empat - webbpjs.azurewebsites.net

24
KESEHATAN INFO BPJS MEDIA INFO BPJS KESEHATAN EDISI 94 EMPAT DIREKSI BARU BPJS KESEHATAN QUICK WINS

Upload: others

Post on 02-Dec-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EMPAT - webbpjs.azurewebsites.net

K E S E H ATA NINFOBPJS

MEDIA INFO BPJS KESEHATAN EDISI 94

EMPATDIREKSI BARU BPJS KESEHATANQUICK WINS

Page 2: EMPAT - webbpjs.azurewebsites.net
Page 3: EMPAT - webbpjs.azurewebsites.net

INFO BPJS KESEHATAN//EDISI 94 3

Pada 22 Februari 2021, Bapak Presiden Republik Indonesia secara resmi telah melantik Dewan Pengawas dan Direksi BPJS Kesehatan serta mengamanahkan penyelenggaraan Program

Jaminan Kesehatan Nasional selama 5 tahun ke depan kepada Dewan Pengawas dan Direksi BPJS Kesehatan yang terpilih.

Melalui rangkaian prosesi ini, maka secara resmi, kemudi kapal besar BPJS Kesehatan telah beralih kepada kami. Tentu tidak ada waktu jeda untuk melanjutkan keberlangsungan Program JKN-KIS bagi seluruh masyarakat. Segera setelah mengambil alih kemudi, kami harus mengakselarasi langkah-langkah kami sehingga penyelenggaraan Program JKN tidak terhenti karena proses pergantian Dewan Pengawas dan Direksi. Setelah dilantik secara resmi, kami siap mengemban amanah dan melanjutkan langkah dalam mengelola Program JKN-KIS serta memberikan pelayanan terbaik kepada seluruh peserta JKN-KIS.

Pelayanan terbaik kepada peserta harus senantiasa menjadi fokus organisasi. Hal ini mengingat Program JKN-KIS yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan merupakan program yang paling dirasakan manfaatnya oleh masyarakat karena telah memberikan jaminan pembiayaan pelayanan kesehatan bagi peserta. Tingginya pemanfaatan program ini juga menjadikan Program JKN-KIS sebagai top of mind pembiayaan pelayanan kesehatan di Indonesia.

Beberapa hal yang menjadi perhatian kami adalah terkait peningkatan kualitas layanan kepada peserta karena tidak dapat dipungkiri, masih kita jumpai antrean layanan di beberapa titik. Selain itu, dari sisi pembiayaan manfaat, perlu adanya review terhadap kebutuhan dasar kesehatan, kelas rawat inap dan perubahan sistem pembayaran kepada fasiltas kesehatan. Kolekting iuran juga masih menjadi titik krusial yang akan senantiasa kami upayakan peningkatan penerimaannya. Penanggulangan pandemi Covid-19 juga masih menjadi perhatian kami terutama dalam melaksanakan penugasan khusus verifikasi klaim Covid-19 dan pemanfaatan aplikasi P-Care untuk vaksinasi.

Untuk menghadapi tantangan tersebut, kami telah menetapkan 5 fokus utama, yaitu:

1. Fokus Peningkatan Mutu Layanan. 2. Fokus Kolekting Iuran.3. Fokus Strategic Purchasing.4. Fokus Peningkatan Kapabilitas Badan.5. Kontribusi dalam Penanganan Covid-19.

Pelaksanaan fokus utama tersebut diharapkan juga berjalan selaras dengan 4 Quick Wins tahun 2021, yaitu:

1. Peningkatan kualitas layanan customer journey dengan fokus mengurangi antrian dengan inovasi sistem manajemen informasi online dan inovasi face recognition dengan teknologi Artificial Intelligence.2. Engagement atau keterlibatan masyarakat dan stakeholder dalam mendukung dan mempunyai sense of belonging terhadap Program JKN-KIS melalui Program “BPJS Kesehatan Mendengar”.3. Memperluas cakupan kepesertaan dengan meningkatkan partisipasi masyarakat dan alternatif inovasi pendanaan Program JKN.4. Menjaga sustainability Program JKN-KIS.

Kami menyadari bahwa dalam perjalanan penyelenggaraan Program JKN-KIS ke depan akan ada dinamika dan tantangan tersendiri. Namun kami optimis, dengan kerja keras bersama, kita dapat meningkatkan kinerja menjadi lebih baik, mencapai target-target yang ditetapkan serta memberikan pelayanan yang terbaik dan berkualitas kepada peserta.

Langkah Cepat untuk Mewujudkan Masyarakat Indonesia yang Sehat

Direktur UtamaAli Ghufron Mukti

CEO Message

INFO BPJS KESEHATAN//EDISI 94 3

Page 4: EMPAT - webbpjs.azurewebsites.net

INFO BPJS KESEHATAN//EDISI 94 4

KILAS & PERISTIWA 5

CEO MESSAGE 3

FOKUS 6

BINCANG 10

BENEFIT 12

PELANGGAN 14

TESTIMONI 16

INSPIRASI 18

PERSEPSI 20

SEHAT & GAYA HIDUP 22

BULETIN DITERBITKAN OLEH BPJS KESEHATAN :Jln. Letjen Suprapto PO BOX 1391/JKT Jakarta Pusat Tlp. (021) 4246063, Fax. (021) 4212940

10 BINCANG

DAFTAR ISI

PENGARAHAli Ghufron Mukti

PENANGGUNG JAWABAndi Afdal

PEMIMPIN UMUM Kisworowati

PEMIMPIN REDAKSI M.Iqbal Anas Ma’ruf

SEKRETARIAT Rini RahmitasariNi Kadek Manipuspaka Devi

REDAKTURAndi AsharWidianti UtamiRyan AbdullahAsyraf MursalinaDwi AsmariyantiSubkhanJuliana RamdhaniAngela Dian RatnasariDarusman Thohir

EDITORArif BudimanDiah IsmawardaniRanggi Larissa IzzatiAlhafiz

DISTRIBUSI & PERCETAKAN KGS. HamdaniAgung PriyonoM. Eko HadiandiRaden Paramita SucianiElmira Dwi BertyAmin Rahman HardiSiswanto

PENGEMBANGANAkhmad TasyrifanDidik DharmadiAnastasya MargaretMohamad Irfan

Pembaca setia Media Info BPJS Kesehatan,

Kepemimpinan baru di BPJS Kesehatan kini memasuki babak baru dan resmi berjalan sejak ditetapkannya Keputusan Presiden RI Nomor 37/P Tahun 2021 tentang Pengangkatan Keanggotan Dewan Pengawas dan Keanggotaan Direksi BPJS Kesehatan Masa Jabatan Tahun 2021 - 2026 tanggal 19 Februari 2021. Berbagai tantangan baru pun siap menyambut manajemen baru, mengingat dinamika pengelolaan Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat kini bertambah dengan situasi pandemi yang masih melanda dunia dan Indonesia.

Pekerjaan rumah dalam pengelolaan Program JKN-KIS masih belum rampung. Meski pada awal tahun, kondisi keuangan program ini berangsur membaik, namun manajemen baru harus terus mengupayakan sustainibilitas program dan terus terjaga serta berkelanjutnya. Yang tidak kalah penting, bagaimana peningkatan kualitas layanan Program JKN-KIS harus tetap menjadi prioritas demi terwujudnya tingkat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan.

Tidak lupa, tantangan manajemen baru dalam hal untuk meningkatkan cakupan kepesertaan serta harus bagaimana mengusung strategi dalam mengoptimalkan keterlibatan peserta dan berbagai pihak lainnya untuk mendukung program JKN-KIS. Tanpa adanya engagement antar pemangku kepentingan, program ini tidak akan berkelanjutan.

Tantangan lain adalah bagaimana kehadiran Program JKN-KIS di era pandemi, khususnya sebagai upaya percepatan penanggulangan Covid 19 menjadi perhatian bersama. Program JKN-KIS diharapkan akan menjadi salah satu pilar penyangga yang menjamin akses dalam layanan kesehatan masyarakat terus terjaga. Ekonomi global yang mengalami pasang surut di masa pandemi, menjadikan program jaminan sosial khususnya kesehatan adalah sandaran masyarakat untuk bertahan. Manajemen baru, diharapkan terus dapat mengantisipasi berbagai dinamika situasi global yang melanda bangsa Indonesia.

Seiring dengan penerbitan Media Info BPJS Kesehatan, kami mengucapkan terima kasih atas berbagai dukungan dan tanggapan atas terbitnya media ini. Diharapkan melalui penerbitan Media ini informasi yang berkualias, baik, akurat dapat terus kami sajikan dan diharapkan kehadiran media ini dapat menjadi jembatan informasi yang efektif bagi BPJS Kesehatan dan seluruh stakeholder. Selamat beraktivitas.

SALAM REDAKSI

Setelah melewati masa seleksi dan tes yang panjang sejak akhir tahun 2020, akhirnya Presiden Joko Widodo melantik jajaran Direksi dan Dewan Pengawas BPJS Kesehatan yang baru pada 22 Februari 2021 di Istana Negara.

Direksi dan Dewan Pengawas BPJS Kesehatan Periode 2021-2026Ini Harapan Ketua DJSN

FORMASI BARU

TANTANGAN BARU BAGI KEPEMIMPINAN BARU

Page 5: EMPAT - webbpjs.azurewebsites.net

INFO BPJS KESEHATAN//EDISI 94 5

Jakarta

Jakarta

Jakarta – BPJS Kesehatan menerima petikan Keputusan Presiden RI Nomor 37/P Tahun 2021 tentang Pengangkatan Keanggotan Dewan Pengawas dan Keanggotaan Direksi BPJS Kesehatan Masa Jabatan Tahun 2021 - 2026, dari Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) di Jakarta, Selasa (02/03). Dalam kesempatan tersebut Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti juga mengumumkan formasi anggota Direksi BPJS Kesehatan, diantaranya :

1. Direktur Pengawasan, Pemeriksaan dan Hubungan Antar Lembaga, Mundiharno;2. Direktur Keuangan dan Investasi, Arief Witjaksono Juwono Putro;3. Direktur SDM dan Umum, Andi Afdal;4. Direktur Jaminan Pelayanan Kesehatan, Lily Kresnowati;5. Direktur Perencanaan, Pengembangan dan Manajemen Risiko, Mahlil Ruby;6. Direktur Perluasan dan Pelayanan Peserta, David Bangun; dan 7. Direktur Teknologi Informasi, Edwin Aristiawan

“Diharapkan dengan formasi tersebut, BPJS Kesehatan akan semakin andal dalam melaksanakan tugas mengelola Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS). Kami juga memohon

dukungan dari semua pihak termasuk Dewan Jaminan Sosial Nasional, dalam upaya bersama perbaikan Program JKN-KIS ke depan,” ujar Ali Ghufron.

Dalam kesempatan tersebut Ali Ghufron juga mengungkapkan kembali fokus perhatian dari Direksi saat ini adalah upaya meningkatkan kualitas layanan kepada peserta sesuai customer journey, antara lain dengan mengurai antrean di fasilitas kesehatan, mempercepat koordinasi rujukan antarfasilitas kesehatan, mengoptimalkan bridging sistem informasi BPJS Kesehatan dengan layanan fasilitas kesehatan, serta memperkuat upaya edukasi publik mengenai JKN-KIS. Ali Ghufron juga berharap dengan kualitas layanan yang meningkat, akan berimbas pada sustainibilitas Program JKN-KIS.

Siap Dengar Aspirasi Masyarakat, ini Formasi dan Fokus Direksi BPJS Kesehatan

Sebagai instansi pelayanan publik, pemerintah menetapkan Duta BPJS Kesehatan sebagai penerima vaksin Covid-19 tahap kedua. Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ali Ghufron Mukti menjelaskan bahwa langkah pemberian vaksin tersebut diharapkan dapat melindungi para Duta BPJS Kesehatan dalam menjalankan tugasnya selama memberikan pelayanan kepada peserta JKN-KIS di lapangan.

“Vaksinasi Covid-19 dilaksanakan bagi seluruh Duta BPJS Kesehatan secara bertahap. Sekarang, vaksinasi dilakukan kepada Duta BPJS Kesehatan Kantor Pusat dan wilayah DKI Jakarta sebanyak 1.569 orang. Kami upayakan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 dosis pertama bagi Duta BPJS Kesehatan di seluruh Indonesia selesai dalam bulan

ini,” ujar Ali Ghufron usai menjalani vaksinasi Covid-19 di BPJS Kesehatan Kantor Pusat, Rabu (03/03).

Sebelum divaksinasi, Duta BPJS Kesehatan terlebih dulu melakukan pengecekan data diri pada website pedulilindungi.id untuk memastikan namanya terdaftar sebagai penerima vaksin. Adapun pelaksanaan vaksinasi Covid-19 akan ditunda bagi peserta vaksinasi yang memiliki riwayat positif Covid-19 dalam tiga bulan terakhir sejak dikatakan sembuh, memiliki kontak dengan orang yang terkonfirmasi positif Covid-19 dalam waktu 14 hari terakhir, memiliki riwayat autoimun, hamil, memiliki riwayat alergi berat (seperti sesak, bengkak, dan reaksi berat lainnya), dan telah menerima vaksin lain selain vaksin Covid-19 dalam kurun waktu satu bulan terakhir.

Di sisi lain, BPJS Kesehatan juga telah banyak berperan membantu pemerintah menangani pandemi Covid-19 di Indonesia. Pertama, dengan menjalankan tugas khusus dalam hal pencatatan, verifikasi, penagihan dan pelaporan klaim Covid-19, yang mencakup seluruh proses penagihan hingga pembayaran klaim Covid-19 kepada seluruh masyarakat Indonesia, baik yang sudah menjadi peserta JKN-KIS ataupun belum menjadi peserta JKN-KIS. Sampai dengan 26 Februari 2021, terdapat 1.720 rumah sakit yang telah mengajukan klaim khusus untuk kasus Covid-19.

Duta BPJS Kesehatan Terima Vaksinasi Covid-19

KILAS & PERISTIWA

Page 6: EMPAT - webbpjs.azurewebsites.net

INFO BPJS KESEHATAN//EDISI 94 6

FOKUS

Program JKN-KIS yang diselenggarakan BPJS Kesehatan telah memasuki tahun ke delapan. Dalam pelaksanaannya, program ini telah memberikan banyak kontribusi bagi masyarakat Indonesia,

antara lain meningkatkan akses terhadap pelayanan kesehatan, mencegah kemiskinan, meningkatkan Angka Harapan Hidup (AHH), menurunkan porsi Out of Pocket (OOP) dalam Total Belanja Kesehatan (TBK), menciptakan lapangan kerja, dan juga menggerakkan ekonomi.

Sampai dengan 30 April 2021, jumlah cakupan kepesertaan Program JKN-KIS telah mencapai 223.953.243 jiwa, atau sekitar 83% dari total penduduk Indonesia. Dalam memberikan pelayanan kesehatan yang komprehensif kepada pesertanya, program ini juga didukung oleh 26.795 fasilitas kesehatan.

Empat Quick Wins Direksi Baru BPJS Kesehatan

Ke depan, tantangan yang dihadapi program JKN-KIS tentunya akan semakin kompleks. BPJS Kesehatan juga terus melakukan berbagai upaya pembenahan untuk menghadapi berbagai tantangan tersebut, serta memenuhi ekspektasi peserta dan juga meningkatkan kepuasan faskes yang bermitra dengannya.

Direksi Baru, Semangat Baru

Sebagaimana organisasi yang senantiasa bertumbuh dan berkembang, BPJS Kesehatan telah mengalami berbagai dinamika perubahan. Salah satunya adalah pergantian kepemimpinan Direksi BPJS Kesehatan. Berdasarkan Surat Keputusan Presiden Nomor 37/P Tahun 2021, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo pada 22 Februari 2021 lalu telah melantik jajaran Direksi BPJS Kesehatan untuk periode 2021-2026.

Setelah resmi dilantik Presiden Joko Widodo di Istana Negara pada 22 Februari 2021 lalu, jajaran Direksi BPJS Kesehatan untuk periode 2021-2026 langsung tancap gas menetapkan beberapa fokus dan strategi quick wins dalam rangka mewujudkan jaminan sosial yang berkualitas, inklusif, dan berkelanjutan. Kerja sama lintas sektoral dengan kementerian/lembaga, pemerintah daerah, dan pemangku kepentingan lainnya juga terus dioptimalkan, sehingga harapannya ekosistem Jaminan Kesehatan Nasional - Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) yang sehat dapat tercipta.

Page 7: EMPAT - webbpjs.azurewebsites.net

INFO BPJS KESEHATAN//EDISI 94 7

Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti menyampaikan, segera setelah dilantik, Direksi BPJS Kesehatan segera melakukan langkah-langkah penyesuaian dan percepatan, sehingga keberlangsungan penyelenggaraan Program JKN-KIS dapat senantiasa terjaga.

Direksi BPJS Kesehatan juga telah mencermati berbagai tantangan yang harus ditindaklanjuti bersama. Di antaranya, pentingnya memastikan keseimbangan antara manfaat dan iuran JKN, serta perlunya peta jalan integrasi sistem dan basis data antar instansi pemangku kepentingan Program JKN. Hal tersebut diharapkan akan mempercepat cakupan kepesertaan Program JKN-KIS dan efektifitas sumber daya untuk mengoptimalkan proses pendaftaran, pengumpulan iuran, dan penjaminan pelayanan kesehatan. Hal lainnya yang disorot adalah perlunya reshaping manfaat JKN berbasis kebutuhan dasar kesehatan dan kelas rawat inap JKN. Selain itu, perlunya pentahapan dalam perubahan sistem pembayaran kepada fasilitas kesehatan.

Lima Fokus Utama

Di tahun 2021 ini, BPJS Kesehatan telah menetapkan lima fokus perhatian utama yang tercantum dalam Dokumen Rencana Kerja Anggaran Tahunan (RKAT), yaitu peningkatan mutu layanan, kolekting iuran, strategic purchasing, peningkatan kapabilitas badan, serta berkontribusi dalam penanganan Covid-19.

Ghufron memaparkan, untuk fokus peningkatan mutu layanan, strategi yang dijalankan antara lain penguatan strandarisasi layanan secara nasional di seluruh satuan kerja dan fasilitas kesehatan yang bekerja sama, optimalisasi layanan digital di seluruh titik layanan, peningkatan akurasi data kepesertaan, serta peningkatan inovasi layanan kepada peserta, khususnya terkait dengan kondisi dan dampak Pandemi Covid-19.

Untuk fokus pengumpulan (collecting) iuran, strategi yang dijalankan adalah peningkatan akurasi data gaji Pekerja Penerima Upah Pemerintah (PPU-P) dan ketersediaan anggarannya, peningkatan koordinasi dalam implementasi kebijakan perubahan peserta PD Pemda menjadi PBPU-Pemda, optimalisasi pengumpulan iuran menggunakan seluruh kanal pembayaran dan pengembangan inovasi metode pengumpulan iuran untuk PBPU/BP, serta peningkatan keaktifan PBPU/BP dan optimalisasi pencapaian subsidi iuran pemerintah untuk PBPU/BP kelas III.

Kemudian untuk fokus strategic purchasing yang terkait dengan bagaimana BPJS Kesehatan membelanjakan uang, sehingga uang yang dibelanjakan untuk kepentingan masyarakat atau peserta memiliki mutu yang bagus, namun juga dengan biaya yang terkendali.

Strateginya antara lain sinergi dengan stakeholders terkait untuk memastikan tersedianya kebijakan manfaat yaitu Kebutuhan Dasar Kesehatan dan Kelas Standar,

peningkatan efektifitas pengelolaan kerjasama fasilitas kesehatan, peningkatan efektifitas pengelolaan klaim, serta pengembangan dan impelementasi motode pembayaran baru kepada fasilitas kesehatan yang lebih cost effective dan efisien.

Ghufron menyampaikan, fungsi strategic purchasing BPJS Kesehatan ini tertera di dalam Undang-Undang Sistem Jaminan Sosial Nasional No. 40 Tahun 2004, di mana BPJS Kesehatan diamanahkan untuk mengembangkan sistem pelayanan kesehatan, sistem kendali mutu pelayanan, dan sistem pembayaran pelayanan.

Sebagai penyelenggara, BPJS Kesehatan berhadapan langsung dengan dinamika belanja manfaat program JKN-KIS on the daily basis. Tentunya BPJS Kesehatan memiliki pemahaman yang lebih komprehensif tentang perilaku peserta dan fasilitas kesehatan dalam proses belanja manfaat serta risiko finansial yang ditimbulkannya terhadap program JKN-KIS.

”Dukungan pemerintah dan stakeholder kepada BPJS Kesehatan untuk menjalankan fungsi strategic purchasing sangat dibutuhkan. Selain peran yang telah diamanahkan undang-undang, BPJS Kesehatan perlu didorong untuk terlibat aktif dalam pengembangan manfaat program JKN-KIS, penyusunan tarif layanan kesehatan, menetapkan indikator kualitas layanan yang berorientasi outcome, dan lain sebagainya. Dengan demikian, BPJS Kesehatan dapat menjaga keseimbangan antara ketersediaan dana dengan belanja manfaat yang berkualitas,” ujar Ghufron.

Berikutnya adalah fokus pada peningkatan kapabilitas badan, antara lain melalui implementasi penuh Fungsi Kepatuhan Internal Organisasi, peningkatan aktivitas

FOKUSFOKUS

Page 8: EMPAT - webbpjs.azurewebsites.net

INFO BPJS KESEHATAN//EDISI 94 8

FOKUS

Direktur Utama BPJS KesehatanAli Ghufron Mukti

pengelolaan sumber daya manusia (SDM), peningkatan efektivitas pengelolaan pembelajaran organisasi, peningkatan efektivitas pengelolaan barang dan jasa, pengembangan teknologi informasi dalam rangka peningkatan mutu layanan dan efisiensi operasional, pengelolaan dan perluasan implementasi inovasi pada unit kerja, serta optimalisasi perencanaan strategis, pengelolaan proses bisnis, dan manajemen risiko.

Fokus terakhir yaitu berkontribusi dalam penanganan Covid-19. Di masa pandemi ini, BPJS Kesehatan menjalankan tugas khusus dalam hal pencatatan, verifikasi, penagihan dan pelaporan klaim Covid-19, yang mencakup seluruh proses penagihan hingga pembayaran klaim Covid-19 kepada seluruh masyarakat Indonesia. Kontribusi lainnya adalah penyediaan data penerima vaksinasi Covid-19 sesuai ketentuan, serta utilisasi sistem informasi aplikasi P-Care di seluruh Indonesia.

“Kami juga menyediakan dan menyampaikan data peserta JKN-KIS yang memiliki riwayat fatalitas Covid-19. Informasi ini disampaikan secara terbatas kepada seluruh pemerintah daerah sehingga diharapkan mampu menjadi data pendukung dalam mengidentifikasi peserta yang memiliki riwayat penyakit komorbid yang berdampak pada fatalitas jika terpapar Covid-19. Kami pun telah menyediakan dashboard yang bisa diakses seluruh pemerintah daerah untuk memonitor dan melakukan evaluasi terkait Program JKN-KIS serta monitoring klaim Covid-19,” papar Ghufron.

Strategi Quick Wins

Dengan kerja keras, doa bersama, serta komitmen dan dukungan stakeholder terkait, Ghufron optimistis hal-

hal yang menjadi fokus utama BPJS Kesehatan tersebut bisa dijalankan dengan baik, sehingga dapat terwujud ekosistem Program JKN-KIS yang ideal. Untuk itu, Direksi BPJS Kesehatan yang baru juga telah menetapkan empat quick wins di tahun 2021.

Pertama adalah meningkatkan kualitas layanan di customer journey dengan fokus mengurangi antrean melalui inovasi sistem manajemen informasi online dan face recognition dengan teknologi Artificial Intelligence (AI). Selain itu, BPJS Kesehatan juga akan mempercepat koordinasi rujukan antarfasilitas kesehatan, mengoptimalkan bridging system informasi BPJS Kesehatan dengan layanan fasilitas kesehatan, serta memperkuat upaya edukasi publik mengenai JKN-KIS.

"Kami ingin meningkatkan kualitas layanan peserta sesuai customer journey dengan fokus mengurangi antrean. Caranya, kita bangun dan kuatkan inovasi sistem manajemen informasi online, dan nantinya fasilitas kesehatan memakai inovasi ini, sehingga antrean pasien menjadi lebih cepat. Edukasi kepada peserta JKN-KIS juga akan diperkuat agar inovasi sistem manajemen informasi online ini bisa berjalan optimal,” kata Ghufron. Quick wins kedua adalah engagement atau keterlibatan masyarakat dan stakeholder dalam mendukung dan mempunyai sense of belonging terhadap Program JKN-KIS melalui program "BPJS Kesehatan Mendengar”. Program ini dihadirkan untuk menjaring berbagai masukan dan saran yang konstruktif dari para stakeholder JKN-KIS, guna meningkatkan mutu layanan dan mendongkrak kepuasan peserta JKN-KIS.

Kegiatan “BPJS Kesehatan Mendengar” melibatkan kelompok pemberi kerja dan pekerja, para pakar dan akademisi, praktisi, kelompok asosiasi fasilitas kesehatan dan organisasi profesi, serta lembaga atau mitra lain.

"BPJS Kesehatan Mendengar ini membantu kami melakukan pemetaan kebutuhan stakeholder untuk kami jadikan evaluasi, masukan, dan acuan dalam mengelola Program JKN-KIS lima tahun ke depan. Bahkan tidak menutup kemungkinan bila suara dari para pemangku kepentingan tersebut akan menjadi sasaran strategis jangka panjang BPJS Kesehatan,” kata Ghufron.

Quick wins ketiga yaitu memperluas cakupan kepesertaan dengan meningkatkan partisipasi masyarakat dan alternatif inovasi pendanaan Program JKN. Upaya tersebut antara lain dilakukan dengan mengembangkan mekanisme pendanaan inovatif, dengan harapan, masyarakat yang belum memperoleh perlindungan jaminan sosial kesehatan bisa segera terdaftar menjadi peserta JKN-KIS.

Sejak dilantik oleh Presiden Jokowi, Direksi BPJS Kesehatan juga langsung menjajaki kerja sama dengan berbagai pihak guna memperluas cakupan peserta JKN-KIS dan meningkatkan kolektabilitas iuran, khususnya dari segmen peserta Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU). Antara lain dengan WeCare.id untuk mengembangkan fitur donasi pada website BPJS Kesehatan maupun aplikasi WeCare.id.

Page 9: EMPAT - webbpjs.azurewebsites.net

INFO BPJS KESEHATAN//EDISI 94 9

Ghufron menyampaikan, dengan adanya program crowdfunding ini, diharapkan masyarakat Indonesia yang belum terlindungi jaminan kesehatan oleh negara maupun secara mandiri, dapat segera memiliki perlindungan JKN-KIS.

Kemudian yang menjadi quick wins keempat yaitu menjaga sustainability Program JKN-KIS. Diakui Ghufron, penyesuaian iuran yang dilakukan pemerintah melalui Peraturan Presiden Nomor 75/2019 dan 64/2020 telah mendorong perbaikan finansial dan menjaga keberlangsungan program JKN-KIS. Di sisi lain, rasionalisasi APBN dan APBD serta belum pulihnya kondisi perekonomian sebagai dampak dari Pandemi Covid-19, memunculkan risiko tidak optimalnya penganggaran iuran program JKN-KIS khususnya oleh Pemerintah Daerah.

Sementara itu dengan membaiknya likuiditas program JKN-KIS dan kebutuhan untuk meningkatkan kualitas layanan, usulan kenaikan tarif pelayanan kesehatan peserta program JKN-KIS semakin menguat. Tentunya hal ini perlu diperhitungkan dengan matang karena akan meningkatkan risiko finansial program. ”Dinamika penganggaran iuran dan usulan kenaikan tarif ini perlu mendapatkan perhatian pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan program JKN-KIS. Kenaikan tarif pelayanan kesehatan harus tetap rasional agar dampak positif penyesuaian iuran terhadap keberlangsungan program tidak terdilusi dalam waktu singkat,” ujarnya.

Dikatakan Ghufron, untuk membangun ekosistem JKN-KIS yang ideal, BPJS Kesehatan memerlukan dukungan dari berbagai pihak. Ekosistem JKN-KIS yang sehat akan tercapai bila masing-masing pemangku kepentingan melaksanakan tugas dan fungsinya dengan sebaik-baiknya. Untuk itu, BPJS Kesehatan juga

akan melakukan optimalisasi kerja sama lintas sektoral dengan kementerian/lembaga, pemerintah daerah, dan pemangku kepentingan lainnya.

Membangun SDM Sehat

Saat memberi arahan kepada jajaran Dewan Pengawas dan Direksi BPJS Kesehatan yang baru, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menekankan pentingnya pembangunan sumber daya manusia Indonesia yang sehat, di mana hal tersebut juga menjadi salah satu tugas BPJS Kesehatan.

"Jadi bukan hanya mengobati orang sakit, tapi menciptakan masyarakat sehat, mulai dari lahir sampai lansia. Inilah tugas BPJS Kesehatan bersama Kementerian Kesehatan, bagaimana memastikan masyarakat sehat betul-betul terlaksana. Mulai dari lahir, pencegahan stunting, termasuk mencegah dari penyakit-penyakit lain," kata Muhadjir.

Sementara itu, Anggota Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) dari unsur pemerintah, Mohamad Subuh mengaku optimistis penetapan Dewan Pengawas dan Direksi BPJS Kesehatan yang baru akan membuat penyelenggaraan program JKN-KIS menjadi semakin baik. Subuh juga meminta kepada seluruh pihak untuk mendukung dan bersama-sama mewujudkan jaminan kesehatan yang berkualitas bagi seluruh penduduk Indonesia. “DJSN optimistis penyelenggaraan jaminan sosial ke depannya dapat lebih baik lagi, terutama dalam bidang kepesertaan dan pelayanan serta keuangan, sehingga dapat menjamin peserta untuk mendapat manfaat sesuai dengan haknya,” kata Mohamad Subuh.

FOKUSFOKUS

Page 10: EMPAT - webbpjs.azurewebsites.net

INFO BPJS KESEHATAN//EDISI 94 10

BINCANG

Setelah melewati masa seleksi dan tes yang panjang sejak akhir tahun 2020, akhirnya Presiden Joko Widodo melantik jajaran Direksi dan Dewan Pengawas BPJS Kesehatan yang baru pada 22

Februari 2021 di Istana Negara.

Panitia Seleksi Dewan Pengawas dan Dewan Direksi BPJS Kesehatan yang dibentuk oleh Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) telah menyelesaikan tugasnya dalam menyaring dan memilih putra-putri terbaik bangsa yang diamanahkan untuk menjaga keberlangsungan Program Jaminan Kesehatan Nasional ke depan.

Seleksi dan pemilihan jajaran direksi dan dewan pengawas BPJS Kesehatan periode 2021-2026 dilakukan dengan ketat melalui berbagai tes untuk menakar kapasitas peserta seleksi. Hingga pada akhirnya terpilihlah delapan jajaran direktur dan tujuh dewan pengawas dari peserta seleksi terbaik.

Nama-nama tersebut adalah Direktur Utama Ali Ghufron Mukti; Direktur Pengawasan, Pemeriksaan dan Hubungan Antar Lembaga Mundiharno, Direktur Keuangan dan Investasi Arief Witjaksono Juwono Putro; Direktur SDM

dan Umum Andi Afdal; Direktur Jaminan Pelayanan Kesehatan Lily Kresnowati; Direktur Perencanaan, Pengembangan dan Manajemen Risiko Mahlil Ruby; Direktur Perluasan dan Pelayanan Peserta David Bangun; dan Direktur Teknologi Informasi Edwin Aristiawan.

Sementara susunan Dewan Pengawas diketuai oleh Achmad Yurianto dari unsur pemerintah; Regina Maria Wiwieng Handayani sebagai anggota dari unsur pemerintah; Indra Yana anggota unsur pekerja; Siruaya Utamawan anggota unsur pekerja; Iftida Yasar anggota unsur pemberi pekerja; Inda Deryanne Hasman anggota unsur pemberi pekerja; dan Ibnu Naser Arrohimi anggota unsur tokoh masyarakat.

Ketua Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) Tb Achmad Choesni memiliki pandangan tersendiri terhadap jajaran Direksi dan Dewan Pengawas BPJS Kesehatan periode 2021-2026. Tim Info BPJS Kesehatan mendapatkan kesempatan untuk mewawancarai Ketua DJSN yang juga sebagai Deputi Bidang Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan dan Perlindungan Sosial Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. Berikut kutipan wawancaranya:

Direksi dan Dewan Pengawas BPJS Kesehatan Periode 2021-2026Ini Harapan Ketua DJSN

FORMASI BARU

Ketua Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) Tb Achmad Choesni

+ + ++

+ + ++

Page 11: EMPAT - webbpjs.azurewebsites.net

INFO BPJS KESEHATAN//EDISI 94 11

Bagaimana komentar Ketua DJSN terkait jajaran Direksi dan Dewan Pengawas BPJS Kesehatan yang baru dilihat dari latar belakang dan pengalamannya?

Kalau dilihat dari hasilnya, kita dapat yang baik. Karena Pak Ali Ghufron kan juga berpengalaman dulu di bidang kesehatan, bahkan jadi Wakil Menteri Kesehatan. Dan Ketua Dewan Pengawasnya juga saya dekat sama beliau, dan beliau bisa memberikan pendampingan kepada teman-teman direksi.

Khusus untuk Dewas, ini kan Dewas dibantu oleh beberapa perwakilan ya misalnya perwakilan pengusaha, perwakilan pemerintah, dan perwakilan buruh. Saya kira Dewas lebih kolektif kolegial dibandingkan dengan direksi. Saya kira Pak Yuri (Ketua Dewas) dengan teman-teman Dewas bisa melakukan pendampingan yang produktif dengan teman-teman direksi. Insya Allah berjalan dengan baik, menurut saya Direksi dan Dewas juga harus bekerja sama dengan baik dengan DJSN dan lainnya.

PR apa saja yang harus dikerjakan oleh manajemen BPJS Kesehatan yang baru untuk keberlangsungan Program Jaminan Kesehatan Nasional?

Salah satunya yang kita pastikan teman-teman mengerti, BPJS Kesehatan harus dianggap skema asuransi sosial yang bersifat wajib. Sehingga kita minta mereka juga harus meningkatkan kepesertaannya, misalnya kepesertaan yang mandiri. Jangan hanya bergantung pada PBI yang pemerintah bayar, dan pemerintah daerah juga berkontribusi. Yang peserta mandiri yang harus diperhatikan.

Terus terang kalau yang mandiri, saya sering ngobrol dengan kalangan milenial. Teman-teman milenial kan harus memastikan apa yang dibelinya sebelum mendaftar, karena pada akhirnya mereka berpendapat kalau saya bayar ngapain kalau tidak ada gunanya? Padahal walaupun bayarnya sedikit tapi agar terlindungi. Untuk hal-hal yang bisa diprediksi di urusan penyakit, kamu harus ikut asuransi. Tidak ikut asuransi lalu tiba-tiba kamu harus jadi “Lord of The Ring”

pakai ring di jantung, miskin loh kamu.

BPJS Kesehatan harus menggaet milenial yang memiliki usaha sendiri melalui platform marketplace, bukan pekerja, itu yang harus kita cover. Nah itu adalah upaya yang harus dilakukan oleh BPJS Kesehatan untuk meningkatkan kepesertaan khususnya peserta yang seperti kalian-kalian ini, iya milenial.

Bicara soal digitalisasi di mana pada masa pandemi COVID-19 ini memaksa berbagai aspek mau tidak mau beralih ke sistem digital dan daring. Bagaimana harapan DJSN kepada BPJS Kesehatan mengenai digitalisasi layanan kesehatan yang tak terelakan lagi?

Memang itu juga jadi komitmen dari Pak Ali Ghufron ya, bagaimana meningkatkan seperti telemedicine seperti Halodoc, jadi ada beberapa layanan yang bisa dilakukan secara virtual.

Yang kedua, pelayanan, kita coba mendorong untuk bisa memberikan pelayanan yang bisa mengurangi mengurangi kontak fisik, karena kebetulan pandemi COVID-19. Pelayanan yang ada aplikasinya, bisa di-download, jadi memang arahnya ke situ. Termasuk juga data-data kesehatan, ada data-data yang kita kerjakan karena ada IT-based nya. Tapi yang kita pastikan peningkatan pelayanan kepada peserta memang harus selalu disorong secara berkesinambungan, salah satunya dengan IT-based. Jadi memang kita harapkan BPJS Kesehatan bisa lebih berinovasi dengan IT based system.

Isu besar dari penyelenggaraan jaminan sosial kesehatan di Indonesia beberapa tahun belakangan adalah mengenai defisit dana jaminan sosial. Seperti apa harapan DJSN kepada manajemen BPJS Kesehatan yang baru dalam mengelola keuangan dana jaminan sosial kesehatan untuk menyelenggarakan Program JKN?

Ada beberapa aturan yang harus kita perhatikan. Kalau berdasarkan PP 84 tahun 2015, BPJS Kesehatan dianggap sehat jika aset bersih Dana Jaminan Sosial Kesehatan mampu mencukupi setidaknya

estimasi untuk pembayaran klaim 1,5 bulan dan paling besar estimasi pembayaran klaim enam bulan ke depan. BPJS Kesehatan Itu masih belum.

Kita lihat terjadi penurunan utilitas yang mungkin disebabkan dua. Pertama dulu ada overconsume, orang sedikit-sedikit sakit langsung ke rumah sakit. Mungkin ini meniadakan overconsume, orang-orang jadi lebih rasional. Tapi tidak kalah pentingnya dan ini kita sebagai DJSN wanti-wanti ke teman-teman BPJS Kesehatan dan Kementerian Kesehatan, itu mereka menunda perawatan yang seharusnya mereka dapatkan. Kalau menunda misalnya harus dioperasi karena takut terkena COVID-19, tapi nanti akhirnya saat mereka sudah berani pasti akan menambah beban makin besar, itu yang kita wanti-wanti. Jadi memang tetap kita mengharapkan harus hati-hati dan siap-siap meningkatkan fasilitas pelayanan kepada peserta secara berkesinambungan, peningkatannya, dan pendanaannya.

Secara umum, bagaimana kinerja awal manajemen baru BPJS Kesehatan yang mulai bertugas sejak 22 Februari 2021?

Masih agak dini, tapi kalau kita lihatnya arahnya memang agak baik. Seperti yang saya katakan ada program BPJS Mendengar, tapi pada intinya adalah berusaha menindaklanjuti apa yang kita anggap bisa membantu BPJS meningkatkan kualitas secara berkesinambungan dalam sesi BPJS Mendengar. Itu yang harus dipastikan, apakah mereka bisa meningkatkan kualitas layanannya sesuai dengan komitmen.

Yang tidak kalah pentingnya, banyak masalah BPJS Kesehatan maupun Ketenagakerjaan yang bisa dipecahkan hanya dengan sering berkoordinasi. Kalau perlu direktur kepesertaan dan yang lainnya sering ngobrol ke kita, DJSN selalu welcome untuk membicarakan masalah-masalah itu karena memang tugas kita. Insya allah saya kira ini ada petunjuk baik walaupun ada tantangan yang harus tetap kita hadapi. Koordinasi dan keterbukaan yang diperlukan. Presiden kan ngomong kalau apa-apa kerja keroyokan, sehingga bisa diselesaikan bersama.

BINCANG

Direksi dan Dewan Pengawas BPJS Kesehatan Periode 2021-2026Ini Harapan Ketua DJSN

Page 12: EMPAT - webbpjs.azurewebsites.net

INFO BPJS KESEHATAN//EDISI 94 12

BENEFIT

Kepuasan pelanggan termasuk merupakan salah satu indikator bagi BPJS Kesehatan dalam menilai engagement Fasilitas Kesehatan dalam bermitra dengan BPJS Kesehatan. Untuk memotret kinerja

BPJS Kesehatan agar dapat dipantau dan ditingkatkan, maka pada tahun 2020 kembali dilakukan survei untuk menilai kepuasan fasilitas Kesehatan, termasuk peserta, badan usaha dan survei tingkat pemahaman masyarakat terhadap prosedur hak dan kewajibannya.

Responden yang terlibat dalam menilai kepuasan fasilitas kesehatan tahun 2020 sebanyak, 2.437 responden yang tersebar di 13 kedeputian wilayah. Dari hasil Survei yang telah dilaksanakan tersebut menunjukkan bahwa secara keseluruhan indeks kepuasan fasilitas kesehatan baik mean score maupun top two boxes (TTB) mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Berdasarkan penghitungan mean score meningkat dari 79.1 di 2019 menjadi 81.4 pada 2020. Secara TTB meningkat dari 86.5 di 2019 menjadi 93.2 pada 2020.

Indeks kepuasan di fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) adalah 81.3, sedangkan fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjut (FKRTL) sebesar 81.9. Kurangnya

indeks kepuasan FKTP didorong oleh rendahnya indeks kepuasan di dokter praktik perorangan (DPP) dan klinik yang masih di bawah indeks kepuasan tingkat nasional. Lebih rinci, indeks kepuasan di DPP 81.1, klinik 81.1, dan Puskesmas 81.7.

Indeks Kepuasan fasilitas kesehatan terhadap kinerja BPJS Kesehatan diukur dari delapan indikator atau atribut. Mulai dari informasi proses pengajuan kerjasama di kantor cabang BPJS Kesehatan, permintaan akun aplikasi HFIS di kantor cabang, pendaftaran menjadi faskes BPJS Kesehatan melalui aplikasi HFIS, rekredensialing, permintaan informasi di kantor cabang, pertemuan koordinasi, pembayaran klaim dan pengaduan di kantor cabang.

Indeks kepuasan tertinggi terdapat pada indikator permintaan informasi di kantor cabang BPJS Kesehatan, di mana kepuasan puskesmas, DPP dan klinik pratama terhadap indikator ini berturut – turut mencapai 82.5, 82.0, dan 81.7. Disamping indikator permintaan informasi di Kantor Cabang, indikator lainnya yang mendapatkan hasil adalah informasi proses pengajuan kerjasama di kantor cabang, permintaan akun aplikasi HFIS di kantor

Terhadap BPJS Kesehatan Alami Peningkatan dari Tahun ke Tahun

Kepuasan Fasilitas Kesehatan

+ + ++

+ + ++

Page 13: EMPAT - webbpjs.azurewebsites.net

INFO BPJS KESEHATAN//EDISI 94 13

cabang, pendaftaran menjadi faskes BPJS Kesehatan melalui aplikasi HFIS dan re-kredensialing serta pengaduan di kantor cabang.

Indeks kepuasan paling rendah baik di fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) maupun fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjut (FKRTL) terdapat terjadi pada dimensi pembayaran klaim. Di FKTP, masalah pembayaran klaim ini terutama terjadi pada indikator atribut kesediaan petugas memberikan penjelasan pembayaran/klaim kepada faskes dan ketepatan waktu pembayaran non kapitasi. Indikator lainnya dengan indeks kepuasan di bawah nasional di fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP), antara lain kesesuaian jumlah frekuensi pelaksanaan pertemuan koordinasi/komunikasi faskes dengan kebutuhan hanya di 78.9. Selain itu kesediaan petugas memberikan penjelasan pembayaran/klaim kepada faskes di posisi 78.8.

Indeks kepuasan paling rendah di fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjut (FKRTL) terutama terjadi pada indikator atribut kesediaan petugas memberikan penjelasan pembayaran/klaim kepada fasilitas Kesehatan dan perhatian petugas saat memberikan penjelasan pembayaran/klaim kepada fasilitas kesehatan.

Berdasarkan kedeputian wilayah ada tiga kedeputian wilayah yang bepengaruh terhadap capaian indeks kepuasan nasional, yaitu Papabar 76.1, Bali Nusra 79.5, dan Kaltimtengseltara 79.9.

Survei kepuasan fasilitas kesehatan ini juga memberikan gambaran terhadap indeks loyalitas faskes yang mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu dari 78.5 di 2019 menjadi 81.3 di 2020. Demikian pula indeks engagement faskes mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu dari 79.3 di 2019 menjadi 81.2 di 2020.

Kepuasan faskes terhadap kinerja BPJS Kesehatan pun dirasakan RSU Aisyiyah Ponorogo. Direktur RSU Aisyiyah dr Wegig Widjanarko MMR mengungkapkan komunikasi dan koordinasi dengan kantor cabang BPJS terjalin sangat baik hingga saat ini. Bahkan pada masa pandemi Covid-19, jaga jarak tidak mengurangi intensitasi koordinasi. Koordinasi sering dilakukan secara daring via aplikasi Zoom. Begitupun re-kredensialing

dilakukan secara daring. Pengajuan klaim layanan ke BPJS juga dimudahkan melalui e-claim. Minggu pertama tiap bulan RS mulai mengirimkan berkas klaim ke BPJS untuk diverifikasi, dan di minggu keempat RS menerima pembayaran.

“Secara umum kami puas bekerja sama BPJS. Khususnya dengan BPJS cabang Madiun koordinasi kami sudah bagus. Kalau pun ada kurang-kurang, itu masih bisa dikomunikasikan. Misalnya kalau ada komplain dari pasien, kami juga diberikan hak jawab,” ujar Wewig.

Pihak RS Murni Teguh Medan juga mengungkapkan kepuasannya terhadap kinerja BPJS Kesehatan. Direktur Operasional RS Murni Teguh, dr Jong Khai,MARS mengungkapkan secara umum layanan BPJS Kesehatan memuaskan. Terutama dalam hal pembayaran klaim layanan ke RS lancar dan tepat waktu.

“Untuk pembayaran klaim sekarang lebih baik dari tahun sebelumnya. Sekarang tidak ada lagi menunggak. Mungkin karena BPJS Kesehatan sekarang surplus,” ujar Jong.

Ia juga mengatakan, di era pandemi Covid-19 BPJS Kesehatan terus membangun inovasi digital dan mendorong faskes untuk memberikan pelayanan secara online mulai dari pendaftaran, antrian, hingga layanan.

“Selama ini kami mendukung karena inovasi ini baik dan penting terutama untuk layanan kepada pasien. Bagi staf RS sendiri, layanan online menguntungkan karena dapat mengatur waktu pelayanan menjadi lebih baik,” ujar Jong.

Bagi fasilitas kesehatan, aplikasi HFIS merupakan salah satu bentuk transparansi dan akuntabilitas dalam proses kerja sama dengan BPJS. Dari sisi layanan, HFIS memudahkan petugas di FKTP untuk merujuk pasien ke FKRTL. Petugas dengan mudah mencarikan FKRTL terdekat, tidak banyak antrian, mengetahui jam praktik dokter, dan layanan apa yang dibutuhkan pasien. HFIS yang terhubung dengan layanan “Aplicares” dapat memberikan transparansi ketersediaan kamar untuk peserta, di mana masalah ini paling sering dikeluhkan peserta.

BENEFIT

INFO BPJS KESEHATAN//EDISI 94 13

Page 14: EMPAT - webbpjs.azurewebsites.net

INFO BPJS KESEHATAN//EDISI 94 14

Seiring dengan kebijakan penyesuaian iuran Program JKN-KIS sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Presiden (Perpres) 64 tahun 2020, BPJS Kesehatan berkomitmen untuk terus

meningkatkan pelayanan bagi peserta. Peningkatan layanan ini ternyata diikuti dengan kepuasan peserta yang juga ikut meningkat. Ini terlihat dari hasil survei kepuasan peserta, badan usaha, fasilitas kesehatan (faskes) tahun 2020.

Survei yang dilakukan oleh SWA ini melibatkan 3.722 responden yang tersebar di 13 Kedeputian Wilayah dan 26 Kantor Cabang BPJS Kesehatan. Hasil survei ini secara keseluruhan menunjukkan indeks kepuasan peserta secara nasional tahun 2020 baik means score maupun top

two boxes (TTB) mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Terlihat dari mean score atau nilai rata-rata yang menunjukkan tingkat kepuasan peserta di tahun 2020 sebesar 81,5%, atau meningkat 1,4 poin dibanding tahun 2019 sebesar 80,1%. Indeks kepuasan ini terus meningkat sejak 2016, di mana pada saat itu di angka 78,6%, lalu naik menjadi 79,5% di tahun 2017, dan 79,7% pada 2018.

Mengacu pada TTB, di mana hasil survei diambil dari jumlah peserta yang menyatakan puas dan sangat puas terhadap pelayanan BPJS Kesehatan, juga mengalami peningkatan sebesar 1,6 poin atau dari 89,7% di tahun 2019 menjadi 91,3% di tahun 2020.

Dengan Layanan BPJS Kesehatan

PELANGGAN

9 dari 10 Peserta Puas

+ + ++

+ + ++

INFO BPJS KESEHATAN//EDISI 94 14

Page 15: EMPAT - webbpjs.azurewebsites.net

INFO BPJS KESEHATAN//EDISI 94 1515

Dari nilai indeks tersebut dapat dikatakan bahwa 9 dari 10 peserta Program JKN-KIS puas terhadap layanan BPJS Kesehatan. Meskipun memang belum mencapai mencapai target indeks kepuasan yang ditetapkan adalah 85%. Meningkatnya indeks kepuasan peserta secara nasional ini didorong oleh indeks kepuasan peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI).

Berdasarkan tipe peserta, indeks kepuasan tertinggi datang dari PBI sebesar 82,3%, sedangkan non PBI sebesar 81,2%. Lebih rinci segmen non PBI, yaitu Pekerja Penerima Upah (PPU) dengan indeks kepuasan 81,2%, segmen Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) 80,9%, dan Bukan Pekerja (BP) 81,4%.

Indeks kepuasan peserta non PBI dipengaruhi oleh layanan pendaftaran peserta melalui WhatsApp (WA) dan perubahan data melalui WA. Layanan pendaftaran peserta melalui WA (atribut kecepatan waktu tunggu mendapatkan pelayanan pendaftaran peserta) dengan indeks kepuasan 79,1%. Sedangkan perubahan data melalui WA (atribut kesesuaian waktu mendapatkan pelayanan dengan yang dijanjikan) memiliki indeks kepuasan di 78%.

Survei ini juga mengukur indeks loyalitas peserta, di mana secara keseluruhan juga mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu dari 78.1 di 2019 menjadi 79.8 pada 2020. Demikian pula indeks engagement peserta secara keseluruhan mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu dari 78,1 di tahun 2019 menjadi 79,4 pada 2020.

Di tingkat faskes, indeks kepuasan peserta terhadap layanan faskes sebesar 81,80%. Khusus di faskes tingkat pertama (FKTP) adalah 81,70%, terdiri dari puskesmas 81,5% klinik pratama 82,3%, dan dokter praktik perorangan 81,3%.

Tingkat kepuasan peserta di faskes rujukan tingkat lanjut (FKRTL) sebesar 81,80%. Terdiri dari kepuasan peserta terhadap rawat jalan RS 82,3%, dan rawat inap 81,4%. Sementara tingkat kepuasan peserta dimensi data dan administrasi kepesertaan sebesar 81,30%, dimensi pembayaran iuran 80,75%, dimensi pembayaran iuran pertama 80.20%, dan dimensi pembayaran iuran bulanan 81.30%.

Survei ini juga menggambarkan indeks ketidakpuasan peserta terus menurun sejak 2017 dari 0,9% menjadi 0,8% di 2018, lalu 0,6% tahun 2019, dan di 2020 sebesar 0,3%. Sebaliknya indeks loyalitas peserta juga meningkat dari 78,1 di 2019 menjadi 79,8 di 2020.

Kepuasan terhadap layanan BPJS Kesehatan ini pun diutarakan Peserta Pekerja Penerima Upah (PPU), Aditya Ramadhan. Aditya yang bekerja di salah satu BUMN ini memanfaatkan layanan JKN-KIS untuk pengobatan Tuberkulosis (TB) paru yang dideritanya. Aditya yang merupakan warga Kelurahan Sukamaju, Cilodong, Depok, Jawa Barat ini mengaku sangat dimudahkan untuk mendapatkan pelayanan dengan memanfaatkan fitur antrian online pada aplikasi Mobile JKN.

“Daftarnya melalui Mobile JKN kemudian langsung datang di faskes, gak perlu antre. Enaknya kita juga dapat kepastian soal jam praktik dokter dan kapan harus ke klinik/dokter nya,” kata Aditya.

Terlebih lagi saat pandemi Covid-19 saat ini, antrian online sangat membantu peserta karena tidak perlu menunggu lama untuk mendapat layanan di faskes. Sebelum adanya sistem antrean online, Aditya harus datang langsung ke faskes untuk mendaftar secara manual kemudian menunggu sampai dipanggil untuk dilakukan pemeriksaan oleh dokter.

“Jadi agak repot kan, karena harus harus datang lebih awal dan menunggu cukup lama, apalagi jika kontrolnya di jam kerja, jadi harus izin kantor. Nah dengan antrian online ini enak, kita akan mendapat kepastian layanan dan dapat memperkirakan jam berapa kita harus datang,” ujar Aditya.

Peserta lainya dari segmen PBPU, Dani Wahyudi juga mengungkapkan hal senada. Warga Kelurahan Kelapa Dua, Kebon Jeruk, Jakarta Barat ini mengapresiasi BPJS Kesehatan yang sudah mengembangkan berbagai inovasi layanan digital sehingga memudahkan peserta mendapatkan layanan terlebih di masa pandemi ini. Fitur di Mobile JKN memudahkannya untuk mendapatkan informasi seputar program JKN, informasi Kesehatan, melakukan screening covid secara mandiri dan yang dirasa penting dan bermanfaat lagi yaitu dapat mengecek status kepesertaan kita aktif atau tidak aktif serta status pembayaran iuran serta layanan jika kita ingin melakukan perubahan kelas kepesertaan.

“Saya pernah turun kelas tanpa harus datang dan antri di Kantor Cabang BPJS Kesehatan,” ujarnya. Ia menambahkan, sebetulnya banyak inovasi yang disediakan BPJS untuk memudahkan peserta, maka saran saya kepada BPJS Kesehatan untuk terus meningkatkan sosialisasi kepada peserta maupun masyarakat sehingga pemanfaatan inovasi layanan tersebut akan lebih optimal.

PELANGGAN

Page 16: EMPAT - webbpjs.azurewebsites.net

INFO BPJS KESEHATAN//EDISI 94 16

TESTIMONI

Per 22 Februari 2021 BPJS Kesehatan secara resmi memiliki jajaran Direksi dan Dewan Pengawas yang baru untuk periode 2021-2026. Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia

Sehat (JKN-KIS) yang diselenggarakan sejak 2014 hingga kini terus bertransformasi dan memperbaiki diri untuk bisa memberikan akses layanan kesehatan terbaik bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Tidak dapat dipungkiri lagi, Program JKN yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan telah memberikan banyak manfaat. Bukan hanya kepada masyarakat Indonesia yang mengalami jatuh sakit, tapi dampak dari Program JKN-KIS merambat dan menjalar ke berbagai sektor terkait baik dari industri rumah sakit, industri alat kesehatan, farmasi, bahkan sektor lain di luar kesehatan yang beririsan dengan pelayanan kesehatan.

Berbagai fase terus dilalui, perubahan-perubahan pun terus dilakukan untuk memberikan layanan kesehatan terbaik. Dari era peserta JKN-KIS yang membludak di rumah sakit karena panjangnya antrean, hingga beralih ke sistem antrean daring yang semuanya serba digital guna memangkas antrean. Juga perkembangan mengenai jenis penyakit dan obat-obatan yang masih

sebagian ditanggung, hingga menjadi hampir seluruh jenis penyakit dan obat-obatan tak perlu mengeluarkan uang sepeserpun.

Namun seiring pergantian kepemimpinan di tubuh BPJS Kesehatan, masih terdapat tantangan dan harapan untuk bisa menyelenggarakan jaminan akses layanan kesehatan yang lebih baik lagi.

Salah seorang peserta JKN dari segmen Pekerja Penerima Upah (PPU) Laeny Sulistyawati merasakan betul perubahan yang terjadi dari layanan JKN yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan. Laeny yang memiliki gangguan kesehatan bawaan lahir di telinganya, yaitu Fistula Pre-aurikular, sempat ingin menjalani tindakan operasi pada tahun 2016 dengan menggunakan manfaat JKN.

Saat itu, Laeny mendapatkan jadwal operasi di RS Fatmawati Jakarta setelah harus mengurus berbagai prosedur yang menurutnya sungguh merepotkan dan memakan waktu lama. Tidak hanya itu, bahkan jadwal tindakan operasi baru bisa didapatkannya dua bulan ke depan setelah mendaftar dikarenakan antrean panjang daftar pasien yang akan dioperasi. Singkatnya,

Harapan JKN yang Lebih Baik dari Peserta Hingga MitraMANAJEMEN BARU BPJS KESEHATAN

Page 17: EMPAT - webbpjs.azurewebsites.net

INFO BPJS KESEHATAN//EDISI 94 17

Laeny batal melakukan operasi karena dirinya sempat mengalami musibah kecelakaan.

Pada tahun 2021, Laeny kembali memutuskan untuk menjalani tindakan operasi untuk mengatasi gangguan kesehatan di telinganya. Namun yang dirasakannya sungguh jauh berbeda dibandingkan dengan layanan yang didapatinya pada 2016 silam.

Jika pada tahun 2016 layanan JKN hanya ada di rumah sakit pemerintah, kini sudah banyak RS swasta yang bermitra dengan BPJS Kesehatan dalam memberikan layanan kesehatan untuk peserta JKN. Laeny dirujuk ke RS Siloam Karawaci Tangerang untuk dilakukan tindakan operasi.

“Semua prosedur berjalan lancar dan cepat. Jadwal operasi tidak sampai menunggu dua bulan, tanggal 5 April konsultasi ke dokter, tanggal 17 April sudah operasi,” kata Laeny.

Laeny juga mengatakan berbagai prosedur berjalan lancar dan cepat. Pihak rumah sakit juga tidak membeda-bedakan pelayanan yang diberikan antara pasien JKN dengan pasien lain yang menggunakan pembiayaan asuransi swasta ataupun biaya pribadi.

“Saya di ruang perawatan kelas 1, so far so good. Tidak ada stigma, susternya juga baik-baik, bahkan sempat mandiin saya karena diinfus,” kata Laeny yang menjalani perawatan seluruhnya seorang diri.

Laeny mengakui dirinya menjalani tindakan operasi menggunakan layanan JKN dengan minim keluhan. Bahkan tidak mengeluarkan uang sepeserpun untuk biaya operasi, kecuali hanya untuk transportasinya.

“Saya terima kasih banget sih sama BPJS Kesehatan, dan salut juga rumah sakit elit sekelas Siloam bermitra dengan BPJS melayani peserta JKN,” katanya.

Dengan hadirnya manajemen BPJS Kesehatan yang baru, Laeny selaku peserta berharap agar BPJS Kesehatan tetap meningkatkan kualitas layanan kesehatan yang diberikan kepada pesertanya. Beberapa peningkatan yang diharapkan untuk diperbaiki adalah soal antrean layanan kesehatan yang seharusnya masih bisa diurai lagi untuk memangkas waktu tunggu pasien.

Harapan akan peningkatan kualitas layanan Jaminan Kesehatan Nasional juga datang dari mitra rumah sakit yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan dalam menyelenggarakan Program JKN.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) Ichsan Hanafi berharap kepada jajaran Direksi yang baru untuk bisa membuat akses layanan kesehatan lebih mudah didapatkan masyarakat.

“Bagaimana akses bisa mudah, kualitas layanan kesehatan yang didapatkan oleh masyarakat juga lebih bagus lagi. Misalnya tidak ada antrean lagi di fasilitas kesehatan tingkat pertama maupun di rumah sakit,” kata Ichsan.

Selain itu, ARSSI juga berharap BPJS Kesehatan terus memperluas akses untuk pelayanan fasilitas rumah sakit yang ada di BPJS Kesehatan. Dengan manfaat layanan kesehatan yang dibuka seluas mungkin untuk berbagai jenis penyakit, diharapkan akan memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk memperoleh akses kesehatan.

"Misalnya saat ini untuk kelainan jantung pelayanannya hanya di rumah sakit tertentu saja, atau untuk kemoterapi juga hanya di rumah sakit tertentu saja. Padahal bila akses dibuka untuk rumah sakit lain, kalau memang rumah sakit itu dari standar, mutu, dan pelayanannya bisa menangani tentunya masyarakat juga akan terbantu karena aksesnya lebih mudah," kata Ichsan.

Harapan lain lagi juga datang dari unsur regulator yaitu kementerian/lembaga pemerintah yang turut mengurusi mengenai aturan terhadap layanan Program JKN.

Ketua Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) Tb Achmad Choesni berharap manajemen baru BPJS Kesehatan bisa meningkatkan tingkat kepesertaan yang selama ini belum ter-cover oleh JKN-KIS. Misalnya, para wirausaha muda yang menjalankan bisnisnya melalui marketplace e-commerce yang jumlahnya pun tidak sedikit.

Selain meningkatkan kepesertaan, Choesni juga berharap agar BPJS Kesehatan juga bisa meningkatkan kolektabilitas iuran khususnya bagi segmen peserta mandiri atau Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) dan Bukan Pekerja (BP).

Hal lain lagi yang diharapkan oleh DJSN kepada punggawa baru BPJS Kesehatan ialah untuk menjaga kesehatan keuangan dari Dana Jaminan Sosial (DJS) Kesehatan agar tidak defisit. Isu defisit DJS Kesehatan yang kerap kali menjadi persoalan dalam pengelolaan Program JKN harus dicarikan solusi dan diselesaikan.

TESTIMONI

+ + ++

+ + ++

Page 18: EMPAT - webbpjs.azurewebsites.net

INFO BPJS KESEHATAN//EDISI 94 18

INSPIRASI

Pemeriksaan kehamilan atau Antenatal Care (ANC) sangat disarankan bagi ibu hamil agar kesehatannya dan juga janin di dalam kandungannya dapat

dimonitor. Namun, adanya pandemi Covid-19 membuat sebagian ibu hamil enggan datang ke puskesmas karena takut tertular Covid-19. Kondisi ini juga terjadi di Puskesmas Laren, Lamongan. Lebih dari 30% ibu hamil tidak datang ke puskesmas untuk mendapatkan pemeriksaan ANC terpadu. Padahal pemeriksaan tersebut sangat penting bagi ibu hamil untuk mendeteksi adanya risiko tinggi pada kehamilan.

Bukan hanya karena pandemi, faktor pemicunya juga lantaran infrastruktur di desa kurang mendukung mobilisasi mereka ke puskesmas. Apalagi wilayah kerja Puskesmas Laren terdiri dari 20 desa dengan lokasi yang memanjang. Butuh waktu hingga satu jam menggunakan sepeda motor dari desa terjauh untuk bisa sampai ke puskesmas. Selain itu, banyak juga ibu hamil yang merasa sehat-sehat saja, sehingga menganggap kondisinya cukup dipantau oleh bidan desa.

Merespon berbagai tantangan tersebut, Puskesmas Laren sejak 2020 melakukan sistem “jemput bola” dengan inovasi Layanan Laboratorium (Lala) Mobile dalam kegiatan ANC terpadu. Inovasi ini dihadirkan untuk memastikan ibu hamil dapat menjalani kehamilannya dengan sehat, bersalin dengan selamat, dan melahirkan bayi yang sehat.

“Dalam inovasi Lala Mobile ini, kita melakukan kegiatan ANC terpadu di empat titik di balai desa atau pos kesehatan yang membawahi beberapa desa di sekitarnya, sehingga layanan ANC terpadu bisa lebih mudah dijangkau oleh ibu hamil di Kecamatan Laren. Kita juga berkoordinasi dengan kepala desa untuk pemanfaatan mobil sehat sebagai transportasi atau mobilisasi ibu hamil ke tempat pelayanan,” ungkap Kepala Puskesmas Laren, Istiqomah.

Layanan Laboratorium Mobile ini dilakukan setiap bulan dengan melibatkan tim Kelompok Budaya Kerja (KBK)

Lala Mobile yang terdiri dari dokter umum, dokter gigi, petugas gizi, petugas laboratorium, petugas obat, dan petugas lainnya untuk memberikan pelayanan ANC terpadu.

“Tim KBK Lala Mobile Puskesmas Laren datang langsung ke desa, mendekatkan diri kepada masyarakat supaya mereka bisa lebih mudah mengakses pelayanan, lebih nyaman karena tidak perlu berkerumun dengan pasien lain, dan juga lebih cepat karena layanan ini diberikan khusus untuk ibu hamil,” kata Istiqomah.

Kegiatan Lala Mobile juga mendapat respon yang positif dari masyarakat, khususnya ibu hamil. Mereka kini sangat antusias untuk memeriksakan kehamilannya karena lokasi pelayanan yang lebih mudah dijangkau. Untuk mengoptimalkan pelayanan, Puskesmas Laren juga memasang poster di balai desa agar masyarakat khususnya ibu hamil dapat memahami pentingnya pemeriksaan ANC terpadu.

“Dari kegiatan ini, kita mendapatkan perbaikan dari kunjungan ibu hamil yang awalnya menurun, Alhamdulillah kini sudah membaik, sehingga adanya risiko tinggi pada ibu hamil bisa terdeteksi lebih dini. Apabila risiko tinggi ini bisa terdeteksi lebih awal, tindak lanjutnya juga bisa dilakukan lebih dini, sehingga risikonya bisa diminimalkan,” ujar Istiqomah.

Dekatkan Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil Lewat “Lala Mobile”Puskesmas Laren, Lamongan

INFO BPJS KESEHATAN//EDISI 94 18

Page 19: EMPAT - webbpjs.azurewebsites.net

INFO BPJS KESEHATAN//EDISI 94 19

PERSEPSI

Pembayaran klaim layanan untuk bayi baru lahir dalam Program JKN-KIS dalam praktiknya masih sering dipertanyakan baik itu di puskesmas, klinik maupun rumah sakit. Pertanyaan yang

sering disampaikan seputar penjaminan bayi baru lahir, misalnya apakah bayi baru lahir dari seorang ibu yang berstatus pasien umum bisa dijamin BPJS Kesehatan ketika sang bayi membutuhkan tindakan khusus? Apakah bayi yang baru lahir dari ibu yang berstatus peserta JKN-KIS otomatis dijamin BPJS kesehatan saat si bayi membutuhkan tindakan khusus ? dan masih banyak pertanyaan lainnya.

Baru-baru ini sejumlah rumah sakit menanyakan kembali soal penundaan pembayaran tagihan layanan bayi baru lahir dengan dan tanpa tindakan. Sehubungan dengan informasi mengenai penundaan pembayaran klaim bayi lahir sehat di rumah sakit tersebut, BPJS Kesehatan menegaskan bahwa pihaknya tetap menjamin layanan bayi baru lahir dalam kondisi sehat atau tidak membutuhkan perawatan/tindakan khusus.

Untuk mendapatkan Jaminan pelayanan, bayi baru lahir dari peserta JKN-KIS wajib didaftarkan kepada BPJS Kesehatan paling lama 28 hari sejak dilahirkan. Iuran peserta bayi baru lahir dibayarkan pada saat mendaftar tanpa harus menunggu 14 hari seperti pendaftar pada peserta mandiri. Hal ini sesuai amanat Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 82 tahun 2018 khususnya Pasal 16 ayat (1) dan Pasal 28 ayat (6). Kondisi ini hanya bagi bayi dari orang tua yang sudah menjadi peserta JKN-KIS. Bagi orang tua yang belum menjadi peserta maka pendaftaran bayi baru lahir harus mengikuti prosedur 14 hari setelah mendaftar dengan mengikutsertakan seluruh anggota keluarga. Oleh karena itu sangat dianjurkan agar para orang tua segera mendaftar menjadi peserta JKN-KIS. Tujuannya untuk memberikan perlindungan kepada seluruh anggota keluarga, terutama sang buah hati dari risiko sakit atau kondisi lain yang membutuhkan perawatan di fasilitas kesehatan.

Sebagai badan hukum publik, BPJS Kesehatan berkomitmen tunduk pada seluruh regulasi yang ditetapkan oleh pemerintah, termasuk regulasi yang mengatur tentang penjaminan klaim bayi baru lahir dalam kondisi sehat di rumah sakit.

Seperti diketahui bahwa implementasi Permenkes Nomor 76 Tahun 2016 tentang pedoman Indonesian Case Base Groups (Ina CBGs) sangat berdampak terhadap kenaikan biaya dan utilisasi program JKN-KIS. Sementara di sisi lain, pembiayaan JKN-KIS harus dilaksanakan dengan sistem pembiayaan efektif dan efisien. Untuk itu, penyusunan dan perubahan regulasi dilakukan sebagai upaya perbaikan kualitas layanan dan pembiayaan pelayanan Kesehatan yang tepat sasaran.

Terkait hal tersebut, pada tahun 2018, Wakil Menteri Keuangan menggelar rapat koordinasi bersama BPJS Kesehatan, Kementerian Kesehatan, dan Kemenko PMK untuk membahas upaya pengendalian biaya pelayanan Kesehatan agar tepat sasaran. Salah satu poin yang disepakati bersama yaitu tentang penjaminan biaya bayi lahir sehat di rumah sakit agar tetap mengedepankan efektifitas, efisiensi dan kualitas layanan. Hal ini juga menjadi salah satu temuan BPKP pada 2018, dimana salah satu isi rekomendasi yang ditujukan kepada BPJS Kesehatan adalah agar menyesuaikan perangkat kendali dalam sistem verifikasi klaim terhadap klaim bayi lahir sehat di rumah sakit.

BPJS Kesehatan telah melakukan koordinasi dengan Kementerian Kesehatan, DJSN, dan Kementerian Keuangan untuk menyelesaikan kondisi tersebut. Hasilnya BPJS Kesehatan telah membayar klaim bayi baru lahir di rumah sakit yang tercatat masuk secara administratif mulai 9 Juli 2020 sebanyak 6.268 kasus dengan biaya Rp 22,7 miliar. Sementara untuk penjaminan klaim bayi lahir sehat yang secara administratif masuk rumah sakit sebelum 9 Juli 2020 menunggu hasil keputusan pemerintah.

Tetap Menjamin Bayi Baru Lahir Sehat BPJS KESEHATAN

+ + ++

+ + ++

Dekatkan Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil Lewat “Lala Mobile”

INFO BPJS KESEHATAN//EDISI 94 19

Page 20: EMPAT - webbpjs.azurewebsites.net

INFO BPJS KESEHATAN//EDISI 94 20

SEHAT & Gaya Hidup

Seiring terus bertambahnya jumlah penduduk Indonesia yang divaksinasi virus corona, terlebih bagi masyarakat usia produktif, membuat beberapa perusahaan mengambil kebijakan untuk memperbolehkan karyawannya kembali

bekerja di kantor.

Namun setelah lebih dari satu tahun menjalani Work From Home (WFH), beberapa orang mungkin memiliki sejumlah tekanan saat kembali ke kantor dan perlu penataan ulang karena suasana dan kondisi tak lagi sama seperti sebelum terjadi pandemi.

Beberapa perusahaan menerima perubahan besar akibat dari adanya pandemi virus corona melalui sistem kerja yang lebih fleksibel dengan WFH. Sebut saja perusahaan raksasa teknologi asal Amerika Serikat Google dan Facebook memperpanjang sistem kerja WFH meski capaian vaksinasi di Negeri Paman Sam merupakan yang tertinggi kedua setelah India. Kendati pun perusahaan tersebut memberikan pilihan bagi pekerjanya untuk memilih bekerja di rumah atau ingin datang ke kantor.

Namun ada pula beberapa perusahan yang belum menerima gagasan sistem kerja di luar kantor untuk ditetapkan secara permanen dan meminta karyawannya untuk kembali bekerja ke kantor. Bagi pekerja yang sudah lebih dari setahun menerapkan WFH pun agaknya harus kembali beradaptasi dengan suasana kerja yang jauh berbeda dengan yang dilakukan di rumah.

Memang beberapa orang masih merasa kurang nyaman untuk kembali bekerja ke kantor mengingat pandemi COVID-19 yang belum jusa selesai. Oleh karena itu ada beberapa persiapan yang harus dilakukan bila memang kembali bekerja ke kantor setelah lama menerapkan WFH. Simak beberapa tips berikut.

Cek Kesehatan Secara Berkala

Dalam kondisi yang masih pandemi COVID-19 namun aktivitas sudah mulai kembali berjalan normal, memperhatikan kondisi kesehatan tubuh merupakan suatu hal yang penting. Terlebih, kembali bekerja di kantor menjadikan lebih sering berada di luar rumah.

Simak Tips Supaya

Kembali Ngantor Setelah Lama WFH ?

Tetap Produktif

+ + ++

+ + ++

Page 21: EMPAT - webbpjs.azurewebsites.net

INFO BPJS KESEHATAN//EDISI 94 21

Mengetahui kesehatan dalam kondisi yang baik-baik saja dapat membantu dalam meningkatkan kenyamanan dan keamanan saat bekerja agar tidak tertular dan menularkan rekan kerja.

Protokol Kesehatan Ketat dan Jaga Kebersihan

Penerapan protokol kesehatan yang ketat mutlak dilakukan di berbagai tempat, termasuk saat di kantor maupun dalam perjalanan menuju atau pulang dari kantor. Beberapa alat kebersihan juga wajib dibawa seperti masker cadangan dan hand sanitizer. Berusahalah untuk tidak menyentuh benda-benda di ruang umum, bila memang terpaksa menyentuhnya gunakan hand sanitizer untuk membersihkan kedua tangan. Atur juga jaga jarak dan kontak langsung dengan orang-orang di sekitar. Begitu sampai di kantor, bila perlu bersihkan meja kerja secara berkala meskipun pihak manajemen kantor telah melakukan pembersihan. Mengatur letak dan jarak antar meja juga harus diperhatikan untuk memastikan sosial distancing.

Ikuti Semua Peraturan dan Tata Cara Kerja Baru

Kembali bekerja di kantor di saat masih pandemi tentu saja tidak sama dengan bekerja sebelum masa COVID-19. Demi mengurangi risiko penularan COVID-19 di lingkungan perkantoran, pemerintah telah menerbitkan kebijakan dan aturan-aturan untuk pencegahan penularan COVID-19 di lingkungan kerja.

Anggota Satgas Penanganan COVID-19 Sub Bidang Mitigasi Falla Adinda memberikan catatan pada lingkungan perkantoran yang kerap menjadi klaster penularan COVID-19. Pada akhir April 2021, Satgas Penanganan COVID-19 mencatat terjadi peningkatan kasus pada klaster penularan di perkantoran. Peningkatan kasus di klaster perkantoran juga pernah terjadi pada Juli 2020 di saat pemerintah mulai melonggarkan kebijakan pembatasan sosial.

“Ketika sudah mulai masuk ke dalam kantor, mungkin mereka sudah mulai melakukan meeting dalam satu ruangan, makan bersama, jadi memunculkan infeksi baru. Saya rasa kembali lagi bahwa protokol kesehatan yang tidak terjadi dengan baik di sebuah kantor menjadi pemicu adanya klaster baru," kata Falla.

Falla menyampaikan bahwa munculnya kasus-kasus baru disebabkan kesadaran masyarakat menerapkan protokol kesehatan di perkantoran ataupun di tempat publik semakin menurun. "Saya rasa itu kembali kepada individu masing-masing, jadi kalau perusahaan misalnya, pasti menetapkan peraturan yang maksimal tapi kembali lagi ke individunya," kata dia.

Selain mematuhi peraturan ketat dari pemerintah, ikuti juga sistem kerja baru yang diterapkan oleh perusahaan. Bila rutinitas sistem kerja ini berubah dengan sistem kerja baru, maka harus cepat beradaptasi dengan sistem baru tersebut. Memang bukan proses yang mudah dan bisa instan dilakukan, tapi mau tak mau harus tetap dijalani.

Biasakan Kembali Bekerja di Kantor, Bukan di Rumah

Selama WFH, mungkin bekerja terasa lebih santai dengan tanpa perlu berpakaian yang rapi. Meeting melalui konferensi video pun bahkan bisa tidak menampilkan wajah. Kebiasaan WFH membuat suasana bekerja menjadi tidak formal. Namun kembali bekerja di kantor membalikan kembali apa yang sudah biasa dilakukan saat bekerja di rumah. Hilangkan kebiasaan informal dan santai untuk menjaga produktivitas selama bekerja.

Saat mulai kembali ke kantor, sebaiknya dari rumah mengenakan baju berlengan panjang dan juga jaket, juga sediakan baju ganti di tas sebagai preventif. Dengan menggunakan baju berlengan panjang akan terhindar bila harus tanpa sengaja kontak langsung dengan seseorang di jalan. Sesampainya di kantor bisa ganti baju agar lebih bersih dan merasa lebih nyaman.

Bergantian Istirahat Makan Siang dan Selalu Jaga JarakSebelum pandemic COVID-19, tidak jarang memiliki kebiasaan untuk makan siang bersama dengan rekan kerja di pantry kantor atau di kantin. Namun perlu diperhatikan kondisi kantin atau ruang makan saat makan siang apabila terlalu banyak orang, lebih baik tunggu hingga lumayan sepi.

Bila perlu membawa bekal dari rumah untuk memastikan kesehatan dan keamanan dari makanan. Selain itu bisa juga bergiliran menggunakan pantry untuk makan siang. Makanan yang dibawa sendiri dari rumah selain lebih higienis makanan, physical distancing juga akan membantu mencegah penyebaran virus. Jangan lupa membersihkan kedua tangan, alat makan, serta bila perlu sterilkan juga meja dan kursi yang digunaka.

Tetaplah berhati-hati dan menerapkan sistem kesehatan dan keselamatan selama Kamu kembali bekerja di kantor ya. Begitu juga ketika Kamu kembali ke rumah.

SEHAT & GAYA HIDUP

+ + ++

+ + ++

Page 22: EMPAT - webbpjs.azurewebsites.net

INFO BPJS KESEHATAN//EDISI 94 22

KONSULTASI

IG: frachmaXXXXKalau mau mengadukan masalah seputar BPJS Kesehatan, saya bisa ke mana?

Ada banyak kanal yang bisa Anda akses saat membutuhkan informasi atau hendak melakukan pengaduan keluhan, di antaranya:

- BPJS Kesehatan Care Center 1500 400- Media Sosial BPJS Kesehatan (Instagram, Facebook, Twitter)- Fitur Pengaduan Keluhan di Mobile JKN- Pelayanan Administrasi melalui Whatsapp (PANDAWA)- Chat Assistan JKN (CHIKA) - Voice Interactive JKN (VIKA) - Petugas BPJS SATU! di rumah sakit- Kantor Cabang BPJS Kesehatan terdekat

Sampaikan kronologis masalah Anda dengan jelas saat melakukan pengaduan. Kami siap membantu Anda semaksimal mungkin. Semoga sehat selalu.

IG: @irwansaXXXX:Bagaimana caranya biar tidak lupa bayar iuran BPJS Kesehatan? Apakah kita bisa minta dikirimkan semacam notifikasi atau pengingat tiap bulan?

Sekarang peserta JKN-KIS bisa memanfaatkan fasilitas autodebit yang disediakan bank-bank mitra BPJS Kesehatan, baik bank BUMN ataupun bank swasta.

JAWAB

+ + ++

+ + ++

JAWAB

Dengan autodebit, iuran bulanan Anda akan otomatis dipotong dari rekening. Jadi Anda tidak perlu khawatir lagi lupa atau terlambat bayar iuran JKN-KIS. Ingat, pastikan saldo di rekening Anda cukup ya, untuk bayar iuran bulanan Anda dan keluarga.

Download Mobile JKN untuk cek tagihan bulanan dan riwayat pembayaran Anda.

JAWAB

Page 23: EMPAT - webbpjs.azurewebsites.net
Page 24: EMPAT - webbpjs.azurewebsites.net