3. metodologi penelitian 3.1 gambaran umum uniqlo
TRANSCRIPT
19 Universitas Kristen Petra
3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Gambaran Umum Uniqlo
3.1.1 Jenis Usaha, Nama Perusahaan dan Lokasi Perusahaan
UNIQLO adalah perusahaan pakaian jadi, yang awalnya didirikan di
Yamaguchi, Jepang pada tahun 1949 sebagai produsen tekstil. Sekarang ini adalah
merek global dengan lebih dari 1000 toko di seluruh dunia. Mendefinisi ulang
pakaian, dengan fokus pada kualitas dan tekstil yang telah tak tergoyahkan sejak
asal perusahaan pada tahun 1949.
3.1.2 Logo Perusahaan
Gambar 3.1 Logo perusahaan
Sumber: en.wikipedia.org/wiki/Uniqlo
3.1.3 Misi
Misi Uniqlo “Unlocking The Power of Clothing”
3.1.4 Skala Usaha, Perkembangan Usaha, dan Strategi Secara Umum
a. Skala Usaha Uniqlo termasuk toko baju yang sangat diminati di
Indonesia. Uniqlo merupakan merk internasional, selain di Indonesia
Uniqlo memiliki beberapa store di negara lain yaitu di Singapore,
Australia, dan Jepang dan Kanada.
20 Universitas Kristen Petra
b. UNIQLO terus membuka toko berskala besar di beberapa kota dan
lokasi penting di dunia, sebagai bagian dari upaya untuk memperkuat
statusnya sebagai sebuah brand global. Saat ini UNIQLO memiliki
lebih dari 1.800 toko di 18 pasar dunia : Jepang, Australia, Belgia,
Kanada, China, Perancis, Jerman, HongKong, Indonesia, Malaysia,
Filipina, Rusia, Singapura, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, Inggris
dan Amerika Serikat. (Uniqlo, 2017)
c. Strategi cecara umum dalam menghadapi persaingan fashion di
Indonesia, Uniqlo memberikan pilihan fashion mengusung konsep
kasual dan unik, berbeda dengan toko-toko fashion lainnya, Uniqlo
tidak menetapkan satu macam tren pada produknya. Uniqlo
menekankan bahwa konsumen juga bisa ikut memilih tren-tren yang
ada sesuai dengan keinginan masing-masing. Dimulai dari Airism
untuk baju yang sejuk, heattech untuk menghangatkan tubuh, UT yang
merupakan baju dengan gambar-gambar animasi. Uniqlo sangat sering
melakukan kerjasama dengan desainer maupun merk-merk selain
fashion untuk membuat produk Uniqlo. Strategi pada Uniqlo juga
dilakukan dengan seringnya Uniqlo melakukan flash sale dan juga
limited offer. Uniqlo sering memberikan limited offer berupa potongan
harga. Berbeda dengan sale, limited offer disini terjadi selama beberapa
hari saja dan setelah itu harga akan kembali normal.
3.2 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan untuk memperlihatkan adanya hubungan
antara consumer traits dan situational factors terhadap impulse buying adalah
penelitian kausal. Penelitian kausal sendiri memiliki arti sebagai penelitian yang
bertujuan untuk mendapat bukti tentang hubungan sebab – akibat untuk
menentukan apakah variabel yang mempengaruhi variabel lainnya (Wahdi, 2011)
Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang digunakan dalam penelitian
ini. Data kuantitatif memberikan informasi tentang masalah yang dihadapi lebih
akurat karena banyaknya jumlah data, sehingga mewakili keadaan faktual.
Pengumpulan data lebih terstruktur sehingga analisis data dapat menggunakan
21 Universitas Kristen Petra
metode statistik. Hasil analisis dapat direkomendasikan sebagai keputusan akhir
(Parasuraman, 1991; Wahdi, 2011). Metode yang digunakan pada penelitian kali
ini adalah metode survei kuesioner terstruktur terbuka. Kuesioner terstruktur
terbuka berarti semua pertanyaan yang diajukan kepada semua responden memiliki
susunan kata-kata dan urutan yang sama dan identik sehingga responden menjawab
kuisioner yang identik juga. (Churchill, 2005).
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi adalah elemen-elemen yang mempunyai karakteristik serupa,
mencakup semesta untuk kepentingan riset pemasaran (Churchill, 2005;
Parasuraman, 1991). Populasi adalah wilayah general yang terdiri dari obyek atau
subyek yang memiliki kualitas dan karakter tertentu. Peneliti akan mempelajari dan
menarik kesimpulan dari populasi yang telah diterapkan. Populasi dari penelitian
ini adalah pembeli produk-produk fashion Uniqlo didalam kota Surabaya.
3.3.2 Sampel
Sampel merupakan unsur-unsur dari populasi yang digunakan oleh peneliti
untuk melakukan kajian pemasaran (Wahdi, 2011). Sampel yang digunakan dalam
sebuah penelitian diharapkan memberikan hasil yang mampu menggambarkan
keadaan populasi yang diteliti. Hal itu menyebabkan adanya syarat-syarat yang
wajiib dimiliki oleh sampel yaitu dapat mewakili ciri-ciri dan karakter populasi
dengan bias yang sekecil-kecilnya.
3.3.2.1 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian kali ini adalah
non probability sampling, yaitu kondisi dimana tidak semua populasi memiliki
peluang yang sama besar untuk menjadi responden, sampel yang diambil dipilih
melalui pertimbangan peneliti (Churchill, 2005; Wahdi, 2011). Non probability
sampling yang digunakan pada penelitian kali ini bersifat purposive sampling yang
berarti peneliti menilai dan memilih anggota populasi. Sampel yang dipilih
22 Universitas Kristen Petra
merupakan orang yang melakukan pembelian pada produk Uniqlo selama 6 bulan
terakhir (November 2018 – April 2019).
3.3.2.2 Penentuan Ukuran Sampel
Ukuran sampel harus ditentukan sehingga sampel dapat mewakili dan
menggambarkan kondisi populasi dengan tepat. Populasi yang tidak terhingga pun
juga menjadi alasan bahwa diperlukan ukuran sampel yang tepat. Jumlah minimum
sampel dapat dirumuskan dengan proporsi Cochran, yaitu:
n= Z2 x p(1-p)
e2
n= 1,962 x 0,5(0,5)
0,12
n= 3,8416 x 0,25
0,01
n= 0,9604
0,01
n= 96.04
n 100
Dimana:
n: jumlah sampel
z = konstanta
p: proporsi (karena tak terhingga proporsi dianggap) 50%
e: batas toleransi kesalahan (error tolerance) diambil 10%
3.4 Jenis dan Sumber Data
Sumber data yang diperoleh terdapat dua kategori, yaitu data primer dan data
sekunder.
23 Universitas Kristen Petra
3.4.1 Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan secara khusus untuk tujuan
penelitian yang sedang dilakukan (Churchill, 2005). Data primer pada penelitian ini
adalah data yang langsung diperoleh dari jawaban-jawaban yang ada di kuisioner
yang disebarkan bagi pembeli produk Uniqlo di Surabaya.
3.4.2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan untuk tujuan selain
menyelesaikan masalah yang dihadapi (Churchill, 2005; Wahdi, 2011). Data
sekunder pada penelitian ini diambil dari literature, studi pustaka, dan media online
yang dapat ditemukan didalam perpustakaan ataupun website sebagai informasi
yang dapat mendukung penelitian ini. Data sekunder pada penelitian ini dipakai
sebagai dasar untuk menyusun dan mengembangkan dasar pemikiran atas hipotesis
yang ada pada rumusan masalah penelitian ini.
3.5 Metode dan Prosedur Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah metode yang digunakan untuk
mengumpulkan sumber data. Dalam penelitian ini digunakan metode pengumpulan
data yaitu studi kepustakaan dan studi lapangan.
3.5.1 Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan adalah metode pengumpulan data yang dilakukan
peneliti untuk mendapat informasi. Penulis mendapatkan informasi dari textbook,
jurnal, artikel dan kutipan dari berbagai macam sumber informasi yang sesuai
dengan penelitian dan dicatat untuk kepentingan penelitian (Wahdi, 2011). Studi
kepustakaan menjadi penghubung dari berbagai teori yang sudah ada dengan
kondisi faktual yang ada di lapangan.
3.5.2 Studi Lapangan
Studi lapangan adalah metode yang digunakan peneliti dalam
mengumpulkan data obyek penelitian secara langsung di lapangan. Pengumpulan
24 Universitas Kristen Petra
data dilakukan dengan menyebar kuisioner kepada pembeli produk Uniqlo di
Surabaya. Kuisioner adalah sebuah teknik pengumpulan data melalui formulir yang
terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang terstruktur dan diajukan secara tertulis
kepada pelanggan toko untuk mendapat informasi berupa jawaban dan tanggapan
yang standarnya telah ditentukan sesuai keperluan peneliti (Churchill, 2005).
3.5.3 Kuisioner Riset
Kerangka kuisioner pada penelitian ini dibagi menjadi dua bagian yaitu
profil responden untuk melihat karakter responden dan bagian pertanyaan tentang
variabel-variabel untuk melihat pendapat konsumen tentang varianel-variabel
didalam penelitian ini. Skala yang digunakan pada pilihan jawaban di penelitian ini
menggunakan skala likert. Skala likert adalah metode dimana responden
mengindentifikasikan tingkat kesetujuan atau ketidaksetujuan dari masing-masing
pertanyaan atau pernyataan. Pertanyaan yang diberikan pada responden memiliki
lima skala dimulai dari “Sangat tidak setuju” sampai “sangat setuju” (Churchill,
2005).
3.5.4 Skala Pengukuran
1. Sangat Tidak Setuju (STS) = skor 1
2. Tidak Setuju (TS) = skor 2
3. Netral (N) = skor 3
4. Setuju (S) = skor 4
5. Sangat Setuju (SS) = skor 5
3.6 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel yang akan digunakan terdiri dari 3 variabel:
1. Variabel Independen
Variabel Independen atau variabel explanatory atau predictor, yaitu
variabel yang diduga mempengaruhi atau yang menjadi sebab atau timbulnya
variabel dependen (Parasuraman, 1991) Variabel Independen dalam penelitian
ini yaitu:
25 Universitas Kristen Petra
A. Consumer Traits (X1)
Consumer traits merupakan sifat personal dan tujuan pribadi dari seseorang
yang dapat menjadi alasan dari keputusan-keputusan yang diambil oleh seseorang:
a. Impulse buying tendency
Impulse buying tendency merupakan kecenderungan seseorang untuk
membeli sebuah barang secara tidak terencana.
X1.1 Saya adalah orang yang mengambil keputusan pembelian secara
cepat.
X1.2 Saya adalah orang yang sering mengambil keputusan tanpa
memikirkan resiko yang ada.
X1.3 Saya orang yang mudah tergoda dengan produk yang saya lihat.
X1.4 Membeli produk (apapun) secara spontan adalah kegiatan yang
menyenangkan.
b. Shopping enjoyment tendency
Shopping Enjoyment Tendency adalah Kecenderungan seseorang untuk
merasa senang karena kegiatan berbelanja.
X1.5 Belanja adalah kegiatan yang membangkitkan semangat saya.
X1.6 Belanja merupakan kegiatan yang dapat mengurangi stress.
X1.7 Belanja merupakan cara saya memperlakukan diri secara spesial.
c. Materialism
Materialisme adalah perspektif yang mengutamakan kepemilikan dan
akuisisi produk sebagai pusat/tujuan kehidupan mereka.
X1.8 Memiliki produk yang saya inginkan meningkatkan rasa percaya
diri saya.
X1.9 Memiliki barang yang saya inginkan membuat saya lebih menikmati
hidup.
26 Universitas Kristen Petra
B. Situational Factors.
Situational factors merujuk pada semua faktor spesifik dari ruang, waktu
dan kondisi yang tidak berhubungan dengan sifat atau kepribadian seseorang.
a. Person’s situation
Situational factors merupakan ketersediaan dari waktu dan uang yang
dimiliki oleh pengunjung atau calon konsumen.
X2.1 Saya seringkali membawa uang lebih saat ingin berbelanja di
Uniqlo.
X2.2 Saya seringkali tidak memiliki batasan waktu saat sedang berbelanja
di Uniqlo.
b. Store environment
Store environment merupakan faktor-faktor lingkungan toko seperti
pencahayaan, aroma dan kebersihan.
X2.3 Gerai Uniqlo bersih.
X2.4 Aroma di gerai Uniqlo enak.
X2.5 Gerai Uniqlo memiliki desain interior yang menarik.
c. Motivational activities by retailers
Motivational Activities by Retailers adalah usaha yang spesifik, didesain
untuk memiliki pengaruh langsung terhadap penjualan.
X2.6 Promosi harga pada produk Uniqlo menarik.
X2.7 Produk Uniqlo memberi keuntungan tambahan dari promotional
offer. (contoh: kupon belanja)
X2.8 Salespeople Uniqlo ramah.
d. Product attributes
Product attributes mencakup harga produk, fitur produk dan kualitas
produk itu sendiri, adalah hal yang dapat digunakan oleh toko retail saat
menawarkan produk terhadap konsumen.
27 Universitas Kristen Petra
X2.9 Saya selalu membandingkan harga dengan kualitas produk Uniqlo
sebelum membeli.
X2.10 Harga produk Uniqlo relatif murah.
C. Variabel Dependen
Variabel dependen atau variabel endogen adalah variabel yang
dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel independen atau
variabel eksogen (Sugiyono, 2009). Variabel dependen dalam penelitian
ini yaitu:
a. Impulse Buying (Y1)
Impulse buying dapat didefinisikan sebagai stimuli pembelian yang tidak
direncanakan dan pembelian langsung (saat itu juga) yang dibuat oleh
retailer melalui aktivitas marketing sensorik, seperti display produk,
desain toko, pricing strategy, promotion strategy, packaging dan aktivitas
penjualan pada semua kategori produk (Beatty & Ferrell, 1998; Rook,
1987).
Y1.1 Saya sering membeli produk Uniqlo secara spontan.
Y1.2 Saya tidak memikirkan alternatif lain saat membeli produk Uniqlo.
28 Universitas Kristen Petra
Tabel 3.1 Kuisioner
Variabel Indikator 1
STS
2
TS
3
N
4
S
5
SS
Consumer
Traits
(X1.1) Saya adalah orang yang
mengambil keputusan
pembelian secara cepat dan.
(X1.2) Saya adalah orang yang
sering mengambil keputusan
tanpa memikirkan resiko yang
ada.
(X1.3) Saya orang yang mudah
tergoda dengan produk yang
saya lihat.
(X1.4) Membeli produk
(apapun) secara spontan adalah
kegiatan yang menyenangkan.
(X1.5) Belanja adalah kegiatan
yang membangkitkan semangat
saya.
(X1.6) Belanja merupakan
kegiatan yang dapat
mengurangi stress.
(X1.7) Belanja merupakan cara
saya memperlakukan diri secara
spesial.
(X1.8) Memiliki produk yang
saya inginkan meningkatkan
rasa percaya diri saya.
(X1.9) Memiliki barang yang
saya inginkan membuat saya
lebih menikmati hidup.
29 Universitas Kristen Petra
Situational
Factors
(X2.1) Saya seringkali
membawa uang lebih saat ingin
berbelanja di Uniqlo.
(X2.2) Saya seringkali tidak
memiliki batasan waktu saat
sedang berbelanja di Uniqlo.
(X2.3) Gerai Uniqlo bersih.
(X2.4) Aroma di gerai Uniqlo
enak.
(X2.5) Gerai Uniqlo memiliki
desain interior yang menarik.
(X2.6) Promosi harga pada
produk Uniqlo menarik.
(X2.7) Produk Uniqlo memberi
keuntungan tambahan dari
promotional offer. (contoh:
kupon belanja)
(X2.8) Salespeople Uniqlo
ramah.
(X2.9) Harga dengan kualitas
produk Uniqlo sebanding.
(X2.10) Harga produk Uniqlo
relatif murah.
Impulse
Buying
(Y1.1) Saya sering membeli
produk Uniqlo secara spontan.
(Y1.2) Saya tidak memikirkan
alternatif lain saat membeli
produk Uniqlo.
30 Universitas Kristen Petra
3.7 Teknik Analisa Data
Analisis didasarkan pada data yang diperoleh dari instrumen penelitian yaitu
dari hasil kuesioner yang disebarkan, kemudian diolah dengan metode statistik.
3.7.1 Uji Validitas
Pada dasarnya kata valid merupakan sinonim dari kata bagus. Validity
diartikan sebagai “to measure what should be measured”. Jika ingin mengukur
impulse buying maka validitas yang dimaksudkan adalah apakah alat yang
digunakan dapat mengukur impulse buying. Bila sesuai, instrument tersebut dapat
dikatakan sebagai instrumen yang valid (Ferdinand, 2006).
Uji validitas berguna untuk mengetahui apakah ada pertanyaan ataupun
pernyataan yang tidak sesuai dan tidak relevan sehingga perlu untuk diganti atau
dihilangkan (Saidani & Arifin, 2012). Uji validitas seringkali digunakan untuk
mengukur ketepatan sebuah item dalam kuisioner, apakah item tersebut sudah
sesuai dan relevan untuk mengukur hal yang benar-benar ingin diukur. Korelasi
bivariate pearson atau product moment dapat digunakan untuk mengetahui uji
validitas. Jika r hitung > r tabel, maka insstrumen atau item pertanyaan
berhubungan signifikan terhadap skor total (valid). Sebaliknya, jika r hitung < r
tabel, maka instrument atau item pernyataan tidak berhubungan signifikan terhadap
skor total (tidak valid).
3.7.2 Uji Reliabilitas
Uji realibilitas digunakan untuk menetapkan bisa atau tidaknya instrument
(dalam penelitian ini berarti kuisioner) dilakukan lebih dari sekali terhadap
responden yang sama. Uji reliabilitas untuk alternative jawaban lebih dari dua
menggunakan uji Cronbach’s alpha, nilainya akan dibandingkan dengan nilai
koefision reliabilitas minimal yang dapat diterima. Reliabilitas yang kurang baik
bernilai 0.6, sedangkan yang dapat diterima bernilai 0.7, dan yang dinyatakan baik
adalah yang bernilai 0.8. Instrumen penelitian reliabel yang dinyatakan reliabel
adalah yang memiliki cronbach’s alpha bernilai > 0.6. Sebaliknya, instrumen
penelitian dinyatakan tidak reliabel ketika nilai cronbach’s alpha < 0.6.
31 Universitas Kristen Petra
3.7.3 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk menyajikan data dengan metode
deskripsi yang menggambarkan karakter atau ciri-ciri rospenden dan jawaban-
jawaban responden. Statistik Deskriptif bertujuan agar hasil kuisioner dapat
digunakan sebagai kesimpulan dari penelitian ini (Sugiyono, 2011). Penelitian
kali ini menggunakan teknik analisa mean atau rata-rata. Mean merupakan teknik
penjelasan kelompok yang diambil dari nilai rata-rata kelompok tersebut. Mean
dihitung dengan mengakumulasikan semua nilai dari data pengamatan kemudian
dibagi dengan total jumlah data yang ada. Hasil mean akan daoat menyimpulkan
golongan dari nilai data tersebut berdasarkan range yang sudah dibuat oleh
peneliti. Data interval dalam penelitian ini dibagi menjadi 7 tingkat. Pembagian
kategori didasarkan dengan range 0.57 pada setiap kategorinya.
Tabel 3.2 Kategori interval
3.7.4 Teknik SEM atau Structural Equation Modeling
Data dalam penelitian ini dianalisis menggunakan pendekatan Partial Least
Square (PLS). PLS adalah model persamaan Structural Equation Modeling (SEM)
yang berbasis komponen atau varian. PLS adalah pendekatan alternatif yang
bergeser dari pendekatan SEM berbasis kovarian menjadi SEM berbasis varian
(Ghozali, 2006). SEM berbasis kovarian umumnya menguji kausalitas atau teori
sedangkan PLS lebih bersifat prediktif. PLS tidak didasarkan pada banyak asumsi,
sehingga dapat dikatakan bahwa PLS merupakan metode yang kuat (Ghozali,
2006). PLS juga bisa dipakai untuk menjelaskan ada tidaknya hubungan antar
Range Kategori
1 – 1.57 Sangat buruk sekali
1.58 – 2.14 Sangat buruk
2.15 – 2.71 Buruk
2.72 – 3.28 Cukup Baik
3.29 – 3.85 Baik
3.86 – 4.42 Sangat Baik
4.43 – 5 Sangat Baik Sekali
32 Universitas Kristen Petra
variabel laten. PLS dapat menganalisa konstruk yang dibuat dengan indikator
yang reflektif dan formatif secara sekaligus. Tujuan PLS adalah membantu
peneliti dalam tujuan prediksi (Ghozali, 2006). Model formal dari PLS dalam
mendefinisikan variabel laten adlah linear agregat dari indikator-indikatornya.
Weight estimate untuk menciptakan komponen skor variabel laten dapat diambil
berdasarkan bagaimana inner model (model struktural yang menghubungkan
variabel-variabel laten) dan outer model (model pengukuran hubungan antara
indikator dengan konstruknya) dispesifikasikan. Hal ini dapat menghasilkan
residual variance dari variabel dependen. Estimasi parameter yang didapat dengan
PLS dikategorikan menjadi tiga. Kategori yang pertama merupakan weight
estimate yang digunakan untuk membuat skor variabel laten. Kategori kedua
digunakan untuk mencerminkan estimasi jalur (path estimate) yang
menghubungkan variabel laten dan variabel laten lainnya dan juga indikatornya.
Kategori ketiga berkaitan dengan means dan lokasi parameter (nilai konstanta
regresi) dan digunakan untuk variabel laten dan indikator. PLS menggunakan
proses iterasi tiga tahap dan pada setiap tahapnya, iterasi menghasilkan estimasi.
Proses iterasi ini dilakukan agar PLS dapat memperoleh ketiga estimasi diatas.
Menghasilkan weight estimate pada tahap pertama, dilanjutkan dengan
menghasilkan estimasi untuk inner dan outer model pada tahap kedua, dan
estimasi means dan lokasi pada tahap ketiga (Ghozali, 2006).
3.7.5 Model Struktural atau inner model
Model struktural merupakan model yang menunjukkan hubungan antar
variabel laten yang didasari oleh teori subtantif. Model Struktural dievaluasi
menggunakan R-square untuk konstruk dependen, Q-square predictive relevance
untuk model struktural, T test dan juga signifikansi dari koefisien parameter jalur
struktural.
Melihat R-square untuk setiap variabel laten dependen (laten endogen).
Interpretasi R-square sama dengan interpretasi regresi. Perubahan pada nilai R-
square dapat digunakan untuk menilai pengaruh variabel laten independen
(eksogen) terhadap variabel laten dependen (endogen). Perubahan nilai R-square
33 Universitas Kristen Petra
juga dapat digunakan untuk melihat adanya pengaruh subtantif atau tidak. Model
PLS melihat nilai R-square dengan melihat Q-square prediktif relevansi untuk
model konstruktif. Jika R² bernilai 0.25-0.50, dapat dikatakan lemah, jika bernilai
0.50-0.75 dikatakan sedang, jika bernilai > 0.75 dapat dikatakan substansial.
Q-square predictive relevance mengukur seberapa bagus nilai observasi
yang dihasilkan oleh model dan juga estimasi dari parameternya. Jika Q-square
>0, dapat dikatakan model memiliki predictive relevance, jika Q-square bernilai
≤0, dapat dikatakan model model kurang memiliki predictive relevance.
Rumus Q-square:
Q2 = 1 – ( 1 – R1²)( 1 – R2²) hingga ( 1 - Rp²)
R1², R2², hingga Rp² merupakan R-square variabel endogen pada model
persamaan. Besaran Q² memiliki nilai dengan rentang 0 < Q² < 1, dimana model
akan dinilai semakin baik jika nilai Q² semakin mendekati angka 1 (satu).
Stabilitas dari estimasi ini dapat diperoleh melalui evaluasi menggunakan T-test
(Abdillah & Hartono, 2015).
3.7.6 T-test
Pengujian t-test berfungsi untuk memperoleh nilai t-statistik yang
diperlukan jika peneliti ingin melakukan uji hipotesis. T-test digunakan agar
peneliti dapat menilai signifikansi pengaruh dari sebuah variabel. T-test dapat
diperoleh dmelalui metode bootstrapping.
Metode bootstrapping adalah proses pengujian re-sampling yang dilakukan
sistem komputer untuk mengukur akurasi pada sample estimate. Bootstrapping
digunakan untuk mengukur tingkat akurasi sample. Jika nilai bootstrap >1.96
maka dapat dikatakan bahwa variabel tersebut berpengaruh signifikan, namun jika
nilai bootstrap <1.96, dapat dikatakan bahwa variabel tersebut tidak berpengaruh
signifikan (Abdillah & Hartono, 2015).