pengaruh fee based income, sertifikat bank...
TRANSCRIPT
PENGARUH FEE BASED INCOME, SERTIFIKAT BANK INDONESIA
SYARIAH (SBIS), PEMBIAYAAN BAGI HASIL, DAN DANA PIHAK
KETIGA (DPK) TERHADAP PROFITABILITAS PERBANKAN SYARIAH
DI INDONESIA (PERIODE 2012 – 2016)
SKRIPSI
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
Maulidya Himmah Annisa
NIM: 1113085000035
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H/2017 M
ii
iii
iv
v
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. INFORMASI PRIBADI
Nama : Maulidya Himmah Annisa
Alamat : Jl. Bangun Cipta Sarana No. 105 RT/RW 001/06,
Kelapa Gading Timur, Jakarta Utara.
Telepon : 081212474440
Email : [email protected]
Tempat, TanggalLahir : Tegal, 13 Juni 1995
Agama : Islam
Kebangsaan : Indonesia
2. PENDIDIKAN FORMAL
Pendidikan Nama Lembaga Kota Tahun
Masuk
Tahun
Keluar
SD SD Negeri Sidakaton 03 Tegal 2001 2007
SMP MTs Al-Falah Klender Jakarta Timur 2007 2010
SMA MAN 8 Jakarta Jakarta Timur 2010 2013
Perguruan
Tinggi
Negeri
UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta-Perbankan Syariah
Tangerang
Selatan
2013 2017
vii
3. KEMAMPUAN
Mampu bekerja secara tim maupun individu
Mampu mengoperasikan Microsoft Office (Word, Excel danPowerpoint)
Mampu berkomunikasi dengan baik
4. LATAR BELAKANG KELUARGA
Nama : Natori Mashadi
Tempat, Tanggal Lahir : Tegal, 14 Mei 1969
Pendidikan Terakhir : SMA
Nama : Endang Cipta Asih
Tempat, Tanggal Lahir : Tegal, 1 Juni 1974
Pendidikan Terakhir : SMA
viii
ABSTRACT
The Study aims to analyze the influence Fee Based Income, Certificates of
Bank Indonesia Sharia, Profit and Loss Sharing Financing, and Third Party Fund of
Profitability in Sharia Banking in Indonesia. The data used in this study in the data
monthly from January 2012 – June 2016. The study is using the method of analysis of
multiple linier regression test by using a computer program spss of 21 and Microsoft
Excel 2010. The result showed that Fee Based Income, Certificates of Bank Indonesia
Sharia, Profit and Loss Sharing Financing, and Third Party Fund , simultaneously or
together have a significant influence on the profitability. The result showed a partial
fee based income significantly influences on Profitability (ROA), Certificate of Bank
Indonesia Sharia does not affect the partial on the Profitability (ROA), Profit and
Loss Sharing Financing impacts partially and unsignificantly on the Profitability
(ROA),and third party fund significantly influences on Profitability (ROA).
Keyword: Fee Based Income, Certificates of Bank Indonesia Sharia, Profit and
Loss Sharing Financing, and Third Party Fund, Profitability, and Return On
Assets (ROA).
ix
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh Fee Based
Income, Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Pembiayaan Bagi Hasil, dan Dana
Pihak Ketiga (DPK) Terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah di Indonesia. Data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah data bulanan dari Januari 2012 – Juni
2016. Penelitian ini menggunakan metode dari analisis regresi linier berganda
menggunakan program computer spss 21 dan Microsoft Excel 2010. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa Fee Based Income, Sertifikat Bank Indonesia Syariah
(SBIS), Pembiayaan Bagi Hasil, dan Dana Pihak Ketiga (DPK) secara simultan atau
bersama berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas (ROA). Hasil menunjukkan
bahwa secara parsial Fee Based Income berpengaruh secara signifikan terhadap
profitabilitas (ROA), Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) tidak berpengaruh
secara parsial terhadap Profitabilitas (ROA), Pembiayaan Bagi Hasil secara parsial
berpengaruh tidak signifikan terhadap Profitabilitas (ROA), Dana Pihak Ketiga secara
parsial berpengaruh secara signifikan terhadap Profitabilitas.
Kata Kunci: Fee Based Income, Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS),
Pembiayaan Bagi Hasil , Dana Pihak Ketiga (DPK), Profitabilitas, dan Return
On Assets (ROA).
x
KATA PENGANTAR
Assalamu‟alaikumWarahmatullahiWabarakatuh
Alhamdulillahirobbil‟alamiin, Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan judul “Pengaruh Fee Based Income, Sertifikat Bank Indonesia
Syariah (SBIS), Pembiayaan Bagi Hasil, dan Dana Pihak Ketiga (DPK) Terhadap
Profitabilitas Perbankan Syariah di Indonesia (Periode 2012 - 2016)” sebagai salah
satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) Jurusan Perbankan Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat terselesaikan tanpa dukungan,
bantuan, bimbingan serta doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin
menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan skripsi ini terutama pada:
1. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc.,M.Si selaku Dekan FEB, Bapak Dr. Amilin,
SE., Ak., M.Si., CA., QIA., BKP selaku Wakil Dekan I Bid. Akademik,
Bapak Dr. Ade Sofyan Mulazid, S.Ag., M.H selaku Wakil Dekan II Bid.
Administrasi Umum dan Bapak Dr. Desmadi Saharuddin, M.A selaku Wakil
Dekan III Bid. Kemahasiswaan.
2. Ibu Cut Erika Ananda Fatimah, SE., MBA selaku Ketua Jurusan Perbankan
Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Fitri Damayanti, S.E., M.Si selaku Sekertaris Jurusan Perbankan Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Ade Suherlan, SE., MBA selaku Pembimbing Akademik yang telah
memberikan arahan dan bimbingan serta motivasi untuk penulis.
5. Bapak Dr. Suhenda Wiranata, ME selaku pembimbing I dan Bapak Ade
Ananto Terminanto, MM selaku pembimbing II yang telah memberikan
solusi, dukungan, bimbingan dan arahan dalam menyelesaikan penyusunan
skripsi hingga selesai.
xi
6. Bapak Natori dan Ibu Endang Cipta Asih terimakasih telah menyayangi,
mendidik dan memberikan motivasi serta doa yang tidak henti. Adikku
Ahmad Fajrul Haq semoga Allah selalu melindungi dan memberikan
rahmatnya kepadamu.
7. Sahabat-sahabat MAN tercinta yang telah mendengarkan keluh kesah serta
memberikan dukungan dan semangat selama penyusunan skripsi.
8. Teman-teman Perbankan Syariah angkatan 2013 terima kasih telah
memberikan dukungan dan berbagi ilmu satu sama lain semasa kuliah, dan
seluruh senior Perbankan Syariah 2012 terima kasih telah memberikan banyak
pelajaran dan pengalaman yang berharga untuk penulis.
9. Terima Kasih teman-teman KKN Gerilya 2016 atas kebaikan dan memberikan
dukungannya kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan
banyak kelemahan.Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari berbagai pihak atas skripsi ini.
Wassalamu‟alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Jakarta, 3 April 2017
Maulidya Himmah Annisa
xii
DAFTAR ISI
DAFTAR RIWAYAT HIDUP.................................................................................................. v
ABSTRACT ........................................................................................................................... viii
ABSTRAK ............................................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .............................................................................................................. x
DAFTAR ISI ........................................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .................................................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................................... xvi
BAB I ........................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian .......................................................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian ........................................................................................................ 9
BAB II ..................................................................................................................................... 11
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................................... 11
A. Landasan Teori ............................................................................................................ 11
1. Bank Syariah ........................................................................................................... 11
2. Jasa-jasa Bank Lainnya (Fee Based) ...................................................................... 14
3. Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) .............................................................. 16
4. Pembiayaan Bagi Hasil ........................................................................................... 19
5. Dana Pihak Ketiga (DPK) ....................................................................................... 23
6. Profitabilitas ............................................................................................................ 24
B. Penelitian Terdahulu ................................................................................................... 25
C. Keterkaitan Antar Variabel Independen dan Variabel Dependen ............................... 34
D. Kerangka Pemikiran .................................................................................................... 36
E. Hipotesis Penelitian .................................................................................................... 38
BAB III ................................................................................................................................... 39
METODOLOGI PENELITIAN .............................................................................................. 39
xiii
A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................................... 39
B. Metode Penentuan Sampel .......................................................................................... 39
C. Metode Pengumpulan Data ......................................................................................... 40
D. Metode Analisis Data .................................................................................................. 41
1. Uji Asumsi Klasik ................................................................................................... 41
2. Uji Hipotesis ........................................................................................................... 48
3. Analisis Regresi Linier Berganda ........................................................................... 52
E. Operasional Variabel Penelitiaan ................................................................................... 53
BAB IV ................................................................................................................................... 56
ANALISIS DAN PEMBAHASAN ........................................................................................ 57
A. Sekilas Gambaran Umum Penelitian .......................................................................... 57
B. Deskripsi Data ............................................................................................................. 58
1. Deskripsi Variabel Fee Based Income .................................................................... 58
2. Deskripsi Variabel Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)................................ 60
4. Deskripsi Variabel Dana Pihak Ketiga (DPK) ........................................................ 64
5. Deskripsi Variabel Return On Assets (ROA) .......................................................... 65
C. Analisis Data dan Pembahasan ................................................................................... 67
1. Uji Asumsi Klasik ................................................................................................... 67
2. Uji Hipotesis ........................................................................................................... 73
3. Analisis Regresi Linier Berganda ........................................................................... 80
D. Interpretasi .................................................................................................................. 82
BAB V .................................................................................................................................... 86
PENUTUP .............................................................................................................................. 86
A. Kesimpulan ................................................................................................................. 86
B. Saran ........................................................................................................................... 86
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 90
LAMPIRAN ............................................................................................................................ 94
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Komposisi Return On Assets (ROA), Fee Based Income, Sertifikat
Bank Indonesia Syariah ( SBIS), Pembiayaan Bagi Hasil, Dana Pihak Ketiga
(DPK) Pada Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2012-
2016………………………................................................................................
6
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu …………….......................................................... 29
Tabel 3.1 Kriteria untuk Memberikan Interpretasi terhadap Koefisien Korelasi... 51
Tabel 4.1 Data Fee Based Income Perbankan Syariah Tahun 2012-2016……..... 59
Tabel 4.2 Data SBIS Perbankan Syariah Tahun 2012-2016…………………...... 61
Tabel 4.3 Data Pembiayaan Bagi Hasil Perbankan Syariah Tahun 2012-2016…. 62
Tabel 4.4 Data DPK Perbankan Syariah Tahun 2012-2016…………………....... 64
Tabel 4.5 Data ROA Perbankan Syariah Tahun 2012-2016……………….......... 66
Tabel 4.6 Uji Normalitas Kolmogrov-Smirnov…………………………………... 69
Tabel 4.7 Uji Multikolinieritas dengan Tolerance dan VIF…………………....... 70
Tabel 4.8 Uji Durbin-Watson……………………………………………………. 73
Tabel 4.9 Uji t (Parsial)………………………………………………………….. 74
Tabel 4.10 Uji F (Simultan)…………………………………………………........ 77
Tabel 4.11 Uji Adjusted R Square (R2Adj)……………………………............... 78
Tabel 4.12 Analisis Regresi Linear Berganda…………………………………… 80
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skema Mudharabah……………………………………………...... 21
Gambar 2.2 Skema Musyarakah……………………………………………....... 23
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian…………………...…………......... 37
Gambar 4.1 Perkembangan Return On Assets (ROA)……………………......... 58
Gambar 4.2 Grafik Histogram………………………………………………….. 68
Gambar 4.3 Grafik P-p Plot…………………………………………………….. 68
Gambar 4.4 Grafik Scatterplot………………………....……………………….. 72
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Data Variabel Penelitia…………………........................................ 94
Lampiran 2: Uji Asumsi Klasik……………………………………………….... 99
Lampiran 3: Uji Hipotesis………………………………………………………. 102
Lampiran 4: Tabel F……………………………………………………………. 104
Lampiran 5: Tabel t……………………………………………………………... 105
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan ekonomi suatu negara memerlukan program yang terencana
dan terarah serta membutuhkan modal atau dana pembangungan yang tidak
sedikit. Tidaklah mengherankan apabila pemerintah dalam suatu negara terus
menerus melakukan upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi melalui perbaikan
dan peningkatan kinerja bank sebagai lembaga keuangan dan lokomotif
pembangunan ekonomi (Muhammad, 2005: 1).
Pemberlakuan UU No. 10 Tahun 1998 yang diikuti dengan
dikeluarkannya sejumlah ketentuan pelaksanaan dalam bentuk SK direksi BI dan
peraturan BI telah memberikan landasan hukum yang lebih kuat dan kesempatan
yang luas bagi pengembangan perbankan syariah di Indonesia (Sutedi, 2009: 27).
Perkembangan perbankan syariah di Indonesia merupakan suatu
perwujudan dari permintaan masyarakat yang membutuhkan suatu sistem
perbankan alternatif yang selain menyediakan jasa perbankan/keuangan yang
sehat, juga memenuhi prinsip-prinsip syariah. Setelah diterbikannya ketentuan
perundang-undangan. Sejak tahun 1998 sistem perbankan syariah telah
menunjukkan perkembangan yang cukup pesat. Yaitu lebih dari 50 persen
pertumbuhan aset rata-rata per tahun (Ikatan Bankir Indonesia, 2014: 3).
2
Pengembangan sistem perbankan syariah di Indonesia dilakukan dalam
kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka
Arsitektur Perbankan Indonesia (API), untuk menghadirkan alternatif jasa
perbankan yang semakin lengkap kepada masyarakat. Sistem perbankan syariah
dan konvensional secara sinergis mendukung mobilisasi dana masyarakat secara
lebih luas untuk meningkatkan kemampuan pembiayaan bagi sektor
perekonomian nasional (www.ojk.go.id).
Karakteristik sistem perbankan syariah adalah beroperasi berdasarkan
prinsip bagi hasil yang mampu memberikan alternatif sistem perbankan yang
saling menguntungkan antara masyarakat dan bank, serta mengedepankan aspek
keadilan dalam transaksi, investasi yang beretika, mengedepankan nilai
kebersamaan dan persaudaraan dalam berproduksi, dan menghindari kegiatan
spekulatif dalam bertransaksi keuangan. Dengan menyediakan beragam produk
serta layanan jasa perbankan yang beragam dengan skema keuangan yang lebih
bervariatif (www.ojk.go.id).
Sejak mulai dikembangkannya sistem perbankan syariah di Indonesia,
dalam dua dekade pengembangan keuangan syariah nasional, sudah banyak
pencapaian kemajuan, baik dari aspek lembagaan dan infrastruktur penunjang,
perangkat regulasi dan sistem pengawasan, maupun awareness dan literasi
masyarakat terhadap layanan jasa keuangan syariah. Sistem keuangan syariah
kami menjadi salah satu sistem terbaik dan terlengkap yang diakui secara
internasional. Per Juni 2015, industri perbankan syariah terdiri dari 12 Bank
3
Umum Syariah, 22 Unit Usaha Syariah yang dimiliki oleh Bank Umum
Konvensional dan 162 BPRS dengan total aset sebesar Rp. 273,494 Triliun
dengan pangsa pasar 4,61%. Khusus untuk wilayah Provinsi DKI Jakarta, total
aset gross, pembiayaan, dan Dana Pihak Ketiga (BUS dan UUS) masing-masing
sebesar Rp. 201,397 Triliun, Rp. 85,410 Triliun dan Rp. 110,509 Triliun
(www.ojk.go.id).
Pada dasarnya, produk yang ditawarkan oleh perbankan syariah dapat
dibagi menjadi tiga bagian besar, yaitu: produk penyaluran dana (financing),
produk penghimpunan dana (funding), dan produk jasa (service). Produk-produk
tersebutlah yang akan menghasilkan keuntungan bagi bank syariah itu sendiri
(Karim, 2014: 97).
Fungsi bank syariah yang pertama yaitu menghimpun dana dari
masyarakat yang kelebihan dana. Bank syariah menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk titipan dengan menggunakan akad al-Wadiah dan
dalam bentuk investasi dengan menggunakan akad al-mudharabah (Ismail, 2011:
39).
Fungsi bank syariah yang kedua yaitu menyalurkan dana kepada
masyarakat yang membutuhkan (user of fund). Masyarakat dapat memperoleh
pembiayaan dari bank syariah asalkan dapat memenuhi semua ketentuan dan
persyaratan yang berlaku. Menyalurkan dana merupakan aktivitas yang sangat
penting bagi bank syariah. Bank syariah akan memperoleh return atas dana yang
4
disalurkan. Return atau pendapatan yang diperoleh oleh bank atas penyaluran
dana ini tergantung pada akadnya (Ismail, 2011: 40).
Fungsi bank syariah yang lain adalah memberikan pelayanan jasa kepada
pihak yang memerlukannya. Kegiatan bank ini juga mendukung kegiatan
mengumpulkan dana (funding) dan menyalurkan dana (lending) dari bank
tersebut. Pelayanan jasa yang diberikan oleh bank syariah dengan berbagai
produk jasa bank, dibagi sesuai jenis akadnya antara lain: wakalah, kafalah,
hawalah, rahn, qard, dan sharf. Dalam pelayanan jasa, bank syariah menerima
pendapatan dalam bentuk fee (Ismail, 2011: 193).
Selain menyalurkan serta menghimpun dana dari masyarakat dan
memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat untuk menghasilkan pendapatan
bank syariah, Bank Indonesia menentukan instrument keuangan yang wajib atau
sukarela dilaksanakan oleh bank syariah, salah satunya adalah Sertifikat Bank
Indonesia Syariah (SBIS).
SBIS adalah surat berharga berdasarkan prinsip syariah berjangka waktu
pendek dalam mata uang. SBIS yang diterbitkan oleh Bank Indonesia
menggunakan akad ju‟alah. Bank Indonesia menetapkan dan memberikan
imbalan atas SBIS yang diterbitkan. Bank Indonesia membayar imbalan pada saat
jatuh waktu SBIS (Hasan, 2009: 136).
Melihat pentingnya fungsi bank syariah di Indonesia, perlu ditingkatkan
kinerja bank syariah agar perbankan dengan prinsip syariah tetap sehat dan
efisien. Profitabilitas sebagai salah satu indikator yang tepat untuk mengukur
5
kinerja suatu perusahaan. Profitabilitas dapat diukur dengan rasio Return On
Assets.
Semakin besar Return On Assets (ROA) suatu bank, semakin besar pula
tingkat keuntungan yang dicapai bank dan semakin baik posisi bank tersebut dari
segi penggunaan asset. ROA digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen
bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan (Dendawijaya,
2005: 118).
Bank Indonesia (BI) mengungkapkan bahwa, perbankan syariah pernah
menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dari sisi asetnya. Pasalnya,
pertumbuhan aset perbankan syariah pernah melampaui pertumbuhan perbankan
konvensional. Menurut Deputi Gubernur BI, pertumbuhan aset perbankan syariah
pada periode 2008-2013 pernah menyentuh angka rata-rata 40%
(infobanknews.com).
Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) mencatat adanya kenaikan
kinerja dari para perbankan syariah di Indonesia. Hal itu tercermin dari
peningkatan total aset yang signifikan. Sekretaris Jenderal Asbisindo
mengungkapkan, menurut data statistik OJK hingga September 2016, total aset
perbankan syariah mencapai Rp331,76 triliun. Angka tersebut meningkat 17,58%
jika dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya (infobanknews.com).
Komposisi Fee Based Income, Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS),
Pembiayaan Bagi Hasil, dan Dana Pihak Ketiga (DPK) dapat dilihat pada tabel
1.1 berikut:
6
Tabel 1. 1
Komposisi Return On Assets (ROA), Fee Based Income, Sertifikat Bank
Indonesia Syariah (SBIS), Pembiayaan Bagi Hasil, dan Dana Pihak Ketiga
(DPK) Pada Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2012-2016
Sumber : Statistik Perbankan Syariah (www.ojk.go.id)
Berdasarkan tabel 1.1 diatas terlihat komposisi ROA, Fee Based Income,
SBIS, Pembiayaan Bagi Hasil dan DPK dari tahun 2012 hingga 2016. ROA
terendah pada tahun 2014 yaitu 0,80% dan ROA tertinggi pada tahun 2012 yaitu
2,14%. Perolehan Fee Based Income (FBI) dan penempatan pada SBIS
mengalami fluktuatif. Fee Based Income tertinggi pada tahun 2015 sebesar 8754
milyar dan terendah pada tahun 2012 sebesar 3040 milyar, sedangkan SBIS
tertinggi pada tahun 2014 sebesar 8130 milyar dan SBIS terendah pada
tahun2012 sebesar 39690 milyar. Sementara Pembiayaan Bagi Hasil yang
disalurkan dan DPK mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pembiayaan Bagi
Hasil tertinggi pada tahun 2016 sebesar 81610 milyar dan terendah pada tahun
2012 sebesar 39690 milyar, sedangkan DPK tertinggi pada tahun 2016 sebesar
Tahun ROA
(%)
Fee Based
Income
(Rp Milyar)
SBIS
(Rp
Milyar)
Pembiayaan
Bagi Hasil
(Rp Milyar)
DPK
(Rp
Milyar)
2012 2,14 3040 4993 39690 147512
2013 2 5736 6699 53499 183534
2014 0,80 7715 8130 63791 217858
2015 1,15 8754 6280 75533 231175
2016 1,41 7141 7470 81610 241337
7
241337 milyar dan terendah pada tahun 2012 sebesar 147512 milyar.
Menurut Hasil Penelitian Sri Dewi Anggadini (2010) yang berjudul
“Analisis Fee Based Income Dampaknya Terhadap Profitabilitas (Studi Kasus
Pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero). Tbk”, menyatakan bahwa Fee Based
Income berpengaruh terhadap profitabilitas. Hubungan antara dua variabel
sangat kuat. Jika perolehan Fee Based Income mengalami peningkatan maka
Return On Asset (ROA) juga mengalami peningkatan, begitu juga sebaliknya.
Penelitian Naroh Kawiryawan dan Meri Indri Hapsari (2015) yang
berjudul “Pengaruh Tingkat Return Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)
Terhadap Penempatan Pada SBIS dan ROA Bank Umum Syariah di Indonesia”,
menunjukkan bahwa return SBIS berpengaruh signifikan positif terhadap
penempatan pada SBIS, tetapi tidak signifikan negatif terhadap probabilitas bank
umum syariah. Dan investasi di SBIS berpengaruh signifikan positif terhadap
profitabilitas bank umum syariah.
Menurut penelitian Slamet Riyadi dan Agung Yulianto (2014) yang
berjudul “Pengaruh Pembiayaan Bagi Hasil, Pembiayaan Jual Beli, Financing
To Deposit Ratio (FDR), dan Non Perforrming Financing (NPF) Terhadap
Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia”, menyatakan bahwa variabel
Pembiayaan Bagi Hasil berpengaruh negatif terhadap profitabilitas.
Selanjutnya menurut penelitian Made Ria Anggreni dan I Made Sadha
Suardhika (2014) yang berjudul “Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Kecukupan
Modal, Risiko Kredit, dan Suku Bunga Kredit Pada Profitabilitas”, menyatakan
8
bahwa variabel Dana Pihak Ketiga (DPK) bahwa berpengaruh positif terhadap
profitabilitas.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti menuangkan penelitian tersebut
dalam judul “PENGARUH FEE BASED INCOME, SERTIFIKAT BANK
INDONESIA SYARIAH (SBIS), PEMBIAYAAN BAGI HASIL, DAN
DANA PIHAK KETIGA (DPK) TERHADAP PROFITABILITAS
PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA (PERIODE 2012 – 2016)”.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas, dirumuskan permasalahan sebagai
berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh Fee Based Income, Sertifikat Bank Indonesia
Syariah (SBIS), Pembiayaan Bagi Hasil, dan Dana Pihak Ketiga (DPK)
secara simultan terhadap Return On Assets (ROA) pada Perbankan Syariah di
Indonesia?
2. Apakah terdapat pengaruh Fee Based Income, Sertifikat Bank Indonesia
Syariah (SBIS), Pembiayaan Bagi Hasil, dan Dana Pihak Ketiga (DPK)
secara parsial terhadap Return On Assets (ROA) pada Perbankan Syariah di
Indonesia?
C. Tujuan Penelitian
Sebagaimana permasalahan yang penulis paparkan diatas, maka penelitian
ini bertujuan untuk menganalisis tentang:
9
1. Untuk menganalisis pengaruh Fee Based Income, Sertifikat Bank Indonesia
Syariah (SBIS), Pembiayaan Bagi Hasil, dan Dana Pihak Ketiga (DPK)
secara simultan terhadap Return On Assets (ROA) pada Perbankan Syariah
di Indonesia.
2. Untuk menganalisis pengaruh Fee Based Income, Sertifikat Bank Indonesia
Syariah (SBIS), Pembiayaan Bagi Hasil, dan Dana Pihak Ketiga (DPK)
secara parsial terhadap Return On Assets (ROA) pada Perbankan Syariah di
Indonesia.
D. Manfaat Penelitian
Dengan dilaksanakannya penelitian ini, maka hasil penelitian ini
diharapkan dapat memperoleh manfaat bagi banyak pihak antara lain:
1. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan mengenai pola hubungan antara Fee Based Income, Sertifikat
Bank Indonesia Syariah (SBIS), Pembiayaan Bagi Hasil, dan DPK Terhadap
Profitabilitas Perbankan Syariah di Indonesia (Periode Januari 2012 –
Juni2016).
2. Bagi Praktisi Lembaga Keuangan
Memberikan informasi kepada masyarakat khususnya para praktisi
lembaga keuangan untuk mengembangkan dunia perbankan syariah.
10
3. Bagi pemerintah
Diharapkan dapat memberikan dampak positif sebagai acuan dalam
menentukan kebijakan-kebijakan pada perbankan syariah dalam
meningkatkan perekonomian nasional.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Bank Syariah
a. Pengertian Bank Syariah
Menurut UU No 21 Tahun 2008, bank syariah adalah bank yang
menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut
jenisnya terdiri atas bank umum syariah dan bank pembiayaan rakyat
syariah (www.ojk.go.id).
Bank syariah adalah bank yang dalam aktivitasnya, baik dalam
penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran dananya
memberikan dan mengenakan imbalan atas dasar prinsip syariah (Rodoni
dan Hamid, 2008: 14).
b. Larangan Riba
Umat Islam dilarang mengambil riba apapun jenisnya. Larangan
supaya umat Islam tidak melibatkan diri dengan riba bersumber dari
berbagai surat dalam Al-Qur‟an.
Menurut surat Ali Imran ayat 130 :
12
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada
Allah supaya kamu mendapat keberuntungan”.
Menurut Surat Al-Baqarah ayat 278–279:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada
Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu
orang-orang yang beriman” (Antonio, 2012: 48).
c. Tujuan Bank Syariah
Tujuan didirikannya bank syariah untuk mempromosikan dan
mengembangkan prinsip-prinsip islam, syariah dan tradisinya kedalam
transaksi keuangan dan perbankan serta bisnis yang terkait. Prinsip dasar
yang diikuti oleh bank islam adalah (Rodoni, 2009: 121):
1) Larangan riba dalam transaksi
2) Melakukan kegiatan usaha dan perdagangan berdasarkan
perolehan keuntungan yang sah
3) Memberikan zakat
d. Fungsi Bank Syariah
Terdapat empat fungsi bank syariah yaitu:
1) Fungsi Manajer Investasi
13
Fungsi ini dapat dilihat pada segi penghimpunan dana oleh
bank syariah. Dengan fungsi ini, bank syariah bertindak sebagai
manajer investasi dari pemilik dana dalam hal dana tersebut harus
dapat disalurkan pada penyaluran yang produktif, sehingga dana
yang dihimpun dapat menghasilkan keuntungan.
2) Fungsi Investor
Dalam penyaluran dana, bank syariah berfungsi sebagai
investor (pemilik dana). Sebagai investor, penanaman dana yang
dilakukan oleh bank syariah harus dilakukan pada sektor-sektor yang
produktif dengan risiko yang minim dan tidak melanggar ketentuan
syariah.
3) Fungsi Sosial
Terdapat dua instrumen yang digunakan oleh bank syariah
dalam menjalankan fungsi sosialnya yaitu instrumen Zakat, Infak,
Sdaqah, dan Wakaf (ZISWAF) dan instrument Qardhul hasan.
4) Fungsi Jasa Keuangan
Fungsi jasa keuangan yang dilakukan bank syariah yaitu
memberikan jasa-jasa bank seperti kliring, transfer, inkaso, letter of
credit, dan lain sebagainya sesuai dengan prinsip syariah (Yaya,
2014: 48).
14
2. Jasa-jasa Bank Lainnya (Fee Based)
a. Pengertian Jasa Bank Lainnya
Kegiatan perbankan yang ketiga yaitu memberikan jasa-jasa
bank lainnya. Tujuan pemberian jasa-jasa bank untuk mendukung dan
memperlancar kedua kegiatan bank sebelumnya yaitu, kegiatan
menghimpun dan menyalurkan dana. Semakin baik jasa yang diberikan
oleh bank, maka semakin baik bank tersebut (Kasmir, 2014: 127).
Fee Based Income atau yang sering disebut dengan pendapatan
operasional lainnya adalah pendapatan lain yang merupakan hasil
langsung dari kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan operasional
bank (Dendawijaya, 2009: 111).
b. Jenis-jenis Jasa Bank Lainnya
Munurut Nurul Ichsan (2014: 146), jenis-jenis jasa bank lainnya
sebagai berikut:
1. Transfer (kiriman uang).
2. Kliring (Clearing)
3. Inkaso
4. Safe Deposit Box
5. Traveller‟s Cheque
6. Letter Of Credit/ LC
7. Bank Notes
8. Bank Garansi
15
9. Virtual Account
10. Escrow Agent
11. Kartu Kredit
12. Asuransi
13. E-Payment
14. E-Banking
15. Mobile Banking
c. Keuntungan Jasa-jasa Bank Lainnya
Keuntungan yang diperoleh dari jasa-jasa bank lainnya antara
lain diperoleh dari:
1) Biaya administrasi
Biaya administrasi dikenakan untuk jasa-jasa yang
memerlukan administrasi.
2) Biaya kirim
Biaya kirim diperoleh dari jasa pengiriman uang (transfer),
baik jasa transfer dalam negeri maupun keluar negeri.
3) Biaya tagih
Biaya tagih merupakan jasa yang dikenakan untuk
menagihkan dokumen-dokumen milik nasabahnya seperti jasa
kliring (penagihan dokumen dalam kota).
4) Biaya provisi dan komisi
16
Biaya provisi dan komisi biasanya dibebankan kepada jasa
kredit dan jasa transfer serta jasa-jasa atas bantuan bank terhadap
suatu fasilitas perbankan.
5) Biaya sewa
Jasa sewa dikenakan kepada nasabah yang menggunakan
jasa safe deposit box.
6) Biaya iuran
Jasa iuran diperoleh dari jasa pelayanan bank card atau
kartu kredit (Kasmir, 2014: 129).
3. Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)
a. Pengertian SBIS
Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) adalah surat berharga
berdasarkan prinsip syariah berjangka waktu pendek dalam mata uang
rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia. SBIS yang saat ini sudah
diterbitkan oleh Bank Indonesia menggunakan akad Ju‟alah. Bank
Indonesia wajib mengembalikan dana SBIS dan memberikan imbalan
sesuai dengan akad yang dipergunakan kepada pemegangnya pada saat
jatuh tempo (Ifham, 2015: 294).
b. Ketentuan Akad SBIS
Menurut Fatwa DSN MUI No: 64/DSN-MUI/XII/2007,
ketentuan akad SBIS sebagai berikut:
17
1) SBIS Ju‟alah sebagai instrumen moneter boleh diterbitkan untuk
pengendalian moneter dan pengelolaan likuiditas perbankan
syariah.
2) Dalam SBIS Ju‟alah, Bank Indonesia bertindak sebagai ja‟il
(pemberi pekerjaan), Bank Syariah bertindak sebagai maj‟ullah
(penerima pekerjaan), dan objek/underlying Ju‟alah (mahall al-
„aqd) adalah partisipasi Bank Syariah untuk membantu tugas Bank
Indonesia dalam pengendalian moneter melalui penyerapan
likuiditas dari masyarakat dan menempatkannya di Bank Indonesia
dalam jumlah dan jangka waktu tertentu.
3) Bank Indonesia dalam operasi moneternya melalui penerbitan
SBIS mengumumkan target penyerapan likuiditas kepada bank-
bank syariah sebagai upaya pengendalian moneter dan menjanjikan
imbalan (reward/„iwadh/ju‟l) tertentu bagi yang turut
berpartisipasi dalam pelaksanaannya (www.dsnmui.or.id).
c. Ketentuan Hukum SBIS
Menurut Fatwa DSN MUI No: 64/DSN-MUI/XII/2007,
ketentuan hukum SBIS sebagai berikut:
1) Bank Indonesia wajib memberikan imbalan (reward/„iwadh/ju‟l)
yang telah dijanjikan kepada Bank Syariah yang telah membantu
Bank Indonesia dalam upaya pengendalian moneter dengan cara
18
menempatkan dana di Bank Indonesia dalam jangka waktu
tertentu, melalui "pembelian" SBIS Ju'alah.
2) Dana Bank Syariah yang ditempatkan di Bank Indonesia melalui
SBIS adalah wadi‟ah amanah khusus yang ditempatkan dalam
rekening SBIS Ju‟alah, yaitu titipan dalam jangka waktu tertentu
berdasarkan kesepakatan atau ketentuan Bank Indonesia, dan tidak
dipergunakan oleh Bank Indonesia selaku penerima titipan, serta
tidak boleh ditarik oleh Bank Syariah sebelum jatuh tempo.
3) Dalam hal Bank Syariah selaku pihak penitip dana (mudi‟)
memerlukan likuiditas sebelum jatuh tempo, ia dapat me-repokan
SBIS Ju‟alah-nya dan Bank Indonesia dapat mengenakan denda
(gharamah) dalam jumlah tertentu sebagai ta'zir.
4) Bank Indonesia berkewajiban mengembalikan dana SBIS Ju‟alah
kepada pemegangnya pada saat jatuh tempo.
5) Bank syariah hanya boleh/dapat menempatkan kelebihan
likuiditasnya pada SBIS Ju‟alah sepanjang belum dapat
menyalurkannya ke sektor riil.
6) SBIS Ju‟alah merupakan instrumen moneter yang tidak dapat
diperjual-belikan (non tradeable) atau dipindahtangankan, dan
bukan merupakan bagian dari portofolio investasi bank syariah
(www.dsnmui.or.id).
19
4. Pembiayaan Bagi Hasil
Pembiayaan bagi hasil yaitu pembiayaan yang menggunakan prinsip
bagi hasil. Secara umum prinsip bagi hasil yang paling banyak dipakai dalam
perbankan syariah adalah mudharabah dan musyarakah (Antonio, 2012: 90).
a. Mudharabah
1) Pengertian Mudharabah
Mudharabah adalah bentuk kerjasama antara dua pihak atau
lebih dimana pemilik modal (shahibul maal) mempercayakan 100%
modal kepada pengelola (mudharib) dengan suatu perjanjian
keuntungan (Rodoni, 2009: 130).
Secara umum mudharabah dibagi menjadi dua jenis:
mudharabah mutlaqah yaitu bentuk kerjasama antara shahibul maal
dengan mudharib yang cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi oleh
spesifikasi jenis usaha, waktu, dan daerah bisnis. Mudharabah
muqayyadah adalah kebalikan dari mudharabah mutlaqah. Mudharib
dibatasi dengan batasan jenis usaha, waktu, atau tempat usaha
(Antonio, 2012: 97).
2) Landasan Syariah Mudharabah
Menurut Dewan Syariah Nasional MUI, landasan syariah akad
mudharabah adalah sebagai beriukut:
20
QS. Al-Baqarah ayat 283:
Artinya: “…Maka jika sebagian kamu mempercayai sebagian
yang lain, hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatmya,
dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya…”
Menurut Hadits Nabi Riwayat Thabrani:
Artinya: “Abbas bin Abdul Muthalib jika menyerahkan harta
sebagai mudharabah ia mensyaratkan kepada mudharib-nya agar
tidak mengarungi lautan dan tidak menuruni lembah, serta tidak
membeli hewan ternak, jika persyaratan itu dilanggar, ia (mudharib)
harus menanggung resikonya. Ketika persyaratan yang ditetapkan
Abbas itu didengar Rasulullah, beliau membenarkannya” (HR.
Thabrani dari Ibnu Abbas (www.dsnmui.or.id).
3) Skema Mudharabah
Skema prinsip mudharabah untuk pembiayaan modal dapat
dilihat sebagai berikut:
21
Gambar 2.1
Skema Mudharabah
b. Musyarakah
1) Pengertian Musyarakah
Musyarakah adalah semua bentuk usaha yang melibatkan dua
pihak atau lebih dimana secara bersama-sama memadukan seluruh
bentuk sumber daya baik yang berwujud maupun tidak berwujud
seperti berupa dana, barang perdagangan, keahlian, kepemilikan, dan
lain-lain (Rodoni, 2009: 129).
2) Landasan Musyarakah
Menurut Dewan Syariah Nasional MUI, landasan syariah akad
musyarakah adalah sebagai beriukut:
Perjanjian Bagi Hasil
Bank
(Modal 100%)
Nasabah
(Profesionalisme)
Proyek Usaha
Pembagian Keuntungan
Modal
22
QS. Shad ayat 24:
Artinya: “Dan Sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang
yang bersyarikat itu sebagian dari mereka berbuat zalim kepada
sebagian lain, kecuali orang yang beriman dan mengerjakan amal
shaleh, dan amat sedikitlah mereka ini…”
Hadits riwayat Abu Daud dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW
berkata:
Artinya: “Allah swt berfirman: „Aku adalah pihak ketiga dari
orang yang bersyarikat selama salah satu pihak tidak mengkhianati
pihak yang lain. Jika salah satu pihak telah berkhianat, aku keluar
dari mereka.” (HR. Abu Daud ynag dishahihkan oleh al Hakim, dari
Abu Hurairah) (www.dsnmui.or.id).
3) Skema Musyarakah
Skema prinsip transaksi musyarakah dapat dilihat sebagai
berikut:
23
Gambar 2.2
Skema Musyarakah
5. Dana Pihak Ketiga (DPK)
Dana pihak ketiga adalah dana yang berasal dari masyarakat. Dana-
dana yang dihimpun dari masyarakat merupakan sumber dana yang terbesar
yang paling diandalkan oleh bank (Dendawijaya, 2009: 49).
Sumber dana yang dimaksud adalah sebagai berikut (Dwi Nur „Aini,
2015: 19):
a. Simpanan Giro
Giro wadiah adalah produk pendanana bank syariah berupa
simpanan dari nasabah dalam bentuk rekening giro untuk keamanan dan
kemudahan pemakainya.
Nasabah Bank
Syariah
Proyek Usaha
keuntungan
Bagi hasil keuntungan
porsi sesuai porsi
kontribusi modal (nisbah)
24
b. Simpanan Tabungan
1) Tabungan Wadiah
Wadiah diartikan sebagai titipan murni dari suatu pihak ke
pihak lain, baik individu maupun badan hukum yang harus dijaga dan
dikembalikan kapan saja si penitip menghendaki.
2) Tabungan Mudharabah
Yang dimaksud dengan tabungan mudharabah adalah
tabungan yang dijalankan berdasarkan akad mudharabah.
c. Simpanan Deposito
Berbeda dengan dua jenis simpanan sebelumnya, dimana simpanan
deposito mengandung unsur jangka waktu (jatuh tempo) lebih panjang dan
biasanya, deposito Mudharabah ini berjangka waktu 1, 3, 6, dan 12 bulan.
Semakin panjang jangka waktu juga akan semakin besar nisbah bagi hasil
bagi nasabah.
6. Profitabilitas
Rasio profitabilitas atau sering disebut dengan rentabilitas merupakan
alat untuk menganalisis atau mengukur tingkat efisiensi usaha dan
kemampuan bank dalam menghasilkan laba. Penilaian ini dimaksudkan untuk
menilai bank dalam menghasilkan laba. Penilaian terhadap faktor rentabilitas
meliputi penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut (Dwi
Nur‟aini, 2013 : 99):
25
a. Kemampuan dalam menghasilkan laba, kemampuan laba mendukung
ekspansi dan menutup risiko, serta tingkat efisiensi.
b. Diversifikasi pendapatan termasuk kemampuan bank untuk mendapatkan
fee based income, dan diversifikasi penanaman dana, serta penerapan
prinsip akuntansi dalam pengakuan pendapatan dan biaya.
Penilaian kuantitatif faktor rentabilitas dilakukan dengan melakukan
penilaian terhadap komponen komponen yang salah satunya adalah Return On
Assets (ROA) (Dwi Nur‟aini, 2013: 100).
ROA merupakan rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur
kemampuan manajemen bank dalam mengelola aset guna memperoleh
keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank,
semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan
semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset
(Dendawijaya, 2009: 118).
Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
ROA = Laba sebelum pajak X 100%
Rata-rata total aset
B. Penelitian Terdahulu
1. Sri Dewi Anggadini (2010), yang berjudul "Analisis Fee Based Income dan
Dampaknya Terhadap Profitabilitas (Studi Kasus Pada PT. Bank Negara
Indonesia (Persero) Tbk”. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh Fee Based Income terhadap profitabilitas. Metode
26
yang digunakan pada penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dengan
pendekatan kuantitatif. Profitabilitas menggunakan ROA. Sampel yang
digunakan pada penelitian ini adalah laporan keuangan tahun 2001-2005.
Metode penelitian yang digunakan adalah analisis linear. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa fee based income berpengaruh terhadap profitabilitas.
Hubungan antara dua variabel sangat kuat.
2. Naroh Kawriyawan dan Meri Indri Hapsari (2015), yang berjudul “Pengaruh
Tingkat Return Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) Terhadap
Penempatan Pada SBIS dan ROA Bank Umum Syariah di Indonesia”.
Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui pengaruh tingkat return SBIS
terhadap penempatan pada SBIS dan ROA Bank Umum Syariah di
Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah path analisis dengan
tiga jenis variabel, yaitu tingkat return SBIS sebagai variabel dependen dan
penempatan pada SBIS dan ROA sebagai variabel independen. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat return SBIS berpengaruh
signifikan positif terhadap penempatan pada SBIS, tetapi berpengaruh tidak
signifikan negatif terhadap probabilitas Bank Umum Syariah.
3. Slamet Riyadi dan Agung Yulianto (2014), yang berjudul "Pengaruh
Pembiayaan Bagi Hasil, Pembiayaan Jual Beli, Financing To Deposit Ratio
(FDR), dan Non Perforrming Financing (NPF) Terhadap Profitabilitas Bank
Umum Syariah di Indonesia”. Penelitian ini ditujukan untuk menguji
pengaruh pembiayaan bagi hasil, pembiayaan jual beli, FDR, NPF terhadap
27
profitabilitas (diproksikan dengan return on asset) bank umum syariah di
Indonesia. Sampel dalam penelitian ini adalah 4 bank yang termasuk sebagai
bank umum syariah devisa di Indonesia. Teknik analisis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa pembiayaan bagi ahsil berpengaruh negatif terhadap
profitabilitas, pembiayaan jual beli dan NPF tidak berpengaruh terhadap
profitabilitas, dan FDR berpengaruh positif terhadap profitabilitas.
4. Made Ria Anggreni dan I Made Sadha Suardhika (2014), yang berjudul
“Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Kecukupan Modal, Risiko Kredit, dan Suku
Bunga Kredit Pada Profitabilitas”. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui
pengaruh dana pihak ketiga, kecukupan modal diukur dengan Capital
Adequacy Ratio (CAR), risiko kredit diukur dengan Non Performing Loan
(NPL), suku bunga kredit terhadap profitabilitas pada bank BUMN di
Indonesia. Penelitian ini menggunakan sampel jenuh, yaitu dengan
mengambil semua anggota populasi sebagai sampel. Data yang diperoleh
adalah data bulanan dari laporan keuangan publikasi bank-bank pemerintah
selama tiga tahun, yaitu tahun 2010-2012. Teknik analisis datan yang
digunakan adalah teknik analisis linear berganda. Hasil penelitian
menunjukkan variabel DPK dan CAR berpengaruh positif, sedangkan NPL
dan Suku Bunga Kredit berpengaruh negatif terhadap profitabilitas (ROA).
5. Sri Mulyaningsih dan Iwan Fakhruddin (2016), yang berjudul “Pengaruh Non
Performing Financing Pembiayaan Mudharabah dan Non Performing
28
Financing Pembiayaan Musyarakah Terhadap Profitabilitas Pada Bank
Umum Syariah di Indonesia”. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui
pengaruh NPF dalam sistem mudharabah dan NPF dalam sistem musyarakah
terhadap profitabilitas pada bank umum syariah di Indonesia. Metode analisis
data yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian
menunjukkan secara simultan NPF pembiayaan mudharabah dan NPF
pembiayaan musyarakah berpengaruh terhadap profitabilitas. Sementara
secara parsial NPF pembiayaan mudharabah berpengaruh secara positif dan
NPF pembiayaan musyarakah tidak mempengaruhi profitabilitas bank
syariah.
6. Vita Tristiningtyas dan Osmad Mutaher (2013), yang berjudul “Analisis
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Pada Bank Umum
Syariah di Indonesia”. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui pengaruh
Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Net
Operating Margin (NOM), Financing to Deposit Ratio (FDR), BOPO, dan
DPK terhadap Return On Assets (ROA). Metode analisis data yang
digunakan adalah analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian
menunjukkan CAR dan DPK berpengaruh signifikan positif terhadap ROA
bank syariah. BOPO berpengaruh signifikan negative terhadap ROA bank
syariah. Dan NPF, NOM, dan FDR berpengaruh negative namun tidak
signifikan terhadap ROA bank syariah.
29
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Peneliti
(Tahun)
Judul
Penelitian
Metode Penelitian Hasil
Penelitian Persamaan Perbedaan
1. Sri Dewi
Anggadini
(Jurnal
Bisnis,
Manajemen,
& Ekonomi –
2010)
Analisis Fee
Based Income
dan
Dampaknya
Terhadap
Profitabilitas
(Studi Kasus
Pada PT. Bank
Negara
Indonesia
(Persero). Tbk
Fee Based
Income dan
Profitabilitas.
SBIS,
Pembiayaan
Bagi Hasil,
DPK, dan
regresi linear
berganda.
Hasil
penelitian
Menunjukkan
bahwa fee
based income
berpengaruh
terhadap
profitabilitas.
hubungan
antara dua
variabel
sangat kuat.
2. Naroh
Kawiryawan
dan Meri
Indri Hapsari
(Jurnal –
2015)
Pengaruh
Tingkat Return
Sertifikat Bank
Indonesia
Syariah (SBIS)
Terhadap
Penempatan
Pada SBIS dan
ROA Bank
SBIS dan
Return On
Assets
(ROA).
Fee Based
Income,
Pembiayaan
Bagi Hasil,
DPK, dan
Analisis
regresi linear
berganda.
Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa return
SBIS
berpengaruh
signifikan
positif
terhadap
30
Umum Syariah
di Indonesia.
penempatan
pada SBIS,
tetapi tidak
signifikan
negatif
terhadap
probabilitas
bank umum
syariah. Dan
investasi di
SBIS
berpengaruh
signifikan
positif
terhadap
profitabilitas
bank umum
syariah.
3. Slamet
Riyadi dan
Agung
Yulianto
(Jurnal
Akuntansi –
2014)
Pengaruh
Pembiayaan
Bagi Hasil,
Pembiayaan
Jual Beli,
Financing To
Deposit Ratio
(FDR), dan
Non
Perforrming
Pembiayaan
Bagi Hasil,
Analisis
regresi linear
berganda,
dan
Profitabilitas.
Fee Based
Income,
SBIS, DPK,
Pembiayaan
Jual Beli,
FDR, dan
NPF.
Hasil
penelitian ini
menunjukkan
bahwa
pembiayaan
bagi hasil
berpengaruh
negatif
terhadap
profitabilitas,
31
Financing
(NPF)
Terhadap
Profitabilitas
Bank Umum
Syariah di
Indonesia.
pembiayaan
jual beli dan
NPF tidak
berpengaruh
terhadap
profitabilitas
dan FDR
berpengaruh
positif
terhadap
profitabilitas
4. Made Ria
Anggreni dan
I Made Sadha
Suardhika
(Jurnal
Akuntansi –
2014)
Pengaruh
Dana Pihak
Ketiga,
Kecukupan
Modal, Risiko
Kredit, dan
Suku Bunga
Kredit Pada
Profitabilitas.
DPK dan
regresi linear
berganda.
Fee Based
Income,
SBIS,
Pembiayaan
Bagi Hasil,
Kecukupan
Modal,
Risiko
Kredit, dan
Suku Bunga.
Hasil
penelitian ini
menunjukkan
bahwa
variabel DPK
dan CAR
berpengaruh
positif,
sedangkan
NPL dan Suku
Bunga Kredit
berpengaruh
negative
terhadap
profitabilitas
(ROA).
32
5. Sri
Mulyaningsih
dan Iwan
Fakhruddin
(2016)
Pengaruh Non
Performing
Financing
Pembiayaan
Mudharabah
dan Non
Performing
Financing
Pembiayaan
Musyarakah
Terhadap
Profitabilitas
Pada Bank
Umum Syariah
di Indonesia.
Profitabilitas
dan Analisis
regresi linear
berganda.
Fee Based
Income,
SBIS,
Pembiayaan
Bagi Hasil,
DPK, NPF
Pembiayaan
Mudharabah,
dan NPF
Pembiayaan
Musyarakah.
Hasil
penelitian
menunjukkan
secara
simultan NPF
pembiayaan
mudharabah
dan NPF
pembiayaan
musyarakah
berpengaruh
terhadap
profitabilitas.
Sementara
secara parsial
NPF
pembiayaan
mudharabah
berpengaruh
secara positif
dan NPF
pembiayaan
musyarakah
tidak
mempengaruhi
profitabilitas
bank syariah.
6. Vita
Tristiningtyas
dan Osmad
Mutaher
(2013)
Analisis
Faktor-faktor
Yang
Mempengaruhi
Kinerja
Keuangan
Pada Bank
DPK,
Profitabilitas,
dan Analisis
regresi linear
berganda.
Fee Based
Income,
SBIS,
Pembiayaan
Bagi Hasil,
CAR, NPF,
NOM, FDR,
Hasil
penelitian
menunjukkan
CAR dan
DPK
berpengaruh
signifikan
33
Umum Syariah
di Indonesia.
dan BOPO. positif
terhadap ROA
bank syariah.
BOPO
berpengaruh
signifikan
negative
terhadap ROA
bank syariah.
Dan NPF,
NOM, dan
FDR
berpengaruh
negative
namun tidak
signifikan
terhadap ROA
bank syariah.
34
C. Keterkaitan Antar Variabel Independen dan Variabel Dependen
1. Pengaruh Fee Based Income Terhadap Profitabilitas
Sri Dewi Anggadini (2010) Fee based income berpengaruh terhadap
profitabilitas dan hubungan antara kedua variabel sangat kuat. Maka jika fee
based income naik maka profitabilitas pun ikut naik begitu juga sebaliknya.
Bank syariah dapat meningkatkan pendapatannya dari hasil pemberian jasa-
jasa perbankan yang dapat ditawarkan kepada nasabahnya atau yang lebih
dikenal dengan Fee Based Income. Dengan adanya penjualan jasa-jasa maka
profitabilitas yang dihitung dengan menggunakan Return On Assets (ROA)
akan meningkat. Dengan pengelolaan yang baik, diharapkan kegiatan Fee
Based akan makin berkembang dan akan membuat laba Bank Syariah
melonjak naik, yang pada akhirnya akan menambah modal Bank Syariah
sehingga lebih leluasa dalam melakukan ekspansi.
2. Pengaruh Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) Terhadap
Profitabilitas.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Naroh Kawiryawan dan Meri
Indri Hapsari (2015) penempatan dana pada SBIS berngaruh positif tidak
signifikan terhadap Return On Assets (ROA). Meningkatnya ROA dapat
terjadi karena penempatan dana pada SBIS mampu memberikan pendapatan
kepada pihak bank syariah tanpa mengakibatkan kerugian karena adanya
kepastian pembayaran imbalan sesuai dengan kesepakatan pada saat lelang.
Semantara tidak signifikannya pengaruh SBIS terhadap profitabilitas bank
35
dapat dikarenakan bentuk pengalokasian aset bank pada SBIS adalah sebagai
cadangan likuiditas sekunder yang menyangga cadangan primer sebagai
tujuan utama, bukan untuk mendapatkan profit.
3. Pengaruh Pembiayaan Bagi Hasil Terhadap Profitabilitas.
Pembiayaan bagi hasil merupakan salah satu produk yang diberikan
bank syariah kepada nasabah, pembiayaan bagi hasil berpengaruh terhadap
profitabilitas. Tinggi rendahnya nilai pembiayaan bagi hasil akan berpengaruh
terhadap return yang dihasilkan dan akan mempengaruhi profitabilitas (laba)
yang didapat. Sebab dengan adanya pembiayaan bagi hasil yang disalurkan
kepada nasabah, bank mengharapkan akan mendapatkan return dan nisbah
bagi hasil atas pembiayaan yang diberikan kepada nasabah yang kemudian
bagi hasil tersebut menjadi laba bank syariah. Namun menurut Slamet Riyadi
dan Agung Yulianto (2014) pembiayaan bagi hasil berpengaruh negatif
terhadap ROA. Hal ini menjelaskan bahwa semakin tinggi penyaluran
pembiayaan bagi hasil kepada nasabah maka ROA yang dihasilkan akan
rendah. Penyebab dari hubungan negative antara pembiayaan bagi hasil
terhadap ROA yaitu yang pertama nasabah yang telah mendapat pembiayaan
bagi hasil dari bank belum tentu mengembalikan dana yang didapat dari bank
pada tahun yang sama, kemudian yang kedua dikarenakan belum tentu seluruh
nasabah taat dalam mengendalikan dana yang diperoleh dari bank.
36
4. Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) Terhadap Profitabilitas.
Dana Pihak Ketiga (DPK) merupakan simpanan yang didapat dari
nasabah melalui giro, tabungan, dan deposito. Dalam sebuah teori disebutkan
bahwa DPK merupakan tulang punggung dari kegiatan operasional bank.
Dana tersebut akan disalurkan oleh bank dalam bentuk pembiayaan, baik
pembiayaan dengan akad bagi hasil (mudharabah dan musyarakah), jual beli
(murabahah), atau akad pelengkap lainnya. Pembiayaan tersebut
menghasilkan revenue bagi hasil untuk nasabah dan juga untuk bank yang
nantinya akan mempengaruhi besar kecilnya profitabilitas bank. Menurut
penelitian yang dilakukan oleh Made Ria Anggreni dan I Made Sadha
Suardhika (2014) bahwa Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh positif
terhadap profitabilitas. DPK meningkat maka bank mempunyai peluang serta
kesempatan yang lebih besar untuk memperoleh pendapatan yang lebih tinggi.
D. Kerangka Pemikiran
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Fee Based Income,
Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Pembiayaan Bagi Hasil, dan Dana
Pihak Ketiga (DPK) terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah di Indonesia
periode Januari 2012 - Juni 2016.
37
Gambar 2.3
Kerangka Pemikiran Penelitian
Profitabilitas Perbankan Syariah di Indonesia
(Periode 2012-2016)
Fee Based Income (X1)
SBIS (X2)
Pembiayaan Bagi Hasil
(X3)
DPK (X4)
Profitabilitas
ROA (Y)
Uji Normalitas Uji Multikolinearitas
Uji Autokorelasi Uji Heterokedastis
Uji Statistik Koefisien Regresi
Uji t
Uji F
Uji adj. R Square
Analisis Regresi
Uji Hipotesis
Interpretasi dan Kesimpulan
38
E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam kalimat.
(Sugiyono, 2015: 84). Dapat disimpulkan bahwa hipotesis adalah pernyataan
mengenai hubungan antara lima variabel dari penelitian ini. Adapun hipotesis
yang diajukan penulis adalah sebagai berikut:
1. H01
: Fee Based Income, Sertifikat Bank Indonesia Syariah
(SBIS), Pembiayaan Bagi Hasi, Dana Pihak Ketiga (DPK)
tidak berpengaruh secara parsial terhadap Proftabilitas.
Ha1 :Fee Based Income, Sertifikat Bank Indonesia Syariah
(SBIS), Pembiayaan Bagi Hasi, Dana Pihak Ketiga (DPK)
berpengaruh secara parsial terhadap Proftabilitas.
2. H02 : Fee Based Income, Sertifikat Bank Indonesia Syariah
(SBIS), Pembiayaan Bagi Hasi, Dana Pihak Ketiga (DPK)
tidak berpengaruh secara simultan terhadap Proftabilitas.
Ha2 : Fee Based Income, Sertifikat Bank Indonesia Syariah
(SBIS), Pembiayaan Bagi Hasi, Dana Pihak Ketiga (DPK)
berpengaruh secara simultan terhadap Proftabilitas.
39
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Dalam penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena tujuan
penelitian ini adalah untuk meneliti hubungan antara dua variabel. Metode yang
digunakan adalah metode penelitian Historis yang bersifat Kausal-Distributif
artinya penelitian yang dilakukan untuk menganalisis suatu keadaan yang telah
lalu dan menunjukkan arah hubungan antara variabel independe nyaitu: Fee
Based Income, Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Pembiayaan Bagi
Hasil, Dana Pihak Ketiga (DPK) dan variabel dependen yaitu Profitabilitas pada
Perbankan Syariah di Indonesia.
Data operasional yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
data runtut waktu (time series). Semua data dalam bulanan dimulai dari Januari
2012 sampai dengan Juni 2016 yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia dan
Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
B. Metode Penentuan Sampel
Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2015: 68).
Sampel pada penelitian ini sejumlah 54 sampel pada Perbankan Syariah
yang terdata di Bank Indonesia bulan Juni tahun 2016. Kriteria penulis dalam
pengembalian sampel yaitu, Perbankan Syariah Indonesia yang terdata di Bank
40
Indonesia yaitu: BUS dan UUS yang memiliki laporan tiap bulannya. Penggunaan
metode ini adalah untuk mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan
kriteria yang telah ditentukan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis
data time series berskala bulanan yaitu dari bulan Januari 2012 – Juni 2016.
C. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan penelitian ini merupakan sekunder, data tersebut
diperoleh langsung dari laporan situs resmi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa
Keuangan, seperti laporan bulanan Bank Indonesia tentang Statistik Perbankan
Syariah. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data untuk melakukan
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Field Research
Peneliti menggunakan data sekunder berupa data runtut waktu
(time series) dengan skala bulanan (monthly) yang diambil dari data
bulanan Statistik Perbankan Syariah dengan rentang waktu dari bulan
Januari 2012 – Juni 2016 dan data bulanan Return On Assets (ROA), Fee
Based Income, Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Pembiayaan
Bagi Hasil dan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang diperoleh dari situs resmi
Bank Indonesia dan situs resmi Otoritas Jasa Keuangan.
2. Library Research
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang
diperoleh dari membaca literatur, buku, artikel jurnal dan sejenisnya yang
berhubungan dengan aspek yang diteliti sebagai upaya memperoleh data
41
yang valid.
3. Internet Research
Terkadang buku referensi atau literatur yang kita miliki atau
pinjam di perpustakaan tertinggal selama beberapa waktu atau kadaluarsa,
karena ilmu selalu berkembang seiring berjalannya waktu. Oleh karena
itu, untuk mengantisipasi hal tersebut penulis melakukan penelitian
dengan menggunakan teknologi yang juga berkembang yaitu internet.
Sehingga data yang diperoleh merupakan data yang sesuai dengan
perkembangan zaman.
D. Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metode data kuantitatif, yaitu dimana data
yang digunakan dalam penelitian berbentuk angka dan penelitian ini
menganalisis bagaimana pengaruh: Fee Based Income, Sertifikat Bank Indonesia
Syariah (SBIS), Pembiayaan Bagi Hasil dan Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap
Profitabilitas (ROA). Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linier
berganda dengan menggunakan program computer (software) SPSS versi 21 dan
Microsoft Excel 2010.
Berikut inia dalah metode yang digunakan dalam menganalisis data pada
penelitian ini:
1. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan untuk mendeteksi apakah terdapat
multikolinieritas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi. Uji Asumsi
42
Klasik penting dilakukan untuk menghasilkan estimator linier tidak bias
dengan varian yang minimum (Best Linier Unbiased Estimator=BLUE),
yang berarti model regresi tidak mengandung masalah Menurut Gujarati
(1995) teorama Gauss-Markow memerkirakan bahwa OLS harus
memenuhi criteria BLUE, yaitu:
a) Best, yang terbaik. Hasil regresi dikatakan Best apabila hasil
regresi yang dihasilkan guna melakukan estimasi atau peramalan
dari sebaran data, menghasilkan error yang terkecil.
b) Linier, merupakan kombinasi dari data sampel. Linear dalam
model artinya model yang digunakan dalam analisis regresi telah
sesuai dengan kaidah model OLS dimana variabel-variabel
penduganya hanya berpangku satu.
c) Urbiased, rata-rata nilai harapan (E/b) harus sama dengan nilai
sebenarnya (b1).
d) Estimator, memiliki varians yang minimal diantara pemerkira lain
yang tidak bias.
Untuk itu diperlukan pendekatan lebih lanjut diantaranya:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki
distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F
mengansumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi
43
normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi
tidak valid untuk jumlah sampel kecil (Ghozali, 2013: 160).
Nilai residual dikatakan berdistribusi normal jika nilai
residual terstandarisasi tersebut sebagian besar mendekati nilai
rata-ratanya. Untuk mendeteksi apakah nilai residual
terstandarisasi berdistribusi normal atau tidak, maka dapat
digunakan metode analisis grafik dan metode statistik
(Suliyanto, 2011: 69).
Salah satu cara mudah untuk melihat normalitas residual
adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan
antara data obsevasi dengan distribusi yang mendekati distribusi
normal. Namun demikian hanya dengan melihat histogram hal
ini dapat menyesatkan khususnya jumlah sampel yang kecil.
Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal
probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari
distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis
lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan
dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal maka
garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti
garis diagonalnya (Ghozali, 2013: 160).
Jika asumsi normalitas tidak terpenuhi maka dapat
dilakukan metode treatment sebagai berikut:
44
1) Menambah jumlah data.
Dengan menambah jumlah data maka akibat yang
ditimbulkan dari adanya nilai residual yang memiliki nilai
eksterm akan semakin berkurang. Hal ini karena dengan
semakin banyaknya jumlah data maka pembagi nilai eksterm
akan semakin besar sehingga nilai rata-ratanya akan
mendekati nilai tengah.
2) Melakukan transformasi data menjadi log atau LN atau
bentuk lainnya.
Dengan melakukan transformasi maka selisih antara
nilai yang terbesar dengan nilai yang terkscil akan semakin
pendek. Dengan demikian maka melakukan transformasi
data yang memiliki nilai eksterm akan semakin mendekati
nilai rata-ratanya.
3) Menghilangkan data yang dianggap sebagai penyebab tidak
normal.
Dengan menghilangkan data yang dianggap sebagai
penyebab data tidak normal maka sebagian besar data akan
semakin mendekati nilai rata-ratanya. Dalam menghilangkan
data yang dianggap sebagai penyebab data tidak normal
dilakukan dengan menghilangkan seluruh data pada
45
pengamatan tersebut, baik variabel terikat maupun semua
variabel bebasnya.
4) Dibiarkan saja tetapi harus menggunakan alat analisis lain.
Anaisis regresi merupakan salah satu analisis
parametrik. Salah satu syarat dari penggunaan dari analisis
parametrik adalah adanya kenormalan data. Oleh karena itu,
jika asumsi kenormalan data tidak dapat terpenuhi, kita
dapat menggunakan analisis non-parametrik yang tidak
mensyaratkan adanya kenormalan data meskipun dengan
derajat kesimpulan yang lebih lemah dibanding analisis
parametric (Suliyanto, 2011: 78).
b. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi yang terbentuk ada korelasi yang tinggi atau
sempurna diantara variabel bebas atau tidak. Jika dalam model
regresi yang terbentuk terdapat korelasiyang tinggi atau
sempurna diantara variabel bebas maka model regresi tersebut
dinyatakan mengandung gejala multikolonier (Suliyanto,
2011: 81).
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi diantara variabel bebas. Untuk mendeteksi ada tidaknya
multikolonieritas di dalam model regresi dapat dilihat dari nilai
46
Tolerance dam Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran
ini menunjukkan setiap variabel bebas manakah yang dijelaskan
oleh variabel bebas lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap
variabel bebas menajdi variabel terikat dan diregres terhadap
variabel bebas lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel
bebas yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel bebas
lainnya. Jadi, nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF
tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai cut off yang umum
dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai
Tolerance > 0,10 atau sama dengan VIF < 10, maka model
dinyatakan tidak dapat gejala multikolinieritas (Ghozali, 2013:
105).
c. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas berarti ada varian variabel pada
model regresi yang tidak sama (konstan). Sebaliknya, jika
variabel pada model regresi memiliki nilai yang sama (konstan)
maka disebut dengan homoskedastisitas. Yang diharapkan pada
model regresi adalah yang homoskedastisitas. Masalah
heteroskedastisitas sering terjadi pada penelitian yang
menggunakan data cross section (Suliyanto, 2011: 95).
Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heterokedastisitas, yaitu melihat grafik plot antara lain nilai
47
prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan
residualnya SRESID. Dasar analisis: (1) Jika ada pola tertentu,
seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang
teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka
mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas; (2) Jika tidak
ada pola yang jelas, sertatitik-titik menyebar diatas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heterokedastisitas (Ghozali, 2013: 139).
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model
regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1
(sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada
problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi
yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya.
Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu)
tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini
sering ditemukan pada data runtut waktu (time series) karena
“gangguan” pada seseorang individu/kelompok cenderung
mempengaruhi “gangguan” pada individi/kelompok yang sama
pada periode berikutnya (Ghozali, 2013: 110).
48
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk
mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi, yaitu yaitu
menggunakan metode Durbin-Watsondan metode Run Test
sebagai salah satu uji statistic non-parametik. Uji Durbin-
Watson (UjiD-W) merupakan uji yang sangat populer untuk
menguji ada-tidaknya masalah autokorelasi dari model empiris
yang diestimasi (Suliyanto, 2011: 126).
Nilai Durbin- Watson (DW) yang bias dijadikan patokan
untuk mengambil keputusan adalah :
1) Bila nilai D-W< -2,berarti ada autokorelasi positif.
2) Bila nilai D-Wdiantara-2 sampai dengan+2, berarti
tidak terjadi autokorelasi.
3) Bilai nilai D-W+2, berarti ada autokorelasi negatif.
Jika ada masalah auto korelasi, maka model regresi
yang seharusnya signifikan (lihat angka F dan signifikannya),
menjadi tidak layak untuk dipakai. Autokorelasi dapat diatas
dengan berbagai cara antara lain dengan melakukan
transformasi data dan menambah data observasi.
2. Uji Hipotesis
Data yang digunakan untuk mengetahui hubungan dari variabel-
variabel yang akan diteliti. Pengolahan data menggunakan software
49
Microsoft Excel 2010 dan SPSS 21. Dalam pengujian ini menggunakan
Uji Statistik meliputiUji-tdan Uji-F.
a. Uji Parsial (Uji-t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel independen secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen. Hipotesis nol (HO) yang
hendak diuji adalah apakah suatu parameter (bi) sama dengan nol,
atau:
Ho : bi= 0 artinya apakah suatu variabel independen bukan
merupakan penelas yang signifikan terhadap variabel dependen.
Hipotesis alternatifnya (Ha) parameter suatu variabel tidak sama
dengan nol, atau:
Ha : bi ≠ 0 artinya variabel tersebut merupakan penjelas yang
signifikan terhadap variabel dependen.
Bila probabilitas >α 5% maka variabel bebas tidak signifikan
atau tidak mampu mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat
(Ho diterima, Ha ditolak).
Bila probabilitas <α 5% maka variabel bebas signifikan atau
mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat (Ho ditolak, Ha
diterima) (Ghozali, 2013: 98).
50
b. Uji Simultan (Uji-F)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua
variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
dependen/terikat. Hipotesis nol (Ho) yang hendak diuji adalah
apakah semua parameter dalam model sama dengan nol, atau:
Ho : b1 = b2 =……..= bk = 0 artinya, apakah semua variabel
independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap
variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (Ha) tidak semua
parameter secara simultan sama dengan nol, atau:
Ha : b1 ≠ b2 ≠…………≠ bk ≠ 0 artinya, semua variabel
independen secara simultan merupakan penjelas yang signifikan
terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013: 98).
c. Uji Koefisien Determinasi (R Square)
Koefisien determinasi merupakan besarnya kontribusi
variabel bebas terhadap variabel tergantungnya. Semakin tinggi
koefisien determinasi, semakin tinggi kemampuan variabel bebas
dalam menjelaskan variasi perubahan pada variabel tergantungnya
(Suliyanto, 2011: 55).
Koefisien determinasi memiliki kelemahan yaitu bias
terhadap jumlah variabel bebas yang dimasukkan dalam model
regresi, dimana setiap penambahan satu variabel bebas dan
51
pengamatan dalam model akan miningkatkan nilai R2 meskipun
variabel yang dimasukkan itu tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap variabel tergantungnya. Untuk mengurangi
kelemahan tersebut maka digunakan koefisien determinasi yang
telah disesuaikan, Adjusted RSquare (R2
adj). Koefisien
determinasi yang telah disesuaikan berarti bahwa koefisien tersebut
telah dikoreksi dengan memasukkan unsur jumlah variabel dan
ukuran sampel yang digunakan. Dengan menggunakan koefisien
determenasi yang disesuaikan maka nilai koefisien determinasi
yang disesuaikan itu turun akibat adanya penambahan variabel
baru dalam model (Suliyanto, 2011: 43).
Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien
korelasi yang ditemukan tersebut besar atau kecil, maka dapat
digunakan kriteria sebagai berikut (Sugiyono, 2015: 231):
Tabel 3.1
Kriteria untuk Memberikan Interpretasi
terhadap Koefisien Korelasi
IntervalKoefisien TingkatHubungan
0,00 -0,199 Sangat Rendah
0,20 -0,399 Rendah
0,40 -0,599 Sedang
0,60 -0,799 Kuat
0,80 -1,000 Sangat Kuat
52
3. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis linear berganda digunakan oleh peneliti, bila peneliti
bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel
dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai
faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Jadi analisis
regresi ganda akan dilakukan bila jumlah variabel independennya
minimal dua (Sugiyono, 2015: 275).
Persamaan Regresi linear berganda dapat dituliskan sebagai
berikut:
Keterangan:
Y = Variabel tergtantung atau terikat (nilai yang diproyeksikan)
a = Intercept (Konstanta)
b1 = Koefisien regresi untuk X1
b2 = Koefisien regresi untuk X2
bn = Koefisien regresi untuk Xn
X1 = Variabel bebas pertama
X2 =Variabel bebas kedua
Xn = Variabel bebas ke-n
e = Nilai residu
Y = a + b1X1 + b2X2 +…+ bnXn + e
53
Berdasarkan pemaparan diatas maka model persamaan analisis
regresi linear berganda pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
Keterangan :
Y = Return On Assets (ROA) Bank Syariah
a = Intercept (Kontansta)
b = Koefisien regresi dari variabel independen
X1 = Fee Based Income
X2 = SBIS
X3 = Pembiayaan Bagi Hasil
X4 = DPK
E = Nilai residu
E. Operasional Variabel Penelitiaan
Operasional variabel penelitian merupakan spesifikasi kegiatan peneliti
dalam mengukur suatu variabel. Spesifiaksi tersebut menunjukkan pada
dimensi-dimensi dan indikator-indikator dari variabel peneliti yang diperoleh
melalui pengamatan dan penelitian terdahulu.
1. Variabel Dependen (Y)
Return On Assets (ROA) merupakan rasio profitabilitas yang
digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola
ROA = a + b1FeeBasedIncomw + b2SBIS + b3PembiayaanBagiHasil
+ b4DPK + e
54
aset guna memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Data
operasional yang digunakan dalam penelitian ini diproksikan dengan
Return On Assets (ROA) diperoleh dari Bank Indonesia dan Otoritas Jasa
Keuangan yaitu Statistika Perbankan Syariah berdasarkan perhitungan dari
tahun Januari 2012 sampai dengan Juni 2016 dalam persentase.
2. Variabel Independen
Dalam penelitian ini menggunakan empat variabel independen
antara lain sebagai berikut:
a. Fee Based Income
Disamping keuntungan utama dari kegiatan pokok perbankan,
pihak perbankan juga dapat memperoleh keuntungan lainnya, yaitu
dari transaksi yang diberikannya dalam jasa-jasa bank lainnya.
Keuntungan dari transaksi dalam jasa-jasa bank ini disebut fee based.
Data operasional yang digunakan dalam penelitianini diproksikan
dengan Fee Based Income (Pendapatan Operasional Lainnya)
diperoleh dari Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan yaitu
Statistika Perbankan Syariah berdasarkan perhitungan dari tahun
Januari 2012 sampai dengan Juni 2016 dalam milyar rupiah.
b. Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)
SBIS adalah surat berharga berdasarkan prinsip syariah
berjangka waktu pendek dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh
Bank Indonesia dengan menggunakan akad Mudharabah,
55
Musyarakah, Ju‟alah, Wadiah, Qardh, dan Wakalah. Data operasional
yang digunakan dalam penelitian ini diproksikan dengan Sertifikat
Bank Indonesia Syariah (SBIS) diperoleh dari Bank Indonesiadan
Otoritas Jasa Keuangan yaitu Statistika Perbankan Syariah
berdasarkan perhitungan dari tahun Januari 2012 sampai dengan Juni
2016 dalam milyar rupiah.
c. Pembiayaan Bagi Hasil
Pembiayaan Bagi Hasil merupakan pembiyaan yang diberikan
oleh bank dengan menggunakan prinsip bagi hasil. Yang termasuk
pembiayaan bagi hasil adalah pembiayaan mudharabah dan
musyarakah. Data operasional yang digunakan dalam penelitian ini
diproksikan dengan komposisi pembiayaan mudharabah dan
musyarakah diperoleh dari Bank Indonesia dan Otoritas Jasa
Keuangan yaitu Statistika Perbankan Syariah berdasarkan perhitungan
dari tahun Januari 2012 sampai dengan Juni 2016 dalam milyar rupiah.
d. Dana Pihak Ketiga (DPK)
Dana pihak ketiga adalah dana berupa simpanan dari pihak
masyarakat. Bank bertugas memberikan pelayanan kepada msyarakat
dan bertindak selaku perantara bagi keuangan masyarakat. Data
operasional yang digunakan dalam penelitian ini diproksikan dengan
komposisi Dana Pihak Ketiga (DPK) diperoleh dari Bank Indonesia
56
dan Otoritas Jasa Keuangan yaitu Statistika Perbankan Syariah
berdasarkan perhitungan dari tahun Januari 2012 sampai dengan Juni
2016 dalam milyar rupiah. BAB IV
57
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Penelitian
Profitabilitas atau sering disebut juga dengan rentabilitas menggambarkan
kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan
sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan,
jumlah cabang, dan sebagainya.
Return On Assets (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas yang
dapat mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva
yang digunakan. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen
bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar
ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank
tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset.
Return On Assets (ROA) yang positif menunjukkan bahwa dari total
aktiva yang dipergunakan untuk beroperasi, perusahaan mampu memberikan laba
bagi perusahaan. Sebaliknya apabila ROA yang negatif menunjukkan bahwa dari
total aktiva yang dipergunakan, perusahaan mendapatkan kerugian. Jadi jika suatu
perusahaan memiliki ROA yang tinggi maka perusahaan tersebut berpeluang
besar dalam meningkatkan pertumbuhan. Tetapi jika total aktiva yang digunakan
perusahaan tidak memberikan laba maka perusahaan akan mengalami kerugian
dan akan menghambat pertumbuhan.
58
Gambar 4.1
Perkembangan Return On Assets (ROA)
Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa ROA Perbankan Syariah
mengalami fluktuatif. Pada tahun 2012 sebesar 2,14%. Mengalami penurunan di
tahun 2013 dan 2014 sebesar 2% dan 0,8%. Namun di tahun 2015 dan 2016
mengalami kenaikan sebesar 1,15% dan 1,41%. Hal ini menunjukkan bahwa
ROA Perbankan Syariah belum stabil. Oleh karena itu bank syariah harus pandai
menjaga kestabilan dan meningkatkan ROA setiap tahunnya. Karena ROA yang
tinggi dapat meningkatkan pertumbuhan perbankan syariah.
B. Deskripsi Data
1. Deskripsi Variabel Fee Based Income
Fee Based Income atau yang sering disebut dengan pendapatan
operasional lainnya adalah pendapatan lain yang merupakan hasil langsung
dari kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan operasional bank. Disamping
2.142
0.8
1.151.41
0
0.5
1
1.5
2
2.5
2012 2013 2014 2015 2016
Return On Assets (ROA)
Series 1
59
keuntungan utama dari kegiatan pokok perbankan, pihak perbankan juga
dapat memperoleh keuntungan lainnya, yaitu dari transaksi yang diberikannya
dalam jasa-jasa bank lainnya (Fee Based). Adapun data Fee Based Income
periode Januari 2012 – Juni 2016 sebagai berikut:
Tabel 4.1
Data Fee Based Income Perbankan Syariah Tahun 2012-2016
Bulan
Tahun
2012 2013 2014 2015 2016
Januari 312 264 258 730 1955
Februari 563 539 976 1148 1979
Maret 793 955 1355 2642 3405
April 1050 1299 1941 4653 4337
Mei 1282 1656 2632 5318 5652
Juni 1520 2117 2343 4833 7141
Juli 1722 2634 2647 5866
Agustus 1915 3900 3898 6045
September 2169 4460 4448 5698
Oktober 2416 5106 4843 6109
November 2658 5284 6570 7918
Desember 3040 5736 7715 8754
Sumber: Statistik Perbankan Syariah data diolah.
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa perolehan Fee Based
Income tertinggi pada tahun 2012 terjadi pada bulan Desember sebesar 3040
milyar rupiah dan terendah pada bulan Januari sebesar 312 milyar rupiah.
60
Pada tahun 2013 perolehan Fee Based Income tertinggi terjadi pada bulan
Desember sebesar 5736 milyar rupiah dan terendah pada bulan Januari
sebesar 264 milyar rupiah. Pada tahun 2014 perolehan Fee Based Income
tertinggi terjadi pada bulan Desember sebesar 7715 milyar rupiah dan
terendah pada bulan Januari sebesar 258 milyar rupiah. Pada tahun 2015
perolehan Fee Based Income tertinggi terjadi pada bulan Desember sebesar
8754 milyar rupiah dan terendah pada bulan Januari sebesar 730 milyar
rupiah. Dan pada tahun 2016 perolehan Fee Based Income tertinggi terjadi
pada bulan Juni sebesar 7141 milyar rupiah dan terendah pada bulan Januari
sebesar 1955 milyar rupiah.
Sedangkan selama periode penelitian perolehan Fee Based Income
tertinggi terjadi pada bulan Desember tahun 2015 sebesar 8754 milyar rupiah
dan terendah pada bulan Januaru tahun 2013 sebesar 264 milyar rupiah.
2. Deskripsi Variabel Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)
Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) adalah surat berharga
berdasarkan prinsip syariah berjangka waktu pendek dalam mata uang rupiah
yang diterbitkan oleh Bank Indonesia dengan menggunakan akad
Mudharabah, Musyarakah, Ju‟alah, Wadiah, Qardh, dan Wakalah. Dengan
menggunakan akad tersebut bonus yang diberikan SBIS dapat mendekati
bonus yang diberikan SBI dengan skim bunga. Adapun data SBIS periode
Januari 2012 – Juni 2016 sebagai berikut:
61
Tabel 4.2
Data SBIS Perbankan Syariah Tahun 2012-2016
Bulan
Tahun
2012 2013 2014 2015 2016
Januari 10663 4709 5253 8050 6275
Februari 4243 5103 5331 9040 7188
Maret 6668 5611 5843 8810 6994
April 3825 5343 6234 9130 7683
Mei 3644 5423 6680 8858 7225
Juni 3936 5443 6782 8458 7470
Juli 3036 4640 5880 8163
Agustus 3918 4299 6514 8585
September 3412 4523 6450 7720
Oktober 3321 5213 6680 7192
November 3242 5107 6530 6495
Desember 4993 6699 8130 6280
Sumber: Statistik Perbankan Syariah data diolah.
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa nilai SBIS tertinggi pada
tahun 2012 terjadi pada bulan Januari sebesar 10663 milyar rupiah dan
terendah pada bulan Juli sebesar 3036 milyar rupiah. Pada tahun 2013 nilai
SBIS tertinggi terjadi pada bulan Desember sebesar 6699 milyar rupiah dan
terendah pada bulan Agustus sebesar 4299 milyar rupiah. Pada tahun 2014
nilai SBIS tertinggi terjadi pada bulan Desember sebesar 8130 milyar rupiah
dan terendah pada bulan Januari sebesar 5253 milyar rupiah. Pada tahun 2015
62
nilai SBIS tertinggi terjadi pada bulan April sebesar 9130 milyar rupiah dan
terendah pada bulan Desember sebesar 6280 milyar rupiah. Dan pada tahun
2016 nilai SBIS tertinggi terjadi pada bulan April sebesar 7683 milyar rupiah
dan terendah pada bulan Januari sebesar 6275 milyar rupiah.
Sedangkan selama periode penelitian nilai SBIS tertinggi terjadi pada
bulan April tahun 2015 sebesar 9130 milyar rupiah dan terendah pada bulan
Juli tahun 2012 sebesar 3036 milyar rupiah.
3. Deskripsi Variabel Pembiayaan Bagi Hasil
Pembiayaan Bagi Hasil merupakan pembiayaan yang disalurkan oleh
bank syariah kepada masyarakat dengan menggunakan prinsip bagi hasil
pembiayaan bagi hasil disini hanya akad Musyarakah dan Mudharabah.
Adapun data Pembiayaan Bagi Hasil Periode Januari 2012 – Juni 2016
sebagai berikut:
Tabel 4.3
Data Pembiayaan Bagi Hasil Perbankan Syariah Tahun 2012-2016
Bulan
Tahun
2012 2013 2014 2015 2016
Januari 28892 40119 52007 63623 74107
Februari 29347 40952 52554 63833 75112
Maret 29542 42959 54081 65858 77011
April 30745 44314 56632 67060 77561
Mei 31757 45911 57924 68939 79372
Juni 33202 47686 59960 70425 81610
63
Juli 33345 49278 61298 70061
Agustus 34231 49182 61630 70992
September 35840 50079 62967 72271
Oktober 36645 51585 62998 72347
November 37714 52558 64312 73072
Desember 39690 53499 63791 75533
Sumber: Statistik Perbankan Syariah data diolah.
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa nilai pembiayaan bagi
hasil tertinggi pada tahun 2012 terjadi pada bulan Desember sebesar 39690
milyar rupiah dan terendah pada bulan Januari sebesar 28892 milyar rupiah.
Pada tahun 2013 nilai pembiayaan bagi hasil tertinggi terjadi pada bulan
Desember sebesar 53499 milyar rupiah dan terendah pada bulan Januari
sebesar 40119 milyar rupiah.Pada tahun 2014 nilai pembiayaan bagi hasil
tertinggi terjadi pada bulan November sebesar 64312 milyar rupiah dan
terendah pada bulan Januari sebesar 52007 milyar rupiah. Pada tahun 2014
nilai pembiayaan bagi hasil tertinggi terjadi pada bulan Desember sebesar
75533 milyar rupiah dan terendah pada bulan Januari sebesar 63623 milyar
rupiah. Dan pada tahun 2016 nilai pembiayaan bagi hasil tertinggi terjadi pada
bulan Juni sebesar 81610 milyar rupiah dan terendah pada bulan Januari
sebesar 74107 milyar rupiah.
64
Sedangkan selama periode penelitian nilai pembiayaan bagi hasil
tertinggi terjadi pada bulan Juni tahun 2016 sebesar 81610 milyar rupiah dan
terendah pada bulan Januari tahun 2012 sebesar 28892 milyar rupiah.
4. Deskripsi Variabel Dana Pihak Ketiga (DPK)
Dana pihak ketiga adalah dana yang berasal dari masyarakat. Sumber
dana dari masyarakat ini merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan
operasi bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu
membiayai operasinya dari sumber dana ini. Adapun data DPK periode
Januari 2012 – Juni 2016 sebagai berikut:
Tabel 4.4
Data Dana DPK Perbankan Syariah Tahun 2012-2016
Bulan
Tahun
2012 2013 2014 2015 2016
Januari 116518 148731 177930 210761 229094
Februari 114616 150795 178154 210298 231819
Maret 119639 156964 180945 212988 232657
April 114018 158519 185508 213973 233808
Mei 115206 163858 190783 215339 238366
Juni 119279 163966 191470 213478 241337
Juli 121018 166453 194299 216083
Agustus 123673 170222 195959 216356
September 127678 171701 197141 219314
Oktober 134453 174018 207121 219477
65
Sumber: Statistik Perbankan Syariah data diolah.
Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa nilai DPK tertinggi pada
tahun 2012 taerjadi pada bulan Desember sebesar 147512 milyar rupiah dan
terendah pada bulan April sebesar 114018 milyar rupiah. Pada tahun 2013
nilai DPK tertinggi terjadi pada bulan Desember sebesar 183534 milyar
rupiah dan terendah pada bulan Januari sebesar 148731 milyar rupiah. Pada
tahun 2014 nilai DPK tertinggi terjadi pada bulan Desember sebesar 217858
milyar rupiah dan terendah pada bulan Januari sebesar 177930 milyar rupiah.
Pada tahun 2015 nilai DPK tertinggi terjadi pada bulan Desember sebesar
231175 milyar rupiah dan terendah pada bulan Februari sebesar 210298
milyar rupiah. Dan pada tahun 2016 nilai DPK tertinggi terjadi pada bulan
Juni sebesar 241337 milyar rupiah dan terendah pada bulan Januari sebesar
229094 milyar rupiah.
Sedangkan selama perode penelitian nilain DPK tertinggi terjadi pada
bulan Juni tahun 2016 sebesar 241337 milyar rupiah dan terendah pada bulan
April tahun 2012 sebesar 114018 milyar rupiah.
5. Deskripsi Variabel Return On Assets (ROA)
Return On Assets (ROA) merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aset guna
memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu
November 138671 176292 209644 220635
Desember 147512 183534 217858 231175
66
bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh bank. Adapun
data ROA periode Januari 2012 – Juni 2016 sebagai berikut:
Tabel 4.5
Data ROA Perbankan Syariah Tahun 2012-2016
Bulan
Tahun
2012 2013 2014 2015 2016
Januari 1,36 2,52 0,08 1,4 1,54
Februari 1,79 2,29 0,13 1,36 1,44
Maret 1,83 2,39 1,16 1,54 1,57
April 1,79 2,29 1,09 1,52 1,33
Mei 1,99 2,07 1,13 1,51 1,11
Juni 2,05 2,10 1,12 1,25 1,41
Juli 2,05 2,02 1,05 1,27
Agustus 2,04 2,01 0,93 1,3
September 2,07 2,04 0,97 1,32
Oktober 2.11 1,94 0,92 1,36
November 2,09 1,96 0,87 1,33
Desember 2,14 2,00 0,80 1,15
Sumber: Statistik Perbankan Syariah data diolah.
Berdasarkan tabel 4.5 diatas menunjukkan bahwa, nilai ROA selama
periode penelitian mengalami fluktuasi. Nilai ROA tertinggi pada tahun 2012
terjadi pada bulan Desember sebesar 2,14% dan terendah pada bulan 1,36%.
Pada tahun 2013 nilai ROA tertinggi terjadi pada bulan Januari sebesar 2,52%
dan terendah pada bulan Oktober sebesar 1,96%. Pada tahun 2014 nilai ROA
tertinggi terjadi pada bulan Maret sebesar 1,16% dan terendah pada bulan
67
Januari sebesar 0,08%. Pada tahun 2015 nilai ROA tertinggi terjadi pada
bulan Maret sebesar 1,54% dan terendah pada bulan Desember sebesar 1,15%.
Dan pada tahun 2016 ROA tertinggi terjadi pada bulan Maret sebesar 1,57%
dan terendah pada bulan Mei sebesar 1,11%.
Sedangkan selama periode penelitian nilai ROA tertinggi terjadi pada
bulan Januari tahun 2013 sebesar 2,52% dan terendah pada bulan Januari
tahun 2014 sebesar 0,08%
C. Analisis Data dan Pembahasan
1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah nilai residual
yang telah distandarisasi pada model regresi berdistribusi normal atau
tidak. Data berdistribusi normal jika data akan mengikuti arah garis
diagonal dan menyebar disekitar garis diagonal. Nilai residual dikatakan
berdistribusi normal jika nilai residual terstandarisasi tersebut sebagian
besar mendekati nilai rata-ratanya. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan uji normalitas dengan analisis grafik dan uji Kolmogorov-
Smirnov. Berikut adalah hasildari uji normalitas.
68
1) Analisis Grafik Histogram
Sumber: data yang diolah
Gambar 4.2
Grafik Histogram
Berdasarkan Gambar 4.2 di atas, histogram Regression
Residual membentuk kurva seperti lonceng maka nilai residual
tersebut dinyatakan normal atau data berdistribusi normal.
2) Analisis Grafik dengan Normal Probability Plot (NormalP-P Plot).
Sumber: data yang diolah
Gambar 4.3
Grafik P-p Plot
69
Berdasarkan Gambar 4.3 di atas, terlihat bahwa penyebaran
data (titik) menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal yang berarti bahwa data berdistribusi normal atau
model regresi memenuhi asumsi normalitas.
3) Uji Kolmogorov-Smirnov
Tabel 4.6
Uji Normalitas Kolmogrov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 54
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std. Deviation .50169258
Most Extreme Differences
Absolute .170
Positive .114
Negative -.170
Kolmogorov-Smirnov Z 1.251
Asymp. Sig. (2-tailed) .087
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: data yang diolah
Berdasarkan tabel 4.6 di atas, terlihat bahwa Sig. (2-
tailed) sebesar 0,087 > 0,05 (Sig > α). Hal ini berarti nilai
residual terstandarisasi dikatakan menyebar secara normal.
70
b. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi yang terbentuk ada kolerasi yang tinggi atau sempurna
diantara variabel bebas atau tidak bebas. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Untuk
mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi
dapat dilihat dari nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF).
Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan tidak adanya
multikolonieritas adalah Tolerance > 0,10 atau sama dengan VIF < 10,
maka model dinyatakan tidak terdapat gejala multikolonieritas. Dari
uji multkolonieritas yang dilakukan penulis, tidak ditemukannya data
tidak terdapat gejala multikolonieritas terlihat pada tabel berikut:
Tabel 4.7
Uji Multikolinieritas dengan Tolerance dan VIF
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
(Constant)
Ln_Fee_Based_Income .551 1.814
Ln_SBIS .422 2.369
Ln_Pembiayaan_Bagi_Hasil .832 1.202
Ln_DPK .300 3.338
a. Dependent Variable: Ln_ROA
Sumber: Data yang diolah
71
Berdasarkan output pada Coefficient dalam tabel 4.7 di atas
terlihat bahwa, dari nilai Tolerance Fee Based Income sebesar 0,551
(0,551 > 0,10 ), nilai Tolerance SBIS sebesar 0,422 (0,422 > 0,10),
nilai Tolerance Pembiayaan Bagi Hasil sebesar 0,832 (0,832 > 0,10)
dan nilai Tolerance DPK sebesar 0,300 (0,300 > 0,10). Sedangkan
nilai VIF Fee Based Income sebesar 1,814 (1,814 < 10), nilai VIF
SBIS sebesar 2,369 (2,369 < 10), nilai VIF Pembiayaan Bagi Hasil
sebesar 1,202 (1,202 < 10), dan nilai VIF DPK sebesar 3,338 (3,338 <
10). Kesimpulan dari hasil nilai Tolerance menunjukkan > 0,10 dan
nilai VIF sebesar < 10,00 berarti menunjukkan bahwa variabel Fee
Based Income, SBIS, Pembiayaan Bagi Hasil, dan DPK tidak terdapat
multikolonieritas.
c. Uji Heterokedastisitas
Heterokedastisitas berarti terdapat varian variabel pada model
regresi yang tidak sama (konstan). Sebaliknya, jika varian variabel
pada model regresi memiliki nilai yang sama (konstan) maka disebut
dengan homoskedastisitas. Yang diharapkan pada model regresi
adalah yang homokedastisitas. Berikut adalah hasil dari uji
heterokedastisitas menggunakan Analisis Grafik dengan Scatterplot.
72
Sumber: data yang diolah
Gambar 4.4
Grafik Scatterplot
Berdasarkan tampilan pada Scatter plot dalam Gambar 4.3 di
atas terlihat bahwa plot menyebar secara acak diatas maupun di bawah
angka nol pada sumbu Regression Studentized Residual. Oleh karena
itu maka berdasarkan uji heterokedastisitas menggunakan metode
analisis grafik, pada model regresi yang terbentuk dinyatakan tidak
terjadi gejala heterokedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah ada
korelasi antara anggota serangkaian data observasi yang diuraikan
menurut waktu (time-series) atau ruang (crosssection). Beberapa
penyebab munculnya masalah autokorelasi dari sebagian data time-
series dalam analisis regresi adalah adanya kelembaman (inertia)
artinya data observasi pada periode sebelumnya dan periode sekarang,
73
kemungkinan besar akan mengandung saling ketergantungan
(interdependence).
Uji Durbin-Watson (Uji D-W) merupakan uji yang sangat
populer untuk menguji ada-tidaknya masalah autokorelasi dari model
empiris yang diestimasi. Berikut adalah hasil dari uji autokorelasi:
Tabel 4.8
Uji Durbin-Watson
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 .543
a .294 .237 .52177 .945
a. Predictors: (Constant), Ln_DPK, Ln_Pembiayaan_Bagi_Hasil,
Ln_Fee_Based_Income, Ln_SBIS
b. Dependent Variable: Ln_ROA
Sumber: Data yang diolah
Uji autokorelasi dilihat dari nilai Durbin Watson dengan nilai
diantara -2 < Nilai Durbin Watson < 2. Berdasarkan hasil tabel 4.8 di
atas menunjukkan nilai Durbin Watson sebesar 0,945. Hal ini
menunjukkan bahwa sudah tidak ada lagi gejala atau autokorelasi.
2. Uji Hipotesis
a. Uji t (Parsial)
Uji t digunakan untuk mengetahui ada dan tidaknya pengaruh
masing-masing variabel independen Fee Based Income, SBIS,
Pembiayaan Bagi Hasil, dan DPK secara individual (parsial) terhadap
74
variabel dependen ROA yang diuji pada tingkat signifikan 0,05, maka
variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Hasil
pengujian hipotesis dengan uji t adalah sebagai berikut:
Tabel 4.9
Uji t (parsial)
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 20.509 4.844 4.234 .000
Ln_Fee_Based_Income .379 .108 .566 3.501 .001
Ln_SBIS .388 .355 .202 1.095 .279
Ln_Pembiayaan_Bagi_
Hasil
-.396 .205 -.255 -1.935 .059
Ln_DPK -1.841 .568 -.710 -3.239 .002
a. Dependent Variable: Ln_ROA
Sumber: Data yang diolah
1) Uji t terhadap variabel Fee Based Income
Berdasarkan tabel 4.9 di atas, variabel Fee Based Income
secara statistik menunjukkan hasil yang signifikan pada nilai lebih
kecil dari α (0,001 < 0,05). Sedangkan nilai t hitung sebesar 3,501
dan tabel t sebesar 1,677 (df (n-k-1) 54-5-1 = 48, α= 0,05).
Sehingga t hitung > dari t tabel (3,501 > 1,677), maka H0 ditolak
dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Fee
75
Based Income secara parsial berpengaruh secara signifikan
terhadap Return On Assets (ROA).
2) Uji t terhadap variabel SBIS
Berdasarkan tabel 4.9 diatas, variabel SBIS secara statistik
menunjukkan hasil dengan nilai sig. sebesar 0,279 atau lebih
besar dari α = 0,05 (0,279 > 0,05). Dan nilai t hitung sebesar
1,095 atau lebih kecil dari t tabel 1,677 (1,095 < 1,676). Maka H0
diterima dan Ha ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa
variabel SBIS secara parsial tidak berpengaruh terhadap Return
On Assets (ROA).
3) Uji terhadap variabel Pembiayaan Bagi Hasil
Berdasarkan tabel 4.9 diatas, variabel Pembiayaan Bagi
Hasil secara statistik menunjukkan hasil dengan nilai sig. 0,059
atau lebih besar dari α= 0,05 (0,059 > 0,05). Dan nilai t hitung
sebesar 1,935 atau lebih besar dari t tabel 1,676 (1,935 > 1,676).
Maka H0 ditolak dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan
bahwa variabel Pembiayaan Bagi Hasil secara parsial
berpengaruh namun tidak signifikan terhadap Return On Assets
(ROA).
76
4) Uji t terhadap variabel DPK
Berdasarkan tabel 4.9 diatas, variabel Dana Pihak Ketiga
(DPK) secara statistik menunjukkan hasil yang signifikan pada
nilai lebih kecil dari α (0,000 < 0,05). Sedangkan nilai t hitung
sebesar 3,920 dan tabel t sebesar 1,676 (df (n-k-1) 56-5-1 = 50,
α= 0,05). Sehingga t hitung > dari t tabel (3,920 > 1,676), maka
H0 ditolak dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa
variabel DPK secara parsial berpengaruh secara signifikan
terhadap Return On Assets (ROA).
b. Uji F (Simultan)
Adapun pengujian dalam uji F ini yaitu dengan menggunakan
suatu tabel yang disebut dengan tabel ANNOVA (Analysis of
Variance) apakah secara simultan variabel Fee Based Income, SBIS,
Pembiayaan Bagi Hasil, dan DPK memberikan pengaruh yang
signifikan atau tidak terhadap Return On Assets (ROA) dengan
membandingkan nilai F hitung dengan F tabel dan melihat nilai
signifikan (Sig. < 0,05 atau 5%). Jika nilai signifikan < 0,05 maka
H0 ditolak. Berikut adalah hasil uji F:
77
Tabel 4.10
Uji F (Simultan)
Sumber: data yang diolah
Berdasarkan tabel 4.10 diatas nilai F-hitung sebesar 5,113
dengan nilai tingkat signifikan 0,002. Karena nilai signifikan lebih
kecil dari 0,002 < 0,05, dan nilai F hitung > F tabel (5,113 > 2,56)
dengan nilai F tabel df: α, (k-1) , (n-k) atau 0,05, (5 -1) , (54-5)
= 2,56. Maka H0 ditolak atau Ha diterima dan dapat disimpulkan
bahwa Fee Based Income, SBIS, Pembiayaan Bagi Hasil, dan DPK
berpengaruh secara simultan (bersama-sama) terhadap Return On
Assets (ROA).
c. Uji Adjusted R Square
Koefisien determinasi atau R Square (R2) merupakan besarnya
kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Semakin tinggi
koefisien determinasi, semakin tinggi kemampuan variabel bebas
dalam menjelaskan variasi perubahan pada variabel terikatnya.
ANOVAa
Model Sum of
Squares
Df Mean Square F Sig.
1
Regression 5.568 4 1.392 5.113 .002b
Residual 13.340 49 .272
Total 18.908 53
a. Dependent Variable: Ln_ROA
b. Predictors: (Constant), Ln_DPK, Ln_Pembiayaan_Bagi_Hasil,
Ln_Fee_Based_Income, Ln_SBIS
78
Koefisien determinasi memiliki kelemahan, yaitu bias terhadap
jumlah variabel bebas yang dimasukkan dalam model regresi dimana
setiap penambahan satu variabel bebas dan jumlah pengamatan dalam
model akan meningkatkan nilai R2
meskipun variabel yang
dimasukkan tersebut tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap variabel terikatnya. Untuk mengurangi kelemahan tersebut
maka digunakan koefisien determinasi yang telah disesuaikan,
Adjusted R Square (R2adj).
Koefisien determinasi yang telah disesuaikan berarti bahwa
koefisien tersebut telah dikoreksi dengan memasukkan jumlah
variabel dan ukuran sampel yang digunakan. Dengan menggunakan
koefisien determinasi yang disesuaikan maka nilai koefisien
determinasi yang disesuaikan itu dapat naik atau turun oleh adanya
penambahan variabel baru dalam model. Berikut adalah hasil uji
Adjusted R Square:
Tabel 4.11
Uji Adjusted R Square (R2Adj)
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .543a .294 .237 .52177
a. Predictors: (Constant), Ln_DPK, Ln_Pembiayaan_Bagi_Hasil,
Ln_Fee_Based_Income, Ln_SBIS
79
b. Dependent Variable: Ln_ROA
Sumber: data yang diolah
Berdasarkan tabel 4.11 diatas, hasil R menunjukkan nilai
korelasi atau hubungan antara variabel bebas dan terikatnya. Nilai R
sebesar 0,543 atau 54,3 % menyatakan bahwa terdapat hubungan
antara Fee Based Income, SBIS, Pembiayaan Bagi Hasil, dan DPK
secara bersama-sama terhadap Return On Assets (ROA).
Nilai R Square menunjukkan besarnya pengaruh antara
variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Nilai R Square sebesar
0,294 atau 29,4% menyatakan terdapat pengaruh sebesar 29,4%
antara Fee Based Income, SBIS, Pembiayaan Bagi Hasil, dan DPK
secara bersama-sama terhadap variabel Return On Assets (ROA),
sementara sisanya 70,6% dipengaruhi oleh faktor lain diluar model.
Besarnya Adjusted R Square adalah 0,237 atau sebesar 23,7%.
Dapat disimpulkan bahwa pengaruh Fee Based Income, SBIS,
Pembiayaan Bagi Hasil, dan DPK terhadap Return On Assets (ROA)
adalah 23,7%. Sedangkan sisanya 76,3% dipengaruhi variabel-variabel
lain yang tidak dimasukkan kedalam penelitian ini, misalnya seperti
pembiayaan murabahah, FDR, CAR, dan lain-lain.
80
3. Analisis Regresi Linier Berganda
Berdasarkan data-data yang disajikan pada tabel diatas, selanjutnya
akan dianalisis dengan bantuan aplikasi SPSS 21 untuk mengetahui
besarnya pengaruh Fee Based Income, SBIS, Pembiayaan Bagi Hasil dan
DPK terhadap Return On Assets (ROA). Hasil pengelolaan data dengan
SPSS dapat dilihat Tabel 4.12 dibawah ini.
Tabel 4.12
Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 20.509 4.844 4.234 .000
Ln_Fee_Based_Income .379 .108 .566 3.501 .001
Ln_SBIS .388 .355 .202 1.095 .279
Ln_Pembiayaan_Bagi_
Hasil
-.396 .205 -.255 -1.935 .059
Ln_DPK -1.841 .568 -.710 -3.239 .002
a. Dependent Variable: Ln_ROA
Sumber: Data yang diolah.
Berdasarkan tabel 4.12 diatas, diperoleh model persamaan regresi
sebagai berikut:
81
Keterangan :
Y = Logaritma Return On Assets (ROA)
X1 = Logaritma natural nilai Fee Based Income
X2 = Logaritma natural nilai SBIS
X3 = Logaritma natural nilai Pembiayaan Bagi Hasil
X4 = Logaritma natural nilai DPK
Adapun interpretasi penulis pada model persamaan regresi diatas
adalah sebagai berikut:
1) Apabila Fee Based Income, SBIS, Pembiayaan Bagi Hasil, dan DPK
bernilai 0, maka nilai Return On Assets (ROA) adalah 20,509%.
Maksudnya adalah jika Fee Based Income, SBIS, Pembiayaan Bagi
Hasil, dan DPK tidak melakukan kegiatan operasional dapat dikatakan
bahwa dalam periode Januari 2012 sampa Agustus 2016 jumlah Return
On Assets (ROA) sebesar 20,509%.
2) Jika variabel Fee Based Income sebesar 0,379 maksudnya adalah jika
kenaikan 1% Fee Based Incomeakan menyebabkan meningkatnya
Return On Assets (ROA) sebesar 37,9 %, dengan catatan variabel lain
dianggap konstan.
Y = 20,509 + 0,379 X1 + 0,388 X2 – 0,396 X3 – 1,841 X4
82
3) Jika variabel Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) sebesar 0,388
maksudnya adalah jika kenaikan 1% SBIS menyebabkan meningkatnya
Return On Assets (ROA) sebesar 38,8%, dengan catatan variabel lain
dianggap konstan.
4) Jika variabel Pembiayaan Bagi Hasil sebesar -0,396 maksudnya adalah
jika kenaikan 1% Pembiayaan Bagi Hasil menyebabkan menurunnya
Return On Assets (ROA) sebesar 39,6%, dengan catatan variabel lain
dianggap konstan.
5) Jika variabel Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar -1,841 maksudnya
adalah jika setiap kenaikan 1% DPK menyebabkan menurunnya Return
On Assets (ROA) sebesar 184,1 %, dengan catatan variabel lain
dianggap konstan.
D. Interpretasi
Adapun interpretasi penulis terhadap hasil penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Pengaruh Fee Based Income terhadap Return On Assets (ROA)
Berdasarkan tabel 4.12 diatas, variabel Fee Based Income
mempunyai nilai signifikan 0,001 < 0,05 dan nilai t hitung lebih besar dari t
tabel 1,676 (3,501 > 1,676). Hal ini berarti menerima Ha atau menolak H0
sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Fee Based Income secara
parsial berpengaruh signifikan terhadap Return On Assets (ROA).
83
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh
Sri Dewi (2010) dan Ilmatus Sa‟diyah (2014) yang menyatakan bahwa Fee
Based Income berpengaruh signifikan terhadap Return On Assets (ROA).
Apabila Fee Based Income mengalami kenaikan maka akan berpotensi
meningkatkan kinerja Return On Assets (ROA), begitupun sebaliknya. Oleh
karena itu bank syariah perlu meningkatkan aktivitas Fee Based Income,
untuk menjaga dan meningkatkan profitabilitas. Bank syariah harus
menciptakan produk yang bervariatif agar dapat meningkatkan perolehan
Fee Based Income. Mengingat risiko aktivitas Fee Based Income lebih kecil
dibandingkan dengan menyalurkan pembiayaan.
2. Pengaruh Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap Return On
Assets (ROA)
Berdasarkan tabel 4.12 diatas, variabel SBIS mempunyai nilai
signifikan 0,279 > 0,05 dan nilai t hitung lebih kecil dari t tabel 1,676 (1,095
< 1,676). Hal ini berarti menolak Ha dan menerima H0 sehingga dapat
disimpulkan bahwa variabel SBIS secara parsial tidak berpengaruh terhdap
Return On Assets (ROA).
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh
Messy Febriana (2012) dan Dwi Rahayu (2013) yang menyatakan bahwa
Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) tidak berpengaruh terhadap
Return On Assets (ROA). Hal ini menunjukkan bahwa semakin
84
meningkatnya dana yang ditempatkan pada SBIS, tidak mempengaruhi
profit bank syariah. Karena SBIS merupakan instrumen moneter untuk
pengendalian moneter dan pengelolaan likuiditas perbankan syariah dan
bonus SBIS yang diberikan oleh Bank Indonesia tidak langsung diterima
oleh bank syariah melainkan menunggu waktu jatuh tempo.
3. Pengaruh Pembiayaan Bagi Hasil Terhadap Return On Assets (ROA)
Berdasarkan tabel 4.12 diatas, variabel Pembiayaan Bagi Hasil
mempunyai nilai signifikan 0,059 > 0,05 dan nilai t hitung lebih besar dari t
tabel 1,676 (1,935 > 1,676). Maka H0 ditolak dan Ha diterima sehingga dapat
disimpulkan bahwa variabel Pembiayaan Bagi Hasil secara parsial
berpengaruh namun tidak signifikan terhadap Return On Assets (ROA) dan
arah koefisien regresi bertanda negatif.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh
Dita Wulan Sari (2013) dan Aulia Fuad Rachman dan Ridha Rochmanica
(2012) yang menyatakan bahwa Pembiayaan Bagi Hasil berpengaruh negatif
terhadap Return On Assets (ROA). Hal ini menunjukkan bahwa Pembiayaan
Bagi Hasil yang disalurkan oleh bank syariah kepada masyarakat masih
belum produktif, sehigga belum mampu megoptimalkan kemampuan
bank syariah dalam menghasilkan laba. Selain itu pembiayaan bagi hasil
yang disalurkan oleh bank syariah memiliki risiko yang cukup tinggi.
Sehingga cenderung kurang diminati.
85
4. Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) Terhadap Return On Assets (ROA)
Berdasarkan tabel 4.12 diatas, variabel DPK mempunyai nilai
signifikan 0,002 < 0,05 dan t hitung lebih besar dari t tabel 1,676 (3,239 >
1,676). Hal ini berarti menoerima Ha dan menolak H0 sehingga dapat
disimpulkan bahwa variabel DPK secara parsial berpengaruh terhdap Return
On Assets (ROA). Namun arah koefisien regresi bertanda negatif.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh
Yoli Lara (2009) dan Dwi Rahayu (2013) yang menyatakan bahwa Dana
Pihak Ketiga berpengaruh negarif terhadap Return On Assets (ROA). Hal ini
menunjukkan bahwa semakin besar Dana Pihak Ketiga yang dimiliki oleh
suatu bank, belum tentu mencerminkan profitabilitas yang tinggi yang
diperoleh bank tersebut. Walaupun penghimpunan Dana Pihak Ketiga yang
cukup signifikan oleh bank syariah, tetapi kurang diimbangi dengan
penyaluran pembiayaan yang diberikan kepada masyarakat. Hal tersebut
dapat terjadi karena alokasi dana yang terhimpun oleh bank belum
sepenuhnya dapat dioptimalkan untuk menghasilkan profit bagi bank,
sehingga mengakibatkan terjadinya pengendapan dana.
86
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab
sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Hasil uji regresi ditemukan bahwa variabel independen Fee Based Income,
Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Pembiayaan Bagi Hasil, dan
Dana Pihak Ketiga (DPK) dengan tingkat signifikan sebesar 0,002 secara
simultan atau bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Return On
Assets (ROA) Perbankan Syariah di Indonesia.
2. Hasil uji regresi ditemukan bahwa variabel independen Fee Based Income
dengan tingkat signifikan sebesar 0,001, variabel Dana Pihak Ketiga (DPK)
dengan tingkat signifikan sebesar 0,002, dan variabel Pembiayaan Bagi
Hasil dengan nilai t hitung lebih besar dari t tabel 1,935 > 1,676 secara
parsial berpengaruh terhadap Return On Assets (ROA) Perbankan Syariah
di Indonesia. Hasil uji regresi ditemukan bahwa variabel Sertifikat Bank
Indonesia Syariah (SBIS) dengan tingkat signifikan sebesar 0,279 secara
parsial tidak berpengaruh terhadap Return On Assets (ROA) Perbankan
Syariah di Indonesia
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan, maka penulis mencoba
mengemukakan saran yang mungkin dapat bermanfaat diantaranya:
87
1. Perbankan
Sebaiknya bank syariah lebih banyak menciptakan produk jasa
yang inovatif dan variatif yang banyak dibutuhkan oleh nasabah, dimana
produk jasa tersebut dapat menghasilkan fee based income bagi bank
syariah itu sendiri, selain memiliki risiko yang rendah apabila perolehan
fee based income terus ditingkatkan maka akan meningkatkan
profitabilitas bank syariah.
Untuk mengoptimalkan pembiayaan bagi hasil yang belum
produktif sebaiknya bank syariah memperbanyak penyaluran pembiayaan
bagi hasil kepada nasabah dengan cara mempromosikan produk-produk
pembiayaan bagi hasil melalui sosial media yang sedang tren saat ini.
Selain itu bank syariah harus lebih mendalam dalam menganalisa
kelayakan pembiayaan yang akan disalurkan kepada nasabah, baik dari
usaha yang akan dijalankan nasabah maupun pribadi nasabah itu sendiri.
Hal ini untuk mencegah terjadinya pembiayaan macet, sehingga usaha
yang dibiayai oleh bank syariah dapat berjalan dan dapat menghasilkan
keuntungan bagi nasabah dan bank syariah serta dapat meningkatkan
profitabilitas bank syariah.
Untuk mengimbangi penghimpuanan Dana Pihak Ketiga yang
cukup signifikan, sebaiknya bank syariah menyalurkan pembiayaan
kepada nasabah. Selain untuk menghindari terjadinya idle funds atau
dana mengendap, penyaluran pembiayaan juga dapat menghasilkan
88
keuntungan bagi bank syariah. Sehingga dapat meningkatkan
profitabilitas dan dana-dana yang dihimpun dari masyarakat dapat
dioptimalkan.
Adapun melihat dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat
menjadikan sebagai bahan pertimbangan bank syariah dalam mengambil
keputusan yang akan diambil dalam upaya meningkatkan profitabilitas.
Bank syariah juga perlu memperhatikan faktor-faktor lain yang dapat
mempengaruhi profitabilitas guna meningkatkan profitabilitas bank
syariah, agar bank syariah semakin diminati oleh masyarakat dan dapat
menghasilkan keuntungan yang maksimal dan dapat memperluas pangsa
pasar bank syariah yang masih relatif rendah.
2. Akademisi
Penelitian ini akan menambahkan kepustakaan di bidang
Perbankan Syariah dan dapat dijadikan sebagai bahan bacaan untuk
menambah wawasan. Khususnya tentang Fee Based Income, Sertifikat
Bank Indonesia Syariah (SBIS), Pembiayaan Bagi Hasil, dan Dana Pihak
Ketiga (DPK) yang mempengaruhi Return On Assets (ROA) Perbankan
Syariah di Indonesia.
3. Peneliti
Peneliti dapat menambah pengetahuan dan wawasan dibidang
profitabilitas pada Perbankan Syariah serta sebagai ajang ilmiah untuk
menerapkan berbagai teori perbankan syariah yang telah diperoleh
89
diperkuliahan. Untuk peneliti selanjutnya sebaiknya memperbanyak
jumlah variabel seperti: Pembiayaan Murabahah, Non Performing
Financing (NPF), Tingkat margin bagi hasil dan lainnya. Selain itu
periode penelitian dapat diperbaharui atau lebih lama agar hasil yang
didapat lebih lebih dapat menjelaskan berbagai fenomena yang terjadi
yang berkaitan dengan penelitian ini.
90
DAFTAR PUSTAKA
Anggadini, Sri Dewi. 2010. Analisis Fee Based Income Dampaknya Terhadap
Profitabilitas (Studi Kasus Pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero).
Tbk). Jurnal Bisnis, Manajemen dan Ekonomi 9(9). Diakses pada 2
November 2016 dari :
http://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/1619
/content.pdf?sequence=1.
Anggreni, Made Ria dan I Made Sadha. 2014. Pengaruh Dana Pihak Ketiga,
Kecukupan Modal, Resiko Kredit dan Suku Bunga Kredit Pada
Profitabilitas. Jurnal Akuntansi 9(1): 27-38. Diakses pada tanggal 2
November 2016 dari :
http://ojs.unud.ac.id/index.php/Akuntansi/article/viewFile/8612/7531.
Antonio, Muhammad Syafi‟i. 2012. Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek. Edisi 19.
Gema Insani. Depok.
Dendawijaya, Lukman. 2005. Manajemen Perbankan. Edisi Kedua. Ghalia Indonesia.
Jakarta.
Fatwa DSN-MUI No. 07/DSN-MUI/IV/2000. Mudharabah. Tanggal 29 Dzulhijjah
1420 H/4 April 2000 M. Jakarta. Diakses pada tanggal 21 Februari 2017
dari www.dsnmui.or.id.
______ No. 08/DSN-MUI/IV/2000. Musyarakah. Tanggal 8 Muharran 1421 H/ 13
April 2000 M. Jakarta. Diakses pada tanggal 21 Februari 2017 dari
www.dsnmui.or.id.
______ No. 64/DSN-MUI/XII/2007. Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)
Ju'alah. Tanggal 26 Zul Qa‟dah 1428 H/ 6 Desember 2007 M. Jakarta.
Diakses pada tanggal 21 Februari 2017 dari www.dsnmui.or.id.
Febriana, Messi. 2012. Pengaruh Penempatan Pada Bank Indonesia, Penempatan
Pada Bank Lain, dan Investasi Pada Surat Berharga Terhadap
Profitabilitas Pada Bank Umum Syariah di Bank Indonesia Periode 2009-
2012. Skripsi. Universitas Maritim Raja Ali Haji. Riau. Diakses pada
tanggal 25 Februari 2017 dari : http://jurnal.umrah.ac.id/wp-
content/uploads/gravity_forms/1-
ec61c9cb232a03a96d0947c6478e525e/2014/08/Messy-Febriana.pdf.
91
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 21.
Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
Hamid, Abdul. 2012. Panduan Penulisan Skripsi. FEB UIN Press. Jakarta.
Hasan, Nurul Ichsan. 2014. Pengantar Perbankan. Gaung Persada Press Group.
Jakarta.
Hasan, Zubairi. 2009. Undang-Undang Perbankan Syariah Titik Temu Hukum Islam
dan Hukum Nasional. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Ifham, Ahmad. 2015. Ini Lho Bank Syariah! Memahami Bank Syariah Dengan
Mudah. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Ikatan Bankir Indonesia. 2014. Memahami Bisnis Bank Syaria. PT Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta.
Ihsan, Dwi Nur‟aini. 2013. Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah. UIN
Jakarta Press. Tangerang Selatan.
______. 2015. Manajemen Treasury Bank Syariah. UIN Press. Jakarta.
Ismail. 2011. Perbankan Syariah. Edisi 1. Kencana. Jakarta.
Karim, Adiwarman A. 2014. Bank Islam Analisis Fiqihdan Keuangan. PT Raja
Grafindo Persada. Depok.
Kasmir. 2014. Manajemen Perbankan. PT Raja Grafindo Persada. Depok.
Kawiryawan, Naroh dan Meri Indri Hapsari. 2015. Pengaruh Tingkat Return
Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) Terhadap Penempatan Pada
SBIS dan ROA Bank Umum Syariah di Indonesia. Jurnal Universitas
Airlangga 2(11). Diakses pada tanggal 7 November 2016 dari : http://e-
journal.unair.ac.id/index.php/JESTT/article/view/672/456.
Muhammad. 2005. Bank Syari‟ah Problem dan Prospek Perkembangan di Indonesia.
Edisi 1. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Mulyaningsih, Sri dan Iwan Fakhruddin. 2016. Pengaruh Non Performing Financing
Pembiayaan Mudharabah dan Non Performing Financing Pembiayaan
Musyarakah Terhadap Profitabilitas Pada Bank Umum Syariah di
Indonesia. Jurnal Manajemen dan Bisnis Media Ekonomi 16(1). Diakses
pada tanggal 7 November 2016 dari :
file:///C:/Users/USER/Downloads/1282-2489-1-SM.pdf
92
Nisaputra, Rezkiana. “BI; Aset Perbanakan Syariah Pernah Tumbuh Di atas
Konven” diakses pada tanggal 26 Oktober 2016 dari :
http://infobanknews.com/bi-aset-perbankan-syariah-pernah-tumbuh-
diatas-konven/.
Otoritas Jasa Keuangan. “Perbankan Syariah” diakses pada tanggal 27 Oktober 2016
dari : http://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/tentang-
syariah/Pages/Perbankan-Syariah.aspx.
Rahman, Aulia Fuad dan Ridha Rochmanika. 2012. Pengaruh Pembiayaan Jual Beli,
Pembiayaan Bagi Hasil, dan Rasio Non Performing Financing Terhadap
Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia. Jurnal Ekonomi dan
Bisnis Islam 8(1). Diakses pada tanggal 7 November 2016 dari :
http://ejournal.uinmalang.ac.id/index.php/ekonomi/article/view/1768/3134
Riyadi, Slamet dan Agung Yulianto. 2014. Pengaruh Pembiayaan Bagi Hasil,
Pembiayaan Jual Beli, Financing to Deposit Ratio (FDR) dan Non
Performing Financing (NPF) Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah
di Indonesia. Jurnal Analisis Akuntansi 3(4). Diakses pada tanggal 10
November 2016 dari :
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/aaj/article/view/4208.
Rodoni, Ahmad. 2009. Investasi Syariah. Lembaga Penelitian UIN Jakarta. Jakarta.
______, dan Abdul Hamid. 2008. Lembaga Keuangan Syariah. Zikrul Hakim.
Jakarta.
.
Sa‟diyah, Ilmatus. 2014. Analisis Hubungan SPREAD, Fee Based Income, dan
Financing To Deposit Ratio Terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah di
Indonesia. Skripsi. UIN Sunan Kalijaga. Yogyakarta. Diakses pada
tanggal 14 Januari 2017 dari : http://digilib.uin-
suka.ac.id/14692/1/09390160_bab-i_iv-atau-v_daftar-pustaka.pdf.
Sari, Dita Wulan. 2013. Pengaruh Pembiayaan Jual Beli, Pembiayaan BagiHasil,
Financing To Deposit Ratio, dan Non Performing Financing Terhadap
Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2010-2012.
Skripsi. Universitas Diponegoro. Semarang. Diakses pada tanggal 14
Januari 2017 dari : http://eprints.undip.ac.id/40154/1/SARI.pdf.
Sugiyono. 2015. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung.
Sukma, Yoli Lara. 2009. Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Kecukupan Modal, dan
Resiko Kredit Terhadap Profiabilitas (Perusahaan Perbankan Yang
93
Terdaftar di BEI). Skripsi. Universitas Negeri Padang. Diakses pada
tanggal 14 Januari 2017 dari :
http://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/akt/article/viewFile/630/389.
Sulistianingrum, Dwi Rahayu. 2013. Analisis Pengaruh Financing To Deposit Ratio
(FDR), Dana Pihak Ketiga (DPK), Sertifikat Bank Indonesia Syariah
(SBIS) dan Non Performing Financing (NPF) Terhadap Return On Asset
(ROA), Periode Januari 2009 – Desember 2012. Skripsi. UIN Syarif
Hidayatullah. Jakarta.
Suliyanto. 2011. Ekonometrika Terapan: Teori & Aplikasi dengan SPSS. CV Andi Offset.
Yogyakarta.
Sutedi, Adrian. 2009. Perbankan Syariah Tinjauan dan Beberapa Segi Hukum.
Ghalia Indonesia. Bogor.
Tristiningtyas, Vita dan Osmad Mutaher. 2013. Analisis Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Kinerja Keuangan Pada Bank Umum Syariah di
Indonesia. Jurnal Akuntansi Indonesia 3(2). Diakses pada tanggal 14
Januari 2017 dari :
http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/jai/article/view/865/701.
Undang-Undang Republik Indonesia No 21 Tahun 2008. Perbankan Syariah. 16 Juli
2008. Lembaran Negara RI Tahun 2008 Nomor 94. Jakarta.
Yoga, Paulus. "Aset Naik, Pangsa Pasar Perbankan Syariah Jadi 5,3%” diakses pada
tanggal 26 Oktober 2016 dari : http://infobanknews.com/aset-naik-pangsa-
pasar-perbankan-syariah-jadi-53/.
94
LAMPIRAN
Lampiran 1: Data Variabel Penelitian
1. Variabel Independen
a. Fee Based Income
Bulan
Tahun
2012 2013 2014 2015 2016
Januari 312 264 258 730 1955
Februari 563 539 976 1148 1979
Maret 793 955 1355 2642 3405
April 1050 1299 1941 4653 4337
Mei 1282 1656 2632 5318 5652
Juni 1520 2117 2343 4833 7141
Juli 1722 2634 2647 5866
Agustus 1915 3900 3898 6045
September 2169 4460 4448 5698
Oktober 2416 5106 4843 6109
November 2658 5284 6570 7918
Desember 3040 5736 7715 8754
Sumber : Statistik Bank Indonesia (dalam Miliaran)
95
a. Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)
Sumber : Statistik Bank Indonesia (dalam Miliaran)
Bulan
Tahun
2012 2013 2014 2015 2016
Januari 10663 4709 5253 8050 6275
Februari 4243 5103 5331 9040 7188
Maret 6668 5611 5843 8810 6994
April 3825 5343 6234 9130 7683
Mei 3644 5423 6680 8858 7225
Juni 3936 5443 6782 8458 7470
Juli 3036 4640 5880 8163
Agustus 3918 4299 6514 8585
September 3412 4523 6450 7720
Oktober 3321 5213 6680 7192
November 3242 5107 6530 6495
Desember 4993 6699 8130 6280
96
b. Pembiayaan Bagi Hasil
Bulan
Tahun
2012 2013 2014 2015 2016
Januari 28892 40119 52007 63623 74107
Februari 29347 40952 52554 63833 75112
Maret 29542 42959 54081 65858 77011
April 30745 44314 56632 67060 77561
Mei 31757 45911 57924 68939 79372
Juni 33202 47686 59960 70425 81610
Juli 33345 49278 61298 70061
Agustus 34231 49182 61630 70992
September 35840 50079 62967 72271
Oktober 36645 51585 62998 72347
November 37714 52558 64312 73072
Desember 39690 53499 63791 75533
Sumber : Statistik Bank Indonesia (dalam Miliaran)
97
c. Dana Pihak Ketiga (DPK)
Sumber: Statistik Bank Indonesia (dalam Miliaran)
Bulan
Tahun
2012 2013 2014 2015 2016
Januari 116518 148731 177930 210761 229094
Februari 114616 150795 178154 210298 231819
Maret 119639 156964 180945 212988 232657
April 114018 158519 185508 213973 233808
Mei 115206 163858 190783 215339 238366
Juni 119279 163966 191470 213478 241337
Juli 121018 166453 194299 216083
Agustus 123673 170222 195959 216356
September 127678 171701 197141 219314
Oktober 134453 174018 207121 219477
November 138671 176292 209644 220635
Desember 147512 183534 217858 231175
98
2. Variabel Dependen
a. Return On Assets (ROA)
Sumber: Statistik Bank Indonesia (dalam Presentase)
Bulan
Tahun
2012 2013 2014 2015 2016
Januari 1,36 2,52 0,08 1,4 1,54
Februari 1,79 2,29 0,13 1,36 1,44
Maret 1,83 2,39 1,16 1,54 1,57
April 1,79 2,29 1,09 1,52 1,33
Mei 1,99 2,07 1,13 1,51 1,11
Juni 2,05 2,10 1,12 1,25 1,41
Juli 2,05 2,02 1,05 1,27
Agustus 2,04 2,01 0,93 1,3
September 2,07 2,04 0,97 1,32
Oktober 2.11 1,94 0,92 1,36
November 2,09 1,96 0,87 1,33
Desember 2,14 2,00 0,80 1,15
99
Lampiran 2: Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Sumber: Data diolah
Sumber: Data diolah
100
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 54
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std. Deviation .50169258
Most Extreme Differences
Absolute .170
Positive .114
Negative -.170
Gb tKolmogorov-Smirnov Z 1.251
Asymp. Sig. (2-tailed) .087
a. Test distribution is Normal.
a. Calculated from data.
Sumber: Data diolah
Uji Multikolonieritas
Sumber: Data diolah
101
Uji Heteroskedastis
Sumber: Data diolah
Uji Autokolerasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 .543
a .294 .237 .52177 .945
a. Predictors: (Constant), Ln_DPK, Ln_Pembiayaan_Bagi_Hasil,
Ln_Fee_Based_Income, Ln_SBIS
a. Dependent Variable: Ln_ROA
Sumber: Data diolah
102
Lampiran 3: Uji Hipotesis
Uji t (Parsial)
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 20.509 4.844 4.234 .000
Ln_Fee_Based_Income .379 .108 .566 3.501 .001
Ln_SBIS .388 .355 .202 1.095 .279
Ln_Pembiayaan_Bagi_
Hasil
-.396 .205 -.255 -1.935 .059
Ln_DPK -1.841 .568 -.710 -3.239 .002
a. Dependent Variable: Ln_ROA
Sumber: Data diolah
103
Uji F (Simultan)
Uji Adjusted R-Square
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .543a .294 .237 .52177
c. Predictors: (Constant), Ln_DPK, Ln_Pembiayaan_Bagi_Hasil,
Ln_Fee_Based_Income, Ln_SBIS
d. Dependent Variable: Ln_ROA
Sumber: Data diolah
ANOVAa
Model Sum of
Squares
Df Mean Square F Sig.
1
Regression 5.568 4 1.392 5.113 .002b
Residual 13.340 49 .272
Total 18.908 53
a. Dependent Variable: Ln_ROA
b. Predictors: (Constant), Ln_DPK, Ln_Pembiayaan_Bagi_Hasil,
Ln_Fee_Based_Income, Ln_SBIS
Sumber: Data diolah
104
Lampiran 4: tabel F
105
Lampiran 5: tabel t