bab iii hasil penelitian dan analisis - uksw...kabupaten tegal disebut sebagai pihak kedua merupakan...

59
73 BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Hasil Penelitian Sistem Peradilan Pidana Anak (Juvenile Justice System) adalah segala unsur sistem peradilan pidana yang terkait di dalam penanganan kasus-kasus kenakalan anak. Pertama, polisi sebagai institusi formal ketika anak nakal pertama kali bersentuhan dengan sistem peradilan, yang juga akan menentukan apakah anak akan dibebaskan atau diproses lebih lanjut. Kedua, jaksa dan lembaga pembebasan bersyarat yang juga akan menentukan apakah anak akan dibebaskan atau diproses ke pengadilan anak. Ketiga, Pengadilan Anak, tahapan ketika anak akan ditempatkan dalam pilihan-pilihan, mulai dari dibebaskan sampai dimasukkan dalam institusi penghukuman. Yang terakhir, institusi penghukuman. Institusi kepolisian merupakan institusi negara yang pertama kali melakukan intervensi terhadap anak yang berkonflik dengan hukum. Penangkapan, penahan, penyelidikan, dan penyidikan merupakan kewenangan kepolisian untuk menegakkan sistem peradilan pidana anak. Dalam menjalankan tugasnya kepolisian diberikan kewenangan diskresi (discretionary power).

Upload: others

Post on 19-Apr-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS - UKSW...Kabupaten Tegal Disebut sebagai Pihak kedua merupakan orang tua dari tersangka Sdr. Panggi bin Rasman Pada hari Senin, tanggal 26 Agustus

73

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

A. Hasil Penelitian

Sistem Peradilan Pidana Anak (Juvenile Justice

System) adalah segala unsur sistem peradilan pidana

yang terkait di dalam penanganan kasus-kasus

kenakalan anak. Pertama, polisi sebagai institusi

formal ketika anak nakal pertama kali bersentuhan

dengan sistem peradilan, yang juga akan menentukan

apakah anak akan dibebaskan atau diproses lebih

lanjut. Kedua, jaksa dan lembaga pembebasan

bersyarat yang juga akan menentukan apakah anak

akan dibebaskan atau diproses ke pengadilan anak.

Ketiga, Pengadilan Anak, tahapan ketika anak akan

ditempatkan dalam pilihan-pilihan, mulai dari

dibebaskan sampai dimasukkan dalam institusi

penghukuman. Yang terakhir, institusi penghukuman.

Institusi kepolisian merupakan institusi negara

yang pertama kali melakukan intervensi terhadap

anak yang berkonflik dengan hukum. Penangkapan,

penahan, penyelidikan, dan penyidikan merupakan

kewenangan kepolisian untuk menegakkan sistem

peradilan pidana anak.

Dalam menjalankan tugasnya kepolisian

diberikan kewenangan diskresi (discretionary power).

Page 2: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS - UKSW...Kabupaten Tegal Disebut sebagai Pihak kedua merupakan orang tua dari tersangka Sdr. Panggi bin Rasman Pada hari Senin, tanggal 26 Agustus

74

Kewenangan diskresi adalah kewenangan legal di

mana kepolisian berhak untuk meneruskan atau tidak

meneruskan suatu perkara. Berdasarkan kewenangan

ini pula kepolisian dapat mengalihkan (diversion)

terhadap suatu perkara anak sehingga anak tidak

perlu berhadapan dengan penyelesaian pengadilan

pidana secara formal.

Kepala Unit Perlindungan Perempuan dan Anak

Satuan Reserse Kriminal Resort Tegal menyatakan

bahwa pada dasarnya kasus yang dilaporkan ke Polres

Tegal tidak semua berkasnya dilimpahkan ke

Kejaksaan. Ketika penyidikan dilakukan, terkadang

antara pihak korban dan pelaku melakukan

perdamaian seperti pada tahun 2013 dari beberapa

kasus namun hanya sebagian kecil berkasnya yang

disampaikan ke kejaksaan. Biasanya perdamaian ini

terjadi karena bantuan pihak ketiga seperti tokoh adat

atau tokoh masyarakat. Perdamaian itu biasanya

disertai ganti rugi yang ditandai dengan kesepakatan

antara korban dan pelaku. Terkadang pihak kepolisian

dilibatkan dan tidak dilibatkan namun apabila perkara

tersebut sudah diselesaikan secara damai biasanya

pihak korban, pelaku dan tokoh masyarakat atau

pihak-pihak yang terlibat datang melapor ke Polres

Tegal. Namun apabila kasus pencabulan dimana

korban atau orang tua korban tidak bersedia

melakukan perdamaian dengan adanya surat

Page 3: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS - UKSW...Kabupaten Tegal Disebut sebagai Pihak kedua merupakan orang tua dari tersangka Sdr. Panggi bin Rasman Pada hari Senin, tanggal 26 Agustus

75

pernyataan yang ditandatangani oleh orang tua korban

maka kasus ini akan diteruskan ke kejaksaan1.

Pada tahap ini kewenangan polisi dalam

mengalihkan (diversi) perkara anak demi keadilan

restributif telah terjadi dimana terjadi penurunan

kasus pada tahun 2013. Berarti ada beberapa kasus

yang mengalami diversi. Dari beberapa kasus yang

diteruskan ke kejaksaan dapat dikatakan kewenangan

diskresi belum dipergunakan secara maksimal untuk

menangani perkara anak. Fakta ini menunjukkan

kepolisian belum menggunakan kewenangan

diskresinya dalam menangani perkara anak.

Alasan pihak kepolisian tidak menggunakan

kewenangan diskresi mereka secara maksimal

dikarenakan ada beberapa kasus anak yang wajib

mereka teruskan ke kejaksaan seperti kasus

pencabulan (pemerkosaan) dan narkoba. Sedangkan

untuk kasus tindak pidana ringan seperti kasus

pencabulan biasa, penganiayaan atau pencurian

biasanya dilakukan diversi2.

Sebagaimana dikemukakan Kanit PPA Polres

Tegal, bahwa: “Untuk diversi biasanya dilakukan pada

kasus tindak pidana ringan atau kasus penganiayaan

atau pencurian. Namun untuk kasus pencabulan atau

1 Wawancara dengan Kanit PPA Sat Reskrim Polres Tegal, 9 April

2014 2 Wawancara dengan Kanit PPA Sat Reskrim Polres Tegal, 9 April

2014

Page 4: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS - UKSW...Kabupaten Tegal Disebut sebagai Pihak kedua merupakan orang tua dari tersangka Sdr. Panggi bin Rasman Pada hari Senin, tanggal 26 Agustus

76

narkoba semua dilimpahkan. Namun biasanya yang

pelakunya anak harus diupayakan perdamaian.

Perdamaian biasanya disarankan oleh penyidik,

digelar dulu dengan pakar hukum di Polresta dan

keputusannya diambil dalam sidang rapat dan

biasanya tidak ada tenggang waktu berapa lama untuk

proses perdamaian”3.

Pendapat Kanit PPA Polres Tegal ini diperkuat

dengan membaca Undang-undang Nomor 2 Tahun

2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia,

dalam konteks penanganan perkara anak, tidak ada

pasal-pasal yang secara khusus mengatur

kewenangan diskresi. Bahkan dalam undang-undang

ini tidak ada ketentuan yang secara khusus mengatur

tindakan dan metode untuk menangani anak yang

melanggar hukum pidana. Pasal 16 ayat (1)

menetapkan bahwa dalam rangka menyelenggarakan

tugas dalam bidang proses pidana, Kepolisian Negara

Republik Indonesia berwenang untuk : a. melakukan

penangkapan, penahanan, penggeledahan; ... h.

mengadakan penghentian penyidikan. Selanjutnya

Pasal 18 ayat (1) menyatakan bahwa untuk

kepentingan umum pejabat Kepolisian Negara

Republik Indonesia dalam melaksanakan tugas dan

wewenangnya dapat bertindak menurut penilaiannya

sendiri. Ketentuan tersebut dapat menjadi acuan bagi

3 Wawancara dengan Kanit PPA Sat Reskrim Polres Tegal, 9 April

2014

Page 5: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS - UKSW...Kabupaten Tegal Disebut sebagai Pihak kedua merupakan orang tua dari tersangka Sdr. Panggi bin Rasman Pada hari Senin, tanggal 26 Agustus

77

polisi untuk mengambil tindakan diskresi, namun

penggunaan kewenangan ini belum jelas ditujukan

dalam menangani perkara apa.

Beijing Rules mengatur kewenangan diskresi

melalui mekanisme pengalihan. Butir 11.1

menyatakan pertimbangan akan diberikan, bilamana

layak, untuk menangani pelanggar-pelanggar hukum

berusia muda tanpa menggunakan pengadilan formal

oleh pihak berwenang yang berkompeten. Selanjutnya

Butir 11.2 menetapkan polisi, penuntut umum atau

badan-badan lain yang menangani perkara-perkara

anak akan diberi kuasa untuk memutuskan perkara-

perkara demikian, menurut kebijaksanaan mereka,

tanpa menggunakan pemeriksaan-pemeriksaan awal

yang formal, sesuai dengan kriteria yang ditentukan

untuk tujuan itu di dalam sistem hukum masing-

masing dan juga sesuai dengan prinsip-prinsip yang

terkandung di dalam peraturan-peraturan ini.

Langkah ini diperlukan karena menurut Butir 13.1

dinyatakan bahwa penahanan sebelum pengadilan

hanya akan digunakan sebagai pilihan langkah

terakhir. Dan menurut Butir 13.2 dinyatakan di mana

mungkin, penahanan sebelum pengadilan akan diganti

dengan langkah-langkah alternatif, seperti penga-

wasan secara dekat, perawatan intensif atau

penempatan pada sebuah keluarga atau pada suatu

tempat atau rumah pendidikan.

Ketentuan ini diatur oleh Konvensi Hak Anak

Pasal 37 huruf b yang mewajibkan negara untuk

Page 6: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS - UKSW...Kabupaten Tegal Disebut sebagai Pihak kedua merupakan orang tua dari tersangka Sdr. Panggi bin Rasman Pada hari Senin, tanggal 26 Agustus

78

menjamin tidak seorang anak pun dapat dirampas

kebebasannya secara melanggar hukum atau dengan

sewenang-wenang. Penangkapan, penahanan atau

pemenjaraan seorang anak harus sesuai dengan

undang-undang, dan harus digunakan hanya sebagai

upaya jalan lain terakhir dan untuk jangka waktu

terpendek yang tepat. Konstruksi hukum serupa dapat

ditemukan pada Kovenan Hak Sipil dan Politik Pasal

14 ayat (4) yang menyatakan dalam kasus orang di

bawah umur, prosedur yang dipakai harus

mempertimbangkan usia mereka dan keinginan untuk

meningkatkan rehabilitasi bagi mereka.

Berdasarkan ketentuan tersebut, kepolisian

mempunyai kewenangan dan kebijakan tersendiri

dalam menentukan apakah kasus anak tersebut dapat

diselesaikan melalui pengalihan atau tidak seperti

kasus pencabulan dan narkoba yang biasanya

diteruskan ke penuntutan. Apabila diversi berhasil

dilakukan maka akan dilakukan pemulihan. Namun

jika diversi tidak berhasil atau kepolisian berdasarkan

kewenangannya menyatakan bahwa kasus tersebut

harus diterukan maka proses akan dilanjutkan

dengan pelimpahan berkas ke kejaksaan.

Namun terkadang dalam melaksanakan

tugasnya, kepolisian bahkan tidak menawarkan diversi

dan restorative justice. Selain itu pihak keluarga

korban juga tidak bersedia melakukan perdamaian

yang ditandai dengan adanya surat pernyataan diatas

Page 7: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS - UKSW...Kabupaten Tegal Disebut sebagai Pihak kedua merupakan orang tua dari tersangka Sdr. Panggi bin Rasman Pada hari Senin, tanggal 26 Agustus

79

materai yang meminta pelaku dihukum seberat-

beratnya.

Berdasarkan temuan di lapangan, tidak

dilakukannya diversi dan restorative justice secara

maksimal oleh kepolisian di Polres Tegal dikarenakan

kemampuan pihak polisi sendiri dalam memahami

konsep ini masih kurang sehingga dalam

penerapannya jarang dilakukan kecuali pihak

keluarga korban atau keluarga pelaku yang

melakukan perdamaian diluar kepolisian.

Sehubungan dengan hal tersebut, Kapolres Tegal

mengatakan bahwa: Memang dalam beberapa perkara

yang melibatkan anak sebagai pelakunya, terutama

kasus-kasus yang kerugian materiilnya kecil, antara

korban dan pelaku lebih memilih penyelesaiannya

melalui jalan perdamaian, karena mereka merasa lebih

memperoleh kemudahan dan tidak berlarut-larut.

Misalnya di dalam kasus perkara penganiayaan

terhadap anak di bawah umur yang dilakukan oleh

Tersangka anak yakni dalam Laporan Polisi Nomor

LP/B/259/VIII/2013/Res.Tgl tertanggal 28 Agustus

2013, di mana yang melaporkan adalah Sarah

Matahelumual binti Warja, tanggal lahir 07 Oktober

1964 pekerjaan ibu rumah tangga agama Kristen,

alamat Desa Dukuhsalam RT 02 RW 04 Kecamatan

Slawi Kabupaten Tegal yang melaporkan bahwa pada

hari Senin, tanggal 26 Agustus 2013 pukul 16.30 WIB

di belakang rumah Sdri. Surip Desa Dukuhsalam RT

Page 8: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS - UKSW...Kabupaten Tegal Disebut sebagai Pihak kedua merupakan orang tua dari tersangka Sdr. Panggi bin Rasman Pada hari Senin, tanggal 26 Agustus

80

02 RW 04 Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal terjadi

tindak pidana melakukan kekerasan terhadap anak

yakni korban Samuel Matahelumual bin Abraham

Yosep Matahelumual umur 12 tahun pelajar SD,

agama Kristen alamat desa Dukuhsalam RT 02 RW 04

Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal yang dilakukan

oleh Tersangka Panggi bin Rasman umur 17 tahun,

pekerjaan pelajar, agama Islam, pelajar SMK, alamat

desa Dukuhsalam RT 02 RW 04 Kecamatan Slawi

Kabupaten Tegal. Kejadian yang dilaporkan Pelapor

adalah bahwa pada saat korban sedang bermain

bersama teman-temannya di belakang rumah Sdri

Surip tiba-tiba korban didatangi oleh Tersangka dari

arah sungai dan langsung mendorong sehingga

terjengkang kemudian ditendang perutnya dan

ditampar hingga merasakan sakit.

Dalam perkara penganiayaan yang tersang-

kanya adalah berusia anak, maka pihak kepolisian

Resor Tegal mengadakan pendekatan Restorative

Justice yakni dengan melakukan pendekatan kepada

keluarga korban dan keluarga pelaku. Usaha ini

berhasil dilaksanakan dengan adanya surat

pernyataan dari kedua belah pihak yang isinya adalah

sebagai berikut :

Yang bertandatangan di bawah ini

a. Nama :Sarah M.binti Warja

Tempat tanggal lahir : Tegal, 07 Oktober 1964

Page 9: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS - UKSW...Kabupaten Tegal Disebut sebagai Pihak kedua merupakan orang tua dari tersangka Sdr. Panggi bin Rasman Pada hari Senin, tanggal 26 Agustus

81

Pekerjaan : Ibu rumah Tangga

Alamat : Desa Dukuhsalam RT

02 RW 04

Kecamatan Slawi

Kabupaten Tegal

Disebut sebagai pihak kesatu

b.Nama : Nursitin binti Sanusi

Tempat tanggal lahir : Tegal, 21 Januari

1961

Pekerjaan : Swasta

Alamat : Desa Dukuhsalam RT

02 RW 04

Kecamatan Slawi

Kabupaten Tegal

Disebut sebagai Pihak kedua merupakan orang tua

dari tersangka Sdr. Panggi bin Rasman

Pada hari Senin, tanggal 26 Agustus 2013 sekira

pukul 16.30 WIB di belakang rumah Sdri Surip

tepatnya di sekitar sungai Kaligung turut desa

Dukuhsalam Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal telah

terjadi tindak pidana kekerasan terhadap anak di

bawah umur yang dilakukan oleh anak dari pihak

kedua yang bernama Sdr. Panggi bin Rasman terhadap

korban/anak dari pihak kesatu yang bernama Sdr.

Samuel Matahelumual bin Abraham Yosef dan atas

kejadian ini antara kedua belah pihak telah sepakat

untuk menyelesaikan permasalahan tersebut dengan

jalan kekeluargaan, serta kedua belah pihak

menyatakan:

Page 10: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS - UKSW...Kabupaten Tegal Disebut sebagai Pihak kedua merupakan orang tua dari tersangka Sdr. Panggi bin Rasman Pada hari Senin, tanggal 26 Agustus

82

1. Bahwa pihak kedua tidak akan mengulangi perbuatannya seperti tersebut di atas baik

terhadap pihak kesatu maupun terhadap pihak lain

2. Pihak kedua meminta maaf atas perbuatannya tersebut di atas kepada Pihak kesatu dan Pihak kesatu menerima serta

memberikan maaf kepada Pihak Kedua 3. Pihak kedua bersedia dilakukan proses

hukum yang berlaku jika mengingkari surat

pernyataan ini. 4. Pihak kedua dan pihak kesatu telah sepakat

untuk tidak saling memprovokasi tentang permasalahan ini

5. Apabila di kemudian hari pihak kedua

mengulangi perbuatan tersebut terhadap pihak kesatu maka pihak kedua bersedia

diproses secara hukum Sesuai dengan tanggapan dari Kasat Reskrim

Polres Tegal, yang mengatakan bahwa: Mengingat

kasus yang ditangani oleh penyidik Polres Tegal cukup

banyak, maka untuk efisiensi dan kecepatan

penanganan perkara, memang ada beberapa kasus

yang melibatkan anak sebagai pelaku, penyidik

menerapkan konsep keadilan restoratif yang tentunya

dengan mempertimbangkan dan memperhatikan dari

berbagai aspek, misalnya kerugian yang ditimbulkan

kecil, tidak me-nimbulkan korban jiwa, dan yang

paling penting kedua belah pihak sepakat untuk

diselesaiikan secara kekeluargaan4.

4 Wawancara dengan Kanit PPA Sat Reskrim Polres Tegal, 9 April

2014

Page 11: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS - UKSW...Kabupaten Tegal Disebut sebagai Pihak kedua merupakan orang tua dari tersangka Sdr. Panggi bin Rasman Pada hari Senin, tanggal 26 Agustus

83

Hal yang sama juga dikemukakan para Penyidik,

yang mengatakan bahwa: Dalam menangani kasus

yang pelakunya anak-anak memang ada beberapa

kasus yang kami selesaikan dengan kekeluargaan,

itupun atas permintaan kedua belah pihak yang telah

sepakat untuk menyelesaikannya secara damai, tapi

tidak semua kasus anak yang kami tangani kami

selesaikan secara kekeluargaan, terutama kasus-

kasus yang menjadi atensi pimpinan seperti curanmor,

penganiayaan berat tetap kami proses sesuai

ketentuan yang berlaku.

Berdasarkan uraian dan fakta-fakta di atas

tentunya kenyataan di lapangan seseorang yang

menjalani pemidanaan pada lembaga pemasya-

rakatan (yang tujuannya memberikan efek jera),

ternyata setelah kembali ke masyarakat, orang yang

bersangkutan justru terdidik menjadi pelaku tindak

pidana jenis lain, bahkan dalam banyak kasus, orang

yang telah menjalani pemidanaan tetap saja

mengulangi perbuatan (pidana) atau recidive pada

masa datang. Hal ini juga telah menjadi pertimbangan

sendiri terhadap efektivitas pemidanaan dalam sistem

hukum pidana, sehingga perlu dicari cara lain yang

lebih dapat menjamin penyelesaian kasus pidana

secara efektif dan efisien, serta lebih memenuhi

prinsip keadilan. Cara penyelesaian perkara pidana

dimaksud adalah dengan pendekatan keadilan

restoratif.

Page 12: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS - UKSW...Kabupaten Tegal Disebut sebagai Pihak kedua merupakan orang tua dari tersangka Sdr. Panggi bin Rasman Pada hari Senin, tanggal 26 Agustus

84

Dalam praktiknya penyidikan terhadap perkara

pidana yang melibatkan anak sebagai pelaku di Polres

Tegal, banyak pihak yang terlibat (pelaku dan korban)

serta masyarakat lebih cenderung memilih penerapan

konsep keadilan restoratif, karena dianggap tidak

memakan waktu yang lama dan prosesnya tidak

berbelit-belit. Hal ini menjadi pertimbangan bagi pihak

penyidik untuk memberikan ruang bagi kedua belah

pihak untuk menyelesaikan perkara pidananya diluar

pengadilan, namun kewenangan untuk melakukan

penegakkan hukum tetap berada di pihak Kepolisian.

Sebagaimana penegasan Pasal 13 huruf b Undang-

undang Nomor 2 Tahun 2002 yang berbunyi Tugas

Pokok Polri adalah menegakkan hukum. Namun tidak

menutup kemungkinan bagi kepolisian untuk

bertindak diluar ketentuan hukum yang berlaku demi

kepentingan umum. Berdasarkan pasal 18 ayat (1)

Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002 justru

kepolisan diberikan peluang untuk bertindak menurut

penilaiannya sendiri untuk kepentingan umum.

Di bawah ini disajikan data perkara tindak

pidana anak di Polres Tegal dari tahun 2013 sampai

dengan tahun 2014 dalam tabel sebagai berikut :

Page 13: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS - UKSW...Kabupaten Tegal Disebut sebagai Pihak kedua merupakan orang tua dari tersangka Sdr. Panggi bin Rasman Pada hari Senin, tanggal 26 Agustus

85

Tabel 3.1. Data Perkara Tindak Pidana Anak

di Polres Tegal Tahun 2013

No Jenis Tindakan

Pidana

Pasal yang

dilanggar Penyelesaian Keterangan

1 Kekerasan terhadap

anak

Pasal 80

UUPA

Restorative

Justice

Keluarga pelaku

meminta maaf

2 Pencurian HP olah

anak 16th

Pasal 362

KUHP

diversi kekeluargaan

3 Perkelahian anak Pasal 80

UUPA

Restorative

justice

damai

4 Pengrusakan sepeda

motor oleh anak 16

th

Pasal 406

KUHP

Restorative

justice

Korban

memaafkan

5 Perkelahian anak Pasal 80

UUPA Anak

Restorative

Justice

damai

6 Kekerasan sesama

anak

Pasal 80

UUPA

diversi Korban

memaafkan

7 Perkelahian antar

anak

Pasal 170

KUHP

Diversi Mediasi

8 Pencurian oleh anak Pasal 362

KUHP

Diteruskan ke

kejaksaan

Mall menolak

damai

9 Pencabulan oleh

anak

Pasal 81, 82

UUPA

diproses Ancaman 5 th

10 Pemerasan oleh

anak

Pasal 368

KUHP

Dilanjutkan

peradilan

Kejahatan berat

11 Pencurian helm oleh

anak

Pasal 362

KUHP

Dikembalikan

kepada orang

tua

Orang tua pelaku

tergolong

keluarga tidak

mampu sehingga

tidak mampu

mengembalikan

kerugian korban

Sumber: Unit PPA Polres Tegal

Page 14: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS - UKSW...Kabupaten Tegal Disebut sebagai Pihak kedua merupakan orang tua dari tersangka Sdr. Panggi bin Rasman Pada hari Senin, tanggal 26 Agustus

86

Pada kasus kejahatan anak di bawah umur

tidak semuanya dapat didamaikan secara restorative

justice (diversi). Dan sebagian kasus kejahatan yang

dilakukan anak sebagian diteruskan ke kejaksaan

sehingga kewenangan diskresi belum dipergunakan

secara maksimal untuk menangani perkara anak yang

bermasalah dengan hukum.

Fakta ini menunjukkan bahwa kepolisian belum

menggunakan kewenangan diskresinya dalam

penanganan anak, dengan alasan pihak kepolisian

tidak dapat menggunakan kewenangan diskresinya

secara maksimal dikarenakan beberapa kasus anak

yang berhadapan hukum wajib diteruskan ke

kejaksaan seperti pemerkosan, pemerasan, Narkoba,

curanmor, sedangkan untuk beberapa kasus yang

ringan dapat dilakukan perdamaian secara restorative

justice

Retorative justice yang berlandaskan pada

hukuman, balas dendam terhadap pelaku,

pengasingan dan perusakan harus digantikan oleh

keadilan restorasi yang berlandaskan pemulihan

terhadap korban. Teori hukum progresif berupa usaha

untuk mengubah paradigma legalistic yang sudah

terdogma dalam pemikiran aparat penegakan hukum

untuk tidak hanya berpedoman pada teks hukum

belaka.

Page 15: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS - UKSW...Kabupaten Tegal Disebut sebagai Pihak kedua merupakan orang tua dari tersangka Sdr. Panggi bin Rasman Pada hari Senin, tanggal 26 Agustus

87

Tabel 3.2. Data Kejahatan Anak Tahun 2010-2013 di

Polres Tegal

No Saran Petugas Tahun

2010 2011 2012 2013 Jml %

1 Diberikan hukuman sesuai dengan peraturan yang berlaku

8 12 5 16 41 27.7

2 Diberikan pidana bersyarat

5 8 5 10 28 18,9

3 Dilakukan restorative justice demi kepentingan masa depannya

12 10 7 13 42 28,4

4 Dikembalikan kepada orang tua nya

11 7 9 10 37 25

Jumlah 36 37 26 49 148 100

Sumber : diolah dari Unit PPA Polres Tegal

Dari data tersebut diuraikan bahwa ada

beberapa perkara anak yang diselesaikan melalui

restorative justice, sebagian lagi diproses melalui

proses litigasi dan sampai kepada penghukuman serta

pidana bersyarat. Ada beberapa kasus juga yang

mengembalikan pelaku tindak pidana anak yang

dikembalikan kepada orang tuanya oleh pihak

penyidik Kepolisian Resort Tegal melalui kewenangan

diskresinya di mana di dalam tabel di atas mencapai

25%.

Kasus anak yang diberikan hukuman sesuai

dengan peraturan yang berlaku, dikenakan kepada

tindak pidana berat yang ancaman hukumannya lebih

dari 5 tahun seperti pencabulan, pemerasan,

pencurian dengan pemberatan di mana di dalam tabel

Page 16: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS - UKSW...Kabupaten Tegal Disebut sebagai Pihak kedua merupakan orang tua dari tersangka Sdr. Panggi bin Rasman Pada hari Senin, tanggal 26 Agustus

88

prosentase anak yang berkonflik dengan hukum dan

diproses sesuai dengan peraturan peradilan yang

berlaku mendapai 27,7%.

Pidana bersyarat dikenakan kepada anak pelaku

tindak pidana apabila anak tersebut melakukan tindak

pidana namun keluarga korban menolak untuk

memaafkan dan menolak untuk berdamai, akhirnya

pihak Polres Tegal melanjutkannya dengan proses

litigasi namun pada akhirnya anak tersebut

dijatuhkan pidana bersyarat di dalam tabel anak yang

dikenakan pidana bersyarat pada Polres Tegal

mencapai 18,9%.

Sebagian besar kasus di Polres Tegal

diselesaikan melalui pendekatan restorative justice

dengan mengundang pihak korban untuk dapat

berdamai dan memaafkan pelaku dan sebagian besar

keluarga korban mau memahami dan hadir di Polres

dengan mediasi pihak polisi. Apabila keluarga pelaku

ternyata termasuk keluarga tidak mampu dan tindak

pidana yang dilakukan termasuk kategoro tindak

pidana ringan maka pihak Polres langsung

mengembalikannya kepada orang tuanya tanpa

meminta ganti rugi dari keluarga pelaku.

Namun apabila tindak pidana yang dilanggar

termasuk tindak pidana berat seperti yang dilakukan

oleh tersangka yang melakukan tindak pidana

pencabulan, pemerasan dan narkoba, maka pihak

Polres Tegal akan langsung memprosesnya dengan

Page 17: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS - UKSW...Kabupaten Tegal Disebut sebagai Pihak kedua merupakan orang tua dari tersangka Sdr. Panggi bin Rasman Pada hari Senin, tanggal 26 Agustus

89

proses litigasi tanpa melakukan diversi, diskresi

maupun pendekatan restorative justice.

Penerapan restorative justice terhadap anak

yang melakukan tindak pidana di Polres Tegal apabila

dikaitkan dengan model restorative justice dari John

Braithwaite menurut penulis menggunakan model

yang kedua di mana di dalam model kedua ini

menggambarkan model alternatif. Polres Tegal

menggunakan pendekatan restorative justice dalam

penanganan terhadap anak yang berkonflik dengan

hukum hanya sebagai alternatif dengan catatan jika

syarat-syarat untuk diterapkannya restorative justice

ini terpenuhi. Di dalam model kedua ini lebih

cenderung mengarah kepada kepuasan dari korban

dan bukannya penghukuman bagi pelaku kejahatan.

Pendekatan yang dilakukan pada model kedua ini

memang dapat dilakukan di kepolisian maupun badan

yang berwenang seperti kejaksaan atau pun

pengadilan.

Bentuk restorasi tersebut misalnya dengan cara

pelaku kejahatan menyatakan permintaan maafnya

kepada korban atau pun bentuk-bentuk perbaikan

bagi korban yang disetujui oleh pelaku kejahatan dan

korbannya. Bagi pelaku kejahatan yang rasional, ada

kalanya pelaku kejahatan mempunyai niat yang tidak

baik dalam bernegosiasi.

Namun John Braithwaite telah meng-

antisipasinya dengan menggunakan prinsip active

Page 18: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS - UKSW...Kabupaten Tegal Disebut sebagai Pihak kedua merupakan orang tua dari tersangka Sdr. Panggi bin Rasman Pada hari Senin, tanggal 26 Agustus

90

deterrence. Prinsip ini pada intinya mengingatkan

kepada pelaku kejahatan bahwa apabila negosiasi

gagal, pelaku kejahatan tersebut akan kembali ke

proses penahanan. Jalan keluar bagi pelaku kejahatan

adalah penahanan. Misalnya dalam kasus pencurian

di Mall yang dilakukan oleh anak, di mana pihak Mall

menyatakan menolak untuk berdamai dikarenakan

Mall menyatakan bahwa pihaknya sudah memberikan

pengumuman yang ditempel di setiap rak-rak

penjualan bahwa setiap bentuk pencurian akan

diproses sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku

sehingga kasus ini tetap dilanjutkan tanpa

menggunakan pendekatan restorative justice.

B. Analisis

1. Alasan-alasan Digunakannya Pendekatan

Restorative Justice System dalam Penyelesaian

Tindak Pidana Anak

Kasus anak yang berkonflik dengan hukum yang

dibawa dalam proses peradilan adalah kasus kasus

yang serius saja, itupun harus selalu mengutamakan

prinsip kepentingan terbaik bagi anak, serta proses

penghukuman adalah jalan terakhir dengan tetap

tidak mengabaikan hak hak anak. Diluar itu kasus

kasus anak dapat diselesaikan melalui mekanisme

non formal yang didasarkan pada pedoman yang baku.

Bentuk penanganan non formal dapat dilakukan

dengan diversi atau restorative justice yang dapat

diselesaikan dengan mewajibkan anak yang

berhadapan dengan hukum untuk mengikuti

Page 19: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS - UKSW...Kabupaten Tegal Disebut sebagai Pihak kedua merupakan orang tua dari tersangka Sdr. Panggi bin Rasman Pada hari Senin, tanggal 26 Agustus

91

pendidikan atau pelatihan pada lembaga tertentu,

ataupun jika terpaksa terjadi penghukuman hak hak

anak tidak boleh diabaikan. Sehingga pada akhirnya

penanganan nonformal dapat terlaksana dengan baik

jika diimbangi dengan upaya menciptakan sistem

peradilan yang kondusif.

Satu hal yang juga penting adalah belum

terdapat mekanisme evaluasi terhadap sistem

peradilan anak oleh lembaga independen di Indonesia,

seperti lembaga swadaya masyarakat (Non

Governmental Organization), yang bersifat netral dan

independen, sehingga potensi hancurnya masa depan

anak sangat besar akibat sistem peradilan yang

kurang tepat

Anak merupakan amanah dari Tuhan Yang

Maha Esa yang dalam dirinya melekat harkat dan

martabat sebagai manusia seutuhnya. Setiap anak

mempunyai harkat dan martabat yang patut dijunjung

tinggi dan setiap anak yang terlahir harus

mendapatkan hak haknya tanpa anak tersebut

meminta. Hal ini sesuai dengan ketentuan Konvensi

Hak Anak (Convention on the Rights of the Child) )yang

diratifikasi oleh pemerintah Indonesia melalui

Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1990, kemudian

juga dituangkan dalam Undang-Undang Nomor 4

Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak dan Undang

–Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan

Anak yang kesemuanya mengemukakan prinsip-

prinsip umum perlindungan anak, yaitu non

Page 20: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS - UKSW...Kabupaten Tegal Disebut sebagai Pihak kedua merupakan orang tua dari tersangka Sdr. Panggi bin Rasman Pada hari Senin, tanggal 26 Agustus

92

diskriminasi, kepentingan terbaik bagi anak,

kelangsungan hidup dan tumbuh kembang, dan

menghargai partisipasi anak.

Lebih dari 4.000 anak Indonesia diajukan ke

pengadilan setiap tahunnya atas kejahatan ringan,

seperti pencurian

Pada umumnya mereka tidak mendapatkan

dukungan, baik dari pengacara maupun dinas sosial.

Dengan demikian, tidak mengejutkan jika sembilan

dari sepuluh anaknnya dijebloskan ke penjara atau

rumah tahanan.

Melihat prinsip prinsip tentang perlindungan

anak terutama prinsip mengutamakan kepentingan

terbaik bagi anak maka diperlukan proses

penyelesaian perkara anak diluar mekanisme pidana

atau biasa disebut diversi, karena lembaga

pemasyarakatan bukanlah jalan untuk menyelesaikan

permasalahan anak dan justru dalam LP rawan terjadi

pelanggaran-pelanggaran terhadap hak anak. Oleh

karena itulah mengapa diversi khususnya melalui

konsep Restorative Justice menjadi suatu

pertimbangan yang sangat penting dalam

menyelesaikan perkara pidana yang dilakukan oleh

anak.

Sebelum membahas jauh tentang konsep diversi

dan Restorative Justice, ada baiknya dipahami sistem

peradilan pidana anak dalam perspektif HAM

internasional sebagai komparasi. Sistem Peradilan

Page 21: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS - UKSW...Kabupaten Tegal Disebut sebagai Pihak kedua merupakan orang tua dari tersangka Sdr. Panggi bin Rasman Pada hari Senin, tanggal 26 Agustus

93

Pidana Anak (Juvenile Justice System) adalah segala

unsure sistem peradilan pidana yang terkait di dalam

penanganan kasus-kasus kenakalan anak. Pertama,

polisi sebagai institusi formal ketika anak nakal

pertama kali bersentuhan dengan sistem peradilan,

yang juga akan menentukan apakah anak akan

dibebaskan atau diproses lebih lanjut. Kedua, jaksa

dan lembaga pembebasan bersyarat yang juga akan

menentukan apakah anak akan dibebaskan atau

diproses ke pengadilan anak. Ketiga, Pengadilan Anak,

tahapan ketika anak akan ditempatkan dalam pilihan-

pilihan, mulai dari dibebaskan sampai dimasukkan

dalam institusi penghukuman. Sehubungan dengan

hal ini, Muladi yang menyatakan bahwa criminal

justice system memiliki tujuan untuk : (i) resosialisasi

dan rehabilitasi pelaku tindak pidana; (ii)

pemberantasan kejahatan; (iii) dan untuk mencapai

kesejahteraan sosial.

Berangkat dari pemikiran ini, maka tujuan

sistem peradilan pidana anak terpadu lebih

ditekankan kepada upaya pertama (resosialiasi dan

rehabilitasi) dan ketiga (kesejahteraan sosial). Namun

upaya lain diluar mekanisme pidana atau peradilan

dapat dilakukan dengan beberapa metode diantaranya

metode Diversi dan Restorative Justice.

Diversi adalah pengalihan penanganan kasus

kasus anak yang diduga telah melakukan tindak

pidana dari proses formal dengan atau tanpa syarat.

Pendekatan diversi dapat diterapkan bagi penyelesaian

Page 22: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS - UKSW...Kabupaten Tegal Disebut sebagai Pihak kedua merupakan orang tua dari tersangka Sdr. Panggi bin Rasman Pada hari Senin, tanggal 26 Agustus

94

kasus-kasus anak yang berkonflik dengan hukum.

Adapun yang menjadi tujuan upaya diversi adalah

untuk:

a. menghindari anak dari penahanan; b. menghindari cap/label anak sebagai

penjahat; c. mencegah pengulangan tindak pidana

yang yang dilakukan oleh anak;

d. anak bertanggung jawab atas perbuatannya

e. melakukan intervensi-intervensi yang

diperlukan bagi korban dan anak tanpa harus melalui proses formal;

f. menghindari anak mengikuti proses sistem peradilan;

g. menjauhkan anak dari pengaruh dan

implikasi negatif dari proses peradilan. Program diversi dapat menjadi bentuk restoratif

justice jika:

a. mendorong anak untuk bertanggung jawab atas perbuatannya;

b. memberikan kesempatan bagi anak untuk

mengganti kesalahan yang dilakukan dengan berbuat kebaikan bagi si korban;

c. memberikan kesempatan bagi si korban

untuk ikut serta dalam proses; d. memberikan kesempatan bagi anak untuk

dapat mempertahankan hubungan dengan keluarga

e. memberikan kesempatan bagi rekonsiliasi

dan penyembuhan dalam masyarakat yang dirugikan oleh tindak pidana.

Pelaksanaan metode sebagaimana telah

dipaparkan diatas ditegakkannya demi mencapai

kesejahteraan anak dengan berdasar prinsip

Page 23: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS - UKSW...Kabupaten Tegal Disebut sebagai Pihak kedua merupakan orang tua dari tersangka Sdr. Panggi bin Rasman Pada hari Senin, tanggal 26 Agustus

95

kepentingan terbaik bagi anak. Dengan kata lain,

diversi tersebut berdasarkan pada perlindungan anak

dan pemenuhan hak-hak anak (protection child and

fullfilment child rights based approuch). Deklarasi Hak-

Hak Anak tahun 1959 dapat dirujuk untuk memaknai

prinsip kepentingan terbaik untuk anak. Prinsip kedua

menyatakan bahwa anak-anak seharusnya menikmati

perlindungan khusus dan diberikan kesempatan dan

fasilitas melalui upaya hukum maupun upaya lain

sehingga memungkinkan anak terbangun fisik,

mental, moral, spiritual dan sosialnya dalam

mewujudkan kebebasan dan kehormatan anak.

Dalam kerangka hak sipil dan politik, prinsip ini

dapat dijumpai dalam 2 (dua) Komentar Umum Komisi

Hak Asasi Manusia (General Comments Human Rights

Committee) khsususnya Komentar Umum Nomor 17

dan 19) sebagai upaya Komisi melakukan interpretasi

hukum atas prinsip kepentingan terbaik anak dalam

kasus terpisahnya anak dari lingkungan orang tua

(parental separation or divorce).Dalam kerangka ini,

pendekatan kesejahteraan dapat dijadikan sebagai

dasar filosofi penanganan terhadap pelanggaran

hukum usia anak.

Pada prinsipnya alasan digunakannya

pendekatan Restorative Justice dalam penanganan

Page 24: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS - UKSW...Kabupaten Tegal Disebut sebagai Pihak kedua merupakan orang tua dari tersangka Sdr. Panggi bin Rasman Pada hari Senin, tanggal 26 Agustus

96

tindak pidana anak ini didasari 2 (dua) alasan sebagai

berikut 5:

a. Anak-anak dianggap belum mengerti benar

kesalahan yang telah diperbuat, sehingga sudah sepantasnya diberikan pengurangan hukuman, serta pembedaan pemberian

hukuman bagi anak-anak dengan orang dewasa.

b. Bila dibandingkan dengan orang dewasa,

anak-anak diyakini lebih mudah dibina dan disadarkan

Terkait permasalahan tersebut, terdapat 5 (lima)

macam pendekatan yang biasanya digunakan untuk

menangani pelaku pelanggaran hukum usia anak,

yaitu:

a. Pendekatan yang murni mengedepankan kesejahteraan anak

b. Pendekatan kesejahteraan dengan intervensi hukum

c. Pendekatan dengan menggunakan/ berpatokan pada sistem peradilan pidana semata

d. Pendekatan edukatif dalam pemberian hukuman

e. Pendekatan hukuman yang murni bersifat

retributive Berdasarkan pemikiran di atas, maka tindakan

hukum yang dilakukan terhadap mereka yang berusia

di bawah 18 tahun harus mempertimbangkan

kepentingan terbaik anak. Hal ini didasari asumsi

bahwa anak tidak dapat melakukan kejahatan atau

5 Wawancara dengan Kanit PPA Reskrim Polres Tegal, tanggal 9

April 2014

Page 25: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS - UKSW...Kabupaten Tegal Disebut sebagai Pihak kedua merupakan orang tua dari tersangka Sdr. Panggi bin Rasman Pada hari Senin, tanggal 26 Agustus

97

doli incapax dan tidak dapat secara penuh

bertanggung jawab atas tindakannya6.

Dengan demikian, pendekatan yang dapat

digunakan untuk penanganan anak yang berkonflik

dengan hukum sesuai dengan nilai-nilai, prinsip-

prinsip, dan norma KHA adalah pendekatan yang

murni mengedepankan kesejahteraan anak (Pasal 3

ayat (1),(2),(3)) dan pendekatan kesejahteraan dengan

intervnesi hukum (Pasal 37, Pasal 39, dan Pasal 40).

Berangkat dari konsep ini, pendekatan dengan model

penghukuman yang bersifat restoratif atau disebut

restorative justice saat ini lebih layak diterapkan dalam

menangani pelanggar hukum usia anak. Prinsip ini

merupakan hasil eksplorasi dan perbandingan antara

pendekatan kesejahteraan dan pendekatan keadilan.

Restorative justice berlandaskan pada prinsip-prinsip

due process yang sangat menghormati hak-hak

hukum tersangka, seperti hak untuk diperlakukan

sebagai orang yang tidak bersalah hingga vonis

pengadilan menetapkan demikian, hak untuk

membela diri, dan mendapatkan hukuman yang

proposional dengan kejahatan yang dilakukannya.

Konsep Restorative Justice telah muncul lebih

dari dua puluh tahun yang lalu sebagai alternative

penyelesaian perkara pidana anak. Kelompok Kerja

Peradilan Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)

6 Wawancara dengan Kanit PPA Reskrim Polres Tegal, tanggal 9

April 2014

Page 26: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS - UKSW...Kabupaten Tegal Disebut sebagai Pihak kedua merupakan orang tua dari tersangka Sdr. Panggi bin Rasman Pada hari Senin, tanggal 26 Agustus

98

mendefinisikan restorative justice sebagai suatu proses

semua pihak yang berhubungan dengan tindak pidana

tertentu duduk bersama-sama untuk memecahkan

masalah dan memikirkan bagaimana mengatasi akibat

pada masa yang akan datang. Proses ini pada

dasarnya dilakukan melalui diskresi (kebijakan) dan

diversi, yaitu pengalihan dari proses pengadilan

pidana ke luar proses formal untuk diselesaikan

secara musyawarah.

Penyelesaian melalui musyawarah sebetulnya

bukan hal baru bagi Indonesia, bahkan hukum adat di

Indonesia tidak membedakan penyelesaian perkara

pidana dan perdata, semua perkara dapat diselesaikan

secara musyawarah dengan tujuan untuk menda-

patkan keseimbangan atau pemulihan keadaan.

Dengan menggunakan metode restorative, hasil yang

diharapkan ialah berkurangnya jumlah anak anak

yang ditangkap, ditahan dan divonis penjara,

menghapuskan stigma dan mengem-balikan anak

menjadi manusia normal sehingga diharapkan dapat

berguna kelak di kemudian hari.

Adapun sebagai mediator dalam musya-warah

dapat diambil dari tokoh masyarakat yang terpercaya

dan jika kejadiannya di sekolah, dapat dilakukan oleh

kepala sekolah atau guru. Syarat utama dari

penyelesaian melalui musyawarah adalah adanya

pengakuan dari pelaku serta adanya persetujuan dari

pelaku beserta keluarganya dan korban untuk

Page 27: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS - UKSW...Kabupaten Tegal Disebut sebagai Pihak kedua merupakan orang tua dari tersangka Sdr. Panggi bin Rasman Pada hari Senin, tanggal 26 Agustus

99

menyelesaikan perkara melalui muyawarah

pemulihan, proses peradilan baru berjalan.

Dalam proses peradilan harus berjalan proses

yang diharapkan adalah proses yang dapat

memulihkan, artinya perkara betul betul ditangani

oleh aparat penegak hukum yang mempunyaai niat,

minat, dedikasi, memahami masalah anak dan telah

mengikuti pelatihan restorative justice serta

penahanan dilakukan sebagai pilihan terakhir dengan

mengindahkan prinsip-prinsip dasar dan konvensi

tentang Hak-Hak Anak yang telah diadopsi kedalam

undang-undang perlindungan anak.

Apabila anak terpaksa harus ditahan,

penahanan tersebut harus di Rutan khusus anak, dan

apabila terpaksa harus dipenjara maka harus

ditempatkan di Lapas anak. Baik di Rutan maupun di

Lapas, anak harus tetap bersekolah dan mendapatkan

hak-hak asasinya sesuai dengan The Beijing Rules agar

mereka dapat menyongsong masa depan yang cerah

karena pengabaian terhadap hak-hak anak adalah

juga pengabaian terhadap masa depan bangsa dan

Negara.

Salah satu standar dalam diversi adalah United

Nations Standard Minimum Rules for the Administration

of Juvenile Justice yang kemudian lebih dikenal

sebagai Beijing Rules yakni di dalam Artikel 5 Beijing

Rules menyatakan “the juvenile justice system shall

emphasize the well-being of the juvenile and shall

Page 28: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS - UKSW...Kabupaten Tegal Disebut sebagai Pihak kedua merupakan orang tua dari tersangka Sdr. Panggi bin Rasman Pada hari Senin, tanggal 26 Agustus

100

ensure that any reaction to juvenile offenders shall

always be in proportion to the circumstances of both the

offenders and the offence”. Artikel Beijing Rules

tersebut menekankan bahwa sebagai remaja /anak

yakni anak atau orang muda yang menurut sistem

hukum masing-masing, dapat diperlakukan atas

suatu pelanggaran hukum dengan cara yang berbeda

dari perlakuan terhadap orang dewasa (Peraturan 2.2

huruf c).

Pada intinya Beijing Rules memberikan

kewenangan kepada aparat penegak hukum untuk

mengambil tindakan pengalihan dari pemeriksaan

formal kepada anak yang melakukan tindak pidana7.

Pengalihan inilah yang pada proses hukum terutama

di dalam proses penyidikan, pihak kepolisian meng-

arahkan kepada penyelesaian restorative justice

dengan tidak meneruskannya pada proses hukum

selanjutnya, namun diselesaikan di luar pemeriksaan

formal terhadap anak yang berkonflik dengan hukum.

Model restorative justice juga berlandaskan

dengan due process model bekerjanya sistem peradilan

pidana, yang sangat menghormati hak hak hukum

setiap tersangka seperti, hak untuk diduga dan

diperlakukannnya sebagai orang yang tidak bersalah

jika pengadilan belum memvonisnya bersalah, hak

7 Defence for Children International, 2003, Kids Behind Bars: A Study on Children In Conflict With The Law: Towards Investing in Prevention, Stopping Incarceration and Meeting International Standard, Amsterdam, h. 22.

Page 29: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS - UKSW...Kabupaten Tegal Disebut sebagai Pihak kedua merupakan orang tua dari tersangka Sdr. Panggi bin Rasman Pada hari Senin, tanggal 26 Agustus

101

untuk membela diri dan hak untuk mendapatkan

hukuman yang proposional dengan pelanggaran yang

telah dilakukan.

Dalam kasus anak pelaku pelanggaran hukum,

mereka berhak mendapatkan pendampingan dari

pengacaranya selama menjalani proses peradilan.

Disamping itu adanya kepentingan korban yang juga

tidak boleh diabaikan, namun demikian tetap harus

memperhatikan hak hak asasi anak sebagai tersangka.

Oleh karena itu, anak anak ini sebisa mungkin harus

dijauhkan dari tindakan penghukuman sebagaimana

yang biasa dilakukan kepada penjahat dewasa.

Tindakan-tindakan yang dapat diambil anak

anak yang telah divonis bersalah ini misalnya,

pemberian hukuman bersyarat seperti kerja

sosial/pelayanan sosial serta pembebasan bersyarat.

Dengan demikian dengan model restorative justice,

proposionalitas penghukuman terhadap anak sangat

diutamakan. Model ini sangat terlihat dalam

ketentuan ketentuan The Beijing Rules dan dalam

peraturan peraturan PBB bagi perlindungan anak

yang sebelumnya harus telah dilakukan dengan serius

untuk menghindarkan anak anak dari proses hukum

gagal dilakukan, anak anak yang berhadapan dengan

proses peradilan harus dilindungi hak haknya sebagai

tersangka, dan hak haknya sebagai anak. Misalnya

kewenangan polisi untuk memberikan diskresi dapat

diberikan untuk kasus kasus seperti apa atau dalam

Page 30: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS - UKSW...Kabupaten Tegal Disebut sebagai Pihak kedua merupakan orang tua dari tersangka Sdr. Panggi bin Rasman Pada hari Senin, tanggal 26 Agustus

102

kasus seperti apa jaksa dapat menggunakan

kewenangannya untuk mengeluarkan anak.

Oleh karena itu, diperlukan aturan yang baku

tentang syarat dan pelaksanaan bagi diberikannya

perlakuan non formal bagi kasus kasus anak yang

berhadapan dengan hukum sehingga praktik praktik

negatif dalam sistem peradilan yang merugikan anak

dapat dibatasi.

Kasus anak yang berkonflik dengan hukum yang

dibawa dalam proses peradilan adalah kasus kasus

yang serius saja, itupun harus selalu mengutamakan

prinsip kepentingan terbaik bagi anak, serta proses

penghukuman adalah jalan terakhir dengan tetap

tidak mengabaikan hak hak anak. Diluar itu kasus

kasus anak dapat diselesaikan melalui mekanisme

non formal yang didasarkan pada pedoman yang baku.

Bentuk penanganan non formal dapat dilakukan

dengan diversi atau restorative justice yang dapat

diselesaikan dengan mewajibkan anak yang

berhadapan dengan hukum untuk mengikuti

pendidikan atau pelatihan pada lembaga tertentu,

ataupun jika terpaksa terjadi penghukuman hak hak

anak tidak boleh diabaikan. Sehingga pada akhirnya

penanganan non formal dapat terlaksana dengan baik

jika diimbangi dengan upaya menciptakan sistem

peradilan yang kondusif.

Satu hal yang juga penting adalah belum

terdapat mekanisme evaluasi terhadap sistem

Page 31: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS - UKSW...Kabupaten Tegal Disebut sebagai Pihak kedua merupakan orang tua dari tersangka Sdr. Panggi bin Rasman Pada hari Senin, tanggal 26 Agustus

103

peradilan anak oleh lembaga independen di Indonesia.

Sehingga potensi hancurnya masa depan anak sangat

besar akibat sistem peradilan yang kurang tepat bagi

anak, terlebih lagi di Indonesia sejumlah besar anak

masih ditempatkan di lembaga bercampur dengan

terpidana dewasa.

Diasumsikan bahwa pelanggaran atas hak hak

anak telah terjadi dalam penempatan anak di Lapas.

Sehingga metode Diversi dan Restorative Justice

agaknya menjadi suatu pilihan dan solusi yang tepat

untuk menyelesaikan perkara pidana yang dilakukan

oleh anak, karena didalamnya terdapat konsep yang

mulia yaitu menempatkan kepentingan terbaik bagi

anak dan tidak mengabaikan hak hak anak, terlebih

lagi di Indonesia sejumlah besar anak masih

ditempatkan di lembaga bercampur dengan terpidana

dewasa.

Analisis penerapan pendekatan restorative

justice dalam penanganan tindak pidana yang

dilakukan oleh anak dari sudut teori hukum kritis

adalah memandang bahwa penegakan hukum yang

tanpa didasari pemahamaman akan filosofi dari tujuan

pembuatan hukum itu sendiri menyebabkan

terjadinya disorientasi dalam penegakan hukum.

Disorientasi ini tampak dalam sistem pemidanaan

yang hanya mampu memenjarakan orang tetapi tidak

mampu mengembalikan keseimbangan dan persatuan

di tengah masyarakat yang terganggu akibat suatu

tindak pidana. Sudah saatnya penegakan hukum

Page 32: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS - UKSW...Kabupaten Tegal Disebut sebagai Pihak kedua merupakan orang tua dari tersangka Sdr. Panggi bin Rasman Pada hari Senin, tanggal 26 Agustus

104

dikembalikan kepada orientasi yang benar. Orientasi

yang didasarkan pada keseimbangan antara faktor

keadilan, kepastian hukum dan kemanfaatan.

Pengembalian penegakan hukum pada orientasi

yang benar menurut hukum kritis dapat diawali

dengan penerapan restorative justice atau prinsip

keadilan restoratif ini.

Prinsip keadilan restoratif merupakan keadilan

yang berupaya mengembalikan keadaan pada kondisi

semula, menguntungkan dan memenangkan semua

pihak serta tidak terpenjara pada mekanisme yang

kaku dan prosedural. Secara global, penerapan

restorative justice juga telah direkomendasikan oleh

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 2000.

Dalam rekomendasi tersebut, PBB mengajak semua

negara untuk mengadopsi restorative justice dalam

sistem pemidanaannya.

Dalam tataran teknis, penerapan restorative

justice dimulai dengan membuat kategorisasi

kejahatan. Dalam kategorisasi tersebut, kejahatan

dapat dibagi menjadi tiga kategori yaitu berat, sedang

dan ringan. Restorative justice hanya diterapkan

terhadap kasus-kasus ringan karena pertimbangan

kemanfaatan.

Penerapan restorative justice terhadap jenis

kasus ini juga sesuai dengan perkembangan teori

tujuan hukum modern yaitu teori tujuan hukum

kasuistik. Teori hukum kasuistik ini menyatakan

Page 33: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS - UKSW...Kabupaten Tegal Disebut sebagai Pihak kedua merupakan orang tua dari tersangka Sdr. Panggi bin Rasman Pada hari Senin, tanggal 26 Agustus

105

bahwa dalam penegakan hukum harus

mengedepankan salah satu tujuan hukum karena

sangat susah untuk menerapkan keadilan,

kemanfaatan dan kepastian hukum secara sekaligus

di era modern ini. Dalam penanganan dan penegakan

hukum terhadap anak yang melakukan tindak pidana,

maka menurut teori hukum kasuistik ini, yang

dikedepankan adalah dengan memprioritaskan tujuan

hukum kemanfaatan, yakni kemanfaatan penegakan

hukum terhadap masa depan anak, di mana anak

merupakan aset untuk masa depan yang masih dapat

diarahkan menuju perbaikan. Sedangkan tujuan

hukum yang lainnya yakni keadilan dapat diterapkan

setelah tujuan penegakan hukum kemanfaatan tidak

dapat diterapkan.

Penerapan restorative justice dalam kasus ringan

diperlukan karena rasio perbandingan antara biaya

yang dikeluarkan dan kerugian yang ditimbulkan tidak

seimbang. Sebagai contoh, anak yang melakukan

penganiayaan ringan atau pencurian mainan yang

nilainya di bawah Rp. 100.000,- sedangkan biaya

yang dikeluarkan untuk penyelidikan, penyidikan dan

penuntutan dalam kasus ini jauh lebih tinggi dari

kerugian yang ditimbulkan. Apalagi motif anak dalam

melakukan tindak pidana yang demikian adalah

karena ketidak tahunan anak tersebut akan akibat

tindakan tersebut. Kasus demikian baik dipandang

dari kerugian yang ditimbulkan maupun motifnya

Page 34: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS - UKSW...Kabupaten Tegal Disebut sebagai Pihak kedua merupakan orang tua dari tersangka Sdr. Panggi bin Rasman Pada hari Senin, tanggal 26 Agustus

106

harusnya diselesaikan secara musyawarah tanpa

harus diperkarakan di pengadilan.

Kategorisasi kejahatan sebagaimana yang

penulis kemukakan di atas membutuhkan sebuah

landasan hukum atau diatur secara khusus di dalam

pasal Undang-undang Sistem Peradilan Pidana Anak.

Oleh karena itu perlu kiranya DPR

mempertimbangkan untuk memasukkan kategorisasi

kejahatan baik dalam rancangan kitab undang-

undang hukum acara pidana atau Undang-undang

Sistem Peradilan Pidana Anak. Di dalam KUHAP

tersebut juga dalam pasal-pasalnya harus mengatur

mengenai penerapan restorative justice. Dengan

adanya pengaturan secara spesifik, jelas dan tegas

mengenai restorative justice dalam KUHAP maka

penerapannya tidak akan terhalang oleh asas legalitas

dalam hukum pidana.

Dimasukkannya restorative justice dalam sistem

pemidanaan Indonesia menurut teori hukum kritis

merupakan sebuah kemajuan dalam criminal justice

system yang dianut negeri ini. Kemajuan tersebut

tampak dalam dua hal yaitu diakomodasinya nilai

kekeluargaan dalam penegakan hukum serta

menempatkan hukum sebagai ultimum remedium atau

cara terakhir yang ditempuh dalam menyelesaikan

suatu masalah.

Dimasukkannya nilai-nilai kekeluargaan dalam

sistem pemidanaan anak merupakan bentuk

Page 35: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS - UKSW...Kabupaten Tegal Disebut sebagai Pihak kedua merupakan orang tua dari tersangka Sdr. Panggi bin Rasman Pada hari Senin, tanggal 26 Agustus

107

transformasi penegakan hukum di negeri ini dari

hukum kolonial menjadi hukum nasional yang

berkarakter keindonesiaan. Ini berarti, restorative

justice mampu mengem-balikan Indonesia dalam jati

diri kebang-saannya yang menjunjung tinggi

musyawarah dan nilai-nilai kekeluargaan. Hal ini juga

berfungsi mencegah masyarakat Indonesia menjadi

masyarakat legalistik (rentan hukum) yang cenderung

menyelesaikan semua masalah secara litigasi (melalui

pengadilan) tetapi menjadikan masyarakat Indonesia

sebagai masyarakat yang didominasi oleh kultur

sebagaimana masyarakat Jepang yang cenderung

menggunakan cara-cara non litigasi dalam

menyelesaikan suatu kasus.

Kemampuan restorative justice dalam

menjadikan hukum pidana sebagai ultimum remedium

akan menyebabkan berkurangnya perkara di lembaga

peradilan. Ditinjau dari bertumpuknya kasus di

lembaga peradilan, penegakan restorative justice

adalah suatu hal yang sangat mendesak dan tidak

dapat dielakkan.

Restorative justice juga akan membawa manfaat

dalam hal menjaga kerukunan bangsa ini. Restorative

justice yang melibatkan semua pihak baik pelaku,

korban maupun pihak lain yang berkaitan dengan

kasus anak akan mendamaikan para pihak atau

mengubah hubungan mereka yang tadinya

bermusuhan secara emosional menjadi akur kembali.

Fungsi rekonsiliasi dalam restorative justice inilah yang

Page 36: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS - UKSW...Kabupaten Tegal Disebut sebagai Pihak kedua merupakan orang tua dari tersangka Sdr. Panggi bin Rasman Pada hari Senin, tanggal 26 Agustus

108

nantinya akan kembali menciptakan kerukunan,

keamanan dan ketertiban dalam masyarakat.

Dengan kata lain, penegakan restorative justice

menurut hukum kritis dapat menciptakan kembali

keseimbangan dalam kehidupan masyarakat yang

sempat terganggu dengan terjadinya suatu tindak

pidana.

Dampak positif lainnya dari penerapan

restorative justice adalah mengubah citra penegakan

hukum di Indonesia menjadi lebih positif. Citra

penegakan hukum di Indonesia saat ini sungguh

memprihatinkan, hukum di asosiasikan sebagai

sesuatu yang menakutkan bagi masyarakat. Citra

hukum yang demikian dalam mindset masyarakat

perlu diubah dengan mendekatkan hukum kepada

nilai-nilai yang ada dalam masyarakat termasuk nilai

kekeluargaan.

Restorative justice dapat menjadi jembatan

untuk mendekatkan hukum kepada nilai-nilai

masyarakat tersebut. Dengan didekatkannya hukum

kepada masyarakat melalui restorative justice maka

partisipasi masyarakat dalam proses penegakan

hukum akan meningkat.

Partisipasi masyarakat sangat penting dalam

penegakan hukum di Indonesia karena tanpa adanya

peran aktif masyarakat dalam penegakan hukum

tidaklah mungkin hukum dapat ditegakkan secara

baik dan proporsional. Pentingnya peran serta

Page 37: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS - UKSW...Kabupaten Tegal Disebut sebagai Pihak kedua merupakan orang tua dari tersangka Sdr. Panggi bin Rasman Pada hari Senin, tanggal 26 Agustus

109

masyarakat dalam penegakan hukum ini juga

tergambar dalam teori Lawrence Friedman tentang tiga

unsur hukum yang salah satunya adalah legal culture

(budaya hukum) masyarakat. Hal ini menandakan

ketiadaan partisipasi masyarakat dalam proses

penegakan hukum akan menyebabkan hukum

kehilangan hakikatnya.

Penerapan restorative justice di Indonesia

merupakan sebuah konsep perbaikan secara

menyeluruh terhadap penegakan hukum di Indonesia

baik dari sisi substansi, struktur maupun budaya

hukum masyarakat. Menyadari besarnya manfaat dari

penerapan restorative justice di Indonesia tersebut,

penulis berharap agar restorative justice segera

diadopsi dalam criminal justice system yang dianut

bangsa ini demi terwujudnya penegakan hukum yang

baik dan bernurani di negeri Indonesia tercinta.

2. Kriteria yang digunakan dalam pendekatan

Restorative Justice dalam penyelesaian tindak

pidana anak

Banyak penulis menganggap restorative justice

bukanlah konsep yang baru. Keberadaannya

barangkali sama tuanya dengan hukum pidana itu

sendiri. Bahkan beribu tahun, upaya penanganan

perkara pidana, pendekatan justru ditempatkan

sebagai mekanisme utama bagi penanganan tindak

pidana. Marc Levin menyatakan bahwa pendekatan

yang dulu dinyatakan sebagai hal yang usang, kuno

Page 38: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS - UKSW...Kabupaten Tegal Disebut sebagai Pihak kedua merupakan orang tua dari tersangka Sdr. Panggi bin Rasman Pada hari Senin, tanggal 26 Agustus

110

dan tradisional kini justru dinyatakan sebagai

pendekatan yang progresif.

Konsep hukum adat Indonesia sebagai wadah

dari institusi peradilan adat juga memiliki konsep yang

dapat digambarkan sebagai akar dari restorative

justice. Di Indonesia, karakteristik dari hukum adat di

tiap daerah pada umumnya amat mendukung

penerapan restorative justice. Berkaitan dengan

pelanggaran adat atau delik adat, dan mekanisme

pemecahnya, hukum adat memiliki pandangan

tersendiri. Sebagaimana dikemukakan diatas, maka

pengertian pelanggaran adat terkait dengan kondisi

ketidak seimbangan kosmos dalam masyarakat. Hal

ini mencakup tindakan-tindakan yang mengganggu

kedamaian hidup atau pelanggaran terhadap

kepatutan dalam masyarakat.

Disini pelanggaran hukum adat merupakan:

a. Suatu peristiwa aksi dari para pihak

dalam masyarakat; b. Aksi itu menimbulkan gangguan kese-

imbangan; c. Gangguan keseimbangan ini menimbulkan

reaksi;

d. Reaksi yang timbul menjadikan terpe-liharanya kembali atas gangguan kese-

imbangan kepada keadaan semula. Konsep ini sangat berbeda dengan pengertian

tindak pidana atau delik dalam arti hukum pidana.

Berdasarkan definisi tersebut maka sifat-sifat

Page 39: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS - UKSW...Kabupaten Tegal Disebut sebagai Pihak kedua merupakan orang tua dari tersangka Sdr. Panggi bin Rasman Pada hari Senin, tanggal 26 Agustus

111

pelanggaran hukum adat dapat dikemukakan sebagai

berikut:

a. Menyeluruh dan menyatu

Sifat menyeluruh dan menyatu ini disebabkan

oleh latar belakang yang menjiwai hukum adat, yaitu

bersifat kosmis, di mana yang satu dianggap bertautan

atau dipertautkan dengan yang lain. Akibatnya yang

satu tak dapat dipisahkan dari yang lainnya. Demikian

juga dalam lapangan hukum. Tidak ada pemisahan

antara pelanggaran pidana dan perdata, pelanggaran

agama atau kesusilaan, demikian juga peradilannya.

Kesemuanya itu dilaksanakan dalam konteks perkara

yang mempunyai kesatuan sudut pandangan dari sisi

agama, kesusilaan, pidana dan perdata.

b. Terbuka

Ketentuan pelanggaran adat bermaksud

mempertahankan rasa keadilan menurut kesadaran

masyarakat sesuai dengan waktu, tempat, dan

keadaan (”desa”), ”kala”, dan ”patra” masyarakat Bali).

Tradisi menurut hukum adat yang berlaku memang

merupakan upaya penyelesaian dalam kasus

pelanggaran adat, tetapi dalam cara penyelesaiannya

senantiasa bersifat terbuka. Berkembangnya

masyarakat, maka akan berkembang pula ketentuan-

ketentuan penyelesaian dalam hukum adat karena

dasarnya adalah musyawarah secara bulat dan

mufakat.

Page 40: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS - UKSW...Kabupaten Tegal Disebut sebagai Pihak kedua merupakan orang tua dari tersangka Sdr. Panggi bin Rasman Pada hari Senin, tanggal 26 Agustus

112

c. Membeda-bedakan masalah

Penyelesaian pelanggaran adat melihat

permasalah tidak hanya semata-mata dari perbuatan

dan akibatnya, tetapi juga apa yang menjadi latar

belakang serta siapa pelakunya. Akibat cara pandang

yang demikian itu, maka penyelesaian dan tindakan

hukum atas suatu tindak pidana akan berbeda-beda.

d. Peradilan atas permintaan

Pelaksanaan pemeriksaan perkara dalam

hukum pelanggaran adat didasarkan atas

ada/tidaknya permintaan dan pengaduan seseorang

yang merasa dirugikan/diperlakukan tidak adil.

e. Tindakan reaksi atau koreksi

Petugas hukum terhadap terjadinya reaksinya

reaksi adat dapat mengambil langkah penyelesaian

atas perbuatan pidana tidak hanya terhadap pelaku

semata-mata, tetapi tuntutan pertanggung jawaban

dapat dibebankan kepada anggota keluarga di pelaku

lainnya, kepada masyarakat hukum yang

bersangkutan, tetapi juga pengembalian keseimbangan

dengan mengadakan upacara selamatan adat dan lain-

lain.

Dalam pandangan adat, tidak ada ketentuan

yang keberlakuannya disertai dengan syarat yang

menjamin ketaatannya dengan jalan menggunakan

paksaan. Sanksi adat tidak sama pengertiannya

dengan pemidanaan sebagaimana yang dijabarkan

Page 41: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS - UKSW...Kabupaten Tegal Disebut sebagai Pihak kedua merupakan orang tua dari tersangka Sdr. Panggi bin Rasman Pada hari Senin, tanggal 26 Agustus

113

dalam teori-teori pemidanaan klasik karena tujuannya

berbeda. Suatu penerapan sanksi adat adalah suatu

upaya, untuk mengembalikan langkah yang berada

diluar garis kosmos demi tidak terganggunya

ketertiban kosmos. Jadi sanksi adat merupakan usaha

mengembalikan keseimbangan yang terganggu.

Karenanya pada masa lalu aktifitas peradilan

termasuk sistem peradilan pidana tidak dapat

dipisahkan dengan kegiatan keagamaan, budaya dan

aktifitas pemerintahan, perekonomian dan kehidupan

lainnya.

Pendekatan restorative justice yang mulai

ditekankan di dalam Undang-undang Peradilan Anak

yang baru yakni Undang-undang Nomor 11 Tahun

2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak memiliki

beberapa kriteria pelaksanaan dilihat dari pelaksana

baik dari lembaga musyawarah antar pelaku dan

korban juga pada lembaga penegak hukum.

a. Lembaga Musyawarah antar Pihak Pelaku dan

Korban

Kenyataan yang ada dalam masyarakat

Indonesia mengenai fungsionalisasi lembaga

musyawarah sebagai bagian dari mekanisme yang

dipilih untuk menyelesaian perkara pidana.

Musyawarah baik yang diselenggarakan oleh

pelaku dan korban sendiri, atau dengan melibatkan

institusi kepolisian atau kejaksaan, atau dengan

melalui lembaga adat memperlihatkan pola pikir ma-

Page 42: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS - UKSW...Kabupaten Tegal Disebut sebagai Pihak kedua merupakan orang tua dari tersangka Sdr. Panggi bin Rasman Pada hari Senin, tanggal 26 Agustus

114

syarakat dalam melihat suatu permasalahan yang

muncul. Penyelesaian masalah termasuk didalamnya

adalah tindak pidana melalui musyawarah merupakan

pola pikir yang terangkum dalam keadilan restorative

sebagaimana didefinisikan diatas. Karenanya tanpa

mengabaikan mekanisme yang bekerja dalam sistem

hukum formal, mekanisme penyelesaian melalui

lembaga musyawarah pun bekerja dalam masyarakat.

Dalam berbagai asas dan model pendekatan

restorative justice, proses dialog antara pelaku dan

korban merupakan moral dasar dan bagian terpenting

dari penerapan keadilan ini. Dialog langsung antara

pelaku dan korban menjadikan korban dapat

mengungkapkan apa yang dirasakannya,

mengemukakan harapan akan terpenuhinya hak-hak

dan keinginan-keinginan dari suatu penyelesaian

perkara pidana. Melalui proses dialog juga pelaku

tergugah hatinya untuk mengoreksi diri, menyadari

kesalahannya dan menerima tanggung jawab sebagai

konsekuensi dari tindak pidana yang dilakukan

dengan penuh kesadaran. Dari proses dialog ini pula

masyarakat dapat turut serta berpartisipasi dalam

mewujudkan hasil kesepakatan dan memantau pelak-

sanaannya.

Di dalam kajian tentang restoratif, lembaga

musyawarah ini dikenal sebagai mediasi yang sangat

melembaga dalam sistem peradilan perdata. Dalam

konsep mediasi proses dialog dikenal sebagai media

komunikasi yang menjadi modal utama

Page 43: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS - UKSW...Kabupaten Tegal Disebut sebagai Pihak kedua merupakan orang tua dari tersangka Sdr. Panggi bin Rasman Pada hari Senin, tanggal 26 Agustus

115

penyelenggaraan lembaga mediasi. Keseluruhan proses

itulah yang dapat ditemui baik dalam model

penyelenggaraan resto-rative justice seperti: (1) Victim

Offender Mediation (VOM: Mediasi antara pelaku dan

korban) yaitu suatu forum yang mendorong adanya

pertemuan antara pelaku dan korban yang dibantu

oleh mediator sebagai coordinator dan fasilitator dalam

pertemuan tersebut; (2) Conferencing yaitu suatu

forum yang sama dengan VOM, namun dalam bentuk

ini terdapat perbedaan yaitu pelibatan penyelesaian

bukan hanya melibatkan pelaku dan korban langsung

(primary victim), tetapi juga korban tidak langsung

(secondary victim), seperti keluarga atau kawan dekat

korban serta keluarga dan kawan dekat pelaku.

Adapun alasan pelibatan para pihak tersebut adalah

karena mereka mungkin terkena dampak baik

langsung ataupun tidak langsung atas tindak pidana

yang terjadi atau mereka memiliki keperdulian yang

tinggi dan kepentingan akan hasil dari musyawarah

serta mereka juga dapat berpartisipasi dalam

mengupayakan keberhasilan proses dan tujuan

akhirnya; (3) Circles, suatu model penerapan resto-

rative justice yang pelibatannya paling luas

dibandingkan dengan dua bentuk sebelumnya, yaitu

forum yang bukan hanya korban, pelaku, keluarga

atau mediator saja tapi juga anggota masyarakat yang

merasa berke-pentingan dengan perkara tersebut.

Ketiga model dasar dari bentuk penerapan

pendekatan restoratif justice tersebut pada dasarnya

Page 44: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS - UKSW...Kabupaten Tegal Disebut sebagai Pihak kedua merupakan orang tua dari tersangka Sdr. Panggi bin Rasman Pada hari Senin, tanggal 26 Agustus

116

merupakan bentuk-bentuk yang menjadi variasi dari

model dialog yang merupakan pelaksanaan dari

bentuk musyawarah dan mufakat. Dari nilai dasar

inilah restorative justice sebagai implementasi dari niali

dasar yang ada dalam masyarakat Indonesia memiliki

fondasi nilai yang kuat. Sayangnya penyelesaian model

ini belum memiliki justifikasi perundang-undangan

yang jelas.

b. Peran Lembaga Penegak Hukum

Di dalam hasil penelitian di atas merupakan

salah satu contoh peran lembaga penegak hukum di

dalam penanganan tindak pidana yang melibatkan

pelaku anak di mana pihak penyidik melalui

wewenangnya melakukan pendekatan terhadap kedua

belah pihak yakni pihak korban dan pihak pelaku

untuk duduk dalam satu meja dan menyelesaikan

melalui pendekatan resto-rative justice.

Beranjak dari pemikiran tentang keung-gulan

dan kelemahan dari penyelesaian perkara pidana

diluar sistem yang tidak diakui oleh hukum formal

yang berlaku, restorative justice telah menjadi suatu

kebutuhan dalam masyarakat. Hal ini erat kaitannya

dengan prinsip dan tujuan pemidanaan dari peradilan

adat yang berbeda dengan sistem formal yang ada

sehingga dampak dari putusan yang dihasilkan pun

akan sangat berbeda. Meskipun dalam beberapa hal

tersebut diatas, keberadaan lembaga ini dalam

masyarakat masih tetap menjadi pilihan karena tujuan

Page 45: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS - UKSW...Kabupaten Tegal Disebut sebagai Pihak kedua merupakan orang tua dari tersangka Sdr. Panggi bin Rasman Pada hari Senin, tanggal 26 Agustus

117

akhir yang tidak dapat diperoleh bila suatu perkara

diselesaikan melalui sistem peradilan pidana, seperti

memberikan suatu keuntungan yang langsung

dirasakan baik korban, pelaku maupun masyarakat

umum.

Bentuk-bentuk ganti rugi yang nyata dalam

bentuk pengembalian barang yang dicuri, perbaikan

kendaraan, santunan kepada luka-luka karena

penganiayaan hingga pemberian uang duka dalam hal

korban meninggal dunia, menjadi realita.

Mekanisme penyelesaian perkara pidana dengan

pendekatan restorative justice memberikan peran

masyarakat yang lebih luas. Dalam mekanisme

penyelesaian perkara pidana dengan pendekatan

restorative justice, maka posisi masyarakat bukan

hanya sebagai peserta pelaku atau peserta korban

saja. Masyarakat dapat diberikan peran yang lebih

luas untuk menjadi pemantau atas pelaksanaan suatu

hasil kesepakatan sebagai bagian dari penyelesaian

perkara pidana melalui pendekatan ini.

Pelaksanaan kegiatan ini dapat dilakukan

dengan berbagai cara misalnya memantau upaya

rehabilitasi korban sebagaimana contoh dalam

penelitian ini, masyarakat di desa Dukuhsalam ikut

berpartisipasi di dalam terlaksananya point-point yang

telah disepakati di dalam surat pernyataan bersama

seperti point ke-4 bahwa kedua belah pihak berjanji

untuk tidak saling memprovokasi tentang

Page 46: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS - UKSW...Kabupaten Tegal Disebut sebagai Pihak kedua merupakan orang tua dari tersangka Sdr. Panggi bin Rasman Pada hari Senin, tanggal 26 Agustus

118

permasalahan yang diselesaikan dan juga point ke-5

bahwa apabila pihak ke-2 atau pelaku melakukan

perbuatan penganiayaan lagi baik terhadap korban

yang ada dalam surat pernyataan maupun kepada

pihak lain, maka masyarakat akan mendorong agar

pihak berwenang menindak pelaku dengan melalui

prosedur hukum formal yakni penyidikan dan

seterusnya. Kegiatan memantau pelaksanaan

pertanggung jawaban pelaku, memang dapat berwujud

barbagai bentuk seperti perbaikan sarana yang rusak,

pengembalian barang, pemenuhan denda adat dan

lain se-bagainya.

Proses penanganan perkara dengan pendekatan

restoratif justice dapat dilakukan secara cepat dan

tepat. Karena tidak melalui prosedur birokrasi yang

berbelit-belit maka proses penyelesaian perkara

pidana terutama yang diselesaikan diluar lembaga

pengadilan baik didalam sistem peradilan pidana

maupun penyelesaian oleh masyarakat sendiri atau

bahkan oleh lembaga adat dapat dilakukan dengan

singkat.

Suatu model penyederhanaan sistem penye-

lesaian suatu perkara pidana tertentu.

Dalam Hukum acara pidana di Indonesia

memang dikenal beberapa model mekanisme

penyelesaian perkara pidana melalui peradilan biasa

atau peradilan singkat. Namun terlihat bahwa

Page 47: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS - UKSW...Kabupaten Tegal Disebut sebagai Pihak kedua merupakan orang tua dari tersangka Sdr. Panggi bin Rasman Pada hari Senin, tanggal 26 Agustus

119

mekanisme itu belum menjawab kebutuhan

masyarakat sebagaimana dalam paparan diatas.

Terdapat 5 prinsip penerapan restorative justice

di dalam penyelesaian perkara yang pelakunya adalah

anak-anak menurut Kepala Bagian Reskrim Polres

Tegal:

a. Membuat pelanggar bertanggung jawab untuk memperbaiki kerugian yang ditimbulkan untuk memperbaiki kerugian yang ditimbulkan oleh kesalahannya.

b. Memberikan kesempatan kepada pelanggar untuk membuktikan kapasitas dan kualitasnya di samping mengatasi rasa ber-salahnya.

c. Melibatkan para korban, orang tua, keluarga. d. Menciptakan forum untuk bekerja sama dalam

menyelesaikan masalah. e. Menetapkan hubungan langsung dan nyata antara

kesalahan dengan reaksi sosial yang formal.

Konsep restorative justice, proses penyelesaian

tindakan pelanggaran hukum yang terjadi dilakukan

dengan membawa korban dan pelaku (tersangka)

bersama-sama duduk dalam satu pertemuan untuk

bersama-sama berbicara. Sistem pertanggung jawaban

pidana anak yang dianut oleh KUHP (yang berlaku

sekarang ini) adalah sistem pertanggung jawaban yang

menyatakan bahwa semua anak (berusia 1 tahun

sampai dengan 16 tahun), anak yang jiwanya sehat,

dianggap mampu bertanggung jawab dan dituntut. .

Pendekatan Restorative Justice dalam

penyelesaian tindak pidana yang dilakukan oleh anak

Polres Tegal di mana proses penyelesaian tindakan

Page 48: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS - UKSW...Kabupaten Tegal Disebut sebagai Pihak kedua merupakan orang tua dari tersangka Sdr. Panggi bin Rasman Pada hari Senin, tanggal 26 Agustus

120

pelanggaran hukum yang terjadi dilakukan dengan

membawa korban dan pelaku (tersangka) bersama-

sama duduk dalam satu pertemuan untuk bersama-

sama berbicara. Proses model keadilan restorative

yang dimana peran polisi sebagai mediator, fasilitator,

atau pengawas. Dalam hal ini polisi menunjukan

pasal-pasal dan ketentuan perundang-undangan

peradilan anak, lalu para pihak dipersilahkan mencari

jalan keluar terbaik agar terjadi proses perbaikan,

pemulihan hubungan, konsiliasi dan rekonsiliasi

antara korban dan pelaku, keluarga korban dan

keluarga pelaku, dengan pene-rimaan masyarakat

kembali terhadap pelaku tanpa stigma apapun

terhadap pelaku.

Menurut hasil Wawancara dengan KA Subnit 1

Unit VI Reskrim (unit PPA) Polres Tegal, ada Tiga

kriteria kasus Anak yang melakukan Tindak Pidana

yang dapat diselesaikan dengan model restorative

justice.

a. Kasus itu tidak mengorbankan kepentingan umum dan bukan pelanggaran lalu lintas.

b. Anak itu baru pertama kali melakukan kenakalan dan bukan residivis.

c. Kasus itu bukan kasus yang mengakibatkan hilangnya nyawa manusia, luka berat, atau cacat seumur hidup, Namun, apabila seorang anak yang dilaporkan dan ditangkap untuk tindak

pidana ringan, misalnya karena mengutil/pencurian ringan, perkelahian ringan, penganiyayaan ringan tidak usahlah dipenjara, cukup panggil orangtuanya dan dinasihati. Penegak

Page 49: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS - UKSW...Kabupaten Tegal Disebut sebagai Pihak kedua merupakan orang tua dari tersangka Sdr. Panggi bin Rasman Pada hari Senin, tanggal 26 Agustus

121

hukum seperti polisi, jaksa, dan Hakim pun tidak perlu menjatuhkan hukuman8.

Berdasarkan wawancara ada tahap tindakan

polisi dalam menerapkan prinsip restorative justice

terhadap tindak pidana yang dilakukan oleh anak di

wilayah hukum Polres Tegal ada 3 yakni:

a. Peringatan informal yakni dilakukan polisi

dengan memberikan peringatan secara lisan

terhadap anak dengan diberikan nasehat-

nasehat kepada anak sebagai pelaku tindak

pidana. Contoh tindakan peringatan lisan ini

dilakukan terhadap tindak pidana yang

ringan seperti pengeroyokan dan perke-

lahian.

b. Peringatan formal yakni berupa peringatan

yang mewajibkan pihak pelaku membuat

surat pernyataan tidak akan mengulangi

perbuatannya. Tindakan peringatan formal

ini dilakukan terhadap tindak pidana

membawa lari anak dibawah umur,

penganiayaan ringan.

c. Tahap perundingan tindakan yang ketiga

tindakan yang diambil oleh polisi

berdasarkan perundingan antara korban,

pelaku, dan polisi.

8 Wawancara dengan Kanit PPA Sat Reskrim Polres Tegal, 9 April

2014

Page 50: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS - UKSW...Kabupaten Tegal Disebut sebagai Pihak kedua merupakan orang tua dari tersangka Sdr. Panggi bin Rasman Pada hari Senin, tanggal 26 Agustus

122

Berdasarkan hasil penelitian metode yang

digunakan dalam penyelesaian yang dilakukan dalam

restorative justice di Polres Tegal khususnya pada unit

PPA adalah proses mediasi sesuai dengan kebiasaan

bermusyawarah, dalam penerapan prinsip restorative

justice di Kabupaten Tegal yang dilakukan oleh pihak

kepolisian yaitu dilakukan melalui kegiatan-kegiatan

seperti Mediasi korban dengan pelaku /pelanggar;

musyawarah kelompok keluarga, yang bersifat

pemulihan baik bagi korban maupun pelaku dimana

keterlibatan dalam proses penyelesaian yakni korban

dan pelaku serta pihak ketiga yakni pihak kepolisian

yang menjadi mediator dan fasilitator untuk

menjebatani kedua belah pihak untuk mencapai

kesepakatan dan tujuan yang hendak dicapai melalui

proses musyawarah adalah untuk memulihkan segala

kerugian dan luka yang telah diakibatkan oleh

peristiwa kenakalan anak tersebut

Berangkat dari evaluasi atas penyelesaian

perkara pidana dengan menggunakan prinsip yang

ada dalam restorative justice sebagai ukuran dalam

menilai kasus-kasus tersebut, sedikit banyak nilai-

nilai utama yang menjadi pilar dalam penyelesaian

perkara pidana telah diterapkan meskipun dengan

sejumlah kelemahan yang timbul atas pemahaman

suatu pendekatan restorative justice yang belum

menyeluruh seperti pelibatan pelaku dan korban, asas

pra duga tak bersalah, persamaan dalam pencapaian

proses penyelesaian dan upaya pencapaian

Page 51: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS - UKSW...Kabupaten Tegal Disebut sebagai Pihak kedua merupakan orang tua dari tersangka Sdr. Panggi bin Rasman Pada hari Senin, tanggal 26 Agustus

123

penyelesaian yang mengacu kepada tujuan dari

restorative justice yaitu mengacu kepada kebutuhan

pelaku, korban dan masyarakat dalam memperbaiki

relasi sosial antara mereka.

Dalam melihat kemungkinan penerapan keadian

restoratif, di dalam Basic Principle The Use Of

Restoratif Justice mengamanatkan bahwa pendekatan

ini dapat diterapkan dalam bingkai sistem hukum

suatu negara. Hal ini menandakan bahwa bila di

Indonesia pen-dekatan ini akan dipakai sebagai bagian

dari mekanisme penyelesaian perkara pidana, maka

sistem peradilan pidana yang ada harus disesuaikan

hingga bisa menjangkau dan mewadahi mekanisme

penyelesaian perkara pidana melalui pendekatan ini.

Hal ini sudah tergambar di dalam Undang-undang

Sistem Peradilan Pidana Anak yang baru yakni

Undang-undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem

Peradilan Pidana Anak. Pasal 5 Undang-undang

Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan

Pidana Anak dalam ayat (1) juga meng-amanatkan

bahwa Sistem Peradilan Pidana Anak wajib

mengutamakan pendekatan Keadilan Restoratif

Beberapa acuan yang dapat dipergunakan dalam

melaksanakan diversi terhadap anak yang berhadapan

dengan hukum, khusunya sebagai pelaku adalah :

a. Peraturan Internasional

1) Convention on the Rights of The Child (Konvensi Hak-Hak Anak)

Page 52: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS - UKSW...Kabupaten Tegal Disebut sebagai Pihak kedua merupakan orang tua dari tersangka Sdr. Panggi bin Rasman Pada hari Senin, tanggal 26 Agustus

124

2) The United Nations Standard Minimum Rules for Administration of Juvenile Justice -the Beijing Rules (Peraturan Standar Minimum PBB untuk Pelak-sanaan Peradilan Anak - Peraturan Beijing)

3) The United Nations Rules for the Protection of Juvenile Deprived of Their Liberty (Peraturan PBB untuk Perlindungan Anak yang Terampas kebebasannya).

b. Peraturan Nasional

1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

2 Tahun 2002 tentang Polisi Republik

Indonesia

2) Undang-undang Republik Indonesia Nomor

23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak

3) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

3 Tahun 1997 Tentang Pengadilan Anak

yang telah diubah dengan Undang-undang

Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem

Peradilan Pidana Anak

4) TR Kabareskrim No. 1124/XI/2006 tentang

Pedoman Pelaksanaan Diversi Bagi

Kepolisian

Adapun beberapa kriteria tindak pidana yang

melibatkan anak sebagai pelaku, yang harus

diupayakan penyelesaiannya dengan pendekatan

prinsip diversi adalah:

a. Kategori tindak pidana yang diancam dengan sanksi pidana sampai dengan 1 (satu) tahun harus diprioritaskan untuk diterapkan diversi,

Page 53: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS - UKSW...Kabupaten Tegal Disebut sebagai Pihak kedua merupakan orang tua dari tersangka Sdr. Panggi bin Rasman Pada hari Senin, tanggal 26 Agustus

125

tindak pidana yang diancam dengan sanksi pidana di atas 1 (satu) tahun sampai dengan 5

tahun dapat dipertimbangkan untuk melakukan diversi, semua kasus pencurian harus

diupayakan penerapan diversi kecuali menyebabkan atau menimbulkan kerugian yang terkait dengan tubuh dan jiwa.

b. Memperhatikan usia pelaku, semakin muda usia pelaku, maka urgensi penerapan prinsip diversi semakin diperlukan.

c. Hasil penelitian dari BAPAS, bila ditemukan faktor pendorong anak terlibat dalam kasus

pidana adalah faktor yang ada di luar kendali anak maka urgenitas penerapan prinsip diversi semakin diperlukan.

d. Kerugian yang ditimbulkan oleh tindak pidana anak, bila akibat yang ditimbulkan bersifat

kebendaan dan tidak trekait dengan tubuh dan nyawa seseorang maka urgensitas penerapan diversi semakin diperlukan.

e. Tingkat keresahan masyarakat yang diakibatkan oleh perbuatan anak

f. Persetujuan korban/keluarga

g. Kesediaan pelaku dan keluarganya h. Dalam hal anak melakukan tindak pidana

bersama-sama orang dewasa maka orang dewasa harus diproses hukum sesuai dengan prosedur biasa

Pada hakikatnya ketentuan KUHAP tentang

penyidikan didefenisikan sebagai berikut. Penyidikan

adalah serangakaian tindakan penyidik dalam hal dan

menurut cara yang diatur dalam Undang-Undang ini

(KUHAP) untuk mencari serta mengumpulkan bukti

yang dengan bukti itu membuat terang tentang tindak

pidana yang terjadi dan guna menemukan

tersangkanya. Tindakan itu dapat meliputi

Page 54: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS - UKSW...Kabupaten Tegal Disebut sebagai Pihak kedua merupakan orang tua dari tersangka Sdr. Panggi bin Rasman Pada hari Senin, tanggal 26 Agustus

126

pemanggilan dan pemeriksaan saksi-saksi, penyitaan

alat-alat bukti, pengeledahan, pemanggilan dan

pemeriksaan tersangka, mela-kukan penangkapan,

melakukan penahanan, dan lain sebagainya.

Sementara penyidik sesuai Pasal 1 angka 1 KUHAP,

adalah Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia atau

Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu yang diberi

wewenang khusus oleh Undang-Undang untuk

melakukan penyidikan. Penyidikan yang dilakukan

oleh pejabat kepolisian negara Republik Indonesia

bertujuan untuk mengumpulkan bukti guna

menemukan apakah suatu peristiwa yang terjadi

merupakan peristiwa pidana, dengan penyidikan juga

ditujukan untuk menemukan pelakunya. Setelah

adanya penyidikan tahapan selanjutnya dilakukan

penyelidikan. Penyelidikan kasus pidana dilakukan

oleh kepolisian sesuai dengan KUHAP dan Undang-

Undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan

Anak yang telah diubah dengan Undang-undang

Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan

Pidana Anak.

Polisi dalam melakukan penyelidikan terhadap

anak pelaku tindak pidana harus memperhatikan

berbagai ketentuan mengenai upaya penangan anak

mulai dari penangkapan sampai proses penempatan.

Secara umum berdasarkan ketentuan Undang-

Undang nomor 11 tahun 2012 tentang Sistem

Peradilan Pidana Anak bahwa penyidikan terhadap

pelaku tindak pidana anak hanya dapat dilakukan

Page 55: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS - UKSW...Kabupaten Tegal Disebut sebagai Pihak kedua merupakan orang tua dari tersangka Sdr. Panggi bin Rasman Pada hari Senin, tanggal 26 Agustus

127

apabila pelaku tindak pidana telah berusia 8 (delapan)

tahun tetapi belum mencapai umur 18 (delapan belas)

tahun, tarhadap anak dibawah umur delapan tahun

yang melakukan tindak pidana akan mendapat

pembinaan dan dikembalikan pada orang tua/wali.

Namun dengan adanya Putusan No.1/PUU-VIII/2010;

Amar Putusan Mahkamah Konstitusi menyatakan

frasa 8 (delapan) tahun pada Undang-Undang Nomor 3

Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak diganti menjadi

12 (dua belas tahun). Dikuatkan dengan disahkannya

Undang-undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang

Sistem Peradilan Anak. Akan tetapi sesuai pasal 108

dalam Undang-undang tersebut baru akan

diberlakukan dua tahun setelah disahkan pada Juli

tahun 2012 yakni Juli 2014 ini.

Penyidikan terhadap anak dalam hal anak nakal

dilakukan oleh Penyidik Anak, yang ditetapkan

berdasarkan Surat Keputusan Kepala Kepolisian

Republik Indonesia atau Pejabat yang ditunjuk

olehnya. Dengan demikian Penyidik Umum tidak dapat

melakukan penyidikan atas Perkara Anak Nakal,

kecuali dalam hal tertentu, seperti belum ada Penyidik

Anak di tempat tersebut.

Penyidikan terhadap anak nakal berlangsung

dalam suasana kekeluargaan, dan untuk itu penyidik

wajib meminta pertimbangan atau saran dari

Pembimbing Kemasyarakatan sesuai Undang-Undang

Nomor 3 Tahun 1997. Diperiksa dalam suasana

kekeluargaan, berarti pada waktu memeriksa

Page 56: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS - UKSW...Kabupaten Tegal Disebut sebagai Pihak kedua merupakan orang tua dari tersangka Sdr. Panggi bin Rasman Pada hari Senin, tanggal 26 Agustus

128

tersangka anak, penyidik tidak memakai pakaian

seragam/dinas, dan melakukan pendekatan secara

efektif, aktif, dan simpatik.

Suasana kekeluargaan itu juga berarti tidak ada

pemaksaan, intimidasi atau sejenisnya selama dalam

penyidikan. Salah satu jaminan terlaksananya

suasana kekeluargaan ketika penyidikan dilakukan,

adalah hadirnya Penasehat Hukum, disamping itu,

karena yang disidik adalah anak, maka juga

sebenarnya sangat penting kehadiran orang

tua/wali/orang tua asuhnya, agar tidak timbul

ketakutan atau trauma pada diri si anak.

Apabila dipandang perlu, penyidik juga dapat

meminta pertimbangan atau saran dari ahli

pendidikan, ahli kesehatan jiwa, ahli agama, atau

petugas kemasyarakatan lainnya. Sementara untuk

kepentingan si anak sendiri, maka proses penyidikan

wajib dirahasiakan.

Tindakan yang dapat dilakukan penyidik oleh

seorang penyidik adalah penangkapan, penahanan,

mengadakan pemeriksaan ditempat kejadian,

melaksanakan penggeledahan, peme-riksaan

tersangka dan interogasi, membuat Berita Acara

Pemeriksaan (BAP), penyitaan, penyimpanan perkara

dan melimpahkan perkara

Sedangkan pandangan hukum progresif dalam

menghadapi kasus anak yang berhadapan dengan

hukum melalui pendekatan restorative justice yakni

Page 57: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS - UKSW...Kabupaten Tegal Disebut sebagai Pihak kedua merupakan orang tua dari tersangka Sdr. Panggi bin Rasman Pada hari Senin, tanggal 26 Agustus

129

bahwa awalnya gagasan hukum progresif bertolak dari

dua komponen basis dalam hukum yaitu hukum dan

perilaku. Jadi hukum sebagai peraturan dan hukum

sebagai perilaku. Peraturan akan membangun suatu

system hukum positif sedangkan perilaku atau

manusia akan menggerakan peraturan dan system

yang sudah dibangun. Sehingga dapat kita lihat ada

peraturan yang tidak berlaku (black letter law, law on

paper, law in the book), Hukum hanya menjadi janji-

janji dan akan menjadi kenyataan (in action) apabila.

ada campur tangan manusia. Hukum progresif

berkehendak agar hukum untuk manusia bukan

manusia untuk hukum. Hukum progresif bertumpu

pada manusia yang melakukan mobilisasi hukum,

maka penegak hukum menjadi faktor penentu bagi

lahirnya hukum yang berpihak pada keadilan,

ketertiban, kemanfaatan perdamaian. Oleh karena itu

perlu ada kebijakan terhadap anak yang berhadapan

dengan hukum untuk mendapatkan perlindungan

hukum secara maksimal. Dalam artian apakah anak

apabila berhadapan dengan hukum mesti diproses

secara pidana atau tidak.

Kalau diproses secara pidana apa yang menjadi

parameternya. Kalau tidak juga perlu parametemya,

sesungguhnya apabila ada suatu kasus maka Undang-

undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian

Negara Republik Indonesia memberikan wewenang

kepada kepolisian untuk mengeluarkan deskresi.

Page 58: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS - UKSW...Kabupaten Tegal Disebut sebagai Pihak kedua merupakan orang tua dari tersangka Sdr. Panggi bin Rasman Pada hari Senin, tanggal 26 Agustus

130

Nonet dan Selnick membedakan tiga keadaan dasar

mengenai hukum dasar masyarakat yaitu:

a. Hukum represif, yaitu hukum sebagai alat

kekuasaan represif;

b. Hukum otonom, yaitu hukum sebagai suatu

pranata yang mampu menetralisir represi dan

melindungi integritas hukum itu sendiri.

c. Hukum responsive, yaitu hukum sebagai suatu

sarana respons terhadap ketentuan-ketentuan

sosial dan aspirasi-aspirasi masyarakat. Hukum

responsive terbuka terhadap perubahan-

perubahan masyarakat dengan maksud untuk

mengabdi pada usaha meringankan beban

kehidupan sosial dan mencapai sasaran-sasaran

kebijakan sosial, seperti keadilan sosial,

emansipasi kelompok-kelompok sosial yang

dikesam-pingkan dan diterlantarkan, serta

perlin-dungan terhadap lingkungan hidup.

Menurut pandangan hukum progresif,

penerapan restorative justice pada hakekatnya

merupakan ajaran yang menghendaki agar hukum

yang dibuat oleh manusia diperuntukan bagi

kebutuhan manusia. Pendekatan restorative justice

merupakan koreksi terhadap produk hukum yang

represif, hukum yang berpihak pada hukum ansich.

Padahal hukum adalah buatan manusia diharapkan

untuk mengabdi pada kepentingan yang terbaik bagi

manusia. Hukum progresif dan hukum responsive

Page 59: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS - UKSW...Kabupaten Tegal Disebut sebagai Pihak kedua merupakan orang tua dari tersangka Sdr. Panggi bin Rasman Pada hari Senin, tanggal 26 Agustus

131

pada hakekatnya merupakan implementasi dari ajaran

restorative justice.

Pendekatan restorative justice dalam

penanganan anak yang berkonflik dengan hukum

menurut hukum progresif, juga memperhatikan

berbagai aspek yang ada (stakeholders) yaitu

memperhatikan terhadap pelaku perbuatan pidana,

korban (victim), masyarakat, lingkungan dan penegak

hukum dan penegakan hukum. Restorative justice

apabila dilaksanakan ada kekhawatiran bagi semakin

terbukanya hukum pidana (hukum public), padahal

secara teori hukum publik adalah bersifat tertutup

disebabkan aturan yang dilanggar adalah aturan

negara, maka kepentingan masyarakat luas yang

dilanggar.

Agar restorative justice bisa dilaksanakan

dengan baik maka perlu pengkajian yang mendalam,

legislasi yang baik dan benar, penegakan hukum yang

baik terhadap berbagai masalah hukum pidana

termasuk di dalamnya terhadap Sistem Peradilan

Pidana Anak. Semoga tulisan singkat ini memberikan

manfaat bagi pengabdian kita kepada bangsa dan

negara.