bab iii metode penelitian a. - abstrak.uns.ac.id · b. membuat titik ikat untuk memulai pengambilan...

16
28 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Waktu penelitian pada bulan Januari 2014 sampai dengan Desember 2014 dengan rincian sebagai berikut. Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian No. Alokasi Waktu Kegiatan Keterangan 1. 21 Februari 2014 Seminar Proposal 2. 24 Februari 2014 s/d. 14 Maret 2014 Pengumpulan data lapangan dan sekunder. 3. 17 Maret Juli 2014 Analisis data dan pembuatan draft tesis. 4. 18 Agustus 2014 Seminar hasil 5. 11 Desember 2014 Ujian tesis 2. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Taman Hutan Raya (TAHURA) KGPAA Mangkunagoro I Ngargoyoso Karanganyar Jawa Tengah Juli sampai dengan Oktober 2014. Daerah penelitian secara administratif terletak di Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah. (Gambar.2). B. Sumber Data dan Peralatan 1. Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder: a. Data primer, meliputi: catatan lapangan (field report) sebagai hasil pengamatan langsung dan wawancara kepada informan yang berkepentingan.

Upload: others

Post on 24-Oct-2019

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN A. - abstrak.uns.ac.id · b. Membuat titik ikat untuk memulai pengambilan jalur menggunakan tali rapia c. Memotong garis kontur tanah dengan tujuan untuk

28

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Waktu penelitian pada bulan Januari 2014 sampai dengan Desember

2014 dengan rincian sebagai berikut.

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian

No. Alokasi Waktu Kegiatan Keterangan

1. 21 Februari 2014 Seminar Proposal

2. 24 Februari 2014 s/d.

14 Maret 2014

Pengumpulan data lapangan

dan sekunder.

3. 17 Maret – Juli 2014 Analisis data dan pembuatan

draft tesis.

4. 18 Agustus 2014 Seminar hasil

5. 11 Desember 2014 Ujian tesis

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Taman Hutan Raya (TAHURA) KGPAA

Mangkunagoro I Ngargoyoso Karanganyar Jawa Tengah Juli sampai dengan

Oktober 2014. Daerah penelitian secara administratif terletak di Desa Berjo,

Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah.

(Gambar.2).

B. Sumber Data dan Peralatan

1. Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data

sekunder:

a. Data primer, meliputi: catatan lapangan (field report) sebagai hasil

pengamatan langsung dan wawancara kepada informan yang berkepentingan.

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN A. - abstrak.uns.ac.id · b. Membuat titik ikat untuk memulai pengambilan jalur menggunakan tali rapia c. Memotong garis kontur tanah dengan tujuan untuk

29

Gambar 2. Peta Kawasan Taman Hutan Raya (TAHURA) KGPAA Mangkunagoro I, Karanganyar

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN A. - abstrak.uns.ac.id · b. Membuat titik ikat untuk memulai pengambilan jalur menggunakan tali rapia c. Memotong garis kontur tanah dengan tujuan untuk

30

b. Data sekunder, meliputi:

Peta penggunaan lahan, peta topografi/peta kelerengan, peta indeks vegetasi,

peta ketinggian, peta satwa liar, dan peta wilayah TAHURA KGPAA

Mangkunagoro I.

2. Peralatan dan Bahan

Alat survei yang digunakan meliputi: alat tulis menulis, GPS Receiver,

plastik, kamera, tally sheet, meteran 5m, tabung okuler, rol meter 20m, tali rafia,

plastik terpal, haga meter, kantong spesimen, sunto meter, ember plastik, dan

kompas. Alat pengolah data, yaitu: komputer dan printer, Software ArcGIS 10.0,

Microsoft exel. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah literatur dan

citra quick TAHURA Ngargoyoso Karanganyar (1:500.000), peta identifikasi

kawasan Taman Hutan Raya Ngargoyoso Karanganyar (skala 1:500.000), peta

kontur dan peta penutupan lahan dengan skala 1:15.000 (peta Rupa Bumi

Indonesia).

C. Tatalaksana Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan peneliti adalah penelitian deskriptif

kualitatif karena data yang dikumpulkan dinyatakan dalam bentuk nilai relatif,

pada umumnya dilakukan pada penelitian sosial dan hasilnya bersifat obyektif,

berlaku sesaat dan setempat. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk

memaparkan, melaporkan dan menuliskan suatu peristiwa sehingga dapat

dianalisis serta penyajian data dapat disajikan secara sistematik (Sukandarrumidi,

2006).

2. Prosedur Penelitian

a. Metode Pemetaan

Metode yang digunakan dalam kajian sensitifitas kawasan TAHURA,

merupakan alat yang digunakan untuk mengukur tingkat sensitifitas ekologi

terhadap zonasi kawasan, yaitu dengan menggunakan teknologi penginderaan

jauh dan Sistem Informasi Geografi (SIG). Dalam kaitannya dengan kajian

sensitifitas kawasan TAHURA dititikberatkan pada penggunaan SIG untuk

masukan rencana awal pengelolaan kawasan TAHURA Mangkunagoro I.

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN A. - abstrak.uns.ac.id · b. Membuat titik ikat untuk memulai pengambilan jalur menggunakan tali rapia c. Memotong garis kontur tanah dengan tujuan untuk

31

Secara skematis pelaksanaan kegiatan studi disajikan pada gambar 1.

Teknik pelaksaanaan kegitan dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Identifikasi Awal

a) Delineasi batas-batas kawasan TAHURA, pengumpulan dokumen

yang berkaitan dengan TAHURA.

b) Pengumpulan data yang terkait dengan rencana pengelolaan baik di

dalam kawasan maupun di luar kawasan.

c) Pengumpulan data sekunder lainnya seperti data sosial, ekonomi dan

budaya

b. Penentuan Satuan Pemetaan

Penentuan satuan pemetaan tahap awal sebelum analisa SIG

dirancang dan dilaksanakan adalah penentuan unit mapping (satuan

pemetaan) sebagai dasar analisa SIG. Analisis hasil inventarisasi vegetasi dan

satwa merupakan hasil survei sebagai parameter penentu skor, selanjutnya

hasil skor dimasukan dalam data kriteria pemetaan. Parameter penentu

ketinggian dan kelerengan berdasarkan karakteristik yaitu dari penampakan

peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) dan di Parameter penentu didelinasi dan

diklasifikasikan dalam satuan luas masing-masing dalam bentuk peta. Peta

masing-masing parameter penentuan kemudian di tumpang susun (overlay)

dalam bentuk peta sensitifitas kawasan TAHURA. Unit pemetaan didasarkan

pada landasan teoritis dan observasi awal kawasan yang menggambarkan

karakteristik fisik kawasan. Langkah pertama penentuan satuan pemetaan

adalah membagi kawasan ke dalam unit-unit geomorfologi/unit lahan. Tahap

berikutnya penentuan tingkat keanekaragaman hayati dan nilai arkeologis

secara spasial. Hasil tumpang susun (overlay) ketiga faktor diatas dipakai

sebagai dasar unit mapping.

c. Dasar Pelaksanaan Analisa SIG

Secara umum untuk analisa SIG dibagi dalam beberapa tahapan,

yaitu: (1) Desain database, (2) Digitasi/pemasukan data, (3) Klasifikasi, (4)

Analisis. (5) Kartografis.

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN A. - abstrak.uns.ac.id · b. Membuat titik ikat untuk memulai pengambilan jalur menggunakan tali rapia c. Memotong garis kontur tanah dengan tujuan untuk

32

1) Desain Data Base dan Pemasukan Data (Digitasi)

Desain data base berkaitan dengan rancangan klasifikasi dan

struktur data base yang akan dibuat dalam kerangka hasil akhir yang akan

dicapai baik penstrukturan data spasial maupun data yang berbentuk

tabular. Input data/masukan data dilakukan dengan cara digitasi, merubah

data analog (peta hardcopy) ke dalam data digital. Data analog yang

didigitasi adalah peta dasar dan peta tematik hasil interpretasi data

penginderaan jauh.

2) Editing

Merupakan proses perbaikan setelah proses pemasukan data selesai

dikerjakan dan sebelumnya proses editing berlangsung dilakukan

pembangunan topologi. Editing bertujuan untuk melakukan perbaikan dari

kesalahan yang terjadi pada waktu digitasi atau pemasukan data. antara

lain overshoot maupun undershoot.

a) Transformasi Data

Pada dasarnya transformasi data bertujuan untuk merubah

koordinat meja ke koordinat geografi maupun koordinat UTM.

Tranformasi ini dilakukan terhadap semua peta yang telah didigitasi

layer per layer baik peta dasar maupun peta tematik yang telah

ditentukan.

b) Analisis Data

Pada tahap ini merupakan pembangunan database untuk

pelaksanaan analisis dan pembuatan peta akhir. Dalam Analisa data ini

menggunakan Software ArcGIS 10.0, dimana proses dilakukan dengan

cara tumpang susun tumpang susun (overlay) pada tingkat I dalam

klasifikasi unit pemetaan yang dibuat. Sedangkan pada analisa

berikutnya adalah dengan proses analisa spasial- tabuler dalam

penentuan zonasi kawasan.

c) Proses Kartografis

Proses rancangan penyajian grafik (peta) dibuat untuk

menampilkan hasil akhir sehingga lebih bersifat menjaga tampilan agar

lebih menarik dan informatif. Beberapa komponen untuk desain peta

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN A. - abstrak.uns.ac.id · b. Membuat titik ikat untuk memulai pengambilan jalur menggunakan tali rapia c. Memotong garis kontur tanah dengan tujuan untuk

33

dalam proses kegiatan: desain komponen peta, simbol, penentuan

tujuan peta, parameter peta, layout peta, data simbol dan peta tabuler.

Pelaksanan pengumpulan data di lapangan sebagai dasar dalam

penentuan letak dan luasan kawasan digunakan peta kawasan Taman Hutan

Raya Ngargoyoso, peta kontur dan peta penutupan lahan dengan skala

1:10.000. GPS digunakan dalam penentuan titik-titik pengamatan dan

ketingian tempat (mdpl). Pengamatan kondisi kawasan baik flora maupun

fauna yang ada dilakukan dengan pedoman identifikasi flora dan fauna dan

mengunakan alat pengamatan jarak jauh (Binokuler), membuat petak

pengamatan dengan mengunakan tali tambang/roll meter. Analisis data

penataan blok digunakan aplikasi ArcGis dalam Sistem Informasi Geografis

(SIG).

Perencanaan dan persiapan survei, sebagai berikut:

a. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam penelitian

b. Membuat titik ikat untuk memulai pengambilan jalur menggunakan tali

rapia

c. Memotong garis kontur tanah dengan tujuan untuk mewakili data yang

akan diambil dalam penelitian

d. Membuat petak ukur dengan ukuran 20 x 20 m (pohon), 10 x 10 m

(tiang), 5 x 5 m (pancang) dan 2 x 2 m (semai)

e. Melakukan pengamatan langsung di lapangan berdasarkan petak ukur

yang telah ditentukan.

f. Menghitung vegetasi, satwa, ketinggian dan kelerengan serta

penggunaan lahan yang terdapat pada area pengamatan

g. Mengamati bentuk lahan penelitian yang sudah ditetapkan

h. Pengamatan satwa beserta jejak dan posisi geografis dimasukkan dalam

table

i. Inventarisasi mamalia dilakukan dengan Metode Transek.

j. Pengamatan burung dilakukan pada pagi hari dengan metode Point

count.

k. Memasukkan data yang diperoleh ke dalam Tabel yang sudah disediakan

l. Menyimpulkan data yang diperoleh dilapangan.

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN A. - abstrak.uns.ac.id · b. Membuat titik ikat untuk memulai pengambilan jalur menggunakan tali rapia c. Memotong garis kontur tanah dengan tujuan untuk

34

Data merupakan sekumpulan informasi tentang sesuatu hal yang

disusun secara sistematis sesuai dengan tujuan tertentu. Pengumpulan data

dan informasi dilakukan dengan melakukan pendekatan survei dengan cara

penggambilan data primer dan data sekunder, baik di lapangan maupun

kantor serta instansi terkait yang memiliki informasi tantang kawasan

TAHURA. Jenis data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data

sekunder. Data primer meliputi data penyebaran vegetasi (penutupan lahan),

satwa liar, informasi gangguan kawasan (perambahan, pencurian hasil hutan,

perburuan, kebakaran hutan, longsor), serta data peranan masyarakat.

Sedangkan data sekunder berasal dari data spasial, laporan, dan dokumen

kegiatan serta informasi penunjang. (Table.2).

3. Populasi & Sampel Penelitian

Populasi daerah penelitian adalah seluruh kawasan Taman Hutan

Raya (TAHURA) KGPAA Mangkunagoro I seluas 231,300 Ha. Sampel

diperlukan untuk uji medan dan kerja lapangan serta untuk menguji hasil

interpretasi dan melengkapi data yang tidak dapat diperoleh dari citra satelit

maupun dari data sekunder. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 23

hektar dengan jumlah petak penelitian yang dilakukan secara vertikal

sejumlah 46 petak ukur (PU). Setiap petak ukur (PU) berukuran 20 m x 20 m.

Jarak antara petak ukur (PU) yang satu dengan petak yang lain adalah 100 m.

Untuk pengamatan satwa, jumlah petak yang digunakan sebanyak 25 petak

dengan jarak petak yang satu dengan yang lain adalah 200 m. Pengambilan

data dilakukan pada zona pemanfaatan, perlindungan dan koleksi.

Penghitungan jumlah vegetasi berdasarkan tingkat pertumbuhan, yaitu: semai

(permudaan tingkat kecambah sampai setinggi <1,5 m), pancang (permudaan

dengan >1,5 m sampai pohon muda yang berdiameter <10 cm), tiang (pohon

muda berdiameter 10 s/d 20 cm), dan pohon dewasa (diameter > 20 cm).

Untuk memudahkan pelaksanaannya ukuran kuadrat disesuaikan dengan

tingkat pertumbuhan tersebut, yaitu umumnya 20 x 20 m (pohon dewasa), 10

x 10 m (tiang), 5 x 5 m (pancang), dan l x l m atau 2 x 2 m (semai dan

tumbuhan bawah) (Azwar, 2013).

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN A. - abstrak.uns.ac.id · b. Membuat titik ikat untuk memulai pengambilan jalur menggunakan tali rapia c. Memotong garis kontur tanah dengan tujuan untuk

35

Tabel 2. Jenis data yang diambil.

No Data Sumber Data Teknik

A. Keadaan Umum Kawasan

1. Kondisi Fisik

a. Luas, letak, dan batas

b. Topografi

c. Iklim

d. Geologi dan tanah

Instansi terkait

Studi pustaka

2. Kondisi Flora Fauna

a. Flora

b. Fauna

Lapangan, masyarakat, dan

instansi terkait

Observasi

lapang,

interview, dan

studi pustaka

3. Potensi Wisata

a. Air terjun

b. Sungai

c. Bumi perkemahan

d. Outbond, dan lain-lain

Lapangan, masyarakat, dan

pengunjung

Observasi

lapang, dan

interview

4. Aksesibilitas

a. Jalur akses

b. Jarak tempuh

c. Waktu tempuh

d. Sarana akses

e. Kondisi akses

Lapangan, masyarakat,

pengunjung, dan instansi

terkait

Observasi

lapang,

interview, dan

studi pustaka

B. Kondisi Sosial Ekonomi dan

Budaya

1 Kependudukan

a. Jumlah penduduk

b. Jumlah KK

Instansi terkait Studi pustaka

2 Mata Pencaharian

a. Jenis mata pencaharian

Lapangan, masyarakat, dan

instansi terkait

Observasi

lapang,

interview, dan

studi pustaka

3 Tata Guna Lahan

a. Luas wilayah

b. Jenis pemanfaatan lahan

Lapangan, masyarakat, dan

instansi terkait

Observasi

lapang,

interview, dan

studi pustaka

4 Pendidikan dan Kesehatan

a. Tingkat pendidikan

b. Sarana pendidikan

c. Sarana kesehatan

Lapangan, masyarakat, dan

instansi terkait

Observasi

lapang,

interview, dan

studi pustaka

5 Tenaga Kerja

a. Jenis tenaga kerja

Lapangan, masyarakat, dan

instansi terkait

Observasi

lapang,

interview, dan

studi pustaka

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN A. - abstrak.uns.ac.id · b. Membuat titik ikat untuk memulai pengambilan jalur menggunakan tali rapia c. Memotong garis kontur tanah dengan tujuan untuk

36

lanjutan table.2.

No Data Sumber Data Teknik

6 Agama dan Adat Istiadat

a. Agama

b. Adat Istiadat

c. Sejarah dan arkeologi

Lapangan, masyarakat, dan

instansi terkait

Observasi

lapang,

interview, dan

studi pustaka

7 Kelembagaan Masyarakat

a. Jenis kelembagaan masyarakat

Lapangan, masyarakat, dan

instansi terkait

Observasi

lapang,

interview, dan

studi pustaka

8 Pemanfaatan Jasa Lingkungan

a. Jenis jasa lingkungan yang

dimanfaatakan masyarakat

b. Kepentingan

pribadi/umum/komersial

c. Sistem pemanfaatan jasa lingkungan

Lapangan, masyarakat, dan

instansi terkait

Observasi

lapang,

interview, dan

studi pustaka

9 Tingkat Ketergantungan Masyarakat

terhadap Kawasan TAHURA KGPAA

Mankunagoro I

a. Intensitas masyarakat masuk ke

dalam kawasan

b. Lokasi yang dituju masyarakat di

dalam kawasan TAHURA KGPAA

Mankunagoro I

c. Tujuan masuk ke dalam kawasan

d. Jenis-jenis SDA yang dimanfaatkan

masyarakat dari kawasan

e. Pemanfaatan SDA dari dalam

Kawasan TAHURA KGPAA

Mankunagoro I

Lapangan, masyarakat, dan

instansi terkait

Observasi

lapang,

interview, dan

studi pustaka

10 Permasalahan di Kawasan TAHURA

KGPAA Mankunagoro I

a. Jenis permasalahan

b. Tingkat/kondisi masalah

c. Upaya penyelesaian

Lapangan, masyarakat, dan

instansi terkait

Observasi

lapang,

interview, dan

studi pustaka

A. Kebijakan Pembangunan

Daerah

1 Kebijakan Pembangunan Kehutanan Instansi terkait Interview, dan

studi pustaka

2 Kebijakan Pembangunan Wilayah Instansi terkait Interview, dan

studi pustaka

3 Kebijakan Pembangunan Pariwisata Instansi terkait Interview, dan

studi pustaka

4 Kebijakan Penegakan Hukum Instansi terkait Interview, dan

studi pustaka

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN A. - abstrak.uns.ac.id · b. Membuat titik ikat untuk memulai pengambilan jalur menggunakan tali rapia c. Memotong garis kontur tanah dengan tujuan untuk

37

lanjutan table.2.

No Data Sumber Data Teknik

B. Penataan Blok Kawasan

1 Penyebaran Vegetasi (Penutupan

Lahan)

Lapangan, instansi terkait,

dan masyarakat

Observasi

lapang,

sensitifitas

ekologi,

landskap

ekologi, dan

interview

2 Penyebaran Satwa Liar Lapangan, instansi terkait,

dan masyarakat

Observasi

lapang,

sensitifitas

ekologi,

landskap

ekologi, dan

interview

3 Data Spasial Tanah, Geologi, Iklim,

Topografi, Geomorfologi, Penggunaan

tanah

Instansi terkait dan citra SIG

Penentuan atau pengambilan sampel didasarkan pada karakteristik

fisik lahan yang merupakan hasil analisis dan interpretasi citra satelit maupun

satuan lahan dari hasil overlai parameter bentuk lahan yang diperoleh dari

peta kontur atau Digital Elevation Model (DEM) dengan peta penutupan

lahan Rupa Bumi Indonesia (RBI). Penentuan titik sampel di lapangan

dilakukan dengan menggunakan metode Stratified random sampling atau

sampel secara acak berstrata. Pertimbangan yang diambil dalam penentuan

lokasi sampel adalah sukar atau mudahnya dikenali suatu obyek pada saat

interpretasi, tingkat kesulitan dan keterjangkauan dalam mencapai lokasi

sampel yang ditetapkan. Dalam penentuan plot sampel pada setiap satuan

lahan tetap memperhatikan penutupan lahan berupa lahan hutan kering primer

dan sebaran luasan pada setiap satuan lahan.

Penentuan titik sampel di lapangan dilakukan dengan menggunakan

metode Stratified random sampling atau sampel secara acak berstrata.

Pertimbangan yang diambil dalam penentuan lokasi sampel adalah sukar atau

mudahnya dikenali suatu obyek pada saat interpretasi, tingkat kesulitan dan

keterjangkauan dalam mencapai lokasi sampel yang ditetapkan. Dalam

penentuan plot sampel pada setiap satuan lahan tetap memperhatikan

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN A. - abstrak.uns.ac.id · b. Membuat titik ikat untuk memulai pengambilan jalur menggunakan tali rapia c. Memotong garis kontur tanah dengan tujuan untuk

38

penutupan lahan berupa lahan hutan kering primer dan sebaran luasan pada

setiap satuan lahan.

Untuk menentukan sampel responden dalam survei sosial didasarkan

dari hasil analisis data sekunder tofografi desa, terkait dengan desa terdekat

dengan kawasan, jumlah penduduk untuk menentukan derajat interaksi

masyarakat sekitar dengan kawasan.

4. Variabel Penelitian

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah vegetasi, satwa liar,

ketinggian dan kelerengan di kawasan TAHURA KGPAA Mangkunagoro I.

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah sensitifitas kawasan TAHURA

KGPAA Mangkunagoro I.

5. Analisis Data

Analisis data digunakan dalam proses mengolah data, baik primer

maupun sekunder dipilah dan diklasifikasikan dalam tahap kompilasi data

untuk memperoleh informasi dengan cara kualitatif deskriptif.

Teknik pelaksanaan kegiatan ini ialah memanfaatkan jasa survei dan

pemetaan dalam penataan ruang atau blok. Berdasarkan satuan pemetaan

dilakukan analisis geografis melalui tahapan kegiatan sebagai berikut:

mendesain klasifikasi data berdasarkan struktur data spasial dan non spasial

yang akan mencerminkan klasifikasi unit pemetaan.

1. Input data melalui digitasi, dengan mengubah data analog menjadi data

digital.

2. Analisis data dengan bantuan software SIG melalui proses teknik tumpang

susun (overlay), untuk kemudian dilanjutkan dengan program analisis

spasial.

Faktor pertimbangan dalam penentuan zonasi berdasarkan tingkat

sensitifitas, yaitu:

1. Faktor kualitatif yang meliputi; keterwakilan, keaslian atau kealamian,

keunikan, kelangkaan, laju kepunahan keutuhan satuan ekosistem,

keutuhan sumberdaya atau kawasan, luasan kawasan, keindahan alam,

kenyamanan, kemudahan pencapaian lokasi, nilai sejarah/ arkeologi/

keagaman, dan ancaman manusia.

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN A. - abstrak.uns.ac.id · b. Membuat titik ikat untuk memulai pengambilan jalur menggunakan tali rapia c. Memotong garis kontur tanah dengan tujuan untuk

39

2. Faktor spasial meliputi; data spasial tanah, geologi, iklim, topografi,

geomorfologi, dan penggunaan lahan.

Penelaahan terhadap paramater yang ada dari masing-masing

lansekap ekologi dengan validasi melalui cross checking dengan data yang

reliable dan kondisi aktual di lapangan. Penerapan pertimbangan faktor-faktor

tersebut dalam penentuan usulan penataan blok/zonasi pengelolaan TAHURA

Mangkunagoro I dikembangkan sebagai berikut:

D. Metode Sensitifitas Ekologi

Teknik dalam metode penilaian sensitifitas ekologi, yaitu dengan teknik

tumpang susun (overlapping) dengan menggunakan data spasial dari peta vegetasi,

peta penyebaran satwa, peta kelas ketinggian tempat, dan peta kelas kelerengan.

Dari keempat peta tersebut diklasifikasikan sesuai dengan penilaian sebagaimana

tabel berikut.

Tabel. 3. Penilaian Sensitifitas Ekologi

No Parameter

Peta

Nilai Kelas Sensitifitas

0 1 2 3

1 Vegetasi Lahan kebun,

perambahan,

tambang, dan

lain-lain

Vegetasi rusak

akibat illegal

logging

Vegetasi

sekunder

Vegetasi

primer

2 Satwa Liar Rendah

(jumlah jenis ≤

5 jenis)

Sedang

(jumlah 6-10

jenis)

Tinggi

(jumlah

jenis ≥ 11

jenis)

3 Ketinggian

Tempat

< 1.000 m dpl 1.000 –1.400

mdpl

> 1.400 m

dpl

4 Kelerengan < 30 % 30 – 45 % > 45 %

Keempat peta yang telah tumpang susun (overlapping), menghasilkan

tabulasi data dalam microsoft exel. Pengolahan data dapat diklasifikasikan pada

tingkat sensitifitas berupa data penjumlahan nilai skoring: vegetasi, satwa,

ketinggian tempat, dan kelerengan.

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN A. - abstrak.uns.ac.id · b. Membuat titik ikat untuk memulai pengambilan jalur menggunakan tali rapia c. Memotong garis kontur tanah dengan tujuan untuk

40

Hasil penjumlahan nilai skoring: vegetasi, satwa, ketinggian tempat, dan

kelerengan dapat disajikan sebagai berikut:

Tabel 4. Klasifikasi Penilaian sensitifitas

No. Jumlah Nilai Skor dari

Parameter Penentu

Klasifikasi Sensitifitas

Kawasan

1. 9 s/d. 12 Sangat sensitive

2. 6 s/d. 8 Sensitif

3. ≤ 5 Tidak sensitif

Penentuan terhadap sensitifitas kawasan dilakukan dengan sistem skoring

parameter (vegetasi, satwa, ketinggian, dan kelerengan) berdasarkan tersaji pada

table sebagai berikut.

Tabel 5. Sistem skoring sensitifitas

No. Unsur Lingkungan Karakter Skor

1. Vegetasi Vegetasi primer 3

Vegetasi Sekunder 2

Vegetasi rusak akibat Illegal logging 1

Lahan kebun, perambahan, tambang dan

lain-lain

0

2. Satwa

(endemik/dilindungi)

Tinggi (∑ ≥ 11 jenis) 3

Sedang (∑ 6 s/d. 10 jenis) 2

Rendah (∑ 1 s/d. 5 jenis) 1

Tidak ditemukan 0

3. Ketinggian > 1.400 m dpl 3

1.000 – 1.400 m dpl 2

< 1.000 m dpl 1

- 0

4. Kelerengan > 45 % 3

30 – 45 % 2

< 30 % 1

- 0

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN A. - abstrak.uns.ac.id · b. Membuat titik ikat untuk memulai pengambilan jalur menggunakan tali rapia c. Memotong garis kontur tanah dengan tujuan untuk

41

Kriteria-kriteria parameter dalam penentuan sensitifitas ekologi tersebut

diatas, yaitu:

1. Vegetasi

Vegetasi merupakan penilaian karakteristik kawasan hutan, yaitu:

a. Vegetasi primer adalah hutan primer/hutan alam yang masih utuh yang

belum mengalami gangguan eksploitasi oleh manusia atau belum adanya

intervensi manusia, sering juga disebut hutan perawan atau virgin forest

(skor 3).

b. Vegetasi sekunder adalah hutan sekunder/hutan tanaman merupakan hutan

yang tumbuh dan berkembang secara alami sesudah terjadi

kerusakan/perubahan pada hutan yang pertama (skor 2).

c. Vegetasi rusak adalah bentuk-bentuk formasi vegetasi dapat terbentuk

seperti: lahan kosong / padang rumput buatan/areal areal bekas-tebangan

baru / areal-areal bekas tebangan yang lebih tua (skor 1).

d. Lahan kebun, bekas perambahan dan bekas tambang merupakan kategori

tidak adanya vegetasi di kawasan hutan (skor 0).

2. Satwa

Faktor penentu terhadap satwa berdasarkan karakteristik satwa yang

paling dijaga keutuhannya dan kepunahan disuatu kawasan konservasi. Penilaian

skor terhadap jumlah spesies kategori dilindungi/endemik. Dalam jumlah

ditemukan spesies disebut: tinggi apabila jumlah ditemukan lebih dari atau sama

dengan 11 jenis (skor 3), sedang apabila jumlah spesies ditemukan 6 sampai

dengan 10 jenis (skor 2), rendah apabila jumlah ditemukan kurang dari atau

sama dengan 5 jenis (skor 1), dan nol apabila jumlah ditemukan 0 jenis (skor 0).

3. Ketinggian Tempat

Faktor penentu ketinggian berdasarkan tingkat ketinggian tempat

diklasifikasikan dalam penilaian, yaitu: ketinggian tempat diatas 1.400 mdpl

(skor 3), ketinggian tempat 1.000 mdpl sampai dengan 1.400 mdpl (skor 2),

ketinggian tempat dibawah 1.000 mdpl (skor 1), dan ketinggian tempat nol atau

dibawah nol (skor 0).

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN A. - abstrak.uns.ac.id · b. Membuat titik ikat untuk memulai pengambilan jalur menggunakan tali rapia c. Memotong garis kontur tanah dengan tujuan untuk

42

4. Kelerengan

Faktor penentu kelerengan berdasarkan tingkat kelerengan

diklasifikasikan dalam penilaian, yaitu: kelerengan diatas 45% (skor 3),

kelerengan diatas 30% sampai dengan 45% (skor 2), kelerengan dibawah 30%

(skor 1), dan kelerengan diatas 0% (skor 0).

Gambar.3. Metode Sensitifitas Ekologi

PETA VEGETASI Nilai 0 : Lahan Kebun Nilai 1 : Lahan Pertanian Nilai 2 : Hutan Sekunder Nilai 3 : Hutan Primer

PETA SENSITIFITAS FAUNA Nilai 1 : Rendah Nilai 2 : Sedang Nilai 3 : Tinggi

PETA KETINGGIAN TEMPAT Nilai 1 : < 1000 m dpl Nilai 2 : 1000 - 1400 m dpl Nilai 3 : > 1400 mdpl

PETA KEMIRINGAN LAPANGAN Nilai 1 : < 30 % Nilai 2 : 30 - 45 % Nilai 3 : > 45 %

PENJUMLAHAN NILAI BERDASARKAN OVERLAPING PETA DENGAN SATUAN

GRID

PETA SENSITIFITAS EKOLOGI

Sangat sensitiv: total nilai 9-12

Sensitiv: total nilai 6-8 Tidak sensitiv: total nilai 3-5

PETA SENSITIVITAS EKOLOGI KAWASAN TAHURA

TINGKAT SENSITIVITAS

DALAM PENENTUAN BLOK/ZONASI

Potensi: Blok Perlindungan, Blok Koleksi, dan Blok Pemanfaatan

(Sangat sensitiv, Sensitif, dan Tidak sensitive)

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN A. - abstrak.uns.ac.id · b. Membuat titik ikat untuk memulai pengambilan jalur menggunakan tali rapia c. Memotong garis kontur tanah dengan tujuan untuk

43

Berdasarkan hasil tumpang susun (overlay) dari masing-masing metode

tersebut di atas maka dapat dilakukan penetapan konsep kriteria blok

pengelolaan dan pembagian blok dengan alur pikir sebagai berikut :

Gambar.4. Penentuan Blok/Zonasi TAHURA Mangkunagoro I Berdasarkan Tingkat

Sensitifitas

E. Penentuan Blok Pengelolaan

Dalam penentuan blok pengelolaan metode yang digunakan adalah

perpaduan antara hasil survei dan metode sensitifitas ekologi yang telah

dilakukan penyederhanaan dari kedua metode tersebut. Pada dasarnya dari

kedua metode tersebut menggunakan kaidah-kaidah analisis parameter

kualitatif dan parameter spasial dengan memanfaatkan teknologi yang telah

tersedia dalam perangkat lunak Sistem Informasi Geografis (SIG).

Dalam penerapan metode landskap ekologi digunakan peta dasar dan

peta kawasan TAHURA KGPAA Mangkunagoro I Ngargoyoso Karanganyar.

Peta dasar yang digunakan ialah peta Indikasi Blok Pengelolaan TAHURA

KGPAA Mangkunagoro I yang tertuang dalam lampiran dokumen Rencana

Pengelolaan Jangka Panjang TAHURA KGPAA Mangkunagoro I.

Penentuan Blok Pengelolaan TAHURA KGPAA Mangkunagoro I Ngargoyoso Karanganyar

HASIL SURVEY FLORA FAUNA

PETA SENSITIFITAS

EKOLOGI

TINGKAT SENSITIVITAS

DALAM PENENTUAN

BLOK/ZONASI TAHURA DALAM DESKRIPSI,

KRITERIA, FUNGSI & HASIL PENELITIAN