skripsi pengaruh kesejahteraan terhadap disiplin kerja guru...
TRANSCRIPT
SKRIPSI
PENGARUH KESEJAHTERAAN TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU
DI SMPN 19 BANDAR LAMPUNG
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat
Mendapat Gelar Sarjana Pendidikan
Disusun oleh :
Peacia Arum Maulidya (11160182000011)
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2020
i
ii
iii
iv
v
ABSTRAK
Peacia Arum Maulidya (11160182000011), Pengaruh Kesejahteraan
terhadap Disiplin Kerja Guru di SMP Negeri 19 Bandar Lampung. Skripsi
Program Strata Satu (S-1) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2020.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kesejahteraan
terhadap disiplin kerja guru di SMPN 19 Bandar Lampung. Penelitian ini
menggunakan metode kuantitatif. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak
55 guru. Teknik pengumpulan data utama menggunakan angket yang disebar ke
seluruh guru dengan menggunakan bentuk pilihan skor skala likert yaitu 4
alternatif jawaban. Sedangkan studi dokumen dan wawancara hanya sebagai
teknik pelengkap dalam mengumpulkan data.
Berdasarkan pengolahan data hasil perhitungan program SPSS, pengujian
statistik uji T, menghasilkan bahwa terdapat nilai dari thitung (4,134) > ttabel
(2,00575) maka H0 ditolak, dan menurut nilai dari signifikansi sebesar 0,000 < α
(0,05) maka H0 ditolak Ha diterima. Sehingga terdapat pengaruh yang antara
kesejahteraan terhadap disiplin kerja guru di SMPN 19 Bandar Lampung. Pada
perhitungan koefisien determinasi diketahui pengaruh kesejahteraan dengan
disiplin kerja guru sebesar 24,4%. Sedangkan sisasnya 75,6% dipengaruhi faktor
lain yang tidak diteliti.
Dengan hasil perhitungan tersebut maka terdapat pengaruh positif antara
kesejahteraan dengan disiplin kerja di SMPN 19 Bandar Lampung
Kata Kunci: Kesejahteraan, Disiplin Kerja Guru.
vi
ABSTRACT
Peacia Arum Maulidya (11160182000011), The Effect of Welfare on
Teacher Work Discipline at SMP Negeri 19 Bandar Lampung. Undergraduate
Thesis Program (S-1), Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, Syarif
Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2020.
This study aims to determine the effect of welfare on teacher work
discipline at SMPN 19 Bandar Lampung. This research uses quantitative
methods. This study used a sample of 55 teachers. The main data collection
technique used a questionnaire that was distributed to all teachers using the
Likert scale score choice form, namely 4 alternative answers. Meanwhile,
document studies and interviews are only complementary techniques in collecting
data.
Based on the data processing of the results of the calculation of the SPSS
program, statistical testing of the T test, results that there is a value of tcount
(4.134) > ttable (2.00575), then H0 is rejected, and according to the value of
significance of 0.000 < α (0.05) then H0 is rejected Ha accepted. So that there is a
significant influence between welfare on teacher work discipline at SMPN 19
Bandar Lampung. In the calculation of the coefficient of determination, it is
known that the influence of welfare with teacher work discipline is 24.4%. While
the remaining 75.6% is influenced by other factors not examined.
With the results of these calculations, there is a positive influence between
welfare and work discipline at SMPN 19 Bandar Lampung
Keywords: Welfare, Teacher Work Discipline.
vii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim,
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala
Rahmat dan Karunia dan Anugerah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini sebagai syarat dalam mendapatkan gelar
sarjana pendidikan. Shalawat serta salam tercurahkan kepada baginda Rasul
Muhammad saw beserta keluarga dan sahabatnya.
Penulis skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
sarjana pendidikan (S.Pd) pada jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul skripsi
“Pengaruh Kesejahteraan terhadap Disiplin Kerja Guru di SMPN 19 Bandar
Lampung”.
Penulis sangat menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan
terlaksana dengan baik tanpa ada bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai
pihak. Oleh sebab itu, dengan segala kerendahan hati penulis ingin mengucapkan
rasa terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Prof. Dr. Armany Lubis, MA sebagai Rektor UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Dr. Sururin, M. Ag sebagai Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Drs. Muarif SAM, M.Pd sebagai ketua jurusan Manajemen Pendidikan
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hodayatullah Jakarta.
4. Dra. Nurdelima Waruwu, M.Pd. selaku Dosen pembimbing I, yang telah
meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya dalam membantu,
membimbing, mengarahkan, memotivasi penulis dengan penuh kesabaran
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Dr. Zahruddin, Lc, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II, yang telah
meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya dalam membantu,
viii
membimbing, mengaahkan dengan penuh kesabaran sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
6. Drs. Rusydy Zakaria, M.Ed, M.Phill. selaku Dosen Pembimbing
Akademik yang telah membimbing penulis selama menjalani perkuliahan.
7. Seluruh dosen dan staff Jurusan Manajemen Pendidikan yang telah
memberikan bekal ilmu pengetahuan selama masa perkuliahan.
8. Ibu Hj. Sri Chairattini E.A, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMPN 19 Bandar
Lampung yang sudah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan
penelitian.
9. Rekan-rekan guru SMPN 19 Bandar Lampung yang telah meluangkan
waktu dan tempat serta bersedia sebagai informan selama penulis
melakukan penelitian.
10. Kedua orang tua tercinta Ayah Sugiyanto dan Ibu Suharti atas segala do’a,
kasih sayang, motivasi, saran, nasihat, serta dukungan moral maupun
materiil sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tak ada kata
yang mampu mendeskripsikan besarnya perjuangan yang sudah dilakukan
kepada penulis.
11. Adik kandung penulis Muhammad Nurega Satria, mba sepupu Ebit dan
seluruh keluarga besar penulis yang selalu memberikan dukungan serta
perhatian kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
12. Sahabatku “FORTUNE” (Nur Indah Manansih, Nida Aulia, Septia Intan
Nurjannah, Rifqa Ruslan Sagita, Muhammad Fikri Ardiansyah, Dian
Rosdiana, Hafni Humaira, Devi Wahyuni, dan Nunu Kurniatillah) yang
telah memberikan semangat, dukungan, perhatian, dan berbagai kisah dari
awal perkuliahan hingga akhir perkuliahan,
13. Sahabat kopi Riskya, dan Diah yang telah menemani mengerjakan skripsi
selama pandemi COVID-19.
14. Sahabat sekamar kosan penulis Okma Arnilia dan mantan teman sekamar
Gadis Kahfi yang telah memberikan dukungan, perhatian, dan cerita
berwarna.
ix
15. Teman-teman penulis “AON Squad” sejak masa putih abu-abu yang telah
memberikan semangat, dukungan, dan do’a dalam menyelesaikan skripsi
ini.
16. Teman-teman Marching Band UIN Jakarta yang telah memberikan
pengalaman dan cerita selama masa perkuliahan.
17. Teman-teman seperjuangan MP 2016, yang telah berjuang bersama, saling
membantu, mendukung, mendoakan dan memberikan cerita selama
perkuliahan.
18. Seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini namun tak dapat disebutkan satu-persatu tapi tidak mengurangi rasa
hormat dan terima kasih penulis.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini sangat jauh dari sempurna, maka dari
itu penulis menerima masukan dan saran yang bersifat membangun. Semoga
skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang terlibat. Aamiin ya
rabbal’alamin.
Jakarta, 05 Oktober 2020
Penulis
Peacia Arum Maulidya
x
DAFTAR ISI
ABSTRAK .......................................................................................................... v
ABSTRACT ......................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii
DAFTAR BAGAN ........................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiv
BAB I .................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 6
C. Pembatasan Masalah ................................................................................ 6
D. Rumusan Masalah .................................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian .................................................................................... 6
BAB II ................................................................................................................. 8
A. Deskripsi Teoritik ..................................................................................... 8
1. Konsep Disiplin Kerja............................................................................ 8
2. Konsep Kesejahteraan .......................................................................... 23
B. Penelitian Terdahulu ............................................................................... 30
C. Kerangka Berfikir ................................................................................... 31
D. Hipotesis ................................................................................................ 33
BAB III.............................................................................................................. 34
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 34
B. Metode Penelitian ................................................................................... 35
C. Populasi dan Sampel ............................................................................... 35
D. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 36
E. Instrumen Pengumpulan Data ................................................................. 37
F. Analisa Uji Instrumen ............................................................................. 40
xi
G. Teknik Analisis Data .............................................................................. 42
BAB V ............................................................................................................... 47
A. Kesimpulan ............................................................................................ 47
B. Saran ...................................................................................................... 47
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 48
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 51
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Jadwal Kegiatan Penelitian ................................................................ 34
Tabel 3. 2 Skala Penilaian .................................................................................. 36
Tabel 3. 3 Kisi-Kisi Disiplin Kerja Guru ............................................................ 37
Tabel 3. 4 Kisi-Kisi Instrumen Kesejahteraan .................................................... 39
Tabel 3. 5 Klasifikasi Koefisien Reliabilitas ....................................................... 42
Tabel 3. 6 Tingkat Kecenderungan Variabel....................................................... 43
xiii
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Kerangka Berfikir .............................................................................. 32
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Angket Uji Coba Instrumen Variabel X (Kesejahteraan) ................. 52
Lampiran 2 Uji Coba Angket Instrumen Variabel Y (Disiplin Kerja Guru) ........ 55
Lampiran 3 Hasil Uji Coba X (Kesejahteraan) ................................................... 57
Lampiran 4 Hasil Uji Coba Y (Disiplin Kerja Guru) .......................................... 58
Lampiran 5 Angket Instrumen Variabel X (Kesejahteraan) ................................ 59
Lampiran 6 Angket Instrumen Variabel Y (Disiplin Kerja Guru) ....................... 61
Lampiran 7 Hasil Angket Penelitian Variebel X (Kesejahteraan) ....................... 62
Lampiran 8 Hasil Angket Penelitian Variebel Y (Disiplin Kerja Guru)............... 63
Lampiran 9 Tabel Distribusi R (R tabel)............................................................. 65
Lampiran 10 Tabel Distribusi T (T Tabel) .......................................................... 66
Lampiran 11 Surat Permohonan Bimbingan Skripsi ........................................... 67
Lampiran 12 Surat Permohonan Izin Penelitian .................................................. 68
Lampiran 13 Surat Keterangan Penelitian .......................................................... 69
Lampiran 14 Uji Referensi ................................................................................. 70
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu tujuan nasional Indonesia yang tercantum dalam pembukaan
Undang-Undang 1945 ialah mencerdaskan kehidupan bangsa dengan melalui
pendidikan. Hakikatnya pendidikan adalah upaya sadar dan terencana untuk
mengembangkan potensi siswa agar mendapatkan pengetahuan sehingga
mampu menjadi manusia yang berguna bagi bangsa, negara, maupun dirinya
sendiri. Komponen pendidikan meliputi peserta didik, guru, sarana dan
prasarana, lingkungan pendidikan dan kurikulum. Seluruh komponen
pendidikan wajib diatur dengan sebaik mungkin, karena setiap komponen
saling berkaitan. Guru merupakan komponen yang utama dalam menentukan
kualitas pendidikan, karena guru merupakan komponen pendidikan yang
langsung berinteraksi dengan peserta didik sehingga menentukan proses
pembelajaran dan hasil belajar dari peserta didik.
Pada dasarnya pendidikan nasional ialah tanggung jawab bagi seluruh
pihak, baik itu pemerintah, masyarakat, dan orang tua. Namun demikian,
banyak pihak yang menyalahkan pemerintah dan pada akhirnya tanggung
jawab itu diserahkan ke guru jika pendidikan sedang mengalami masalah.
Padahal tanggung jawab ini tidaklah mudah, beban seorang guru sebagai
tenaga pendidik tidaklah ringan, karena dari pendidikan inilah lahir masa depan
ekonomi, politik, sosial, budaya Masyarakat Indonesia.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan harus mampu untuk melakukan
proses kegiatan belajar mengajar dengan tertib, terarah dan berkesinambungan.
Kualitas dari guru, merupakan salah satu faktor untuk menentukan tinggi atau
rendahnya kualitas hasil pendidikan. Posisi strategi guru untuk meningkatkan
mutu hasil pendidikan sangat dipengaruhi oleh kemampuan profesional,
motivasi kerja, serta fasilitas dari sekolah itu sendiri.
Guru merupakan orang yang bertanggung jawab dalam mendidik,
membimbing, dan mengajar peserta didik ke arah yang lebih baik sehingga
2
dapat mencapai tujuan akhir dari proses pendidikan. Guru wajib mempunyai
kemampuan untuk merancang program pembelajaran dan juga kemampuan
untuk mengelola kelas agar peserta didik dapat belajar. Bagaimanapun
bagusnya kurikulum, tanpa adanya kemampuan guru dalam menerapkannya,
maka semuanya kurang bermakna. Maka dari itu sangatlah diperlukan peran
guru untuk dapat menjalankan kurikulum agar ilmu sampai ke pada peserta
didik melalui pendidikan. Adapun tugas guru sebagai seorang pendidik harus
terlihat memiliki kedisiplinan yang baik agar dapat menjadi teladan bagi
peserta didik.
Disiplin merupakan suatu kondisi atau sikap hormat yang ada pada diri
seseorang terhadap peraturan dan ketetapan yang ada dalam organisasi. 1
Sebagai tenaga kependidikan, guru dituntut untuk bekerja dengan tertib dan
sebagaimana mestinya, sehingga diperlukan kesadaran dan rasa tanggung
jawab untuk disiplin terhadap aturan agar tercipta kinerja yang baik sehingga
dapat mencapai tujuan pendidikan. Guru yang mempunyai tingkat kedisiplinan
yang tinggi akan dapat menjalankan tugasnya dengan baik walau tidak
dikontrol oleh pimpinan. Guru yang memiliki disiplin yang baik akan
memanfaatkan waktunya dengan sebaik mungkin untuk melakukan tugas dan
tanggung jawabnya. Disiplin waktu mewajibkan guru untuk tertib dan tidak
diperbolehkan untuk telat datang ke sekolah atau ke kelas. Kemudian disiplin
dalam mengenakan pakaian dengan rapi, sopan, dan pantas sesuai dengan
ketentuan. Guru juga memiliki tanggung jawab untuk membuat RPP dan
silabus dan menyelesaikannya dengan tepat waktu agar proses pembelajaran
dapat berjalan dengan efektif.
Namun, fakta di lapangan sering kita jumpai masih banyak guru yang
tidak disiplin dalam menjalankan tugasnya sebagai tenaga pendidik. Dari fakta
di atas, untuk meningkatkan disiplin kerja guru dibutuhkan tanggung jawab
yang tinggi dari dalam diri seorang guru, dan juga dibutuhkan motivasi guru
untuk menerapkan disiplin kerja yang baik. Ketika seorang guru telah memiliki
1 Edy Sutrisno, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Prenada Media Group,
2009), h. 86
3
disiplin kerja yang baik dan dapat menerapkannya dengan baik pula, maka
diharapkan dapat menunjang keberhasilan dalam melakukan tugas dan
tanggung jawabnya sebagai seorang guru.
Realita pendidikan Indonesia saat ini yang berkembang di lingkungan guru
belum seperti apa yang diharapkan. Nilai, norma, perilaku dan kebiasaan yang
berkembang di kalangan guru masih ada yang kurang positif. Dalam jurnal
Aninditya Sri dan Ratna Rahmayanti dikatakan bahwa masih ada guru yang
belum menjalankan tugasnya dengan baik, seperti guru yang kurang disiplin
saat ke sekolah, guru tidak membuat rencana pembelajaran, dan guru yang
tidak memanfaatkan sarana yang telah di sediakan di sekolah, sehingga siswa
merasa bosan karena pembelajaan yang monoton.2 Dalam surat kabar Sindo
juga dikatakan masih banyak guru di Palembang yang dianggap tidak disiplin
karena sering tidak hadir memenuhi jam mengajarnya di sekolah. Bahkan
ditemukan ada yang tidak hadir lebih dari 15 hari. Hal ini tentu berdampak
pada penilaian kinerja guru,3 karena guru yang tidak mentaati peraturan jam
belajar, maka menyebabkan guru masuk ke dalam kelas terlambat sehingga
jam efektif belajar menjadi berkurang yang dampaknya adalah peserta didik
menjadi kurang paham akan pelajaran yang disampaikan oleh guru karena
terbatasnya waktu. Hal tersebut menjadi fenomena sebagian besar dalam
lembaga pendidikan di Indonesia.
Sekolah sebagai institusi pendidikan memerlukan tenaga pendidik yang
tidak hanya berguna sebagai pengajar yang hanya membimbing mata pelajaran,
namun juga sebagai pendidik yang memberi modal pengetahuan mengenai
etika, moral, empati, bertahan dalam hidup, dan sebagainya. Maka dari itu,
peran guru tidaklah mudah, dibutuhkan guru yang mempunyai disiplin kerja
yang baik agar proses pendidikan dapat berjalan dengan baik. Namun beban
kerja guru yang berat harus disesuaikan dengan kesejahteraan yang baik.
2 Aninditya Sri Nugraheni dan Ratna Rahmayanti, Pengaruh Disiplin Kerja terhadap
Kinerja Guru di MI Al-Islam Tempel dan MI Al-Ihsan Medari, Vol. 1 No. 2, November 2016, h.
279 3 Yulia Savitri, “80 guru di Palembang Bermasalah dengan Kedisiplinan”, diakses dari
https://daerah.sindonews.com/berita/990245/190/80-guru-di-palembang-bermasalah-dengan-
kedisiplinan, pada tanggal 11 Februari 2020 Pukul 01:15 WIB
4
Kesejahteraan dalam artian yang sangat luas meliputi beragam tindakan
yang dilakukan manusia untuk mencapai taraf kehidupan yang lebih baik.
Taraf kehidupan yang lebih baik ini tidak hanya diukur secara ekonomi dan
fisik belaka, tetapi juga ikut memerhatikan aspek sosial, mental, dan segi
kehidupan spiritual. Kesejahteraan sebagai suatu keadaan di mana tercipta
tatanan atau tata kehidupan yang baik (memadai) dalam masyarakat dan bukan
sekadar kemakmuran pada kehidupan materiil, tetapi juga dalam kehidupan
spiritual masyarakat. Maka dari itu kesejahteraan seorang guru sangat perlu
diperhatikan, karena beban kerja guru yang tidak ringan, dimana harus
mendidik peserta didik ke arah yang lebih baik agar menjadi manusia yang
memiliki wawasan atau pengetahuan.
Akan tetapi masih banyak sekali guru yang belum sejahtera, masih banyak
guru yang mencari penghasilan tambahan untuk mencukupi kebutuhan hidup
keluarganya. Sehingga hal tersebut merupakan pengaruh dari tidak fokusnya
guru dalam membimbing dan mendidik siswa di sekolah, bahkan guru menjadi
tidak disiplin dalam menjalani profesinya. Seperti yang dikutip dalam kabar
berita Okenews bahwa masih banyak penghasilan guru honorer yang jauh dari
kata layak, bahkan dibawah Upah Minimum Regional (UMR). Tentu dengan
penghasilan yang minim akan mempersulit kehidupan para guru honorer dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.4 Kemudian dalam kabar berita
lainnya disebutkan bahwa pendapatan guru yang minim masih jauh dari kata
sejahtera, mengakibatkan banyak guru yang memiliki pekerjaan tambahan
untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Sehingga hal inilah yang
menyebabakan guru menjadi tidak fokus dalam pekerjaan utamanya sebagai
tenaga pendidik. Semua bisa menjadi terbengkalai dan mengakibatkan
rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia.5
4 Isty Maulidya, “Kemendikbud: pemda harusnya lebih berperan sejahterakan guru
honorer”, diakses dari https://nasional.okezone.com/read/2019/11/29/337/2136208/kemendikbud-
pemda-harusnya-lebih-berperan-sejahterakan-guru-honorer, pada tanggal 11 Februari 02:03 WIB. 5 Siti Yulianti, “Masih Rendahnya Kesejahteraan Guru di Indonesia”, diakses dari
https://www.kompasiana.com/sitiyulianti/5663bd1ef37e611a11fe6c4c/masih-rendahnya-
kesejahteraan-guru-di-indonesia, pada tanggal 12 Februari 21:19 WIB.
5
Rendahnya kesejahteraan guru mengakibatkan disiplin kerja guru menjadi
kurang baik. Bagaimana mungkin seorang guru dapat menyusun rencana
pembelajaran yang baik, disiplin terhadap waktu pembelajaran, melakukan
penilaian dengan baik jika guru masih tidak terbebaskan dari beban ekonomi
dan sosial. Masih banyak sekali guru honorer yang belum mendapatkan
penghasilan yang mencukupi untuk standar kebutuhan hidup. Hal inilah yang
menyebabkan disiplin kerja guru menjadi kurang baik, karena kebutuhan dasar
guru belum tercukupi.
Namun terdapat beberapa lembaga yang memiliki disiplin kerja guru yang
dinilai cukup baik, salah satunya SMPN 19 Bandar Lampung, seperti guru
disiplin untuk memakai seragam sesuai apa yang ada dalam ketentuan,
penataan kuruikulum yang sudah cukup baik, keadaan lingkungan sekolah juga
dinilai baik, memiliki fasilitas yang baik sehingga mendukung dalam proses
kegiatan belajar mengajar yang dilakukan secara efektif dan efisien. Tetapi di
luar itu semua terdapat beberapa permasalahan yang terdapat di sekolah
tersebut, berdasarkan observasi pendahuluan, di SMPN 19 Bandar Lampung
masih terdapat beberapa guru yang tidak disiplin waktu dalam menjalankan
tugasnya sebagai tenaga pendidik, seperti masuk dan keluar kelas kurang tepat
seperti apa yang ada dalam jadwal, namun sebagian guru lainnya menjalankan
tugas dengan sebagaimana mestinya
Salah satu faktor meningkatnya disiplin kerja guru yang baik adalah dari
kesejahteraan guru yang baik. Dengan kesejahteraan yang baik guru tidak perlu
mencari penghasilan tambahan di luar profesinya sebagai guru. Sehingga guru
dalam menjalankan kewajibannya sebagai tenaga pengajar dapat fokus dan
semangat dalam bekerja tanpa harus memikirkan pekerjaan tambahan untuk
mencukupi kebutuhan hidupnya. Dengan demikian kesejahteraan merupakan
sebuah semangat kerja seseorang agar dapat bekerja lebih disiplin, sehingga
mencapai tingkat kerja yang lebih tinggi untuk membangun motivasi bekerja
seorang guru agar lebih disiplin dalam menjalankan tugasnya. Kesejahteraan
dan disiplin kerja guru merupakan hak dan kewajiban sebagai seorang guru.
6
Setelah guru menjalankan kewajibannya dengan disiplin maka guru memiliki
hak untuk sejahtera.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik melakukan
penelitian dengan judul “PENGARUH KESEJAHTERAAN TERHADAP
DISIPLIN KERJA GURU DI SMPN 19 BANDAR LAMPUNG”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi
masalah sebagai berikut :
1. Kurangnya pengawasan untuk guru dalam menerapkan tata tertib
2. Kurangnya motivasi guru untuk melaksanakan tugas dan kewajiban dengan
sebaik mungkin
3. Tidak ada reward bagi guru
4. Rendahnya kesejahteraan guru
5. Rendahnya disiplin kerja guru
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang ditentukan, untuk memfokuskan
penelitian yang akan dilakukan, maka penelitian tentang disiplin kerja guru
hanya dibatasi pada kesejahteraan.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah : Apakah terdapat pengaruh kesejahteraan terhadap
disiplin kerja guru di SMPN 19 Bandar Lampung?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : Untuk
mengkaji pengaruh kesejahteraan terhadap disiplin kerja guru di SMPN 19
Bandar Lampung.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat menyumbangkan kontribusi pemikiran
khususnya mengenai kesejahteraan terhadap disiplin kerja guru dalam
menjalankan tugasnya.
7
2. Manfaat Praktis
a. Bagi penulis
Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman langsung tentang
bagaimana pengaruh kesejahteraan terhadap disiplin kerja guru.
b. Bagi sekolah dan pemerintah
Sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan kesejahteraan
guru serta sebagai umpan untuk meningkatkan semangat guru dalam
menjalankan tugasnya secara disiplin
c. Bagi peneliti lain
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukkan dan
tambahan pustaka terkait tentang kesejahteraan dan disiplin kerja guru
8
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teoritik
1. Konsep Disiplin Kerja
a. Pengertian Disiplin Kerja Guru
Dalam kehidupan di dalam organisasi sangat membutuhkan disiplin
kerja, karena dengan disiplin kerja apa yang diinginkan dan yang
menjadi tujuan dari organisasi dapat tercapai, dan sebaliknya apabila
disiplin kerja tidak dilaksanakan oleh seluruh guru maka tujuan dari
organisasi sulit untuk dicapai. Jika seluruh stakeholder mampu
melaksanakan tentang disiplin kerja maka akan mendapatkan
keuntungan baik untuk guru itu sendiri ataupun untuk organisasi. Maka
dari itu sangat diperlukan akan kesadaran guru untuk mematuhi
peraturan-peraturan yang telah dibuat oleh organisasi, dan bagi
organisasi jika membuat peraturan yang jelas, mudah dipahami dan adil
(berlaku bagi siapapun dalam organisasi).
Menurut Ali Imran, “Disiplin adalah suatu keadaan yang mana
sesuatu itu berada dalam keadaan tertib, teratur dan semestinya, serta
tidak ada pelanggaran-pelanggaran yang merugikan baik secara
langsung atau tidak langsung”.6
Menurut Hasibuan, “Disiplin adalah kesediaan dan kesadaran
seseorang untuk mematuhi semua peraturan organisasi dan norma-
norma sosial yang berlaku”. 7
Menurut Syaiful Bahri, Disiplin adalah tata tertib, yaitu ketaatan
(kepatuhan) pada peraturan tata tertib dan sebagainya. Berdisiplin
berarti mentaati (mematuhi) tata tertib”. 8
6 Ali Imron, Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011),
h.173 7 Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2018),
h.193 8 Syaiful Bahri Djamarah, Rahasia Sukses Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 17
9
Menurut Veithizal Rivai, “Disiplin kerja adalah suatu alat yang
digunakan para manajer untuk berkomunikasi dengan para karyawan
agar mereka bersedia untuk mengganti suatu tindakan sebagai usaha
untuk meningkatkan kesediaan dan kesadaran seseorang mentaati
seluruh peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku”.9
Sedangkan Menurut Lijan, “Disiplin kerja adalah kemampuan kerja
seseorang untuk secara teratur, tekun secara terus-menerus dan bekerja
sesuai dengan aturan-aturan berlaku dengan tidak melanggar aturan-
aturan yang sudah ditetapkan”.10
Guru merupakan komponen utama dalam pendidikan. Menurut
Hamzah B Uno:
Guru adalah orang dewasa yang secara sadar bertanggung
jawab dalam mengajar, mendidik, dan membimbing peserta didik,
adapun orang yang dikatakan guru adalah orang yang mempunyai
kemampuan untuk bisa merancang program pembelajaran serta
dapat mengelola kelas agar peserta didik dapat belajar dan pada
akhirnya dapat mencapai tingkat kedewasaan sebagai tujuan akhir
dari proses pendidikan. 11
Jadi, dapat disimpulkan disiplin kerja guru adalah sikap ketaatan
yang dimiliki oleh guru untuk mentaati semua peraturan dan norma-
norma sosial yang berlaku secara teratur dan semestinya, dan sanggup
menjalankannya dengan tidak melanggar aturan-aturan yang sudah
ditetapkan. Guru harus mentaati tata tertib yang berlaku atas kesadaran
profesional karena seorang guru adalah salah satu sosok yang ditiru
oleh peserta didik, maka dari itu perlu menanamkan disiplin guru dari
dirinya sendiri.
b. Macam-macam disiplin kerja
Setiap organisasi perlu mempunyai ketentuan atau aturan-aturan
yang harus ditaati oleh anggotanya. Disiplin merupakan tindakan
manajemen untuk memotivasi para pegawai memenuhi tuntutan
9 Veithizai Rivai, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Depok : RajaGrafindo Persada,
2018), h. 599 10 Lijan Poltak Sinambela, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2018), h. 335 11
Hamzah B Uno, Profesi Kependidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h. 15
10
berbagai aturan tersebut. Dengan demikian terdapat dua jenis disiplin
kerja dalam organisasi, yaitu disiplin yang bersifat preventif dan
disiplin yang bersifat korektif.12
1) Disiplin preventif
Disiplin preventif adalah tindakan yang memotivasi para
karyawan untuk patuh terhadap berbagai peraturan yang berlaku
dan memenuhi standar yang telah ditetapkan. Maksudnya
pencegahan untuk para pegawai diusahakan jangan sampai
berperilaku negatif tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku
dalam organisasi atau perusahaan.
Tujuan dasar dari disiplin preventif adalah untuk
mengerakan guru berdisiplin diri. Dengan cara preventif, guru
dapat memelihara dirinya terhadap peraturan-peratuan
perusahaan.13
Keberhasilan penerapan disiplin preventif terletak pada
disiplin pribadi para guru. Agar disiplin pribadi tersebut semakin
kuat, terdapat tiga hal yang butuh dapat perhatian dari manajemen.
Pertama, perlu ditanamkan sense of belonging untuk para guru
agar mempunyai rasa memiliki organisasi, karena pada dasarnya
seseorang tidak akan merusak sesuatu yang merupakan miliknya.
Berarti perlu ditanamkan perasaan yang kuat bahwa keberadaan
mereka dalam organisasi bukan sekedar mencari nafkah bahwa
mereka adalah anggota keluarga besar untuk memajukan
organisasi. Kedua, para guru perlu diberi penjelasan tentang
berbagai ketentuan yang harus ditaati. Penjelasan yang berisikan
informasi lengkap mengenai latar belakang berbagai ketentuan.
Ketiga, guru didorong menentukan sendiri metode-metode
12 Sondang P. Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta, PT. Bumi Aksara,
2012), h. 305-306 13 Anwar Prabu, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya,2017, h. 129
11
pendisiplinan diri dalam kerangka aturan-aturan yang berlaku
umum bagi seluruh guru.
2) Disiplin korektif
Disiplin korektif adalah tindakan yang dilakukan jika ada
karyawan yang telah melanggar aturan-aturan yang berlaku dan
karyawan tersebut dikenakan sanksi indisipliner. Hukuman dari
suatu sanksi tergantung pada pelanggaran yang telah terjadi dan
bersifat obyektif. Untuk pemberlakuan sanksi biasanya mengikuti
tata cara yang sifatnya tingkatan atau hirarki, artinya pengenaan
sanksi dilakukan oleh atasan langsung, yang diteruskan kepada
pimpinan yang lebih tinggi dan pada akhirnya keputusan akhir
ditetapkan oleh pejabat pimpinan yang berwenang terhadap hal itu.
Sanksi harus mempunyai nilai pelajaran agar mencegah orang lain
melakukan pelanggaran serupa.
Pada disiplin korektif, guru yang menyalahi aturan perlu
diberikan sanksi atau hukuman sesuai dengan peraturan yang
berlaku. Tujuan pemberian sanksi adalah untuk memperbaiki
pegawai pelanggar, memelihara peraturan yang berlaku, dan
memberikan pelajaran kepada pelanggar agar tidak diulangi
kembali.14
Pendisiplinan harus diterapkan secara bertahap, mulai dari
ringan hingga yang terberat, misalnya dengan peringatan lisam,
penyataan tertulis, penundaan kenaikan gaji berkala, penundaan
kenaikan pangkat, pembebasan dari jabatan, pemberhentian
sementara, pemberhentian atas permintaan sendiri pmeberhentian
dengan hormat, pemberhentian tidak hormat. Pengenaan sanksi
korektif diterapkan dengan memperhatikan beberapa hal. Pertama,
guru yang dikenakan sanksi harus diberitahu kesalahan apa yang
telah dilakukan, kedua diberi kesempatan membela diri, ketiga
dalam hal pengenaan sanksi terberat, yaitu pemberhentian perlu
14
Ibid., h. 130
12
dijelaskan alasan mengapa organisasi terpaksa mengambil
keputusan tersebut.
c. Aspek disiplin kerja
Menurut Harahap terdapat beberapa aspek disiplin kerja yaitu
sebagai berikut: aspek pemahaman terhadap peraturan, aspek ketaatan
terhadap peraturan, aspek ketepatan waktu dalam pelaksanaan dan
penyelesaian pekerjaan.
1) Aspek pemahaman terhadap peraturan
Seorang pegawai memperlihatkan disiplin kerjanya apabila
tindakannya memperlihatkan usaha untuk memahami secara baik
mengenai suatu peraturan. Jadi, seseorang dapat dikatakan memiliki
disiplin kerja yang baik jika ia mampu memahami secara baik
mengenai peraturan yang berlaku dalam organisasi.
2) Aspek ketaatan terhadap peraturan
Jika indvidu memiliki ketaatan terhadap peraturan yang berlaku
dalam organisasi dan tidak mempunyai catatan pelanggaran selama
bekerja maka dapat dikatakan indvidu tersebut memiliki disiplin kerja
yang baik.
3) Aspek ketepatan waktu dalam pelaksanaan dan penyelesaian
pekerjaan.
Indvidu dapat dikatakan memiliki disiplin kerja yang baik
apabila ia menghargai waktu sehingga dalam bekerja akan tepat
waktu, datang dan pulang tepat waktu, mengetahui kapan memulai
dan mengakhiri pekerjaan termasuk waktu isitirahat. 15
Kemudian menurut Tika Andriyani, dkk, “Aspek disiplin kerja
adalah (1) kehadiran ketempat kerja (2) tanggung jawab (3) semangat
15 Abdullah Khair Harahap, “Penerapan Tambahan Penghasilan Pegawai dalam
Meningkatkan Kinerja dan Disiplin Pegawai pada Badan Kepegawaian Provinsi Sumatera Utara”,
Tesis pada Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Medan, 2011, h. 41
13
gairah (4) sanksi resmi terhadap pelanggaran dan hubungan
interpersonal”.16
Menurut Amriany dalam Aris aspek-aspek disiplin kerja terdiri dari
sebagai berikut:
1) Kehadiran
Sebagai guru akan dijadwalkan untuk bekerja atau menjalankan
tugasnya untuk hadir tepat pada waktunya.
2) Waktu kerja
Waktu kerja sebagai jangka waktu pada saat guru atau pekerja
harus hadir unruk memulai pekerjaan, waktu istirahat, dan pulang
kerja harus tepat pada waktunya.
3) Kepatuhan terhadap perintah
Patuh terhadap perintah oleh apa yang dikatakan atasan
4) Produktivitas kerja
Produktivitas kerja maksudnya mampu menghasilkan sesuatu
sesuai dengan waktu yang diharapkan.
5) Kepatuhan teradap peraturan
Patuh terhadap aturan-aturan yang berlaku dalam organisasi
6) Pemakaian seragam
Setiap pekerja atau guru menerima seragam kerja untuk
digunakan mereka dalam bertugas, maka setiap guru wajib memakai
seragam kerja dan dipakai secara rapi.17
Menurut Eti Hadiati dalam jurnal pengaruh disiplin kerja terhadap
kinerja guru se-MTS Bandar lampung indikator disiplin kerja terdiri dari:
1) Patuh dan taat terhadap aturan tata tertib madrasah/sekolah
2) Bekerja sesuai prosedur/norma yang telah ditetapkan oleh
madrasah/sekolah
3) Tepat waktu sesuai jadwal yang disepakati dalam menjalankan tugas
4) Menghindari sanksi atau hukuman.18
16 Tika Andriyani, dkk, “Hubungan Antara Motivasi Kerja dan Disiplin Kerja pada
Karyawan Bagian Iklan PT. X”, Psikologi, Gelombang 2, tahun akademik 2014-2015. h. 666 17 Aris Kamal Ashadi, “Pengaruh Motivasi kerja dan disiplin kerja terhadap kinerja
karyawan bagian produksi I pada Perusahaan daerah air minum (PDAM) Tirta Moedal Kota
Semarang”, Skripsi pada UNNES, Semarang, 2011, h. 31
14
Dari beberapa pendapat yang telah diuraikan di atas kriteria yang
dipakai dalam disiplin kerja guru dalam penelitian ini dapat
dikelompokkan menjadi tiga indikator disiplin kerja meliputi:
1) Disiplin waktu
Sebagai seorang tenaga pendidikan disiplin waktu merupakan
sorotan utama, karena waktu sekolah merupakan waktu terjadinya
proses belajar mengajar di sekolah yang akan mempengaruhi proses
belajar siswa. Dalam mengajar disiplin waktu sangat diperlukan,
disiplin dapat melahirkan semangat menghargai waktu. Sebagai
seorang guru adalah teladan bagi siswa maka dari itu wajib
mencontohkan semangat menghargai waktu, agar siswa juga
mengikuti hal tersebut. Disiplin waktu diartikan sebagai sikap yang
meliputi ketaatan terhadap jam kerja, tepat waktu sesuai jadwal yang
telah disepakati dalam menjalankan tugas seperti kedatangan di
sekolah dan masuk keluar kelas pada saat jam mengajar.
2) Disiplin peraturan
Peraturan sangat diperlukan untuk memberikan bimbingan dan
penyuluhan bagi karyawan dalam menciptakan tata tertib yang baik
di organisasi. Dengan tata tertib yang baik, semangat kerja, moral
kerja, efisiensi dan efektivitas kerja guru akan meningkat.
Kedisiplinan suatu organisasi dikatakan baik, jika sebagian besar
pegawai mentaati peraturan yang ada. 19
Peraturan atau tata tertib
yang tertulis dan tidak tertulis dibuat agar tujuan suatu organisasi
dapat tercapai dengan baik. Jika guru dapat mematuhi peraturan-
peraturan yang telah dibuat maka akan mendukung untuk
tercapainya tujuan organisasi, dan sebaliknya jika guru tidak
mematuhi peraturan-peraturan organisasi maka tujuan organisasi
sulit dicapai. Disiplin peraturan yaitu patuh dan taat terhadap aturan
tata tertib madrasah/sekolah.
18 Eti Hadiati, “Pengaruh Disiplin Kerja terhadap Kinerja Guru di MTS Se-Bandar
Lampung”, Jurnal Kependidikan Islam, Vol. 8 No. 1, 2018, h. 56-57 19
Malayu SP Hasibuan, op. cit, h. 194
15
3) Disiplin tugas dan tanggung jawab
Disiplin terhadap tugas dan tanggung jawab diartikan sebagai
ketaatam guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang
diamanahkan kepadanya. Tanggung jawab seorang guru adalah
tindakan yang merupakan perwujudan dari kewajiban guru. Hal ini
meliputi ketaatan guru untuk mematuhi prosedur kerja yang telah
ditentukan, menyelesaikan tugasnya dengan baik sesuai dengan
waktu yang diharapkan.
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin kerja
Disiplin kerja harus selalu diutamakan dan ditegakkan dalam suatu
organisasi agar lebih mudah untuk mencapai suatu tujuan organisasi
dengan cepat dan tepat. Namun dalam menegakkan disiplin kerja
terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi seseorang.
Menurut Mulyadi terdapat beberapa faktor yang mempengaruh
disiplin kerja antara lain: faktor pengaruh pemberian kompensasi, Faktor
keteladanan pimpinan dalam organisasi, faktor adanya aturan atau tolak
ukur yang pasti akan dijadikan sebagai pegangan, Faktor ketegasan
pimpinan dalam mengambil keputusan, Faktor adanya pengawasan dari
pimpinan, Faktor perhatian kepada guru, Faktor yang mendukung
tegaknya disiplin.
1) Faktor pengaruh pemberian kompensasi
Pengaruh pemberian kompensasi, seberapa besar dalam
pemberian kompensasi yang diterima oleh guru akan
meningkatkan kesejahteraan dari seorang guru dan mempengaruhi
tegaknya disiplin kerja seorang guru. Apabila seorang guru
mendapatkan kompensasi yang memadai (sejahtera) tentu guru
akan bekerja dengan semangat, tenang, dan absesnsi kehadiran dan
pulang akan terjaga dengan disiplin.
Guru akan bekerja sesuai dengan peraturan yang tersedia
dalam organisasi, dan begitupun sebaliknya jika guru menerima
kompensasi di bawah kontribusi yang ia berikan kepada organisasi
16
akan malas dan tidak mau menjalankan apa yang menjadi tujuan
dan peraturan dalam organisasi. Dengan pemberian kompensasi
yang memadai guru akan bekerja lebih senang, tenang, dan
semangat. Karena menerima kompensasi yang wajar dan juga
kebutuhan primer akan terpenuhi (sejahtera).
2) Faktor keteladanan pimpinan dalam organisasi
Faktor keteladanan pimpinan sangat penting untuk
menegakkan disiplin kerja karena bawahan akan meneladani dan
memperhatikan semua sikap pemimpin dimulai dari ucapan,
tindakan, kehadiran, dan lain sebagainya. Pemimpin akan menjadi
panutan bagi bawahan pada lingkungan kerjanya, maka dari itu
kalau pimpinan ingin untuk ditegakkan disiplin kerja untuk
organisasi yang dipimpinnya pemimpin harus bisa menjadi contoh
yang baik. Artinya pemimpin wajib memulai lebih dahulu untuk
melaksankan semua aturan atau ketentuan yang ada dalam
organisasi, agar dapat diikuti oleh seluruh karyawan yang ada
dalam organisasi.
3) Faktor adanya aturan atau tolak ukur yang pasti akan dijadikan
sebagai pegangan
Untuk menjalankan disiplin kerja perlu adanya aturan
secara tertulis dan mengikat yang dapat dijadikan pegangan yang
kuat. Disiplin kerja tidak akan mungkin ditegakan oleh seluruh
pegawai jika tidak dibuat secara tertulis, atau hanya disampaikan
melalui lisan yang sifatnya berubah-ubah sesuai dengan situasi dan
kondisi yang ada. Seluruh pegawai akan menegakkan disiplin
kerja jika peraturan dibuat dengan jelas, dan diinformasikan
kepada seluruh stakeholder yang ada dalam organisasi secara adil
dan merata.
4) Faktor ketegasan pimpinan dalam mengambil keputusan
Faktor ketegasan pimpinan dalam mengambil keputusan
maksudnya adalah jika ada pegawai yang melanggar aturan
17
disiplin kerja maka pemimpin harus tegas dan berani dalam
mengambil keputusan atau tindakan yang sesuai dengan
pelanggaran yang telah dilakukan oleh pegawai. Dengan ketegasan
pemimpin dalam menegakkan disiplin kerja pegawai akan
bersikap disiplin dan cenderung tidak melakukan tindak
indisipliner dalam melaksanakan tugasnya, dan sebaliknya jika
pemimpin tidak berani atau tidak tegas dalam menegakkan disiplin
bila ada yang melakukan kesalahan dan tidak ditegur, tidak diberi
hukuman maka dengan demikian akan berpengauh terhadap
suasana kerja pada organisasi yang tidak aman. Pegawai akan
beranggapan bahwa tidak ada yang menegur mereka jika berbuat
salah maka pegawai cenderung akan bersikap indisipliner. Jadi,
sangat diperlukan ketegasan pemimpin dalam menjalankan
disiplin kerja.
5) Faktor adanya pengawasan dari pimpinan
Faktor adanya pengawasan dari pimpinan artinya adalah
dalam suatu organisasi perlu adanya penngawasan dari pimpinan
kepada pegawai dalam segala hal, karena dengan adanya
pengawasan yang ketat seorang pegawai akan terbiasa melakukan
disiplin dalam melaksanakan pekerjaanya sesuai dengan peraturan
yang dibuat oleh organisasi, dan akan menjalankan sesuai standar
operasional prosedur yang sudah tersedia pada organisasi. Demi
tegaknya aturan pada organisasi, maka atasan langsung yang
paling dominan untuk melakukan pengawasan langsung bagi
pegawai yang bersangkutan. Karena atasan langsung yang paham
dan paling dekat dengan mereka yang ada di bawahnya. Maka
seorang pemimpin harus bertanggung jawab untuk mengawasi apa
yang dilakukan oleh bawahannya, sehingga tugas-tugas yang
ditugaskan kepada mereka akan dikerjakan sesuai dengan tujuan
organisasi. Hakikatnya jika seorang pegawai yang sudah
menyadari arti disiplin sebenarnya tidak perlu untuk pengawasan
18
yang begitu ketat, tetapi bagi pegawai yang belum menyadari apa
itu disiplin pegawai tersebut sangat perlu adanya pengawasan agar
melatih dan mengingatkan mereka agar terbiasa disiplin, dan jika
perlu pegawai seperti ini harus dipaksa demi tegaknya disiplin
kerja.
6) Faktor perhatian kepada pegawai
Faktor perhatian ikut mendorong disiplin guru karena
semua guru butuh perhatian dari pimpinan langsung dalam
menjalankan tugasnya, jika ada kesulitan atau keluhan dalam
pekerjaan guru membutuhkan perhatian dari pimpinan dengan
harapan pimpinan bisa mencarikan jalan keluarnya. Hakikatnya
pegawai atau guru tidak hanya membutuhkan kompensasi yang
sangat tinggi tapi juga membutuhkan perhatian dari pimpinan
untuk meningkatkan disiplin kerja. Bagi seorang pemimpin yang
bisa melakukan pendekatan dan memberikan perhatian kepada
seluruh bawahan maka akan bisa membuat susana kerja yang
senang dan pada akhirnya guru akan menciptakan disiplin kerja.
Pemimpin yang mempunyai sifat seperti ini biasanya bawahan
akan segan dan hormat kepada pemimpin tersebut. Sehingga akan
berpengauh besar terhadap pelaksanaan disiplin kerja maupun
prestasi kerja bagi pegawai.
7) Faktor yang mendukung tegaknya disiplin
Faktor yang mendukung tegaknya disiplin kerja merupakan
suatu kebiasaan-kebiasan yang bisa mendukung dalam
menegakkan disiplin kerja. Seperti saling menghormati antara
sesama atasan dan bawahan, serta antara sesama guru lainnya.
Misalnya saling mengucapkan hal-hal yang sifatnya memuji
kebaikan sesama teman atau kepada atasan dan juga bawahan,
sehingga akan merasa senang dengan pujian tersebut dan dengan
demikian akan menimbulkan semangat dalam bekerja dan
meningkatkan disiplin kerja.
19
Jika seorang pimpinan akan meninggalkan tempat kerjanya
memberikan informasi kepada bawahannya kemana ia akan pergi
dan kapan akan kembali, sehingga bawahan merasa dihargai,
dengan kebiasaan yang baik seperti ini akan menimbulkan contoh
yang baik yang akan diteladani oleh bawahannya untuk ke
depannya. Sikap pimpinan yang kurang baik, yang menggunakan
sikap sewenang-wenangnya dan selalu menggunakan ancaman
terhadap bawahannya secara terus menerus akan berdampak
kepada bawahannya, bahkan bawahan akan bermalas-malasan
karena merasa tertekan di dalam lingkungan kerjanya. 20
Menurut Hasibuan terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
tingkat kedisiplinan pegawai suatu organisasi, di antaranya: tujuan dan
kemampuan, teladan pimpinan, balas jasa, keadilan, waskat, sanksi
hukuman, ketegasan, dan hubungan kemanusiaan.
1) Tujuan dan kemampuan
Tujuan dan kemampuan mempengaruhi disiplin kerja guru.
Tujuan yang akan dicapai harus jelas, dan ditetapkan secara
ideal. Hal ini berarti bahwa tujuan (pekerjaan) yang dibebankan
kepada guru harus sesuai dengan kemampuan guru yang
bersangkutan, agar guru bekerja sungguh-sungguh dan disiplin
dalam menjalankan tugasnya. Dan sebaliknya jika pekerjaan
yang dibebankan itu di luar kemampuannya maka disiplin akan
rendah karena tidak sesuai dengan kemampuannya. Sebagai
contoh: seorang guru sarjana pendidikan matematika
ditugaskan untuk mengajar Bahasa Indonesia. Jelas guru yang
bersangkutan kurang berdisiplin dalam melakukan
pekerjaannya karena tidak sesuai dengan kemampuannya.
2) Teladan pemimpin
20
Mulyadi, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Bogor: IN Media, 2016), h. 54-59
20
Teladan pemimpin menentukan disiplin kerja guru, karena
pimpinan dijadikan panutan oleh bawahannya. Pimpinan harus
memberikan contoh yang baik, berdisiplin baik, jujur, adil.
Dengan teladan pimpinan yang baik, kedisiplinan bawahan
akan ikut baik. Namun sebaliknya jika pimpinan kurang
berdisiplin dalam menjalankan tugasnya maka bawahan akan
ikut kurang disiplin. Hal inilah yang mewajibkan pimpinan
untuk memiliki disiplin kerja yang baik agar para bawahannya
memiliki disiplin yang baik.
3) Balas jasa
Balas jasa (gaji dan kesejahteraan) mempengaruhi disiplin
kerja guru karena balas jasa akan memberikan kepuasan dan
kecintaan guru terhadap pekerjaannya. Jika kecintaan guru
semakin baik terhadap pekerjaannya untuk mengajar dan
mendidik siswa maka disiplin kerja akan semakin baik.
Untuk mewujudkan disiplin kerja yang baik bagi guru
sekolah harus memberikan balas jasa yang baik agar guru
sejahtera mampu mememuhi kebutuhan hidupnya beserta
keluarganya sehingga tidak perlu mencari pekerjaan tambahan
yang justru akan membuatnya tidak fokus bekerja sebagai guru.
Disiplin kerja guru tidak mungkin baik jika balas jasa yang
mereka terima kurang memuaskan untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya.
Jadi, balas jasa berperan penting unuk mewujudkan disiplin
kerja guru. Artinya semakin baik balas jasa maka akan semakin
baik pula disiplin kerjanya. Begitupun sebaliknya jika balas
jasa kecil disiplin kerja guru menjadi rendah. Guru sulit untuk
berdisiplin baik jika kebutuhan primernya tidak terpenuhi
dengan baik.
4) Keadilan
21
Keadilan juga mempengaruhi disiplin kerja seorang guru,
karena hakikatnya manusia selalu merasa dirinya untuk
diperlakukan sama dengan manusia lainnya. Keadilan dalam
pemberian balas jasa atau hukuman akan merangsang
terwujudnya disiplin kerja guru yang baik. Pemimpin yang baik
dalam memimpin selalu berusaha untuk bersikap adil terhadap
bawahannya. Dengan keadilan yang baik akan mewujudkan
disiplin kerja yang baik pula.
5) Waskat
Waskat (pengawasan melekat) adalah tindakan yang paling
efektif untuk mewujudkan disiplin kerja guru. Dengan
pengawasan ketat berarti pimpinan harus aktif dan langsung
mengawasi perilaku, sikap, prestasi kerja, moral, dan semangat
kerja para bawahannya. Dengan pengawasan berarti atasan
harus selalu hadir di tempat kerja agar dapat mengawasi dan
memberikan petunjuk, jika ada bawahan yang mengalami
kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaan atau tidak disiplin
dalam mengerjekan pekerjaannya. Dengan adanya pengawasan
guru akan mendapat perhatian, bimbingan, petunjuk dan
pengawasan dari pimpinan.
Dengan pengawasan atasan secara langsung maka akan
dapat mengetahui kemampuan dan kedisiplinan masing-masing
indvidu bawahannya, sehingga jika menerapkan sanksi
hukuman dinilai objektif. Percuma jika ada peraturan tapi tidak
ada pengawasan. Maka dari itu sangat penting pengawasan
untuk guru dari atasan agar terciptanya disiplin kerja yang
baik.
6) Sanksi hukuman
Sanksi hukuman juga ikut mempengaruh disiplin kerja
guru. Dengan sanksi hukuman yang semakin berat dan tegas
maka guru akan semakin takut untuk melanggar peraturan-
22
peraturan organisai yang berlaku. dan begitu pun sebaliknya
jika sanksi hukuman tidak tegas maka guru tidak takut dalam
melanggar peraturan-peraturan. Sanksi hukuman harus
diterapkan berdasarkan pertimbangan logis, masuk akal, dan
diinformasikan secara jelas kepada seluruh anggota organisasi.
Sanksi hukuman seharusnya tidak terlalu berat atau teralu
ringan, sewajarnya saja untuk setiap tingkatan indisipliner, dan
juga bersifat mendidik guru untuk mengubah perilakunya dan
menjadi motivasi untuk memelihara kedisiplinan.
7) Ketegasan
Ketegasan pemimpin dalam melakukan perbuatan akan
mempengaruhi disiplin kerja guru. Pemimpin harus berani dan
tegas dalam bertindak untuk menghukum bawahannya yang
tidak disiplin sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan.
Pemimpin yang berani bertindak tegas menerapkan hukuman
akan disegani oleh bawahannya. Namun sebaliknya, jika
pimpinan tidak tegas dalam menghukum bawahannya yang
tidak disiplin maka sulit untuk memelihara disiplin kerja guru,
bahkan makin banyak bawahan yang tidak disiplin karena
berasumsi bahwa peraturan dan sanksi hukuman tidak berlaku.
8) Hubungan kemanusiaan
Hubungan yang harmonis di antara sesama guru, dan
sesama pimpinan juga ikut mempengaruhi disiplin kerja yang
baik. Pemimpin harus berusaha menciptakan hubungan
kemanusiaan yang harmonis di antara seluruh bawahannya.
Dengan terciptanya hubungan kemanusiaan yang harmonis
maka akan menciptakan suasana kerja yang nyaman yang mana
hal tersebut akan memotivasi untuk kedisiplinan yang baik
dalam organisasi. 21
21
Malayu. S. P. Hasibuan, op. cit, h. 194-198
23
Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor yang
mempengaruhi disiplin kerja yaitu pemberian kompensasi
(kesejahteraan), teladan pemimpin (yang bersikap adil dan tegas dalam
mengambil keputusan dan juga memiliki disiplin yang baik), peraturan
yang jelas yang sesuai dengan kemampuan para anggota organisasi,
pengawasan, sanksi hukuman, hubungan kemanusiaan antara atasan dan
bawahan maupun sesama pegawai sehingga merasa diperhatikan dan
dihargai sehingga terciptanya suasana kerja yang baik.
2. Konsep Kesejahteraan
a. Pengertian kesejahteraan
“Kesejahteraan mengandung arti yang luas dan mencakup berbagai
segi pandangan. Kesejahteraan dikatakan sebagai suatu keadaan di
mana digambarkan secara ideal adalah tata kehidupan yang meliputi
kehidupan material maupun non material dengan seimbang”.22
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh W.J.S Poerwodarminto
dalam Rohiman, “kesejahteraan adalah keamanan dan keselamatan
(kesenangan hidup). Adapun sejahtera adalah aman sentosa dan
makmur, selamat (terlepas dari segala gangguan kesukaran dan
sebagainya)”.23
Hidup sejahtera adalah hidup aman dan terjamin, sehat dan kuat,
enak, senang dan nikmat, dihargai dan ditaati, dan untuk mewujudkan
ini kita harus memiliki kemampuan untuk memperoleh sarananya.24
Terpenuhinya kebutuhan sandang, pangan, papan merupakan unsur
utama kesejahteraan. Yang sejahtera adalah yang terhindar dari rasa
takut terhadap penindasan, kelaparan, dahaga, penyakit, kebodohan,
bahkan lingkungan. 25
22 Isbandi Rukminto Adi, Psikologi, Pekerjasan Sosial, dan Ilmu Kesejahteraan Sosial,
(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2015), h. 23 23 Rohiman Notowidagdo, Pengantar Kesejahteraan Sosial, (Jakarta: Amzah, 2016), h. 36 24 Ki Mohammad Said, Masalah Pendidikan Nasional, (Jakarta: Haji Masagung, 1989), h.
55 25
Rohiman, op.cit, h. 45-47
24
Menurut Segel dan Bruzy dalam Astriana Kesejahteraan
merupakan titik ukur bagi suatu masyarakat bahwa telah berada pada
kondisi sejahtera. Kesejahteraan tersebut dapat diukur dari kesehatan,
keadaan ekonomi, kebahagiaan dan kualitas hidup rakyat.26
Menurut Undang-Undang nomor 11 tahun 2009 tentang
kesejahteraan sosial Bab I pasal 1 ayat (1), “kesejahteraan sosial
adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial
warga negara agar dapat hidup layak dan mengembangkan diri,
sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya”. 27
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
kesejahteraan adalah kondisi kehidupan yang aman, makmur baik
berupa kebutuhan material maupun non material sehingga dapat hidup
layak. Kesejahteraan adalah harapan yang paling mendasar bagi setiap
insan, manusia dapat dikatakan sejahtera jika mampu memenuhi
kebutuhan-kebutuhan hidupnya.
b. Tujuan pemberian kesejahteraan
Dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang
Kesejahteraan Sosial, penyelenggaraan kesejahteraan sosial bertujuan:
1) Meningkatkan taraf kesejahteraan, kualitas, dan kelangsungan
hidup
2) Memulihkan fungsi sosial dalam rangka mencapai kemandiriran
3) Meningkatkan ketahanan sosial masyarakat dalam mencegah dan
menangani masalah kesejahteraan sosial
4) Meningkatkan kemampuan, kepedulian dan tanggungjawab sosial
dunia usaha dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial secara
melembaga dan berkelanjutan
5) Meningkatkan kemampuan dan kepedulian masyarakat dalam
penyelenggaraan kesejahteraan sosial secara melembaga dan
berkelanjutan
6) Meningkatkan kualitas manajemen penyelenggaraan kesejahteran
sosial. 28
26
Astriana Widyastuti, Analisis Hubungan Antara Produktivitas Pekerja Dan Tingkat
Pendidikan Pekerja Terhadap Kesejahteraan Keluarga Di Jawa Tengah Tahun 2009, Economics
Development Analysis Journal, Vol 1 2012, h. 2 27 Undang-Undang No. 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial, h. 2 28
Ibid, h. 5
25
Menurut Budi Ani terdapat tiga tujuan yang terkait dengan
kesejahteraan yaitu:
1) Tujuan yang bersifat kemanusiaan dan keadilan sosial
Tujuan pemberian kesejahteraan ini berdasarkan pada
keadilan bahwa setiap indvidu memiliki hak yang sama
2) Tujuan yang terkait dengan pengendalian sosial
Tujuan pemberian kesejahteraan ini untuk menjaga
keteraturan sosial di lingkungan masyarakat untuk mencegah
terjadinya penyimpangan sosial
3) Tujuan yang terkait dengan pembangunan ekonomi.
Tujuan pemberian kesejahteraan ini sebagai usaha-usaha
yang dijalankan untuk menaikkan pendapatan, yang
mengutamakan pada usaha meningkatkan harkat dan martabat
guru di masyarakat serta untuk meningkatkan produktifitas guru
dalam mengajar. Kesejahteraan sangat penting bagi guru, sebab
dengan hal tersebut dapat meningkatkan produktifitas hidupnya.29
Menurut Yunita tujuan pemberian kesejahteraan antara lain sebagai
berikut:
1) Untuk meningkatkan kesetiaan dan keterikatan pegawai pada
perusahaan
2) Memberikan ketenangan dan pemenuhan kebutuhan bagi
karyawan beserta keluarganya
3) Memotivasi gairah kerja, disiplin, dan produktivitas kerja pegawai
4) Menurunkan tingkat absensi dan turn over pegawai
5) Menciptakan lingkungan dan suasana kerja yang baik serta
nyaman
6) Membantu lancarnya pelaksanaan pekerjaan untuk mencapai
tujuan
7) Memelihara kesehatan dan meningkatkan kualitas pegawai
8) Mengefektifkan pelaksanaan program pemerintah dan
meningkatkan kualitas manusia Indonesia
9) Meningkatkan status sosial pegawai beserta keluarganya
29 Budi Ani Fatmawati, “Pengaruh Kesejahteraan Guru terhadap Profesionalisme
Mengajar”, Skripsi pada STAIN Salatiga, 2008, h. 20
26
10) Asas kesejahteraan adalah keadilan dan kelayakan.30
Dari pemaparan di atas dapat dipahami bahwa tujuan pemberian
kesejahteraan guru adalah untuk meningkatkan taraf kesejahteraan
guru dan meningkatkan produktivitas guru serta memotivasi gairah
kerja serta disiplin kerja guru. Sehingga dengan adanya pemberian
kesejahteraan yang baik maka diharapkan disiplin kerja guru akan
baik.
c. Indikator kesejahteraan guru
Dalam jurnal Siti Nikmah dikatakan secara konseptual orang yang
telah sejahtera adalah mereka yang telah terpenuhi kebutuhan fisik
maupun kebutuhan nonfisiknya. Mengukur kesejahteraan masyarakat
memang merupakan sesuatu yang sulit, di samping belum ada ukuran
yang standar. Sehingga banyak sekali batasan-batasan mengenai
kondisi kesejahteraan masyarakat Indonesia.31
Namun, disebutkan beberapa indikator menurut pendapat ahli
sebagai berikut:
1) Menurut Moeljarto dalam Siti Nikmah indikator kesejahteraan
mencakup, “Tingginya tingkat kesehatan, peningkatan gizi,
kesempatan memperoleh pendidikan setinggi-tingginya,
sedikitnya anak dalam keluarga tetapi berpotensi tinggi,
tersedianya lapangan kerja, dan mampu berpartisipasi dalam
pembangunan”. 32
2) Indikator kesejahteraan guru yang mengacu pada pasal 14
Undang-Undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen
yaitu hak yang diterima guru dalam melaksanakan tugasnya
adalah :
a) Memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum
dan jaminan kesejahteraan sosial;
b) Mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan
tugas dan prestasi kerja;
30 Yunita Nurul Asyifah, “Pengaruh Kompetensi, Kepuasan kerja, dan kesejahteraan guru
terhadap perilaku profesional guru ekonomi sekolah menengah atas (SMA) Se-Kabupaten
Semarang”, Skripsi pada UNNES, Semarang, 2017, h. 54 31 Siti Nikmah, “Relevansi Kesejahteraan Ekonomi Keluarga dengan Peningkatan
Perceraian di Kabupaten Bone”, Jurnal Hukum Keluarga Islam, Vol. 2, 2016, h. 181 32
Ibid, h. 181
27
c) Memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan
hak atas kekayaan intelektual;
d) Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi;
e) Memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana
pembelejaran untuk menunjang kelancaran tugas
keprofesionalan;
f) Memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut
menentukan kelulusan, penghargaan, dan/ atau sanksi
kepada peserta didik sesuai dengan kaidah pendidikan,
kode etik guru, dan peraturan perundang-undangan;
g) Memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam
melaksanakan tugas;
h) Memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi
profesi;
i) Memiliki kesempatan untuk berperan dalam penentuan
kebijakan pendidikan;
j) Memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan
meningkatkan kualifikasi akademik dan kompetensi;
dan/atau;
k) Memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam
bidangnya.33
3) Menurut Budi kesejahteraan guru memiliki indikator-indikator
sebagai berikut:
a) Kesejahteraan yang berhubungan dengan jasmani
(kesejahteraan material) yang berupa tingkat pendapatan
guru, Asuransi kesehatan pegawai negeri, penyediaan
rumah.
b) Kesejahteraan yang berhubungan dengan jiwa
(kesejahteraan rohani) yang berupa kebutuhan akan rasa
aman, tentram, kebutuhan akan rasa diterima dan diakui,
kebutuhan akan rasa kasih sayang dan dicintai, kebutuhan
akan mengaktulaisasikan diri, berprestasi.34
4) Dalam jurnal Agung Purwanto diuraikan bahwa tingkat
kesejahteraan bisa dilihat dari 4 bentuk kesejahteraan
a) Economical well-being yaitu kesejahteraan ekonomi yang
berarti sebagai tingkat terpenuhinya input secara finansial
oleh keluarga. Hal itu bisa berupa pendapatan, nilai aset
keluarga, maupun pengeluaran. Sedangkan output adalah
berupa manfaat langsung dari investasi tersebut pada
tingkat individu, keluarga dan penduduk.
b) Social well-being, yaitu kesejahteraan sosial dengan
indikator yang digunakan adalah tingkat pendidikan dan
status serta jenis pekerjaan. Selain itu ada pula beberapa
33 Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, h.
7-8 34
Budi Ani Fatmawati, op. cit, h. 8
28
indikator lain yang digunakan yaitu penghargaan sosial
dan dukungan sosial. Penghargaan disini bertindak sebagai
pusat pengembangan manusia agar berperan dan berfungsi
secara optimal, kreatif, produktif, terampil dan optimis.
c) Physical well-being, yaitu kesejahteraan fisik dengan
indikator yang digunakan adalah status gizi, status
kesehatan, tingkat mortalitas dan tingkat morbiditas
d) Psychological/spiritual mental, yaitu kesejahteraan
psikologi dengan indikator yang digunakan adalah sakit
jiwa, tingkat stress, tingkat bunuh diri, tingkat perceraian,
tingkat aborsi, tingkat kriminalitas dan tingkat kebebasan
seks. 35
5) Menurut Maryam bahwa kesejahteraan memiliki unsur material
dan nonmaterial
a) Unsur material
Unsur material terdiri dari kebutuhan fisik dan sosial.
Kebutuhan fisik berhubungan dengan kebutuhan dasar
manusia dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya,
seperti sandang, pangan, papan. Jika kebutuhan sosial
adalah kebutuhan dasar manusia dalam berinteraksi dengan
manusia lainnya, seperti pendidikan, kesehatan,
komunikasi, dan transportasi
b) Unsur nonmaterial
Unsur nonmaterial terkait dengan kesejahteraan batiniah.
Unsur kesejahteraan ini adalah kebutuhan spiritual,
keamanan jiwa/kehidupan. Serta kemurnian dan
kesempurnaan akal.36
Dari beberapa pendapat mengenai kesejahteraan yang telah
diuraikan di atas kriteria yang dipakai dalam indikator
kesejahteraan guru untuk penelitian ini dapat dikelompokkan
sebagai berikut:
1) Kesejahteraan material terkait dengan kesejahteraan ekonomi,
biologis/fisik dan sosial. Kebutuhan ekonomi seperti tingkat
pendapatan guru. Kebutuhan fisik berhubungan dengan
kebutuhan dasar manusia dalam mempertahankan
35 Agung Purwanto, “Pengaruh Jumlah Tanggungan Terhadap Tingkat Kesejahteraan
Ekonomi Keluarga Pekerja K3l Universitas Padjadjaran”, Jurnal Pekerjaan Sosial, Vol. 1 No. 2,
2008, h. 36. 36 Maryam Dunggao, “Pengaruh Modal Sosial dan Modal Intelektual terhadap
Keberdayaan Koperasi dan Kesejahteraan Masyarakat di Kota Denpasar”, Disertasi pada
Universitas Udayana, Denpasar, 2017, h. 34
29
kelangsungan hidupnya, seperti tercukupi sandang (pakaian),
pangan (makanan), papan (tempat tinggal) dan status
kesehatan. Kemudian kebutuhan sosial merupakan kebutuhan
dasar manusia dalam berinteraksi dengan manusia lainnya
seperti dapat berkomunikasi dengan guru lain, memiliki
kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi,
memperoleh kesempatan mendapatkan pendidikan
(memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi,
memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan
meningkatkan kualifikasi akademik, dan memperoleh pelatihan
dan pengembangan profesi dalam bidangnya).
2) Kesejahteran non material yang terkait dengan
psikologi/mental jiwa guru seperti kebutuhan spiritual,
kebutuhan akan rasa aman dan jaminan keselamatan dalam
melaksanakan tugas, kebutuhan akan rasa diterima dan diakui
oleh lingkungan, dan tingkat stress.
d. Hubungan antara disiplin kerja dengan kesejahteraan
Untuk menegakkan disiplin maka tidak hanya cukup dengan
ancaman-ancaman saja. Untuk menegakkan disiplin itu perlu
imbangan, yaitu tingkat kesejahteraan yang cukup. Dengan tingkat
kesejahteraan yang kami maksud terutama adalah besarnya upah yang
mereka terima, sehingga minimal mereka dapat hidup secara layak.
Dengan kelayakan hidup ini mereka akan lebih tenang dalam
melaksanakan tugas-tugasnya, dan dengan ketenangan tersebut
diharapkan mereka akan lebih berdisiplin. Antara kedisiplinan dan
kesejahteraan mempunyai hubungan yang sangat erat, hal ini berarti
bagi suatu perusahaan atau organisasi yang ingin meningkatkan
kedisiplinan perlu meningkatkan kesejahteraan. 37
37
Alex Nitisemito, Manajemen Personalia, (Jakarta: Ghalia Indonesia) h. 200-201
30
B. Penelitian Terdahulu
1. Dalam penelitian Arifah Kurniawati yang berjudul “Pengaruh
Tunjangan Kesejahteraan terhadap Etos Kerja Guru di MTs NU 02 Al-
Ma’arif Boja Kendal Tahun Pelajaran 2011-2012” mahasiswa dari
Fakultas Tarbiyah program studi Kependidikan Islam Institut Agama
Islam Negeri Walisongo pada tahun 2011. Pada skripsi ini didapatkan
hasil penelitian koefisien determinasi (R square) sebesar 0,8799 maka
dikatakan bahwa tunjangan kesejahteraan mempunyai pengaruh
terhadap etos kerja guru sebesar 88%. Terdapat perbedaan antara
skripsi ini dengan penelitian yang peneliti lakukan, yaitu perbedan
pada variabel Y, dalam penelitian yang dilakukan oleh Arifah
Kurniawati membahas mengenai etos kerja sedangkan peneliti hanya
berfokus pada disiplin kerja guru.
2. Dalam penelitian M. Irfaul Aziz yang berjudul “Pengaruh
Kesejahteraan terhadap Kinerja Guru di” mahasiswa dari Fakultas
Tarbiyah program studi Manajemen Pendidikan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta pada tahun 2019. Pada skripsi ini didapatkan
nilai koefisien determinasi (R square) sebesasar 0,489, sehingga dapat
dikatakan bahwa kesejahteraan mempunyai pengaruh positif terhadap
kinerja guru sebesar 48,9%. Terdapat perbedaan antara penelitian ini
dengan penelitian yang peneliti lakukan, yaitu perbedaan variabel Y,
dalam penelitian yang dilakukan oleh Irfaul Aziz membahas mengenai
kinerja guru sedangkan peneliti hanya berfokus pada disiplin kerja.
3. Dalam jurnal Jasman Syaripuddin yang berjudul “Pengaruh
Pelaksanaan Program Kesejahteraan terhadap Disiplin Kerja Karyawan
Askes”. Pada Jurnal ini didapatkan thitung (6,282) > ttabel (1,997) maka
H0 ditolak, jadi ada pengaruh yang signifikan kesejahteraan terhadap
disiplin kerja karyawan. Selanjutnya nilai R square sebesar 0,364
sehingga dapat dikatakan bahwa kesejahteraan mempunyai pengaruh
terhadap disiplin kerja sebesar 36,4%. Terdapat perbedaan antara
penelitian ini dengan penelitian yang peneliti lakukan, yaitu pada
31
penelitian Jasman dilakukan pada karyawan sedangkan peneliti pada
guru.
4. Dalam jurnal Wahyudi Kurniawan, Muhammad Ali, Saiful Ichwan
yang berjudul “Tunjangan Kesejahteraan untuk Menigkatkan Etos
Kerja Karyawan pada Kantor PT. Tunas Papua Jaya”. Pada jurnal ini
ditemukan bahwa tunjangan sangat berpengaruh dalam meningkatkan
semangat kerja karyawan, dikarenakan tunjangan bagi karyawan
merupakan salah satu faktor yang sangat mendukung, jadi secara
langsung bila tunjangan kesejahteraan terpeuhi maka semangat
kerjapun akan terjadi. Terdapat perbedaan antara penelitian ini dengan
penelitian yang peneliti lakukan, yaitu pada penelitian ini
menggunakan metode kualitatif dan penelitian yang peneliti lakukan
menggunakan metode kuantitatif, kemudian perbedaan pada subjek
penelitian yang mana penelitian ini subjeknya adalah karyawan dan
penelitian yang peneliti lakukan subjeknya adalah guru.
C. Kerangka Berfikir
Guru merupakan komponen utama dalam memajukan bidang
pendidikan. Tetapi untuk menjadi seorang guru bukanlah hal yang mudah
banyak tugas dan tanggung jawab yang harus dijalankan oleh seorang
guru. Untuk meningkatkan semangat dan disiplin kerja guru perlu
diberikan dorongan berupa kesejahteraan yang tercukupi sehingga guru
merasa aman dalam menjalankan tugasnya tidak perlu mencari
penghasilan tambahan sehingga fokus dan disiplin dalam mendidik dan
membimbing peserta didik.
Guru yang memiliki kesejahteraan yang baik akan sangat
berpengaruh terhadap disiplin kerja guru yang baik. Namun sebaliknya
jika guru memiliki kesejahteraan yang rendah dapat menyebabkan guru
menjadi kurang bersemangat dalam menjalankan tugasnya sehingga
disiplin kerja guru akan rendah. Maka dari itu perlu untuk memperhatikan
kesejahteraan guru untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam
kedisiplinan guru. Hal tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
32
Kesejahteraan
Kesejahteraan Material
1. Ekonomi:
a. Tingkat pendapatan
2. Biologis/fisik:
a. Tercukupi sandang, pangan,
papan.
b. Status kesehatan
3. Sosial:
a. Komunikasi (dapat berinteraksi
satu sama lain)
b. Memperoleh kesempatan
mendapatkan pendidikan
(meningkatkan kompetensi,
memperoleh pelatihan dan
pengembangan profesi).
Kesejahteraan non material
1. Psikologi (jiwa):
a. Spiritual
b. Tingkat stress (beban kerja)
c. Memperoleh rasa aman dan
jaminan keselamatan dalam
menjalankan tugas
d. Kebutuhan akan rasa diterima
dan diakui oleh lingkungan.
Disiplin Kerja Guru
Disiplin Waktu:
1. Ketaatan terhadap jam
kerja (tepat waktu
sesuai jadwal yang
telah disepakati dalam
menjalankan tugas
seperti kehadiran di
sekolah dan masuk-
keluar kelas pada saat
jam mengajar)
Disiplin Peraturan:
1. Patuh dan taat
terhadap aturan tata
tertib
Disiplin Tugas dan
Tanggung Jawab:
1. Ketaatan guru untuk
mematuhi prosedur
kerja sebagai guru
2. Menyelesaikan
tugasnya dengan baik
sesuai dengan waktu
yang diharapkan.
Bagan 2 1 Kerangka Berfikir
33
D. Hipotesis
H0 : Kesejahteraan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
disiplin kerja guru di sekolah
Ha : Kesejahteraan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap disiplin
kerja guru di sekolah
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian mengenai pengaruh kesejahteraan terhadap disiplin kerja
guru ini dilaksanakan di SMPN 19 Bandar Lampung Jalan Soekarno Hatta,
Gang Turi Raya nomor 1 Tanjung Senang, Bandar Lampung.
2. Waktu penelitian
Penelitian ini dimulai pada bulan Februari sampai dengan Oktober
2020. Melalui beberapa tahap dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 3. 1 Jadwal Kegiatan Penelitian
Kegiatan
BULAN
2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Studi pendahuluan
2. Perbaikan proposal
3. Penyusunan
instrumen penelitian
4. Penyerahan surat
izin penelitian
5. Penyebaran angket
6. Pengolahan data
7. Penyusunan laporan
akhir skripsi
8. Sidang Skripsi
35
B. Metode Penelitian
Metode merupakan prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu yang
mempunyai langkah-langkah sistematis. 38
dalam penelitian ini menggunakan
metode penelitian kuantitatif. Metode ini dipandang lebih tepat untuk
menjelaskan bagaimana pengaruh kesejahteraan terhadap disiplin kerja guru
di SMPN 19 Bandar Lampung. Penelitian ini menggunakan dua variabel,
yaitu variabel (X) kesejahteraan dan variabel (Y) disiplin kerja maka
penelitian ini termasuk penelitian korelasi sederhana.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah semua nilai baik hasil perhitungan maupun
pengukuran, dari karakteristik tertentu mengenai sekelompok objek yang
lengkap dan jelas.39
Pengertian lain, menyebutkan bahwa populasi adalah
seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan
waktu yang ditentukan.40
Dalam penelitian ini populasinya adalah
seluruh guru SMPN 19 Bandar Lampung yang berjumlah 65 orang.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut.41
Adapun peneliti menjadikan seluruh guru untuk
dijadikan sampel dalam penelitian, karena menurut Sugiono semakin
besar jumlah sampel mendekati populasi maka peluang kesalahan
generalisasi semakin kecil dan sebaliknya makin kecil jumlah sampel
menjauhi populasi, maka makin besar kesalah generalisasi (diberlakukan
umum).42
Dalam buku Sukardi dikatakan jika semakin besar jumlah
sampel yang digunakan dalam studi maka semakin kuat dan
merefleksikan keadaan populasi yang ada. 43
Maka dengan demikian,
38 Husaini Rahman, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h. 41 39 Ibid, h. 42 40 Margono, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h. 118 41 Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatana Kuantitatif, Kualitatif, R&D,
(Bandung : Alfabeta, 2015), h. 81 42 Ibid, Sugiyono, h. 86 43
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2016), h. 55
36
dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel yang berjumlah 55
orang. Kemudian 10 responden selain sampel akan dijadikan sebagai uji
coba instrumen.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Angket atau kuesioner
Angket adalah daftar pernyataan atau pertanyaan yang dikirimkan
kepada reponden, baik secara langsung atau tidak langsung. 44
dalam
penelitian ini angket diberikan kepada guru sebagai responden yang
berjumlah 55 orang. Angket ini digunakan untuk mengumpulkan data
dari responden, secara tertutup sebagai data utama dalam penelitian
mengenai pengaruh kesejahteraan terhadap disiplin kerja guru.
Pada penelitian ini skala pengukuran menggunakan skala Likert 4
yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi responden
terhadap sesuatu objek. Karena pembuatannya relatif mudah dan tingkat
reliabilitasnya tinggi.45
Tabel 3. 2 Skala Penilaian
Alternatif jawaban Bobot skor (+) Bobot skor (-)
Sangat setuju 4 1
Setuju 3 2
Kurang setuju 2 3
Tidak setuju 1 4
2. Wawancara
Wawancara adalah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih
secara langsung. 46
dalam penelitian ini menggunakan wawancara tidak
bebas atau tak berstruktur, yaitu wawancara di mana peneliti dalam
menyampaikan pertanyaan pada responden tidak menggunakan pedoman.
3. Studi dokumentasi
44 Husaini, op. cit., h. 57 45 Ibid, h. 65 46
Ibid, h. 55
37
Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi adalah pengambilan
data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen. 47
Dokumentasi yang
digunakan dalam penelitian ini meliputi profil, sejarah, visi misi, sarana
dan prasarana, daftar guru dan siswa.
E. Instrumen Pengumpulan Data
1. Variabel Disiplin Kerja Guru
a. Definisi konseptual
Secara konseptual, disiplin kerja guru adalah sikap ketaatan yang
dimiliki oleh guru untuk mentaati semua peraturan dan norma-norma
sosial yang berlaku secara teratur dan semestinya, dan sanggup
menjalankannya dengan tidak melanggar aturan-aturan yang sudah
ditetapkan.
b. Definisi operasional
Secara operasional, disiplin kerja guru adalah merupakan dorongan
yang timbul dari kesadaran guru untuk melakukan kerja yang sesuai
dengan peraturan yang berlaku seperti 1) disiplin waktu, 2) disiplin
peraturan, dan 3) disiplin tugas dan tanggung jawab.
c. Kisi-kisi instrumen penelitian
Tabel 3. 3 Kisi-Kisi Disiplin Kerja Guru
Variabel Indikator Sub Indikator Item
Disiplin
Kerja
Guru
Disiplin waktu 1. Ketaatan terhadap jam
kerja (tepat waktu
sesuai jadwal yang telah
disepakati dalam
menjalankan tugas)
1*, 2*, 3,
4, 5*, 6
47
Ibid, h. 69
38
Disiplin
peraturan
1. Patuh dan taat terhadap
aturan tata tertib
7*, 8, 9*,
10
Disiplin tugas
dan tanggung
jawab
1. Ketaatan guru untuk
mematuhi prosedur
kerja sebagai guru.
2. Menyelesaikan
tugasnya dengan baik
sesuai dengan waktu
yang diharapkan.
12*, 13*,
15, 16*,
17, 18*
11*,14,15*
2. Variabel Kesejahteraan
a. Definisi konseptual
Secara konseptual, kesejahteraan adalah kondisi kehidupan yang
aman, makmur baik berupa kebutuhan material maupun non material
sehingga dapat hidup layak.
b. Definisi operasional
Secara operasional, kesejahteraan merupakan harapan yang paling
mendasar bagi setiap indvidu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
baik kesejahteraan material yang meliputi ekonomi seperti
pendapatan, dan fisik/biologi seperti kebutuhan sandang, pangan,
papan, dan status kesehatan, dan sosial seperti komunikasi,
memperoleh kesempatan pendidikan, maupun kesejahteraan non
material yang meliputi psikologi/jiwa seperti spiritual, tingkat stress,
memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan,dan kebutuhan akan
rasa diterima dan diakui.
c. Kisi-kisi instrumen penelitian
39
Tabel 3. 4 Kisi-Kisi Instrumen Kesejahteraan
Variabel Indikator Sub Indikator Item
Kesejahteraan Material
1. Ekonomi
a. Pendapatan
1, 2, 4, 5,
8*, 9, 10
2. Fisik/biologi
a. Tercukupi sandang,
pangan, papan
b. Status kesehatan
3*, 11, 12,
13,
6*,7
3. Sosial
a. Komunikasi (dapat
berinteraksi satu
sama lain)
b. Memperoleh
kesempatan
mendapatkan
pendidikan
(meningkatkan
kompetensi,
memperoleh
pelatihan dan
pengembangan
profesi.
14*, 15*,
16*, 17, 18
Non
Material
4. Psikologi/jiwa
a. Spiritual
b. Tingkat stress
(beban kerja)
c. Memperoleh rasa
aman dan jaminan
keselamatan dalam
19*,20,21*,
22*,23,24*,
25, 26, 27*,
40
menjalankan tugas
d. Kebutuhan akan
rasa diterima dan
diakui oleh
lingkungan.
28, 29*
F. Analisa Uji Instrumen
Untuk menguji kualitas instrumen dalam penelitian harus diukur tingkat
validitas dan reliabilitas.
1. Uji validitas
Uji validitas merupakan uji yang menentukan bahwa instrumen
tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.48
Uji validitas digunakan untuk mengetahui tingkat kevalidan atau kesahihan
dari sebuah instrumen. Sebuah instrumen dapat dikatakan valid apabila
bisa mengungkapkan data dari variabel yang akan diteliti. Untuk
mengetahui validitas instrumen dapat digunakan rumus Product Moment,
yaitu:
∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ ∑ ∑
Keterangan:
= Koefisien korelasi product moment
X = Skor item butir soal
Y = Jumlah skor total tiap soal
n = Jumlah responden.49
48 Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatana Kuantitatif, Kualitatif, R&D,
(Bandung : Alfabeta, 2015), h. 121 49 Rostina Sundayana, Statistika Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2015), h. 59-
60
41
Kemudian melakukan perhiungan dengan uji t dengan rumus:
√
√
r = koefisien korelasi hasil r hitung
n = jumlah responden
Selanjutnya mencari ttabel dengan ttabel = (dk=n-2).50
Uji validitas dilakukan untuk setiap butir soal. Untuk membantu
perhitungan ini, peneliti menggunakan aplikasi program Statistikal
Product and Service Solutions (SPSS) . Lalu membuat kesimpulan, dengan
kriteria pengujian sebagai berikut:
a) Apabila nilai thitung > ttabel maka instrumen dikatakan valid
b) Apabila nilai thitung ≤ ttabel maka instrumen dikatakan tidak valid.51
2. Uji reliabilitas
Setelah uji validitas selanjutnya adalah uji reliabilitas untuk
memastikan apakah instrumen yang akan digunakan dalam penelitian
reliabel atau tidak. Reliabilitas sama dengan konsistensi atau keajekan.
Suatu instrumen penelitian dikatakan mempunyai nilai reliabilitas yang
tinggi, jika tes yang dibuat mempunyai hasil konsisten dalam mengukur
yang hendak diukur.52
Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan
rumus Cronbach’s Alpha sebagai berikut:
r11 = (
) (
∑
)
Keterangan:
r11 = reliabilitas instrument
n = banyaknya butir pertanyaan
∑Si2 = jumlah varians item
St2 = varians total.
53
50 Ibid, h. 60 51 Ibid,. 52 Sukardi, op. cit, h. 127 53
Rostina Sundayana, op. cit, h. 69
42
Karena uji reliabilitas merupakan kelanjutan dari uji validitas, maka
item yang masuk pengujian hanyalah item yang valid saja. Selanjutnya
interpretasikan dengan menggunakan kriteria Guilford, yaitu sebagai
berikut:
Tabel 3. 5 Klasifikasi Koefisien Reliabilitas
Koefisien reliabilitas (r) Interpretasi
0,00 ≤ r < 0,20 Sangat rendah
0,20 ≤ r < 0,40 Rendah
0,40 ≤ r < 0,60 Sedang/cukup
0,60 ≤ r < 0,80 tinggi
0,80 ≤ r ≤ 1,00 Sangat tinggi
(sumber: Rostina Sundayana (2015) Statistika Penelitian Pendidikan)
G. Teknik Analisis Data
Menurut Husaini analisis data merupakan kegiatan mengategorikan data
untuk mendapatkan hubungan, tema, menaksirkan apa yang bermakna, serta
menyampaikan atau melaporkannya kepada orang lain yang berminat. 54
Data yang diperoleh dari hasil penelitian perlu dilakukan analisis untuk
mengartikan data yang telah terkumpul dan menjawab hipotesis penelitian.
Untuk menganalisis data yang diperoleh selama penelitian, ada beberapa
teknik analisis data yang digunakan yaitu:
1. Analisis deskriptif
Analisis deskriptif adalah analisis yang digunakan untuk
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul dari
tiap-tiap variabel yang diteliti sehingga lebih mudah dipahami. Yang
termasuk dalam statistik deskriptif antara lain penyajian data melalui
tabel, grafik, diagram, lingkaran, pictogram, perhitungan modus, median,
54
Husaini Rahman, op. cit, h. 84
43
mean, perhitungan desil, persentil, perhitungan penyebaran data melalui
perhitungan rata-rata dan standar deviasi, perhitungan persentase. 55
a. Mean, median, modus dan standar deviasi
b. Tabel distribusi frekuensi
1) Menentukan rentang atau jarak data dengan rumus
Rentang data = data terbesar- data terkecil
2) Menentukan jumlah kelas interval dengan menggunakan rumus
Sturges yaitu:
K = 1+ 3,3 log n
3) Menghitung panjang kelas interval dengan rumus
Panjang kelas interval= rentang kelas/jumlah kelas
c. Histogram
Histogram dibuat berdasarkan data dan frekuensi yang telah
disampaikan dalam tabel distribusi frekuensi.
d. Tingkat kecenderungan variabel
Kecenderungan masing-masing vaiabel dilakukan dengan
pengkategorian skor yang diperoleh dari nilai mean dan standar
deviasi dengan pengelompokan pada 3 kategori seperti pada tabel
berikut ini:
Tabel 3. 6 Tingkat Kecenderungan Variabel
No. Skor nilai Kategori
1 X < (Mi – Sdi) Rendah
2 (Mi – Sdi) < X < (Mi + Sdi) Sedang
3 X > (Mi+ Sdi) Tinggi
Keterangan:
Mi : Mean
Sdi : Standar Deviasi
X : skor yang dicapai
55
Sugiyono, op. cit, h. 147-148
44
2. Uji prasyarat
a. Uji normalitas
Uji normalitas adalah suatu prosedur yang digunakan untuk
mengetahui apakah data berasal dari populasi yang berdistribusi
normal atau berada dalam sebaran normal. 56
Pengujian normalitas
dalam penelitian ini menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov.
“Uji kolmogorov smirnov lebih tepat digunakan jika data lebih dari
50 buah”.57
Dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:
1) Test of Normality
a) Jika nilai Sig. > 0,05 maka data berdistribusi normal
b) Dan sebaliknya jika Sig. < 0,05 maka data tidak berdistribusi
normal.
2) Grafik normal Q-Q
a) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah
diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
b) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti
arah diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas
b. Uji linearitas
Uji linearitas di gunakan untuk memilih model regresi yang akan
digunakan. Uji linearitas dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya
hubungan secara linear antara variabel dependen terhadap setiap
variabel independen yang hendak diuji. Jika suatu model tidak
memenuhi syarat linearitas maka model regresi linear tidak bisa
digunakan. Untuk menguji linearitas suatu model dapat digunakan uji
linearitas dengan melakukan regresi terhadap model yang ingin
diuji.58
Dengan langkah uji sebagai berikut :
56 Nuryadi, dkk, Dasar-dasar Statistika Penelitian, (Yogyakarta: Gramasurya, 2017), h. 79 57 Rostina Sundayana, op. cit, h. 88 58 M. Djazari, “Pengaruh Sikap Menghindari Risiko Sharing Dan Knowledge Self-Efficacy
Terhadap Informal Knowledge Sharing Pada Mahasiswa Fise UNY”, Jurnal Nominal, Vol. 2 No.
2 Tahun 2013, h. 195
45
1) Berdasarkan nilai signifikansi
a) Jika nilai signifikansi > 0,05 maka terdapat hubungan linear
antara variabel X dengan variabel Y.
b) Jika nilai signifikansi < 0,05 maka tidak terdapat hubungan
linear antara variabel X dengan variabel Y. 59
3. Uji hipotesis
a. Analisis Regresi Linear Sederhana
Analisis regresi linier sederhana adalah suatu persamaan
matematika yang mendefinisikan hubungan antara dua variabel yaitu
satu variabel dependen dan satu variabel independen. 60
Pada
penelitian ini menggunakan analisis regresi linear sederhana karena
hanya terdapat satu variabel independen yaitu kesejahteraan dan
variabel dependen yaitu disiplin kerja guru. Adapun rumus regresi
linear sederhana sebagai berikut:
Y’ = a + bX
Keterangan :
Y’ = Variabel dependen ( nilai yang diprediksikan)
X = Variabel independen
a = Konstanta (nilai Y’ apabila X = 0)
b = Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan)
b. Uji Parsial (Uji T)
Uji t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan atau
pengaruh yang berarti (signifikan) antara variabel bebas
(Kesejahteraan) secara parsial terhadap variabel terikat (Disiplin
Kerja). Kriteria pengujian hipotesis penelitian adalah sebagai berikut :
1) Dengan membandingkan nilai thitung dengan ttabel
a) Apabila thitung < ttabel, maka H0 diterima
b) Apabila thitung > ttabel, maka H0 ditolak
2) Dengan menggunakan angka probabilitas signifikansi
59 Edi Riadi, Statistika Penelitian, (Yogyakarta:ANDI, 2016), h. 159 60
Widarto, dkk, Statistika Terapan, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2018), h. 69
46
a) Jika signifikan < 0,05 H0 ditolak Ha diterima, berati ada
pengaruh signifikan variabel independen secara individual
terhadap variabel dependen
b) Jika signifikan > 0,05 maka H0 diterima Ha ditolak, berati ada
pengaruh signifikan variabel independen secara individual
terhadap variable dependen.61
c. Koefisien Determinasi R2
Koefisien Determinasi (R2) merupakan ukuran untuk mengetahui
kesesuaian antara nilai dugaan dengan data sampel. Dengan kata lain,
koefisien determinasi adalah kemampuan variabel independen untuk
mempengaruhi variabel dependen. Semakin besar koefisien
determinasi maka akan semakin baik kemampuan X menerangkan
Y.62
61 Agnes Filindawati, “Pengaruh Keselamatan, Dan Kesehatan Kerja, Lingkungan Kerja,
Semangat Kerja, Dan Stres Kerja Terhadap Kinarja Karyawan Pt. Maspion I Pada Divisi Maxim
Departemen Spray Coating Sidoarjo”, Jurnal Ekonomi Manajemen, Vol. 4, 2019, h. 86-87 62
Widarto, dkk, op. cit, h. 72-73
47
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian ini disimpulkan bahwa
hubungan pengaruh antara kesejahteraan dengan disiplin kerja guru bersifat
positif dan signifikan. Dari hasil perhitungan statistik menyatakan nilai
Rsquare sebesar 0,244 yang artinya sebesar 24,4% disiplin kerja guru SMPN
19 Bandar Lampung dipengaruhi oleh kesejahteraan dan 75,6% dapat
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, penulis akan menyampaikan saran-saran
sebagai berikut:
1. Bagi sekolah
a. Dilakukan pemberian reward dan atau insentif tambahan bagi guru
terbaik, sebagai sebuah dorongan untuk menambahkan semangat
disiplin kerja guru.
b. Peneliti melihat keadaan absensi guru yang kurang efektif, hal ini
menjadi evaluasi bagi sekolah, untuk menyediakan absensi guru dengan
finger print agar lebih efektif dan efisien.
2. Bagi guru
Diharapkan untuk lebih disiplin dalam menghadiri setiap acara atau
kegiatan yang diadakan di sekolah.
48
DAFTAR PUSTAKA
Adi, Isbandi Rukminto. 2015. Psikologi, Pekerjasan Sosial, dan Ilmu
Kesejahteraan Sosial. (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada)
Andriyani, Tika, dkk. 2014-2015. “Hubungan Antara Motivasi Kerja dan Disiplin
Kerja pada Karyawan Bagian Iklan PT. X”, Psikologi.
Ashadi, Aris Kamal. 2011. “Pengaruh Motivasi kerja dan disiplin kerja terhadap
kinerja karyawan bagian produksi I pada Perusahaan daerah air minum
(PDAM) Tirta Moedal Kota Semarang”, Skripsi pada UNNES, Semarang.
Asyifah, Yunita Nurul. 2017. “Pengaruh Kompetensi, Kepuasan kerja, dan
kesejahteraan guru terhadap perilaku profesional guru ekonomi sekolah
menengah atas (SMA) Se-Kabupaten Semarang”. Skripsi pada UNNES,
Semarang.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Rahasia Sukses Belajar. (Jakarta: Rineka Cipta)
Djazari, M. 2013. “Pengaruh Sikap Menghindari Risiko Sharing Dan Knowledge
Self-Efficacy Terhadap Informal Knowledge Sharing Pada Mahasiswa
Fise UNY”, Jurnal Nominal, Vol. 2 No. 2.
Dunggao, Maryam. 2017. “Pengaruh Modal Sosial dan Modal Intelektual
terhadap Keberdayaan Koperasi dan Kesejahteraan Masyarakat di Kota
Denpasar”, Disertasi pada Universitas Udayana, Denpasar.
Fatmawati, Budi Ani. 2008. “Pengaruh Kesejahteraan Guru terhadap
Profesionalisme Mengajar”, Skripsi pada STAIN Salatiga.
Filindawati, Agnes, dkk. 2019. “Pengaruh Keselamatan, Dan Kesehatan Kerja,
Lingkungan Kerja, Semangat Kerja, Dan Stres Kerja Terhadap Kinarja
Karyawan Pt. Maspion I Pada Divisi Maxim Departemen Spray Coating
Sidoarjo”, Jurnal Ekonomi Manajemen, Vol. 4, Nomor 2.
Hadiati, Eti. 2018. “Pengaruh Disiplin Kerja terhadap Kinerja Guru di MTS Se-
Bandar Lampung”. Jurnal Kependidikan Islam. Vol. 8 No. 1.
Harahap, Abdullah Khair. 2011. “Penerapan Tambahan Penghasilan Pegawai
dalam Meningkatkan Kinerja dan Disiplin Pegawai pada Badan
Kepegawaian Provinsi Sumatera Utara”. Tesis pada Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara. Medan.
Hasibuan, Malayu. S.P. 2018. Manajemen Sumber Daya Manusia. (Jakarta: Bumi
Aksara)
Imron, Ali. 2011. Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. (Jakarta: Bumi
Aksara)
Margono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta)
Mangkunegara, A. A. Anwar Prabu. 2017. Manajemen Sumber Daya Manusia.
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya)
Maulidya, Isty. 2019. “Kemendikbud: pemda harusnya lebih berperan
sejahterakan guru honorer”.
https://nasional.okezone.com/read/2019/11/29/337/2136208/kemendikbu
d-pemda-harusnya-lebih-berperan-sejahterakan-guru-honorer, pada
tanggal 11 Februari 02:03 WIB.
Mulyadi. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia. (Bogor: IN Media)
Nikmah Siti. 2016. “Relevansi Kesejahteraan Ekonomi Keluarga dengan
Peningkatan Perceraian di Kabupaten Bone”, Jurnal Hukum Keluarga
Islam, Vol. 2 nomor 2
Nitisemito, Alex. 2016. Manajemen Personalia. (Jakarta: Ghalia Indonesia)
Notowidagdo, Rohiman. 2016. Pengantar Kesejahteraan Sosial. (Jakarta: Amzah)
Nugraheni, Aninditya Sri, dkk. 2016. Pengaruh Disiplin Kerja terhadap Kinerja
Guru di MI Al-Islam Tempel dan MI Al-Ihsan Medari. Vol. 1 No. 2.
Nuryadi, dkk. 2017. Dasar-dasar Statistika Penelitian. (Yogyakarta: Gramasurya)
Purwanto, Agung. 2008. Pengaruh Jumlah Tanggungan Terhadap Tingkat
Kesejahteraan Ekonomi Keluarga Pekerja K3l Universitas Padjadjaran,
Jurnal Pekerjaan Sosial. Vol. 1 No. 2.
Rahman, Husaini. 2011. Metodologi Penelitian Sosial. (Jakarta: Bumi Aksara)
Riadi, Edi. 2016. Statistika Penelitian. (Yogyakarta:ANDI)
Rivai, Veithizai. 2018. Manajemen Sumber Daya Manusia. (Depok :
RajaGrafindo Persada)
Said, Ki Mohammad. 1989. Masalah Pendidikan Nasional. (Jakarta: Haji
Masagung)
Savitri, Yulia. 16 April 2015. “80 guru di Palembang bermasalah dengan
Kedisiplinan”. https://daerah.sindonews.com/berita/990245/190/80-guru-
di-palembang-bermasalah-dengan-kedisiplinan, pada tanggal 11 Februari
2020 Pukul 01:15 WIB
Siagian, Sondang P. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. (Jakarta, PT. Bumi
Aksara)
Sinambela, Lijan Poltak. 2018. Manajemen Sumber Daya Manusia. (Jakarta: PT
Bumi Aksara)
Sugiyono. 2015. Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatana Kuantitatif,
Kualitatif, R&D. (Bandung : Alfabeta)
Sukardi. 2016. Metodologi Penelitian Pendidikan. (Jakarta: Bumi Aksara)
Sundayana, Rostina. 2015. Statistika Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta)
Sutrisno, Edi. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. (Jakarta: Prenada Media
Group)
Widarto, dkk. 2018. Statistika Terapan, (Jakarta: Mitra Wacana Media)
Widyastuti, Astriana. 2012 Analisis Hubungan Antara Produktivitas Pekerja Dan
Tingkat Pendidikan Pekerja Terhadap Kesejahteraan Keluarga Di Jawa
Tengah Tahun 2009, Economics Development Analysis Journal, Vol 1.
Yulianti, Siti. 2015. “Masih Rendahnya Kesejahteraan Guru di Indonesia”.
https://www.kompasiana.com/sitiyulianti/5663bd1ef37e611a11fe6c4c/m
asih-rendahnya-kesejahteraan-guru-di-indonesia, pada tanggal 12
Februari 21:19 WIB.
Undang-Undang No. 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial
Undang-Undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen.
Uno, Hamzah B. 2012. Profesi Kependidikan. (Jakarta: Bumi Aksara)
51
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1 Angket Uji Coba Instrumen Variabel X (Kesejahteraan)
A. Identitas Responden
Nama responden :
Usia :
Jenis kelamin : L/P
B. Petunjuk Pengisian Angket
1. Bacalah pernyataan terlebih dahulu sebelum menjawab
2. Berilah tanda ceklist (√) pada salah satu kolom jawaban yang
sesuai dengan pernyataan.
3. Jawablah dengan sejujur-jujurnya. Jawaban ini murni digunakan
untuk sebagai sumber keilmuan, bukan untuk di publikasikan.
C. Keterangan
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
KS = Kurang Setuju
TS = Tidak Setuju
NO PERNYATAAN JAWABAN
SS S KS TS
1 Pendapatan utama saya berasal dari gaji pokok sebagai guru
2 Saya memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup
minimum
3 Gaji yang saya terima setiap bulan sebagai guru sudah cukup
memenuhi kebutuhan primer/sehari-hari
4 Gaji pokok saya cair tiap bulan tepat waktu
5 Pengeluaran saya tidak lebih dari pendapatan
6 Saya mendapatkan jaminan kesehatan dikala sakit
7 Saat ini tubuh saya dalam kondisi kesehatan yang baik
8 Saya mendapatkan insentif tambahan dari sekolah
9 Saya mendapatkan tunjangan hari raya
10 Saya mengeluarkan sebagian penghasilan bulanan saya untuk di
tabung
11 Saya dan keluarga saya dapat mencukupi makan 3x dalam
sehari
12 Saya memiliki tempat tinggal yang permanen
13 Saya memiliki pakaian yang layak pakai dalam kegiatan sehari-
hari
14 Saya dapat berinteraksi dan atau berkomunikasi satu sama lain
dengan guru lainnya
15 Kepala sekolah menjaga hubungan baik dengan para guru
16 Saya memperoleh kesempatan untuk melanjutkan pendidikan
dan atau pelatihan untuk meningkatkan kompetensi
17 Kepala sekolah memberikan dorongan kepada saya untuk
menambah pengetahuan atau melanjutkan kejenjang yang lebih
tinggi
18 Pimpinan akan memberi penghargaan kepada pegawai yang
berprestasi tinggi.
19 Dengan gaji yang saya terima saya bersyukur kepada tuhan
yang maha esa
20 Setiap penghasilan yang saya peroleh, sebagian saya
sumbangkan kepada yang membutuhkan
21 Sebagai seorang guru saya menjalankan perintah serta menjauhi
larangan tuhan yang maha esa
22 Saya tidak pernah merasa terbebani bekerja sebagai guru
23 Saya senang menjalani profesi saya sebagai guru
24 Beban kerja dan tunjangan yang saya terima sebagai guru sudah
seimbang
25 Saya mendapatkan bantuan ketika/ sedang membutuhkan/
terjadi bencana
26 Saya mendapatkan perlindungan hukum dari
sekolah/pemerintah jika terjadi kekerasan saat menjalankan
tugas
27 Selama bekerja di sini saya mendapatkan jaminan keamanan.
28 Suasana lingkungan kerja saya nyaman dan antar guru saling
mendukung pada setiap kegiatannya
29 Saya merasa cocok dengan sesama rekan kerja di sini
Lampiran 2 Uji Coba Angket Instrumen Variabel Y (Disiplin Kerja Guru)
A. Identitas Responden
Nama responden :
Usia :
Jenis kelamin : L/P
B. Petunjuk Pengisian Angket
a. Bacalah pernyataan terlebih dahulu sebelum menjawab
b. Berilah tanda ceklist (√) pada salah satu kolom jawaban yang
sesuai dengan pernyataan.
c. Jawablah dengan sejujur-jujurnya.
C. Keterangan
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
KS = Kurang Setuju
TS = Tidak Setuju
NO PERNYATAAN JAWABAN
SS S KS TS
1 Saya hadir tepat waktu setiap hari pada saat jam kerja di
sekolah
2 Saya selalu hadir di kelas pada setiap pertemuan pembelajaran
yang sudah terjadwal
3 Saya hadir ke kelas tepat waktu
4 Saya keluar kelas tepat waktu
5 Saya memberi materi pelajaran ke siswa tepat waktu sesuai
dengan apa yang sudah direncanakan di dalam RPP
6 Saya selalu menghadiri upacara bendera tepat waktu
7 Saya mematuhi seluruh peraturan yang berlaku di sekolah
8 Saya menggunakan seragam sesuai dengan ketentuan yang
berlaku
9 Saya tidak pernah bolos tanpa alasan yang jelas
10 Saya selalu menjaga kebersihan lingkungan sekolah
11 Saya menyelesaikan proses pembelajaran sesuai target yang
telah ditetapkan sebelumnya.
12 Saya membuat RPP untuk semua pembelajaran yang akan saya
laksanakan.
13 Saya menjalankan tugas dari atasan sesuai instruksi dengan
ketaatan dalam menyelesaikannya.
14 Saya mengajar dan membimbing peserta didik dengan sebaik-
baiknya
15 Prestasi kerja yang telah dicapai merupakan hasil dari kerja
keras dan tanggungjawab yang saya miliki.
16 Saya hanya menekuni pekerjaan sebagai guru
17 Saya rutin melakukan evaluasi hasil belajar siswa
18 Saya selalu menghadiri kegiatan/ acara yang diadakan di
sekolah
Lampiran 3 Hasil Uji Coba X (Kesejahteraan)
No Pernyataan
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15
1 4 3 3 3 3 3 4 2 3 3 4 4 4 3 3
2 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4
3 4 4 3 4 3 3 4 2 3 3 4 4 4 3 3
4 4 3 3 3 2 4 2 1 4 3 2 3 3 4 4
5 4 3 3 3 3 4 4 1 4 3 3 3 3 4 4
6 4 3 2 4 1 4 4 3 3 2 4 4 4 4 4
7 3 3 4 4 2 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4
8 3 3 2 3 2 3 2 1 3 2 3 3 3 3 3
9 4 2 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3
10 4 3 2 2 1 3 4 1 3 2 3 3 3 3 3
Jml 38 31 29 33 23 36 33 20 34 27 35 34 35 36 35
No Pernyataan
X16 X17 X18 X19 X20 X21 X22 X23 X24 X25 X26 X27 X28 X29 JML
1 3 3 2 4 4 4 4 4 3 3 2 2 3 3 93
2 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 101
3 3 3 2 4 3 4 4 4 3 2 3 3 3 3 95
4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 92
5 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 101
6 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 101
7 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 103
8 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 79
9 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 96
10 3 3 3 4 4 4 4 4 2 3 3 3 3 3 87
Jml 36 29 28 39 36 39 37 38 32 31 30 31 34 33 948
Lampiran 4 Hasil Uji Coba Y (Disiplin Kerja Guru)
No Pernyataan
Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Y7 Y8 Y9 Y10 Y11
1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3
3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3
4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3
5 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4
6 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4
7 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4
8 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
9 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2
10 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3
jml 36 34 33 31 32 34 34 37 32 33 32
No Pernyataan
Y12 Y13 Y14 Y15 Y16 Y17 Y18 JML
1 3 3 3 3 3 3 3 54
2 4 3 4 3 4 3 3 59
3 3 3 4 3 3 3 2 57
4 3 3 3 4 3 3 3 58
5 4 3 3 4 4 4 4 67
6 4 4 3 4 4 3 4 68
7 4 4 4 4 4 3 4 68
8 3 3 2 3 3 3 3 52
9 3 3 3 4 4 3 3 57
10 3 3 3 3 3 3 2 58
jml 34 32 32 35 35 31 31 598
Lampiran 5 Angket Instrumen Variabel X (Kesejahteraan)
D. Identitas Responden
Nama responden :
Usia :
Jenis kelamin : L/P
E. Petunjuk Pengisian Angket
4. Bacalah pernyataan terlebih dahulu sebelum menjawab
5. Berilah tanda ceklist (√) pada salah satu kolom jawaban yang
sesuai dengan pernyataan.
6. Jawablah dengan sejujur-jujurnya. Jawaban ini murni digunakan
untuk sebagai sumber keilmuan, bukan untuk di publikasikan.
F. Keterangan
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
KS = Kurang Setuju
TS = Tidak Setuju
NO PERNYATAAN JAWABAN
SS S KS TS
1 Gaji yang saya terima setiap bulan sebagai guru sudah cukup
memenuhi kebutuhan primer/sehari-hari
2 Saya mendapatkan jaminan kesehatan dikala sakit
3 Saya mendapatkan insentif tambahan dari sekolah
4 Saya dapat berinteraksi dan atau berkomunikasi satu sama lain
dengan guru lainnya
5 Kepala sekolah menjaga hubungan baik dengan para guru
6 Saya memperoleh kesempatan untuk melanjutkan pendidikan
dan atau pelatihan untuk meningkatkan kompetensi
7 Dengan gaji yang saya terima saya bersyukur kepada Tuhan
yang maha esa
8 Sebagai seorang guru saya menjalankan perintahNya serta
menjauhi larangan Tuhan yang maha esa
9 Saya tidak pernah merasa terbebani bekerja sebagai guru
10 Beban kerja dan tunjangan yang saya terima sebagai guru sudah
seimbang
11 Selama bekerja di sini saya mendapatkan jaminan keamanan.
12 Saya merasa cocok dengan sesama rekan kerja di sini
Lampiran 6 Angket Instrumen Variabel Y (Disiplin Kerja Guru)
NO PERNYATAAN JAWABAN
SS S KS TS
1 Saya hadir tepat waktu setiap hari pada saat jam kerja di
sekolah
2 Saya selalu hadir di kelas pada setiap pertemuan pembelajaran
yang sudah terjadwal
3 Saya memberi materi pelajaran ke siswa tepat waktu sesuai
dengan apa yang sudah direncanakan di dalam RPP
4 Saya mematuhi seluruh peraturan yang berlaku di sekolah
5 Saya tidak pernah bolos tanpa alasan yang jelas
6 Saya menyelesaikan proses pembelajaran sesuai target yang
telah ditetapkan sebelumnya.
7 Saya membuat RPP untuk semua pembelajaran yang akan saya
laksanakan.
8 Saya menjalankan tugas dari atasan sesuai instruksi dengan
ketaatan dalam menyelesaikannya.
9 Prestasi kerja yang telah dicapai merupakan hasil dari kerja
keras dan tanggungjawab yang saya miliki.
10 Saya hanya menekuni pekerjaan sebagai guru
11 Saya selalu menghadiri kegiatan/ acara yang diadakan di
sekolah
Lampiran 7 Hasil Angket Penelitian Variebel X (Kesejahteraan)
No Pernyataan
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 Jml
1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36
2 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 39
3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 36
4 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 36
5 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 37
6 2 3 3 4 3 2 4 4 4 3 3 3 38
7 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 39
8 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 36
9 3 3 2 3 3 2 4 3 3 3 3 4 36
10 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 41
11 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 43
12 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 35
13 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 35
14 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 41
15 3 3 2 3 3 2 4 3 3 3 3 4 36
16 3 3 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 42
17 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 45
18 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 39
19 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36
20 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 43
21 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 44
22 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 44
23 3 3 3 4 3 2 4 4 4 3 3 3 39
24 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 4 37
25 2 3 2 4 4 3 4 4 4 2 2 3 37
26 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 34
27 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 43
28 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 44
29 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 43
30 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 45
31 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 42
32 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 44
33 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 40
34 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 46
35 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 42
36 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 43
37 3 3 2 3 3 3 4 4 3 3 3 3 37
38 4 3 2 3 4 1 4 4 3 3 3 3 37
39 3 3 2 3 3 3 4 4 3 3 3 3 37
40 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 41
41 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 40
42 4 4 2 4 4 3 3 4 4 4 4 4 44
43 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 40
44 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 42
45 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 39
46 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 41
47 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 43
48 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 39
49 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 42
50 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 39
51 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 40
52 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 38
53 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 39
54 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 38
55 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 39
jml 175 183 152 189 188 166 200 196 191 178 187 186 2191
Lampiran 8 Hasil Angket Penelitian Variebel Y (Disiplin Kerja Guru)
No Pernyataan
Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Y7 Y8 Y9 Y10 Y11 Jumlah
1 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 30
2 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 37
3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 35
4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 36
5 3 3 3 3 2 3 3 4 4 4 3 35
6 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 40
7 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 34
8 3 3 3 3 2 3 3 4 4 4 3 35
9 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33
10 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 39
11 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 36
12 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33
13 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33
14 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 42
15 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33
16 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 34
17 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 36
18 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33
19 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33
20 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 36
21 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 34
22 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 40
23 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 40
24 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33
25 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 41
26 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33
27 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 42
28 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 43
29 3 3 3 3 3 3 4 4 4 2 3 35
30 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 41
31 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44
32 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 41
33 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33
34 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 38
35 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33
36 3 3 3 3 3 3 4 4 4 2 3 35
37 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33
38 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 38
39 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 30
40 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 41
41 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 37
42 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 37
43 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 38
44 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 38
45 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 38
46 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 36
47 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 39
48 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 39
49 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 40
50 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 38
51 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 38
52 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 36
53 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 36
54 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 37
55 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 39
jml 181 183 179 188 186 182 186 190 187 180 175 2017
Lampiran 9 Tabel Distribusi R (R tabel)
Lampiran 10 Tabel Distribusi T (T Tabel)
Lampiran 11 Surat Permohonan Bimbingan Skripsi
Lampiran 12 Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 13 Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 14 Uji Referensi