bab iii metode penelitian 3.1. seting dan karakteristik...

23
24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Seting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini berlokasi di SD Negeri 4 Sidorejo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan. Penelitian dilaksanakan di kelas IV SD Negeri 4 Sidorejo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2013/2014. Sekolah ini berada di lingkungan Kecamatan Pulokulon dengan jumlah siswa 116 orang yang terdiri dari 18 siswa kelas 1. 17 siswa kelas 2, 11 siswa kelas 3, 25 siswa kelas 4, 20 siswa kelas 5, dan 27 siswa kelas 6. Staf pengajar terdiri dari 4 guru, 5 guru wiyata bakti, 1 penjaga dan 1 kepala sekolah. Pemilihan tempat ini didasarkan pada pertimbangan bahwa hasil belajar pada pelajaran IPA masih rendah. Maka perlu ditingkatkan hasil belajar IPA dengan pokok bahasan memahami perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan dengan penggunaan model pembelajaran Nmbered Heads Together berbantuan media Flip Chart kelas 4 SD Negeri 4 Sidorejo. 3.1.2. Subyek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah guru/peneliti dan siswa. Guru/peneliti sebagai subyek untuk memberikan tindakan dan juga bertugas mengamati serta mencatat data yang diperlukan. Siswa sebagai subyek yang menerima tindakan. Jumlah siswa yang akan dijadikan subyek adalah 25 siswa. Rata-rata orang tua siswa adalah petani, hanya sebagian kecil saja pegawai negeri sipil dan swasta. 3.1.3. Objek Penelitian Obyek penelitian yang diteliti adalah pembelajaran IPA dalam usaha meningkatkan hasil belajar IPA melalui strategi cooperative learning tipe Numbered Heads Togetherdalam memahami materi perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan.

Upload: vuongdang

Post on 30-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Seting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7833/4/T1_292010073_BAB III... · belajar IPA pokok bahasan memahami perubahan lingkungan

24

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Seting dan Karakteristik Subjek Penelitian

3.1.1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini berlokasi di SD Negeri 4 Sidorejo Kecamatan

Pulokulon Kabupaten Grobogan. Penelitian dilaksanakan di kelas IV SD Negeri 4

Sidorejo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2013/2014.

Sekolah ini berada di lingkungan Kecamatan Pulokulon dengan jumlah siswa 116

orang yang terdiri dari 18 siswa kelas 1. 17 siswa kelas 2, 11 siswa kelas 3, 25

siswa kelas 4, 20 siswa kelas 5, dan 27 siswa kelas 6. Staf pengajar terdiri dari 4

guru, 5 guru wiyata bakti, 1 penjaga dan 1 kepala sekolah.

Pemilihan tempat ini didasarkan pada pertimbangan bahwa hasil belajar

pada pelajaran IPA masih rendah. Maka perlu ditingkatkan hasil belajar IPA

dengan pokok bahasan memahami perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya

terhadap daratan dengan penggunaan model pembelajaran Nmbered Heads

Together berbantuan media Flip Chart kelas 4 SD Negeri 4 Sidorejo.

3.1.2. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah guru/peneliti dan siswa. Guru/peneliti

sebagai subyek untuk memberikan tindakan dan juga bertugas mengamati serta

mencatat data yang diperlukan. Siswa sebagai subyek yang menerima tindakan.

Jumlah siswa yang akan dijadikan subyek adalah 25 siswa. Rata-rata orang tua

siswa adalah petani, hanya sebagian kecil saja pegawai negeri sipil dan swasta.

3.1.3. Objek Penelitian

Obyek penelitian yang diteliti adalah pembelajaran IPA dalam usaha

meningkatkan hasil belajar IPA melalui strategi cooperative learning tipe

Numbered Heads Togetherdalam memahami materi perubahan lingkungan fisik

dan pengaruhnya terhadap daratan.

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Seting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7833/4/T1_292010073_BAB III... · belajar IPA pokok bahasan memahami perubahan lingkungan

25

3.1.4. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai bulan Mei

yang dapat dilihat pada tabel 3.1

Tabel 3.1

Waktu Penelitian

No Pelaksanaan Penelitian Februari Maret April

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Observasi

2 Penyusunan proposal dan soal-

soal untuk uji validitas

3 Uji validitas soal siklus 1 dan

siklus 2

4

Siklus 1

Perencanaan

Pelaksanaan

Observasi

Refleksi

5

Siklus 2

Perencanaan

Pelaksanaan

Observasi

Refleksi

6 Pelaporan

1.1.5. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dapat

disebut juga Classroom Action Research (CAR) yang dilaksanakan secara

kolaborasi antara kepala sekolah, guru IPA dan penulis. Maksud dari penelitian

yaitu untuk memberikan informasi mengenai beberapa langkah yang tepat untuk

meningkatkan hasil belajar melalui model pembelajaranNumbered Heads

Together (NHT)berbantuan media Flip Chart.

Menurut McNiff (Subyantoro, 2014:7) Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

merupakan penelitian yang bersifat reflektif yang dilakukan guru itu sendiri

kemudian ahasilnya dapat digunakan sebagai alat pengembangan kurikulum,

sekolah, keahlian mengajar dan sebagainya. Kegiatan penelitian berawal dari

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Seting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7833/4/T1_292010073_BAB III... · belajar IPA pokok bahasan memahami perubahan lingkungan

26

masalah nyata kemudian bagaimana cara untuk memcahkan masalah tersebut.

Tindakan dalam penelitian harus direncanakan terlebih dahulu agar mencapai

hasil yang optimal. Jika pada rencana tersebut belum bisa digunakan untuk

memecahkan masalah yang telah dihadapi, untuk itu perlu dilakukan penelitian

siklus pada tahap berikutnya.

Prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas menurut John Elliot

(Subyantoro, 2014:11) yaitu melalui empat tahap meliputi (1) Perencanaan, (2)

Pelaksanaan, (3) Observasi, dan (4) Refleksi. Gambaran dari prosedur

pelaksanaanya terdapat pada gambar 1.

Gambar 3.1

Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (Subyantoro, 2014:11)

Penjelasan terhadap gambar adalah :

1. Menyusun rancangan tindakan (planning)

Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di

mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Penelitian tindakan

yang ideal sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan

tindakan dan pihak yang mengawasi jalannya tindakan. Istilah untuk cara ini

adalah penelitian kolaborasi. Cara ini dikatakan ideal karena adanya upaya untuk

mengurangi unsur subjektivitas pengamat serta mutu kecermatan amatan yang

Perencanaan

Siklus II

Pengamatan

Pengamatan

Refleksi

Pelaksanaan

Refleksi

Perencanaan

Pelaksanaan

?

Siklus 1

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Seting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7833/4/T1_292010073_BAB III... · belajar IPA pokok bahasan memahami perubahan lingkungan

27

dilakukan. Dengan mudah dapat diterima bahwa pengamatan yang diarahkan pada

diri sendiri biasanya kurang teliti dibanding dengan pengamatan yang dilakukan

terhadap hal-hal yang berada di luar diri, karena adanya unsur subjektivitas yang

berpengaruh, yaitu cenderung mengunggulkan dirinya. Apabila pengamatan

dilakukan oleh orang lain, pengamatannya lebih cermat dan hasilnya lebih

objektif.

2. Pelaksanaan tindakan (Acting)

Tahap ke-2 dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan

implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas.

Hal yang perlu diingat adalah bahwa dalam tahap ke-2 ini pelaksana guru harus

ingat dan berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi

harus pula berlaku wajar, tidak dibuat-buat. Dalam refleksi, keterkaitan antara

pelaksanaan dengan perencanaan perlu diperhatikan secara saksama agar sinkron

dengan maksud semula.

Dalam mengajukan laporan penelitiannya, penulis tidak melaporkan

seperti apa perencanaan yang dibuat karena langsung melaporkan pelaksanaan.

Oleh karena itu, bentuk dan isi loporannya harus sudah lengkap menggambarkan

semua kegiatan yang dilakukan, mulai dari persiapan sampai pennyelesaian.

Bannyak diantara karya tulis yang diajukan oleh guru tidak dapat dinilai atau

diterima oleh tim penilai karena isi laporannya tidak lengkap. Pada umumnya

penulis merasa sudah menjelaskan tahapan metode yang dilaksanakan dalam

tindakan, padahal baru disinggung dalam kajian pustaka saja, dan belum

dijelaskan secara rinci bagaimana keterlaksanaannya ketika tindakan terjadi.

3. Pengamatan (Observasi)

Tahap ke-3 yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat.

Sebetulnya sedikit kurang tepat kalau pengamatan ini dipisahkan dengan

pelaksanaan tindakan karena seharusnya pengamatan dilakukan pada waktu

tindakan sedang dilakukan. Jadi, keduanya berlangsung pada waktu yang sama.

Sebutan tahap ke-2 diberikan untuk memberikan peluang kepada guru pelaksana

yang juga berstatus sebagai pengamat. Ketika guru tersebut sedang melakukan

tindakan, karena hatinya menyatu dengan kegiatan, tentu tidak sempat

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Seting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7833/4/T1_292010073_BAB III... · belajar IPA pokok bahasan memahami perubahan lingkungan

28

menganalisis peristiwa ketika sedang terjadi. Oleh karena itu. kepada guru

pelaksana yang berstatus sebagai pengamat agar melakukan “ pengamatan balik”

terhadap apa yang terjadi ketika tindakan berlangsung. Sambil melakukan

pengamatan balik ini, guru pelaksana mencatat sedikit demi sedikit apa yang

terjadi agar memperoleh data yang akurat untuk perbaikan data berikutnya.

4. Refleksi (Reflecting)

Tahap ke-4 merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang

sudah dilakuakan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat ketika guru sudah selesai

melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan

implementasi rancangan tindakan. Istilah refleksi di sini sama dengan “memantul,

seprti halnya memancar dan menatap kena kaca. “ Dalam hal ini, guru pelaksana

sedang memantulkan pengalamannya kepada peneliti tindakan, yaitu ketika guru

pelaku tindakan siap mengatakan kepada peneliti pengamat tentang hal-hal yang

dirasakan sudah merasa baik dan bagian mana yang belum. Dengan kata lain, guru

pelaksana sedang mengevaluasi diri. Apabila guru pelaksana juga berstatus juga

sebagai pengamat, yaitu mengamati apa yang ia lakukan, maka refleksi dilakukan

terhadap dirinya sendiri. Dengan kata lain, guru tersebut melihat dirinya kembali

melakukan “dialog” untuk menemukan hal-hal yang dirasakan sudah memuaskan

hati karena sudah sesuai dengan rancangan dan secara cermat mengenali hal-hal

yang masih perlu diperbaiki.

Jika penelitian tindakan dilakukan melalui beberapa siklus, maka dalam

refleksi terahir, menyampaikan rencana yang disarankan kepada peneliti lain

apabila menghentikan kegiatannya, atau kepada diri sendiri apabila akan

melanjutkan pada kesempatan lain. Catatan-catatan penting yang dibuat sebaiknya

rinci sehingga siapapun yang akan melaksanakan dalam kesempatan lain akan

menjumpai kesimpulan.

3.2. Variabel Penelitian

Sugiyono (2013:61) menyebutkan bahwa ada 2 variabel penelitian, yaitu

variabel bebas dan variabel terikat.

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Seting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7833/4/T1_292010073_BAB III... · belajar IPA pokok bahasan memahami perubahan lingkungan

29

1. Variabel bebas

Variebel bebas dalam penelitian ini ádalah model NHT dan media Flip

Chart.

2. Variabel terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPA. Hasil

belajar dalam penelitian ini adalah besar skor yang didapat siswa dari tes formatif.

3.3. RencanaTindakan

Penelitian ini akan dilaksanakan dengan dua siklus masing-masing siklus

terdiri tiga kali pertemuan (6 x 35 menit). Rencana tindakan meliputi persiapan

dan rencana tindakan setiap siklus.

3.3.1. Persiapan

Dalam rangka melaksanakan penelitian ini, peneliti mengidentifikasi

masalah, menyusun silabus, menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dan

mempersiapkan instrumen penelitian. Tahapan persiapan dapat diuraikan sebagai

berikut:

1. Permintaan ijin

Meminta ijin kepada kepala sekolah SD Negeri 4 Sidorejo Kecamatan

Pulokulon Kabupaten Grobogan.

2. Identifikasi Masalah

Sebelum melaksanakan kegiatan penelitian, penulis mengidentifikasi

masalah tentang hasil belajar IPA, untuk hasil ulangan harian pada materi

memahami gaya dapat mengubah gerak dan/atau bentuk suatu benda dari 26

siswa yang berhasil mencapai KKM (≥ 65) hanya 9 siswa (34,62 %) dan 17 siswa

(65,38) lainnya belum berhasil mencapai KKM, hal ini dikarenakan guru masih

cenderung menggunakan ceramah saat proses pembelajaran sehingga siswanya

pasif dan gurunyalah yang aktif. Dari hasil identifikasi faktor penyebab belum

berhasilnya pembelajaran antara lain, guru belum optimal dalam memanfaatkan

model, metode atau sarana pembelajaran yang bervariasi.

Berdasarkan permasalahan yang dikaji, maka diperlukan solusi untuk

memecahkan beberapa masalah yang ada. Pelaksanakan penelitian tindakan

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Seting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7833/4/T1_292010073_BAB III... · belajar IPA pokok bahasan memahami perubahan lingkungan

30

dengan menerapkan model pembelajaran NHT berbantuan media Flip Chart, hasil

belajar IPA pokok bahasan memahami perubahan lingkungan fisik dan

pengaruhnya terhadap daratan dapat meningkat kususnyasiswa kelas 4 SD Negeri

4 Sidorejo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan.

2. Mempersiapkan Silabus

Silabus disusun berdasarkan pada satu kompetensi dasar pada kurikulum

tingkat satuan pendidikan (KTSP) kelas 4 semester 2 yang sesuai dengan masalah

yang diteliti.

3. Menyusun Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun sebagai pedoman

pelaksanaan pembelajaran.

4. Menyiapkan Instrumen Penelitian

Instrumen yang disiapkan berupa, soal tes, lembar observasi pembelajaran

(siswa dan guru), hasil belajar.

3.3.2. Rencana Tindakan Tiap Siklus

Menurut Subyantoro (2014:311) penelitian tindakan kelas merupakan jenis

penelitian yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan seseorang atau siswa

melalui cara tertentu dalam pembelajaran. Proses PTK dilaksanakan dalam

beberapa siklus yang dimulai dari menyusun perencanaan, melaksanakan

tindakan, melakukan observasi dan melakukan refleksi.

Secara keseluruhan penelitian direncanakan dua siklus secara garis besar

dideskripsikan yaitu:

Siklus 1

Prosedur penelitian dalam siklus I melalui beberapa tahapan, yaitu

perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Sebelum melakukan perencanaan

siklus I, penulis mengadakan refleksi awal dalam menyusun perencanaan.

Keempat tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Seting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7833/4/T1_292010073_BAB III... · belajar IPA pokok bahasan memahami perubahan lingkungan

31

1. Rencana Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus I yakni tiga kali pertemuan tatap muka

(6X35 menit). Adapun pelaksanaan tindakan pembelajaran tentang memahami

perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratandengan langkah-

langkah sebagai berikut:

Pertemuan 1 dan pertemuan 2

1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran materi memahami perubahan

lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan .

2. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 5 anak dari jumlah

peserta didik 25 anak.

3. Setiap anggota kelompok mendapat nomor yang berbeda. Nomor yang

disediakan 1-5 untuk masing-masing kelompok.

4. Guru membagikan flip chart sebagai media belajar dan membimbing siswa

dalam kelompok.

5. Melakukan tanya jawab tentang materi yang terdapat pada flip chart.

6. Guru membagi lembar kerja kepada setiap kelompok.

7. Dalam kerja kelompok, setiap siswa berpikir bersama dalam kelompoknya.

Lembar kerja siswa dapat bervariasi tipe soal.

8. Guru memanggil nomor anggota dan menyebutkan satu nomor. Para siswa

dari tiap kelompok yang nomornya dipanggil menyiapkan jawaban untuk

dipresentasikan/dilaporkan.

9. Guru bersama siswa membuat kesimpulan dari semua pertanyaan yang

berhubungan tentang materi yang telah disampaikan.

10. Guru bersama siswa melakukan refleksi tentang proses pembelajaran yang

telah dilakukan.

Pertemuan 3

1. Siswa duduk dengan rapi di tempat duduknya masing-masing.

2. Guru menunjukkan lembar kerja kepada siswa.

3. Guru membacakan petunjuk mengerjakan lembar kerja.

4. Guru membagi lembar kerja kepada setiap siswa.

5. Guru mengawasi siswa yang sedang mengerjakan soal.

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Seting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7833/4/T1_292010073_BAB III... · belajar IPA pokok bahasan memahami perubahan lingkungan

32

6. Soal dikumpulkan secara bersama-sama sesuai dengan waktu waktu yang

ditentukan.

7. Salah satu siswa mengumpulkan lembar jawab dari setiap siswa agar tidak

gaduh.

2. Pelaksanaan tindakan

Melakukan pembelajaran sesuai dengan rencana tindakan yang telah

dirancang (RPP) yang terdapat dalam lampiran.

3. Tahap Pengamatan (Observasi)

Selama proses tindakan I dilakukan pengamatan secara seksama dan fokus

pada masalah penelitian. Mencatat hasil pengamatan pada catatan lapangan dan

lembar observasi. Tindak lanjutnya melakukan diskusi antara peneliti dengan

dosen pembibing. Pada saat proses pengamatan, hal-hal yang dilakukan yakni:

1. Saat pembelajaran dengan model NHT maka harus diobservasi kegiatan siswa

dan guru dalam prosespembelajaran.

2. Melakukan penilaian hasil dan membuat laporan hasil temuan.

3. Pengumpulan lembar kegiatan siswa dan hasil belajar.

4. Tahap Refleksi

Lembar observasi sebagai hasil observasi, catatan lapangan dan hasil tes

kemudian dikaji dan direnungkan kembali. Hal tersebut dilakukan dalam rangka

memahami data yang telah terkumpul untuk mendapatkan kesamaan pandangan

terhadap pelaksanaan tindakan I dari peneliti. Hasil dijadikan sebagai bahan untuk

merevisi tindakan I dan merancang tindakan selanjutnya. Disamping itu hasil

digunakan untuk memutuskan tindakan apakah yang perlu diperbaiki. Analisis

dan refleksi ini dilakukan setiap selesai tindakan dan observasi sampai berhasil.

Ada dua macam refleksi yang dilakukan yaitu:

1. Refleksi segera setelah pertemuan berakhir, digunakan untuk

mengidentifikasi kekurangan dalam pembelajaran dan pemecahannya untuk

perbaikan dalam pertemuan berikutnya. (melaksanakan penyesuaian rencana

pembelajaran dan atau tindakan yang perlu disempurnakan).

2. Refleksi pada akhir siklus pertama, digunakan untuk mengetahui apakah

target yang ditetapkan sesuai indikator keberhasilan tindakan telah tercapai.

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Seting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7833/4/T1_292010073_BAB III... · belajar IPA pokok bahasan memahami perubahan lingkungan

33

Secara teknis peneliti melakukan refleksi awal, dan teman sekelompok

melalui refleksi berdasarkan pengamatannya, kemudian dilakukan refleksi

bersama dan diskusi untuk penyempurnaan tindakan yang akan dilaksanakan

pada siklus kedua.

Siklus 2

Prosedur siklus II merupakan kelanjutan dari siklus I. Tujuan pelaksanaan siklus

II adalah untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan atau kelemahan-kelemahan

serta permasalahan pada siklus 1. Tahapan siklus II dapat diuraikan sebagai

berikut:

1. Rencana Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus II yakni tiga kali pertemuan tatap muka

(6X35 Menit). Adapun pelaksanaan tindakan pembelajaran tentang memahami

perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan dengan langkah-

langkah sebagai berikut:

Pertemuan 1 dan pertemuan 2

1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran materi memahami perubahan

lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan .

2. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 4 anak dari jumlah

peserta didik 25 anak.

3. Setiap anggota kelompok mendapat nomor yang berbeda. Nomor yang

disediakan 1-5 untuk masing-masing kelompok.

4. Guru membagikan flip chart sebagai media belajar dan membimbing siswa

dalam kelompok.

5. Melakukan tanya jawab tentang materi yang terdapat pada flip chart.

6. Guru membagi lembar kerja kepada setiap kelompok.

7. Dalam kerja kelompok, setiap siswa berpikir bersama dalam kelompoknya.

Lembar kerja siswa dapat bervariasi tipe soal.

8. Guru memanggil nomor anggota dan menyebutkan satu nomor. Para siswa

dari tiap kelompok yang nomornya dipanggil menyiapkan jawaban untuk

dipresentasikan/dilaporkan.

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Seting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7833/4/T1_292010073_BAB III... · belajar IPA pokok bahasan memahami perubahan lingkungan

34

9. Guru bersama siswa membuat kesimpulan dari semua pertanyaan yang

berhubungan tentang materi yang telah disampaikan.

10. Guru bersama siswa melakukan refleksi tentang proses pembelajaran yang

telah dilakukan.

Pertemuan 3

1. Siswa duduk dengan rapi di tempat duduknya masing-masing.

2. Guru menunjukkan lembar kerja kepada siswa.

3. Guru membacakan petunjuk mengerjakan lembar kerja.

4. Guru membagi lembar kerja kepada setiap siswa.

5. Guru mengawasi siswa yang sedang mengerjakan soal.

6. Soal dikumpulkan secara bersama-sama sesuai dengan waktu waktu yang

ditentukan.

7. Salah satu siswa mengumpulkan lembar jawab dari setiap siswa agar tidak

gaduh.

2. Pelaksanaan tindakan.

Melakukan pembelajaran sesuai dengan rencana tindakan yang telah

dirancang (RPP) yang terdapat dalam lampiran.

3. Tahap Pengamatan (Observasi)

Selama proses tindakan II dilakukan pengamatan secara seksama dan

fokus pada masalah penelitian. Mencatat hasil pengamatan pada catatan lapangan

dan lembar observasi. Tindak lanjutnya melakukan diskusi antara peneliti dengan

dosen pembibing. Pada saat proses pengamatan, yang dilakukan yakni:

1. Saat pembelajaran dengan model NHT maka harus diobservasi kegiatan siswa

dan guru dalam prosespembelajaran.

2. Melakukan penilaian hasil dan membuat laporan hasil temuan.

3. Pengumpulan lembar kegiatan siswa dan hasil belajar.

4. Tahap Refleksi

1. Mengidentifikasi kesulitan dan hambatan pelaksanaan siklus II

2. Menganalisis hasil pengamatan lembar observasi, catatan lapangan dan hasil

tes kemudian dikaji dan refleksi untuk menyempurnakan tindakan

selanjutnya.

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Seting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7833/4/T1_292010073_BAB III... · belajar IPA pokok bahasan memahami perubahan lingkungan

35

3.4. Data dan Cara Pengumpulannya

Pengumpulan data dalam penelitian perlu dilakukan untuk memperoleh

data atau informasi. Proses pengumpulan data diperlukan sebuah instrumen atau

alat pengumpul data. Teknik dan instrumen pengumpulan data memiliki makna

yang berbeda. Teknik pengumpulan data dapat berarti cara atau prosedur yang

dilakukan untuk mengumpulkan data. Instrumen pengumpul data berarti

instrumen atau perangkat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Menurut

Sugiyono (2013:148) instrumen adalah alat atau fasilitas yang dipergunakan oleh

peneliti dalam mengukur fenomena al am maupun sosial. Dalam hal ini fenomena

yang diukur adalah variabel penelitian.

3.4.1. Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan data

kualitatif. Data kuantitatif adalah data yang diperoleh langsung dari skor yang

diperoleh dari hasil tes formatif siswa. Data kualitatif adalah data yang diperoleh

langsung dari hasil pengamatan melalui lembar observasi kegiatansiswa dan

lembar observasi kegiatan guru dalam pembelajaran di kelas.

3.4.2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari

4 teknik: teknik tes, observasi, wawancara, dan dokumentasi.

1. Teknik Tes

Menurut Suharsimi, Arikunto (2008:139) menegaskan bahwa teknik tes

adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk

mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang

dimiliki oleh individu atau kelompok.

Jenis tes tertulis secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu :

1. Tes objektif, misalnya bentuk uraian, pilihan ganda, jawaban singkat atau

isian, benar salah dan bentuk menjodohkan.

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Seting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7833/4/T1_292010073_BAB III... · belajar IPA pokok bahasan memahami perubahan lingkungan

36

2. Tes uraian, yang terbagi atas tes uraian objektif (penskorannya dapat

dilakukan secara objektif) dan tes uraian non objektif (penskorannya sulit

dilakukan karena non objektif.

Berdasarkan uraian para ahli, instrumen dalam penelitian ini digunakan

teknik tes obyektif yang berbentuk pilihan ganda.

2. Observasi

Observasi lapangan untuk mengamati aktifitas siswa dan guru kelas 4 SD

Negeri 4 Sidorejo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Groboganselama proses

pembelajaran. Lembar observasi digunakan untuk memperoleh data tentang

perhatian siswa terhadap materi yang diajarkan oleh guru, dan lembar observasi

guru untukmemperoleh data tentang jalannya proses pembelajaran sesuai dengan

RPP dan juga melihat tingkat efektifitas proses serta hasil pembelajaran.

3. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data-data atau keterangan-

keterangan yang relevan dan dibutuhkan dalam penelitian. Data ini diperoleh dari

dokumen yang dimiliki guru kelas. Metode ini digunakan untuk memperoleh

daftar nama siswa dan nilai ulangan harian semester 2 tahun ajaran 2013-2014

pada mata pelajaran IPA.

3.5. Alat Pengumpulan Data

Sebelum melakukan Penelitian Tindakan Kelas di buat berbagai input

instrumental yang akan digunakan untuk memberi tindakan dalam PTK seperti

rencana pelaksanan. Selain itu juga dibuat perangkat pembelajaran yang berupa:

(1) Lembar diskusi, (2) Lembar observasi kegiatan mengajar guru, (3) lembar

observasi kegiatan siswa dan (4) lembar evaluasi.

Pada lembar observasi kinerja guru dan siswa digunakan Skala Likert

(Sugiyono, 2010: 134-135) dengan rentang skor 1-4. Kriteria yang ditetapkan

berdasarkan skor tersebut dapat dikategorikan dalam tingkat ”kurang baik” jika

prosentase skor hasil pengamatan diantara 25%-50%, tingkat “tidak baik” jika

prosentase skor hasil pengamatan 56%- 70%, tingkat “baik” jika prosentase skor

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Seting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7833/4/T1_292010073_BAB III... · belajar IPA pokok bahasan memahami perubahan lingkungan

37

hasil pengamatan 71%-85%, dan tingkat “sangat baik” jika prosentase skor hasil

pengamatan ≥ 86% (Depdiknas, 2003: 220-223).

Kisi-kisi lembar observasi dan indikator penilaian aktivitas kegiatan guru

dan siswa dapat dilihat pada tabel 3.2, 3.3, 3.4 dan 3.5. Kisi-kisi soal evaluasi

siswa siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel 3.6 dan 3.7.

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Alat Observasi Aktivitas Guru

No Aspek yang diamati Nomor Item

1. Pra pembelajaran 1, 2

2. Kegiatan awal pembelajaran 3, 4, 5

3. Kegiatan inti pembelajaran

a. Penguasaan materi pembelajaran

6, 7, 8

b. Pendekatan/strategi pembelajaran 9, 10, 11, 12

c. Model NHT 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19

d. Pemanfaatan media pembelajaran/

sumber belajar 20, 21

e. Penilaian proses dan hasil belajar 22, 23, 24

4. Penutup 25, 26, 27, 28

Kriteria Penilaian :

Tabel 3.3

Kriteria Penilaian Aktivitas Guru

Penilaian :

Rentang skor 1-4

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 ℎ

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 x 100

Skor maksimun = 112

Kategori :

Kurang Baik = 25%-50%

Cukup Baik = 56%- 70%

Baik = 71%-85%

Sangat Baik ≥ 86%

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Seting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7833/4/T1_292010073_BAB III... · belajar IPA pokok bahasan memahami perubahan lingkungan

38

Keterangan Skor:

Skor 1 : Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh guru dalam kategori kurang

Skor 2 : Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh guru dalam kategori cukup

Skor 3 : Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh guru dalam kategori baik

Skor 4 : Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh guru dalam kategori sangat baik

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Alat Observasi Aktivitas Siswa

No Aspek yang diamati Nomor Item

1. Pra pembelajaran 1, 2

2. Kegiatan awal pembelajaran 3, 4

3. Kegiatan inti pembelajaran

a. Penjelasan materi pembelajaran

5, 6, 7, 8

b. Pendekatan/strategi pembelajaran

9, 10, 11, 12, 13, 14

c. Pemanfaatan media pembelajaran/ sumber

belajar

15, 16, 17

d. Penilaian proses dan hasil belajar 18, 19

e. Penggunaan bahasa 20, 21

4. Penutup 22, 23, 24

Kriteria Penilaian :

Tabel 3.5

Kriteria Penilaian Aktivitas Guru

Penilaian :

Rentang skor 1-4

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 ℎ

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 x 100

Skor maksimun = 92

Kategori :

Kurang Baik = 25%-50%

Cukup Baik = 56%- 70%

Baik = 71%-85%

Sangat Baik ≥ 86%

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Seting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7833/4/T1_292010073_BAB III... · belajar IPA pokok bahasan memahami perubahan lingkungan

39

Keterangan Skor:

Skor 1 : Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh kurang dari 10% seluruh siswa.

Skor 2 : Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh tidak kurang dari 11% tidak lebih

dari 40% seluruh siswa.

Skor 3 : Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh tidak kurang dari 41% tidak lebih

dari 70% seluruh siswa.

Skor 4 : Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh tidak kurang dari 71% tidak lebih

dari 100% seluruh siswa.

Tabel 3.6

Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siswa Siklus I

Standar

Kompetensi

Kompetensi

Dasar

Indikator Siklus I Nomor

Item

Jumlah

10.

Memahami

perubahan

lingkungan

fisik dan

pengaruhnya

terhadap

daratan.

10.1

Mendeskripsikan

berbagai penyebab

perubahan

lingkungan fisik

(angin, hujan,

cahaya matahari,

dan gelombang air

laut).

1. Menyebutkan

berbagai faktor

penyebab

perubahan

lingkungan fisik

3, 7,

14, 16 4

2. Menyebutkan

pengaruh

terjadinya hujan

6, 13,

15, 18 4

3. Menyebutkan

pengaruh sinar

matahari

5, 9,

11 3

4. Mengidentifikasi

pengaruh angin

yang merugikan

dan

menguntungkan

2, 10,

20 3

5. Menjelaskan

terjadinya angin

darat dan angin

laut.

1, 12 2

6. Menjelaskan

pengaruh

terjadinya

gelombang laut.

4, 8,

17, 19 4

Jumlah 20

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Seting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7833/4/T1_292010073_BAB III... · belajar IPA pokok bahasan memahami perubahan lingkungan

40

Tabel 3.7

Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siswa Siklus II

Standar

Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator Siklus

II

Nomor

Item

Jumlah

10.

Memahami

perubahan

lingkungan

fisik dan

pengaruhnya

terhadap

daratan

10.2 Menjelaskan

pengaruh perubahan

lingkungan fisik

terhadap daratan (erosi,

abrasi, banjir, dan

longsor).

1. Menyebutkan

berbagai

faktor

penyebab

gempa bumi.

9, 12,

16 3

2. Menyebutkan

pengaruh

terjadinya

gempa bumi

4, 8,

13, 19 4

3. Menjelaskan

terjadinya

gunung

meletus.

6, 18 2

4. Menyebutkan

pengaruh

terjadinya

gunung

meletus.

1, 11,

14 3

10.3Mendeskripsikan

cara pencegahan

kerusakan lingkungan

(erosi, abrasi, banjir,

dan longsor)

5. Menyebutkan

cara

pencegahan

banjir.

5, 10,

17 3

6. Menyebutkan

cara

pencegahan

erosi dan

abrasi.

2, 3, 7,

15, 20 5

Jumlah 20

3.6. Indikator Kinerja

Penelitian ini dikatakan berhasil apabila minimal 80% atau 20 siswa dari

25 siswa (seluruh siswa) kelas 4 SD Negeri 4 Sidorejo Kecamatan Pulokulon

Kabupaten Grobogan pada mata pelajaran IPA telah mencapai mencapai

ketuntasan belajar dengan memperoleh nilai hasil belajar di atas KKM atau ≥ 65.

Page 18: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Seting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7833/4/T1_292010073_BAB III... · belajar IPA pokok bahasan memahami perubahan lingkungan

41

3.7. Analisis Data

Teknik untuk menganalisis data dalam penelitian ini yaitu data kuantitatif

sederhanamenggunakan analisis deskriptif komparatif yaitu membandingkan hasil

tes pra siklus, siklus I dan hasil tes siklus II, karena penelitian ini bertujuan untuk

mendeskripsikan sejauh mana model pembelajaranNHT berbantuan media Flip

Chart dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada materi pembelajaran memahami

perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan. Pembelajaran

dikatakan berhasil secara klasikal jika 80% populasi kelas telah tuntas belajar.

Untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar siswa dan hasil belajar secara

klasikal dari populasi kelasdengan rumus

Ketuntasan Siswa = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 100%

Ketuntasan Klasikal = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 x 100

3.7.1. Uji Validitas

Scavia B. Anderson (Arikunto, 2009: 65) menjelaskan bahwa validitas

merupakan suatu ukuran kemampuan suatu tes dalam mengukur apa yang

seharusnya diukur. Pengujian validitas untuk instrument soal evaluasi ini dibantu

menggunakan program SPSS 20.0 for Windows. Tingkat validitas suatu instrumen

dapat diketahui dengan cara mengkorelasikan setiap skor pada butir instrument

dengan total skor setelah dikurangi skor butirnya sendiri (corrected item to total

correlation). Arikunto (2013: 89) berpendapat bahwa item instrumen atau soal

penelitian dianggap valid jika memiliki koefisien korelasi ≥ 0,2.

Menurut Suharsimi Arikunto (2009:73), suatu item instrumen penelitian

dianggap valid jika memiliki kooefisien korelasi adalah sebagai berikut:

Tabel 3.8

Klasifikasi Validitas Butir Soal

Interval Kategori

0,80 – 1,00 Sangat Tinggi

0,60 – 0,80 Tinggi

0,40 – 0,60 Cukup

0,20 – 0,40 Rendah

0,00 – 0,20 Sangat Rendah

Page 19: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Seting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7833/4/T1_292010073_BAB III... · belajar IPA pokok bahasan memahami perubahan lingkungan

42

Hasil uji validitas soal siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel 3.9 dan

3.10.

Tabel 3.9

Hasil Uji Validitas Siklus I

Hasil Uji

Validitas

Siklus I

Jumlah Soal Valid Tidak

Valid

Soal yang

digunakan

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8,

9, 10, 11, 12, 13,

14, 15, 16, 17, 18,

19, 20, 21, 22, 23,

24, 25, 26, 27 ,28,

29, 30

2, 3, 5, 6, 7, 8,

9, 10, 11, 12,

13, 14, 15, 16,

17, 20, 21, 22,

24, 25, 26, 29,

30.

1, 4, 18,

19, 23,

27, 28.

2, 5, 6, 7, 8, 9,

11, 12, 13, 15,

16, 17, 20, 21,

22, 24, 25, 26,

29, 30.

Jumlah 30 23 7 20

Analisis validitas instrumen soal didasarkan pada korelasi antara skor butir

soal dengan skor total. Skor yang koefisien korelasinya kurang dari 0,20

dinyatakan tidak valid. Berdasarkan tebel 3.8 tetang hasil uji validitas siklus I

dapat diketahui bahwa terdapat 7 soal yang tidak valid, yaitu butir soal nomor: 1,

4, 18, 19, 23, 27, dan 28. Terdapat 23 soal yang valid, yaitu butir soal nomor: 2,

3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 20, 21, 22, 24, 25, 26, 29, dan 30.

Penulis akan menggunakan soal sebanyak 20 butir soal. Soal yang valid, namun

penyebarannya terlalu banyak pada setiap indikator, akan ikut dibuang bersama

soal yang tidak valid. Butir soal valid yang ikut dibuang adalah soal nomor: 3, 10,

dan 14.

Tabel 3.10

Hasil Uji Validitas Siklus II

Hasil Uji

Validitas

Siklus 2

Soal yang diuji Valid Tidak

Valid

Soal yang

digunakan

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,

8, 9, 10, 11, 12,

13, 14, 15, 16, 17,

18, 19, 20, 21, 22,

23, 24, 25, 26, 27

,28, 29, 30

1, 3,4, 5, 8, 10,

11, 13, 14, 15,

16, 17, 18, 19,

20, 21, 22, 24,

25, 26, 27, 28,

29.

2, 6, 7,

9, 12,

30.

3, 5, 8, 10, 11, 13,

14, 16, 17, 18, 19,

20, 21, 22, 23, 24,

25, 27 ,28, 29.

Jumlah 30 24 6 20

Page 20: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Seting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7833/4/T1_292010073_BAB III... · belajar IPA pokok bahasan memahami perubahan lingkungan

43

Analisis validitas instrumen soal didasarkan pada korelasi antara skor butir

soal dengan skor total. Skor yang koefisien korelasinya kurang dari 0,20

dinyatakan tidak valid. Berdasarkan tebel 3.9 tetang hasil uji validitas siklus II

dapat diketahui bahwa terdapat 7 soal yang tidak valid, yaitu butir soal nomor: 2,

6, 7, 9, 12 dan 30. Terdapat 24 soal yang valid, yaitu butir soal nomor: 1, 3,4, 5, 8,

10, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 24, 25, 26, 27, 28, dan 29. Penulis

akan menggunakan soal sebanyak 20 butir soal. Soal yang valid, namun

penyebarannya terlalu banyak pada setiap indikator, akan ikut dibuang bersama

soal yang tidak valid. Butir soal valid yang ikut dibuang adalah soal nomor: 1, 4,

15 dan 26.

3.7.2. Uji Reliabilitas

Menurut Arikunto (2006: 178) reliabilitas suatu tes adalah taraf sampai

dimana suatu tes mampu menunjukkan konsistensi hasil pengukuranya yang

diperlihatkan dalam taraf ketepatan dan ketelitian hasil. Uji reliabilitas instrumen

pada penelitian ini menggunakan rumus alpha-Cronbach. Klasifikasi reliabelitas

menurut Arikunto (2009: 75) adalah sebagai berikut:

Tabel 3.11

Klasifikasi Reliabilitas Instrumen

Interval Kategori

0,80 – 1,00 Sangat Tinggi

0,60 – 0,80 Tinggi

0,40 – 0,60 Cukup

0,20 – 0,40 Rendah

0,00 – 0,20 Sangat Rendah

Hasil uji reliabilitas instrumen yang diolah dengan SPSS 20,0 for windows

pada saat uji instrumen tes, reliabilitas soal siklus I dan siklus II dapat dilihat pada

tabel 3.12 dan tabel 3.13.

Page 21: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Seting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7833/4/T1_292010073_BAB III... · belajar IPA pokok bahasan memahami perubahan lingkungan

44

1. Uji Reliabilitas Siklus 1

Tabel 3.12

Hasil Uji Reliabilitas Siklus I

Hasil data awal analisis

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,812 30

Hasil data setelah dilakukan analisis ulang

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,882 20

Berdasarkan tabel 3.12 hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada kolom

Cronbach's Alpha menunjukkan 0,882, maka dapat disimpulkan bahwa alat ukur

atau instrumen penelitian yang dipakai pada tingkat reliabilitas sangat tinggi.

2. Uji Reliabilitas Siklus 2

Tabel 3.13

Hasil Uji Reliabilitas Siklus II

Hasil Data Awal Analisis

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,822 30

Hasil Data Setelah Dilakukan Analisis Ulang

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,876 20

Berdasarkan tabel 3.13 hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada kolom

Cronbach's Alpha menunjukkan 0,876, maka dapat disimpulkan bahwa alat ukur

atau instrumen penelitian yang dipakai pada tingkat reliabilitas sangat tinggi.

Page 22: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Seting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7833/4/T1_292010073_BAB III... · belajar IPA pokok bahasan memahami perubahan lingkungan

45

3.7.3. Analisis Taraf Kesukaran Item Instrumen

Menuur Arikunto (2009: 207) tingkat kesukaran adalah angka yang

menunjukkan mudah dan sukarya sebuah soal. Suharsimi Arikunto (2009: 176)

juga menjelaskan bahwa ciri soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah

atau tidak terlalu sukar. Cara menghitung tingkat kesukaran soal dapat

menggunakan persamaan berikut:

P =B

𝐽𝑠

Keterangan :

P = tingkat kesukaran

B = Subjek yang menjawab betul

𝐽𝑠 = Banyaknya subjek yang ikut mengerjakan tes

Klasifikasi tingkat kesukaran menurut Arikunto (2009: 75) adalah

sebagai berikut:

Tabel 3.14

Klasifikasi Tingkat Kesukaran

Indeks Kemudahan Kriteria

0,00 – 0,29 Sukar

0,30 – 0,69 Sedang

0,70 – 1,00 Mudah

Uji tingkat kesukaran instrumen tes dapat dilihat perhitungan selengkapnya

pada tabel 3.15 dan 3.16.

Tabel 3.15

Tingkat Kesukaran Soal Siklus I

Rentang Nilai Tingkat Kesukaran Nomor Soal Jumlah

0,00 – 0,29 Sukar 5, 8, 13, 17, 20 5

0,30 – 0,69 Sedang 2,3,4, 6, 9, 11, 16, 18, 19 9

0,70 – 1,00 Mudah 1, 7, 10, 12, 14, 15 6

Jumlah 20

Page 23: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Seting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7833/4/T1_292010073_BAB III... · belajar IPA pokok bahasan memahami perubahan lingkungan

46

Berdasarkan tabel 3.15, terdapat 5 soal dalam kategori sulit, 9 soal dalam

kategori sedang, dan 6 soal dalam kategori mudah.

Tabel 3.16

Tingkat Kesukaran Soal Siklus II

Rentang Nilai Tingkat Kesukaran Nomor Soal Jumlah

0,00 – 0,29 Sukar 3, 9, 14 3

0,30 – 0,69 Sedang 2, 6, 9, 10, 15, 16, 18, 19, 20 9

0,70 – 1,00 Mudah 1, 4, 5, 7, 8, 11, 12, 13 8

Jumlah 20

Berdasarkan tabel 3.16, terdapat 3 soal dalam kategori sulit, 9 soal dalam

kategori sedang, dan 8 soal dalam kategori mudah.