bab iii mekanisme praktik gadai emas syariah …
TRANSCRIPT
BAB III
MEKANISME PRAKTIK GADAI EMAS SYARIAH PEGADAIAN
SYARIAH KOTA CIREBON
A. Kondisi Objektif Pegadaian Syariah
1. Sejarah Pegadaian
Perkembangan Pegadaian bermula dari Negara Italia, Inggris dan
Belanda. Bank Van Lening yang pertama kali memperkenalkan gadai yang
didirikan di Batavia pada 20 Agustus 1746 dan memasuki Indonesia pada
abad 19-an. Bank tersebut memberikan jasa pinjaman dana dengan syarat
menyerahkan barang bergerak. Pada awal Abad ke-20 Pemerintah Hindia
Belanda berusaha mengambil alih usaha pegadaian dan memonopolinya
dengan cara mengeluarkan Staatsbland No. 131 Tahun 1901 tanggal 12
Maret 1901. Peraturan tersebut diikuti dengan pendirian rumah gadai resmi
milik pemerintah dan statusnya diubah menjadi Dinas Pegadaian sejak
berlakunya Staatsbland no. 266 Tahun 1960.
Pada masa selanjutnya, pegadaian milik pemerintah tetap diberi fasilitas
monopoli atas kegiatan Pegadaian di Indonesia. Dinas pegadaian mengalami
beberapa kali bentuk badan hukum sehingga akhirnya pada 2011 menjadi
Perusahaan Perseroan (Persero). Pada 1960 Dinas Pegadaian berubah
menjadi Perusahaan Negara (PN) Pegadaian, Pada 1969 Perusahaan Negara
Pegadaian berubah menjadi Perusahaan Jawatan (Perjan) Pegadaian, Pada
1990 Perusahaan Jawatan Pegadaian (Perjan) berubah menjadi Perusahaan
Umum (Perum) Pegadaian. Dan Pada Tahun 2011 perusahaan umum
Pegadaian diubah menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) Pegadaian
melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 51 Tahun 2011
tanggal 31 Desember 2011. Pada waktu pegadaian masih berbentuk
Perusahaan Jawatan, misi sosial pegadaian merupakan salah satu-satunya
acuan yang digunakan oleh menejemenya dalam mengelola pegadaian.
Pengelolaan pegdaian bisa dilaksanakan meskipun usaha tersebut
mengalami kerugian. Sejak statusnya diubah menjadi Perusahaan Umum,
keadaan tidak sepenuhnya dipertahankan lagi. Disamping berusaha
memberikan pelayanan umum berupa penyediaan dana atas dasar hukum
gadai. Totok Budisantoso (2014: 279).
PT. Pegadaian adalah satu-satunya badan usaha di Indonesia yang secara
resmi memiliki izin untuk melaksanakan kegiatan lembaga keuangan berupa
pembiyaan dalam bentuk penyaluran dana ke masyarakat atas dasar hukum
gadai seperti dimaksud dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Pasal
1150. Tugas pokoknya adalah memberi pinjaman kepada masyarakat atas
dasar hukum gadai agar masyarakat tidak dirugikan oleh kegiatan lembaga
keuangan informal yang cenderung memanfaatkan kebutuhan dana
mendesak dari masyarakat. Mayarakat yang sedang memerlukan pinjaman
ataupun mengalami kesulitan keuangan cenderung dimanfaatkan oleh
lembaga keuangan seperti lintah darat dan pengijonan untuk mendapatkan
sewa dana atau bunga dengan tingkat yang sangat tinggi. Totok Budisantoso
(2014: 279).
Kantor Pusat PT. Pegadaian (Persero) berkedudukan di Jakarta dan
dibantu oleh Kantor Daerah, Kantor Perwakilan Daerah, dan Kantor
Cabang. Sampai saat ini jaringan usaha PT. Pegadaian (Persero) memilki
jaringan usaha lebih dari 5000 yang tersebar diseluruh Indonesia. Sumber:
www.Pegadaian.co.id.
Menurut Bapak Kusnadi Selaku Pimpinan Pegadaian Syariah Cabang
Cipto Kota Cirebon Pada Tanggal 26 November 2017, Pukul 11.00 WIB
dalam wawancaranya yang melatarbelakangi adanya lembaga keuangan
syariah secara global. Pada dasarnya Badan Usaha Milik Pemerintah
(BUMN) hanya di Indonesia saja. Pegadaian Syariah sendiri terbentuk itu
disebabkan atas dua faktor: Pertama, karena adanya keinginan dari insan-
insan untuk mendirikan Usaha Pegadaian Syariah. Kedua, atas keinginan
Masyarakat Muslim yang menginginkan berdirinya Pegadaian Syariah
karena Transaksi, dan akad-akad sesuai dengan Prinsip-prinsip syariah yaitu
yang terkandung di dalam Al-Qur’an dan Hadist.
Sejarah mulainya berdiri Pegadaian Syariah yaitu seiring dengan
berkembanganya lembaga-lembaga ekonomi Islam pada akhir dasawarsa
abad ke-20. Hal ini ditandai dengan dikeluarkannya Undang-Undang No. 7
Tahun 1992 dan Penyempurnaan menjadi UU No. 10 Tahun 1998 tentang
pokok-pokok perbankan beserta sema ketentuan pelaksanaanya baik berupa
Peraturan Pemerintah, Keputusan Mentri Keuangan, maupun Surat Edarana
Bank Indonesia. Pemerintah telah memberikan peluang berdirinya lembaga
keuangan Syariah yang beroperasi berdasarkan sistem bagi hasil. Kondisi
ini telah dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh umat Islam dengan berdirinya
Perbankan Islam yang diberi Nama Bank Muamalat Indonesia (BMI) Pada
bulan Mei 1992.
Berkembangnya perbankan dan lembaga keuangan syariah, merupakan
peluang pasar baru bagi pegadaian yang masih menggunakan sistem
konvensional, yaitu sistem bunga. Pegadaian syariah merupakan salah satu
unit layanan Syariah yang dilaksanakan oleh PT Pegadaian. Berdirinya Unit
Layanan Syariah ini didasarkan atas perjanjian Musyarakah dengan sistem
bagi hasil antara PT Pegadaian dengan Bank Muamalat (BMI) untuk tujuan
melayani nasabah Bank Muamalat Indonesia maupun nasabah PT.
Pegadaian yang ingin memanfaatkan jasa dengan menggunakan Prinsip
Syariah. Dalam perjanjian Musyarakah ini, Bank Muamalat memberikan
modal bagi berdirinya Pegadaian Syariah, karena untuk mendirikan lembaga
keuangan syariah modalnya harus diperoleh dengan prinsip Syariah.
Sedangkan PT Pegadaian yang menjalankan operasionalnya dan penyedia
sumber daya manusianya.
Ketentuan nisbah yang disepakati antara Bank Muamalat dengan
Pegadaian yaitu 45,5 untuk Bank Muamlat dan 5,55 Untuk Pegadaian.
Kerjasama antar keduanya disepakati pada Tanggal 20 Desember 2002
dengan nomer 446/ SP300.233/2002 dan 015/ BMI/ PKS/ XII/ 2002.
Bank Syariah selain mem-back-up dana juga memfasilitasi ke Dewan
Syariah yang mengawasi sistem Operasionalnya apakah sesuai dengan
prinsip Syariah atau tidak. Gadai Syariah dan Unit Layanan Gadai Syariah
untuk pertama kalinya didirikan di Jakarta Tanggal 1 Januari 2003.
Kemudian Di Djogjakarta, Semarang, Solo, Malang, Bandung, Padang,
Denpasar, Balikpapan, Medan dan Kota-kota besar lainnya. Totok
Budisantoso (2014: 294).
Secara Ringkasan menurut Pimpinan Pegadaian Syariah Cabang Kota
Cirebon Bapak Kusnadi, Sejarah berdirinya pegadain di Indonesia sejak
tahun 1901 dan kemudian berubah setatus-statusnya hingga zaman Belanda
VOC dan hingga saat ini. Adapun untuk pegadaian syariah sendiri
diIndonesia berdiri di tahun 2000 an tepatnya pada tahun 2003 yaitu
Pegadaian Syariah Dewi Sartika (Jakarta).
Sebagai lembaga keuangan non Bank milik pemerintah Pegadaian
Syariah yang berhak memberikan pembiyaan (Pinjaman) kepada masyarakat
atas dasar hukum gadai baik Pegadaian Secara Umum maupun Pegadaian
syariah Khususnya Pegadaian Syariah Kota Cirebon yang memilki tujuan
yaitu:
a. Turut Meningkatkan kesejahteraan Masyarakat terutama golongan
menengah kebawah melalui penyediaan dana atas dasar hukum gadai,
dan jasa dibidang ekonomi lainnya berdasarkan ketentuan perundang-
undangan yang lainnya.
b. Menghindarkan Masyarakat dari gadai gelap, ijon, praktik riba, dan
pinjaman tidak wajar lainnya. Pegadaian Syariah juga memegang
nilai-nilai prinsip dasar pengelolaan usaha, yaitu kejujuran, keadilan,
dan kesesuaian dengan Syariah. Sumber: Hasil Wawancara Dengan
Bapak Erik Triyana Selaku Pegawai Penaksir Emas Pegadaian Syariah
Cabang Kota Cirebin Pada tanggal 15 Desember Pukul 11.00 WIB
dan Dokumen Profil PT.Pegadaian Syariah.
2. Visi dan Misi Pegadaian Syariah
Visi merupakan wawasan luas kepada masa depan dari manajemen dan
merupakan kondisi ideal yang hendak dicapai oleh perusahaan/ organisasi
dimasa yang akan datang. Muhammad Fuad dkk (2006: 7).
Visi Pegadaian Syariah adalah “Sebagai solusi bisnis terpadu terutama
berbasis gadai yang selalu menjadi market leader dan mikro berbasis fidusia
selalu menjadi yang terbaik untuk masyarakat menengah kebawah”.
Misi merupakan starategi guna mewuujudkan visi, misi pegadaian syariah
diantaranya:
a. Memberikan pembiyaan tercepat, termudah ,aman dan selalu
memberikan pembinaan terhadap usaha golongan menengah kebawah
untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
b. Memastikan peralatan dan insfrastruktur yang memberikan kemudahan
dan kenyamanan di seluruh pegadaian dalam mempersiapakan diri
menjadi pemain regional dan tetap menjadi pilihan utama mayarakat.
c. Membantu pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat
golongan menengah kebawah dan melaksanakan usaha lain dalam
rangka optimalisasi sumber daya perusahaan.
Persamaan antara visi dan misi Pegadaian Konvensional dengan Pegadaian
Syariah karena masih dalam satu perusahaan (BUMN) dan Pegadaian Syariah
adalah cabang dari Pegadaian Konvensional yang membedakan antara
Pegadaian syariah dan Pegadaian Konvensional yaitu teknik transaksinya.
Perbedaan Pegadaian Konvensional dengan Pegadaian Syariah itu
terutama dari segi Akad nya dan Perhitungannya. Adapula perbedaan yang
sifatnya fundamental ada dua faktor: Pertama, dari segi Akad yang
digunakan. Pegadaian Konvensional perjanjian yang dibuat itu berdasarkan
Perjanjian Perdata, sedangkan Pegadaian Syariah Akad nya berdasarkan fiqh
Muamalah yang berlandaskan dari Al-qur’an dan Hadist. Factor Kedua,
adalah dari segi Penelitian, Pegadaian Konvensional semua jaminannya itu
barang yang bergerak jadi tidak leluasa, sedangkan Pegadaian Syariah itu
dalam fiqh Muamalah akad rahn itu tidak terbatas pada barang yang bergerak
saja akan tetapi semuanya. Dari dua Prinsip inilah yang membedakan antara
Pegadaian Syariah dengan Pegadaian Konvensional.
No Gadai Konvensional Gadai Syariah
1 Gadai menurut hukum perdata
disamping berprinsip tolong-
menolong juga menarik
keuntungan dengan cara
menarik bunga atau sewa
Rahn dalam hukum Islam dilakukan
secara sukarela atas dasar tolong-
menolong tanpa mencari
keuntungan.
modal.
2 Dalam hukum perdata hak gadai
hanya berlaku pada benda yang
bergerak.
Rahn berlaku pada seluruh benda
baik yang bergerak maupun yang
tidak bergerak.
3 Adanya istilah bunga
(memungut biaya dalam bentuk
bunga).
Dalam Rahn tidak ada istilah bunga,
yang ada adalah biaya penitipan,
pemeliharaan, penjagaan dan
penaksiran.
4 Dalam hukum perdata gadai
dilaksanakan melalui suatu
lembaga yang ada di Indonesia
disebut PT. Pegadaian
(Persero).
Rahn menurut hukum Islam dapat
dilaksanakan tanpa melalui suatu
lembaga.
5 Menarik bunga sampai dengan
10 % untuk jangaka waktu 4
bulan, plus asuransi sebesar 0,5
dari jumlah pinjaman. Jangka
waktu 4 bulan itu bisa terus
diperpanjang, selama nasabah
mampu membayar bunga.
Hanya memungut biaya (termasuk
suransi barang) untuk jangka waktu
4 bulan. Bila nasabah tak mampu
menebus barangnya, masa gadai
bisa diperpanjang.
Menurut salah satu pegawai bagaian Penaksir Emas Pegadaian Syariah
Kota Cirebon Bapak Erik Triyana dalam wawancaranya Pada Tanggal 15
Desember 2017 Pukul 11.00 WIB dan Web PT. Pegadaian Syariah
(www.Pegadaiansyariah.co.id).
3. Identitas Pegadaian Syariah Cabang Cirebon
Identitas merupakan data lembaga (badan usaha) yang menyatakan
keberadaan dirinya di suatu tempat dan keaktifannya melakukan usaha.
Untuk mempublikasikan kepada masyarakat luas mengenai keberadaan
tempat dan wilayah serta kinerja aktifnya, Pegadaian Syariah Cabang
Cirebon memiliki identitas sebagai berikut:
Gambar 3. 1 Kantor Pegadaian Syariah Cabang Kota Cirebon
Nama : PT. Pegadaian Syariah Cirebon
Alamat Pusat : Jl. Kramat Raya No. 162, Kenari,
Senen, Jakarta Pusat
Telepon : 0231-232181
Homepage : www.Pegadaiansyariah.co.id
Kantor Cabang Cirebon : Jl. Dr. Cipto Mangunkusumo No.
121
4. Struktur Organisasi Pegadaian Syariah Cabang Kota Cirebon
Gambar 3.2 Struktur Organisasi Pegadaian Syariah Cabang Kota Cirebon
a. Pimpinan Cabang
Mempunyai Tugas untuk melaksanakan kegiatan oprasional Pemberiaan
pinjaman atas dasar hukum gadai dan melaksanakan usaha lainnya serta
mewakili kepentingan kantor cabang dalam hubungan dengan pihak
lainnya atau masyarakat sesuai ketentuan yang berlaku dalam rangka
melaksanakan misi perusahaan.
b. Penaksir Barang Jaminan
Karyawan kator cabang yang ditugaskan sebagai penaksir barang
jaminan, memberikan pelayanan dalam bentuk jasa kepada nasabahnya,
yaitu dengan melakukan penilainnya terhadap barang jaminan yang akan
digunakan untuk meminta pinjaman.
Hasil penilaian ini kemudian digunakan untuk menentukan besar
kecilnya jumlah pinjaman yang diterima oleh rahin pemilik barang
jaminan. Hasil penilaian ini kemudian digunakan untuk penentuan besar
kecilnya jumlah pinjaman yang dapat diterima oleh rahin ditulis dalam
Pimpinan Cabang
Lilies Soelistijawati
P.80127
Pengelola Unit
Kasir
Suryono P.87355
Penaksir Cabang
1. Indah Isti Rahayu
P.82759
2. Erik Triyana P.
85161
Penyimpan
Saefudin Zuhri
P.78713
Kasir
Surat Bukti Rahn (SBR) yang selanjutnya diserahkan kepada nasabah
untuk bahan pengambilan uang pinjaman kepada kasir.
c. Kasir
Kasir sebagai petugas yang membayar uang pinjaman kepada rahin
mencatat setiap pembayaran pinjaman serta selanjutnya dilaporkan
kepada petugas Tata Usaha dan Akuntansi yang akan digunakan sebagai
bahan Laporan Keuangan.
d. Penyimpan Barang Jaminan Emas
Petugas yang melaksanakan tugas menerima, menyimpan dan
memelihara serta mengeluarkan kembali setiap pelunasan barang jaminan
emas.
B. Produk dan Skema Oprasioanal Pegadaian Syariah
Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan
perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuasakan
keinginan atau kebutuhan. Secara konseptual produk adalah pemahaman
subjektif dari produsen atas sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk
mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan kegitan
konsumen (Kotler & Amstrong, 2001: 346).
Pegadaian syariah dalam pengelolaan oprasionalnya dikelola oleh Strategic
Busines Unit Syariah, Yaitu Unit bisnis independen di bawah perusahaan yang
memiliki misi sesuai syariat islam, memiliki tata pengelola yang terpisah di
bawah pengawasan dan pembinaan direksi. Dengan tujuan :
1. Mengembangan usaha yang fokus pada segmen syariah.
2. Mengantisipasi persaingan bisnis syariah di masa mendatang.
3. Menciptakan kemandiriaan pengelolaan sesuai syariah.
4. Mendukung proses spin off .
Pegadaian Syariah adalah suatu Lembaga Keuangan non-bank yang
menjalankan Prinsip-prinsip dan Aturan-aturan Syariah Islam yang
memberikan pinjaman kepada para nasabah dalam mengelola Rahn. Syarat
yang harus dipenuhi untuk calon nasabah tergolong mudah, dan jasa dan
produk yang ditawarkan juga banyak.
Pegadaian Syariah memiliki banyak keunggulan bila dibandingkan dengan
Bank Syariah yang sama-sama mengeluarkan produk Rahn, hal ini bisa
dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi calon nasabah dalam memilih
Lembaga Keuangan non-bank yang tepat. Menurut salah satu pegawai bagaian
Penaksir Emas Pegadaian Syariah Kota Cirebon Bapak Erik Triyana dalam
wawancaranya Pada Tanggal 15 Desember 2017 Pukul 11.00 WIB dan Web
PT. Pegadaian Syariah.
Emas merupakan instrumen transaksi yang selalu berkembang dan
menguntungkan. Emas sering disebut dengan istilah “Barometer of fear”. Pada
saat orang-orang cemas dengan perekonomian, mereka cenderung untuk
membeli emas guna melindungi nilai kekayaan mereka. Dua situasi yang
sering membuat orang cemas adalah inflasi dan deflasi. Emas dijadikan sarana
penyimpanan kekayaan yang tahan baik terhadap inflasi maupun deflasi.
Tingginya kedudukan emas dan perak membuat banyak kalangan menganggap
kedua logam mulia tersebut sebagai Heaven’s Currency. Apriyanti, (2012:3).
Emas dalam pegadaian syariah adalah Salah satu jaminan yang dijadikan
sebagai objek dalam gadai. Oleh karena Pegadaian syariah mengembangakan
beberapa produk gadai emas dengan berbagai macam ketentuan.
Emas dibagi menjadi dua jenis yaitu emas perhiasan dan emas untuk
investasi. Jika emas perhiasaan biasanya harganya lebih mahal karena adanya
tambahan biaya pembuatan emas tersebut, sedangkan emas investasi biasanya
berupa gram dan kilogram.
Jika dilihat secara pemahaman fiqh kontemporer, emas dalam pembahasan
Islam di Negara Arab dahulu haram untuk diperjualbelikan dengan alasan emas
adalah mata uang Negara Arab pada masa itu. Tetapi seiring dengan
berjalannya waktu emas adalah barang yang berubah menjadi barang mewah
berupa perhiasan. terwujud dari itu emas menjadi barang yang mewah dan
diperbolehkannya jual-beli emas.
Terlepas dari permasalahan status emas yang berubah menjadi perhiasan
atau barang berharga yang dimiliki seseorang untuk dipakai sebagai perhiasan
yang dapat dipakai di anggota bagian badan tertentu untuk mempercantik diri
dan juga mempunyai tujuan lain yaitu investasi (Emas Perhiasan/ Logam
Mulia) dan memilki nilai jual yang terus meningkat sampai kapanpun.
Sehingga jika dikemudian hari memiliki atau membutuhkan kebutuhan yang
mendesak bisa dimanfaatkan emas yang dimilki.
Gadai adalah suatu hak yang diperoleh oleh orang yang berpiutang atas
suatu barang yang bergerak yang diserhakan oleh orang yang berpiutang
sebagai jaminan utangnya dan barang tersebut dapat dijual oleh yang
berpiutang bila yang berutang tidak dapat melunasi kewajibannya pada saat
jatuh tempo (Adrian Sutedi. 2011, 1).
Gadai Emas merupakan kegiatan yang menggadaikan barang berharga
berupa emas oleh Rahim (Pihak pemilik barang) kepada Murtahin (Pihak
penerima baranng gadai), yang menjadikan dapat dikeluarkannya pembiyaan
atas barang berharga tersebut tanpa kehilangan barang berharga tersebut dari
hak pemiliknya, dimana dapat diambil kembali jika pihak yang
menggadaikan barang tersebut dapat mengembalikan piutanng Murtahin
kewajiban Rahin atas barang yang berada di pihak yang menerima gadai,
Darsono, Ali saktidan Ascarya (2017: 236).
Dalam hal ini latar belakang produk pegadaian syariah yaitu bertujuan
mengakomodir keinginan nasabah untuk bertransasksi gadai khusnya pada
gadai emas dengan akad syariah. Karena adanya suatu persaingan dengan
lembaga-lembaga keuangan yang mengeluarkan produk rahn. Dan sebagai
strategi perusahaan dalam mempertahankan posisi sebagai leader di pasar.
Sumber: Brosur, dokumen Pegadaian Syariah dan website
www.pegadaiansyariah.co.id
Macam-macam Produk Pegadaian Syariah Kota Cirebon:
1. ARRUM Haji merupakan salah satu produk bentuk pembiayaan. Arrum
Haji ini merupakan pinjaman sebesar Rp.25.000.000 dalam bentuk
tabungan haji. PT. Pegadaian memberikan layanan bagi para nasabah
yang mengalami kesulitan dalam hal pembiayaan untuk pergi haji. Arrum
Haji ini merupakan produk baru dari pegadaian syariah yang bekerjasama
dengan Bank. Jumlah pinjaman yang diberikan adalah sebesar
Rp.25.000.000 per orang.
Cara mendapatkan produk ini adalah dengan melakukan pembukaan
rekening dengan nominal sebesar Rp.500.000. Sementara yang dapat
dijadikan sebagai jaminan adalah emas minimal Rp.7.000.000, Logam
Mulia seberat 15 gram. Emas, bukti SA BPIH SPPH, tabungan haji
nasabah akan disimpan sebagai jaminan nasabah di Pegadaian Syariah.
Emas tersebut merupakan bukti setoran awal biaya perjalanan haji,
pengembalian pinjaman dapat diangsur selama 36 bulan. bukti SA BPIH
SPPH tabungan haji nasabah akan dikembalikan kepada nasabah apabila
pelunasan pembiyaan telah selesai. Akad Arrum Haji berdasarkan Fatwa
MUI 92/DSN-MUI/IV/2014.
a. Keunggulan Produk Arrum Haji :
1) Memperoleh tabungan haji yang langsung dapat digunakan untuk
memperoleh nomor porsi haji.
2) Emas dan Dokumen haji aman tersimpan di Pegadaian.
3) Biaya pemeliharaan barang jaminan terjangkau.
4) Jaminan emas dapat dipergunakan untuk pelunasan biaya haji pada
saat lunas.
b. Persyaratan Pengajuan Pembiayaan Arrum Haji:
1) Memenuhi Syarat sebagai Pendaftar Haji.
2) Berusia minimal 12 tahun saat pendaftaran.
3) Memiliki KTP yang masih berlaku sesuai dengan domisili.
4) Memilki Kartu Keluarga.
5) Akte kelahiran atau surat keterangan kelahiran, atau kutipan akta
nikah, atau ijazah.
6) Pas foto 3x4 sebanyak 10 lembar dan 6x4 sebanyak 5 lembar.
2. Multi Pembayaran Online (MPO) salah satu produk Pegadaian semua
bisa, yang mana produk ini hadir berdasarkan keinginan Pemerintah agar
supaya lembaga-lembaga resmi itu saling bersinergi dalam menjalankan
usahanya dan membantu memudahkan masyarakat untuk kebutuhan
rumah tangganya. Jenis produknya seperti pembelian pulsa HP,
pembayaran token listrik, pembayaran PDAM, pembelian Tiket Kereta
Api dll. Harga yang dipakai itu berdasarkan harga langsung yang
diberikan dari vendor dan tidak menambahkan biaya, namun pegadaian
mendapatkan keuntungan langsung dari vendor-vendornya berdasarkan
jumlah nasabah yang memakai pembayaran online melalui Pegadaian
Syariah.
a. Keunggulan Produk Multi Pembayaran Online :
1) Layanan MPO tersedia di seluruh outlet pegadaian syariah maupun
pegadaian konvensional.
2) Pembayaran secara real time, sehingga memberi kepastian dan
kenyamanan bertransaksi.
3) Biaya administrasi yang kompetitif.
4) Pembayaran tagihan selain dapat dilakukan secara tunai juga dapat
bersinergi dengan gadai emas.
5) Untuk pembayarn tagihan dengan gdai emas, maka nilai hasil gadai
akan dipotong untuk pemabyarn rekening. Seluruh proses
dilakukan dalam satu loket layanan.
6) Dapat melakukan transaski pembayaran lebih dari satu.
7) Prosedur yang sangat mudah, nasabah tidak harus memiliki
rekening di Bank.
3. Konsinyasi Emas adalah produk layanan titip-jual emas batangan di
Pegadaian. emas milik nasabah dijadikan investasi lebih aman karena
disimpan di Pegadaian. Dengan cara jual-titip di pegadaian syariah maka
keuntungan nasabah akan lebih produktif.
Emas yang Nasabah/ Investor beli di Pegadaian dapat langsung
dikonsinyasikan di Pegadaian. Untuk pembelian secara angsuran, harus
dilunasi terlebih dahulu baru dapat dikonsinyasikan. Jika emas yang
dikonsinyasikan terjual, maka Nasabah/ Investor mendapatkan
pembagian hasil penjualan. Jika emas yang dikonsinyasikan tidak sempat
terjual, Nasabah/ Investor tidak rugi karena emas yang dimiliki
mendapatkan tempat penitipan gratis yang diasuransikan sebagai jaminan
keamanan selama dititipkan.
Barang konsinyasi bisa terjual hanya 1x per akad. Setiap akad berlaku 3
bulan. Untuk penjualan berikutnya, Nasabah/ Investor harus
menandatangani akad/ kontrak konsinyasi baru lagi. Pembayaran bagi
hasil penjualan akan diberikan setelah emas pengganti diterima.
a. Keuntungan Produk Konsinyasi Jual-beli Emas Pegadaian Syariah:
1) Dikelola langsung oleh pihak PT. Pegadaiannya.
2) Emas terproteksi oleh Pegadaian Syariah 100%.
3) Transparan dalam pengelolaanya.
4) Menghasilkan keutungan yang kompetitif dengan investasi lainnya.
b. Persyaratan Pengajuan Produk Konsinyasi Jual-beli Emas Pegadaian
Syariah:
1) Fotocopy identitas diri (KTP/ SIM/ Passport) yang masih berlaku.
2) Kwitansi pembelian emas atau berita acara serah terima emas yang
dibeli di Pegadaian.
3) Mengisi pengajuan dokumen konsinyasi dan Materai 6000
sebanyak 2 lembar.
4. Tabungan Emas adalah layanan pembelian dan penjualan emas dengan
fasilitas titipan dengan harga yang terjangkau. Tabungan emas ini
memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk berinvestasi emas,
mulai dari berat 0,01 gram. Dengan cara menabung yang dapat dilakukan
kelipatan 0,01 gram. produk ini yang sangat memudahkan bagi
masyarakat/ nasabah yang ingin memilki emas dengan cara menabung
atau mencicil. Harga emas bisa berubah sesuai kurs emas apabila terjadi
penurunan emas maka hal tersebut bukan tanggung jawab pihak
pegadaian.
a. Keuntungan Produk Tabungan Emas Pegadaian Syariah:
1) Pegadaian Tabungan Emas tersedia di Kantor Cabang di seluruh
Indonesia (sementara hanya tersedia di Kantor Cabang Piloting).
2) Pembelian emas dengan harga terjangkau (mulai dari berat 0,01
gram).
3) Layanan petugas yang profesional.
4) Alternatif investasi yang aman untuk menjaga portofolio aset.
5) Mudah dan cepat dicairkan untuk memenuhi kebutuhan dana Anda.
6) Top up saldo Tabungan Emas dapat dilakukan secara online
melalui chanel perbankan diantaranya ATM BRI, Internet Banking
BRI, ATM Mandiri, Internet Banking Mandiri, ATM BNI, dan
Internet BNI.
b. Persyaratan Pengajuan Tabungan Emas Pegadaian Syariah:
1) Membuka rekening Tabungan Emas di Kantor Cabang Pegadaian
hanya dengan melampirkan fotocopy identitas diri (KTP/ SIM/
Passpor) yang masih berlaku.
2) Mengisi formulir pembukaan rekening serta membayar biaya
administrasi sebesar Rp. 10.000,- dan biaya fasilitas titipan selama
12 bulan sebesar Rp. 30.000,-.
3) Proses pembelian emas dapat dilakukan dengan kelipatan 0.01
gram dengan atau sebesar Rp. 6.140,- untuk tanggal hari ini (01-03-
2018). Misalnya jika ingin membeli 1 gram, maka harganya adalah
Rp. 614.000,- .
4) Apabila membutuhkan dana tunai, saldo titipan emas Anda dapat
dijual kembali (buyback) ke Pegadaian dengan minimal penjualan 1
gram dan Anda dapat menerima uang tunai sebesar Rp. 580.000,-
untuk tanggal 01-03-2018.
5) Uang pembelian dikonversi menjadi emas sampai dengan 4 digit di
belakang koma. Atas selisihnya dikelola sebagai Dana Kepedulian
Sosial atau Dana Kebajikan Umat.
6) Apabila menghendaki fisik emas batangan, Anda dapat melakukan
order cetak dengan pilihan keping (5gr, 10gr, 25gr, 50gr, dan
100gr) dengan membayar biaya cetak sesuai dengan kepingan yang
dipilih.
7) Minimal saldo rekening adalah 0.1 gram
8) Transaksi penjualan emas kepada Pegadaian dan pencetakan emas
batangan, saat ini hanya dapat dilayani di Kantor Cabang tempat
pembukaan rekening dengan menunjukan Buku Tabungan dan
identitas diri yang asli.
5. MULIA adalah singkatan dari Murabahah Logam Mulia untuk investasi
Abadi. MULIA adalah salah satu produk penjualan emas batangan.
Logam mulia atau emas mempunyai berbagai aspek yang menyentuh
kebutuhan manusia disamping memiliki nilai estetis yang tinggi juga
merupakan jenis investasi yang nilainya stabil, likuid, dan aman secara
riil. Produk MULIA memfasilitasi masyarakat dengan layanan penjualan
emas batangan secara tunai atau angsuran dengan proses mudah dan
jangka waktu yang fleksibel. Akad yang digunakan berdasarkan Fatwa
Dewan Syariah Nasional No. 4/DSN-MUI/IV/2000.
a. Keunggulan Produk MULIA:
1) Proses mudah dengan layanan professional.
2) Alternatif investasi yang aman untuk menjaga portofolio aset.
3) Sebagai aset, emas batangan sangat likuid untuk memenuhi
kebutuhan dana mendesak.
4) Tersedia pilihan emas batangan dengan berat mulai dari 5 gram s.d.
1 kilogram.
5) Emas batangan dapat dimiliki dengan cara pembelian tunai,
angsuran, koletif (kelompok), ataupun arisan.
6) Uang muka mulai dari 10% s.d. 90% dari nilai logam mulia.
7) Jangka waktu angsuran mulai dari 3 bulan s.d. 36 bulan.
b. Persyaratan Pengajuan Produk MULIA:
1) Menyerahkan copy KTP / identitas resmi lainnya.
2) Mengisi formulir aplikasi MULIA.
3) Menyerahkan uang muka.
4) Menandatangani akad MULIA.
5) Untuk pembelian secara tunai, nasabah cukup datang ke Outlet
Pegadaian (Galeri 24) dengan membayar nilai Logam Mulia yang
akan dibeli.
6) Untuk pembelian secara angsuran, nasabah dapat menentukan pola
pembayaran angsuran sesuai dengan keinginan nasabah dengan
ketentuan pola angsuran dari pegadain syariah.
6. Pembiayaan ARRUM (Ar-Rahn Untuk Usaha Mikro) ARRUM (Rahn
untuk usaha mikro/kecil) adalah skim pembiayaan dengan sistem syariah
bagi para pengusaha mikro dan kecil untuk keperluan pengembangan
usaha dengan sistem pengambilan secara angsuran, menggunakan
jaminan BPKB mobil atau motor. Untuk produk ARRUM Emas barang
jaminan yang disimpan di Pegadaian adalah emas. Akad ARRUM
berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 68/DSN-MUI/III/2008.
a. Keunggulan Pembiayaan ARRUM:
1) Layanan ARRUM tersedia di outlet Pegadaian Syariah di Seluruh
Indonesia.
2) Prosedur pengajuan Marhun Bih (pinjaman) cepat dan mudah.
3) Agunan cukup BPKB kendaraan bermotor.
4) Proses Marhun Bih (pinjaman) hanya butuh 3 hari, dan dana dapat
segera cair.
5) Ijarah relatif murah dengan angsuran tetap per bulan.
6) Pilihan jangka waktu pinjaman dari 12, 18, 24, 36 bulan.
7) Pelunasan dapat dilakukan sewaktu-waktu.
b. Persyaratan Pengajuan Pembiayaan ARRUM:
1) Memiliki usaha yang memenuhi kriteria kelayakan serta telah
berjalan 1 (satu) tahun.
2) Fotocopy KTP dan kartu keluarga
3) Menyerahkan dokumen kepemilikan kendaraan bermotor (BPKB
asli, fotocopy STNK dan Faktur Pembelian).
7. Pembiayaan AMANAH adalah salah satu Produk Pembiayaan untuk
karyawan maupun pengusaha mikro, untuk memiliki kendaraan baik
motor atau mobil dengan cara angsuran. Akad AMANAH berdasarkan
Fatwa Dewan syariah Nasional No. 68/DSN-MUI/III/2008.
a. Keunggulan Pembiayaan AMANAH:
1) Proses transaksi berprinsip syariah yang adil dan menenteramkan
sesuai fatwa 92/DSN-MUI/IV/2014.
2) Proses pembiayaan dilayani di lebih dari 4400 outlet Pegadaian di
seluruh Indonesia.
3) Uang muka pembelian sepeda motor mulai 20%.
4) Uang muka pembelian mobil mulai 25%.
5) Pembiayaan berjangka waktu fleksibel mulai dari 12, 18, 24, 36, 48
dan 60 bulan.
6) Pegadaian memberikan tarif (Mu'nah) menarik dan kompetitif.
7) Pembiayaan dapat diberikan untuk kendaraan baru maupun second.
8) Prosedur pelayanan sederhana, cepat dan mudah.
b. Persyaratan Pengajuan Pembiyaan AMANAH:
1) Karyawan tetap masa kerja minimal 2 tahun.
2) Usia minimal 21 tahun atau sisa masa kerja 1 tahun sebelum
pensiun.
3) Usia saat jatuh tempo maksimal 70 tahun.
4) Kendaraan digunkan di wilayah pemohon.
5) Untuk pengusaha mikro, memilki usaha produktif yang sah,
berjalan minimal 1 tahun.
6) Memiliki tempat tinggal.
8. Pembiayaan Rahn adalah produk dari pegadaian berupa peminjaman
dengan jaminan berupa perhiasan, barang elektronik dan kendaraan
bermotor (BPKB). Dengan pinjaman mulai dari Rp. 50.000- Rp.
200.000.000. Jangka waktu pinjaman maksimal 4 bulan (120 hari), akan
tetapi bisa diperpanjang.
a. Keunggulan Produk Rahn:
1) Layanan RAHN tersedia di Outlet Pegadaian Syariah di seluruh
Indonesia.
2) Prosedur pengajuannya sangat mudah. Calon nasabah atau debitur
hanya perlu membawa agunan berupa perhiasan emas dan barang
berharga lainnya ke outlet Pegadaian.
3) Proses pinjaman sangat cepat, hanya butuh 15 menit.
4) Pinjaman (Marhun Bih) mulai dari 50 ribu rupiah sampai 200 juta
rupiah atau lebih.
5) Jangka waktu pinjaman maksimal 4 bulan atau 120 hari dan dapat
diperpanjang dengan cara membayar ijaroh saja atau mengangsur
sebagian uang pinjaman.
6) Pelunasan dapat dilakukan sewaktu-waktu dengan perhitungan
ijaroh selama masa pinjaman.
7) Tanpa perlu membuka rekening.
8) Nasabah menerima pinjaman dalam bentuk tunai.
9) Barang jaminan tersimpan aman di Pegadaian.
b. Persyaratan Pengajuan Pembiayaan Rahn :
1) Fotocopi KTP atau identitas lainnya.
2) Menyerahkan barang jaminan.
3) Apabila jaminana berupa kendaraan motor maupun mobil
membawa BPKB.
Dari 8 produk pokok pegadaian syariah cabang kota Cirebon Keuntungan
yang berkontribusi dominan dari Produk-produk yang ada di Pegadaian
Syariah Cabang Kota Cirebon adalah dari Produk Rahn yang merupakan
Produk Utamanya, keuntungan bisa mencapai hingga 80%, Menurut Bapak
Erik Triyana Bagian Penaksir Emas.
C. Akad Gadai di Pegadaian Syariah Cirebon
1. Akad Rahn
Gambar III. 2 Skema Akad Rahn
M mmm
Keterangan:
1. Rahin atau Penggadai datang ke Pegadaian Syariah dengan tujuan untuk
mengajukan uang pinjaman dengan membawa barang gadai (Marhun).
2. Bertemu dengan murtahin pihak pegadaian yang akan memberikan uang
pinjaman untuk rahin.
Ketika rahin dan murtahin bertemu mereka, kedua belah pihak melakukan
akad sesuai dengan kesepakatan yaitu akad rahn dengan shighat Ijab qabul
murtahin menerima barang gadai dan Rahin meminjam 100 dan
mengembalikannya 100 disertai dengan barang Jaminan.
3. Apabila kedua belah pihak ijarah telah sepakat melakukan akad rahn,
maka barang milik rahin akan di simpan dan dirawat oleh pihak murtahin,
dengan ketentuan kedua belah pihak harus melakukan akad kembali yaitu
akad.
RAHIN
(nasabah) mengajukan
Uang pinjaman
Akad Rahn
Akad Ijarah
Rahin membayar ujrah
(biaya Pemeliharaan
barang)
Pinjam 100 kembalikan 100
Disertai dengan penyerahan
barang jaminan
Murtahin
(Pegadaian) Memberikan
Uang Pinjaman
Mustajir (nasabah)
Menanggung biaya
pemeliharaan
Muajjir (Pegadaian)
Menyimpan/Memeli
hara
Barang jaminan
1 2
3 4
4. Barang milik rahin pihak penggadai (yang berhutang) dengan barang
jaminan akan disimpan dan dipelihara oleh pihak muajjir dengan
ketentuan mustajir membayar biaya pemliharaan.
Maksud Ketentuan di atas Akad Ijarah harus terpisah dari akad rahn dan
qardh untuk menghindari kesan ujrah itu sebagai kompensasi dari hutang.
Sebenarnya dalam rahn telah terkandung dua hal (Penyerahan barang dan
penyerahan hutang). Karena rahn termasuk akad Mu’awadhat (pertukaran).
Sebagaimana halnya akad jual-beli dan sewa. Dalam jual beli terjadi
pertukaran barang dan harga. Sedangkan dalam ijarah terjadi pertukaran harga
dan manfaat. Dengan demikian dengan akad rahn saja tanpa utang piutang
(qard) akad rahn sudah sah.
2. Rahn Tasjily
Gambar 3. 3 Skema Akad Rahn Tasjily
Keterangan:
a) Rahin atau Penggadai datang ke Pegadaian Syariah dengan tujuan untuk
mengajukan uang pinjaman dengan membawa barang gadai (Marhun).
b) Bertemu dengan murtahin pihak pegadaian yang akan memberikan uang
pinjaman untuk rahin.
RAHIN
(nasabah) mengajukan
Uang pinjaman
4
Akad Rahn
Akad Ijarah
Rahin membayar ujrah
(biaya Pemeliharaan
barang)
Pinjam 100 kembalikan 100
Disertai dengan penyerahan
barang jaminan
Murtahin
(Pegadaian) Memberikan
Uang Pinjaman
Mustajir (nasabah)
Menanggung
biaya
pemeliharaan
Muajjir (Pegadaian)
Menyimpan/
Memelihara
Barang
Ketika rahin dan murtahin bertemu mereka, kedua belah pihak melakukan
akad sesuai dengan kesepakatan yaitu akad rahn dengan shighat Ijab qabul
murtahin menerima barang gadai dan Rahin meminjam 100 dan
mengembalikannya 100 disertai dengan barang Jaminan.
c) Apabila kedua belah pihak ijarah telah sepakat melakukan akad rahn,
maka barang milik rahin akan di simpan dan dirawat oleh pihak murtahin,
dengan ketentuan kedua belah pihak harus melakukan akad kembali yaitu
akad.
d) Barang milik rahin pihak penggadai (yang berhutang) dengan barang
jaminan akan disimpan dan dipelihara oleh pihak muajjir dengan
ketentuan mustajir membayar biaya pemliharaan.
Berdasarkan Fatwa DSN MUI 68 Tahun 2008 Rahn Tasjily adalah jaminan
dalam bentuk barang atas utang tetapi barang jaminan tersebut tetap dalam
penguasaan (pemanfaatan) Rahin dan bukti kepemilikannya diserahkan kepada
murtahin. Berlaku untuk produk ARRUM dan AMANAH. Sumber: Data
Kelolaan Divisi Pendidikan dan Pelatihan Pegadaian Syariah Kota Cirebon.
Gambar 3.4 Alur Proses Pemberian Gadai Pegadaian Syariah
Rahin Penaksir Kasir Pengelola
Marhun
Keterangan:
Bagi nasabah yang ingin meminjam sejumlah dana dengan agunan berbasis
syariah hanya perlu memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a) Menyerahkan fotokopi KTP / kartu pengenal lain.
b) Marhun(barang jaminan) merupakan barang yang sesuai persyaratan. Jenis
barang-barang yang dapat diterima sebagai jaminan rahin adalah barang
perhiasan (seperti emas dan berlian) dan barang elektronik, seperti laptop
dan hanphone. Untuk laptop dan handphone, dalam penyerahannya
sebagai barang jaminan diperlukan kelengkapan barang yaitu buku
manual, kardus, kuitansi pembelian, dan c d driver Kelengkapan tersebut
Datang ke loket
Isi FPP
Marhun BPd
Marhun BPd
Menaksir Marhun
Waad Akad
Distribusi marhun & SBR
SBR
Siapkan pembayaran
Distribusi
SBR asli
Uang
Struk Marhun
BPd
Arsipkan Pengelolaan Marhun
diperlukan untuk memastikan bahwa barang-barang tersebut benar-benar
milik rahin dan mempermudah pihak Pegadaian Syariah jika sampai
barang tersebut dilelang.
c) Mengisi FPP (Formulir Permintaan Pinjaman) + tanda tangan.
d) Menandatangani akad Rahn dan akad Ijarah pada Surat Bukti Rahn
Terdapat dua akad yang dilakukan saat bertransaksi Rahn. Yang pertama
yaitu akad Rahn. Akad ini diberlakukan saat Rahin meminjam uang
kepada Pegadaian Syariah dan menyerahkan barang sebagai jaminan atas
hutangnya. Dalam akad ini, yang menjadi objek yang diakadkan adalah
agunan tersebut. Yang kedua adalah akad ijarah. Akad ini terjadi karena
rahin Menitipkan barangnya kepada Pegadaian untuk jaminan pelunasan
hutang. Dalam Pegadaian Syariah biaya penitipan atau penyimpanan ini
biasa disebut dengan biaya ujroh. Pada surat bukti Rahn terdapat
keterangan yang jelas mengenai jumlah taksiran barang, pinjaman, biaya
ujroh tiap 10 hari, biaya administrasi serta tanggal jatuh tempo.
e) Membayar biaya administrasi Biaya administrasi merupakan biaya
operasional yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam memproses
marhunbih. Saat pertama kali dilakukan transaksi Rahn, marhun bih
digolongkan dari golongan A sampai golongan H, namun saat ini marhun
bih hanya digolongkan menjadi golongan A, B (B1, B2, dan B3), C (C1,
C2, dan C3), serta golongan D. Biaya Administrasi dibebankan kepada
rahin dengan didasarkan pada penggolongan marhun bih. Selain biaya
administrasi, untuk barang yang menjadi jaminan pinjaman dan disimpan
oleh Pegadaian Syariah, akan dikenakan biaya pengelolaan marhun yang
disebut ijarah. Jasa pengelolaan marhun ini dipungut sebagai sewa tempat
marhun milik rahin selama digadaikan. Jumlah ijarah yang dipungut
dihitung berdasarkan nilai taksiran marhun dan lamanya barang disimpan
atau lamanya pinjaman. Namun, bagi nasabah yang tidak mengembalikan
pinjaman sebelum jatuh tempo per 12 hari, maka pihak Pegadaian Syariah
memberikan kompensasi berupa diskon.
Pemberian diskon ini didasarkan pada pertimbangan bahwa rahin yang
tidak mengambil penuh pinjamannya akan mengurangi resiko yang
dihadapi oleh Pegadaian sehingga rahin tidak perlu membayar penuh
ijarahnya. Besarnya tarif ijarah ini tidak di perjanjikan dalam akad.
1) Alur Ulang Pegadaian Rahn
Gambar 3.5 Alur Proses Pemberian Gadai Pegadaian Syariah
Menurut Ibu Indah Sebagai Kasir dan Bapak Erik Triyana Penaksir Emas
Pegadaian (wawancara tanggal 15 Desember 2017 Pukul 11.00 WIB) dalam
Pegadaian memang boleh melakukan gadai ulang Pegadaian rahn dengan
tujuan memperpanjang gadai. Sesuai dengan Opini DPS Pegadaian tanggal 24
Maret 2015. Proses Ulang Gadi dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Jika nasabah tidak mampu bayar, dapat ditunggu sampai mampu sesuai
dengan komitmen dan kesungguhan untuk membayar. Jika kemapuan
nasabah terbatas untuk membayarnya maka yang didahulukan adalah
1. Hutang pokok
2. Ujrah
3. Denda
b. Setiap perubahan perjanjian atau perpanjangan, harus tertera dalam akad
pertama yang tercetak dalam SBR , selanjutnya biaya dan kewajiban pada
akad berikutnya, harus tercantum dengan jelas dan disetujui oleh kedua
belah pihak.
c. Ulang rahn, cicil, minta tambah tidak perlu cetak SBR, cukup
melampirkan struk namun nasabah diberikan penjelasan terlebih dahulu
Gambar 3.6 Alur Proses Pelunasan Pegadaian Rahn
Gambar diatas adalah alur skema penyelesaian gadai syariah. Pembiayaan
dapat dilunasi tanpa menunggu habisnya jangka waktu yang telah jatuh tempo.
Isi Kesepakatan antara nasabah dengan pegadaian Syariah:
a. Jangka waktu penyimpanan dan pinjaman ditetapkan ditetapkan selama
maksimum 4 bulan setra 120 hari.
b. Nasabah bersedia membayar jasa simpanan (Mu’nah) sebesar Rp.90,00
(Sembilan puluh rupiah) dari kelipatan taksiran Rp.10.000,00 per 10 hari
yang dibayar bersamaan pada saat melunasi pinjaman.
c. Membayar biaya administrasi yang besarnya ditetapkan oleh Pegadaian
Syariah pada saat pencarian uang pinjaman.
Nasabah dalam hal ini diberikan kelonggaran untuk melakukan:
a. Melakukan penebusan barang/pelunasan pinjaman kapan pun sebelum
jangka waktu empat bulan.
b. Mengangsur uang pinjaman dengan membayar terlebih dahulu jasa
simpanan yang sudah berjalan ditambah bea administrasi.
c. Atau hanya membayar jasa simpanannya saja terlebih dahulu jika pada saat
jatuh tempo nasabah belum mampu melunasi pinjaman uangnya. Sumber :
Pengetahuan Bisnis Syariah, Materi Workshop Pegadaian syariah
September 2015.