bab iii metode penelitian 3.1 desain...
TRANSCRIPT
32
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian dengan pendekatan kuantitatif.
Penelitian ini bersifat kuantitatif karena data-data yang diperoleh kemudian
dianalisis menggunakan rumus-rumus statistik untuk memperoleh suatu
kesimpulan. Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui suatu sampel mana
yang lebih baik ketika diberikan suatu perlakuan. Oleh karena itu, pendekatan
penelitian yang sesuai adalah eksperimen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menyelidiki adanya hubungan sebab akibat dengan cara mengenakan perlakuan
kepada satu atau lebih kelompok eksperimen. Setelah diberikan suatu perlakuan,
maka peneliti membandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok kontrol
yang tidak dikenai kondisi perlakuan.
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah control group pre-test
post-test, karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh
penggunaan model terhadap sikap belajar dan hasil belajar IPA antara kelompok
eksperimen (O1-O2) dengan pencapaian sikap dan hasil pembelajaran IPA pada
kelompok kontrol (O3-O4). Desain tersebut dapat digambarkan pada gambar 3.1
sebagai berikut:
Gambar 3.1: Desain Penelitian Control Group Pre-Test Post-Test
Keterangan :
E = Kelompok eksperimen
K = Kelompok kontrol
O1 = Pre-test (sikap belajar dan hasil belajar) siswa kelas eksperimen
O2 = Post-test (sikap belajar dan hasil belajar) siswa kelas eksperimen
E O1 X O2
K O3 X O4
33
O3 = Pre-test akhir (sikap belajar dan hasil belajar) siswa kelas kontrol
O4 = Post-test akhir (sikap belajar dan hasil belajar) siswa kelas kontrol
X = Perlakuan
Langkah pertama sebelum pembelajaran berlangsung maka diadakan tes
awal (pre-test) untuk mengetahui kemampuan awal siswa pada materi
pembelajaran IPA baik pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Setelah
diketahui hasilnya, dari masing-masing kelompok, kemudian dilakukan uji
kesetaraan. Uji kesetaraan antar kelompok akan diuraikan dalam bagian 3.4.
Pada kelompok eksperimen kegiatan belajar mengajar dilaksanakan
menggunakan model pembelajaran GI, sedangkan pada kelompok kontrol
kegiatan belajar mengajar dilaksanakan seperti biasa dengan menggunakan model
pembelajaran konvensional atau ceramah. Setelah diberikan perlakuan, guru
mengadakan tes kembali yaitu tes akhir pos tes. Dari hasil pos tes kemudian akan
dilakukan uji perbedaan terhadap skor hasil belajar yang telah di peroleh. Hal ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran GI terhadap hasil
belajar IPA pada masing-masing kelompok.
3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
3.2.1 Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang terbentuk apa saja yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono 2010: 60). Dalam penelitian ini terdapat
dua jenis variabel, yaitu variabel bebas (independent) dan variabel terikat
(dependent). Variabel terikat merupakan suatu akibat yang keadaannya
dipengaruhi oleh variabel bebas, sedangkan variabel bebas adalah variabel yang
dipelajari pengaruhnya terhadap variabel terikat.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran GI dan
sebagai pembandingnya adalah model pembelajaran ceramah/konvensional.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPA dan sikap belajar.
34
3.2.2 Definisi Operasional
Definisi operasional dalam penelitian ini adalah variabel dengan
menggunakan model pembelajaran Group Investigation. Pembelajaran
didefinisikan secara operasional sebagai prose pembelajaran IPA kelas 5 SD
Negeri Cermo 2 yang mana siswa belajar dengan konsep yang telah ditentukan
guru. Kemudian siswa bekerja menyelesaikan masalah di dalam kelompok
masing-masing, setelah pemecahan masalah selesai perwakilan dari setiap
kelompok maju kedepan untuk menyampaikan hasil diskusi dari kelompoknya.
Kelompok lain yang yang tidak persentasi memperhatikan dan memberikan
tanggapan terhadap hasil yang telah dipersentasikan. Pembelajaran dengan model
tersebut lebih menarik dan dapat mengaktifkan siswa.
Penggunaan model pembelajaran ceramah atau konvensional didefinisikan
secara operasional sebagai proses pembelajaran IPA kelas 5 SDN Trosobo 1
dimana siswa belajar berdasarkan konsep yang telah ditentukan oleh guru. Guru
menjelaskan semua materi di depan kelas dan siswa hanya diam mendengarkan.
Siswa akan melakukan aktifitas apabila hanya diminta oleh guru. Pembelajaran
dengan menggunakan model tersebut seringkali membuat siswa bosan dan siswa
tidak aktif dalam proses pembelajaran.
Hasil pembelajaran didefinisikan secara operasional sehingga ketercapaian
hasil belajar aspek kognitif setelah diberikan treatment dari proses pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran group investigation dan model
pembelajaran konvensional atau ceramah yang terlihat dari skor hasil belajar IPA
yang diukur dengan menggunakan tes hasil belajar menggunakan 20 soal pilihan
ganda dengan aspek penilaian kognitif untuk KD 6.1 dan 6.2 Mendeskripsikan
sifat-sifat cahaya dan pemanfaatan sifat-sifat cahaya dalam karya sederhana.
3.3 Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah guru atau peneliti dan siswa. Guru atau
peneliti sebagai subjek untuk memberikan tindakan dan juga bertugas mengamati
serta mencatat data yang diperlukan. Siswa sebagai subjek yang menerima
tindakan.
35
Subjek penelitian ditetapkan SD Negeri Se-Gugus Singoprono. Yaitu SD
Negeri Cermo 2 siswa kelas V dengan jumlah 23 orang dan SD Negeri Trosobo 1
kelas V dengan jumlah siswa 22 orang. Pada dasarnya mereka dari latar belakang
yang berbeda-beda. Dari Keseluruhan siswa adalah anak yang normal, tidak cacat
dalam artian tidak ada anak yang ABK (Anak Berkebutuhan Khusus). Berikut
disajikan tabel untuk lebih memperjelas argumentasi tersebut.
Tabel 3.1
Data Siswa SD N Cermo 2, SD N Trosobo 1 dan SD N Trosobo 2
Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali Semester 2
Tahun Pelajaran 2013-2014
Sekolah Kelompok Jenis Kelamin
Jumlah siswa Laki-laki Perempuan
SD N Cermo 2 Eksperimen 10 13 23
SD N Trosobo 1 Kontrol 9 13 22
SD N Trosobo 2 Uji coba 8 10 18
Jumlah 63
Dilihat dari Tabel di atas dapat diketahui bahwa subjek penelitian
keseluruhan berjumlah 63 siswa, dengan jumlah siswa masing-masing kelas
eksperimen SD N Cermo 2 23 siswa, kelas kontrol SD N Trosobo 1 22 siswa dan
kelas Uji Coba SD N Trosobo 2 18 siswa. Penempatan tiga kelas sebagai kelas
eksperimen, kelas kontrol dan kelas uji coba dilakukan secara acak. Pada SD N
Cermo 2 sebagai kelas eksperimen siswa berjumlah 23 siswa terdiri dari 11 siswa
laki-laki dan 12 siswa perempuan. SD N Trosobo 2 sebagai kelas kontrol siswa
berjumlah 22 siswa terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan.
Sedangkan SD N Trosobo 1 sebagai kelas uji coba siswa berjumlah 18 siswa
terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan.
SD Se-Gugus Singoprono Sambi Boyolali menjadi tempat penelitian ini
dengan beberapa pertimbangan. Beberapa diantaranya adalah lulusan dari SD Se-
Gugus Singoprono pada setiap tahunnya cenderung rendah sehingga kesulitan
mendapatkan sekolah untuk jenjang selanjutnya. Dilihat dari hasil belajar siswa
36
pada setiap semester, rata-rata nilai cenderung pada batas Kriteria Ketuntasan
Minimum (KKM) dan tidak mengalami peningkatan yang signifikan. Fasilitas
pada setiap SD sudah cukup lengkap, diantaranya terdapat LCD, laptop dan
berbagai alat peraga yang dapat menunjang dalam proses pembelajaran. Fasilitas
tersebut seharusnya dapat digunakan untuk menunjang proses pembelajaran,
namun tidak semua guru dapat menggunakan dan mengoprasikan fasilitas yang
sudah tersedia.
3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
3.4.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitin adalah mendapatkan data
(Sugiyono,2010). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa
wawancara, observasi, dokumentasi, angket dan tes. Wawancara digunakan untuk
mendapatkan informasi awal tentang berbagai isu atau permasalahan yang ada
pada objek, sehingga peneliti dapat menentukan secara pasti permasalahan atau
variabel apa yang harus diteiti (Sugiyono, 2010). Data kondisi awal ini berupa
kendala dan permasalahan dalam pembelajaran yang nantinya akan menjadi latar
belakang masalah.
Suharsimi Arikunto (2007) observasi adalah suatu teknik yang dilakukan
dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara
sistematis. Observasi dilakukan oleh pengamat untuk mengetahui keterlaksanaan
langkah-langkah pembelajaran dengan model Kooperatif Tipe Group
Investigation (GI).
Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
member seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya (Sugiyono, 2010). Angket digunakan untuk mengukur sikap belajar
siswa pada saat proses pembelajaran.
Amir Danien dalam Suharsimi Arikunto (2007) tes adalah serentetan
pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur ketrampilan,
pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau
37
kelompok. Tes yang dilakukan berupa pre test dan post test, pre test digunakan
untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum masuk pada materi dan
sebelum mendapat perlakuan. Sedangkan post test digunakan untuk mengukur
kemampuan siswa setelah pemberian treatment (kegiatan pembelajaran dengan
model Kooperatif tipe Group Investigation (GI)), tes ini dilakukan pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol untuk menjawab hipotesis penelitian. Tes dalam
penelitian ini berbentuk pilihan ganda. Post test diuji validitas terlebih dahulu
sebelum diberikan pada kedua kelas.
3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
lembar observasi dan soal tes. Lembar observasi digunakan untuk memantau
proses pembelajaran agar sesuai dengan kondisi yang diinginkan. Soal tes
dilakukan setelah treatment atau setelah pembelajaran menggunakan model
pembelajaran Kooperatif tipe GI.
1) Lembar Observasi
Lembar observasi dibuat berdasarkan sintak model pembelajaran yang
dijadikan indikator dalam lembar observasi. Kemudian dituangkan dalam kisi-
kisi lembar observasi. Instrumen ini digunakan untuk memperoleh data tentang
kondisi objektif. Observasi dilakukan dengan cara mengamati langsung proses
pembelajaran di SD N Cermo 2 sebagai kelas eksperimen dan SD N Trosobo 1
sebagai kelas kontrol, dengan menggunakan pedoman observasi yang berisi
sejumlah indikator perilaku yang akan diamati. Penelitian ini menggunakan
observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa untuk mengetahui kemajuan proses
pembelajaran untuk meningkatkan mutu pembelajaran berikutnya. Berikut
adalah kisi-kisi observasi guru dan kisi-kisi observasi siswa.
38
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Lembar Obsevasi Aktivitas Guru SD N Cermo 2
(Kelas Eksperimen) Se-Gugus Singoprono Sambi Boyolali
No Aspek Yang Diamati Nomor Item
1 Pra pembelajaran 1, 2
2 Kegitan awal pembelajaran 3, 4, 5
3 Kegiatan inti pembelajaran
a. Penguasaan materi pembelajaran
6, 7, 8
b. pendekatan/ strategi pembelajaran 9, 10, 11, 12
c. Model GI 13, 14, 15, 16, 17,
18, 19, 20, 21, 22
d. Pemanfatan media pembelajaran/ sumber belajar 23, 24, 25
e. penilaian proses dan hasil belajar 26, 27, 28
4 Penutup 29, 30, 31, 32
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa SD N Cermo 2
(Kelas Eksperimen) Se-Gugus Singoprono Sambi Boyolali
No Aspek Yang Diamati Nomor Item
1 Pra pembelajaran 1, 2, 3
2 Kegiatan awal pembelajaran 4, 5
3 Kegiatan inti pemebelajaran
a. Penjelasan materi pembelajaran
6, 7, 8, 9
b. Pendekatan/ strategi pembelajaran 10, 11, 12, 13, 14, 15
c. Pemanfaatan media pembelajaran/ sumber
belajar
16, 17, 18
d. Model GI 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25
e. Penilaian proses 26. 27
f. Penggunaan bahasa 28, 29
4 Penutup 30, 31
39
Tabel 3.4
Kisi-Kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru SD N Trosobo 1
(Kelas Kontrol) Se-Gugus Singoprono Sambi Boyolali
No Aspek Yang Diamati Nomor Item
1 Pra pembelajaran 1, 2
2 Kegitan awal pembelajaran 3, 4, 5
3 Kegiatan inti pembelajaran
a. Penguasaan materi pembelajaran
6, 7, 8
b. pendekatan/ strategi pembelajaran 9, 10, 11, 12
c. Model Konvensional 13, 14, 15, 16, 17, 18
d. Pemanfatan media pembelajaran/ sumber
belajar
19, 20, 21
e. penilaian proses dan hasil belajar 22, 23, 24
4 Penutup 25, 26, 27, 28
Tabel 3.5
Kisi-Kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa SD N Trosobo 1
(Kelas Kontrol) Se-Gugus Singoprono Sambi Boyolali
No Aspek Yang Diamati Nomor Item
1 Pra pembelajaran 1, 2, 3
2 Kegiatan awal pembelajaran 4, 5
3 Kegiatan inti pemebelajaran
a. Penjelasan materi pembelajaran
6, 7, 8, 9
b. Pendekatan/ strategi pembelajaran 10, 11, 12, 13, 14, 15
c. Pemanfaatan media pembelajaran/ sumber
belajar
16, 17, 18
d. Model Konvensional 19, 20, 21, 22, 23, 24
e. Penilaian proses 25, 26
f. Penggunaan bahasa 27, 28
4 Penutup 29, 30
40
Skor:
4 = Melakukan dengan sangat baik
3 = melakukan dengan baik
2 = Melakukan dengan cukup baik
1 = Melakukan dengan kurang baik
Nilai akhir = Jumlah skor
Kriteria penilaian dapat dilihat pada Tabel 3.6
Tabel 3.6
Kriteria Penilaian Lembar Observasi Aktivitas Guru dan Aktivitas Siswa
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
No Presentase Kategori
1 ≥86% Sangat Baik
2 71% - 85% Baik
3 56% - 70% Cukup Baik
4 25% - 50% Kurang Baik
2) Angket (kuesioner)
Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya. Angket ini digunakan untuk mengetahui sikap belajar siswa
selama proses pembelajaran berlangsung. Untuk lebih memperjelas tabel
dibawah ini merupakan kisi-kisi instrumen angket sikap.
Tabel 3.7
Kisi-Kisi Lembar Angket Sikap (Kelas Eksperimen)
dan (Kelas Kontrol) Se-Gugus Singoprono Sambi Boyolali
No Aspek Yang Diamati Nomor Item
1 Sikap ingin tahu 1, 2, 3
2 Sikap imgim mendapatkan sesuatu yang baru 4, 5, 6
3 Sikap kerja sama 7, 8, 9, 10
4 Sikap tidak mudah putus asa 11, 12, 13
41
5 Sikap berprasangka 14, 15, 16
6 Sikap mawas diri 17, 18, 19
7 Sikap bertanggung jawab 20, 21, 22
8 Sikap berpikir bebas 23, 24, 25
9 Sikap disiplin 26, 27, 28, 29
Skor:
5 = Selalu
4 = Sering
3 = Kadang-kadang
2 = Hampir tidak pernah
1 = Tidak pernah
Nilai akhir = Jumlah skor
Kriteria Penilaian:
Tabel 3.8
Skor Kriterium Hasil Angket Sikap Belajar IPA pada Siswa Kelas 5 Kelas
Kontrol dan Kelas Eksperimen Se-Gugus Singoprono Sambi Boyolali
No Skor Kriterium Interval Kategori
1 5 x 20 = 100 81 – 100 Sangat Baik
2 4 x 20 = 80 61 – 80 Baik
3 3 x 20 = 60 41 – 60 Cukup Baik
4 2 x 20 = 40 20 – 40 Tidak Baik
5 1 x 20 = 20
3) Tes
Bentuk tes yang digunakan adalah tipe tes objektif, dengan bentuk pilihan
ganda dengan 4 macam pilihan yang disusun berdasarkan aspek kompetensi
dasar. Sebelum soal digunakan, terlebih dahulu diuji cobakan untuk mengetahui
validitas, reliabilitas, daya pembeda. Jika terdapat butir soal yang tidak valid,
daya beda tidak signifikan serta taraf kesukaran yang tinggi maka butir soal
tersebut tidak digunakan dalam penelitian. Butir soal yang valid, signifikan, taraf
kesukaran rendah dan reliabel digunakan sebagai tes pengukur kemampuan baik
42
di kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol yang nantinya akan
dianalisis. Kisi-kisi disusun berdasarkan SK dan KD yang ditetapkan, yaitu
dengan SK Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya
atau model dan KD Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya serta Pemanfaatan sifat-
sifat cahaya dalam karya sederhana. Kisi-kisi hasil belajar siswa dapat dilihat
pada Tabel 3.9
Tabel 3.9
Kisi-Kisi Soal Pre Tes Hasil Belajar IPA Kelas 5 SD N Cermo 2
(Kelas Eksperimen) dan SD N Trosobo 1 (Kelas Kontrol)
Se-Gugus Singoprono Sambi Boyolali
No Kompetensi Dasar Materi Indikator No Soal
1. 6.1.
Mendeskripsikan
sifat-sifat cahaya.
6.2. Pemanfaatan
sifat-sifat cahaya
dalam karya
sederhana
Sifat-sifat
cahaya dan
pemanfaatan
nya
a. Menyebutkan sifat-
sifat cahaya
b. Mendemonstrasikan
sifat cahaya yang
mengenai berbagai
benda (bening,
berwarna, dan gelap)
c. Menyebutkan sifat-
sifat cahaya yang
mengenai cermin
datar dan cermin
lengkung (cembung
atau cekung).
d. Menyebutkan 5 alat
sederhana yang
menggunakan sifat-
sifat cahaya.
1, 2, 3, 4,
9, 18, 19
5, 7, 8, 10,
13,
6, 11, 12,
17,
14, 15, 16,
20
43
Nilai Akhir = Jumlah Skor x 5
Kriteria Penilaian:
≤ 70 = Tidak Tuntas
≥ 70 = Tuntas
Tabel 3.10
Kisi-Kisi Soal Pos Tes Hasil Belajar IPA Kelas 5
SD N Cermo 2 (Kelas Eksperimen) dan SD N Trosobo 1 (Kelas Kontrol)
Se-Gugus Singoprono Sambi Boyolali
No Kompetensi Dasar Materi Indikator No Soal
1. 6.1.
Mendeskripsikan
sifat-sifat cahaya.
6.2. Pemanfaatan
sifat-sifat cahaya
dalam karya
sederhana
Sifat-sifat
cahaya dan
pemanfaatan
nya
- Menyebutkan sifat-
sifat cahaya
- Mendemonstrasika
n sifat cahaya yang
mengenai berbagai
benda (bening,
berwarna, dan
gelap)
- Menyebutkan sifat-
sifat cahaya yang
mengenai cermin
datar dan cermin
lengkung (cembung
atau cekung).
- Menyebutkan 5 alat
sederhana yang
menggunakan sifat-
sifat cahaya.
1, 2, 3, 4,
9, 18, 19
5, 7, 8, 10,
13,
6, 11, 12,
17,
14, 15, 16,
20
Nilai Akhir = Jumlah Skor x 5
Kriteria Penilaian:
≤ 70 = Tidak Tuntas
≥ 70 = Tuntas
44
3.5 Validitas dan Reliabilitas
3.5.1 Validitas Instrumen
Sebelum dilaksanakan analisis data terlebih dahulu dilakukan uji instrumen
terhadap responden. Instrumen adalah alat ukur yang dapat digunakan peneliti
untuk mengumpulkan data. Instrumen juga digunakan untuk mendapatkan hasil
yang baik, cermat, lengkap dan sistematis sehingga mempermudah dalam
pengolahan data. Menurut Sugiyono (2010), validitas berhubungan dengan
kemampuan untuk mengukur secara tepat sesuatu yang diinginkan diukur. Dengan
demikian, data itu valid jika sudah diukur dengan instrumen yang valid sehingga
bisa digunakan sebagai alat ukur.
Untuk mengukur hasil belajar IPA, peneliti menggunakan instrumen tes.
Untuk instrumen yang berbentuk tes, dikatakan valid apabila dapat mengungkap
data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya instrumen
menunjukkan kesesuaian data dengan validitas yang telah ditentukan. Pengujian
validitas ini, dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan
materi pelajaran yang telah diajarkan. Secara teknis pengujian validitas isi ini
dapat dibantu dengan menggunakan Software SPSS 16.00 for windows.
Untuk menentukan butir soal yang valid digunakan ketentuan sebagaimana
dikemukakan oleh Arikunto (2012) semua item yang mencapai koefisien minimal
0,20 daya pembedanya dianggap sangat memuaskan. Pada penelitian ini
menggunakan batas minimal koefisien ≥0,20 untuk menyatakan bahwa item
instrumen valid. Kategori inilah yang digunakan untuk menentukan apakah soal
valid atau tidak.
Berdasarkan uji validitas pre tes hasil belajar terdapat 20 soal yang valid
dari 30 soal yang diuji cobakan, 10 soal yang tidak valid tersebut yaitu nomor 6,
9, 14, 17, 20, 21, 24, 25, 27, dan 30. Peneliti akan menggunakan 20 soal tersebut
untuk mengetahui kemampuan awal kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Pada uji validitas pos tes hasil belajar terdapat 20 soal yang valid dari 35
soal yang diuji cobakan, 15 soal yang tidak valid tersebut yaitu nomor 4, 5, 6, 8,
12, 13, 14, 20, 23, 24, 26, 27, 28, 30 dan 32. Peneliti akan menggunakan 20 soal
45
tersebut untuk mengetahui hasil akhir setelah diberiken perlakuan, baik pada kelas
eksperimen maupun pada kelas kontrol.
Peneliti juga melakukan uji validitas soal pada angket sikap belajar siswa.
Uji validitas kemampuan awal sikap belajar siswa terdapat 20 soal yang valid dari
29 soal yang tercantum dalam kisi-kisi angket sikap belajar. Soal yang tidak valid
tersebut yaitu nomor 5, 10, 13, 16, 23, 26, 27, 28 dan 29.
Pada uji validitas untuk mengetahui kemampuan akhir sikap belajar setelah
diberikan perlakuan terdapat 23 soal yang valid dari 29 soal yang tercantum dalam
kisi-kisi angket sikap belajar. Soal yang tidak valid tersebut yaitu nomor 2, 4, 5, 6,
18 dab 24. Dari 23 soal angket sikap belajar yang valid peneliti akan
menggunakan 20 butir soal untuk mengetahui kemampuan akhir baik pada kelas
eksperimen maupun pada kelas kontrol.
3.5.2 Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas adalah kesamaan serta konsistensi hasil pengukuran atau
pengamatan bila instrumen diukur atau diamati berkali-kali dalam waktu yang
berlainan terhadap data yang diperoleh (Sugiyono, 2009). Hal ini menunjukkan
kemantapan alat ukur atauinstrumen dapat diandalkan atau memiliki konsistensi
hasil. Untuk mengetahui reliabilitas hasil penelitian, maka peneliti menggunakan
Software SPSS 16.00 for windows. Pengukuran reliabilitas instrumen dapat dilihat
pada Tabel 3.11 berikut (Sugiyono, 2009).
Tabel 3.11 Kriteria Reliabilitas
Indeks Kriteria
Reliabilitas Baik
Reliabilitas Dapat Diterima
Reliabilitas Kurang Baik
Berdasarkan uji reliabilitas soal pre tes hasil belajar menunjukkan hasil
sebesar 0,929. Dari hasil yang diperoleh maka soal tersebut dapat dikategorikan
reliabilitas baik. Sedangkan untuk uji reliabilitas soal pos tes hasil belajar
46
menunjukkan hasil sebesar 0,909. Dari hasil yang diperoleh maka soal tersebut
dapat dikategorikan reliablitas baik.
3.5.3 Uji Tingkat Kesukaran Soal
Butir soal yang baik adalah soal yang mempunyai tingkat kesukaran yang
memadai artinya tidak mudah dan tidak terlalu sukar. Untuk menentukan tingkat
kesukaran tiap-tiap butir tes digunakan rumus:
Keterangan:
I = indeks kesulitan untuk setiap butir soal
B = banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal
N = banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal yang
dimaksudkan
Kriteria indeks kesulitan soal tersebut adalah sebagai berikut :
0 – 0,3 = soal kategori sukar
0,31 – 0,70 = soal kategori sedang
0,71 – 1,00 = soal kategori mudah (Sudjana, 2001: 186)
Berdasarkan uji tingkat kesukaran soal pre tes hasil belajar terdapat 4 soal
dengan tingkat kesukaran sukar, 11 soal dengan tingkat kesukaran sedang dan 15
soal dengan tingkat kesukaran mudah. Peneliti akan menggunakan 20 soal yang
diambil dari 4 soal sukar, 11 soal sedang dan 5 soal mudah. Dari 20 soal tersebut
digunakan untuk mengetahui kemampuan awal kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
Pada uji tingkat kesukaran soal pos tes hasil belajar terdapat 5 soal dengan
tingkat kesukaran sukar, 21 soal dengan tingkat kesukaran sedang dan 9 soal
dengan tingkat kesukaran mudah. Peneliti akan menggunakan 20 soal untuk
digunakan sebagai pos tes kemampuan akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol,
20 soal tersebut diambil dari 5 soal sukar dan 15 soal sedang.
47
3.6 Teknik Analisis Data
Data yang terkumpul dari hasil post-tes pada kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen dilakukan pengujian perbedaan rata-rata. Teknik analisis
yang digunakan adalah uji t Independent Samples Test. Agar kesimpulan yang
diambil tidak menyimpang maka syarat dari uji t-tes adalah dilakukannya uji
normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas dan homogenitas penelitian ini
menggunakan Software SPSS 16 for windows. Jika distribusi normal maka
digunakan statistik parametik. Di samping itu dilakukan uji homogenitas dengan
uji Levene's Test for Equality of Variance yang dilakukan simultan dengan proses
analisis uji t Independent Samples Test.
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah sampel penelitian berasal
dari populasi yang terdistribusi normal atau tidak. Sedangkan uji homogenitas
untuk memastikan kelompok data berasal dari populasi yang homogen. Jika taraf
signifikasi lebih besar dari 0,05 maka data berdistribusi homogen. Uji
homogenitas yang digunakan dalam penelitian ini dengan bantuan software SPSS
16 for windows. Untuk mengetahui homogenitas varians digunakan uji Levene-
Test.
Kemudian data yang diperoleh merupakan data kuantitatif yang didapatkan
dari hasil post-test pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Data
tersebut dilakukan pengujian perbedaan rata-rata dengan uji t yang dilakukan
dengan bantuan software SPSS 16 for windows. Uji t dapat dilakukan apabila data
tersebut homogen dan berdistribusi normal. Apabila data tersebut homogen tetapi
penyebarannya tidak normal maka uji t dapat diganti dengan menggunakan uji
mann-whitney. Uji mann-whitney merupakan alternative bagi uji t, uji mann-
whitney merupakan uji non parametrik yang digunaka untuk membandingkan dua
mean populasi yang berasal dari populasi yang sama. Selain itu uji mann-whitney
ini juga digunakan untuk menguji apakah dua mean populasi tersebut sama atau
tidak. Teknik ini digunakan untuk menguji perbedaan mean hitung dari SD N
Cermo 2 sebagai kelompok eksperimen dan SD N Trosobo 2 sebagai kelompok
kontrol (untuk mencari perbedaan sikap belajar dan hasil belajar).
48
3.7 Analisis Data Pre Tes
Berdasarkan desain penelitian yang dipilih maka sebelum dilakukan
penelitian, dilakukan uji kesetaraan antara SD N Cermo 2 sebagai kelas
eksperimen dan SD N Trosobo 1 sebagai kelas kontrol. Uji kesetaraan dilakukan
untuk mengetahui apakah pada kelas eksperimen dan kelas kontrol setara atau
tidak. Uji kesetaraan juga digunakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa
pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data yang digunakan untuk menguji
kesetaraan adalah hasil dari pre tes dengan materi pelajaran yang sama dan materi
pelajaran pada saat penelitian. Pada saat pre tes ini uji kesetaraan menggunakan
20 soal yang sudah diuji validitas dan reabilitas. Uji kesetaraan yang digunakan
pada penelitian ini yaitu uji t. Sebelum dilakukan uji kesetaraan, dilakukan uji
prasyarat terlebih dahulu yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.
Normalitas sebuah data dapat diketahui dengan cara uji normalitas. Uji
normalitas dilakukan untuk melihat normal tidaknya penyebaran data dari variabel
penelitian. Uji normalitas pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan one
sample – kolmogrov test pada software SPSS 16.00 for windows. Sig (2-tailed)
pada output data tersebut digunakan sebagai acuan untuk mengetahui normal
tidaknya sebuah data. Jika sig (2-tailed) > 0,05 maka sebaran data tersebut
normal, sedangkan jika sig (2-tailed) < 0,05 maka sebaran data tersebut tidak
normal. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada Tabel 3.12 berikut.
49
Tabel 3.12
Hasil Uji Normalitas Instrumen Pre Tes SD N Cermo 2 (Kelas Eksperimen)
dan SD N Trosobo 1 (Kelas Kontrol) Se-Gugus Singoprono Sambi Boyolali
Semester 2 Tahun Pelajaran 2013/2014
Tests of Normality
Kelas
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Nilai kelas kontrol .173 22 .086 .931 22 .131
kelas eksperimen .180 23 .055 .956 23 .384
a. Lilliefors Significance Correction
Jika sig. pada Kolmogorov-Smirnov > 0,05 maka sebaran data tersebut
normal, sedangkan jika sig. Kolmogorov-Smirnov < 0,05 maka sebaran data
tersebut tidak normal. Berdasarkan Tabel 3.12 terlihat jelas bahwa analisis uji
Kolmogorov-Smirnov tingkat signifikan pada kelompok eksperimen 0,086 dan
pada kelompok kontrol nilai signifikannya 0,055 yang berarti bahwa signifikasi
lebih besar dari 0,05 maka kedua kelas tersebut berdistribusi normal. Berikut ini
disajikan gambar plot yang menunjukkan bahwa kelas eksperimen dan kelas
kontrol berdistribusi normal.
Gambar 3.2 Normal Q-Q plot Skor Pre Tes IPA Kelas Kontrol
50
Gambar 3.3 Normal Q-Q plot Skor Pre Tes IPA Kelas Eksperimen
Berikut untuk melihat hasil uji homogenitas antara kelas eksperimen dan
kelas kontrol yang dapat dilihat dari Tabel 3.13.
Tabel 3.13
Hasil Uji Homogenitas Pre Tes Kelas 5 SD N Cermo 2 (Kelas Eksperimen)
dan SD N Trosobo 1 (Kelas Kontrol) Se-Gugus Singoprono Sambi Boyolali
Semester 2 Tahun Pelajaran 2013/2014
Levene's Test for Equality of
Variances
F Sig.
Nilai Equal variances assumed .043 .836
Equal variances not
assumed
Berdasarkan Tabel 3.13 tersebut diketahui bahwa signifikan tersebar 0,836.
Karena signifikan lebih dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa kelas
eksperimen dan kelas kontrol mempunyai varian yang sama. Angka Levene’s
51
Statistic menunjukkan semakin kecil nilainya maka semakin besar
homogenitasnya. Setelah diketahui uji homogenitas dan uji normalitas maka uji t
antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil uji t dapat dilihat pada Tabel
3.14.
Tabel 3.14
Hasil Uji t Pre Tes Kelas 5 SD N Cermo 2 (Kelas Eksperimen) dan
SD N Trosobo 1 (Kelas Kontrol) Se-Gugus Singoprono Sambi Boyolali
Semester 2 Tahun Pelajaran 2013/2014
t-test for Equality of Means
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
-.457 43 .650 -.19170 .41985 -1.03841 .65501
-.458 42.865 .650 -.19170 .41889 -1.03654 .65314
Berdasarkan Tabel 3.14 dapat diketahui bahwa sig (2-tailed) sebesar 0,650
sedangkan kriteria berdasarkan signifikan adalah lebih besar dari 0,05 maka Ho
diterima dan Ha ditolak, sedangkan signifikasi kurang dari 0,005 maka Ho ditolak
dan Ha diterima. Berdasarkan uji t pada Tabel 3.4 tersebut sig (2-tailed) diketahui
sebesar 0,650 yang artinya lebih besar dari 0,05 (0,834>0,05) maka Ho diterima
dan Ha ditolak. Adapun Ho dan Ha adalah sebagai berikut:
Ho : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor hasil belajar
antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
Ha : Ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor hasil belajar antara
kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Berdasarsarkan perhitungan uji t maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada
perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor hasil belajar dan sikap belajar
antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
52
Setelah diketahui tingkat kesetaraan hasil belajar IPA anatara kelas
eksperimen dengan kelas kontrol, berikut juga disajikan tingkat kesetaraan sikap
belajar IPA. Uji kesetaraan sikap belajar IPA juga digunakan untuk mengetahui
kemampuan awal siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data yang
digunakan untuk menguji kesetaraan adalah hasil dari pre tes angket sikap belajar
IPA. Pada saat pre tes ini uji kesetaraan menggunakan 20 item soal yang sudah
diuji validitas dan reabilitas. Uji kesetaraan yang digunakan pada penelitian ini
yaitu uji t. Sebelum dilakukan uji kesetaraan, dilakukan uji prasyarat terlebih
dahulu yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas pada penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan one sample – kolmogrov test pada SPSS 16 for
windows. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada Tabel 3.15 berikut.
Tabel 3.15
Hasil Uji Normalitas Pre Tes Angket Sikap Belajar IPA Kelas 5 (Kelas
Eksperimen) dan (Kelas Kontrol) Se-Gugus Singoprono Sambi Boyolali
Tests of Normality
Kelas
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
Nilai kontrol .097 22 .200* .982 22 .938
eksperimen .180 23 .052 .923 23 .077
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Berdasarkan Tabel 3.15 terlihat jelas bahwa analisis uji Kolmogorov-
Smirnov tingkat signifikan pada kelompok eksperimen 0,052 dan pada kelompok
kontrol nilai signifikannya 0,200 yang berarti bahwa signifikasi lebih besar dari
0,05 maka kedua kelas tersebut berdistribusi normal. Berikut ini disajikan gambar
plot yang menunjukkan bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi
normal.
53
Gambar 3.4 Normal Q-Q Plot Skor Pre Tes Angket Sikap Belajar IPA
Kelas Kontrol
Gambar 3.5 Normal Q-Q Plot Skor Pre Tes Angket Sikap Belajar IPA
Kelas Eksperimen
54
Berikut untuk melihat hasil uji homogenitas antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol yang dapat dilihat dari Tabel 3.16.
Tabel 3.16
Hasil Uji Homogenitas Pre Tes Angket Sikap Belajar IPA Kelas (Kelas
Eksperimen) dan (Kelas Kontrol) Se-Gugus Singoprono Sambi Boyolali
Levene's Test for Equality of
Variances
F Sig.
Nilai Equal variances assumed .132 .718
Equal variances not
assumed
Berdasarkan Tabel 3.16 tersebut diketahui bahwa signifikan tersebar 0,718.
Karena signifikan lebih dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa kelas
eksperimen dan kelas kontrol mempunyai varian yang sama. Setelah diketahui uji
homogenitas dan uji normalitas maka uji t antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Hasil uji t dapat dilihat pada Tabel 3.17
Tabel 3.17
Hasil Uji t Pre Tes Angket Sikap Belajar IPA Kelas 5 (Kelas Eksperimen)
dan (Kelas Kontrol) Se-Gugus Singoprono Sambi Boyolali
t-test for Equality of Means
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
-1.471 43 .149 -2.41304 1.64055 -5.72153 .89544
-1.466 41.652 .149 -2.41304 1.64559 -5.73480 .90871
55
Berdasarkan Tabel 3.17 dapat diketahui bahwa sig (2-tailed) sebesar 0,149
sedangkan kriteria berdasarkan signifikan adalah lebih besar dari 0,05 maka Ho
diterima dan Ha ditolak, sedangkan signifikasi kurang dari 0,005 maka Ho ditolak
dan Ha diterima. Berdasrkan uji t pada Tabel 3.17 tersebut sig (2-tailed) diketahui
sebesar 0,149 yang artinya lebih besar dari 0,05 (0,149 > 0,05) maka Ho diterima
dan Ha ditolak. Adapun Ho dan Ha adalah sebagai berikut:
Ho : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pre tes angket
sikap belajar IPA antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
Ha : Ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pre tes angket sikap
belajar IPA antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Berdasarsarkan perhitungan uji t maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada
perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor angket sikap belajar IPA kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kedua
kelas tersebut mempunyai kemampuan awal yang sama.