head (Cognitive)

(learning to know)

1. Memahami isu dan permasalahan lingkungan dari perspektif keseimbangan dan kelestarian ekologis.

2. Memahami prinsip-prinsip ekologi 3. Pikiran kritis, memecahkan masalah secara

kreatif, dan menerapkan pengetahuan untuk situasi baru

4. Menilai dampak atau efek tindakan manusia dan menerapkan teknologi terhadap lingkungan

5. Memperhitungkan konsekuensi jangka panjang dari pengambilan keputusan

Aspek Sikap Heart (emotional)

(learning to be)

1. Merasa peduli, empati, menghormati sesama manusia dan makhluk hidup

2. Mengamati secara mendalam dan menghargai berbagai perspektif

3. Bekerja dengan dan nilai orang lain yang memiliki latar belakang, motivasi, dan niat yang berbeda

4. Berkomitmen untuk kesetaraan, keadilan, inklusivitas dan menghormati semua orang

Apek Keterampilan Hands (Active)

(learning to do)

1. Membuat dan menggunakan alat-alat , benda, dan prosedur yang dibutuhkan oleh masyarakat yang berkelanjutan

2. Menghidupkan keyakinan ke dalam tindakan praktis dan efektif, serta menerapkan pengetahuan ekologi untuk praktek desain ekologis

3. Menilai dan menyesuiakan penggunaan energi dan sumber daya

Aspek Semangat Spirit (Connectional)

(learnig to live

together)

1. Mengalami kekaguman dengan alam sekitar 2. Mengagumi bumi dan semua makhluknya

3. Menghargai alam sekitarnya 4. Merasakan persaudaraan dengan alam sekitarnya

Sumber: The Center for Ecoliteracy (McBride et al., 2013)

Adapun indikator untuk mengukur peningkatan ecoliteracy siswa aspek

pemahaman /head (cognitive) adalah sebagai berikut:

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/30388/6/T_PD_1507806_Chapter3.pdf · Taggart yang terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan

56

Abdul Talib T. S. Mamu, 2017 PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA DALAM PEMANFAATAN SAMPAH PLASTIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.2

Indikator Peningakatan Ecoliteracy Siswa dalam Pemanfatan Sampah

Plastik Aspek Pemahaman Head (Cognitive)

Aspek Indikator Ketercapaian Sub Indikator

Teknik Pengum

pulan Data

Aspek Pemahaman

Head (Cognitive)

1. Memahami isu dan permasalahan lingkungan dari perspektif keseimbangan dan kelestarian ekologis.

Menjelaskan arti dari masalah sosial yang terkait dengan masalah lingkungan

Menyebutkan contoh masalah-masalah sosial tentang ekologi dilingkungan sekitarnya

Tes Evaluasi

2. Memahami prinsip-prinsip ekologi

Memahami cara menjaga dan melestrarikan lingkungan

3. Pikiran kritis, memecahkan masalah secara kreatif, dan menerapkan pengetahuan untuk situasi baru

Menjelaskan cara menanggulangi masalah sampah (sampah plastik)

4. Menilai dampak atau efek tindakan manusia dan menerapkan teknologi terhadap lingkungan

Menyebutkan hal-hal yang dapat dilakukan dan tidak dapat dilakukan agar dapat mengurangi masalah sampah

5. Memperhitungkan konsekuensi jangka panjang dari pengambilan keputusan

Menjelaskan dampak buruk dari membuang sampah sembarangan

Sumber: Modifikasi dari The Center for Ecoliteracy (McBride et al., 2013)

Selanjutnya indikator untuk mengukur peningkatan ecoliteracy siswa

aspek sikap/heart (emotional) adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3

Indikator Peningakatan Ecoliteracy Siswa dalam Pemanfatan Sampah

Plastik Aspek Sikap/Heart (Emotional)

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/30388/6/T_PD_1507806_Chapter3.pdf · Taggart yang terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan

57

Abdul Talib T. S. Mamu, 2017 PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA DALAM PEMANFAATAN SAMPAH PLASTIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Aspek Indikator

Ketercapaian Sub Indikator

Teknik Pengumpulan

Data Aspek Sikap

Heart (Emotional)

1. Merasa peduli, empati, menghormati sesama manusia dan makhluk hidup

Mendengarkan arahan guru

Menunjukkan kepekaan terhadap lingkungan

Melakukan sikap peduli dengan sungguh-sungguh

Angket Sikap

2. Bekerja dengan dan nilai orang lain yang memiliki latar belakang, motivasi, dan niat yang berbeda

Memprakarsai tindakan peduli lingkungan

Menegur teman Menerima teguran dari

teman Dapat

menyesuaikan/menempatkan diri

3. Mengamati secara mendalam dan menghargai berbagai perspektif

menghargai aturan sekolah maupun aturan kelas tentang peduli lingkungan

4. Berkomitmen untuk kesetaraan, keadilan, inklusivitas dan menghormati semua orang

tindakan dalam bentuk menghargai aktivitas peduli lingkungan

bersedia berkorban atas dasar sikap peduli lingkungan

Sumber: Modifikasi dari The Center for Ecoliteracy (McBride et al., 2013)

Selanjutnya indikator untuk mengukur peningkatan ecoliteracy siswa

aspek keterampilan/hands (active) adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4

Indikator Peningakatan Ecoliteracy Siswa dalam Pemanfatan Sampah

Plastik Aspek Keterampilan/Heands (Active)

Aspek Indikator Indikator Ketercapaian Teknik

Pengumpulan Data

Aspek Keterampilan

Heands (Active)

1. Membuat dan menggunakan alat-alat , benda, dan prosedur yang dibutuhkan oleh masyarakat yang berkelanjutan

Ikut serta secara aktif dalam pembuatan proyek pemanfaatan sampah plastik

Observasi/penilaian Kinerja

Menggunakan alat dan bahan dari benda bekas pakai

2. Menghidupkan keyakinan ke dalam tindakan praktis dan efektif, serta

Menjaga kelestarian lingkungan kelas dan sekolah

Menjaga kebersihan kelas

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/30388/6/T_PD_1507806_Chapter3.pdf · Taggart yang terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan

58

Abdul Talib T. S. Mamu, 2017 PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA DALAM PEMANFAATAN SAMPAH PLASTIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Aspek Indikator Indikator Ketercapaian Teknik

Pengumpulan Data

menerapkan pengetahuan ekologi untuk praktek desain ekologis

Menggunakan 3K dalam aktivitas kerja(keselamatan kerja, keamanan, dan kebersihan)

3. Menilai dan menyesuiakan penggunaan energi dan sumber daya

Menggunakan bahan bekas pakai dalam setiap aktivitas

Melakukan penghematan dalam pemakaian kertas

Mengurangi penggunaan plastik dalam setiap aktivitas

Sumber: Modifikasi dari The Center for Ecoliteracy (McBride et al., 2013)

Selanjutnya indikator untuk mengukur peningkatan ecoliteracy siswa

aspek Spirit (Connectional) adalah sebagai berikut:

Tabel 3.5

Indikator Peningakatan Ecoliteracy Siswa dalam Pemanfatan Sampah

Plastik Aspek Spirit (Connectional)

Aspek Indikator Indikator Ketercapaian Teknik

Pengumpulan Data

Aspek Spirit

(Connectional)

1. Pengalaman yang menakjubkan dan rasa ingin tahu rehadap alam

Melakukan aktifitas/tindakan mencintai lingkungan

Mempelajari materi tentang ecoliteracy dengan baik

Tidak membuang sampah plastik secara sembarangan karena tidak baik bagi alam

Observasi

2. Peduli bumi dan semua makhluk hidup

Tidak merusak tanaman disekitar lingkungan sekolah

Tidak membakar sampah (sampah plastik)

Menanam tanaman disekitar kelas/sekolah

Menggunakan bahan bekas dalam aktivitas sehari hari

3. Merasakan suatu ikatan yang kuat dan penghargaan mendalam terhadap suatu

Menjaga kelas agar tetap bersih

Menjaga lingkungan sekitar kelas agar tetap bersih dan indah

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/30388/6/T_PD_1507806_Chapter3.pdf · Taggart yang terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan

59

Abdul Talib T. S. Mamu, 2017 PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA DALAM PEMANFAATAN SAMPAH PLASTIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Aspek Indikator Indikator Ketercapaian Teknik

Pengumpulan Data

tempat

4. Merasakan hubungan baik dengan alam dan menyebarkan perasaan itu pada yang lain

Tidak membuang sampah sembarangan

Membuang sampah secara terpisah

Menegur teman yang lalai Membantu teman dalam

menjaga kebersihan lingkungan

Sumber: Modifikasi dari The Center for Ecoliteracy (McBride et al., 2013)

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen penelitian dalam pengumpulan data untuk menugukur

keberhasilan peningkatan ecoliteracy siswa dengan menggunakan beberapa

instrument yaitu tes evaluasi untuk mengukur aspek head (cognitive), angket sikap

untuk mengukur aspek heart (emotional), observasi untuk mengukur aspek hands

(active) dan aspek spirit (connectional). Disamping instrument yang telah

disebutkan tadi, penulis menggunakan beberapa data sebagai data pendukung,

yaitu data pendukung dengan menggunakan hasil wawancara, catatan lapangan,

observasi terhadap guru dan siswa, dan dokumentasi. Untuk proses pembelajaran

menggunakan model pembelajaran project based learning, guru menggunakan

teknik penilaian proyek dengan menggunakan rubrik penilaian proyek.

1. Tes Evaluasi

Tes merupakan serangkaian alat atau prosedur untuk memperoleh data

belajar siswa. Tujuan dari tes ini adalah untuk mengetahui dan mengukur

penguasaan dan pemahaman konsep ecoliteracy sebagai salah satu hasil dari

proses pembelajaran yang dilakukan dengan project based learning. Menurut

Arikunto (2010, hlm: 193), tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau

yang lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan,

intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau

kelompok. Teknik tes ini digunakan untuk mengukur aspek pengetahuan head

(cognitive). Teknik tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis.

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/30388/6/T_PD_1507806_Chapter3.pdf · Taggart yang terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan

60

Abdul Talib T. S. Mamu, 2017 PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA DALAM PEMANFAATAN SAMPAH PLASTIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Angket Sikap

Dalam penelitian ini angket digunakan untuk mengumpulkan data tentang

aspek sikap kompetensi ekologis. Angket yang dipergunakan adalah bentuk

angket dengan skala bertingkat. Artinya adalah siswa menjawab pernyataan-

pernyataan dengan alternatif jawabannya sudah disediakan. Pernyataan yang

ada dalam angket adalah pernyataan yang berkaitan dengan sikap ecoliteracy.

Alternatif jawabannya yang telah disediakan yaitu dalam bentuk pernyataan

sikap dari sangat setuju sampai sangat tidak setuju. Siswa hanya memilih salah

satu alternatif jawaban yang paling sesuai dengan pendapatnya. Skala yang

digunakan dalam angket sikap ecoliteracy ini adalah dengan menggunakan

skala Likert. Menurut Sugiyono (2004) Skala Likert digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang

tentang fenomenasosial.

3. Observasi

Purwanto (2011, hlm: 149) observasi ialah metode atau cara menganalisis

dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan

melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung. Observasi

merupakan suatu cara yang digunakan untuk menganalisis dan mengadakan

pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan individu secara

langsung. Untuk memudahkan pelaksanaannya, peneliti membuat lembar

observasi mengenai kinerja guru, aktivitas siswa pada proses pembelajaran,

dan lembar observasi untuk mengukur ketercapaian aspek keterampilan/hands

(active) dan spirit (connectional).

4. wawancara

wawancara adalah alat penelitian yang digunakan untuk memperoleh data

dan fakta dari subjek penelitian. Arikunto, (2005, hlm: 30) menjelaskan bahwa

“wawancara adalah suatu metode atau cara yang dipergunakan untuk

mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya jawab sepihak”.

Wawancara ini digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data tentang

pendapat peserta didik tentang proses pembelajaran dalam meningkatkan

ecoliteracy siswa dengan menggunakan model project based learning.

5. Dokumentasi

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/30388/6/T_PD_1507806_Chapter3.pdf · Taggart yang terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan

61

Abdul Talib T. S. Mamu, 2017 PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA DALAM PEMANFAATAN SAMPAH PLASTIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dokumentasi bertujuan untuk mendapatkan gambaran langsung suasana

kelas pada saat berlangsungnya proses pembelajaran. Selain itu juga,

dokumentasi berguna sebagai arsip sekaligus sebagai data pendukung yang

menggambarkan proses pembelajaran. Bentuk dokumentasi yang menjadi

prioritas dalam dokumentasi adalah kegiatan pada tahap proses pembelajaran

seperti pada saat siswa merumuskan pemecahan masalah (aspek

keterampilan), pada saat siswa melaksanakan atau pembuatan suatu produk

hasil kerja (pemanfaatan bahan plastik) sampai pada tahap pengkomunikasian

hasil kerja siswa.

6. Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan catatan dari semua peristiwa yang terjadi

dalam suatu kegiatan. Catatan lapangan digunakan sebagai data pendukung

terhadap data atau sesuatu yang tidak teramati oleh lembar observasi, baik

kepada guru maupun kepada siswa. Wiriaatmadja (2010, hlm: 125)

menjelaskan bahwa “catatan lapangan memuat deskriptif berbagai kegiatan

suasana kelas, iklim sekolah, kepemimpinan, berbagai bentuk interaksi social,

dan nuansa-nuansa lainnya”. Catatan lapangan dibuat oleh peneliti untuk

menganalisis semua kegiatan yang dilakukan oleh siswa pada saat proses

pembelajaran berlangsung ataupun pada saat diluar proses pembelajaran.

E. Teknik Analisis Data

Teknik pengolahan data yang peneliti lakukan setelah terkumpul adalah

dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang nantinya akan menghasilkan

data deskriptif. Caranya dengan menganalisis data hasil wawancara dan catatan

lapangan yang kemudian dideskripsikan. Sedangkan untuk hasil observasi guru

dan siswa, diarahkan pada keterampilan proses pembelajaran dengan

menggunakan rentang daya capai terhadap pencapaian indikator keberhasilan

yang telah ditetapkan. Sedangkan data hasil tes evaluasi, angket, dan observasi

(hands dan spirit) terhadap keterampilan menggunakan penskoran berdasarkan

rubrik yang telah dibuat dan deskripsi berdasarkan rentang daya capai (kategori).

Analisis datanya berlangsung terus menerus sejak awal pengambilan data

sampai akhir penelitian. Penelitian ini direncanakan dalam 1 siklus, namun

apabila dalam hasilnya belum mencapai target capaian, maka akan dilaksanakan

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/30388/6/T_PD_1507806_Chapter3.pdf · Taggart yang terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan

62

Abdul Talib T. S. Mamu, 2017 PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA DALAM PEMANFAATAN SAMPAH PLASTIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siklus ke 2 dan seterusnya. Hal ini akan berlangsung secara terus menerus sampai

penelitian ini berhasil. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah:

1) Analisis data aspek pengetahuan/head (cognitive)

Teknik pengumpulan data aspek pengetahuan/head (cognitive)

menggunakan tes tertulis. Pada setiap akhir pertemuan, siswa diberikan tes dalam

bentuk tes tertulis untuk mengetahui kemampuan dan pemahaman ecoliteracy

siswa. Analisis data pada aspek pengetahuan ini dilakukan dengan tiga cara yaitu:

1) pengetahuan siswa secara individu (nilai masing-masing siswa); 2) nilai rata-

rata kelas; dan 3) persentase ketuntasan belajar.

(a) Nilai individu siswa

Langkah untuk memperoleh nilai siswa secara individu dalam menunjang

hasil kemampuan ecoliteracy siswa dalam aspek pengetahuan dapat

digunakan rumus (Purwanto, 2011, hlm: 112) sebagai berikut:

×100

Keterangan:

S = Nilai siswa yang dicari

R = Jumlah skor yang diperoleh siswa

N = Skor maksimum dari seluruh soal

(b) Nilai rata-rata kelas

Setelah nilai individu siswa diperoleh, langkah selanjutnya adalah

menentukan nilai rata-rata kelas, dengan menggunakan persentase

penggolongan nilai (Sudjana, 2010, hlm: 109). Berikut ini adalah rumus

dalam mencari nilai rata-rata siswa, yaitu:

Keterangan:

X = Nilai rata-rata kelas

ƩX= Jumlah skor seluruh siswa

N = banyaknya subjek (siswa)

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/30388/6/T_PD_1507806_Chapter3.pdf · Taggart yang terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan

63

Abdul Talib T. S. Mamu, 2017 PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA DALAM PEMANFAATAN SAMPAH PLASTIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah mendapatkan nilai rata-rata kelas, langkah selanjutnya adalah

mendeskripsikan nilai tersebut melalui penentuan kategori. Menurut Arikunto

(2010, hlm: 35) sajian dalam bentuk deskripsi nilai rata-rata siswa dapat

dikategorikan dengan penggolongan sebagai berikut:

80-100 : sangat baik

66-79 : baik

56-65 : cukup

46-55 : kurang

45 kebawah : kurang sekali

(c) Persentase ketuntasan belajar

Langkah selanjutnya adalah, menentukan persentase ketuntasan belajar siswa.

Menurut Djamarah (2010, hlm: 264), untuk mengetahui ketuntasan belajar

dapat diketahui dengan menggunakan rumus berikut ini:

X 100%

Keterangan:

P = Persentase ketuntasan belajar

F = jumlah siswa yang tuntas belajar

N = jumlah seluruh siswa

Adapun penggolongan rentang ketuntasan belajar adalah sebagai berikut:

≥ 80% = sangat baik

60%-79% = tinggi

40%-59% = sedang

20%-39% = rendah

< 20% = sangat rendah

2) Analisis data aspek sikap/heart (emotional)

Menurut Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum dan

Pembukuan (2011, hlm: 17), untuk mengukur tingkat keberhasilan pelaksanaan

pendidikan sikap disatuan pendidikan dilakukan melalui berbagai program

penilaian dengan membandingkan kondisi awal dengan pencapaian dalam waktu

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/30388/6/T_PD_1507806_Chapter3.pdf · Taggart yang terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan

64

Abdul Talib T. S. Mamu, 2017 PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA DALAM PEMANFAATAN SAMPAH PLASTIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tertentu. Penilaian keberhasilan tersebut dilakukan dengan mengembangkan

indikator tentang nilai, menyusun instrument, dan melakukan pencatatan terhadap

pencapaian kemudian menganalisis dan mengevaluasi.

Teknik pengumpulan data aspek sikap ecoliteracy dengan menggunakan

angket yang berisi pernyataan-pernyataan sikap yang berkaitan dengan ecolitetacy

(kecerdasan ekologis). Pernyataan dalam angket disesuaikan dengan indikator

ecoliteracy yang dikembangkan oleh the center for ecoliteracy dan materi

pelajaran yang berkaitan dengan kecerdasan ekologis yang ada di kelas IV.

Pernyataan pada angket dibagi menjadi dua jenis pernyataan yaitu pernyataan

positif dan pernyataan negatif. Kriteria penilaian untuk pernyataan positif adalah

sangat setuju (SS) memperoleh skor 4, setuju (S) memperoleh skor 3, tidak setuju

(TS) memperoleh skor 2, dan sangat tidak setuju (STS) memperoleh skor 1.

Sedangkan untuk pernyataan negatif, kriteria penilaiannya adalah sangat setuju

sangat setuju (SS) memperoleh skor 1, setuju (S) memperoleh skor 2, tidak setuju

(TS) memperoleh skor 3, dan sangat tidak setuju (STS) memperoleh skor 4.

Pengukuran angket sikap ecoliteracy/heart (emotional) menggunakan skala likert.

Untuk menghitung persentase dari sikap melalui angket, maka digunakan

rumus berikut ini:

X 100%

Keterangan:

P = Persentase sikap persiswa/nilai perolehan

F = Jumlah perolehan skor siswa melalui angket

N = Jumlah skor maksimum pada angket

Interpretasi skor yang digunakan untuk mendeskripsikan hasil angket

tersebut adalah:

25% ≤ Nilai Perolehan ≤ 45% = kurang

46% ≤ Nilai Perolehan ≤ 65% = cukup

66% ≤ Nilai Perolehan ≤ 85% = baik

86% ≤ Nilai Perolehan ≤ 100%= sangat baik

3) Analisis data aspek keterampilan (hands) dan spirit (connectional)

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/30388/6/T_PD_1507806_Chapter3.pdf · Taggart yang terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan

65

Abdul Talib T. S. Mamu, 2017 PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA DALAM PEMANFAATAN SAMPAH PLASTIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Teknik pengumpulan data pada aspek keterampilan (hands) dan spirit

(connectional), dilakukan dengan observasi. Indikator yang menjadi pengamatan

dalam observasi disesuaikan dengan indikator ecoliteracy yang dikembangkan

oleh the center for ecoliteracy dan materi pelajaran yang berkaitan dengan

kecerdasan ekologis yang ada di kelas IV. Adapun pemberian skor pada setiap

indikator adalah sebagai berikut:

Sangat tepat dalam menyadari indokator : skor 4

Tepat dalam menyadari indokator : skor 3

Kurang tepat dalam menyadari indokator : skor 2

Tidak tepat dalam menyadari indokator : skor 1

Analisis data yang diperoleh dari lembar observasi aspek keterampilan

siswa, menggunakan persentase dengan rumus:

X 100%

Keterangan:

P = Persentase sikap persiswa/nilai perolehan

F = Jumlah perolehan skor siswa melalui angket

N = Jumlah skor maksimum pada angket

Interpretasi skor yang digunakan untuk mendeskripsikan hasil angket

tersebut adalah:

25% ≤ Nilai Perolehan ≤ 45% = kurang

46% ≤ Nilai Perolehan ≤ 65% = cukup

66% ≤ Nilai Perolehan ≤ 85% = baik

86% ≤ Nilai Perolehan ≤ 100% = sangat baik

4) Analisis terhadap proses pembelajaran

Analisis terhadap proses pembelajaran dilaksanakan dengan cara observasi

aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Observasi

dilaksanakan dengan menggunakan lembar observasi observasi guru dan lembar

observasi siswa. Aktivitas pembelajaran oleh siswa meliputi tiga aktifitas utama

yaitu fisik, aktivitas mental dan aktivitas emosional. Sebagaimana yang dijelaskan

oleh Paul B.Diedrich dalam Sardiman (1992:100) bahwa indikator yang

menyatakan aktivitas pembelajaran adalah:

Page 18: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/30388/6/T_PD_1507806_Chapter3.pdf · Taggart yang terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan

66

Abdul Talib T. S. Mamu, 2017 PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA DALAM PEMANFAATAN SAMPAH PLASTIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Visual acitivities, misalnya membaca, melihat gambar, memperhatikan

percobaan dan pekerjaan orang lain. 2. Oral acitivities, misalnya menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi

saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, dan interupsi

3. Listening activities, misalnya mendengarkan uraian, percakapan,

diskusi, musik, dan pidato. 4. Writing activities, misalnya menulis cerita, karangan laporan, angket,

dan menyalin. 5. Drawing activities, misalnya menggambar, membuat grafik, diagram. 6. Motor activities, misalnya melakukan percobaan, membuat konstruksi,

bermain. 7. Mental activities, misalnya menanggapi, mengingat, memecahkan soal,

menganalisa, melihat hubungan, dan mengambil keputusan. 8. Emosional activities, misalnya menaruh minat, gembira, bersemangat,

bergairah, berani, tenang.

Oleh karena itu, aktivitas pembelajaran oleh siswa dapat dibagi menjadi tiga

bagian dengan rinciannnya sebagai berikut:

(a) Aktivitas fisik adalah aktivitas atau kegiatan yang dilakukan oleh siswa

dengan melakukan gerakan motorik berupa: 1) siswa membaca materi IPS, 2)

siswa membaca/mencatat materi pelajaran IPS, 3) siswa memperhatikan

penjelasan guru, 4) siswa melakukan demonstrasi dalam pembelajaran.

(b) Aktivitas mental adalah suatu aktivitas yang dilakukan dengan diikuti oleh

kemampuan intelektual atau kemampuan berpikir, berupa: bertanya,

mengemukakan pendapat, merumuskan, memcahkan maslah, menyimak

penjelasan guru, menjawab pertanyaan, dan sebagainya. Indikator kinerja

aktivitas mental misalnya: 1) siswa mengemukakan pendapat selama

pembelajaran, 2) siswa berusaha memecahkan masalah selama proses

pembelajaran, 3) siswa menjawab pertanyaan dari guru tentang materi

pelajaran IPS, 4) siswa mengajukan pertanyaan kepada guru tentang materi

pelajaran IPS, 5) siswa berdiskusi dengan teman kelompoknya, 6) siswa

menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

(c) Aktivitas emosional adalah suatu aktivitas yang dilakukan dengan diikuti oleh

kemampuan emosi, berupa sikap bergembira, menaruh minat, berani,

bersemangat, menghargai pendapat orang lainj dan sebagainya. Indikator

aktivitas emosional misalnya: 1) siswa bergembiria selama mengikuti

Page 19: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/30388/6/T_PD_1507806_Chapter3.pdf · Taggart yang terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan

67

Abdul Talib T. S. Mamu, 2017 PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA DALAM PEMANFAATAN SAMPAH PLASTIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pelajaran IPS, 2) siswa berani dalam menjawab peprtanyaan yang diajukan

guru, 3) siswa mempunyai minat yang tinggi dalam mengikuti pembelajaran

IPS, 4) siswa bersungguh-sungguh mengerjakan tugas ketika pembelajaran

berlangsung, 5) siswa bersemangat mengikuti pembelajaran IPS

Selain itu juga lembar observasi yang digunakan memuat poin-poin yang

mengamati bagaimana model project based learning digunakan. Fungsi lembar

observasi ini adalah untuk memandu guru dalam melaksanakan pembelajaran

secara keseluruhan dengan baik dan membantu guru dalam penerapan model

project based learning, sehingga salah satu faktor penentu keberhasilan dalam

pembelajaran nanti adalah sejauh mana model pembelajaran project based

learning digunakan dengan secara maksimal.

Untuk menganalisis data yang diperoleh melalui lembar observasi guru,

maka digunakan rumus berikut ini (Purwanto, 2011, hlm: 102):

X100%

Keterangan:

NP = Nilai persen yang dicari

R = Skor perolehan guru

SM = Skor maksimum

Sedangkan untuk menganalisis data yang diperoleh melalui lembar

observasi siswa, dilakukan dengan dengan cara menentukan nilai kuantitas

keaktifan siswa dalam setiap aspek dalam lembar observasi. Selanjutnya, untuk

hasil dari lembar observasi dalam bentuk nilai persen (lembar observasi siswa dan

guru) dideskripsikan melalui kategori berikut ini:

≥ 80% = sangat tinggi

60%-79% = tinggi

40%-59% = sedang

20%-39% = rendah

< 20% = sangat rendah

Pada penelitian ini, ditetapkan juga target keberhasilan. Target

keberhasilan merupakan acuan keberhasilan yang menentukan apakah penelitian

ini dinyatakan berhasil dan proses pengumpulan data dihentikan. Adapun target

Page 20: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/30388/6/T_PD_1507806_Chapter3.pdf · Taggart yang terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan

68

Abdul Talib T. S. Mamu, 2017 PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA DALAM PEMANFAATAN SAMPAH PLASTIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

keberhasilan dalam penelitian ini adalah semua aspek dalam peningkatan

ecoliteracy (head, heart, hands, and spirit), telah memperoleh persentasi nilai

pada kategori baik. Pada aspek head/pengetahuan, Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) yang digunakan sebagai skor minimal pada setiap siswa adalah 72.50.

F. Validasi Data

Validitas data dapat diartikan sebagai upaya untuk melihat apakah

penelitian ini dapat dipercaya atau tidak. Validitas dalam Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) mengacu kepada kredibilitas dan kepercayaan dari hasil sebuah

penelitian. Menurut Hopkins (dalam Wiriaatmadja, 2014, hlm. 168) untuk

menguji derajat kebenaran penelitian, ada beberapa bentuk validitas yang dapat

dilakukan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu sebagai berikut :

1) Member check, yakni memeriksa kembali keterangan-keterangan atau

informasi data yang diperoleh selama penelitian dengan cara

mengkonfirmasinya kepada guru kelas dan siswa melalui diskusi pada akhir

siklus.

2) Triangulasi, yaitu memeriksa kebenaran hipotesis, kostruk, atau analisis yang

timbul dengan membandingkan dengan hasil orang lain. Menurut Elliot

(dalam Wiriaatmadja, 2014, hlm. 169) triangulasi dilakukan berdasarkan tiga

sudut pandang, yaitu sudut pandang guru, sudut pandang peserta didik, dan

sudut pandang yang melakukan pengamatan atau observasi. Dengan demikian

kebenaran yang muncul tidak hanya berasal pada satu sumber data tetapi dari

sudut pandang yang sifatnya saling melengkapi.

3) Audit Trail, yakni mengecek kebenaran prosedur dan metode pengumpulan

data dengan cara mendiskusikannya dengan pembimbing dan rekan

sejawat/guru pamong/observer yang memiliki kemampuan dalam penelitian

tindakan kelas (PTK).

4) Expert Opinion (meminta nasehat kepada pakar), yakni peneliti berusaha

untuk mendapatkan pengarahan dan bimbingan dari dosen pembimbing

selama proses penelitian berlangsung. Validasi data ini dilakukan dengan

Page 21: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/30388/6/T_PD_1507806_Chapter3.pdf · Taggart yang terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan

69

Abdul Talib T. S. Mamu, 2017 PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA DALAM PEMANFAATAN SAMPAH PLASTIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan meminta kepada orang yang dianggap ahli atau pakar penelitian

tindakan kelas atau pakar bidang studi untuk memeriksa semua tahapan

kegiatan penenlitian dan memberikan arahan atau judgements terhadap

masalah-masalah penelitian yang dikaji. Orang yang ahli yang dimaksudkan

dalam penelitian ini adalah dosen pembimbing.