bab iii metode penelitian 3.1 desain...

27
Frisca Troktaviani, 2015 PENGARUH KOMUNIKASI PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK BINA WISATA LEMBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Melaksanakan suatu penelitian tentunya diperlukan sejumlah data yang dapat membantu memecahkan masalah penelitian. Suatu metode pengumpulan data yang tepat dapat dijadikan pedoman bagi penulis untuk mencapai tujuan penelitian. Oleh karena itu, metode penelitian merupakan hal yang penting dalam sebuah penelitian. Suharsimi Arikunto (2007, hlm. 160) mengungkapkan bahwa “Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya”. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian survey, deskriptif dan verifikatif. Menurut Uep Tatang Sontani dan Sambas Ali Muhidin (2011, hlm. 6) penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan terhadap sejumlah individu atau unit analisis, sehingga ditemukan fakta atau keterangan secara faktual mengenai gejala suatu kelompok atau perilaku individu dan hasilnya dapat digunakan sebagai bahan pembuat rencana atau pengambilan keputusan. Metode survey digunakan karena penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kuantitatif dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data. Sedangkan pengertian metode deskriptif yang dikemukakan oleh Sugiyono (2010, hlm. 29) sebagai berikut: “Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas”. Metode deskriptif pada penelitian disini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang efektivitas komunikasi pembelajaran dan tingkat motivasi belajar siswa pada mata pelajaran produktif administrasi perkantoran di SMK Bina Wisata Lembang. Data yang digunakan pada penelitian in menggunakan data yang sesuai dengan masalah-masalah yang ada dan sesuai dengan tujuan penelitian, kemudian data tersebut dikumpulkan, untuk dianalisis dan diproses sesuai dengan teori-teori yang dipelajari, lalu ditarik kesimpulan.

Upload: others

Post on 05-Feb-2020

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Frisca Troktaviani, 2015 PENGARUH KOMUNIKASI PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK BINA WISATA LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Melaksanakan suatu penelitian tentunya diperlukan sejumlah data yang

dapat membantu memecahkan masalah penelitian. Suatu metode pengumpulan

data yang tepat dapat dijadikan pedoman bagi penulis untuk mencapai tujuan

penelitian. Oleh karena itu, metode penelitian merupakan hal yang penting dalam

sebuah penelitian. Suharsimi Arikunto (2007, hlm. 160) mengungkapkan bahwa

“Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data penelitiannya”.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian survey,

deskriptif dan verifikatif. Menurut Uep Tatang Sontani dan Sambas Ali Muhidin

(2011, hlm. 6) penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan terhadap

sejumlah individu atau unit analisis, sehingga ditemukan fakta atau keterangan

secara faktual mengenai gejala suatu kelompok atau perilaku individu dan

hasilnya dapat digunakan sebagai bahan pembuat rencana atau pengambilan

keputusan. Metode survey digunakan karena penelitian ini merupakan penelitian

yang bersifat kuantitatif dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan

data.

Sedangkan pengertian metode deskriptif yang dikemukakan oleh Sugiyono

(2010, hlm. 29) sebagai berikut: “Metode deskriptif adalah metode yang

digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi

tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas”.

Metode deskriptif pada penelitian disini bertujuan untuk memperoleh

gambaran tentang efektivitas komunikasi pembelajaran dan tingkat motivasi

belajar siswa pada mata pelajaran produktif administrasi perkantoran di SMK

Bina Wisata Lembang. Data yang digunakan pada penelitian in menggunakan

data yang sesuai dengan masalah-masalah yang ada dan sesuai dengan tujuan

penelitian, kemudian data tersebut dikumpulkan, untuk dianalisis dan diproses

sesuai dengan teori-teori yang dipelajari, lalu ditarik kesimpulan.

55

Frisca Troktaviani, 2015 PENGARUH KOMUNIKASI PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK BINA WISATA LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sedangkan Masyhuri (2010, hlm. 45) mengemukakan bahwa “Metode

verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu

cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan

mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan.”

Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji hipotesis dengan perhitungan

statistik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh variabel X

terhadap Y yang diteliti. Verifikatif berarti menguji teori dengan pengujian suatu

hipotesis apakah diterima atau ditolak.

Berdasarkan uraian tersebut, penulis melakukan pengamatan di lapangan

untuk mendapatkan data penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian yaitu

mengetahui pengaruh komunikasi pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa

pada mata pelajaran produktif administrasi perkantoran di SMK Bina Wisata

Lembang.

3.2 Partisipan

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa administrasi perkantoran di

SMK Bina Wisata Lembang yang berjumlah 43 siswa. Setelah dilakukan

penyebaran, angket pun terkumpul seluruhnya atau 100%. Jadi, responden yang

dilibatkan dalam penelitian ini adalah siswa administrasi perkantoran di SMK

Bina Wisata Lembang sebanyak 43 siswa. Berikut ini akan diuraikan

karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin.

Tabel 3. 1 Partisipasi Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Responden Jumlah Presentase (%)

1 Perempuan 33 77

2 Laki-laki 10 23

Jumlah 43 100

Sumber: Data responden angket 2015

Berdasarkan hasil pengolahan data dari 43 responden siswa administrasi

perkantoran di SMK Bina Wisata Lembang, terdapat 10 orang responden yang

berjenis kelamin pria dan 33 orang responden yang berjenis kelamin wanita.

56

Frisca Troktaviani, 2015 PENGARUH KOMUNIKASI PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK BINA WISATA LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Apabila dilihat dari persentasenya, maka jumlah siswa administrasi

perkantoran pada sekolah tersebut di dominasi oleh wanita dengan persentase

77% sedangkan pria 23%.

3.3 Populasi Penelitian

Dalam melakukan penelitian pasti akan dihadapkan pada objek penelitian,

langkah yang paling penting adalah menentukan populasi terlebih dahulu.

Pengertian populasi menurut Sugiyono (2014, hlm. 80) menyatakan bahwa:

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Sedangkan Pengertian populasi

menurut Sambas Ali Muhidin (2010, hlm 1), adalah keseluruhan elemen, atau unit

penelitian, atau unit analisis yang memiliki ciri/karakteristik tertentu yang

dijadikan sebagai objek penelitian atau menjadi perhatian dalam suatu penelitian

(pengamatan).

Dari pendapat di atas, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa populasi

merupakan wilayah keseluruhan yang memiliki ciri untuk dijadikan objek atau

subjek penelitian untuk dipelajari sehingga dapat ditarik kesimpulan.

Pada penelitian ini, penulis menggunakan penelitian sensus atau

menggunakan seluruh populasi yaitu sebanyak 43 orang sebagai subjek penelitian.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh M. Burhan Bungin (2010, hlm. 101) yaitu:

“Tidak semua penelitian menggunakan sampel sebagai sasaran penelitian,

pada penelitian tertentu dengan skala kecil yang hanya memerlukan

beberapa orang sebagai objek penelitian, ataupun beberapa penelitian

kuantitatif yang dilakukan terhadap objek atau populasi kecil, biasanya

penggunaan sampel tidak diperlukan. Hal tersebut karena keseluruhan

objek penelitian dapat dijangkau oleh peneliti. Dalam istilah penelitian

kuantitatif, objek penelitian yang kecil ini disebut sebagai sampel total

atau sensus, yaitu keseluruhan populasi merangkap sebagai sampel

penelitian”.

Berdasarkan beberapa definisi populasi di atas, populasi yang penulis gunakan

sebagai objek penelitian adalah siswa administrasi perkantoran di SMK Bina

Wisata Lembang yang berjumlah 43 orang. Mengingat ukuran populasi dari

penelitian ini hanya sebanyak 43 orang, maka untuk penentuan jumlah

57

Frisca Troktaviani, 2015 PENGARUH KOMUNIKASI PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK BINA WISATA LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

populasinya dianggap mencukupi maka yang dijadikan ukuran sampelnya

lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.

3.4 Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan salah satu aspek yang berperan

dalam kelancaran dan keberhasilan dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini

metode pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:

1) Wawancara (interview) yaitu teknik pengumpulan data secara lisan dengan

mengadakan tanya jawab dengan para murid di sekolah untuk memperoleh

data mengenai gambaran efektifitas komunikasi pembelajaran dan gambaran

tingkat motivasi belajar siswa di SMK Bina Wisata Lembang.

2) Angket atau kuesioner, menurut Mardalis (2008, hlm. 66) Angket atau

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data melalui formulir-formulir yang

berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis pada seseorang

atau sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan dan

informasi yang diperlukan untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan dan

informasi yang diperlukan oleh peneliti. Dalam kuesioner ini penulis

mengemukakan beberapa pernyataan yang mencerminkan pengukuran

indikator dari variabel X (Komunikasi Pembelajaran) dan variabel Y

(Motivasi Belajar Siswa). Kemudian memilih alternatif jawaban yang telah

disediakan pada masing-masing alternatif jawaban yang dianggap paling

tepat.

3) Metode dokumentasi yaitu pengumpulan data melalui laporan, naskah,

brosur serta dokumentasi yang dimiliki sekolah yang berhubungan dengan

masalah yang diteliti dan tujuan penelitian.

4) Studi kepustakaan yaitu kegiatan pengumpulan data melalui buku-buku dan

literatur lain yang relevan dengan penelitian dan sebagai landasan teoritis

yang dapat menunjang terhadap permasalahan yang diteliti.

3.4.1 Pengujian Instrumen Penelitian

Kegiatan pengujian instrumen penelitian meliputi dua hal, yaitu pengujian

validitas dan reliabilitas. Pengujian validitas dan reliabilitas ini sangat penting

58

Frisca Troktaviani, 2015 PENGARUH KOMUNIKASI PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK BINA WISATA LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk memaksimalkan kualitas alat ukur, agar kekeliruan dapat

diminimalkan. Pengujian kelayakan instrumen ini dilakukan melalui analisis

validitas dan reliabilitas. Instrumen pengumpul data dikatakan layak jika telah

memenuhi syarat valid dan reliabel.

3.4.1.1 Uji Validitas

Alat ukur (instrumen) yang digunakan dalam penelitian harus tepat (valid).

Uji validitas adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui tepat tidaknya

angket-angket yang disebarkan kepada responden.

Pengujian validitas instrumen menggunakan formula koefisien korelasi

Product Moment dari Karl Pearson dalam Sambas Ali M (2010, hlm. 26), yaitu :

𝑟𝑋𝑌 =𝑁∑𝑋𝑌 − ∑𝑋∑𝑌

√[𝑁∑𝑋2 − (∑𝑋)2][𝑁∑𝑌2 − (∑𝑌)2

Keterangan:

rxy : koefisien korelasi antara variabel X dan Y

X : Skor pertama, dalam hal ini X merupakan skor-skor pada item ke-i

yang akan diuji validitasnya.

Y : Skor kedua, dala hal ini Y merupakan jumlah skor yang diperoleh

tiap responden.

∑X : Jumlah skor dalam distribusi X

∑Y : Jumlah skor dalam distribusi Y

∑X2 : Jumlah jumlah kuadrat dalam skor distribusi X

∑Y2 : Jumlah jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y

N : Banyaknya responden

Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur validitas

instrumen penelitian adalah sebagai berikut :

1. Menyebarkan instrumen yang akan diuji validitasnya, kepada

responden yang bukan responden sesungguhnya. Banyaknya

repsonden untuk uji coba instrument sejauh ini belum ada ketentuan

yang mensyaratkannya, namun disarankan sekitar 20-30 orang

responden.

59

Frisca Troktaviani, 2015 PENGARUH KOMUNIKASI PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK BINA WISATA LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.

3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya

lembaran data yang terkumpul. Termasuk di dalamnya memeriksa

kelengkapan pengisian item angket.

4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item

yang diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau

pengolahan data selanjutnya.

5. Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang

sudah diisi pada tabel pembantu.

6. Menghitung jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing

responden.

7. Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap

bulir/item angket dari skor-skor yang diperoleh.

8. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) =

n-2.

9. Membuat kesimpulan, dengan cara membandingkan nilai hitung r

dan nilai tabel r. Kriterianya jika nilai hitung r lebih besar (>) dari

nilai tabel r, maka item instrumen dinyatakan valid. Sebaliknya jika

nilai hitung r lebih kecil (<) dari nilai tabel r, maka item instrumen

dinyatakan tidak valid.

Uji coba angket dilakukan terhadap 20 orang responden, yaitu 20 orang siswa

administrasi perkantoran di SMK Sangkuriang 1 cimahi. Data angket yang

terkumpul, kemudian secara statistik dihitung validitas dan reliabilitasnya. Jumlah

item angket yang diteliti dapat dilihat pada tabel berikut ini

60

Frisca Troktaviani, 2015 PENGARUH KOMUNIKASI PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK BINA WISATA LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3. 2 Hasil Uji Validitas Variabel X

No. Item rhitung rtabel Keterangan

1 0,68 0,444 Valid

2 0,54 0,444 Valid

3 0,63 0,444 Valid

4 0,51 0,444 Valid

5 0,60 0,444 Valid

6 0,51 0,444 Valid

7 0,52 0,444 Valid

8 0,58 0,444 Valid

9 0,51 0,444 Valid

10 0,61 0,444 Valid

11 0,48 0,444 Valid

12 0,56 0,444 Valid

13 0,49 0,444 Valid

14 0,49 0,444 Valid

15 0,69 0,444 Valid

16 0,47 0,444 Valid

17 0,74 0,444 Valid

61

Frisca Troktaviani, 2015 PENGARUH KOMUNIKASI PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK BINA WISATA LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3. 3 Hasil Uji Validitas Variabel Y

No. Item rhitung rtabel Keterangan

1 0,47 0,444 Valid

2 0,56 0,444 Valid

3 0,51 0,444 Valid

4 0,55 0,444 Valid

5 0,77 0,444 Valid

6 0,45 0,444 Valid

7 0,56 0,444 Valid

8 0,61 0,444 Valid

9 0,54 0,444 Valid

10 0,53 0,444 Valid

11 0,45 0,444 Valid

12 0,50 0,444 Valid

13 0,47 0,444 Valid

14 0,48 0,444 Valid

15 0,51 0,444 Valid

16 0,49 0,444 Valid

Sumber: Hasil uji coba angket

Berdasarkan hasil uji validitas yang telah dilakukan terhadap variabel

komunikasi pembelajaran (X) dengan 17 item dinyatakan valid, sehingga angket

yang digunakan untuk mengumpulkan data variabel komunikasi pembelajaran

adalah sebnyak 17 item. Selanjutnya uji validitas pada variabel motivasi belajar

siswa (Y) dengan 16 item dinyatakan valid, sehingga angket yang digunakan

untuk mengumpulkan data variabel motivasi belajar siswa sebanyak 16 item.

3.4.1.2 Uji Reliabilitas

Setelah melakukan uji validitas instrumen, selanjutnya adalah melakukan

uji reliabilitas instrumen. Sambas Ali Muhidin (2010, hlm. 31), menyatakan

bahwa:

“Suatu instrumen dapat dikatakan reliabel jika pengukurannya konsisten dan

cermat akurat. Jadi uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan tujuan

62

Frisca Troktaviani, 2015 PENGARUH KOMUNIKASI PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK BINA WISATA LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga

hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Hasil pengukuran dapat

dipercaya, jika dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap

kelompok subjek yang sama (homogen) diperoleh hasil yang relatif sama,

selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah.

Dalam hal ini relatif sama berarti tetap adanya toleransi terhadap

perbedaan-perbedaan kecil diantara hasil beberapa kali pengukuran.”

Sugiyono (2010, hlm. 137), juga menyatakan bahwa: “Instrumen yang

reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur

objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama”.

Dengan melakukan uji reliabilitas instrumen, maka akan diketahui

konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil pengukuran tersebut

dapat dipercaya. Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan dengan

menggunakan rumus Koefisien Alfa (𝛼) dari Cronbach dalam Sambas Ali

Muhidin (2010, hlm. 31), yaitu:

𝑟11 = [𝑘

𝑘−1] . [1 −

∑ 𝜎𝑖2

𝜎𝑡2 ]

Dimana sebelum menentukan nilai reliabilitas, maka terlebih dahulu

mencari nilai varians dengan rumus sebagai berikut:

𝜎 = ∑ 𝑥2 −

(∑ 𝑥)2

𝑁

𝑁

Keterangan:

𝑟11 = Reliabilitas instrumen/koefisien korelasi/korelasi alpha

K = Banyaknya bulir soal

∑ 𝜎𝑖2 = Jumlah varians bulir

𝜎𝑡2 = Varians total

N = Jumlah responden

Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur reliabilitas

instrumen penelitian seperti yang dijabarkan oleh Sambas Ali Muhidin (2010,

hlm. 31-35), adalah sebagai berikut:

1. Menyebarkan instrumen yang akan diuji reliabilitasnya, kepada responden

yang bukan responden sesungguhnya.

63

Frisca Troktaviani, 2015 PENGARUH KOMUNIKASI PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK BINA WISATA LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.

3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya

lembaran data yang terkumpul. Termasuk di dalamnya memeriksa

kelengkapan pengisian item angket.

4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang

diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan

data selanjutnya.

5. Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah

diisi responden pada tabel pembantu.

6. Menghitung nilai varians masing-masing item dan varians total.

7. Menghitung nilai koefisien alfa.

8. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n – 2.

9. Selanjutnya nilai rhitung diatas dibandingkan dengan rtabel pada tingkat

kepercayaan 95% dengan derajat kebebasan (dk = n - 2)

10. Membuat kesimpulan dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai

tabel r. Kriterianya:

Jika nilai rhitung > nilai rtabel, maka instrumen dinyatakan reliabel.

Jika nilai rhitung < nilai rtabel , maka instrumen dinyatakan tidak

reliabel.

Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas angket sebagaimana

terlampir, rekapitulasi perhitungannya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3. 4 Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas Variabel X dan Y

No. Variabel Hasil

Keterangan rhitung rtabel

1 Komunikasi Pembelajaran 0,868 0,444 Reliabel

2 Motivasi Belajar Siswa 0,816 0,444 Reliabel

Sumber: Hasil uji coba angket

Hasil uji reliabilitas variabel X dan Variabel Y menunjukan bahwa kedua

variabel tersebut dinyatakan reliabel karena nilai rhitung > rtabel. Sebagaimana

terlihat pada tabel diatas, menunjukan bahwa kedua variabel yang dinyatakan

64

Frisca Troktaviani, 2015 PENGARUH KOMUNIKASI PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK BINA WISATA LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

reliabel. Dengan hasil kedua pengujian diatas maka penulis dapat

menyimpulkan bahwa instrumen dinyatakan valid dan reliabel, sehingga

penelitian dapat dilanjutkan. Artinya bahwa tidak ada hal yang menjadi kendala

terjadinya kegagalan penelitian disebabkan instrumen yang belum teruji

kevalidannya dan kereliabilitasnya.

3.5 Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri atas variabel bebas (variabel independen) dan

variabel terikat (variabel dependen).Variabel bebas merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

terikat (dependen).Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau

yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.

Dalam penelitian ini terdapat terdapat dua variabel yang dikaji dalam

penelitian ini, yaitu (1) Komunikasi pembelajaran, dan (2) Motivasi Belajar

Siswa.

Kedudukan variabel Komunikasi pembelajaran sebagai variabel

independen (variabel bebas/Variabel X), sedangkan variabel Motivasi belajar

siswa sebagai variabel dependen (variabel terikat/Variabel Y).

3.5.1 Operasional Variabel Komunikasi Pembelajaran

Dalam penelitian ini, komunikasi pembelajaran dikaji melalui efektivitas

komunikasi guru dengan peserta didik dalam proses pembelajaran. Maka dari itu

indikator komunikasi pembelajaran difokuskan pada persepsi peserta didik

terhadap kemampuan guru dalam menciptakan suasana komunikasi pembelajaran

efektif. Menurut Fathurohman dan Sutikno ( 2009, hlm 41) terdapat minimal lima

indikator yang dapat dikembangkan untuk menciptakan komunikasi yang efektif

yaitu :

1. Respect (Menghargai)

2. Empathty ( Empati)

3. Audible (Mudah dimengerti)

4. Clarity (Jelas maknanya)

5. Humble (Rendah hati)

65

Frisca Troktaviani, 2015 PENGARUH KOMUNIKASI PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK BINA WISATA LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mengacu pada pendapat diatas, maka seorang guru hendaknya

menciptakan suasana komunikasi yang harmonis dengan rasa takut dan cemas

dalam diri peserta didik. Rasa takut yang ada dalam diri peserta didik akan

menyebabkan peserta didik enggan untuk mengemukakan pendapat serta bersifat

defensif dan cenderung tertutup terhadap penjelasan apapun yang disampaikan

oleh guru.

Tabel 3. 5 Operasional Variabel Komunikasi Pembelajaran

Variabel Indikator Ukuran Skala Nomor item

Komunikasi

Pembelajaran

(Variabel X)

Terdapat minimal

lima strategi

yangdapat

dikembangkan

dalam menciptakan

komunikasi

pembelajaran yaitu :

respect, empati,

audible, jelas

maknanya, dan

rendah hati. Jadi

guru tidak hanya

menempatkan diri

sebagai seorang

pengajar tetapi

mampu memahami

karakteristik peserta

didik dengan baik.

(Fathurohman dan

Sutikno, 2009, hlm

41)

Respect

(Menghargai)

Kemampuan

guru bersikap

adil dalam

proses

pembelajaran.

Penghargaan

guru terhadap

usaha peserta

didik dalam

belajar.

Guru mampu

memberikan

kesempatan

kepada peserta

didik untuk

berpartisipasi

dalam setiap

kegiatan di

dalam kelas.

Interval

Intervel

Intervel

1

2

3

Empathy

(Empati) Kemampuan

guru dalam

mendengarkan

keluhan

peserta didik.

Kemampuan

guru dalam

memberikan

pelayanan

kesulitan

belajar peserta

didik

Kemampuan

guru dalam

mendekatkan

diri kepada

siswa

Interval

Interval

Interval

4, 5

6

7

Frisca Troktaviani, 2015 PENGARUH KOMUNIKASI PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK BINA WISATA LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Audible

(Dapat

dimengerti

atau

didengar)

Kemampuan

guru dalam

menggunakan

bahasa yang

mudah

dimengerti

Kemampuan

guru dalam

mengkomunik

asikan bahan

pelajaran

Guru mampu

memberikan

motivasi

kepada siswa

dalam proses

pembelajaran

Interval

Interval

Interval

8

9,10

11

Clarity

(Jelas) Kemampuan

guru dalam

menyampaikan

tujuan

pembelajaran.

Kemampuan

guru dalam

memberikan

instruksi

(perintah)

Kemampuan

guru dalam

menyampaikan

evaluasi

Interval

Interval

Interval

12

13

14

Humble

(Rendah hati) Kemampuan

guru dalam

menciptakan

suasana belajar

yang hangat

Kemampuan

guru dalam

mengajari

siswa yang

kurang

mengerti akan

materi

pelajaran

Interval

Interval

15, 16

17

67

Frisca Troktaviani, 2015 PENGARUH KOMUNIKASI PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK BINA WISATA LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.5.2 Operasional Variabel Motivasi Belajar Siswa

Uno (2009, hlm 23) bahwa indikator motivasi belajar, di antaranya :

1. Adanya hasrat dan keinginan berhasil

2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar

3. Adanya harapan dan cita – cita masa depan

4. Adanya penghargaan dalam belajar

5. Adanya kegiatan yang manrik dalam belajar

6. Adanya lingkungan belajar yang Efektif

7. Sehingga memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik.

Indikator-indikator motivasi belajar menurut Wena (2010, hlm 33)

Keantusiasan dalam belajar, minat atau perhatian pada pembelajaran, keterlibatan

dalam kegiatan belajar, rasa ingin tahu pada isi pembelajaran, ketekunan dalam

belajar, selalu berusaha mencoba, dan aktif mengatasi tantangan yang ada dalam

pembelajaran.

Lebih lanjut lagi keller dalam Wena (2010, hlm. 33) mengemukakan

bahwa indikator-indikator motivasi belajar, antara lain :

1. Tingkat perhatian siswa terhadap pembelajaran

2. Tingkat relevansi pembelajaran dengan kebutuhan siswa

3. Tingkat keyakinan siswa terhadap kemampuannya dalam mengerjakan

tugas – tugas pembelajaran

4. Tingkat kepuasan siswa terhadap proses pembelajaran yang telah

dilaksanakan

Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan pendapat – pendapat di atas

bahaw indikator dari motivasi belajar terdiri dari hasrat dan keinginan siswa untuk

berhasil, perhatian siswa, dorongan belajar sebagai relevansi pembelajaran dengan

kebutuhan siswa, harapan dan cita-cita yang membuatnya selalu berusaha

mengatasi tantangan yang ada dalam pembelajaran, penghargaan, kegiatan belajar

yang menarik yang dapat memberikan kepuasan kepada siswa, dan lingkungan

belajar yang Efektif.

68

Frisca Troktaviani, 2015 PENGARUH KOMUNIKASI PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK BINA WISATA LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3. 6 Operasional Variabel Motivasi Belajar Siswa

Variabel Indikator Ukuran Skala No item

Motivasi Belajar

(Variable Y)

Motivasi belajar

adalah Keantusiasan

dalam belajar, minat

atau perhatian pada

pembelajaran,

keterlibatan dalam

kegiatan belajar,

rasa ingin tahu pada

isi pembelajaran,

ketekunan dalam

belajar, selalu

berusaha mencoba,

dan aktif mengatasi

tantangan yang ada

dalam pembelajaran.

Wena (2010, hlm

33)

Antusias Tingkat dorongan

kepada siswa

untuk

memperoleh hasil

/ nilai terbaik

Tingkat dorongan

untuk menjadi

peringkat teratas

di kelas

Tingkat dorongan

dalam

memperbaiki nilai

yang kurang

Tingkat dorongan

untuk

meningkatkan

kualitas diri

dalam proses

pembelajaran

Interval

Interval

Interval

Interval

1

2

3

4

Minat dalam

pembelajaran Tingkat dorongan

kebutuhan untuk

tergabung dan

diterima dalam

kelompok belajar

Tingkat dorongan

untuk belajar

dengan sungguh –

sungguh agar

tidak mendapat

teguran karena

gagal

Tingkat keinginan

untuk menjadi

lebih baik lagi

dalam proses

pembelajaran

Interval

Interval

Interval

5

6

7

Keterlibatan

dalam

kegiatan di

kelas

Tingkat dorongan

keaktifan siswa

dalam kegiatan

pembelajaran

Tingkat

keantusiasan

siswa dalam

Interval

Interval

8

9

Frisca Troktaviani, 2015 PENGARUH KOMUNIKASI PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK BINA WISATA LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran

Selalu berusaha

untuk bertanya

kepada guru

Selalu berusaha

untuk jadi

anggota yang

berguna didalam

keompok

Interval

Interval

10

11

Rasa ingin

tahu pada isi

pembelajaran

Tingkat keingin

tahuan siswa

dalam pemecahan

masalah

pembelajaran

Interval

12

Ketekunan

dalam belajar

Tingkat

ketekunan dalam

menyelesaikan

tugas

Interval

13

Selalu

berusaha

Tingkat keinginan

untuk berusaha

dalam proses

pembelajaran

Interval

14

Aktif dalam

mengatasi

tantangan

yang ada

dalam

pembelajaran

Tingkat keaktifan

siswa dalam

melakukan tanya

jawab dengan

guru

Tingkat keaktifan

siswa dalam

memecahkan

masalah yang

diberikan oleh

Guru

Interval

Interval

15

16

70

Frisca Troktaviani, 2015 PENGARUH KOMUNIKASI PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK BINA WISATA LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.6 Uji Asumsi

Dalam melakukan analisis data, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi

terlebih dahulu. Syarat yang harus dipenuhi adalah dengan melakukan beberapa

pengujian, yaitu uji normalitas, uji homogenitas dan uji linieritas.

3.6.1 Uji Normalitas

Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya suatu

distribusi data. Hal ini penting diketahui berkaitan dengan ketetapan pemilihan uji

statistik yang akan dipergunakan. Pengujian normalitas ini harus dilakukan

apabila belum ada teori yang menyatakan bahwa variabel yang diteliti adalah

normal.

Penggunaan statistik parametrik bekerja dengan asumsi bahwa data setiap

variabel penelitian yang akan dianalisis membentuk distribusi normal, maka

teknik statistik parametrik tidak dapat digunakan untuk alat analisis. Dengan

demikian penelitian harus membuktikan terlebih dahulu, apakah data yang akan

dianalisis itu berdistribusi normal atau tidak. Menurut Sugiyono (2010, hlm. 69),

“Suatu data yang membentuk distribusi normal bila jumlah data di atas dan di

bawah rata-rata adalah sama, demikian juga simpangan bakunya”. Uji normalitas

yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode Liliefors Test dengan

bantuan Microsoft Office Excel 2010. Menurut Harun Al-Rasyid (Sambas Ali

Muhidin, 2010, hlm. 93), kelebihan Liliefors Test adalah

penggunaan/perhitungannya yang sederhana, serta cukup kuat (power full)

sekalipun dengan ukuran sampel kecil.

Sambas Ali Muhidin (2010, hlm. 93-95) menyatakan langkah–langkah

pengujian normalitas data dengan Liliefors adalah sebagai berikut:

a) Susunlah data dari kecil ke besar. Setiap data ditulis sekali, meskipun ada

beberapa data.

b) Periksa data beberapa kali munculnya bilangan-bilangan itu (frekuensi

harus ditulis).

c) Dari frekuensi susun frekuensi kumulatifnya.

d) Berdasarkan frekuensi kumulatif hitunglah proporsi empirik (observasi).

e) Hitung nilai Z untuk mengetahui theoritical proportion pada tabel Z.

f) Menghitung theoritical proportion.

71

Frisca Troktaviani, 2015 PENGARUH KOMUNIKASI PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK BINA WISATA LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

g) Bandingkan empirical proportion dengan theoritical proportion, kemudian

carilah selisih terbesar didalam titik observasi antara kedua proporsisi.

h) Buat kesimpulan dengan kriteria uji, tolak H0jika D hitung > D tabel

dengan derajat kebebasan (dk) (0,05)

i) Memasukkan besaran seluruh angka tersebut ke dalam tabel distribusi

berikut:

Tabel 3. 7 Distribusi Pembantu Untuk Pengujian Normalitas

X F Fk Sn(𝐗𝐢) Z 𝐅𝟎(𝐗𝐢) Sn(𝐗𝐢) - 𝐅𝟎(𝐗𝐢) [𝐒𝐧(𝐗𝐢) − 𝐅𝟎(𝐗𝐢)]

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Sumber : Sambas Ali Muhidin (2010:94)

Keterangan :

Kolom 1 : Susunan data dari terkecil ke besar

Kolom 2 : Banyak data ke i yang muncul

Kolom 3 : Frekuensi kumulatif. fk = f + fk sebelumnya

Kolom 4 : Proporsi empirik (observasi). Formla, Sn(𝐗𝐢) = fki : n

Kolom 5 : Nilai Z, formula, Z = = 𝑋𝑖−�̅�

S,

dimana X̅ = ∑ Xi

n dan S =

√∑ 𝑋𝑖2−

(∑ 𝑋𝑖)2

𝑛

𝑛−1

Kolom 6 : Theoritical Proportion (tabel z) : Proporsi kumulatif luas Kurva

Normal Baku dengan cara melihat nilai z pada tabel distribusi

normal.

Kolom 7 : Selisih Empirical Propotion dengan Theoritical Propotion dengan

cara mencari selisih kolom (4) dan kolom (6).

Kolom 8 : Nilai Mutlak, artinya semua nilai harus bertanda positif. Tandai

selisih mana yang paling besar nilainya. Nilai tersebut adalah D

hitung.

Selanjutnya menghitung D tabel pada ∝ = 0,05 dengan cara 0,886

√n .

kemudian membuat kesimpulan dengan kriteria :

1) D hitung < D tabel, maka H0 diterima, artinya data berdistribusi normal.

2) D hitung ≥ D tabel, maka H0 ditolak, artinya data tidak berdistribusi

normal.

72

Frisca Troktaviani, 2015 PENGARUH KOMUNIKASI PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK BINA WISATA LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.6.2 Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas merupakan uji perbedaan antara dua kelompok,

yaitu dengan melihat perbedaan varians kelompoknya. Sambas Ali Muhidin

(2010, hlm. 96) menyatakan “pengujian homogenitas ini mengasumsikan bahwa

skor setiap variabel memiliki varians yang homogen”. Pengujian homogenitas

digunakan untuk kepentingan akurasi data dan kepercayaan terhadap hasil

penelitian.

Uji statistika yang akan digunakan adalah uji Barlett dengan menggunakan

bantuan Microsoft Office Excel 2010. Kriteria yang digunakannya adalah apabila

nilai hitung 𝜒2> nilai tabel𝜒2, maka H0 menyatakan varians skornya homogen

ditolak, dalam hal lainnya diterima. Nilai hitung diperoleh dengan rumus :

𝜒2 = (ln10) [𝐵 − (∑ 𝑑𝑏. 𝑙𝑜𝑔𝑆𝑖2)]

Sumber: Ating Somantri dan Sambas Ali M (2006, hlm. 294)

Dimana :

Si2 = Varians tiap kelompok data

dbi= n-1 = Derajat kebebasan tiap kelompok

B = Nilai Barlett = (log 𝑆𝑔𝑎𝑏2 ) (∑ 𝑑𝑏𝑖)

S2gab = Varians gabungan = 𝑆𝑔𝑎𝑏

2 = ∑ 𝑑𝑏 𝑆𝑖

2

∑ 𝑑𝑏

Menurut Ating Somantri dan Sambas Ali M (2006, hlm. 295), langkah-

langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian homogenitas varians ini adalah

sebagai berikut :

a) Menentukan kelompok-kelompok data dan menghitung varians untuk tiap

kelompok tersebut.

b) Membuat tabel pembantu untuk memudahkan proses penghitungan,

dengan model tabel sebagai berikut :

c)

d) Tabel 3. 8 Model Tabel Uji Barlett

Sampel db=n-1 𝐒𝒊𝟐 Log𝐒𝒊

𝟐 db. Log 𝐒𝒊𝟐 db.𝐒𝒊

𝟐

1

2

3

Frisca Troktaviani, 2015 PENGARUH KOMUNIKASI PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK BINA WISATA LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e) Sumber : Sambas Ali Muhidin (2010, hlm. 97)

74

Frisca Troktaviani, 2015 PENGARUH KOMUNIKASI PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK BINA WISATA LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

f) Menghitung varians gabungan.

g) Menghitung log dari varians gabungan.

h) Menghitung nilai Barlett.

i) Menghitung nilai 𝜒2.

j) Menentukan nilai dan titik kritis.

k) Membuat kesimpulan, dengan kriteria sebagai berikut :

1) Jika nilai 𝜒2 hitung < dari nilai 𝜒2 tabel, maka H0 diterima atau variasi

data dinyatakan homogen.

2) Jika nilai 𝜒2 hitung ≥ dari nilai 𝜒2 tabel, maka H0 diterima atau variasi

data dinyatakan tidak homogen.

3.6.3 Uji Linieritas

Uji linieritas menjadi salah satu syarat untuk analisis data yang

menggunakan uji parametrik. Menurut Sambas Ali Muhidin (2010, hlm. 99)

menyatakan bahwa:

Teknik analisis data yang didasarkan pada asumsi linieritas adalah analisis

hubungan. Teknik analisis statistika yang dimaksud adalah teknik yang

terkait dengan korelasi, khususnya korelasi Product Moment, termasuk di

dalamnya teknik analisis regresi dan analisi jalur (path analysis).

Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui hubungan antara Variabel terikat

dengan Variabel bebas bersifat linier. Uji linieritas dilakukan dengan uji

kelinieran regresi. Uji linieritas dihitung dengan bantuan Microsoft Office Excel

2007.

Sambas Ali Muhidin (2010, hlm. 99-101), mengatakan bahwa

pemeriksaan kelinieran regresi dilakukan melalui pengujian hipotesis nol, bahwa

regresi linier melawan hipotesis tandingan bahwa regresi tidak linier. Langkah-

langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian linieritas regresi adalah sebagai

berikut:

a) Menyusun tabel kelompok data Variabel x dan Variabel y

b) Menghitung jumlah kuadrat regresi (JKreg(a)) dengan rumus:

𝐽𝐾𝑟𝑒𝑔(𝑎) = (∑ 𝑌)2

𝑛

c) Menghitung jumlah kuadrat regresi b a (JKreg(b/a)), dengan rumus:

𝐽𝐾𝑟𝑒𝑔(𝑏/𝑎) = b.(∑ 𝑋𝑌 − ∑ 𝑋.∑ 𝑌

𝑛)

d) Menghitung jumlah kuardat residu (JKres) dengan rumus:

𝐽𝐾𝑟𝑒𝑠 = ∑ 𝑌2 − 𝐽𝐾𝑅𝑒𝑔(𝑏/𝑎) − 𝐽𝐾𝑅𝑒𝑔(𝑎)

e) Menghitung rata-rata kuadrat regresi a (RJKreg (a)) dengan rumus:

𝑅𝐽𝐾reg (a) = 𝐽𝐾𝑅𝑒𝑔(𝑎)

Frisca Troktaviani, 2015 PENGARUH KOMUNIKASI PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK BINA WISATA LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

f) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a (RJKreg (a)) dengan

rumus:

𝑅𝐽𝐾reg (b/a) = 𝐽𝐾𝑅𝑒𝑔(𝑏/𝑎)

g) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJKres) dengan rumus:

𝑅𝐽𝐾res = 𝐽𝐾𝑅𝑒𝑠

𝑛−2

h) Menghitung jumlah kuadrat error (JKE) dengan rumus:

𝐽𝐾𝐸 = ∑ {∑ 𝑌2 − (∑ 𝑌)2

𝑛}𝑘

Untuk menghitung JKE urutkan data x mulai dari data yang paling kecil

sampai data yang paling besar berikut disertai pasangannya.

i) Menghitung jumlah kuadrat tuna cocok (JKTC) dengan rumus:

JKTC = JKRes − JKE

j) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok (RJKTC) dengan rumus:

𝑅𝐽𝐾𝑇𝐶 = 𝐽𝐾𝑇𝐶

𝑘−2

k) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat error (RJKE) dengan rumus:

𝑅𝐽𝐾𝐸 = 𝐽𝐾𝐸

𝑛 − 𝑘

l) Mencari nilai uji F dengan rumus:

F = 𝑅𝐽𝐾𝑇𝐶

𝑅𝐽𝐾𝐸

m) Menentukan kriteria pengukuran : Jika nilai uji F < nilai tabel F, maka

distribusi berpola linier.

n) Mencari nilai Ftabel pada taraf signifikansi 95% atau ∝ = 5%

menggunakan rumus: Ftabel = F(1−∝)(db TC,db E) dimana db TC = k-2 dan

db E = n-k

o) Membandingkan nilai uji F dengan nilai tabel F kemudian membuat

kesimpulan.

1) Jika Fhitung<Ftabel , maka dinyatakan berpola linier.

2) Jika Fhitung ≥ Ftabel , maka dinyatakan tidak berpola linier.

3.7 Teknik Analisis Data

Analisis data menurut Uep Tatang Sontani dan Sambas Ali Muhidin

(2011, hlm. 158), yaitu: “Upaya mengolah data menjadi informasi, sehingga

karakteristik atau sifat-sifat data tersebut dapat dengan mudah dipahami dan

bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan

penelitian”.

Tujuan dilakukannya analisis data adalah untuk mendeskripsikan data dan

membuat induksi atau menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi. Teknik

analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisi data

deskriptif dan teknik analisis data inferensial.

76

Frisca Troktaviani, 2015 PENGARUH KOMUNIKASI PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK BINA WISATA LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.7.1 Analisis Data Deskriptif

Teknik analisis data penelitian secara deskriptif dilakukan melalui

statistika deskriptif, yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data

dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat generalisasi hasil penelitian.

Termasuk dalam teknik analisis data statistik deskriptif antara lain penyajian data

melalui tabel, grafik, diagram, presentase, frekuensi, perhitungan mean, median

atau modus.

Analisis ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah

dirumuskan dalam rumusan masalah. Untuk menjawab rumusan masalah nomor 1

dan 2 maka teknik analisis data yang akan digunakan adalah teknik analisis

deskriptif yaitu untuk mengetahui gambaran mengenai komunikasi pembelajaran

dan untuk mengetahui gambaran motivasi belajar siswa di SMK Bina Wisata

Lembang. Untuk mempermudah dalam mendeskripsikan variabel penelitian,

digunakan kriteria tertentu yang mengacu pada skor angket yang diperoleh dari

responden. Data yang diperoleh kemudian diolah, maka diperoleh rincian skor dan

kedudukan responden berdasarkan urutan angket yang masuk untuk masing-

masing variabel. Untuk itu penulis menggunakan langkah langkah seperti yang

dikemukakan oleh Sugiyono (2010, hlm. 81) yaitu

a. Menentukan jumlah skor kriterium (SK) dengan menggunakan rumus:

SK=ST x JB x JR.

Ket:

SK = Skor Kriterium

ST = Skor Tertinggi

JB = Jumlah Bulir Soal

JR = Jumlah Responden

b. Membandingkan jumlah skor hasil angket dengan jumlah skor item, untuk

mencari jumlah skor dari hasil angket dengan rumus:

∑xi= x1 x2 x3 ......+x37.

Keterangan :

X1 = Jumlah skor hasil angket variabel x

X1-Xn = Jumlah skor angket masing masing responden

c. Membuat daerah kontinum. Langkah langkahnya sebagai berikut:

1) Menentukan kontinum tertinggi dan terendah

Sangat Tinggi : K = ST x JB x JR

Sangat Rendah : K = SR x JB x JR

2) Menentukan selisih skor kontinum dari setiap tingkatan dengan rumus :

Frisca Troktaviani, 2015 PENGARUH KOMUNIKASI PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK BINA WISATA LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

R = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖−𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ

5

78

Frisca Troktaviani, 2015 PENGARUH KOMUNIKASI PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK BINA WISATA LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3) Menentukan daerah kontinum sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan

sangat rendah dengan cara menambahkan selisih (R) dari mulai

kontinum sangat rendah ke kontinum sangat tinggi.

3.7.2 Analisis Data Inferensial

Statistik inferensial meliputi statistik parametris yang digunakan minimal

untuk data interval dan ratio serta statistik non parametris yang digunakan untuk

data nominal dan ordinal. Dalam penelintian ini menggunakan analisis parametris

karena data yang digunakan adalah data interval. Analisis data ini dilakukan untuk

menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah nomor 3,

yaitu untuk mengetahui adakah pengaruh positif komunikasi pembelajaran

terhadap motivasi belajar siswa.

Dalam penelitian ini, hipotesis yang telah dirumuskan akan diuji dengan

statistik parametris antara lain dengan menggunakan F-testdan t-test terhadap

koefisien regresi.

Adapun untuk menguji hipotesis yang datanya berbentuk interval, maka

dalam penelitian ini digunakan analisis regresi sederhana yang dilakukan untuk

melakukan prediksi, bagaimana perubahan nilai Variabel dependen bila nilai

variabel independen dinaikkan atau diturunkan nilainya (dimanipulasi).

3.8 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis merupakan langkah terakhir dalam menganalisis data.

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang

kebenarannya masih harus diuji secara empiris. Untuk menguji adanya hubungan

antar variabel maka perlu melakukan uji hipotesis. Dengan pengujian tersebut

maka akan diperoleh suatu keputusan untuk menerima atau menolak suatu

hipotesis. Sedangkan pengujian hipotesis adalah suatu prosedur yang akan

menghasilkan suatu keputusan dalam menolak atau menerima hipotesis ini.

Tujuan dari hipotesis ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh

yang signifikan dari variabel X (Komunikasi Pembelajaran) terhadap variabel Y

(Motivasi belajar siswa).

79

Frisca Troktaviani, 2015 PENGARUH KOMUNIKASI PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK BINA WISATA LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Sambas Ali Muhidin (2010, hlm. 43), langkah-langkah pengujian

hipotesis untuk penelitian populasi (sensus), adalah sebagai berikut:

1. Menentukan rumusan hipotesis H0 dan H1

𝐻0 : 𝛽 = 0 : Tidak terdapat pengaruh yang positif Komunikasi

Pembelajaran (variabel X) terhadap Motivasi Belajar

Siswa (variabel Y).

H1 : β > 0 : Terdapat pengaruh yang positif Komunikasi

Pembelajaran (variabel X) terhadap Motivasi Belajar

Siswa (variabel Y).

Menentukan taraf kemaknaan/nyata ∝ (level of significance ): ∝= 0,05

2. Membuat Persamaan dan Koefisien Regresi Sederhana.

Menurut Sambas Ali Muhidin (2010, hlm. 105), regresi sederhana berguna

untuk mempelajari hubungan antara dua variabel. Model persamaan

regresi sederhana adalah:

Ŷ = a + bX

Dimana : Ŷ: variabel tak bebas (nilai duga)

a : penduga bagi intersap (α)

b : penduga bagi koefisien regresi (β)

𝑎 = ∑ 𝑦−𝑏 ∑ 𝑥

𝑁= Υ − 𝑏Χ dan 𝑏 =

𝑁.(∑ 𝑥𝑦)−∑ 𝑥 ∑ 𝑦

𝑁.∑ 𝑥2−(∑.𝑥)2

3. Menentukan uji statistika yang sesuai. Uji statistika yang digunakan adalah

uji F, yaitu F = 𝑆1

2

𝑠22

Untuk melakukan uji F, dapat mengikuti langkah-langkah berikut:

a. Menghitung jumlah kuadran regresi (𝐽𝐾𝑟𝑒𝑔(𝑎)) dengan rumus:

𝐽𝐾𝑟𝑒𝑔(𝑎) = (∑ 𝑌)2

𝑛

b. Menghitung jumlah kuadrat regresi b a (JKreg(b l a)), dengan rumus:

𝐽𝐾𝑟𝑒𝑔(𝑏/𝑎) = b.(∑ 𝑋𝑌 − ∑ 𝑋.∑ 𝑌

𝑛)

c. Menghitung kuadrat residu (JK res), dengan rumus:

𝐽𝐾𝑟𝑒𝑠 = ∑ 𝑌2 − 𝐽𝐾𝑟𝑒𝑔(𝑏/𝑎) − 𝐽𝐾𝑟𝑒𝑔(𝑎)

d. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi a (RJKreg (a)), dengan

rumus:

𝑅𝐽𝐾reg (𝑎) = 𝐽𝐾𝑟𝑒𝑔(𝑎)

e. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a (RJKreg (a)), dengan

rumus:

𝑅𝐽𝐾reg (b/a) = 𝐽𝐾𝑟𝑒𝑔(𝑏/𝑎)

80

Frisca Troktaviani, 2015 PENGARUH KOMUNIKASI PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK BINA WISATA LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

f. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJKres), dengan rumus:

𝑅𝐽𝐾res = 𝐽𝐾𝑅𝑒𝑠

𝑛−2

g. Menghitung F, dengan rumus: F =

𝑅𝐽𝐾𝑟𝑒𝑔 (

𝑏𝑎)

𝑅𝐽𝐾𝑟𝑒𝑠

4. Menentukan nilai kritis dengan derajat kebebasan untuk

dbreg = 1 dan dbreg = n – 2

5. Membandingkan nilai uji F terhadap nilai Ftabel = F(1−a) (dbreg(

b

a)(dbres)

Dengan kriteria pengujian: jika nilai uji F ≥ Ftabel , maka tolak H0 yang

menyatakan bahwa tidak ada pengaruh antara komunikasi pembelajaran

terhadap motivasi belajar siswa

6. Membuat kesimpulan.

Untuk mengetahui hubungan antara variabel X dengan variabel Y dicari

dengan menggunakan rumus koefisien korelasi. Koefisien korelasi dalam

penelitian ini menggunakan Korelasi Product Moment yang dikembangkan oleh

Karl Pearson (Sambas Ali Muhidin, 2010, hlm. 26), seperti berikut:

r𝑥𝑦=𝑁 ∑ 𝑋𝑌−(∑ 𝑋). (∑ 𝑌)

√[𝑁 ∑ 𝑋2− (∑ 𝑋)2

] . [𝑁 ∑ 𝑌2− (∑ 𝑌)2]

Koefisien korelasi (r) menunjukkan derajat korelasi antara variabel X dan

variabel Y. Nilai koefisien korelasi harus terdapat dalam batas-batas: -1 < r < +1.

Tanda positif menunjukkan adanya korelasi positif atau korelasi antara kedua

variabel yang berarti. Setiap kenaikan nilai variabel X maka akan diikuti dengan

penurunan nilai Y, dan berlaku sebaliknya.

a) Jika nilai r = +1 atau mendekati +1, maka korelasi antara kedua variabel

sangat kuat dan positif

b) Jika nilai r = -1 atau mendekati -1, maka korelasi antara kedua variabel

sangat kuat dan negatif.

c) Jika nilai r = 0, maka korelasi variabel yang diteliti tidak ada sama sekali

atau sangat lemah.

Selanjutnya untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel X terhadap

variabel Y, maka digunakan koefisien determinasi (KD) dengan rumus:

KD = r2 x 100%

dimana:

KD = Koefisien Determinasi

r = Koefisien Korelasi