bab iii isu-isu strategis berdasarkan tugas dan...

12
17 R E N C A N A S T R A T E G I S T A H U N 2 0 1 6 – 2 0 2 1 Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Kalimantan Tengah BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Secara Nasional berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemerintah untuk meningkatkan kegiatan investasi dalam rangka pemulihan ekonomi melalui berbagai penyempurnaan kebijakan di bidang penanaman modal antara lain penyederhanaan prosedur, pemberian insentif, memperbanyak titik pelayanan, pengurangan daftar negatif investasi, pelaksanaan promosi dan kerjasama di bidang investasi, namun masih terdapat masalah eksternal maupun internal dalam upaya peningkatan investasi di daerah khususnya di Provinsi Kalimantan Tengah. 3.1.1. Masalah Eksternal 1) Meningkatkan persaingan untuk menarik investasi antar daerah, terutama dalam bentuk persaingan dalam pemberian kemudahan dan insentif; 2) Penyampaian LKPM baik PMA/PMDN tidak tepat waktu; 3) Data potensi daerah belum akurat dan valid dari Kabupaten/Kota se Kalimantan Tengah. 3.1.2. Masalah Internal 1) Terbatasnya infrastruktur/sarana/prasarana yang menunjang penanaman modal di daerah; 2) Masih kurangnya tenaga SDM yang profesional sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki untuk mendukung kelancaran dalam memberikan pelayanan di PTSP dan pengelolaan SIPID; 3) Inventarisasi potensi unggulan daerah belum maksimal; 4) Belum adanya konektivitas jaringan website secara online internal dan antar Dinas/Badan Instansi Perizinan dan Non Perizinan serta dengan Kabupaten/Kota se Kalimantan Tengah.

Upload: vanngoc

Post on 28-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

17

R E N C A N A S T R A T E G I S T A H U N 2 0 1 6 – 2 0 2 1 Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Kalimantan Tengah

BAB III

ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas

Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Secara Nasional berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemerintah untuk

meningkatkan kegiatan investasi dalam rangka pemulihan ekonomi melalui berbagai

penyempurnaan kebijakan di bidang penanaman modal antara lain penyederhanaan

prosedur, pemberian insentif, memperbanyak titik pelayanan, pengurangan daftar

negatif investasi, pelaksanaan promosi dan kerjasama di bidang investasi, namun

masih terdapat masalah eksternal maupun internal dalam upaya peningkatan

investasi di daerah khususnya di Provinsi Kalimantan Tengah.

3.1.1. Masalah Eksternal

1) Meningkatkan persaingan untuk menarik investasi antar daerah, terutama

dalam bentuk persaingan dalam pemberian kemudahan dan insentif;

2) Penyampaian LKPM baik PMA/PMDN tidak tepat waktu;

3) Data potensi daerah belum akurat dan valid dari Kabupaten/Kota se

Kalimantan Tengah.

3.1.2. Masalah Internal

1) Terbatasnya infrastruktur/sarana/prasarana yang menunjang penanaman

modal di daerah;

2) Masih kurangnya tenaga SDM yang profesional sesuai dengan bidang

keahlian yang dimiliki untuk mendukung kelancaran dalam memberikan

pelayanan di PTSP dan pengelolaan SIPID;

3) Inventarisasi potensi unggulan daerah belum maksimal;

4) Belum adanya konektivitas jaringan website secara online internal dan

antar Dinas/Badan Instansi Perizinan dan Non Perizinan serta dengan

Kabupaten/Kota se Kalimantan Tengah.

18

R E N C A N A S T R A T E G I S T A H U N 2 0 1 6 – 2 0 2 1 Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Kalimantan Tengah

5) Belum tersedianya rumusan strategi promosi penanaman modal

Kalimantan Tengah yang berdasarkan hasil dari analisis situasi penanaman

modal (Market Survey / Market Intelligent) di tingkat Nasional, Regional

maupun Internasional;

6) Belum optimalnya pemanfaatan media cetak / elektronik / web sebagai

sarana promosi / publikasi informasi penanaman modal.

Dari uraian tersebut di atas, permasalahan di bidang penanaman modal yang

terkait dengan tugas dan fungsi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu

Satu Pintu antara lain:

1) Terlambatnya penyampaian LKPM dari PMA/PMDN mengakibatkan penentuan

jumlah realisasi investasi dan investor tidak tetap waktu sesuai dengan peraturan

yang berlaku;

2) Belum adanya kesepahaman mengenai penetapan potensi unggulan daerah

tentunya akan menghambat investor untuk menanamkan modalnya di daerah

tersebut;

3) Diperlukan SDM yang profesional dan ditunjang dengan perangkat yang memadai

supaya memudahkan investor untuk memperoleh proses perizinan yang cepat,

tepat dan akuntabel melalui PTSP secara online;

4) Adanya promosi dalam negeri dan luar negeri belum secara terpadu, dimana

masing-masing daerah masih mempromosikan secara egosektoral;

5) Diperlukan penyusunan perencanaan penanaman modal secara sinergisitas

antara Provinsi dan Kabupaten/Kota supaya kegiatan yang akan dilaksanakan

berjalan dengan baik dan harmonis.

3.2. Telahaan Visi, Misi, dan Program Pembangunan Provinsi Kalimantan Tengah

Visi Pembangunan Provinsi Kalimantan Tengah adalah “Kalimantan Tengah

Maju, Mandiri dan Adil untuk Kesejahteraan Segenap Masyarakat Menuju Kalimantan

Tengah “BERKAH” (Bermartabat, Elok, Religius, Kuat, Amanah dan Harmonis)”.

Sedangkan Visi di bidang penanaman modal yaitu “Terwujudnya Kalimantan Tengah

sebagai Daerah Penanaman Modal yang menarik, bermartabat dan berkelanjutan

dengan disertai komitmen yang kuat menuju masyarakat yang maju, mandiri dan

adil”.

19

R E N C A N A S T R A T E G I S T A H U N 2 0 1 6 – 2 0 2 1 Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Kalimantan Tengah

Misi Pembangunan Provinsi Kalimantan Tengah yaitu :

1. Pemantapan Tata Ruang Wilayah Provinsi;

2. Percepatan Pembangunan Infrastruktur;

3. Pengelolaan Sumber Daya Air, Pesisir dan Pantai;

4. Pengendalian Inflasi, Pertumbuhan Ekonomi, Pengentasan Kemiskinan;

5. Peningkatan aktivitas perekonomian masyarakat menuju KALTENG BERKAH, perlu

langkah – langkah strategi sebagai berikut :

6. Pemantapan Tata Kelola Pemerintah Daerah yang Profesional, Adil dan Anti

Korupsi;

7. Pendidikan, Kesehatan dan Sosial Budaya;

8. Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam;

9. Pengelolaan Pendapatan Daerah.

Adapun Misi di Bidang Penanaman Modal antara lain :

1. Kegiatan penanaman modal yang lebih adil, merata dan berwawasan lingkungan;

2. Iklim investasi yang lebih kondusif dan stabil, adanya rasa keamanan bagi para

pelaku ekonomi dalam kegiatan penanaman modal yang berlangsung;

3. Otonomi daerah di bidang penanaman modal sesuai potensi dan kemampuan

daerah, dengan diversifikasi kegiatan ekonomi untuk memaksimalkan keuntungan

dalam setiap sektor ekonomi;

4. Promosi penanaman modal dilakukan dengan lebih terarah sesuai dengan

rumusan strategi promosi penanaman modal melalui mengikuti kegiatan pameran

/ temu usaha di dalam negeri dan luar negeri dan pemanfaatan media cetak,

elektronik, dan web;

Keterkaitan DPMPTSP Provinsi Kalimantan Tengah dengan visi dan misi

Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah berdasarkan pada misi yang ke empat,

Pengendalian Inflasi, Pertumbuhan Ekonomi, Pengentasan Kemiskinan.

Mengembangkan ekonomi kerakyatan melalui pengembangan kualitas sumber daya

manusia yang cerdas, terampil, kreatif dan inovatif, produktif dan mempunyai etos

kerja yang tinggi, maka pembangunan kedepan diarahkan menciptakan sumber daya

manusia yang kreatif dan inovatif dengan peningkatan produksi untuk penguatan

sistem ketahanan pangan dan peningkatan pendapatn masyarakat petani/nelayan,

penciptaan lapangan kerja baru melalui pengembangan industri dan perdagangan.

Program Prioritas Pembangunan Daerah adalah :

20

R E N C A N A S T R A T E G I S T A H U N 2 0 1 6 – 2 0 2 1 Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Kalimantan Tengah

1. Peningkatan kualitas perencanaan tata ruang wilayah;

2. Pemerataan aksebilitas wilayah;

3. Pemberdayaan potensi kelautan dan perikanan masyarakat pesisir;

4. Stabilitas ekonomi daerah;

5. Peningkatan pendapatan masyarakat;

6. Peningkatan kualitas pengawasan dan administrasi pengelolaan keuangan daerah;

7. Reformasi birokrasi;

8. Optimalisasi kinerja aparatur;

9. Peningkatan pelayanan pendidikan dan kesehatan yang berkualitas;

10. Pengelolaan industri pariwisata;

11. Pengelolaan SDA secara bijaksana yang berkelanjutan;

12. Peningkatan intensifikasi dan ekstensifikasi PAD.

Adapun program prioritas pembangunan daerah sesuai dengan DPMPTSP

Provinsi Kalimantan Tengah yaitu pada butir ke empat, Stabilitas Ekonomi Daerah

dengan arah kebijakan pengembangan investasi baik usaha industri kecil maupun

besar.

3.3. Telaahan Renstra DPMPTSP Provinsi Kalimantan Tengah dengan Renstra Perangkat

Daerah Kabupaten/Kota di bidang penanaman modal dan BKPM RI

Visi BKPM

Sesuai dengan arahan Presiden Terpilih Republik Indonesia Periode 2014-2019, Visi

BKPM tahun 2015-2019 adalah Visi Pemerintahan Kabinet Kerja yaitu:

“Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian

Berlandaskan Gotong Royong”

BKPM menjabarkan dan melaksanakan Visi dan Misi Presiden sesuai dengan

Tugas dan Fungsi BKPM yang diamanatkan dalam UU Nomor 25 Tahun 2007 Tentang

Penanaman Modal. Penjabaran Visi sesuai dengan peran yang dapat dilakukan BKPM

adalah sebagai berikut:

Pertama, berdaulat adalah hakikat dari kemerdekaan sebagaimana tertuang

dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu hak setiap bangsa untuk

menentukan nasibnya sendiri dan mampu mewujudkan kehidupan yang sejajar dan

21

R E N C A N A S T R A T E G I S T A H U N 2 0 1 6 – 2 0 2 1 Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Kalimantan Tengah

sederajat dengan bangsa lain. UUD 1945 mengamanatkan prinsip demokrasi dalam

pembangunan ekonomi untuk mewujudkan kedaulatan ekonomi. Untuk mewujudkan

kedaulatan ekonomi, BKPM bersama Kementerian/Lembaga terkait akan lebih

berperan aktif dalam forum kerjasama ekonomi internasional untuk melindungi

kepentingan Indonesia.

Kedua, kemandirian di bidang ekonomi adalah kemampuan negara untuk antara

lain memenuhi sendiri kebutuhan pembangunannya, pembiayaan pembangunan, dan

kebutuhan dasar. Kemandirian ekonomi nasional yang mempunyai daya saing

ditandai dengan peningkatan produksi dalam negeri, kedaulatan energi, kedaulatan

pangan, berkembangnya ekonomi dan industri kreatif serta manufaktur yang

didukung oleh peningkatan kapasitas SDM nasional, dan terlindunginya ekonomi

rakyat. UU Nomor 25 Tahun 2007 mengamanatkan bahwa asas kemandirian dalam

penyelenggaraan penanaman modal yaitu mengedepankan potensi bangsa dan

negara dengan tidak menutup diri pada masuknya modal asing demi terwujudnya

pertumbuhan ekonomi. Kemampuan berdaya saing menjadi kunci untuk mencapai

kemandirian dan pembangunandengan semangat gotong royong.

Ketiga, bangsa yang berkepribadian adalah bangsa yang memiliki karakter dan

memegang teguh nilai-nilai budaya yang tinggi. Pembangunan pada hakikatnya

adalah pembangunan manusia antara lain karakter dan kualitas. Untuk itu, kegiatan

penanaman modal tidak boleh merusak nilai-nilai kepribadian bangsa.Beberapa

bidang usaha yang berlandaskan nilai-nilai kepribadian yang baik seperti berwawasan

lingkungan dan berkelanjutan akan terus didorongdengan berlandaskan semangat

gotong royong. Selain itu, semangat gotong royong dapat juga diwujudkan dalam

bentuk upaya pemerataan sebaran kegiatan penanaman modal berdasarkan wilayah.

Misi BKPM

Misi BKPM mengacu pada 3 (tiga) dari 7 (tujuh) Misi Kabinet Kerja periode 2015-

2019 yang selanjutnya dijabarkan sesuai tugas dan fungsi BKPM adalah sebagai

berikut:

22

R E N C A N A S T R A T E G I S T A H U N 2 0 1 6 – 2 0 2 1 Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Kalimantan Tengah

1. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan

Sejahtera

Kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahteera dari sisi

ekonomi tercermin antara laindari pendapatan perkapita yang tinggi,

rendahnya tingkat pengangguran, kualitas pekerjaan atau produktivitas

tenaga kerja, pengurangan tingkat kemiskinan serta distribusi pendapatan

yang lebih merata.

Penanaman modal merupakan bagian penting untuk mewujudkan misi

tersebut. Melalui penanaman modal akan tercipta pertumbuhan ekonomi,

lapangan kerjadan pendapatan yang selanjutnya dapat meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Kemampuan perekonomian untuk menciptakan

lapangan kerja, kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan

sangat dipengaruhi oleh kualitas kegiatan penanaman modal.

2. Mewujudkan Bangsa yang Berdaya Saing

Bangsa yang berdaya saing adalah bangsa yang memiliki kapasitas untuk

menghadapi tantangan persaingan internasional. Persaingan antar bangsa

tidak dapat dihindari mengingat semakin terbukanya perdagangan

internasional. Dari salah satu sisi, persaingan sangat diperlukan untuk

meningkatkan kualitas barang dan jasa yang dihasilkan. Sementara itu, di sisi

yang lain, tanpa persiapan untuk meningkatkan kapasitas yang baik

persaingan dapat menghancurkan perekonomian.

Kegiatan penanaman modal pada sektor-sektor yang produktif dan

memperkuat struktur ekonomi akan dapat meningkatkan daya saing

bangsa.Peningkatan daya saing bangsa tidak hanya pada kapasitas untuk

bersaing dalam memproduksi serta memperdagangkan barang dan jasa

namun juga dalam menarik arus penanaman modal. Daya saing bangsa dalam

menarik penanaman modal ditentukan oleh banyak faktor antara lain iklim

usaha, kondisi ekonomi, stabilitas politik dan keamanan, potensi market,

ketersediaan sumber daya alam, kualitas dan ketersediaan sumber daya

manusia, ketersediaan infrastruktur dan energi, sistem perpajakan dan

insentif.

3. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat

dan berbasiskan kepentingan nasional

23

R E N C A N A S T R A T E G I S T A H U N 2 0 1 6 – 2 0 2 1 Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Kalimantan Tengah

Dalam rangka mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia, tantangan

yang dihadapi antara lain mengembangkan industri kelautan, industri

perikanan, perniagaan laut, membangun konektivitas maritim melalui tol laut

serta meningkatkan pendayagunaan potensi laut dan dasar laut. Untuk itu

peran penanaman modal sangat diperlukan dalam upaya memanfaatkan

sumber daya kelautan untuk pembangunan ekonomi dan kesejahteraan

masyarakat. Peran ekonomi maritim dalam struktur perekonomian Indonesia

belum berkembang dengan baik bila dibandingkan dengan potensi kelautan

Indonesia dan salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melalui kebijakan

fiskal dan moneter yang progresif berbasiskan kepentingan nasional sehingga

penanaman modal dapat berkembang dan mendorong pertumbuhan

ekonomi di bidang kemaritiman.

Tujuan BKPM

Berdasarkan tugas dan fungsi BKPM dalam UU Nomor 25 Tahun 2007 tentang

Penanaman Modal serta Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2012 tentang Rencana

Umum Penanaman Modal, BKPM menetapkan tujuan yang akan dicapaipada tahun

2015-2019, yaitu:

1. Mewujudkan iklim penanaman modal yang berdaya saing

Tujuan ini diarahkan pada upaya untuk memberikan kemudahan, kepastian dan

transparansi proses pelayanan perizinan dan nonperizinan, mengembangkan

SPIPISE untuk mendukung penyelenggaraan PTSP di Pusat dan Daerah,

meningkatkan kepastian hukum dan penyederhanaan prosedur perizinan dan non

perizinan, memberikan insentif fiskal dan non fiskal yang lebih menarik dan

transparan, serta memfasilitasi penyelesaian permasalahan dan hambatan dalam

pelaksanaan penanaman modal (debottlenecking).

2. Mewujudkan penanaman modal yang berkualitas dan berkelanjutan

Tujuan ini disusun dalam rangka mendorong penanaman modal pada sektor-

sektor rioritas, meningkatkan penanaman modal di Luar Pulau Jawa khususnya

Provinsi Papua dan Papua Barat, meningkatkan peran UKM dalam perekonomian

melalui kemitraan dengan usaha besar PMA dan PMDN, meningkatkan efektivitas

strategi dan upaya promosi penanaman modal, memfasilitasi percepatan

penanaman modal dengan skema Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS),

meningkatkan pemanfaatan kerjasama ekonomi internasional untuk kepentingan

24

R E N C A N A S T R A T E G I S T A H U N 2 0 1 6 – 2 0 2 1 Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Kalimantan Tengah

nasional, serta meningkatkan peran perencanaan sebagai nervekegiatan di unit-

unit BKPM agar lebih efektif dan terintegrasi.

Arah Kebijakan Nasional

Arah kebijakan dan strategi nasional di bidang penanaman modal dituangkan

dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 pada

agenda pembangunan nasional nomor 6 (enam), “Meningkatkan Produktivitas

Rakyat dan Daya Saing di Pasar Internasional”, dengan sub agenda prioritas

“Penguatan Investasi”.

Penguatan investasi ditempuh melalui dua pilar kebijakan yaitu pertama

adalah peningkatan iklim investasi dan iklim usaha untuk meningkatkan efisiensi

proses perizinan bisnis; dan kedua adalah peningkatan investasi yang inklusif

terutama dari investor domestik. Kedua pilar kebijakan ini akan dilakukan secara

terintegrasi baik di tingkat pusat maupun di daerah.

Arah Kebijakan dan Strategi BKPM

Peran BKPM dalam melaksanakan agenda prioritas “Penguatan Investasi”

disesuaikan dengan tugas dan fungsi yang diamanatkan dalam UU Nomor 25 Tahun

2007. UU Nomor 25 Tahun 2007 menugaskan BKPM melaksanakan koordinasi

pelaksanaan kebijakan penanaman modal dan menyelenggarakan pelayanan

penanaman modal.

BKPM menerjemahkan dua pilar kebijakan dan strategi nasional menjadi arah

kebijakan dan strategi BKPM, yaitu: pertama adalah menciptakan iklim penanaman

modal yang berdaya saing, dan kedua adalah meningkatkan penanaman modal yang

berkualitas dan berkelanjutan.

Program dan Kegiatan BKPM

Berdasarkan arah kebijakan dan strategi BKPM, Program dan Kegiatan BKPM

Tahun 2015-2019 ditetapkan sebagai berikut:

1. Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya BKPM

(generik)

2. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur BKPM (Generik)

25

R E N C A N A S T R A T E G I S T A H U N 2 0 1 6 – 2 0 2 1 Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Kalimantan Tengah

3. Program peningkatan daya saing penanaman modal (teknis).

Program tersebut dilaksanakan melalui kegiatan :

Bidang Perencanaan Penanaman Modal a. Perencanaan pengembangan penanaman modal sektor industri agribisnis dan

sumber daya alam lainnya.

b. Perencanaan pengembangan penanaman modal sektor industri manufaktur.

c. Perencanaan pengembangan penanaman modal di bidang jasa dan kawasan.

d. Perencanaan pengembangan penanaman modal di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

e. Perencanaan pengembangan penanaman modal di bidang infrastruktur.

f. Fasilitasi percepatan investasi Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS). Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal a. Deregulasi kebijakan penanaman modal.

b. Pengembangan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Pusat (BKPM).

c. Pengembangan potensi penanaman modal daerah.

d. Pemberdayaan usaha nasional. Bidang Promosi Penanaman Modal a. Peningkatan kualitas strategi promosi di bidang penanaman modal.

b. Promosi penanaman modal sektoral terpadu dan terintegrasi di dalam dan luar negeri.

c. Fasilitasi daerah dalam rangka kegiatan promosi penanaman modal.

d. Penyelenggaraan pameran dan penyediaan sarana promosi penanaman modal untuk kegiatan di dalam dan di luar negeri.

Bidang Kerjasama Penanaman Modal a. Kerjasama bilateral dan multilateral di bidang penanaman modal.

b. Kerjasama regional di bidang penanaman modal.

c. Kerjasama dengan dunia usaha asing di dalam dan di luar negeri di bidang penanaman modal.

Bidang Pelayanan Penanaman Modal a. Peningkatan kualitas pelayanan persetujuan penanaman modal.

b. Peningkatan kualitas pelayanan perizinan penanaman modal.

c. Peningkatan kualitas pelayanan fasilitas penanaman modal. Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal a. Pengendalian pelaksanaan penanaman modal di wilayah I (Sumatera).

b. Pengendalian pelaksanaan penanaman modal di wilayah II (DKI Jakarta, D.I. Yogyakarta, dan Kalimantan).

c. Pengendalian pelaksanaan penanaman modal di wilayah III (Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, dan Sulawesi).

26

R E N C A N A S T R A T E G I S T A H U N 2 0 1 6 – 2 0 2 1 Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Kalimantan Tengah

d. Pengendalian pelaksanaan penanaman modal di wilayah IV (Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua).

e. Penyelenggaraan kualifikasi Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) penanaman modal di daerah.

Strategi mencapai tujuan dan sasaran adalah merupakan strategi yang berisi

rencana menyeluruh dan terpadu mengenai upaya-upaya yang meliputi penetapan

kebijakan, program operasional dan kegiatan atau aktivitas dengan memperhatikan

sumber daya organisasi atau keadaan lingkungan yang dihadapi.

Strategi yang diakomodir menggunakan Metode Analisis SWOT dengan menerapkan

pendekatan comparative strategi untuk mengantisipasi kekuatan (strength) yang

dihadapkan pada kelemahan (weeknesess) dengan menerapkan pendekatan

mobilization strategi untuk mengantisipasi peluang (opportunity) dihadapkan

tantangan/ancaman (threats) dari kondisi lingkungan strategis yang merupakan

kondisi internal.

Faktor Internal

a. Kekuatan (Stengths)

1) Tersedianya Peraturan Gubernur Kalimantan Tengah Nomor 1 Tahun 2017

tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu;

2) Kualitas aparatur PTSP yang profesional;

3) Tersedianya pelayanan di bidang penanaman modal melalui PTSP yang

terintegrasi dengan SPIPISE dan jaringan website PTSP;

4) Tersedianya sistim informasi penanaman modal tentang potensi daerah;

b. Kelemahan (weaknesses)

1) Kualitas aparatur yang melayani PTSP belum profesional dalam menangani

proses perizinan dan non perizinan;

2) Belum adanya sinergisitas jaringan website secara online dalam memberikan

pelayanan yang cepat, tepat, transparan dan akuntabel;

3) Belum adanya sinergisitas dalam menentukan potensi unggulan daerah yang

akan ditawarkan kepada investor.

4) Belum tersedianya rumusan strategi promosi penanaman modal Kalimantan

Tengah sebagai penentuan arah promosi penanaman modal;

27

R E N C A N A S T R A T E G I S T A H U N 2 0 1 6 – 2 0 2 1 Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Kalimantan Tengah

5) Belum optimalnya pemanfaatan media cetak / elektronik / web sebagai sarana

promosi / publikasi informasi penanaman modal;

6) Belum terinventarisasinya Rencana Umum Penanaman Modal di

Kabupaten/Kota;

7) Belum maksimalnya ketersediaan data potensi dan peta unggulan penanaman

modal.

Faktor Eksternal

a. Peluang (Opportunities)

1) Peningkatan pelayanan yang cepat, tepat, transparan dan akuntabel di bidang

penanaman modal;

2) Peningkatan kerjasama antara sesama stakeholder, pemerintah dengan swasta,

memfasilitasi swasta dengan swasta baik di dalam negeri maupun diluar negeri;

3) Tersedianya peraturan dan ketentuan dalam pelaksanaan PTSP;

4) Tersedianya potensi daerah yang dapat ditawarkan kepada investor.

5) Peningkatan aparatur secara teknis melalui diklat/pelatihan;

b. Ancaman (Threaths)

1) Pemahaman dan dukungan dari Instansi terkait di bidang penanaman

modalmasih kurang;

2) Minimnya sarana dan prasarana infrastruktur (jalan, listrik);

3) Perubahan revisi RTRW Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015.

4) Masing-masing daerah belum ada kesepahaman dalam menetapkan potensi

unggulan daerah.

Berdasakan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman

Modal dimana tugas dan fungsi Badan Koordinasi Penanaman Modal yang terkait

dengan daerah diantaranya :

a. Menetapkan norma, standar, dan prosedur pelaksanaan kegiatan dan pelayanan

penanaman modal;

b. Mengembangkan peluang dan potensi penanaman modal di daerah dengan

memberdayakan badan usaha;

c. Membuat peta penanaman modal Indonesia;

d. Mempromosikan penanaman modal;

28

R E N C A N A S T R A T E G I S T A H U N 2 0 1 6 – 2 0 2 1 Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Kalimantan Tengah

e. Mengembangkan sektor usaha penanaman modal melalui pembinaan penanaman

modal;

f. Membantu berbagai hambatan dan konsultasi permasalahan yang dihadapi

penanam modal dalam menjalankan kegiatan penanaman modal;

g. Mengoordinasi dan melaksanakan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

3.4. Penentuan Isu-isu Strategis

Dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsi Dinas Penanaman Modal

dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Kalimantan Tengah maka diperlukan isu

strategis untuk mencapai suatu keberhasilan dalam pengembangan dan peningkatan

investasi di Provinsi Kalimantan Tengah yaitu:

1. Optimalisasi pelayanan perizinan terpadu satu pintu yang cepat, tepat,

transparan dan akuntabel dengan pemanfaatan teknologi informasi;

2. Meningkatkan pengawasan dan pengendalian terhadap investor di bidang

penanaman modal;

3. Mendorong perusahaan/investor untuk menyampaikan Laporan Kegiatan

Penanaman Modal (LKPM) secara berkala dengan tepat waktu sesuai dengan

ketentuan yang berlaku;

4. Mensinergikan data peta potensi daerah Kabupaten/Kota se Kalimantan Tengah

dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Provinsi Kalimantan Tengah

secara akurat dan valid dengan mengoptimalkan data potensi unggulan daerah

penanaman modal;

5. Melakukan Promosi penanaman modal melalui media cetak, elektronik dan web

serta mengikuti kegiatan pameran / temu usaha di dalam negeri dan luar negeri

secara terpadu dengan pusat, provinsi dan kabupaten / kota;

6. Mendorong perusahaan PMA/PMDN untuk melaksanakan kewajiban yang telah

ditetapkan dalam peraturan perundangan khususnya kewajiban terhadap

masyarakat disekitar perusahaan;

7. Peningkatan sarana dan prasarana perkantoran yang memadai ;

8. Peningkatan kualitas dan keahlian Sumber Daya Manusia (SDM) yang profesional

dalam pelayanan.