bab iii metode penelitian 3.1. seting dan karakteristik...

34
25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Seting dan Karakteristik Subyek Penelitian Pada sub judul seting dan karakteristik subjek penelitian ini akan menguraikan mengenai seting tempat, seting waktu dan karakteristik subjek penelitian. Seting tempat akan membahas lokasi atau tempat dilaksanakannya penelitian, selanjutnya seting waktu membahas mengenai penentuan waktu/jadwal penelitian, sementara pada sub judul karakteristik subjek penelitian akan dibahas mengenai kondisi siswa kelas 4 yang dijadikan sebagai subjek penelitian. 3.1.1. Seting Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di SDN 04 Karanganyar yang terletak di Dusun Ngemplak, Desa Karanganyar, Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan. Selain letaknya yang jauh dari pusat kota, masyarakat sekitar pola pikirnya masih primitif sehingga memandang pendidikan tidak terlalu penting bagi kehidupan. Sarana dan prasarana di SDN 04 Karanganyar cukup lengkap. Prasarana fisik yang dimiliki sekolah ini yaitu 6 ruang kelas, 1 ruang kantor guru dan kepala sekolah, 1 ruang dapur sekolah, 3 toilet, 1 rumah dinas penjaga sekolah, tempat parkir serta halaman sekolah yang cukup luas untuk menunjang setiap aktivitas siswa. 3.1.2. Seting Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada semester II, tahun ajaran 2014/2015 di SDN 04 Karanganyar. Penentuan waktu penelitian ini mengacu pada kalender akademik sekolah karena Penelitian Tindakan Kelas memerlukan beberapa siklus, masing-masing siklus dilaksanakan minimal dalam 3 kali pertemuan. Pertimbangan lain adalah mengenai mata pelajaran dan KD yang akan diajarkan yaitu mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pokok bahasan Gaya. Rincian alokasi waktu penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1 sebagai berikut:

Upload: vuongxuyen

Post on 10-Jun-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Seting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/3/T1_292011121_BAB III.pdf · Prasarana fisik yang dimiliki sekolah ini yaitu

25

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Seting dan Karakteristik Subyek Penelitian

Pada sub judul seting dan karakteristik subjek penelitian ini akan

menguraikan mengenai seting tempat, seting waktu dan karakteristik subjek

penelitian. Seting tempat akan membahas lokasi atau tempat

dilaksanakannya penelitian, selanjutnya seting waktu membahas mengenai

penentuan waktu/jadwal penelitian, sementara pada sub judul karakteristik subjek

penelitian akan dibahas mengenai kondisi siswa kelas 4 yang dijadikan sebagai

subjek penelitian.

3.1.1. Seting Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di SDN 04 Karanganyar yang terletak di Dusun

Ngemplak, Desa Karanganyar, Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan.

Selain letaknya yang jauh dari pusat kota, masyarakat sekitar pola pikirnya masih

primitif sehingga memandang pendidikan tidak terlalu penting bagi kehidupan.

Sarana dan prasarana di SDN 04 Karanganyar cukup lengkap. Prasarana fisik

yang dimiliki sekolah ini yaitu 6 ruang kelas, 1 ruang kantor guru dan kepala

sekolah, 1 ruang dapur sekolah, 3 toilet, 1 rumah dinas penjaga sekolah, tempat

parkir serta halaman sekolah yang cukup luas untuk menunjang setiap

aktivitas siswa.

3.1.2. Seting Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada semester II, tahun ajaran 2014/2015 di

SDN 04 Karanganyar. Penentuan waktu penelitian ini mengacu pada kalender

akademik sekolah karena Penelitian Tindakan Kelas memerlukan beberapa siklus,

masing-masing siklus dilaksanakan minimal dalam 3 kali pertemuan.

Pertimbangan lain adalah mengenai mata pelajaran dan KD yang akan diajarkan

yaitu mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pokok bahasan Gaya. Rincian

alokasi waktu penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1 sebagai berikut:

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Seting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/3/T1_292011121_BAB III.pdf · Prasarana fisik yang dimiliki sekolah ini yaitu

26

Tabel 3.1

Alokasi Waktu Penelitian

No.

Pelaksanaan

Penelitian

Februari

Maret

April

Mei

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Proposal PTK

2.

Siklus I

Perencanaan

Tindakan

Observasi

Refleksi

3.

Siklus II

Perencanaan

Tindakan

Observasi

Refleksi

4. Pelaporan

Berdasarkan tabel 3.1 diketahui bahwa penelitian tindakan kelas ini

dilaksanakan selama 4 bulan yaitu dari bulan Februari sampai dengan Mei 2015.

Pada bulan Februari dipergunakan oleh peneliti untuk menyusun proposal

penelitian. Perencanaan lain terkait dengan penelitian dilakukan peneliti pada

bulan Maret, seperti menyusun instrumen dan uji validitas soal yang dilakukan di

SDN 04 Karanganyar pada minggu ke-3 bulan Maret. Selanjutnya pada bulan

Maret minggu ke-4 peneliti mulai melaksanakan penelitian tindakan kelas

siklus I, dilanjutkan pelaksanaan siklus II pada bulan April minggu ketiga.

Pelaksanaan tindakan penelitian siklus II mengacu kepada hasil refleksi dari

pelaksanaan tindakan siklus I, pelaksanaan kegiatan observasi oleh guru

observer dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan penelitian.

Selanjutnya pada bulan April minggu ke-4 sampai dengan bulan Mei peneliti

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Seting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/3/T1_292011121_BAB III.pdf · Prasarana fisik yang dimiliki sekolah ini yaitu

27

mengolah data hasil penelitian, menyusun laporan penelitian, konsultasi

laporan serta persiapan ujian.

3.1.3. Karakteristik Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 4 SDN 04 Karanganyar tahun

pelajaran 2014/2015. Siswa kelas 4 SDN 04 Karanganyar berjumlah 20 siswa

terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 4 siswa perempuan dengan karateristik

siswa yang bervariasi dan heterogen berumur antara 9-10 tahun. Tingkat

kemampuan siswa bermacam-macam ada yang kurang, ada yang sedang, dan

ada pula beberapa siswa yang memiliki kemampuan tinggi di atas rata-rata.

Latar belakang siswa berasal dari keluarga dengan ekonomi menengah kebawah,

kebanyakan orang tua siswa bekerja sebagai petani, pedagang dan kuli bangunan

sehingga sebagian besar waktunya dipergunakan untuk bekerja, kondisi yang

demikian menjadikan siswa kurang mendapat perhatian dari orang tua

khususnya dalam hal mengatur jam belajar di rumah, kontrol orang tua terhadap

kegiatan siswa di rumah juga sangat kurang sehingga sering kali porsi waktu

yang digunakan siswa untuk bermain jauh lebih banyak daripada waktu untuk

belajar. Pada saat kegiatan belajar di kelas siswa merasa takut karena

mereka tidak menguasai materi yang guru berikan dengan baik, hal yang

demikian menjadikan mereka kurang aktif dalam proses pembelajaran

sehingga berdampak pada perolehan hasil belajar yang cenderung rendah.

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan karena hasil belajar mata

pelajaran IPA siswa kelas 4 SDN 04 Karanganyar masih rendah, berdasarkan

data nilai ulangan harian IPA semester I diketahui bahwa masih banyak

siswa yang kesulitan dalam mata pelajaran IPA, tercatat sebagian besar

siswa masih memperoleh nilai di bawah KKM yang ditentukan oleh guru. KKM

untuk mata pelajaran IPA adalah 70, tetapi pada kenyataannya masih banyak

siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM yang telah ditentukan tersebut,

rata-rata nilai yang diperoleh siswa juga masih rendah yaitu 64,60. Untuk

meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA tersebut peneliti menggunakan

model pembelajaran STAD.

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Seting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/3/T1_292011121_BAB III.pdf · Prasarana fisik yang dimiliki sekolah ini yaitu

28

3.2. Jenis dan Desain Penelitian

Pada sub judul jenis penelitian dan desain penelitian ini akan

diuraikan menjadi dua sub judul yaitu jenis penelitian dan desain penelitian. Jenis

penelitian akan membahas mengenai jenis penelitian yang akan peneliti lakukan,

sementara desain penelitian lebih menekankan kepada model atau rancangan

penelitian yang akan di jadikan acuan oleh peneliti di dalam melaksanakan

tindakan penelitian.

3.2.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas

(Classroom Action Research), sering disingkat dengan PTK. PTK adalah

penelitian tindakan (Action Research) yang dilakukan sebagai upaya untuk

memperbaiki tindakan pembelajaran yang dilakukan oleh guru di kelas sehingga

diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran (Arikunto, 2012:58).

Salah satu prinsip yang penting dan perlu diperhatikan dalam melaksanakan

penelitian tindakan kelas ialah adanya kolaborasi, kolaborasi tersebut adalah

kolaborasi peneliti dengan praktisi (guru, kepala sekolah, siswa). Hal tersebut

dimaksudkan untuk mengurangi subjektivitas dalam penilaian dalam pelaksanaan

tindakannya.

Dalam pelaksanaan tindakan diperlukan kerjasama yang baik antara

peneliti dengan guru dalam hal mendiagnosis masalah, menyusun usulan,

melaksanakan penelitian (melaksanakan tindakan, observasi, mengumpulkan data,

evaluasi, dan refleksi), menganalisis data dan menyusun laporan akhir (Arikunto,

2012:63). Perencanaan penelitian tindakan kelas disusun dan didiskusikan

oleh peneliti bersama guru kolaborator untuk menentukan keberhasilan

penelitian tindakan kelas yang dilangsungkan.

3.2.2. Desain Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini mengacu pada desain penelitian menurut

Kemmis S dan Mc.Taggart. Desain penelitian ini terdiri dari empat tahapan

yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Tahap perencanaan

merupakan tahap dimana peneliti menentukan masalah dan peristiwa yang hendak

diamati serta menyusun instrumen pengamatan untuk mengumpulkan data

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Seting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/3/T1_292011121_BAB III.pdf · Prasarana fisik yang dimiliki sekolah ini yaitu

29

dan fakta-fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung. Tahap pelaksanaan

merupakan tahap implementasi dari rancangan pembelajaran yang telah disusun.

Tahap pengamatan dilakukan oleh pengamat untuk mengamati

aktivitas guru selama tindakan pembelajaran berlangsung. Tahap refleksi

merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali kegiatan yang telah

dilakukan.

Desain bagan dalam penelitian ini menurut Kemmis S dan Mc.Taggart

(Arikunto, 2012:16) adalah sebagai berikut:

Gambar 3.1 Desain Siklus PTK Model Kemmis S dan Mc.Taggart (Arikunto,

2012:16)

3.3. Variabel Penelitian

Variabel merupakan suatu istilah yang tidak dapat dipisahkan di

dalam sebuah penelitian. Variabel penelitian didefinisikan sebagai faktor

yang apabila diukur memberikan nilai yang bervariasi (Slameto, 2012:138),

dengan kata lain variabel merupakan gejala yang bervariasi yang menjadi

titik perhatian dalam sebuah penelitian. Dalam penelitian tindakan kelas

terdapat 2 variabel yang digunakan yaitu:

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Seting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/3/T1_292011121_BAB III.pdf · Prasarana fisik yang dimiliki sekolah ini yaitu

30

3.3.1. Variabel Bebas (X)

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat, jadi variabel bebas

merupakan gejala yang sengaja mengikat terhadap variabel terikat (Slameto,

2012:140). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah model

pembelajaran STAD. Model pembelajaran STAD adalah suatu model

pembelajaran dengan ciri; (1) siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif

untuk menyelesaikan materi belajarnya, (2) kelompok dibentuk dari siswa yang

memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah, (3) bilamana mungkin, anggota

kelompok juga berasal dari ras, budaya, suku, dan jenis kelamin yang berbeda, (4)

penghargaan lebih pada kelompok daripada individu.

3.3.2. Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat adalah unsur yang diikat oleh adanya variabel yang lain,

jadi variabel terikat merupakan gejala sebagai akibat dari variabel bebas (Slameto,

2012:140). Sehubungan dengan hal itu pada penelitian ini yang menjadi variabel

terikat adalah hasil belajar IPA siswa kelas 4. Hasil belajar dalam hal ini

merupakan nilai yang diperoleh siswa pada akhir pembelajaran setelah dilakukan

proses pembelajaran sehingga akan diketahui tingkat keberhasilan siswa

dalam mengikuti proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru.

Variabel yang digunakan, mengandung arti bahwa dengan penerapan

model pembelajaran STAD dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA

pada siswa kelas 4 SDN 04 Karanganyar pokok bahasan Gaya.

3.4. Rencana Tindakan

Rancangan tindakan akan diuraikan menjadi dua sub judul yaitu rencana

tindakan siklus I dan rencana tindakan siklus II. Menurut Arikunto (2012:16-18)

sebuah penelitian pada dasarnya terdiri dari empat tahapan yang harus

dilalui, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan/observasi,

dan (4) refleksi. Berikut ini rangkaian dari keempat tahapan penelitian

tindakan kelas dengan menerapkan model pembelajaran STAD:

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Seting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/3/T1_292011121_BAB III.pdf · Prasarana fisik yang dimiliki sekolah ini yaitu

31

3.4.1. Rencana Tindakan Siklus I

Rencana tindakan pada siklus I terdiri dari empat tahapan, yaitu

tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi, dan tahap

refleksi. Rencana tindakan penelitian siklus I yang dilakukan di SDN 04

Karanganyar dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Tahap Perencanaan (Planning)

Peneliti mengidentifikasi data baik dari dokumentasi maupun dari

observasi serta wawancara dengan guru kelas maupun kepala sekolah.

a. Menentukan kelas penelitian, waktu penelitian, dan guru kolaborator.

b. Melalui diskusi dan saran yang diberikan oleh guru kolaborator peneliti

menganalisis kompetensi IPA yaitu Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar

dan Indikator dari pokok bahasan yang dipilih yaitu mengenai Gaya.

c. Peneliti merumuskan tujuan pembelajaran sesuai dengan SK, KD dan

indikator yang telah ditentukan.

d. Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk

siklus I mata pelajaran IPA sesuai dengan SK, KD dan indikator yang telah

ditentukan dengan pokok bahasan Gaya dengan menerapkan model

pembelajaran STAD.

e. Mempersiapkan sumber, alat dan media gambar yang dipergunakan

untuk pembelajaran.

f. Menyusun lembar observasi model STAD untuk mengetahui aktivitas guru

dan aktivitas siswa selama tindakan pembelajaran berlangsung.

g. Menyusun alat evaluasi untuk mengetahui perkembangan hasil belajar IPA.

h. Menyampaikan rencana kegiatan pelaksanaan pembelajaran kepada guru

kolaborator SDN 04 Karanganyar.

2) Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Pada tahap ini dilakukan dengan melaksanakan kegiatan pembelajaran

sesuai dengan skenario yang telah di rencanakan dengan menggunakan

model pembelajaran STAD, pelaksanaan tindakan pada siklus I ini dilaksanakan

selama enam kali 35 menit atau tiga kali pertemuan. Pelaksanaan tindakan

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Seting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/3/T1_292011121_BAB III.pdf · Prasarana fisik yang dimiliki sekolah ini yaitu

32

pada siklus I terdiri dari tiga tahap yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan

akhir.

Pertemuan pertama terbagi ke dalam tiga kegiatan yaitu kegiatan

awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan awal meliputi kegiatan guru

dalam menyampaikan apersepsi dan motivasi dengan tujuan membangun konsep

siswa tentang materi yang akan dipelajari, selanjutnya guru menyampaikan

tujuan pembelajaran yang hendak dicapai yaitu tentang definisi gaya, sifat-sifat

gaya, dan jenis-jenis gaya. Kegiatan inti yang guru dan siswa lakukan antara

lain (1) presentasi kelas dan bertanya jawab tentang pengaruh gaya terhadap

gerak suatu benda, (2) membentuk kelompok secara heterogen, masing-masing

kelompk terdiri dari 4-5 anak, (3) berdiskusi dan bertanya jawab dalam kelompok,

(4) penyampaian laporan hasil kerja dan mempresentasikannya di depan kelas, (5)

memberi kesempatan kepada kelompok lain untuk memberikan pertanyaan atau

pendapat sehingga terjadi diskusi kelas, (6) penilaian hasil kerja kelompok, (7)

mengerjakan soal kuis, (8) penguatan terhadap jawaban siswa, (9) membuat

kesimpulan bersama, dan (10) pembagian penghargaan dan penyampaian materi

pada pertemuan selanjutnya.

Pertemuan kedua terbagi ke dalam tiga kegiatan yaitu kegiatan awal,

kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan awal meliputi kegiatan guru dalam

menyampaikan apersepsi dan motivasi dengan tujuan membangun konsep siswa

tentang materi yang akan dipelajari, selanjutnya guru menyampaikan tujuan

pembelajaran yang hendak dicapai yaitu tentang pengaruh gaya terhadap gerak

suatu benda dan faktor-faktor yang mempengaruhi gerak suatu benda. Kegiatan

inti yang guru dan siswa lakukan antara lain (1) melakukan eksplorasi

sumber bacaan, selanjutnya menyimak penjelasan guru tentang materi pelajaran

yang akan dipelajari, (2) membentuk kelompok secara heterogen, masing-masing

kelompk terdiri dari 4-5 anak, (3) berdiskusi dan bertanya jawab dalam kelompok,

(4) penyampaian laporan hasil kerja dan mempresentasikannya di depan kelas, (5)

memberi kesempatan kepada kelompok lain untuk memberikan pertanyaan atau

pendapat sehingga terjadi diskusi kelas, (6) penilaian hasil kerja kelompok, (7)

mengerjakan soal kuis, (8) penguatan terhadap jawaban siswa, (9) membuat

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Seting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/3/T1_292011121_BAB III.pdf · Prasarana fisik yang dimiliki sekolah ini yaitu

33

kesimpulan bersama, dan (10) pembagian penghargaan dan penyampaian materi

pada pertemuan selanjutnya.

Pertemuan ketiga terbagi ke dalam tiga kegiatan yaitu kegiatan awal,

kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan awal meliputi kegiatan guru dalam

menyampaikan apersepsi dan motivasi kepada siswa, guru mengulas kembali

materi yang pernah dipelajari pada pertemuan pertama hingga pertemuan ketiga

mengenai jenis-jenis batuan dan pelapukan batuan, guru memberikan penjelasan

tentang tujuan diadakannya evaluasi, selain itu guru juga memberikan

motivasi kepada siswa untuk mengerjakan soal evaluasi dengan sungguh-

sungguh. Kegiatan inti meliputi kegiatan siswa (1) memperhatikan tata tertib

dan alokasi waktu yang ditentukan dalam mengerjakan soal evaluasi, (2)

menerima lembar soal, (3) mengerjakan soal evaluasi, (4) menyimak pembahasan

soal evaluasi yang disampaikan oleh guru. Kegiatan penutup meliputi

kegiatan tanya jawab tentang soal-soal yang belum dipahami dan guru mengakhiri

kegiatan pembelajaran dengan salam penutup.

3) Observasi (Observing)

Pada tahap ini pengamatan dilakukan oleh pengamat /observer. Pengamat

bertugas untuk mengamati kegiatan pembelajaran yang berlangsung meliputi

kegiatan awal, kegiatan inti (eksplorasi, elaborasi, konfirmasi), dan kegiatan akhir.

Objek pengamatan adalah segala sesuatu yang menyangkut proses

pelaksanaan tindakan meliputi aktivitas guru dan juga siswa selama tindakan

berlangsung termasuk di dalamnya yaitu hambatan-hambatan yang ditemui

selama pelaksanaan tindakan. Kegiatan observasi dilakukan bersamaan

dengan pelaksanaan tindakan dengan mengisi lembar observasi yang telah

disediakan. Dalam pelaksanaan tahap observasi ini peneliti dibantu oleh guru

kelas 5 SDN 04 Karanganyar. Adapun rincian tindakan observasi yang dilakukan

dalam penelitian ini, sebagai berikut:

a. Aktivitas guru dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan model

pembelajaran STAD meliputi 35 indikator penilaian aktivitas guru.

b. Aktivitas siswa dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan model

pembelajaran STAD meliputi 25 indikator penilaian aktivitas siswa.

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Seting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/3/T1_292011121_BAB III.pdf · Prasarana fisik yang dimiliki sekolah ini yaitu

34

Selain menggunakan lembar observasi masing-masing bagi guru dan

siswa, proses pengamatan tindakan penelitian di dokumentasikan

menggunakan foto. Hal tersebut dimaksudkan sebagai bukti nyata hasil

penelitian, dokumentasi tersebut meliputi aktivitas guru dan siswa selama

tindakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran STAD.

4) Refleksi (Reflecting)

Pada tahap ini semua data yang telah terkumpul dikaji dan dianalisis, data

tersebut meliputi hasil tindakan berdasarkan hasil observasi dan tes evaluasi yang

telah dilakukan. Hal-hal yang perlu dianalisis antara lain hasil pengamatan

atau dokumentasi terhadap pelaksanaan pembelajaran menggunakan model

pembelajaran STAD, mengevaluasi proses dan hasil belajar pada siklus I

untuk mengetahui apakah pemberian tindakan pada siklus I sudah dapat

meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas 4 serta menganalisis

kelemahan dan keberhasilan guru saat menerapkan model pembelajaran

STAD. Selain itu tindakan refleksi dilakukan untuk mengetahui permasalahan

yang mungkin muncul selama pelaksanaan siklus I.

Hasil tersebut kemudian dapat dijadikan sebagai bahan rujukan dalam

pelaksanaan pembelajaran siklus II. Kelebihan dalam penerapan model

pembelajaran STAD akan tetap dipertahankan, sementara apabila masih ditemui

kekurangan di dalam pelaksanaannya akan diperbaiki pada siklus II.

Kegiatan refleksi dilakukan bersama-sama oleh guru, observer, peneliti, dan

perwakilan dari siswa kelas 4 SDN 04 Karanganyar.

3.4.2. Rencana Tindakan Siklus II

Rencana tindakan siklus II merupakan tindak lanjut dari pelaksanaan

tindakan siklus I. Siklus II dilaksanakan dengan mempertimbangkan hasil

refleksi yang dilakukan pada siklus I dengan tujuan agar pelaksanaan

pembelajaran siklus II lebih optimal. Siklus II merupakan upaya perbaikan dari

segala kelemahan dan kekurangan yang ditemui pada pelaksanaan siklus I.

Rencana tindakan pada siklus II terdiri atas empat tahap, yaitu perencanaan,

pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Rencana tindakan penelitian siklus

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Seting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/3/T1_292011121_BAB III.pdf · Prasarana fisik yang dimiliki sekolah ini yaitu

35

II yang dilakukan di kelas 4 SDN 04 Karanganyar dapat diuraikan sebagai

berikut:

1) Tahap Perencanaan (Planning)

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini sama dengan kegiatan yang

dilaksanakan pada siklus I, namun dalam siklus II perencanaan dilakukan dengan

mempertimbangkan hasil refleksi pada siklus I. Tindakan pada siklus II ini

disertai dengan penambahan atau penyesuaian kegiatan yang diperkirakan

dapat mengatasi masalah pada siklus I.

2) Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Tindakan yang dilakukan pada siklus II ini merupakan perbaikan dari

pelaksaan tindakan pada siklus I, tindakan yang dilakukan sama halnya

dengan siklus I tapi disesuaikan dengan hasil refleksi yang telah dilakukan

terhadap pelaksanaan siklus I. Hal demikian bertujuan untuk memperbaiki

kesalahan-kesalahan dan hal-hal yang menghambat pelaksanaan tindakan

pembelajaran. Pelaksanaan tindakan pada siklus II berlangsung selama enam kali

35 menit atau tiga kali pertemuan. Tindakan pelaksanaan pada siklus II

terdiri dari tiga tahap yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

Pertemuan pertama terbagi ke dalam tiga kegiatan yaitu kegiatan awal,

kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan awal meliputi kegiatan guru dalam

menyampaikan apersepsi dan motivasi dengan tujuan membangun konsep siswa

tentang materi yang akan dipelajari, selanjutnya guru menyampaikan tujuan

pembelajaran yang hendak dicapai yaitu tentang pengaruh gaya terhadap

bentuk suatu benda. Kegiatan inti yang guru dan siswa lakukan antara lain

(1) melakukan eksplorasi sumber bacaan, selanjutnya menyimak penjelasan guru

tentang materi pelajaran yang akan dipelajari, (2) membentuk kelompok secara

heterogen, masing-masing kelompk terdiri dari 4-5 anak, (3) berdiskusi dan

bertanya jawab dalam kelompok, (4) penyampaian laporan hasil kerja dan

mempresentasikannya di depan kelas, (5) memberi kesempatan kepada kelompok

lain untuk memberikan pertanyaan atau pendapat sehingga terjadi diskusi kelas,

(6) penilaian hasil kerja kelompok, (7) mengerjakan soal kuis, (8) penguatan

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Seting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/3/T1_292011121_BAB III.pdf · Prasarana fisik yang dimiliki sekolah ini yaitu

36

terhadap jawaban siswa, (9) membuat kesimpulan bersama, dan (10) pembagian

penghargaan dan penyampaian materi pada pertemuan selanjutnya.

Pertemuan kedua terbagi ke dalam tiga kegiatan yaitu kegiatan awal,

kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan awal meliputi kegiatan guru dalam

menyampaikan apersepsi dan motivasi dengan tujuan membangun konsep siswa

tentang materi yang akan dipelajari, selanjutnya guru menyampaikan tujuan

pembelajaran yang hendak dicapai yaitu pembuktian bahwa gaya dapat mengubah

bentuk suatu benda. Kegiatan inti yang guru dan siswa lakukan antara lain (1)

melakukan eksplorasi sumber bacaan, selanjutnya menyimak penjelasan guru

tentang materi pelajaran yang akan dipelajari, (2) membentuk kelompok secara

heterogen, masing-masing kelompk terdiri dari 4-5 anak, (3) berdiskusi dan

bertanya jawab dalam kelompok, (4) penyampaian laporan hasil kerja dan

mempresentasikannya di depan kelas, (5) memberi kesempatan kepada kelompok

lain untuk memberikan pertanyaan atau pendapat sehingga terjadi diskusi kelas,

(6) penilaian hasil kerja kelompok, (7) mengerjakan soal kuis, (8) penguatan

terhadap jawaban siswa, (9) membuat kesimpulan bersama, dan (10) pembagian

penghargaan dan penyampaian materi pada pertemuan selanjutnya.

Pertemuan ketiga terbagi ke dalam tiga kegiatan yaitu kegiatan awal,

kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan awal meliputi kegiatan guru dalam

menyampaikan apersepsi dan motivasi kepada siswa, guru mengulas kembali

materi yang pernah dipelajari pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua

mengenai pengaruh gaya terhadap bentuk suatu benda dan pembuktian bahwa

gaya dapat mengubah bentuk suatu benda, guru memberikan penjelasan tentang

tujuan diadakannya evaluasi, selain itu guru juga memberikan motivasi

kepada siswa untuk mengerjakan soal evaluasi dengan sungguh-sungguh.

Kegiatan inti meliputi kegiatan siswa (1) memperhatikan tata tertib dan

alokasi waktu yang ditentukan dalam mengerjakan soal evaluasi, (2)

menerima lembar soal, (3) mengerjakan soal evaluasi, (4) menyimak pembahasan

soal evaluasi yang disampaikan oleh guru. Kegiatan penutup meliputi

kegiatan tanya jawab tentang soal-soal yang belum dipahami dan guru mengakhiri

kegiatan pembelajaran dengan salam penutup.

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Seting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/3/T1_292011121_BAB III.pdf · Prasarana fisik yang dimiliki sekolah ini yaitu

37

3) Pengamatan (Observing)

Tahap observasi siklus II dilaksanakan seperti tahap observasi siklus

I, untuk pelaksanaan tahap ini guru dibantu oleh seorang pengamat/observer

yaitu guru kelas 5 SDN 04 Karanganyar. Objek pengamatan adalah segala

sesuatu yang menyangkut pelaksanaan tindakan pembelajaran, termasuk

didalamnya aktivitas guru dan aktivitas siswa. Kegiatan observasi dilakukan

bersamaan dengan pelaksanaan tindakan dengan mengisi lembar observasi

yang telah disediakan. Adapun rincian tindakan observasi yang dilakukan dalam

penelitian ini, meliputi:

c. Aktivitas guru dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan model

pembelajaran STAD meliputi 35 indikator penilaian aktivitas guru.

d. Aktivitas siswa dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan model

pembelajaran STAD meliputi 25 indikator penilaian aktivitas siswa.

Selain menggunakan lembar observasi masing-masing bagi guru dan

siswa, proses pengamatan tindakan penelitian di dokumentasikan

menggunakan foto. Hal tersebut dimaksudkan sebagai bukti nyata hasil penelitian,

dokumentasi tersebut meliputi aktivitas guru dan siswa selama tindakan

pembelajaran menggunakan model pembelajaran STAD.

4) Refleksi (Reflecting)

Tahap refleksi siklus II dilaksanakan seperti tahap refleksi siklus I, yaitu

mengkaji dan menganalisis hasil tindakan berdasarkan hasil observasi dan

tes evaluasi yang telah dilakukan. Hal-hal yang perlu dianalisis meliputi;

hasil pengamatan atau dokumentasi terhadap pelaksanaan pembelajaran

menggunakan model pembelajaran STAD, mengevaluasi proses dan hasil

belajar pada siklus II untuk mengetahui apakah pemberian tindakan pada

siklus II sudah mengalami perbaikan, serta menganalisis kelemahan dan

keberhasilan guru saat menerapkan model pembelajaran STAD. Hasil refleksi ini

berguna untuk menentukan tingkat keberhasilan dari tindakan yang telah

dilaksanakan.

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Seting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/3/T1_292011121_BAB III.pdf · Prasarana fisik yang dimiliki sekolah ini yaitu

38

3.5. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Pada sub judul ini akan menguraikan mengenai teknik pengumpulan data

dan instrumen pengumpulan data. Teknik pengumpulan data akan

memaparkan mengenai cara yang dilakukan oleh peneliti dalam mengumpulkan

data-data yang berkaitan dengan tindakan penelitian. Sementara pada sub

judul instrumen pengumpulan data akan menjelaskan mengenai alat-alat

intrumen pengumpulan data yang digunakan dalam menghimpun data-data

yang berkaitan dengan penelitian tindakan kelas yang dilakukan, seperti lembar

observasi aktivitas guru dan siswa serta soal evaluasi untuk mengukur tingkat

keberhasilan hasil belajar mata pelajaran IPA.

3.5.1. Teknik Pengumpulan Data

Peneliti melakukan pengumpulan data dengan menggunakan beberapa

teknik yaitu teknik tes dan nontes. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini

dimaksudkan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar mata pelajaran IPA

siswa kelas 4 SDN 04 Karanganyar khususnya pada pokok bahasan Gaya.

Selain itu pengumpulan data juga dimaksudkan untuk mengetahui

peningkatan aktivitas guru dan siswa selama tindakan pembelajaran

menggunakan model STAD. Teknik tes dilakukan dengan memberikan soal

evaluasi berbentuk pilihan ganda disetiap siklusnya, sementara itu teknik

nontes dalam penelitian ini ialah observasi dan dokumentasi yang dilakukan

selama pelaksanaan tindakan penelitian.

1) Teknik Tes

Teknik tes mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang

dipelajari, siswa diminta untuk mengeluarkan kemampuan yang dimiliki dengan

memberikan respon atau jawaban terhadap pertanyaan yang diberikan oleh guru.

Purwanto (2013:65) mengemukakan bahwa tes merupakan suatu alat ukur

yang digunakan oleh guru untuk mengukur tingkat kemampuan siswa, antara

lain mengukur tingkat pengetahuan, kecerdasan, bakat, dan keterampilan

siswa di mana siswa harus memberikan penampilan terbaiknya.

Tes evaluasi dilaksanakan setiap akhir tindakan pembelajaran pada siklus I

maupun siklus II. Tes evaluasi dilakukan dengan memberikan sejumlah soal

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Seting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/3/T1_292011121_BAB III.pdf · Prasarana fisik yang dimiliki sekolah ini yaitu

39

kepada subjek penelitian. Pemberian soal tes bertujuan untuk mengukur

peningkatan hasil belajar mata pelajaran IPA melalui model STAD. Selain

itu pemberian soal tes juga dimaksudkan guru untuk memberikan penilaian

terhadap kemampuan siswa dalam memahami materi yang telah dipelajari.

Menurut Sudjana (2011:35) Tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaan-

pertanyaan yang diberikan kepada siswa dengan tujuan memperoleh jawaban

dari siswa baik itu dalam bentuk lisan (tes lisan), bentuk tulisan (tes tertulis)

atau dalam bentuk perbuatan (tes tindakan). Dalam PTK yang dilakukan di kelas

4 SDN 04 Karanganyar, bentuk instrumen tes yang digunakan sebagai alat

penilaian berupa soal tes berbentuk pilihan ganda dengan materi Gaya.

2) Teknik nontes

Dalam PTK yang dilakukan di kelas 4 SDN 04 Karanganyar, salah satu

teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan ialah teknik nontes. Menurut

Purwanto (2013:63) non tes merupakan teknik pengumpulan data yang sifatnya

mengukur penampilan diri atau aktivitas dengan memberikan respon secara

objektif dan jujur sesuai dengan hasil pengamatan yang dilakukan. Jenis

teknik nontes yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan

dokumentasi.

a. Observasi

Pelaksanaan observasi bertujuan untuk mendapatkan skor aktivitas

guru dan siswa dalam pembelajaran IPA menggunakan model pembelajaran

STAD. Komalasari (2011:57) mengungkapkan observasi merupakan teknik

pengumpulan data yang dilakukan secara sistematis dan sengaja, melalui

pengamatan dan pencatatan gejala-gejala yang diselidiki. Selanjutnya

Dimyati (2009:229) menyatakan bahwa observasi merupakan teknik

pengumpulan data melalui kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh observer

(pengamat) terhadap kegiatan pembelajaran yang dilangsungkan. Observer

bertugas untuk melakukan pengamatan dan penilaian dengan memberikan skor

pada lembar observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa pada setiap

pertemuan baik siklus I maupun siklus II. Kegiatan observasi dilaksanakan

bersamaan dengan pelaksanaan tindakan pembelajaran.

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Seting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/3/T1_292011121_BAB III.pdf · Prasarana fisik yang dimiliki sekolah ini yaitu

40

b. Dokumentasi

Sukardi (2005:81) menjelaskan bahwa dokumentasi merupakan cara untuk

memperoleh informasi dari bermacam-macam sumber tertulis atau dokumen yang

ada pada responden. Berdasarkan sumbernya, dokumen terdiri atas dokumen

resmi dan tidak resmi. Dokumen resmi merupakan dokumen yang

dikeluarkan oleh suatu lembaga dan dapat berupa surat keputusan dan surat bukti

pelaksanaan kegiatan. Dokumen tidak resmi dapat berupa catatan pribadi dan nota

dinas yang memberikan informasi terhadap suatu kejadian. Seorang peneliti

sebaiknya menggunakan kedua sumber dokumentasi secara intensif agar

memperoleh informasi secara maksimal dan dapat menggambarkan kondisi

subyek atau obyek penelitian dengan benar (Sukardi, 2005:81). Dokumentasi

dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui daftar nama siswa kelas 4

SDN 04 Karanganyar dan nilai awal hasil belajar IPA sebelum dilakukan

penelitian, sehingga dapat digunakan untuk membandingkan antara hasil

belajar sebelum dengan setelah penelitian dilakukan.

3.5.2. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur dalam rangka

pengumpulan data. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data

yang berkaitan dengan tindakan pembelajaran dan hasil belajar IPA siswa kelas 4

SDN 04 Karanganyar melalui model pembelajaran STAD, sebagai berikut:

1) Butir Soal Tes

Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis berbentuk

pilihan ganda dengan materi proses pembentukan tanah. Tes pilihan ganda

merupakan tes di mana keseluruhan informasi yang diperlukan telah tersedia

dalam bentuk pilihan yang dapat dipilih oleh siswa (Purwanto, 2013:72). Bentuk

tes pilihan ganda dipilih karena dapat memberikan penilaian terhadap siswa secara

objektif, butir soal dalam tes objektif dapat ditulis dalam jumlah banyak sehingga

memungkinkan untuk mencakup semua daerah prestasi yang hendak diukur

(Purwanto, 2013:73)

Tes berbentuk pilihan ganda yang dibuat telah diuji cobakan dan dihitung

dengan menggunakan program SPSS 22.0 untuk mengetahui validitas dan

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Seting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/3/T1_292011121_BAB III.pdf · Prasarana fisik yang dimiliki sekolah ini yaitu

41

realiabilitas pada tiap butir soal. Tes tersebut diberikan kepada siswa untuk

mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam memahami materi yang telah

diajarkan, soal tes dibuat dengan memperhatikan indikator pada kisi-kisi soal tes

yang telah dibuat. Berikut ini adalah tabel kisi-kisi evaluasi siklus I dan siklus II

sebagai berikut:

Tabel 3.2

Kisi-kisi Evaluasi Siklus I

No No. Standar

Kompetensi

Kompetensi

Dasar

Indikator No.

Soal

1. 7. Memahami

gaya dapat

mengubah

gerak dan

/ atau

bentuk

suatu

benda

7.1 Menyimpulkan

hasil percobaan

bahwa gaya

(dorongan dan

tarikan) dapat

mengubah gerak

suatu benda.

7.1.1 Siswa dapat

mendefinisikan pengertian

gaya.

1, 14,

7.1.2 Siswa dapat

mengidentifikasi sifat-sifat

gaya.

5, 17,

21, 25

7.1.3 Siswa dapat

mengidentifikasi jenis-jenis

gaya.

4, 6, 7,

11, 16,

18, 19,

7.1.4 Siswa dapat

membuktikan bahwa gaya

dapat mengubah gerak suatu

benda.

2, 10,

22, 24

7.1.5 Siswa dapat

menyebutkan faktor-faktor

yang mempengaruhi gerak

suatu benda.

8, 9,

13, 20

7.1.6 Siswa dapat

menyebutkan contoh dalam

kehidupan sehari-hari cara

gaya mengubah gerak suatu

benda.

3, 12,

15, 23

Jumlah 25

Page 18: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Seting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/3/T1_292011121_BAB III.pdf · Prasarana fisik yang dimiliki sekolah ini yaitu

42

Tabel 3.3

Kisi-kisi Evaluasi Siklus II

No No Standar

Kompetensi

Kompetensi

Dasar

Indikator No. Soal

1. 7. Memahami

gaya dapat

mengubah

gerak dan /

atau bentuk

suatu benda

7.2

Menyimpulkan

hasil

percobaan

bahwa gaya

(dorongan dan

tarikan) dapat

mengubah

bentuk suatu

benda.

7.2.1 Siswa dapat

mendefinisikan pengertian

gaya

1, 7, 14, 16,

17, 18

7.2.2 Siswa dapat

mengidentifikasi pengaruh

gaya terhadap bentuk

suatu benda

3, 10, 12,

20, 24

7.2.3 Siswa dapat

menyebutkan contoh

dalam kehidupan sehari-

hari bahwa gaya dapat

mengubah bentuk suatu

benda

9, 11, 21,

22, 25

7.2.4 Siswa dapat

membuktikan bahwa gaya

dapat mengubah bentuk

suatu benda

2, 5, 6, 13,

19

7.2.5 Siswa dapat

menyimpulkan bahwa

gaya dapat mengubah

bentuk suatu benda

4, 8, 15, 23

Jumlah 25

Page 19: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Seting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/3/T1_292011121_BAB III.pdf · Prasarana fisik yang dimiliki sekolah ini yaitu

43

Pada setiap jawaban bentuk tes pilihan ganda, setiap jawaban yang benar

diberi skor satu atau bergantung pada keinginan guru namun pada

umumnya diberi skor satu (Sudjana, 2011:54). Pada PTK yang dilakukan di

kelas 4 SDN 04 Karanganyar setiap item soal pada tes evaluasi hasil belajar

IPA melalui model pembelajaran STAD diberi skor 1 dan perhitungan nilai tes

evaluasi hasil belajar mata pelajaran IPA berpedoman pada perhitungan rumus

sebagai berikut:

X =

x 100

Keterangan:

x = nilai tes evaluasi hasil belajar IPA

∑ S = jumlah skor

∑ SM = jumlah skor maksimum.

KKM yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah sebesar 70, sehingga

berdasarkan perbandingan nilai KKM dan tes evaluasi hasil belajar IPA

dapat diketahui bahwa siswa sudah tuntas belajar atau belum. Kriteria ketuntasan

belajar siswa adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4

Kriteria Ketuntasana Belajar

Rentang Kriteria

X < 70 Belum memenuhi KKM atau tidak

tuntas.

X ≥ 70 Memenuhi KKM atau tuntas

2) Lembar Observasi atau Pengamatan

Lembar observasi yang dibuat digunakan untuk mengamati aktivitas guru

dan siswa saat tindakan pembelajaran berlangsung. Lembar observasi berisi

indikator penilaian sehingga dapat mengukur aktivitas guru dan siswa dalam

pembelajaran IPA melalui model pembelajaran STAD. Pelaksanaan observasi

bertujuan untuk memperoleh skor aktifitas guru dan siswa dalam

Page 20: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Seting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/3/T1_292011121_BAB III.pdf · Prasarana fisik yang dimiliki sekolah ini yaitu

44

pembelajaran IPA melalui model pembelajaran STAD, perolehan skor dapat

dijadikan acuan oleh guru dalam mengukur apakah tindakan pembelajaran yang

dilakukan sudah sesuai dengan rencana yang telah disusun.

Lembar observasi diisi oleh observer dengan melingkari skor pada setiap

indikator penilaian aktivitas guru dan siswa. Jawaban dibuat dalam bentuk skala

(skala likert) yaitu skor 4-1, selanjutnya data hasil perolehan skor observasi guru

dan siswa yang berupa angka ditarsirkan dalam pengertian kualitatif, skor 4

apabila pernyataan pada masing-masing indikator penilaian observasi

dilakukan oleh guru dan siswa dengan sangat baik, skor 3 apabila pernyataan

pada masingmasing indikator penilaian observasi dilakukan oleh guru dan siswa

dengan baik, skor 2 apabila pernyataan pada masing-masing indikator

penilaian observasi dilakukan oleh guru dan siswa dengan cukup, dan skor 1

apabila pernyataan pada masing-masing indikator penilaian observasi dilakukan

oleh guru dan siswa dengan kurang. Skala likert biasa digunakan untuk

memberikan penilaian terhadap sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau

kelompok tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2012:134). Instrumen observasi

guru dan siswa dibuat berdasarkan indikator kisi-kisi instrumen yang telah

dibuat sebelumnya untuk menilai aktivitas guru dan siswa dalam pelaksanaan

pembelajaran menggunakan model STAD. Kegiatan observasi dilakukan pada

setiap pelaksanaan tindakan penelitian baik siklus I maupun siklus II. Kisi–

kisi aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran IPA melalui model

pembelajaran STAD sebagai berikut:

Tabel 3.5

Kisi-kisi Aktivitas Guru

Aspek yang

diamati

Indikator

No.

Item

Memeriksa

kesiapan belajar

siswa

(Pra

1) Memeriksa kesiapan ruang, alat, dan

media pembelajaran

2) Membimbing siswa berdoa

3) Melakukan kegiatan presensi

1-4

Page 21: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Seting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/3/T1_292011121_BAB III.pdf · Prasarana fisik yang dimiliki sekolah ini yaitu

45

Pembelajaran) 4) Memeriksa kesiapan siswa untuk belajar

Melakukan

apersepsi,

motivasi, dan

menyampaikan

tujuan

1) Melakukan apersepsi sesuai dengan

materi ajar

2) Memberikan motivasi kepada siswa

dengan bernyanyi

3) Menyampaikan kompetensi (tujuan)

yang akan dicapai dan rencana kegiatan

5-7

Membimbing

siswa melakukan

eksplorasi sumber

bacaan dan

menyampaikan

materi

1) Membimbing siswa melakukan

eksplorasi sumber bacaan

2) Menunjukkan penguasaan materi

3) Menyajikan materi dengan menggunakan alat

peraga

4) Memfasilitasi terjadinya interaksi guru,

siswa, dan sumber bacaan

5) Menunjukkan respon terbuka terhadap respon

siswa

6) Mengkaitkan materi dengan realitas

kehidupan

8-13

Pemanfaatan

Media

pembelajaran

1) Melibatkan siswa dalam pemanfaatan alat

peraga

2) Menggunakan media secara efektif dan

efisien

14-15

Mengorganisasikan

siswa dalam

diskusi kelompok

(STAD)

1) Mengarahkan siswa dalam pembelajaran

STAD

2) Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran

STAD bersama siswa

3) Membimbing siswa dalam menyusun

kesepakatan peraturan diskusi kelompok

(STAD)

4) Membimbing siswa dalam kegiatan diskusi

16-24

Page 22: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Seting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/3/T1_292011121_BAB III.pdf · Prasarana fisik yang dimiliki sekolah ini yaitu

46

kelompok (STAD)

5) Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme

siswa dalam belajar melalui kegiatan diskusi

kelompok

6) Memberikan kesempatan siswa untuk

berdiskusi dengan kelompoknya masing-

masing

7) Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam

pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran STAD

8) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan

alokasi waktu yang telah ditentukan

9) Meluruskan miskonsepsi dan

kesalahpahaman yang terjadi dan

memberikan penguatan terhadap jawaban

siswa

Penghargaan

kepada siswa

1) Memberikan poin pada setiap kelompok yang

telah menyelesaikan tugas

2) Memberikan poin kepada siswa yang berani

menyampaikan gagasan atau pendapat

3) Memberi penghargaan kepada kelompok

yang memperoleh poin tertinggi

25-27

Penggunaan

Bahasa

1) Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan

lancar

2) Menggunakan bahasa tulis dengan baik dan

benar

3) Memberi kesempatan kepada siswa untuk

bertanya tentang hal-hal yang belum

dipahami

28-30

Membuat 1) Memberikan motivasi kepada kelompok yang 31-35

Page 23: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Seting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/3/T1_292011121_BAB III.pdf · Prasarana fisik yang dimiliki sekolah ini yaitu

47

Kesimpulan dan

Melakukan

Kegiatan Refleksi

nilainya kurang

2) Membimbing siswa membuat simpulan

pembelajaran

3) Melibatkan siswa dalam melakukan refleksi

pembelajaran

4) Menyampaikan materi yang akan dipelajari

pada pertemuan berikutnya

5) Menutup kegiatan pembelajaran dengan

salam penutup

Jumlah 35

Tabel 3.6

Kisi-kisi Aktivitas Siswa

Aspek yang

Diamati

Indikator No.

Item

Kesiapan

Belajar

Siswa (Pra

Pembelajaran)

1) Mempersiapkan perlengkapan pembelajaran

(buku catatan, buku pelajaran, dll)

2) Menjawab apersepsi dari guru

3) Memperhatikan motivasi yang disampaikan guru

4) Memperhatikan dengan seksama ketika guru

menjelaskan tentang tujuan pembelajaran yang

hendak dicapai dan rencana kegiatan yang akan

dilakukan

1-4

Melakukan

eksplorasi

sumber bacaan

dan

memperhatikan

penjelasan

guru

1) Melakukan eksplorasi sumber bacaan

2) Menyimak materi yang guru sampaikan

5-6

Partisipasi

aktif

siswa dalam

pembelajaran

1) Aktif menjawab pertanyaan yang disampaikan

guru ketika proses pembelajaran

2) Aktif bertanya ketika proses pembelajaran

3) Saling berinteraksi positif dalam pembelajaran

7-9

Respon siswa

dalam

pemanfaatan

media

1) Mencatat materi yang disampaikan guru dengan

bantuan alat peraga

2) Menunjukkan respon positif ketika guru

menggunakan alat peraga

10-13

Page 24: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Seting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/3/T1_292011121_BAB III.pdf · Prasarana fisik yang dimiliki sekolah ini yaitu

48

pembelajaran 3) Antusias terhadap materi yang guru sampaikan

menggunakan alat peraga

4) Berpartisipasi dalam pemanfaatan alat peraga

Melaksanakan

tugas guru

dalam kegiatan

diskusi

kelompok

(STAD)

1) Membentuk kelompok sesuai petunjuk guru

2) Bersemangat dan antusias untuk berdiskusi dalam

kelompok

3) Melakukan diskusi secara kondusif

4) Melakukan kegiatan diskusi kelompok sesuai

dengan alokasi waktu yang telah ditentukan

5) Memberikan tanggapan terhadap hasil diskusi

6) Menyimak dengan seksama pendapat yang

disampaikan siswa lain

7) Didampingi guru mengoreksi hasil kegiatan

diskusi

8) Antusias terhadap penghargaan yang diberikan

guru

14-21

Membuat

Kesimpulan

dan

Melakukan

Kegiatan

Refleksi

1) Bertanya jawab dengan guru tentang materi yang

belum terselesaikan

2) Membuat simpulan dari materi yang dipelajari

3) Dan guru merefleksi pembelajaran yang telah

dilaksanakan

4) Memberikan salam penutup

22-25

Jumlah 25

Untuk menghitung rentang kriteria skor aktivitas, baik guru maupun siswa

digunakan rumus Sturges (Sugiyono, 2010:36) dengan langkah-langkah

perhitungan sebagai berikut:

a. Menghitung rentang data

R = Skor Maksimal – Skor Minimal

Skor Maksimal dihitung dengan mengalikan jumlah indikator penilaian

observasi aktivitas guru atau siswa dengan skala penilaian tertinggi (4),

sementara skor minimal diperoleh dengan mengalikan jumlah indikator

penilaian observasi aktivitas guru atau siswa dengan skala penilaian

terendah (1).

b. Menghitung Jumlah Kelas Interval

K = 1 + 3, 3 log n

n merupakan jumlah siswa yang dijadikan subjek penelitian.

c. Menghitung Panjang Kelas

Page 25: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Seting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/3/T1_292011121_BAB III.pdf · Prasarana fisik yang dimiliki sekolah ini yaitu

49

P =

Berdasarkan langkah-langkah perhitungan tersebut dapat diketahui kriteria

skor aktivitas guru dan aktivitas siswa sebagai berikut:

Tabel 3.7

Kriteria Skor Aktivitas Guru

Rentang Kriteria

35 - 55 Sangat kurang

56 - 76 Kurang

77 - 97 Cukup baik

98 - 118 Baik

119 – 140 Sangat baik

Tabel 3.8

Kriteria Skor Aktivitas Siswa

Rentang Kriteria

25 – 39 Sangat kurang

40 – 54 Kurang

55 – 69 Cukup baik

70 – 84 Baik

85 - 100 Sangat baik

1) Dokumentasi

Dalam PTK yang dilakukan di SDN 04 Karanganyar, dokumentasi

yang digunakan ialah surat ijin penelitian, surat keterangan telah melakukan

penelitian, surat ijin uji validitas, surat keterangan telah melakukan uji

validitas, lembar observasi, daftar nilai siswa, dan foto-foto pelaksanaan tindakan

penelitian.

Page 26: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Seting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/3/T1_292011121_BAB III.pdf · Prasarana fisik yang dimiliki sekolah ini yaitu

50

3.6. Uji Validitas Dan Reliabilitas Instrumen

Langkah penting yang dilakukan oleh peneliti dalam menetapkan alat

penilaian kepada siswa adalah menguji kualitas alat penilaian tersebut

sebelum digunakan oleh peneliti. Instrumen yang digunakan dalam penelitian

harus memenuhi kriteria ketepatan (validitas) dan keajegan (reliabilitas).

Tingkat validitas dan reliabilitas suatu instrumen penelitian menunjukkan

kualitas instrumen penelitian tersebut. Instrumen penelitian dikatakan baik

jika dapat mengukur apa yang akan diukur dan instrumen tersebut

merupakan instrumen yang tepat digunakan untuk mengukur suatu variabel

penelitian.

3.6.1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu derajat ketepatan instrument (alat ukur) maksudnya

apakah instrumen yang digunakan betul – betul tepat untuk mengukur apa yang

akan diukur Zainal Arifin (2011 : 245).

Menurut Azwar (2009), berasal dari kata Validity yang mempunyai arti

sejauh mana ketetapan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi

ukurnya. Validitas dinyatakan secara empirik oleh suatu koefisien, yaitu koefisien

validitas (Azwar, 2009). Dalam penelitian ini pengujian tingkat kesahihan alat

ukur dilakukan uji validitas, yang biasanya digunakan batasan rix ≥ 0,30. Semua

aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya pembedanya dianggap

memuaskan, sebaliknya aitem yang memiliki harga atau kurang dari 0,30 dapat

diinterpretasikan sebagai aitem yang memiliki daya diskriminasi rendah. Apabila

aitem yang memiliki daya diskriminasi sama dengan atau lebih besar daripada

0,30 jumlahnya melebihi jumlah aitem yang direncanakan untuk dijadikan skala,

maka kita dapat memilih aitem yang lolos ternyata masih tidak mencukupi jumlah

yang diinginkan, kita dapat mempertimbangkan untuk menurunkan sedikit batas

kriteria 0,30 menjadi 0,25 (Azwar, 2008).

Sebelum soal tes diberikan kepada siswa kelas 4 SDN 04 Karanganyar

yang berjumlah 20 siswa, soal tes diuji cobakan kepada siswa kelas 5 SDN 04

Karanganyar yang berjumlah 20 siswa. Dengan jumlah koresponden (N) = 20,

nilai rix = 0,30. Hasil uji validitas yang dilakukan di kelas 5 SDN 04

Page 27: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Seting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/3/T1_292011121_BAB III.pdf · Prasarana fisik yang dimiliki sekolah ini yaitu

51

Karanganyar dengan analisis SPSS versi 22.0 terlihat pada tabel 3.9 sebagai

berikut:

Tabel 3.9

Hasil Uji Validitas Item Soal Siklus I

No. Item

Valid Tidak Valid

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 14,

16, 17, 18, 19, 20, 21, 24.

13, 15, 22, 23, 25.

20 5

Berdasarkan hasil uji validitas 25 item soal diketahui dari tabel 3.9 di atas,

terdapat 5 soal yang tidak valid yaitu soal nomor 13, 15, 22, 23, dan 25.

Sedangkan 20 soal yang lainnya terbukti valid setelah di uji menggunakan SPSS

versi 22.0 for Windows. Soal yang valid tersebut kemudian peneliti gunakan

sebagai soal evaluasi pada siklus I.

Tabel 3.10

Hasil Uji Validitas Item Soal Siklus II

No. Item

Valid Tidak Valid

1, 2, 3, 4, 5, 6, 9, 10, 11, 12, 13, 14,

16, 17, 18, 20, 21, 22, 23, 24.

7, 8, 15, 19, 25.

20 5

Berdasarkan hasil uji validitas 25 item soal diketahui dari tabel 3.10

di atas, terdapat 5 soal yang tidak valid yaitu soal nomor 7, 8, 15, 19, dan 25.

Sedangkan 20 soal yang lainnya terbukti valid setelah di uji menggunakan SPSS

versi 22.0 for Windows. Soal yang valid tersebut kemudian peneliti gunakan

sebagai soal evaluasi pada siklus II.

Page 28: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Seting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/3/T1_292011121_BAB III.pdf · Prasarana fisik yang dimiliki sekolah ini yaitu

52

3.6.2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas instrumen dimaksudkan untuk mengetahui keajegan instrumen

dari variabel yang hendak diukur. Dengan kata lain, apabila instrumen

tersebutdigunakan beberapa kali di dalam mengukur obyek yang sama akan

menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2012:173). Purwanto (2013:154),

menambahkan reliabilitas suatu instrumen merupakan akurasi dan presisi

yang dihasilkan oleh alat ukur dalam melakukan pengukuran, sehingga alat

ukur yang reliabel akan memberikan hasil pengukuran yang relatif stabil dan

konsisten. Wardani (2012:346) menambahkan bahwa semakin tinggi realiabilitas

suatu tes (hasilnya mendekati satu) maka semakin tinggi pula keajegan atau

ketepatan instrumen yang digunakan tersebut. Keajegan instrumen dapat

diketahui dengan menentukan koefisien alpha (α). Pengukuran koefisien

reliabilitas instrumen dalam penelitian ini dapat dijelaskan melalui tabel 3.11

sebagai berikut:

Tabel 3.11

Kriteria Reliabilitas Instrumen

Rentang Kriteria

0,80 – 1,00 Sangat reliabel

< 0,80 – 0,60 Reliabel

< 0,60 – 0,40 Cukup reliabel

< 0,40 – 0,20 Agak reliabel

< 0,20 Kurang reliabel

Hasil uji reliabilitas yang dilakukan di kelas 5 SDN 04 Karanganyar

dengan analisis SPSS versi 22.0 for Windows adalah sebagai berikut:

Page 29: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Seting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/3/T1_292011121_BAB III.pdf · Prasarana fisik yang dimiliki sekolah ini yaitu

53

Tabel 3.12

Hasil Uji Reliabilitas Item Soal Siklus I

Bentuk Instrumen Koefisien Reliabilitas Kategori

Pilihan ganda 0, 855 Sangat reliabel

Tabel 3.13

Kriteria Reliabilitas Item Soal Siklus II

Bentuk Instrumen Koefisien Reliabilitas Kategori

Pilihan ganda 0, 876 Sangat reliabel

Dari tabel hasil uji reliabilitas dengan program SPSS versi 22.0 for

Windows di atas dapat diketahui bahwa nilai koefisisen reliabilitas pada siklus I

mencapai 0,855 yang berarti bahwa tingkat reliabilitas tersebut termasuk

dalam kategori sangat reliabel. Sementara koefisien reliabilitas pada siklus II

mencapai 0,876 yang berarti bahwa tingkat reliabilitas tersebut termasuk

dalam kategori sangat reliabel. Sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen

yang digunakan adalah sangat reliabel karena nilai koefisien alpha lebih dari

0,80.

3.7. Uji Taraf Kesukaran

Crocker dan Algina (dalam Purwanto, 2013:99), menjelaskan bahwa

tingkat kesukaran merupakan proporsi siswa yang menjawab benar. Nilai tingkat

kesukaran (TK) suatu item instrumen dapat ditentukan dengan membagi

antara jumlah siswa yang berhasil menjawab benar dengan jumlah

keseluruhan siswa yang mengikuti tes. Dapat dirumuskan sebagai berikut:

TK =

Keterangan:

TK = tingkat kesukaran

∑ B = jumlah siswa menjawab benar

Page 30: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Seting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/3/T1_292011121_BAB III.pdf · Prasarana fisik yang dimiliki sekolah ini yaitu

54

∑ P = jumlah siswa peserta tes.

Nilai tingkat kesukaran suatu item instrumen merentang antara 0 sampai 1.

Nilai 0 (nol) terjadi apabila siswa tidak menjawab dengan benar, sementara nilai 1

(satu) terjadi apabila siswa berhasil menjawab soal dengan benar. Proporsi butir

soal dengan kategori sedang sebaiknya lebih banyak daripada butir soal

dengan kategori sukar atau mudah, karena apabila butir soal dengan kategori

mudah atau sukar jauh lebih banyak maka tidak dapat mengukur kemampuan

siswa. Berikut pembagian kategori tingkat kesukaran ke dalam tiga kelompok

menurut Purwanto (2013: 101) sebagai berikut:

Tabel 3.14

Kriteria Tingkat Kesukaran Instrumen

Rentang Kriteria

0,00 – 0,32 Sukar

0,33 – 0,66 Sedang

0,67 – 1,00 Mudah

Berikut hasil analisis tingkat kesukaran item soal yang diujikan pada siswa

kelas 5 SDN 04 Karanganyar dengan jumlah keseluruhan responden 20 siswa

adalah sebagai berikut:

Tabel 3.15

Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Item Soal Siklus I

Rentang Kriteria Nomor Item Jumlah

0,00 – 0,32 Sukar 5, 8, 9, 11 4

0,33 – 0,66 Sedang 1, 2, 3, 4, 7, 16,

19, 20, 21

9

0,67 – 1,00 Mudah 6, 10, 12, 14, 17,

18, 24

7

Total 20

Page 31: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Seting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/3/T1_292011121_BAB III.pdf · Prasarana fisik yang dimiliki sekolah ini yaitu

55

Dari data tabel 3.15 hasil analisis tingkat kesukaran soal siklus I,

dapat diuraikan bahwa hasil uji tingkat kesukaran soal pilihan ganda dengan

jumlah soal sebanyak 20 soal terdapat 4 soal dengan kategori sukar, 9 soal dengan

kategori sedang, dan 7 soal dengan kategori mudah.

Selanjutnya untuk data hasil analisis tingkat kesukaran item soal siklus II

dengan jumlah 25 soal berbentuk pilihan ganda, hasilnya sebagai berikut:

Tabel 3.16

Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Item Soal Siklus II

Rentang Kriteria Nomor Item Jumlah

0,00 – 0,32 Sukar 13, 14, 18 3

0,33 – 0,66 Sedang 1, 2, 4, 6, 9, 16, 20 7

0,67 – 1,00 Mudah 3, 5, 10, 11, 12,

17, 21, 22, 23, 24

10

Total 20

Dari data tabel 3.16 hasil analisis tingkat kesukaran soal siklus II,

dapat diuraikan bahwa hasil uji tingkat kesukaran soal pilihan ganda dengan

jumlah soal sebanyak 20 soal terdapat 3 soal dengan kategori sukar, 7 soal dengan

kategori sedang, dan 10 soal dengan kategori mudah.

3.8. Analisis Data

Data-data yang diperoleh dari hasil pelaksanaan PTK pada kelas 4

SDN 04 Karanganyar adalah data yang berupa angka (data kuantitatif) yang

menunjukkan nilai tes kondisi awal, nilai setelah siklus I, nilai setelah siklus II,

skor observasi aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran IPA melalui

model pembelajaran STAD dari setiap siklusnya. Data hasil observasi

aktivitas guru dan siswa melalui model pembelajaran STAD dianalisis

menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Sedangkan untuk data nilai

hasil belajar IPA dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif

Page 32: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Seting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/3/T1_292011121_BAB III.pdf · Prasarana fisik yang dimiliki sekolah ini yaitu

56

komparatif sehingga dapat dibandingkan nilai hasil belajar IPA setelah

tindakan siklus I dan siklus II.

Analisis hasil belajar IPA siswa dilakukan dengan menghitung persentase

ketuntasan belajar IPA secara klasikal dan rata-rata nilai siswa. perhitungan nilai

tes evaluasi hasil belajar mata pelajaran IPA berpedoman pada perhitungan rumus

sebagai berikut:

x =

x 100

Keterangan:

x = nilai tes evaluasi hasil belajar IPA

∑ S = jumlah skor

∑ SM = jumlah skor maksimum.

KKM yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah sebesar 70, sehingga

berdasarkan perbandingan nilai KKM dan tes evaluasi hasil belajar IPA

dapat diketahui bahwa siswa telah tuntas atau belum tuntas dalam pembelajaran

IPA.

Sementara itu untuk mengukur nilai rata-rata siswa digunakan rumus

sebagai berikut:

=

Keterangan:

= nilai rata-rata

∑ x = jumlah nilai yang diperoleh

N = jumlah siswa

Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar secara klasikal

adalah sebagai berikut:

KB =

x 100%

Keterangan:

KB = ketuntasan belajar

NS = jumlah siswa yang diatas KKM (nilai ≥ 70)

N = jumlah siswa

Page 33: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Seting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/3/T1_292011121_BAB III.pdf · Prasarana fisik yang dimiliki sekolah ini yaitu

57

Berdasarkan nilai persentase yang diperoleh, ketuntasan belajar siswa

dalam pembelajaran IPA melalui model pembelajaran STAD dapat digolongkan

menjadi lima kriteria. Kriteria ketuntasan belajar secara klasikal adalah sebagai

berikut:

Tabel 3.17

Kriteria Ketuntasan Belajar Klasikal

Rentang Kriteria

1% - 20% Sangat kurang

21% - 40% Kurang

41% - 60% Cukup baik

61% - 80% baik

81% - 100% Sangat baik

Analisis hasil observasi aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran IPA

melalui model pembelajaran STAD dilakukan dengan menghitung persentase

jumlah pencapaian skor minimal secara klasikal. Rumus persentase hasil

observasi guru dan siswa adalah sebagai berikut:

Persentase =

x 100%

Berdasarkan nilai persentase yang diperoleh, maka kriteria hasil observasi

aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran IPA melalui model

pembelajaran STAD dapat digolongkan menjadi lima kriteria. Kriteria hasil

observasi secara klasikal adalah sebagai berikut:

Tabel 3.18

Kriteria Hasil Observasi Klasikal

Rentang Kriteria

1% - 20% Sangat kurang

21% - 40% Kurang

41% - 60% Cukup baik

61% - 80% baik

81% - 100% Sangat baik

Page 34: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Seting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16105/3/T1_292011121_BAB III.pdf · Prasarana fisik yang dimiliki sekolah ini yaitu

58

3.9. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dari penelitian yang dilakukan pada siswa kelas 4

SDN 04 Karanganayar melalui model pembelajaran STAD pada pembelajaran

IPA meliputi indikator proses dan hasil. Indikator proses dan hasil dijabarkan

sebagai berikut:

3.9.1. Indikator Proses

Indikator proses merupakan indikator keberhasilan dari proses

spelaksanaan tindakan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa

melalui penerapan model pembelajaran STAD. Pada penelitian ini aktivitas

guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA melalui model pembelajaran

STAD dapat dikatakan berhasil apabila mengalami peningkatan secara signifikan

minimal 14 skor dalam kriteria baik. Dilihat dari kriteria skor aktivitas guru dan

aktivitas siswa bahwa selisih rentang kriteria skor aktivitas guru sebesar 20 dan

kriteria skor aktivitas siswa sebesar 14.

3.9.2. Indikator Hasil

Indikator hasil dalam penelitian ini yaitu hasil belajar IPA,

penerapan model pembelajaran STAD dikatakan dapat meningkatkan hasil

belajar IPA apabila siswa kelas 4 SDN 04 Karanganyar secarasignifikan

mengalami ketuntasan belajar individual dengan nilai hasil belajar IPA ≥ 70 dan

mengalami ketuntasan belajar secara klasikal dengan nilai rata-rata hasil belajar

IPA meningkat minimal 7 nilai dari KKM ≥ 70 yang ditentukan oleh

sekolah atau ketuntasan belajar secara klasikal sebesar ≥ 80% dari 20 siswa

(kriteria baik) dalam pembelajaran IPA melalui model pembelajaran STAD.