fakultas ilmu dakwah dan ilmu komunikasi...
TRANSCRIPT
REPRESENTASI PESAN MORAL DALAM FILM
MERRY RIANA MIMPI SEJUTA DOLLAR
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan IlmuKomunikasi Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial
(S.Sos)
Oleh :
Maulidya Septiani NIM. 11110510000097
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU
KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018
i
ABSTRAK
Maulidya Septiani. “Representasi Pesan Moral Dalam Film Merry Riana Mimpi Setuta Dollar”
Film adalah salah satu media massa yang banyak diminati. Selain sifatnya yang audio visual, film juga kental dengan nilai-nilai estetika. Dari sebuah film banyak informasi yang bisa kita ambil, dan juga film banyak memberi pesan-pesan yang tersirat untuk kehidupan kita baik untuk pribadi maupun untuk orang banyak. Film Merry Riana Mimpi Sejuta Dollar mengisahkan tentang perjuangan hidup seseorang untuk mengejar mimpinya untuk bisa bertahan hidup. Dalam film Merry Riana dibutikan adanya pesan moral yang terdapat di dalam adegan film tersebut.
Berdasarkan konteks di atas, maka tujuan penelitian ini untuk menjawab pertanyaan mayor dan minor. Pertanyaan mayor skripsi ini adalah bagaimana pesan moral yang terdapat dalam film Merry Riana direpresentasikan? Kemudian pertanyaan minor yang terdapat pada skripsi ini adalah makna denotasi, konotasi, dan mitos apa yang terdapat dalam film Merry Riana? Kedua, apa bentuk pesan moral yang terdapat dalam film Merry Riana?
Film Merry Riana direpresentasikan dengan dibagi atas beberapa scene yang mengandung unsur pesan moral. Dari scene tersebut akan dijelaskan pesan moral secara umum. Film Merry Riana adalah gambaran film yang tidak da unsur agama, sehingga pesan moral yang akan dibahas di sini adalah pesan moral secara umum. Namun bukan berarti, pesan moral secara umum tidak terdapat dalam agama. Pesan moral secara umum juga terdapat dalam agama Islam. Penelitian ini memerhatikan konteks-konteks pesan moral secara umum pada scene dalam film ini.
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, dengan metode semiotika Roland Barthes dan teori representasi Stuart Hall. Barthes menafsirkan tanda-tanda ke dalam denotasi dan konotasi, dari sebuah konotasi terlahir sebuah budaya yang menghasilkan mitos. Representasi menurut Stuart Hall dapat diciptakan melalui sebuah bahasa baik dari gambar, tulisan
ii
atau objek-objek lainnya. Menurut Stuart Hall representasi diperoleh dari produksi makna melalui bahasa.
Skripsi ini menggunakan penilitian kualitatif dengan teknik observasi non partisipan yaitu dengan cara melakukan pengamatan langsung dialog-dialog, serta adegan-adegan dalam film Merry Riana secara teliti, kemudian mencatat, memilih, dan menganalisanya. Kedua, dengan dokumentasi dengan mengumpulkan foto-foto atau gambar yang didapat dari hasil membaca.
Hasil penelitian menunjukkan beberapa pesan dalam film Merry Riana Mimpi Sejuta Dollar. Film ini sarat akan pesan Moral yang dapat kita ambil di antaranya adalah: Menjadi Pribadi yang pantang Menyerah dengan keadaan apapun, dalam menjalani hidup itu kita harus cermat menghitung dan menganalisa, dalam mengambil keputusan, tindakan haruslah di pikirkan lebih matang dan tidak terburu-buru, hidup itu harus didasari dengan kejujuran, dan uang bukanlah segalanya dalam kehidupan. Tetap sabar dan terus berusaha walaupun banyak kegagalan.
Kata kunci: Film Merry Riana Mimpi Sejuta Dollar,
Pesan moral
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahim
Alhamdulillahirabbil’alamiin. Puji dan syukur penulis
panjatkan kepada Allah Swt, atas segala rahmat dan
karuniaNya yang memberikan kesehatan kepada penulis
sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai
dengan waktu yang direncanakan. Shalawat serta salam
semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW, keluarga serta sahabat-sahabatnya.
Skripsi yang berjudul Representasi Pesan Moral dalam
film Merry Riana Mimpi Sejuta Dollar , disusun untuk
melengkapi dan memenuhi persyaratan dalam memperoleh
gelar Sarjana Komunikasi Islam pada Jurusan Komunikasi
dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Ungkapan Terima Kasih penulis haturkan dengan
penuh rasa hormat untuk almarhumah nenek saya dan kakek
saya yang membesarkan dan merawat saya hingga saya
seperti saat ini. Tak lupa hormat saya kepada mama saya dan
suamiku yang tampan Asep Setiawan yang selalu mengomeli
saya agar cepat lulus. Untuk ayah, bapak, tante-tante dan om-
om saya yang selalu membantu dan memberikan
dukungannya untu cepat lulus.
iv
Terkhusus untuk bayi mungilku yang mengobarkan
semangat saya untuk menyelasaikan studi S1 saya yaitu,
Annasya Khansa Setiawan.
Dalam penyusunan skripsi ini masih banyak pihak
yang telah memberikan dukungan dan membantu penulis
hingga tersusun seperti ini. Oleh karena itu, dalam
kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan terima kasih
dengan sebesar-sebesarnya kepada:
1. Bapak Dr. Arief Subhan, MA. Selaku Dekan Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidatullah Jakarta. Bapak Suparto, M. Ed, Ph. D
sebagai Wakil Dekan I Bidang Akademik. Ibu Dra. Hj.
Roudhonah, M.Ag. sebagai Wakil Dekan II Bidang
Administrasi Umum, serta Dr. Suhaimi, M. Si. sebagai
Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan.
2. Bapak Masran sebagai Ketua Jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam, dan Ibu Fita Fathurokhmah, M. Si.
sebagai Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran
Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Kalsum Minangsih, M.A sebagai Dosen
Pembimbing Akademik, terima kasih atas ilmu,
motivasi, dan bimbingannya sehingga saya dapat
menyelesaikan kuliah dan penulisan skripsi ini.
4. Bapak Ade Masturi, M.A. sebagai Dosen Pembimbing
yang selalu sabar membimbing dan mengarahkan
v
penulis dalam penyusunan skripsi ini, mudah-
mudahan ilmunya bermanfaat.
5. Bapak dosen penguji I, Prof. Andi Faisal Bakti, M.A.
dan Ibu Fita Fathurokhmah, M. Si. sebagai penguji II.
6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidatullah Jakarta, secara
khusus penulis ucapkan terima kasih kepada Dosen
Komunikasi dan Penyiaran Islam yang telah
membimbing dan mendidik penulis dengan
memberikan bekal ilmu pengetahuan yang sangat
bermanfaat. Mudah-mudahan Bapak dan Ibu Dosen
selalu dalam rahmat dan lindungan Allah SWT.
7. Sahabat-sahabatku tercinta Syafira Ulfa, Dara Aulia,
Nur Maulida, Nurlaela dan Isnawati, Sofie terima
kasih telah memberikan kenangan indah bagi penulis
dan senantiasa memotivasi penulis hingga agar cepat
lulus. Sukses untuk kalian, dan sukses untuk kita
semua.
8. Kepada semua kawan-kawan KPI C 2011, terima
kasih banyak telah memberikan kenangan selama
belajar di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Selamat
berjuang dan salam sukses untuk kita semua.
Akhirnya penulis berharap semoga amal baik dari
semua pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini mendapatkan balasan pahala dari
rahmat Allah SWT. Semoga apa yang telah ditulis dalam
vi
skripsi ini dapat bermanfaat dari semua pihak. Amin yaa
raabal’alamiin.
Jakarta, 29 Juni 2018
Maulidya Septiani
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................ I
KATA PENGANTAR ........................................................................ III
DAFTAR ISI .................................................................................... VII
DAFTAR GAMBAR .......................................................................... IX
DAFTAR TABEL ................................................................................ X
BAB I ................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. LATAR BELAKANG MASALAH ........................................................ 1 C. BATASAN DAN RUMUSAN MASALAH .............................................. 7 D. TUJUAN PENELITIAN ....................................................................... 8 E. MANFAAT PENELITIAN ................................................................... 8 F. METODOLOGI PENELITIAN .............................................................. 9
BAB II ............................................................................................... 17
KERANGKA PEMIKIRAN .............................................................. 17
A. REPRESENTASI STUART HALL ....................................................... 17 B. TINJAUAN UMUM TENTANG FILM ................................................. 18 C. SINEMATOGRAFI ........................................................................... 27 D. PESAN MORAL .............................................................................. 29 E. SEMIOTIKA.................................................................................... 31
BAB III .............................................................................................. 34
GAMBARAN UMUM ....................................................................... 34
A. SINOPSIS FILM MERRY .................................................................. 35 B. PROFIL SUTRADARA ..................................................................... 38 C. PROFIL PEMAIN ............................................................................. 40
BAB IV .............................................................................................. 48
TEMUAN DAN ANALISIS FILM .................................................... 48
A. MAKNA DENOTASI, KONOTASI DAN MITOS DALAM FILM “MERRY
RIANA MIMPI SEJUTA DOLLAR” ............................................................ 48
BAB V ............................................................................................... 66
PENUTUP ......................................................................................... 66
viii
A. KESIMPULAN ................................................................................ 66 B. SARAN .......................................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 69
ix
DAFTAR GAMBAR Gambar 3. 1 Poster Film Merry Riana .......................................... 34 Gambar 3. 2 Photo Hestu Saputra ................................................. 38 Gambar 3. 3 Photo Chelsea Elizabeth Islan .................................. 40 Gambar 3. 4 Photo Dion Wiyoko ................................................... 43 Gambar 3. 5 Photo Kimberly Alvionnella Ryder ........................... 44 Gambar 3. 6 Photo Ferry Salim ..................................................... 46 Gambar 4. 1 Screenshoot Scene 02 ................................................ 49 Gambar 4. 2 Screenshoot sceen 12 ................................................ 53 Gambar 4. 3 Screenshoot scene ..................................................... 56 Gambar 4. 4 Screenshot scene 45 .................................................. 59 Gambar 4. 5 Screenshot scene 78 .................................................. 63
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 pembuatan film cerita di Indonesia pada tahun 1945-1955: .............................................................................................. 22
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Film adalah salah satu media massa yang banyak
diminati. Selain sifatnya yang audio visual, film juga kental
dengan nilai-nilai estetika. Dari sebuah film banyak informasi
yang bisa kita ambil, dan juga film banyak memberi pesan-
pesan yang tersirat untuk kehidupan kita baik untuk pribadi
maupun untuk orang banyak. Film dalam arti sempit adalah
penyajian gambar lewat layar lebar, tetapi adalam pengertian
yang secara luas bisa juga yang termasuk disiarkan di
televisi.1
Di Indonesia film merupakan dampak imperialisme
Belanda.2 “Dampak imperialisme yang dilakukan Belanda
mulai dirasakan oleh rakyat sebagai bentuk eksploitasi dan
westernisasi.”3 Eksploitasi dalam film yaitu, film hanya
mementingkan unsur penokohan, mencari tokoh-tokoh aktor
yang terkenal dan banyak diminati tanpa melihat sisi negatif
juga positif dari tokoh tersebut. Westernisasi pada film yaitu
dapat dilihat dari pakaian tokohnya, gaya bicara dan cerita
pada film itu sendiri dengan tujuan mengedepankan budaya
1Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), h. 136.
2Misbach Yusa Biran, Sejarah Film 1900-1950, (Jakarta : Komunitas Bambu, 2009), h. 15.
3Andi Faisal Bakti, Ph. D, Nation Building: Kontribusi Komunikasi Lintas Agama dan Budaya terhadap Kebangkitan Bangsa Indonesia cetakan kedua, (Jakarta: Churia Press, 2010), h. 213.
2
Barat tapi tidak mengacu pada budaya sendiri. Akibatnya film
tersebut tidak memiliki pesan-pesan yang dapat kita ambil.
Untuk saat ini, Indonesia yang semakin bersaing
dalam pembuatan film memilih untuk menonjolkan film yang
mengandung pesan-pesan di dalamnya. Kita bisa lihat sendiri
film Indonesia sudah banyak tayang di bioskop luar negeri.
Disini menandakan bahwa Indonesia tidak lagi asal dalam
membuat film, namun harus memiliki kualitas untuk para
penonton setianya. Kita ketahui bahwa film-film Indonesia di
era 90-an banyak yang mengandung unsur-unsur seks seperti,
warkop DKI yang sering menampilkan wanita-wanita seksi
dan film gadis metropolis yang diperankan oleh Inneke
Koesherawati. Bukan hanya tahun 90-an, di era 2000-an juga
masih banyak film yang menjual tubuhnya diantaranya film-
film horror Indonesia seperti, arwah goyang Karawang yang
diperankan oleh artis-artis kontroversial diantaranya, Julia
Perez dan Dewi Persik. Namun, bukan berarti tidak ada film
yang memiliki nilai edukasi
Film merupakan media hiburan dan film juga
merupakan sebuah alat persuasi karena banyak adegan-adegan
dalam film yang mengandung makna ajakan.4 Maka dari itu,
film yang ditayangkan harus sesuai kalangan umur yang
menyaksikannya agar tidak disalahartikan. Lembaga sensor
film harus berperan ekstra agar film-film yang ditayangkan di
4Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2008), h. 136.
3
Indonesia tidak begitu memberi dampak negatif, karena kita
tahu banyak film-film lokal maupun film Internasional yang
menampilkan adegan seksual dan banyak para remaja yang
usianya belum mencapai 18 tahun dapat dengan mudah
menontonnya. Ini akan memberikan dampak yang buruk,
karena para remaja yang usianya masih dibawah 17 tahun
masih dikatakan labil dan mereka masih mencari jati diri
mereka sehingga apa yang mereka lihat biasanya akan mereka
ikuti tanpa memandang baik atau buruknya.
Film Merry Riana Mimpi Sejuta Dollar memang
bukan film yang bertemakan Islam. Dari judul memang
terlihat bahwa film ini seperti film yang mengedepankan
mimpi-mimpi di dunia, yang hanya berbicara soal uang.
Namun, isi dari film Merry Riana sendiri banyak
menyuguhkan pesan yang sangat baik untuk seluruh lapisan
masyarakat dari berbagai kalangan agama.
Di era modern ini film bukan hanya harus menaikkan
rating semata, film juga harus menjadi sarana rekreasi dan
edukasi, serta film juga harus berperan sebagai
penyebarluasan nilai-nilai budaya baru. Film merupakan
karya yang lahir dalam sebuah proses kreativitas. Membuat
sebuah film bukanlah hal yang mudah, para pembuat film
butuh waktu yang panjang untuk menemukan sebuah ide-ide
dan konsep yang matang untuk film tersebut agar
menghasilkan film-film yang berkualitas. Sekarang, banyak
film yang diadaptasi dari sebuah novel namun, tetaplah bukan
4
hal yang mudah untuk si pembuat film. Mereka harus lebih
cerdas lagi agar cerita terlihat menarik dan bahasanya
dikemas secara ringan sehingga membuat penonton menjadi
mudah menalarnya dan membuat penonton tertarik untuk
menontonnya.
"Saya bangga, good job, selamat untuk 'Merry Riana'
dan semua. Buat saya film ini merupakan film yang sangat
berkualitas," kata BJ. Habibie melalui siaran pers yang
dikirim humas PT Merry Riana Indonesia (MRI) Faizatul
Mufidah yang diterima di Jakarta, Rabu.5 Salah satu pujian
dari bapak presiden ke-3 kita, Bacharudin Jusuf Habibie yang
telah menonton film Mery Riana. Film “Merry Riana Mimpi
Sejuta Dollar” adalah film yang diangkat dari kisah perjalanan
seorang Merry Riana yang juga sebelumnya telah ditulis
dalam sebuah buku yang diberi judul yang sama seperti film
ini. Film yang dibesut oleh Hestu Saputra dan ia juga
sutradara film “Cinta Tapi Beda” (2012) yang pada kala itu
film tersebut sempat menuai kontroversi. Film yang
menceritakan perjuangan Merry Riana yang berhasil meraup
satu juta dolar pertamanya di usia ke-26. Salah satu cuplikan
dialog dalam film Merry Riana yang mengandung pesan
moral, yaitu:
“Hidup itu berhitung, bukan uang”
5Akbar Nugroho Gumay, “BJ. Habibie Puji Film Merry Riana”,
artikel diakses pada 15 Juni 2016 dari http://www.antaranews.com/berita/471657/bj-habibie-puji-film-merry-riana
5
(Dialog Alfa dalam film Merry Riana).
Ini hanya salah satu cuplikan dialog yang mengandung
nilai moral, masih banyak cuplikan adegan dan dialog yang
terkandung dalam film tersebut. Moral yang akan diteliti
meliputi, sabar, kerja keras dan tolong menolong.
Semiotika atau juga disebut semiologi adalah disiplin
ilmu yang mempelajari tanda (sign). Yang kita ketahui tanda
memiliki bentuk yang bermacam-macam dalam kehidupan
sehari, di antaranya bisa berwujud simbol, lambang, kode,
isyarat, sinyal. Film merupakan bidang kajian yang amat
relavan bagi analisis struktural atau semiotika. Film umumnya
dibangun dengan banyak tanda yang saling bekerja sama
dengan baik untuk mencapai efek yang diharapkan. Film
berbeda dengan fotografi. Film memiliki suara dan juga
gambar. Dalam film tanda-tanda ikonis digunakan menurut
sistem semiotika. Tanda-tanda ikonis yaitu, tanda-tanda yang
menggambarkan sesuatu. Melihat gambar-gambar dalam film
memang sama seperti realitas yang ditujunya. Ikonis bagi
realitas yang dinotasikan merupakan gambar yang dinamis
dalam film.6
Peneliti tertarik untuk meneliti tentang film Mery
Riana karena begitu banyak pelajaran yang bisa kita ambil
dalam film ini tentang kesabaran, kerja keras dan pantang
menyerah. Dengan menggunakan representasi, peneliti akan
6Alex Sobur, Semiotika Komunikasi Cetakan Keempat (Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya Offset, 2009), h. 128.
6
meneliti apa yang ingin disampaikan dalam film Merry Riana
Mimpi Sejuta Dollar. The concept of representation connect
meaning and language to culture.7 Yang dimaksud bahwa
konsep dari representasi yaitu menghubungkan sebuah makna
dan bahasa untuk menunjukkan sebuah kebudayaan.
Berdasarkan latar belakang film di atas, perlu adanya
sebuah penelitian secara mendalam pada aspek yang
disampaikan dalam film ini, guna memahami denotasi,
konotasi, dan mitos apa yang akan disampaikan dalam sebuah
film melalui pendekatan semiotika Roland Barthes. Dalam
industri perfilman, khususnya bagi sang sutradara ada pesan
atau simbol-simbol yang ingin disampaikan untuk masyarakat
luas melalui film. Dari penjelasan tersebut, maka peneliti
mengambil judul “Representasi Pesan Moral dalam Film
Merry Riana Mimpi Sejuta Dollar”.
B. Identifikasi Masalah
Penulis menemukan beberapa permasalahan dalam
judul yang diangkat. Film Merry Riana mimpi sejuta dollar
yang diteliti karena:
a. Film merupakan hasil konstruksi media sendiri
oleh karena itu pesan yang disampaikan menjadi
hasil pemikiran dan persepsi media.
7Stuart Hall, “The Work of Representation” Representation:
Cultural representation and Signifying Practice (London: Sage Publication, 2003), h. 15.
7
b. Dalam film Merry Riana terdapat pesan-pesan
yang ingin disampaikan dan pesan dalam tersebut
dapat dilihat dari scene film tersebut.
c. Dari scene tersebut akan diuraikan pesan moral
yang menjadi fokus peneliti. Akan diuraikan
dengan teori yang peneliti pakai dengan cara
meneliti scene tersebut dengan membaginya ke
dalam makna konotasi, denotasi dan mitos.
C. Batasan dan Rumusan Masalah
Untuk lebih fokus maka dalam penelitian ini penulis
membatasi permasalahan hanya pada pesan dan medianya
saja. Dan penulis tidak berfokus pada subjek, respon, dan efek
dari film tersebut.
Perumusan masalah mengikuti batasan, pertanyaan
menyangkut:
1. Bagaimana pesan moral yang terdapat dalam film Merry
Riana direpresentasikan?
2. Makna denotasi, konotasi, dan mitos apa yang terdapat
dalam film Merry Riana?
3. Apa bentuk pesan moral yang terdapat dalam film Merry
Riana?
8
D. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian bertujuan sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan pesan moral dalam film Merry
Riana dilihat dari denotasi, konotasi, dan mitos.
2. Untuk memaparkan sebuah pesan moral yang terdapat
dalam film Merry Riana.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini untuk:
1. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan bisa menambah wawasan
para mahasiswa/i ilmu komunikasi massa melalui film,
terutama untuk fakultas ilmu komunikasi dan dakwah
jurusan komunikasi penyiaran islam, serta memberikan
pandangan tentang analisis semiotik, khususnya
semiotika Roland Barthes dan juga teori representasi
Stuart Hall.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi
bagi penelitian serupa dalam melakukan telaah simbol-
simbo pada film, selain itu semoga dapat menginspirasi
rekan-rekan dalam memunculkan teknik-teknik penitipan
pesan pada visualisasi adegan film.
9
F. Metodologi Penelitian
1. Paradigma Penelitian
Paradigma dapat dikatakan sebagai cara pandang yang
digunakan untuk memahami komplesitas yang ada dalam
duna nyata. Menurut Patton paradigma tertanam kuat
dalam sosialisasi penganut dan praktisinya, paradigma
menunjukkan pada mereka apa yang harus dilakukan
tanpa harus melakukan pertimbangan eksistensial ataupun
epistimologis yang panjang.8
Penelitian ini menggunakan paradigma penelitian
konstruktivis, dimana dalam paradigma penelitian
konstruktivis mempelajari mengenai tindakan sosial
bermakna (meaningfull social action) yang meliputi
bagaimana manusia mengkonstruksi makna dalam
suasana dan setting natural. Dalam paradigma
konstruktivis yang menjadi hal yang difokuskan adalah
aktifitas pembentukkan makna akan sesuatu dalam benak
atau pikiran. Realitas dikatakan terbentuk dan
terkonstruksi melalui berbagai aktifitas timbal-balik,
dialektis, serta tidak hanya terjadi sekali melainkan
8Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 2003), h. 9.
10
berulang-ulang yang terjadi antara individu serta
strukutur sosialnya.9
2. Pendekatan Penelitian
Dalam skripsi ini peneliti menggunakan penelitian
dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif
adalah suatu pendekatan yang bersifat alamiah, di mana
dalam penelitian kita dapat memberikan gambaran secara
objektif dan menyimpulkan dari apa yang kita peroleh.
Pada penelitian kualitatif aspek yang diutamakan adalah
sebuah proses dan penyampaian makna yang mendalam.
Fakta di lapangan adalah hal yang diorientasikan dalam
penelitian kualitatif. Pendekatan ini lebih menekankan
pada persoalan kedalaman (kualitas) data bukan
banyaknya kuantitas data.10
3. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian analisis
wacana semiotika model Roland Barthes. Barthes
mengatakan bahwa pada tingat denotasi, bahasa
menghadirkan konvensi atau kode-kode sosial yang
sifatnya eksplisit, yakni kode-kode yang makna tandanya
segera naik ke permukaan berdasarkan relasi penanda dan
pertandanya. Pada tingkat konotasi, bahasa menghadirkan
9Cory Carlinah, “Representasi Gerakan Pembaharuan KH
Ahmad Dahlan dalam Film Sang Pencerah”, skripsi, Fakultas Ilmu Komunikasi dan Dakwah, UIN Syarif Hidayatullah, 2014.
10Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003), h. 9.
11
kode-kode yang makna tandanya sifatnya implisit, yaitu
sistem kode yang tandanya bermuatan makna-makna
tersembunyi. Makna tersembunyi inilah yang menurut
Barthes merupakan kawasan dari ideologi dan mitologi.11
4. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah film. Sedangkan unit
analisisnya adalah potongan gambar, musik, dan dialog
yang terdapat di dalam film Merry Riana: Mimpi Sejuta
Dollar yang berkaitan dengan rumusan masalah penelitian.
5. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kediaman peneliti, yaitu
Duren Tiga, Jakarta Selatan. Waktu penelitian akan
dilaksanakan selama enam bulan, terhitung sejak akhir
bulan Juni 2015.
6. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data
dalam penelitian ini adalah:
a) Observasi
Observasi adalah teknik pengambilan data secara
langsung terhadap objek yang akan ditelitinya.
Observasi yang dipilih, yaitu:
11Tommy Cristomy, Semiotika Budaya, (Depok: PPKB
Universitas Indonesia, 2004), h. 94.
12
b) Observasi Non Partisipan
Observasi non partisipan adalah obsevasi yang
dalam pelaksanaannya tidak melibatkan penelitian
sebagai partisipasi atau kelompok yang diteliti.12
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
observasi non partisipan karena peneliti melakukan
pengamatan langsung dan bebas terhadap objek
penelitian dengan cara menonton dan melakukan
pengamatan dialog-dialog, serta adegan-adegan
dalam film Merry Riana secara teliti, kemudian
mencatat, memilih dan menganalisanya sesuai
dengan model penelitian yang digunakan.
c) Dokumentasi
Dokumentasi adalah penelitian dengan cara
mengumpulkan foto-foto atau gambar-gambar yang
didapat dari hasil membaca dan membaca berbagai
bentuk data tertulis (buku, majalah, atau jurnal) di
perpustakaan atau tempat-tempat bacaan lainnya.
Internet juga dijadikan salah satu cara menganalisis
dalam penelitian ini.
Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan
dengan mencari data mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan film Merry Riana melalui internet dan buku-
buku yang ada kaitannya dengan penelitian ini.
12Jalaludin Rakhmat, Metodologi Penelitian Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001), h. 83.
13
7. Teknik Analisis Data
Setelah data seluruhnya tesrkumpul, peneliti akan
menggunakan analisis semiotika Roland Barthes yang
membagi tanda menjadi dua tingkatan penaandaan, yaitu
Denotative dan Conotative yang menghasilkan makna
secara subjektif untuk memahami pesan apa yang tersirat
dalam film Merry Riana yang menjadi titik dalam
penelitian ini.
Dalam melakukan analisis yang akan dimulai peneliti
adalah mengklasifikasikan adegan-adegan dalam film
Merry Riana sesuai dengan rumusan masalah penelitian.
Selanjutnya, data dianlisis menggunakan analisis
semiotika model Roland Barthes yaitu dengan mencara
makna denotasi, konotasi, dan mitos dalam masing-
masing adegan.
8. Pedoman Penulisan Skripsi
Teknik dalam penulisan skripsi ini mengacu pada
buku pedomasn penulisan karya ilmiah (sripsi, tesis, dan
disertasi) yang diterbitan oleh CeQDA (Centre for Quality
Development and Assurance) Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta 2007.
G. Tinjauan Pustaka
Dalam penelitian tentang representasi pesan moral
dalam film Merry Riana mimpi sejuta dollar ini, peneliti
14
terinspirasi pada skripsi-skripsi sebelumnya. Pertama, skripsi
karya Cory Carlinah13 tahun 2014, yaitu tentang Representasi
Gerakan Pembaharuan K.H. Ahmad Dahlan dalam Film Sang
Pencerah. Dalam skripsi tersebut ada persamaan dengan
penelitian yang akan saya teliti, yaitu sama-sama mengambil
tema representasi namun yang membedakan adalah topik
representasi yang akan dibahas serta film yang akan diteliti.
Persamaan selanjutnya adalah menggunakan model semiotika
Roland Barthes14 dan teori yang digunakan sama-sama
menggunakan teori representasi Stuart Hall15.
Kedua, peneliti terinspirasi dari skripsi Mohamad
Samlawi16 yang berjudul Analisis Semiotika Pesan Moral
dalam Film Three Idiots pada tahun 2013. Persamaannya
adalah sama-sama mencari pesan moral yang terdapat dalam
film, hanya saja film yang diteliti berbeda dan juga peneliti
menggunakan film Indonesia sedangkan Mohamad Samlawi
menggunakan film luar yaitu, film bollywood. Persamaan
lainnya adalah menggunakan model semiotika Rolland
Barthes.
13Cory Carlinah, “Representasi Gerakan Pembaharuan KH
Ahmad Dahlan Dalam Film Sang Pencerah”, skripsi, Fakultas Ilmu Komunikasi dan Dakwah, UIN Syarif Hidayatullah, 2014.
14Roland Barthes 15Stuart Hall 16Mohamad Samlawi, “Analisis Semiotika Pesan Moral Film
Three Idiots”, skripsi, Fakultas Ilmu Komunikasi dan Dakwah, UIN Syarif Hidayatullah, 2013.
15
H. Sistemika Penulisan
Skripsi ini dalam penulisannya akan dibagi menjadi 5
(lima) bab. Kita memulainya dengan bab pertama, yaitu
pendahuluan, dalam bab ini akan dibahas latar belakang
masalah, pembatasan dan rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori,
metodologi penelitian terdiri dari metode penelitian, tehnik
pengumpulan data, tehnik analisis data, objek penelitian dan
pedoman penulisan, kemudian yang terakhir adalah
sistematika penulisan.
Dilanjutkan dengan bab kedua, yaitu kerangka
pemikiran teori. Dalam bab ini dijelaskan tentang representasi
Stuart Hall, tinjauan umum tentang film, menjelaskan sekilas
tentang sejarah dan perkembangan film, film sebagai
komunikasi massa, unsur-unsur pembentukan film, struktur
film dan pesan moral secara umum. Kemudian dilanjutkan
dengan tinjauan umum semiotika yang menjelaskan tentang
konsep semiotika Roland Barthes.
Kemudian bab ketiga, yaitu tentang Gambaran
umum. Di sini akan diuraikan tentang gambaran umum
berupa sinopsis film Merry Riana: Mimpi Sejuta Dollar,
biografi sutradara film Merry Riana, profil pemain, dan info-
info lainnya seputar film Merry Riana.
Kemudian kita lanjutkan dengan bab keempat,
tentang temuan dan analisis data merupakan hasil analisis
16
semiotika terhadap film Merry Riana. Berupa identifikasi
umum temuan data, makna konotasi dan denotasi dalam film
Merry Riana dan representasi pesan moral yang terdapat di
dalam film tersebut.
Kita akhiri bab kelima ini dengan penutup dan
kesimpulan yang merupakan akhir atau penutup dari
penulisan skripsi ini, berisi kesimpulan dan saran-saran. Pada
bagian ini merupakan kesimpulan terhadap beberapa
pertanyaan yang termuat di dalam rumusan masalah.
17
BAB II
KERANGKA PEMIKIRAN
A. Representasi Stuart Hall
Representasi adalah pemaknaan dengan menggunakan
bahasa. Representasi menurut Stuart Hall mengandung 2
pengertian yaitu, pertama, representasi mental, adalah konsep
tentang sesuatu yang ada di kepala kita masing-masing atau
disebut juga sebagai peta konseptual. Kedua, representasi
bahasa, representasi bahasa berperan penting dalam
konstruksi makna.17
Berbicara soal representasi, kita belajar mengenai
hubungan antara tanda dan makna.18 Representasi bersifat
berubah-ubah konsepnya tergantung dari makna yang terdapat
di dalam suatu pesan yang ingin direpresentasikan.19 Tanda
yang akan direpresentasikan juga bisa berubah seiring dengan
manusia itu sendiri yang terus bergerak dan berubah seiring
dengan berkembangnya kemampuan intelektual dan
kebutuhan dari tanda tersebut.20 Jadi, representasi merupakan
hasil dari konstruksi manusia dalam menandai dan memaknai
sesuatu.
17Stuart Hall, The work of Representation, Representation : Cultural Representations and Signifying Practice, (London: Sage Publication, 2003), h. 24-26
18Wibowo, Semiotika Komunikasi Aplikasi Praktis bagi Penelitian dan Skripsi Komunikasi, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2011), h. 123.
19Stuart Hall, h. 25. 20Wibowo, h. 123.
18
Makna dapat diproduksi melalui representasi dengan
perbedaan pemahaman terhadap sesuatu, representasi dapat
menjadi latar belakang pengetahuan sehingga dapat
menciptakan pemahaman yang sama.
Bahasa merupakan sistem representasi dalam
kebudayaan dan dapat
mengkonstruksi makna karena bahasa beroperasi dan
berfungsi sebagai sistem representasi.21 Bahasa yang
dimaksud tidak lagi hanya berupa bahasa tertulis dan bahasa
lisan (berupa suara dan kata-kata tertulis), namun juga berupa
tanda dan simbol seperti gambar, not musik, bahkan sebuah
benda. Semua hal tersebut digunakan oleh manusia untuk
mengekspresikan atau mempresentasikan konsep, ide,
emosinya kepada orang lain.22
B. Tinjauan Umum tentang Film
1. Pengertian Film
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, film dapat
diartikan dalam dua pengertian. Pertama, film merupakan
selaput tipis yang dibuat dari seluloid untuk tempat
gambar negatif (yang akan dibuat potret) atau untuk
tempat gambar positif (yang akan dimainkan dibioskop).
Yang kedua, film diartikan sebagai lakon (cerita) gambar
21Stuart Hall, h. 5. 22 Stuart Hall, Representation : Cultural Representations and
Signifying Practice, (London: Sage Publication, 2003), h. 1.
19
hidup.23 Film selalu memikat karena film selain dapat
dinikmati dan dilihat, film yang juga sebagai sarana
industri membuat semakin banyak sineas muda untuk
mengibarkan kancahnya pada dunia perfilman. Kemajuan
film dari waktu ke waktu dapat kita rasakan. Banyak para
pekerja film dari luar negeri ingin melakukan kerja sama
dengan pekerja film kita. Ini menjadi sebuah kemajuan.
Dalam menyampaikan pesan kepada khalayak,
sutradara menggunakan imajinasinya untuk
mempresentasikan suatu pesan melalui film dengan
mengikuti unsur-unsur yang menyangkut eksposisi
(penyajian secara langsung atau tidak langsung).24 Tidak
sedikit film yang mengangkat cerita nyata atau sungguh-
sungguh terjadi dalam masyarakat. Banyak muatan-
muatan pesan ideologis di dalamnya, sehingga pada
akhirnya dapat mempengaruhi pola pikir para
penontonnya. Sebagai gambar yang bergerak, film adalah
reproduksi dari kenyataan seperti apa adanya. Pada
hakikatnya, semua film adalah dokumen sosial dan
budaya yang membantu mengkomunikasikan zaman
23Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), h. 242.
24 Idy Subandy Ibrahim, Budaya Populer sebagai Komunikasi; Dinamika Popscape dan Mediascape di Indonesia Kontemporer, h. 191.
20
ketika film itu dibuat bahkan sekalipun ia tak pernah
dimaksudkan untuk itu.25
Dilihat dari jenisnya, film dibedakan menjadi empat
jenis, yaitu film cerita, film berita, film dokumenter, dan
film kartun.26 Sedangkan ditinjau dari durasi film dibagi
dalam film panjang dan pendek. Kemunculan televisi
melahirkan film dalam bentuk lain, yakni film berseri
(film seri), film bersambung (seperti telenovela dan
sinetron), dan sebagainya. Sedangkan, ditinjau dari isinya
film-film dibagi dalam film action, film drama, film
komedi, dan film propaganda.27
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa film
adalah sekumpulan objek yang di dalamnya terdapat
sebuah gambar yang bergerak dan terstruktur dimana
sekumpulan itu menghasilkan sebuah cerita mengenai
peristiwa yang terjadi yang memiliki alur di dalamnya,
dan juga berfungsi sebagai suatu media hiburan,
komunikasi serta edukasi. Dalam sebuah film juga
terdapat sebuah percakapan atau dialog sehingga sebuah
film terlihat seperti cerita dalam kehidupan yang
sesungguhnya.
2. Sejarah dan Perkembangan Film
25Idy Subandy Ibrahim, h. 191. 26Elvinaro Ardianto dan Lukiyati Komala Erdinaya, Komunikasi
Massa Suatu Pengantar, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2004), h. 138.
27Heru Effendy, Mari Membuat Film, (Jakarta: Konfiden, 2002), h. 24-31.
21
Kita tahu bahwa hubungan antara film dan manusia
memiliki sejarah yang panjang dalam kajian ilmu
komunikasi. Manusia tentu membutuhkan film sebagai
hiburan dan proses pembelajaran. Film mulai hadir di
abad ke- 19, film sangatlah mudah melenyepkan
perkembangan surat kabar pada waktu itu. Disitulah
dikatakan bahwa film dapat menjadi lebih mudah untuk
menjadi komunikasi yang sejati.28 Kekuatan dan
kemampuan film menjangkau banyak segmen soaial,
lantas membuat para ahli bahwa film memiliki potensi
untuk mempengaruhi khalayaknya.29
Di Indonesia khususnya Batavia (Jakarta), bioskop
yang pertama kali muncul yaitu di Tanah Abang yang
diberi nama bioskop kebondjae.30 Bioskop Kebondjae
didirikan pada 5 Desember 1900 namun, kehadiran
bioskop ini belum bisa disebut sebagai tonggak awal mula
sejarah film di Indonesia.31
Pada awal kemerdekaan, industri film ditandai oleh
semangat revolusi. Semangat nasionalisme pun tercermin
dalam sejumlah film tentang perjuangan bangsa Indonesia
melawan pemerintah kolonial Belanda.32 Industri film
28Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, h. 126. 29Alex Sobur, h. 128. 30 Misbach Yusa Biran, Sejarah Film 1900-1950, h. 25. 31Misbach Yusa Biran, h. 25. 32Putu Agung Nara Indra, diakses tanggal 13 Juni 2016,
http://tirto.id/gambar -idoep-yang menghidupkan-nusantara-bBhe.
22
berkembang pesat dari 8 film pada 1949 menjadi 23 pada
tahun 1950 dan menjadi 65 pada tahun 1955.33
Tabel 2. 1 pembuatan film cerita di Indonesia pada tahun
1945-1955:34
Tahun Jumlah Produksi
1945 (Tidak produksi)
1946 (Tidak produksi)
1947 (Tidak produksi)
1948 3 film
1949 8 film
1950 23 film
1951 40 film
1952 50 film
1953 41 film
1954 60 film
1955 65 film
3. Film Sebagai Media Komunikasi Massa
Kehadiran media massa tidak dapat dipandang dengan
sebelah mata dalam proses pemberian makna terhadap
realitas yang terjadi di sekitar kita, salah satunya melalui
media film. Produk-produk media telah berhasil
memberikan dan membentuk realitas lain yang dihadirkan
33Grafik Produksi Film Cerita Indonesia, Sinematek Indonesia (Pusat Perfilman H. Usmar Ismail).
34Grafik Produksi Film Cerita Indonesia, Sinematek Indonesia (Pusat Perfilman H. Usmar Ismail).
23
di masyarakat, yaitu realitas simbolik, yang celakanya,
banyak diterima secara mentah-mentah oleh masyarakat
sebagai bentuk kebenaran. Film selama ini dianggap lebih
sebagai media hiburan ketimbang media persuasi. Namun
yang jelas, film sebenarnya memiliki kekuatan bujukan
atau persuasi yang sangat besar. Film merupakan salah
satu saluran atau media komunikasi massa. Perkembangan
film sebagai salah satu media komunikasi massa di
Indonesia mengalami pasang surut yang cukup berarti,
namun media film di Indonesia tercatat memberikan efek
yang signifikan dalam proses penyampaian pesan.
Film merupakan alat komunikasi yang tidak terbatas
ruang lingkupnya dimana di dalamnya menjadi ruang
ekspresi bebas dalam sebuah proses pembelajaran massa.
Kekuatan dan kemampuan film menjangkau banyak
segmen sosial, yang buat para ahli film memiliki potensi
untuk mempengaruhi (membentuk) suatu pandangan di
masyarakat dengan muatan pesan di dalamnya. Hal ini
didasarkan atas argumen, bahwa film adalah potret dari
realitas di masyarakat. Film selalu merekam realitas yang
tumbuh dan berkembang di dalam masyarakat dan
kemudian memproyeksikannya ke dalam layar.35
Memahami makna pesan dalam suatu film merupakan
suatu hal yang sangat kompleks. Hal ini dapat dilihat
35Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2003), h. 126-127.
24
terlebih dahulu dari arti kata makna yang merupakan
istilah yang sangat membingungkan. Menurut beberapa
ahli linguis dan filusuf, makna dapat dijelaskan:36 (1)
menjelaskan makna secara ilmiah, (2) mendeskripsikan
kalimat secara ilmiah, (3) menjelaskan makna dalam
proses komunikasi.
Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa
film memiliki makna yang sangat signifikan untuk
menyampaikan suatu pesan kepada masyarakat melalui
cerita-cerita kehidupan yang sesuai dengan realitas yang
ada. Dari situlah film dikatakan sebagai media komunikasi
massa karena selain hiburan, film juga bisa bersifat
sebagai ajakan atau bujukan terhadap manusia yang
menyaksikannya.
4. Unsur-unsur Pembentukan Film
Yang kita tahu bahwa film memang memiliki banyak
unsur audio visual, secara teori unsur audio visual dalam
film ada dua, antara lain unsur naratif dan unsur
sinematik.37 Unsur naratif adalah materi atau bahan, unsur
naratif dapat dikatakan sebagai pencitraan dalam sebuah
film, sedangkan unsur sinematik adalah cara atau gaya
36Alex Sobur, Analisis Teks Media : Suatu Pengantar untuk
Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001), h. 23.
37Himawan Pratista, Memahami film, (Yogyakarta: Homerian Pustaka, 2008), h. 1.
25
seperti apa bahan olahan itu digarap.38 Antara kedua unsur
tersebut adanya keterkaitan satu sama lain dalam membuat
sebuah film. Dalam film, unsur naratif adalah perlakuan
terhadap cerita filmnya. Sementara unsur sinematik atau
gaya sinematik adalah cara atau gaya seperti apa bahan
olahan itu digarap. Unsur sinematik juga terdiri dari empat
elemen pokok, diantaranya :39
a) Mise-en-scene, yaitu segala hal yang berada di
depan kamera. Ada empat elemen pentingnya,
yaitu setting, tata cahaya, kostum, make up, akting,
dan pergerakan pemain.
b) Sinematografi, yaitu perlakuan terhadap kamera
dan filmnya, serta hubungan kamera dengan objek
yang diambil.
c) Editing, yaitu proses pemilihan penyambungan
transisi sebuah gambar (shot) ke gambar (shot)
lainnya. Melalui editing struktur, ritme serta
penekanan dramatic dibangun/diciptakan.
d) Suara, yakni segala hal dalam film yang mampu
kita tangkap melalu indera pendengaran,. Elemen-
elemen bisa dari dialog, musik ataupun effect.
5. Struktur Film
38Himawan Pratista, Memahami film, (Yogyakarta: Homerian
Pustaka, 2008), h. 1. 39Himawan Pratista, h. 1.
26
Secara fisik film memiliki struktur dan dapat dipecah
menjadi unsur-unsur, yakni40:
a) Shot
Shot selama produksi film memiliki arti proses
perekaman gambar sejak kamera diaktifkan (on)
hingga kamera dimatikan (off) atau sering diistilahkan
satu kali take (pengambilan gambar). Sementara shot
setelah film telah jadi (pasca produksi) memiliki artian
satu rangkaian gambar utuh yang tidak terinterupsi
oleh potongan gambar (editing). Sekumpulan beberapa
shot biasanya dapat dikelompokkan menjadi beberapa
adegan.
b) Adegan
Adegan adalah satu segmen pendek dari
keseluruhan cerita yang memperlihatkan satu aksi
berkesinambungan yang diikat oleh ruang, waktu, isi
(cerita), tema, karakter, atau motif. Satu adegan
umumnya terdiri dari beberapa shot yang saling
berhubungan.
40Himawan Pratista, h. 29.
27
c) Sekuen
Sekuen adalah satu segmen besar yang
memperlihatkan satu rangkaian peristiwa yang utuh.
Satu sekuen umumnya terdiri dari beberapa adegan
yang saling berhubungan.
C. Sinematografi
Sinematografi mencakup perlakuan sineas terhadap
kamera serta stok filmnya. Dalam framing yang merupakan
bagian dari sinematografi terhadap karakteristik jarak. Jarak
yang dimaksud adalah dimensi jarak kamera terhadap obyek
dalam frame. Kamera secara fisik tidak perlu berada dalam
jarak tertentu karena dapat dimanipulasi menggunakan lensa
zoom. Adapun dimensi jarak kamera terhadap objek
dikelompokan menjadi tujuh, yaitu41 :
1. Extreme long shot merupakan jarak kamera yang
paling jauh dari objeknya. Wujud fisik manusia nyaris
tidak tampak. Teknik ini umumnya untuk
menggambarkan sebuah objek yang sangat jauh atau
panorama yang luas.
2. Long shot Pada jarak long shot tubuh fisik manusia
telah tampak jelas namun latar belakang masih
dominan. long shot seringkali digunakan sebagai
41Himawan Pratista, Memahami film, (Yogyakarta: Homerian
Pustaka, 2008), h. 104-106.
28
entablishing shot, yakni shot pembuka sebelum
digunakan shot-shot yang bergerak lebih dekat.
3. Medium long shot Pada jarak ini tubuh manusia
terlihat dari bawah lutut sampai ke atas. Tubuh fisik
manusia dan lingkungan sekitar relatif seimbang.
4. Medium shot Pada jarak ini memperlihatkan tubuh
manusia dari pinggang ke atas. Gesture serta ekspresi
wajah mulai nampak. Sosok manusia mulai dominan
dalam frame.
5. Medium close-up Pada jarak ini memperlihatkan tubuh
manusia dari dada ke atas. Sosok tubuh manusia
mendominasi frame dan latar belakang tidak lagi
dominan. Adegan percakapan normal biasanya
menggunakan jarak ini.
6. Close-up Umumnya memperlihatkan wajah, tangan,
kaki, atau sebuah objek kecil lainnya. Teknik ini
mampu memperlihatkan dengan jelas seta gesture
yang mendetil. Close-up biasanya digunakan untuk
adegan dialog yang lebih intim. Close up juga
memperlihatkan sangat mendetil sebuah benda atau
objek.
7. Extreme close-up Pada jarak terdekat ini mampu
memperlihatkan lebih mendetil bagian dari wajah,
seperti telinga, mata, hidung dan bagian lainnya.
29
D. Pesan Moral
“Secara etimologi kata “moral” sama dengan kata
“etika”, karena keduanya berasal dari yang berarti adat
kebiasaan.”42 Adapun arti moral dari segi bahasa berasal dari
bahasa latin, mores adalah jamak dari kata mos yang artinya
kebiasaan.43 Adat kebiasaan yang berlaku dalam kehidupan
masyarakat dapat dijadikan sebuah nilai. “Etika bertugas
untuk mempersoalkan norma yang dianggap berlaku.”44 Dapat
diartikan pula “etika” adalah kumpulan asas atau nilai
moral.45
K. Bartens mengatakan jika sekarang kita memandang
arti kata “moral”, perlu kita simpulkan bahwa artinya
(sekurang-kurangnya arti yang relavan untuk kita) sama
dengan “etika” yaitu nilai-nilai dan norma-norma yang
menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam
mengatur tingkah lakunya.46
Sementara itu, pengertian “moral” menurut Webster’s
New World Dictionary of the American Language dibatasi
sebagai “sesuatu yang berkaitan, atau ada hubungannya,
dengan kemampuan menentukan benar-salahnya sesuatu
tingkah laku.” Selain itu moral juga diartikan “adanya
42K. Bartens, Etika, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1993),
h. 5. 43K. Bartens, h.5. 44Ahmad Charris Zubair, Kuliah Etika, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 1995), h. 9. 45 Ahmad Charris Zubair, h. 6. 46 K. Bartens, h. 7.
30
kesesuaian yang telah diterima oleh suatu masyarakat,
termasuk di dalamnya perbagai tingkah laku spesifik.”47
Di dalam sebuah pesan moral terdapat sebuah nilai
yang menentukan kualitas dari manusia tersebut. Nilai dan
norma itu menjadi acuan untuk manusia bersikap, agar tidak
semena-mena.
Budaya dalam setiap kehidupan masyarakat itu ada,
karena budaya merupakan proses manusia bisa mengenal nilai
dan norma yang terdapat di lingkungannya dan budaya yang
memproduksi tumbuhnya suatu moral dalam kehidupan.
Kategori berdasarkan pesan moral terbagi menjadi tiga
macam, yaitu:48
1. Kategori hubungan manusia dengan Tuhan
2. Kategori hubungan manusia dengan diri sendiri
3. Kategori hubungan manusia dengan manusia lain
dalam lingkungan sosial termasuk dengan alam.
Pesan moral dalam film merupakan sebuah gagasan
mengenai ajaran tentang baik buruknya perbuatan dan
kelakuan atau nilai luhur yang ingin disampaikan oleh
pembuat film kepada penontonnya melalui adegan-adegan
yang terdapat dalam film tersebut.
47Cheppy Haricahyono, Dimensi-Dimensi Pendidikan Moral,
(Semarang: IKIP Semarang Press, 1995), h. 221. 48Burhan Nugiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi, (Yogyakarta:
Gadjah Mada University, 1998), h. 323.
31
E. Semiotika
Definisi Semiotika
Secara etimologi, istilah semiotik berasal dari kata
Yunani semeion yang berarti “tanda”. Tanda itu sendiri
didefinisikan sebagai sesuatu yang atas dasar konvensi sosial
yang terbangun sebelumnya, dapat dianggap mewakili sesuatu
yang lain.49
“Secara terminologis, didefinisikan sebagai ilmu yang
mempelajari sederetan luas obyek-obyek, peristiwa-peristiwa,
seluruh kebudayaan sebagai tanda (Eco, 1979-6).”50
“Van Zoest (1996:5) mengartikannya sebagai ilmu
tanda (sign) dan segala yang berhubungan dengannya : cara
berfungsinya, hubungannya dengan kata lain, pengirimannya,
dan oleh mereka yang mempergunakannya.”51
“Preminger (2001:89) memberikan batasan yang lebih
jelas, yaitu ilmu tentang tanda-tanda. Ilmu ini menganggap
bahwa fenomena sosial masyarakat dan kebudayaan itu
merupakan tanda-tanda.”52 Semiotik itu mempelajari sistem-
sistem, aturan-aturan, konvensi-konvensi yang
memungkinkan tanda-tanda tersebut mempunyai arti.
Semiotika Menurut Roland Barthes
49 Alex Sobur, Analisis Teks Media Suatu Pengantar untuk
Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002), h. 95
50 Alex Sobur, h. 95 51 Alex Sobur, h. 96 52Alex Sobur, h. 96
32
Roland Barthes adalah salah satu tokoh besar yang
mengkaji tentang semiotika. Ia adalah penerus dari pemikir
Saussure. Roland Barthes meneruskan pemikiran dengan
mengacu pada interaksi antara teks, dengan pengalam
personal dan kultural penggunanya, interaksi antara konvensi
dalam teks dengan konvensi yang dialami dan diharapkan
oleh penggunanya.53 Yang diwarisi Barthes untuk intelektual
dunia adalah konsep konotasi yang merupakan kunci semiotik
dalam menganalisis budaya, dan konsep mitos yang
merupakan hasil penerapan konotasi dalam berbagai bidang
kehidupan.
Tanda dan Makna Barthes54
KONOTASI
MITOS
First Order Second
53Alex sobur, Semiotika Komunikasi cetakan keempat, (Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 2009), h. 68-69. 54Alex sobur, h. 68-69.
Form
SIGNIFIER
SIGNIFIED
Content
DENOTASI
Reality Signs Culture
33
Dalam gambaran di atas, tanda panah pada signified
mengarah pada makna mitos yang artinya adalah mitos
muncul pada tataran konsep mental suatu tanda. Ia dapat
dikatakan sebagai ideologi dominan pada masa tertentu.
Denotasi serta konotasi berpotensi memunculkan ideologi
yang dapat dikategorikan sebagai third orde of signification,
Bhartes menyebutnya sebagai myth (mitos). Menurut
pemahaman Barthes, mitos merupakan pengkodean makna
dan nilai-nilai sosial. (yang sebetulnya arbiter atau konotatif)
sebagai seseuatu yang dianggap alamiah.55
Pada dasarnya, ada perbedaan antara denotasi dan
konotasi dalam pengertian secara umum serta denotasi dan
konotasi yang dimengerti oleh Barthes. Dalam pengertian
umum, denotasi disebut makna yang sesungguhnya
sedangkan, konotasi adalah makna kiasan. Namun, tidak bagi
Barthes dan para pengikutnya, menurutnya denotasi justru
diasosiakan sebagai ketertutupan makna. Barthes mencoba
melawan keharfiahan denotasi baginya, yang ada hanyalah
konotasi semata.56
55 Awwaliyah Nasyiah, Semiotika Citra Kesultanan Turki Usmani
dalam Film Dracula Untold (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2015), h. 19-20.
56Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), h. 70-71.
34
BAB III
GAMBARAN UMUM
Sumber: Google Image
Gambar 3. 1 Poster Film Merry Riana
Film Merry Riana Mimpi Sejuta Dollar diangkat dari
sebuah buku bestseller dengan judul yang sama dengan film
tersebut, dimana didalamnya menceritakan tentang perjalanan
seorang entrepreneur wanita yang sukses di usia muda yang
bisa mengubah mimpinya untuk meraih satu juta dolar
menjadi kenyataan. Namun bukan suatu hal yang mudah
35
untuk mengubah mimpi menjadi nyata, banyak tantangan dan
cobaan yang harus dihadapi oleh seorang Merry Riana.
Film Merry Riana Mimpi sejuta dollar diproduksi oleh
MD Entertainment Presents, A Dhamoo and Manoj Punjabi
Production, yang sebelumnya telah memproduksi film-film
berkualitas seperti Ayat-ayat cinta (2008) dan Habibie &
Ainun (2012). Film Merry Riana ini mulai ditayangkan pada
tanggal 24 Desember 2014 serentak di seluruh bioskop
Indonesia. Sebelumnya film ini telah melakukan premiere di
XXI Plaza Senayan pada tanggal 22 Desember 2014.
Film yang disutradai oleh Hestu Saputra, yang juga
merupakan rekanan Hanung Bramantyo dari dapur film,
Hestu pernah menyutradai film yang kontroversial di
Indonesia, yaitu Cinta Tapi Beda. Lalu, akhirnya Hestu
menyutradarai film yang diagkat dari sebuah novel,
meceritakan tentang perjalanan seseorang untuk menjadi
sukses. Ia meyakini bahwa film Merry Riana ini akan menjadi
film drama kehidupan yang cocok untuk dinikmati oleh
penikmat film Indonesia di tahun 2014.
A. Sinopsis Film Merry
Melihat segala pencapaian Merry Riana, tidak
mengherankan bahwa banyak orang yang menganggapnya
sebagai seorang super-woman. Dengan kombinasi kecantikan
dan kecerdasan, Merry telah berhasil meraih banyak
pencapaian bahkan sebelum dia berumur 30 tahun. Seseorang
36
yang sangat dihormati dan dikagumi di dunia bisnis, Merry
mencapai penghasilan satu juta dolar di usia 26 tahun, dan
diliput oleh berbagai media massa, bukan hanya di Indonesia,
tapi juga di Singapura, Malaysia, dan Vietnam.
Merry Riana berkisah tentang kegigihan seorang
remaja puteri sebagai korban sebuah kondisi politik di
Indonesia, yang harus bertahan hidup di perantauan dengan
kondisi sangat mengenaskan. Merry hanya berbekal seadanya,
dengan sejumlah uang yang sangat terbatas, pada saat dia
pertama kalinya sampai di Singapura. Untuk memenuhi biaya
hidup dan kuliahnya, Merry terpaksa harus berutang pada
pemerintah Singapura. Tetapi, ternyata itu pun tidak cukup,
dan Merry harus berjuang melalui masa-masa kuliahnya
dengan keadaan ekonomi yang sangat memprihatinkan.
Untuk menghemat, Merry menjalani hari-harinya
dengan standard kehidupan yang sangat sederhana. Merry
harus membiasakan dirinya untuk makan hanya roti tawar, mi
instan, dan terkadang bahkan terpaksa untuk tidak makan,
karena keadaan keuangan yang tidak mendukung.
Di tengah-tengah perjuangannya untuk kuliah di
Nanyang Technology University, yang terkenal dengan
standard pendidikan dan disiplinnya yang sangat tinggi,
Merry masih harus bekerja part-time, salah satunya sebagai
seorang pembagi brosur di jalan.
Bagaimana ia mengatur keuangannya yang super pas-
pasan, bagaimana ia mengatasi rasa lapar sehari-hari,
37
bagaimana ia menghapus rasa letihnya akibat berjalan jauh
setiap hari dalam menyelesaikan studinya, semua perjalanan
pahit itu harus dipanggul seorang Merry Riana di usia relatif
masih muda.
Ketika lulus, Merry sadar bahwa utangnya pada
pemerintah Singapura sudah mencapai empat puluh ribu
dolar, atau sekitar tiga ratus juta rupiah. Bertujuan membayar
utang-utangnya dan mencapai mimpinya untuk meraih
kebebasan finansial, Merry mengambil sebuah keputusan
ekstrem untuk menjadi seorang entrepreneur.
Merry tidak memiliki modal, koneksi, dan keahlian
apapun. Namun dengan attitude yang positif, kesabaran,
ketekunan, dan kerja keras yang luar biasa, Merry akhirnya
berhasil membayar lunas semua utangnya dalam waktu 6
bulan dan mencapai kebebasan finansial 4 tahun setelah
kelulusannya.
Berkat kesabaran dan ketabahannya, jatuh bangun
perjalanan usaha Merry serta pasang surut kisah kasih Merry,
akhirnya berbuah manis. Pada usia 26 tahun, ia berhasil
memperoleh pendapatan sebesar satu juta dolar dan diperistri
oleh lelaki pujaannya, Alva Tjenderasa.57
57Dela Sanitation, “Sinopsis Merry Riana”, diakses tanggal 15
Juni 2016, http://delaevia27.blogspot.co.id/2015/02/sinopsis-merry-riana.html.
38
B. Profil Sutradara58
a) Biodata :
Nama Lengkap : Hestu Saputra
Lahir : 31 Juli 1985
Nama Judul film : Merry Riana
Sumber: Google Image
Gambar 3. 2 Photo Hestu Saputra
b) Biografi
Lulusan Akademi Komunikasi Indonesia
(AKINDO) bidang penyiaran tv ini pada mulanya
membuat film lewat komunitas film di Yogya. Ia
merasa bekerja di televisi akan lebih membatasi
dirinya dibanding berkreasi dan berkesenian lewat
58“RNC Hastu Saputra”, diakses tanggal 15 Juni 2016,
http://filmindonesia.or.id/movie/name/nmp4c3337645e6a1_rnc-hestu-saputra#.V-Otiih97IU
39
film. Lewat pergaulan dan lingkungannya itu maka
ia membuat film-film pendek.
Pada tahun 2007, ia mengikuti workshop dari
Dapur Film yang dinaungi Hanung Bramantyo.
Kemudian syuting layar lebar pertama kali sebagai
asisten sutradara Hanung pada film Get
Married dan berlanjut pada Get Married 2.
Namun, ia juga membuat beberapa film televisi
dan video klip yang ditawarkan oleh Hanung untuk
membantunya terbiasa memproduksi.
Dari yang mualnya sebagai asisten sutradara,
lalu pada tahun 2011 ia mulai menjadi sutradara
film layar lebar berjudul Pengejar Angin,
dilanjutkan dengan film Cinta Tapi Beda yang
sempat menuai kontroversi pada ceritanya dan
tahun 2014, ia menyutradarai film biografi yang
berjudul Merry Riana : Mimpi Sejuta Dollar yang
mendapatkan apresiasi yang baik dikalangan
pencinta film Indonesia.
40
C. Profil Pemain
1. Chelsea Islan59
a) Biodata :
Nama Lengkap : Chelsea Elizabeth Islan
Nama dalam film : Merry Riana
Lahir : 2 Juni 1995
Sumber: Google Image Gambar 3. 3 Photo Chelsea Elizabeth Islan
b) Biografi
Pada tahun 2013, Chelsea mendapatkan peran
pertamanya dalam film sebagai Annalise di Refrain.
Chelsea juga tampil dalam video musik dari Noah
yang berjudul "Tak Lagi Sama".
59 https://id.wikipedia.org/wiki/Chelsea_Islan
41
Pada tahun 2014, Chelsea bermain dalam
film Street Society sebagai Karina, seorang DJ yang
mempunyai dua karakter. Pada bulan Maret, dia
bermain dalam serial televisi Tetangga Masa Gitu?
sebagai Bintang Howard. Pada bulan Desember, dia
berperan sebagai Merry Riana dalam Merry Riana:
Mimpi Sejuta Dolar, yang menceritakan kehidupan
Merry saat terpaksa mengungsi ke Singapura.
Chelsea sendiri sudah memiliki dasar dalam akting
melalui panggung teater, tak kesulitan untuk
memperlihatkan bakat akting yang ia miliki, yang
membuat dirinya pun mendapat peran pendukung
dalam film Refrain. Meski dalam film tersebut
Chelsea hanya mendapat peran sebagai pemeran
pendukung, namun perannya sebagai Annalise, pun
mampu menyedot perhatian seluruh kalangan
masyarakat tanah air, yang membuat dirinya pun
mendapat perhatian dari beberapa rumah produksi
dalam negeri.
Pada bulan Maret 2015, berita kurang
menyenangkan membuat Chelsea sedikit depresi dan
shock lantaran ada video seorang wanita tanpa busana
yang dikabarkan mirip dengan wajahnya. Ia pun
menjadi bingung. Sampai sekarang,belum ada
konfirmasi keterangan dari video tersebut.
42
Chelsea memang sudah tidak dapat diragukan lagi
aktingnya di dunia perfilman Indonesia. Ia seorang
aktris muda yang patut diberi apresiasi pada aktingnya
karena film yang ia bintangi selalu mendapatkan
tempat yang baik di kalangan pencinta film Indonesia.
2. Dion Wiyoko60
a) Biodata
Nama Lengkap : Dion Wiyoko
Nama Dalam Film : Alva
Lahir : 3 Mei 1985
60https://id.wikipedia.org/wiki/Dion_Wiyoko
43
Sumber: Google Image
Gambar 3. 4 Photo Dion Wiyoko
b) Biografi
Dion Wiyoko memulai kariernya sebagai model di
beberapa majalah. Seperti Aneka Yess, Femina, dan
masih banyak lagi. Yang dilanjutkan dengan aktingnya
melalui beberapa FTV dan sinetron. Film pertamanya
adalah Kuntilanak Beranak yang dirilis tahun 2009
yang kemudian disusul film berikutnya Serigala
Terakhir di mana ia berperan sebagai Lukman masih
pada tahun yang sama. Kemudian pada tahun 2011 ia
turut serta dalm film Khalifah di mana ia beradu
akting dengan Marsha Timothy, Ben Joshua, dan Indra
Herlambang.
Dion pun telah menjadi model video klip di
sejumlah lagu. Sebut saja lagu ”Galih dan Ratna” yang
dinyanyikan grup musik D'Cinnamons hingga lagu Ya
ya ya” yang dibawakan oleh GIGI.
Wajah Dion sudah tidak asing lagi di kalangan
perfilman Indonesia. Banyak film-film bagus yang
sudah ia bintangi selain film Merry Riana: Mimpi
Sejuta Dollar, diantaranya Perahu Kertas, Perahu
Kertas 2 dan Haji Backpacker.
44
3. Kimberly Ryder61
a) Biodata
Nama Lengkap : Kimberly Alvionnella Ryder
Nama Dalam Film : Irene
Lahir : 6 Agustus 1993
Sumber: Google Image
Gambar 3. 5 Photo Kimberly Alvionnella Ryder
b) Biografi
Kimberly Ryder adalah seorang aktris dan model
blasteran Minang, Makassar (Indonesia) dan Inggris,
memulai karirnya dalam sinetron cahaya, dikenal
sebagai pemeran Eva yang berkarakter antagonis.
Sejak kemunculannya dalam sinetron cahaya yang
membuat dirinya dikenal oleh penikmat televisi,
Soraya Intercine Films pun akhirnya mengajaknya
61https://id.wikipedia.org/wiki/Kimberly_Ryder
45
bergabung untuk bermain dalam film Chika. Dalam
film tersebut, ia berperan sebagai Ayunda. Semenjak
itu banyak film yang ia bintangi, diantaranya Get
Married, Perahu Kertas, Manusia Setengah Salmon
dan juga film Merry Riana. Di usia yang masih muda,
ia sudah banyak membintangi ftv, sinetron, dan film.
Gadis yang baru memasuki usia 23 tahun ini mengaku
sangat mencintai dunia seni peran dan ia ingin terus
mengeksplor dirinya ke dalam banyak peran, baik itu
di sinetron mapun di dalam film. Bukan hanya
Kimberly, ibunya, Irvina Ryder juga seorang model
senior.
4. Ferry Salim62
a) Biodata
Nama Lengkap : Ferry Salim
Nama Dalam Film : Papa Merry
Lahir : 8 Januari 1967
62https://id.wikipedia.org/wiki/Ferry_Salim
46
Sumber; Google Image
Gambar 3. 6 Photo Ferry Salim
b) Biografi
Ferry Salim adalah seorang model yang
memulai karirnya pada saat masih menduduki
bangku SMA. Ferry, pertama kalinya ditawarkan
untuk bermain sinetron oleh Marissa Haque dan
sutradara Enison Sinaro pada tahun 1966.
Kembang Setaman adalah judul sinetron pertama
Ferry Salim yang ia bintangi bersama Ida Iasha.
Sinetron inilah yang membuat ia kebanjiran
banyak job. Sampai akhirnya di tahun 2002, ia
mendapat tawaran untuk bermain dalam film Ca
Bau Kan yang disutradarai oleh Nia Dinata. Dalam
47
perannya di film tersebut, membawa ia masuk ke
dalam nominasi The Best Actor Festival Film Asia
Pasifik dan aktor favorit di Festival Film Bali.
Aktor yang kini sudah memiliki tiga anak,
tetap eksis dalam dunia perfilman Indonesia. Ferry
sudah membintangi lebih dari 60 judul sinetron
dan lebih dari 15 judul film. Film Merry Riana
juga menjadi salah satu film yang ia bintangi.
Ferry adalah seorang ayah yang humble terhadap
anak-anaknya, anaknya Brandon Salim akhirnya
mengikuti jejaknya sebagai artis.
48
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS FILM
A. Makna Denotasi, Konotasi dan Mitos dalam Film
“Merry Riana Mimpi Sejuta Dollar”
Film Merry Riana Mimpi Sejuta Dollar mengkisahkan
tentang perjuangan hidup seseorang untuk meraih kesuksesan
dan untuk bertahan hidup tinggal di negeri asing tanpa kedua
orang tua. Menjadi sukses tidaklah mudah, berbagai cobaan
datang dan harus segera diselesaikan. Karena hidup adalah
sebuah pertanggung jawaban dan perjuangan.
Dari beberapa scene yang terdapat dalam film Merry
Riana (Mimpi Sejuta Dollar), peneliti menemukan pesan
moral yang terkandung dalam film Merry Riana (Mimpi
Sejuta Dollar). Pesan moral dalam Film Merry Riana (Mimpi
Sejuta Dollar) dibagi menjadi tiga bagian, yang pertama
tentang kesabaran, kedua tentang kerja keras dan ketiga
tentang tolong menolong yang terdapat pada scene-scene
dalam cerita tersebut. Representasi pesan moral diambil dari
beberapa scene yang mengandung pesan moral dan
bagaimana pesan moral itu direpresentasikan pada setiap
adegan dalam scene tersebut.
49
1. Scene 02 (Tolong Menolong)
Sumber DVD Film Merry Riana Mimpi Sejuta Dollar Gambar 4. 1 Screenshoot Scene 02
Caption:
Dalam gambar ini, ayah dari Merry Riana memberi
uang kepada supir ambulance untuk mengantarkan ia dan
keluarga ke bandara. Karena pada tahun 1998 waktu itu
terjadi krisis moneter yang diakibatkan oleh melemahnya
perekonomian beberapa Negara di bagian ASIA timur dan
tak terkecuali Indonesia. Dan efek dari krisis moneter
tersebut di Indonesia sendiri mengakibatkan rakyat tidak
percaya dan puas pada pemerintahan yang sedang
berkuasa. Maka, terjadilah Demonstrasi dan kerusuhan
dibeberapa sudut kota di Indonesia, kerusuhan tersebut
yang mengakibatkan etnis tionghoa menjadi sasaran dalam
pertiwa kekerasan tersebut. Ayah dari Merry Riana sendiri
merupakan keturanan dari etnis Tionghoa, sehingga
keluarganya harus pergi dari tempat tinggalnya, karena
50
takut terancam nyawanya dan ia membawa anak serta
istrinya untuk mencari perlindungan ke tempat lain yang
lebih aman.
a. Makna Denotasi
Makna denotasi merupakan sebuah makna
yang bisa dilihat dan bisa dirasakan oleh panca
indera. Denotasi adalah makna yang nyata dan
sebenar-benarnya.
Dari potongan gambar yang diambil dari scene
02 di atas, pengambilan adegan tersebut
menggunakan teknik Close Up. Pada adegan
tersebut menampakkan tangan seseorang dengan
jelas. Latar tempat pada adegan tersebut, yaitu di
jalan dekat pertokoan.
Etnis Tionghoa yang tinggal di Indonesia
kebanyakan membuka sebuah toko. Dari mulai
toko elektronik, spare part otomotif, bahan-bahan
bangunan, dan lain sebagainya. Karena tujuan
mereka hidup di Indonesia untuk berniaga dan
berwirausaha.
Terlihat ada seseorang laki-laki sedang
memberikan uang kepada laki-laki yang satunya.
Dalam adegan itu menjelaskan bahwa uang adalah
alat pembayaran yang sah dan uang digunakan
untuk saling tolong menolong di dalam suatu hal,
51
entah itu sesuatu yang mendesak maupun yang
lumrah.
b. Makna Konotasi
Makna konotasi pada adegan ini adalah :
mendapatkan keuntungan dari sesorang itu
memang tujuan utama dari sebagian manusia.
Setiap pertolongan harus ada imbalan di dalamnya
sebagai wujud untuk berbalas budi. Dengan
mendapatkan keuntungan tersebut, ia bisa
menjalankan pekerjaan dengan sangat mudah.
Kebanyakan para pekerja berambisi untuk
mendapatkan keuntungan dari buah hasil pekerjaan
yang telah ia lakukan. Semua itu dilakukan untuk
bisa bertahan hidup. Keuntungan yang ia peroleh
dari hasil membantu atau menolong dalam
pekerjaan akan diberikan kepada keluarganya,
untuk menghidupi keluarganya.
Pekerjaan seseorang memang layak diberi
penghargaan berupa upah atau gaji. Karena hidup
ini harus ada timbal balik antara satu dengan yang
lainnya. Sehingga seseorang menjadi semakin
gemar melakukan pekerjaannya dan merasa
dihargai oleh seseorang.
c. Mitos
Terkadang manusia suka berfikir segala
sesuatu bisa dibeli dan ada manusia yang angkuh.
52
Ia berfikir manusia lain melakukan sesuatu
untuknya itu pamrih dan hanya mengharapkan
imbalan. Padahal banyak manusia yang rela
membantu saudara-saudaranya karena ikhlas dan
tiak mengharapkan sesuatu apapun. Semua itu
dilakukan karena ada rasa saling menyayangi dan
mengasihi antar manusia yang satu dengan yang
lain.
Berdasarkan analisis penulis, gambar di atas
merepresentasikan dua orang laki-laki, yang satu memberi
uang dan yang satu menerima uang tersebut. Sesuai dengan
konotasi diatas bahwa tidak ada pekerjaan yang tidak ada
bayarannya, idealnya antara manusia yang satu dengan
manusia lainnya saling melakukan komunikasi. Tidak akan
ada kehidupan jika tidak terjalin sebuah komunikasi. Uang
adalah sebuah objek, dimana pada suatu kehidupan ada yang
namanya alat pembayaran yang sah. Fungsinya untuk
memenuhi kebutuhan hidup.
Penulis menginterpretasikan gambaran ini adalah gambar dua
orang yang sama-sama saling membutuhkan. Dari scene di
atas menunjukkan pesan moral yang dapat kita ambil, yaitu:
1. Memberikan imbalan kepada pekerja. Ini termasuk
pesan moral kategori manusia dengan manusia lain
dan lingkungannya, yaitu tolong menolong.
53
2. Scene 12
Sumber DVD film Merry Riana Mimpi Sejuta Dollar‘
Gambar 4. 2 Screenshoot sceen 12
Caption:
Terlihat pada adegan ini Merry Riana sedang
memegang laptop dengan membawa koper dan tas. Ia
sedang berbicara dengan seorang ibu yang membawa
kucing. Seorang ibu tersebut memberi tahu Merry tentang
password wi-fi karena Merry pada saat itu ingin
menggunakan wi-fi untuk mencari seseorang yang bisa
dihubungi di media sosial. Merry mengucapkan terima
kasih pada ibu tersebut dan sangat terkejut karena si ibu itu
mengetahui apa yang ada dipikiran Merry.
a. Makna Denotasi
Teknik pengambilan gambar pada scene 12
yaitu, dengan teknik medium long shot. Dimana
54
terlihat tubuh fisik manusia dan latar belakangnya
relatif seimbang. Adegan ini diambil di Cavanagh
Bridge Singapura. Pada saat krisis moneter di
Indonesia terjadi, Merry Riana pergi dari Indonesia
ke Singapura agar terhindar dari kerusuhan yang
terjadi di Indonesia.
Cavanagh Bridge merupakan jembatan tertua
di Singapura. Jembatan ini menjadi salah satu ikon
orang-orang penjuru dunia yang datang ke
Singapura untuk berkunjung ke tempat ini. Bukan
hanya wisatawan, pendudu Singapura juga senang
untuk sekedar berjalan-jalan dan duduk santai di
dekat jembatan. Karena area tersebut terdapat
hotspot gratis, sehingga banyak kalangan yang
berkunjung untuk menggunakan internet.
Terlihat bahwa ada seorang wanita sedang
duduk dengan memegang laptop nya. Ada wanita
yang sedang duduk santai memeluk binatang
peliharaannya. Mereka saling bertatap muka dan
saling berbicara.
b. Makna Konotasi
Terlihat seseorang wanita begitu menyayangi
makhluk hidup, entah itu makhluk sesamanya atau
pun hewan. Seorang wanita itu menunjukan
keramahannya dan tidak memandang itu dikenal
ataupun tidak, sebab tujuannya adalah membantu.
55
Manusia adalah makhluk sosial yang saling
membutuhkan satu dengan yang lainnya. Maka
dari itu manusia dikatakan tidak dapat hidup
sendiri dan membutuhkan orang lain untuk
membantunya.
Ramah dan menolong orang walaupun tak
dikenalnya merupakan suatu tindakan yang terpuji.
Tindakan terpuji harus tertanam pada diri manusia,
maupun itu di Indonesia atau di luar Indonesia.
Dalam setiap agama diajarkan untuk saling tolong
menolong dan juga ramah kepada sesama makhluk
hidup. Karena kita sama-sama ciptaan Tuhan Yang
Maha Esa.
c. Mitos
Di luar negeri lebih banyak sikap hedonisme.
Dimana penduduknya dengan orang baru tidak
mudah berbaur. Orang-orangnya lebih condong
untuk membantu diri sendiri dan orang yang
dikenalnya saja. Itu hanyalah pandangan sebelah
mata saja ternyata masih banyak penduduk di luar
negeri, baik itu penduduk asli maupun penduduk
pindahan masih banyak yang tidak enggan
mengulurkan tanganya untuk membantu orang
lain.
Berdasarkan analisis penulis, gambar di atas
menunjukkan adanya interaksi antara dua orang.
56
Yang satu sedang memegang laptop dan yang satu
lagi sedang memegang kucing. Interaksi terjadi
karena adanya komunikasi dan dengan interaksi
manusia dapat memulai pembicaraan. Berkenalan
juga dimulai dari adanya proses interaksi.
Penulis menginterpretasikan gambaran ini
adalah gambaran dua orang yang saling bertemu
dan sebelumnya tidak saling kenal. Dari scene di
atas, pesan moral yang dapat kita ambil yaitu:
1. Membantu tanpa harus saling kenal. Ini
termasuk kategori hubungan manusia dengan
manusia lain dan lingkungannya.
2. Scene 20 (Sabar)
Sumber DVD Film Merry Riana Mimpi Sejuta Dollar Gambar 4. 3 Screenshoot scene
Caption:
Merry Riana tengah berbincang dengan ketua
organisasi sosial di Singapura tempat ia bekerja.
Perbincangan mereka terkait adanya laporan bahwa
57
organisasi sosial tersebut mempekerjakan penduduk asing.
Karena pekerja untuk organisasi sosial di Singapura harus
memiliki kartu kependudukan disana. Pada perbincangan
tersebut akhirnya Merry Riana harus dikeluarkan dari
pekerjaan tersebut. Jika, Merry masih tetap dipekerjakan,
maka organisasi sosial akan tersangkut kasus hukum.
a. Makna Denotasi
Adegan tersebut diambil menggunakan teknik
Medium Close Up. Bagian dada hingga wajah
terlihat begitu jelas, dan bagian tubuh tampak
belakang juga begitu terlihat jelas. Seragam yang
dipakai kedua wanita tersebut adalah berwarna
merah dan wanita yang satu menggunakan luaran
hitam dengan tas ransel.
Raut wajah wanita yang tampak depan itu
terlihat begitu khawatir. Karena wanita yang satu
sedang menceritakan sesuatu hal kepadanya. Suatu
hal yang tidak bisa ditolerir lagi. Dan tampak jelas
latar belakang jembatan, terlihat ada satu orang
sedang berjalan disana.
b. Makna Konotasi
Bagian luar baju tersebut berwarna hitam.
Hitam identik dengan duka dan kesedihan. Di
dalamnya terdapat baju berwarna merah, merah
yang identik dengan keberanian dan kekuatan.
Seorang wanita yang sedang sedih karena
58
mendapat berita tidak mengenakan, namun ia
harus berlapang dada untuk menerima berita
tersebut.
Kesedihan tidak akan membuahkan hasil yang
baik tetapi, dengan kesabaran dan kegigihan akan
memberikan semangat baru yang dapat
membuahkan hasil yang maksimal dan mimpi
menjadi nyata. Tidak ada yang tidak mungkin
kesabaran akan berbuah kesuksesan.
c. Mitos
Tidak ada korelasi antara pakaian berwarna
hitam atau merah dengan keadaan hati seseorang.
Hati seseorang tidak dapat ditebak hanya dengan
kesat mata atau hal yang ia gunakan. Warna
pakaian yang ia gunakan bisa jadi bukan pakaian
yang ia sukai akan tetapi pakaian tersebut harus
digunakan karena ia bekerja di suatu tempat yang
mengharuskan menggunakan pakaian tersebut atau
juga memang ia suka dengan warna tersebut
sehingga ia memakainya walaupun sedang senang
atau pun sedih.
Berdasarkan analisis penulis, gambar tersebut
menjelaskan antara dua orang wanita sedang saling
berkomunikasi dan keduanya memakai seragam
yang sama yaitu berwarna merah. Mereka sedang
berbincang soal pekerjaan. Mereka begitu serius.
59
Penulis menginterpretasi gambar ini adalah
gambar dua wanita yang bekerja di tempat yang
sama dengan menggunakan seragam yang sama
dan sedang melakukan perbincangan tentang
masalah yang terjadi dalam pekerjaannya. Dari
scene tersebut, pesan moral yang dapat
disimpulkan yaitu:
1. Tetap optimis walaupun jalannya tidak
memihak pada kita. Ini termasuk hubungan
manusia dengan dirinya sendiri.
3. Scene 45
Sumber DVD Film Merry Riana Mimpi Sejuta Dollar Gambar 4. 4 Screenshot scene 45
60
Caption:
Ibu Merry Riana datang untuk menjenguk anaknya
yang berada di negeri asing tanpa orang tua. Merry begitu
senang dengan kehadiran sang ibu yang bisa memberi
semangat untuknya karena begitu banyak masalah yang
sedang ia hadapi. Ibunya sangat lemah lembut dan penuh
kasih sayang menasihati puterinya itu. Dia begitu merasakan
apa yang sedang dirasakan oleh anaknya. Merry
mencurahkan segala keluh kesah hatinya dan ibunya
menjadi pendengar juga penasihat yang baik untuk Merry.
a. Makna denotasi
Adegan ini diambil dengan teknik long shot,
dalam adegan ini terlihat jelas tubuh seseorang akan
tetapi, latarnya juga terlihat begitu jelas. Seorang
anak sedang tidur dipangkuan sang ibu dan tangan
sang ibu sedang memagang bagian tubuh anaknya.
Tampak wajah sang anak yang terlihat begitu sedih.
Latar tempat disini ialah kamar tidur. Kamar
tidur adalah tempat keintiman untuk ibu dan anak
untuk saling bercerita dan mencurahkan segala isi
hatinya. Sang anak begitu terlihat manja ketika
bersama ibu. Anak perempuan membutuhkan
sandaran dan teman yaitu, ibunya sendiri.
Kasih ibu terlihat begitu ikhlas tanpa meminta
balasan apapun. Ibu di dalam adegan tersebut
merupaka teman bercerita yang paling baik.
61
b. Makna konotasi
Tangan sang ibu memegang lengan anaknya
agar bisa lebih tenang dalam menghadapi masalah.
Dengan bersandar pada ibu seorang anak merasa
lebih nyaman dan aman. Tatapan mata sang ibu
kepada anaknya menggambarkan sebuah
kesabaran. Bahwa menjadi ibu bukanlah hal yang
mudah, ibu harus menjadi contoh yang baik untuk
anak-anaknya.
Ibu harus tetap terlihat tersenyum walaupun
masalahnya lebih berat dibandingkan anaknya.
Untuk anak perempuan, seorang ibu harus
memberikan sudut pandang yang baik sebagai
wanita. Ia mengajarkan anak perempuannya
kesabaran karena kelak, anaknya akan berumah
tangga dan memulai hidup baru dengan suaminya.
c. Mitos
Hati seorang ibu mana yang melihat anaknya
bersedih, dia tidak merasakannya. Semua ibu pasti
tersayat hatinya jika melihat darah dagingnya
bersedih dan ia juga ingin berusaha meringangkan
beban anaknya. Namun, seorang ibu harus menjadi
sandaran untuk anaknya. Dia harus terlihat kuat
agar anaknya tidak larut dalam kesedihan. Kasih
ibu sepanjang masa. Walaupun masih banyak ibu
62
yang tidak sayang pada anaknya karena ekonomi
dan lingkungan yang tidak mendukung.
Berdasarkan analisis penulis, gambar tersebut
menyuguhkan keakraban antara ibu dan anak.
Anak yang sedang sedih mencari kenyamanan
pada ibunya. Ibu menjadi pendengar dan penasihat
yang baik untuk sang anak.
Penulis menginterpretasi gambar ini adalah
gambar kasih sayang antara seorang ibu dan
anaknya. Sang anak yang sedang bersedih, tidur di
pangkuan sang ibu. Sambal menitikan air mata
sang anak bercerita dan ibunya memberi nasihat
kepada puterinya tersebut. Dari scene tersebut,
pesan moral yang dapat disimpulkan yaitu:
1. Kesabaran tanpa batas, semua masalah akan
bisa dilalui. Ini termasuk hubungan manusia
dengan dirinya sendiri.
63
4. Scene 78 (Kerja keras)
Sumber DVD Film Merry Riana Mimpi Sejuta Dollar Gambar 4. 5 Screenshot scene 78
Caption:
Merry Riana akhirnya lulus dari Nanyang
Technological University Singapore . Ia merasa amat bangga
karena bisa membayar kuliahnya sendiri hingga lulus dan ia
senang melihat kedua orang tuanya hadir pada wisudanya.
Begitu juga kekasihnya Alva ikut hadir dalam wisudanya.
Kehadiran orang-orang terkasih dan membuat mereka
bahagia menjadi tujuan utama dari mimpi-mimpi seorang
Merry Riana.
1. Makna denotasi
Adegan ini diambil dengan teknik long shot.
Dalam adegan tersebut tubuh manusia terlihat
tampak jelas dan latarnya masih terlihat dominan.
Sekelompok wanita menggunakan seragam
wisuda dan mereka melemparkan toganya karena
64
begitu bahagia bisa lulus dari jenjang perguruan
tinggi. Seragam wisuda yang digunakan berwarna
biru dan pada bagian kerahnya berwarna kuning.
Toga yang mereka gunakan berwarna hitam.
Dalam adegan tersebut terlihat ada yang
menggunakan celana panjang dan ada juga yang
menggunakan rok. Dalam kelompok orang tersebut
terlihat perempuan lebih dominan dibandingkan
laki-laki.
2. Makna konotasi
Terlihat pada adegan ini tanda dari kelulusan
dengan melemparkan toga bersama. Yang
menandakan gapailah cita-citamu setinggi langit.
Menggapai cita-cita itu tidaklah mudah karena
berbagai rintangan yang akan dihadapi. Rintangan
itu yang akan jadi nilai apakah kamu akan
mendapatkan nilai baik, lalu terus berusaha atau
nilai kamu jelek, lalu kamu mundur. Usaha itu
butuh proses, tidak bisa didapatkan dengan instan.
Begitu juga dengan cita-cita menggunakan proses
untuk mendapatkannya.
Jika, kamu telah mendapatkan sesuatu yang
kamu inginkan maka pancaran wajahmu begitu
bahagia, seperti pada adega tersebut.
65
3. Mitos
Tidak semua universitas menandakan
kelulusannya dengan melemparkan toga bersama.
Tanda lulus dari perguruan tinggi adalah wisuda.
Melemparkan toga hanyalah sebagaian universitas
yang melakukannya. Yang biasa melakukan
misalnya, mereka angkatan yang sama dan lulus
bersama atau juga sahabatan selama di kampus dan
satu jurusan.
Berdasarkan analisis penulis, gambar ini
menceritakan kehidupan perkuliahan. Para
mahasiswa berkumpul dengan memakai pakaian
wisuda dan juga sedang melemparkan toganya.
Disini membuktikan bahwa toga tanda sebuah
kelulusan dari jenjan perguruan tinggi.
Penulis menginterpretasi gambar ini adalah
gambar tentang kehidupan di perguruan tinggi.
Mereka bersuka cita menyambut kelulusan mereka
dengan melemparkan toganya. Dari scene tersebut,
pesan moral yang dapat disimpulkan yaitu:
1. Kejar ilmumu dan raih mimpimu. Disini
termasuk hubungan manusia dengan dirinya
sendiri.
66
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah mendeskripsikan dan menganalisis pesan
moral dalam film Merry Riana mimpi sejuta dollar yang
terdapat pada bab sebelumnya. Maka penulis dapat
menyimpulkan sebagai berikut:
1. Film Merry Riana merupakan film biografi seseorang
wanita bernama Merry Riana yang sukses di usia 26
tahun. Namun, terdapat banyak cerita untuk meraih
kesuksesan tersebut tidak semata-mata langsung
mendapatkan hal yang diingiinkan. Merry Riana harus
rela jatuh bangun untuk menggapai mimpi dan
cintanya. Perjuangan dan kegigihannya ia bisa lulus di
Namyang Technology University Singapore.
2. Makna konotasi yang terdapat pada film Merry Riana
bahwa hidup bukanlah hanya tentang uang, tapi hidup
juga membutuhkan kasih sayang dan cinta dari orang
sekitar terutama keluarga.
3. Mitos yang terdapat pada film Merry Riana,
membantu seseorang tidak selalu membutuhkan
pamrih. Masih banyak manusia yang membantu orang
lain secara ikhlas. Gaji atau upah itu adalah sebuah
penghargaan. Semua hal tidak dapat dibeli dengan
uang.
67
Film ini sarat akan pesan moral di dalamnya. Banyak hal
yang bisa kita pelajari tentang kisah perjalan hidup sesorang.
Hidup tidak semudah membalikan telapak tangan. Karena
hidup begitu banyak mengajarkan kita, pesan moral yang
dapat disimpulkan pada film ini diantaranya:
1. Terdapat hubungan antara manusia dengan manusia
lainnya dan lingkungan yaitu sifat tolong menolong.
2. Terdapat hubungan manusia dengan diri sendiri yaitu
bersikap sabar dan giat dalam meraih sesuatu yang
menjadi tujuan hidup.
B. Saran
1. Film Merry Riana adalah sebuah film biografi. Dalam
film ini sebaiknya menekankan pada aspek perjuangan
Merry dan alasan Merry bisa percaya dengan Success
Forever, padahal Merry adalah seorang yang cerdas
dan seharusnya lebih selektif untuk menanamkan
modalnya.
2. Film ini terlalu menonjolkan kisah asmara antara
Merry dan Alva. Percintaan boleh untuk sekedar
hiburan. Karena ini film biografi, perbanyak nilai-nilai
moral atau proses-proses Merry Riana bisa sukses.
3. Keluarga Merry, yaitu kedua orang tuanya sedikit
sekali ditampilkan. Orang tua Merry menghubungi
sekali untuk memberitahukan bahwa uang sudah
68
ditransfer. Tapi, tidak diceritakan bagaimana
kelangsungan kehidupan keluarga Merry.
69
DAFTAR PUSTAKA
Cangara, Hafied. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1998.
Kriyantono, Rachmat Teknik Pratik Riset Komunikasi Jakarta: Kencana, 2010
Cristomy, Tomy. Semiotika Budaya .Depok: PPKB Universitas Indonesia, 2004
Sobur, Alex. Semiotika Komunikasi Cetakan Keempat. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset, 2009
Hall, Stuart. “The Work of Representation” Representation: Cultural representation and Signifying Practice . London: Sage Publication, 2003
Rakhmat, Jalaludin. Metodologi Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001
Mulyana, Deddy. Metodologi Penelitian kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1990
Subandy Ibrahim, Idy. Budaya Populer sebagai Komunikasi; Dinamika Popscape dan Mediascape di Indonesia Kontemporer, Yogyakarta: Jalasutra, 2011
Ardianto, Elvinaro dan Lukiyati Komala Erdinaya, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2004
Effendy, Heru. Mari Membuat Film, Jakarta: Konfiden, 2002
70
Sobur, Alex. Analisis Teks Media : Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, Dan Analisis Framing, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001
Pratista, Himawan. Memahami film, Yogyakarta: Homerian Pustaka, 2008
Bartens, k. Etika, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1993, h. 5
Zubair, Ahmad Charris. Kuliah Etika, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1995
Haricahyono, Cheppy. Dimensi-Dimensi Pendidikan Moral, Semarang: IKIP Semarang Press, 1995
Nugiyantoro, Burhan. Teori Pengkajian Fiksi, Yogyakarta: Gadjah Mada University, 1998
Hajjaj, Muh. Fauqi, TASAWUF ISLAM & AKHLAK, terj. Kamran As’at Irsyady & Ghazali, Jakarta: AMZAH, 2011
Al-Ghazali, Muhammad. Akhlak Seorang Muslim, terj. Abu Laila & Muhammad Tohir, Bandung: PT. Alma’arif, 1995
Skripsi
Samlawi, Mohamad. “Analisis Semiotika Pesan Moral Film Three Idiots”, (Jakarta: skripsi, Fakultas Ilmu Komunikasi dan Dakwah, UIN Syarif Hidayatullah, 2013)
Carlinah, Cory. “Representasi Gerakan Pembaharuan KH Ahmad Dahlan Dalam Film Sang Pencerah”,
71
(Jakarta: skripsi, Fakultas Ilmu Komunikasi dan Dakwah, UIN Syarif Hidayatullah, 2014)
Nasyiah, Awwaliyah. “Semiotika Citra Kesultanan Turki Usmani Dalam Film Dracula Untold” (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2015)
Internet
Akbar Nugroho Gumay, “BJ. Habibie Puji Film Merry Riana”, dari http://www.antaranews.com/berita/471657/bj-habibie-puji-film-merry-riana (artikel diakses pada 15 Juni 2016 pukul 15:00)
Nuraini Juliastuti, Representasi, Newsletter KUNCI No. 4, Maret 2000, http://kunci.or.id/esai/nws/04/representasi.htm. (Diakses pada tanggal 18 Maret 2016 pukul 12:00)
Dela Sanitation, “Sinopsis Merry Riana”, http://delaevia27.blogspot.co.id/2015/02/sinopsis-merry-riana.html. (diakses tanggal 15 Juni 2016 pukul 10:00)
“RNC Hastu Saputra”, http://filmindonesia.or.id/movie/name/nmp4c3337645e6a1_rnc-hestu-saputra#.V-Otiih97IU. (diakses tanggal 15 Juni 2016 pukul 10:00)
https://id.wikipedia.org/wiki/Chelsea_Islan. (Diakses pada tanggal 15 Juni 2016 pukul 10:00)
https://id.wikipedia.org/wiki/Dion_Wiyoko. (Diakses pada tanggal 15 Juni 2016 pukul 10:00)
72
https://id.wikipedia.org/wiki/Kimberly_Ryder. (Diakses pada tanggal 15 Juni 2016 pukul 10:00)
https://id.wikipedia.org/wiki/Ferry_Salim. (Diakses pada tanggal 15 Juni 2016 pukul 10:00)