bab iii metode penelitian 3.1. seting dan karakteristik ......yang dimiliki sekolah ini yaitu 6...

34
25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Seting dan Karakteristik Subyek Penelitian Pada sub judul seting dan karakteristik subjek penelitian ini akan menguraikan mengenai seting tempat, seting waktu dan karakteristik subjek penelitian. Seting tempat akan membahas lokasi atau tempat dilaksanakannya penelitian, selanjutnya seting waktu membahas mengenai penentuan waktu/jadwal penelitian, sementara pada sub judul karakteristik subjek penelitian akan dibahas mengenai kondisi siswa kelas 4 yang dijadikan sebagai subjek penelitian. 3.1.1. Seting Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di SDN 04 Karanganyar yang terletak di Dusun Ngemplak, Desa Karanganyar, Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan. Selain letaknya yang jauh dari pusat kota, masyarakat sekitar pola pikirnya masih primitif sehingga memandang pendidikan tidak terlalu penting bagi kehidupan. Sarana dan prasarana di SDN 04 Karanganyar cukup lengkap. Prasarana fisik yang dimiliki sekolah ini yaitu 6 ruang kelas, 1 ruang kantor guru dan kepala sekolah, 1 ruang dapur sekolah, 3 toilet, 1 rumah dinas penjaga sekolah, tempat parkir serta halaman sekolah yang cukup luas untuk menunjang setiap aktivitas siswa. 3.1.2. Seting Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada semester II, tahun ajaran 2014/2015 di SDN 04 Karanganyar. Penentuan waktu penelitian ini mengacu pada kalender akademik sekolah karena Penelitian Tindakan Kelas memerlukan beberapa siklus, masing-masing siklus dilaksanakan minimal dalam 3 kali pertemuan. Pertimbangan lain adalah mengenai mata pelajaran dan KD yang akan diajarkan yaitu mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pokok bahasan Gaya. Rincian alokasi waktu penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1 sebagai berikut:

Upload: others

Post on 20-Feb-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 25

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1. Seting dan Karakteristik Subyek Penelitian

    Pada sub judul seting dan karakteristik subjek penelitian ini akan

    menguraikan mengenai seting tempat, seting waktu dan karakteristik subjek

    penelitian. Seting tempat akan membahas lokasi atau tempat

    dilaksanakannya penelitian, selanjutnya seting waktu membahas mengenai

    penentuan waktu/jadwal penelitian, sementara pada sub judul karakteristik subjek

    penelitian akan dibahas mengenai kondisi siswa kelas 4 yang dijadikan sebagai

    subjek penelitian.

    3.1.1. Seting Tempat Penelitian

    Penelitian dilakukan di SDN 04 Karanganyar yang terletak di Dusun

    Ngemplak, Desa Karanganyar, Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan.

    Selain letaknya yang jauh dari pusat kota, masyarakat sekitar pola pikirnya masih

    primitif sehingga memandang pendidikan tidak terlalu penting bagi kehidupan.

    Sarana dan prasarana di SDN 04 Karanganyar cukup lengkap. Prasarana fisik

    yang dimiliki sekolah ini yaitu 6 ruang kelas, 1 ruang kantor guru dan kepala

    sekolah, 1 ruang dapur sekolah, 3 toilet, 1 rumah dinas penjaga sekolah, tempat

    parkir serta halaman sekolah yang cukup luas untuk menunjang setiap

    aktivitas siswa.

    3.1.2. Seting Waktu Penelitian

    Penelitian dilakukan pada semester II, tahun ajaran 2014/2015 di

    SDN 04 Karanganyar. Penentuan waktu penelitian ini mengacu pada kalender

    akademik sekolah karena Penelitian Tindakan Kelas memerlukan beberapa siklus,

    masing-masing siklus dilaksanakan minimal dalam 3 kali pertemuan.

    Pertimbangan lain adalah mengenai mata pelajaran dan KD yang akan diajarkan

    yaitu mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pokok bahasan Gaya. Rincian

    alokasi waktu penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1 sebagai berikut:

  • 26

    Tabel 3.1

    Alokasi Waktu Penelitian

    No.

    Pelaksanaan

    Penelitian

    Februari

    Maret

    April

    Mei

    1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

    1. Proposal PTK

    2.

    Siklus I

    Perencanaan

    Tindakan

    Observasi

    Refleksi

    3.

    Siklus II

    Perencanaan

    Tindakan

    Observasi

    Refleksi

    4. Pelaporan

    Berdasarkan tabel 3.1 diketahui bahwa penelitian tindakan kelas ini

    dilaksanakan selama 4 bulan yaitu dari bulan Februari sampai dengan Mei 2015.

    Pada bulan Februari dipergunakan oleh peneliti untuk menyusun proposal

    penelitian. Perencanaan lain terkait dengan penelitian dilakukan peneliti pada

    bulan Maret, seperti menyusun instrumen dan uji validitas soal yang dilakukan di

    SDN 04 Karanganyar pada minggu ke-3 bulan Maret. Selanjutnya pada bulan

    Maret minggu ke-4 peneliti mulai melaksanakan penelitian tindakan kelas

    siklus I, dilanjutkan pelaksanaan siklus II pada bulan April minggu ketiga.

    Pelaksanaan tindakan penelitian siklus II mengacu kepada hasil refleksi dari

    pelaksanaan tindakan siklus I, pelaksanaan kegiatan observasi oleh guru

    observer dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan penelitian.

    Selanjutnya pada bulan April minggu ke-4 sampai dengan bulan Mei peneliti

  • 27

    mengolah data hasil penelitian, menyusun laporan penelitian, konsultasi

    laporan serta persiapan ujian.

    3.1.3. Karakteristik Subjek Penelitian

    Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 4 SDN 04 Karanganyar tahun

    pelajaran 2014/2015. Siswa kelas 4 SDN 04 Karanganyar berjumlah 20 siswa

    terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 4 siswa perempuan dengan karateristik

    siswa yang bervariasi dan heterogen berumur antara 9-10 tahun. Tingkat

    kemampuan siswa bermacam-macam ada yang kurang, ada yang sedang, dan

    ada pula beberapa siswa yang memiliki kemampuan tinggi di atas rata-rata.

    Latar belakang siswa berasal dari keluarga dengan ekonomi menengah kebawah,

    kebanyakan orang tua siswa bekerja sebagai petani, pedagang dan kuli bangunan

    sehingga sebagian besar waktunya dipergunakan untuk bekerja, kondisi yang

    demikian menjadikan siswa kurang mendapat perhatian dari orang tua

    khususnya dalam hal mengatur jam belajar di rumah, kontrol orang tua terhadap

    kegiatan siswa di rumah juga sangat kurang sehingga sering kali porsi waktu

    yang digunakan siswa untuk bermain jauh lebih banyak daripada waktu untuk

    belajar. Pada saat kegiatan belajar di kelas siswa merasa takut karena

    mereka tidak menguasai materi yang guru berikan dengan baik, hal yang

    demikian menjadikan mereka kurang aktif dalam proses pembelajaran

    sehingga berdampak pada perolehan hasil belajar yang cenderung rendah.

    Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan karena hasil belajar mata

    pelajaran IPA siswa kelas 4 SDN 04 Karanganyar masih rendah, berdasarkan

    data nilai ulangan harian IPA semester I diketahui bahwa masih banyak

    siswa yang kesulitan dalam mata pelajaran IPA, tercatat sebagian besar

    siswa masih memperoleh nilai di bawah KKM yang ditentukan oleh guru. KKM

    untuk mata pelajaran IPA adalah 70, tetapi pada kenyataannya masih banyak

    siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM yang telah ditentukan tersebut,

    rata-rata nilai yang diperoleh siswa juga masih rendah yaitu 64,60. Untuk

    meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA tersebut peneliti menggunakan

    model pembelajaran STAD.

  • 28

    3.2. Jenis dan Desain Penelitian

    Pada sub judul jenis penelitian dan desain penelitian ini akan

    diuraikan menjadi dua sub judul yaitu jenis penelitian dan desain penelitian. Jenis

    penelitian akan membahas mengenai jenis penelitian yang akan peneliti lakukan,

    sementara desain penelitian lebih menekankan kepada model atau rancangan

    penelitian yang akan di jadikan acuan oleh peneliti di dalam melaksanakan

    tindakan penelitian.

    3.2.1. Jenis Penelitian

    Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas

    (Classroom Action Research), sering disingkat dengan PTK. PTK adalah

    penelitian tindakan (Action Research) yang dilakukan sebagai upaya untuk

    memperbaiki tindakan pembelajaran yang dilakukan oleh guru di kelas sehingga

    diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran (Arikunto, 2012:58).

    Salah satu prinsip yang penting dan perlu diperhatikan dalam melaksanakan

    penelitian tindakan kelas ialah adanya kolaborasi, kolaborasi tersebut adalah

    kolaborasi peneliti dengan praktisi (guru, kepala sekolah, siswa). Hal tersebut

    dimaksudkan untuk mengurangi subjektivitas dalam penilaian dalam pelaksanaan

    tindakannya.

    Dalam pelaksanaan tindakan diperlukan kerjasama yang baik antara

    peneliti dengan guru dalam hal mendiagnosis masalah, menyusun usulan,

    melaksanakan penelitian (melaksanakan tindakan, observasi, mengumpulkan data,

    evaluasi, dan refleksi), menganalisis data dan menyusun laporan akhir (Arikunto,

    2012:63). Perencanaan penelitian tindakan kelas disusun dan didiskusikan

    oleh peneliti bersama guru kolaborator untuk menentukan keberhasilan

    penelitian tindakan kelas yang dilangsungkan.

    3.2.2. Desain Penelitian

    Penelitian tindakan kelas ini mengacu pada desain penelitian menurut

    Kemmis S dan Mc.Taggart. Desain penelitian ini terdiri dari empat tahapan

    yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Tahap perencanaan

    merupakan tahap dimana peneliti menentukan masalah dan peristiwa yang hendak

    diamati serta menyusun instrumen pengamatan untuk mengumpulkan data

  • 29

    dan fakta-fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung. Tahap pelaksanaan

    merupakan tahap implementasi dari rancangan pembelajaran yang telah disusun.

    Tahap pengamatan dilakukan oleh pengamat untuk mengamati

    aktivitas guru selama tindakan pembelajaran berlangsung. Tahap refleksi

    merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali kegiatan yang telah

    dilakukan.

    Desain bagan dalam penelitian ini menurut Kemmis S dan Mc.Taggart

    (Arikunto, 2012:16) adalah sebagai berikut:

    Gambar 3.1 Desain Siklus PTK Model Kemmis S dan Mc.Taggart (Arikunto,

    2012:16)

    3.3. Variabel Penelitian

    Variabel merupakan suatu istilah yang tidak dapat dipisahkan di

    dalam sebuah penelitian. Variabel penelitian didefinisikan sebagai faktor

    yang apabila diukur memberikan nilai yang bervariasi (Slameto, 2012:138),

    dengan kata lain variabel merupakan gejala yang bervariasi yang menjadi

    titik perhatian dalam sebuah penelitian. Dalam penelitian tindakan kelas

    terdapat 2 variabel yang digunakan yaitu:

  • 30

    3.3.1. Variabel Bebas (X)

    Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang

    menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat, jadi variabel bebas

    merupakan gejala yang sengaja mengikat terhadap variabel terikat (Slameto,

    2012:140). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah model

    pembelajaran STAD. Model pembelajaran STAD adalah suatu model

    pembelajaran dengan ciri; (1) siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif

    untuk menyelesaikan materi belajarnya, (2) kelompok dibentuk dari siswa yang

    memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah, (3) bilamana mungkin, anggota

    kelompok juga berasal dari ras, budaya, suku, dan jenis kelamin yang berbeda, (4)

    penghargaan lebih pada kelompok daripada individu.

    3.3.2. Variabel Terikat (Y)

    Variabel terikat adalah unsur yang diikat oleh adanya variabel yang lain,

    jadi variabel terikat merupakan gejala sebagai akibat dari variabel bebas (Slameto,

    2012:140). Sehubungan dengan hal itu pada penelitian ini yang menjadi variabel

    terikat adalah hasil belajar IPA siswa kelas 4. Hasil belajar dalam hal ini

    merupakan nilai yang diperoleh siswa pada akhir pembelajaran setelah dilakukan

    proses pembelajaran sehingga akan diketahui tingkat keberhasilan siswa

    dalam mengikuti proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru.

    Variabel yang digunakan, mengandung arti bahwa dengan penerapan

    model pembelajaran STAD dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA

    pada siswa kelas 4 SDN 04 Karanganyar pokok bahasan Gaya.

    3.4. Rencana Tindakan

    Rancangan tindakan akan diuraikan menjadi dua sub judul yaitu rencana

    tindakan siklus I dan rencana tindakan siklus II. Menurut Arikunto (2012:16-18)

    sebuah penelitian pada dasarnya terdiri dari empat tahapan yang harus

    dilalui, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan/observasi,

    dan (4) refleksi. Berikut ini rangkaian dari keempat tahapan penelitian

    tindakan kelas dengan menerapkan model pembelajaran STAD:

  • 31

    3.4.1. Rencana Tindakan Siklus I

    Rencana tindakan pada siklus I terdiri dari empat tahapan, yaitu

    tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi, dan tahap

    refleksi. Rencana tindakan penelitian siklus I yang dilakukan di SDN 04

    Karanganyar dapat diuraikan sebagai berikut:

    1) Tahap Perencanaan (Planning)

    Peneliti mengidentifikasi data baik dari dokumentasi maupun dari

    observasi serta wawancara dengan guru kelas maupun kepala sekolah.

    a. Menentukan kelas penelitian, waktu penelitian, dan guru kolaborator.

    b. Melalui diskusi dan saran yang diberikan oleh guru kolaborator peneliti

    menganalisis kompetensi IPA yaitu Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar

    dan Indikator dari pokok bahasan yang dipilih yaitu mengenai Gaya.

    c. Peneliti merumuskan tujuan pembelajaran sesuai dengan SK, KD dan

    indikator yang telah ditentukan.

    d. Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk

    siklus I mata pelajaran IPA sesuai dengan SK, KD dan indikator yang telah

    ditentukan dengan pokok bahasan Gaya dengan menerapkan model

    pembelajaran STAD.

    e. Mempersiapkan sumber, alat dan media gambar yang dipergunakan

    untuk pembelajaran.

    f. Menyusun lembar observasi model STAD untuk mengetahui aktivitas guru

    dan aktivitas siswa selama tindakan pembelajaran berlangsung.

    g. Menyusun alat evaluasi untuk mengetahui perkembangan hasil belajar IPA.

    h. Menyampaikan rencana kegiatan pelaksanaan pembelajaran kepada guru

    kolaborator SDN 04 Karanganyar.

    2) Pelaksanaan Tindakan (Acting)

    Pada tahap ini dilakukan dengan melaksanakan kegiatan pembelajaran

    sesuai dengan skenario yang telah di rencanakan dengan menggunakan

    model pembelajaran STAD, pelaksanaan tindakan pada siklus I ini dilaksanakan

    selama enam kali 35 menit atau tiga kali pertemuan. Pelaksanaan tindakan

  • 32

    pada siklus I terdiri dari tiga tahap yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan

    akhir.

    Pertemuan pertama terbagi ke dalam tiga kegiatan yaitu kegiatan

    awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan awal meliputi kegiatan guru

    dalam menyampaikan apersepsi dan motivasi dengan tujuan membangun konsep

    siswa tentang materi yang akan dipelajari, selanjutnya guru menyampaikan

    tujuan pembelajaran yang hendak dicapai yaitu tentang definisi gaya, sifat-sifat

    gaya, dan jenis-jenis gaya. Kegiatan inti yang guru dan siswa lakukan antara

    lain (1) presentasi kelas dan bertanya jawab tentang pengaruh gaya terhadap

    gerak suatu benda, (2) membentuk kelompok secara heterogen, masing-masing

    kelompk terdiri dari 4-5 anak, (3) berdiskusi dan bertanya jawab dalam kelompok,

    (4) penyampaian laporan hasil kerja dan mempresentasikannya di depan kelas, (5)

    memberi kesempatan kepada kelompok lain untuk memberikan pertanyaan atau

    pendapat sehingga terjadi diskusi kelas, (6) penilaian hasil kerja kelompok, (7)

    mengerjakan soal kuis, (8) penguatan terhadap jawaban siswa, (9) membuat

    kesimpulan bersama, dan (10) pembagian penghargaan dan penyampaian materi

    pada pertemuan selanjutnya.

    Pertemuan kedua terbagi ke dalam tiga kegiatan yaitu kegiatan awal,

    kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan awal meliputi kegiatan guru dalam

    menyampaikan apersepsi dan motivasi dengan tujuan membangun konsep siswa

    tentang materi yang akan dipelajari, selanjutnya guru menyampaikan tujuan

    pembelajaran yang hendak dicapai yaitu tentang pengaruh gaya terhadap gerak

    suatu benda dan faktor-faktor yang mempengaruhi gerak suatu benda. Kegiatan

    inti yang guru dan siswa lakukan antara lain (1) melakukan eksplorasi

    sumber bacaan, selanjutnya menyimak penjelasan guru tentang materi pelajaran

    yang akan dipelajari, (2) membentuk kelompok secara heterogen, masing-masing

    kelompk terdiri dari 4-5 anak, (3) berdiskusi dan bertanya jawab dalam kelompok,

    (4) penyampaian laporan hasil kerja dan mempresentasikannya di depan kelas, (5)

    memberi kesempatan kepada kelompok lain untuk memberikan pertanyaan atau

    pendapat sehingga terjadi diskusi kelas, (6) penilaian hasil kerja kelompok, (7)

    mengerjakan soal kuis, (8) penguatan terhadap jawaban siswa, (9) membuat

  • 33

    kesimpulan bersama, dan (10) pembagian penghargaan dan penyampaian materi

    pada pertemuan selanjutnya.

    Pertemuan ketiga terbagi ke dalam tiga kegiatan yaitu kegiatan awal,

    kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan awal meliputi kegiatan guru dalam

    menyampaikan apersepsi dan motivasi kepada siswa, guru mengulas kembali

    materi yang pernah dipelajari pada pertemuan pertama hingga pertemuan ketiga

    mengenai jenis-jenis batuan dan pelapukan batuan, guru memberikan penjelasan

    tentang tujuan diadakannya evaluasi, selain itu guru juga memberikan

    motivasi kepada siswa untuk mengerjakan soal evaluasi dengan sungguh-

    sungguh. Kegiatan inti meliputi kegiatan siswa (1) memperhatikan tata tertib

    dan alokasi waktu yang ditentukan dalam mengerjakan soal evaluasi, (2)

    menerima lembar soal, (3) mengerjakan soal evaluasi, (4) menyimak pembahasan

    soal evaluasi yang disampaikan oleh guru. Kegiatan penutup meliputi

    kegiatan tanya jawab tentang soal-soal yang belum dipahami dan guru mengakhiri

    kegiatan pembelajaran dengan salam penutup.

    3) Observasi (Observing)

    Pada tahap ini pengamatan dilakukan oleh pengamat /observer. Pengamat

    bertugas untuk mengamati kegiatan pembelajaran yang berlangsung meliputi

    kegiatan awal, kegiatan inti (eksplorasi, elaborasi, konfirmasi), dan kegiatan akhir.

    Objek pengamatan adalah segala sesuatu yang menyangkut proses

    pelaksanaan tindakan meliputi aktivitas guru dan juga siswa selama tindakan

    berlangsung termasuk di dalamnya yaitu hambatan-hambatan yang ditemui

    selama pelaksanaan tindakan. Kegiatan observasi dilakukan bersamaan

    dengan pelaksanaan tindakan dengan mengisi lembar observasi yang telah

    disediakan. Dalam pelaksanaan tahap observasi ini peneliti dibantu oleh guru

    kelas 5 SDN 04 Karanganyar. Adapun rincian tindakan observasi yang dilakukan

    dalam penelitian ini, sebagai berikut:

    a. Aktivitas guru dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan model

    pembelajaran STAD meliputi 35 indikator penilaian aktivitas guru.

    b. Aktivitas siswa dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan model

    pembelajaran STAD meliputi 25 indikator penilaian aktivitas siswa.

  • 34

    Selain menggunakan lembar observasi masing-masing bagi guru dan

    siswa, proses pengamatan tindakan penelitian di dokumentasikan

    menggunakan foto. Hal tersebut dimaksudkan sebagai bukti nyata hasil

    penelitian, dokumentasi tersebut meliputi aktivitas guru dan siswa selama

    tindakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran STAD.

    4) Refleksi (Reflecting)

    Pada tahap ini semua data yang telah terkumpul dikaji dan dianalisis, data

    tersebut meliputi hasil tindakan berdasarkan hasil observasi dan tes evaluasi yang

    telah dilakukan. Hal-hal yang perlu dianalisis antara lain hasil pengamatan

    atau dokumentasi terhadap pelaksanaan pembelajaran menggunakan model

    pembelajaran STAD, mengevaluasi proses dan hasil belajar pada siklus I

    untuk mengetahui apakah pemberian tindakan pada siklus I sudah dapat

    meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas 4 serta menganalisis

    kelemahan dan keberhasilan guru saat menerapkan model pembelajaran

    STAD. Selain itu tindakan refleksi dilakukan untuk mengetahui permasalahan

    yang mungkin muncul selama pelaksanaan siklus I.

    Hasil tersebut kemudian dapat dijadikan sebagai bahan rujukan dalam

    pelaksanaan pembelajaran siklus II. Kelebihan dalam penerapan model

    pembelajaran STAD akan tetap dipertahankan, sementara apabila masih ditemui

    kekurangan di dalam pelaksanaannya akan diperbaiki pada siklus II.

    Kegiatan refleksi dilakukan bersama-sama oleh guru, observer, peneliti, dan

    perwakilan dari siswa kelas 4 SDN 04 Karanganyar.

    3.4.2. Rencana Tindakan Siklus II

    Rencana tindakan siklus II merupakan tindak lanjut dari pelaksanaan

    tindakan siklus I. Siklus II dilaksanakan dengan mempertimbangkan hasil

    refleksi yang dilakukan pada siklus I dengan tujuan agar pelaksanaan

    pembelajaran siklus II lebih optimal. Siklus II merupakan upaya perbaikan dari

    segala kelemahan dan kekurangan yang ditemui pada pelaksanaan siklus I.

    Rencana tindakan pada siklus II terdiri atas empat tahap, yaitu perencanaan,

    pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Rencana tindakan penelitian siklus

  • 35

    II yang dilakukan di kelas 4 SDN 04 Karanganyar dapat diuraikan sebagai

    berikut:

    1) Tahap Perencanaan (Planning)

    Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini sama dengan kegiatan yang

    dilaksanakan pada siklus I, namun dalam siklus II perencanaan dilakukan dengan

    mempertimbangkan hasil refleksi pada siklus I. Tindakan pada siklus II ini

    disertai dengan penambahan atau penyesuaian kegiatan yang diperkirakan

    dapat mengatasi masalah pada siklus I.

    2) Pelaksanaan Tindakan (Acting)

    Tindakan yang dilakukan pada siklus II ini merupakan perbaikan dari

    pelaksaan tindakan pada siklus I, tindakan yang dilakukan sama halnya

    dengan siklus I tapi disesuaikan dengan hasil refleksi yang telah dilakukan

    terhadap pelaksanaan siklus I. Hal demikian bertujuan untuk memperbaiki

    kesalahan-kesalahan dan hal-hal yang menghambat pelaksanaan tindakan

    pembelajaran. Pelaksanaan tindakan pada siklus II berlangsung selama enam kali

    35 menit atau tiga kali pertemuan. Tindakan pelaksanaan pada siklus II

    terdiri dari tiga tahap yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

    Pertemuan pertama terbagi ke dalam tiga kegiatan yaitu kegiatan awal,

    kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan awal meliputi kegiatan guru dalam

    menyampaikan apersepsi dan motivasi dengan tujuan membangun konsep siswa

    tentang materi yang akan dipelajari, selanjutnya guru menyampaikan tujuan

    pembelajaran yang hendak dicapai yaitu tentang pengaruh gaya terhadap

    bentuk suatu benda. Kegiatan inti yang guru dan siswa lakukan antara lain

    (1) melakukan eksplorasi sumber bacaan, selanjutnya menyimak penjelasan guru

    tentang materi pelajaran yang akan dipelajari, (2) membentuk kelompok secara

    heterogen, masing-masing kelompk terdiri dari 4-5 anak, (3) berdiskusi dan

    bertanya jawab dalam kelompok, (4) penyampaian laporan hasil kerja dan

    mempresentasikannya di depan kelas, (5) memberi kesempatan kepada kelompok

    lain untuk memberikan pertanyaan atau pendapat sehingga terjadi diskusi kelas,

    (6) penilaian hasil kerja kelompok, (7) mengerjakan soal kuis, (8) penguatan

  • 36

    terhadap jawaban siswa, (9) membuat kesimpulan bersama, dan (10) pembagian

    penghargaan dan penyampaian materi pada pertemuan selanjutnya.

    Pertemuan kedua terbagi ke dalam tiga kegiatan yaitu kegiatan awal,

    kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan awal meliputi kegiatan guru dalam

    menyampaikan apersepsi dan motivasi dengan tujuan membangun konsep siswa

    tentang materi yang akan dipelajari, selanjutnya guru menyampaikan tujuan

    pembelajaran yang hendak dicapai yaitu pembuktian bahwa gaya dapat mengubah

    bentuk suatu benda. Kegiatan inti yang guru dan siswa lakukan antara lain (1)

    melakukan eksplorasi sumber bacaan, selanjutnya menyimak penjelasan guru

    tentang materi pelajaran yang akan dipelajari, (2) membentuk kelompok secara

    heterogen, masing-masing kelompk terdiri dari 4-5 anak, (3) berdiskusi dan

    bertanya jawab dalam kelompok, (4) penyampaian laporan hasil kerja dan

    mempresentasikannya di depan kelas, (5) memberi kesempatan kepada kelompok

    lain untuk memberikan pertanyaan atau pendapat sehingga terjadi diskusi kelas,

    (6) penilaian hasil kerja kelompok, (7) mengerjakan soal kuis, (8) penguatan

    terhadap jawaban siswa, (9) membuat kesimpulan bersama, dan (10) pembagian

    penghargaan dan penyampaian materi pada pertemuan selanjutnya.

    Pertemuan ketiga terbagi ke dalam tiga kegiatan yaitu kegiatan awal,

    kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan awal meliputi kegiatan guru dalam

    menyampaikan apersepsi dan motivasi kepada siswa, guru mengulas kembali

    materi yang pernah dipelajari pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua

    mengenai pengaruh gaya terhadap bentuk suatu benda dan pembuktian bahwa

    gaya dapat mengubah bentuk suatu benda, guru memberikan penjelasan tentang

    tujuan diadakannya evaluasi, selain itu guru juga memberikan motivasi

    kepada siswa untuk mengerjakan soal evaluasi dengan sungguh-sungguh.

    Kegiatan inti meliputi kegiatan siswa (1) memperhatikan tata tertib dan

    alokasi waktu yang ditentukan dalam mengerjakan soal evaluasi, (2)

    menerima lembar soal, (3) mengerjakan soal evaluasi, (4) menyimak pembahasan

    soal evaluasi yang disampaikan oleh guru. Kegiatan penutup meliputi

    kegiatan tanya jawab tentang soal-soal yang belum dipahami dan guru mengakhiri

    kegiatan pembelajaran dengan salam penutup.

  • 37

    3) Pengamatan (Observing)

    Tahap observasi siklus II dilaksanakan seperti tahap observasi siklus

    I, untuk pelaksanaan tahap ini guru dibantu oleh seorang pengamat/observer

    yaitu guru kelas 5 SDN 04 Karanganyar. Objek pengamatan adalah segala

    sesuatu yang menyangkut pelaksanaan tindakan pembelajaran, termasuk

    didalamnya aktivitas guru dan aktivitas siswa. Kegiatan observasi dilakukan

    bersamaan dengan pelaksanaan tindakan dengan mengisi lembar observasi

    yang telah disediakan. Adapun rincian tindakan observasi yang dilakukan dalam

    penelitian ini, meliputi:

    c. Aktivitas guru dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan model

    pembelajaran STAD meliputi 35 indikator penilaian aktivitas guru.

    d. Aktivitas siswa dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan model

    pembelajaran STAD meliputi 25 indikator penilaian aktivitas siswa.

    Selain menggunakan lembar observasi masing-masing bagi guru dan

    siswa, proses pengamatan tindakan penelitian di dokumentasikan

    menggunakan foto. Hal tersebut dimaksudkan sebagai bukti nyata hasil penelitian,

    dokumentasi tersebut meliputi aktivitas guru dan siswa selama tindakan

    pembelajaran menggunakan model pembelajaran STAD.

    4) Refleksi (Reflecting)

    Tahap refleksi siklus II dilaksanakan seperti tahap refleksi siklus I, yaitu

    mengkaji dan menganalisis hasil tindakan berdasarkan hasil observasi dan

    tes evaluasi yang telah dilakukan. Hal-hal yang perlu dianalisis meliputi;

    hasil pengamatan atau dokumentasi terhadap pelaksanaan pembelajaran

    menggunakan model pembelajaran STAD, mengevaluasi proses dan hasil

    belajar pada siklus II untuk mengetahui apakah pemberian tindakan pada

    siklus II sudah mengalami perbaikan, serta menganalisis kelemahan dan

    keberhasilan guru saat menerapkan model pembelajaran STAD. Hasil refleksi ini

    berguna untuk menentukan tingkat keberhasilan dari tindakan yang telah

    dilaksanakan.

  • 38

    3.5. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

    Pada sub judul ini akan menguraikan mengenai teknik pengumpulan data

    dan instrumen pengumpulan data. Teknik pengumpulan data akan

    memaparkan mengenai cara yang dilakukan oleh peneliti dalam mengumpulkan

    data-data yang berkaitan dengan tindakan penelitian. Sementara pada sub

    judul instrumen pengumpulan data akan menjelaskan mengenai alat-alat

    intrumen pengumpulan data yang digunakan dalam menghimpun data-data

    yang berkaitan dengan penelitian tindakan kelas yang dilakukan, seperti lembar

    observasi aktivitas guru dan siswa serta soal evaluasi untuk mengukur tingkat

    keberhasilan hasil belajar mata pelajaran IPA.

    3.5.1. Teknik Pengumpulan Data

    Peneliti melakukan pengumpulan data dengan menggunakan beberapa

    teknik yaitu teknik tes dan nontes. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini

    dimaksudkan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar mata pelajaran IPA

    siswa kelas 4 SDN 04 Karanganyar khususnya pada pokok bahasan Gaya.

    Selain itu pengumpulan data juga dimaksudkan untuk mengetahui

    peningkatan aktivitas guru dan siswa selama tindakan pembelajaran

    menggunakan model STAD. Teknik tes dilakukan dengan memberikan soal

    evaluasi berbentuk pilihan ganda disetiap siklusnya, sementara itu teknik

    nontes dalam penelitian ini ialah observasi dan dokumentasi yang dilakukan

    selama pelaksanaan tindakan penelitian.

    1) Teknik Tes

    Teknik tes mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang

    dipelajari, siswa diminta untuk mengeluarkan kemampuan yang dimiliki dengan

    memberikan respon atau jawaban terhadap pertanyaan yang diberikan oleh guru.

    Purwanto (2013:65) mengemukakan bahwa tes merupakan suatu alat ukur

    yang digunakan oleh guru untuk mengukur tingkat kemampuan siswa, antara

    lain mengukur tingkat pengetahuan, kecerdasan, bakat, dan keterampilan

    siswa di mana siswa harus memberikan penampilan terbaiknya.

    Tes evaluasi dilaksanakan setiap akhir tindakan pembelajaran pada siklus I

    maupun siklus II. Tes evaluasi dilakukan dengan memberikan sejumlah soal

  • 39

    kepada subjek penelitian. Pemberian soal tes bertujuan untuk mengukur

    peningkatan hasil belajar mata pelajaran IPA melalui model STAD. Selain

    itu pemberian soal tes juga dimaksudkan guru untuk memberikan penilaian

    terhadap kemampuan siswa dalam memahami materi yang telah dipelajari.

    Menurut Sudjana (2011:35) Tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaan-

    pertanyaan yang diberikan kepada siswa dengan tujuan memperoleh jawaban

    dari siswa baik itu dalam bentuk lisan (tes lisan), bentuk tulisan (tes tertulis)

    atau dalam bentuk perbuatan (tes tindakan). Dalam PTK yang dilakukan di kelas

    4 SDN 04 Karanganyar, bentuk instrumen tes yang digunakan sebagai alat

    penilaian berupa soal tes berbentuk pilihan ganda dengan materi Gaya.

    2) Teknik nontes

    Dalam PTK yang dilakukan di kelas 4 SDN 04 Karanganyar, salah satu

    teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan ialah teknik nontes. Menurut

    Purwanto (2013:63) non tes merupakan teknik pengumpulan data yang sifatnya

    mengukur penampilan diri atau aktivitas dengan memberikan respon secara

    objektif dan jujur sesuai dengan hasil pengamatan yang dilakukan. Jenis

    teknik nontes yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan

    dokumentasi.

    a. Observasi

    Pelaksanaan observasi bertujuan untuk mendapatkan skor aktivitas

    guru dan siswa dalam pembelajaran IPA menggunakan model pembelajaran

    STAD. Komalasari (2011:57) mengungkapkan observasi merupakan teknik

    pengumpulan data yang dilakukan secara sistematis dan sengaja, melalui

    pengamatan dan pencatatan gejala-gejala yang diselidiki. Selanjutnya

    Dimyati (2009:229) menyatakan bahwa observasi merupakan teknik

    pengumpulan data melalui kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh observer

    (pengamat) terhadap kegiatan pembelajaran yang dilangsungkan. Observer

    bertugas untuk melakukan pengamatan dan penilaian dengan memberikan skor

    pada lembar observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa pada setiap

    pertemuan baik siklus I maupun siklus II. Kegiatan observasi dilaksanakan

    bersamaan dengan pelaksanaan tindakan pembelajaran.

  • 40

    b. Dokumentasi

    Sukardi (2005:81) menjelaskan bahwa dokumentasi merupakan cara untuk

    memperoleh informasi dari bermacam-macam sumber tertulis atau dokumen yang

    ada pada responden. Berdasarkan sumbernya, dokumen terdiri atas dokumen

    resmi dan tidak resmi. Dokumen resmi merupakan dokumen yang

    dikeluarkan oleh suatu lembaga dan dapat berupa surat keputusan dan surat bukti

    pelaksanaan kegiatan. Dokumen tidak resmi dapat berupa catatan pribadi dan nota

    dinas yang memberikan informasi terhadap suatu kejadian. Seorang peneliti

    sebaiknya menggunakan kedua sumber dokumentasi secara intensif agar

    memperoleh informasi secara maksimal dan dapat menggambarkan kondisi

    subyek atau obyek penelitian dengan benar (Sukardi, 2005:81). Dokumentasi

    dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui daftar nama siswa kelas 4

    SDN 04 Karanganyar dan nilai awal hasil belajar IPA sebelum dilakukan

    penelitian, sehingga dapat digunakan untuk membandingkan antara hasil

    belajar sebelum dengan setelah penelitian dilakukan.

    3.5.2. Instrumen Pengumpulan Data

    Instrumen adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur dalam rangka

    pengumpulan data. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data

    yang berkaitan dengan tindakan pembelajaran dan hasil belajar IPA siswa kelas 4

    SDN 04 Karanganyar melalui model pembelajaran STAD, sebagai berikut:

    1) Butir Soal Tes

    Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis berbentuk

    pilihan ganda dengan materi proses pembentukan tanah. Tes pilihan ganda

    merupakan tes di mana keseluruhan informasi yang diperlukan telah tersedia

    dalam bentuk pilihan yang dapat dipilih oleh siswa (Purwanto, 2013:72). Bentuk

    tes pilihan ganda dipilih karena dapat memberikan penilaian terhadap siswa secara

    objektif, butir soal dalam tes objektif dapat ditulis dalam jumlah banyak sehingga

    memungkinkan untuk mencakup semua daerah prestasi yang hendak diukur

    (Purwanto, 2013:73)

    Tes berbentuk pilihan ganda yang dibuat telah diuji cobakan dan dihitung

    dengan menggunakan program SPSS 22.0 untuk mengetahui validitas dan

  • 41

    realiabilitas pada tiap butir soal. Tes tersebut diberikan kepada siswa untuk

    mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam memahami materi yang telah

    diajarkan, soal tes dibuat dengan memperhatikan indikator pada kisi-kisi soal tes

    yang telah dibuat. Berikut ini adalah tabel kisi-kisi evaluasi siklus I dan siklus II

    sebagai berikut:

    Tabel 3.2

    Kisi-kisi Evaluasi Siklus I

    No No. Standar

    Kompetensi

    Kompetensi

    Dasar

    Indikator No.

    Soal

    1. 7. Memahami

    gaya dapat

    mengubah

    gerak dan

    / atau

    bentuk

    suatu

    benda

    7.1 Menyimpulkan

    hasil percobaan

    bahwa gaya

    (dorongan dan

    tarikan) dapat

    mengubah gerak

    suatu benda.

    7.1.1 Siswa dapat

    mendefinisikan pengertian

    gaya.

    1, 14,

    7.1.2 Siswa dapat

    mengidentifikasi sifat-sifat

    gaya.

    5, 17,

    21, 25

    7.1.3 Siswa dapat

    mengidentifikasi jenis-jenis

    gaya.

    4, 6, 7,

    11, 16,

    18, 19,

    7.1.4 Siswa dapat

    membuktikan bahwa gaya

    dapat mengubah gerak suatu

    benda.

    2, 10,

    22, 24

    7.1.5 Siswa dapat

    menyebutkan faktor-faktor

    yang mempengaruhi gerak

    suatu benda.

    8, 9,

    13, 20

    7.1.6 Siswa dapat

    menyebutkan contoh dalam

    kehidupan sehari-hari cara

    gaya mengubah gerak suatu

    benda.

    3, 12,

    15, 23

    Jumlah 25

  • 42

    Tabel 3.3

    Kisi-kisi Evaluasi Siklus II

    No No Standar

    Kompetensi

    Kompetensi

    Dasar

    Indikator No. Soal

    1. 7. Memahami

    gaya dapat

    mengubah

    gerak dan /

    atau bentuk

    suatu benda

    7.2

    Menyimpulkan

    hasil

    percobaan

    bahwa gaya

    (dorongan dan

    tarikan) dapat

    mengubah

    bentuk suatu

    benda.

    7.2.1 Siswa dapat

    mendefinisikan pengertian

    gaya

    1, 7, 14, 16,

    17, 18

    7.2.2 Siswa dapat

    mengidentifikasi pengaruh

    gaya terhadap bentuk

    suatu benda

    3, 10, 12,

    20, 24

    7.2.3 Siswa dapat

    menyebutkan contoh

    dalam kehidupan sehari-

    hari bahwa gaya dapat

    mengubah bentuk suatu

    benda

    9, 11, 21,

    22, 25

    7.2.4 Siswa dapat

    membuktikan bahwa gaya

    dapat mengubah bentuk

    suatu benda

    2, 5, 6, 13,

    19

    7.2.5 Siswa dapat

    menyimpulkan bahwa

    gaya dapat mengubah

    bentuk suatu benda

    4, 8, 15, 23

    Jumlah 25

  • 43

    Pada setiap jawaban bentuk tes pilihan ganda, setiap jawaban yang benar

    diberi skor satu atau bergantung pada keinginan guru namun pada

    umumnya diberi skor satu (Sudjana, 2011:54). Pada PTK yang dilakukan di

    kelas 4 SDN 04 Karanganyar setiap item soal pada tes evaluasi hasil belajar

    IPA melalui model pembelajaran STAD diberi skor 1 dan perhitungan nilai tes

    evaluasi hasil belajar mata pelajaran IPA berpedoman pada perhitungan rumus

    sebagai berikut:

    X =

    x 100

    Keterangan:

    x = nilai tes evaluasi hasil belajar IPA

    ∑ S = jumlah skor

    ∑ SM = jumlah skor maksimum.

    KKM yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah sebesar 70, sehingga

    berdasarkan perbandingan nilai KKM dan tes evaluasi hasil belajar IPA

    dapat diketahui bahwa siswa sudah tuntas belajar atau belum. Kriteria ketuntasan

    belajar siswa adalah sebagai berikut:

    Tabel 3.4

    Kriteria Ketuntasana Belajar

    Rentang Kriteria

    X < 70 Belum memenuhi KKM atau tidak

    tuntas.

    X ≥ 70 Memenuhi KKM atau tuntas

    2) Lembar Observasi atau Pengamatan

    Lembar observasi yang dibuat digunakan untuk mengamati aktivitas guru

    dan siswa saat tindakan pembelajaran berlangsung. Lembar observasi berisi

    indikator penilaian sehingga dapat mengukur aktivitas guru dan siswa dalam

    pembelajaran IPA melalui model pembelajaran STAD. Pelaksanaan observasi

    bertujuan untuk memperoleh skor aktifitas guru dan siswa dalam

  • 44

    pembelajaran IPA melalui model pembelajaran STAD, perolehan skor dapat

    dijadikan acuan oleh guru dalam mengukur apakah tindakan pembelajaran yang

    dilakukan sudah sesuai dengan rencana yang telah disusun.

    Lembar observasi diisi oleh observer dengan melingkari skor pada setiap

    indikator penilaian aktivitas guru dan siswa. Jawaban dibuat dalam bentuk skala

    (skala likert) yaitu skor 4-1, selanjutnya data hasil perolehan skor observasi guru

    dan siswa yang berupa angka ditarsirkan dalam pengertian kualitatif, skor 4

    apabila pernyataan pada masing-masing indikator penilaian observasi

    dilakukan oleh guru dan siswa dengan sangat baik, skor 3 apabila pernyataan

    pada masingmasing indikator penilaian observasi dilakukan oleh guru dan siswa

    dengan baik, skor 2 apabila pernyataan pada masing-masing indikator

    penilaian observasi dilakukan oleh guru dan siswa dengan cukup, dan skor 1

    apabila pernyataan pada masing-masing indikator penilaian observasi dilakukan

    oleh guru dan siswa dengan kurang. Skala likert biasa digunakan untuk

    memberikan penilaian terhadap sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau

    kelompok tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2012:134). Instrumen observasi

    guru dan siswa dibuat berdasarkan indikator kisi-kisi instrumen yang telah

    dibuat sebelumnya untuk menilai aktivitas guru dan siswa dalam pelaksanaan

    pembelajaran menggunakan model STAD. Kegiatan observasi dilakukan pada

    setiap pelaksanaan tindakan penelitian baik siklus I maupun siklus II. Kisi–

    kisi aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran IPA melalui model

    pembelajaran STAD sebagai berikut:

    Tabel 3.5

    Kisi-kisi Aktivitas Guru

    Aspek yang

    diamati

    Indikator

    No.

    Item

    Memeriksa

    kesiapan belajar

    siswa

    (Pra

    1) Memeriksa kesiapan ruang, alat, dan

    media pembelajaran

    2) Membimbing siswa berdoa

    3) Melakukan kegiatan presensi

    1-4

  • 45

    Pembelajaran) 4) Memeriksa kesiapan siswa untuk belajar

    Melakukan

    apersepsi,

    motivasi, dan

    menyampaikan

    tujuan

    1) Melakukan apersepsi sesuai dengan

    materi ajar

    2) Memberikan motivasi kepada siswa

    dengan bernyanyi

    3) Menyampaikan kompetensi (tujuan)

    yang akan dicapai dan rencana kegiatan

    5-7

    Membimbing

    siswa melakukan

    eksplorasi sumber

    bacaan dan

    menyampaikan

    materi

    1) Membimbing siswa melakukan

    eksplorasi sumber bacaan

    2) Menunjukkan penguasaan materi

    3) Menyajikan materi dengan menggunakan alat

    peraga

    4) Memfasilitasi terjadinya interaksi guru,

    siswa, dan sumber bacaan

    5) Menunjukkan respon terbuka terhadap respon

    siswa

    6) Mengkaitkan materi dengan realitas

    kehidupan

    8-13

    Pemanfaatan

    Media

    pembelajaran

    1) Melibatkan siswa dalam pemanfaatan alat

    peraga

    2) Menggunakan media secara efektif dan

    efisien

    14-15

    Mengorganisasikan

    siswa dalam

    diskusi kelompok

    (STAD)

    1) Mengarahkan siswa dalam pembelajaran

    STAD

    2) Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran

    STAD bersama siswa

    3) Membimbing siswa dalam menyusun

    kesepakatan peraturan diskusi kelompok

    (STAD)

    4) Membimbing siswa dalam kegiatan diskusi

    16-24

  • 46

    kelompok (STAD)

    5) Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme

    siswa dalam belajar melalui kegiatan diskusi

    kelompok

    6) Memberikan kesempatan siswa untuk

    berdiskusi dengan kelompoknya masing-

    masing

    7) Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam

    pembelajaran dengan menggunakan model

    pembelajaran STAD

    8) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan

    alokasi waktu yang telah ditentukan

    9) Meluruskan miskonsepsi dan

    kesalahpahaman yang terjadi dan

    memberikan penguatan terhadap jawaban

    siswa

    Penghargaan

    kepada siswa

    1) Memberikan poin pada setiap kelompok yang

    telah menyelesaikan tugas

    2) Memberikan poin kepada siswa yang berani

    menyampaikan gagasan atau pendapat

    3) Memberi penghargaan kepada kelompok

    yang memperoleh poin tertinggi

    25-27

    Penggunaan

    Bahasa

    1) Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan

    lancar

    2) Menggunakan bahasa tulis dengan baik dan

    benar

    3) Memberi kesempatan kepada siswa untuk

    bertanya tentang hal-hal yang belum

    dipahami

    28-30

    Membuat 1) Memberikan motivasi kepada kelompok yang 31-35

  • 47

    Kesimpulan dan

    Melakukan

    Kegiatan Refleksi

    nilainya kurang

    2) Membimbing siswa membuat simpulan

    pembelajaran

    3) Melibatkan siswa dalam melakukan refleksi

    pembelajaran

    4) Menyampaikan materi yang akan dipelajari

    pada pertemuan berikutnya

    5) Menutup kegiatan pembelajaran dengan

    salam penutup

    Jumlah 35

    Tabel 3.6

    Kisi-kisi Aktivitas Siswa

    Aspek yang

    Diamati

    Indikator No.

    Item

    Kesiapan

    Belajar

    Siswa (Pra

    Pembelajaran)

    1) Mempersiapkan perlengkapan pembelajaran (buku catatan, buku pelajaran, dll)

    2) Menjawab apersepsi dari guru 3) Memperhatikan motivasi yang disampaikan guru 4) Memperhatikan dengan seksama ketika guru

    menjelaskan tentang tujuan pembelajaran yang

    hendak dicapai dan rencana kegiatan yang akan

    dilakukan

    1-4

    Melakukan

    eksplorasi

    sumber bacaan

    dan

    memperhatikan

    penjelasan

    guru

    1) Melakukan eksplorasi sumber bacaan 2) Menyimak materi yang guru sampaikan

    5-6

    Partisipasi

    aktif

    siswa dalam

    pembelajaran

    1) Aktif menjawab pertanyaan yang disampaikan guru ketika proses pembelajaran

    2) Aktif bertanya ketika proses pembelajaran 3) Saling berinteraksi positif dalam pembelajaran

    7-9

    Respon siswa

    dalam

    pemanfaatan

    media

    1) Mencatat materi yang disampaikan guru dengan bantuan alat peraga

    2) Menunjukkan respon positif ketika guru menggunakan alat peraga

    10-13

  • 48

    pembelajaran 3) Antusias terhadap materi yang guru sampaikan menggunakan alat peraga

    4) Berpartisipasi dalam pemanfaatan alat peraga

    Melaksanakan

    tugas guru

    dalam kegiatan

    diskusi

    kelompok

    (STAD)

    1) Membentuk kelompok sesuai petunjuk guru 2) Bersemangat dan antusias untuk berdiskusi dalam

    kelompok

    3) Melakukan diskusi secara kondusif 4) Melakukan kegiatan diskusi kelompok sesuai

    dengan alokasi waktu yang telah ditentukan

    5) Memberikan tanggapan terhadap hasil diskusi 6) Menyimak dengan seksama pendapat yang

    disampaikan siswa lain

    7) Didampingi guru mengoreksi hasil kegiatan diskusi

    8) Antusias terhadap penghargaan yang diberikan guru

    14-21

    Membuat

    Kesimpulan

    dan

    Melakukan

    Kegiatan

    Refleksi

    1) Bertanya jawab dengan guru tentang materi yang belum terselesaikan

    2) Membuat simpulan dari materi yang dipelajari 3) Dan guru merefleksi pembelajaran yang telah

    dilaksanakan

    4) Memberikan salam penutup

    22-25

    Jumlah 25

    Untuk menghitung rentang kriteria skor aktivitas, baik guru maupun siswa

    digunakan rumus Sturges (Sugiyono, 2010:36) dengan langkah-langkah

    perhitungan sebagai berikut:

    a. Menghitung rentang data

    R = Skor Maksimal – Skor Minimal

    Skor Maksimal dihitung dengan mengalikan jumlah indikator penilaian

    observasi aktivitas guru atau siswa dengan skala penilaian tertinggi (4),

    sementara skor minimal diperoleh dengan mengalikan jumlah indikator

    penilaian observasi aktivitas guru atau siswa dengan skala penilaian

    terendah (1).

    b. Menghitung Jumlah Kelas Interval

    K = 1 + 3, 3 log n

    n merupakan jumlah siswa yang dijadikan subjek penelitian.

    c. Menghitung Panjang Kelas

  • 49

    P =

    Berdasarkan langkah-langkah perhitungan tersebut dapat diketahui kriteria

    skor aktivitas guru dan aktivitas siswa sebagai berikut:

    Tabel 3.7

    Kriteria Skor Aktivitas Guru

    Rentang Kriteria

    35 - 55 Sangat kurang

    56 - 76 Kurang

    77 - 97 Cukup baik

    98 - 118 Baik

    119 – 140 Sangat baik

    Tabel 3.8

    Kriteria Skor Aktivitas Siswa

    Rentang Kriteria

    25 – 39 Sangat kurang

    40 – 54 Kurang

    55 – 69 Cukup baik

    70 – 84 Baik

    85 - 100 Sangat baik

    1) Dokumentasi

    Dalam PTK yang dilakukan di SDN 04 Karanganyar, dokumentasi

    yang digunakan ialah surat ijin penelitian, surat keterangan telah melakukan

    penelitian, surat ijin uji validitas, surat keterangan telah melakukan uji

    validitas, lembar observasi, daftar nilai siswa, dan foto-foto pelaksanaan tindakan

    penelitian.

  • 50

    3.6. Uji Validitas Dan Reliabilitas Instrumen

    Langkah penting yang dilakukan oleh peneliti dalam menetapkan alat

    penilaian kepada siswa adalah menguji kualitas alat penilaian tersebut

    sebelum digunakan oleh peneliti. Instrumen yang digunakan dalam penelitian

    harus memenuhi kriteria ketepatan (validitas) dan keajegan (reliabilitas).

    Tingkat validitas dan reliabilitas suatu instrumen penelitian menunjukkan

    kualitas instrumen penelitian tersebut. Instrumen penelitian dikatakan baik

    jika dapat mengukur apa yang akan diukur dan instrumen tersebut

    merupakan instrumen yang tepat digunakan untuk mengukur suatu variabel

    penelitian.

    3.6.1. Uji Validitas

    Validitas adalah suatu derajat ketepatan instrument (alat ukur) maksudnya

    apakah instrumen yang digunakan betul – betul tepat untuk mengukur apa yang

    akan diukur Zainal Arifin (2011 : 245).

    Menurut Azwar (2009), berasal dari kata Validity yang mempunyai arti

    sejauh mana ketetapan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi

    ukurnya. Validitas dinyatakan secara empirik oleh suatu koefisien, yaitu koefisien

    validitas (Azwar, 2009). Dalam penelitian ini pengujian tingkat kesahihan alat

    ukur dilakukan uji validitas, yang biasanya digunakan batasan rix ≥ 0,30. Semua

    aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya pembedanya dianggap

    memuaskan, sebaliknya aitem yang memiliki harga atau kurang dari 0,30 dapat

    diinterpretasikan sebagai aitem yang memiliki daya diskriminasi rendah. Apabila

    aitem yang memiliki daya diskriminasi sama dengan atau lebih besar daripada

    0,30 jumlahnya melebihi jumlah aitem yang direncanakan untuk dijadikan skala,

    maka kita dapat memilih aitem yang lolos ternyata masih tidak mencukupi jumlah

    yang diinginkan, kita dapat mempertimbangkan untuk menurunkan sedikit batas

    kriteria 0,30 menjadi 0,25 (Azwar, 2008).

    Sebelum soal tes diberikan kepada siswa kelas 4 SDN 04 Karanganyar

    yang berjumlah 20 siswa, soal tes diuji cobakan kepada siswa kelas 5 SDN 04

    Karanganyar yang berjumlah 20 siswa. Dengan jumlah koresponden (N) = 20,

    nilai rix = 0,30. Hasil uji validitas yang dilakukan di kelas 5 SDN 04

  • 51

    Karanganyar dengan analisis SPSS versi 22.0 terlihat pada tabel 3.9 sebagai

    berikut:

    Tabel 3.9

    Hasil Uji Validitas Item Soal Siklus I

    No. Item

    Valid Tidak Valid

    1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 14,

    16, 17, 18, 19, 20, 21, 24.

    13, 15, 22, 23, 25.

    20 5

    Berdasarkan hasil uji validitas 25 item soal diketahui dari tabel 3.9 di atas,

    terdapat 5 soal yang tidak valid yaitu soal nomor 13, 15, 22, 23, dan 25.

    Sedangkan 20 soal yang lainnya terbukti valid setelah di uji menggunakan SPSS

    versi 22.0 for Windows. Soal yang valid tersebut kemudian peneliti gunakan

    sebagai soal evaluasi pada siklus I.

    Tabel 3.10

    Hasil Uji Validitas Item Soal Siklus II

    No. Item

    Valid Tidak Valid

    1, 2, 3, 4, 5, 6, 9, 10, 11, 12, 13, 14,

    16, 17, 18, 20, 21, 22, 23, 24.

    7, 8, 15, 19, 25.

    20 5

    Berdasarkan hasil uji validitas 25 item soal diketahui dari tabel 3.10

    di atas, terdapat 5 soal yang tidak valid yaitu soal nomor 7, 8, 15, 19, dan 25.

    Sedangkan 20 soal yang lainnya terbukti valid setelah di uji menggunakan SPSS

    versi 22.0 for Windows. Soal yang valid tersebut kemudian peneliti gunakan

    sebagai soal evaluasi pada siklus II.

  • 52

    3.6.2. Uji Reliabilitas

    Reliabilitas instrumen dimaksudkan untuk mengetahui keajegan instrumen

    dari variabel yang hendak diukur. Dengan kata lain, apabila instrumen

    tersebutdigunakan beberapa kali di dalam mengukur obyek yang sama akan

    menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2012:173). Purwanto (2013:154),

    menambahkan reliabilitas suatu instrumen merupakan akurasi dan presisi

    yang dihasilkan oleh alat ukur dalam melakukan pengukuran, sehingga alat

    ukur yang reliabel akan memberikan hasil pengukuran yang relatif stabil dan

    konsisten. Wardani (2012:346) menambahkan bahwa semakin tinggi realiabilitas

    suatu tes (hasilnya mendekati satu) maka semakin tinggi pula keajegan atau

    ketepatan instrumen yang digunakan tersebut. Keajegan instrumen dapat

    diketahui dengan menentukan koefisien alpha (α). Pengukuran koefisien

    reliabilitas instrumen dalam penelitian ini dapat dijelaskan melalui tabel 3.11

    sebagai berikut:

    Tabel 3.11

    Kriteria Reliabilitas Instrumen

    Rentang Kriteria

    0,80 – 1,00 Sangat reliabel

    < 0,80 – 0,60 Reliabel

    < 0,60 – 0,40 Cukup reliabel

    < 0,40 – 0,20 Agak reliabel

    < 0,20 Kurang reliabel

    Hasil uji reliabilitas yang dilakukan di kelas 5 SDN 04 Karanganyar

    dengan analisis SPSS versi 22.0 for Windows adalah sebagai berikut:

  • 53

    Tabel 3.12

    Hasil Uji Reliabilitas Item Soal Siklus I

    Bentuk Instrumen Koefisien Reliabilitas Kategori

    Pilihan ganda 0, 855 Sangat reliabel

    Tabel 3.13

    Kriteria Reliabilitas Item Soal Siklus II

    Bentuk Instrumen Koefisien Reliabilitas Kategori

    Pilihan ganda 0, 876 Sangat reliabel

    Dari tabel hasil uji reliabilitas dengan program SPSS versi 22.0 for

    Windows di atas dapat diketahui bahwa nilai koefisisen reliabilitas pada siklus I

    mencapai 0,855 yang berarti bahwa tingkat reliabilitas tersebut termasuk

    dalam kategori sangat reliabel. Sementara koefisien reliabilitas pada siklus II

    mencapai 0,876 yang berarti bahwa tingkat reliabilitas tersebut termasuk

    dalam kategori sangat reliabel. Sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen

    yang digunakan adalah sangat reliabel karena nilai koefisien alpha lebih dari

    0,80.

    3.7. Uji Taraf Kesukaran

    Crocker dan Algina (dalam Purwanto, 2013:99), menjelaskan bahwa

    tingkat kesukaran merupakan proporsi siswa yang menjawab benar. Nilai tingkat

    kesukaran (TK) suatu item instrumen dapat ditentukan dengan membagi

    antara jumlah siswa yang berhasil menjawab benar dengan jumlah

    keseluruhan siswa yang mengikuti tes. Dapat dirumuskan sebagai berikut:

    TK =

    Keterangan:

    TK = tingkat kesukaran

    ∑ B = jumlah siswa menjawab benar

  • 54

    ∑ P = jumlah siswa peserta tes.

    Nilai tingkat kesukaran suatu item instrumen merentang antara 0 sampai 1.

    Nilai 0 (nol) terjadi apabila siswa tidak menjawab dengan benar, sementara nilai 1

    (satu) terjadi apabila siswa berhasil menjawab soal dengan benar. Proporsi butir

    soal dengan kategori sedang sebaiknya lebih banyak daripada butir soal

    dengan kategori sukar atau mudah, karena apabila butir soal dengan kategori

    mudah atau sukar jauh lebih banyak maka tidak dapat mengukur kemampuan

    siswa. Berikut pembagian kategori tingkat kesukaran ke dalam tiga kelompok

    menurut Purwanto (2013: 101) sebagai berikut:

    Tabel 3.14

    Kriteria Tingkat Kesukaran Instrumen

    Rentang Kriteria

    0,00 – 0,32 Sukar

    0,33 – 0,66 Sedang

    0,67 – 1,00 Mudah

    Berikut hasil analisis tingkat kesukaran item soal yang diujikan pada siswa

    kelas 5 SDN 04 Karanganyar dengan jumlah keseluruhan responden 20 siswa

    adalah sebagai berikut:

    Tabel 3.15

    Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Item Soal Siklus I

    Rentang Kriteria Nomor Item Jumlah

    0,00 – 0,32 Sukar 5, 8, 9, 11 4

    0,33 – 0,66 Sedang 1, 2, 3, 4, 7, 16,

    19, 20, 21

    9

    0,67 – 1,00 Mudah 6, 10, 12, 14, 17,

    18, 24

    7

    Total 20

  • 55

    Dari data tabel 3.15 hasil analisis tingkat kesukaran soal siklus I,

    dapat diuraikan bahwa hasil uji tingkat kesukaran soal pilihan ganda dengan

    jumlah soal sebanyak 20 soal terdapat 4 soal dengan kategori sukar, 9 soal dengan

    kategori sedang, dan 7 soal dengan kategori mudah.

    Selanjutnya untuk data hasil analisis tingkat kesukaran item soal siklus II

    dengan jumlah 25 soal berbentuk pilihan ganda, hasilnya sebagai berikut:

    Tabel 3.16

    Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Item Soal Siklus II

    Rentang Kriteria Nomor Item Jumlah

    0,00 – 0,32 Sukar 13, 14, 18 3

    0,33 – 0,66 Sedang 1, 2, 4, 6, 9, 16, 20 7

    0,67 – 1,00 Mudah 3, 5, 10, 11, 12,

    17, 21, 22, 23, 24

    10

    Total 20

    Dari data tabel 3.16 hasil analisis tingkat kesukaran soal siklus II,

    dapat diuraikan bahwa hasil uji tingkat kesukaran soal pilihan ganda dengan

    jumlah soal sebanyak 20 soal terdapat 3 soal dengan kategori sukar, 7 soal dengan

    kategori sedang, dan 10 soal dengan kategori mudah.

    3.8. Analisis Data

    Data-data yang diperoleh dari hasil pelaksanaan PTK pada kelas 4

    SDN 04 Karanganyar adalah data yang berupa angka (data kuantitatif) yang

    menunjukkan nilai tes kondisi awal, nilai setelah siklus I, nilai setelah siklus II,

    skor observasi aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran IPA melalui

    model pembelajaran STAD dari setiap siklusnya. Data hasil observasi

    aktivitas guru dan siswa melalui model pembelajaran STAD dianalisis

    menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Sedangkan untuk data nilai

    hasil belajar IPA dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif

  • 56

    komparatif sehingga dapat dibandingkan nilai hasil belajar IPA setelah

    tindakan siklus I dan siklus II.

    Analisis hasil belajar IPA siswa dilakukan dengan menghitung persentase

    ketuntasan belajar IPA secara klasikal dan rata-rata nilai siswa. perhitungan nilai

    tes evaluasi hasil belajar mata pelajaran IPA berpedoman pada perhitungan rumus

    sebagai berikut:

    x =

    x 100

    Keterangan:

    x = nilai tes evaluasi hasil belajar IPA

    ∑ S = jumlah skor

    ∑ SM = jumlah skor maksimum.

    KKM yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah sebesar 70, sehingga

    berdasarkan perbandingan nilai KKM dan tes evaluasi hasil belajar IPA

    dapat diketahui bahwa siswa telah tuntas atau belum tuntas dalam pembelajaran

    IPA.

    Sementara itu untuk mengukur nilai rata-rata siswa digunakan rumus

    sebagai berikut:

    ̅ =

    Keterangan:

    ̅ = nilai rata-rata

    ∑ x = jumlah nilai yang diperoleh

    N = jumlah siswa

    Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar secara klasikal

    adalah sebagai berikut:

    KB =

    x 100%

    Keterangan:

    KB = ketuntasan belajar

    NS = jumlah siswa yang diatas KKM (nilai ≥ 70)

    N = jumlah siswa

  • 57

    Berdasarkan nilai persentase yang diperoleh, ketuntasan belajar siswa

    dalam pembelajaran IPA melalui model pembelajaran STAD dapat digolongkan

    menjadi lima kriteria. Kriteria ketuntasan belajar secara klasikal adalah sebagai

    berikut:

    Tabel 3.17

    Kriteria Ketuntasan Belajar Klasikal

    Rentang Kriteria

    1% - 20% Sangat kurang

    21% - 40% Kurang

    41% - 60% Cukup baik

    61% - 80% baik

    81% - 100% Sangat baik

    Analisis hasil observasi aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran IPA

    melalui model pembelajaran STAD dilakukan dengan menghitung persentase

    jumlah pencapaian skor minimal secara klasikal. Rumus persentase hasil

    observasi guru dan siswa adalah sebagai berikut:

    Persentase =

    x 100%

    Berdasarkan nilai persentase yang diperoleh, maka kriteria hasil observasi

    aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran IPA melalui model

    pembelajaran STAD dapat digolongkan menjadi lima kriteria. Kriteria hasil

    observasi secara klasikal adalah sebagai berikut:

    Tabel 3.18

    Kriteria Hasil Observasi Klasikal

    Rentang Kriteria

    1% - 20% Sangat kurang

    21% - 40% Kurang

    41% - 60% Cukup baik

    61% - 80% baik

    81% - 100% Sangat baik

  • 58

    3.9. Indikator Keberhasilan

    Indikator keberhasilan dari penelitian yang dilakukan pada siswa kelas 4

    SDN 04 Karanganayar melalui model pembelajaran STAD pada pembelajaran

    IPA meliputi indikator proses dan hasil. Indikator proses dan hasil dijabarkan

    sebagai berikut:

    3.9.1. Indikator Proses

    Indikator proses merupakan indikator keberhasilan dari proses

    spelaksanaan tindakan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa

    melalui penerapan model pembelajaran STAD. Pada penelitian ini aktivitas

    guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA melalui model pembelajaran

    STAD dapat dikatakan berhasil apabila mengalami peningkatan secara signifikan

    minimal 14 skor dalam kriteria baik. Dilihat dari kriteria skor aktivitas guru dan

    aktivitas siswa bahwa selisih rentang kriteria skor aktivitas guru sebesar 20 dan

    kriteria skor aktivitas siswa sebesar 14.

    3.9.2. Indikator Hasil

    Indikator hasil dalam penelitian ini yaitu hasil belajar IPA,

    penerapan model pembelajaran STAD dikatakan dapat meningkatkan hasil

    belajar IPA apabila siswa kelas 4 SDN 04 Karanganyar secarasignifikan

    mengalami ketuntasan belajar individual dengan nilai hasil belajar IPA ≥ 70 dan

    mengalami ketuntasan belajar secara klasikal dengan nilai rata-rata hasil belajar

    IPA meningkat minimal 7 nilai dari KKM ≥ 70 yang ditentukan oleh

    sekolah atau ketuntasan belajar secara klasikal sebesar ≥ 80% dari 20 siswa

    (kriteria baik) dalam pembelajaran IPA melalui model pembelajaran STAD.