bab iii metode penelitian 3.1. seting dan karakteristik...
TRANSCRIPT
24
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Seting dan Karakteristik Subjek Penelitian
3.1.1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini berlokasi di SD Negeri 4 Sidorejo Kecamatan
Pulokulon Kabupaten Grobogan. Penelitian dilaksanakan di kelas IV SD Negeri 4
Sidorejo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2013/2014.
Sekolah ini berada di lingkungan Kecamatan Pulokulon dengan jumlah siswa 116
orang yang terdiri dari 18 siswa kelas 1. 17 siswa kelas 2, 11 siswa kelas 3, 25
siswa kelas 4, 20 siswa kelas 5, dan 27 siswa kelas 6. Staf pengajar terdiri dari 4
guru, 5 guru wiyata bakti, 1 penjaga dan 1 kepala sekolah.
Pemilihan tempat ini didasarkan pada pertimbangan bahwa hasil belajar
pada pelajaran IPA masih rendah. Maka perlu ditingkatkan hasil belajar IPA
dengan pokok bahasan memahami perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya
terhadap daratan dengan penggunaan model pembelajaran Nmbered Heads
Together berbantuan media Flip Chart kelas 4 SD Negeri 4 Sidorejo.
3.1.2. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah guru/peneliti dan siswa. Guru/peneliti
sebagai subyek untuk memberikan tindakan dan juga bertugas mengamati serta
mencatat data yang diperlukan. Siswa sebagai subyek yang menerima tindakan.
Jumlah siswa yang akan dijadikan subyek adalah 25 siswa. Rata-rata orang tua
siswa adalah petani, hanya sebagian kecil saja pegawai negeri sipil dan swasta.
3.1.3. Objek Penelitian
Obyek penelitian yang diteliti adalah pembelajaran IPA dalam usaha
meningkatkan hasil belajar IPA melalui strategi cooperative learning tipe
Numbered Heads Togetherdalam memahami materi perubahan lingkungan fisik
dan pengaruhnya terhadap daratan.
25
3.1.4. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai bulan Mei
yang dapat dilihat pada tabel 3.1
Tabel 3.1
Waktu Penelitian
No Pelaksanaan Penelitian Februari Maret April
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Observasi
2 Penyusunan proposal dan soal-
soal untuk uji validitas
3 Uji validitas soal siklus 1 dan
siklus 2
4
Siklus 1
Perencanaan
Pelaksanaan
Observasi
Refleksi
5
Siklus 2
Perencanaan
Pelaksanaan
Observasi
Refleksi
6 Pelaporan
1.1.5. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dapat
disebut juga Classroom Action Research (CAR) yang dilaksanakan secara
kolaborasi antara kepala sekolah, guru IPA dan penulis. Maksud dari penelitian
yaitu untuk memberikan informasi mengenai beberapa langkah yang tepat untuk
meningkatkan hasil belajar melalui model pembelajaranNumbered Heads
Together (NHT)berbantuan media Flip Chart.
Menurut McNiff (Subyantoro, 2014:7) Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
merupakan penelitian yang bersifat reflektif yang dilakukan guru itu sendiri
kemudian ahasilnya dapat digunakan sebagai alat pengembangan kurikulum,
sekolah, keahlian mengajar dan sebagainya. Kegiatan penelitian berawal dari
26
masalah nyata kemudian bagaimana cara untuk memcahkan masalah tersebut.
Tindakan dalam penelitian harus direncanakan terlebih dahulu agar mencapai
hasil yang optimal. Jika pada rencana tersebut belum bisa digunakan untuk
memecahkan masalah yang telah dihadapi, untuk itu perlu dilakukan penelitian
siklus pada tahap berikutnya.
Prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas menurut John Elliot
(Subyantoro, 2014:11) yaitu melalui empat tahap meliputi (1) Perencanaan, (2)
Pelaksanaan, (3) Observasi, dan (4) Refleksi. Gambaran dari prosedur
pelaksanaanya terdapat pada gambar 1.
Gambar 3.1
Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (Subyantoro, 2014:11)
Penjelasan terhadap gambar adalah :
1. Menyusun rancangan tindakan (planning)
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di
mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Penelitian tindakan
yang ideal sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan
tindakan dan pihak yang mengawasi jalannya tindakan. Istilah untuk cara ini
adalah penelitian kolaborasi. Cara ini dikatakan ideal karena adanya upaya untuk
mengurangi unsur subjektivitas pengamat serta mutu kecermatan amatan yang
Perencanaan
Siklus II
Pengamatan
Pengamatan
Refleksi
Pelaksanaan
Refleksi
Perencanaan
Pelaksanaan
?
Siklus 1
27
dilakukan. Dengan mudah dapat diterima bahwa pengamatan yang diarahkan pada
diri sendiri biasanya kurang teliti dibanding dengan pengamatan yang dilakukan
terhadap hal-hal yang berada di luar diri, karena adanya unsur subjektivitas yang
berpengaruh, yaitu cenderung mengunggulkan dirinya. Apabila pengamatan
dilakukan oleh orang lain, pengamatannya lebih cermat dan hasilnya lebih
objektif.
2. Pelaksanaan tindakan (Acting)
Tahap ke-2 dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan
implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas.
Hal yang perlu diingat adalah bahwa dalam tahap ke-2 ini pelaksana guru harus
ingat dan berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi
harus pula berlaku wajar, tidak dibuat-buat. Dalam refleksi, keterkaitan antara
pelaksanaan dengan perencanaan perlu diperhatikan secara saksama agar sinkron
dengan maksud semula.
Dalam mengajukan laporan penelitiannya, penulis tidak melaporkan
seperti apa perencanaan yang dibuat karena langsung melaporkan pelaksanaan.
Oleh karena itu, bentuk dan isi loporannya harus sudah lengkap menggambarkan
semua kegiatan yang dilakukan, mulai dari persiapan sampai pennyelesaian.
Bannyak diantara karya tulis yang diajukan oleh guru tidak dapat dinilai atau
diterima oleh tim penilai karena isi laporannya tidak lengkap. Pada umumnya
penulis merasa sudah menjelaskan tahapan metode yang dilaksanakan dalam
tindakan, padahal baru disinggung dalam kajian pustaka saja, dan belum
dijelaskan secara rinci bagaimana keterlaksanaannya ketika tindakan terjadi.
3. Pengamatan (Observasi)
Tahap ke-3 yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat.
Sebetulnya sedikit kurang tepat kalau pengamatan ini dipisahkan dengan
pelaksanaan tindakan karena seharusnya pengamatan dilakukan pada waktu
tindakan sedang dilakukan. Jadi, keduanya berlangsung pada waktu yang sama.
Sebutan tahap ke-2 diberikan untuk memberikan peluang kepada guru pelaksana
yang juga berstatus sebagai pengamat. Ketika guru tersebut sedang melakukan
tindakan, karena hatinya menyatu dengan kegiatan, tentu tidak sempat
28
menganalisis peristiwa ketika sedang terjadi. Oleh karena itu. kepada guru
pelaksana yang berstatus sebagai pengamat agar melakukan “ pengamatan balik”
terhadap apa yang terjadi ketika tindakan berlangsung. Sambil melakukan
pengamatan balik ini, guru pelaksana mencatat sedikit demi sedikit apa yang
terjadi agar memperoleh data yang akurat untuk perbaikan data berikutnya.
4. Refleksi (Reflecting)
Tahap ke-4 merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang
sudah dilakuakan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat ketika guru sudah selesai
melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan
implementasi rancangan tindakan. Istilah refleksi di sini sama dengan “memantul,
seprti halnya memancar dan menatap kena kaca. “ Dalam hal ini, guru pelaksana
sedang memantulkan pengalamannya kepada peneliti tindakan, yaitu ketika guru
pelaku tindakan siap mengatakan kepada peneliti pengamat tentang hal-hal yang
dirasakan sudah merasa baik dan bagian mana yang belum. Dengan kata lain, guru
pelaksana sedang mengevaluasi diri. Apabila guru pelaksana juga berstatus juga
sebagai pengamat, yaitu mengamati apa yang ia lakukan, maka refleksi dilakukan
terhadap dirinya sendiri. Dengan kata lain, guru tersebut melihat dirinya kembali
melakukan “dialog” untuk menemukan hal-hal yang dirasakan sudah memuaskan
hati karena sudah sesuai dengan rancangan dan secara cermat mengenali hal-hal
yang masih perlu diperbaiki.
Jika penelitian tindakan dilakukan melalui beberapa siklus, maka dalam
refleksi terahir, menyampaikan rencana yang disarankan kepada peneliti lain
apabila menghentikan kegiatannya, atau kepada diri sendiri apabila akan
melanjutkan pada kesempatan lain. Catatan-catatan penting yang dibuat sebaiknya
rinci sehingga siapapun yang akan melaksanakan dalam kesempatan lain akan
menjumpai kesimpulan.
3.2. Variabel Penelitian
Sugiyono (2013:61) menyebutkan bahwa ada 2 variabel penelitian, yaitu
variabel bebas dan variabel terikat.
29
1. Variabel bebas
Variebel bebas dalam penelitian ini ádalah model NHT dan media Flip
Chart.
2. Variabel terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPA. Hasil
belajar dalam penelitian ini adalah besar skor yang didapat siswa dari tes formatif.
3.3. RencanaTindakan
Penelitian ini akan dilaksanakan dengan dua siklus masing-masing siklus
terdiri tiga kali pertemuan (6 x 35 menit). Rencana tindakan meliputi persiapan
dan rencana tindakan setiap siklus.
3.3.1. Persiapan
Dalam rangka melaksanakan penelitian ini, peneliti mengidentifikasi
masalah, menyusun silabus, menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dan
mempersiapkan instrumen penelitian. Tahapan persiapan dapat diuraikan sebagai
berikut:
1. Permintaan ijin
Meminta ijin kepada kepala sekolah SD Negeri 4 Sidorejo Kecamatan
Pulokulon Kabupaten Grobogan.
2. Identifikasi Masalah
Sebelum melaksanakan kegiatan penelitian, penulis mengidentifikasi
masalah tentang hasil belajar IPA, untuk hasil ulangan harian pada materi
memahami gaya dapat mengubah gerak dan/atau bentuk suatu benda dari 26
siswa yang berhasil mencapai KKM (≥ 65) hanya 9 siswa (34,62 %) dan 17 siswa
(65,38) lainnya belum berhasil mencapai KKM, hal ini dikarenakan guru masih
cenderung menggunakan ceramah saat proses pembelajaran sehingga siswanya
pasif dan gurunyalah yang aktif. Dari hasil identifikasi faktor penyebab belum
berhasilnya pembelajaran antara lain, guru belum optimal dalam memanfaatkan
model, metode atau sarana pembelajaran yang bervariasi.
Berdasarkan permasalahan yang dikaji, maka diperlukan solusi untuk
memecahkan beberapa masalah yang ada. Pelaksanakan penelitian tindakan
30
dengan menerapkan model pembelajaran NHT berbantuan media Flip Chart, hasil
belajar IPA pokok bahasan memahami perubahan lingkungan fisik dan
pengaruhnya terhadap daratan dapat meningkat kususnyasiswa kelas 4 SD Negeri
4 Sidorejo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan.
2. Mempersiapkan Silabus
Silabus disusun berdasarkan pada satu kompetensi dasar pada kurikulum
tingkat satuan pendidikan (KTSP) kelas 4 semester 2 yang sesuai dengan masalah
yang diteliti.
3. Menyusun Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun sebagai pedoman
pelaksanaan pembelajaran.
4. Menyiapkan Instrumen Penelitian
Instrumen yang disiapkan berupa, soal tes, lembar observasi pembelajaran
(siswa dan guru), hasil belajar.
3.3.2. Rencana Tindakan Tiap Siklus
Menurut Subyantoro (2014:311) penelitian tindakan kelas merupakan jenis
penelitian yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan seseorang atau siswa
melalui cara tertentu dalam pembelajaran. Proses PTK dilaksanakan dalam
beberapa siklus yang dimulai dari menyusun perencanaan, melaksanakan
tindakan, melakukan observasi dan melakukan refleksi.
Secara keseluruhan penelitian direncanakan dua siklus secara garis besar
dideskripsikan yaitu:
Siklus 1
Prosedur penelitian dalam siklus I melalui beberapa tahapan, yaitu
perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Sebelum melakukan perencanaan
siklus I, penulis mengadakan refleksi awal dalam menyusun perencanaan.
Keempat tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
31
1. Rencana Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus I yakni tiga kali pertemuan tatap muka
(6X35 menit). Adapun pelaksanaan tindakan pembelajaran tentang memahami
perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratandengan langkah-
langkah sebagai berikut:
Pertemuan 1 dan pertemuan 2
1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran materi memahami perubahan
lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan .
2. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 5 anak dari jumlah
peserta didik 25 anak.
3. Setiap anggota kelompok mendapat nomor yang berbeda. Nomor yang
disediakan 1-5 untuk masing-masing kelompok.
4. Guru membagikan flip chart sebagai media belajar dan membimbing siswa
dalam kelompok.
5. Melakukan tanya jawab tentang materi yang terdapat pada flip chart.
6. Guru membagi lembar kerja kepada setiap kelompok.
7. Dalam kerja kelompok, setiap siswa berpikir bersama dalam kelompoknya.
Lembar kerja siswa dapat bervariasi tipe soal.
8. Guru memanggil nomor anggota dan menyebutkan satu nomor. Para siswa
dari tiap kelompok yang nomornya dipanggil menyiapkan jawaban untuk
dipresentasikan/dilaporkan.
9. Guru bersama siswa membuat kesimpulan dari semua pertanyaan yang
berhubungan tentang materi yang telah disampaikan.
10. Guru bersama siswa melakukan refleksi tentang proses pembelajaran yang
telah dilakukan.
Pertemuan 3
1. Siswa duduk dengan rapi di tempat duduknya masing-masing.
2. Guru menunjukkan lembar kerja kepada siswa.
3. Guru membacakan petunjuk mengerjakan lembar kerja.
4. Guru membagi lembar kerja kepada setiap siswa.
5. Guru mengawasi siswa yang sedang mengerjakan soal.
32
6. Soal dikumpulkan secara bersama-sama sesuai dengan waktu waktu yang
ditentukan.
7. Salah satu siswa mengumpulkan lembar jawab dari setiap siswa agar tidak
gaduh.
2. Pelaksanaan tindakan
Melakukan pembelajaran sesuai dengan rencana tindakan yang telah
dirancang (RPP) yang terdapat dalam lampiran.
3. Tahap Pengamatan (Observasi)
Selama proses tindakan I dilakukan pengamatan secara seksama dan fokus
pada masalah penelitian. Mencatat hasil pengamatan pada catatan lapangan dan
lembar observasi. Tindak lanjutnya melakukan diskusi antara peneliti dengan
dosen pembibing. Pada saat proses pengamatan, hal-hal yang dilakukan yakni:
1. Saat pembelajaran dengan model NHT maka harus diobservasi kegiatan siswa
dan guru dalam prosespembelajaran.
2. Melakukan penilaian hasil dan membuat laporan hasil temuan.
3. Pengumpulan lembar kegiatan siswa dan hasil belajar.
4. Tahap Refleksi
Lembar observasi sebagai hasil observasi, catatan lapangan dan hasil tes
kemudian dikaji dan direnungkan kembali. Hal tersebut dilakukan dalam rangka
memahami data yang telah terkumpul untuk mendapatkan kesamaan pandangan
terhadap pelaksanaan tindakan I dari peneliti. Hasil dijadikan sebagai bahan untuk
merevisi tindakan I dan merancang tindakan selanjutnya. Disamping itu hasil
digunakan untuk memutuskan tindakan apakah yang perlu diperbaiki. Analisis
dan refleksi ini dilakukan setiap selesai tindakan dan observasi sampai berhasil.
Ada dua macam refleksi yang dilakukan yaitu:
1. Refleksi segera setelah pertemuan berakhir, digunakan untuk
mengidentifikasi kekurangan dalam pembelajaran dan pemecahannya untuk
perbaikan dalam pertemuan berikutnya. (melaksanakan penyesuaian rencana
pembelajaran dan atau tindakan yang perlu disempurnakan).
2. Refleksi pada akhir siklus pertama, digunakan untuk mengetahui apakah
target yang ditetapkan sesuai indikator keberhasilan tindakan telah tercapai.
33
Secara teknis peneliti melakukan refleksi awal, dan teman sekelompok
melalui refleksi berdasarkan pengamatannya, kemudian dilakukan refleksi
bersama dan diskusi untuk penyempurnaan tindakan yang akan dilaksanakan
pada siklus kedua.
Siklus 2
Prosedur siklus II merupakan kelanjutan dari siklus I. Tujuan pelaksanaan siklus
II adalah untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan atau kelemahan-kelemahan
serta permasalahan pada siklus 1. Tahapan siklus II dapat diuraikan sebagai
berikut:
1. Rencana Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus II yakni tiga kali pertemuan tatap muka
(6X35 Menit). Adapun pelaksanaan tindakan pembelajaran tentang memahami
perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
Pertemuan 1 dan pertemuan 2
1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran materi memahami perubahan
lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan .
2. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 4 anak dari jumlah
peserta didik 25 anak.
3. Setiap anggota kelompok mendapat nomor yang berbeda. Nomor yang
disediakan 1-5 untuk masing-masing kelompok.
4. Guru membagikan flip chart sebagai media belajar dan membimbing siswa
dalam kelompok.
5. Melakukan tanya jawab tentang materi yang terdapat pada flip chart.
6. Guru membagi lembar kerja kepada setiap kelompok.
7. Dalam kerja kelompok, setiap siswa berpikir bersama dalam kelompoknya.
Lembar kerja siswa dapat bervariasi tipe soal.
8. Guru memanggil nomor anggota dan menyebutkan satu nomor. Para siswa
dari tiap kelompok yang nomornya dipanggil menyiapkan jawaban untuk
dipresentasikan/dilaporkan.
34
9. Guru bersama siswa membuat kesimpulan dari semua pertanyaan yang
berhubungan tentang materi yang telah disampaikan.
10. Guru bersama siswa melakukan refleksi tentang proses pembelajaran yang
telah dilakukan.
Pertemuan 3
1. Siswa duduk dengan rapi di tempat duduknya masing-masing.
2. Guru menunjukkan lembar kerja kepada siswa.
3. Guru membacakan petunjuk mengerjakan lembar kerja.
4. Guru membagi lembar kerja kepada setiap siswa.
5. Guru mengawasi siswa yang sedang mengerjakan soal.
6. Soal dikumpulkan secara bersama-sama sesuai dengan waktu waktu yang
ditentukan.
7. Salah satu siswa mengumpulkan lembar jawab dari setiap siswa agar tidak
gaduh.
2. Pelaksanaan tindakan.
Melakukan pembelajaran sesuai dengan rencana tindakan yang telah
dirancang (RPP) yang terdapat dalam lampiran.
3. Tahap Pengamatan (Observasi)
Selama proses tindakan II dilakukan pengamatan secara seksama dan
fokus pada masalah penelitian. Mencatat hasil pengamatan pada catatan lapangan
dan lembar observasi. Tindak lanjutnya melakukan diskusi antara peneliti dengan
dosen pembibing. Pada saat proses pengamatan, yang dilakukan yakni:
1. Saat pembelajaran dengan model NHT maka harus diobservasi kegiatan siswa
dan guru dalam prosespembelajaran.
2. Melakukan penilaian hasil dan membuat laporan hasil temuan.
3. Pengumpulan lembar kegiatan siswa dan hasil belajar.
4. Tahap Refleksi
1. Mengidentifikasi kesulitan dan hambatan pelaksanaan siklus II
2. Menganalisis hasil pengamatan lembar observasi, catatan lapangan dan hasil
tes kemudian dikaji dan refleksi untuk menyempurnakan tindakan
selanjutnya.
35
3.4. Data dan Cara Pengumpulannya
Pengumpulan data dalam penelitian perlu dilakukan untuk memperoleh
data atau informasi. Proses pengumpulan data diperlukan sebuah instrumen atau
alat pengumpul data. Teknik dan instrumen pengumpulan data memiliki makna
yang berbeda. Teknik pengumpulan data dapat berarti cara atau prosedur yang
dilakukan untuk mengumpulkan data. Instrumen pengumpul data berarti
instrumen atau perangkat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Menurut
Sugiyono (2013:148) instrumen adalah alat atau fasilitas yang dipergunakan oleh
peneliti dalam mengukur fenomena al am maupun sosial. Dalam hal ini fenomena
yang diukur adalah variabel penelitian.
3.4.1. Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan data
kualitatif. Data kuantitatif adalah data yang diperoleh langsung dari skor yang
diperoleh dari hasil tes formatif siswa. Data kualitatif adalah data yang diperoleh
langsung dari hasil pengamatan melalui lembar observasi kegiatansiswa dan
lembar observasi kegiatan guru dalam pembelajaran di kelas.
3.4.2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari
4 teknik: teknik tes, observasi, wawancara, dan dokumentasi.
1. Teknik Tes
Menurut Suharsimi, Arikunto (2008:139) menegaskan bahwa teknik tes
adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk
mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang
dimiliki oleh individu atau kelompok.
Jenis tes tertulis secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu :
1. Tes objektif, misalnya bentuk uraian, pilihan ganda, jawaban singkat atau
isian, benar salah dan bentuk menjodohkan.
36
2. Tes uraian, yang terbagi atas tes uraian objektif (penskorannya dapat
dilakukan secara objektif) dan tes uraian non objektif (penskorannya sulit
dilakukan karena non objektif.
Berdasarkan uraian para ahli, instrumen dalam penelitian ini digunakan
teknik tes obyektif yang berbentuk pilihan ganda.
2. Observasi
Observasi lapangan untuk mengamati aktifitas siswa dan guru kelas 4 SD
Negeri 4 Sidorejo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Groboganselama proses
pembelajaran. Lembar observasi digunakan untuk memperoleh data tentang
perhatian siswa terhadap materi yang diajarkan oleh guru, dan lembar observasi
guru untukmemperoleh data tentang jalannya proses pembelajaran sesuai dengan
RPP dan juga melihat tingkat efektifitas proses serta hasil pembelajaran.
3. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data-data atau keterangan-
keterangan yang relevan dan dibutuhkan dalam penelitian. Data ini diperoleh dari
dokumen yang dimiliki guru kelas. Metode ini digunakan untuk memperoleh
daftar nama siswa dan nilai ulangan harian semester 2 tahun ajaran 2013-2014
pada mata pelajaran IPA.
3.5. Alat Pengumpulan Data
Sebelum melakukan Penelitian Tindakan Kelas di buat berbagai input
instrumental yang akan digunakan untuk memberi tindakan dalam PTK seperti
rencana pelaksanan. Selain itu juga dibuat perangkat pembelajaran yang berupa:
(1) Lembar diskusi, (2) Lembar observasi kegiatan mengajar guru, (3) lembar
observasi kegiatan siswa dan (4) lembar evaluasi.
Pada lembar observasi kinerja guru dan siswa digunakan Skala Likert
(Sugiyono, 2010: 134-135) dengan rentang skor 1-4. Kriteria yang ditetapkan
berdasarkan skor tersebut dapat dikategorikan dalam tingkat ”kurang baik” jika
prosentase skor hasil pengamatan diantara 25%-50%, tingkat “tidak baik” jika
prosentase skor hasil pengamatan 56%- 70%, tingkat “baik” jika prosentase skor
37
hasil pengamatan 71%-85%, dan tingkat “sangat baik” jika prosentase skor hasil
pengamatan ≥ 86% (Depdiknas, 2003: 220-223).
Kisi-kisi lembar observasi dan indikator penilaian aktivitas kegiatan guru
dan siswa dapat dilihat pada tabel 3.2, 3.3, 3.4 dan 3.5. Kisi-kisi soal evaluasi
siswa siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel 3.6 dan 3.7.
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Alat Observasi Aktivitas Guru
No Aspek yang diamati Nomor Item
1. Pra pembelajaran 1, 2
2. Kegiatan awal pembelajaran 3, 4, 5
3. Kegiatan inti pembelajaran
a. Penguasaan materi pembelajaran
6, 7, 8
b. Pendekatan/strategi pembelajaran 9, 10, 11, 12
c. Model NHT 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19
d. Pemanfaatan media pembelajaran/
sumber belajar 20, 21
e. Penilaian proses dan hasil belajar 22, 23, 24
4. Penutup 25, 26, 27, 28
Kriteria Penilaian :
Tabel 3.3
Kriteria Penilaian Aktivitas Guru
Penilaian :
Rentang skor 1-4
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 ℎ
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 x 100
Skor maksimun = 112
Kategori :
Kurang Baik = 25%-50%
Cukup Baik = 56%- 70%
Baik = 71%-85%
Sangat Baik ≥ 86%
38
Keterangan Skor:
Skor 1 : Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh guru dalam kategori kurang
Skor 2 : Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh guru dalam kategori cukup
Skor 3 : Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh guru dalam kategori baik
Skor 4 : Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh guru dalam kategori sangat baik
Tabel 3.4
Kisi-Kisi Alat Observasi Aktivitas Siswa
No Aspek yang diamati Nomor Item
1. Pra pembelajaran 1, 2
2. Kegiatan awal pembelajaran 3, 4
3. Kegiatan inti pembelajaran
a. Penjelasan materi pembelajaran
5, 6, 7, 8
b. Pendekatan/strategi pembelajaran
9, 10, 11, 12, 13, 14
c. Pemanfaatan media pembelajaran/ sumber
belajar
15, 16, 17
d. Penilaian proses dan hasil belajar 18, 19
e. Penggunaan bahasa 20, 21
4. Penutup 22, 23, 24
Kriteria Penilaian :
Tabel 3.5
Kriteria Penilaian Aktivitas Guru
Penilaian :
Rentang skor 1-4
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 ℎ
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 x 100
Skor maksimun = 92
Kategori :
Kurang Baik = 25%-50%
Cukup Baik = 56%- 70%
Baik = 71%-85%
Sangat Baik ≥ 86%
39
Keterangan Skor:
Skor 1 : Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh kurang dari 10% seluruh siswa.
Skor 2 : Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh tidak kurang dari 11% tidak lebih
dari 40% seluruh siswa.
Skor 3 : Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh tidak kurang dari 41% tidak lebih
dari 70% seluruh siswa.
Skor 4 : Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh tidak kurang dari 71% tidak lebih
dari 100% seluruh siswa.
Tabel 3.6
Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siswa Siklus I
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Indikator Siklus I Nomor
Item
Jumlah
10.
Memahami
perubahan
lingkungan
fisik dan
pengaruhnya
terhadap
daratan.
10.1
Mendeskripsikan
berbagai penyebab
perubahan
lingkungan fisik
(angin, hujan,
cahaya matahari,
dan gelombang air
laut).
1. Menyebutkan
berbagai faktor
penyebab
perubahan
lingkungan fisik
3, 7,
14, 16 4
2. Menyebutkan
pengaruh
terjadinya hujan
6, 13,
15, 18 4
3. Menyebutkan
pengaruh sinar
matahari
5, 9,
11 3
4. Mengidentifikasi
pengaruh angin
yang merugikan
dan
menguntungkan
2, 10,
20 3
5. Menjelaskan
terjadinya angin
darat dan angin
laut.
1, 12 2
6. Menjelaskan
pengaruh
terjadinya
gelombang laut.
4, 8,
17, 19 4
Jumlah 20
40
Tabel 3.7
Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siswa Siklus II
Standar
Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator Siklus
II
Nomor
Item
Jumlah
10.
Memahami
perubahan
lingkungan
fisik dan
pengaruhnya
terhadap
daratan
10.2 Menjelaskan
pengaruh perubahan
lingkungan fisik
terhadap daratan (erosi,
abrasi, banjir, dan
longsor).
1. Menyebutkan
berbagai
faktor
penyebab
gempa bumi.
9, 12,
16 3
2. Menyebutkan
pengaruh
terjadinya
gempa bumi
4, 8,
13, 19 4
3. Menjelaskan
terjadinya
gunung
meletus.
6, 18 2
4. Menyebutkan
pengaruh
terjadinya
gunung
meletus.
1, 11,
14 3
10.3Mendeskripsikan
cara pencegahan
kerusakan lingkungan
(erosi, abrasi, banjir,
dan longsor)
5. Menyebutkan
cara
pencegahan
banjir.
5, 10,
17 3
6. Menyebutkan
cara
pencegahan
erosi dan
abrasi.
2, 3, 7,
15, 20 5
Jumlah 20
3.6. Indikator Kinerja
Penelitian ini dikatakan berhasil apabila minimal 80% atau 20 siswa dari
25 siswa (seluruh siswa) kelas 4 SD Negeri 4 Sidorejo Kecamatan Pulokulon
Kabupaten Grobogan pada mata pelajaran IPA telah mencapai mencapai
ketuntasan belajar dengan memperoleh nilai hasil belajar di atas KKM atau ≥ 65.
41
3.7. Analisis Data
Teknik untuk menganalisis data dalam penelitian ini yaitu data kuantitatif
sederhanamenggunakan analisis deskriptif komparatif yaitu membandingkan hasil
tes pra siklus, siklus I dan hasil tes siklus II, karena penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan sejauh mana model pembelajaranNHT berbantuan media Flip
Chart dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada materi pembelajaran memahami
perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan. Pembelajaran
dikatakan berhasil secara klasikal jika 80% populasi kelas telah tuntas belajar.
Untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar siswa dan hasil belajar secara
klasikal dari populasi kelasdengan rumus
Ketuntasan Siswa = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 100%
Ketuntasan Klasikal = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 x 100
3.7.1. Uji Validitas
Scavia B. Anderson (Arikunto, 2009: 65) menjelaskan bahwa validitas
merupakan suatu ukuran kemampuan suatu tes dalam mengukur apa yang
seharusnya diukur. Pengujian validitas untuk instrument soal evaluasi ini dibantu
menggunakan program SPSS 20.0 for Windows. Tingkat validitas suatu instrumen
dapat diketahui dengan cara mengkorelasikan setiap skor pada butir instrument
dengan total skor setelah dikurangi skor butirnya sendiri (corrected item to total
correlation). Arikunto (2013: 89) berpendapat bahwa item instrumen atau soal
penelitian dianggap valid jika memiliki koefisien korelasi ≥ 0,2.
Menurut Suharsimi Arikunto (2009:73), suatu item instrumen penelitian
dianggap valid jika memiliki kooefisien korelasi adalah sebagai berikut:
Tabel 3.8
Klasifikasi Validitas Butir Soal
Interval Kategori
0,80 – 1,00 Sangat Tinggi
0,60 – 0,80 Tinggi
0,40 – 0,60 Cukup
0,20 – 0,40 Rendah
0,00 – 0,20 Sangat Rendah
42
Hasil uji validitas soal siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel 3.9 dan
3.10.
Tabel 3.9
Hasil Uji Validitas Siklus I
Hasil Uji
Validitas
Siklus I
Jumlah Soal Valid Tidak
Valid
Soal yang
digunakan
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8,
9, 10, 11, 12, 13,
14, 15, 16, 17, 18,
19, 20, 21, 22, 23,
24, 25, 26, 27 ,28,
29, 30
2, 3, 5, 6, 7, 8,
9, 10, 11, 12,
13, 14, 15, 16,
17, 20, 21, 22,
24, 25, 26, 29,
30.
1, 4, 18,
19, 23,
27, 28.
2, 5, 6, 7, 8, 9,
11, 12, 13, 15,
16, 17, 20, 21,
22, 24, 25, 26,
29, 30.
Jumlah 30 23 7 20
Analisis validitas instrumen soal didasarkan pada korelasi antara skor butir
soal dengan skor total. Skor yang koefisien korelasinya kurang dari 0,20
dinyatakan tidak valid. Berdasarkan tebel 3.8 tetang hasil uji validitas siklus I
dapat diketahui bahwa terdapat 7 soal yang tidak valid, yaitu butir soal nomor: 1,
4, 18, 19, 23, 27, dan 28. Terdapat 23 soal yang valid, yaitu butir soal nomor: 2,
3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 20, 21, 22, 24, 25, 26, 29, dan 30.
Penulis akan menggunakan soal sebanyak 20 butir soal. Soal yang valid, namun
penyebarannya terlalu banyak pada setiap indikator, akan ikut dibuang bersama
soal yang tidak valid. Butir soal valid yang ikut dibuang adalah soal nomor: 3, 10,
dan 14.
Tabel 3.10
Hasil Uji Validitas Siklus II
Hasil Uji
Validitas
Siklus 2
Soal yang diuji Valid Tidak
Valid
Soal yang
digunakan
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,
8, 9, 10, 11, 12,
13, 14, 15, 16, 17,
18, 19, 20, 21, 22,
23, 24, 25, 26, 27
,28, 29, 30
1, 3,4, 5, 8, 10,
11, 13, 14, 15,
16, 17, 18, 19,
20, 21, 22, 24,
25, 26, 27, 28,
29.
2, 6, 7,
9, 12,
30.
3, 5, 8, 10, 11, 13,
14, 16, 17, 18, 19,
20, 21, 22, 23, 24,
25, 27 ,28, 29.
Jumlah 30 24 6 20
43
Analisis validitas instrumen soal didasarkan pada korelasi antara skor butir
soal dengan skor total. Skor yang koefisien korelasinya kurang dari 0,20
dinyatakan tidak valid. Berdasarkan tebel 3.9 tetang hasil uji validitas siklus II
dapat diketahui bahwa terdapat 7 soal yang tidak valid, yaitu butir soal nomor: 2,
6, 7, 9, 12 dan 30. Terdapat 24 soal yang valid, yaitu butir soal nomor: 1, 3,4, 5, 8,
10, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 24, 25, 26, 27, 28, dan 29. Penulis
akan menggunakan soal sebanyak 20 butir soal. Soal yang valid, namun
penyebarannya terlalu banyak pada setiap indikator, akan ikut dibuang bersama
soal yang tidak valid. Butir soal valid yang ikut dibuang adalah soal nomor: 1, 4,
15 dan 26.
3.7.2. Uji Reliabilitas
Menurut Arikunto (2006: 178) reliabilitas suatu tes adalah taraf sampai
dimana suatu tes mampu menunjukkan konsistensi hasil pengukuranya yang
diperlihatkan dalam taraf ketepatan dan ketelitian hasil. Uji reliabilitas instrumen
pada penelitian ini menggunakan rumus alpha-Cronbach. Klasifikasi reliabelitas
menurut Arikunto (2009: 75) adalah sebagai berikut:
Tabel 3.11
Klasifikasi Reliabilitas Instrumen
Interval Kategori
0,80 – 1,00 Sangat Tinggi
0,60 – 0,80 Tinggi
0,40 – 0,60 Cukup
0,20 – 0,40 Rendah
0,00 – 0,20 Sangat Rendah
Hasil uji reliabilitas instrumen yang diolah dengan SPSS 20,0 for windows
pada saat uji instrumen tes, reliabilitas soal siklus I dan siklus II dapat dilihat pada
tabel 3.12 dan tabel 3.13.
44
1. Uji Reliabilitas Siklus 1
Tabel 3.12
Hasil Uji Reliabilitas Siklus I
Hasil data awal analisis
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,812 30
Hasil data setelah dilakukan analisis ulang
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,882 20
Berdasarkan tabel 3.12 hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada kolom
Cronbach's Alpha menunjukkan 0,882, maka dapat disimpulkan bahwa alat ukur
atau instrumen penelitian yang dipakai pada tingkat reliabilitas sangat tinggi.
2. Uji Reliabilitas Siklus 2
Tabel 3.13
Hasil Uji Reliabilitas Siklus II
Hasil Data Awal Analisis
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,822 30
Hasil Data Setelah Dilakukan Analisis Ulang
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,876 20
Berdasarkan tabel 3.13 hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada kolom
Cronbach's Alpha menunjukkan 0,876, maka dapat disimpulkan bahwa alat ukur
atau instrumen penelitian yang dipakai pada tingkat reliabilitas sangat tinggi.
45
3.7.3. Analisis Taraf Kesukaran Item Instrumen
Menuur Arikunto (2009: 207) tingkat kesukaran adalah angka yang
menunjukkan mudah dan sukarya sebuah soal. Suharsimi Arikunto (2009: 176)
juga menjelaskan bahwa ciri soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah
atau tidak terlalu sukar. Cara menghitung tingkat kesukaran soal dapat
menggunakan persamaan berikut:
P =B
𝐽𝑠
Keterangan :
P = tingkat kesukaran
B = Subjek yang menjawab betul
𝐽𝑠 = Banyaknya subjek yang ikut mengerjakan tes
Klasifikasi tingkat kesukaran menurut Arikunto (2009: 75) adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.14
Klasifikasi Tingkat Kesukaran
Indeks Kemudahan Kriteria
0,00 – 0,29 Sukar
0,30 – 0,69 Sedang
0,70 – 1,00 Mudah
Uji tingkat kesukaran instrumen tes dapat dilihat perhitungan selengkapnya
pada tabel 3.15 dan 3.16.
Tabel 3.15
Tingkat Kesukaran Soal Siklus I
Rentang Nilai Tingkat Kesukaran Nomor Soal Jumlah
0,00 – 0,29 Sukar 5, 8, 13, 17, 20 5
0,30 – 0,69 Sedang 2,3,4, 6, 9, 11, 16, 18, 19 9
0,70 – 1,00 Mudah 1, 7, 10, 12, 14, 15 6
Jumlah 20
46
Berdasarkan tabel 3.15, terdapat 5 soal dalam kategori sulit, 9 soal dalam
kategori sedang, dan 6 soal dalam kategori mudah.
Tabel 3.16
Tingkat Kesukaran Soal Siklus II
Rentang Nilai Tingkat Kesukaran Nomor Soal Jumlah
0,00 – 0,29 Sukar 3, 9, 14 3
0,30 – 0,69 Sedang 2, 6, 9, 10, 15, 16, 18, 19, 20 9
0,70 – 1,00 Mudah 1, 4, 5, 7, 8, 11, 12, 13 8
Jumlah 20
Berdasarkan tabel 3.16, terdapat 3 soal dalam kategori sulit, 9 soal dalam
kategori sedang, dan 8 soal dalam kategori mudah.