bab iii karakteristik bangsa indonesia

29
NAMA : MONICA JULIANI NPM : 14211601 KELAS : 2EA27 BAB III “KARAKTERISTIK BANGSA INDONESIA” Tugas Pendidikan Kewarganegaraan 1

Upload: monicajuliani92

Post on 01-Dec-2015

417 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab III Karakteristik Bangsa Indonesia

NAMA : MONICA JULIANI

NPM : 14211601

KELAS : 2EA27

BAB III“KARAKTERISTIK BANGSA

INDONESIA”

Tugas Pendidikan KewarganegaraanBpk. Sri Waluyo

1

Page 2: Bab III Karakteristik Bangsa Indonesia

Mata Kuliah : Pendidikan KewarganegaraanDosen : Bapak Sri Waluyo

Topik Karya Ilmiah

“KARAKTERISTIK BANGSA INDONESIA”

Kelas : 2EA27

Tanggal Upload Tulisan : 31 Mei 2013

P e n y u s u n

N P M Nama Lengkap Tanda Tangan

14211601 Monica Juliani

Program Sarjana Ekonomi Manajemen

UNIVERSITAS GUNADARMA

KATA PENGANTAR

2

Page 3: Bab III Karakteristik Bangsa Indonesia

Seraya  memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang  senantiasa 

memberikan kekuatan  khususnya kepada saya, sehingga atas  ijinNya saya dapat menyelesaikan

penyusunan tulisan ilmiah ini tanpa hambatan yang berarti.

Pada kesempatan ini  saya akan memaparkan tulisan ilmiah yang berjudul

“KARAKTERISTIK BANGSA INDONESIA”.

            Saya mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah

membantu saya dalam penyelesaian tugas tulisan ilmiah ini.

            Namun saya menyadari, dengan keterbatasan yang ada, sudah barang tentu makalah ini

banyak sekali kekurangan – kekurangannya. Untuk itu kritikan dan saran yang sifatnya

membangun sangat  saya  harapkan, demi perbaikan di masa yang akan datang.

            Akhirnya saya berharap, walaupun tulisan ilmiah ini jauh dari sempurna, semoga  dapat

bermanfaat bagi semua pihak terutama teman – teman sejawat.

Jakarta, 23 Mei 2013

Monica Juliani

DAFTAR ISI

3

Page 4: Bab III Karakteristik Bangsa Indonesia

PENYUSUN .......................................................................................................... 2

KATA PENGANTAR .................................................................................. 3

DAFTAR ISI .......................................................................................................... 4

ABSTRAKSI .......................................................................................................... 5

BAB I PENDAHULUAN1.1 LATAR BELAKANG .................................................................................. 61.2 RUMUSAN DAN BATASAN MASALAH .............................................. 71.3 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN .............................................. 81.4 METODE PENULISAN .................................................................................. 8

BAB II METODE PENULISAN2.1 WAKTU dan TEMPAT PENULISAN .......................................................... 92.2 METODE PENULISAN .................................................................................. 92.3 LANGKAH LANGKAH PENULISAN .......................................................... 9

BAB III LANDASAN TEORI3.1 KARAKTERISTIK BANGSA INDONESIA .................................. 103.2 LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI KARAKTER BANGSA … 11

BAB IV PEMBAHASAN4.1 POKOK-POKOK PIKIRAN DALAM MEMBANGUN KARAKTER

BANGSA ............................................................................................. 144.2 STRATEGI PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA MELALUI

PENDIDIKAN ................................................................................. 16

BAB V PENUTUP5.1 KESIMPULAN .............................................................................................. 185.2 SARAN .......................................................................................................... 185.3 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 18

ABSTRAKSI

4

Page 5: Bab III Karakteristik Bangsa Indonesia

INDONESIA, jika berbicara tentang negeri ini pasti tidak akan pernah habisnya, dimulai

dari yang positif sampai mengarah ke yang negatif. Bagaimana karakter bangsa kita saat ini?

Itulah yang menjadi permasalah utama dalam membangun bangsa ini. Dan tidak akan pernah

habis untuk diperbincangkan. Karakter adalah sesuatu yang harusnya diketahui tapi sebagian

besar kita tidak mau tahu. Sesuatu yang teramat penting, tetapi sebagian kita menganggap remeh.

Sesuatu yang amat diperlukan, tapi justru sebagian kita malah menertawainya. 

Karakter memang penting, karena karakter adalah fondasi dalam membangun bangsa

yang berkualitas. Dengan karakter para pejabat negara tidak akan memakan uang rakyat demi

kepentingan pribadi. Dengan karakter seorang guru dapat mewariskan ilmunya dengan baik dan

benar tanpa mengharapkan balasan. Seseorang dikatakan berkarakter bila tingkah lakunya sesuai

dengan nilai-nilai moral dan agama. Bangsa Indonesia dikenal dengan bangsa yang memiliki

prinsip ideologi kebangsaan yang eksklusif, berkebudayaan tinggi, memiliki tata krama, sopan

santun, toleransi, gotong royong, semangat juang, dan nasionalisme yang tinggi. Hal inilah yang

menjadi jati diri bangsa Indonesia yang berakar dari pengkajian kebudayaan Nenek Moyang kita.

BAB I PENDAHULUAN

5

Page 6: Bab III Karakteristik Bangsa Indonesia

1.1 LATAR BELAKANG

Karakter bangsa adalah  kualitas perilaku kolektif kebangsaan yang khas-baik yang

tecermin dalam kesadaran, pemahaman, rasa, karsa, dan perilaku  berbangsa dan bernegara sebagai

hasil olah pikir, olah hati, olah rasa dan karsa, serta olah raga seseorang atau sekelompok orang.

Karakter bangsa Indonesia akan menentukan perilaku kolektif kebangsaan Indonesia yang khas-

baik yang tecermin dalam kesadaran, pemahaman, rasa, karsa, dan perilaku  berbangsa dan

bernegara Indonesia yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila, norma UUD 1945, keberagaman

dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika, dan komitmen terhadap NKRI.

Karakter bangsa di era globalisasi sekarang ini sudah mengalami kerusakan, bobroknya

nilai luhur yang bisa diamalkan menjadi penyebab utama bangsa Indonesia semakin terpuruk. Kita

secara sadar memang tahu betul tentang masalah kerusakan karakter bangsa ini, tapi ternyata masih

banyak yang belum sadar dengan perbaikan yang harus dilaksanakan.

Sudah banyak sekali berbagai ciri khas dari negara Indonesia yang mengalami kerusakan,

tidak hanya dari segi lingkungan sosial saja tetapi juga dari pola pikir para penerus pembangunan

bangsa ini. Karakter bangsa yang seharusnya dijaga dan terus dikembangkan agar lebih dikenal

secara baik oleh negara lain, tapi oleh pemiliknya sendiri justru semakin dirusak.

Apakah kita yang terlahir dan dibesarkan di tanah air ini sudah tidak ingin lagi menghargai

tempat kita berjuang hidup untuk meraih masa depan? Jika Anda memang benar-benar peduli

terhadap karakter bangsa Indonesia, mungkin Anda juga mengetahui kalau kebanyakan orang-

orang di luar sana hanya tahu tentang negara Indonesia itu adalah Pulau Bali, bukan nama

Indonesianya yang mereka tahu. Apa ini sungguh sangat tidak memalukan?

Bagaimana Bali bisa lebih dikenal daripada nama Indonesia sendiri? Untuk menjawab

pertanyaan tersebut, saya punya sedikit cerita tentang suatu karakter bangsa yang bisa dikenal dan

bahkan begitu populer di seluruh dunia. Karakter bangsa yang saya maksud di sini adalah karakter

dari negara Jepang!

Kita pasti juga tahu negara Jepang kan? Sebuah negara yang juga dikenal sebagai negara

matahari terbit. Dari sebutannya saja sudah bisa ditebak kalau negara Jepang merupakan negara

yang memiliki suatu karakter, lantas bagaimana dengan Indonesia?

Selain dari sebutan itu, meskipun kebudayaan yang dimiliki oleh Jepang tidak sebanyak

yang dimiliki kebudayaan di Indonesia, akan tetapi budaya seperti Kimono, Origami, makan pakai

6

Page 7: Bab III Karakteristik Bangsa Indonesia

sumpit, upacara minum teh atau yang lainnya bisa begitu populer di seluruh dunia. Kenapa bisa

begitu?

Jujur saja kalau saya sendiri sebenarnya tidak kagum dengan kepopuleran karakter bangsa

Jepang yang bisa mendunia tersebut, karena apa? Warga Jepang begitu sangat menghargai warisan

budaya yang dimilikinya, sehingga banyak sekali yang begitu membanggakan karakter bangsanya

sendiri, mereka tidak segan untuk memamerkan karakter yang mereka miliki.

Apakah kita seperti itu? Sudahkah kita menghargai karakter bangsa sendiri? Sudahkah

kita membanggakan kepada orang lain, ini loh ciri khas bangsa Indonesia. Apakah kita sudah

seperti itu? Mungkin sebagian generasi muda sekarang agak sedikit risih kalau disuruh

mendengarkan lagu dangdut asli Indonesia, bagaimana karakter bangsa Indonesia bisa maju kalau

dari generasi mudanya saja sudah merasa risih?

Karakter bangsa Indonesia seharusnya kita tonjolkan kepada negara lain, kita harus merasa

bangga dengan karakter bangsa yang kita miliki saat ini, karena semua itu merupakan anugerah

terindah dan terbesar sekaligus kekayaan paling berharga yang dimiliki bangsa Indonesia. Unuk itu

janganlah kita semakin merusaknya, tapi yang harus kita lakukan adalah mengembangkan karakter

bangsa Indonesia yang ada saat ini hingga bisa dikenal secara baik oleh masyarakat luas.

1.2 RUMUSAN DAN BATASAN MASALAHRumusan masalah:

1. Bagaimanakah karakteristik bangsa Indonesia ?

2. Lingkungan seperti apakah yang dapat mempengaruhi karakter bangsa ?

3. Sebutkan pokok – pokok pikiran dalam membangun karakter bangsa !

4. Bagaimanakah strategi pembangunan karakter bangsa melalui pendidikan ?

1.3 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

7

Page 8: Bab III Karakteristik Bangsa Indonesia

Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan mengenai karakteristik dari bangsa Indonesia

serta pengaruh dari lingkungan sekitarnya dan pembangunan karakter tersebut. Pembuatan

tulisan ini juga untuk memenuhi tugas pendidikan kewarganegaraan.

Pembuatan tugas ini semoga bermanfaat bagi para pembacanya dalam hal berikut :

1. Dalam Lingkungan Keluarga

a. Anak akan menjadi Pribadi yang hormat dan patuh kepada kedua orang tua atau Berbakti

kepada kedua orang tua.

b. Membentuk pribadi yang bertanggung jawab kepada anggota keluarga (bagi kepala

keluarga).

2. Dalam Lingkup Social ( masyarakat )

a. Anak akan memiliki hubungan yang baik antar Tetangga,  Tenggang Rasa atau Tepo Sliro

b. Anak akan memiliki Jiwa sosial yang baik, Ringan tangan atau suka memberikan bantuan

kepada warga yang kekurangan.

c. Anak akan Percaya diri untuk Tampil aktif dalam Organisasi kemasyrakatan.

3. Dalam Lingkungan Pemerintahan

a. Jika Bekerja sebagai pegawai Negeri di harapkan menjadi pagawai yang Amanah, tidak

menyeleweng jabatan terlebih lagi melakukan KORUPSI.

b. Jika dipercaya Oleh rakyat, Seperti anggota DPR/MPR akan memperjuangkan

kepentingan rakyat, bukannya memperjuangkan kepentingan pribadi. seperti potret bangsa

kita saat ini bayak anggota Dewan yang terlibat kasus suap dan Penggelapan Dana.

c. Jika di Percaya Jadi Pemimpin Diharapkan menjadi pemimpin yang adil, memperjuangkan

hak hak rakyat kecil. Dan yang paling penting menjadi pemimpin yang bisa menegakkan

keadilan di Negeri ini, Karena krisis kepercayaan di negeri ini sudah hampir musnah,

Karena hukum di negeri ini berlaku terbalik yaitu Tajam Kebawah dan Tumpul Keatas.

1.4 METODE PENULISAN

1. Metode pengambilan data dari sumber-sumber bacaan ( buku ).

2. Mencari bahan dari internet.

3. Mengumpulkan informasi.

BAB II METODE PENULISAN

8

Page 9: Bab III Karakteristik Bangsa Indonesia

2.1 WAKTU DAN TEMPAT PENULISAN

JAKARTA, Mei 2013

2.2 METODE PENULISAN

1. Metode pengambilan data dari sumber-sumber bacaan ( buku ).

2. Mencari bahan dari internet.

3. Mengumpulkan informasi.

2.3 LANGKAH LANGKAH PENULISAN

Cover, Lembar Penyusun, Kata Pengantar, Daftar Isi, Abstraksi, BAB I Pendahuluan

(Latar Belakang, Rumusan dan Batasan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, metode

penulisan) , BAB II Metode Penulisan ( Waktu dan Tempat Penulisan, Metode

Penulisan, Langkah Langkah Penulisan ) , BAB III Landasan Teori , BAB IV

Pembahasan, BAB V Penutup ( Kesimpulan, Saran, Daftar Pustaka).

BAB III LANDASAN TEORI

9

Page 10: Bab III Karakteristik Bangsa Indonesia

3.1 KARAKTERISTIK BANGSA INDONESIA

Secara psikologis konsep dari karakter bangsa adalah konsep individual. Jika kemudian

hal tersebut menjadi suatu     karakter bangsa maka perlu adanya acuan. Artinya dari konsep

individual menjadi sebuah konsep kemasyarakatan dan lebih     luas lagi bangsa, maka haruslah

ada instrumen sebagai alat evaluasi yaitu kebudyaan. Secara ringkas kebudayaan berisi     sistem

nilai, norma dan kepercayaan. Budaya dikembangkan dan diamalkan oleh masyarsakat

pengembangnya, sehingga anggota     masyarakat dalam wilayah budaya tersebut memiliki

kecenderungan yang sama dalam hal mengamalkan sistem nilai, norma dan     kepercayaan

mereka. Dengan demikian dalam konteks ini budaya dapat dianggap sebagai instrumen untuk

melihat     kencenderungan perilaku pengembangnya. Dari kedua konsep di atas, maka dapat

dikemukakan bahwa perilaku merupakan     resultan dari berbagai aspek pribadi dan lingkungan.

Jadi berbicara tentang karakter merupakan konsep psikologi dan     kebudayaan.

         Karakter bangsa Indonesia bersifat dinamis, dapat berubah dari suatu periode waktu

tertentu ke periode lainnya,     walaupun tidak mudah. Sebagai salah satu contoh adalah, dulu

sering dikatakan bangsa Indonesia sebagai bangsa Timur     yang mempunyai karakter sopan,

santun, altruistik, ramah tamah, berperasaan halus dll yang menggambarkan sebuah sikap     atau

perilaku yang mengindikasikan keluhuran budi pekerti. Bagaimanakah kondisi sekarang?

Banyak yang meragukan bahwa     karakter tersebut masih menjadi ikon Bangsa Indonesia. Jauh-

jauh di awal kemerdekaan kita, Bung Karno, Presiden RI     pertama, sudah mendengung-

dengungkan istilah “nation and character building”. Artinya ada kondisi karakter bangsa yang    

saat itu sudah ada, namun harus diubah. Jadi bapak bangsa itu sudah mengidentifikasikan

karakter yang dianggap negatif,     sehingga perlu diubah. Pencanangan perlunya membangun

karakter atau watak bangsa sebagai bangsa Indonesia baru     sesungguhnya telah direalisasikan.

Karakter bangsa yang sudah terbentuk ratusan tahun sebagai pengabdi kepada penjajah     atau

bangsa terjajah, pengabdi kepada raja-raja kecil yang terkotak-kotak, pengabdi kepada

kegelapan, tahyul, pengabdi     kepada feodalisme, dll yang semua itu tidak cocok lagi dengan

arah perwujudan bangsa atau warga negara Republik     Indonesia yang merdeka, berdaulat,

bertaqwa, beradab, bersatu, bermusyawarah, adil dan makmur. Jadi cuci otak, cuci     hati, dan

cuci kepercayaan harus dilakukan untuk mencapai cita-cita proklamasi kemerdekaan Bangsa

Indonesia. Indonesia     merdeka tidak butuh pengabdi-pengabdi kepada hal-hal diatas. Perlu

10

Page 11: Bab III Karakteristik Bangsa Indonesia

bangsa yang berjiwa besar, nasionalis, berintegretas     tinggi, menjadi subyek di tanah air yang

merdeka, setara dengan bangsa-bangsa lain di dunia dll.

    Jika kini kita mau membangun karakter bangsa, persoalannya adalah karakter Bangsa

Indonesia itu yang mana? Kalau     karakternya orang Bali, Jawa, Madura, Sunda, Minang,

Batak, Bugis, Ambon, Irian, dll suku bangsa yang ada di Indonesia,     mungkin sudah ada.

Tetapi kalau karakternya Bangsa Indonesia tampaknya belum jelas. Bangsa Indonesia dapat

dikatakan     secara resmi terbentuk ketika para pemuda dari berbagai suku bangsa yang antara

lain tersebut di atas pada tanggal 28     Oktober 1928 menyatakan sumpahnya yang kemudian

dikenal dengan “Sumpah Pemuda”, mengakui berbangsa yang satu Bangsa     Indonesia, Bahasa

Indonesia dan tanah air Indonesia. Jadi pada tahun 1928 secara fisik bangsa Indonesia sudah    

terbentuk. Namun secara psikologis, sosial budaya, ekonomi, dll karakter bangsa belum

mengkristal, lebih-lebih ketika     kita hendak tetap menjaga kebhinekaan kita. Dulu, pada era

orde baru dan orde lama diajarkan bahwa Pancasila merupakan     kristalisasi nilai-nilai luhur

budaya bangsa. Jika hal ini kita pegang maka karakter bangsa Indonesia adalah     Pancasilais.

Karena merupakan sebuah kristal budaya maka karakter itu maka kelima sila itu merupakan satu

kesatuan,     bukan satu-satu. Akan tetapi kini Pancasila meskipun secara yuridis formal masih

diakui sebagai dasar negara, tetapi     pamornya kalah dengan demokrasi. Karakter bangsa yang

demokratis kini lebih mengedepan. Semestinya warna demokrasi di     Indonesia mestinya

berbeda dengan demokrasi di negara lain. Memang perbedaan itu dapat terlihat, setidaknya

pelaksanaan     demokrasi yang cederung berbau kekerasaan, pemaksaan, dan anarkhis. Masalah

lainnya, hampir semua karakter luhur itu     bisa dimiliki oleh semua manusia di dunia tanpa

melihat suku atau bangsa apa. Misalnya karakter altruistik mungkin     sajati.

3.2 LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI KARAKTER BANGSA

1.      Lingkungan Global            Globalisasi dalam banyak hal memiliki kesamaan dengan internasionalisasi yang

dikaitkan dengan  berkurangnya peran dan batas-batas suatu negara yang disebabkan adanya

peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia

melalui berbagai bentuk interaksi. Globalisasi juga dapat memacu pertukaran arus manusia,

barang, dan informasi tanpa batas. Hal itu dapat menimbulkan dampak terhadap

11

Page 12: Bab III Karakteristik Bangsa Indonesia

penyebarluasan pengaruh budaya dan nilai-nilai termasuk ideologi dan agama dalam suatu

bangsa yang sulit dikendalikan. Pada gilirannya hal ini akan dapat mengancam jatidiri

bangsa.

            Berdasarkan indikasi tersebut, globalisasi dapat membawa perubahan terhadap pola

berpikir dan bertindak masyarakat dan bangsa Indonesia, terutama masyarakat kalangan

generasi muda yang cenderung mudah terpengaruh oleh nilai-nilai dan budaya luar yang

tidak sesuai dengan kepribadian dan karakter bangsa Indonesia. Untuk itu, diperlukan upaya

dan strategi yang tepat dan sesuai agar masyarakat Indonesia dapat tetap menjaga nilai-nilai

budaya dan jati diri bangsa serta generasi muda tidak kehilangan kepribadian sebagai bangsa

Indonesia.

2.      Lingkungan Regional

            Pada lingkungan regional, pengaruh globalisasi juga membawa dampak terhadap

terkikisnya budaya lokal di zona negara-negara Asia Tenggara. Dampak tersebut berwujud

adanya ekspansi budaya dari negara-negara maju yang menguasai teknologi informasi.

Meskipun telah dilaksanakan upaya pencegahan melalui program kerja sama kebudayaan,

namun melalui teknologi infomasi yang dikembangkan, pengaruh negara lain dapat saja

masuk. Produk-produk budaya disebarluaskan melalui berbagai teknologi media yang

akhirnya membentuk perilaku baru, kebudayaan baru, dan kemungkinan jati diri baru. Hal ini

tentunya merupakan ancaman bagi pembinaan sikap, perilaku, dan jati diri sebagai suatu

bangsa.  

            Perkembangan regional Asia atau lebih khusus ASEAN dapat membawa perubahan

terhadap pola berpikir dan bertindak masyarakat dan bangsa Indonesia. Untuk itu, diperlukan

strategi yang tepat dan sesuai agar masyarakat Indonesia dapat tetap menjaga nilai-nilai

budaya dan jati diri bangsa serta generasi muda tetap memiliki kepribadian sebagai bangsa

Indonesia.

3.      Lingkungan Nasional

            Perkembangan politik di dalam negeri dalam era reformasi telah menunjukkan arah

terbentuknya demokrasi yang baik. Selain itu telah direalisasikan adanya kebijakan

desentralisasi kewenangan melalui kebijakan otonomi daerah. Namun, sampai saat ini,

pemahaman dan implementasi konsep demokrasi dan otonomi serta pentingnya peran

12

Page 13: Bab III Karakteristik Bangsa Indonesia

pemimpin nasional masih belum memadai. Sifat kedaerahan yang kental dapat mengganggu

proses demokrasi dan bahkan mengganggu persatuan nasional.

           Harus diakui bahwa banyak kemajuan yang telah dicapai bangsa Indonesia sejak lebih

dari enam puluh tahun merdeka. Pembangunan fisik dimulai dari zaman orde lama, orde

baru, orde reformasi hingga pasca reformasi terasa sangat pesat, termasuk pembangunan

infrastruktur pendukung pembangunan yang mencapai tingkat kemajuan cukup berarti.

Misalnya, jaringan listrik, jaringan komunikasi, jalan raya, berbagai sumber energi, serta

prasarana dan sarana pendukung lainnya. Kemajuan fisik yang terlihat kasat mata adalah

banyaknya gedung bertingkat di kota-kota besar di Indonesia yang mengindikasikan

kemajuan bangsa Indonesia dalam bidang pembangunan. Selain itu, kemajuan penting yang

dicapai dalam tata pemerintahan adalah diluncurkannya Undang-undang tentang Otonomi

Daerah pada tahun 2001 yang memberi keleluasaan kepada pemerintah daerah, provinsi dan

kabupaten/kota untuk membangun daerah dengan kekuatan dan potensi yang dimilikinya.

            Kemajuan di bidang fisik harus diimbangi dengan pembangunan nonfisik, termasuk

membina karakter dan jati diri bangsa agar menjadi bangsa yang kukuh dan memiliki

pendirian yang teguh. Sejak zaman sebelum merdeka hingga zaman pasca reformasi saat ini

perhatian terhadap pendidikan dan pengembangan karakter terus mendapat perhatian tinggi.

Pada awal kemerdekaan pembangunan pendidikan menekankan pentingnya jati diri bangsa

sebagai salah satu tema pokok pembinaan karakter dan pekerti bangsa. Pada zaman Orde

Lama,Nation and Character Buildingmerupakan pembinaan karakter dan pekerti bangsa.

Pada zaman Orde Baru, pembinaan karakter bangsa dilakukan melalui mekanisme penataran

Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4). Pada zaman Reformasi, sejumlah

elemen kemasyarakatan menaruh perhatian terhadap pembinaan karakter bangsa yang

diwujudkan dalam berbagai bentuk kegiatan.

13

Page 14: Bab III Karakteristik Bangsa Indonesia

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 POKOK-POKOK PIKIRAN DALAM MEMBANGUN KARAKTER BANGSA

1. Semangat dan cita-cita kebangsaan telah dideklarasikan para pendiri bangsa (founding

fathers). Para pendiri bangsa mampu menggali nilai-nilai budaya luhur bangsa (atau disebut

filsafat Pancasila maupun filsafat keagamaan). Pemahaman terhadap falsafah kebangsaan

telah menghasilkan semangat juang para pendahulu sehingga membebaskan dari belenggu

penjajahan.  Falsafah Pancasila yang dilandasi nilai-nilai sejarah, cita-cita dan ideologi, juga

berfungsi memandu bangsa Indonesia memandang dinamika kehidupan dan menentukan arah

pembangunan menuju masyarakat yang mandiri, maju, adil, dan makmur. 

2. Fenomena globalisasi berpengaruh kepada pergeseran atau perubahan tata nilai, sikap dan

perilaku pada semua aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Perubahan

yang positif dapat memantapkan nilai-nilai Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa dan

14

Page 15: Bab III Karakteristik Bangsa Indonesia

mengembangkan kehidupan nasional yang lebih berkualitas.  Tuntutan dan aspirasi

masyarakat terakomodasi secara positif disertai upaya-upaya pengembangan, peningkatan

pemahaman, penjabaran, pemasyarakatan, dan implementasi Pancasila dalam semua aspek

kehidupan.  Adapun perubahan yang negatif harus diwaspadai sejak dini serta melakukan

aksi pencegahan berbagai bentuk dan sifat potensi ancaman terhadap NKRI.

3. Menurut Noorsyam (2009), filsafat pancasila memberi tempat yang tinggi dan mulia atas

kedudukan dan martabat manusia (sebagai implementasi sila pertama dan kedua

Pancasila). Karenanya setiap manusia seyogyanya mengutamakan asas normatif religius

dalam menjalankan kehidupannya.  Manusia diberi oleh Tuhan kemampuan berbagai ilmu

pengetahuan untuk melaksanakan tugas kekhalifahannya (Al Baqarah : 30 – 34).  Manusia

diminta untuk mengelola seluruh alam dan seisinya dan diperuntukkan bagi umat manusia.

4. Menurut Hasibuan (2003), manusia Indonesia memiliki potensi ²illahiyah², dan bisa

merealisasikan potensi illahiyahnya menjadi manfaat seluruh bangsa.  Dengan menunaikan

kekhalifahan itu manusia senantiasa mengalami pembelajaran. Pembelajaran diperlukan agar

bangsa Indonesia dapat melalui tantangan internal maupun global dan berbagai

dinamikanya.  Proses pembelajaran dan iptek diharapkan menghasilkan kemampuan adaptasi

atau justifikasi proses kehidupan dan menjalankan inovasi untuk menciptakan kualitas dan

daya saing yang makin baik. Daya saing hanya akan meningkat, seiring dengan proses

pembelajaran yang rasional dan kritis serta kreativitas di kalangan masyarakat.

5. Nilai-nilai Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa perlu diimplementasi untuk

membangkitkan semangat juang bangsa. Semangat juang itu bukan saja untuk menyelesaikan

permasalahan bangsa, tetapi juga untuk meningkatkan kualitas SDM Indonesia. Kualitas itu

akan lahir dari manusia yang berkarakter religius, percaya diri, dan memiliki etos kerja yang

tinggi (Poespowardojo dan Hardjatno, 2010).  Lahirnya SDM yang berkualitas sangat relevan

untuk mengantisipasi keadaan dan perubahan lingkungan strategis.

6. Bagi bangsa Indonesia, yang dibutuhkan adalah sistemkepemimpin nasional yang dapat

menjalankan visi pembangunan nasional dilandasi paradigma nasional dengan kemampuan

(i) memantapkan integrasi bangsa dan solidaritas nasional, (ii) mementingkan stabilitas

nasional untuk meningkatkan rasa kebangsaan, (iii) memahami perubahan dan melaksanakan

pembaharuan dalam manajemen pemerintahan dan (iv) upaya pencarian solusi untuk

15

Page 16: Bab III Karakteristik Bangsa Indonesia

menangani permasalahan dalam kehidupan masyarakat.  Pemimpin pada berbagai tingkatan

dan hirarki, merupakan penggerak dan motivator seluruh komponen bangsa untuk

menjalankan kehidupan nasional dalam pembangunan nasional.

7. Kepemimpinan nasional membutuhkan sumberdaya manusia (SDM) yang berkualitas,

berkemampuan iptek dan seni yang dilandasi nilai-nilai ideologi bangsa, serta dapat

berinteraksi dengan komponen bangsa lainnya dalam hidup bersama yang bermanfaat.

Kepemimpinan nasional harus dapat mengawal manajemen pembangunan dalam rambu-

rambu good governance, mendorong berfungsinya kelembagaan pemerintahan,

pembangunan pendidikan, dan pembangunan hukum dan aparatur dalam rangka

pembangunan nasional.

8. Pembangunan pendidikan secara umum bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. 

Pendidikan dilaksanakan di dalam lingkungan keluarga, sekolah dan lingkungan (masyarakat

dan pemerintahan) dalam prinsip-prinsip keteladanan, moral dan etika sesuai falsafah hidup

bangsa berdasarkan Pancasila.  Kepemimpinan dalam keluarga, sekolah, kemasyarakatan dan

pemerintahan wajib menjalankan prinsip-prinsip pendidikan tersebut, dan menjadi sumber

motivasi dan inspirasi lahirnya kualitas kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara.  Melalui pendidikan diharapkan lahir kualitas SDM yang memiliki moral dan

akuntabilitas individu, sosial, institusional dan global(Lemhannas, 2009) yang akan

mengantarkan menjadi Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur.  Karakter

multikultur[1] bangsa merupakan sumber kekayaan iptek nasional, sebagai modal dasar

pembangunan nasional.  Potensi tersebut perlu dioptimalkan pemanfaatannya melalui

kepemimpinan yang memiliki kompetensi manajemen pembangunan berdasarkan ilmu 

pengetahuan dan teknologi.

4.2 STRATEGI PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA MELALUI PENDIDIKANPendidikan karakter adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana serta

proses pemberdayaan potensi dan pembudayaan peserta didik guna membangun karakter pribadi

dan/atau kelompokyang unik-baik sebagai warga negara. Hal itu diharapkan  mampu

memberikan kontribusi optimal dalam mewujudkan masyarakat yang berketuhanan yang Maha

16

Page 17: Bab III Karakteristik Bangsa Indonesia

Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab, berjiwa persatuan Indonesia, berjiwa kerakyatan

yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan, berkeadilan

sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Strategi pembinaan karakter bangsa melalui program pendidikan memerlukan dukungan

penuh dari pemerintah yang dalam hal ini berada di jajaran Kementerian Pendidikan Nasional.

Oleh karena itu, fasilitasi yang perlu didukung berupa hal-hal sebagai berikut:

a.    Pengembangan kerangka dasar dan perangkat kurikulum, inovasi pembelajaran dan

pembudayaan karakter; standardisasi perangkat dan proses penilaian, kerangka dan

standardisasi media pembelajaran yang dilakukan secara sinergis oleh pusat-pusat di

lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Nasional.

b.     Pengembangan satuan pendidikan yang memiliki budaya kondusif bagi pembangunan

karakter dalam berbagai modus dan konteks pendidikan usia dini, pendidikan dasar dan

menengah, serta pendidikan tinggi  dilakukan secara sistemik oleh semua direktorat terkait

di lingkungan Kementerian Pendidikan Nasional.

c.     Pengembangan kelembagaan dan program pendidikan nonformal dan informal dalam rangka

pendidikan karakter  melalui berbagai modus dan konteks dilakukan secara sistemik oleh

semua direktorat terkait di lingkungan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini,

Nonformal dan Informal.

d.    Pengembangan dan penyegaran kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan, baik di

jenjang pendidikan usia dini, dasar, menengah maupun pendidikan tinggi yang relevan

dengan pendidikan karakter dalam berbagai modus dan konteks dilakukan secara sistemik

oleh semua direktorat terkait.

e.   Pengembangan karakter peserta didik di perguruan tinggi  melalui penguatan standar isi dan

proses, penelitian dan pengembangan pendidikan karakter, pembinaan lembaga pendidikan

tenaga kependidikan, pengembangan dan penguatan jaringan informasi professional.

Pembinaan karakter dilakukan secara sistemik oleh semua direktorat terkait.

17

Page 18: Bab III Karakteristik Bangsa Indonesia

BAB V PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

 Negara Indonesia adalah negara yang solid terdiri dari berbagai suku dan bangsa, terdiri

dari banyak pulau-pulau dan lautan yang luas. Jika kita sebagai warga negara ingin

mempertahankan daerah kita dari ganguan bangsa/negara lain, maka kita harus memperkuat

ketahanan nasional kita. Ketahanan nasional adalah cara paling ampuh, karena mencakup banyak

landasan seperti : Pancasila sebagai landasan ideal, UUD 1945 sebagai landasan konstitusional

dan Wawasan Nusantara sebagai landasan visional, jadi dengan demikian katahanan nasional

kita sangat solid.

Secara psikologis konsep dari karakter bangsa adalah konsep individual. Jika kemudian

hal tersebut menjadi suatu     karakter bangsa maka perlu adanya acuan. Artinya dari konsep

individual menjadi sebuah konsep kemasyarakatan dan lebih     luas lagi bangsa, maka haruslah

ada instrumen sebagai alat evaluasi yaitu kebudyaan.

5.2 SARAN

Dalam membangun karakter bangsa sebaiknya dengan menerapkan nilai – nilai yang

terkandung pada pancasila karena jika suatu bangsa dapat mengamalkannya maka akan terbentuk

suatu bangsa yang berkarakter tangguh serta akan di dapati Negara yang aman dan sejahtera.

5.3 DAFTAR PUSTAKA

Situmorang, H. 2010. Pembangunan Karakter Bangsa. Jurnal Pendidikan Penabur.

Iskandar Agung, Rumtini. Civil Society dan Pendidikan Karakter Bangsa. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 16, Edisi khusus III, Oktober 2010

http://www.iprasblog.com/mengembangkan-karakter-bangsa-memajukan-masa-depan/324

18

Page 19: Bab III Karakteristik Bangsa Indonesia

Anonim. 2010. Desain Induk Pembangunan Karakter Bangsa Tahun 2010-2025. Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia.

Forum Rektor Indonesia Simpul Jawa Timur. 2003. Hidup Berbangsa dan Etika Multikultural. Surabaya:       Penerbit Forum Rektor Simpul Jawa Timur Universitas Surabaya.

http://hwraocha.wordpress.com/2013/01/01/karakter-bangsa-2/

Hasibuan, S.  2003.   SDM Indonesia: Mengubah Kekuatan Potensial Menjadi Kekuatan Riil.  Majalah Perencanaan Pembangunan, Bappenas, Jakarta. Edisi 31, April-Juni 2003: 2-10.

Hasan,  H.S.  2010.  Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa.  Jakarta:  Litbang Puskur Kemdiknas

http://dunialppkb.wordpress.com/bina-karakter-bangsa/

19