bab iii metode penelitian 3.1. seting dan karakteristik ......yang dimiliki sekolah ini yaitu 6...
TRANSCRIPT
-
25
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Seting dan Karakteristik Subyek Penelitian
Pada sub judul seting dan karakteristik subjek penelitian ini akan
menguraikan mengenai seting tempat, seting waktu dan karakteristik subjek
penelitian. Seting tempat akan membahas lokasi atau tempat
dilaksanakannya penelitian, selanjutnya seting waktu membahas mengenai
penentuan waktu/jadwal penelitian, sementara pada sub judul karakteristik subjek
penelitian akan dibahas mengenai kondisi siswa kelas 4 yang dijadikan sebagai
subjek penelitian.
3.1.1. Seting Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di SDN 04 Karanganyar yang terletak di Dusun
Ngemplak, Desa Karanganyar, Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan.
Selain letaknya yang jauh dari pusat kota, masyarakat sekitar pola pikirnya masih
primitif sehingga memandang pendidikan tidak terlalu penting bagi kehidupan.
Sarana dan prasarana di SDN 04 Karanganyar cukup lengkap. Prasarana fisik
yang dimiliki sekolah ini yaitu 6 ruang kelas, 1 ruang kantor guru dan kepala
sekolah, 1 ruang dapur sekolah, 3 toilet, 1 rumah dinas penjaga sekolah, tempat
parkir serta halaman sekolah yang cukup luas untuk menunjang setiap
aktivitas siswa.
3.1.2. Seting Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada semester II, tahun ajaran 2014/2015 di
SDN 04 Karanganyar. Penentuan waktu penelitian ini mengacu pada kalender
akademik sekolah karena Penelitian Tindakan Kelas memerlukan beberapa siklus,
masing-masing siklus dilaksanakan minimal dalam 3 kali pertemuan.
Pertimbangan lain adalah mengenai mata pelajaran dan KD yang akan diajarkan
yaitu mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pokok bahasan Gaya. Rincian
alokasi waktu penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1 sebagai berikut:
-
26
Tabel 3.1
Alokasi Waktu Penelitian
No.
Pelaksanaan
Penelitian
Februari
Maret
April
Mei
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Proposal PTK
2.
Siklus I
Perencanaan
Tindakan
Observasi
Refleksi
3.
Siklus II
Perencanaan
Tindakan
Observasi
Refleksi
4. Pelaporan
Berdasarkan tabel 3.1 diketahui bahwa penelitian tindakan kelas ini
dilaksanakan selama 4 bulan yaitu dari bulan Februari sampai dengan Mei 2015.
Pada bulan Februari dipergunakan oleh peneliti untuk menyusun proposal
penelitian. Perencanaan lain terkait dengan penelitian dilakukan peneliti pada
bulan Maret, seperti menyusun instrumen dan uji validitas soal yang dilakukan di
SDN 04 Karanganyar pada minggu ke-3 bulan Maret. Selanjutnya pada bulan
Maret minggu ke-4 peneliti mulai melaksanakan penelitian tindakan kelas
siklus I, dilanjutkan pelaksanaan siklus II pada bulan April minggu ketiga.
Pelaksanaan tindakan penelitian siklus II mengacu kepada hasil refleksi dari
pelaksanaan tindakan siklus I, pelaksanaan kegiatan observasi oleh guru
observer dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan penelitian.
Selanjutnya pada bulan April minggu ke-4 sampai dengan bulan Mei peneliti
-
27
mengolah data hasil penelitian, menyusun laporan penelitian, konsultasi
laporan serta persiapan ujian.
3.1.3. Karakteristik Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 4 SDN 04 Karanganyar tahun
pelajaran 2014/2015. Siswa kelas 4 SDN 04 Karanganyar berjumlah 20 siswa
terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 4 siswa perempuan dengan karateristik
siswa yang bervariasi dan heterogen berumur antara 9-10 tahun. Tingkat
kemampuan siswa bermacam-macam ada yang kurang, ada yang sedang, dan
ada pula beberapa siswa yang memiliki kemampuan tinggi di atas rata-rata.
Latar belakang siswa berasal dari keluarga dengan ekonomi menengah kebawah,
kebanyakan orang tua siswa bekerja sebagai petani, pedagang dan kuli bangunan
sehingga sebagian besar waktunya dipergunakan untuk bekerja, kondisi yang
demikian menjadikan siswa kurang mendapat perhatian dari orang tua
khususnya dalam hal mengatur jam belajar di rumah, kontrol orang tua terhadap
kegiatan siswa di rumah juga sangat kurang sehingga sering kali porsi waktu
yang digunakan siswa untuk bermain jauh lebih banyak daripada waktu untuk
belajar. Pada saat kegiatan belajar di kelas siswa merasa takut karena
mereka tidak menguasai materi yang guru berikan dengan baik, hal yang
demikian menjadikan mereka kurang aktif dalam proses pembelajaran
sehingga berdampak pada perolehan hasil belajar yang cenderung rendah.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan karena hasil belajar mata
pelajaran IPA siswa kelas 4 SDN 04 Karanganyar masih rendah, berdasarkan
data nilai ulangan harian IPA semester I diketahui bahwa masih banyak
siswa yang kesulitan dalam mata pelajaran IPA, tercatat sebagian besar
siswa masih memperoleh nilai di bawah KKM yang ditentukan oleh guru. KKM
untuk mata pelajaran IPA adalah 70, tetapi pada kenyataannya masih banyak
siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM yang telah ditentukan tersebut,
rata-rata nilai yang diperoleh siswa juga masih rendah yaitu 64,60. Untuk
meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA tersebut peneliti menggunakan
model pembelajaran STAD.
-
28
3.2. Jenis dan Desain Penelitian
Pada sub judul jenis penelitian dan desain penelitian ini akan
diuraikan menjadi dua sub judul yaitu jenis penelitian dan desain penelitian. Jenis
penelitian akan membahas mengenai jenis penelitian yang akan peneliti lakukan,
sementara desain penelitian lebih menekankan kepada model atau rancangan
penelitian yang akan di jadikan acuan oleh peneliti di dalam melaksanakan
tindakan penelitian.
3.2.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas
(Classroom Action Research), sering disingkat dengan PTK. PTK adalah
penelitian tindakan (Action Research) yang dilakukan sebagai upaya untuk
memperbaiki tindakan pembelajaran yang dilakukan oleh guru di kelas sehingga
diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran (Arikunto, 2012:58).
Salah satu prinsip yang penting dan perlu diperhatikan dalam melaksanakan
penelitian tindakan kelas ialah adanya kolaborasi, kolaborasi tersebut adalah
kolaborasi peneliti dengan praktisi (guru, kepala sekolah, siswa). Hal tersebut
dimaksudkan untuk mengurangi subjektivitas dalam penilaian dalam pelaksanaan
tindakannya.
Dalam pelaksanaan tindakan diperlukan kerjasama yang baik antara
peneliti dengan guru dalam hal mendiagnosis masalah, menyusun usulan,
melaksanakan penelitian (melaksanakan tindakan, observasi, mengumpulkan data,
evaluasi, dan refleksi), menganalisis data dan menyusun laporan akhir (Arikunto,
2012:63). Perencanaan penelitian tindakan kelas disusun dan didiskusikan
oleh peneliti bersama guru kolaborator untuk menentukan keberhasilan
penelitian tindakan kelas yang dilangsungkan.
3.2.2. Desain Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini mengacu pada desain penelitian menurut
Kemmis S dan Mc.Taggart. Desain penelitian ini terdiri dari empat tahapan
yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Tahap perencanaan
merupakan tahap dimana peneliti menentukan masalah dan peristiwa yang hendak
diamati serta menyusun instrumen pengamatan untuk mengumpulkan data
-
29
dan fakta-fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung. Tahap pelaksanaan
merupakan tahap implementasi dari rancangan pembelajaran yang telah disusun.
Tahap pengamatan dilakukan oleh pengamat untuk mengamati
aktivitas guru selama tindakan pembelajaran berlangsung. Tahap refleksi
merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali kegiatan yang telah
dilakukan.
Desain bagan dalam penelitian ini menurut Kemmis S dan Mc.Taggart
(Arikunto, 2012:16) adalah sebagai berikut:
Gambar 3.1 Desain Siklus PTK Model Kemmis S dan Mc.Taggart (Arikunto,
2012:16)
3.3. Variabel Penelitian
Variabel merupakan suatu istilah yang tidak dapat dipisahkan di
dalam sebuah penelitian. Variabel penelitian didefinisikan sebagai faktor
yang apabila diukur memberikan nilai yang bervariasi (Slameto, 2012:138),
dengan kata lain variabel merupakan gejala yang bervariasi yang menjadi
titik perhatian dalam sebuah penelitian. Dalam penelitian tindakan kelas
terdapat 2 variabel yang digunakan yaitu:
-
30
3.3.1. Variabel Bebas (X)
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat, jadi variabel bebas
merupakan gejala yang sengaja mengikat terhadap variabel terikat (Slameto,
2012:140). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah model
pembelajaran STAD. Model pembelajaran STAD adalah suatu model
pembelajaran dengan ciri; (1) siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif
untuk menyelesaikan materi belajarnya, (2) kelompok dibentuk dari siswa yang
memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah, (3) bilamana mungkin, anggota
kelompok juga berasal dari ras, budaya, suku, dan jenis kelamin yang berbeda, (4)
penghargaan lebih pada kelompok daripada individu.
3.3.2. Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat adalah unsur yang diikat oleh adanya variabel yang lain,
jadi variabel terikat merupakan gejala sebagai akibat dari variabel bebas (Slameto,
2012:140). Sehubungan dengan hal itu pada penelitian ini yang menjadi variabel
terikat adalah hasil belajar IPA siswa kelas 4. Hasil belajar dalam hal ini
merupakan nilai yang diperoleh siswa pada akhir pembelajaran setelah dilakukan
proses pembelajaran sehingga akan diketahui tingkat keberhasilan siswa
dalam mengikuti proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
Variabel yang digunakan, mengandung arti bahwa dengan penerapan
model pembelajaran STAD dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA
pada siswa kelas 4 SDN 04 Karanganyar pokok bahasan Gaya.
3.4. Rencana Tindakan
Rancangan tindakan akan diuraikan menjadi dua sub judul yaitu rencana
tindakan siklus I dan rencana tindakan siklus II. Menurut Arikunto (2012:16-18)
sebuah penelitian pada dasarnya terdiri dari empat tahapan yang harus
dilalui, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan/observasi,
dan (4) refleksi. Berikut ini rangkaian dari keempat tahapan penelitian
tindakan kelas dengan menerapkan model pembelajaran STAD:
-
31
3.4.1. Rencana Tindakan Siklus I
Rencana tindakan pada siklus I terdiri dari empat tahapan, yaitu
tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi, dan tahap
refleksi. Rencana tindakan penelitian siklus I yang dilakukan di SDN 04
Karanganyar dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Tahap Perencanaan (Planning)
Peneliti mengidentifikasi data baik dari dokumentasi maupun dari
observasi serta wawancara dengan guru kelas maupun kepala sekolah.
a. Menentukan kelas penelitian, waktu penelitian, dan guru kolaborator.
b. Melalui diskusi dan saran yang diberikan oleh guru kolaborator peneliti
menganalisis kompetensi IPA yaitu Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar
dan Indikator dari pokok bahasan yang dipilih yaitu mengenai Gaya.
c. Peneliti merumuskan tujuan pembelajaran sesuai dengan SK, KD dan
indikator yang telah ditentukan.
d. Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk
siklus I mata pelajaran IPA sesuai dengan SK, KD dan indikator yang telah
ditentukan dengan pokok bahasan Gaya dengan menerapkan model
pembelajaran STAD.
e. Mempersiapkan sumber, alat dan media gambar yang dipergunakan
untuk pembelajaran.
f. Menyusun lembar observasi model STAD untuk mengetahui aktivitas guru
dan aktivitas siswa selama tindakan pembelajaran berlangsung.
g. Menyusun alat evaluasi untuk mengetahui perkembangan hasil belajar IPA.
h. Menyampaikan rencana kegiatan pelaksanaan pembelajaran kepada guru
kolaborator SDN 04 Karanganyar.
2) Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Pada tahap ini dilakukan dengan melaksanakan kegiatan pembelajaran
sesuai dengan skenario yang telah di rencanakan dengan menggunakan
model pembelajaran STAD, pelaksanaan tindakan pada siklus I ini dilaksanakan
selama enam kali 35 menit atau tiga kali pertemuan. Pelaksanaan tindakan
-
32
pada siklus I terdiri dari tiga tahap yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan
akhir.
Pertemuan pertama terbagi ke dalam tiga kegiatan yaitu kegiatan
awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan awal meliputi kegiatan guru
dalam menyampaikan apersepsi dan motivasi dengan tujuan membangun konsep
siswa tentang materi yang akan dipelajari, selanjutnya guru menyampaikan
tujuan pembelajaran yang hendak dicapai yaitu tentang definisi gaya, sifat-sifat
gaya, dan jenis-jenis gaya. Kegiatan inti yang guru dan siswa lakukan antara
lain (1) presentasi kelas dan bertanya jawab tentang pengaruh gaya terhadap
gerak suatu benda, (2) membentuk kelompok secara heterogen, masing-masing
kelompk terdiri dari 4-5 anak, (3) berdiskusi dan bertanya jawab dalam kelompok,
(4) penyampaian laporan hasil kerja dan mempresentasikannya di depan kelas, (5)
memberi kesempatan kepada kelompok lain untuk memberikan pertanyaan atau
pendapat sehingga terjadi diskusi kelas, (6) penilaian hasil kerja kelompok, (7)
mengerjakan soal kuis, (8) penguatan terhadap jawaban siswa, (9) membuat
kesimpulan bersama, dan (10) pembagian penghargaan dan penyampaian materi
pada pertemuan selanjutnya.
Pertemuan kedua terbagi ke dalam tiga kegiatan yaitu kegiatan awal,
kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan awal meliputi kegiatan guru dalam
menyampaikan apersepsi dan motivasi dengan tujuan membangun konsep siswa
tentang materi yang akan dipelajari, selanjutnya guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang hendak dicapai yaitu tentang pengaruh gaya terhadap gerak
suatu benda dan faktor-faktor yang mempengaruhi gerak suatu benda. Kegiatan
inti yang guru dan siswa lakukan antara lain (1) melakukan eksplorasi
sumber bacaan, selanjutnya menyimak penjelasan guru tentang materi pelajaran
yang akan dipelajari, (2) membentuk kelompok secara heterogen, masing-masing
kelompk terdiri dari 4-5 anak, (3) berdiskusi dan bertanya jawab dalam kelompok,
(4) penyampaian laporan hasil kerja dan mempresentasikannya di depan kelas, (5)
memberi kesempatan kepada kelompok lain untuk memberikan pertanyaan atau
pendapat sehingga terjadi diskusi kelas, (6) penilaian hasil kerja kelompok, (7)
mengerjakan soal kuis, (8) penguatan terhadap jawaban siswa, (9) membuat
-
33
kesimpulan bersama, dan (10) pembagian penghargaan dan penyampaian materi
pada pertemuan selanjutnya.
Pertemuan ketiga terbagi ke dalam tiga kegiatan yaitu kegiatan awal,
kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan awal meliputi kegiatan guru dalam
menyampaikan apersepsi dan motivasi kepada siswa, guru mengulas kembali
materi yang pernah dipelajari pada pertemuan pertama hingga pertemuan ketiga
mengenai jenis-jenis batuan dan pelapukan batuan, guru memberikan penjelasan
tentang tujuan diadakannya evaluasi, selain itu guru juga memberikan
motivasi kepada siswa untuk mengerjakan soal evaluasi dengan sungguh-
sungguh. Kegiatan inti meliputi kegiatan siswa (1) memperhatikan tata tertib
dan alokasi waktu yang ditentukan dalam mengerjakan soal evaluasi, (2)
menerima lembar soal, (3) mengerjakan soal evaluasi, (4) menyimak pembahasan
soal evaluasi yang disampaikan oleh guru. Kegiatan penutup meliputi
kegiatan tanya jawab tentang soal-soal yang belum dipahami dan guru mengakhiri
kegiatan pembelajaran dengan salam penutup.
3) Observasi (Observing)
Pada tahap ini pengamatan dilakukan oleh pengamat /observer. Pengamat
bertugas untuk mengamati kegiatan pembelajaran yang berlangsung meliputi
kegiatan awal, kegiatan inti (eksplorasi, elaborasi, konfirmasi), dan kegiatan akhir.
Objek pengamatan adalah segala sesuatu yang menyangkut proses
pelaksanaan tindakan meliputi aktivitas guru dan juga siswa selama tindakan
berlangsung termasuk di dalamnya yaitu hambatan-hambatan yang ditemui
selama pelaksanaan tindakan. Kegiatan observasi dilakukan bersamaan
dengan pelaksanaan tindakan dengan mengisi lembar observasi yang telah
disediakan. Dalam pelaksanaan tahap observasi ini peneliti dibantu oleh guru
kelas 5 SDN 04 Karanganyar. Adapun rincian tindakan observasi yang dilakukan
dalam penelitian ini, sebagai berikut:
a. Aktivitas guru dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan model
pembelajaran STAD meliputi 35 indikator penilaian aktivitas guru.
b. Aktivitas siswa dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan model
pembelajaran STAD meliputi 25 indikator penilaian aktivitas siswa.
-
34
Selain menggunakan lembar observasi masing-masing bagi guru dan
siswa, proses pengamatan tindakan penelitian di dokumentasikan
menggunakan foto. Hal tersebut dimaksudkan sebagai bukti nyata hasil
penelitian, dokumentasi tersebut meliputi aktivitas guru dan siswa selama
tindakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran STAD.
4) Refleksi (Reflecting)
Pada tahap ini semua data yang telah terkumpul dikaji dan dianalisis, data
tersebut meliputi hasil tindakan berdasarkan hasil observasi dan tes evaluasi yang
telah dilakukan. Hal-hal yang perlu dianalisis antara lain hasil pengamatan
atau dokumentasi terhadap pelaksanaan pembelajaran menggunakan model
pembelajaran STAD, mengevaluasi proses dan hasil belajar pada siklus I
untuk mengetahui apakah pemberian tindakan pada siklus I sudah dapat
meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas 4 serta menganalisis
kelemahan dan keberhasilan guru saat menerapkan model pembelajaran
STAD. Selain itu tindakan refleksi dilakukan untuk mengetahui permasalahan
yang mungkin muncul selama pelaksanaan siklus I.
Hasil tersebut kemudian dapat dijadikan sebagai bahan rujukan dalam
pelaksanaan pembelajaran siklus II. Kelebihan dalam penerapan model
pembelajaran STAD akan tetap dipertahankan, sementara apabila masih ditemui
kekurangan di dalam pelaksanaannya akan diperbaiki pada siklus II.
Kegiatan refleksi dilakukan bersama-sama oleh guru, observer, peneliti, dan
perwakilan dari siswa kelas 4 SDN 04 Karanganyar.
3.4.2. Rencana Tindakan Siklus II
Rencana tindakan siklus II merupakan tindak lanjut dari pelaksanaan
tindakan siklus I. Siklus II dilaksanakan dengan mempertimbangkan hasil
refleksi yang dilakukan pada siklus I dengan tujuan agar pelaksanaan
pembelajaran siklus II lebih optimal. Siklus II merupakan upaya perbaikan dari
segala kelemahan dan kekurangan yang ditemui pada pelaksanaan siklus I.
Rencana tindakan pada siklus II terdiri atas empat tahap, yaitu perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Rencana tindakan penelitian siklus
-
35
II yang dilakukan di kelas 4 SDN 04 Karanganyar dapat diuraikan sebagai
berikut:
1) Tahap Perencanaan (Planning)
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini sama dengan kegiatan yang
dilaksanakan pada siklus I, namun dalam siklus II perencanaan dilakukan dengan
mempertimbangkan hasil refleksi pada siklus I. Tindakan pada siklus II ini
disertai dengan penambahan atau penyesuaian kegiatan yang diperkirakan
dapat mengatasi masalah pada siklus I.
2) Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Tindakan yang dilakukan pada siklus II ini merupakan perbaikan dari
pelaksaan tindakan pada siklus I, tindakan yang dilakukan sama halnya
dengan siklus I tapi disesuaikan dengan hasil refleksi yang telah dilakukan
terhadap pelaksanaan siklus I. Hal demikian bertujuan untuk memperbaiki
kesalahan-kesalahan dan hal-hal yang menghambat pelaksanaan tindakan
pembelajaran. Pelaksanaan tindakan pada siklus II berlangsung selama enam kali
35 menit atau tiga kali pertemuan. Tindakan pelaksanaan pada siklus II
terdiri dari tiga tahap yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
Pertemuan pertama terbagi ke dalam tiga kegiatan yaitu kegiatan awal,
kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan awal meliputi kegiatan guru dalam
menyampaikan apersepsi dan motivasi dengan tujuan membangun konsep siswa
tentang materi yang akan dipelajari, selanjutnya guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang hendak dicapai yaitu tentang pengaruh gaya terhadap
bentuk suatu benda. Kegiatan inti yang guru dan siswa lakukan antara lain
(1) melakukan eksplorasi sumber bacaan, selanjutnya menyimak penjelasan guru
tentang materi pelajaran yang akan dipelajari, (2) membentuk kelompok secara
heterogen, masing-masing kelompk terdiri dari 4-5 anak, (3) berdiskusi dan
bertanya jawab dalam kelompok, (4) penyampaian laporan hasil kerja dan
mempresentasikannya di depan kelas, (5) memberi kesempatan kepada kelompok
lain untuk memberikan pertanyaan atau pendapat sehingga terjadi diskusi kelas,
(6) penilaian hasil kerja kelompok, (7) mengerjakan soal kuis, (8) penguatan
-
36
terhadap jawaban siswa, (9) membuat kesimpulan bersama, dan (10) pembagian
penghargaan dan penyampaian materi pada pertemuan selanjutnya.
Pertemuan kedua terbagi ke dalam tiga kegiatan yaitu kegiatan awal,
kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan awal meliputi kegiatan guru dalam
menyampaikan apersepsi dan motivasi dengan tujuan membangun konsep siswa
tentang materi yang akan dipelajari, selanjutnya guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang hendak dicapai yaitu pembuktian bahwa gaya dapat mengubah
bentuk suatu benda. Kegiatan inti yang guru dan siswa lakukan antara lain (1)
melakukan eksplorasi sumber bacaan, selanjutnya menyimak penjelasan guru
tentang materi pelajaran yang akan dipelajari, (2) membentuk kelompok secara
heterogen, masing-masing kelompk terdiri dari 4-5 anak, (3) berdiskusi dan
bertanya jawab dalam kelompok, (4) penyampaian laporan hasil kerja dan
mempresentasikannya di depan kelas, (5) memberi kesempatan kepada kelompok
lain untuk memberikan pertanyaan atau pendapat sehingga terjadi diskusi kelas,
(6) penilaian hasil kerja kelompok, (7) mengerjakan soal kuis, (8) penguatan
terhadap jawaban siswa, (9) membuat kesimpulan bersama, dan (10) pembagian
penghargaan dan penyampaian materi pada pertemuan selanjutnya.
Pertemuan ketiga terbagi ke dalam tiga kegiatan yaitu kegiatan awal,
kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan awal meliputi kegiatan guru dalam
menyampaikan apersepsi dan motivasi kepada siswa, guru mengulas kembali
materi yang pernah dipelajari pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua
mengenai pengaruh gaya terhadap bentuk suatu benda dan pembuktian bahwa
gaya dapat mengubah bentuk suatu benda, guru memberikan penjelasan tentang
tujuan diadakannya evaluasi, selain itu guru juga memberikan motivasi
kepada siswa untuk mengerjakan soal evaluasi dengan sungguh-sungguh.
Kegiatan inti meliputi kegiatan siswa (1) memperhatikan tata tertib dan
alokasi waktu yang ditentukan dalam mengerjakan soal evaluasi, (2)
menerima lembar soal, (3) mengerjakan soal evaluasi, (4) menyimak pembahasan
soal evaluasi yang disampaikan oleh guru. Kegiatan penutup meliputi
kegiatan tanya jawab tentang soal-soal yang belum dipahami dan guru mengakhiri
kegiatan pembelajaran dengan salam penutup.
-
37
3) Pengamatan (Observing)
Tahap observasi siklus II dilaksanakan seperti tahap observasi siklus
I, untuk pelaksanaan tahap ini guru dibantu oleh seorang pengamat/observer
yaitu guru kelas 5 SDN 04 Karanganyar. Objek pengamatan adalah segala
sesuatu yang menyangkut pelaksanaan tindakan pembelajaran, termasuk
didalamnya aktivitas guru dan aktivitas siswa. Kegiatan observasi dilakukan
bersamaan dengan pelaksanaan tindakan dengan mengisi lembar observasi
yang telah disediakan. Adapun rincian tindakan observasi yang dilakukan dalam
penelitian ini, meliputi:
c. Aktivitas guru dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan model
pembelajaran STAD meliputi 35 indikator penilaian aktivitas guru.
d. Aktivitas siswa dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan model
pembelajaran STAD meliputi 25 indikator penilaian aktivitas siswa.
Selain menggunakan lembar observasi masing-masing bagi guru dan
siswa, proses pengamatan tindakan penelitian di dokumentasikan
menggunakan foto. Hal tersebut dimaksudkan sebagai bukti nyata hasil penelitian,
dokumentasi tersebut meliputi aktivitas guru dan siswa selama tindakan
pembelajaran menggunakan model pembelajaran STAD.
4) Refleksi (Reflecting)
Tahap refleksi siklus II dilaksanakan seperti tahap refleksi siklus I, yaitu
mengkaji dan menganalisis hasil tindakan berdasarkan hasil observasi dan
tes evaluasi yang telah dilakukan. Hal-hal yang perlu dianalisis meliputi;
hasil pengamatan atau dokumentasi terhadap pelaksanaan pembelajaran
menggunakan model pembelajaran STAD, mengevaluasi proses dan hasil
belajar pada siklus II untuk mengetahui apakah pemberian tindakan pada
siklus II sudah mengalami perbaikan, serta menganalisis kelemahan dan
keberhasilan guru saat menerapkan model pembelajaran STAD. Hasil refleksi ini
berguna untuk menentukan tingkat keberhasilan dari tindakan yang telah
dilaksanakan.
-
38
3.5. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Pada sub judul ini akan menguraikan mengenai teknik pengumpulan data
dan instrumen pengumpulan data. Teknik pengumpulan data akan
memaparkan mengenai cara yang dilakukan oleh peneliti dalam mengumpulkan
data-data yang berkaitan dengan tindakan penelitian. Sementara pada sub
judul instrumen pengumpulan data akan menjelaskan mengenai alat-alat
intrumen pengumpulan data yang digunakan dalam menghimpun data-data
yang berkaitan dengan penelitian tindakan kelas yang dilakukan, seperti lembar
observasi aktivitas guru dan siswa serta soal evaluasi untuk mengukur tingkat
keberhasilan hasil belajar mata pelajaran IPA.
3.5.1. Teknik Pengumpulan Data
Peneliti melakukan pengumpulan data dengan menggunakan beberapa
teknik yaitu teknik tes dan nontes. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
dimaksudkan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar mata pelajaran IPA
siswa kelas 4 SDN 04 Karanganyar khususnya pada pokok bahasan Gaya.
Selain itu pengumpulan data juga dimaksudkan untuk mengetahui
peningkatan aktivitas guru dan siswa selama tindakan pembelajaran
menggunakan model STAD. Teknik tes dilakukan dengan memberikan soal
evaluasi berbentuk pilihan ganda disetiap siklusnya, sementara itu teknik
nontes dalam penelitian ini ialah observasi dan dokumentasi yang dilakukan
selama pelaksanaan tindakan penelitian.
1) Teknik Tes
Teknik tes mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang
dipelajari, siswa diminta untuk mengeluarkan kemampuan yang dimiliki dengan
memberikan respon atau jawaban terhadap pertanyaan yang diberikan oleh guru.
Purwanto (2013:65) mengemukakan bahwa tes merupakan suatu alat ukur
yang digunakan oleh guru untuk mengukur tingkat kemampuan siswa, antara
lain mengukur tingkat pengetahuan, kecerdasan, bakat, dan keterampilan
siswa di mana siswa harus memberikan penampilan terbaiknya.
Tes evaluasi dilaksanakan setiap akhir tindakan pembelajaran pada siklus I
maupun siklus II. Tes evaluasi dilakukan dengan memberikan sejumlah soal
-
39
kepada subjek penelitian. Pemberian soal tes bertujuan untuk mengukur
peningkatan hasil belajar mata pelajaran IPA melalui model STAD. Selain
itu pemberian soal tes juga dimaksudkan guru untuk memberikan penilaian
terhadap kemampuan siswa dalam memahami materi yang telah dipelajari.
Menurut Sudjana (2011:35) Tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaan-
pertanyaan yang diberikan kepada siswa dengan tujuan memperoleh jawaban
dari siswa baik itu dalam bentuk lisan (tes lisan), bentuk tulisan (tes tertulis)
atau dalam bentuk perbuatan (tes tindakan). Dalam PTK yang dilakukan di kelas
4 SDN 04 Karanganyar, bentuk instrumen tes yang digunakan sebagai alat
penilaian berupa soal tes berbentuk pilihan ganda dengan materi Gaya.
2) Teknik nontes
Dalam PTK yang dilakukan di kelas 4 SDN 04 Karanganyar, salah satu
teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan ialah teknik nontes. Menurut
Purwanto (2013:63) non tes merupakan teknik pengumpulan data yang sifatnya
mengukur penampilan diri atau aktivitas dengan memberikan respon secara
objektif dan jujur sesuai dengan hasil pengamatan yang dilakukan. Jenis
teknik nontes yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan
dokumentasi.
a. Observasi
Pelaksanaan observasi bertujuan untuk mendapatkan skor aktivitas
guru dan siswa dalam pembelajaran IPA menggunakan model pembelajaran
STAD. Komalasari (2011:57) mengungkapkan observasi merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan secara sistematis dan sengaja, melalui
pengamatan dan pencatatan gejala-gejala yang diselidiki. Selanjutnya
Dimyati (2009:229) menyatakan bahwa observasi merupakan teknik
pengumpulan data melalui kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh observer
(pengamat) terhadap kegiatan pembelajaran yang dilangsungkan. Observer
bertugas untuk melakukan pengamatan dan penilaian dengan memberikan skor
pada lembar observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa pada setiap
pertemuan baik siklus I maupun siklus II. Kegiatan observasi dilaksanakan
bersamaan dengan pelaksanaan tindakan pembelajaran.
-
40
b. Dokumentasi
Sukardi (2005:81) menjelaskan bahwa dokumentasi merupakan cara untuk
memperoleh informasi dari bermacam-macam sumber tertulis atau dokumen yang
ada pada responden. Berdasarkan sumbernya, dokumen terdiri atas dokumen
resmi dan tidak resmi. Dokumen resmi merupakan dokumen yang
dikeluarkan oleh suatu lembaga dan dapat berupa surat keputusan dan surat bukti
pelaksanaan kegiatan. Dokumen tidak resmi dapat berupa catatan pribadi dan nota
dinas yang memberikan informasi terhadap suatu kejadian. Seorang peneliti
sebaiknya menggunakan kedua sumber dokumentasi secara intensif agar
memperoleh informasi secara maksimal dan dapat menggambarkan kondisi
subyek atau obyek penelitian dengan benar (Sukardi, 2005:81). Dokumentasi
dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui daftar nama siswa kelas 4
SDN 04 Karanganyar dan nilai awal hasil belajar IPA sebelum dilakukan
penelitian, sehingga dapat digunakan untuk membandingkan antara hasil
belajar sebelum dengan setelah penelitian dilakukan.
3.5.2. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur dalam rangka
pengumpulan data. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data
yang berkaitan dengan tindakan pembelajaran dan hasil belajar IPA siswa kelas 4
SDN 04 Karanganyar melalui model pembelajaran STAD, sebagai berikut:
1) Butir Soal Tes
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis berbentuk
pilihan ganda dengan materi proses pembentukan tanah. Tes pilihan ganda
merupakan tes di mana keseluruhan informasi yang diperlukan telah tersedia
dalam bentuk pilihan yang dapat dipilih oleh siswa (Purwanto, 2013:72). Bentuk
tes pilihan ganda dipilih karena dapat memberikan penilaian terhadap siswa secara
objektif, butir soal dalam tes objektif dapat ditulis dalam jumlah banyak sehingga
memungkinkan untuk mencakup semua daerah prestasi yang hendak diukur
(Purwanto, 2013:73)
Tes berbentuk pilihan ganda yang dibuat telah diuji cobakan dan dihitung
dengan menggunakan program SPSS 22.0 untuk mengetahui validitas dan
-
41
realiabilitas pada tiap butir soal. Tes tersebut diberikan kepada siswa untuk
mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam memahami materi yang telah
diajarkan, soal tes dibuat dengan memperhatikan indikator pada kisi-kisi soal tes
yang telah dibuat. Berikut ini adalah tabel kisi-kisi evaluasi siklus I dan siklus II
sebagai berikut:
Tabel 3.2
Kisi-kisi Evaluasi Siklus I
No No. Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Indikator No.
Soal
1. 7. Memahami
gaya dapat
mengubah
gerak dan
/ atau
bentuk
suatu
benda
7.1 Menyimpulkan
hasil percobaan
bahwa gaya
(dorongan dan
tarikan) dapat
mengubah gerak
suatu benda.
7.1.1 Siswa dapat
mendefinisikan pengertian
gaya.
1, 14,
7.1.2 Siswa dapat
mengidentifikasi sifat-sifat
gaya.
5, 17,
21, 25
7.1.3 Siswa dapat
mengidentifikasi jenis-jenis
gaya.
4, 6, 7,
11, 16,
18, 19,
7.1.4 Siswa dapat
membuktikan bahwa gaya
dapat mengubah gerak suatu
benda.
2, 10,
22, 24
7.1.5 Siswa dapat
menyebutkan faktor-faktor
yang mempengaruhi gerak
suatu benda.
8, 9,
13, 20
7.1.6 Siswa dapat
menyebutkan contoh dalam
kehidupan sehari-hari cara
gaya mengubah gerak suatu
benda.
3, 12,
15, 23
Jumlah 25
-
42
Tabel 3.3
Kisi-kisi Evaluasi Siklus II
No No Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Indikator No. Soal
1. 7. Memahami
gaya dapat
mengubah
gerak dan /
atau bentuk
suatu benda
7.2
Menyimpulkan
hasil
percobaan
bahwa gaya
(dorongan dan
tarikan) dapat
mengubah
bentuk suatu
benda.
7.2.1 Siswa dapat
mendefinisikan pengertian
gaya
1, 7, 14, 16,
17, 18
7.2.2 Siswa dapat
mengidentifikasi pengaruh
gaya terhadap bentuk
suatu benda
3, 10, 12,
20, 24
7.2.3 Siswa dapat
menyebutkan contoh
dalam kehidupan sehari-
hari bahwa gaya dapat
mengubah bentuk suatu
benda
9, 11, 21,
22, 25
7.2.4 Siswa dapat
membuktikan bahwa gaya
dapat mengubah bentuk
suatu benda
2, 5, 6, 13,
19
7.2.5 Siswa dapat
menyimpulkan bahwa
gaya dapat mengubah
bentuk suatu benda
4, 8, 15, 23
Jumlah 25
-
43
Pada setiap jawaban bentuk tes pilihan ganda, setiap jawaban yang benar
diberi skor satu atau bergantung pada keinginan guru namun pada
umumnya diberi skor satu (Sudjana, 2011:54). Pada PTK yang dilakukan di
kelas 4 SDN 04 Karanganyar setiap item soal pada tes evaluasi hasil belajar
IPA melalui model pembelajaran STAD diberi skor 1 dan perhitungan nilai tes
evaluasi hasil belajar mata pelajaran IPA berpedoman pada perhitungan rumus
sebagai berikut:
X =
x 100
Keterangan:
x = nilai tes evaluasi hasil belajar IPA
∑ S = jumlah skor
∑ SM = jumlah skor maksimum.
KKM yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah sebesar 70, sehingga
berdasarkan perbandingan nilai KKM dan tes evaluasi hasil belajar IPA
dapat diketahui bahwa siswa sudah tuntas belajar atau belum. Kriteria ketuntasan
belajar siswa adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4
Kriteria Ketuntasana Belajar
Rentang Kriteria
X < 70 Belum memenuhi KKM atau tidak
tuntas.
X ≥ 70 Memenuhi KKM atau tuntas
2) Lembar Observasi atau Pengamatan
Lembar observasi yang dibuat digunakan untuk mengamati aktivitas guru
dan siswa saat tindakan pembelajaran berlangsung. Lembar observasi berisi
indikator penilaian sehingga dapat mengukur aktivitas guru dan siswa dalam
pembelajaran IPA melalui model pembelajaran STAD. Pelaksanaan observasi
bertujuan untuk memperoleh skor aktifitas guru dan siswa dalam
-
44
pembelajaran IPA melalui model pembelajaran STAD, perolehan skor dapat
dijadikan acuan oleh guru dalam mengukur apakah tindakan pembelajaran yang
dilakukan sudah sesuai dengan rencana yang telah disusun.
Lembar observasi diisi oleh observer dengan melingkari skor pada setiap
indikator penilaian aktivitas guru dan siswa. Jawaban dibuat dalam bentuk skala
(skala likert) yaitu skor 4-1, selanjutnya data hasil perolehan skor observasi guru
dan siswa yang berupa angka ditarsirkan dalam pengertian kualitatif, skor 4
apabila pernyataan pada masing-masing indikator penilaian observasi
dilakukan oleh guru dan siswa dengan sangat baik, skor 3 apabila pernyataan
pada masingmasing indikator penilaian observasi dilakukan oleh guru dan siswa
dengan baik, skor 2 apabila pernyataan pada masing-masing indikator
penilaian observasi dilakukan oleh guru dan siswa dengan cukup, dan skor 1
apabila pernyataan pada masing-masing indikator penilaian observasi dilakukan
oleh guru dan siswa dengan kurang. Skala likert biasa digunakan untuk
memberikan penilaian terhadap sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
kelompok tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2012:134). Instrumen observasi
guru dan siswa dibuat berdasarkan indikator kisi-kisi instrumen yang telah
dibuat sebelumnya untuk menilai aktivitas guru dan siswa dalam pelaksanaan
pembelajaran menggunakan model STAD. Kegiatan observasi dilakukan pada
setiap pelaksanaan tindakan penelitian baik siklus I maupun siklus II. Kisi–
kisi aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran IPA melalui model
pembelajaran STAD sebagai berikut:
Tabel 3.5
Kisi-kisi Aktivitas Guru
Aspek yang
diamati
Indikator
No.
Item
Memeriksa
kesiapan belajar
siswa
(Pra
1) Memeriksa kesiapan ruang, alat, dan
media pembelajaran
2) Membimbing siswa berdoa
3) Melakukan kegiatan presensi
1-4
-
45
Pembelajaran) 4) Memeriksa kesiapan siswa untuk belajar
Melakukan
apersepsi,
motivasi, dan
menyampaikan
tujuan
1) Melakukan apersepsi sesuai dengan
materi ajar
2) Memberikan motivasi kepada siswa
dengan bernyanyi
3) Menyampaikan kompetensi (tujuan)
yang akan dicapai dan rencana kegiatan
5-7
Membimbing
siswa melakukan
eksplorasi sumber
bacaan dan
menyampaikan
materi
1) Membimbing siswa melakukan
eksplorasi sumber bacaan
2) Menunjukkan penguasaan materi
3) Menyajikan materi dengan menggunakan alat
peraga
4) Memfasilitasi terjadinya interaksi guru,
siswa, dan sumber bacaan
5) Menunjukkan respon terbuka terhadap respon
siswa
6) Mengkaitkan materi dengan realitas
kehidupan
8-13
Pemanfaatan
Media
pembelajaran
1) Melibatkan siswa dalam pemanfaatan alat
peraga
2) Menggunakan media secara efektif dan
efisien
14-15
Mengorganisasikan
siswa dalam
diskusi kelompok
(STAD)
1) Mengarahkan siswa dalam pembelajaran
STAD
2) Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran
STAD bersama siswa
3) Membimbing siswa dalam menyusun
kesepakatan peraturan diskusi kelompok
(STAD)
4) Membimbing siswa dalam kegiatan diskusi
16-24
-
46
kelompok (STAD)
5) Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme
siswa dalam belajar melalui kegiatan diskusi
kelompok
6) Memberikan kesempatan siswa untuk
berdiskusi dengan kelompoknya masing-
masing
7) Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam
pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran STAD
8) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
alokasi waktu yang telah ditentukan
9) Meluruskan miskonsepsi dan
kesalahpahaman yang terjadi dan
memberikan penguatan terhadap jawaban
siswa
Penghargaan
kepada siswa
1) Memberikan poin pada setiap kelompok yang
telah menyelesaikan tugas
2) Memberikan poin kepada siswa yang berani
menyampaikan gagasan atau pendapat
3) Memberi penghargaan kepada kelompok
yang memperoleh poin tertinggi
25-27
Penggunaan
Bahasa
1) Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan
lancar
2) Menggunakan bahasa tulis dengan baik dan
benar
3) Memberi kesempatan kepada siswa untuk
bertanya tentang hal-hal yang belum
dipahami
28-30
Membuat 1) Memberikan motivasi kepada kelompok yang 31-35
-
47
Kesimpulan dan
Melakukan
Kegiatan Refleksi
nilainya kurang
2) Membimbing siswa membuat simpulan
pembelajaran
3) Melibatkan siswa dalam melakukan refleksi
pembelajaran
4) Menyampaikan materi yang akan dipelajari
pada pertemuan berikutnya
5) Menutup kegiatan pembelajaran dengan
salam penutup
Jumlah 35
Tabel 3.6
Kisi-kisi Aktivitas Siswa
Aspek yang
Diamati
Indikator No.
Item
Kesiapan
Belajar
Siswa (Pra
Pembelajaran)
1) Mempersiapkan perlengkapan pembelajaran (buku catatan, buku pelajaran, dll)
2) Menjawab apersepsi dari guru 3) Memperhatikan motivasi yang disampaikan guru 4) Memperhatikan dengan seksama ketika guru
menjelaskan tentang tujuan pembelajaran yang
hendak dicapai dan rencana kegiatan yang akan
dilakukan
1-4
Melakukan
eksplorasi
sumber bacaan
dan
memperhatikan
penjelasan
guru
1) Melakukan eksplorasi sumber bacaan 2) Menyimak materi yang guru sampaikan
5-6
Partisipasi
aktif
siswa dalam
pembelajaran
1) Aktif menjawab pertanyaan yang disampaikan guru ketika proses pembelajaran
2) Aktif bertanya ketika proses pembelajaran 3) Saling berinteraksi positif dalam pembelajaran
7-9
Respon siswa
dalam
pemanfaatan
media
1) Mencatat materi yang disampaikan guru dengan bantuan alat peraga
2) Menunjukkan respon positif ketika guru menggunakan alat peraga
10-13
-
48
pembelajaran 3) Antusias terhadap materi yang guru sampaikan menggunakan alat peraga
4) Berpartisipasi dalam pemanfaatan alat peraga
Melaksanakan
tugas guru
dalam kegiatan
diskusi
kelompok
(STAD)
1) Membentuk kelompok sesuai petunjuk guru 2) Bersemangat dan antusias untuk berdiskusi dalam
kelompok
3) Melakukan diskusi secara kondusif 4) Melakukan kegiatan diskusi kelompok sesuai
dengan alokasi waktu yang telah ditentukan
5) Memberikan tanggapan terhadap hasil diskusi 6) Menyimak dengan seksama pendapat yang
disampaikan siswa lain
7) Didampingi guru mengoreksi hasil kegiatan diskusi
8) Antusias terhadap penghargaan yang diberikan guru
14-21
Membuat
Kesimpulan
dan
Melakukan
Kegiatan
Refleksi
1) Bertanya jawab dengan guru tentang materi yang belum terselesaikan
2) Membuat simpulan dari materi yang dipelajari 3) Dan guru merefleksi pembelajaran yang telah
dilaksanakan
4) Memberikan salam penutup
22-25
Jumlah 25
Untuk menghitung rentang kriteria skor aktivitas, baik guru maupun siswa
digunakan rumus Sturges (Sugiyono, 2010:36) dengan langkah-langkah
perhitungan sebagai berikut:
a. Menghitung rentang data
R = Skor Maksimal – Skor Minimal
Skor Maksimal dihitung dengan mengalikan jumlah indikator penilaian
observasi aktivitas guru atau siswa dengan skala penilaian tertinggi (4),
sementara skor minimal diperoleh dengan mengalikan jumlah indikator
penilaian observasi aktivitas guru atau siswa dengan skala penilaian
terendah (1).
b. Menghitung Jumlah Kelas Interval
K = 1 + 3, 3 log n
n merupakan jumlah siswa yang dijadikan subjek penelitian.
c. Menghitung Panjang Kelas
-
49
P =
Berdasarkan langkah-langkah perhitungan tersebut dapat diketahui kriteria
skor aktivitas guru dan aktivitas siswa sebagai berikut:
Tabel 3.7
Kriteria Skor Aktivitas Guru
Rentang Kriteria
35 - 55 Sangat kurang
56 - 76 Kurang
77 - 97 Cukup baik
98 - 118 Baik
119 – 140 Sangat baik
Tabel 3.8
Kriteria Skor Aktivitas Siswa
Rentang Kriteria
25 – 39 Sangat kurang
40 – 54 Kurang
55 – 69 Cukup baik
70 – 84 Baik
85 - 100 Sangat baik
1) Dokumentasi
Dalam PTK yang dilakukan di SDN 04 Karanganyar, dokumentasi
yang digunakan ialah surat ijin penelitian, surat keterangan telah melakukan
penelitian, surat ijin uji validitas, surat keterangan telah melakukan uji
validitas, lembar observasi, daftar nilai siswa, dan foto-foto pelaksanaan tindakan
penelitian.
-
50
3.6. Uji Validitas Dan Reliabilitas Instrumen
Langkah penting yang dilakukan oleh peneliti dalam menetapkan alat
penilaian kepada siswa adalah menguji kualitas alat penilaian tersebut
sebelum digunakan oleh peneliti. Instrumen yang digunakan dalam penelitian
harus memenuhi kriteria ketepatan (validitas) dan keajegan (reliabilitas).
Tingkat validitas dan reliabilitas suatu instrumen penelitian menunjukkan
kualitas instrumen penelitian tersebut. Instrumen penelitian dikatakan baik
jika dapat mengukur apa yang akan diukur dan instrumen tersebut
merupakan instrumen yang tepat digunakan untuk mengukur suatu variabel
penelitian.
3.6.1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu derajat ketepatan instrument (alat ukur) maksudnya
apakah instrumen yang digunakan betul – betul tepat untuk mengukur apa yang
akan diukur Zainal Arifin (2011 : 245).
Menurut Azwar (2009), berasal dari kata Validity yang mempunyai arti
sejauh mana ketetapan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi
ukurnya. Validitas dinyatakan secara empirik oleh suatu koefisien, yaitu koefisien
validitas (Azwar, 2009). Dalam penelitian ini pengujian tingkat kesahihan alat
ukur dilakukan uji validitas, yang biasanya digunakan batasan rix ≥ 0,30. Semua
aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya pembedanya dianggap
memuaskan, sebaliknya aitem yang memiliki harga atau kurang dari 0,30 dapat
diinterpretasikan sebagai aitem yang memiliki daya diskriminasi rendah. Apabila
aitem yang memiliki daya diskriminasi sama dengan atau lebih besar daripada
0,30 jumlahnya melebihi jumlah aitem yang direncanakan untuk dijadikan skala,
maka kita dapat memilih aitem yang lolos ternyata masih tidak mencukupi jumlah
yang diinginkan, kita dapat mempertimbangkan untuk menurunkan sedikit batas
kriteria 0,30 menjadi 0,25 (Azwar, 2008).
Sebelum soal tes diberikan kepada siswa kelas 4 SDN 04 Karanganyar
yang berjumlah 20 siswa, soal tes diuji cobakan kepada siswa kelas 5 SDN 04
Karanganyar yang berjumlah 20 siswa. Dengan jumlah koresponden (N) = 20,
nilai rix = 0,30. Hasil uji validitas yang dilakukan di kelas 5 SDN 04
-
51
Karanganyar dengan analisis SPSS versi 22.0 terlihat pada tabel 3.9 sebagai
berikut:
Tabel 3.9
Hasil Uji Validitas Item Soal Siklus I
No. Item
Valid Tidak Valid
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 14,
16, 17, 18, 19, 20, 21, 24.
13, 15, 22, 23, 25.
20 5
Berdasarkan hasil uji validitas 25 item soal diketahui dari tabel 3.9 di atas,
terdapat 5 soal yang tidak valid yaitu soal nomor 13, 15, 22, 23, dan 25.
Sedangkan 20 soal yang lainnya terbukti valid setelah di uji menggunakan SPSS
versi 22.0 for Windows. Soal yang valid tersebut kemudian peneliti gunakan
sebagai soal evaluasi pada siklus I.
Tabel 3.10
Hasil Uji Validitas Item Soal Siklus II
No. Item
Valid Tidak Valid
1, 2, 3, 4, 5, 6, 9, 10, 11, 12, 13, 14,
16, 17, 18, 20, 21, 22, 23, 24.
7, 8, 15, 19, 25.
20 5
Berdasarkan hasil uji validitas 25 item soal diketahui dari tabel 3.10
di atas, terdapat 5 soal yang tidak valid yaitu soal nomor 7, 8, 15, 19, dan 25.
Sedangkan 20 soal yang lainnya terbukti valid setelah di uji menggunakan SPSS
versi 22.0 for Windows. Soal yang valid tersebut kemudian peneliti gunakan
sebagai soal evaluasi pada siklus II.
-
52
3.6.2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas instrumen dimaksudkan untuk mengetahui keajegan instrumen
dari variabel yang hendak diukur. Dengan kata lain, apabila instrumen
tersebutdigunakan beberapa kali di dalam mengukur obyek yang sama akan
menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2012:173). Purwanto (2013:154),
menambahkan reliabilitas suatu instrumen merupakan akurasi dan presisi
yang dihasilkan oleh alat ukur dalam melakukan pengukuran, sehingga alat
ukur yang reliabel akan memberikan hasil pengukuran yang relatif stabil dan
konsisten. Wardani (2012:346) menambahkan bahwa semakin tinggi realiabilitas
suatu tes (hasilnya mendekati satu) maka semakin tinggi pula keajegan atau
ketepatan instrumen yang digunakan tersebut. Keajegan instrumen dapat
diketahui dengan menentukan koefisien alpha (α). Pengukuran koefisien
reliabilitas instrumen dalam penelitian ini dapat dijelaskan melalui tabel 3.11
sebagai berikut:
Tabel 3.11
Kriteria Reliabilitas Instrumen
Rentang Kriteria
0,80 – 1,00 Sangat reliabel
< 0,80 – 0,60 Reliabel
< 0,60 – 0,40 Cukup reliabel
< 0,40 – 0,20 Agak reliabel
< 0,20 Kurang reliabel
Hasil uji reliabilitas yang dilakukan di kelas 5 SDN 04 Karanganyar
dengan analisis SPSS versi 22.0 for Windows adalah sebagai berikut:
-
53
Tabel 3.12
Hasil Uji Reliabilitas Item Soal Siklus I
Bentuk Instrumen Koefisien Reliabilitas Kategori
Pilihan ganda 0, 855 Sangat reliabel
Tabel 3.13
Kriteria Reliabilitas Item Soal Siklus II
Bentuk Instrumen Koefisien Reliabilitas Kategori
Pilihan ganda 0, 876 Sangat reliabel
Dari tabel hasil uji reliabilitas dengan program SPSS versi 22.0 for
Windows di atas dapat diketahui bahwa nilai koefisisen reliabilitas pada siklus I
mencapai 0,855 yang berarti bahwa tingkat reliabilitas tersebut termasuk
dalam kategori sangat reliabel. Sementara koefisien reliabilitas pada siklus II
mencapai 0,876 yang berarti bahwa tingkat reliabilitas tersebut termasuk
dalam kategori sangat reliabel. Sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen
yang digunakan adalah sangat reliabel karena nilai koefisien alpha lebih dari
0,80.
3.7. Uji Taraf Kesukaran
Crocker dan Algina (dalam Purwanto, 2013:99), menjelaskan bahwa
tingkat kesukaran merupakan proporsi siswa yang menjawab benar. Nilai tingkat
kesukaran (TK) suatu item instrumen dapat ditentukan dengan membagi
antara jumlah siswa yang berhasil menjawab benar dengan jumlah
keseluruhan siswa yang mengikuti tes. Dapat dirumuskan sebagai berikut:
TK =
Keterangan:
TK = tingkat kesukaran
∑ B = jumlah siswa menjawab benar
-
54
∑ P = jumlah siswa peserta tes.
Nilai tingkat kesukaran suatu item instrumen merentang antara 0 sampai 1.
Nilai 0 (nol) terjadi apabila siswa tidak menjawab dengan benar, sementara nilai 1
(satu) terjadi apabila siswa berhasil menjawab soal dengan benar. Proporsi butir
soal dengan kategori sedang sebaiknya lebih banyak daripada butir soal
dengan kategori sukar atau mudah, karena apabila butir soal dengan kategori
mudah atau sukar jauh lebih banyak maka tidak dapat mengukur kemampuan
siswa. Berikut pembagian kategori tingkat kesukaran ke dalam tiga kelompok
menurut Purwanto (2013: 101) sebagai berikut:
Tabel 3.14
Kriteria Tingkat Kesukaran Instrumen
Rentang Kriteria
0,00 – 0,32 Sukar
0,33 – 0,66 Sedang
0,67 – 1,00 Mudah
Berikut hasil analisis tingkat kesukaran item soal yang diujikan pada siswa
kelas 5 SDN 04 Karanganyar dengan jumlah keseluruhan responden 20 siswa
adalah sebagai berikut:
Tabel 3.15
Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Item Soal Siklus I
Rentang Kriteria Nomor Item Jumlah
0,00 – 0,32 Sukar 5, 8, 9, 11 4
0,33 – 0,66 Sedang 1, 2, 3, 4, 7, 16,
19, 20, 21
9
0,67 – 1,00 Mudah 6, 10, 12, 14, 17,
18, 24
7
Total 20
-
55
Dari data tabel 3.15 hasil analisis tingkat kesukaran soal siklus I,
dapat diuraikan bahwa hasil uji tingkat kesukaran soal pilihan ganda dengan
jumlah soal sebanyak 20 soal terdapat 4 soal dengan kategori sukar, 9 soal dengan
kategori sedang, dan 7 soal dengan kategori mudah.
Selanjutnya untuk data hasil analisis tingkat kesukaran item soal siklus II
dengan jumlah 25 soal berbentuk pilihan ganda, hasilnya sebagai berikut:
Tabel 3.16
Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Item Soal Siklus II
Rentang Kriteria Nomor Item Jumlah
0,00 – 0,32 Sukar 13, 14, 18 3
0,33 – 0,66 Sedang 1, 2, 4, 6, 9, 16, 20 7
0,67 – 1,00 Mudah 3, 5, 10, 11, 12,
17, 21, 22, 23, 24
10
Total 20
Dari data tabel 3.16 hasil analisis tingkat kesukaran soal siklus II,
dapat diuraikan bahwa hasil uji tingkat kesukaran soal pilihan ganda dengan
jumlah soal sebanyak 20 soal terdapat 3 soal dengan kategori sukar, 7 soal dengan
kategori sedang, dan 10 soal dengan kategori mudah.
3.8. Analisis Data
Data-data yang diperoleh dari hasil pelaksanaan PTK pada kelas 4
SDN 04 Karanganyar adalah data yang berupa angka (data kuantitatif) yang
menunjukkan nilai tes kondisi awal, nilai setelah siklus I, nilai setelah siklus II,
skor observasi aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran IPA melalui
model pembelajaran STAD dari setiap siklusnya. Data hasil observasi
aktivitas guru dan siswa melalui model pembelajaran STAD dianalisis
menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Sedangkan untuk data nilai
hasil belajar IPA dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif
-
56
komparatif sehingga dapat dibandingkan nilai hasil belajar IPA setelah
tindakan siklus I dan siklus II.
Analisis hasil belajar IPA siswa dilakukan dengan menghitung persentase
ketuntasan belajar IPA secara klasikal dan rata-rata nilai siswa. perhitungan nilai
tes evaluasi hasil belajar mata pelajaran IPA berpedoman pada perhitungan rumus
sebagai berikut:
x =
x 100
Keterangan:
x = nilai tes evaluasi hasil belajar IPA
∑ S = jumlah skor
∑ SM = jumlah skor maksimum.
KKM yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah sebesar 70, sehingga
berdasarkan perbandingan nilai KKM dan tes evaluasi hasil belajar IPA
dapat diketahui bahwa siswa telah tuntas atau belum tuntas dalam pembelajaran
IPA.
Sementara itu untuk mengukur nilai rata-rata siswa digunakan rumus
sebagai berikut:
̅ =
Keterangan:
̅ = nilai rata-rata
∑ x = jumlah nilai yang diperoleh
N = jumlah siswa
Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar secara klasikal
adalah sebagai berikut:
KB =
x 100%
Keterangan:
KB = ketuntasan belajar
NS = jumlah siswa yang diatas KKM (nilai ≥ 70)
N = jumlah siswa
-
57
Berdasarkan nilai persentase yang diperoleh, ketuntasan belajar siswa
dalam pembelajaran IPA melalui model pembelajaran STAD dapat digolongkan
menjadi lima kriteria. Kriteria ketuntasan belajar secara klasikal adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.17
Kriteria Ketuntasan Belajar Klasikal
Rentang Kriteria
1% - 20% Sangat kurang
21% - 40% Kurang
41% - 60% Cukup baik
61% - 80% baik
81% - 100% Sangat baik
Analisis hasil observasi aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran IPA
melalui model pembelajaran STAD dilakukan dengan menghitung persentase
jumlah pencapaian skor minimal secara klasikal. Rumus persentase hasil
observasi guru dan siswa adalah sebagai berikut:
Persentase =
x 100%
Berdasarkan nilai persentase yang diperoleh, maka kriteria hasil observasi
aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran IPA melalui model
pembelajaran STAD dapat digolongkan menjadi lima kriteria. Kriteria hasil
observasi secara klasikal adalah sebagai berikut:
Tabel 3.18
Kriteria Hasil Observasi Klasikal
Rentang Kriteria
1% - 20% Sangat kurang
21% - 40% Kurang
41% - 60% Cukup baik
61% - 80% baik
81% - 100% Sangat baik
-
58
3.9. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dari penelitian yang dilakukan pada siswa kelas 4
SDN 04 Karanganayar melalui model pembelajaran STAD pada pembelajaran
IPA meliputi indikator proses dan hasil. Indikator proses dan hasil dijabarkan
sebagai berikut:
3.9.1. Indikator Proses
Indikator proses merupakan indikator keberhasilan dari proses
spelaksanaan tindakan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa
melalui penerapan model pembelajaran STAD. Pada penelitian ini aktivitas
guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA melalui model pembelajaran
STAD dapat dikatakan berhasil apabila mengalami peningkatan secara signifikan
minimal 14 skor dalam kriteria baik. Dilihat dari kriteria skor aktivitas guru dan
aktivitas siswa bahwa selisih rentang kriteria skor aktivitas guru sebesar 20 dan
kriteria skor aktivitas siswa sebesar 14.
3.9.2. Indikator Hasil
Indikator hasil dalam penelitian ini yaitu hasil belajar IPA,
penerapan model pembelajaran STAD dikatakan dapat meningkatkan hasil
belajar IPA apabila siswa kelas 4 SDN 04 Karanganyar secarasignifikan
mengalami ketuntasan belajar individual dengan nilai hasil belajar IPA ≥ 70 dan
mengalami ketuntasan belajar secara klasikal dengan nilai rata-rata hasil belajar
IPA meningkat minimal 7 nilai dari KKM ≥ 70 yang ditentukan oleh
sekolah atau ketuntasan belajar secara klasikal sebesar ≥ 80% dari 20 siswa
(kriteria baik) dalam pembelajaran IPA melalui model pembelajaran STAD.