bkpm ehr terkini 2015

73
BKPM (BUKU KERJA PRAKTEK MAHASISWA) ELECTRONIC HEALTH RECORD (Semester IV ) OLEH : Tim Dosen Electronic Health Record PROGRAM STUDI D-IV REKAM MEDIK JURUSAN KESEHATAN 1

Upload: zhindyfariris

Post on 11-Dec-2015

75 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pedoman

TRANSCRIPT

BKPM(BUKU KERJA PRAKTEK MAHASISWA)

ELECTRONIC HEALTH RECORD (Semester IV )

OLEH :Tim Dosen Electronic Health Record

PROGRAM STUDI D-IV REKAM MEDIKJURUSAN KESEHATAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBERTAHUN 2014

1

PRAKATA

Puji syukur pada Allah swt, atas tersusunnya Buku Kerja Praktek (BKPM) Mata

Kuliah Electronic Health Record. Semoga BKPM ini dapat membantu mahasiswa

rekam medis terhadap penguasaan teori sehingga dapat mahasiswa mampu

mengidentifikasi menu pada EHR, mampu merencanakan EHR, dan mampu

menghitung cost benefit penerapan EHR. Pada pelayanan kesehatan EHR sangat

bermanfaat untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelayanan serta dapat

melakukan pemantauan secara terus menerus terhadap suatu masalah kesehatan serta

dapat mendukung pengambilan keputusan dalam bidang kesehatan.

Sebelum menggunakan BKPM ini, mahasiswa diharapkan memperhatikan

instruksi dosen/ teknisi dan membeca petunjuk dengan seksama. Semoga tujuan

praktikum dapat tercapai dan bermanfaat bagi kita semua.

Tim Dosen Electronic Health Record

2

DAFTAR ISI

BKPM................................................................................................................................1

Elektronic Health Record pada Pelayanan Kesehatan Primer dan Sekunder....................6

Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA)................................................................10

Pendokumentasian Data Biomedis..................................................................................17

HL7..................................................................................................................................22

Rekam Medik Elektronik................................................................................................29

Sistem Pendukung Keputusan Klinis..............................................................................35

Cost Benefit Penerapan EHR...........................................................................................40

Penerapan EHR...............................................................................................................48

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................53

3

Acara : 1Pokok Bahasan : Elektronic Health Record pada Pelayanan

Kesehatan Primer dan Sekunder.Acara Praktikum : Mengenal menu EHR

Alokasi Waktu : 120 Menit

Tempat : Ruang Praktikum TI

A. Tujuan Intruksional Khusus

Setelah selesai tatap muka diharapkan mahasiawa dapat menjelaskan komponen

Elektronic Health records pada pelayanan kesehatan primer dan sekunder.

B. Dasar Teori

1. Pelayanan KesehatanPelayanan kesehatan merupakan upaya yang dilakukan sendiri atau bersama-

sama dalam suatu organisasi baik pemerintah atau swasta untuk memelihara dan

meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta

memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat (Azwar,

1996). Pelayanan kesehatan terdiri dari pelayanan kesehatan primer seperti Pusat

Kesehatan Masyarakat atau Puskesmas, Poliklinik, Praktek dokter swasta, Balai

pengobatan dan pelayanan kesehatan sekunder seperti rumah sakit, mulai dari

rumah sakit tipe D sampai rumah sakit tipe A (Juanita, 2002).

2. Elektronic Health records dan Electronic Medical Record

Terkadang kita rancu dengan istilah Elektronic Health records dan Electronic

Medical Record. Berikut perbedaan EHR dan EMR :

4

EHR EMR

a. Kumpulan informasi dari beberapa

pelayanan kesehatan

b. Bersifat kewilayahan

c. Software milik pemerintah

d. Memungkinkan diakses oleh

pasien dan bersifat interaktif

a. Catatan klinis setiap pasien

b. Milik Rumah sakit

c. Software diperoleh dari vendor

d. Memungkinkan diakses oleh

pasien tapi tidak bersifat interaktif

(Garets Dave, 2006)

3. Manfaat EHR

a. Peningkatan efisiensi dalam hal waktu

b. Perbaikan akurasi

c. Ketersediaan informasi

d. Produktivitas yang tingi dalam pelayanan kesehatan.

e. Control secara internal,

f. Pengendalian biaya

(Terpos et al., 1995)

C. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam mengenal menu EHR ini antara lain:

1. Alat tulis

2. Komputer

3. LCD Projector

4. Simklinik

5. Sim-RS

6. SIKDA Generik

5

D. Prosedur Kerja

1. Memperkenakan menu Simklinik pada pelayanan kesehatan primer.

2. Memperkenakan menu Sim-RS pada pelayanan kesehatan sekunder.

3. Memperkenakan menu SIKDA Generik.

4. Mahasiswa melakukan simulasi pengisian Simklinik, Sim-RS dan SIKDA

Generik.

5. Mahasiswa diminta untuk menyebutkan menu EHR pada Simklinik, Sim-RS dan

SIKDA Generik.

6. Mahasiswa diminta untuk menyebutkan perbedaan menu EHR pada pelayanan

kesehatan primer dan sekunder.

E. Lembar Kerja

1. Menu EHR pada pelayanan kesehatan primer

6

2. Menu EHR pada pelayanan kesehatan sekunder

3. Perbedaan Menu EHR pada pelayanan kesehatan primer dan sekunder

F. Evaluasi

Penilaian dilakukan dari lembar kegiatan dan presentasi.

7

Acara : 2

Pokok Bahasan : Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA)

Acara Praktikum : Mengidentifikasi dan Menggunakan Aplikasi SIKDA Generik

Alokasi Waktu : 2 X 120 Menit

Tempat : Ruang Praktikum TI

A. Tujuan Intruksional Khusus

Setelah selesai tatap muka diharapkan mahasiawa dapat mengidentifikasi menu-

menu SIKDA Generik dan mampu menggunakan Aplikasi SIKDA Generik.

B. Dasar Teori

1. Sistem Informasi Kesehatan Daerah

Sistem kesehatan di Indonesia dapat dikelompokkan dalam beberapa tingkat

sebagai berikut:

a. Tingkat Kabupaten/ Kota

Terdapat puskesmas dan pelayanan kesehatan dasar lainnya, dinas kesehatan

kabupaten/ kota, instalasi farmasi kabupaten/ kota, rumah sakit kabupaten/

kota, serta pelayanan kesehatan rujukan primer lainnya.

b. Tingkat Provinsi

Terdapat dinas kesehatan provinsi, rumah sakit provinsi, dan pelayanan

kesehatan rujukan sekunder lainnya.

c. Tingkat Pusat

Terdapat Departemen Kesehatan, Rumah Sakit Pusat, dan Pelayanan

kesehatan rujukan tersier lainnya.

8

Pada saat ini di Indonesia terdapat 3 (tiga) model pengelolaan SIK, yaitu :

Pengelolaan SIK manual, pengelolaan SIK komputerisasi offline dan

pengelolaan SIK komputerisasi online. Tergantung dari kemampuan masing-

masing daerah

2. Model SIKDA Generik

Sumber: (Pusat data dan informasi, 2011)

Gambar 1. Model Sikda Generik

Keterangan :

1. Fasilitas/ institusi kesehatan yang masih manual/ paper based, data dientri di

computer entry station SIKDA Generik yang ada di kantor dinas kesehatan

kab/ kota. Data yang dientri bisa berbentuk data individual maupun agregat.

Khusus untuk data puskesmas, data dientri melalui Sub Sistem SIM

Puskesmas pada SIKDA Generik sehingga data yang diinput adalah data

pasien secara individual.

2. Puskesmas yang telah memiliki perangkat komputer tetapi belum

menggunakan aplikasi SIMPUS dapat menggunakan aplikasi SIKDA

Generik, yang terhubung ke data base lokal di puskesmas tersebut atau

langsung terhubung ke data base SIKDA Generik di Server SIKDA Generik

9

yang ditempatkan di Kantor Dinkes kab/ Kota melalui jaringan internet

online.

3. Puskesmas, rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya yang

sudah menggunakan komputer ataupun aplikasi sistem informasi manajemen

lainnya, dapat melakukan eksport/sinkronisasi/migrasi file data base secara

online melalui internet melalui Sub Sistem Komunikasi Data pada SIKDA

Generik.

4. Setiap pemangku kepentingan dapat mengakses informasi kesehatan pada

SIKDA Generik melalui Sub Sistem Executive Information Dashboard, yang

berisi indikator-indikator kesehatan kab/kota yang merupakan rangkuman

dari data-data puskesmas, rumah sakit, dan instalasi farmasi kab/kota.

Laporan/informasi disajikan secara ringkas dalam bentuk grafik, tabel,

maupun statistik, dengan berbagai kriteria yang dapat ditentukan sesuai

keinginan pengguna.

3. Komunikasi Data

Sesuai dengan tujuan dikembangkannya SIKDA Generik, yaitu untuk

membangun suatu data base kesehatan Indonesia yang komprehensif, SIKDA

Generik harus mampu menghimpun, mengolah dan mendistribusikan semua

data kesehatan dari berbagai pelaksana kesehatan di Indonesia, baik pelaksana

kesehatan yang telah memiliki sistem informasi elektronik maupun masih paper

based. Dengan berbagai sistem pengelolaan informasi yang berbeda-beda,

maka SIKDA Generik dituntut untuk dapat berkomunikasi secara interaktif,

memiliki kemampuan interoperabilitas yang tinggi, sehingga dapat

berkomunikasi dan melakukan pertukaran data kesehatan dengan sistem lainnya

yang sudah berjalan. Kemampuan interoperabilitas adalah kemampuan sistem

untuk saling tukar menukar data atau informasi dan saling dapat

mempergunakan data atau informasi tersebut. Interoperabilitas bukan berarti

penentuan atau penyamaan penggunaan platform perangkat keras, atau

perangkat lunak semisal operating system tertentu, bukan pula berarti

penentuan atau penyeragaman data base. Namun berupa penyamaan format

10

pertukaran data yang digunakan, misalnya dengan menggunakan format data

dalam bentuk data base SQL, Access, Excell, maupun dalam format XML.

4. Format Data

Ada beberapa bentuk format standar yang dapat digunakan untuk melakukan

pertukaran data, yang umum digunakan adalah XML. XML atau eXtensible

Markup Language merupakan format data yang sering digunakan dalam dunia

world wide web. XML terdiri atas sekumpulan tag yang terdiri dari data. Satu

set data dalam XML dimulai dengan tag pembuka dan diakhiri dengan tag

penutup. XML adalah sebuah format dokumen yang mampu menjelaskan

struktur dan semantik (makna) dari data yang dikandung oleh dokumen

tersebut. Berbeda dengan HTML yang lebih berorientasi pada tampilan

(appearance), XML lebih fokus pada substansi data, sehingga lebih cocok

digunakan sebagai media pertukaran data. Kelebihan XML dibandingkan

format teks biasa adalah struktur data yang ditransfer tidak “hilang”, demikian

juga deskripsi tentang semantik datanya. Dengan karakteristik demikian XML

telah menjadi standar de-facto bagi pertukaran data antar aplikasi komputer.

Spesifikasi format telah distandarkan untuk menjadi referensi yang sama bagi

tiap aplikasi komputer yang memerlukan

5. Konten Data

Selain format data, konten data yang dipertukarkan juga harus seragam,

misalnya dalam penulisan kode dan penamaan variabel data dan definisi

operasionalnya, sehingga pada saat proses import dan eksport data, semua data

dapat tersinkronisasi dengan baik dan lengkap serta sesuai dengan yang

diinginkan

6. Desain Sistem

Berdasarkan ruang lingkup Sistem Kesehatan Daerah, maka SIKDA Generik

dirancang mengikuti komponen pelaksana kesehatan yang ada didalamnya yaitu

Puskesmas, Dinas Kesehatan Kab/Kota dan Provinsi. Sehingga SIKDA Generik

terbagi menjadi beberapa sub sistem sebagai berikut: Sistem Informasi

Manajemen Puskesmas (SIMPuskesmas), Sistem Informasi Manajemen Dinas

11

Kesehatan (SIM Dinkes), Sistem Informasi Eksekutif dan Sistem Komunikasi

Data. (Pusat data dan informasi, 2011)

C. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam menggunakan simulasi penggunaan aplikasi

SIKDA Generik ini antara lain:

1. Alat tulis

2. Komputer

3. LCD Projector

4. SIKDA Generik

D. Prosedur Kerja

1. Membagi kelompok, 1 kelompok 10 mahasiswa

2. Mengidentifikasi menu SIKDA Generik

3. Mahasiswa secara bergantian berperan sebagai petugas pendaftaran, dokter dan

pasien

4. Menuliskan kesan-kesan dalam menggunakan aplikasi SIKDA Generik

E. Lembar Kerja

1. Menu SIKDA Generik

1. Transaksi :

a. Gudang

b. Sarana

Menu Utama, yang terdiri dari sub menu transaksi untuk pelayanan pasien yang terdiri dari pelayanan :

loket, rawat jalan, rawat inap, ruang obat, laporan dan menu utama untuk kembali

2. Data kesehatan:

a. Data dasar

b. Data KIA

c. Data Gizi

d. Data KB

12

e. Data Imunisasi

f. Data KESLING

g. Data UKS

h. Data kegiatan Puskesmas

i. Data kematian Ibu

j. Data Kematian Bayi

k. Data PROMKES

l. Data Gigi

m. Data UKGS

3. Laporan

Laporan bulanan :

a. LB1

b. LB2

c. LB3

d. LB4

e. Laporan kunjungan

f. Laporan ansuransi

g. Laporan data dasar

h. Laporan KIA

i. Laporan KESLING

j. Laporan Gizi

k. Laporan kegiatan puskesmas

l. Laporan PROMKES

m. Laporan UKGS

n. Laporan KB

o. Laporan Imunisasi

p. Laporan kematian bayi

q. Laporan kematian ibu

r. Laporan kematian UKS

4. Pengaturan

13

Atur aplikasi :

a. Pengguna

b. Group pengguna

5. Import data

2. Kesan-kesan dalam menggunakan aplikasi SIKDA Generik

14

SIKDA Generik ini merupakan aplikasi sistem informasi kesehatan yang

mengintegrasikan sistem-sistem informasi di puskesmas, rumah sakit, dan

sarana kesehatan lainnya, baik milik pemerintah atau pun milik sawsta.

Menurut saya, dari sistem ini kita lebih mudah menyampaikan laporan

puskesmas dan rumah sakit karena adanya ketersediaan dan kualitas data dan

informasi kesehatan, efisiensi kerja, dan mengetahui informasi yang signifikan

secara cepat dan hemat waktu, karena dengan online kita sudah bisa

mengetahui angka morbiditas dan mortalitas dari suatu puskesmas dan rumah

sakit.

15

F. Evaluasi

Penilaian dilakukan dari lembar kegiatan dan presentasi

Acara : 3

Pokok Bahasan : Pendokumentasian Data Biomedis

Acara Praktikum : Mengidentifikasi Data Biomedis pada EMR

Alokasi Waktu : 2 X 120 Menit

Tempat : Ruang Praktikum TI

A. Tujuan Intruksional Khusus

Setelah selesai tatap muka diharapkan mahasiawa dapat menjelaskan data biomedis

pada EMR.

B. Dasar Teori

1. Data, informasi dan pengetahuan

a. Data merupakan bentuk jamak dari Datum yaitu simbul atau kumpulan dari

fakta yang mewakili suatu kejadian.

b. Informasi adalah hasil pemrosesan data, dapat juga diartikan sebagai data

yang terkumpul terproses dan bermakna

c. Pengetahuan adalah pemahaman yang diperoleh dari akumulasi informasi.

(Zins, 2007)

2. Data biomedis

Data biomedis meliputi hasil temuan klinis, struktur genetika dan juga termasuk

data perilaku pasien maupun data sosial pasien (Teodoro et al., 2009).

16

3. Kedudukan data biomedis

Data biomedis sangat dibutuhkan terutama oleh dokter, peneliti, ahli biologi,

ahli epidemiologi maupun steakholder. Pendekatan Bioinformatika terhadap data

biomedis diperlukan untuk mengidentifikasi secara visual daerah molekuler dan

seluler yang dapat ditargetkan dengan intervensi klinis, sehingga memberikan

wawasan yang lebih baik terhadap molekul dan seluler penyakit (Sarkar, 2010).

C. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam mengenal menu EHR ini antara lain:

1. Alat tulis

2. Komputer

3. LCD Projector

4. RME

D. Prosedur Kerja

1. Identifikasi data biomedis pada EMR

2. Menjelaskan sumber data biomedis pada EMR

3. Menjelaskan pemanfaatan data biomedis

E. Lembar Kerja

1. Identifikasi data biomedis pada EMR

17

18

2. Menjelaskan sumber data biomedis pada EMR

19

3. Menjelaskan pemanfaatan data biomedis

20

F. Evaluasi

Penilaian dilakukan dari lembar kegiatan dan presentasi.

21

Acara : 4

Pokok Bahasan : HL7

Acara Praktikum : HL7 sebagai Protokol Pertukaran Data

elektronik di Sarana Palayanan Kesehatan

Alokasi Waktu : 120 Menit

Tempat : Ruang Praktikum TI

A. Tujuan Intruksional Khusus

Setelah selesai tatap muka diharapkan mahasiawa dapat memahami protokol HL7

dan mampu menggunakan HL7 vocabulary.

B. Dasar Teori

1. Standardisasi Data

Setiap data hendaknya dikode dengan kode yang sama secara

internasional, sehingga akan memudahkan dalam membaca

dan menginterpretasikan juga memudahkan pertukaran data

antar unit di rumah sakit atau antar rumah sakit.

Standardisasi data dalam dunia kesehatan terdiri dari:

a. UMLS. Merupakan kumpulan standar yang dikelola oleh National Library

of Medicine.

b. SNOMED CT untuk terminologi medis

c. RXNORM/RXNAV. Standar data obat

d. HL7. Standar pertukaran data

e. LOINC. Standard data tes diagnostik

f. ICD10. Standard kodefikasi penyakit

g. CPT-4 dan lain-lain

22

2. Health Level Seven Standards (HL7 Standards)

HL7 (Health Level Seven) merupakan salah satu standar American National

Standards Institute (ANSI), yang telah terakreditasi oleh Standards Developing

Organizations (SDO) dan digunakan dalam sistem pelayanan kesehatan (Ricky,

2009).

HL7 terdiri dari data klinis dan administratif yang bertujuan untuk membangun

struktur data logis berupa kode pada system informasi pelayanan kesehatan yang

mendukung pelayanan pasien dan dapat tukar menukar data diantara aplikasi

komputer namun data tersebut tetap memiliki makna yang sama. Sehingga saat

ini pertukaran data antar system di pelayanan kesehatan, bahkan antar rumah

sakit di suatu Negara atau beberapa Negara sangat mudah dilakukan dengan

protocol HL7.

Health Level Seven (HL7) merupakan sebuah konsep yang menunjang integrasi

sistem pelayanan kesehatan pada institusi medis, memuat data medis dan

administrasi. Health Level Seven (HL7) menyediakan comprehensive framework

seputar standar pertukaran dan integrasi data antar software pelayanan

kesehatan. Tujuan dari HL7 ini adalah menciptakan suatu standar universal

sebagai pedoman atau acuan aplikasi healthcare sehingga dapat meningkatkan

efektivitas dan efisiensi setiap institusi maupun organisasi kesehatan dalam

memberikan informasi dan pelayanan kesehatan.

Health Level Seven (HL7) dikategorikan sebagai Level tertinggi (application

layer) dari model OSI (Open System Interconnection) pada International

Organization for Standarization (ISO) dan 35 negara telah menggunakannya

(Warsito, 2010).

HL7 tidak mengembangkan aplikasi software healthcare atau hospital

information system melainkan hanya mengembangkan konsep, metodologi,

spesifikasi dan standar yang akan memungkinkan beberapa aplikasi software

23

kesehatan yang berbeda dapat bertukar data satu dengan yang lainnya

(Electronics Data Interchange) (Gultom, 2006).

3. Mekanisme HL7

HL7 merupakan pertukaran data antar system, data didefinisikan dengan baik

sehingga tidak ambigu bentuk data adalah kode, dibentuk oleh komite kosakata

teknis yang mengatur pertukaran data sehingga pengirim dan penerima memiliki

pemahaman yang sama.

Pertukaran data berupa data klinis (perawatan klinis, penelitian klinis, uji klinis,

pertimbangan klinis) dan data administratif yang mendukung pelaporan pada

pemerintah atau pihak yang berwenang.

Contoh Pesan Pada HL7

MSH|^~\&|GHH LAB|ELAB-3|GHH OE|BLDG4|200202150930||ORU^R01|CNTRL-3456|P|2.4

PID|||555-44-4444||EVERYWOMAN^EVE^E^^^^L|JONES|19620320|F|||153 FERNWOOD

DR.^^STATESVILLE^OH^35292||(206)3345232|(206)752-121||||AC555444444||67-

A4335^OH^20030520

OBR|1|845439^GHH OE|1045813^GHH LAB|15545^GLUCOSE|||200202150730|||||||||555-

55-5555^PRIMARY^PATRICIA P^^^^MD^^|||||||||F||||||444-44-

4444^HIPPOCRATES^HOWARD H^^^^MD

OBX|1|SN|1554-5^GLUCOSE^POST 12H CFST:MCNC:PT:SER/PLAS:QN||^182|mg/dl|70_105|

H|||F

Bila melihat contoh di atas, pesan berupa elemen data logis dan unik dan terlihat

agak primif, tidak seperti pesan pada umumnya, namun merupakan format pesan

dengan komponen yang kompleks sehingga mudah untuk proses pertukaran

data.

Tampilan pesan adalah identifikasi unik untuk konteks di mana pesan yang

dihasilkan. Tampilan pesan terdiri dari huruf besar dan dua digit. Sebagai

contoh, A01 adalah untuk masuk/ pemberitahuan mengunjungi dan A61 adalah

24

untuk mengubah konsultasi dokter. Baik A01 dan A61 dikelompokan pada

pesan ADT ditampilkan pada segmen header pesan.

4. Struktur Pesan

Sumber: (Gonzalo A. Brusella, 2011)

Gambar 2. Struktur Pesan Pada HL7

Sruktur pesan adalah struktur data yang digunakan untuk mengekspresikan

sebuah asosiasi dari pesan tampilan pesan. Setiap struktur pesan juga berisi ID

yang unik. Struktural terdiri dari daftar yang didefinisikan dengan baik segmen

HL7. Segmen dapat opsional atau pilihan, dan dapat berulang. Tidak ada batasan

berapa kali segmen berulang.

Segmen dapat dikumpulkan bersama untuk membentuk sebuah kelompok

segmen, yang bisa mengulang juga. Dalam spesifikasi standar, kelompok

segmen ditandai dengan {} atau [], di mana {} menandakan pengulangan dan []

menandakan Optionality. Posisi relatif segmen dalam struktur pesan dan

kelompok segmen didefinisikan dengan baik. Pada tingkat struktur pesan,

segmen adalah tipe data atomik.

Struktur pesan didefinisikan oleh kedua jenis pesan dan peristiwa. Salah satu

jenis pesan bisa terkait dengan lebih dari satu peristiwa, tapi satu peristiwa

hanya bisa dikaitkan dengan tepat satu jenis pesan. Selain itu, beberapa peristiwa

25

Physical (layer 1)

Data Link (layer 2)

Network(layer 3)

Transport (layer 4)

Session (layer 5)

Presentation(layer 6)

Application (layer 7)

dengan tipe pesan yang diberikan diasosiasikan dengan struktur pesan yang

sama. Misalnya jenis pesan ADT ditampilkan A01.

5. Struktur Pesan ADT_A61

ADT^A61^ADT_A61 ADT MessageMSH Message headerEVN Event type[ PD1 ] Additional demographics[ {ROL} ] Roll[ PV2 ] Patient visit–additional information

6. Segmen

Segmen adalah daftar atribut yang jelas, masing-masing dari tipe data HL7.

Semua segmen mulai dengan tiga kasus ID segmen atas. Atribut segmen dapat

opsional dan dapat mengulang. Jumlah maksimum berapa kali sebuah atribut

dapat mengulang telah ditentukan. Berbagai tabel menentukan validitas nilai

atribut tertentu.Catatan: Posisi relatif dari atribut segmen yang signifikan

tergantung bagaimana mendefinisikannya.

Setiap segmen berakhir dengan segmen terminator, baik carriage return ASCII

atau x0D.

HL7 Bidang atribut segmen. Standar ini menetapkan sebuah pembatas, yang

nilainya didefinisikan oleh pengguna per dasar pesan contoh untuk bidang yang

terpisah, ketika mengulangi suatu bidang, standar menunjuk pembatas yang

ditetapkan pengguna, yang nilainya didefinisikan atas dasar setiap pesan, tanda

pembatas digunakan untuk mengulangi pesan, yang digambarkan pada tabel di bawah

ini:

Separator Character

Segment \x0D

Field Repeat ~

Null Value “”

1st Level Field |

2nd Level Field ^

3rd Level Field &

User Defined String 1 \

26

(Gonzalo A. Brusella, 2011)

27

C. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam mengenal menu EHR ini antara lain:

1. Alat tulis

2. Komputer

3. LCD Projector

4. HL7 vocabulary

D. Prosedur Kerja

1. Mengenal Protokol HL7

2. Membaca pesan HL7

G. Lembar Kerja

1. Protokol HL7

28

2. Kode HL7 untuk "Male" (Laki-laki) :

3. Sebutkan terminologi HL7 untuk "Male" (Laki-laki)

4. Kode HL7 untuk "Wife" (Istri)

5. Sebutkan terminologi HL7 untuk "Wife" (Istri)

H. Evaluasi

Penilaian dilakukan dari lembar kegiatan dan presentasi.

29

Acara : 5

Pokok Bahasan : Rekam Medik Elektronik

Acara Praktikum : Mengenal Menu RME

Alokasi Waktu : 3 X120 Menit

Tempat : Ruang Praktikum TI

A. Tujuan Intruksional Khusus

Setelah selesai tatap muka diharapkan mahasiawa dapat menjelaskan menu pada

EMR.

B. Dasar Teori

1. Dasar hukum penerapan RME

Sarana pelayanan kesehatan boleh menyelenggarakan rekam medis elektronik

sesuai dengan Permenkes no 269 tahun 2008 Bab II pasal 2 bahwa:

“Penyelenggaraan rekam medis dengan menggunakan teknologi informasi

elektronik diatur lebih lanjut dengan peraturan tersendiri” (Kementrian-

Kesehatan-RI, 2008).

Hal ini didukung oleh UU RI no 11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi

elektronik suatu informasi harus berbentuk tertulis atau asli. Informasi

Elektronik dan atau Dokumen Elektronik dianggap sah sepanjang informasi

yang tercantum di dalamnya dapat diakses, ditampilkan, dijamin keutuhannya

dan dapat dipertanggungjawabkan sehingga menerangkan suatu keadaan. Tanda

tangan elektronik juga memiliki kekuatan hukum dan akibat hukum yang sah

selama memenuhi persyaratan sebagai berikut: Data pembuatan tanda tangan

elektronik terkait hanya kepada Penandatangan, data pembuatan tanda tangan

elektronik pada saat proses penandatanganan elektronik hanya berada dalam

kuasa Penanda Tangan, segala perubahan terhadap tanda tangan elektronik yang

30

terjadi setelah waktu penandatanganan dapat diketahui, segala perubahan

terhadap Informasi Elektronik yang terkait dengan Tanda Tangan Elektronik

tersebut setelah waktu penandatanganan dapat diketahui Terdapat cara tertentu

yang dipakai untuk mengidentifikasi siapa Penandatangannya. terdapat cara

tertentu untuk menunjukkan bahwa Penanda Tangan telah memberikan

persetujuan terhadap Informasi Elektronik yang terkait (Pemerintah, 2008).

2. Kegunaan Rekam Medik Elektronik :

Rekam medis elektronik merupakan sistem informasi yang memiliki framework

lebih luas dan memenuhi satu set fungsi, menurut (Amatayakul, 2004) rekam

medis elektronik harus memenuhi kriteria sebagai berikut: Mengintegrasikan

data dari berbagai sumber (Integrated data from multiple source),

mengumpulkan data pada titik pelayanan (Capture data at the point of care),

mendukung pemberi pelayanan dalam pengambilan keputusan (Support

caregiver decision making), rekam medis elektronik terdapat dalam sistem yang

secara khusus dirancang untuk mendukung pengguna dengan berbagai

kemudahan fasilitas untuk kelengkapan dan keakuratan data, memberi tanda

waspada atau peringatan, memiliki sistem untuk mendukung keputusan klinik

dan menghubungkan data dengan pengetahuan medis serta alat bantu lainnya.

3. Model Sukses Implementasi Rekam Medik Elektronik:

Ada enam faktor yang menyebabkan suksesnya implementasi rekam medis

elektronik diantaranya:

a. Proses bisnis yang jelas

Penilaian terhadap proses bisnis pelayanan sangatlah perlu untuk mengetahui

seberapa jelas alur bisnis di pelayanan kesehatan, sehingga dapat dilakukan

perbaikan-perbaikan. Bila proses bisnis jelas, maka akan diketahui hambatan-

hambatan penerapan rekam medis elektronik.

b. Dukungan dokter

Dukungan dokter untuk implementasi rekam medis elektronik sama dengan

dukungan manajemen organisasi. Bila implementasi rekam medis tidak

didukung oleh para dokter, maka implementasi menjadi gagal.

31

c. Perhatian utama dalam proyek

Penggunaan rekam medis elektronik di suatu pelayanan kesehatan

merupakan kebanggaan tersendiri bagi organisasi pelayanan kesehatan

sehingga banyak organisasi pelayanan kesehatan ingin

mengimplementasikannya bahkan tanpa memperdulikan dukungan

dokter.

d. Fase perencanaan

Perencanaan awal implementasi rekam medis elektronik merupakan

suatu hal yang sangat penting. Perencanaan meliputi sasaran, tujuan,

sumber daya, waktu dan lain sebagainya. Perencanaan yang baik akan

menentukan keberhasilan implementasi rekam medis elektronik.

e. Kekuatan skill (kemampuan) manajemen proyek

Perlu memperhitungkan jumlah dan spesifikasi tenaga yang akan

membuat rekam medis elektronik atau bila dalam organisasi tidak

ditemukan tenaga yang ahli untuk membuat aplikasi, maka dapat

memanfaatkan vendor. Kemampuan tenaga kesehatan/ dokter dalam

mengembangkan rekam medis elektronik, perlu juga dipertimbangkan.

Bila kurangnya kemampuan, maka dapat ditambah dengan pelatihan

penggunaan rekam medis elektronik.

f. Rekayasa ulang proses bisnis

Aplikasi rekam medis elektronik dapat diintegrasikan dengan aplikasi di

bagian lain seperti bagian keuangan untuk menentukan biaya pelayanan

dari data medis (Mackinnon & Wasserman, 2009).

4. Tantangan penggunaan rekam medis elektronik

Tantangan dalam pre-implementasi rekam medis elektronik adalah

permasalahan penggunaan teknologi informasi, yaitu kebutuhan dokter terhadap

penggunaan teknologi serta diperlukan pelatihan sebelum menggunakan

teknologi. Perlu diperhitungkan kebutuhan desain tempat kerja untuk

kelancaran pelayanan serta tingginya praktisi yang resisten terhadap perubahan

karena mereka telah terpola dan masih senang dengan pekerjaan lama, yaitu

32

menggunakan rekam medis kertas. Alur kerja dengan rekam medis elektronik

dinilai efektif namun untuk pre-implementasi peningkatan produktifitas belum

dapat dirasakan karena masih dalam fase adaptasi. Keamanan dan kualitas data

pasien masih diragukan, biaya yang tinggi dalam adopsi rekam medis elektronik

serta gaji praktisi yang akan dibayarkan sesuai dengan produktivitas (Zandieh,

et al., 2008).

I. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam mengenal menu EMR ini antara lain:

1. Alat tulis

2. Komputer

3. LCD Projector

4. RM-Elektronik

J. Prosedur Kerja

1. Memperkenakan menu RME

2. Mahasiswa melakukan simulasi pengisian RME

3. Mahasiswa diminta untuk menyebutkan menu RME

4. Mahasiswa diminta membedakan antara sistem informasi kesehatan dan RME

K. Lembar Kerja

1. Menu RME

33

34

Perbedaan sistem informasi kesehatan dan RME

A. Evaluasi

Penilaian dilakukan dari lembar kegiatan dan presentasi.

35

Acara : 6

Pokok Bahasan : Sistem Pendukung Keputusan Klinis

Acara Praktikum : Mengidentifikasi Sistem Pendukung Keputusan Klinis.

Alokasi Waktu : 2 X 120 Menit

Tempat : Ruang Praktikum TI

A. Tujuan Intruksional Khusus

Setelah selesai tatap muka diharapkan mahasiawa dapat mengidentifikasi menu

Sistem Pendukung Keputusan Klinis serta mampu mengoprasikannya.

B. Dasar Teori

1. Definisi Sistem pendukung keputusan klinis

Sistem pendukung keputusan klinis atau clinical decision support system adalah

sistem komputer yang dirancang untuk mengambil keputusan klinis bagi dokter

terhadap pasiennya. Sistem ini bertujuan untuk mengurangi kesalahan medis

(Berner, 2009).

2. Pelaksanaan CDSS

Faktor yang berkorelasi utama pelaksanaan CDSS sukses adalah : Memberikan

peringatan/ pengingat secara otomatis sebagai bagian dari alur kerja,

memberikan saran pada waktu dan lokasi dimana keputusan

sedang dilakukan, memberikan rekomendasi ditindaklanjuti dan komputerisasi

seluruh proses pelayanan.

3. Gambaran proses CDSS secara umum

36

Sumber : (Kong, et al., 2008)

Gambar 3. Mekanisme Clinical Decision Support Systems

Berdasarkan gejala-gejala dan tanda-tanda klinis serta hasil laboratorium dan

penunjang yang lain, data di input ke dalam mesin komputer di program CDSS,

lalu komputer berdasarkan pengetahuan yang berasal dari data base pasien

dalam rekam medis elektronik serta data base diagnosis dan terapi sebelumnya

memberikan mekanisme penyimpulan, sehingga diperoleh keputusan tentang

diagnosis, terapi serta rekomendasi yang tepat untuk pasien.

CDSS mempunyai kemampuan membuat kesimpulan. Oleh karena itu sangat

penting membangun pengetahuan pada sistem sehingga dapat menghasilkan

keputusan klinis yang tepat (Kong, et al., 2008).

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam desain implementasi CDSS, yaitu

alur kerja pelayanan kesehatan, sehingga sistem yang akan dibuat sesuai dengan

alur kerja, data-data yang akan menjadi input dalam sistem CDSS seperti data

riwayat pasien dalam rekam medis elektronik, sehingga dapat diintegrasikan

dalam sistem dan dapat dijadikan pedoman untuk penilaian atau penegakan

diagnosis dan terapi, adanya reminder/ alert (peringatan) yang dibangun dalam

system, sehingga CDSS lebih efektif meningkatkan keselamatan pasien,

reminder sebagai tanda waspada terhadap interaksi obat yang dapat

37

Clinical signs, symtoms laboratory results……

Diagnostic &tEHRapeutic

recommendations

Inference mechanism Knowladge base

menimbulkan reaksi alergi terhadap pasien atau bertentangan dengan riwayat

pasien sebelumnya juga duplikasi pemeriksaan.

C. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam Mengenal Menu Aplikasi Sistem Pendukung

Keputusan Klinis serta mampu mengoprasikannya ini antara lain:

1. Alat tulis

2. Komputer

3. LCD Projector

4. Aplikasi CDSS penentu diagnosis untuk tenaga paramedis

D. Prosedur Kerja

1. Memperkenalkan menu CDSS penentu diagnosis untuk tenaga paramedis

2. Mahasiswa melakukan simulasi pengisian CDSS

3. Mahasiswa diminta untuk menyebutkan menu CDSS

4. Mahasiswa menjelaskan kembali tentang CDSS

E. Lembar Kerja

1. Menu CDSS

38

2. Penjelasan Mahasiswa terhadap CDSS

39

B. Evaluasi

Penilaian dilakukan dari lembar kegiatan dan presentasi.

40

Acara : 7

Pokok Bahasan : Cost Benefit Analysis Penerapan EHR

Acara Praktikum : Menghitung Cost Benefit Penerapan EHR.

Alokasi Waktu : 3 X 120 Menit

Tempat : Ruang Praktikum TI

A. Tujuan Intruksional Khusus

Setelah selesai tatap muka diharapkan mahasiawa dapat menghitung Cost Benefit

Penerapan EHR.

B. Dasar Teori

Mengukur Kelayakan Ekonomis Proyek Sistem Informasi Manajemen

Menggunakan Metode ‘Cost & Benefits Analysis’.

1. Procurement Cost

Biaya pengadaan adalah semua biaya yang dikeluarkan berkaitan dengan

pengadaan hardware.

Seperti: biaya konsultasi pengadaan hardware, biaya pembelian hardware, biaya

instalasi hardware, biaya fasilitas (ruang, ac, dll.), biaya modal untuk pengadaan

hardware, biaya manajerial dan personalia untuk pengadaan hardware.

2. Start Up Cost

Biaya persiapan operasional adalah semua biaya yang dikeluarkan sebagai upaya

membuat sistem siap untuk dioperasionalkan.

Seperti : pembelian software system informasi berikut instalasinya, biaya

instalasi perangkat komunikasi/jaringan, biaya reorganisasi, biaya manajerial

dan personalia untuk persiapan operasional.

41

3. Project Related Cost/ Biaya Proyek

Biaya yang berkaitan dengan biaya mengembangkan sistem termasuk biaya

penerapannya.

Biaya analisis system; seperti biaya mengumpulkan data, biaya dokumentasi

(kertas, fotocopy, dll), biaya rapat, biaya staff analis, biaya manajerial dalam

tahap analisis sistem; biaya disain sistem; seperti biaya dokumentasi, biaya

rapat, biaya staff analis, biaya staff pemrograman, biaya pembelian software

aplikasi, biaya manajerial dalam tahap desain sistem.

Biaya penerapan sistem; seperti biaya pembuatan form baru, biaya konversi

data, biaya pelatihan sumber daya manusia, biaya manajerial dalam tahap

penerapan sistem.

4. Ongoing and Maintenance Cost

Ongoing and Maintenance Cost atau biaya operasional adalah biaya untuk

mengoperasikan sistem agar sistem dapat beroperasi dengan baik. Sedangkan

biaya perawatan adalah biaya untuk merawat sistem dalam masa

pengoperasionalannya.

Yang termasuk biaya operasi dan perawatan sistem adalah : biaya personalia

(operator, staff administrasi, staff pengolah data, staff pengawas data), biaya

overhead (telepon, listrik, asuransi, keamanan, supplies), biaya perawatan

hardware (reparasi, service), biaya perawatan software (modifikasi program,

penambahan modul program), biaya perawatan peralatan dan fasilitas, biaya

manajerial dalam operasional sistem, biaya kontrak untuk konsultan selama

operasional sistem, biaya depresiasi.

Biaya operasional dan perawatan biasanya terjadi secara rutin selama usia

operasional sistem.

5. Komponen Manfaat

a. Manfaat atau efisiensi yang didapat dari pengurangan biaya.

b. Manfaat atau efektifitas yang didapat dari pengurangan kesalahan-kesalahan.

c. Manfaat atau efisiensi yang didapat dari peningkatan kecepatan aktivitas.

42

d. Manfaat atau efektifitas yang didapat dari peningkatkan perencanaan dan

pengendalian manajemen.

6. Tangible benefits

a. Efisiensi biaya operasional

b. Efisiensi biaya telekomunikasi

c. Efisiensi kesalahan proses

d. Peningkatan penjualan

e. Efisiensi biaya persediaan

f. Efisiensi kredit tidak tertagih

7. Intangible Benefits

a. Peningkatan pelayanan

b. Peningkatan kinerja sdm

c. Peningkatan keputusan manajerial

8. Metode Penghitungan Cost Benefit Analysis

a. Payback period method

Penilaian proyek investasi menggunakan metode ini didasarkan pada lamanya

investasi tersebut dapat tertutup dengan aliran-aliran kas masuk, dan faktor

bunga tidak dimasukan dalam perhitungan ini.

Misal :

Sebuah Proyek Sistem Informasi Manajemen bernilai Rp. 20.000.000

cash inflow tiap tahunnya adalah sama, yaitu sebesar Rp. 6.000.000

Maka periode pengembalian investasi ini adalah : Rp. 20.000.000,-/Rp.

6.000.000,- = 3,333 tahun.

Ini berarti proyek investasi sistem informasi manajemen tersebut akan

tertutup dalam waktu 3 tahun 3 bulan.

43

b. Return On Investment

Metode pengembalian investasi digunakan untuk mengukur prosentase

manfaat yang dihasilkan oleh suatu proyek dibandingkan dengan biaya yang

dikeluarkannya.

Manfaat :

Manfaat tahun ke 1 = Rp. 346.000.000,-

Manfaat tahun ke 2 = Rp. 440.000.000,-

Manfaat tahun ke 3 = Rp. 565.000.000,-

Manfaat tahun ke 4 = Rp. 627.500.000,- +

Total Manfaat = Rp. 1.978.500.000,-

Biaya :

Biaya tahun ke 0 = Rp. 788.500.000

Biaya tahun ke 1 = Rp. 61.000.000,-

Biaya tahun ke 2 = Rp. 67.500.000,-

Biaya tahun ke 3 = Rp. 79.000.000,-

Biaya tahun ke 4 = Rp. 85.250.000,- +

Total Biaya = Rp. 1.081.250.000,-

ROI untuk proyek ini adalah sebesar :

= ((Rp. 1.978.500.000 – Rp. 1.081.250.000,-)/

Rp. 1.081.250.000,-) x 100%

= 82,98 %

44

Apabila suatu proyek investasi mempunyai ROI lebih besar dari 0 maka

proyek tersebut dapat diterima. Pada proyek ini nilai ROI nya adalah 0,8298

atau 82,98%, ini berarti proyek ini dapat diterima, karena proyek ini akan

memberikan keuntungan sebesar 82,98% dari total biaya investasinya.

c. Net Present Value Method

Metode yang memperhatikan nilai waktu dari uang.

Metode ini menggunakan suku bunga diskonto yang akan mempengaruhi

cash inflow atau arus dari uang.

d. Internal Rate of Return Method

Sama seperti NPV metode tingkat pengembalian internal atau IRR juga

merupakan metode yang memperhatikan nilai waktu dari uang.

IRR, kita justru akan menghitung tingkat bunga tersebut. Tingkat bunga yang

akan dihitung ini merupakan tingkat bunga yang akan menjadikan jumlah

nilai sekarang dari tiap-tiap cash inflow yang didiskontokan dengan tingkat

bunga tersebut sama besarnya dengan nilai sekarang dari initial cash outflow

atau nilai proyek.

Dengan kata lain tingkat bunga ini adalah merupakan tingkat bunga persis

investasi bernilai impas, yaitu tidak menguntungkan dan juga tidak

merugikan.

(Prabantoro, 2000)

45

C. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam menghitung cost benefit analysis antara lain.

1. Alat tulis

2. Komputer

3. LCD Projector

D. Prosedur Kerja

1. Menentukan kebutuhan klinik untuk menerapkan sistem informasi, termasuk

jumlah, umur ekonomis dan harga satuannya.

2. Menghitung Cost Benefit

E. Lembar Kerja

1. Kebutuhan klinik untuk menerapkan sistem informasi

46

47

2. Menghitung Cost Benefit

F. Evaluasi

Penilaian dilakukan dari lembar kegiatan dan presentasi.

48

Acara : 8

Pokok Bahasan : Penerapan EHR

Acara Praktikum : Menyusun Rancangan Penerapan EHR.

Alokasi Waktu : 2 X 120 Menit

Tempat : Ruang Praktikum TI

A. Tujuan Intruksional Khusus

Setelah selesai tatap muka diharapkan mahasiawa dapat menyusun rancangan

penerapan EHR.

B. Dasar Teori

Langkah-langkah penerapan EHR

1. Mengumpulkan team eksekutif

Penerapan EHR merupkan investasi yang samgat besar dan dapat mengubah alur

pelayanan/ perawatan di rumah sakit, oleh karena itu langkah penting yang harus

dilakukan adalah:

a. Mengedukasi dewan pengurus untuk mendapatkan dukungan.

b. Membuat tim penerapan EHR

Selain kedua hal tersebut, yang tidak kalah penting adalah mengundang setiap

bagian kepala operasi, keuangan, medis, keperawatan, informasi dan sumber

daya manusia untuk menentukan visi EHR. Hal ini sangat penting karena tim ini

akan bertanggung jawab untuk berkomunikasi dengan dan melibatkan karyawan

dan dokter.

Perencanaan harus fokus pada peningkatan kualitas pelayanan, teknologi harus

dipandang sebagai alat untuk mencapai tujuan ini.

49

2. Mengembangkan rencana strategis

Tim eksekutif berkumpul untuk mengembangkan rencana mengembangkan

EHR sesuai tujuannya. EHR membantu meningkatkan komunikasi sehingga

meningkatkan keselamatan pasien. EHR juga diharapkan dapat bermanfaat

untuk upaya kesehatan di masyarakat.

3. Analisis kesenjangan terhadap sistem informasi yang dimiliki

Menilai apakah sistem informasi yang ada saat ini mendukung penerapan EHR

serta menilai apakah aplikasi di rumah sakit sesuai untuk kebutuhan yang akan

datang.

4. Mengembangkan rencana proyek

Memilih vendor dengan tetap melibatkan dokter atau tenaga medis lain untuk

perencanaan, sehingga EHR benar-benar sesuai kebutuhan.

5. Memulai Perubahan

Merubah alur kerja dengan memperhatikan nilai-nilai budaya kerja. Merubah

mekanisme pelayanan namun sebelumnya karyawan diberi pemahaman bahwa

perubahan dengan inovasi teknologi informasi diperlukan untuk meningkatkan

efektivitas dan efisiensi pelayanan.

6. Mendisain kembali alur kerja

Penggunaan teknologi informasi berpengaruh terhadap perubahan alur kerja,

sehingga perlu didesain kembali.

7. Implementasi EHR

Awal Implementasi EHR diawali dengan kegiatan pelatihan terhadap pengguna,

sehingga pengguna terbiasa dengan sistem baru. Organisasi harus

mempersiapkan staf yang adapat membantu apabila terjadi masalah dengan

sistem.

(Chime Collage of Health Care Information Executives, 2010)

50

C. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam menyusun rancangan Penerapan EHR

analisis antara lain.

1. Alat tulis

2. Komputer

3. LCD Projector

4. Aplikasi StarUML

5. Aplikasi OpenProj

G. Prosedur Kerja

1. Membuat kelompok kecil. Satu kelompok terdiri dari 10 mahasiswa .

2. Membuat simulasi penerapan EHR

3. Membuat skema penerapan EHR dengan StarUML

4. Merencanakan EHR dengan aplikasi Open Proj

H. Lembar Kerja

1. Skema penerapan EHR dengan StarUML

51

2. Penjelasan skema penerapan EHR

52

3. Perencanaan EHR dengan OpenProj

I. Evaluasi

Penilaian dilakukan dari lembar kegiatan dan presentasi.

53

DAFTAR PUSTAKA

54