bab iii metode pelaksanaan laporan after seminar

16
BAB III METODE PELAKSANAAN A. Kerangka Konsep Gambar 3.1 Kerangka Konsep 33 Variabel Independen Variabel Dependen Pola Asuh Ibu 1. ASI Eksklusif 2. Pemberian Imunisasi Faktor Pendukung 1. Status Gii 2. Pengeta!uan Ibu 3. Sikap Ibu Faktor Penguat 1. Persepsi Peran Petugas Kese!atan Ke"adian ISPA pada #alita Lngkungan 1. Ventilasi 2. $enis %antai 3. Asap &okok '. #a!an #akar (emasak 5. Pembakaran Sampa!

Upload: rahmah-martiyasih

Post on 01-Nov-2015

16 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Metode Pelaksanaan PBL

TRANSCRIPT

37

BAB IIIMETODE PELAKSANAANA. Kerangka KonsepVariabel IndependenVariabel Dependen

Pola Asuh Ibu1. ASI Eksklusif2. Pemberian Imunisasi

Faktor Pendukung 1. Status Gizi2. Pengetahuan Ibu3. Sikap Ibu

Faktor Penguat1. Persepsi Peran Petugas Kesehatan

Kejadian ISPA pada Balita

Lingkungan 1. Ventilasi2. Jenis Lantai3. Asap Rokok4. Bahan Bakar Memasak5. Pembakaran Sampah

Gambar 3.1 Kerangka Konsep

B. Hipotesis1. Ada hubungan antara ASI Eksklusif dengan kejadian ISPA pada balita.2. Ada hubungan antara pemberian imunisasi dengan kejadian ISPA pada balita.3. Ada hubungan antara status gizi dengan kejadian ISPA pada balita4. Ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan kejadian ISPA pada balita5. Ada hubungan antara sikap ibu dengan kejadian ISPA pada balita6. Ada hubungan antara persepsi peran petugas kesehatan dengan kejadian ISPA pada balita7. Ada hubungan antara ventilasi dengan kejadian ISPA pada balita.8. Ada hubungan antara jenis lantai dengan kejadian ISPA pada balita.9. Ada hubungan antara asap rokok dengan kejadian ISPA pada balita.10. Ada hubungan antara bahan bakar memasak dengan kejadian ISPA pada balita.11. Ada hubungan antara pembakaran sampah dengan kejadian ISPA pada balita.

C. Variabel Penelitian1. Variabel IndependenVariabel independen yang digunakan dalam penelitian antara lain berat badan lahir (BBL), ASI eksklusif, status gizi, pemberian imunisasi, pengetahuan ibu, ventilasi, kepadatan hunian, jenis lantai, asap rokok, bahan bakar memasak dan pembakaran sampah. 2. Variabel DependenVariabel dependen dari penelitian ini adalah kejadian ISPA pada balita.

D. Definisi OperasionalTabel 3.1 Definisi OperasionalNo

VariabelDefinisi OperasionalPengukuranSumberDataKategoriSkala Data

1.Kejadian ISPA pada balitaKeadaan infeksi akut yang menyerang saluran pernapasan dengan gejala batuk dan pilek dengan atau tanpa disertai demam pada anak dibawah usia 5 tahun yang berusia 0 4 tahun 11 bulan selama 1 bulan terakhir. Wawancara dengan kuesioner

Data Primer1. Tidak ISPA (tidak ada gejala ISPA atau memiliki gejala yang tidak sesuai kriteria ISPA) 2. ISPA (batuk, pilek dengan atau tanpa disertai demam)Ordinal

2ASI EksklusifPemberian ASI pada balita sejak usia 0-6 bulan tanpa makanan tambahan.Wawancara dengan kuesionerData Primer1. Ya2. TidakOrdinal

3Pemberian ImunisasiImunisasi yang diperoleh balita sesuai dengan umur balita sampai dilakukan penelitian.Wawancara dengan kuesionerObservasi dengan melihat KMSData Primer1. Lengkap2. Tidak LengkapOrdinal

4Status GiziGambaran kesehatan balita pada saat penelitian yang dinilai berdasarkan Indeks Berat Badan terhadap umur (BB/U), dengan menggunakan data berat badan dan umur terakhir. Wawancara dengan kuesionerObservasi dengan melihat KMSPenimbanganData PrimerBerdasarkan Indeks BB/U:1. Gizi Baik -2 SD sampai dengan 2 SD 2. Malnutisi (Gizi Lebih > 2 SD, Gizi buruk < -3 SD sampai dengan < -2 SD, Gizi kurang -3 SD sampai dengan 2 SD)

(Kemenkes RI, 2010)Ordinal

No

VariabelDefinisi OperasionalPengukuranSumberDataKategoriSkala Data

5.Pengetahuan IbuHasil pemikiran dan pemahaman responden mengenaipengertian ISPA,penyebab ISPA, klasifikasi ISPA, tanda dan gejala ISPA, penularan ISPA, faktor resiko ISPA, pencegahan ISPA.Wawancara dengan kuesioner

Data Primer1. Baik (>75% total pengetahuan)2. Cukup (56-75% total pengetahuan)3. Kurang (55% total pengetahuan)

(Arikunto, 2010) Ordinal

6Sikap IbuTanggapan responden terkait penyakit ISPA, penularan ISPA, faktor risiko ISPA dan pencegahan ISPA.Wawancara dengan kuesionerData Primer1. Mendukung (skor median karena data tidak berdistribusi normal) Ordinal

2. Tidak Mendukung (skor < mean karena data berdistribusi normal)

7Persepsi peran petugas kesehatanPenilaian responden terhadap peran petugas kesehatan dalam pencegahan ISPA meliputi pemberian ASI eksklusif, pembekalan pola makan yang baik, pemberian imunisasi, pengolahan sampah dan pembatasan perilaku merokok.Wawancara dengan kuesioner

Data Primer1. Mendukung (skor mean karena data berdistribusi normal) 2. Tidak mendukung (skor < mean karena data berdistribusi normal)

Ordinal

8VentilasiHasil observasi luas ventilasi dibandingkan dengan luas rumahObservasi dengan checklistData Primer1. Memenuhi syarat (luas ventilasi 10% dari luas lantai)2. Tidak memenuhi syarat (luas ventilasi 10% dari luas lantai)

(SK Menkes RI No 829 Tahun 1999)

Oridinal

No

VariabelDefinisi OperasionalPengukuranSumberDataKategoriSkala Data

9Jenis LantaiBahan dari alas atau dasar sebagai pemutup bagian bawah dari kamar tidur dan ruang keluarga responden.Observasi dengan checklistData Primer1. Memenuhi Syarat (semen/tegel/ubin/teraso/keramik dan tidak rusak kondisinya)Ordinal

2. Tidak memenuhi syarat (tanah/papan/semen tapi dalam kondisi rusak)

(Kepmenkes RI No. 829 Tahun 1999)

10Asap RokokAdanya paparan asap rokok dalam rumah dengan indikasi ada tidaknya penghuni rumah yang merokok di dekat balita.Wawancara dengan kuesionerData Primer1. Ada2. Tidak AdaOrdinal

11Bahan bakar memasakHasil observasi jenis bahan bakar yang biasa dipakai untuk kegiatan memasakObservasi dengan cheklistData primer

1. Memenuhi syarat (tidak menyebabkan polusi: gas LPG)2. Tidak memebuhi syarat (menyebabkan polusi: kompor minyak, tungku)

(PMK RI No. 1077 Tahun 2011)Ordinal

12Pembakaran SampahAdanya pembakaran sampah di sekitar rumah respondenWawancara dengan kuesioner

1.Ya, jika responden membakar sampah di dekat rumah2.Tidak, jika responden tidak membakar sampah dan membakar sampah tetapi tidak di dekat rumahNominal

E. Tempat dan WaktuPraktik Belajar Lapangan (PBL) II kelompok VII dilaksanakan di Desa Kedungmalang, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas pada tanggal 11 Mei 15 Mei 2015.F. Jenis PenelitianJenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survei dengan pendekatan potong silang (cross sectional) melalui teknik pengumpulan data dengan cara observasi dan wawancara terstruktur menggunakan kuesioner. Dalam penelitian cross sectional atau potong silang, variabel sebab atau resiko dan akibat atau kasus yang terjadi pada obyek penelitian diukur atau dikumpulkan secara simultan (dalam waktu yang bersamaan) dan dilakukan dengan mengambil waktu tertentu yang relatif pendek dan tempat tertentu (Kuntjojo, 2009). Dalam penelitian ini data faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kejadian ISPA dikur satu waktu dengan kejadian ISPA yang ada.

G. Populasi dan Sampel1. PopulasiPopulasi merupakan keseluruhan obyek penelitian atau obyek yang diteliti (Notoatmodjo, 2005). Populasi dalam penelitian ini adalah semua balita berusia 0-5 tahun yang bertempat tinggal di Desa Kedungmalang, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas. Berdasarkan data kependudukan Desa Kedungmalang, jumlah balita di Kedungmalang per Maret 2015 sebanyak 199. Populasi dalam penelitian ini diwakili oleh Ibu balita sebagai responden. 2. SampelSampel adalah sebagian dari populasi yang merupakan obyek sesungguhnya dari penelitian (Notoatmodjo, 2005). a. Kriteria Inklusi dan EksklusiSampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan kriteria kriteria tertentu yaitu kriteria inklusi dan eksklusi (Hidayat, 2009) dengan penjabaran sebagai berikut:1) Kriteria Inklusia) Ibu Balita bersedia menjadi responden.b) Ibu balita dapat berkomunikasi dengan baik.c) Jika dalam satu keluarga terdapat dua balita yang terdaftar sebagai sampel, maka hanya satu balita saja yang dijadikan sampel, yaitu balita yang pertama kali dipilih oleh peneliti sebagai sampel dari daftar sampel.2) Kriteria eksklusi a) Balita berusia 0-5 tahun yang tidak lagi berdomisili di Desa Kedungmalang.b) Ibu yang tiga kali berturut-turut ditemui tidak ada di tempat.b. Besar SampelPenentuan besar sampel menurut Hidayat (2009) ditentukan dengan menggunakan rumus uji hipotesis beda proporsi:n = { Z1- / 2 + Z1- }2(P1 - P2)2Keterangan:n= Besar SampelZ 1-/2= Nilai Z pada Derajat Kepercayaan (5% = 1, 96)Z1-= Nilai Z pada kekuatan uji (80%)P1= Proporsi paparan baik pada penderita ISPAP2= Proporsi paparan buruk pada penderita ISPAdengan: P = (P1 + P2)/2Tabel 3.2 Uji hipotesis beda proporsiNo.VariabelP1P2NSumber

1.Status Imunisasi0,5370,26398Catiyas, 2012

2.Status Gizi0,5330,21470Catiyas, 2012

3.Keberadaan Perokok di dalam rumah0,5260,79794Tatawi, 2013

Berdasarkan perhitungan sampel menggunakan rumus uji hipotesis beda proporsi dengan nilai P1 dan P2 yang diambil dari penelitian terdahulu, maka jumlah sampel minimal yang diperoleh sebanyak 98 balita dari jumlah populasi sebanyak 199 balita. c. Teknik SamplingTeknik sampling yang digunakan peneliti adalah systematic random sampling. Systematic random sampling atau sampel acak sistematis pada dasarnya memilih sampel dalam populasi secara sistematis. Peneliti hanya perlu melakukan random (acak) unsur pertama saja dari populasi. Unsur selanjutnya tinggal mengikuti deret atau sistematika tertentu (Eriyanto, 2007). Dalam penelitian ini tim peneliti menggunakan data populasi yang telah diurutkan berdasarkan umur, sehingga pemilihan sampel dengan systematic random sampling memungkinkan sampel yang terambil tersebar merata dari berbagai umur. Langkah pertama dalam penarikan sampel sistematis adalah menentukan interval sampel. Interval ini diperoleh dengan membagi jumlah populasi yang berjumlah 199 dengan jumlah sampel sebesar 98 (N/n). Sehingga diperoleh hasil sebagai berikut :

Langkah kedua adalah menentukan unsur pertama. Unsur pertama ditentukan dengan melakukan pengocokan angka 1 dan 2, didapat angka 1, berarti sampel pertama adalah balita dengan no urut 1. Sampel selanjutnya diambil secara berurutan sesuai nomor balita dengan interval 2.

H. Instrumen PenelitianMenurut Arikunto (2000), instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Peneliti menggunakan kuesioner, lembar cheklist, dan alat perekam gambar.

1. KuesionerKuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukandengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertuliskepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2010). Kuesioner yang dipakai dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup, dimana responden memilih satu jawaban dari alternatif jawaban yang tersedia.2. Lembar ChecklistChecklist adalah suatu daftar yang berisi nama-nama subjek dan faktor-faktor yang akan diselidiki (Hadi, 2004).3. Alat Rekam GambarPelaksanaan Praktek Belajar Lapangan II akan menggunakan alat perekam. Alat perekam gambar adalah alat yang digunakan untuk mengabadikan kondisi lingkungan yang ada di dalam masyarakat (Notoatmodjo, 2005).4. MeteranMeteran digunakan sebagai alat untuk mengukur luas lantai yang merupakan indikator ventilasi.5. Timbangan Timbangan digunakan sebagai alat untuk mengukur berat badan yang merupakan indikator status gizi.

I. Pengumpulan DataPengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting dan berbagai sumber dan berbagai cara. Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sekunder (Sugiyono, 2012). Data primer diperoleh denga cara wawancara langsung, observasi dan dokumentasi yang dilakukan terhadap responden di Desa Kedungmalang, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas. Adapun data sekunder diperoleh dari instansi terkait, yaitu kantor kepala Desa Kedungmalang, Puskesmas Sumbang dan Pos Kesehatan Desa kedungmalang.Pengumpulan data diperolah melalui metode:1. WawancaraWawancara merupakan suatu metode yang dipergunakan untuk mengumpulkan data, dimana peneliti mendapatkan keterangan secara lisan dari seseorang sasaran penelitian yang berpedoman pada kuesioner yang telah dipersiapkan. Jenis wawancara dalam pengambilan data ini yaitu wawancara terpimpin karena dalam pengumpulan data menggunakan kuesioner sebagai dasar dalam melakukan wawancara (Notoatmodjo, 2007). Wawancara dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan untuk mengumpulkan data mengenai pola asuh ibu yang dilihat dari ASI eksklusif dan pemberian imunisasi, status gizi, tingkat pengetahuan ibu, sikap ibu, persepsi peran petugas kesehatan, asap rokok dan pembakaran sampah di Desa Kedungmalang, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas.2. ObservasiObservasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Teknik pengumpulan data digunakan apabila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan apabila responden yang diamati tidak berlalu besar atau banyak. Observasi yang dilakukan oleh peneliti merupakan observasi non-partisipan berstruktur. Peneliti tidak terlibat dalam kegiatan responden yang diamati dan hanya sebagai pengamat. Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis tentang apa yang diamati, kapan dan dimana tempatnya (Sugiyono, 2012).Observasi dilakukan untuk mengetahui kondisi ventilasi, jenis lantai dan bahan bakar memasak. Pada status gizi dan pemberian imunisasi juga dilakukan observasi Kartu Menuju Sehat (KMS) balita.3. DokumentasiDokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang (Sugiyono, 2011). Peneliti melakukan dokumentasi dengan mengabadikan kondisi lingkungan yang di observasi di Desa Kedungmalang, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas.

J. Analisis DataAnalisis data dimaksudkan untuk memecahkan masalah penelitian sekaligus untuk menyampaikan informasi tentang hasil penelitian (Catiyas, 2012). Analisis data dilakukan dengan perangkat komputer, meliputi: 1. Analisis UnivariatAnalisis univariat dilakukan untuk mendeskripsikan karakteristik masing-masing variabel independen yang diukur dalam penelitian, yaitu dengan distribusi frekuensi. )

2. Analisis BivariatAnalisis bivariat dilakukan untuk menguji hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen dengan menggunakan uji Chi-Square (X2). Proses pengujian Chi Square adalah membandingkan frekuensi yang terjadi (observe) dengan frekuensi harapan (expectation). Jika nilai frekuensi observasi dan harapan sama, maka dikatakan tidak ada hubungan bermakna. Sebaliknya, bila nilai frekuensi observasi dan harapan berbdea, maka dikatakan ada perbedaan bermakna. Keputusan yang diambil dari hasil Chi Square adalah (Hastono, 2007):a. Bila nilai p < , Ho ditolak, berarti data sampel mendukung adanya perbedaan yang bermakna (signifikan).b. Bila nilai p , Ho gagal di tolak, berarti data sampel tidak mendukung adanya perbedaan yang bermakna (tidak signifikan).Hasil uji Chi Square hanya dapat menyimpulkan ada/tidaknya perbedaan proporsi antar kelompok atau dengan kata lain hanya dapat menyimpulkan ada/tidaknya hubungan dua variabel kategorik. Dengan demikian uji Chi Square tidak dapat menjelaskan derajat hubungan, dalam hal ini uji Chi Square tidak mengetahui kelompok mana yang memiliki risiko lebih besar dibandingkan kelompok lain (Hastono, 2007).3. Analisis MultivariatAnalisis multivariat dilakukan dengan tujuan untuk melihat hubungan beberapa variabel (lebih dari satu) independen dengan satu atau beberapa variabel dependen (umumnya satu variabel dependen). Analisis yang digunakan adalah analisis regresi logistik ganda, yang merupakan salah satu model yang dapat digunakan untuk menganalisis hubungan satu atau beberapa variabel independen dengan satu variabel dependen kategorik. Langkah-langkah dalam analisis multivariat dengan regresi logistik ganda antara lain (Hastono, 2007):a. Langkah pertama adalah melakukan seleksi bivariat masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Apabila nilai p value 0,05 dan dimulai pada variabel yang memiliki nilai p value tertinggi kemudian diurutkan sampai yang terendah.c. Langkah ketiga adalah pemodelah terakhir, yaitu variabel yang memiliki nilai p