bab iii metode penelitian 3.1 setting dan karakteristik ... · bab iii metode penelitian . 3.1...
TRANSCRIPT
25
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk mata pelajaran IPA ini dilakukan
pada siswa kelas 5 SD Negeri 2 Pucungkerep Wonosobo pada semester II tahun
ajaran 2015/2016. Alamat sekolah desa Pucungkerep Kecamatan Kaliwiro Kabupaten
Wonosobo. Secara geografis SD Negeri 2 Pucungkerep terletak dipinggir jalan
kelurahan Pucungkerep diantara pemukiman para penduduk dan akses ke SD ini
tidaklah sulit karena bisa di jangkau dengan naik kendaraan pribadi. Jumlah
keseluruhan siswa SD Negeri 2 Pucungkerep Wonosobo pada tahun ajaran 2015/2016
sebanyak 119 siswa.
Waktu penelitian tindakan kelas dilaksanakan pada semester II menurut
kalender pendidikan di SD Negeri 2 Pucungkerep Wonosobo. Penelitian ini
memerlukan waktu sekitar 5 bulan dari bulan Januari sampai Mei 2016. Kegiatan
nantinya dimulai dari ijin untuk pelaksanaan penelitian sampai dengan penulisan
laporan sebagai hasil dan pertanggungjawaban penelitian yang telah dilakukan.
26
Tabel 3.1
Waktu Penelitian
No
.
Pelaksanaan
Penelitian
Januari Februari Maret April Mei
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
1 Proposal PTK
2 Ijin Observasi dan
Penelitian
3 Uji Validitas dan
Reliabilitas
4 Siklus I
Perencanaan
Tindakan
Pengamatan
Refleksi
5 Siklus II
Perencanaan
Tindakan
Pengamatan
Refleksi
6 Pelaporan
Subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas 5 SD Negeri 2 Pucungkerep
Wonosobo semester II tahun ajaran 2015/2016 dengan jumlah 22 siswa. Adapun
siswa laki-laki sebanyak 11 anak dan siswa perempuan berjumlah 11 anak. Para siswa
mayoritas berasal dari lingkungan sekitar sekolah. Siswa kelas 5 SD Negeri 2
Pucungkerep Wonosobo mengalami masalah terhadap hasil belajar IPA yang rendah.
Faktor yang menyebabkan hasil belajar siswa kelas 5 SD Negeri 2 Pucungkerep
Wonosobo yang masih rendah karena beberapa permasalahan. Permasalahan itu
antara lain gaya mengajar guru yang kurang inovatif dan kreatif mengandalkan
metode konvensional membuat siswa pasif dan yang mendominasi guru karena
pembelajaran masih berpusat pada guru atau teacher center pada siswa kelas 5 SD
Negeri 2 Pucungkerep Wonosobo. Kondisi ini membuat siswa cepat merasa bosan
dalam mengikuti pembelajaran yang akhirnya membuat siswa tidak lagi
memperhatikan materi yang disampaikan dan melakukan aktifitas-aktifitas lain diluar
pembelajaran seperti melamun, sibuk sendiri, berbicara dengan teman sebelahnya dan
27
lain sebagainya sehingga akan mengganggu pada proses pembelajaran yang
berlangsung dan penerimaan materi. Jika hal ini dibiarkan secara terus menerus maka
akan berdampak pula pada hasil yang diperoleh siswa pada saat dilaksanakan ulangan
harian atau tes semester sehingga dalam penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan
diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri 2
Pucungkerep Wonosobo semester II tahun ajaran 2015/2016.
3.2 Variabel Penelitian
a. Variabel Penelitian
Menurut Slameto (2015:195) variabel penelitian didefinisikan sebagai “faktor
yang apabila diukur memberikan nilai yang bervariasi”. Variabel tindakan kelas ini
dilakukan kelas 5 SD Negeri 2 Pucungkerep Wonosobo. Variabel yang digunakan
ada 2 variabel yakni variabel bebas dan variabel tergantung.
a) Variabel bebas atau independent variable yaitu model pembelajaran kooperatif
tipe Numbered Heads Together (NHT).
b) Variabel tergantung atau independent variable yaitu hasil belajar IPA. Hasil
belajar diukur dengan mengukur perolehan nilai tes setelah siswa diberi soal
evaluasi.
b. Definisi Operasional
Definisi operasional dalam tindakan kelas ini adalah:
a) Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) adalah
model pembelajaran yang menuntut keterlibatan total semua siswa dalam
pembelajaran dimana siswa dibentuk menjadi kelompok untuk berkerjasama guna
menemukan jawaban terbaik mereka. Setiap siswa dalam kelompok mendapat
nomor yang berbeda, guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok
mengerjakannya, kelompok memutuskan jawaban yang dianggap benar dan
memastikan setiap kelompok mengetahui jawabannya, guru memanggil salah satu
28
nomor siswa dan nomor yang dipanggil mengangkat tangan kemudian
melaporkan hasil kerja sama mereka di depan kelas.
b) Hasil belajar adalah sejumlah pengalaman yang didapatkan seseorang yang
mencakup tiga ranah yaitu kognitif, afektif, psikomotorik dan menjadi tolak ukur
dari keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan seperti nilai tes evaluasi
yang diberikan guru untuk dikerjakan secara individu setelah pembelajaran IPA
selesai sesuai dengan standar proses pembelajaran IPA.
3.3 Prosedur Penelitian
Penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada siswa kelas 5 SD Negeri 2
Pucungkerep Wonosobo semester II tahun ajaran 2015/2016 direncanakan akan
dilaksanakan dalam dua siklus setiap siklus akan dilaksanakan dalam 2 kali
pertemuan dan alokasi waktu setiap pertemuan adalah 70 menit. Konsep pokok
penelitian tindakan menurut Kemmis dan Mc Taggart dalam Arikunto (2002:97)
terdapat tiga tahap rencana tindakan, meliputi: perencanaan (planning), tindakan
(action) dan pengamatan (observing), refleksi (reflecting). Rincian prosedur tindakan
adalah sebagai berikut.
Siklus I
1. Perencanaan (planning)
Tahap perencanaan ini meliputi:
a. Persiapan dengan meminta ijin kepada Kepala Sekolah SD Negeri 2 Pucungkerep
Wonosobo dan guru kelas 5 untuk melakukan observasi.
b. Mengidentifikasi masalah apa saja yang menjadi penyebab rendahnya hasil belajar
IPA pada siswa kelas 5 SD Negeri 2 Pucungkerep Wonosobo.
c. Merancang rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) siklus I dan siklus II dan
RPP yang dibuat nantinya berorientasi pada sintaks pembelajaran Numbered
Heads Together (NHT) sebagai upaya peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas 5
SD Negeri 2 Pucungkerep Wonosobo.
29
d. Merancang skenario pembelajaran yang merupakan penjabaran dari rencana
pembelajaran sesuai dengan sintaks pembelajaran Numbered Heads Together
(NHT) dengan tujuan pembelajaran yang difokuskan untuk meningkatkan hasil
belajar IPA kelas 5 SD Negeri 2 Pucungkerep Wonosobo. Diharapkan hasil belajar
siswa kelas 5 di SD Negeri 2 Pucungkerep Wonosobo dapat meningkat dan
memenuhi KKM yang telah ditetapkan yakni sebesar 70.
e. Merencanakan membagi kelas menjadi 5 kelompok heterogen. Setiap kelompok
terdiri dari 3-5 siswa laki-laki maupun perempuan dan dalam kelompok tidak ada
pembedaan dalam segi kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor semua siswa
diwajibkan saling menghargai dan berlatih kerjasama dalam kelompok.
f. Mempersiapkan perlengkapan belajar IPA yang disiapkan sebelum pembelajaran
dimulai sebagai media pendukung dalam pelaksanaan pembelajaran IPA.
Mempersiapkan kepala bernomor yang akan digunakan siswa dalam mengikuti
pembelajaran.
g. Menyiapkan lembar observasi sebagai pedoman pengamatan aktivitas guru dan
siswa selama proses pelaksanaan pembelajaran IPA pada siswa kelas 5 SD Negeri
2 Pucungkerep Wonosobo yang disesuaikan dengan sintaks pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pengamatan atau observasi akan
dilakukan oleh observer yakni guru kelas yang bertugas mengamati selama proses
pembelajaran IPA dari awal hingga akhir pembelajaran IPA.
h. Menyiapkan alat evaluasi untuk mengukur kompetensi siswa yang berkaitan
dengan materi yang disampaikan dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe
Numbered Heads Together (NHT).
2. Tindakan (action) dan Pengamtan (observing)
Pertemuan Pertama (2X35 menit)
1) Kegiatan Awal (10 menit)
Dalam kegiatan pendahuluan, guru:
a. Membuka pelajaran dengan mengucapkan salam.
30
b. Mengajak berdoa sesuai keyakinan dan kepercayaan masing-masing.
c. Mengecek absensi siswa.
d. Memberikan motivasi dengan bernyanyi “ayo belajar”
e. Melakukan apersepsi dengan memberikan pertanyaan “Menurut pendapat kalian,
tanah berasal dari mana? Apakah semua batuan yang dibumi ini sama?”.
f. Menuliskan judul pembelajaran.
g. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
h. Menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan selama proses pembelajaran.
2) Kegiatan Inti (55 menit)
Eksplorasi:
a. Siswa dengan bimbingan guru dapat menyebutkan jenis-jenis batuan.
b. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang materi jenis-jenis batuan.
c. Siswa dengan bimbingan guru dapat menyebutkan nama batu yang mereka
ketahui.
d. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang macam-macam batu berdasarkan
jenis proses terbentuknya.
Elaborasi:
a. Siswa dibagi ke dalam 5 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 3-5 siswa yang
heterogen.
b. Guru membagikan nomor pada setiap kelompok untuk dipasang di kepala setiap
siswa dan memberi nama setiap kelompok.
c. Setiap kelompok diberi buku panduan untuk memudahkan dalam mengerjakan
perintah yang diberikan.
d. Siswa dengan bimbingan guru melakukan diskusi dan mengerjakan lembar kerja
kelompok.
e. Siswa dengan bimbingan guru dapat saling menjelaskan jawaban kepada sesama
anggotanya.
f. Guru memanggil salah satu nomor dan bagi nomor yang dipanggil dari tiap
kelompok harus mengangkat tangan.
31
g. Siswa yang dipanggil dengan bimbingan guru maju ke depan.
h. Siswa yang maju dengan bimbingan guru menjawab pertanyaan.
Konfirmasi:
a. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan jawaban akhir dari semua
pertanyaan yang telah didiskusikan tadi.
b. Guru memberikan pembenaran dari hipotesis-hipotesis pada awal.
c. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami.
3) Kegiatan akhir (5 menit)
a. Guru melakukan refleksi dan memberikan penguatan kepada siswa.
b. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan di rumah.
c. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.
Pertemuan Kedua (2x 35 menit)
1) Kegiatan awal (10 menit)
Dalam kegiatan pendahuluan, guru:
a. Mengucapkan salam.
b. Mengajak siswa berdoa sesuai keyakinan dan kepercayaan masing-masing.
c. Mengecek absensi siswa.
d. Diberikan motivasi dengan bernyanyi “tepuk jari”
e. Melakukan apersepsi dengan memberikan pertanyaan “bagaimana batu yang
tampak besar, keras dan berdiri kokoh diatas tanah lama kelamaan akan menjadi
tanah? Proses apakah yang yang terjadi pada batuan tersebut?”
f. Menuliskan judul pembelajaran.
g. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
h. Menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan selama proses pembelajaran.
2) Kegiatan inti (55 menit)
Eksplorasi:
a. Siswa dengan bimbingan guru dapat menjelaskan proses pembentukan tanah
karena pelapukan batuan.
32
b. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang materi proses pembentukan tanah
karena pelapukan batuan.
Elaborasi:
a. Siswa dibagi ke dalam 5 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 3-5 siswa yang
heterogen.
b. Guru membagikan nomor pada setiap kelompok untuk dipasang di kepala setiap
siswa dan memberi nama setiap kelompok.
c. Setiap kelompok diberi buku panduan untuk memudahkan dalam mengerjakan
perintah yang diberikan.
d. Setiap kelompok dibagikan lembar kerja kelompok.
e. Siswa dengan bimbingan guru melakukan diskusi dan mengerjakan lembar kerja
kelompok.
f. Siswa dengan bimbingan guru dapat saling menjelaskan jawaban kepada sesama
anggotanya.
g. Guru memanggil salah satu nomor dan bagi nomor yang dipanggil dari tiap
kelompok harus mengangkat tangan.
h. Siswa yang dipanggil dengan bimbingan guru maju ke depan.
i. Siswa yang maju dengan bimbingan guru menjawab pertanyaan.
Konfirmasi:
a. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan jawaban akhir dari semua
pertanyaan yang telah didiskusikan tadi.
b. Guru memberikan pembenaran dari hipotesis-hipotesis pada awal.
c. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami.
d. Guru memberikan soal evaluasi.
3) Kegiatan akhir (5 menit)
a. Guru melakukan refleksi dan memberikan penguatan kepada siswa.
b. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.
33
Siklus II
Siklus ke dua dirancang apabila siklus pertama belum berhasil. Kegiatan yang
dilakukan pada siklus II merupakan perbaikan dari siklus pertama atau
penyempurnaan dari kelemahan atau kekurangan pada siklus sebelumnya.
Pengamatan adalah serangkaian kegiatan yang terjadi selama proses
pembelajaran yang dilakukan oleh pengamat. Pengamatan penelitian tindakan kelas
yang dilakukan di SD Negeri 2 Pucungkerep Wonosobo dilakukan oleh guru kelas 5
sebagai observer. Kegiatan pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan
pembelajaran IPA berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe Numbered Heads Together (NHT). Pengamatan difokuskan pada aktivitas siswa
dan aktivitas guru, dimana aktivitas siswa yang diamati adalah kegiatan siswa sebagai
respon dari tindakan guru dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Numbered Heads Together (NHT) sedangkan aktivitas guru yang diamati adalah
semua kegiatan yang dilakukan guru dalam berlangsungnya proses pembelajaran IPA
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together
(NHT). Data yang dikumpulkan oleh observer pada tahap ini berisi tentang
pelaksanaan tindakan dan rencana yang sudah dibuat, dengan mengacu pada alat
bantu instrumen pengamatan yang dikembangkan oleh peneliti, dalam kegiatan
pengamatan observer harus fokus terhadap obyek pengamatan yang telah ditetapkan
bersama yaitu pengamatan terhadap pelaksanaan guru ketika mengajar dengan model
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dan respon siswa
dalam mengikuti pembelajaran dengan sintaks Numbered Heads Together (NHT) dan
hasil dari observasi pada pertemuan pertama harus segera diberikan kepada peneliti,
semua kegiatan pengamatan dilaksanakan secara sistematis. Hasil dari pengamatan
observer yang nantinya sebagai bahan refleksi untuk diperbaiki pada pertemuan
pembelajaran selanjutnya sampai meningkatkan hasil belajar IPA dengan
34
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)
pada siswa kelas 5 SD Negeri 2 Pucungkerep Wonosobo.
3. Refleksi (Refleksi)
Kegiatan refleksi adalah kegiatan yang dilakukan setelah pembelajaran selesai
dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered
Heads Together (NHT). Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer maka
akan terlihat kelebihan dan kekurangan dalam pelaksanaan pembelajaran IPA dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT).
Observer disini bertugas untuk mengamati kegiatan yang dilakukan guru apakah
sudah sesuai dengan sintaks yang terdapat pada perencanaan serta respon yang terjadi
pada siswa. Kegiatan refleksi sangat penting dilakukan untuk mendapatkan suatu
masukan yang sangat berguna dan akurat dengan memunculkan kelebihan dan
kekurangan setiap tindakan bagi penentuan langkah tindakan pada pertemuan
selanjutnya. Kegiatan refleksi yang dilakukan pada pertemuan pertama untuk
dijadikan acuan dalam bertindak pada pertemuan kedua dan seterusnya, kegiatan
pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Numbered Heads Together (NHT) yang belum terlaksana dengan baik nantinya akan
diperbaiki dengan merencanakan pembelajaran pada pertemuan selanjutnya dengan
lebih baik lagi karena guru sudah mengetahui kesalahan atau kekurangan yang ada
ketika melaksanakan pembelajaran sebelumnya dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT).
3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data akan memaparkan mengenai cara yang dilakukan
dalam mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan tindakan penelitian.
Sementara instrument pengumpulan data akan menjelaskan mengenai alat-alat
35
instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam menghimpun data-data yang
berkaitan dengan penelitian tindakan kelas yang dilakukan.
3.4.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pada siswa kelas 5 SD Negeri 2
Pucungkerep Wonosobo dilakukan dengan menggunakan beberapa teknik yaitu
teknik tes dan nontes. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dimaksudkan
untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA. Selain itu pengumpulan data juga
dimaksudkan untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa selama tindakan
pembelajaran menggunakan model pembelajran koopertaif tipe Numbered Heads
Together (NHT). Teknik tes dilakukan dengan memberikan soal evaluasi berbentuk
soal pilihan ganda pada tiap siklusnya, sementara itu teknik nontes dalam penelitian
ini adalah observasi dan dokumentasi yang dilakukan selama pelaksanaan tindakan
penelitian berlangsung.
1) Teknik tes
Teknik tes akan mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang
dipelajari, siswa diminta untuk mengeluarkan kemampuan yang dimiliki dengan
memberikan respon atau jawaban terhadap pertanyaan yang diberikan oleh guru.
Purwanto (2013:65) mengemukakan bahwa tes merupakan suatu alat ukur yang
digunakan oleh guru untuk mengukur tingkat kemampuan siswa, antara lain
mengukur tingkat pengetahuan, kecerdasan, bakat, dan keterampilan siswa di mana
siswa harus memberikan penampilan terbaiknya.
Tes evaluasi dilakukan pada akhir kegiatan tiap siklus dengan memberikan
sejumlah soal kepada siswa yang dikerjakan secara mandiri. Soal tes yang diberikan
berdasarkan materi yang sudah disampaikan dengan mengacu pada indikator-
indikator yang dikembangkan dari kompetensi dasar sehingga dapat mengukur
tingkat perkembangan kompetensi siswa yang diharapkan. Pemberian soal tes
36
bertujuan untuk mengukur peningkatan hasil belajar mata pelajaran IPA melalui
model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT). Selain itu
pemberian soal tes juga dimaksudkan guru untuk memberikan penilaian terhadap
kemampuan siswa dalam memahami materi yang telah dipelajari. Menurut Sudjana
(2011:35) tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan
kepada siswa dengan tujuan memperoleh jawaban dari siswa baik itu dalam bentuk
lisan (tes lisan), bentuk tulisan (tes tertulis) atau dalam bentuk perbuatan (tes
tindakan). Dalam PTK yang dilakukan di kelas 5 SD Negeri 2 Pucungkerep
Wonosobo, bentuk instrumen tes yang digunakan sebagai alat penilaian berupa soal
tes berbentuk pilihan ganda.
2) Teknik nontes
Penelitian yang dilakukan di kelas 5 SD Negeri 2 Pucungkerep Wonosobo
salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti ialah teknik nontes.
Menurut Purwanto (2013: 63) teknik nontes merupakan teknik pengumpulan data
yang sifatnya mengukur penampilan diri atau aktivitas dengan memberikan respon
secara objektif dan jujur sesuai dengan hasil pengamatan yang dilakukan. Jenis teknik
nontes yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan dokumentasi.
a. Observasi
Komalasari (2011:57) mengungkapkan observasi merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan secara sistematis dan sengaja, melalui pengamatan
dan pencatatan gejala-gejala yang diselidiki. Selanjutnya Dimyati (2009:229)
menyatakan bahwa observasi merupakan teknik pengumpulan data melalui kegiatan
pengamatan yang dilakukan oleh observer terhadap kegiatan pembelajaran yang
dilangsungkan. Observasi bertujuan untuk mendapatkan skor aktivitas guru dan siswa
dalam pembelajaran IPA menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Numbered Heads Together (NHT). Observer bertugas melakukan pengamatan dan
penilaian dengan memberikan skor pada lembar observasi aktivitas guru dan aktivitas
siswa pada setiap pertemuan. Kegiatan observasi dilaksanakan bersamaan dengan
37
pelaksanaan tindakan pembelajaran. Kegiatan observasi dilakukan oleh guru kelas 5
sebagai observer yang mengamati jalannya pembelajaran berdasarkan sintaks yang
telah ditetapkan.
b. Dokumentasi
Sukardi (2005:81) menjelaskan bahwa dokumentasi merupakan cara untuk
memperoleh informasi dari bermacam-macam sumber tertulis atau dokumen yang ada
pada responden. Berdasarkan sumbernya, dokumen terdiri dari dokumen resmi dan
tidak resmi. Dokumen resmi merupakan dokumen yang dikeluarkan oleh suatu
lembaga dan dapat berupa surat keputusan dan surat bukti pelaksanaan kegiatan.
Dokumen tidak resmi dapat berupa catatan pribadi dan nota dinas yang memberikan
informasi terhadap suatu kejadian. Seorang peneliti sebaiknya menggunakan kedua
sumber dokumentasi secara intensif agar memperoleh informasi secara maksimal dan
dapat menggambarkan kondisi subyek atau obyek penelitian dengan benar (Sukardi,
2005:81). Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui daftar
nama siswa dan nilai awal hasil belajar IPA sebelum dilakukan penelitian, sehingga
dapat digunakan untuk membandingkan antara hasil belajar sebelum dengan sesudah
penelitian dilakukan.
3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur dalam
pengumpulan data. Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian untuk
mengetahui hasil belajar IPA di kelas 5 SD Negeri 2 Pucungkerep Wonosobo setelah
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)
adalah:
1) Lembar Observasi
Kegiatan observasi dilaksanakan saat proses pembelajaran berlangsung.
Dalam lembar observasi ini berisi hal-hal yang dapat mengukur aktivitas serta
keterampilan guru dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT). Pelaksanaan
38
observasi bertujuan untuk memperoleh skor aktifitas guru dan siswa dalam
pembelajaran IPA melalui model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads
Together (NHT), perolehan skor dapat dijadikan acuan oleh guru dalam mengukur
apakah tindakan pembelajaran yang dilakukan sudah sesuai dengan rencana yang
telah disusun.
Lembar observasi diisi dengan memberi tanda checklist (√) pada kolom skor
sesuai hasil yang diamati terhadap aktivitas guru dan aktivitas siswa. Jawaban dibuat
dalam bentuk skala (skala likert) penilaian dan kriteria yang digunakan pada lembar
observasi aktivitas guru dan siswa yaitu skor 4-1, skor 4 termasuk ke dalam kategori
sangat baik, skor 3 baik, skor 2 cukup, dan skor 1 kurang. Skala likert biasa
digunakan untuk memberikan penilaian terhadap sikap, pendapat dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2012:134).
Adapun kisi-kisi observasi yang disiapkan oleh peneliti sebagai fokus pengamatan
observer dalam pelaksanaan kegiatan pengamatan yang dilaksanakan dari awal
sampai akhir pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe
Numbered Head Together (NHT) dapat dilihat pada tabel 3.2 dan tabel 3.3 sebagai
berikut.
39
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Observasi Aktivitas Guru
N
o. Aspek Indikator
No.
Item
Kegiatan pendahuluan
1
Kegiatan awal
a) Guru mengucapkan salam
b) Guru mengajak siswa berdoa sesuai keyakinan dan
kepercayaan masing-masing
c) Guru mengecek absensi siswa
d) Guru memberikan motivasi kepada siswa
e) Guru melakukan apersepsi
f) Guru menuliskan judul pembelajaran
g) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
1
2
3
4
5
6
7
2 Persiapan
h) Guru menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan selama
proses pembelajaran
i) Guru menyampaikan materi kepada siswa
8
9
Kegiatan Inti
3 Membagi
kelompok
j) Guru membagi siswa dalam 5 kelompok, setiap kelompok
terdiri dari 3-5 siswa yang heterogen
k) Guru membagikan nomor pada setiap kelompok untuk
dipasang di kepala setiap siswa dan memberi nama setiap
kelompok
10
11
4 Memberi buku
panduan
l) Guru membagi buku panduan 12
5 Memulai
diskusi
m) Guru membagikan lembar kerja kelompok untuk
didiskusikan bersama kelompoknya
n) Guru meminta siswa untuk saling menjelaskan jawaban
kepada sesama anggotanya
13
14
6 Memanggil
nomor anggota
atau pemberian
jawaban
o) Guru memanggil salah satu nomor dan bagi nomor yang
dipanggil dari tiap kelompok harus mengangkat tangan.
p) Guru meminta siswa maju ke depan kelas untuk menjawab
pertanyaan.
15
16
7 Mengakhiri
dengan
kesimpulan
q) Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari
semua pertanyaan.
17
Kegiatan penutup
8 Kegiatan Akhir r) Guru melakukan refleksi dan memberikan penguatan
kepada siswa
s) Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
selanjutnya
18
19
40
Tabel 3. 3
Kisi-Kisi Observasi Aktivitas Siswa
N
o.
Aspek Indikator No.
Item
Kegiatan pendahuluan
1 Kegiatan awal a) Siswa menjawab salam dan berdoa 1
2 Persiapan
b) Siswa mengikuti pembelajaran sesuai dengan kegiatan yang
akan dilakukan
c) Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan guru
2
3
Kegiatan inti
3 Membagi
kelompok
d) Siswa bergabung dengan kelompoknya
e) Siswa memasang nomor di kepalanya
4
5
4 Memberi buku
panduan
f) Siswa mengerjakan lembar kerja kelompok 6
5 Memulai
diskusi
g) Siswa aktif dan mampu bersosialisasi dengan kelompok
h) Siswa bersama kelompoknya melakukan diskusi
i) Siswa saling menjelaskan jawaban kepada sesama
anggotanya
7
8
9
6 Memanggil
nomor anggota
atau pemberian
jawaban
j) Siswa yang dipanggil harus mengangkat tangan dan maju
ke depan untuk menjawab pertanyaan
10
7 Mengakhiri
dengan
kesimpulan
k) Siswa bersama-sama menyimpulkan jawaban akhir dari
semua pertanyaan
11
Kegiatan penutup
8 Kegiatan akhir l) Siswa mendengarkan refleksi dan penguatan dari guru
m) Siswa mendengarkan rencana pembelajaran selanjutnya
12
13
2) Tes
Hasil tes yang diperoleh siswa digunakan untuk mengetahui kemampuan
siswa dalam menerima materi sehingga peneliti dapat merencanakan tindakan untuk
memperbaiki proses pembelajaran. Pemberian tindakan dilakukan melalui dua siklus
dan evaluasi akan di dilakukan pada setiap akhir pertemuan siklus untuk mengetahui
kemampuan siswa pada setiap siklus. Tes hasil belajar berbentuk pilihan ganda pada
siklus I dan II masing-masing berjumlah 20 soal. Berikut kisi-kisi instrumen soal
evaluasi siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel 3.4 sebagai berikut.
41
Tabel 3.4
Kisi-kisi Instrumen Soal Evaluasi
Standar
Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator
Teknik
Penilaian Item soal
7. Memahami
perubahan yang
terjadi di alam
dan
hubunganya
dengan
penggunaan
sumber daya
alam.
7.1 Mendeskripsikan
proses
pembentukan
tanah karena
pelapukan.
1. Menggolongkan
batuan berdasarkan
ciri-ciri batuan.
2. Menyebutkan
manfaat batuan.
3. Menjelaskan
proses
pembentukan tanah
karena pelapukan.
Teknik tes:
Pilihan ganda
1, 2, 6, 14,
16, 18, 19,
20, 21, 23,
24, 25.
3, 4, 9, 15,
17, 26, 27,
28, 29, 30.
5, 7, 8, 10,
11, 12, 13,
22.
7.2 Mengidentifikasi
jenis-jenis tanah 1. Menjelaskan
bagian-bagian
tanah.
2. Mengidentifikasi
jenis-jenis tanah
misalnya humus,
liat, berpasir,
vulkanik, kapur,
lempung, gambut.
Teknik tes:
Pilihan ganda
1, 2, 3, 4, 9,
10, 11, 14,
15, 19, 21,
22, 24, 25,
26, 27.
5, 6, 7, 8,
12, 13, 16,
17, 18, 20,
23, 28, 29,
30.
Pada bentuk tes pilihan ganda, setiap jawaban yang benar diberi skor satu atau
bergantung pada keinginan guru namun pada umumnya diberi skor satu (Sudjana,
2011:54). Pada penelitian ini yang dilakukan di kelas 5 SD Negeri 2 Pucungkerep
Wonosobo setiap item soal pada tes evaluasi hasil belajar IPA melalui model
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) diberi skor satu dan
perhitungan nilai evaluasi hasil belajar IPA berpedoman pada perhitungan rumus
sebagai berikut:
𝑥 = S
SM x 100
Keterangan:
x = nilai tes evaluasi hasil belajar
∑ S = jumlah skor
∑ SM = jumlah skor maksimal
42
KKM mata pelajaran IPA kelas 5 SD Negeri 2 Pucungkerep Wonosobo
sebesar 70, sehingga dari perbandingan antara nilai KKM dan tes evaluasi hasil
belajar IPA dapat diketahui bahwa siswa tuntas atau belum tuntas belajar. Kriteria
ketuntasan belajar siswa dapat dilihat pada tabel 3.5 sebagai berikut.
Tabel 3.5
Kriteria Ketuntasan Belajar
Rentang Kriteria
x < 70 Tidak tuntas atau belum memenuhi KKM
x ≥ 70 Tuntas atau Memenuhi KKM
3.5 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Uji validitas dan reliabilitas dilakukan dalam penelitian tindakan kelas
meningkatkan hasil belajar IPA melalui model pembelajaran kooperatif tipe
Numbered Heads Together (NHT) pada siswa kelas 5 SD Negeri 2 Pucungkerep
Wonosobo semester II tahun ajaran 2015/2016. Penelitian tindakan kelas ini
menggunakan dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel tergantung. Variabel
yang akan diuji validitas dan reliabilitas berkaitan dengan variabel tergantung yaitu
hasil belajar IPA siswa kelas 5 ditingkatkan dengan variabel bebas dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)
yang memberikan kesempatan pada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan
mempertimbangkan jawaban yang paling tepat dengan kerjasama bersama kelompok.
3.5.1 Uji Validitas Instrumen
Validitas menurut Arikunto (2006:168) adalah suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah
instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat
mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya
validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak
menyimpang dari gambaran validitas yang dimaksud.
43
Pada uji validitas instrumen soal digunakan untuk mengetahui validitas soal
yang nantinya akan digunakan sebagai tes individual setelah proses pembelajaran
berlangsung. Pada uji validitas ini menggunakan nilai r Poduct Moment dengan
jumlah peserta didik (N) 27 maka taraf signifikan 5% adalah 0,381 (Sugiyono,
2012:333) sebagai berikut pada tabel 3.6 berikut.
Tabel 3.6
Taraf Signifikan Validitas
Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang seharusnya
diukur. Tes memiliki validitas yang tinggi apabila hasilnya sesuai dengan kriteria
yang sudah ditentukan. Uji validitas ini menggunakan uji korelasi antar skor (nilai)
tiap-tiap item atau pertanyaan dengan nilai total tes. Koefisien korelasi selalu terdapat
antara -1,00 sampai +1,00. Teknik korelasi yang dipakai adalah Corrected Item-Total
Correlation dilakukan dengan bantuan SPSS versi 16. Menurut Arikunto (2012:89)
interprestasi besarnya koefisien korelasi adalah sebagai berikut:
Antara 0,800 sampai dengan 1,00 = sangat baik
Antara 0,600 sampai dengan 0,800 = tinggi
Antara 0,400 sampai dengan 0,600 = cukup
Antara 0,200 sampai dengan 0,400 = rendah
Antara 0,000 sampai dengan 0,200 = sangat rendah
Sebelum dibagikan kepada siswa kelas 5 SD Negeri 2 Pucungkerep
Wonosobo, terlebih dahulu instrumen tes berupa butir soal siklus I dan siklus II
diberikan kepada siswa kelas 6 SD Negeri 2 Pucungkerep Wonosobo pada tanggal 19
Maret 2016. Dari jumlah 27 siswa kelas 6 didapatkan hasil berupa skor dari pekerjaan
N Taraf Signifikan 5%
26 0,388
27 0,381
28 0,374
29 0,367
44
siswa, kemudian akan dilakukan perhitungan uji validitas instrumen hasil dengan
bantuan SPSS versi 16. Hasil uji validitas soal siklus I dan siklus II dapat dilihat pada
tabel 3.7 dan 3.8 berikut.
Tabel 3.7
Hasil Uji Validitas Siklus I
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
VAR00001 16.30 34.447 .774 .851
VAR00002 16.22 36.641 .397 .862
VAR00003 16.44 38.564 .090 .870
VAR00004 16.30 35.140 .652 .855
VAR00005 15.96 37.268 .395 .862
VAR00006 16.19 42.003 -.450 .884
VAR00007 16.22 36.179 .476 .860
VAR00008 15.85 37.593 .510 .862
VAR00009 16.30 34.370 .788 .851
VAR00010 16.30 34.447 .774 .851
VAR00011 16.11 38.103 .169 .868
VAR00012 16.44 38.564 .090 .870
VAR00013 15.85 37.593 .510 .862
VAR00014 16.15 35.054 .693 .854
VAR00015 16.30 34.447 .774 .851
VAR00016 15.89 40.179 -.234 .874
VAR00017 16.30 35.293 .625 .856
VAR00018 16.19 37.387 .277 .866
VAR00019 16.30 34.217 .815 .850
VAR00020 16.00 40.077 -.172 .875
VAR00021 16.48 39.952 -.142 .876
VAR00022 15.89 37.333 .485 .861
VAR00023 16.19 35.772 .553 .858
VAR00024 16.41 38.097 .164 .868
VAR00025 16.52 36.336 .520 .859
VAR00026 16.48 39.259 -.024 .873
VAR00027 15.89 37.333 .485 .861
VAR00028 16.52 36.336 .520 .859
VAR00029 16.30 35.293 .625 .856
VAR00030 16.30 34.447 .774 .851
45
Berdasarkan tabel 3.7 hasil uji validitas soal siklus I yang valid antara lain
butir soal nomor 1, 2, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 13, 14, 15, 17, 19, 22, 23, 25, 27, 28, 29, 30
sedangkan butir soal yang tidak valid antara lain nomor 3, 6, 11, 12, 16, 18, 20, 21,
24, 26. Pada siklus I dengan 30 butir soal pilihan ganda, setelah dilakukan uji
validitas diperoleh hasil butir soal yang valid sebanyak 20 soal dan yang tidak valid
sebanyak 10 soal.
Tabel 3.8
Hasil Uji Validitas Siklus II
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
VAR00001 15.70 46.986 .502 .895
VAR00002 15.85 45.516 .678 .892
VAR00003 15.85 44.977 .761 .890
VAR00004 15.93 45.610 .659 .892
VAR00005 15.70 46.986 .502 .895
VAR00006 15.63 49.011 .205 .900
VAR00007 15.59 50.251 .000 .903
VAR00008 15.85 44.977 .761 .890
VAR00009 15.89 45.103 .737 .890
VAR00010 15.93 45.610 .659 .892
VAR00011 15.70 46.986 .502 .895
VAR00012 15.52 52.567 -.488 .908
VAR00013 15.93 46.533 .520 .895
VAR00014 16.26 49.738 .105 .901
VAR00015 16.07 53.071 -.414 .912
VAR00016 15.89 48.410 .245 .900
VAR00017 15.96 45.575 .669 .892
VAR00018 15.93 45.610 .659 .892
VAR00019 15.96 46.499 .528 .895
VAR00020 15.85 45.516 .678 .892
VAR00021 15.41 50.405 .000 .900
VAR00022 15.89 46.026 .596 .893
VAR00023 15.93 45.610 .659 .892
VAR00024 15.93 46.840 .474 .896
VAR00025 16.22 49.256 .178 .901
VAR00026 15.89 46.026 .596 .893
VAR00027 16.22 49.256 .178 .901
VAR00028 15.85 44.977 .761 .890
VAR00029 15.85 44.977 .761 .890
VAR00030 15.63 49.011 .205 .900
46
Berdasarkan tabel 3.8 hasil uji validitas soal siklus II yang valid antara lain
butir soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 8, 9, 10, 11, 13, 17, 18, 19, 20, 22, 23, 24, 26, 28, 29.
Dan butir soal yang tidak valid antara lain nomor 6, 7, 12, 14, 15, 16, 21, 25, 27, 30.
Pada siklus II dengan jumlah sama seperti pada siklus I yaitu 30 butir soal pilihan
ganda, setelah dilakukan uji validitas diperoleh hasil butir soal yang valid sebanyak
20 soal dan yang tidak valid sebanyak 10 soal.
3.5.2 Uji Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas penilaian adalah ketepatan atau keajegan alat tersebut dalam
menilai apa yang akan dinilainya. Instrumen yang reliabel berarti instrumen yang bila
digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data
yang sama (Sugiyono, 2011:348). Hasil uji reliabilitas instrumen diolah
menggunakan SPSS versi 16, pengukuran uji reliabilitas dalam penelitian ini
menggunakan Croncbrach Alpha. Menurut Wardani (2012:346) mengatakan bahwa
semakin tinggi reliabilitas suatu tes (hasilnya mendekati satu) maka semakin tinggi
pula keajegan atau ketepatan instrumen yang digunakan tersebut. Untuk mengetahui
keajegan instrumen dapat diketahui dengan menentukan koefisien alpha (α).
Pengukuran koefisien reliabilitas instrumen dalam penelitian ini dapat dilihat sebagai
berikut:
α ≤ 0,7 : tidak dapat diterima
0,7 < α < 0,8 : dapat diterima
0,8 < α ≤ 0,9 : reliabilitas tinggi
α ˃ 0,9 : reliabilitas memuaskan
Hasil uji reliabilitas instrumen soal yang akan digunakan sebagai instrumen
soal evaluasi pada akhir siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel 3.9 dan 3.10
sebagai berikut.
47
Tabel 3.9
Hasil Reliabilitas Instrumen Siklus I
Berdasarkan pada tabel 3.9 uji reliabilitas instrumen siklus I dapat dilihat pada
kolom Cronbach's Alpha yang menunjukan 0,936, karena nilai pada kolom tersebut
bernilai 0,936 maka dapat disimpulkan bahwa alat ukur atau instrumen penelitian
termasuk dalam kriteria reliabilitas memuaskan.
Tabel 3.10
Hasil Reliabilitas Instrumen Siklus II
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.940 20
Berdasarkan pada tabel 3.10 uji reliabilitas instrumen siklus II dapat dilihat
pada kolom Cronbach's Alpha yang menunjukan 0,940, karena nilai pada kolom
tersebut bernilai 0,940 maka dapat disimpulkan bahwa alat ukur atau instrumen
penelitian termasuk dalam kriteria reliabilitas memuaskan.
3.6 Indikator Kinerja
Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together
(NHT) dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas 5 SD Negeri 2
Pucungkerep Wonosobo dengan indikator sebagai berikut:
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.936 20
48
1) Meningkatnya rata-rata dan persentase hasil belajar siswa dari sebelum tindakan
ke sesudah tindakan.
2) Secara signifikan mengalami ketuntasan belajar individual dengan nilai hasil
belajar IPA ≥ 70.
3.7 Indikator Proses
Indikator proses yang berkaitan dengan hasil belajar siswa yang dapat
meningkat karena penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads
Together (NHT) dengan tahapan kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, kegiatan
penutup pada pelaksanaan pembelajaran IPA.
3.8 Indikator Hasil
Indikator hasil yang berkaitan dengan hasil belajar siswa yang masih dibawah
KKM menjadi meningkat sesuai dengan KKM yang ditetapkan yaitu sebesar 70 dan
keberhasilan hasil yang diharapkan secara klasikal nantinya sebesar ≥ 85% dari 22
siswa dalam pembelajaran IPA melalui model pembelajaran kooperatif tipe
Numbered Heads Together (NHT).
3.9 Teknik Analisis Data
Berdasarkan data yang diperoleh akan dianalisis menggunakan deskriptif
komparatif untuk data kuantitatif yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai
tes siklus I, dan nilai tes siklus II. Sedangkan untuk data kualitatif dianalisis
menggunakan analisis deskriptif kualitatif berdasarkan hasil observasi dan refleksi
dari setiap siklus. Dalam analisis data terhadap hasil penelitian akan dijelaskan
sebagai berikut:
49
1) Analisis data hasil penelitian yang tergolong data kuantitatif berupa hasil
belajar dengan cara persentase yaitu dengan menghitung ketuntasan belajar IPA
peserta didik secara klasikal dan rata-rata nilai peserta didik. Analisis tersebut
dilakukan dengan menghitung ketuntasan individual, ketuntasan klasikal, dan nilai
rata-rata peserta didik dengan rumus sebagai berikut:
𝑥 = S
SM x 100
Keterangan:
X = nilai tes evaluasi hasil belajar IPA
∑ S = jumlah skor
∑ SM = jumlah skor maksimum
Dengan KKM yang ditetapkan oleh SD Negeri 2 Pucungkerep Wonosobo
sebesar 70, sehingga berdasarkan perbandingan nilai KKM dan tes evaluasi hasil
belajar IPA dapat diketahui bahwa siswa telah tuntas atau belum tuntas dalam
pembelajaran IPA. Sementara untuk mengukur nilai rata-rata siswa menggunakan
rumus sebagai berikut:
𝑋 = 𝑥
𝑁
Keterangan:
X = nilai rata-rata
∑x
N = jumlah siswa
Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal
menggunakan rumus sebagai berikut:
𝐾𝐵 =𝑁𝑆
𝑁 x 100%
= jumlah nilai yang diperoleh
50
Keterangan:
KB = ketuntasan belajar
NS = jumlah siswa yang tuntas di atas KKM
N = jumlah siswa
2) Analisis kualitatif adalah analisis yang diwujudkan dalam bentuk hasil sikap,
misalnya kurang, cukup baik, baik, atau baik sekali. Analisis kualitatif dilakukan
untuk menganalisis data nontes. Data kualitatif diperoleh dari observasi aktivitas
siswa serta guru selama proses pembelajaran berlangsung dengan cara deskriptif.
Data hasil observasi aktivitas guru dan siswa menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dinilai dengan rumus dibawah ini
(Depdiknas, 2003):
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 =𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 x 100%
Dengan kriteria nilai sebagai berikut:
> 86% : baik sekali
70- 85% : baik
55- 69% : cukup baik
< 54% : kurang