bab iii hasil penelitian dan analisa 3.1 gambaran umum ... · 3.1 gambaran umum lokasi penelitian...
TRANSCRIPT
56
BAB III
HASIL PENELITIAN DAN ANALISA
3.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
3.1.1 Letak Geografis
Dilihat secara astronomi Kota Salatiga terletak di antara
110º.27'.56,81" sampai dengan 110º.32'.4,64" Bujur Timur dan 007º.17'
sampai dengan 007º.17'.23" Lintang Selatan.53 Secara morfologi Kota Salatiga
berada di daerah cekungan kaki Gunung Merbabu, di antara gunung-gunung
kecil antara lain : Gajah Mungkur, Telomoyo dan Payung Rong. Kota Salatiga
beriklim tropis, berhawa sejuk dan udaranya segar.54
Topografi kota Salatiga berada pada ketinggian kurang lebih 450
meter sampai dengan 850 meter di atas permukaan laut (dpl). Permukaan
tanahnya sebagian besar bergelombang dan banyak terdapat sungai. Kondisi
topografi kota Salatiga pada masing-masing Kecamatan adalah:55
1. Kecamatan Sidorejo berada pada ketinggian ± 450 m - 712,5 m dpl.
2. Kecamatan Tingkir berada pada ketinggian ± 510 m - 700 m dpl. 3. Kecamatan Argomulyo berada pada ketinggian ± 595 m - 850 m
dpl.
53 Profil Daerah Kota Salatiga, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Salatiga, 2010, hal. 1 54 Ibid, hal. 3 55 Ibid, hal. 3
57
4. Kecamatan Sidomukti berada pada ketinggian ± 515 m - 650 m dpl.
Kondisi topografi Kota Salatiga terbagi dalam tiga bagian permukaan
terdiri dari:56
a. Daerah bergelombang ± 65 % terdapat di wilayah Dukuh, Ledok, Kutowinangun, Salatiga, Sidorejo Lor, Bugel, Kumpulrejo, dan Kauman Kidul.
b. Daerah miring ± 25 % terdapat di wilayah Tegalrejo, Mangunsari, Sidorejo Lor, Sidorejo Kidul, Tingkir Lor, Pulutan, Kecandran, Randuacir, Tingkir Tengah, dan Cebongan.
c. Daerah datar ± 10 % terdapat di wilayah Kalicacing, Noborejo, Kalibening, dan Blotongan.
Secara administrasi Kota Salatiga dikelilingi wilayah Kabupaten
Semarang. Wilayah yang berbatasan dengan Kabupaten Semarang adalah
sebagai berikut:57
1. Utara a. Kecamatan Pabelan: Desa Pabelan dan Pejaten. b. Kecamatan Tuntang: Desa Kesongo dan Watu Agung.
2. Timur a. Kecamatan Pabelan: Desa Ujung-ujung, Sukoharjo dan
Glawan. b. Kecamatan Tengaran: Desa Bener, Tegal Waton dan
Nyamat. 3. Selatan
a. Kecamatan Getasan: Desa Sumogawe, Samirono dan Jetak. b. Kecamatan Tengaran: Desa Patemon dan Karang Duren.
4. Barat a. Kecamatan Tuntang: Desa Candirejo, Jombor, Sraten dan
Gedongan. b. Kecamatan Getasan: Desa Polobogo.
56 Ibid, hal. 4 57 Ibid, hal. 1
58
3.1.2 Pembagian Wilayah Kota Salatiga Dengan Luas Masing-Masing
Kecamatan dan Kelurahan
Luas wilayah Kota Salatiga pada tahun 2011 tercatat sebesar
5.678,110 hektar atau 56.781 km².58 Luas Wilayah Kota Salatiga terbagi
dalam 4 Kecamatan dan 22 Kelurahan dengan luas tanah sebagai berikut:
Tabel 2
Luas Masing-Masing Kecamatan dan Kelurahan
Kecamatan Kelurahan Luas (ha) Kecamatan Kelurahan Luas (ha) Argomulyo 1.852,690 Sidomukti 1.145,850 Noborejo 332,200 Kecandran 399,200 Cebongan 138,100 Dukuh 377,150 Randuacir 377,600 Mangunsari 290,770 Ledok 187,330 Kalicacing 78,730 Tegalrejo 188,430 Sidorejo 1.624,720 Kumpulrejo 629,030 Pulutan 237,100 Tingkir 1.054,850 Blotongan 423,800 Tingkir
Tengah 137,800 Sidorejo
Lor 271,600
Tingkir Lor 177,300 Salatiga 202,000 Kalibening 99,600 Bugel 294,370 Sidorejo Kidul 277,500 Kauman
Kidul 195,850
Kutowinangun 293,750 Gendongan 68,900 Sumber: Kantor Pertanahan Kota Salatiga, 10 Mei 2012
58 Ibid, hal. 2
59
Berdasarkan tabel 2 tersebut maka dapat dilihat bahwa kecamatan yang
memiliki wilayah paling luas adalah Kecamatan Argomulyo dengan luas wilayah
1.852,690 ha, dan kecamatan yang memiliki wilayah paling sempit adalah Kecamatan
Tingkir dengan luas wilayah 1.054,850 ha. Sedangkan kelurahan yang memiliki
wilayah paling luas adalah Kelurahan Kumpulrejo dengan luas wilayah 629,030 ha,
dan kelurahan yang paling sempit wilayahnya adalah Kelurahan Gendongan dengan
luas wilayah 68,900 ha.
3.2 Tata Guna Tanah Kota Salatiga
Penatagunaan tanah adalah sama dengan pola pengelolaan tata guna tanah
yang meliputi penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah yang berwujud
konsolidasi pemanfaatan tanah melalui pengaturan kelembagaan yang terkait dengan
pemanfaatan tanah sebagai satu kesatuan sistem untuk kepentingan masyarakat secara
adil.59 Penggunaan tanah adalah penggunaan untuk segala kegiatan baik untuk
pertanian maupun untuk non pertanian. Penggunaan tanah merupakan proses yang
selalu dinamis dan dapat mencerminkan aktivitas penduduk suatu wilayah atau
daerah tertentu. Selain itu penggunaan tanah merupakan salah satu faktor utama
aktivitas ekonomi penduduk untuk menunjang dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.60 Penggunaan tanah di Kota Salatiga dilaksanakan dalam berbagai
kegiatan, antara lain perumahan, jasa, perusahaan, perindustrian, pertanian meliputi
59 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah 60 Deny Catur Purnayudha, Permasalahan Hukum Pengadaan Tanah Pembangunan Jalan Lingkar Selatan Di Kecamatan Sidomukti Salatiga, UNDIP, Semarang, 2010, hal. 82
60
sawah, tegalan, kebun campur, perkebunan dan lain-lain sebagaimana ditunjukkan
pada tabel berikut.
Tabel 3
Luas Penggunaan Tanah Per Kecamatan Kota Salatiga Tahun 2011 (Ha)
Argomulyo Tingkir Sidomukti Sidorejo Jumlah
Perumahan
Jasa
Perusahaan
Perindustrian
Pertanian:
a. Sawah
b. Tegalan
c. Kebun Campur
d. Perkebunan
Lain-lain
651,7138
16,1400
3,9300
42,8400
1.096,6462
39,7033
164,6270
793,9159
98,4000
41,4200
464,1930
14,6640
17,0400
7,5688
521,6042
295,6052
52,0860
173,9130
0
29,7800
330,4887
67,1400
13,8400
4,2100
560,2013
62,7287
73,4900
423,9826
0
39,9700
696,5508
52,7360
13,0800
0,2300
813,3332
427,6429
26,4150
211,5053
147,7700
48,7900
2.142,9463
150,6800
47,8900
54,8488
2,991,7849
825,6801
316,6108
1.603,3168
246,1700
159,9600
Sumber: Kantor Pertanahan Kota Salatiga, 10 Mei 2012
Dari tabel 3 tersebut dapat dilihat bahwa sebagian besar wilayah Kota Salatiga
digunakan untuk pemukiman yaitu 2.142,9463 ha atau sekitar 41,92 % dari luas
keseluruhan. Sedangkan penggunaan tanah yang paling kecil adalah untuk keperluan
perusahaan yaitu 47,8900 ha atau sekitar 1,35 % saja.61
Kecamatan Sidorejo memiliki luas tanah untuk pemukiman terbanyak karena
di daerah tersebut terdapat perumahan-perumahan seperti, Perumahan Lembah Hijau, 61 Taufik, Wawancara, Kasubsi Penatagunaan Tanah dan Kawasan Tertentu Seksi Pengaturan Penataan Pertanahan, Kantor Pertanahan Kota Salatiga, 10 Mei 2012
61
Perumahan Dliko Indah, Perumahan Domas, Perumahan Kemiri, Perumahan Cemara.
Selain perumahan juga terdapat pusat pendidikan antara lain Universitas Kristen
Satya Wacana, Sekolah Tinggi Bahasa Asing, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi AMA,
dimana disekitar perguruan tinggi tersebut terdapat perumahan yang digunakan
sebagai kos bagi mahasiswa, contoh seperti yang terdapat di daerah Kemiri.
Penggunaan tanah paling luas dibidang jasa terdapat di Kecamatan Sidomukti dimana
terdapat hotel-hotel atau penginapan antara lain Hotel Beringin, Hotel Ngawen Indah,
Hotel Slamet. Selain hotel juga terdapat rumah sakit seperti Rumah Sakit Umum, dan
Rumah Sakit Paru-Paru. Penggunaan tanah untuk keperluan perusahaan paling luas
terdapat di Kecamatan Tingkir, antara lain di Kelurahan Gendongan dimana terdapat
perusahaan pengolahan daging, serta perusahaan konveksi yang terdapat di Kelurahan
Tingkir Tengah, Kelurahan Kalibening dan Kelurahan Tingkir Lor. Penggunaan tanah
untuk perindustrian banyak terdapat di Kecamatan Argomulyo. karena terdapat
pabrik-pabrik antara lain yaitu pabrik Damatex dan pabrik Timatex. Sedangkan
penggunaan tanah untuk pertanian paling luas terdapat di Kecamatan Argomulyo
yang berupa perkebunan baik dalam tanah pertanian maupun pekarangan, seperti
kelapa, cengkeh, tembakau, tebu, salak dan perkebunan kopi banyak terdapat di
daerah Ngawen, Bendosari dan Kumpulrejo.
Jumlah penduduk Kota Salatiga pada tahun 2010 tercatat berjumlah 170.022
jiwa62, dan pada tahun 2011 jumlah penduduk meningkat mencapai 174.234 jiwa.63
62 Buku Kerja Pemerintah Kota Salatiga, Humas Setda Kota Salatiga, 2010, hal. 15 63 Agenda Kerja Pemerintah Kota Salatiga, Humas Setda Kota Salatiga, 2011, hal. 21
62
Pertambahan jumlah penduduk tersebut memungkinkan permintaan akan tanah untuk
perumahan meningkat. Salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan tanah untuk
pembangunan perumahan tersebut adalah dengan alih fungsi tanah pertanian menjadi
non pertanian.
3.3 Pelaksanaan Alih Fungsi Tanah Pertanian Menjadi Non Pertanian Kota
Salatiga
Pembangunan memerlukan ketersediaan tanah yang cukup. Namun tanah
merupakan sumber daya alam yang sifatnya terbatas. Intensitas pembangunan yang
membutuhkan penyediaan tanah yang relatif luas untuk berbagai keperluan menuntut
alih fungsi tanah pertanian menjadi tanah non pertanian. Dinamika perubahan Kota
Salatiga telah tumbuh dan bergerak cukup pesat. Alih fungsi tanah pertanian
menjadikan luas areal tanah pertanian di Salatiga mengalami penyusutan hingga
98.344 m² yang mana pada tahun 2010 tercatat 27.360.794 m², berkurang menjadi
27.262.450 m² pada tahun 2011.64 Tanah pertanian yang dialih fungsi tersebut terdiri
dari tanah pertanian berstatus tegal maupun tanah pertanian berstatus sawah. Kegiatan
alih fungsi tanah pertanian menjadi non pertanian berstatus tegal maupun sawah Kota
Salatiga pada tahun 2011 tersebut tersebar di empat Kecamatan sebagaimana tersebut
dalam tabel berikut.
64 Taufik, Wawancara, Kasubsi Penatagunaan Tanah dan Kawasan Tertentu Seksi Pengaturan Penataan Pertanahan, Kantor Pertanahan Kota Salatiga, 10 Mei 2012
63
Tabel 4
Alih Fungsi Tanah Tegal Kota Salatiga Tahun 2011 (m²)
Kecamatan dan
Kelurahan
Luas Tanah Tegal Tahun
2010
Luas Tanah Tegal Yang Di
Alih Fungsi
Luas Tanah Tegal Tahun
2011 Argomulyo
1. Randuacir 2. Ledok 3. Tegalrejo 4. Kumpulrejo
2.775.883
340.520 536.650
3.480.207
1.561 6.102 8.208 3.973
2.774.322
334.418 528.442
3.476.234 Tingkir
1. Sidorejo Kidul 2. Kutowinangun
1.072.700
568.336
2.034
11.313
1.070.666
557.023 Sidomukti
1. Dukuh 2. Mangunsari
2.188.053
832.800
16.561
1.179
2.171.492
831.621 Sidorejo
1. Pulutan 2. Sidorejo Lor
123.800 258.261
2.245
16.347
121.555 241.914
Jumlah 69.523 Sumber: Kantor Pertanahan Kota Salatiga, 10 Mei 2012
Dari tabel 4 tersebut dapat dilihat bahwa alih fungsi tanah pertanian berstatus
tegal pada tahun 2011 mencapai 69.523 m². Kelurahan yang mengalami alih fungsi
tanah tegal paling luas adalah Kelurahan Dukuh yaitu 16.561 m² untuk kawasan
permukiman, sedangkan kecamatan yang mengalami alih fungsi tanah tegal paling
luas terdapat di Kecamatan Argomulyo yaitu berjumlah 19.884 m², juga untuk
kawasan permukiman.65 Selain tanah pertanian yang berstatus tegal, terdapat pula
tanah pertanian yang berstatus sawah yang dialihfungsikan sebagaimana disebutkan
dalam tabel berikut. 65 Taufik, Wawancara, Kasubsi Penatagunaan Tanah dan Kawasan Tertentu Seksi Pengaturan Penataan Pertanahan, Kantor Pertanahan Kota Salatiga, 10 Mei 2012
64
Tabel 5
Alih Fungsi Tanah Sawah Kota Salatiga Tahun 2011 (m²)
Kecamatan dan
Kelurahan
Luas Tanah Sawah Tahun
2010
Luas Tanah Sawah Yang Di
Alih Fungsi
Luas Tanah Sawah Tahun
2011 Argomulyo
1. Ledok
262.068
400
261.668 Tingkir
1. Tingkir Tengah 2. Kalibening 3. Kutowinangun
474.273 568.465 459.700
1.324 6.175 4.257
472.949 562.290 455.443
Sidomukti 1. Kecandran
331.500
365
331.135
Sidorejo 1. Pulutan 2. Blotongan 3. Sidorejo Lor 4. Salatiga 5. Bugel
1.619.280
831.059 20.940
153.620 479.598
2.392
902 6.139 6.093
774
1.616.888
830.157 14.801
147.581 478.824
Jumlah 28.821 Sumber: Kantor Pertanahan Kota Salatiga, 10 Mei 2012
Berdasarkan tabel 5 tersebut dapat dilihat bahwa alih fungsi tanah pertanian
berstatus sawah pada tahun 2011 mencapai 28.821 m². Kelurahan yang mengalami
alih fungsi tanah sawah paling luas terdapat di Kelurahan Kalibening dengan luas
mencapai 6.175 m² untuk kawasan permukiman. Sedangkan kecamatan yang
mengalami alih fungsi tanah sawah paling luas terdapat di Kecamatan Sidorejo yaitu
berjumlah 16.300 m² untuk kawasan permukiman dan lainnya.66 Dari tabel alih fungsi
lahan tegal dan tabel alih fungsi lahan sawah tersebut, nampak bahwa daerah yang
66 Taufik, Wawancara, Kasubsi Penatagunaan Tanah dan Kawasan Tertentu Seksi Pengaturan Penataan Pertanahan, Kantor Pertanahan Kota Salatiga, 10 Mei 2012
65
mengalami alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian paling luas terdapat di
Kelurahan Dukuh dengan tanah pertanian berstatus tegal seluas 16.561 m². Kelurahan
Dukuh mengalami alih fungsi tanah pertanian paling luas dikarenakan untuk
memenuhi keperluan pembangunan berupa perumahan karena jumlah penduduk yang
relatif banyak. Tanah petanian di daerah Dukuh dialih fungsi oleh para pemilik tanah
kemudian dijual kepada kontraktor untuk dijadikan perumahan. Selain itu
penggunaan tanah di Kelurahan Dukuh sebagian besar masih merupakan tanah
pertanian yang berupa tegalan bersifat produktif dan non produktif, dan dalam
Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
Salatiga Tahun 2010-2030 termasuk dalam kawasan peruntukan perumahan dengan
kepadatan rendah. Sehingga memungkinkan alih funngsi tanah pertanian untuk
pembangunan perumahan.67
3.4 Prosedur Alih Fungsi Tanah Pertanian Menjadi Non Pertanian Kota
Salatiga68
Pada tahun 2011 Kota Salatiga mengalami kegiatan alih fungsi tanah
pertanian menjadi non pertanian. Dalam pelaksanaan alih fungsi tanah pertanian
tersebut diperhatikan beberapa hal antara lain adalah peraturan perundang-undangan,
prosedur, dan pihak-pihak yang berwenang. Salah satu peraturan peraturan
perundang-undangan yang menjadi dasar dalam pelaksanaan alih fungsi tanah
67 Taufik, Wawancara, Kasubsi Penatagunaan Tanah dan Kawasan Tertentu Seksi Pengaturan Penataan Pertanahan, Kantor Pertanahan Kota Salatiga, 20 Juni 2012 68 Taufik, Wawancara, Kasubsi Penatagunaan Tanah dan Kawasan Tertentu Seksi Pengaturan Penataan Pertanahan, Kantor Pertanahan Kota Salatiga, 20 Juni 2012
66
pertanian adalah peraturan mengenai tata ruang wilayah. Kota Salatiga pada tanggal 8
Agustus 2011 mengeluarkan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga Tahun 2010-2030. Dengan demikian di Salatiga
telah terjadi pelaksanaan alih fungsi tanah pertanian menjadi non pertanian sebelum
dan sesudah Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga Tahun 2010-2030 tersebut diundangkan.
Berikut adalah beberapa contoh pelaksanaan alih fungsi tanah pertanian
menjadi non pertanian sebelum dan sesudah diundangkannya Peraturan Daerah Kota
Salatiga Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga
Tahun 2010-2030 yang terdapat di Kecamatan Sidomukti Kelurahan Dukuh Salatiga.
3.4.1 Sebelum Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 4 Tahun 2011
Sebelum Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 4 Tahun 2011
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga Tahun 2010-2030, Kota
Salatiga telah terjadi alih fungsi tanah pertanian menjadi non pertanian.
Contoh pelaksanaan alih fungsi tanah pertanian menjadi non pertanian terletak
di lingkungan Kembangarum dengan Sertipikat HM. No. 353 berstatus tegal
seluas 514 m² dan di daerah Ngemplak dengan Sertipikat HM. No. 1209
berstatus tegal seluas 423 m² seperti yang dipaparkan berikut ini.
3.4.1.1 Sertipikat HM. No. 353 atas nama Mardi Subarkah
Mardi Subarkah dengan alamat Jl. Merak No. 58 Klaseman
Salatiga, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri,
mengajukan permohonan ijin perubahan penggunaan tanah pertanian
67
ke non pertanian berstatus tegal dengan mengisi formulir permohonan
dan diketahui oleh Sugeng Wahyono, SE selaku Kepala Kelurahan
Dukuh kepada Kepala Kantor Pertanahan Kota Salatiga pada tanggal 6
April 2011, dengan keterangan sebagai berikut:
1. Mengenai diri pemohon
Nama : Mardi Subarkah
Tempat dan tanggal lahir : Salatiga, 29 Desember 1962
Kewarganegaraan : WNI
Pekerjaan/Jabatan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Merak No. 58, Klaseman
Salatiga
2. Mengenai tanah yang dimohon perubahannya
Kelurahan : Dukuh
Kecamatan : Sidomukti
Kota : Salatiga
Luas : 514 m²
Batas-batas, Utara : Jalan
Timur : Sumarno
Selatan : Triarso
Barat : Jalan
No. Sertipikat : 353/Dukuh
Penggunaan tanah saat ini : Tegalan
68
Akan dipergunakan untuk : Tempat tinggal
3. Surat yang dilampirkan:
a. Salinan Kartu Tanda Penduduk atas nama Mardi
Subarkah
b. Sertipikat HM. No. 353 atas nama Mardi Subarkah
c. Gambar rencana penggunaan tanah
d. Surat pernyataan bahwa:
Nama : Mardi Subarkah
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Merak No. 58 Klaseman
Atas nama perorangan menyatakan bahwa apabila
permohonan atas sebidang tanah:
Letak tanah:
a. Kelurahan : Dukuh
b. Kecamatan : Sidomukti
c. Kota : Salatiga
Dengan tujuan penggunaan tanah adalah bidang
bukan pertanian yaitu perumahan, dapat dikabulkan
maka menyatakan:
1. Menjaga kualitas tanah sebaik-baiknya dengan
sistem pengawetan tanah dan air.
69
2. Menjaga dan mencegah terjadinya pencemaran
air, tanah dan udara di sekitarnya yang
disebabkan oleh sampah kotoran, limbah
industri dan sebagainya.
Apabila tidak melaksanakan atau menyimpang dari
yang tertulis dalam surat pernyataan, maka bersedia
membongkar kembali atau menyerahkan kembali hak
atas tanah kepada pemerintah.
Kemudian diadakan Pertimbangan Teknis Pertanahan Nomor
400.9/38/PTP/V/2011 tanggal 25 Mei 2011 yaitu sidang Panitia
Pertimbangan Perubahan Penggunaan Tanah Pertanian ke Non
Pertanian dan pemeriksaan tanah ke lapang. Susunan panitia tersebut
adalah:
1. Ribut Hari Cahyono, SH, M.Hum (Kepala Kantor Pertanahan
Kota Salatiga, selaku Ketua merangkap Anggota)
2. Martinus Mijan Rukait (atas nama Kepala Bagian Tata
Pemerintahan Setda Kota Salatiga, selaku Wakil Ketua
merangkap Anggota)
3. Drs. Susanto (Kepala Bappeda Kota Salatiga, selaku Anggota
4. Wiryawan (atas nama Kepala Bagian Hukum Setda Kota
Salatiga, selaku Anggota)
70
5. Ir. Husnani (Kepala Dinas Pertanian Kota Salatiga, selaku
Anggota)
6. Nunuk Dartini, Spd, MSi (Camat Sidomukti Kota Salatiga,
selaku Anggota)
7. Sugeng Wahyono, SE (Lurah Dukuh, Kecamatan Sidomukti,
selaku Anggota)
8. Samsul Ma’arif, BSc (Kepala Seksi Pengaturan dan Penataan
Pertanahan, Kantor Pertanahan Kota Salatiga, selaku
Sekretaris)
Dalam sidang panitia dan peninjauan tanah ke lapang, tiap anggota
memberikan tanggapan-tanggapan sebagai berikut:
a. Bappeda Kota Salatiga
1. Lokasi yang dimohon masuk dalam kawasan
pemukiman
2. Dalam membangun diminta untuk memperhatikan
sempadan jalan
3. Memperhatikan masalah penghijauan lingkungan dan
saluran pembuangan air
4. Prinsip tidak ada keberatan
b. Bagian Tata Pemerintahan Setda Kota Salatiga
1. Sesuai dengan tata ruang Kota Salatiga lokasi yang
dimohon diperuntukkan sebagai kawasan pemukiman
71
2. Prinsip dari bagian tata pemerintahan tidak ada masalah
c. Bagian Hukum Setda Kota Salatiga
1. Berdasarkan tata ruang peruntukkan tanah sudah jelas
(kawasan pemukiman)
2. Prinsip tidak ada masalah
d. Dinas Pertanian Kota Salatiga
1. Tanah yang dimohon adalah tanah tegalan kurang
produktif
2. Prinsip tidak ada masalah
e. Camat Sidomukti
1. Lokasi yang dimohon masuk dalam kawasan
pemukiman
2. Tidak ada masalah karena sekitar lokasi sudah
merupakan pemukiman
f. Lurah dukuh
1. Fisik dilapangan adalah kebun campur
2. Akan dibangun tempat tinggal tidak ada keberatan
Setelah sidang panitia dan peninjauan tanah ke lapang, Berita Acara
Pemeriksaan Panitia Pertimbangan Perubahan Penggunaan Tanah
Pertanian ke Non Pertanian Nomor 400.9/35/PPT/VI/2011 diajukan
kepada Walikota tanggal 16 Juni 2011 yang menyebutkan bahwa
Panitia Pertimbangan Perubahan Penggunaan Tanah Pertanian ke Non
72
Pertanian telah mengadakan pemeriksaan dan peninjauan lapangan
atas permohonan ijin perubahan penggunaan tanah dari:
Nama : Mardi Subarkah
Alamat : Jl. Merak No. 58, Klaseman, Mangunsari, Sidomukti
Pekerjaan : Wiraswasta
Untuk merubah atas sebidang tanah miliknya dari tanah pertanian
yaitu tegal ke tanah non pertanian yang akan digunakan untuk tempat
tinggal, yang terletak di:
Lingkungan : Kembangarum
Kelurahan : Dukuh
Kecamatan : Sidomukti
Kota : Salatiga
Dengan batas-batas sebagai berikut:
Utara : Jalan
Timur : Sumarno
Selatan : Paulus Triarso
Barat : Jalan
Sebagaimana tersebut dalam Sertipikat Hak Milik No. 353 Kelurahan
Dukuh seluas 514 m², dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai
berikut:
1. Hubungan pemohon dengan tanah tersebut adalah milik sendiri
73
2. Tanah yang diajukan perubahan penggunaan tanah tersebut
fisiknya kurang produktif
3. Dengan perubahan penggunaan tanah ini tidak mengganggu
produksi pangan
4. Perubahan penggunaan tanah tersebut tidak mengganggu
saluran air/irigasi
5. Kemungkinan pencemaran udara, air sungai tidak ada
6. Kemungkinan sumur disekitarnya menjadi kering tidak ada
7. Lokasi yang dimohon terletak pada kawasan pemukiman
8. Lokasi yang dimohon sesuai terkait dengan Peraturan Daerah
Kotamadya Daerah Tingkat II Salatiga Nomor 5 Tahun 1996
tentang Rencana Umum Tata Ruang Kota Salatiga Tahun
1996-2006 dan Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat
II Salatiga Nomor 8 Tahun 1997 tentang Rencana Detail Tata
Ruang Kotamadya Salatiga Tahun 1997 sampai dengan Tahun
2004
9. Kepastian luas tanah yang diberikan pertimbangan untuk
disetujui ijin perubahan penggunaan tanahnya seluas 514 m²
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut, Panitia
berkesimpulan bahwa perubahan penggunaan tanah seperti yang
dimohon tidak terdapat keberatan-keberatan, dan selanjutnya agar
permohonan dapat diijinkan dengan alasan-alasan/syarat-syarat:
74
1. Paling lambat 12 bulan setelah ijin perubahan penggunaan
tanah diterbitkan, pemohon harus sudah memulai
kegiatan/pembangunan sesuai dengan permohonan/rencana
induk
2. Bagi pembangunan yang menggunakan tenaga kerja harus
menggunakan tenaga kerja setempat
3. Berita Acara lebih lanjut akan ditetapkan dalam Keputusan Ijin
Perubahan Penggunaan Tanah Pertanian ke Non Pertanian,
yang akan dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota
Salatiga
Dari pertimbangan-pertimbangan tersebut, maka permohonan
perubahan penggunaan tanah pertanian ke non pertanian untuk rumah
tempat tinggal, atas nama Mardi Subarkah letak tanah di
Kembangarum Dukuh Sidomukti Salatiga dapat dikabulkan.
Berdasarkan hasil sidang telah memberikan saran dan pendapat untuk
menanggapi permohonan dari Mardi Subarkah, pada prinsipnya tidak
keberatan, dengan syarat: pemohon wajib mentaati dan melaksanakan
saran-saran dari panitia.
Berdasarkan Berita Acara Sidang Pemeriksaan Panitia Pertimbangan
Perubahan Penggunaan Tanah Pertanian ke Non Pertanian, Kepala
Kantor Pertanahan Kota Salatiga mengeluarkan Surat Keputusan
Nomor 400.9.33.73/461/2011 tentang Ijin Perubahan Penggunaan
75
Tanah Pertanian ke Non Pertanian tanggal 28 Juni 2011 yang
menyatakan:
Menimbang:
a. bahwa sesuai ketentuan Pasal 8 Peraturan Pemerintah Nomor
16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah, pemegang hak
atas tanah wajib menggunakan dan memanfaatkan tanah sesuai
dengan Rencana Tata Ruang Wilayah,
b. bahwa dalam rangka pengendalian perubahan penggunaan
tanah pertanian ke non pertanian perlu mendapatkan ijin dari
Kepala Kantor Pertanahan,
c. bahwa dari hasil pemeriksaan oleh panitia pertimbangan yang
dibentuk dengan Keputusan Walikota Nomor 591-05/23/2002
tanah yang menjadi obyek permohonan sudah sesuai dengan
Rencana Umum Tata Ruang Kota,
d. bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut perlu ditetapkan
dengan Keputusan Kepala Kantor Pertanahan.
Mengingat:
1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
Pokok-Pokok Agraria.
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah.
76
3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang.
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
5. Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 5 Tahun 1996 tentang
Rencana Umum Tata Ruang Kota Salatiga Tahun 1996-2006.
6. Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 8 Tahun 1997 tentang
Rencana Detail Tata Ruang Kota Salatiga 1997-2004.
Memperhatikan:
1. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 590/11108/SJ
tanggal 24 Oktober 1984 tentang Perubahan Tanah Pertanian
ke Non Pertanian.
2. Instruksi Gubernur Jawa Tengah Nomor 590/107/1985 tanggal
25 Maret 1985 tentang Pencegahan Perubahan Tanah Pertanian
ke Non Pertanian Yang Tidak Terkendalikan.
3. Surat Menteri Negara Agraria/Kepala BPN Nomor 410-1851
tanggal 15 Juni 1994 tentang Pencegahan Penggunaan Tanah
Sawah Beririgasi Teknis Untuk Penggunaan Non Pertanian
Melalui Penyusunan Rencana Tata Ruang.
4. Surat Menteri Negara Perencanaan Pembangunan
Nasional/Ketua BAPPENAS Nomor 5334/MK/9/1994 tanggal
29 September 1994 tentang Perubahan Penggunaan Tanah
77
Sawah Beririgasi Teknis untuk Penggunaan Tanah Non
Pertanian.
5. Surat Menteri Negara Perencanaan Pembangunan
Nasional/Ketua BAPPENAS Nomor 5335/MK/9/1994 tanggal
29 September 1994 tentang Penyusunan Rencana Tata Ruang
Wilayah tingkat Kabupaten/Kota.
6. Surat Menteri Negara Perencanaan Pembangunan/Ketua
BAPPENAS Nomor 5417/MK/10/1994 tanggal 4 Oktober
1994 tentang Efisiensi Pemanfaatan Lahan Bagi Pembangunan
Perumahan.
7. Surat Menteri Negara Agraria/Kepala BPN Nomor 460-3346
tanggal 31 Oktober 1994 tentang Perubahan Penggunaan
Tanah Sawah Beririgasi Teknis Untuk Penggunaan Tanah Non
Pertanian
8. Surat Menteri Negara Agraria/Kepala BPN Nomor 460-1594
tanggal 5 Juni 1996 tentang Pencegahan Konversi Tanah
Sawah Irigasi Teknis Menjadi Tanah Kering
9. Surat Keputusan Walikota Salatiga Nomor 591.05/23/2002
tanggal 1 Februari 2002 tentang Panitia Pertimbangan
Perubahan Penggunaan Tanah Pertanian ke Non Pertanian.
78
10. Pertimbangan Teknis Pertanahan dalam Rangka Pemberian Ijin
Perubahan Penggunaan Tanah Nomor 400.9/38/PTP/V/2011
tanggal 25 Mei 2011.
11. Berita Acara Pemeriksaan Panitia Pertimbangan Perubahan
Penggunaan Tanah Pertanian ke Non Pertanian Nomor
400.9/35/PPT/VI/2011 tanggal 16 Juni 2011.
Memutuskan untuk memberikan ijin perubahan tanah pertanian ke non
pertanian kepada:
Nama : Mardi Subarkah
Peruntukkan : Rumah Tinggal
Letak Tanah : Kembangarum, Dukuh, Sidomukti, Salatiga
Luas : 514 m² (Sertipikat HM. No. 353)
3.4.1.2 Sertipikat HM. No. 1209 atas nama Noer Aini Komala
Maedi Aloysius dengan alamat Jl. Nyai Jinten 23 B Pengilon,
Sidomukti, Salatiga, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Noer
Aini Komala yang beralamat Jl. Wibisono No. 12 Dukuh, Sidomukti,
Salatiga, mengajukan permohonan ijin perubahan penggunaan tanah
pertanian ke non pertanian berstatus tegal dengan mengisi formulir
permohonan dan diketahui oleh Sugeng Wahyono, SE selaku Kepala
Kelurahan Dukuh kepada Kepala Kantor Pertanahan Kota Salatiga
pada tanggal 24 Mei 2011, dengan keterangan sebagai berikut:
79
1. Mengenai diri pemohon
Nama : Maedi Aloysius bertindak untuk
dan atas nama Noer Aini
Komala
Tempat dan tanggal lahir : Magelang, 4 Mei 1953
Kewarganegaraan : WNI
Pekerjaan/Jabatan : PNS
Alamat : Jl. Nyai Jinten No. 23 B
Pengilon
Sidomukti Salatiga
2. Mengenai tanah yang dimohon perubahannya
Kelurahan : Dukuh
Kecamatan : Sidomukti
Kota : Salatiga
Luas : 423 m²
Batas-batas, Utara : Noer Aini Komala, Jalan
Timur : Noer Aini Komala, Dardjo
Selatan : Noer Aini Komala
Barat : Paimin, Jalan
No. Sertipikat : 1209/Dukuh
Penggunaan tanah saat ini : Tegalan
Akan dipergunakan untuk : Tempat tinggal
80
3. Surat yang dilampirkan
a. Salinan Kartu Tanda Penduduk atas nama Maedi
Aloysius
b. Sertipikat HM. No. 1209 atas nama Noer Aini
Komala
c. Gambar rencana penggunaan tanah
d. Surat pernyataan bahwa:
Nama : Maedi Aloysius
Pekerjaan : PNS
Alamat : Jl. Nyai Jinten No. 23 Pengilon
Atas nama Noer Aini Komala menyatakan bahwa
apabila permohonan atas sebidang tanah:
Letak tanah:
a. Kelurahan : Dukuh
b. Kecamatan : Sidomukti
c. Kota : Salatiga
Dengan tujuan penggunaan tanah adalah bidang
bukan pertanian yaitu perumahan, dapat dikabulkan
maka menyatakan:
1. Menjaga kualitas tanah sebaik-baiknya dengan
sistem pengawetan tanah dan air
81
2. Menjaga dan mencegah terjadinya pencemaran
air, tanah dan udara di sekitarnya yang
disebabkan oleh sampah kotoran, limbah
industri dan sebagainya.
Apabila tidak melaksanakan atau menyimpang dari
yang tertulis dalam surat pernyataan, maka bersedia
membongkar kembali atau menyerahkan kembali
hak atas tanah kepada pemerintah.
Kemudian diadakan Pertimbangan Teknis Pertanahan Nomor
400.9/44/PTP/VI/2011 tanggal 13 Juni 2011 yaitu sidang Panitia
Pertimbangan Perubahan Penggunaan Tanah Pertanian ke Non
Pertanian dan pemeriksaan tanah ke lapang. Susunan panitia tersebut
adalah:
1. Ribut Hari Cahyono, SH, M.Hum (Kepala Kantor Pertanahan
Kota Salatiga, selaku Ketua merangkap Anggota)
2. Martinus Mijan Rukait (atas nama Kepala Bagian Tata
Pemerintahan Setda Kota Salatiga, selaku Wakil Ketua
merangkap Anggota)
3. Drs. Susanto (Kepala Bappeda Kota Salatiga, selaku Anggota
4. Wiryawan (atas nama Kepala Bagian Hukum Setda Kota
Salatiga, selaku Anggota)
82
5. Ir. Husnani (Kepala Dinas Pertanian Kota Salatiga, selaku
Anggota)
6. Nunuk Dartini, Spd, MSi (Camat Sidomukti Kota Salatiga,
selaku Anggota)
7. Sugeng Wahyono, SE (Lurah Dukuh, Kecamatan Sidomukti,
selaku Anggota)
8. Samsul Ma’arif, BSc (Kepala Seksi Pengaturan dan Penataan
Pertanahan, Kantor Pertanahan Kota Salatiga, selaku
Sekretaris)
Dalam sidang panitia dan peninjauan tanah ke lapang, tiap anggota
memberikan tanggapan-tanggapan sebagai berikut:
a. Bappeda Kota Salatiga
1. Lokasi yang dimohon masuk dalam kawasan campuran
2. Memperhatikan masalah penghijauan lingkungan dan
saluran pembuangan air
3. Prinsip tidak ada keberatan
b. Bagian Tata Pemerintahan Setda Kota Salatiga
1. Sesuai dengan tata ruang Kota Salatiga lokasi yang
dimohon diperuntukkan sebagai kawasan campuran
2. Prinsip dari bagian tata pemerintahan tidak ada masalah
c. Bagian Hukum Setda Kota Salatiga
83
1. Berdasarkan tata ruang peruntukkan tanah sudah jelas
(kawasan campuran)
2. Prinsip tidak ada masalah
d. Dinas Pertanian Kota Salatiga
1. Tanah yang dimohon adalah tanah tegalan kurang
produktif
2. Prinsip tidak ada masalah
e. Camat Sidomukti
1. Lokasi yang dimohon masuk dalam kawasan campuran
2. Tidak ada masalah karena sekitar lokasi sudah
merupakan pemukiman
f. Lurah dukuh
1. Fisik dilapangan sudah berdiri bangunan rumah
2. Prinsip tidak ada keberatan
Setelah sidang panitia dan peninjauan tanah ke lapang, Berita Acara
Pemeriksaan Panitia Pertimbangan Perubahan Penggunaan Tanah
Pertanian ke Non Pertanian Nomor: 400.9/41/PPT/VI/2011 diajukan
kepada Walikota tanggal 16 Juni 2011 yang menyebutkan bahwa
Panitia Pertimbangan Perubahan Penggunaan Tanah Pertanian ke Non
Pertanian telah mengadakan pemeriksaan dan peninjauan lapangan
atas permohonan ijin perubahan penggunaan tanah dari:
84
Nama : Maedi Aloysius untuk dan atas nama Noer Aini
Komala
Alamat : Jl. Nyai Jinten 23 B, Mangunsari, Sidomukti, Salatiga
Pekerjaan : PNS
Untuk merubah atas sebidang tanah kuasanya dari tanah pertanian
yaitu tegal ke tanah non pertanian yang akan digunakan untuk rumah
tempat tinggal, yang terletak di:
Lingkungan : Ngemplak
Kelurahan : Dukuh
Kecamatan : Sidomukti
Kota : Salatiga
Dengan batas-batas sebagai berikut:
Utara : Noer Aini Komala
Timur : Noer Aini Komala
Selatan : Noer Aini Komala
Barat : Jalan
Sebagaimana tersebut dalam Sertipikat Hak Milik No. 1209 Kelurahan
Dukuh seluas 2345 m² (yang dimohon seluas 423 m²), dengan
pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:
1. Hubungan pemohon dengan tanah tersebut adalah kuasa tanah
orang lain
85
2. Tanah yang diajukan perubahan penggunaan tanah tersebut
fisiknya kurang produktif
3. Dengan perubahan penggunaan tanah ini tidak mengganggu
produksi pangan
4. Perubahan penggunaan tanah tersebut tidak mengganggu
saluran air/irigasi
5. Kemungkinan pencemaran udara, air sungai tidak ada
6. Kemungkinan sumur disekitarnya menjadi kering tidak ada
7. Lokasi yang dimohon terletak pada kawasan campuran
8. Lokasi yang dimohon sesuai terkait dengan Peraturan Daerah
Kotamadya Daerah Tingkat II Salatiga Nomor 5 Tahun 1996
tentang Rencana Umum Tata Ruang Kota Salatiga Tahun
1996-2006 dan Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat
II Salatiga Nomor 8 Tahun 1997 tentang Rencana Detail Tata
Ruang Kotamadya Salatiga Tahun 1997 sampai dengan Tahun
2004
9. Kepastian luas tanah yang diberikan pertimbangan untuk
disetujui ijin perubahan penggunaan tanahnya seluas 423 m²
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut, Panitia
berkesimpulan bahwa perubahan penggunaan tanah seperti yang
dimohon tidak terdapat keberatan-keberatan, dan selanjutnya agar
permohonan dapat diijinkan dengan alasan-alasan/syarat-syarat:
86
1. Paling lambat 12 bulan setelah ijin perubahan penggunaan
tanah diterbitkan, pemohon harus sudah memulai
kegiatan/pembangunan sesuai dengan permohonan/rencana
induk
2. Bagi pembangunan yang menggunakan tenaga kerja harus
menggunakan tenaga kerja setempat
3. Berita Acara lebih lanjut akan ditetapkan dalam Keputusan Ijin
Perubahan Penggunaan Tanah Pertanian ke Non Pertanian,
yang akan dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota
Salatiga
Dari pertimbangan-pertimbangan tersebut, maka permohonan
perubahan penggunaan tanah pertanian ke non pertanian untuk rumah
tempat tinggal, atas nama Noer Aini Komala letak tanah di Ngemplak
Dukuh Sidomukti Salatiga dapat dikabulkan.
Berdasarkan hasil sidang telah memberikan saran dan pendapat untuk
menanggapi permohonan dari Maedi Aloysius untuk dan atas nama
Noer Aini Komala, pada prinsipnya tidak keberatan, dengan syarat:
pemohon wajib mentaati dan melaksanakan saran-saran dari panitia.
Berdasarkan Berita Acara Sidang Pemeriksaan Panitia Pertimbangan
Perubahan Penggunaan Tanah Pertanian ke Non Pertanian, Kepala
Kantor Pertanahan Kota Salatiga mengeluarkan Surat Keputusan
Nomor 400.9.33.73/461/2011 tentang Ijin Perubahan Penggunaan
87
Tanah Pertanian ke Non Pertanian tanggal 28 Juni 2011 yang
menyatakan:
Menimbang:
a. bahwa sesuai ketentuan Pasal 8 Peraturan Pemerintah Nomor
16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah, pemegang hak
atas tanah wajib menggunakan dan memanfaatkan tanah sesuai
dengan Rencana Tata Ruang Wilayah,
b. bahwa dalam rangka pengendalian perubahan penggunaan
tanah pertanian ke non pertanian perlu mendapatkan ijin dari
Kepala Kantor Pertanahan,
c. bahwa dari hasil pemeriksaan oleh panitia pertimbangan yang
dibentuk dengan Keputusan Walikota Nomor 591-05/23/2002
tanah yang menjadi obyek permohonan sudah sesuai dengan
Rencana Umum Tata Ruang Kota,
d. bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut perlu ditetapkan
dengan Keputusan Kepala Kantor Pertanahan.
Mengingat:
1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
Pokok-Pokok Agraria.
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah.
88
3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang.
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
5. Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 5 Tahun 1996 tentang
Rencana Umum Tata Ruang Kota Salatiga Tahun 1996-2006.
6. Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 8 Tahun 1997 tentang
Rencana Detail Tata Ruang Kota Salatiga 1997-2004.
Memperhatikan:
1. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 590/11108/SJ
tanggal 24 Oktober 1984 tentang Perubahan Tanah Pertanian ke
Non Pertanian.
2. Instruksi Gubernur Jawa Tengah Nomor 590/107/1985 tanggal
25 Maret 1985 tentang Pencegahan Perubahan Tanah Pertanian
ke Non Pertanian yang Tidak Terkendalikan.
3. Surat Menteri Negara Agraria/Kepala BPN Nomor 410-1851
tanggal 15 Juni 1994 tentang Pencegahan Penggunaan Tanah
Sawah Beririgasi Teknis Untuk Penggunaan Non Pertanian
Melalui Penyusunan Rencana Tata Ruang.
4. Surat Menteri Negara Perencanaan Pembangunan
Nasional/Ketua BAPPENAS Nomor 5334/MK/9/1994 tanggal
29 September 1994 tentang Perubahan Penggunaan Tanah
89
Sawah Beririgasi Teknis untuk Penggunaan Tanah Non
Pertanian.
5. Surat Menteri Negara Perencanaan Pembangunan
Nasional/Ketua BAPPENAS Nomor 5335/MK/9/1994 tanggal
29 September 1994 tentang Penyusunan Rencana Tata Ruang
Wilayah tingkat Kabupaten/Kota.
6. Surat Menteri Negara Perencanaan Pembangunan/Ketua
BAPPENAS Nomor 5417/MK/10/1994 tanggal 4 Oktober 1994
tentang Efisiensi Pemanfaatan Lahan Bagi Pembangunan
Perumahan.
7. Surat Menteri Negara Agraria/Kepala BPN Nomor 460-3346
tanggal 31 Oktober 1994 tentang Perubahan Penggunaan Tanah
Sawah Beririgasi Teknis Untuk Penggunaan Tanah Non
Pertanian
8. Surat Menteri Negara Agraria/Kepala BPN Nomor 460-1594
tanggal 5 Juni 1996 tentang Pencegahan Konversi Tanah Sawah
Irigasi Teknis Menjadi Tanah Kering
9. Surat Keputusan Walikota Salatiga Nomor 591.05/23/2002
tanggal 1 Februari 2002 tentang Panitia Pertimbangan Perubahan
Penggunaan Tanah Pertanian ke Non Pertanian.
90
10. Pertimbangan Teknis Pertanahan dalam Rangka Pemberian Ijin
Perubahan Penggunaan Tanah Nomor 400.9/44/PTP/VI/2011
tanggal 13 Juni 2011.
11. Berita Acara Pemeriksaan Panitia Pertimbangan Perubahan
Penggunaan Tanah Pertanian ke Non Pertanian Nomor
400.9/41/PPT/VI/2011 tanggal 16 Juni 2011.
Memutuskan untuk memberikan ijin perubahan tanah pertanian ke non
pertanian kepada:
Nama : Maedi Aloysius untuk dan atas nama Noer Aini
Komala
Peruntukkan : Rumah Tinggal
Letak Tanah : Ngemplak, Dukuh, Sidomukti, Salatiga
Luas : 423 m² (sebagian dai Sertipikat HM. No. 1209)
Dari kedua contoh tersebut dapat disimpulkan bahwa jangka waktu
pemrosesan permohonan alih fungsi tanah pertanian ke non pertanian yang
paling lama adalah permohonan atas nama Mardi Subarkah yaitu, setelah
diterimanya permohonan tanggal 6 April 2011 panitia melakukan sidang dan
pemeriksaan tanah yang dimohon ke lapang pada tanggal 25 Mei 2011 dengan
Pertimbangan Teknis Pertanahan Nomor 400.9/38/PTP/V/2011 atau tepatnya
49 hari setelah diterimanya permohonan. Setelah dilakukan peninjauan
lapang, berita acara pemeriksaan diajukan kepada Walikota tanggal 16 Juni
91
2011 atau 22 hari setelah dilakukan peninjauan lapang dengan Berita Acara
Pemeriksaan Tanah Nomor 400.9/35/PPT/VI/2011.
Sedangkan jangka waktu pemrosesan permohonan alih fungsi tanah
pertanian ke non pertanian yang paling cepat adalah permohonan atas nama
Noer Aini Komala yaitu, permohonan diajukan pada tanggal 24 Mei 2011
kemudian panitia melakukan sidang dan pemeriksaan tanah yang dimohon ke
lapang 20 hari setelah diterimanya permohonan, tepatnya pada tanggal 13 juni
2011 dengan Pertimbangan Teknis Pertanahan Nomor 400.9/44/PTP/VI/2011.
Setelah melaksanakan penelitian tanah ke lapang, berita acara pemeriksaan
diajukan kepada Walikota tanggal 16 Juni 2011 dengan Berita Acara
Pemeriksaan Tanah Nomor 400.9/41/PPT/VI/2011, atau 3 hari setelah
diadakan peninjauan lapang.
Berita acara pemeriksaan atas nama Mardi Subarkah dan Noer Aini
Komala, diajukan kepada Walikota di hari yang sama pada tanggal 16 Juni
2011 dengan susunan panitia pertimbangan yang sama yaitu:
1. Kepala Kantor Pertanahan Kota Salatiga, selaku Ketua
merangkap Anggota
2. Kepala Bagian Tata Pemerintahan Setda Kota Salatiga, selaku
Wakil Ketua merangkap Anggota
3. Kepala Bappeda Kota Salatiga, selaku Anggota
4. Kepala Bagian Hukum Setda Kota Salatiga, selaku Anggota
5. Kepala Dinas Pertanian Kota Salatiga, selaku Anggota
92
6. Camat Sidomukti Kota Salatiga, selaku Anggota
7. Lurah Dukuh, Kecamatan Sidomukti, selaku Anggota
8. Kepala Seksi Pengaturan dan Penataan Pertanahan, Kantor
Pertanahan Kota Salatiga, selaku Sekretaris
Terhadap permohonan atas nama Mardi Subarkah dan Noer Aini
Komala tersebut panitia berpendapat bahwa tidak ada keberatan dan dapat
dikabulkan karena lokasi yang dimohon sesuai dengan Peraturan Daerah
Kotamadya Daerah Tingkat II Salatiga Nomor 5 Tahun 1996 tentang Rencana
Umum Tata Ruang Kota Salatiga Tahun 1996-2006 dan Peraturan Daerah
Kotamadya Daerah Tingkat II Salatiga Nomor 8 Tahun 1997 tentang Rencana
Detail Tata Ruang Kotamadya Salatiga Tahun 1997 sampai dengan Tahun
2004 yaitu terletak pada kawasan pemukiman untuk permohonan atas nama
Mardi Subarkah dengan HM. No. 353 dan kawasan campuran untuk
permohonan atas nama Noer Aini Komala dengan HM. No. 1209.
Berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan Tanah Nomor
400.9/35/PPT/VI/2011 tanggal 16 Juni 2011 atas nama Mardi Subarkah,
Kepala Kantor Pertanahan mengeluarkan Surat Keputusan untuk memberikan
ijin perubahan penggunaan tanah pertanian ke non pertanian 12 hari
berikutnya tanggal 28 Juni 2011 dengan Keputusan Kepala Kantor Pertanahan
Kota Salatiga Nomor 400.9/33.73/461/2011.
Kemudian berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan Tanah Nomor
400.9/41/PPT/VI/2011 tanggal 16 Juni 2011 atas nama Noer Aini Komala,
93
Kepala Kantor Pertanahan mengeluarkan Surat Keputusan untuk memberikan
ijin perubahan penggunaan tanah pertanian ke non pertanian 12 hari
berikutnya tanggal 28 Juni 2011 dengan Keputusan Kepala Kantor Pertanahan
Kota Salatiga Nomor 400.9/33.73/461/2011.
Jadi jangka waktu pemrosesan permohonan alih fungsi tanah pertanian
menjadi non pertanian sebelum Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 4
Tahun 2011 adalah, pelaksanaan sidang dan peninjauan lapang setelah
diterimanya permohonan berkisar antara 20 sampai dengan 49 hari. Kemudian
pembuatan berita acara hasil pemeriksaan lapang setelah dilakukan
peninjauan lapang berkisar antara 3 sampai dengan 22 hari. Selanjutnya Surat
Keputusan dikeluarkan 12 hari setelah Berita Acara diterima oleh Walikota.
3.4.2 Sesudah Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 4 Tahun 2011
Sesudah Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 4 Tahun 2011 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga Tahun 2010-2030, Kota Salatiga
telah terjadi alih fungsi tanah pertanian menjadi non pertanian. Contoh
pelaksanaan alih fungsi tanah pertanian menjadi non pertanian terletak di
lingkungan Warak dengan Sertipikat HM. No. 3300 berstatus tegal seluas 104
m² dan di daerah Ngemplak dengan Sertipikat HM. No. 5053 berstatus tegal
seluas 883 m² seperti yang dipaparkan berikut ini.
3.4.2.1 Sertipikat HM. No. 3300 atas nama Karsiyem
94
Karsiyem dengan alamat Warak RT 06 RW 06 Dukuh
Sidomukti Salatiga, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri
sendiri, mengajukan permohonan ijin perubahan penggunaan tanah
pertanian ke non pertanian berstatus tegal dengan mengisi formulir
permohonan dan diketahui oleh Sugeng Wahyono, SE selaku Kepala
Kelurahan Dukuh kepada Kepala Kantor Pertanahan Kota Salatiga
pada tanggal 10 Oktober 2011, dengan keterangan sebagai berikut:
1. Mengenai diri pemohon
Nama : Karsiyem
Tempat dan tanggal lahir : Salatiga, 12 Agustus 1943
Kewarganegaraan : WNI
Pekerjaan/Jabatan : Jualan
Alamat : Warak RT 06 RW 06 Dukuh
Sidomukti Salatiga
2. Mengenai tanah yang dimohon perubahannya
Kelurahan : Dukuh
Kecamatan : Sidomukti
Kota : Salatiga
Luas : 104 m²
Batas-batas, Utara : Jalan
Timur : HM No. 3300
Selatan : HM No. 3300
95
Barat : HM No. 3300
No. Sertipikat : 3300/Dukuh
Penggunaan tanah saat ini : Tegalan
Akan dipergunakan untuk : Tempat tinggal
3. Surat yang dilampirkan
a. Salinan Kartu Tanda Penduduk atas nama Karsiyem
b. Sertipikat HM. No. 3300 atas nama Karsiyem
c. Gambar rencana penggunaan tanah
d. Surat pernyataan bahwa:
Nama : Karsiyem
Pekerjaan : Jualan
Alamat : Dukuh Warak RT 06 RW 06
Atas nama perorangan menyatakan bahwa apabila
permohonan atas sebidang tanah:
Letak tanah:
a. Lingkungan : Warak
b. Kelurahan : Dukuh
d. Kecamatan : Sidomukti
e. Kota : Salatiga
Dengan tujuan penggunaan tanah adalah bidang
bukan pertanian yaitu perumahan, dapat dikabulkan
maka menyatakan:
96
1. Menjaga kualitas tanah sebaik-baiknya dengan
sistem pengawetan tanah dan air
2. Menjaga dan mencegah terjadinya pencemaran
air, tanah dan udara di sekitarnya yang
disebabkan oleh sampah kotoran, limbah
industri dan sebagainya.
Apabila tidak melaksanakan atau menyimpang dari
yang tertulis dalam surat pernyataan, maka bersedia
membongkar kembali atau menyerahkan kembali hak
atas tanah kepada pemerintah.
Kemudian diadakan Pertimbangan Teknis Pertanahan Nomor
400.9/62/PTP/XI/2011 tanggal 3 November 2011 yaitu sidang Panitia
Pertimbangan Perubahan Penggunaan Tanah Pertanian ke Non
Pertanian dan pemeriksaan tanah ke lapang. Susunan panitia tersebut
adalah:
1. Ribut Hari Cahyono, SH, M.Hum (Kepala Kantor Pertanahan
Kota Salatiga, selaku Ketua merangkap Anggota)
2. Martinus Mijan Rukait (atas nama Kepala Bagian Tata
Pemerintahan Setda Kota Salatiga, selaku Wakil Ketua
merangkap Anggota)
3. Jadi Amali (atas nama Kepala Bappeda Kota Salatiga, selaku
Anggota
97
4. Wiryawan, SH (atas nama Kepala Bagian Hukum Setda Kota
Salatiga, selaku Anggota)
5. Beni Sudafto (atas nama Kepala Dinas Pertanian Kota Salatiga,
selaku Anggota)
6. Sugeng Wahyono, SE (atas nama Camat Sidomukti Kota
Salatiga, selaku Anggota)
7. Sugeng Wahyono, SE (Lurah Dukuh, Kecamatan Sidomukti,
selaku Anggota)
8. Samsul Ma’arif, BSc (Kepala Seksi Pengaturan dan Penataan
Pertanahan, Kantor Pertanahan Kota Salatiga, selaku
Sekretaris)
Dalam sidang panitia dan peninjauan tanah ke lapang, tiap anggota
memberikan tanggapan-tanggapan sebagai berikut:
a. Bappeda Kota Salatiga
1. Berdasarkan RTRW Kota Salatiga, lokasi yang
dimohon diperuntukkan sebagai kawasan pemukiman
kepadatan rendah
2. Dalam membangun tidak boleh menghabiskan lahan
(sisa lahan untuk open space/lahan peresapan)
3. Prinsip tidak ada keberatan
b. Bagian Tata Pemerintahan Setda Kota Salatiga
98
1. Lokasi yang dimohon telah sesuai dengan RTRW Kota
Salatiga Tahun 2010-2030
2. Tidak ada keberatan untuk dibangun rumah tinggal
c. Bagian Hukum Setda Kota Salatiga
1. Berdasarkan tata ruang peruntukkan tanah sebagai
kawasan pemukiman kepadatan rendah
2. Prinsip tidak ada masalah
d. Dinas Pertanian Kota Salatiga
1. Kaitannya dengan RTRW, lokasi yang dimohon telah
sesuai
2. Jika belum segera dibangun diminta tanah tetap
dimanfaatkan
3. Sisa tanah yang tidak dimohon diminta untuk tetap
dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian
4. Sependapat dengan tim yang lain, dan intinya juga
tidak ada keberatan
e. Camat Sidomukti
1. Lokasi yang dimohon telah sesuai dengan tata ruang
wilayah (kawasan pemukiman kepadatan rendah)
2. Lokasi yang dimohon telah berdiri bangunan rumah
3. Prinsip tidak ada keberatan untuk dibangun rumah
tinggal
99
e. Lurah dukuh
1. Untuk pemohon atas nama Karsiyem telah sesuai
dengan tata ruang kota
2. Prinsip tidak ada keberatan
Setelah sidang panitia dan peninjauan tanah ke lapang, Berita Acara
Pemeriksaan Panitia Pertimbangan Perubahan Penggunaan Tanah
Pertanian ke Non Pertanian Nomor: 400.9/59/PPT/XI/2011 diajukan
kepada Walikota tanggal 17 November 2011 yang menyebutkan
bahwa Panitia Pertimbangan Perubahan Penggunaan Tanah Pertanian
ke Non Pertanian telah mengadakan pemeriksaan dan peninjauan
lapangan atas permohonan ijin perubahan penggunaan tanah dari:
Nama : Karsiyem
Alamat : Warak RT 06 RW 06 Dukuh, Sidomukti
Pekerjaan : Jualan
Untuk merubah atas sebidang tanah miliknya dari tanah pertanian
yaitu tegal ke tanah non pertanian yang akan digunakan untuk tempat
tinggal, yang terletak di:
Lingkungan : Warak
Kelurahan : Dukuh
Kecamatan : Sidomukti
Kota : Salatiga
Dengan batas-batas sebagai berikut:
100
Utara : Jalan
Timur : HM No. 3300
Selatan : HM No. 3300
Barat : HM No. 3300
Sebagaimana tersebut dalam Sertipikat Hak Milik No. 3300 Kelurahan
Dukuh seluas 4.410 m² (yang dimohon seluas 104 m²), dengan
pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:
1. Hubungan pemohon dengan tanah tersebut adalah milik sendiri
2. Tanah yang diajukan perubahan penggunaan tanah tersebut
fisiknya kurang produktif
3. Dengan perubahan penggunaan tanah ini tidak mengganggu
produksi pangan
4. Perubahan penggunaan tanah tersebut tidak mengganggu
saluran air/irigasi
5. Kemungkinan pencemaran udara, air sungai tidak ada
6. Kemungkinan sumur disekitarnya menjadi kering tidak ada
7. Lokasi yang dimohon terletak pada kawasan pemukiman
kepadatan rendah
8. Lokasi yang dimohon mendukung terkait dengan Peraturan
Daerah Kota Salatiga Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga Tahun 2010-2030
101
9. Kepastian luas tanah yang diberikan pertimbangan untuk
disetujui ijin perubahan penggunaan tanahnya seluas 104 m²
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut, Panitia
berkesimpulan bahwa perubahan penggunaan tanah seperti yang
dimohon tidak terdapat keberatan-keberatan, dan selanjutnya agar
permohonan dapat diijinkan dengan alasan-alasan/syarat-syarat:
1. Paling lambat 12 bulan setelah ijin perubahan penggunaan
tanah diterbitkan, pemohon harus sudah memulai
kegiatan/pembangunan sesuai dengan permohonan/rencana
induk
2. Bagi pembangunan yang menggunakan tenaga kerja harus
menggunakan tenaga kerja setempat
3. Berita Acara lebih lanjut akan ditetapkan dalam Keputusan Ijin
Perubahan Penggunaan Tanah Pertanian ke Non Pertanian,
yang akan dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota
Salatiga
Dari pertimbangan-pertimbangan tersebut, maka permohonan
perubahan penggunaan tanah pertanian ke non pertanian untuk rumah
tempat tinggal, atas nama Karsiyem letak tanah di Warak Dukuh
Sidomukti Salatiga dapat dikabulkan.
Berdasarkan hasil sidang telah memberikan saran dan pendapat untuk
menanggapi permohonan dari Karsiyem, pada prinsipnya tidak
102
keberatan, dengan syarat: pemohon wajib mentaati dan melaksanakan
saran-saran dari panitia.
Berdasarkan Berita Acara Sidang Pemeriksaan Panitia Pertimbangan
Perubahan Penggunaan Tanah Pertanian ke Non Pertanian, Kepala
Kantor Pertanahan Kota Salatiga mengeluarkan Surat Keputusan
Nomor 400.9.33.73/473/2011 tentang Ijin Perubahan Penggunaan
Tanah Pertanian ke Non Pertanian tanggal 28 November 2011 yang
menyatakan:
Menimbang:
a. bahwa sesuai ketentuan Pasal 8 Peraturan Pemerintah Nomor
16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah, pemegang hak
atas tanah wajib menggunakan dan memanfaatkan tanah sesuai
dengan Rencana Tata Ruang Wilayah,
b. bahwa dalam rangka pengendalian perubahan penggunaan
tanah pertanian ke non pertanian perlu mendapatkan ijin dari
Kepala Kantor Pertanahan,
c. bahwa dari hasil pemeriksaan oleh panitia pertimbangan yang
dibentuk dengan Keputusan Walikota Nomor 591-05/23/2002
tanah yang menjadi obyek permohonan sudah sesuai dengan
Rencana Tata Ruang Wilayah,
d. bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut perlu ditetapkan
dengan Keputusan Kepala Kantor Pertanahan.
103
Mengingat:
1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
Pokok-Pokok Agraria.
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah.
3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang.
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
5. Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 4 Tahun 2011 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga Tahun 2010-2030.
Memperhatikan:
1. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 590/11108/SJ
tanggal 24 Oktober 1984 tentang Perubahan Tanah Pertanian
ke Non Pertanian.
2. Instruksi Gubernur Jawa Tengah Nomor 590/107/1985 tanggal
25 Maret 1985 tentang Pencegahan Perubahan Tanah Pertanian
ke Non Pertanian yang Tidak Terkendalikan.
3. Surat Menteri Negara Agraria/Kepala BPN Nomor 410-1851
tanggal 15 Juni 1994 tentang Pencegahan Penggunaan Tanah
Sawah Beririgasi Teknis Untuk Penggunaan Non Pertanian
Melalui Penyusunan Rencana Tata Ruang.
104
4. Surat Menteri Negara Perencanaan Pembangunan
Nasional/Ketua BAPPENAS Nomor 5334/MK/9/1994 tanggal
29 September 1994 tentang Perubahan Penggunaan Tanah
Sawah Beririgasi Teknis untuk Penggunaan Tanah Non
Pertanian.
5. Surat Menteri Negara Perencanaan Pembangunan
Nasional/Ketua BAPPENAS Nomor 5335/MK/9/1994 tanggal
29 September 1994 tentang Penyusunan Rencana Tata Ruang
Wilayah tingkat Kabupaten/Kota.
6. Surat Menteri Negara Perencanaan Pembangunan/Ketua
BAPPENAS Nomor 5417/MK/10/1994 tanggal 4 Oktober
1994 tentang Efisiensi Pemanfaatan Lahan Bagi Pembangunan
Perumahan.
7. Surat Menteri Negara Agraria/Kepala BPN Nomor 460-3346
tanggal 31 Oktober 1994 tentang Perubahan Penggunaan
Tanah Sawah Beririgasi Teknis Untuk Penggunaan Tanah Non
Pertanian
8. Surat Menteri Negara Agraria/Kepala BPN Nomor 460-1594
tanggal 5 Juni 1996 tentang Pencegahan Konversi Tanah
Sawah Irigasi Teknis Menjadi Tanah Kering
105
9. Surat Keputusan Walikota Salatiga Nomor 591.05/23/2002
tanggal 1 Februari 2002 tentang Panitia Pertimbangan
Perubahan Penggunaan Tanah Pertanian ke Non Pertanian.
10. Pertimbangan Teknis Pertanahan dalam Rangka Pemberian Ijin
Perubahan Penggunaan Tanah Nomor 400.9/62/PTP/XI/2011
tanggal 3 November 2011.
12. Berita Acara Pemeriksaan Panitia Pertimbangan Perubahan
Penggunaan Tanah Pertanian ke Non Pertanian Nomor
400.9/59/PPT/XI/2011 tanggal 17 November 2011.
Memutuskan untuk memberikan ijin perubahan tanah pertanian ke non
pertanian kepada:
Nama : Karsiyem
Peruntukkan : Rumah Tinggal
Letak Tanah : Warak, Dukuh, Sidomukti, Salatiga
Luas : 104 m² (sebagian dari Sertipikat HM. No. 3300)
3.4.2.2 Sertipikat HM. No. 5053 atas nama Fenny Siswanti
Fenny Siswanti dengan alamat Jl. MT. Haryono 687-B
Kelurahan Wonodri, Kecamatan Semarang Selatan, Kota Semarang,
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, mengajukan
permohonan ijin perubahan penggunaan tanah pertanian ke non
pertanian berstatus tegal dengan mengisi formulir permohonan dan
106
diketahui oleh Sugeng Wahyono, SE selaku Kepala Kelurahan Dukuh
kepada Kepala Kantor Pertanahan pada tanggal 7 November 2011
dengan keterangan sebagai berikut:
1. Mengenai diri pemohon
Nama : Fenny Siswanti
Tempat dan tanggal lahir : Salatiga, 10 September 1987
Kewarganegaraan : WNI
Pekerjaan/Jabatan : Mahasiswa
Alamat : Jl. MT. Haryono No. 687 B
Wonodri Semarang
2. Mengenai tanah yang dimohon perubahannya
Dusun : Ngemplak RT 03 RW 08
Kelurahan : Dukuh
Kecamatan : Sidomukti
Kota : Salatiga
Luas : 883 m²
Batas-batas, Utara : Fenny Siswanti
Timur : Sungai
Selatan : Fenny Siswanti
Barat : Jalan
No. Sertipikat : HM 5053
Penggunaan tanah saat ini : Tegalan
107
Akan dipergunakan untuk : Pekarangan
3. Surat yang dilampirkan
a. Salinan Kartu Tanda Penduduk atas nama Fenny
Siswanti
b. Sertipikat HM. No. 5030 atas nama Fenny Siswanti
c. Gambar rencana penggunaan tanah
d. Surat pernyataan bahwa:
Nama : Fenny Siswanti
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Jl. MT. Haryono No. 687 B Semarang
Atas nama perorangan menyatakan bahwa apabila
permohonan atas sebidang tanah:
Letak tanah:
a. Lingkungan : Ngemplak RT 03 RW 08
b. Kelurahan : Dukuh
c. Kecamatan : Sidomukti
d. Kota : Salatiga
Dapat dikabulkan maka menyatakan:
1. Menjaga kualitas tanah sebaik-baiknya dengan
sistem pengawetan tanah dan air
2. Menjaga dan mencegah terjadinya pencemaran
air, tanah dan udara di sekitarnya yang
108
disebabkan oleh sampah kotoran, limbah
industri dan sebagainya.
Apabila tidak melaksanakan atau menyimpang dari
yang tertulis dalam surat pernyataan, maka bersedia
membongkar kembali atau menyerahkan kembali hak
atas tanah kepada pemerintah.
Kemudian diadakan Pertimbangan Teknis Pertanahan Nomor
400.9/70/PTP/XI/2011 tanggal 14 November 2011 yaitu sidang panitia
dan pemeriksaan tanah ke lapang. Panitia pertimbangan perubahan
penggunaan tanah pertanian ke non pertanian tersebut adalah:
1. Ribut Hari Cahyono, SH, M.Hum (Kepala Kantor Pertanahan
Kota Salatiga, selaku Ketua merangkap Anggota)
2. Martinus Mijan Rukait (atas nama Kepala Bagian Tata
Pemerintahan Setda Kota Salatiga, selaku Wakil Ketua
merangkap Anggota)
3. Jadi Amali (atas nama Kepala Bappeda Kota Salatiga, selaku
Anggota
4. Wiryawan, SH (atas nama Kepala Bagian Hukum Setda Kota
Salatiga, selaku Anggota)
5. Beni Sudafto (atas nama Kepala Dinas Pertanian Kota Salatiga,
selaku Anggota)
109
6. Sugeng Wahyono, SE (atas nama Camat Sidomukti Kota
Salatiga, selaku Anggota)
7. Sugeng Wahyono, SE (Lurah Dukuh, Kecamatan Sidomukti,
selaku Anggota)
8. Samsul Ma’arif, BSc (Kepala Seksi Pengaturan dan Penataan
Pertanahan, Kantor Pertanahan Kota Salatiga, selaku
Sekretaris)
Dalam sidang panitia dan peninjauan tanah ke lapang, tiap anggota
memberikan tanggapan-tanggapan sebagai berikut:
a. Bappeda Kota Salatiga
1. Berdasarkan RTRW Kota Salatiga, lokasi yang
dimohon diperuntukkan sebagai kawasan pemukiman
kepadatan rendah
2. Dalam membangun tidak boleh menghabiskan lahan
(sisa lahan untuk open space/lahan peresapan)
3. Prinsip tidak ada keberatan
b. Bagian Tata Pemerintahan Setda Kota Salatiga
1. Lokasi yang dimohon telah sesuai dengan RTRW Kota
Salatiga Tahun 2010-2030
2. Tidak ada keberatan untuk dijadikan pekarangan
c. Bagian Hukum Setda Kota Salatiga
110
1. Berdasarkan tata ruang peruntukkan tanah sebagai
kawasan pemukiman kepadatan rendah
2. Prinsip tidak ada masalah
d. Dinas Pertanian Kota Salatiga
1. Kaitannya dengan RTRW, lokasi yang dimohon telah
sesuai
2. Jika belum segera dibangun diminta tanah tetap
dimanfaatkan
3. Sependapat dengan tim yang lain, dan intinya juga
tidak ada keberatan
e. Camat Sidomukti
1. Lokasi yang dimohon telah sesuai dengan tata ruang
wilayah (kawasan pemukiman kepadatan rendah)
2. Fisiknya sudah berupa pekarangan
3. Prinsip tidak ada keberatan untuk dijadikan tanah
pekarangan
f. Lurah dukuh
1. Untuk pemohon atas nama Fenny Siswanti telah sesuai
dengan tata ruang kota
2. Prinsip tidak ada keberatan
Setelah sidang panitia dan peninjauan tanah ke lapang, Berita Acara
Pemeriksaan Panitia Pertimbangan Perubahan Penggunaan Tanah
111
Pertanian ke Non Pertanian Nomor 400.9/67/PPT/XI/2011 diajukan
kepada Walikota tanggal 17 November 2011 yang menyebutkan
bahwa Panitia Pertimbangan Perubahan Penggunaan Tanah Pertanian
ke Non Pertanian telah mengadakan pemeriksaan dan peninjauan
lapangan atas permohonan ijin perubahan penggunaan tanah dari:
Nama : Fenny Siswanti
Alamat : Jl. MT. Haryono 687 B Wonodri Semarang Selatan
Pekerjaan : Mahasiswa
Untuk merubah atas sebidang tanah miliknya dari tanah pertanian
yaitu tegal ke tanah non pertanian yang akan digunakan untuk
pekarangan, yang terletak di:
Lingkungan : Ngemplak
Kelurahan : Dukuh
Kecamatan : Sidomukti
Kota : Salatiga
Dengan batas-batas sebagai berikut:
Utara : Fenny Siswanti
Timur : Saluran
Selatan : Fenny Siswanti
Barat : Jalan
112
Sebagaimana tersebut dalam Sertipikat Hak Milik No. 5053 Kelurahan
Dukuh seluas 883 m², dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai
berikut:
1. Hubungan pemohon dengan tanah tersebut adalah milik sendiri
2. Tanah yang diajukan perubahan penggunaan tanah tersebut
fisiknya kurang produktif yang saat ini berupa tanah kosong
diperuntukkan untuk pekarangan
3. Dengan perubahan penggunaan tanah ini tidak mengganggu
produksi pangan
4. Perubahan penggunaan tanah tersebut tidak mengganggu
saluran air/irigasi
5. Kemungkinan pencemaran udara, air sungai tidak ada
6. Kemungkinan sumur disekitarnya menjadi kering tidak ada
7. Lokasi yang dimohon terletak pada kawasan perumahan
kepadatan rendah
8. Lokasi yang dimohon sesuai terkait dengan Peraturan Daerah
Kota Salatiga Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kota Salatiga Tahun 2010-2030
9. Kepastian luas tanah yang diberikan pertimbangan untuk
disetujui ijin perubahan penggunaan tanahnya seluas 883 m²
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut, Panitia
berkesimpulan bahwa perubahan penggunaan tanah seperti yang
113
dimohon tidak terdapat keberatan-keberatan, dan selanjutnya agar
permohonan dapat diijinkan dengan alasan-alasan/syarat-syarat:
1. Paling lambat 12 bulan setelah ijin perubahan penggunaan
tanah diterbitkan, pemohon harus sudah memulai
kegiatan/pembangunan sesuai dengan permohonan/rencana
induk
2. Bagi pembangunan yang menggunakan tenaga kerja harus
menggunakan tenaga kerja setempat
3. Berita Acara lebih lanjut akan ditetapkan dalam Keputusan Ijin
Perubahan Penggunaan Tanah Pertanian ke Non Pertanian,
yang akan dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota
Salatiga
Dari pertimbangan-pertimbangan tersebut, maka permohonan
perubahan penggunaan tanah pertanian ke non pertanian untuk
pekarangan, atas nama Fenny Siswanti letak tanah di Ngemplak
Dukuh Sidomukti Salatiga dapat dikabulkan.
Berdasarkan hasil sidang telah memberikan saran dan pendapat untuk
menanggapi permohonan Fenny Siswanti, pada prinsipnya tidak
keberatan, dengan syarat: pemohon wajib mentaati dan melaksanakan
saran-saran dari panitia.
Berdasarkan Berita Acara Sidang Pemeriksaan Panitia Pertimbangan
Perubahan Penggunaan Tanah Pertanian ke Non Pertanian, Kepala
114
Kantor Pertanahan Kota Salatiga mengeluarkan Surat Keputusan
Nomor 400.9.33.73/473/2011 tentang Ijin Perubahan Penggunaan
Tanah Pertanian ke Non Pertanian tanggal 28 November 2011 yang
menyatakan:
Menimbang:
a. bahwa sesuai ketentuan Pasal 8 Peraturan Pemerintah Nomor
16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah, pemegang hak
atas tanah wajib menggunakan dan memanfaatkan tanah sesuai
dengan Rencana Tata Ruang Wilayah,
b. bahwa dalam rangka pengendalian perubahan penggunaan
tanah pertanian ke non pertanian perlu mendapatkan ijin dari
Kepala Kantor Pertanahan,
c. bahwa dari hasil pemeriksaan oleh panitia pertimbangan yang
dibentuk dengan Keputusan Walikota Nomor 591-05/23/2002
tanah yang menjadi obyek permohonan sudah sesuai dengan
Rencana Tata Ruang Wilayah,
d. bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut perlu ditetapkan
dengan Keputusan Kepala Kantor Pertanahan.
Mengingat:
1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
Pokok-Pokok Agraria.
115
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah.
3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang.
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
5. Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 4 Tahun 2011 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga Tahun 2010-2030.
Memperhatikan:
1. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 590/11108/SJ
tanggal 24 Oktober 1984 tentang Perubahan Tanah Pertanian
ke Non Pertanian.
2. Instruksi Gubernur Jawa Tengah Nomor 590/107/1985 tanggal
25 Maret 1985 tentang Pencegahan Perubahan Tanah Pertanian
ke Non Pertanian yang Tidak Terkendalikan.
3. Surat Menteri Negara Agraria/Kepala BPN Nomor 410-1851
tanggal 15 Juni 1994 tentang Pencegahan Penggunaan Tanah
Sawah Beririgasi Teknis Untuk Penggunaan Non Pertanian
Melalui Penyusunan Rencana Tata Ruang.
4. Surat Menteri Negara Perencanaan Pembangunan
Nasional/Ketua BAPPENAS Nomor 5334/MK/9/1994 tanggal
29 September 1994 tentang Perubahan Penggunaan Tanah
116
Sawah Beririgasi Teknis untuk Penggunaan Tanah Non
Pertanian.
5. Surat Menteri Negara Perencanaan Pembangunan
Nasional/Ketua BAPPENAS Nomor 5335/MK/9/1994 tanggal
29 September 1994 tentang Penyusunan Rencana Tata Ruang
Wilayah tingkat Kabupaten/Kota.
6. Surat Menteri Negara Perencanaan Pembangunan/Ketua
BAPPENAS Nomor 5417/MK/10/1994 tanggal 4 Oktober
1994 tentang Efisiensi Pemanfaatan Lahan Bagi Pembangunan
Perumahan.
7. Surat Menteri Negara Agraria/Kepala BPN Nomor 460-3346
tanggal 31 Oktober 1994 tentang Perubahan Penggunaan
Tanah Sawah Beririgasi Teknis Untuk Penggunaan Tanah Non
Pertanian
8. Surat Menteri Negara Agraria/Kepala BPN Nomor 460-1594
tanggal 5 Juni 1996 tentang Pencegahan Konversi Tanah
Sawah Irigasi Teknis Menjadi Tanah Kering
9. Surat Keputusan Walikota Salatiga Nomor 591.05/23/2002
tanggal 1 Februari 2002 tentang Panitia Pertimbangan
Perubahan Penggunaan Tanah Pertanian ke Non Pertanian.
117
10. Pertimbangan Teknis Pertanahan dalam Rangka Pemberian Ijin
Perubahan Penggunaan Tanah Nomor 400.9/70/PTP/XI/2011
tanggal 14 November 2011.
11. Berita Acara Pemeriksaan Panitia Pertimbangan Perubahan
Penggunaan Tanah Pertanian ke Non Pertanian Nomor
400.9/67/PPT/XI/2011 tanggal 17 November 2011.
Memutuskan untuk memberikan ijin perubahan tanah pertanian ke non
pertanian kepada:
Nama : Fenny Siswanti
Peruntukkan : Pekarangan
Letak Tanah : Ngemplak, Dukuh, Sidomukti, Salatiga
Luas : 883 m²
Dari kedua contoh tersebut dapat disimpulkan bahwa jangka waktu
pemosesan permohonan alih fungsi tanah pertanian ke non pertanian yang
paling lama adalah permohonan atas nama Karsiyem yang diajukan pada
tanggal 10 Oktober 2011 dengan HM. No. 3300. Panitia melakukan sidang
dan pemeriksaan tanah yang dimohon ke lapang tanggal 3 November 2011
dengan Pertimbangan Teknis Pertanahan Nomor 400.9/62/PTP/XI/2011 atau
23 hari setelah diterimanya permohonan. Setelah dilakukan peninjauan lapang
kemudian berita acara pemeriksaan diajukan kepada Walikota 14 hari
118
kemudian pada tanggal 17 November 2011 dengan Berita Acara Pemeriksaan
Tanah Nomor 400.9/59/PPT/XI/2011.
Sedangkan pemrosesan permohonan alih fungsi tanah pertanian ke non
pertanian yang paling cepat adalah permohonan atas nama Fenny Siswanti
dengan HM. No. 5053. 7 hari setelah diajukannya permohonan tanggal 7
November 2011, panitia melakukan sidang dan pemeriksaan tanah yang
dimohon ke lapang tanggal 14 November 2011 dengan Pertimbangan Teknis
Pertanahan Nomor 400.9/70/PTP/XI/2011. Setelah melaksanakan penelitian
tanah ke lapang, 3 hari kemudian berita acara pemeriksaan diajukan kepada
Walikota tanggal 17 November 2011 dengan Berita Acara Pemeriksaan Tanah
Nomor 400.9/67/PPT/XI/2011.
Berita acara pemeriksaan atas kedua permohonan tersebut diajukan
kepada Walikota pada hari yang sama tanggal 17 November 2011 dengan
susunan panitia pertimbangan yang sama yaitu:
1. Kepala Kantor Pertanahan Kota Salatiga, selaku Ketua
merangkap Anggota
2. Kepala Bagian Tata Pemerintahan Setda Kota Salatiga, selaku
Wakil Ketua merangkap Anggota
3. Kepala Bappeda Kota Salatiga, selaku Anggota
4. Kepala Bagian Hukum Setda Kota Salatiga, selaku Anggota
5. Kepala Dinas Pertanian Kota Salatiga, selaku Anggota
6. Camat Sidomukti Kota Salatiga, selaku Anggota
119
7. Lurah Dukuh, Kecamatan Sidomukti, selaku Anggota
8. Kepala Seksi Pengaturan dan Penataan Pertanahan, Kantor
Pertanahan Kota Salatiga, selaku Sekretaris
Terhadap permohonan atas nama Karsiyem dan Fenny Siswanti
tersebut panitia berpendapat bahwa tidak ada keberatan dan dapat dikabulkan
karena lokasi yang dimohon sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Salatiga
Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga
Tahun 2010-2030 yaitu kedua tanah yang dimohon tersebut terletak pada
kawasan pemukiman kepadatan rendah.
Berdasarkan Acara Pemeriksaan Tanah Nomor 400.9/59/PPT/XI/2011
tanggal 17 November 2011 atas nama Karsiyem, Kepala Kantor Pertanahan
mengeluarkan Surat Keputusan untuk memberikan ijin perubahan penggunaan
tanah pertanian ke non pertanian tanggal 28 November 2011 atau 11 hari
kemudian dengan Keputusan Kepala Kantor Pertanahan Kota Salatiga Nomor
400.9/33.73/473/2011.
Kemudian berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan Tanah Nomor
400.9/67/PPT/XI/2011 tanggal 17 November 2011 atas nama Fenny Siswanti,
Kepala Kantor Pertanahan mengeluarkan Surat Keputusan untuk memberikan
ijin perubahan penggunaan tanah pertanian ke non pertanian tanggal 28
November 2011 atau 11 hari kemudian dengan Keputusan Kepala Kantor
Pertanahan Kota Salatiga Nomor 400.9/33.73/473/2011.
120
Jadi jangka waktu pemrosesan permohonan alih fungsi tanah pertanian
menjadi non pertanian sesudah Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 4
Tahun 2011 adalah, pelaksanaan sidang dan peninjauan lapang setelah
diterimanya permohonan berkisar antara 7 sampai dengan 23 hari. Kemudian
pembuatan berita acara hasil pemeriksaan lapang setelah dilakukan
peninjauan lapang berkisar antara 3 sampai dengan 14 hari. Selanjutnya Surat
Keputusan dikeluarkan 11 hari setelah Berita Acara diterima oleh Walikota.
3.5 Perbandingan Alih Fungsi Tanah Pertanian ke Non Pertanian Kota
Salatiga Tahun 2011 Antara Sebelum dan Sesudah Diundangkannya
Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga Tahun 2010-2030
Untuk memperjelas perbandingan pelaksanaan alih fungsi tanah
pertanian ke non pertanian sebelum dan sesudah keluarnya Peraturan Daerah
Kota Salatiga Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kota Salatiga Tahun 2010-2030 dapat dilihat dalam tabel berikut.
121
Tabel 6
Pelaksanaan Alih Fungsi Tanah Pertanian ke Non Pertanian Kota Salatiga
Tahun 2011
Sebelum Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 4 Tahun 2011
Sesudah Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 4 Tahun 2011
Syarat: 1. Salinan Kartu Tanda Penduduk 2. Sertipikat HM 3. Gambar rencana penggunaan tanah 4. Surat permohonan 5. Surat pernyataan pemohon Panitia Pertimbangan Perubahan Penggunaan Tanah Pertanian ke Non Pertanian: 1. Kepala Kantor Pertanahan Kota
Salatiga 2. Kepala Bagian Tata Pemerintahan
Setda Kota Salatiga 3. Kepala Bappeda Kota Salatiga 4. Kepala Bagian Hukum Setda Kota
Salatiga 5. Kepala Dinas Pertanian Kota Salatiga 6. Camat Sidomukti 7. Lurah Dukuh 8. Kepala Seksi Pengaturan dan
Penataan Pertanahan Kantor Pertanahan Kota Salatiga
Dasar Peraturan: 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Syarat: 1. Salinan Kartu Tanda Penduduk 2. Sertipikat HM 3. Gambar rencana penggunaan tanah 4. Surat permohonan 5. Surat pernyataan pemohon
Panitia Pertimbangan Perubahan Penggunaan Tanah Pertanian ke Non Pertanian: 1. Kepala Kantor Pertanahan Kota
Salatiga 2. Kepala Bagian Tata Pemerintahan
Setda Kota Salatiga 3. Kepala Bappeda Kota Salatiga 4. Kepala Bagian Hukum Setda Kota
Salatiga 5. Kepala Dinas Pertanian Kota
Salatiga 6. Camat Sidomukti 7. Lurah Dukuh 8. Kepala Seksi Pengaturan dan
Penataan Pertanahan Kantor Pertanahan Kota Salatiga
Dasar Peraturan: 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun
122
3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
5. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah
6. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 590/11108/SJ tanggal 24 Oktober 1984 tentang Perubahan Tanah Pertanian ke Non Pertanian.
7. Surat Menteri Negara Agraria/Kepala BPN Nomor 410-1851 tanggal 15 Juni 1994 tentang Pencegahan Penggunaan Tanah Sawah Beririgasi Teknis Untuk Penggunaan Non Pertanian Melalui Penyusunan Rencana Tata Ruang.
8. Surat Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua BAPPENAS Nomor 5334/MK/9/1994 tanggal 29 September 1994 tentang Perubahan Penggunaan Tanah Sawah Beririgasi Teknis untuk Penggunaan Tanah Non Pertanian.
9. Surat Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua BAPPENAS Nomor 5335/MK/9/1994 tanggal 29 September 1994 tentang Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah tingkat Kabupaten/Kota.
10. Surat Menteri Negara Perencanaan Pembangunan/Ketua BAPPENAS Nomor 5417/MK/10/1994 tanggal 4
2004 tentang Pemerintahan Daerah 3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun
2007 tentang Penataan Ruang 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
5. Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah
6. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 590/11108/SJ tanggal 24 Oktober 1984 tentang Perubahan Tanah Pertanian ke Non Pertanian.
7. Surat Menteri Negara Agraria/Kepala BPN Nomor 410-1851 tanggal 15 Juni 1994 tentang Pencegahan Penggunaan Tanah Sawah Beririgasi Teknis Untuk Penggunaan Non Pertanian Melalui Penyusunan Rencana Tata Ruang.
8. Surat Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua BAPPENAS Nomor 5334/MK/9/1994 tanggal 29 September 1994 tentang Perubahan Penggunaan Tanah Sawah Beririgasi Teknis untuk Penggunaan Tanah Non Pertanian.
9. Surat Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua BAPPENAS Nomor 5335/MK/9/1994 tanggal 29 September 1994 tentang Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah tingkat Kabupaten/Kota.
10. Surat Menteri Negara Perencanaan Pembangunan/Ketua BAPPENAS Nomor 5417/MK/10/1994 tanggal 4
123
Oktober 1994 tentang Efisiensi Pemanfaatan Lahan Bagi Pembangunan Perumahan.
11. Surat Menteri Negara Agraria/Kepala BPN Nomor 460-3346 tanggal 31 Oktober 1994 tentang Perubahan Penggunaan Tanah Sawah Beririgasi Teknis Untuk Penggunaan Tanah Non Pertanian
12. Surat Menteri Negara Agraria/Kepala BPN Nomor 460-1594 tanggal 5 Juni 1996 tentang Pencegahan Konversi Tanah Sawah Irigasi Teknis Menjadi Tanah Kering
13. Instruksi Gubernur Jawa Tengah Nomor 590/107/1985 tanggal 25 Maret 1985 tentang Pencegahan Perubahan Tanah Pertanian ke Non Pertanian yang Tidak Terkendalikan.
14. Surat Keputusan Walikota Salatiga Nomor 591.05/23/2002 tanggal 1 Februari 2002 tentang Panitia Pertimbangan Perubahan Penggunaan Tanah Pertanian ke Non Pertanian.
15. Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 5 Tahun 1996 tentang Rencana Umum Tata Ruang Kota Salatiga Tahun 1996-2006.
16. Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 8 Tahun 1997 tentang Rencana Detail Tata Ruang Kota Salatiga 1997-2004.
Pertimbangan-pertimbangan: 1. Hubungan pemohon dengan tanah
adalah milik sendiri dan kuasa tanah orang lain
Oktober 1994 tentang Efisiensi Pemanfaatan Lahan Bagi Pembangunan Perumahan.
11. Surat Menteri Negara Agraria/Kepala BPN Nomor 460-3346 tanggal 31 Oktober 1994 tentang Perubahan Penggunaan Tanah Sawah Beririgasi Teknis Untuk Penggunaan Tanah Non Pertanian
12. Surat Menteri Negara Agraria/Kepala BPN Nomor 460-1594 tanggal 5 Juni 1996 tentang Pencegahan Konversi Tanah Sawah Irigasi Teknis Menjadi Tanah Kering
13. Instruksi Gubernur Jawa Tengah Nomor 590/107/1985 tanggal 25 Maret 1985 tentang Pencegahan Perubahan Tanah Pertanian ke Non Pertanian yang Tidak Terkendalikan.
14. Surat Keputusan Walikota Salatiga Nomor 591.05/23/2002 tanggal 1 Februari 2002 tentang Panitia Pertimbangan Perubahan Penggunaan Tanah Pertanian ke Non Pertanian.
15. Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga Tahun 2010-2030
Pertimbangan-pertimbangan: 1. Hubungan pemohon dengan tanah
adalah milik sendiri
124
2. Tanah yang diajukan perubahan penggunaan tanah tersebut fisiknya kurang produktif
3. Perubahan penggunaan tanah tidak mengganggu produksi pangan
4. Perubahan penggunaan tanah tidak mengganggu saluran air/irigasi
5. Jarak dari pemukiman/jalan terdekat 0 m / 0 m
6. Kemungkinan pencemaran udara, air sungai tidak ada
7. Kemungkinan sumur disekitarnya kering tidak ada
8. Lokasi yang dimohon terletak pada kawasan pemukiman dan campuran (BWK III Blok 2)
9. Lokasi yang dimohon sesuai terkait dengan Rencana Umum Tata Ruang Kota/Rencana Detail Tata Ruang Kota
Jangka Waktu: 1. Pelaksanaan sidang dan peninjauan
lapang setelah menerima permohonan adalah 20 sampai dengan 49 hari
2. Pengajuan Berita Acara Hasil Pemeriksaan lapang kepada Walikota setelah melakukan peninjauan lapang adalah 3 sampai dengan 22 hari
3. Penerbitan Surat Keputusan setelah Berita Acara diterima oleh Walikota adalah 12 hari
2. Tanah yang diajukan perubahan
penggunaan tanah tersebut fisiknya kurang produktif
3. Perubahan penggunaan tanah tidak mengganggu produksi pangan
4. Perubahan penggunaan tanah tidak mengganggu saluran air/irigasi
5. Jarak dari pemukiman/jalan terdekat 0 m / 0 m
6. Kemungkinan pencemaran udara, air sungai tidak ada
7. Kemungkinan sumur disekitarnya kering tidak ada
8. Lokasi yang dimohon terletak pada kawasan pemukiman dan perumahan kepadatan rendah
9. Lokasi yang dimohon sesuai dan mendukung terkait dengan Rencana Tata Ruang Wilayah
Jangka Waktu: 1. Pelaksanaan sidang dan peninjauan
lapang setelah menerima permohonan adalah 7 sampai dengan 23 hari
2. Pengajuan Berita Acara Hasil Pemeriksaan lapang kepada Walikota setelah melakukan peninjauan lapang adalah 3 sampai dengan 14 hari
3. Penerbitan Surat Keputusan setelah Berita Acara diterima oleh Walikota adalah 11 hari
125
3.6 Analisa
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka penulis menganalisa
bahwa, tahun 2011 Kota Salatiga mengalami kegiatan alih fungsi tanah. Tanah yang
dialih fungsi pada umumnya adalah tanah pertanian berupa tegal dan sawah. Alih
fungsi tanah pertanian menjadikan luas areal tanah pertanian di Kota Salatiga
mengalami penyusutan hingga 98.344 m². Tahun 2010 luas areal tanah pertanian
Kota Salatiga tercatat 27.360.794 m², berkurang menjadi 27.262.450 m² pada tahun
2011.69 Kegiatan alih fungsi tanah pertanian ke non pertanian Kota Salatiga tahun
2011 umumnya bersifat alih fungsi tanah sebagai respon atas pertumbuhan penduduk
(population growth driven land conversion) atau lebih lanjut disebut konversi
adaptasi demografi, dimana dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk, tanah
terkonversi untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal.70
Tanggal 8 Agustus 2011, Kota Salatiga mengundangkan Peraturan Daerah
Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga Tahun
2010-2030. Dengan demikian tahun 2011 Kota Salatiga terjadi kegiatan alih fungsi
tanah pertanian ke non pertanian sebelum dan sesudah Perda.
Permohonan ijin perubahan tanah pertanian ke non pertanian diajukan dengan
cara mengisi formulir yang tersedia di Kantor Pertanahan Kota Salatiga. Permohonan
69 Taufik, Wawancara, Kasubsi Penatagunaan Tanah dan Kawasan Tertentu Seksi Pengaturan Penataan Pertanahan, Kantor Pertanahan Kota Salatiga, 10 Mei 2012 70 http://kolokiumkpmipb.wordpress.com/2009/04/22/dampak-konversi-lahan-pertanian-bagi-taraf-hidup-petani/
126
ijin perubahan tanah pertanian ke non pertanian sebelum dan sesudah Perda, diajukan
ke Kantor Pertanahan Kota Salatiga disertai kelengkapan meliputi:
1. Salinan Kartu Tanda Penduduk 2. Sertipikat HM 3. Gambar rencana penggunaan tanah 4. Surat permohonan 5. Surat pernyataan pemohon
Syarat-syarat yang harus dipenuhi tersebut sesuai dengan ketentuan yang ada
dalam Instruksi Gubernur Jawa Tengah Nomor 590/107/1985 tanggal 25 Maret 1985
tentang Pencegahan Perubahan Tanah Pertanian ke Non Pertanian yang Tidak
Terkendalikan.
Dalam rangka penyelesaian permohonan ijin alih fungsi tanah pertanian ke
non pertanian, harus memperhatikan Pertimbangan dari Panitia Petimbangan
Perubahan Tanah Pertanian ke Non Pertanian yang dibentuk oleh Walikota.71 Panitia
Pertimbangan Perubahan Penggunaan Tanah Pertanian ke Non Pertanian Kota
Salatiga sebelum dan sesudah Perda Kota Salatiga, adalah:
a. Kepala Kantor Pertanahan selaku Ketua merangkap Anggota b. Kepala Bagian Tata Pemerintahan Setda selaku Wakil Ketua
merangkap Anggota c. Kepala Seksi Penatagunaan Tanah Kantor Pertanahan selaku
Sekretaris bukan Anggota d. Ketua Bappeda selaku Anggota e. Kepala Bagian Hukum dan Ortala Setda selaku Anggota f. Kepala Dinas Pertanian selaku Anggota g. Camat Sidomukti selaku Anggota h. Lurah Dukuh selaku Anggota
71 Instruksi Gubernur Jawa Tengah Nomor 590/107/1985 tentang Pencegahan Perubahan Tanah Pertanian ke Non Pertanian yang Tidak Terkendalikan
127
Terdapat dua instansi yang tidak ikut serta dalam sidang panitia dan penelitian
lapang sebagaimana disebutkan dalam Keputusan Walikota Salatiga Nomor 591-
05/23/2002 Tanggal 1 Februari 2002 tentang Panitia Pertimbangan Perubahan
Penggunaan Tanah Pertanian ke Non Pertanian, yaitu Kepala Bagian Perekonomian
Setda selaku Anggota tidak tetap dan Kepala Dinas Pekerjaan Umum selaku Anggota
tidak tetap. Dalam Keputusan Walikota tersebut, kedua instansi merupakan anggota
tidak tetap. Maka dalam pelaksanaan alih fungsi tanah pertanian ke non pertanian
dalam rapat sidang dan penelitian tanah ke lapang kedua instansi tersebut dapat
diikutsertakan maupun tidak diikutsertakan.
Dalam menyajikan bahan-bahan pertimbangan tentang tanah yang dimohon,
Panitia Pertimbangan Perubahan Penggunaan Tanah Pertanian ke Non Pertanian
melakukan pembahasan dengan memperhatikan Peraturan Perundang-undangan yang
berlaku. Salah satu peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar pelaksanaan
alih fungsi tanah pertanian ke non pertanian adalah peraturan daerah tentang tata
ruang. Rencana tata ruang berisi rencana struktur ruang dan rencana pola
pemanfaatan ruang. Rencana tata ruang merupakan arahan pengembangan elemen-
elemen pembentuk struktur ruang yang terdiri dari sistem pusat-pusat permukiman,
sistem jaringan transportasi, sistem jaringan energi dan kelistrikan, sistem jaringan
telekomunikasi, dan sistem jaringan prasarana sumber daya air yang berfungsi
sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat. Adapun rencana pola
pemanfaatan ruang berisi arahan distribusi peruntukan ruang untuk berbagai kegiatan
128
baik peruntukan ruang untuk fungsi lindung maupun fungsi budidaya. Pelaksanaan
alih fungsi tanah pertanian Kota Salatiga tahun 2011 mengacu pada Peraturan Daerah
Kota Salatiga Nomor 5 Tahun 1996 tentang Rencana Umum Tata Ruang Kota
Salatiga Tahun 1996-2006 dan Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 8 Tahun 1997
tentang Rencana Detail Tata Ruang Kota Salatiga 1997-2004 serta Peraturan Daerah
Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga Tahun
2010-2030.
Sebelum Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 4 Tahun 2011 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga Tahun 2010-2030 diundangkan,
peraturan daerah tentang tata ruang yang menjadi dasar pelaksanaan alih fungsi tanah
pertanian menjadi non pertanian Kota Salatiga adalah Peraturan Daerah Kotamadya
Daerah Tingkat II Salatiga Nomor 5 Tahun 1996 tentang Rencana Umum Tata Ruang
Kota Salatiga Tahun 1996-2006 dan Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II
Salatiga Nomor 8 Tahun 1997 tentang Rencana Detail Tata Ruang Kotamadya
Salatiga Tahun 1997 sampai dengan Tahun 2004. Hal tersebut tidak sesuai dengan
amanat dalam Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
sebagaimana disebutkan dalam Pasal 78 ayat (4) huruf c yaitu, semua peraturan
daerah kabupaten/kota tentang rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota disusun
atau disesuaikan paling lambat 3 (tiga) tahun terhitung sejak Undang-Undang ini
diberlakukan. Seharusnya Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Salatiga
Nomor 5 Tahun 1996 tentang Rencana Umum Tata Ruang Kota Salatiga Tahun
1996-2006 dan Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Salatiga Nomor 8
129
Tahun 1997 tentang Rencana Detail Tata Ruang Kotamadya Salatiga Tahun 1997
sampai dengan Tahun 2004 tidak lagi diberlakukan dan yang justru diberlakukan
adalah Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kota Salatiga Tahun 2010-2030 yang seharusnya diundangkan paling
lambat Desember 2010.
Pelaksanaan alih fungsi tanah pertanian ke non pertanian Kota Salatiga
rencana peruntukannya disesuaikan dengan keadaan lokasi tanah yang dimohon
dalam peraturan daerah tentang tata ruang. Sebelum Peraturan Daerah Nomor 4
Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga Tahun 2010-2030,
permohonan alih fungsi tanah pertanian ke non pertanian rencana peruntukannya
sesuaikan dengan Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Salatiga Nomor 5
Tahun 1996 tentang Rencana Umum Tata Ruang Kota Salatiga Tahun 1996-2006 dan
Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Salatiga Nomor 8 Tahun 1997
tentang Rencana Detail Tata Ruang Kotamadya Salatiga Tahun 1997 sampai dengan
Tahun 2004, yang mana lokasi tanah yang dimohon terletak di kawasan pemukiman
dan campuran (BWK III Blok 2). Begitu juga dengan permohonan alih fungsi tanah
pertanian ke non pertanian setelah Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2011 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga Tahun 2010-2030. Rencana peruntukan
tanah pertanian yang dialih fungsi disesuaikan dengan Peraturan Daerah Nomor 4
Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga Tahun 2010-2030,
dimana lokasi tanah yang dimohon terletak di kawasan pemukiman dan perumahan
kepadatan rendah. Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960
130
tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria Pasal 2 dan Pasal 14, Negara diberi
wewenang untuk mengatur segala sesuatu yang berkenaan dengan tanah. Pemerintah
sebagai wakil Negara dapat mengatur peruntukan dan penggunaan tanah.
Kewenangan di bidang yang dilimpahkan kepada Pemerintah Daerah diatur dalam
Keputusan Presiden Nomor 34 Tahun 2003 tentang Kebijaksanaan Nasional dibidang
Pertanahan pada Pasal 2 ayat (1) bahwa sebagian kewenangan Pemerintah di bidang
pertanahan dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah. Pemerintah Daerah mengatur
peruntukan dan penggunaan tanah untuk daerahnya, sesuai dengan keadaan daerah
dalam Peraturan Daerah. Dalam Instruksi Gubernur Jawa Tengah Nomor
590/107/1985 tanggal 25 Maret 1985 tentang Pencegahan Perubahan Tanah Pertanian
ke Non Pertanian yang Tidak Terkendalikan, Surat Edaran Menteri Dalam Negeri
tanggal 24 Oktober 1984 Nomor 590/11108/SJ perihal perubahan tanah pertanian ke
non pertanian, dan Surat Keputusan Walikota Salatiga Nomor 591.05/23/2002
tanggal 1 Februari 2002 tentang Panitia Pertimbangan Perubahan Penggunaan Tanah
Pertanian ke Non Pertanian, UUPA merupakan salah satu peraturan perundangan
yang menjadi dasar dalam pembentukan peraturan tersebut. Hal ini menandakan
bahwa UUPA merupakan peraturan perundangan yang menjadi dasar dalam
pelaksanaan alih fungsi tanah pertanian Kota Salatiga.
Setiap perubahan tanah pertanian ke non pertanian sebelum dan sesudah
Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
Salatiga Tahun 2010-2030, harus dengan ijin dari Kepala Kantor Pertanahan Kota
Salatiga yang didasari pertimbangan-pertimbangan dari Panitia Pertimbangan
131
Perubahan Penggunaan Tanah Pertanian ke Non Pertanian yang terdiri dari instansi-
instansi pemerintah yang terkait. Instansi-instansi Pemerintah tersebut adalah Kantor
Pertanahan, Sekretariat Daerah, Bappeda, Dinas Pertanian, Kantor Kecamatan,
Kantor Kelurahan. Instansi-instansi tersebut merupakan perangkat daerah sebagai
unsur penyelenggara pemerintahan daerah. Pemerintahan daerah dalam
menyelenggarakan urusan pemerintahan memiliki hubungan dengan Pemerintah.
Pemerintahan daerah mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut
asas otonomi dan tugas pembantuan sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 2. Kewenangan yang
dilimpahkan kepada Pemerintah Daerah di bidang pertanahan juga diatur dalam
Keputusan Presiden Nomor 34 Tahun 2003 tentang Kebijaksanaan Nasional dibidang
Pertanahan pada Pasal 2 ayat (1) bahwa sebagian kewenangan Pemerintah di bidang
pertanahan dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah. Kewenangan tersebut meliputi
kewenangan pemberian ijin lokasi. Pemerintah Kota Salatiga mengatur dan mengurus
sendiri urusan pemerintahan dalam hal pelaksanaan alih fungsi tanah pertanian.
Pemerintahan Kota Salatiga dalam menyelenggarakan alih fungsi tanah pertanian
disesuaikan dengan keadaan di daerah dan memiliki hubungan dengan Pemerintah.
Hubungan tersebut meliputi pemanfaatan sumber daya alam meliputi pengelolaan
tanah pengalihan fungsi tanah pertanian menjadi non pertanian. Pemerintah sebagai
wakil Negara dapat mengatur peruntukan, penggunaan, persediaan dan pemeliharaan
bumi, air dan ruang angkasa termasuk di dalamnya juga mengenai tanah. Selain itu
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah merupakan
132
salah satu peraturan yang menjadi dasar dalam Surat Keputusan Walikota Salatiga
Nomor 591.05/23/2002 tanggal 1 Februari 2002 tentang Panitia Pertimbangan
Perubahan Penggunaan Tanah Pertanian ke Non Pertanian. Dengan demikian
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah juga
merupakan salah satu peraturan yang menjadi dasar dalam pelaksanaan alih fungsi
tanah pertanian Kota Salatiga. Sesuai dengan ketentuan dalam UUD 1945 Pasal 33
ayat (3) yang berbunyi: “Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
dikuasai oleh Negara dan digunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat” dan
Pasal 2 ayat (1) UUPA: “Atas dasar ketentuan dalam Pasal 33 ayat 3 Undang-
Undang Dasar, bumi air dan ruang angkasa, termasuk kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya, pada tingkatan tertinggi dikuasai oleh Negara, sebagai
organisasi kekuasaan seluruh rakyat.”
Dalam berita acara pemeriksaan panitia sebelum dan sesudah Perda
dinyatakan bahwa, dengan alih fungsi tanah pertanian tersebut kemungkinan
pencemaran udara, air sungai tidak ada, juga kemungkinan sumur di sekitarnya
menjadi kering tidak ada. Alih fungsi tanah dalam arti perubahan atau penyesuaian
peruntukan penggunaan tanah, pada dasarnya tidak dapat dihindarkan dalam
pelaksanaan pembangunan. Kebutuhan akan alih fungsi tanah tersebut terjadi karena
adanya keperluan untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang semakin bertambah
jumlahnya, dan berkaitan dengan pesatnya pembangunan sebagai tuntutan akan
bertambahnya jumlah penduduk serta, berkembangnya perekonomian. Pelaksanaan
pembangunan sumber-sumber alam harus dipergunakan secara rasional. Pemanfaatan
133
sumber kekayaan alam tersebut diusahakan agar tidak merusak tata lingkungan hidup,
dilaksanakan dengan kebijaksanaan yang menyeluruh dan memperhitungkan
kebutuhan generasi yang akan datang.
Hal tersebut menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan alih fungsi tanah
pertanian ke non pertanian Kota Salatiga merupakan suatu kegiatan pengeloaan
lingkungan hidup berupa tanah pertanian. Pelaksanaan alih fungsi tanah pertanian
Kota Salatiga telah mengupayakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
yang sistematis dan terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan
mencegah terjadinya pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup. Sebagaimana
disebutkan dalam Surat Keputusan Walikota Salatiga Nomor 591.05/23/2002 tanggal
1 Februari 2002 tentang Panitia Pertimbangan Perubahan Penggunaan Tanah
Pertanian ke Non Pertanian bahwa, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup merupakan salah satu peraturan
yang menjadi dasar pertimbangan dalam Keputusan Walikota tersebut. Sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 63 ayat (3) bahwa Pemerintah Kabupaten/Kota
bertugas dan berwenang melakukan penegakan hukum lingkungan hidup.
Pengupayaan perlindungan dan pengelolaan linkungan hidup tersebut dilaksanakan
dalam alih fungsi tanah pertanian Kota Salatiga sebagaimana disebutkan dalam
Keputusan Walikota Salatiga Nomor 591-05/23/2002 tentang Panitia Pertimbangan
Perubahan Penggunaan Tanah Pertanian ke Non Pertanian bahwa dalam
134
pembentukan panitia tersebut didasarkan pada Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004, penatagunaan tanah
adalah sama dengan pola pengelolaan tata guna tanah yang meliputi penguasaan,
penggunaan dan pemanfaatan tanah yang berwujud konsolidasi pemanfaatan tanah
melalui pengaturan kelembagaan yang terkait dengan pemanfaatan tanah.
Pelaksanaan alih fungsi tanah pertanian ke non pertanian merupakan suatu kegiatan
penatagunaan tanah. Pasal 4 ayat (3) ditegaskan bahwa penatagunaan tanah
diselenggarakan berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah. Kemudian Pasal 8
ditegaskan bahwa pemegang hak atas tanah wajib menggunakan dan memanfaatkan
tanah sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah. Instrumen tata ruang wilayah
merupakan suatu upaya dalam memenuhi berbagai kebutuhan sumber daya alam
khususnya tanah. Dalam memenuhi kebutuhan tanah untuk berbagai macam
kebutuhan perlu ditata dan diarahkan sesuai dengan jenis kebutuhan guna
menciptakan keserasian. Pembagian pemenuhan kebutuhan tanah diatur dalam suatu
bentuk penataan ruang, sehingga antara suatu wilayah dengan wilayah lainnya tidak
bercampuraduk satu dengan yang lain.
Pelaksanaan alih fungsi tanah pertanian Kota Salatiga disesuaikan dengan tata
ruang wilayah. Sebelum Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 4 Tahun 2011
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga Tahun 2010-2030,
diselenggarakan berdasarkan Rencana Tata Ruang Kota/Rencana Detail Tata Ruang
Kota Salatiga. Sebagaimana dinyatakan dalam berita acara hasil pemeriksaan yang
135
menyebutkan bahwa lokasi yang dimohon terletak pada kawasan pemukiman dan
kawasan campuran (BWK III Blok 2) sesuai dengan Peraturan Daerah Kotamadya
Daerah Tingkat II Salatiga Nomor 5 Tahun 1996 tentang Rencana Umum Tata Ruang
Kota Salatiga Tahun 1996-2006 dan Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II
Salatiga Nomor 8 Tahun 1997 tentang Rencana Detail Tata Ruang Kotamadya
Salatiga Tahun 1997 sampai dengan Tahun 2004.
Sedangkan setelah Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 4 Tahun 2011
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga Tahun 2010-2030, pelaksanaan
alih fungsi tanah pertanian ke non pertanian Kota Salatiga diselenggarakan
berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga. Sebagaimana disebutkan
dalam berita acara hasil pemeriksaan bahwa lokasi yang dimohon terletak pada
kawasan pemukiman dan perumahan kepadatan rendah sesuai dengan Peraturan
Daerah Kota Salatiga Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kota Salatiga Tahun 2010-2030.
Dalam Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 590/11108/SJ tanggal 24
Oktober 1984 tentang Perubahan Tanah Pertanian ke Non Pertanian,
menginstruksikan kepada Gubernur untuk melaksanakan koordinasi antar instansi
Pemerintah Daerah untuk mencegah terjadinya alih fungsi tanah dengan
dikeluarkannya Instruksi Gubernur Jawa Tengah Nomor 590/107/1985 tanggal 25
Maret 1985 tentang Pencegahan Perubahan Tanah Pertanian ke Non Pertanian yang
Tidak Terkendalikan yang menjadi dasar peraturan dalam Surat Keputusan Walikota
Salatiga Nomor 591.05/23/2002 tanggal 1 Februari 2002 tentang Panitia
136
Pertimbangan Perubahan Penggunaan Tanah Pertanian ke Non Pertanian dan
merupakan peraturan perundang-undangan yang menjadi acuan dalam pelaksanaan
alih fungsi tanah pertanian Kota Salatiga.
Berkenaan dengan alih fungsi tanah pertanian berupa sawah beririgasi teknis
pemerintah Kota Salatiga mengacu pada ketentuan-ketentuan yang dimuat dalam
Surat Menteri Negara Agraria/Kepala BPN Nomor 410-1851 tanggal 15 Juni 1994
tentang Pencegahan Penggunaan Tanah Sawah Beririgasi Teknis Untuk Penggunaan
Non Pertanian Melalui Penyusunan Rencana Tata Ruang, Surat Menteri Negara
Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua BAPPENAS Nomor 5334/MK/9/1994
tanggal 29 September 1994 tentang Perubahan Penggunaan Tanah Sawah Beririgasi
Teknis untuk Penggunaan Tanah Non Pertanian, Surat Menteri Negara Perencanaan
Pembangunan Nasional/Ketua BAPPENAS Nomor 5335/MK/9/1994 tanggal 29
September 1994 tentang Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah tingkat
Kabupaten/Kota, Surat Menteri Negara Perencanaan Pembangunan/Ketua
BAPPENAS Nomor 5417/MK/10/1994 tanggal 4 Oktober 1994 tentang Efisiensi
Pemanfaatan Lahan Bagi Pembangunan Perumahan, Surat Menteri Negara
Agraria/Kepala BPN Nomor 460-3346 tanggal 31 Oktober 1994 tentang Perubahan
Penggunaan Tanah Sawah Beririgasi Teknis Untuk Penggunaan Tanah Non
Pertanian, Surat Menteri Negara Agraria/Kepala BPN Nomor 460-1594 tanggal 5
Juni 1996 tentang Pencegahan Konversi Tanah Sawah Irigasi Teknis Menjadi Tanah
Kering. Peraturan perundang-undangan tersebut diterapkan dalan pelaksanaan alih
fungsi tanah pertanian Kota Salatiga dan menjadi dasar dikeluarkannya Surat
137
Keputusan Kepala Kantor Pertanahan Kota Salatiga dalam memberikan ijin
perubahan penggunaan tanah pertanian sawah beririgasi teknis ke non pertanian.
Tata cara pemberian ijin perubahan penggunaan tanah pertanian ke non
pertanian diatur dengan Instruksi Gubernur Jawa Tengah Nomor 590/107/1985
tanggal 25 Maret 1985 tentang Pencegahan Perubahan Tanah Pertanian ke Non
Pertanian yang Tidak Terkendalikan. Tata cara pemberian ijin perubahan penggunaan
tanah pertanian ke non pertanian Kota Salatiga adalah:
1. Pemohon mengajukan permohonan ijin perubahan tanah pertanian ke
non pertanian kepada Walikota Salatiga lewat Kepala Kantor
Pertanahan Kota Salatiga.
2. 7 sampai dengan 49 hari setelah menerima permohonan dan telah
membayar biaya, Panitia melakukan sidang dan pemeriksaan tanah ke
lapang.
3. 3 samapai dengan 22 hari setelah dilakukan peninjauan lapang, Berita
Acara Hasil Pemeriksaan lapang diajukan kepada Walikota Salatiga.
4. Berdasarkan Berita Acara Sidang Pemeriksaaan Panitia Pertimbangan
Perubahan Penggunaan Tanah Pertanian ke Non Pertanian, Kepala
Kantor Pertanahan Kota Salatiga mengeluarkan Surat Keputusan
tentang diterima atau tidaknya permohonan tersebut.
5. Surat Keputusan tersebut diterbitkan 11 sampai dengan 12 hari setelah
Berita Acara diterima oleh Walikota Salatiga.
138
Dalam pelaksanaan alih fungsi tanah pertanian menjadi non pertanian kota
Salatiga terdapat ketidaksesuaian dalam pelaksanaan pemberian ijin perubahan
penggunaan tanah pertanian ke non pertanian dengan ketentuan-ketentuan yang
tercantum dalam instruksi tersebut. Ketidaksesuaian tersebut terletak pada:
1. Jangka waktu pelaksanaan sidang dan pemeriksaan tanah yang
dimohon ke lapang setelah diterimanya permohonan.
Dalam Instruksi Gubernur Jawa Tengah Nomor 590/107/1985
tanggal 25 Maret 1985 tentang Pencegahan Perubahan Tanah
Pertanian ke Non Pertanian yang Tidak Terkendalikan ditegaskan
bahwa, “Selambat-lambatnya enam hari setelah menerima
permohonan maka panitia melakukan sidang dan pemeriksaan tanah
yang dimohon ke lapang.”
Sebelum Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 4 Tahun 2011
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga Tahun 2010-2030
diundangkan, pelaksanaan sidang berkisar antara 20 sampai dengan 49
hari setelah diterimanya permohonan, yaitu:
a. Mardi Subarkah dengan HM. No. 353 mengajukan
pemohonan alih fungsi tanah pertanian pada tanggal 6
April 2011, panitia melakukan sidang dan pemeriksaan
tanah yang dimohon ke lapang 49 hari setelah
diterimanya permohonan dengan Pertimbangan Teknis
139
Pertanahan Nomor 400.9/38/PTP/V/2011 tanggal 25
Mei 2011.
b. Permohonan atas nama Noer Aini Komala dengan HM.
No. 1209 diajukan pada tanggal 24 Mei 2011. Panitia
melakukan sidang dan pemeriksaan tanah ke lapang 20
hari setelah diterimanya permohonan, dengan
Pertimbangan Teknis Pertanahan Nomor
400.9/44/PTP/VI/2011 tanggal 13 Juni 2011.
Setelah Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 4 Tahun 2011
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga Tahun 2010-2030
diundangkan, pelaksanaan sidang berkisar antara 7 sampai dengan 23
hari setelah diterimanya permohonan, yaitu:
a. Permohonan atas nama Karsiyem dengan HM. No.
3300 yang diajukan pada tanggal 10 Oktober 2011,
panitia melakukan sidang dan pemeriksaan tanah yang
dimohon ke lapang 23 hari setelah diterimanya
permohonan dengan dengan Pertimbangan Teknis
Pertanahan Nomor 400.9/62/PTP/XI/2011 tanggal 3
November 2011.
b. Permohonan dengan HM. No. 5053 yang diajukan pada
tanggal 7 November 2011 atas nama Fenny Siswanti, 7
hari setelah diajukannya permohonan panitia
140
melakukan sidang dan pemeriksaan tanah yang
dimohon ke lapang dengan Pertimbangan Teknis
Pertanahan Nomor 400.9/70/PTP/XI/2011 tanggal 14
November 2011.
2. Jangka waktu pengajuan berita acara hasil pemeriksaan lapang kepada
Walikota.
Dalam Instruksi Gubernur Jawa Tengah Nomor 590/107/1985
tanggal 25 Maret 1985 tentang Pencegahan Perubahan Tanah
Pertanian ke Non Pertanian yang Tidak Terkendalikan ditegaskan
bahwa, ”Dua hari setelah dilakukan peninjauan lapang maka berita
acara hasil pemeriksaan lapang harus sudah diajukan kepada
Walikota.”
Sebelum Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 4 Tahun 2011
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga Tahun 2010-2030
diundangkan, pengajuan berita acara pemeriksaan lapang kepada
Walikota berkisar antara 3 sampai dengan 22 hari setelah dilakukan
peninjauan lapang, yaitu:
a. Setelah peninjauan tanah ke lapang tanggal 25 Mei
2011 dengan Pertimbangan Teknis Pertanahan Nomor
400.9/38/PTP/V/2011 atas nama Mardi Subarkah,
dibuat berita acara pemeriksaan 22 hari kemudian
setelah dilakukan peninjauan lapang dengan Berita
141
Acara Pemeriksaan Tanah Nomor
400.9/35/PPT/VI/2011 tanggal 16 Juni 2011.
b. Pemeriksaan tanah ke lapang atas nama Noer Aini
Komala pada tanggal 13 Juni 2011 dengan
Pertimbangan Teknis Pertanahan Nomor
400.9/44/PTP/VI/2011, dibuat berita acara pemeriksaan
3 hari kemudian pada tanggal 16 Juni 2011 dengan
Berita Acara Pemeriksaan Tanah Nomor
400.9/41/PPT/VI/2011.
Setelah Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 4 Tahun 2011
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga Tahun 2010-2030
diundangkan, pengajuan berita acara pemeriksaan lapang kepada
Walikota berkisar antara 3 sampai dengan 14 hari setelah dilakukan
peninjauan lapang, yaitu:
a. Setelah dilakukan peninjauan lapang atas nama
Karsiyem pada tanggal 3 November 2011 dengan
Pertimbangan Teknis Pertanahan Nomor
400.9/62/PTP/XI/2011, dibuat berita acara pemeriksaan
14 hari kemudian dengan Berita Acara Pemeriksaan
Tanah Nomor 400.9/59/PPT/XI/2011 tanggal 17
November 2011.
142
b. Setelah penelitian tanah ke lapang atas nama Fenny
Siswanti tanggal 14 November 2011 dengan
Pertimbangan Teknis Pertanahan Nomor
400.9/70/PTP/XI/2011, 3 hari kemudian dibuat berita
acara pemeriksaan yaitu Berita Acara Pemeriksaan
Tanah Nomor 400.9/67/PPT/XI/2011 tanggal 17
November 2011.
3. Jangka waktu diterbitkannya surat keputusan.
Dalam Instruksi Gubernur Jawa Tengah Nomor 590/107/1985
tanggal 25 Maret 1985 tentang Pencegahan Perubahan Tanah
Pertanian ke Non Pertanian yang Tidak Terkendalikan ditegaskan
bahwa, ” Surat Keputusan diterbitkan selambatnya tiga hari sesudah
Berita Acara diterima oleh Walikota.”
Sebelum Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 4 Tahun 2011
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga Tahun 2010-2030
diundangkan, penerbitan Surat Keputusan berkisar 12 hari, yaitu:
Berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan Tanah Nomor
400.9/35/PPT/VI/2011 atas nama Mardi Subarkah dan Berita Acara
Pemeriksaan Tanah Nomor 400.9/41/PPT/VI/2011 atas nama Noer
Aini Komala tanggal 16 Juni 2011, Kepala Kantor Pertanahan
mengeluarkan keputusan untuk memberikan ijin perubahan
penggunaan tanah pertanian ke non pertanian kepada Mardi Subarkah
143
dan Noer Aini Komala 12 hari kemudian dengan Keputusan Kepala
Kantor Pertanahan Kota Salatiga Nomor 400.9/33.73/461/2011
tanggal 28 Juni 2011.
Kemudian setelah Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 4
Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga
Tahun 2010-2030 diundangkan, penerbitan Surat Keputusan berkisar
11 hari, yaitu:
Berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan Tanah Nomor
400.9/59/PPT/XI/2011 atas nama Karsiyem dan Berita Acara
Pemeriksaan Tanah Nomor 400.9/67/PPT/XI/2011 tanggal 17
November 2011 atas nama Fenny Siswanti, Kepala Kantor Pertanahan
mengeluarkan keputusan untuk memberikan ijin perubahan
penggunaan tanah pertanian ke non pertanian kepada Karsiyem dan
Fenny 11 hari kemudian dengan Keputusan Kepala Kantor Pertanahan
Kota Salatiga Nomor 400.9/33.73/473/2011 tanggal 28 November
2011.
Sebagaimana ditegaskan dalam Instruksi Gubernur Jawa
Tengah Nomor 590/107/1985 tanggal 25 Maret 1985 tentang
Pencegahan Perubahan Tanah Pertanian ke Non Pertanian yang Tidak
Terkendalikan bahwa, setiap perubahan tanah pertanian ke non
pertanian harus mendapat ijin dari Walikota. Keputusan ijin perubahan
tanah pertanian ke non pertanian sebelum dan sesudah Peraturan
144
Daerah Kota Salatiga Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kota Salatiga Tahun 2010-2030 ditetapkan dengan
Keputusan Kepala Kantor Pertanahan Kota Salatiga. Sebagaimana
disebutkan dalam Surat Keputusan Kepala Kantor Pertanahan Kota
Salatiga yang menimbang bahwa dalam rangka Pengendalian
Perubahan Penggunaan Tanah Pertanian ke Non Pertanian perlu
mendapatkan ijin dari Kepala Kantor Pertanahan. Berdasarkan
pertimbangan tersebut perlu ditetapkan dengan Keputusan Kepala
Kantor Pertanahan.
Berdasarkan pelaksanaan alih fungsi tanah pertanian yang telah
dilaksanakan jauh sebelumnya, keputusan mengenai perubahan
penggunaan tanah pertanian ke non pertanian yang dikeluarkan oleh
Walikota membutuhkan waktu yang lama. Untuk itu pemberian ijin
alih fungsi tanah pertanian ke non pertanian ditetapkan dengan
Keputusan Kepala Kantor Pertanahan Kota Salatiga. Instansi tersebut
merupakan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan daerah yang bertindak untuk dan atas nama Walikota
Salatiga dan merupakan salah satu anggota Panitia Pertimbangan
Perubahan Penggunaan Tanah Pertanian ke Non Pertanian yang
bertugas membantu Walikota dalam pengendalian dan penyelesaian
ijin perubahan penggunaan tanah pertanian ke non pertanian.
4. Pengiriman surat panggilan kepada pemohon.
145
Dalam Instruksi Gubernur Jawa Tengah Nomor 590/107/1985
tanggal 25 Maret 1985 tentang Pencegahan Perubahan Tanah
Pertanian ke Non Pertanian yang Tidak Terkendalikan, ditegaskan
bahwa: “Dua hari setelah Surat Keputusan diterima oleh Panitia
Pertimbangan Alih Fungsi Tanah Pertanian ke Non Pertanian, maka
dikirim surat panggilan kepada pemohon mengenai keputusan atas
permohonan ijin perubahan penggunaan tanah.”
Dalam hal ini Kantor Pertanahan Kota Salatiga tidak mengirim
surat panggilan kepada pemohon mengenai keputusan atas
permohonan ijin perubahan penggunaan tanah dikarenakan pemohon
lebih berinisiatif untuk datang ke Kantor Pertanahan Kota Salatiga dan
menanyakan kepada pihak Kantor Pertanahan kapan kira-kira Surat
Keputusan tersebut dapat diambil. Pengambilan Surat Keputusan di
Kantor Pertanahan yang dilakukan oleh pemohon berkisar antara 1
sampai dengan 2 hari.
Berkenaan dengan ketidaksesuaian dalam tata cara pelaksanaan pemberian
ijin perubahan penggunaan tanah pertanian ke non pertanian dengan ketentuan-
ketentuan yang tercantum dalam instruksi tersebut, seharusnya Walikota Salatiga
memberi teguran baik lisan atau tertulis jika terjadi perubahan penggunaan tanah
yang tidak melalui prosedur yang diatur oleh Instruksi Gubernur Nomor
590/107/1985 dengan petunjuk teknisnya sebagaimana ditegaskan dalam Instruksi
Gubernur Jawa Tengah Nomor 590/107/1985 tanggal 25 Maret 1985 tentang
146
Pencegahan Perubahan Tanah Pertanian ke Non Pertanian yang Tidak Terkendalikan
yang menegaskan bahwa, Bupati/Walikota wajib memberi teguran baik lisan atau
tertulis jika terjadi perubahan penggunaan tanah yang tidak melalui prosedur yang
diatur oleh Instruksi Gubernur Nomor 590/107/1985 dengan petunjuk teknisnya.