bab iii metode penelitian 3.1 metode...
TRANSCRIPT
20
Fariska Maulidya, 2017 TARI NGANGGUNG DALAM ADAT NGANGGUNG DI DESA KENANGO KABUPATEN BANGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian berguna untuk mempermudah dalam pengambilan dan
perhitungan data, sehingga data yang didapatkan berkualitas. Pada penelitian ini,
metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif analisis dengan
menggunakan pendekatan kualitatif. Dalam hal ini data-data yang dihimpun
merupakan data-data yang berkaitan dengan objek penelitian yaitu Tari
Nganggung dalam Ritual Adat di Desa Kenango Kabupaten Bangka.
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan
suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang. Penelitian deskriptif
memusatkan perhatian kepada masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada
saat penelitian berlangsung. Melalui penelitian deskriptif, peneliti berusaha
mendeskripsikan peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatian tanpa
memberikan perlakuan khusus terhadap peristiwa tersebut.
Menurut peneliti, metode deskriptif analisis ini sangat tepat digunakan
dalam penelitian ini, karena metode deskriptis analisis membantu peneliti dalam
menggambarkan dan menguraikan penyajian analisis membantu peneliti dalam
menggambarkan dan menguraikan penyajian tari Nganggung dalam ritual adat
Nganggung, dimana peneliti berusaha untuk mendeskripsikan dan menganalisis
permasalahan tentang penelitian ini, yaitu struktur penyajian dan fungsi tari
Nganggung, serta faktor-faktor yang mempengaruhi eksistensi tari Nganggung di
masyarakat desa Kenango.
Pendekatan kualitatif digunakan karena jenis penelitian yang peneliti
lakukan adalah jenis kualitatif, yaitu suatu penelitian yang menggambarkan secara
sistematis dan aktual mengenai sifat-sifat, gejala, keadaan dan lain sebagainya
mengenai objek penelitian. Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini sebagai
salah satu langkah yang untuk mengetahui masalah yang akan diteliti.
21
Fariska Maulidya, 2017 TARI NGANGGUNG DALAM ADAT NGANGGUNG DI DESA KENANGO KABUPATEN BANGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.2 Partisipan, Subjek dan Tempat Penelitian
1. Partisipan
Partisipan atau subjek penelitian ini adalah penduduk masyarakat desa
Kenango wilayah Kabupaten Bangka. Mengerucut pada tokoh seni yang terdapat
di Bangka yang berkaitan langsung dengan keberadaan tari Nganggung, yaitu
bapak Wahar Saxsono selaku pencipta tari Nganggung.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Kenango Kabupaten Bangka Provinsi
Bangka Belitung. Alasan dipilihnya lokasi tersebut karena ritual adat Nganggung
berkembang di desa ini dan peneliti tertarik dengan ritual adat Nganggung yang
divisualisasikan sebagai tarian yang diberi nama Tari Nganggung.
3.3 Instrumen Penelitian dan Tekhnik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, peneliti sendiri bertindak sebagai instrumen
penelitian. Instrumen merupakan alat yang digunakan oleh peneliti untuk
memperoleh data-data yang berbeda-beda. Bentuk instrumen ini berupa
pedoman-pedoman, bagi pedoman observasi dan pedoman wawancara yang
dituangkan ke dalam bentuk catatan untuk mendapatkan informasi yang akurat.
Dalam penelitian kualitatif, tidak adanya pilihan lain dari pada menjadikan
manusia sebagai instrumen penelitian utama. Alasannya ialah bahwa, segala
sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti.
1. Pedoman Observasi
Pedoman observasi merupakan instrumen untuk melakukan sebuah
pengamatan terhadap masalah dan kondisi terhadap objek yang akan di teliti.
Pedoman observasi tersebut berupa lembaran pengamatan terhadap proses
kegiatan pada subjek penelitian dan rencana pelaksanaan penelitian di desa
Kenango. Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah peneliti
mengamati secara langsung tentang struktur penyajian tari Nganggung, fungsi
22
Fariska Maulidya, 2017 TARI NGANGGUNG DALAM ADAT NGANGGUNG DI DESA KENANGO KABUPATEN BANGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tari Nganggung dalam ritual adat nganggung, dan eksistensi tari Nganggung di
tengah-tengah masyarakat desa Kenango Kabupaten Bangka.
Teknik observasi ini dilakukan peneliti untuk mendapatkan data yang
diperlukan, terutama yang berkaitan dengan permasalahan yang telah disebutkan
sebelumnya, sehingga dapat dijadikan tolak ukur dalam menyusun hasil laporan
penelitian ini.
2. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara digunakan untuk mendapatkan data dan informasi
serta menjadi acuan untuk mengajukan sejumlah pertanyaan yang berkaitan
dengan rumusan masalah penelitian, yaitu tentang struktur penyajian tari
Nganggung, fungsi tari Nganggung dalam ritual adat Nganggung, dan eksistensi
tari Nganggung di tengah-tengah masyarakat desa Kenango Kabupaten Bangka.
Pertanyaan-pertanyaan tersebut untuk mengatahui jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan yang peneliti ajukan sebagai salah satu data yang
dibutuhkan dalam proses penyusunan skripsi ini. Narasumber yang dijadikan data
primer adalah Bapak Wahar Saxsono selaku pencipta tari Nganggung serta
beberapa tokoh warga yang mengerti tentang ritual ada Nganggung untuk
dijadikan narasumber data sekunder. (Pedoman wawancara dapat dilihat pada
lampiran)
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang
dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Sebelum melakukan
penelitian, seorang peneliti biasanya telah memiliki dugaan berdasarkan teori
yang ia gunakan, dugaan tersebut disebut dengan hipotesis. Untuk membuktikan
hipotesis secara empiris, seorang peneliti membutuhkan pengumpulan data untuk
diteliti secara lebih mendalam.
Proses pengumpulan data ditentukan oleh variabel-variabel yang ada
dalam hipotesis. Pengumpulan data dilakukan terhadap sampel yang telah
ditentukan sebelumnya. Metode pengumpulan data ini dapat digunakan secara
sendiri-sendiri, namun dapat pula digunakan dengan menggabungkan dua metode
atau lebih. Beberapa metode pengumpulan data antara lain:
23
Fariska Maulidya, 2017 TARI NGANGGUNG DALAM ADAT NGANGGUNG DI DESA KENANGO KABUPATEN BANGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap
muka dan tanya jawab langsung antara peneliti dan narasumber. Seiring
perkembangan teknologi, metode wawancara dapat pula dilakukan melalui media-
media tertentu, misalnya telepon, email, atau skype.
Ada beberapa anggapan yang perlu dipegang oleh peneliti dalam
menggunakan metode interview adalah sebagai berikut:
1. Bahwa subjek (responden) adalah orang yang paling tahu tentang dirinya
sendiri
2. Bahwa apa yang ditanyakan oleh subjek kepada peneliti adalah benar dan
dapat dipercaya
3. Bahwa interpretasi subjek tentang pertanyaan-pertnyaan yang diajukan
peneliti kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh
peneliti (Sugiyono, 2009 :194)
Melalui teknik wawancara ini diharapkan peneliti memperoleh informasi yang
lengkap dan menjaring data tentang fungsi, struktur penyajian dan proses
pertunjukan Tari Nganggung.
Observasi Wawancara dilakukan kepada bapak Wahar Saxsono pada proses
pengumpulan data yang dilakukan dari bulan desember 2016 sampai dengan bulan
mei 2017. Wawancara yang dilakukan dengan bapak Wahar yaitu mengenai
proses awal terciptanya tari Nganggung, sturktur penyajia tari Nganggung,
struktur gerak, kostum, musik, properti dan faktor-faktor eksistensi tari
Nganggung. Data yang didapat peneliti langsung dari bapak Wahar Saxsono
dengan wawancara secara langsung dan wawancara melalui e-mail dan pesan
singkat.
Wawancara kedua dilakukan dengan ibu Syarifa Oerip pada bulan januari
2017, peneliti mendatangi rumah ibu Syarifa yang berada dijalan Kampung
Gabek. Wawancara yang dilakukan mengenai adat Nganggung. Hasil wawancara
24
Fariska Maulidya, 2017 TARI NGANGGUNG DALAM ADAT NGANGGUNG DI DESA KENANGO KABUPATEN BANGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang didapat adalah asal usul adat Nganggung, struktur penyajian ritual adat
Nganggung, serta tokoh-tokoh yang terlibat dalam adat Nganggung. Ibu Syarifa
Oerip yang sudah berumur 85 tahun merupakan salah satu saksi hidup sebagai
warga yang sudah sejak lama menyaksikan secara langsung adat Nganggung yang
terdahulu hingga perubahan-perubahan/pergeseran adat yang terjadi di era saat ini.
Bapak Pardi adalah narasumber ketiga yang peneliti wawancara untuk
mendapatkan data tentang terciptanya tari Nganggung. Bapak Pardi merupakan
rekan bapak Wahar Saxsono saat menciptakan tari Nganggung. Bapak Pardi
menjelaskan bahwa tarian ini merupakan visualisasi dari adat Nganggung serta
menjelaskan struktur penyajian tari dan adat Nganggung. Wawancara dilakukan
pada bulan Januari 2017 dengan peneliti secara langsung menemui beliau di
kediamannya di desa Lampur.
2. Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data yang kompleks karena
melibatkan berbagai faktor dalam pelaksanaannya. Metode pengumpulan data
observasi tidak hanya mengukur sikap dari responden, namun juga dapat
digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi. Teknik pengumpulan
data observasi cocok digunakan untuk penelitian yang bertujuan untuk
mempelajari perilaku manusia, proses kerja, dan gejala-gejala alam. Metode ini
juga tepat dilakukan pada responden yang kuantitasnya tidak terlalu besar.
Melalui teknik observasi ini diharapkan peneliti memperoleh informasi
atau data yang lengkap dan menjaring data tentang fungsi, struktur penyajian dan
faktor eksistensi Tari Nganggung.
3. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang tidak ditujukan
langsung kepada subjek penelitian. Studi dokumen adalah jenis pengumpulan data
yang meneliti berbagai macam dokumen yang berguna untuk bahan analisis.
Analisis serta pengkajian ini dilakukan dengan cara menganalisis berbagai foto
yang telah ada atau memang direncanakan untuk diambil/dipotret pada saat
25
Fariska Maulidya, 2017 TARI NGANGGUNG DALAM ADAT NGANGGUNG DI DESA KENANGO KABUPATEN BANGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
observasi maupun wawancara Data dokumentasi yang dikumpulkan berupa
catatan pribadi tentang Tari dan Ritual Nganggung, foto serta rekaman video
mengenai proses pertunjukan Tari Nganggung.
4. Studi Pustaka
Mencari data yang diperlukan melalui sumber-sumber tertulis, catatan
penelitian kepustakaan berupa buku-buku, tulisan-tulisan (literatur, skripsi) dan
sumber-sumber lainnya yang relevan dengan judul dan masalah yang dikaji.
Teori-teori pendukung ini merupakan acuan landasan dalam merumuskan masalah
dan menganalisis data penelitian yang akan diurai dalam sebuah penelitian baru
sebagai bahan kajian selanjutnya. Dengan mempelajari beberapa literature,
diharapkan peneliti akan mendapatkan kemudahan dalam penyusunan dan
pemecahan masalah dari objek penelitian ini.
3.4 Prosedur Penelitian
1. Langkah-langkah Penelitian
a. Persiapan Penelitian
1) Menentukan Judul Penelitian
Penentuan judul penelitian bertujuan untuk menentukan pelaksanaan
penelitian selanjutnya, menentuka rumusan masalah yang akan diteliti dan
kajian teoritis untuk mendapatkan data serta metode yang akan digunakan.
2) Penyusunan Proposal Penelitian
Penyusunan proposal penelitian bertujuan untuk mengetahui langkah awl
pemaparan konsep penelitian yang akan dilakukan. Pengajuan proposal
kepada dean skripi untuk mendapatkan persetujuan dan perbaikan dalam
teknik penulisan maupun isi penulisan.
26
Fariska Maulidya, 2017 TARI NGANGGUNG DALAM ADAT NGANGGUNG DI DESA KENANGO KABUPATEN BANGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3) Observasi Awal
Setelah proposal disetujui oleh dewan skripsi, peneliti melakukan
observasi. Sebelum peneliti melakukan penelitian, ada baiknya peneliti
melakukan observasi awal. Mengingat letak atau lokasi penelitian yang
memiliki jarak tempuh yang jauh dengan tempat kuliah peneliti. Observasi
awal bertujuan untuk mengetahui medan yang akan didatangi, maka peneliti
haru melakukan survey tempat atau lokasi penelitian.
4) Membuat Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara dimaksudkan agar peneliti memiliki acuan tentang
hal-hal yang akan ditanyakan dan berhubungan dengan permasalahan tari
Nganggung dala ritual adat Nganggung. Selain itu, dibuatnya pedoman
wawancara, supaya peneliti bisa fokus, mendapatkan data yang sangat jelas,
serta tidak meleceng dari apa yang akan diteliti.
b. Pelaksanaan Penelitian
1) Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Desember 2016 sampai
bulan Mei. Data yang dikumpulkan diperoleh dari hasil observasi,
wawancara dan dokumentasi. Penelitian dilaksanakan di desa Kenago
Kabupaten Bangka. Narasumber yang diwawancarai untuk memperoleh
bahan penelitian adalah sebagai berikut: Wahar Saxsono, Syarifa Oerip,
Nurul Susanto S.Ag, Pardi, Rianki.
2) Pengolahan dan Analisis Data
Dalam pengolahan data, untuk memperoleh data yang akurat peneliti
menitikberatkan pada sumber literatur dan pendapat guna memperkuat hasil
27
Fariska Maulidya, 2017 TARI NGANGGUNG DALAM ADAT NGANGGUNG DI DESA KENANGO KABUPATEN BANGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penelitian analisis dan pengolahan data dilakukan setelah seluruh data
terkumpul.
3) Proses Bimbingan
Pada tahap proses bimbingan ini, peneliti melakukan konsultasi dengan
maksud memperbaiki dan menyempurnakan skripsi pada pembimbing I dan
pembimbing II.
4) Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan dilakukan setelah seluruh data terkumpul,
kemudian diolah dan dianalisis.
c. Kegiatan Akhir Peneltian
Pada tahap ini penelitian melakukan penyusunan laporan penelitian
dengan struktr penulisan dalam bentuk skripsi yang berpedoman pada
pedoman penulisan karya ilmiah UPI.\
3.5 Definisi Operasional
Agar tidak terjadi kesalahan istilah yang digunakan menghindari slah
pengertian atau penafsiran daei judul penelitian yang diusung “Tari Nganggung
dalam Adat Nganggung di Desa Keango Kabupaten Bangka” maka perlu adanya
penjelasan tersendiri tentang arti dan makna judul tersebut. Peneliti membatasinya
melalui pengertian di bawah ini.
Tari Nganggung merupakan tarian Sepintu Sedulang yang sengaja
diciptakan, karena waktu itu (1987) belum ada tarian khusus untuk menyambut
tamu agung yang berkunjung ke Bangka. Ritual adat Nganggung yang diperingati
pada 1 Muharram 1431 H, menandakan pergantian tahun bagi seluruh umat Islam
di seluruh dunia untuk menyambut dan merayakan datangnya 1 Muharram ini.
Nganggung adalah kegiatan membawa makanan dari rumah masing-masing
28
Fariska Maulidya, 2017 TARI NGANGGUNG DALAM ADAT NGANGGUNG DI DESA KENANGO KABUPATEN BANGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan menggunakan dulang. Namun ada juga sebagian kecil dari masyarakat
yang menggunakan rantang. Makanan yang dibawa dapat berupa aneka kue, atau
buah-buahan, atau boleh juga nasi lengkap dengan lauk pauknya.
Tradisi Nganggung adalah budaya yang sudah mendarah daging bagi
masyarakat di negeri serumpun sebalai ini. Setiap hari-hari besar keagamaan
seperti 1 Muharram, Maulid Nabi, isro’ Mi’roj, Nuzul Qur’an, Idhul Adha, Idul
Fitri, selalu dirayakan dengan tradisi Nganggung. Waktu pelaksanaan Nganggung
biasanya bervariasi, tidak mutlak harus sama antara satu desa dengan desa yang
lain, tergantung kesepakatan bersama antara penduduk desa masing-masing.
Biasanya acara dimulai dengan siraman rohani berupa pengajian dan
ceramah keagamaan. Beberapa pengumuman penting pun dapat disampaikan di
sini. Kemudian acara dilanjutkan dengan do’a bersama. Setelah itu acara ditutup
dengan makan bersama sambil saling bersilaturrahim dengan sahabat dan kerabat.
Selain untuk menyambut dan merayakan hari-hari besar keagamaan, nganggung
juga dilakukan untuk menyambut tamu kehormatan, seperti gubernur, bupati atau
tamu kehormatan lainnya. Untuk menghormati tamu yang datang. biasanya
masyarakat menyambut dan menjamu tamu secara bergotong royong yaitu dengan
tradisi Nganggung. Dengan tradisi ini kita dapat menunjukkan rasa solideritas,
kepedulian, kebersamaan, gotong royong dan selalu menjaga serta menjalin tali
kekeluargaan dan hubungan silaturrahim antara sesama.
29
Fariska Maulidya, 2017 TARI NGANGGUNG DALAM ADAT NGANGGUNG DI DESA KENANGO KABUPATEN BANGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.6 Skema/alur Penelitian
Bagan 3.1
Tahapan Penelitian
Sumber: Sugiyono, 2014:346
Memilih Situasi Sosial
(Place, Actor, Activity)
Observasi Deskriptif
Analisis Domain
Observasi Penelitian
Mencatat Hasil
Observasi dan
Wawancara
Observasi Terfokus
Analisis Taksonomi Observasi Terseleksi
Analisis
Kompensional
Analisis Tema
Menulis Laporan Penelitian Kualitatif
30
Fariska Maulidya, 2017 TARI NGANGGUNG DALAM ADAT NGANGGUNG DI DESA KENANGO KABUPATEN BANGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keterangan:
a. Memilih situasi sosial yang terdiri dari tiga komponen, yaitu place
merupakan tempat dimana interaksi dalam situasi sosial sedang
berlangsung, actor merupakan pelaku atau orang-orang yang sedang
memainkan peran tertentu, dan activity merupakan kegiatan yang
dilakukan oleh actor dalm situasi yang berlangsung.
b. Observasi Partisipan merupakan kegiatan peneliti yang terlibat dengan
kegiatan sehari-hari dengan orang yang sedang diamati atau yang
digunakan sebagai sumber data penelitian.
c. Mencatat Hasil Observasi dan Wawancara. Kegiatan ini merupakan
kegiatan peneliti dalam menghimpun data.
d. Observasi Deskriptif, kegiatan ini merupakan kegiatan peneliti dengan
mengumpulkan data awal dari hasil apa yang peneliti lihat, dengar, dan
dirasakan.
e. Analisis Domain merupakan kegiatan peneliti dalam memperoleh
gambaran yang umum dan menyeluruh dari objek/penelitian atau situasi
soaial, hal demikian diperoleh dari beberapa pertanyaan yang penelti
berikan kepada actor atau narasumber.
f. Observasi Terfokus merupakan kegiatan peneliti merumuskan beberapa
masalah agar masalah lebih dipersempit dan terfokus.
g. Analisis Taksonomi merupakan kegiatan peneliti dalam memfokuskan
masalah yang akan diambil dalam penelitian, masalah yang telah
difokuskan, dijabarkan lebih terperinci untuk mengetahui struktur
internalnya.
h. Observasi Terseleksi merupakan kegiatan dimana peneliti telah
menguraikan fokus masalah yang te;ah ditemukan, sehingga data akan
lebih terperinci.
i. Analisis Kompensial merupakan kegiatan peneliti yang mencari spesifik
data, pada tahap ini peneliti melakukan hal tersebut berdasarkan dengan
hasil observasi wawancara.
31
Fariska Maulidya, 2017 TARI NGANGGUNG DALAM ADAT NGANGGUNG DI DESA KENANGO KABUPATEN BANGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
j. Analisis Tema merupakan kegiatan peneliti yang menghubungkan antara
domain dan bagaimana hubungan dengan keseluruhan aspek yang diteliti,
selanjutnya dinyatakan dalam judul penelitian.
k. Tahap Akhir yaitu menulis laporan, peneliti akan menuliskan keseluruhan
hasil penelitian berdasarkan observasi dan wawancara di lapangan.
3.7 Analisis Data
Bagan 3.2
Siklusanalisis data
Keterangan :
a. Data Collection
Pengumpulan data atau menghimpun data dengan cara melakukan
observai langsung ke Desa Kenango Kabupaten Bangka sebagai lokasi
penelitian. Kemudian peneliti melakukan wawancar langsung kepada
Bapak Hamid selaku Ketua Adat di Desa Kenango, selanjutnya melakukan
wawancara kepada pencipta Tari Nganggung Bapak Wahar Saxsono dan
Bapak Pardi.
Data
collection
Data
reduction
Data display
Verification
32
Fariska Maulidya, 2017 TARI NGANGGUNG DALAM ADAT NGANGGUNG DI DESA KENANGO KABUPATEN BANGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Data Reduction
Reduksi data merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk
menganalisis data yang diperoleh dari lapangan. Mereduksi data berarti
merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal
yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah
direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah
peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya
bila diperlukan. Sugiyono (2014:7). Hasil dari observasi dan wawancara
tersebut, peneliti merangkum data dari data collection yaitu sebagai
berikut:
Pertunjukan Tari Nganggung terdiri dari:
a) Jumlah penari 7 orang pria dan 5 orang wanita
b) Untuk pria menggunakan properti dulang dengan tutupnya,
payung, tombak berambu
c) Untuk wanita menggunakan properti tipaq sirih lengkap dengan
isinya, bokor berisi beras kunyit dan bunga-bungaan
d) Kostum
e) Penari boleh dari kalangan apapun
c. Data Display
Data Display menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan
teks yang bersifat naratif. Dengan mendisplay data maka akan
memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja
selanjutnya. Berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. Pada kegiatan
ini peneliti menyjikan hasil data Reduction kedalam bentuk deskrpsi.
a) Pada pertunjukan tari Nganggung jumlah penari 7 orang pria dan 5 orang
wanita, sedangkan pada saat ini tarian tersebut bisa ditarikan dengan
jumlah pria kurang dari 7 orang. Dalam tarian ini penari pria membawa
dulang dengan tutupnya, payung, tombak berambu dan 4 orang penari
wanita membawa bokor yang berisi beras kunyit dan bunga-bungaan,
sedangkan satu penganti wanita yang berada di depan penari wanita
lainnya membawa Tipaq Sirih lengkap dengan isinya. Kostum yang
digunakan penari pria adalah stanjak, baju telok belanga, span panjang
33
Fariska Maulidya, 2017 TARI NGANGGUNG DALAM ADAT NGANGGUNG DI DESA KENANGO KABUPATEN BANGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
gobor-gobor yang dominan warna biru gelimbik/ungu, sedangkan kostum
wanita terdiri dari tekuloq, baju kurung panjang, selendang silang, pending
kain, teratai, kain songket yang didominan dengan warna ungu muda atau
merah es.
d. Verification
Pada kegiatan ini peneliti menarik kesimpulan dari data-data yang
ditemukan. Berdasarkan hasil dari data collection, data reduction, dan
data display maka dapat disimpulkan bahwa Pertunjukan Tari Nganggung
berawal dari adat istiadat masyarakat Desa Kenango yaitu ritual
Nganggung yang kemudian digambarkan melalui sebuah gerak tari dengan
visualisasi ritual nganggung penari membawa dulang seolah
menggambarkan masyarakat Desa Kenango yang sedang nganggung
bergotong royong membawa dulang.