bab iii metode penelitian 3.1 setting dan karakteristik...

20
23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SDN Agungmulyo yang terletak di Desa Agungmulyo, Kecamatan Juwana Kabupaten Pati, pada semester I, tahun pelajaran 2015/2016. Lokasi SDN Agungmulyo sangat strategis karena terletak di pinggir jalan dan dekat dengan pemukiman warga, kondisi yang demikian memudahkan siswa untuk menjangkau sekolah. Lokasi SDN Agungmulyo juga berdekatan dengan perkantoran. Sarana dan prasarana di SDN Agungmulyo sudah cukup lengkap. Prasarana fisik yang dimiliki sekolah ini yaitu 9 ruang kelas, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang kantor guru, 1 ruang UKS, 1 kantin sekolah dan mushola. Penentuan waktu penelitian ini mengacu pada kalender akademik sekolah karena Penelitian Tindakan Kelas memerlukan beberapa siklus, masing-masing siklus dilaksanakan minimal dalam 3 kali pertemuan. Rincian alokasi waktu penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1 sebagai berikut: Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian No Pelaksanaan Penelitian September Oktober November Desember 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Proposal PTK 2. SIKLUS I Perencanaan Tindakan Observasi Refleksi SIKLUS II Perencanaan Tindakan Observasi Refleksi 4. Pelaporan Berdasarkan tabel 3.1 diketahui bahwa penelitian tindakan kelas ini

Upload: vuongdieu

Post on 01-May-2018

215 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

23

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN Agungmulyo yang terletak di Desa

Agungmulyo, Kecamatan Juwana Kabupaten Pati, pada semester I, tahun

pelajaran 2015/2016. Lokasi SDN Agungmulyo sangat strategis karena terletak di

pinggir jalan dan dekat dengan pemukiman warga, kondisi yang demikian

memudahkan siswa untuk menjangkau sekolah. Lokasi SDN Agungmulyo juga

berdekatan dengan perkantoran. Sarana dan prasarana di SDN Agungmulyo sudah

cukup lengkap. Prasarana fisik yang dimiliki sekolah ini yaitu 9 ruang kelas, 1

ruang kepala sekolah, 1 ruang kantor guru, 1 ruang UKS, 1 kantin sekolah dan

mushola.

Penentuan waktu penelitian ini mengacu pada kalender akademik sekolah

karena Penelitian Tindakan Kelas memerlukan beberapa siklus, masing-masing

siklus dilaksanakan minimal dalam 3 kali pertemuan. Rincian alokasi waktu

penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1 sebagai berikut:

Tabel 3.1

Jadwal Pelaksanaan Penelitian

No Pelaksanaan

Penelitian

September Oktober November Desember

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Proposal

PTK

2.

SIKLUS I

Perencanaan

Tindakan

Observasi

Refleksi

SIKLUS II

Perencanaan

Tindakan

Observasi

Refleksi

4. Pelaporan

Berdasarkan tabel 3.1 diketahui bahwa penelitian tindakan kelas ini

24

dilaksanakan selama empat bulan yaitu dari bulan September sampai dengan

Desember 2015. Pada bulan September dipergunakan oleh peneliti untuk

menyusun proposal penelitian. Perencanaan lain terkait dengan penelitian

dilakukan peneliti pada bulan Oktober, seperti menyusun instrumen dan uji

validitas soal yang dilakukan di SDN Agungmulyo. Selanjutnya pada bulan

Oktober peneliti mulai melaksanakan penelitian tindakan kelas siklus I,

dilanjutkan pelaksanaan siklus II pada bulan November minggu pertama.

Pelaksanaan tindakan penelitian siklus II mengacu kepada hasil refleksi dari

pelaksanaan tindakan siklus I, pelaksanaan kegiatan observasi oleh guru observer

dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan penelitian. Selanjutnya

pada bulan November minggu ke-4 sampai dengan bulan Desember peneliti

mengolah data hasil penelitian, menyusun laporan penelitian, konsultasi laporan

serta persiapan ujian.

Penelitian dilakukan pada semester ganjil tahun ajar 2015/2016 di SDN

Agungmulyo Kecamatan Juwana Kabupaten Pati mulai bulan September sampai

Desember.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 5 SDN Agungmulyo Kecamatan

Pati Kabupaten Pati semester gasal tahun ajaran 2015/2016. Jumlah siswa kelas 5

adalah 25, terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan yang memiliki

karakteristik yang berbeda-beda, mereka terkadang berbicara sendiri pada waktu

guru menerangkan, terkadang sibuk sendiri dengan permainannya, siswa memang

butuh waktu untuk dapat memahami materi yang diajarkan guru, dan terkadang

siswa kurang bersemangat dalam menerima pelajaran. Rata-rata orang tua mereka

adalah bekerja petani sehingga orang tua siswa kurang memperhatikan anaknya

dalam belajar.

3.2 Variabel Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu:

a. Variabel Bebas (X)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Group

Investigation. Model GI adalah model dalam pembelajaran matematika, dengan

25

langkah-langkah pembelajaran: pembentukan kelompok, perencanaan,

penyelidikan, pengorganisasian, presentasi dan evaluasi.

b. Variabel terikat (Y)

Variabel terikat adalah hasil belajar matematika yaitu besarnya skor yang

diperoleh siswa pada akhir pembelajaran .

3.3 Jenis dan Prosedur Penelitian

Jenis penelitian adalah penelitian tindakan yang bertujuan untuk

mengembangkan keterampilan baru atau pendekatan baru dan diterapkan

langsung serta dikaji hasilnya. Prosedur penelitian dilakukan dengan menyusun

langkah-langkah penelitian mulai dari perencanaan, pengambilan informasi dan

data sampai kepada pengolahan dan analisis data.

3.3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dipilih adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Menurut Kemmis dan Mc Taggart (dalam Rafi′uddin, 1996) penelitian tindakan

dapat dipandang sebagai suatu siklus spiral dari penyusunan perencanaan,

pelaksanaan tindakan dan pengamatan (observasi), dan refleksi yang selanjutnya

mungkin diikuti dengan siklus spiral berikutnya.

Refleksi merupakan bagian yang sangat penting dari PTK yaitu untuk

memahami terhadap proses dan hasil yang terjadi, yaitu berupa perubahan sebagai

akibat dari tindakan yang dilakukan. Pada hakekatnya model Kemmis dan Taggart

berupa perangkat-perangkat atau untaian dengan setiap perangkat terdiri dari

empat komponen yaitu perencanaan, tindakan dan pengamatan, dan refleksi yang

dipandang sebagai suatu siklus. Banyaknya siklus dalam PTK tergantung dari

permasalahan-permasalahan yang perlu dipecahkan, yang pada umumnya lebih

dari satu siklus. PTK yang dikembangkan dan dilaksanakan oleh para guru di

sekolah pada umumnya berdasar pada model PTK ini yaitu merupakan siklus-

siklus yang berulang. Menurut Kemmis (1988), penelitian tindakan adalah suatu

bentuk penelitian refleksi diri yang dilakukan oleh para partisipan dalam situasi-

situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki praktik yang dilakukan

sendiri.

26

Dengan demikian, akan diperoleh pemahaman yang komprehensif

mengenai praktik dan situasi di mana praktik tersebut dilaksanakan. Terdapat dua

hal pokok dalam penelitian tindakan yaitu perbaikan dan keterlibatan. Hal ini akan

mengarahkan tujuan penelitian tindakan ke dalam tiga area yaitu; (1) untuk

memperbaiki praktik; (2) untuk pengembangan profesional dalam arti

meningkatkan pemahaman para praktisi terhadap praktik yang dilaksanakannya;

serta (3) untuk memperbaiki keadaan atau situasi di mana praktik tersebut

dilaksanakan.

Gambar 3.1

Model PTK Kemmis dan Taggart

Berdasarkan cakupan permasalannya, seorang guru akan dapat

menemukan penyelesaian masalah yang terjadi di kelasnya melalui PTK. Hal ini

dapat dilakukan dengan menerapkan berbagai ragam teori dan teknik

pembelajaran yang relevan. Selain itu, PTK dilaksanakan secara bersamaan

dangan pelaksanaan tugas utama guru yaitu mengajar di dalam kelas, tidak perlu

harus meninggalkan siswa. Dengan demikian, PTK merupakan suatu bentuk

penelitian yang melekat pada guru, yaitu mengangkat masalah-masalah aktual

yang dialami oleh guru di lapangan. Dengan melaksanakan PTK, diharapkan guru

memiliki peran ganda yaitu sebagai praktisi dan sekaligus peneliti.

Mengacu pada uraian di atas, penelitian ini adalah penelitian tindakan

kelas terhadap siswa kelas 5 SDN Agungmulyo, dengan model pembelajaran

Group Investigation (GI), dengan desain penelitian tindakan kelas sebagai berikut:

27

Keterangan :

: Tindakan Siklus I

: Tindakan Siklus II

Gambar 3.2

Desain Penelitian

3.3.2 Prosedur Penelitian

Penelitian dilakukan dengan model pembelajaran Group Investigation

(GI). Model pembelajaran Group Investigation (GI) merupakan penyajian materi

pelajaran yang menghadapkan siswa pada persoalan yang harus dipecahkan atau

diselesaikan dengan cara penyelidikan/investigasi untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Dalam pembelajaran ini siswa melakukan penyelidikan otentik

Guru mengidentifikasi

hasil belajar Matematika

Guru merencanakan kegiatan

pembelajaran, yang dapat

memperbaiki kelemahan pada

kegiatan pembelajaran

sebelumnya

Guru melaksanakan kegiatan

pembelajaran menerapkan model

pembelajaran Group Investigation

observasi Melakukan evaluasi untuk

mengetahui keberhasilan dan

kelemahan kegiatan pembelajaran

Merencanakan kegiatan

pembelajaran matematika

dengan menekankan

peningkatan investigation siswa

kurang/lemah pada siklus

pembelajaran sebelumnya

Guru melaksanakan kegiatan

pembelajaran menerapkan model

pembelajaran GI dengan menekankan

peningkatan investigation siswa

observasi Melakukan evaluasi untuk

mengetahui keberhasilan dan

kelemahan kegiatan pembelajaran

28

untuk mencari penyelesaian terhadap masalah yang diberikan. Mereka

menganalisis dan mengidentifikasikan masalah, mengembangkan hipotesis,

mengumpulkan dan menganalisis informasi dan membuat kesimpulan.

Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari siklus-siklus. Tiap siklus

dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai.

Perencanaan

- Guru menyusun RPP untuk mempersiapkan perencanaan pembelajaran

- Mempersiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi dengan

cara menyusun dan mengisi kolom pernyataan aktivitas siswa dalam

kegiatan pembelajaran untuk siswa dan teman sejawat untuk mengamati

selama proses pembelajaran berlangsung.

Pelaksanaan Tindakan

Guru melaksanakan pembelajaran sesuai Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran yang telah disusun. Adapun langkah-langkahnya sebagai

berikut:

- Membuka pelajaran dengan salam

- Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan apersepsi

- Membentuk kelompok siswa untuk penyelidikan

- Menjelaskan yang harus dikerjakan oleh setiap kelompok

- Memberikan tugas siswa untuk melakukan investigation kelompok

- Memberi nilai proses selama penyelidikan berlangsung

- Membimbing siswa dalam mempresentasikan hasil diskusi siswa

- Membantu siswa menyimpulkan hasil diskusi kelompok

- Memberikan evaluasi

- Membuat kesimpulan bersama-sama siswa

- Menutup pembelajaran

Observasi

Observasi dilakukan melalui lembar pengamatan dengan cara mengamati

dan mengisi setiap kolom sesuai dengan pernyataan yang sudah disusun. Teknik

29

observasi digunakan untuk mengamati dan mengetahui bagaimana antusias siswa

dalam mengikuti proses pembelajaran, penyabaran keaktifan siswa dalam proses

pembelajaran serta kegiatan guru dalam pembelajaran.

Refleksi

Hasil perenungan terhadap proses siklus I, guru mengadakan refleksi

dengan mempelajari data yang telah dikumpulkan dan mengambil simpulan hasil

pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus I untuk mengetahui kelebihan dan

kekurangan yang ditemui. Kekurangan pada siklus I akan dijadikan acuan pada

pembelajaran siklus II.

3.4 Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

3.4.1 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data yang

berkaitan dengan hasil belajar Matematika khususnya tentang luas bangun

datar menggunakan tes formatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah tes kemampuan peserta didik dalam

menyelesaikan soal tentang luas bangun datar. Tes digunakan untuk

mengetahui sejauh mana keberhasilan proses belajar mengajar yang

dilakukan akhir kegiatan pada tiap siklus dengan memberikan sejumlah soal

tes kepada subjek penelitian.

3.4.2 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data yang berkaitan

dengan hasil belajar Matematika adalah butir soal. Dalam pengumpulan data

alat yang digunakan peneliti berupa tes tentang luas bangun datar. Tes

berbentuk pilihan ganda dan uraian. Tes tersebut diberikan kepada siswa

untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami materi yang

disesuaikan dengan indikator pada kisi- kisi tes siklus I dan siklus II

30

Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrumen Hasil Belajar Matematika Kelas 5 Siklus I

Standar

Kompetensi

Kompetensi

dasar

Indikator

Item soal

No

Soal

Jenis

tes

3. Menghitung

luas bangun

datar sederhana

dan

menggunakann

ya dalam

pemecahan

masalah

3.1 Menghitung

luas trapesium,

layang-layang,

belah ketupat,

lingkaran dan

segitiga

-. Disajikan data panjang sisi

sejajar dan tinggi trapesium.

Siswa dapat menghitung luas

trapesium

1,3

11

PG

Urain

-.Disajikan data luas sebuah

trapesium dan sisi sejajarnya.

Siswa dapat menghitung tinggi

trapesium

2

12

PG

Uraian

-. Disajikan data panjang

diagonal layang-layang. Siswa

dapat menghitung luas layang-

layang

4,6

13

PG

Uraian

-. Disajikan data luas layang-

layang dan sebuah diagonal.

Siswa dapat menghitung

diagonal yang lain dari layang-

layang

5,7

14

PG

Uraian

-. Disajikan data panjang

diagonal belah ketupat. Siswa

dapat menghitung luas belah

ketupat

8,9

15

PG

Uraian

-. Disajikan data luas belah

ketupat dan sebuah diagonal.

Siswa dapat menghitung

diagonal yang lain dari belah

ketupat

10 PG

31

Kisi – kisi instrumen hasil belajar matematika kelas 5 siklus II dapat dilihat

pada tabel 3.3 berikut:

Tabel. 3.3

Kisi-kisi Instrumen Hasil Belajar Matematika kelas 5 SD Siklus II

Standar

Kompetensi

Kompetensi

dasar

Indikator

Item soal

No

Soal

Jenis

tes

3. Menghitung

luas bangun

datar sederhana

dan

menggunakann

ya dalam

pemecahan

masalah

3.1 Menghitung

luas trapesium,

layang-layang,

belah ketupat,

lingkaran dan

segitiga

-. Disajikan data panjang alas

dan tinggi segitiga. Siswa dapat

menghitung luas segitiga

1,3

11

PG

Urain

-.Disajikan data luas sebuah

segitiga dan panjang alasnya.

Siswa dapat menghitung tinggi

segitiga

2

10

PG

Uraian

-. Disajikan data jari-jari

ligkaran. Siswa dapat

menghitung luas lingkaran

4,6

12

PG

Uraian

-. Disajikan data luas lingkaran.

Siswa dapat menghitung jari-jari

lingkaran

5

13

PG

Uraian

-. Siswa dapat menghitung luas

gabungan bangun datar

7,8,9

14

PG

Uraian

Jumlah 14

a) Lembar Observasi atau Pengamatan

Lembar observasi yang dibuat digunakan untuk mengamati aktivitas guru

dan siswa saat tindakan pembelajaran berlangsung. Lembar observasi berisi

indikator penilaian sehingga dapat mengukur aktivitas guru dan siswa dalam

pembelajaran matematika melalui model pembelajaran Group Investigation (GI).

Pelaksanaan observasi bertujuan untuk memperoleh skor aktifitas guru dan siswa

32

dalam pembelajaran matematika melalui model pembelajaran Group Investigation

(GI), perolehan skor dapat dijadikan acuan oleh guru dalam mengukur apakah

tindakan pembelajaran yang dilakukan sudah sesuai dengan rencana yang telah

disusun serta mengukur peningkatan proses pembelajaran dan hasil belajar siswa.

Lembar observasi diisi oleh observer dengan melingkari skor pada setiap

indikator penilaian aktivitas guru dan siswa. Jawaban dibuat dalam bentuk skala

(skala likert) yaitu skor 4-1, selanjutnya data hasil perolehan skor observasi guru

dan siswa yang berupa angka ditafsirkan dalam pengertian kualitatif, skor 4

apabila pernyataan pada masing-masing indikator penilaian observasi dilakukan

oleh guru dan siswa dengan sangat baik, skor 3 apabila pernyataan pada masing-

masing indikator penilaian observasi dilakukan oleh guru dan siswa dengan baik,

skor 2 apabila pernyataan pada masing-masing indikator penilaian observasi

dilakukan oleh guru dan siswa dengan cukup, dan skor 1 apabila pernyataan pada

masing-masing indikator penilaian observasi dilakukan oleh guru dan siswa

dengan kurang.

Pada instrumen observasi aktivitas siswa terdapat 6 aspek yang diamati

yaitu: kesiapan belajar siswa (pra pembelajaran), melakukan eksplorasi sumber

bacaan dan memperhatikan penjelasan guru, partisipasi aktif siswa dalam

pembelajaran, respon siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran,

melaksanakan tugas guru dalam kegiatan penyelidikan/investigation Group

Investigation (GI), membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi. pada

instrumen aktivitas guru terdapat 8 aspek yang diamati yaitu: memeriksa kesiapan

belajar siswa (pra pembelajaran), melakukan apersepsi, motivasi, dan

menyampaikan tujuan, membimbing siswa melakukan eksplorasi sumber bacaan

dan menyampaikan materi, pemanfaatan media gambar, mengorganisasikan siswa

dalam kegiatan penyelidikan/investigation Group Investigation (GI), penghargaan

kelompok, penggunaan bahasa, membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan

refleksi. Kisi–kisi observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika

melalui model pembelajaran Group Investigation (GI) sebagai berikut:

33

Tabel 3.4

Kisi-kisi Observasi Aktivitas siswa dalam Pembelajaran

Aspek yang Diamati Indikator No.

Item

Kesiapan Belajar

Siswa

(Pra Pembelajaran)

1) Mempersiapkan perlengkapan pembelajaran

(buku catatan, buku pelajaran, dll)

2) Menjawab apersepsi dari guru

3) Memperhatikan motivasi yang disampaikan

guru

4) Memperhatikan dengan seksama ketika guru

menjelaskan tentang tujuan pembelajaran

yang hendak dicapai dan rencana kegiatan

yang akan dilakukan

1-4

Melakukan eksplorasi

sumber bacaan dan

memperhatikan

penjelasan guru

1) Melakukan eksplorasi menggunakan media

gambar

2) Menyimak materi yang guru sampaikan

5-6

Partisipasi aktif siswa

dalam pembelajaran

1) Aktif menjawab pertanyaan yang disampaikan

guru ketika proses pembelajaran

2) Aktif bertanya ketika proses pembelajaran

3) Saling berinteraksi positif dalam pembelajaran

7-9

Respon siswa dalam

pemanfaatan media

pembelajaran

1) Mencatat materi yang disampaikan guru

2) Menunjukkan respon positif ketika guru

menggunakan media gambar

3) Antusias terhadap materi yang guru sampaikan

menggunakan media gambar

4) Berpartisipasi dalam pemanfaatan media

gambar

10-13

Melaksanakan tugas

guru dalam kegiatan

GI (Group

Investigation )

1) Membentuk kelompok sesuai petunjuk guru

(Grouping) 2) Bersemangat dan antusias Perencanaan

(Planning) 3) Melakukan diskusi secara kondusif dalam

penyelidikkan (Investigation)

4) Melakukan kegiatan pengorganisasian

(Organizing) data yang diperoleh sesuai

dengan alokasi waktu yang telah ditentukan

5) Melakukan presentasi (Presenting)

6) Bersama guru melakukan evaluasi

(Evaluating)

14-19

Membuat Kesimpulan

dan Melakukan

Kegiatan Refleksi

1) Membuat simpulan dari materi yang dipelajari

2) Bersama guru merefleksi pembelajaran yang

telah dilaksanakan

3) Memberikan salam penutup

20-23

Jumlah 23

34

Kisi–kisi observasi aktivitas guru dalam pembelajaran matematika melalui

model pembelajaran Group Investigation (GI) berbantuan media gambar sebagai

berikut:

Tabel 3.5

Kisi-kisi Observasi Aktivitas Guru dalam Pembelajaran

Aspek yang diamati Indikator No.

Item

Memeriksa kesiapan

belajar siswa

(Pra Pembelajaran)

1) Memeriksa kesiapan ruang, alat, dan

media pembelajaran

2) Membimbing siswa berdoa

3) Melakukan kegiatan presensi

4) Memeriksa kesiapan siswa untuk

belajar

1-4

Melakukan apersepsi,

motivasi, dan

menyampaikan tujuan

1) Melakukan apersepsi sesuai dengan

materi ajar

2) Memberikan motivasi kepada siswa

dengan tanya jawab dan menunjukkan

gambar

3) Menyampaikan tujuan pembelajaran

yang akan dicapai dan rencana kegiatan

yang akan dilaksanakan

5-7

Membimbing siswa

melakukan eksplorasi

sumber bacaan dan

menyampaikan materi

1) Membimbing siswa melakukan

eksplorasi menggunakan media gambar

2) Menunjukkan penguasaan materi

pembelajaran

3) Menyajikan materi dengan

menggunakan media gambar

4) Mengkaitkan materi dengan realitas

kehidupan

8-11

Pemanfaatan Media

Gambar

1) Melibatkan siswa dalam pemanfaatan

media

2) Menunjukkan keterampilan dalam

memanfaatkan media gambar dalam

pembelajaran

3) Menggunakan media secara efektif dan

efisien

12-14

Mengorganisasikan siswa

dalam kegiatan

penyelidikan/investigation

Group Investigation (GI)

1) Mengarahkan siswa dalam

pembelajaran Group Investigation (GI)

2) Menjelaskan langkah-langkah

pembelajaran Group Investigation (GI)

3) Guru mengarahkan siswa dalam

pembentuk kelompok guru

(Grouping)

15-23

35

4) Guru menumbuhkan partisipasi aktif

siswa dalam Perencanaan (Planning)

5) Guru menumbuhkan keceriaan dan

antusiasme siswa dalam penyelidikan

(Investigation) 6) Guru Membimbing siswa dalam

menyusun kegiatan pengorganisasian

(Organizing) data yang diperoleh.

7) Guru memberi semangat siswa dalam

melakukan presentasi (Presenting)

8) Guru melakukan evaluasi (Evaluating)

9) Meluruskan miskonsepsi dan

kesalahpahaman yang terjadi dan

memberikan penguatan terhadap

jawaban siswa

Penghargaan Kelompok 1) Memberikan poin kepada kelompok

yang berhasil melakukan penyelidikan

dengan benar

2) Memberikan penghargaan kepada

siswa yang memperoleh poin tertinggi

24-25

Penggunaan Bahasa 1) Menggunakan bahasa lisan secara jelas

dan lancar

2) Menggunakan bahasa tulis dengan baik

dan benar

3) Memberi kesempatan kepada siswa

untuk bertanya tentang hal-hal yang

belum dipahami

26-28

Membuat Kesimpulan dan

Melakukan Kegiatan

Refleksi

1) Memberikan motivasi kepada

kelompok yang nilainya kurang

2) Membimbing siswa membuat simpulan

pembelajaran

3) Melibatkan siswa dalam melakukan

refleksi pembelajaran

4) Menyampaikan materi yang akan

dipelajari pada pertemuan berikutnya

5) Menutup kegiatan pembelajaran dengan

salam penutup

29-33

Jumlah 33

3.5 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Langkah penting yang dilakukan oleh peneliti dalam menetapkan alat

penilaian kepada siswa adalah menguji kualitas alat penilaian tersebut sebelum

36

digunakan oleh peneliti. Instrumen yang digunakan dalam penelitian harus

memenuhi kriteria ketepatan (validitas) dan keajegan (reliabilitas).

3.5.1 Uji Validitas Instrumen

Setelah menyusun instrument selanjutnya peneliti melakukan uji coba soal

(try out). Uji coba ini dilakukuan untuk mengetahui apakah instrumen atau alat

ukur yang telah disusun benar-benar merupakan instrumen yang baik dan

memadai. Karena baik dan buruknya instrumen akan berpengaruh terhadap data

yang akan diperoleh sehingga sangat menentukan kualitas hasil penelitian.

Uji coba akan dilaksanakan pada kelas 5 SD N Agungmulyo dengan

jumlah siswa 25 anak. Dengan jumlah responden (N) = 25, maka nilai rtabel =

0,361 dengan taraf signifikansi 5%. Nilai rxy ditentukan dengan menghitung nilai

corrected item to total correlation menggunakan aplikasi SPSS versi 16.0. dasar

pengambilan keputusan validitas adalah jika nilai rhitung lebih besar dari nilai

rtabel, maka anget tersebut dinyatakan valid; jika rhitung lebih kecil dari nilai

rtabel, maka angket tersebut dinyatakan tidak valid (spssindonesia.com). Adapun

hasil uji validitas disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 3.6

Hasil Uji Validitas Item Soal Siklus I

Pilihan Ganda

37

Uraian

Tabel 3.7

Hasil Uji Validitas Item Soal Siklus II

Pilihan Ganda

38

Uraian

3.5.2 Uji Reliabilitas Instrumen

Untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrument atau tingkat keajegan

jawaban siswa terhadap pernyataan-pernyataan dalam item instrumen digunakan

metode Alpha (Cronbach’s). Besarnya koofesien alpha merupakan tolok ukur dari

tingkat reliabilitasnya. Uji reliabilitas ini dilakukan dengan menggunakan

program SPSS 16 for windows.

Adapun interpretasi mengenai besarnya skala korelasi menurut Arikunto

(2010) dapat dijelaskan melalui tabel di bawah ini:

Tabel 3.8

Kriteria Reliabilitas Instrumen

Antara 0,800 sampai dengan 1,00 Sangat tinggi

Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Tinggi

Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Cukup

Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Rendah

Antara 0,000 sampai dengan 0,200 Sangat Rendah

Hasil uji reliabilitas yang dilakukan menggunakan analisis SPSS versi 16.0

for Windows pada siklus I adalah sebagai berikut:

39

a. Bentuk soal pilihan ganda

b. Bentuk soal uraian

Hasil uji reliabilitas yang dilakukan menggunakan analisis SPSS versi 16.0

for Windows pada siklus II adalah sebagai berikut:

a. Bentuk soal pilihan ganda

b. Bentuk soal Uraian

Dari tabel hasil uji reliabilitas dengan program SPSS versi 16.0 for

Windows di atas dapat diketahui bahwa nilai koefisisen reliabilitas pada siklus I

soal pilihan ganda mencapai 0,809 yang berarti bahwa tingkat reliabilitas tersebut

termasuk dalam kategori sangat tinggi dan soal uraian mencapai 0,900 yang

berarti bahwa tingkat reliabilitas tersebut termasuk dalam kategori sangat tinggi.

Sementara koefisien reliabilitas pada siklus II soal pilihan ganda mencapai 0,818

yang berarti bahwa tingkat reliabilitas tersebut termasuk dalam kategori sangat

tinggi dan soal uraian mencapai 0,778 yang berarti bahwa tingkat reliabilitas

tersebut termasuk dalam kategori tinggi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

instrumen yang digunakan mempuntai tingkat reliabilitas tinggi.

40

Tingkat Kesukaran Butir Soal

Crocker dan Algina (dalam Purwanto, 2013:99), menjelaskan bahwa tingkat

kesukaran merupakan proporsi siswa yang menjawab benar. Nilai tingkat

kesukaran (TK) suatu item instrumen dapat ditentukan dengan membagi antara

jumlah siswa yang berhasil menjawab benar dengan jumlah keseluruhan siswa

yang mengikuti tes. Dapat dirumuskan sebagai berikut:

𝑇𝐾 = ∑ 𝐵

∑ 𝑃

Keterangan:

TK = tingkat kesukaran

∑ B = jumlah siswa menjawab benar

∑ P = jumlah siswa peserta tes.

Nilai tingkat kesukaran suatu item instrumen merentang antara 0 sampai 1.

Nilai 0 (nol) terjadi apabila siswa tidak menjawab dengan benar, sementara nilai

1 (satu) terjadi apabila siswa berhasil menjawab soal dengan benar.

Proporsi butir soal dengan kategori sedang sebaiknya lebih banyak

daripada butir soal dengan kategori sukar atau mudah, karena apabila butir soal

dengan kategori mudah atau sukar jauh lebih banyak maka tidak dapat mengukur

kemampuan siswa. Berikut pembagian kategori tingkat kesukaran ke dalam tiga

kelompok menurut Purwanto (2013: 101) sebagai berikut:

Tabel 3.9

Kriteria Tingkat Kesukaran Instrumen

Rentang Kriteria

0,00 – 0,32 Sukar

0,33 – 0,66 Sedang

0,67 – 1,00 Mudah

Hasil analisis tingkat kesukaran item soal yang diujikan pada siswa kelas 5

SD N Agungmulyo dengan jumlah keseluruhan responden 25 siswa adalah

sebagai berikut:

41

Tabel 3.10

Deskripsi Tingkat Kesukaran Butir Soal Siklus I

Jenis Soal Rentang Kriteria Jumlah %

Pilihan Ganda 0,00 – 0,32 Sukar 2 13,3

0,33 – 0,66 Sedang 6 40

0,67 – 1,00 Mudah 2 13,3

Jumlah 10

Urian 0,00-0,32 Sukar 1 6,7

0,33-0,66 Sedang 3 20

0,67-1,00 Mudah 1 6,7

Jumlah 5

Jumlah 100 %

Dari data tabel 3.10 di atas, nampak bahwa tingkat kesukaran butir soal

siklus 1 yang berbentuk pilihan ganda dengan 15 butir soal terdapat 2 soal dengan

tingkat kesukaran butir sukar, 6 soal dengan tingkat kesukaran butir sedang, dan 2

soal dengan tingkat kesukaran butir mudah. Sedangkan untuk soal uraian dengan

jumlah soal sebanyak 5 soal, 1 soal tingkat kesukaran butir sukar, 3 soal tingkat

kesukaran butir sedang dan 1 soal tingkat kesukaran butir mudah.

Selanjutnya tingkat kesukaran item soal siklus II dengan jumlah 14 soal

yaitu soal berbentuk pilihan ganda berjumlah 9 soal dan uraian berjumlah 5 soal,

hasilnya sebagai berikut:

Tabel 3.11

Tingkat Kesukaran Item Soal Siklus II

Jenis Soal Rentang Kriteria Jumlah %

Pilihan Ganda 0,00 – 0,32 Sukar 1 7,1

0,33 – 0,66 Sedang 2 14,3

0,67 – 1,00 Mudah 6 42,9

Jumlah 9

Urian 0,00-0,32 Sukar 1 7,1

0,33-0,66 Sedang 3 21,5

0,67-1,00 Mudah 1 7,1

Jumlah 5

Jumlah 100 %

Dari tabel 3.11 nampak tingkat kesukaran soal siklus II, dengan jumlah soal

sebanyak 14 soal terdapat 1 soal tingkat kesukaran butir sukar, 7 soal tingkat

42

kesukaran butir sedang, dan 1 soal dengan tingkat kesukaran butir mudah.

Sedangkan untuk soal uraian dengan jumlah soal sebanyak 5 soal terdapat 1 soal

dengan tingkat kesukaran butir sukar, 3 soal tingkat kesukaran butir sedang dan 1

soal tingkat kesukaran butir mudah.

3.6 Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dari penelitian yang dilakukan pada siswa kelas 5

SDN Agungmulyo melalui model pembelajaran Group Investigation berbantuan

media gambar pada pembelajaran matematika meliputi indikator proses dan hasil.

Indikator proses dan hasil dijabarkan sebagai berikut:

3.6.1 Indikator Proses

Indikator proses merupakan indikator keberhasilan dari proses

pelaksanaan tindakan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa melalui

penerapan model pembelajaran Group Investigation. Pada penelitian ini aktivitas

guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika melalui model

pembelajaran Group Investigation dapat dikatakan berhasil apabila mengalami

peningkatan secara signifikan minimal 10%.

3.6.2 Indikator Hasil

Indikator hasil dalam penelitian ini yaitu hasil belajar matematika,

penerapan model pembelajaran Group Investigation dikatakan dapat

meningkatkan hasil belajar matematika apabila siswa kelas 5 SDN Agungmulyo

secara signifikan mengalami ketuntasan belajar individual dengan nilai hasil

belajar matematika ≥ 75 dan mengalami ketuntasan belajar secara klasikal dengan

nilai rata-rata hasil belajar matematika meningkat minimal 7 nilai dari KKM ≥ 70

yang ditentukan oleh sekolah atau ketuntasan belajar secara klasikal sebesar ≥

80% dari 20 siswa (kriteria baik) dalam pembelajaran matematika melalui model

pembelajaran Group Investigation.