bab iii metode penelitianeprints.umm.ac.id/40945/4/bab iii.pdf · 2018. 11. 27. · bandung,...

24
53 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini, menggunakan pendekatan campuran atau mixed methods dimana penelitian ini melibatkan penyatuan atau penggabungan penelitian dan data kualitatif dan kuantitatif dalam penelitian. Pendekatan ini ialah sebuah pendekatan penelitian yang cenderung didasarkan pada paradigma pengetahuan pragmatik (seperti orientasi konsekuensi sebab-akibat, orientasi masalah, dan pluralistik atau campuran). Pendekatan ini menggunakan strategi penelitian yang melibatkan pengumpulan data baik secara simultan maupun secara sequensial untuk memahami masalah penelitian sebaik baiknya. Pengumpulan data juga melibatkan pemerolehan informasi menarik (yakni malalui instrumen kuisioner) maupun informasi melalui interview sehingga data akhir akan mempresentasikan baik informasi kualitatif maupun kuantitatif. 72 Penelitian ini menggunakan metode penelitian campuran sekuensial eksploratori yakni peneliti terlebih dahulu memulai dengan fase penelitian kualitatif dengan mengeksplorasi pandangan para partisipan (Pimpinan BAZNAS, kepala devisi pemberdayaan dan mustahik) melalui interview. Data yang didapatkan kemudian dianalisis, 72 Emzir, metodologi penelitian pendidikani, (jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), hal. 28-29.

Upload: others

Post on 16-Oct-2020

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/40945/4/BAB III.pdf · 2018. 11. 27. · Bandung, Tarsito, 1975), hal. 23. 58 . ... di Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Gresik. Selain

53

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini, menggunakan pendekatan campuran atau

mixed methods dimana penelitian ini melibatkan penyatuan atau

penggabungan penelitian dan data kualitatif dan kuantitatif dalam

penelitian. Pendekatan ini ialah sebuah pendekatan penelitian yang

cenderung didasarkan pada paradigma pengetahuan pragmatik (seperti

orientasi konsekuensi sebab-akibat, orientasi masalah, dan pluralistik

atau campuran). Pendekatan ini menggunakan strategi penelitian yang

melibatkan pengumpulan data baik secara simultan maupun secara

sequensial untuk memahami masalah penelitian sebaik baiknya.

Pengumpulan data juga melibatkan pemerolehan informasi menarik

(yakni malalui instrumen kuisioner) maupun informasi melalui

interview sehingga data akhir akan mempresentasikan baik informasi

kualitatif maupun kuantitatif.72

Penelitian ini menggunakan metode penelitian campuran

sekuensial eksploratori yakni peneliti terlebih dahulu memulai dengan

fase penelitian kualitatif dengan mengeksplorasi pandangan para

partisipan (Pimpinan BAZNAS, kepala devisi pemberdayaan dan

mustahik) melalui interview. Data yang didapatkan kemudian dianalisis,

72 Emzir, metodologi penelitian pendidikani, (jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), hal.

28-29.

Page 2: BAB III METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/40945/4/BAB III.pdf · 2018. 11. 27. · Bandung, Tarsito, 1975), hal. 23. 58 . ... di Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Gresik. Selain

54

dan informasi yang digunakan untuk membangun instrumen yang

paling cocok dengan sampel penelitian digunakan untuk

mengidentifikasi instrumen-instrumen yang terdapat dalam fase

kuantitatif, atau untuk menentukan variabel-variabel yang perlu

dilanjutkan dalam fase penelitian kuantitatif melalui pemberian angket

kuisioner pada mustahik.73

Peneliti menggunakan pendekatan campuran sekuensial

eksploratori dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai

konsep pendayagunaan zakat di BAZNAS Gresik secara mendalam dan

komperhensif. Melalui pendekatan ini diharapkan dapat diungkapkan

situasi dan permasalahan yang dihadapi dalam kegiatan pendayagunaan

zakat di BAZNAS Gresik. Selain itu, dengan menggunakan pendekatan

ini peneliti dapat mengukur seberapa efektiv pendayagunaan zakat

BAZNAS Gresik dengan menggunakan instrumen khusus yang

dirancang untuk menilai perilaku-perilaku, kemudian informasi

dianalisis menggunakan prosedur-prosedur statistik dan pengujian

hipotesis.

2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian dalam skripsi ini menggunakan jenis penelitian

sstudi kasus dan kausal komparatif. Jenis penelitian (case study) studi

kasus menurut Robert K. Yin adalah suatu penelitian sistematis yang

menyelidiki fenomena di dalam kontek kehidupan nyata, bilamana batas-

73 John W. Creswell, Research Design Pendekatan metode kualitatif, kuantitatif dan

campuran, Edisi keempat, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar.2016), hal. 21.

Page 3: BAB III METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/40945/4/BAB III.pdf · 2018. 11. 27. · Bandung, Tarsito, 1975), hal. 23. 58 . ... di Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Gresik. Selain

55

batas anatara fenomena dan konteks tidak tampak dengan tegas, dan

dimana multisumber bukti dimanfaatkan.74

Peneliti menggunakan jenis penelitian studi kasus dengan

rancangan yang latar penelitian di BAZNAS Gresik dan fokus pada

pendayagunaan atau pendistribusian dana zakat. Peneliti menggunakan

sudut pandang persepsi emik yaitu suatu pendekatan yang berusaha

memahami suatu fenomena yang menggunakan titik pandang dari dalam

(domestic). Penelitian ini secara konsisten berusaha melihat apa adanya

fenomena yang diteliti dari sudut pandang aktor yang menjadi subjek

penelitian, sehingga penelitian ini memiliki independensi dan kedalaman

penghayatan kasus.

Sedangkan kausal komparatif ialah jenis penelitian yang berusaha

mencari penyebab atau alasan, untuk adanya perbedaan dalam perilaku

atau status dalam kelompok individu. Dengan kata lain penelitian ini

dirujuk sebagai penelitian ex post facto karena pengaruh dan yang

mempengaruhi telah terjadi dan diteliti peneliti dalam tinjauan ke

belakang. Penelitian kausal komparatif berupaya menentukan alasan atau

sebab untuk status yang berlaku umum dari fenomena yang diteliti. Studi

kausal komparatif berusaha menetapkan hubungan sebab akibat dengan

melibatkan perbandingan kelompok data mustahik sebelum dan sesudah

menerima bantuan dana zakat produktif.75

74 Robert K. Yin. Studi Kasus: Desain dan Metode. (Jakarta: Rajawali Press. 2005), hal. 18 75 Ibid, Emzir, metodologi penelitian pendidikani, hal. 119-121.

Page 4: BAB III METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/40945/4/BAB III.pdf · 2018. 11. 27. · Bandung, Tarsito, 1975), hal. 23. 58 . ... di Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Gresik. Selain

56

B. Tempat Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini akan dilakukan dengan cara ikut serta

dalam kegiatan operasional rutin pada hari-hari kerja di Badan Amil

Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Gresik. Kegiatan penelitian ini

akan dilaksanakan pada:

Tempat : Kantor Bupati Gresik. Jl Dr, Wahidin SH No. 245 Gresik.

Untuk selanjutnya, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)

kabupaten Gresik yang akan menentukan atau menyediakan tempat

untuk dapat dilakukannya penelitian.

C. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data

diperoleh. Apabila peneliti menggunakan kuisioner atau wawancara

dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden,

yaitu orang yang merespon dan menjawab pertanyaan-pertanyaan

peneliti, baik pertanyaan tertulis maupun lisan.

a. Data primer, data yang berasal dari pengambilan sample data

di Badan Amil Zakat Nasional kabupaten Gresik baik berupa data

tertulis maupun data dari hasil wawancara.76

b. Data sekunder, data yang berasal dari referensi dan rujukan yang

76 Sekaran Uma, Metode Penelitian untuk Bisnis Jilid 2, ed. Ke-4, (Jakarta: Salemba Empat,

2006), hal. 60.

Page 5: BAB III METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/40945/4/BAB III.pdf · 2018. 11. 27. · Bandung, Tarsito, 1975), hal. 23. 58 . ... di Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Gresik. Selain

57

membahas tentang zakat atau pendayagunaan zakat produktif.77

D. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam kegiatan penelitian ini

mempunyai tujuan mengungkap fakta mengenai variabel subyek yang

diteliti. Antara lain:

1. Observasi, pengamatan dan pencatatan dengan sistematis

fenomena-fenomena yang diselidiki.78 Peneliti dapat masuk ke

lingkungan yang ditelitinya atau yang dikenal dengan observasi

partisipatif.

2. Interview (wawancara),

yaitu sebuah dialog yang dilakukan

dengan mengajukan pertanyaan yang disusun dalam suatu daftar

pertanyaan yang telah disiapkan lebih dulu.79 Sedangkan teknik

wawancara yang digunakan adalah bebas terpimpin, yaitu cara

mengajukan pertanyaan dikemukakan secara bebas, artinya kalimat

tidak terpaku pada pedoman wawancara tentang masalah-masalah

pokok penelitian, kemudian dapat diperdalam dan dikembangkan

sesuai dengan kondisi lapangan. Pedoman wawancara digunakan

sebagai pengontrol agar tidak terjadi penyimpangan masalah yang

akan diteliti. Wawancara dilakukan dengan pihak-pihak yang

diyakini mempunyai informasi yang dapat dipercaya tentang

77 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, hal. 225. 78 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Erlangga, 2003), hal. 127. 79 Winarno Surachmad, Dasar dan Tehnik-tehnik Research, (Bandung, Tarsito, 1975), hal. 23.

Page 6: BAB III METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/40945/4/BAB III.pdf · 2018. 11. 27. · Bandung, Tarsito, 1975), hal. 23. 58 . ... di Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Gresik. Selain

58

konsep pendayagunaan zakat produktif dan sasaran yang menerima

manfaat. Yakni dengan mewawancarai langsung informan yaitu

pimpinan kantor, staf Badan Amil Zakat Nasional, dan mustahik.

3. Dokumentasi, dilakukan dengan mengumpulkan data yang ada

di Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Gresik. Selain itu juga

menelusuri dan menelaah buku-buku serta karya ilmiah yang

berkaitan dengan pengelolaan dan pendayagunaan zakat produktif

guna mencari landasan pemikiran dan pemecahan masalah.80

4. Kuesioner dilakukan dengan cara memberi angket yang berisi

seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis yang sifatnya

terbuka atau tertutup kepada responden untuk dijawab. Kuesioner

merupakan daftar pertanyaan terbuka atau tetutup yang di

diberikan kepada responden untuk diisi sehingga jawaban dari

responden merupakan tanggapan atas berbagai pertanyaan yang

diajukan dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang

mereka ketahui.81 Kuesioner penelitian didistribusikan kepada

para mustahiq yang menerima dana zakat produktif.

E. Teknik Analisis Data

1. Analisis Data Model CIBEST

Analisis data Model Center of Islamic Business and Economics

Studies (CIBEST), dimana rumah tangga diklasifikasikan menjadi

80 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, hal. 240.

81 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, hal. 137-144.

Page 7: BAB III METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/40945/4/BAB III.pdf · 2018. 11. 27. · Bandung, Tarsito, 1975), hal. 23. 58 . ... di Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Gresik. Selain

59

empat kemungkinan dan nantinya disebut dengan Kuadran CIBEST.

Pendekatan ini merujuk pada kebutuhan pokok dalam syariah yakni

kebutuhan material dan kebutuhan spititual.

Irfan Syauqi Beik selaku trainer dan penemu Model CIBEST ini

memaparkan bahwa kebutuhan dasar dalam syariah adalah mampu

melakukan kegiatan ibadah, terpenuhinya sandang pangan dan

hilangnya rasa takut pada kondisi lingkungan tertentu. Berlandaskan

dengan ayat-ayat Al-Qur’an, maka Kuadran CIBEST tersusun.

Kuadran I: Sejahtera (QS An-Nahl (16) ayat 97), Kuadran II:

Kemiskinan Material (QS Al-Baqarah (2) ayat 155), Kuadran III:

Kemiskinan Spiritual (QS Al-An’am (6) ayat 44) dan Kuadran IV:

Kemiskinan Absolut (QS Thaha (20) ayat 124).

Garis Kemiskinan Material (MV) diukur dengan tiga pendekatan:

survey kebutuhan minimal (sandang, pangan, papan, kesehatan dan

pendidikan), modifikasi pendekatan BPS, dan standar nisab (diambil

satu pendekatan yang memungkinkan). Sedangkan Garis Kemiskinan

Spiritual (SV) diukur dengan scoring terhadap indikator kebutuhan

minimal spiritual rumah tangga dari 1 sampai 5. Kebutuhan Spiritual

tersebut mencakup kebutuhan fardlu ‘ain, keluarga dan kebijakan

pemerintah.

Page 8: BAB III METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/40945/4/BAB III.pdf · 2018. 11. 27. · Bandung, Tarsito, 1975), hal. 23. 58 . ... di Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Gresik. Selain

60

Menurut Beik dan Arsyianti82 indeks kesejahteraan digunakan untuk

melihat jumlah keluarga yang kaya secara material maupun spiritual.

Semakin besar nilai indeks kesejahteraan ini, maka semakin banyak

keluarga yang telah kaya secara material maupun spiritual. Selanjutnya

ada indeks kemiskinan material atau indeks yang memperlihatkan

jumlah keluarga yang kaya secara spiritual namun miskin secara

materialnya. Sedangkan indeks kemiskinan spiritual adalah nilai

indeks yang menunjukkan besarnya keluarga yang kaya secara

material namun miskin secara spiritual. Dan yang terakhir adalah

indeks kemiskinan absolut yang digunakan untuk melihat jumlah

keluarga yang miskin secara material maupun secara spiritual. Untuk

mendapatkan nilai indeks-indeks tersebut, harus ditentukan garis

kemiskinan terlebih dahulu. Garis kemiskinan tersebut adalah garis

kemiskinan dalam material dan spiritual. Indeks CIBEST ini juga

dapat digunakan oleh pemerintah maupun suatu lembaga untuk

menyiapkan program yang tepat bagi keluarga yang berada pada

masing-masing kuadran CIBEST.

Data yang telah terkumpul, kemudian dianalisis dan

diinterpretasikan dengan menggunakan menggunakan indeks

kemiskinan Islami Center of Islamic Business and Economics Studies

(CIBEST) Institut Pertanian Bogor (IPB). Indeks CIBEST ini

dikembangkan oleh Irfan Syauqi Beik dan Laily Dwi Arsyianti pada

82 Beik dan Arsyianti, Ekonomi Pembangunan Syariah, (PT Rajawalipress: Bogor, 2015),

Hal. 94

Page 9: BAB III METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/40945/4/BAB III.pdf · 2018. 11. 27. · Bandung, Tarsito, 1975), hal. 23. 58 . ... di Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Gresik. Selain

61

tahun 2014 dan telah dipresentasikan pada seminar/workshop on

Developing a Framework for Maqasid Al-Shariah Based Index of

Socio Economic Development yang diselenggarakan oleh Islamic

Research and Training Institute of Islamic Development Bank (IRTI–

IDB).

Rumah tangga dijadikan sebagai unit analisis karena Islam

memandang unit terkecil dalam masyarakat adalah rumah tangga.

CIBEST juga membagi anggota rumah tangga dalam enam sub

kelompok yaitu kepala rumah tangga, orang dewasa bekerja, orang

dewasa tidak bekerja (> 18 tahun), remaja usia 14 – 18 tahun, anak-

anak usia 7 – 13 tahun, dan anak-anak berusia 6 tahun atau kurang

dari 6 tahun. Penetapan kategori usia dewasa bekerja ini berbeda

dengan usia kerja yang ditetapkan oleh Badan Pusat statistic (BPS).

Material Value (MV) memiliki formula tersendiri untuk

mengukur standar minimal kebutuhan material suatu rumah tangga

yang harus dipenuhi. Secara formula, penentuan MV merupakan total

dari hasil perkalian harga barang dan jasa yang dikonsumsi dengan

jumlah minimal barang dan jasa yang dibutuhkan Secara matematis

formula tersebut dapat dituliskan sebagai berikut :

Formula :

MV= ∑ PiMi𝑛𝑖=1

Page 10: BAB III METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/40945/4/BAB III.pdf · 2018. 11. 27. · Bandung, Tarsito, 1975), hal. 23. 58 . ... di Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Gresik. Selain

62

Keterangan :

MV = Standar minimal kebutuhan material yang harus dipenuhi

rumah tangga (Rp atau mata uang lain) atau dapat disebut

sebagai Garis Kemiskinan Material

Pi = Harga barang dan jasa (Rp atau mata uang lain)

Mi = Jumlah minimal barang dan jasa yang dibutuhkan

Nilai MV didasarkan pada data garis kemiskinan material yang

sudah tersedia yaitu garis kemiskinan material Kabupaten Gresik per

kapita per bulan yang nantinya di konversi menjadi garis kemiskinan

rumah tangga per kapita per bulan. Berdasarkan penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh Tiara Tsani pada tahun 2010,

perhitungan garis kemiskinan diperoleh dari hasil perkalian antara

garis kemiskinan per kapita per bulan dengan rata-rata besaran ukuran

rumah tangga. Rata-rata besaran ukuran keluarga didapatkan dari rasio

total penduduk dengan jumlah rumah tangga di wilayah penelitian.

Garis kemiskinan spiritual atau spiritual value (SV) juga

didasarkan atas indikator kebutuhan spiritual dan formula-formula

penentuan skor spiritual. Indikator kebutuhan spiritual, rumus standar

pemenuhan lima variabel yaitu ibadah shalat, zakat, puasa, lingkungan

rumah tangga, dan kebijakan pemerintah. Ibadah shalat, zakat, dan

puasa dikatakan terpenuhi bagi suatu rumah tangga apabila minimal

menjalankan ibadah wajib seperti sholat lima waktu, puasa Ramadhan,

dan membayar zakat minimal satu kali setahun.

Page 11: BAB III METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/40945/4/BAB III.pdf · 2018. 11. 27. · Bandung, Tarsito, 1975), hal. 23. 58 . ... di Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Gresik. Selain

63

Sedangkan, variabel lingkungan rumah tangga dan kebijakan

pemerintah didasarkan pada persepsi pribadi masing-masing anggota

rumah tangga terhadap lingkungan rumah tangga dan kebijakan

pemerintah yang dirasakan dalam hal pemenuhan kebutuhan spiritual.

Untuk menilai skor pada masing-masing variabel digunakan skala

Likert antara 1–5. Berikut Tabel mengenai indikator kebutuhan

spiritual :

Variabel Skala Likert Standar

Kemiskinan 1 2 3 4 5 Skor ratarata

untuk

rumah

tangga

yang secara

spiritual

miskin

adalah 3

(SV=3)

Sholat Melarang

orang lain

sholat

Menolak

konsep

sholat

Melaksanakan

sholat wajib

tidak rutin

Melaksanakan

sholat wajib

rutin tapitidak

selalu

berjamaah

Melaksanakan

shalat wajib

rutin

berjamaah

dan

melakukan

shalat sunnah

Puasa Melarang

orang

lain

berpuasa

Menolak

konsep

puasa

Melaksanakan

puasa wajib

tidak penuh

Hanya

melaksanakan

puasa wajib

secara penuh

Melaksanakan

puasa wajib

dan puasa

sunnah

Zakat dan

Infak

Melarang

oranglain

berzakat

dan infak

Menolak

zakat dan

infak

Tidak pernah

berinfak

walau sekali

dalam setahun

Membayar

zakat fitrah

dan zakat

harta

Membayar

zakat fitrah,

zakat harta

dan

infak/sedekah

Lingkungan

Rumah

Tangga

Melarang

anggota

rumah

tangga

ibadah

Menolak

pelaksanaan

ibadah

Menganggap

ibadah urusan

pribadi

anggota

rumah tangga

Mendukung

ibadah

anggota

rumah tangga

Membangun

suasana

rumah tangga

yang

mendukung

ibadah secara

bersama-sama

Page 12: BAB III METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/40945/4/BAB III.pdf · 2018. 11. 27. · Bandung, Tarsito, 1975), hal. 23. 58 . ... di Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Gresik. Selain

64

Kebijakan

Pemerintah

Melarang

ibadah

untuk

setiap

rumah

tangga

Menolak

pelaksanaan

ibadah

Menganggap

ibadah urusan

pribadi

masyarakat

Mendukung

Ibadah

Menciptakan

lingkungan

yang kondusif

untuk ibadah

Tabel 2. Skala Likert

Berdasarkan indikator kebutuhan spiritual pada Tabel di atas

maka didapatkan garis kemiskinan spiritual atau spiritual value (SV)

bernilai sama dengan 3. Apabila suatu rumah tangga memiliki skor

lebih kecil atau sama dengan 3 maka rumah tangga tersebut

dikategorikan masuk dalam kategori miskin spiritual. Hal ini

disebabkan karena rumah tangga tersebut belum mampu memenuhi

kebutuhan ibadah wajib. Penentuan skor spiritual untuk masing-

masing individu dalam rumah tangga didasarkan atas formula sebagai

berikut :

Hi = 𝑉𝑝+𝑉𝑓+𝑉𝑧+𝑉ℎ+𝑉𝑔

5

Keterangan :

Hi = Skor aktual anggota rumah tangga ke-i

Vp = Skor shalat

Vf = Skor puasa

Vz = Skor zakat dan infak

Vh = Skor lingkungan kerja

Vg = Skor kebijakan pemerintah

Untuk menghitung skor spiritual rumah tangga yaitu dengan

menjumlahkan seluruh skor spiritual anggota rumah tangga lalu

Page 13: BAB III METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/40945/4/BAB III.pdf · 2018. 11. 27. · Bandung, Tarsito, 1975), hal. 23. 58 . ... di Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Gresik. Selain

65

membaginya dengan jumlah anggota rumah tangga. Rumus yang

digunakan adalah sebagai berikut :

SH = ∑ℎ=1𝑛

𝐻1+𝐻2+⋯+𝐻𝑛

𝑀𝐻

Keterangan :

SH = Skor rata-rata kondisi spiritual rumah tangga

Hh = Skor spiritual anggota rumah tangga ke-h

Mh = Jumlah anggota rumah tangga

Dari hasil rata-rata skor kondisi spiritual satu rumah tangga

maka dapat diketahui pula skor rata-rata kondisi spiritual seluruh

rumah tangga yang diamati. Hal ini untuk mengetahui kondisi spiritual

suatu wilayah secara agregat. Dengan rumus sebagai berikut :

SS = ∑ℎ=1𝑛 𝑆𝐻𝑘

𝑁

Keterangan :

SS = Skor rata-rata kondisi spiritual keseluruhan rumah tangga

yang diamati

SHk = Skor kondisi spiritual rumah tangga ke-k

N = Jumlah rumah tangga yang diamati

Namun dalam penelitian ini, akibat keterbatasan waktu dan

kondisi, terkait dengan skor kebutuhan spiritual menggunakan

pendekatan persepsi dari Kepala Keluarga. Kepala keluarga

Page 14: BAB III METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/40945/4/BAB III.pdf · 2018. 11. 27. · Bandung, Tarsito, 1975), hal. 23. 58 . ... di Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Gresik. Selain

66

menggambarkan kondisi dari masing-masing variabel indikator

kebutuhan spiritual dalam rumah tangga tersebut.

2. Uji t-statistik Data Berpasangan

Uji t digunakan untuk mengetahui perbedaan yang terjadi pada

pendapatan rumah tangga mustahik pada kondisi sebelum dan sesudah

mendapatkan bantuan dana zakat produktif. Data dalam uji t statistik

ini merupakan data pendapatan berpasangan sebelum menerima dana

bantuan zakat produktif dan setelah menerima dana bantuan zakat

produktif.

1) Rumusnya ialah sebagai berikut :

Keterangan

D = Selisih x1 dan x2 (x1-x2)

n = Jumlah Sampel

X bar = Rata-rata

S d = Standar Deviasi dari d.

Hipotesis :

Page 15: BAB III METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/40945/4/BAB III.pdf · 2018. 11. 27. · Bandung, Tarsito, 1975), hal. 23. 58 . ... di Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Gresik. Selain

67

H0 : Pendapatan rumah tangga mustahik setelah mendapatkan

bantuan dana zakat produktif tidak berbeda nyata pada

taraf α = 5 persen terhadap pendapatan rumah tangga

mustahik sebelum mendapatkan bantuan dana zakat

produktif.

H1 : Pendapatan rumah tangga mustahik setelah mendapatkan

bantuan dana zakat

produktif berbeda nyata pada taraf α = 5 persen terhadap

pendapatan rumah tangga mustahik sebelum mendapatkan bantuan

dana zakat produktif.

2) Cara memberikan interpretasi dari hasil perhitungan dan menarik

kesimpulan.

Untuk mengetahui hasil perhitungan korelasi secara tepat

(signifikan) atau tidak meyakinkan atau harus diberikan interpretasi

atau penafsiran tertentu. Interpretasi atas indeks uji t hasil

perhitungan dapat dilakukan dengan cara melihat table nilai uji t dan

memperhatikan taraf signifikasi 5% dan derajat bebasnya.

3) Pengujian hipotesis

Rumusan hipotesis:

Nilai signifikansi > 0.05 : terima H0, artinya pendapatan rumah

tangga mustahik setelah mendapatkan bantuan dana zakat produktif

tidak berbeda nyata pada taraf α = 5 persen terhadap pendapatan

Page 16: BAB III METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/40945/4/BAB III.pdf · 2018. 11. 27. · Bandung, Tarsito, 1975), hal. 23. 58 . ... di Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Gresik. Selain

68

rumah tangga mustahik sebelum mendapatkan bantuan dana zakat

produktif.

Nilai signifikansi < 0.05 : tolak H0, artinya pendapatan rumah

tangga mustahik setelah mendapatkan bantuan dana zakat produktif

berbeda nyata pada taraf α = 5 persen terhadap pendapatan rumah

tangga mustahik sebelum mendapatkan bantuan dana zakat produktif.

c. Klasifikasi Kuadran CIBEST Berdasarkan Nilai Aktual SV dan

MV

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan terhadap masing-

masing keluarga yang diamati maka akan didapatkan nilai MV dan

SV. Nilai SV dan MV tersebut menjadi acuan untuk menempatkan

sebuah rumah tangga dalam kategori kemiskinan berdasarkan kuadran

CIBEST.

Skor Aktual ≤ Nilai MV >Nilai MV

>Nilai SV Kaya spiritual, Miskin

Material (Kuadran II)

Kaya spiritual, kaya

material

(Kuadran I)

≤ Nilai SV

Miskin spiritual, miskin

material

(Kuadran IV)

Miskin spiritual, kaya

material

(Kuadran III)

Tabel 3. Kuadran CIBEST

Jika nilai aktual skor spiritual rumah tangga (SH) lebih besar

dari nilai SV dan pendapatan lebih besar dari nilai MV maka rumah

tangga tersebut masuk ke kategori kuadran I yang tercukupi

Page 17: BAB III METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/40945/4/BAB III.pdf · 2018. 11. 27. · Bandung, Tarsito, 1975), hal. 23. 58 . ... di Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Gresik. Selain

69

kebutuhan material dan spiritualnya. Rumah tangga yang memiliki

nilai SH lebih besar dari nilai SV dan pendapatan lebih rendah dari

nilai MV, maka rumah tangga tersebut masuk kedalam kategori

kuadran II. Rumah tangga dengan skor spiritual lebih kecil dari nilai

SV dan pendapatan lebih besar dari nilai MV maka rumah tangga

tersebut masuk kedalam kuadran III. Rumah tangga yang memiliki

skor spiritual lebih kecil dari nilai SV dan pendapatan lebih kecil dari

MV, maka rumah tangga tersebut masuk kedalam kategori kuadran

IV.

d. Kuadran CIBEST

Tabel 4. Kuadran CIBEST

Kuadran CIBEST terdiri atas empat bagian kuadran yang

didirikan atas garis kemiskinan material pada sumbu horizontal dan

garis kemiskinan spiritual pada sumbu vertikal. Pada masing-masing

sumbu horizontal dan vertikal terdapat tanda (+) dan (-). Tanda (+)

menandakan bahwa rumah tangga mampu memenuhi kebutuhan

material dan spiritual nya dengan baik, sedangkan tanda (-)

Page 18: BAB III METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/40945/4/BAB III.pdf · 2018. 11. 27. · Bandung, Tarsito, 1975), hal. 23. 58 . ... di Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Gresik. Selain

70

menandakan bahwa rumah tangga belum mampu memnuhi kebutuhan

material dan spiritual nya dengan baik. Empat pembagian kuadran

CIBEST adalah rumah tangga sejahtera, rumah tangga yang

mengalami kemiskinan material, rumah tangga yang mengalami

kemiskinan spiritual, dan rumah tangga yang mengalami kemiskinan

absolut.

Kuadran pertama menggambarkan kondisi rumah tangga yang

sejahtera artinya rumah tangga tersebut sudah mampu memenuhi

kebutuhan material dan spiritualnya terlihat pada gambar bahwa

kuadran pertama memiliki tanda (+) pada garis kemiskinan material

dan garis kemiskinan spiritualnya. Kuadran kedua menggambarkan

kondisi rumah tangga yang mengalami kemiskinan material tetapi

mampu secara spiritual. Pada gambar terlihat dalam kuadran kedua

memiliki tanda (-) pada garis kemiskinan material dan tanda (+) pada

garis kemiskinan spiritual, artinya rumah tangga tersebut belum

mampu memenuhi kebutuhan rumah tangga secara fisik yang bersifat

material tetapi sudah mampu memenuhi kebutuhan minimal spiritual.

Kuadran ketiga menggambarkan kondisi rumah tangga yang

mengalami kondisi kemiskinan spiritual tetapi mampu secara material.

Pada gambar terlihat dalam kuadran ketiga memiliki tanda (-) pada

kekayaan spiritual dan tanda (+) pada kekayaan material, artinya

rumah tangga tersebut sudah mampu memenuhi kebutuhan minimal

material tetapi belum mampu memenuhi kebutuhan spiritual minimal.

Page 19: BAB III METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/40945/4/BAB III.pdf · 2018. 11. 27. · Bandung, Tarsito, 1975), hal. 23. 58 . ... di Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Gresik. Selain

71

Kuadran keempat menggambarkan kondisi rumah tangga yang

mengalami kondisi kemiskinan absolut atau miskin secara material

dan spiritual. Pada gambar terlihat kuadran empat memiliki tanda (-)

baik pada garis kemiskinan material dan garis kemiskinan spiritual,

artinya rumah tangga tersebut belum mampu memenuhi kebutuhan

minimal material dan spiritual.

e. Indeks Kemiskinan Material

Indeks kemiskinan material (Pm) ini berguna untuk melihat

sebaran rumah tangga yang berada pada kuadran II yang termasuk

dalam kategori miskin material. Indeks kemiskinan material ini

didapatkan melalui perbandingan antara jumlah rumah tangga yang

miskin secara material tetapi kaya spiritual dengan jumlah populasi

total keluarga yang diamati. Indeks kemiskinan material ini bernilai

antara 0–1. Semakin kecil angka yang ditunjukkan oleh indeks

kemiskinan ini maka semakin kecil tingkat kemiskinan material rumah

tangga yang dialami suatu wilayah. Formula menghitung indeks

kemiskinan material adalah sebagai berikut :

Pm = 𝑀𝑝

𝑁

Keterangan :

Pm = Indeks kemiskinan material 0 ≤ Pm ≥ 1

Page 20: BAB III METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/40945/4/BAB III.pdf · 2018. 11. 27. · Bandung, Tarsito, 1975), hal. 23. 58 . ... di Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Gresik. Selain

72

Mp = Jumlah keluarga yang miskin secara material namun kaya

secara spiritual

N = Jumlah populasi total rumah tangga yang diamati

f. Indeks Kemiskinan Spiritual

Indeks kemiskinan spiritual (Ps) berguna untuk melihat sebaran

rumah tangga yang termasuk dalam kategori rumah tangg yang

mengalami kemiskinan spiritual tetapi berkecukupan secara material

pada kuadran III. Indeks kemiskinan spiritual merupakan rasio antara

jumlah keluarga yang miskin secara spiritual tetapi berkecukupan

secara material dengan jumlah populasi total keluarga yang diamati.

Indeks kemiskinan material ini bernilai antara 0–1, semakin kecil atau

semakin mendekati 0 maka semakin rendah tingkat kemiskinan

spiritual rumah tangga disuatu wilayah. Formula indeks kemiskinan

spiritual adalah sebagai berikut :

Ps = 𝑆𝑝

𝑁

Keterangan :

Ps = Indeks kemiskinan spiritual ; 0 Ps1

Sp = Jumlah keluarga yang miskin secara spiritual namun

berkecukupan secara material

N = Jumlah populasi total rumah tangga yang diamati

Page 21: BAB III METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/40945/4/BAB III.pdf · 2018. 11. 27. · Bandung, Tarsito, 1975), hal. 23. 58 . ... di Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Gresik. Selain

73

g. Indeks Kemiskinan Absolut

Indeks kemiskinan absolut (Pa) berguna untuk melihat sebaran

jumlah rumah tangga yang masuk kedalam kategori miskin secara

material dan juga miskin secara spiritual pada kuadran IV. Indeks

kemiskinan absolut merupakan rasio perbandingan antara jumlah

rumah tangga yang miskin secara material dan spiritual dengan jumlah

populasi total rumah tangga yang diamati. Indeks kemiskinan absolut

bernilai antara 0 – 1, semakin kecil nilai indeks kemiskinan absolut

maka semakin rendah tingkat kemiskinan aboslut rumah tangga dalam

suatu wilayah. Formula indeks kemiskinan absolut sebagai berikut :

Pa = 𝐴𝑝

𝑁

Keterangan :

Pa = Indeks kemiskinan absolut ; 0 Ps 1

Ap = Jumlah keluarga yang miskin secara spiritual dan juga material

N = Jumlah populasi total rumah tangga yang diamati

h. Indeks Kesejahteraan

Indeks kesejahteraan yang dikembangkan oleh CIBEST

berupaya untuk menggambarkan sebaran rumah tangga yang termasuk

dalam kategori sejahtera pada kuadran I. Sejahtera dalam konteks ini

adalah rumah tangga yang berkecukupan secara material dan spiritual.

Indeks kesejahteraan didapatkan dari rasio jumlah rumah tangga

Page 22: BAB III METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/40945/4/BAB III.pdf · 2018. 11. 27. · Bandung, Tarsito, 1975), hal. 23. 58 . ... di Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Gresik. Selain

74

sejahtera dengan jumlah populasi rumah tangga yang diobservasi.

Formula indeks kesejahteraan adalah sebagai berikut :

W = 𝑤

𝑁

Keterangan :

W = Indeks kesejahteraan ; 0 W1

w = Jumlah keluarga sejahtera (kaya secara material dan spiritual)

N = Jumlah populasi rumah tangga yang diobservasi

7. Teknik Keabsahan Data (Uji Validitas dan Reliabilitas)

Skala likert digunakan dalam penelitian ini sebagai salah satu skala

pengukuran yang digunakan untuk menghitung skor spiritual rumah

tangga dalam masing-masing variabel indikator kebutuhan spiritual.

Skala likert ini berguna untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi

seseorang atau sekelompok mengenai gejala atu kejadian tertentu.83

Uji validitas dalam Penelitian ini adalah untuk melihat kesesuaian

data kondisi spiritual rumah tangga mustahik yang telah didapatkan

dengan kondisi spiritual rumah tangga yang sebenarnya. Data yang sudah

dinyatakan valid juga perlu dilakukan uji reliabilitas. Uji reliabilitas

berupaya memperlihatkan kestabilan hasil data yang didapatkan apabila

dilakukan penelitian dilakukan secara berulang.

83 Riduwan. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian,(Alfabeta: Bandung. 2011), hal 15

Page 23: BAB III METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/40945/4/BAB III.pdf · 2018. 11. 27. · Bandung, Tarsito, 1975), hal. 23. 58 . ... di Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Gresik. Selain

75

Kriteria uji :

1. Data dikatakan valid apabila nilai rhitung > rtabel

2. Data dikatakan reliabel apabila nilai alpha > rtabel.

Gambar 2. Skema Metode Penelitian

Metode penelitian yang dilakukan menggunakan pendekatan

kuantitatid dengan jenis penelitian CIBEST. Penelitian ini menggunakan

dua sumber data yakni data primer yang meliputi kuisioner dan

observasi. Data sekunder meliputi buku referensi dan jurnal. Teknik

pengumpulan data dalam penelitian ini melalui observasi, dokumentasi,

kuisioner untuk mendapatkan data hasil sementara, kemudian dilakukan

teknik analisis data yang mana dalam penelitian ini menggunakan

Metodologi Penelitian: pendekatan penelitian Campuran dan jenis studi kasus dan kausal komparatif

Sumber Data:

Data Primer

( kuisioner, wawancara, dokumentasi dan

observasi)

Data Sekunder

(buku referensi, jurnal)

Teknik Pengumpulan Data:

Observasi, wawancara, Dokumentasi, dan

Kuisioner

Teknik Analisis Data:

analisis CIBEST

•tipologi kemiskinan

•Indeks (sejahtera, kemiskinan material, kemiskinan spiritual, kemiskinan absolut)

Uji t-statistik Data

berpasangan

uji validitas dan realibilitas

Hasil

Page 24: BAB III METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/40945/4/BAB III.pdf · 2018. 11. 27. · Bandung, Tarsito, 1975), hal. 23. 58 . ... di Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Gresik. Selain

76

analisis CIBEST, analisis tersebut akan menempatkan mustahik kedalam

masing-masing kuadran dalam indeks kemiskinan islami atau CIBEST,

indeks tersebut meliputi sejahtera, kemiskinan material, kemiskinan

spiritual, kemiskinan absolut, penempatan masing-masing kuadran

tersebut diperoleh dari hasil pengumpulan data yang kemudian di

analisis.

Setelah data tersebut menunjukkan penempatan mustahik dari

masing-masing kuadran maka data tersebut dilakukan uji t-statistik data

berpasangan kemudian setelah ditemukan hasilnya maka dilakukan uji

validitas da reabilitas untuk mendapatkan hasil dari penelitian tersebut.