bab iii metode penelitian 3.1 jenis...
TRANSCRIPT
36
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen, disain yang dipakai dalam
penelitian ini menggunakan rancangan kuasi eksperimen. Dalam penelitian ini
subyek dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol. Perbedaan dalam masing-masing kelompok terdapat pada penanganannya
dimana kelompok eksperimen dekenakan pengukuran yang pertama dilakukan untuk
mengukur tingkat kecemasan sebelum diberi layanan konseling behavioral melalui
tehnik disensitisasi sistematik (pre test), dan setelah itu diberikan pelayanan
konseling dengan menggunakan pendekatan konseling behavioral melalui teknik
desensitisasi sistematik, dan selanjutnya yang kedua untuk mengukur tingkat
kecemasan sesudah diberi layanan konseling behavioral melalui tehnik desensitisasi
sistematik (post test). Berbeda dengan kelompok kontrol yang hanya dikenakan
pengukuran tingkat kecemasan pre test dan post test saja.
37
Model yang digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Group Pretes Treatmen Postes
Eks Y1 X Y2
Kon Y1 - Y2
Keterangan
Y1 : Pretes tentang kecemasan keramaian
X : Memberi layanan konseling kelompok melalui pendekatan behavioral
Y2 : Postes tentang kecemasan keramaian
Dalam table 3.1 di atas dapat dilihat ada dua kelompok, yaitu kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol dimana kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol mempunyai penanganan yang berbeda, dimana kelompok eksperimen
diberikan pelayanan konseling dan kelompok kontrol tidak diberi pelayanan
konseling.
38
3.2 Subjek Penelitian
Subyek penelitian yang diambil adalah siswa kelas VIII di SMP Negeri 10
Salatiga tahun ajaran 2010/2011, penulis melakukan penelitian di kelas VIII SMP
Negeri 10 Salatiga karena berdasarkan dari studi pendahuluan, ada beberapa siswa
yang mempunyai kriteria menderita kecemasan terhadap keramaian. Subjek
penelitian ini penulis mengambil 10 siswa dari 26 siswa, yaitu: 5 siswa yang
mempunyai skor tertinggi dan 5 siswa yang mempunyai kategori nilai sedang, dan
nantinya akan dipilih dengan sistem acak dengan ketentuan 5 siswa mengikuti
layanan dan 5 siswa tidak mengikuti layanan. Karena dalam penelitian ini penulis
akan mencari apakah ada perbedaan tingkat kecemasan antara siswa setelah
mengikuti layanan dengan siswa yang tidak mengikuti layanan.
3.3 Variabel Penelitian
a. Variabel bebas adalah variable mempengaruhi yang menjadi sebab timbulnya
atau berubahnya variabel terikat atau variabel dependent (Arikunto, 1998). Dalam
penelitian ini yang menjadi variabel bebasnya adalah konseling kelompok
behavioral.
b. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variable bebas. Dalam
penelitian ini yang menjadi variabel terikatnya adalah kecemasan terhadap
keramaian.
39
3.4 Definisi Operasional
Definisi operasional dalam penelitian ini sebagai berikut:
a. Kecemasan terhadap keramaian adalah perasaan yang di alami seseorang ketika
berfikir bahwa sesuatu yang tidak menyenangkan akan terjadi, begitu pula dengan
orang yang mengalami kecemasan terhadap keramaian yang mungkin berfikir akan
terjadinya hal yang tidak menyenangkan kepada dirinya ketika dia berada di suatu
keramaian.
b. Konseling behavioral adalah konseling yang berorientasi pada perilaku, yang
bertujuan untuk menghilangkan perilaku yang tidak betul pada konseli dan
konselor berperan penting dalam membantu konseli untuk mampu mendapatkan
perilaku baik dengan mengkonsepsi dan mengendalikan perilakunya karena
kepribadian manusia merupakan cerminan dari pengalaman.
c. Desensitisasi Sistematis adalah suatu teknik untuk mengubah tingkah laku melalui
perpaduan dari beberapa teknik yang terdiri dari memikirkan, relaks dan
membayangkan sesuatu.
40
3.5 Penyusunan Instrumen Penelitian
Untuk dapat diukur, maka setiap konsep atau sub konsep harus dibuat
indikator yang tertuang jelas dalam kisi-kisi penelitian. Definisi merupakan basis
yang memenuhi asas ukuran dari konsep dan memberi petunjuk dalam mencari dan
memilih indikator-indikator yang relevan. Sesuai dengan definisi yang diuraikan,
Kecemasan adalah ketegangan, rasa tidak aman dan kekawatiran yang timbul karena
dirasakan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan tetapi sumbernya sebagian besar
tidak diketahui dan berasal dari dalam.
Dalam penelitian ini skala sikap yang digunakan adalah skala sikap tertutup,
dimana jawaban atau isian ditentukansehingga subyek tidak lagi memberikan respon
menurut kebebasan seluas-luasnya. Daftar pertanyaan yang tersusun dalam skala
sikap langsung diisi sendiri oleh subyek yang bersangkutan (Surayabrata, 1995).
Skala sikap ini disusun berdasarkan teori Daradjat (1990) yang menyatakan gejala-
gejala kecemasan bisa dilihat dari dua aspek, yaitu:
41
a. Aspek fisiologis, antar lain detak jantung menjadi lebih cepat, istirahat tidak
teratur, nafsu makan hilang, gangguan pada pencernaan, tidur tidak nyenyak,
mudah mengeluarkan keringat, nafas sesak dan pusing kepala.
b. Aspek psikologis, antara lain merasa tertekan, mudah marah, terlalu peka,
ingin menghindar atau ingin lari dari kenyataan, tidak tentram atau selalu
khawatir, bingung, tidak berani mengambil keputusan dan sulit
berkonsentrasi.
Tabel 3.2 Kisi-kisi Penyusunan Instrumen
No. Aspek/Dimensi Indikator Nomor Item Jumlah
Favourable Unfavourable
1. Fisiologis Kepala
Detak jantung
Nafas
Gangguan
pencernaan
Ganguan tidur
Ganguan makan
12
3,7
10,27
26,18
22,30
21,25
1,9
2,20
15,19
6,24
28,29
16,23
4
4
4
4
4
4
2. Psikologis (Kognitif)
Perasaan hati &
Terlalu peka
5,8,13 4,11,17 6
Jumlah 14 15 29
42
3.6 Teknik Pengumpulan Data
1. Skala Sikap.
Dalam Skala sikap ini masing-masing aspek terdiri dari 15 item yang masing-
masing terdapat dalam item favourable (berbentuk pernyataan positif) dan
item unfavourable (bentuk pernyataan negatif). Dengan jawaban ( SS =
Sangat Sesuai, S = Sesuai, TS = Tidak Setuju, STS = Sangat Tidak Setuju).
Skala sikap terdiri dari 30 pertanyaan untuk mengetahui tinggi rendahnya
tingkatan kecemacan yang dialaminya.
a. Untuk pernyataan positif atau favourable:
1) SS : 1
2) S : 2
3) TS : 3
4) STS : 4
43
2) S : 3
3) TS : 2
4) STS : 1
3.7 Uji Coba Instrumen
Sebelum suatu instrument digunakan untuk penelitian, terlebih dahulu
dilakukan uji coba untuk mengetahui validitas item dan reabilitas dari instrument
tersebut. Validitas didefinisikan sebagai ukuran seberapa cermat suatu tes melakukan
fungsi ukurnya. Untuk dapat dikatakan valid, harus mengukur sesuatu dan
melakukannya dengan cermat. Sedangkan reabilitas pada prinsipnya menunjukkan
sejauh mana pengukuran itu dapat memberikan hasil yang tidak berbeda bila
dilakukan pengukuran kembali terhadap subjek yang sama ( Azwar, 2000 )
Pengujian validitas dan reabilitas dilakukan setelah instrument diisi oleh
responden dengan bantuan SPSS for Window 12.0. menurut Azwar (2000) untuk
menguji menggunakan Alpha Cronbach. Setelah dianalisis, untuk skala sikap
b. untuk menyatakan negative atau unfavorable :
1) SS : 4
44
kecemasan yang berjumlah 30 item α = 0,936 terdapat 1 item yang koefisien korelasi
< 0.3 yaitu item No. 14. Penulis kemudian tidak mengikut sertakan dalam skala sikap.
Menurut Anatasi (1997) mengatakan sebuah tes dapat memperbaiki efesien prediktif
jika tes itu menunjukkan korelasi apapun yang berarti (signifikan) dengan criteria
seberapapun rendahnya. Dalam keadaan ini, bahwa validitas item terendah 0,30 bisa
membenarkan dimasukkannya tes ke dalam program seleksi. Dengan demikian item-
item dalam skala sikap dinyatakan valid karena koefisien korelasi (Correlated item
total correlation) semua > 0.3. dikatakan reliable karena diperoleh α = 0.940 dengan
tingkat reliabilitas sangat tinggi. Adapun kisi-kisi instrument yang baru adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.3 Kisi-kisi Penyusunan Instrumen
No. Aspek/Dimensi Indikator Nomor Item Jumlah
Favourable Unfavourable
1. Fisiologis Kepala
Detak jantung
Nafas
Gangguan
pencernaan
12
3,7
10,27
26,18
1,9
2,20
15,19
6,24
3
4
4
4
45
Ganguan tidur
Ganguan makan 22,30
21,25
28,29
16,23
4
4
2. Psikologis (Kognitif)
Perasaan hati &
Terlalu peka
5,8,13 4,11,17 6
3.7 Pembagian Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Setelah melakukan uji coba instrumen dan pre test kepada seluruh siswa kelas
VIIIB SMP Negeri 10 Salatiga, penulis menentukan dan memilih 10 siswa yang
mengalami gangguan kecemasan terhadap keramaian dengan melihat nilai tertinggi
dari hasil pre test yang sudah diberikan kepada siswa. Dari 10 siswa yang sudah
dipilih, penulis membagi 10 siswa menjadi dua kelompok dengan sistim acak yaitu, 5
siswa masuk dalam kelompok eksperimen dan 5 siswa masuk dalam kelompok
kontrol. Untuk mengetahui jumlah Intervalnya pada setiap kategori hal ini merujuk
dengan pendapat sudjiono (1992) dengan rumus sebagai berikut:
15 29 Jumlah 14
46
Total Range (R)
Interval = ----------------------------
Banyaknya kategori (i)
= = = = 17,4 17
116-99 = Sangat tinggi
98-81 = Tinggi
86-63 = Sedang
62-45 = Rendah
42-25 = Sangat rendah
Setelah data terkumpul penulis mengategorikan siswa mana yang termasuk
kategori kelompok eksperimen dan yang termasuk kelompok kontrol. Dari hasil
pengolahan data didapat 10 siswa termasuk kategori. Dari 10 siswa terbagi menjadi 5
siswa menjadi kelompok eksperimen dan 5 siswa menjadi kelompok kontrol.
Total Range (R) = (Skor Maksimum – Skor Minimum)
47
Pengelompokan siswa di dalam dua kelompok yaitu kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol, dapat dilihat pada table sebagai berikut :
Tabel 3.4 pengelompokan Berdasarkan Skor Tingkat Kecemasan
No Nilai Stres Kategori Skor Kelompok
1 74 1 Kelompok Eksperimen
2 74 1 Kelompok Eksperimen
3 81 1 Kelompok Eksperimen
4 86 1 Kelompok Eksperimen
5 88 1 Kelompok Eksperimen
6 72 2 Kelompok Kontrol
7 74 2 Kelompok Kontrol
8 77 2 Kelompok Kontrol
9 82 2 Kelompok Kontrol
10 86 2 Kelompok Kontrol
Pre Test
48
Setelah penulis membagi subjek ke dalam dua kelompok, maka penulis
melakukan analisis data (pre test). Teknik pengujian yang digunakan dalam
menganalisis data menggunakan teknik uji Mann - Whitney U dengan program SPSS
for Window Release 12,0. Pengujian pertama dilakukan pada data pre test untuk
mengetahui apakah ada atau tidaknya perbedaan signifikan antara dua kelompok
sebelum diberikan layanan bimbingan kelompok tentang stres. Hasil data pre test
dapat di lihat pada tabel di bawah ini
Tabel 3.5 Mean Kecemasan
Siswa SMP N 10 Salatiga
NPar Tests
Mann-Whitney Test
Ranks
Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
Eksperimen 5 6.10 30.50
Control 5 4.90 24.50
Total 10
49
Tabel 3.6 Test Statistics Kecemasan
Siswa SMP N 10 Salatiga
Test Statistics(b) VAR00001
Mann-Whitney U 9.500
Wilcoxon W 24.500
Z -.649
Asymp. Sig. (2-
tailed)
.525
Exact Sig. [2*(1-
tailed Sig.)]
.548(a)
a Not corrected for ties.
b Grouping Variable: kelmpk
50
Tabel 3.5 adalah nilai beda rata-rata kelompok independen. Pada tabel 3.5
terlihat total subjek penelitian adalah 10 siswa dari seluruh siswa kelas VIII B SMP N
10 Salatiga, masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang siswa. Hasil ini
menunjukan bahwa ke dua kelompok memiliki rata-rata (mean) yang tidak jauh
berebeda. Selanjutnya dilakukan pengujian, untuk menentukan apakah selisih tersebut
signifikan secara statistik atau tidak.
Pada Tabel 3.6 ( Test Statistics), diperoleh hasil statistik sig.2tailed adalah
0,525 > 0,05 sehingga uji signifikan menunjukan bahwa tidak ada perbedaan yang
signifikan dalam tingkat kecemasan ke-2 kelompok. Dengan demikian penelitian
dapat dilanjutkan dengan memberi layanan konseling kelompok dengan pendekatan
konseling behavioral kepada salah satu kelompok, yaitu kelompok eksperimen. Hal
ini dilakukan untuk melihat apakah setelah diberi layanan konseling kelompok akan
ada atau tidaknya penurunan tingkat kecemasan, khususnya kecemasan terhadap
keramaian
51
3.8 Teknik Analisis
Analisis data merupakan bagian yang sangat penting dalam metode ilmiah,
dengan analisis data tersebut dapat diberi arti atau makna untuk pemecahan masalah
penelituan (Nazir,1988). Dengan analisis data ini akan diperoleh hasil pengungkapan
data yang telah diungkapkan melalui skala penelitian dan menghasilkan bukti
terhadap adanya hal yang diteliti. Untuk memperoleh gambaran mengenai perbedaan
secara signifikan mengenai tingkat kecemasan yang di alami oleh siswa yang
mengikuti layanan dengan siswa yang tidak mengikuti layanan konseling kelompok
dengan menggunakan pendekatan biavioral di SMP N 10 Salatiga dengan
menggunakan teknik uji Mann-Withney. Digunakan Mann Withney karena syarat data
(Ariyoso, 2009), dan Angket data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah
data nominal. Penulis ingin menguji ada atau tidaknya perbedaan nilai mean ranks
dari siswa sebelum dan sesudah mengikuti layanan.