bab iii metode penelitian · 2012. 11. 21. · 19 o 2 = hasil belajar kognitif, afektif, dan...

17
18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Desain Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen dengan membandingkan antara kelas eksperimen, yaitu yang menggunakan metode discovery dengan kelas kontrol yang hanya menggunakan metode konvensional. Selanjutnya kedua kelas dievaluasi untuk melihat perubahan/peningkatan hasil belajar setelah diterapkan metode discovery dengan yang belum menggunakan metode tersebut. 3.1.2 Desain Penelitian Desain eksperimen penelitian ini adalah Pretest-Posttest Control Group Design. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol kemudian kedua kelompok diberi pre-test untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil pre-test yang baik bila nilai kelompok eksperimen tidak berbeda secara signifikan. Pengaruh perlakuan adalah (O 2 -O 1 ) – (O 4 -O 3 ). Secara bagan digambarkan sebagai berikut: Gambar 3.1. Desain Penelitian (Sugiyono 2009:79) Dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut: kedua kelompok tersebut diberi pre-test untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. O 1 X O 2 ---------------------- O 3 O 4

Upload: others

Post on 04-Feb-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 18

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1 Jenis Penelitian dan Desain Penelitian

    3.1.1 Jenis Penelitian

    Jenis penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen dengan

    membandingkan antara kelas eksperimen, yaitu yang menggunakan metode

    discovery dengan kelas kontrol yang hanya menggunakan metode konvensional.

    Selanjutnya kedua kelas dievaluasi untuk melihat perubahan/peningkatan hasil

    belajar setelah diterapkan metode discovery dengan yang belum menggunakan

    metode tersebut.

    3.1.2 Desain Penelitian Desain eksperimen penelitian ini adalah Pretest-Posttest Control Group

    Design. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan

    kelompok kontrol kemudian kedua kelompok diberi pre-test untuk mengetahui

    keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

    Hasil pre-test yang baik bila nilai kelompok eksperimen tidak berbeda secara

    signifikan. Pengaruh perlakuan adalah (O2-O1) – (O4-O3). Secara bagan digambarkan

    sebagai berikut:

    Gambar 3.1. Desain Penelitian (Sugiyono 2009:79)

    Dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:

    kedua kelompok tersebut diberi pre-test untuk mengetahui keadaan awal

    adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

    O1 X O2 ----------------------

    O3 O4

  • 19

    O2 = hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotor siswa dari tes kelompok

    eksperimen setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode

    discovery.

    O4 = hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotor siswa dari tes kelompok kontrol

    yang tidak diberi pembelajaran dengan menggunakan metode discovery.

    X = Perlakuan. Kelompok atas sebagai kelompok eksperimen diberi perlakuan, yaitu

    pembelajaran dengan menggunakan metode discovery, sedangkan kelompok

    bawah yang merupakan kelompok kontrol, pembelajaran tidak dengan

    menggunakan metode discovery.

    3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian

    Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 3 Asemrudung dan SD Negeri 3

    Karanganyar Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan Semester 2 tahun pelajaran

    2011/2012. Penelitian dengan mengambil kelas V SD Negeri 3 Asemrudung sebagai

    kelas eksperimen dan kelas V SD Negeri 3 Karanganyar sebagai kelas kontrol.

    3.2.2 Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester 2/genap tahun pelajaran 2011/2012

    dan dilakuan secara bertahap.

    Adapun tahapan sebagai berikut:

    a. Tahap persiapan

    Tahap ini mencakup judul, pembuatan proposal, pembuatan instrumen,

    permohonan izin survey di Sekolah yang direncanakan sebagai tempat

    penelitian.

    b. Tahap Pelaksanaan

    Tahap ini mencakup kegiatan-kegiatan yang dilakukan di Sekolah yang meliputi

    uji coba instrumen, pengambilan data dan penelitian.

  • 20

    c. Tahap Penyusunan

    Tahap ini merupakan tahap pengolahan dan konsultasi yang diikuti penyusunan

    laporan.

    d. Tahap Pelaporan

    Tahap ini meliputi konsultasi, revisi dan persiapan ujian skripsi.

    3.3 Variabel Penelitian Menurut Sugiyono (2009:38), variabel penelitian pada dasarnya adalah segala

    sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

    sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.

    Terdapat dua variabel dalam penelitian ini yaitu: variabel independen (bebas) dan

    variabel dependen (terikat).

    3.3.1 Variabel Independen (bebas) Variabel independen (bebas) merupakan variabel yang mempengaruhi atau

    yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono,

    2009:39). Variabel independen atau variabel bebas dalam penelitian ini adalah

    metode yang digunakan dalam pembelajaran IPA kelas V yaitu metode discovery

    yang langkah-langkahnya meliputi:

    a) Motivasi

    Langkah ini bertujuan menuntun siswa ke arah materi pembelajaran, untuk

    membangkitkan rasa ingin tahu siswa, antusiasme dan kesediaan belajar siswa.

    b) Perumusan Masalah

    Memfokuskan perhatian siswa agar mengenali masalah yang akan dibahas.

    c) Penyusunan Opini

    Pendapat siswa berdasarkan pengalaman atau interprestasinya sehingga dapat

    memberikan hipotesis dari permasalahan yang diberikan.

    d) Perencanaan dan Konstruksi Alat

    Melakukan persiapan peralatan percobaan yang akan digunakan.

  • 21

    e) Pelaksanaan percobaan

    Langkah percobaan merupakan titik perhatian pembelajaran, jawaban terhadap

    pertanyaan ilmiah, disini akhirnya akan ditemukan hasil melalui pengalaman

    percobaan menggunakan peralatan yang khusus dikembangkan untuk tujuan ini.

    f) Kesimpulan

    Berupa hasil dari kesimpulan suatu prosedur pemecahan masalah.

    g) Abstraksi

    Abstraksi merupakan perumusan pengetahuan terperinci yang diperoleh melalui

    kasus khusus dalam melakukan penelitian untuk mencapai syarat-syarat umum.

    Abstraksi merupakan suatu idealisasi dan suatu generalisasi sejumlah pernyataan

    yang menggunakan istilah-istilah teknis terperinci dan konsep-konsep yang tepat.

    Jadi dalam langkah ini akan didapatkan hasil ilmiah yang sah.

    h) Konsolidasi Pengetahuan

    Langkah ini bertujuan agar siswa semakin menguasai pengetahuan yang baru

    diperoleh, untuk memungkinkan integrasi dan internalisasi pengetahuan itu ke

    dalam struktur pengetahuan yang sudah ada.

    3.3.2 Variabel dependen (terikat) Variabel dependen (terikat) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

    menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2009:39). Variabel

    dependen atau variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar kognitif,

    afektif, dan psikomotor siswa. Adapun hasil belajar kognitif berupa tes dalam bentuk

    pilihan ganda, hasil belajar afektif berupa motivasi belajar, dan hasil belajar

    psikomotor berupa unjuk kerja.

    3.4 Populasi dan Sampel Penelitian 3.4.1 Populasi

    Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang

    mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

  • 22

    dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009:80). Populasi pada

    penelitian ini adalah kelas V SD di Gugus Pangeran Diponegoro Kecamatan Geyer

    Kabupaten Grobogan yaitu SD Negeri 1 Asemrudung, SD Negeri 2 Asemrudung, SD

    Negeri 3 Asemrudung, SD Negeri 1 Karanganyar, SD Negeri 2 Karanganyar, SD

    Negeri 3 Karanganyar, SD Negeri 4 Karanganyar, SD Negeri 5 Karanganyar, SD

    Negeri 1 Bangsri, SD Negeri 2 Bangsri, dan SD Negeri 3 Bangsri.

    3.4.2 Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

    populasi tersebut (Sugiyono, 2009:81). Sampel dalam penelitian ini ditentukan oleh

    peneliti dengan melakukan wawancara kepada ketua Gugus Pangeran Diponegoro

    untuk mengetahui keadaaan siswa Sekolah Dasar Gugus Pangeran Diponegoro

    khususnya siswa kelas V yang hampir memiliki kesamaan jumlah siswa dan

    kemampuan siswa pada pelajaran IPA. Dari hasil wawancara tersebut disebutkan

    bahwa SD N 3 Asemrudung dan SD N 3 Karanganyar memiliki jumlah dan

    kemampuan siswa yang hampir sama pada kelas V. Kemudian peneliti melaksanakan

    observasi di SD N 3 Asemrudung dan SD N 3 Karanganyar pada waktu yang

    berbeda. Observasi dilaksanakan dengan mengamati pembelajaran IPA yang

    berlangsung dan wawancara dengan guru kelas V masing-masing sekolah, kemudian

    memberikan pre-test. Dari hasil observasi ternyata kemampuan siswa kelas V SD N

    3 Asemrudung dan SD N 3 Karanganyar hampir sama, serta dari hasil pre-test

    diperoleh rata-rata nilai yang homogen. Maka dari itu kedua kelas dijadikan tempat

    penelitian. Jadi pada penelitian ini sampelnya adalah:

    a. Siswa kelas V SD Negeri 3 Asemrudung

    Merupakan kelompok eksperimen yang akan diberikan perlakuan menentukan

    jenis-jenis pesawat sederhana dengan menggunakan metode discovery. Jumlah

    siswa kelas V SD Negeri 3 Asemrudung adalah 30 siswa, 19 siswa laki-laki dan

    11 siswa perempuan.

  • 23

    b. Siswa kelas V SD Negeri 3 Karanganyar

    Merupakan kelompok kontrol untuk menentukan jenis-jenis pesawat sederhana

    dengan menggunakan metode konvensional dimana guru hanya menjelaskan

    mengenai jenis-jenis pesawat sederhana. Jumlah siswa kelas V SD Negeri 3

    Karanganyar adalah 27 siswa, 14 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan.

    3.5 Teknik dan Instrument Pengumpulan Data 3.5.1 Teknik Pengumpulan Data

    Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah hasil belajar kognitif,

    afektif, dan psikomotor IPA. Berdasarkan data yang dikumpulkan, maka teknik

    pengumpulan data yang digunakan adalah mengadakan pre-test pada masing-masing

    kelompok, memberikan perlakuan pada kelompok eksperimen dengan menggunakan

    metode discovery dalam pembelajaran IPA, memberi penilaian terhadap kinerja

    siswa proses pembelajaran yaitu dengan unjuk kerja, memberikan post-test pada

    kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dan yang terakhir memberikan angket

    kepada siswa untuk penilaian afektif.

    3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data 3.5.2.1 Tes

    Tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk

    mengukur keterampilan, pengetahuan, inteligensi, kemampuan atau bakat yang

    dimiliki oleh individu atau kelompok (Riduwan, 2010:30). Jenis tes yang digunakan

    tes sumatif berupa pilihan ganda yang terdiri dari pre-test dan post-test. Tabel di

    bawah ini terdapat kisi-kisi soal tes untuk mengukur hasil belajar siswa kelas V SD

    Negeri 3 Asemrudung dan SD Negeri 3 Karanganyar Kecamatan Geyer Kabupaten

    Grobogan Tahun Pelajaran 2011/2012.

  • 24

    Tabel 3.1 Kisi–kisi Soal Tes IPA Kelas V

    Standar Kompetensi (SK)

    Kompetensi Dasar (KD) Indikator Soal

    Item Soal

    5. Memahami

    hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya

    5.2 Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat

    5.2.1 Siswa dapat menyebutkan pengertian pesawat sederhana.

    1

    5.2.2 Siswa dapat menyebutkan contoh pesawat sederhana.

    2, 6, 13, 17, 25, 28, 29

    5.2.3 Siswa dapat mengidentifikasi jenis pesawat sederhana.

    4, 7, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 16, 18, 19, 23, 26,

    27, 30

    5.2.4 Siswa dapat menyebutkan fungsi pesawat sederhana.

    3

    5.2.5 Siswa dapat mengidentifikasi kegiatan yang menggunakan pesawat sederhana.

    5, 8, 20, 21, 22, 24

    3.5.2.2 Angket Angket diberikan untuk mengetahui motivasi siswa dalam mengikuti

    pembelajaran IPA. Angket motivasi belajar digunakan untuk mengungkap motivasi

    belajar subjek, angket ini diadobsi dari angket Henry Widya Arfiandi (2011).

    Dirancang berdasarkan aspek-aspek yaitu tanggung jawab pribadi terhadap tugas,

    umpan balik atas perbuatan (tugas) yang dilakukan, tugas yang bersifat moderat,

    tekun dan ulet dalam bekerja, tidak berspekulasi dalam tugas dan keberhasilan

  • 25

    tugas. Enam aspek tersebut termuat dalam item pertanyaan 16 positif dan 10 item

    negatif.

    Kisi-kisi motivasi belajar penelitian ini menggunakan skala pengukuran

    motivasi belajar yang diadopsi dari skala pengukuran Henry Widya Arfiandi (2011)

    berdasarkan dari teori Mc Clelland.

    Tabel 3.2 Kisi-Kisi Motivasi Belajar

    No Aspek Indikator Item Soal

    Total Positif Negatif

    1. Tanggung jawab pribadi terhadap tugas

    Siswa termotivasi untuk menyelesaikan tugas dari guru

    1, 25 6, 19 4

    2. Umpan balik atas perbuatan (tugas) yang dilakukan

    Dorongan untuk mendapatkan suatu penghargaan

    2, 13, 14

    8, 20 5

    3. Tugas yang bersifat moderat

    Keinginan untuk meningkatkan hasil belajar

    3, 9, 21 15 4

    4. Tekun dan ulet dalam bekerja

    Siswa banyak berlatih untuk mendapatkan nilai yang diharapkan

    4 ,10, 22, 24

    7 5

    5. Tidak berspekulasi dalam tugas

    Bersungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas

    11, 23 5, 16, 17, 26

    6

    6 Keberhasilan tugas

    Siswa termotivasi selalu belajar dalam berbagai situasi dan kondisi.

    12 18 2

    Jumlah 15 11 26

    3.5.2.3 Unjuk Kerja Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan

    mengamati kegiatan siswa dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok digunakan

  • 26

    untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut siswa melakukan tugas

    tertentu. Skor penilaian dikategorikan menjadi 4 yaitu: skor 4 untuk kategori

    sempurna, skor 3 untuk kategori sangat baik, skor 2 untuk kategori baik dan skor 1

    untuk kategori cukup. Adapun unsur-unsur unjuk kerja terdapat pada tabel 3.3

    berikut ini.

    Tabel 3.3 Kisi-kisi Format Penilaian Unjuk Kerja

    No Aspek Indikator 1. Mengidentifikasi

    pengertian pesawat sederhana.

    a) Mencabut paku dengan menggunakan jari tangan

    b) Mencabut paku dengan menggunakan martil 2. Menggolongkan

    pengungkit berdasarkan letak titik tumpu, titik beban, dan titik kuasa.

    a) Membuka kaleng cat dengan menggunakan jari tangan.

    b) Membuka kaleng cat dengan menggunakan obeng.

    c) Mengangkat beban langsung. d) Mengangkat beban dengan gerobak kecil. e) Mempraktikkan fungsi tangan kiri sebagai titik

    tumpu. f) Mempraktikkan fungsi tangan kanan sebagai

    titik kuasa. 3. Mengidentifikasi

    prinsip kerja bidang miring.

    a) Mengangkat balok kayu dengan menggunakan benang, tanpa menggunakan bidang miring.

    b) Mengangkat balok kayu dengan benang melalui bidang miring.

    4. Menggolongkan katrol berdasarkan posisinya.

    a) Merangkai katrol tetap b) Merangkai katrol bebas c) Merangkai katrol majemuk

    5. Mengidentifikasi prinsip kerja roda berporos.

    a) Merangkai roda dengan memasang poros ditengah.

    b) Merangkai roda dengan memasang poros dipinggir.

  • 27

    3.5.3 Uji Coba Instrumen Penilaian 3.5.3.1 Uji Validitas Instrumen

    Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan

    data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk

    mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2009:121). Uji validitas dilakukan

    oleh bantuan SPSS 16,0. Tingkat validitas suatu instrument dapat diketahui dengan

    cara menkorelasikan setiap skor pada butir instrument dengan total skor setelah

    dikurangi skor butirnya sendiri (corrected item total correlation).

    3.5.3.1.1 Hasil Uji Validitas Tes (Kognitif)

    Dasar pengambilan keputusan item yang valid dilakukan melalui pengukuran

    validitas dengan menggunakan program komputer SPSS 16 for windows yaitu

    menggunakan Corrected Item Total Correlation yang merupakan korelasi antara skor

    item dengan skor total item (nilai r hitung) dibandingkan dengan nilai r tabel.

    Kriteria soal dikatakan valid, jika nilai r hitung> 0,3 (Sugiyono, 2009:134).

    Berdasarkan perhitungan validitas tes dapat diketahui bahwa nilai validitas dari 30

    soal pada tes berkisar antara -0,039 sampai 0,793. Ada 5 soal yang nilai validitasnya

    kurang dari 0,3 yaitu soal nomor 2, 7, 9, 14, dan 16. Sehingga kelima soal tersebut

    tidak digunakan untuk soal pre-test dan post-test. Soal yang digunakan sebanyak 25

    soal yang dinyatakan valid. Perhitungan validitas dari tes dapat dilihat seperti tabel

    sebagai berikut.

  • 28

    Tabel 3.4 Uji Validitas Tes dengan SPSS

    3.5.3.1.2 Hasil Uji Validitas Angket Motivasi Belajar (Afektif)

    Variabel motivasi diungkap dengan menggunakan 26 butir angket, yang

    dikembangkan dari enam aspek motivasi. Perhitungan validitas dari angket dapat

    dilihat seperti tabel sebagai berikut:

    Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted

    Corrected Item-Total

    Correlation

    Cronbach's Alpha if Item

    Deleted Keterangan

    Soal1 16.2000 38.000 .562 .882 Valid Soal2 16.8800 39.777 .091 .890 Tidak Valid Soal3 16.1600 37.640 .793 .880 Valid Soal4 16.2800 37.543 .540 .882 Valid Soal5 16.2400 37.357 .637 .880 Valid Soal6 16.3200 37.977 .418 .884 Valid Soal7 17.0000 40.167 .047 .889 Tidak Valid Soal8 16.3600 36.073 .750 .877 Valid Soal9 16.8800 40.443 -.039 .893 Tidak Valid Soal10 16.4000 37.000 .550 .881 Valid Soal11 16.4400 36.340 .648 .879 Valid Soal12 16.7200 37.377 .466 .883 Valid Soal13 16.5200 36.177 .653 .878 Valid Soal14 16.6400 39.323 .131 .891 Tidak Valid Soal15 16.3200 36.893 .628 .880 Valid Soal16 16.7600 40.357 -.029 .894 Tidak Valid Soal17 16.9200 38.827 .310 .886 Valid Soal18 16.8400 38.473 .323 .886 Valid Soal19 16.2400 38.023 .487 .883 Valid Soal20 16.4800 36.843 .546 .881 Valid Soal21 16.2400 37.607 .580 .881 Valid Soal22 16.3200 38.060 .402 .884 Valid Soal23 16.2000 37.667 .647 .881 Valid Soal24 16.8000 38.417 .314 .886 Valid Soal25 16.6400 37.907 .360 .886 Valid Soal26 16.3200 37.143 .579 .881 Valid Soal27 16.4000 36.250 .686 .878 Valid Soal28 16.5200 37.427 .440 .884 Valid Soal29 16.6400 38.240 .305 .887 Valid Soal30 16.6400 37.907 .360 .886 Valid

  • 29

    Tabel 3.5 Uji Validitas Angket dengan SPSS

    Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted

    Corrected Item-Total

    Correlation

    Cronbach's Alpha if Item

    Deleted Keterangan

    No1 19.2000 40.167 .912 .948 Valid No2 19.3200 40.477 .539 .951 Valid No3 19.2800 39.627 .780 .948 Valid No4 19.2400 40.107 .768 .948 Valid No5 19.2000 40.167 .912 .948 Valid No6 19.9600 42.873 .088 .955 Tidak Valid No7 19.2400 39.857 .830 .948 Valid No8 19.2800 39.627 .780 .948 Valid No9 19.2000 40.167 .912 .948 Valid No10 19.2400 39.857 .830 .948 Valid No11 19.8000 41.333 .308 .954 Valid No12 19.2400 39.857 .830 .948 Valid No13 19.2400 40.107 .768 .948 Valid No14 19.4400 40.923 .376 .953 Valid No15 19.2400 40.107 .768 .948 Valid No16 19.2400 39.940 .809 .948 Valid No17 19.6400 41.073 .323 .954 Valid No18 19.2400 40.273 .727 .949 Valid No19 19.2400 39.857 .830 .948 Valid No20 19.3600 39.657 .655 .949 Valid No21 19.2000 40.167 .912 .948 Valid No22 19.2800 39.543 .799 .948 Valid No23 19.6400 40.490 .415 .953 Valid No24 19.3200 39.893 .656 .949 Valid

    No25 19.2400 39.857 .830 .948 Valid No26 19.4800 40.343 .460 .952 Valid

    Dari hasil uji validitas ternyata terdapat satu butir pernyataan yang tidak valid

    yaitu butir nomor 6. Hasil validitas diperoleh hasil Corrected item total corelation

    antara 0,088–0,912 dan Cronbach’s alpha if item delete 0,948 – 0,955. Sehingga 25

    instrumen motivasi belajar dinyatakan valid.

  • 30

    3.5.3.1.3 Hasil Uji Validitas Unjuk Kerja (Psikomotor)

    Pada ranah psikomotor, menggunakan penilaian unjuk kerja. Instrumen unjuk

    kerja di uji validitas oleh ahli yaitu guru PNS di salah satu SD Gugus Pangeran

    Diponegoro Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan. Pengujian validitas unjuk kerja

    dilihat dari bahasa yang digunakan, isi, kesesuaian dengan kompetensi dasar, dan

    saran untuk peneliti. Hasil validitas unjuk kerja dapat dilihat pada tabel 3.6.

    Tabel 3.6 Uji Validitas Unjuk Kerja

    Berdasarkan uji validitas unjuk kerja oleh ahli pada tabel 3.6, dapat dilihat

    bahwa bahasa yang digunakan dan kesesuaian dengan kompetensi dasar mendapat

    skor 4 yang berarti sangat baik serta isi yang tercantum dalam unjuk kerja mendapat

    skor 3 yang berarti baik. Dengan demikian unjuk kerja dinyatakan valid dan tidak

    ada perubahan.

    3.5.3.2 Uji Reliabilitas Instrumen Di samping pengujian validitas terhadap instrumen, juga dilakukan pengujian

    reliabilitas. Instrument yang reliabel adalah instrument yang bila digunakan beberapa

    kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama

    (Sugiyono, 2009:121). Uji reliabilitas dimaksudkan untuk melihat konsistensi

    instrumen. Reliabilitas hasil ukur dapat dilakukan dengan melihat nilai cronbach

    alpha (Tony Wijaya, 2009:110).

    Pengujian reliabilitas menggunakan cronbach alpha untuk menunjukkan

    sejauh mana suatu alat dapat dipercaya untuk mengukur suatu objek, koefisien alpha

    semakin mendekati 1 berarti butir-butir pertanyaan dalam koefisien semakin reliabel.

    No. Kriteria Yang dinilai Skor

    1. Bahasa yang digunakan 4

    2. Isi yang tercantum dalam unjuk kerja 3

    3. Kesesuaian dengan kompetensi dasar 4

  • 31

    Sebuah faktor dinyatakan reliabel jika koefisien alpha lebih besar dari 0,7 (Sekaran

    dalam Tony Wijaya, 2009:176). Uji reliabilitas dilakukan oleh bantuan SPSS 16,0.

    3.5.3.2.1 Hasil Uji Reliabilitas Tes (Kognitif)

    Pengujian reliabilitas tes menggunakan cronbach alpha untuk menunjukkan

    sejauh mana soal tes dapat dipercaya untuk mengukur suatu objek, koefisien alpha

    semakin mendekati 1 berarti butir-butir pertanyaan dalam koefisien semakin reliabel.

    Hasil uji reliabilitas tes dari 30 item soal adalah sebagai berikut.

    Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes di SD N 2 Asemrudung

    Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2011/2012 Reliability Statistics

    Cronbach's Alpha N of Items

    .887 30

    Berdasarkan tabel 3.7 di atas dapat dilihat bahwa koefisien reliabilitas

    instrumen sebesar 0,887 termasuk dalam kategori reliabel. Hasil analisis tersebut

    menunjukkan bahwa instrumen layak digunakan untuk mengukur variabel penelitian.

    3.5.3.2.2 Hasil Uji Reliabilitas Angket Motivasi Belajar (Afektif)

    Pengujian reliabilitas angket motivasi belajar menggunakan cronbach alpha

    untuk menunjukkan sejauh mana angket motivasi belajar dapat dipercaya untuk

    mengukur suatu objek, koefisien alpha semakin mendekati 1 berarti butir-butir

    pertanyaan dalam koefisien semakin reliabel. Hasil uji reliabilitas angket motivasi

    belajar dari 26 item pernyataan adalah sebagai berikut.

    Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Angket di SD N 2 Asemrudung

    Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2011/2012 Indeks Reliabilitas

    Cronbach's Alpha N of Items

    .951 26

  • 32

    Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa koefisien reliabilitas instrumen

    motivasi belajar sebesar 0,951 termasuk dalam kategori reliabel. Hasil analisis

    tersebut menunjukkan bahwa instrumen layak digunakan untuk mengukur variabel

    penelitian.

    3.6 Teknik Analisis Data 3.6.1 Analisis Data Ranah Kognitif dan Afektif 3.6.1.1 Tahap Uji Homogenitas

    Uji homogenitas untuk memastikan kelompok data berasal dari populasi yang

    homogen. Uji homogenitas menggunakan uji levene, kriterianya adalah signifikansi

    untuk uji dua sisi hasil perhitungan lebih besar dari > 0, 05 berarti variansi pada tiap

    kelompok sama (homogen) dengan menggunakan program komputer SPSS 16 for

    windows.

    3.6.1.2 Tahap Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya sebaran

    data yang akan dianalisis. Uji normalitas data menggunakan uji Kolmogorov-

    Smirnov kriterianya adalah signifikansi untuk uji dua sisi hasil perhitungan lebih

    besar dari > 0, 05 berarti berdistribusi normal dengan menggunakan program

    komputer SPSS 16 for windows.

    3.6.1.3 Tahap Uji Beda (T-test) Uji beda atau t-test untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar

    kognitif dan afektif siswa antara kelas V SD Negeri 3 Asemrudung (Kelas

    eksperimen) dan kelas V SD Negeri 3 Karanganyar (Kelas kontrol). Menurut

    (Riduwan & Sunarto, 2009) tujuan uji t dua variabel bebas adalah untuk

    membandingkan (membedakan) apakah kedua variabel tersebut sama atau berbeda.

    Gunanya untuk menguji kemampuan generalisasi (signifikasi hasil penelitian yang

    berupa perbandingan dua rata-rata sampel). Melalui uji t dalam penelitian ini

  • 33

    diharapkan dapat menemukan perbedaan hasil belajar kognitif dan afektif siswa

    dengan menggunakan metode discovery dan hasil belajar kognitif dan afektif siswa

    dengan menggunakan metode konvensional.

    3.6.2 Analisis Data Ranah Psikomotor 3.6.2.1 Tahap Analisis Deskriptif Data

    Menurut Sugiyono (2009:147), analisis deskriptif di gunakan untuk

    menganalisis sejumlah data yang dikumpulkan dalam penelitian sehingga

    memperoleh gambaran mengenai keadaan suatu subyek yang di teliti. Dalam analisis

    deskriptif ini digunakan ukuran rata-rata hitung (mean), standar devisi, maksimum,

    minimum dan ukuran kenormalan data skor unjuk kerja kelas eksperimen. Dalam

    rangka mengetahui penyebaran data skor unjuk kerja kelas eksperimen, data yang

    telah terkumpul diklasifikasikan dan diberi skor.

    3.6.3 Tahap Pengujian Hipotesis Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan

    menggunakan hasil uji t pada ranah kognitif dan afektif serta hasil analisis deskriptif

    data pada ranah psikomotor. Menurut Riduwan & Sunarto (2009:128), uji t ini

    dilakukan dengan membandingkan nilai t hitung dengan t tabel pada tingkat Alpha 5

    %. Jika thitung ≥ t tabel dan sig ≤ 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak.

    Adapun hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah:

    1) Ho1 : µ1 = µ2 (metode discovery tidak efektif terhadap hasil belajar kognitif

    bagi siswa kelas V SD).

    Ha1 : µ1 ≠ µ2 (metode discovery efektif terhadap hasil belajar kognitif bagi

    siswa kelas V SD).

    2) Ho2 : µ3 = µ4 (metode discovery tidak efektif terhadap hasil belajar afektif bagi

    siswa kelas V SD).

    Ha2 : µ3 ≠ µ4 (metode discovery efektif terhadap hasil belajar afektif bagi siswa

    kelas V SD).

  • 34

    3) Metode discovery efektif terhadap hasil belajar psikomotor siswa kelas V SD

    dengan aspek mengidentifikasi pengertian pesawat sederhana, menggolongkan

    pengungkit berdasarkan letak titik tumpu, titik beban, dan titik kuasa,

    mengidentifikasi prinsip kerja bidang miring, menggolongkan katrol

    berdasarkan posisinya, dan mengidentifikasi prinsip kerja roda berporos jika

    hasil penilaian unjuk kerja lebih besar dari 34.

    Keterangan:

    μ1 = Rata-rata hasil belajar kognitif siswa yang belajar menggunakan metode

    konvensional.

    μ2 = Rata-rata hasil belajar kognitif siswa yang belajar menggunakan metode

    discovery.

    μ3 = Rata-rata hasil belajar afektif siswa yang belajar menggunakan metode

    konvensional.

    μ4 = Rata-rata hasil belajar afektif siswa yang belajar menggunakan metode

    discovery.

    Metode discovery dikatakan efektif, manakala terjadi peningkatan hasil

    belajar kognitif, afektif, dan psikomotor pada kelas eksperimen. Selain itu, pengujian

    hipotesis juga menjadi acuan terhadap keefektifan tersebut. Apabila hipotesis

    alternatifnya diterima, maka nilai rata-rata hasil belajar kognitif dan afektif pada

    kelompok eksperimen lebih baik daripada kelompok kontrol. Sehingga metode

    discovery efektif terhadap hasil belajar kognitif dan afektif siswa kelas V SD. Jika

    analisis deskriptif data menunjukkan skor lebih besar dari 34 maka perlakuan metode

    discovery efektif terhadap hasil belajar psikomotor siswa. Dengan demikian,

    penggunaan metode discovery efektif terhadap hasil belajar kognitif, afektif, dan

    psikomotor siswa kelas V SD.