bab iii deskripsi pemberdayaan warga binaan perempuan di lp … · 2017. 12. 18. · 33 . gambar 1...

32
32 BAB III DESKRIPSI PEMBERDAYAAN WARGA BINAAN PEREMPUAN DI LP WANITA Klas III KUPANG Pada Bab ini penulis akan memaparkan hasil-hasil penelitian antara lain: 1) gambaran umum tempat penelitian, 2) Kegiatan pembinaan warga binaan perempuan di LP wanita Klas III Kupang, dan 3) Permasalahan-permasalahan yang dialami oleh Warga Binaan Perempuan di LP Wanita kota Kupang. 3.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas III Kupang adalah Unit Pelaksana Teknis dilingkungan Kementerian Hukum dan HAM RI tertuang di dalam Surat Keputusan Menteri Kehakiman dan HAM RI No.M.HH-09.OT.01.01 TAHUN 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas III Kupang di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM RI, Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Nomor M-01.PR.07.10 Tahun 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Nomor 5 Tahun 2012 tentang Tata Naskah Dinas. Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas III Kupang baru beroperasi sejak tanggal 03 September 2012, terletak di kota Kupang di pulau Timor. Kota Kupang merupakan ibukota dari provinsi Nusa Tenggara Timur, secara geografis pulau Timor diapit disebelah selatan oleh laut Timor dan di sebelah barat oleh laut Sawu, sebelah utara oleh Selat Ombai dan daerah enklauve Oekusi (Republik Timor Leste), sebelah timur berbatasan dengan Timor Tengan Utara.

Upload: others

Post on 03-Nov-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III DESKRIPSI PEMBERDAYAAN WARGA BINAAN PEREMPUAN DI LP … · 2017. 12. 18. · 33 . Gambar 1 : Gedung LP Wanita Klas III Kupang. sebelum beroperasi sejak tanggal 3 September

32

BAB III

DESKRIPSI PEMBERDAYAAN WARGA BINAAN PEREMPUAN DI LP WANITA

Klas III KUPANG

Pada Bab ini penulis akan memaparkan hasil-hasil penelitian antara lain: 1) gambaran

umum tempat penelitian, 2) Kegiatan pembinaan warga binaan perempuan di LP wanita Klas

III Kupang, dan 3) Permasalahan-permasalahan yang dialami oleh Warga Binaan Perempuan

di LP Wanita kota Kupang.

3.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian

Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas III Kupang adalah Unit Pelaksana Teknis

dilingkungan Kementerian Hukum dan HAM RI tertuang di dalam Surat Keputusan Menteri

Kehakiman dan HAM RI No.M.HH-09.OT.01.01 TAHUN 2011 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas III Kupang di lingkungan Kementerian Hukum

dan HAM RI, Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Nomor M-01.PR.07.10

Tahun 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Departemen Hukum dan Hak

Asasi Manusia Republik Indonesia, Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI

Nomor 5 Tahun 2012 tentang Tata Naskah Dinas.

Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas III Kupang baru beroperasi sejak tanggal 03

September 2012, terletak di kota Kupang di pulau Timor. Kota Kupang merupakan ibukota

dari provinsi Nusa Tenggara Timur, secara geografis pulau Timor diapit disebelah selatan

oleh laut Timor dan di sebelah barat oleh laut Sawu, sebelah utara oleh Selat Ombai dan

daerah enklauve Oekusi (Republik Timor Leste), sebelah timur berbatasan dengan Timor

Tengan Utara.

Page 2: BAB III DESKRIPSI PEMBERDAYAAN WARGA BINAAN PEREMPUAN DI LP … · 2017. 12. 18. · 33 . Gambar 1 : Gedung LP Wanita Klas III Kupang. sebelum beroperasi sejak tanggal 3 September

33

Gambar 1 : Gedung LP Wanita Klas III Kupang.

sebelum beroperasi sejak tanggal 3 September 2012 Warga Binaan Perempuan (WBP)

menjalani masa tahanan/masa hukuman di LP Klas II Kupang yang berlokasi tidak jauh dari

LP Wanita ini.

Suku bangsa yang terbesar di berbagai wilayah kerja Lembaga Pemasyarakatan

Wanita Klas III Kupang dari berbagai suku bangsa Timor, Rote, Sabu, Sumba, Alor, Flores,

dan bahasa daerah yang juga berbeda antara lain: Bahasa Timor/ Dawan dan lain-lain.

Bangunan Lapas Wanita Klas III Kupang seluas 871m2 dibangun pada tahun 2007

menghadap arah barat terletak di jalan Adisucipto, dalam suatu kawasan tanah milik Lapas

Klas IIA Kupang dibangun kantor sederetan Lembaga Pemasyarakatan ke arah utara, berdiri

juga Rutan Kupang dan Kantor Rudenim sedangkan ke arah selatan berdiri Kantor Imigrasi

Kupang. Dibagian timur berdiri Perumahan Lapas Klas IIA Kupang. Kapasitas daya tampung

Lapas Wanita Kelas III Kupang sebanyak : 50 orang, jumlah kamar hunian berjumlah 6

kamar hunian dengan tempat tidur terbuat dari cor beton yang dilapisi karpet.

Page 3: BAB III DESKRIPSI PEMBERDAYAAN WARGA BINAAN PEREMPUAN DI LP … · 2017. 12. 18. · 33 . Gambar 1 : Gedung LP Wanita Klas III Kupang. sebelum beroperasi sejak tanggal 3 September

34

Sesuai Surat Keputusan Menteri Kehakiman dan HAM RI No. M.HH-09.OT.01.01

TAHUN 2011 tentang Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas III tahun 2011 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemasyarakatan Wanita Kelas III di lingkungan

Kementerian Hukum dan HAM. Pemerintah dalam hal ini Kementerian Hukum dan HAM RI

telah membangun Lembaga Pemasyarakatan Wanita Kelas III atau Lembaga Pemasyarakatan

pada berbagai provinsi di Indonesia untuk menampung tersangka atau terdakwa yang sedang

dalam proses persidangan. Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas III Kupang mempunyai 2

(Dua) wilayah kerja yaitu Wilayah Pemerintah Kota Kupang dan Wilayah Kerja Pemerintah

Kabupaten Kupang.

Lembaga Pemasyarakatan Wanita Kelas III Kupang sebagai salah satu unit pelaksana

teknis di bidang Pemasyarakatan di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM RI yang

berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kantor wilayah Kementerian Hukum dan

HAM NTT yaitu: melaksanakan sebagian tugas pokok Kementerian Hukum dan HAM

dibidang Pemasyarakatan.

Untuk melaksanakan tugas tersebut Lembaga Pemasyarakatan Wanita Kelas III

Kupang mempunyai fungsi :

1. Melakukan pelayanan terhadap tahanan

2. Melakukan pemeliharaan keamanan dan tata tertib Lapas

3. Melakukan pengelolaan rumah tangga Lembaga Pemasyarakatan Wanita Kelas III

Kupang

4. Melakukan urusan tata usaha

Page 4: BAB III DESKRIPSI PEMBERDAYAAN WARGA BINAAN PEREMPUAN DI LP … · 2017. 12. 18. · 33 . Gambar 1 : Gedung LP Wanita Klas III Kupang. sebelum beroperasi sejak tanggal 3 September

35

VISI & MISI Lapas Wanita Klas III Kupang:

a. VISI

Lembaga Pemasyarakatan Wanita Kelas III Kupang dalam tugasnya mengemban visi

Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, visinya adalah “Terwujudnya Lembaga

Pemasyarakatan yang unggul dalam pembinaan, prima dalam pelayanan dan tangguh

dalam pengamanan “.

b. MISI

1. Melaksanakan pelayanan yang cepat

2. Memberikan kemudahan yang berkualitas dalam pelayanan terhadap masyarakat.

3. Melaksanakan pengawasan dan pembinaan terhadap Warga Binaan

Pemasyarakatan dalam kerangka mengamankan serta menunjang pembangunan

nasional.

Struktur Organisasi

Struktur Organisasi Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas III Kupang dengan 4

(empat) Jabatan Struktural Eselon V yang pada masing–masing jabatan diduduki oleh

pegawai sebagai berikut :

1. Kasubsi Admisi & Orientasi : Sarlin Devis Ully

2. Kasubsi Pembinaan : Lela Purwasih Pohan

3. Kasubsi Kamtib : Septerhani Buky,SH

4. Kaur Tata Usaha : Ni Nengah S. Ristha

Adapun nama – nama yang menduduki jabatan Kalapas Wanita Klas III Kupang,

berdasarkan keterangan serta data-data yang dapat diperoleh, dapat diurutan sebagai berikut :

Page 5: BAB III DESKRIPSI PEMBERDAYAAN WARGA BINAAN PEREMPUAN DI LP … · 2017. 12. 18. · 33 . Gambar 1 : Gedung LP Wanita Klas III Kupang. sebelum beroperasi sejak tanggal 3 September

36

1. Tahun 2012 s/d Tahun 2013 :Elisabeth Kaay,Bc.IP,SH ( Kalapas)1

2. Bulan April s/d Bulan Mei 2013 :Iskandarsyah, Bc.IP. SH (Plt. Kalapas)

3. Bulan Mei s/d Bulan Juni 2013 :Jawas Syafrudin, S.Ag (Plt. Kalapas)

4. Bulan Juni s/d Tanggal 17 Nopember 2013 : Stefanus Lette, SH (Plt. Kalapas)

5. Tanggal 18 Nopember 2013 s/d sekarang : Alfrida, SH, MH (Kalapas)

Gambar 2 : Jadwal Kegiatan Rutin Warga Binaan Perempuan LP Wanita Klas III Kupang.

Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara dengan 7 orang Warga Binaan

Perempuan, penulis memaparkan latar belakang dari masing-masing warga binaan dengan

maksud agar dapat dipahami bagaimana makna hidup yang dimiliki oleh masing-masing

warga binaan sebelum mereka melakukan kesalahan dan masuk LP. Dan bagaimana proses

pembinaan di LP Wanita Klas III Kupang yang diberikan kepada mereka sebagai upaya

1Ibu Elisabet Kaay, Bc. IP.S.SH memimpin LP Wanita Klas III Kupang sejak LP tersebut beroperasi pertama

kali sampai dengan tanggal 10 Juni 2013, karena beliau meninggal dunia.

Page 6: BAB III DESKRIPSI PEMBERDAYAAN WARGA BINAAN PEREMPUAN DI LP … · 2017. 12. 18. · 33 . Gambar 1 : Gedung LP Wanita Klas III Kupang. sebelum beroperasi sejak tanggal 3 September

37

pemberdayaan bagi mereka untuk dapat memiliki makna hidup yang positif. Latar belakang

mereka, yaitu sebagai berikut:

1. Ibu RL

Ibu RL merupakan seorang Ibu Rumah tangga, berstatus sudah menikah, berusia 55

tahun dan beragama Kristen Protestan, pendidikan terakhir adalah SMA. Ibu RL

adalah ibu dari 4 orang anak, 2 orang anaknya sudah berkeluarga sedangkan 2 orang

anaknya yang lain masih kuliah, pekerjaan sehari-hari Ibu RL sebelum masuk LP

adalah menjaga kios kecil di rumahnya, sedangkan suaminya adalah seorang pekerja

swasta di Dili, Timor Leste. Latar belakang kasus yang menyebabkan Ibu RL masuk

LP adalah kasus Human Trafficking, Ibu RL terlibat kasus perdagangan orang ke

Pulau M. Menurutnya, dia tidak berniat menjual orang tetapi sebaliknya dia

menolong orang tersebut untuk mendapatkan pekerjaan. Tetapi ketika orang tersebut

meninggal di pulau M, ibu RL dilaporkan oleh sebuah LSM dengan tuduhan

menjual orang, kemudian dinyatakan bersalah oleh pengadilan dan dihukum selama

7 tahun.

2. Ibu S

Ibu S adalah seorang Janda berusia 41 tahun yang berasal dari kota M, beragama

muslim, pendidikan terakhir SMA. Ibu S memiliki 2 orang anak, dan 1 orang cucu.

Anak pertama sudah berkeluarga, dan anak yang kedua masih SMP. Ibu S tinggal

bersama dengan ibu dan anaknya. Sebelum masuk LP, pekerjaan ibu S adalah

menjadi penyanyi band dengan gaji yang tidak tentu setiap bulannya tergantung

undangan menyanyi yang didapat. Latar belakang kasus yang menyebabkan Ibu S

masuk LP adalah kasus Narkoba (sebagai pecandu dan pengedar), masa hukuman

yang harus dijalani Ibu S adalah 5 tahun. Menurutnya, dia sampai masuk ke dalam

dunia narkoba karena harus mencari uang tambahan untuk menghidupi keluarga,

Page 7: BAB III DESKRIPSI PEMBERDAYAAN WARGA BINAAN PEREMPUAN DI LP … · 2017. 12. 18. · 33 . Gambar 1 : Gedung LP Wanita Klas III Kupang. sebelum beroperasi sejak tanggal 3 September

38

karena gaji yang didapat dari hasil menyanyi tidak cukup untuk memenuhi

kebutuhan hidup keluarga.

3. Ibu SST

Ibu SST adalah seorang janda beranak 4, anak yang pertama berusia 10 tahun dan

anak yang bungsu masih berusia 5 bulan. Ibu SST berusia 30 tahun dan beragama

Kristen Protestan, pendidikan terakhir SMP. Ibu SST merupakan warga binaan

berstatus residivis (orang yang pernah dihukum mengulangi tindak kejahatan yang

serupa) yang sudah 3 kali masuk LP dengan kasus yang sama yaitu kasus pencurian.

Sejak tahun 2005 Ibu SST bekerja di salah satu tempat hiburan malam di Pulau Bali

hingga tahun 2013 Ibu ST memutuskan untuk pulang ke Kupang dan bekerja di

Kupang. Pertama kali Ibu SST masuk LP tahun 2013, karena mencuri uang boss-nya

ketika dia bekerja di salah satu toko di kota Kupang, saat itu dia dihukum selama 1

tahun 6 bulan, kali kedua yaitu tahun 2015 Ibu SST mencuri uang sesama pelanggan

di salah satu pusat perbelanjaan yang ada di Kota Kupang, saat itu Ibu SST dihukum

selama 4 bulan. Dan yang ketiga kalinya adalah bulan juni 2016, ibu SST kembali

dihukum selama 2 tahun 5 bulan karena mencuri uang di salah satu toko di Kota

Kupang. Menurut pengakuannya, alasan dia sampai mencuri adalah faktor ekonomi,

Ibu SST tinggal bersama ibu dan anak-anaknya, ketika hidup bersama suaminya,

suaminya tidak bekerja sehingga Ibu SST yang harus mencari uang untuk memenuhi

kebutuhan keluarga. Suami SST kerap meminta uang darinya untuk judi dan pernah

sekali waktu suaminya membawa lari anaknya, dan Ibu SST baru diperbolehkan

bertemu anaknya jika membewa uang untuk suaminya, Ibu ST juga pernah mencuri

dengan alasan harus menebus rumah yang hampir disita karena rumah tersebut

digadaikan ibunya ketika ayahnya meninggal dunia, dan pernah juga dia mencuri

karena tidak bisa mendapatkan pekerjaan.

Page 8: BAB III DESKRIPSI PEMBERDAYAAN WARGA BINAAN PEREMPUAN DI LP … · 2017. 12. 18. · 33 . Gambar 1 : Gedung LP Wanita Klas III Kupang. sebelum beroperasi sejak tanggal 3 September

39

4. Ibu HS

Ibu HS merupakan seorang janda berusia 36 tahun, berasal dari Pulau S dan

beragama muslim, pendidikan terakhir SMP. Ibu HS merupakan ibu dari 3 orang

anak, anak yang pertama berusia 13 tahun, anak kedua 10 tahun dan yang bungsu

berusia 8 tahun. Ibu HS merupakan seorang petani. Latar belakang kasus yang

menyebabkan ibu HS masuk LP adalah kasus pembunuhan suaminya. Suami Ibu HS

mempunyai 2 orang istri, Ibu HS adalah istri yang kedua. Menurut pengakuannya,

suaminya tidak memberikan dia perhatian, sehingga dia berselingkuh dengan

seorang pria yang dia sebut sebagai CS-nya. Sebelum kejadian pembunuhan,

suaminya mengetahui perselingkuhannya dan pernah mengancam membunuhnya

dengan parang, setelah tiga bulan kemudian CS-nya datang ke rumahnya dan

membunuh suaminya dengan parang yang ada di rumah ibu HS. Karena kasus ini

Ibu HS dihukum selama 17 tahun dan CS-nya dihukum selama 20 tahun.

5. Sdr. MP

Sdr. MP adalah seorang guru, berstatus masih lajang, berusia 31 tahun dan beragama

Kristen Protestan, pendidikan terakhir Sarjana (S1), merupakan salah satu warga

binaan perempuan yang dipilih menjadi Majelis (pengurus jemaat Mawar Saron LP

Wanita Klas III Kupang) dr. MP dihukum selama 6 tahun karena terbukti

membunuh anaknya yang baru dilahirkan. Motivasinya membunuh karena dia hamil

di luar nikah. Sdr. MP tinggal bersama dengan orang tuanya di Pulau S.

6. Ibu SW

Ibu SW berstatus sudah menikah, berusia 50 tahun dan beragama muslim,

pendidikan terakhir Sarjana (S1). Ibu SW adalah Ibu dari 5 orang anak, yang sulung

berusia 22 tahun dan yang bungsu berusia 7 tahun. Pekerjaan Ibu SW sebelum

masuk LP adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) di salah satu kantor pemerintahan

Page 9: BAB III DESKRIPSI PEMBERDAYAAN WARGA BINAAN PEREMPUAN DI LP … · 2017. 12. 18. · 33 . Gambar 1 : Gedung LP Wanita Klas III Kupang. sebelum beroperasi sejak tanggal 3 September

40

provinsi NTT. Suami Ibu SW juga adalah seorang PNS. Latar belakang kasus yang

menyebabkan ibu SW masuk ke dalam LP adalah kasus Tindak Pidana Korupsi

(Tipikor) terkait dana fiktif, dengan masa hukuman selama 3 tahun.

7. Ibu EV

Ibu EV adalah seorang janda berusia 25 tahun, memiliki seorang anak yang berusia

2 tahun. Berasal dari kota L dan beragama Kristen Protestan, pendidikan terakhir

SMA. Pekerjaan Ibu EV sebelum masuk LP adalah sebagai waitress di sebuah

restaurant di Hongkong. Latar belakang kasus yang menyebabkan ibu EV masuk LP

adalah sebagai Pecandu dan pengedar Narkoba kelas Internasional, karena kasus ini

Ibu EV dihukum selama 19 tahun. Menurut pengakuannya, dia sampai masuk ke

dunia narkoba awalnya adalah karena pergaulan di luar negeri dengan teman-teman

yang adalah pemakai, kemudian dia juga ikut menjual narkoba tersebut ke Indonesia

dan Timor Leste. Alasan lainnya adalah karena faktor ekonomi, pemasukan dari

hasil transaksi narkoba jauh lebih besar dari pekerjaannya menjadi waitress.

3.2 Kegiatan Pemberdayaan bagi Warga Binaan Perempuan di LP Wanita Klas III

Kupang

Tujuan dari pembinaan yang diselenggarakan oleh LP Wanita Klas III Kupang

adalah untuk melakukan pembinaan kepribadian dan pembinaan kemandirian. Kedua

pola pembinaan ini dilakukan sebagai upaya perlindungan terhadap warga binaan agar

ketika mereka kembali ke masyarakat mereka dapat diterima oleh masyarakat,

menyadari kesalahan mereka dan tidak mengulanginya lagi dan juga dapat mandiri

tidak tergantung kepada orang lain.2

2 Data Visi & Misi LP Wanita Klas III Kupang

Page 10: BAB III DESKRIPSI PEMBERDAYAAN WARGA BINAAN PEREMPUAN DI LP … · 2017. 12. 18. · 33 . Gambar 1 : Gedung LP Wanita Klas III Kupang. sebelum beroperasi sejak tanggal 3 September

41

3.2.1. Pembinaan Kemandirian

Pembinaan kemandirian dilakukan agar warga binaan memiliki keterampilan

sebagai salah satu indikator keberhasilan pembinaan kemandirian yang

merupakan bentuk peningkatan sumber daya manusia bagi warga binaan.

Pembinaan kemandirian dilakukan dengan cara memberikan kursus keterampilan,

pihak LP Wanita Klas III Kupang bekerja sama dengan Rumah Tenun Ikat Ina

Ndao dalam pembinaan keterampilan menenun, selain itu ada juga keterampilan

menjahit (tata busana), keterampilan membuat kue (tata boga), dan keterampilan

salon (tata rias), dan kegiatan berkebun. Namun untuk saat ini yang sedang

berlangsung adalah kegiatan menenun dan juga membuat hiasan dari muti.

Pelatihan keterampilan ini berlangsung setiap hari senin sampai dengan jumat

pada pukul 09.00-12.00 WITA dan setelah itu dilanjukan lagi pada pukul 15.15-

16.45 WITA. Kasubsi Pembinaan yaitu Ibu LP mengatakan bahwa

“Untuk saat ini kegiatan yang sedang berjalan adalah menenun dan

membuat hiasan dari bahan muti, kalau menjahit sementara tidak berjalan

karena kami kekurangan dana untuk membeli bahan.” 3

Hal yang sama juga dijelaskan oleh ibu Kalapas Wanita Klas III Kupang:

”Pembinaan keterampilan atau kegiatan kerja, mereka sementara ini

sedang pelatihan menenun, itu kita kerja sama dengan rumah tenun ikat

„Ina „Ndao‟. Kami juga dapat sumbangan dari Bapak Gubernur NTT

berupa 20 unit alat tenun, obat-obatan, benang-benangnya dan juga

instruktur. Kegiatan ini setiap hari, saat ini juga kami menerima pesanan

sebanyak 150 syal tenun dari Jakarta, jadi setelah ibadah hari minggu

mereka tenun lagi. Saat ini lapas wanita dipercayakan dinaikan lagi

kelasnya menjadi lapas produksi. Jadi ada 30 orang WBP yang kita latih

khusus. Kemudian pelatihan menjahit, kita juga pernah kerja sama dengan

UNDANA kita dapat sponsor dari sana jadi mereka siapkan instruktur,

siapkan bahan-bahan tinggal kita tunjuk narapidana unuk kursus. Hanya

saja kegiatan menjahit sementara tidak berjalan karena kami kendala tidak

punya bahan, untuk beli bahan belum ada dana. Untuk 2016 ini tidak ada

dana kerja, kita hanya berusaha untuk mencari mitra di luar. Kita juga

pernah kerja sama dengan LSM „tegar‟ untuk kursus menjahit. Cukup

banyak dari pihak luar yang bersimpati dengan kami Lapas Wanita.

3Wawancara dengan Kasubsi Pembinaan, Ibu LP, tanggal 21 oktober 2016, Pkl. 08.44 WITA

Page 11: BAB III DESKRIPSI PEMBERDAYAAN WARGA BINAAN PEREMPUAN DI LP … · 2017. 12. 18. · 33 . Gambar 1 : Gedung LP Wanita Klas III Kupang. sebelum beroperasi sejak tanggal 3 September

42

Kemudian ada juga kegiatan berkebun, saya hanya modali 100ribu unuk

beli pupuk dan bibit bisa ratusan ribu hasilnya. Mereka menanam sawi dan

selada, yang beli adalah kita petugas, saya juga beli lagi dari mereka.

Uangnya dipegang oleh petugas tapi ada sedikit yang kita berikan kepada

mereka sebagai upah. Hanya saja yah memang lahan kita terbatas, tetapi

cukup untuk memberikan kegiatan yang bermanfaat bagi mereka”.4

Kegiatan keterampilan ini diadakan setiap hari dan merupakan kegiatan

wajib bagi Warga binaan, hal ini dilakukan untuk menjauhkan warga binaan dari

perasaan jenuh dan bosan dalam menjalani masa hukuman di dalam LP. Selain itu

juga kegiatan ini memiliki tujuan agar ketika warga binaan dibebaskan nanti

mereka dapat mempunyai modal keterampilan dan tidak menjadi “sampah”

masyarakat. Pelaksanaan pembinaan kemandirian ini dilakukan dengan harapan

bahwa dapat meningkatkan sumber daya manusia bagi warga binaan sehingga

mereka dapat merasakan bahwa sebagai pribadi dan warga negara Indonesia

mereka juga mampu berbuat sesuatu untuk kepentingan bangsa dan negara seperti

warga negara Indonesia lainnya.

Tanggapan Warga Binaan Perempuan terkait dampak yang dirasakan dari

Program pembinaan kemandirian di LP Wanita Klas III Kupang sebagai berikut:

Ibu RL mengatakan:

“Saya ikut pelatihan tenun. Bersyukur ada kegiatan semacam ini

karena kami bisa alihkan stress. Bisa mengurasi rasa bosan juga.

Kalau sudah bosan bisa muncul pikiran yang aneh-aneh. Kegiatannya

cocok untuk ibu-ibu karena di sini kan LP Wanita, perempuan

semua.”5

Hal yang sama juga dikatakan oleh Ibu SST:

“beta ikut tenun deng bikin muti. tapi kadang-kadang kalo kawan

dong dari kios koperasi minta tong bikin kue, b ikut bantu, tapi itu ju

kalo ada pesanan dolo ke seratus lebih pesanan, biasa yang pesan

dari luar, ada LP Dewasa, dia pu kegiatan bae ju, ketong jadi sonde

talalu bosan di sini, cukup menolong.” (Saya ikut tenun dan bikin

muti. Tapi kadang-kadang kalau teman-teman dari kios koperasi minta

4Wawancara dengan Ibu Kalapas, tanggal 25 okober 2016, Pkl. 08.41 WITA

5 Wawancara dengan Ibu RL, tanggal 19 oktober 2016, Pkl.10.32 WITA

Page 12: BAB III DESKRIPSI PEMBERDAYAAN WARGA BINAAN PEREMPUAN DI LP … · 2017. 12. 18. · 33 . Gambar 1 : Gedung LP Wanita Klas III Kupang. sebelum beroperasi sejak tanggal 3 September

43

bantuan untuk bikin kue, saya ikut bantu, tapi itu kalau ada pesanan

dulu misalnya berapa ratus, biasa yang pesan dari luar seperti dari LP

Dewasa. Baik juga kegiatannya. Jadi kita tidak terlalu bosan di dalam

sini. Cukup menolong).6

Menurut Ibu RL dan Ibu SST kegiatan pembinaan pemasyarakatan

khususnya kegiatan keterampilan, cukup menolong mereka dalam mengatasi

rasa bosan dan stress saat menjalani masa hukuman di dalam LP.

Ibu SW mengatakan:

“Kegiatan pembinaan yang ada sekarang membuat hiasan muti dan

menenun. Iya saya rasa kegiatannya positif yah, karena yang tadinya

tidak tahu menenun itu bagaimana jadi tahu sekarang. Menurut saya

semacam refreshing begitu, karena kalau tidak ada kegiatan seperti

ini bisa stress kita. Bisa juga keterampilan yang didapat kita pakai

kalau sudah bebas, tapi mungkin untuk bikin muti masih mudah alat

dan bahannya didapat, tapi kalo tenun mau buka usaha sendiri juga

kendala kalo tidak punya bahan.”7

Demikian juga menurut Ibu S:

“Untuk kegiatan keterampilan ada tenun, ada juga bikin muti. Saya

pernah ikut juga dua-duanya tapi saya lebih banyak di dapur, karena

sudah dibagi-bagi tugasnya. Saya tugasnya masak untuk makan, jadi

begitu sel dibuka pagi hari saya langsung di dapur. Kegiatannya

positif untuk ibu-ibu di sini.”

Menurut Ibu SW dan Ibu S kegiatan pembinaan keterampilan yang

ada adalah kegiatan yang positif karena bisa menjadi bekal bagi Warga

Binaan Perempuan ketika bebas nanti, tetapi kendalanya adalah untuk

keterampilan tenun Warga Binaan akan kesulitan menerapkannya ketika

kembali ke masyarakat karena untuk menjadikan itu suatu lapangan

pekerjaan sendiri tetapi tidak memiliki alat dan bahan akan sia-sia saja.

Selain itu Warga Binaan Perempuan sudah dibagi-bagi tugasnya, selain

mengikuti pelatihan keterampilan ada yang sudah tugasnya memasak di

6 Hasil wawancara dengan Ibu SST, tanggal 20 Oktober 2016, Pkl. 09.24 WITA

7 Hasil wawancara dengan Ibu SW, tanggal 21 Oktober 2016, Pkl. 09.12 WITA

Page 13: BAB III DESKRIPSI PEMBERDAYAAN WARGA BINAAN PEREMPUAN DI LP … · 2017. 12. 18. · 33 . Gambar 1 : Gedung LP Wanita Klas III Kupang. sebelum beroperasi sejak tanggal 3 September

44

dapur, ada yang bertugas menjaga kios koperasi di dalam LP,

membersihkan ruangan Kalapas dan pegawai, dan berkebun.

Ibu EV mengatakan:

“Kegiatan pembinaannya saya ikut yang tenun. Biar tidak jenuh.

Daripada duduk-duduk saja juga tidak baik, apalagi perempuan kalau

sudah duduk cerita pasti rentan konflik. Cukup membantu untuk

melewati hari, bisa jadi sumber pendapatan juga kalo keluar nanti,

tapi yang hukumannya lama seperti saya belum berpikir ke sana.

Harapan saya yang paling besar adalah bisa dapat remisi

(pengurangan masa tahanan), kasus khusus seperti narkoba kan tidak

dapat remisi sama sekali. ”8

Demikian juga dengan Ibu HS:

“Iya, ikut tenun. Ikut kegiatan itu jadi sesaat bisa lupa dengan

masalah, beban, tapi kalo duduk sendiri lagi pasti pikiran lagi.

Karena masa hukuman saya yang lama.”9

Menurut Sdr. MP:

“Semua kegiatan pembinaan di sini positif, saya ikut dua-duanya.

Tapi saya lebih banyak kalo pagi bantu-bantu membersihkan ruangan

dan juga menjaga wartel di dalam LP, kalau ada keluarga warga

binaan yang telepon saya pergi panggil mereka. Kegiatan

keterampilan yang ada di sini cukup menolong kita semua supaya

tidak terlalu bosan. Tapi yang penting menurut saya pribadi orang-

orang di LP ini butuh yang lebih daripada itu, untuk psikologi kami,

untuk batin kami supaya lebih tenang dan ikhlas menjalani

hukuman..10

Ibu EV, Ibu HS dan Sdr.MP memiliki pendapat yang tidak jauh berbeda

dengan yang lainnya bahwa pembinaan melalui kegiatan keterampilan ini adalah

kegiatan yang positif dan sangat menolong mereka di dalam LP ketika menjalani

hukuman, yaitu dapat mengurangi rasa bosan dan stress tetapi bagi Ibu EV dan

Ibu HS yang memiliki masa hukuman yang lama (diatas 10 tahun) tampaknya

8 Hasil wawancara dengan Ibu EV, tanggal 23 Oktober 2016, Pkl. 11.03 WITA

9 Hasil wawancara dengan Ibu HS, tanggal 19 Oktober 2016, Pkl. 11.20 WITA

10 Hasil wawancara dengan Sdr. MP, tanggal 23 Oktober 2016, Pkl. 10.11 WITA

Page 14: BAB III DESKRIPSI PEMBERDAYAAN WARGA BINAAN PEREMPUAN DI LP … · 2017. 12. 18. · 33 . Gambar 1 : Gedung LP Wanita Klas III Kupang. sebelum beroperasi sejak tanggal 3 September

45

itu tidak terlalu menolong dalam mengatasi pergumulan batin mereka ketika

diperhadapkan dengan masa hukuman yang sangat lama yang harus dijalani.

3.2.2. Pembinaan Kepribadian

Pembinaan Kepribadian dilakukan agar warga binaan tidak saja dibina

untuk menjadi manusia yang mandiri tetapi memiliki moral dan mental yang baik.

kegiatan pembinaan kepribadian ini meliputi, 1) pembinaan jasmani, yang mana

pembinaan ini dilakukan dalam usaha menyelaraskan antara kebutuhan Rohani

dan Jasmani, maka dijadwalkan setiap hari kecuali hari sabtu, ada kegiatan

olahraga seperti senam bersama.

2) Pelayanan kesehatan merupakan bagian dari pembinaan kesehatan

jasmani, di dalam LP Wanita Klas III Kupang, terdapat 1 orang perawat yang

melayani pemeriksaan kesehatan warga binaan, LP wanita tidak memiliki dokter

sendiri sehingga perawat hanya memeriksa kesehatan warga binaan dan untuk

beberapa penyakit yang masih dikategorikan ringan seperti demam, pilek, dan lain

sebagainya langsung diberikan obat oleh perawat di tempat. Tetapi jika

penyakitnya membutuhkan penanganan lebih lanjut maka akan dilanjutkan ke

rumah sakit. Adapun beberapa kegiatan pelayanan kesehatan, maupun penyuluhan

yang biasanya diadakan di dalam

LP Wanita Klas III Kupang

GSF ( HIV Dan Narkoba );

Pelayanan Kesehatan Terpadu;

Pemberantasan tuberculosis (TBC) Kerja sama dengan Puskesmas

Oesapa, RSUD W.Z. YOHANES KUPANG, dan RSU Kota Kupang;

Page 15: BAB III DESKRIPSI PEMBERDAYAAN WARGA BINAAN PEREMPUAN DI LP … · 2017. 12. 18. · 33 . Gambar 1 : Gedung LP Wanita Klas III Kupang. sebelum beroperasi sejak tanggal 3 September

46

YAKITA (AIDS dan NARKOBA)

Selanjutnya, 3) kegiatan pembinaan kesadaran beragama/pembinaan

kerohanian. Usaha ini dilakukan agar warga binaan perempuan dapat menyadari

akibat dari perbuatan yang salah dan lebih mendekatkan diri dengan Tuhan.

Dalam melakukan pembinaan kerohanian bagi Warga Binaan di LP Wanita Klas

III Kupang bekerja sama dengan Kementerian Agama Kota Kupang; Persekutuan

Doa Untuk Warga Binaan Pemasyarakatan; serta Kelompok Gereja dan

Persekutuan Doa.

Pada tanggal 20 juli 2013 gedung gereja di LP Wanita Klas III Kupang

ditahbiskan/diresmikan sebagai jemaat GMIT oleh Majelis Sinode GMIT dan

diberi nama “Mawar Saron” yang berarti bunga mawar dari lembah Saron yang

dapat memberikan keharuman dan keindahan bagi dunia. Nama yang memberi

motivasi bagi setiap warga jemaat untuk memiliki harapan yang sama. Gedung

gereja ini digunakan secara bersama-sama oleh warga Katolik & warga Kristen

Protestan.

Jemaat (warga binaan) yang ada dalam Lembaga Pemasyarakatan Wanita

Klas III Kupang berasal dari berbagai latar belakang gereja/denominasi (GMIT,

GBI, GPDI, dan GSJA) dan berbagai latar belakang tempat di wilayah Nusa

Tenggara Timur (NTT), Bali, Lampung dan merupakan jemaat tidak tetap

(transit) dengan jumlah umat yang selalu berubah-ubah sesuai masa menjalani

proses hukumannya masing-masing.

Jumlah umat Kristen, katolik dan islam setiap bulan berkisar antara 50 s/d

85 orang tergantung kasus & lamanya penahanan. Untuk sementara data warga

binaan Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas III Kupang sampai saat ini

berjumlah 84 orang yang terdiri dari: Kristen Protestan 46 orang (GMIT 40

Page 16: BAB III DESKRIPSI PEMBERDAYAAN WARGA BINAAN PEREMPUAN DI LP … · 2017. 12. 18. · 33 . Gambar 1 : Gedung LP Wanita Klas III Kupang. sebelum beroperasi sejak tanggal 3 September

47

orang, GBI 4 orang, GPDI 1 orang, dan GSJA 1 orang), Katolik 23 orang, Islam

15 orang.

Pendeta, Pastor, dan Imam sebagaimana mestinya tidak bebas mengatur

pelayanan bagi jemaatnya karena dibatasi oleh ruang dan waktu. Selain pelayanan

bimbingan rohani (konseling pastoral) dan pihak agama Provinsi NTT, dari

Kementrian Hukum dan HAM provinsi NTT, dari BNN (Badan Narkoba

nasional) yang secara rutin dilaksanakan setiap bulan, 2 kali kunjungan.

Pendeta dibantu beberapa orang majelis jemaat yang disebut imamat am

orang percaya (pengurus gereja) yang menyerahkan hidupnya untuk melayani

Tuhan dalam gereja, menata dan mengelola administrasi dan keuangan gereja

untuk kepentingan pelayanan gereja.

Karena masa penahanan warga binaan perempuan yang dipilih menjadi

majelis berbeda/bervariasi dengan berbagai kemampuan yang terbatas maka

periodik pelayanan mereka tidak berlangsung sebagaimana mestinya di jemaat,

yaitu 4 tahun per periodik, melainkan tiap periodik hanya terdiri dari satu (1)

tahun pelayanan.

Kegiatan Pembinaan Kerohanian khusus untuk yang beragama Kristen

Protestan dilakukan setiap hari Senin, Rabu dan Minggu. Pada hari senin di

minggu pertama dan ketiga pembinaan rohani dilayani oleh pembina rohani dari

Departemen Agama, kegiatan pembinaan yang dilakukan yaiu ibadah atau PA

(Pemahaman Alkitab), pada hari rabu dilayani oleh pelayan jemaat Mawar Saron,

kegiatan pembinaan yang dilakukan adalah PA dan Konseling. PA dilakukan

setiap minggu pertama dan ketiga, sedangkan konseling di minggu kedua dan

keempat, masing-masing kegiatan berlangsung selama 2 jam. Setiap hari sabtu

adalah jadwal untuk yang beragama Advent dan Katolik. Selanjutnya pada hari

Page 17: BAB III DESKRIPSI PEMBERDAYAAN WARGA BINAAN PEREMPUAN DI LP … · 2017. 12. 18. · 33 . Gambar 1 : Gedung LP Wanita Klas III Kupang. sebelum beroperasi sejak tanggal 3 September

48

minggu ibadah untuk umat Kristen Protestan pukul 08.00-10.00 WITA, dan

Katolik Pukul 10.00-12.00 WITA.

Ibu Kalapas menjelaskan,

”Untuk Pembinaan kerohanian, kita bekerja sama dengan denominasi

gereja karena kalau dari pihak lapas kita tidak punya skill ke situ,

jadi harus bermitra dengan denominasi gereja dari luar unuk

pembinaan kerohanian. Minggu pertama dan minggu ketiga setiap

hari senin pembinaan rohani dari DEPAG untuk yang agama kristen

protestan, hari sabtu dan minggu untuk katolik dari DEPAG dan ada

konseling dari pendeta setiap hari rabu di minggu kedua dan kempat

begitu juga dari katolik, hari minggu ada ibadah minggu. Hari sabtu

juga ada denominasi dari luar untuk pembinaan kerohanian. Untuk

muslim juga ada kegiatan kerohanian dari DEPAG, selama bulan

puasa setiap hari ada pembinaan untuk umat muslim.11

Pelayanan ibadah bagi Kristen Protestan yang berlangsung setiap hari

minggu Pukul 08.00 Wita tidak hanya dihadiri oleh anggota jemaat yang adalah

warga binaan tetapi keluarga dari warga binaan juga diizinkan untuk mengikuti

ibadah bersama-sama pada kesempatan tersebut. Jumlah anggota keluarga yang

diizinkan masuk dibatasi jumlahnya, yaitu 2 orang anggota keluarga dari masing-

masing warga binaan, izin masuk diberikan setelah melalui proses pemeriksaan

(penggeledahan) oleh petugas LP. Pemeriksaan (penggeledahan) tidak saja

dilakukan terhadap anggota keluarga tetapi para pelayan ibadah, seperti pendeta,

pastor dan uztadjah juga harus melalui tahap pemeriksaan (penggeledahan)

sebelum masuk.

Ibu Kalapas menjelaskan bahwa:

“Untuk keluarga yang mengikuti ibadah bersama wbp setiap hari

minggu saya batasi 2 orang anggota keluarga inti dari masing-masing

wbp, dan ketika masuk kami harus melakukan penggeledahan

(pemeriksaan) terlebih dahulu. Dan saya berencana suatu saat nanti aturan

tersebut akan saya hilangkan, cukup wbp saja yang beribadah di dalam,

karena LP dan rutan di manapun di seluruh indonesia tidak ada aturan

yang mengharuskan keluarganya ikut ibadah di dalam LP atau Rutan.

11

Wawancara dengan Ibu Kalapas, tanggal 25 okober 2016, Pkl. 08.41 WITA

Page 18: BAB III DESKRIPSI PEMBERDAYAAN WARGA BINAAN PEREMPUAN DI LP … · 2017. 12. 18. · 33 . Gambar 1 : Gedung LP Wanita Klas III Kupang. sebelum beroperasi sejak tanggal 3 September

49

Terkait dengan proses Pemeriksaan itu berlaku bagi semua orang yang

masuk ke lingkungan LP, baik itu keluarga, pegawai bahkan pembina

rohani. Hal ini untuk keamanan. Melewati pintu ketiga semua harus

steril”.12

Selanjutnya tentang konseling, konseling merupakan bagian dari

pembinaan rohani yang dilakukan oleh pendeta jemaat Mawar Saron, konseling

ini dilakukan agar setiap warga binaan dapat memiliki waktu khusus secara

pribadi dengan pendeta untuk menceritakan masalah yang mereka alami.

Konseling dilakukan dua kali dalam sebulan. Pelayanan konseling diberikan

kepada warga binaan secara bergiliran sesuai dengan daftar nama (jadwal) yang

telah dibuat, jadwal tersebut diumumkan pada saat ibadah minggu. Hal ini

dilakukan karena pelayanan konseling dibatasi oleh waktu dan agar semua

anggota jemaat mendapatkan giliran konseling, sehingga akibatnya konseling

hanya bisa dilakukan satu kali untuk satu warga binaan, kecuali untuk warga

binaan yang masa tahanannya cukup lama setelah beberapa bulan kemudian bisa

kembali konseling.

Pada saat konseling pertama-tama pendeta berusaha membangun

hubungan dengan konseli dengan cara menjelaskan peran pendeta bagi konseli

agar tidak ada kesalahpaman dari konseli, agar konseli memahami bahwa

keberadaan pendeta di LP berbeda dengan polisi ataupun pegawai LP, dan agar

pada saat konseling konseli tidak merasa seperti diinterogasi, dintervensi dan lain

sebagainya dengan demikian mereka mau membuka diri dan menceritakan

masalah mereka. Saat konseli sudah bisa menceritakan masalahnya, kemudian

pendeta memberikan pandangan-pandangan yang mungkin dapat menolong

konseli menghadapi masalahnya, selanjutnya pendeta mendoakan konseli.

12

Wawancara dengan Ibu Kalapas, tanggal 25 okober 2016, Pkl. 08.41 WITA

Page 19: BAB III DESKRIPSI PEMBERDAYAAN WARGA BINAAN PEREMPUAN DI LP … · 2017. 12. 18. · 33 . Gambar 1 : Gedung LP Wanita Klas III Kupang. sebelum beroperasi sejak tanggal 3 September

50

Karena karakter yang berbeda-beda pada setiap warga binaan sehingga

pada saat konseling dilakukan ada warga binaan yang mudah untuk membuka diri

dan menceritakan masalah, ada yang sangat tertutup sehingga hanya bisa

menangis dan tidak bisa mengutarakan masalahnya. Tetapi dalam situasi yang

demikian pendeta tetap menuntun dengan perlahan-lahan agar konseli mau

membuka diri saat konseling.

Dalam 1 hari konseling hanya bisa dilakukan untuk 1 orang warga binaan

karena masing-masing warga binaan punya masalah yang berbeda-beda, ada

warga binaan yang punya suatu masalah inti tetapi ada masalah-masalah lain

yang ternyata memiliki keterkaitan sehingga sangat kompleks. Pada umumnya

WBP memiliki masalah yang berawal dari masalah Rumah Tangga yang sudah

memuncak yang tidak bisa diatasi lagi sehingga diambil jalan pintas yaitu

tindakan kriminal. Menurut keterangan Ibu Pendeta bahwa kejahatan yang

dilakukan WBP karena “akar pahit” yang sudah disimpan sangat lama, pada

umumnya perempuan lebih sabar daripada laki-laki tetapi karena masalah-

masalah yang dipendam menjadi “akar pahit” sudah terlalu lama dan banyak

dalam hidupnya akhirnya mereka melakukan tindakan kriminalitas, kecuali kasus

penganiayaan atau pengeroyokkan itu merupakan tindakan spontanitas.

Berikut adalah tanggapan dari Warga Binaan perempuan terkait dengan

kegiatan Pembinaan Kerohanian khususnya konseling yang ada di dalam LP

Wanita Klas III Kupang:

Ibu RL seorang warga binaan perempuan berlatar belakang kasus Human

Trafficking mengatakan:

Page 20: BAB III DESKRIPSI PEMBERDAYAAN WARGA BINAAN PEREMPUAN DI LP … · 2017. 12. 18. · 33 . Gambar 1 : Gedung LP Wanita Klas III Kupang. sebelum beroperasi sejak tanggal 3 September

51

“Konseling ada, pendeta yang layani konseling, dilakukan secara

bergilir, jadi tidak bisa sesuka hati ketemu pendeta untuk konseling sudah

ada jadwalnya dan ada batas waktu. Mungkin kalau waktunya ditambah

kami bisa lebih merasakan manfaat konseling itu. Yah kita butuh teman

cerita, butuh penguatan dari ibu pelayan. Kalau cerita di teman mereka

juga ada punya masalah masing-masing, kalau kita curhat ke mereka nanti

bertambah-tambah lagi masalah mereka. Tapi karena waktu sedikit kita

ketemu Ibu Pendeta tidak bisa leluasa. Jadi susah juga, berdoa sendiri

saja”13

Demikian juga dengan Ibu SST, seorang residivis kasus pencurian:

“ jadi konseling di sini tuh su ada dia pung jadwal, kalo dapa panggil

untuk konseling baru ketong pi. Kalo mau bilang butuh ketong semua

butuh, apalai di dalam sini ketong semua orang-orang bermasalah. Biasa

kalo konseling tuh ketong cerita masalah, trus ibu pendeta kasih penguatan

deng firman Tuhan, buka ketong pung pikiran, trus ibu pendeta doakan

ketong. Yang sekarang su bae tapi ketong sonde bisa lama-lama deng ibu

pendeta.” ((Jadi konselingnya sudah ada jadwal, kalau dipanggil untuk

konseling kita pergi. Kalau soal butuh, kita semua butuh apalagi di dalam

sini kita semua orang-orang bermasalah. Biasanya kalo konseling cerita

masalah, ibu pendeta kasih penguatan dengan firman Tuhan, buka kita

punya pikiran, lalu ibu pendeta doakan. Yang ada sekarang sudah baik, tapi

kami tidak bisa punya waktu yang banyak dengan ibu pendeta)14

Menurut Ibu RL dan Ibu SST bahwa sebagai warga binaan mereka

sangat membutuhkan pelayanan konseling karena mereka adalah orang-

orang yang bermasalah sehingga perlu untuk mendapatkan arahan dan

penguatan dari pelayan Tuhan, dan ada hal-hal yang tidak bisa mereka

ceritakan kepada teman sesama warga binaan karena masing-masing

memiliki masalahnya sendiri-sendiri.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Sdr. MP terpidana kasus

pembunuhan:

“Menurut saya pribadi konseling itu penting, tetapi karena waktu yang

kurang jadi kurang maksimal. Sebenarnya kami berharap waktunya bisa

ditambah lagi. Orang-orang seperti kami ini butuh sekali yang namanya

13

Hasil wawancara dengan Ibu RL, tanggal 19 oktober 2016, Pkl. 10.32 WITA 14

Hasil wawancara dengan Ibu SST, tanggal 20 oktober 2016, Pkl. 09.24 WITA

Page 21: BAB III DESKRIPSI PEMBERDAYAAN WARGA BINAAN PEREMPUAN DI LP … · 2017. 12. 18. · 33 . Gambar 1 : Gedung LP Wanita Klas III Kupang. sebelum beroperasi sejak tanggal 3 September

52

konseling, bisa bercerita dengan ibu pendeta, dapat penguatan, berdoa

bersama-sama secara pribadi dengan pendeta setidaknya bisa menolong

kami agar kami kuat secara mental dan spiritual menjalani hukuman.”15

Ibu EV warga binaan perempuan kasus Narkoba juga menambahkan:

“Tidak semua hal bisa kita ceritakan dengan teman karena kadang kita

cerita malah cerita kita dijadikan bahan gosip ke teman lain. Kalau dengan

pendeta kan lebih nyaman. Apalagi yang masa hukumannya lama seperti

saya diatas 10 tahun, tentunya sangat stress dan sangat membutuhkan

konseling. Menurut saya kalau bisa waktu konseling ditambah lagi.”16

Menurut Sdr. MP dan Ibu EV, konseling yang ada sekarang waktunya

sangat kurang sehingga kurang maksimal, terutama bagi warga binaan yang masa

hukumannya diatas 10 tahun dan merasa kehilangan harapan.

Tidak saja dari warga binaan yang beragama kristen protestan, Ibu S

terpidana kasus narkoba yang beragama muslim juga merasa bahwa konseling

sangat dibutuhkan bagi warga binaan, tetapi di muslim tidak ada yang namanya

pelayanan konseling.

Ibu S mengatakan:

“Konseling hanya ada untuk yang kristen dan katolik, di kami (muslim)

tidak ada. Kalau ada, saya rasa kami juga perlu, mungkin bisa lebih lega

kalau bisa menceritakan masalah kami dan mendapatkan solusi.17

Jadwal kegiatan pembinaan kerohanian bagi warga binaan perempuan

yang beragama muslim adalah setiap hari kamis oleh pembina rohani

(Uztadjah) dari Depag, kegiatannya yaitu mengaji tidak ada kegiatan seperti

konseling.

15

Hasil wawancara dengan Sdr. MP, tanggal 23 oktober 2016, Pkl. 10.11 WITA 16

Hasil wawancara dengan Ibu EV, tanggal 23 oktober 2016, Pkl. 11.03 WITA 17

Hasil wawancara dengan Ibu S, tanggal 18 oktober 2016, Pkl.10.07 WITA

Page 22: BAB III DESKRIPSI PEMBERDAYAAN WARGA BINAAN PEREMPUAN DI LP … · 2017. 12. 18. · 33 . Gambar 1 : Gedung LP Wanita Klas III Kupang. sebelum beroperasi sejak tanggal 3 September

53

Terkait dengan masalah waktu konseling ini dilakukan sesuai dengan waktu

yang telah dijadwalkan dari LP, Seperti yang dijelaskan oleh Ibu Pdt. Irene bahwa:

“Proses konseling kami lakukan secara bergiliran sesuai daftar nama

warga binaan yang merupakan anggota jemaat Mawar Saron, dilakukan

secara bergiliran karena semua kegiatan warga binaan di dalam LP telah

dijadwalkan. Saya tidak setiap hari ada bersama-sama dengan mereka di

LP, konseling hanya dilakukan dalam 2 kali dalam sebulan dan dilakukan

hanya dalam 1 atau 2 jam.”18

Ibu Pdt Irene juga menambahkan bahwa konseling adalah salah satu

tugas pelayanan gereja yang sangat penting dan menjadi tanggung jawab

gereja untuk menolong dan membimbing warga jemaat ke arah yang lebih

baik dan benar. Pelayanan konseling pastoral juga menjadi bagian yang

integral dalam gereja karena warga jemaat tidak dapat bertumbuh dengan

sehat hanya melalui pelayanan ritual /ibadah, tetapi juga membutuhkan

sentuhan-sentuhan kasih, perhatian dan kepedulian seorang pendeta terhadap

persoalan-persoalan krusial yang dihadapi warga jemaat secara pribadi atau

dalam kehidupan bersama di tengah-tengah keluarga, masyarakat & bangsa

dalam berbagai tugas dan pekerjaan setiap hari. Oleh karena itu seorang

gembala tidak cukup menuntun para warga jemaat melalui pemberitaan

firman, sakramen-sakramen dan kunjungan formal, disiplin gereja, dll yang

bersifat ritual semata, tetapi juga menolong warga jemaat untuk dapat

memahami berbagai gejolak yang muncul akibat dari pergumulan persoalan

yang sedang diperhadapkan kepadanya sehingga ia dimampukan untuk bisa

menemukan jati dirinya sendiri dan persoalan yang melilit kehidupannya

serta berusaha untuk keluar dari berbagai kesulitan dan kesesatan hidup.19

18

Hasil wawancara dengan Ibu Pdt.Irene, tanggal 23 oktober 2016, Pkl. 01.14 WITA 19

Laporan pelayanan jemaat Mawar Saron Lembaga Pemasyarakatn Wanita Klas III Kupang tahun 2013-2016.

Page 23: BAB III DESKRIPSI PEMBERDAYAAN WARGA BINAAN PEREMPUAN DI LP … · 2017. 12. 18. · 33 . Gambar 1 : Gedung LP Wanita Klas III Kupang. sebelum beroperasi sejak tanggal 3 September

54

Hal ini dijelaskan oleh Ibu kalapas:

“Untuk porsi pembinaan rohani dan pemasyarakatan sebenarnya harus

seimbang. Karena di samping pembinaan kerohanian kita harus kasih

pembinaan keterampilan juga, agar mereka tidak bosan sehingga kami

variasi kegiatannya. Untuk jadwal konseling memang disesuaikan dengan

kebutuhan saja, karena tidak mungkin setiap hari hanya konseling saja

kegiatan di sini. Karena saya juga perhatikan hanya tertentu saja yang mau

konseling. Mereka sudah punya kegiatan tetap yang sudah dijadwalkan

sejak mereka bangun sampai mereka tidur. Terkait jadwal konseling,

selama ini saya tidak pernah mendengar keluhan dari staf bagian

pembinaan maupun warga binaan bahwa konseling perlu ditambah jam,

berarti mereka tidak terlalu butuh.”20

Menurut Ibu Kalapas jadwal yang telah dibuat terkait dengan jadwal

kegiatan rutin warga binaan sudah baik dan seimbang antara pembinaan

pemasyarakatan dan pembinaan rohani selain itu juga hal tersebut sudah sesuai

dengan kebutuhan warga binaan.

3.3 Permasalahan warga binaan perempuan di LP wanita Klas III Kupang.

a) Masalah yang bersumber dari diri sendiri

Warga Binaan Perempuan yang sedang menjalani masa hukuman di dalam LP

wanita tentunya memiliki latar belakang kasus yang berbeda-beda dan masa

hukuman yang berbeda-beda juga, tapi ada juga yang latar belakang kasusnya sama

tetapi masa hukuman berbeda. Ada yang merupakan pengalaman pertama kali

menjadi Warga Binaan tetapi ada juga yang berstatus residivis yaitu warga binaan

yang sudah lebih dari satu kali masuk LP dengan kasus yang sama. Respon diri

terhadap hukuman yang dijalani tersebut juga berbeda-beda pada setiap Warga

Binaan, ada yang bisa menerima dengan ikhlas tetapi ada juga yang belum sepenuh

hati menerima hukuman tersebut karena merasa bahwa hukuman yang diberikan

20

Wawancara dengan Ibu Kalapas, tanggal 25 okober 2016, Pkl. 08.41 WITA

Page 24: BAB III DESKRIPSI PEMBERDAYAAN WARGA BINAAN PEREMPUAN DI LP … · 2017. 12. 18. · 33 . Gambar 1 : Gedung LP Wanita Klas III Kupang. sebelum beroperasi sejak tanggal 3 September

55

tidak sesuai, tidak merasa diri melakukan kesalahan seperti yang dituduhkan, dan

lain sebagainya.

Salah satu Warga Binaan yang terlihat ikhlas menjalani hukumannya adalah

Ibu S, Ibu S mengatakan:

“Mungkin ini teguran dari Tuhan, supaya saya sadar kalau narkoba itu

memang tidak baik, supaya saya bisa terlepas dari narkoba. Saya hanya

sedih kalau ingat anak saya dan keluarga saya, karena saya harus

menjalani masa hukuman 5 tahun di Kota ini. Jarak yang jauh dari mereka,

kadang-kadang saya rindu dan itu yang membuat saya sedih.”21

Ibu S menyadari kesalahan yang dilakukannya, dan dia menganggap bahwa

hukuman yang diterimanya adalah teguran dari Tuhan sehingga dia ikhlas menerima

hukuman tersebut, namun jarak yang jauh dari keluarganya yang membuat dia sedih

karena rindu, tidak ada keluarga ataupun teman yang menjenguknya di LP karena

semua kenalan dan keluarganya berada di Kota M.

Berbeda dengan Ibu S, Ibu RL merasa bahwa hukuman yang dia jalani

bukanlah sesuatu yang harus dia terima karena menurutnya dia sama sekali tidak

melakukan kesalahan seperti yang dituduhkan kepadanya.

”Bukan saya masuk penjara saya juga bingung saya salah apa, saya

niat tolong orang supaya bisa dapat kerja tapi setelah 4 tahun dia kerja di

kota M dia meninggal di sana, saya yang awalnya hanya membantu dia

untuk berangkat ke kota M kemudian dituduh jual orang.”22

Sama halnya dengan Sdr. MP yang merasa tidak pantas menerima hukuman

karena merasa apa yang dilakukannya bukanlah sesuatu kesalahan yang harus

sampai membuat dia masuk penjara, Sdr. MP mengatakan:

“Sebenarnya saya korban juga, tetapi mereka tidak peduli dengan posisi

saya. Apa yang saya lakukan sebenarnya bisa diselesaikan dengan cara

lain tanpa harus berakhir di penjara apalagi dengan masa hukuman yang

lama (6 tahun), saya dikenai pasal yang tidak sesuai. Saya sedih, marah,

kecewa tapi mau bagaimana lagi, berusaha ikhlas saja.”23

21

Hasil wawancara dengan Ibu S, tanggal 18 oktober 2016, Pkl.10.07 WITA 22

Hasil wawancara dengan Ibu RL, tanggal 19 oktober 2016, Pkl. 10.32 WITA 23

Hasil wawancara dengan Sdr. MP, tanggal 23 oktober 2016, Pkl. 10.11 WITA

Page 25: BAB III DESKRIPSI PEMBERDAYAAN WARGA BINAAN PEREMPUAN DI LP … · 2017. 12. 18. · 33 . Gambar 1 : Gedung LP Wanita Klas III Kupang. sebelum beroperasi sejak tanggal 3 September

56

Demikian juga dengan Ibu SW yang terjerat kasus Korupsi (TiPiKor), Ibu SW

mengatakan

“Saya cuma bawahan di kantor punya jabatan sebagai bendahara, saya

hanya ikut perintah atasan saya. Namanya juga bawahan, jadi saya harus

mengikuti perintah atasan, tetapi menurut UU (Undang-Undang) saya

dianggap turut serta melakukan kesalahan tersebut sehingga saya juga

dihukum, tetapi secara pribadi saya merasa saya adalah korban.”24

Ibu RL, Sdr. MP dan Ibu SW merasa bahwa hukuman yang mereka dapat

merupakan sesuatu yang tidak seharunya mereka jalani, menurut mereka tidak

semua orang masuk ke dalam LP karena mereka benar-benar bersalah, tetapi

terkadang juga merupakan korban dari ketidakadilan dalam proses persidangan.

Ada juga Warga Binaan Perempuan yang sadar bahwa yang mereka lakukan

adalah sebuah kesalahan tetapi merasa tidak ikhlas dengan masa hukuman yang

diberikan. Seperti yang dirasakan oleh Ibu HS yang dihukum karena kasus

pembunuhan, ibu HS mengatakan:

“Bukan saya yang melakukan pembunuhan itu, saya tidak bunuh suami

saya, saya punya cs yang bunuh. Dia bunuh pakai saya punya parang di

rumah, saya lihat kejadiannya karena saat itu saya ada di situ juga, saya

ada di situ juga. saya sadar saya salah karena sembunyikan kasus ini

selama 1 bulan lebih, waktu kasus pembunuhan ini terbongkar saya

dituduh terlibat dalam pembunuhan berencana. Saya merasa bahwa masa

hukuman yang diberikan tidak adil untuk saya, saya tidak melakukan

pembunuhan tetapi saya dihukum selama 17 tahun.”25

Ibu HS menyadari kesalahannya karena menyembunyikan kasus

pembunuhan, tetapi dia masih belum bisa menerima masa hukuman yang begitu

lama diberikan kepadanya, di tambah lagi keluarga Ibu HS yang tinggal berbeda

Pulau dengan dia yaitu di Pulau S, dia tidak memiliki kenalan di Kota Kupang dan

tidak ada yang menjenguknya sehingga hal tersebut semakin membuat dia merasa

sedih.

24

Hasil wawancara dengan Ibu SW, tanggal 21 oktober 2016, Pkl. 09.12 WITA 25

Hasil wawancara dengan Ibu HS, tanggal 19 oktober 2016, Pkl. 11.20 WITA

Page 26: BAB III DESKRIPSI PEMBERDAYAAN WARGA BINAAN PEREMPUAN DI LP … · 2017. 12. 18. · 33 . Gambar 1 : Gedung LP Wanita Klas III Kupang. sebelum beroperasi sejak tanggal 3 September

57

Demikian juga Ibu EV yang harus menjalani masa hukuman selama 19 tahun

karena kasus narkoba, Ibu EV mengatakan

”Saya belum bisa sepenuhnya ikhlas dengan hukuman yang diberikan

kepada saya. 19 tahun itu waktu yang sangat lama. Keluarga dan anak

saya yang berusia 2 tahun ada di Kota L dan mereka belum tahu kalau

saya di penjara, saya sengaja merahasiakannya karena tidak mau mereka

khawatir. Saya harusnya bisa lebih hati-hati karena hal ini bukan hal baru

bagi saya, waktu itu saya hanya kurang beruntung.”26

Ibu EV merupakan seorang pecandu dan juga pengedar Narkoba, dia

menyesali hukuman 19 tahun yang harus dijalani apalagi untuk kasus khusus seperti

kasus Narkoba tidak mendapatkan redmisi. Ibu EV lebih menunjukkan

penyesalannya tentang lamanya hukuman yang diberikan dan juga menyesal karena

dia kurang hati-hati sehingga dia tertangkap dibandingkan menunjukkan penyesalan

atas kesalahan yang dilakukannya.

Respon yang sama juga diberikan oleh seorang Warga Binaan berstatus

residivis dengan kasus pencurian, yaitu Ibu SST. Ini merupakan kali ke-3 ibu SST

masuk ke dalam LP karena kasus yang sama, Ibu SST mengatakan,

“beta pencuri karena beta terdesak, kalau beta sonde curi waktu itu

mungkin beta pung rumah su kena sita. Karena btea punya mama gadai

rumah untuk beli bapa punya peti mati. Beta sedih dan sempat mau bunuh

diri minum vixal, tapi itu hari beta punya kawan tahan beta. Kenapa waktu

beta pencuri untuk foya-foya dia punya hukuman sonde lama, tapi ini kali b

pencuri karena memang beta mau bantu keluarga hukuman talalu lama.”

(Saya mencuri karena saya terdesak, kalau saya tidak mencuri waktu itu

mungkin saya punya rumah orang sudah sita, karena saya punya mama

gadai rumah untuk beli peti mati kasih bapa. Saya sedih dan sempat coba

bunuh diri juga, saya hampir minum vixal (cairan pembersih wc) tetapi

waktu itu ada yang lihat dan cegat saya. Waktu saya mencuri untuk senang-

senang hukumannya tidak lama, tetapi ini kali saya mencuri karena benar-

benar butuh untuk tolong keluarga saya hukumannya sangat lama.”) 27

Ibu SST merasa tidak puas dengan hukuman yang dia dapatkan karena

hukuman yang dia dapatkan kali ini jauh lebih lama dari hukuman sebelum-

26

Hasil wawancara dengan Ibu EV, tanggal 23 oktober 2016, Pkl. 11.03 WITA 27

Hasil wawancara dengan Ibu SST, tanggal 20 oktober 2016, Pkl. 09.24 WITA

Page 27: BAB III DESKRIPSI PEMBERDAYAAN WARGA BINAAN PEREMPUAN DI LP … · 2017. 12. 18. · 33 . Gambar 1 : Gedung LP Wanita Klas III Kupang. sebelum beroperasi sejak tanggal 3 September

58

sebelumnya dengan kasus yang sama, pertama kali masuk LP Ibu SST dihukum

selama 1 tahun 6 bulan, kedua kalinya dihukum selama 4 bulan saja, sedangkan

yang ketiga kalinya yaitu kali ini dia dihukum selama 2 tahun 5 bulan, menurut ibu

SST dia mencuri kali ini dengan niat yang baik untuk menolong keluarga tetapi

dihukum dengan sangat lama, sedangkan ketika sebelumnya dia mencuri hanya

untuk keperluan bersenang-senang hukumannya tidak selama ini.

Penolakan-penolakan dari dalam diri sendiri yang dirasakan oleh warga binaan

terhadap proses hukuman yang harus dijalani menjadi masalah utama yang harus

mereka hadapi. Perasaan tidak puas, tidak siap, tidak ikhlas dengan hasil putusan

persidangan semakin menambah beratnya beban dalam menjalani masa hukuman. Di

samping itu juga mereka harus membiasakan diri dengan lingkungan yang baru,

orang-orang yang baru dan dengan rutinitas yang baru di balik tembok dan jeruji LP.

b) Masalah bersumber dari luar diri (Keluarga dan masyarakat)

Selain masalah yang bersumber dari dalam diri sendiri, Warga Binaan Juga

menghadapi masalah-masalah yang bersumber dari luar dirinya yang datang dari

berbagai arah, baik itu keluarga maupun masyarakat tempat dia berasal.

Menurut Ibu HS salah satu yang menjadi beban pikirannya adalah masalah

anak-anaknya yng selalu mendapatkan hasutan-hasutan dari beberapa kerabat

dekatnya yang mengatakan kalau ibu mereka adalah seorang pembunuh, padahal dia

berusaha untuk merahasiakan hal tersebut dari anak-anaknya, Ibu HS mengatakan,

”Ada beberapa keluarga dari suami saya yang sering bilang ke anak-

anak saya kalau „kau punya mama yang makan (bunuh) kau punya bapa‟.

waktu mereka cerita lewat telepon, saya hanya bisa menangis diam-diam,

saya selama ini berusaha merahasiakan dari anak-anak saya karena saya

tidak mau mereka malu dan pikiran, nanti mereka tidak bisa belajar

dengan baik.”28

28

Hasil wawancara dengan Ibu HS, tanggal 19 oktober 2016, Pkl. 11.20 WITA

Page 28: BAB III DESKRIPSI PEMBERDAYAAN WARGA BINAAN PEREMPUAN DI LP … · 2017. 12. 18. · 33 . Gambar 1 : Gedung LP Wanita Klas III Kupang. sebelum beroperasi sejak tanggal 3 September

59

Demikian juga Ibu SST yang sudah berulang kali masuk LP, dia mengatakan:

Julukan mantan napi b su sering dengar dari waktu bta bebas pertama

kali, ketong su dapa hukum di penjara, pas bebas harus kena hukum lai,

dapa hina dari tetangga deng sodara dong, b pung sodara dong ju bikin

beta, dong larang mama telpon beta, kalo mama hubungi beta dong sonde

mau kasih uang di mama. Tapi mama selalu hibur beta. Sekarang b masuk

penjara lai dong pasti tambah hina lai, tapi b hanya inga mama deng b

pung anaka sa. Kalo b pu anak dng telpon b slalu bilang mama ada kerja

cari uang di Bali. b sonde mau dong tau b di penjara, kasian dong masih

kici-kici” (Julukan „mantan napi‟ sudah sering saya dengar sejak bebas dari

penjara pertama kali. Kita sudah dihukum di penjara waktu keluar harus

dapat hukuman lain lagi, dapat hina dari tetangga-tetangga, saudara-saudara

kandung saya juga kucilkan saya, mereka larang mama untuk kontak saya,

kalo mama kontak mereka tidak mau kasih mama uang. Tapi saya punya

mama yang selalu hibur saya. Sekarang saya masuk lagi pasti mereka

tambah hina lagi, tapi saya hanya ingat saya punya mama dengan saya

punya anak, kalau ada telepon saya selalu kasih tau saya punya anak kalau

sekarang “mama ada kerja di Bali” saya tidak mau mereka tau saya ada di

penjara, kasian mereka masih kecil-kecil.)29

Hal yang sama juga dirasakan oleh Ibu S,

“Alasan saya sampai masuk ke dalam dunia narkoba untuk bisa mencari

uang tambahan untuk menghidupi keluarga (anak dan orang tua), suami

tidak ada lagi. Kalo cuma andalkan kerja sebagai penyanyi saat ada event-

event mana cukup untuk makan dan keperluan lainnya. Tapi saya juga

malu kalau sampai anak-anak saya tau saya seperti ini, bagaimana mereka.

saya juga dengar dari cerita ibu saya kalau teman-teman saya, tetangga

saya sering menggosipkan saya yang masuk penjara, tapi saya berusaha

cuek saja, walaupun sedih apalagi saya sampai masuk ke sini juga karena

dijebak teman.”30

Dengan alasan faktor ekonomi dan berstatus single parent (orang tua tunggal)

bagi anak-anak mereka, Ibu SST dan Ibu S memilih jalan pintas untuk menghidupi

keluarga, ketika mereka berada di dalam LP tentunya kelangsungan hidup keluarga

di luar menjadi beban pikiran bagi mereka, ditambah lagi dengan status

”Narapidana” yang menjadi pembicaraan bagi teman-teman dan bahkan keluarga

cukup mengganggu pikiran ketika mereka harus menjalani hukuman.

29

Hasil wawancara dengan Ibu SST, tanggal 20 oktober 2016, Pkl. 09.24 WITA 30

Hasil wawancara dengan Ibu S, tanggal 18 oktober 2016, Pkl.10.07 WITA

Page 29: BAB III DESKRIPSI PEMBERDAYAAN WARGA BINAAN PEREMPUAN DI LP … · 2017. 12. 18. · 33 . Gambar 1 : Gedung LP Wanita Klas III Kupang. sebelum beroperasi sejak tanggal 3 September

60

Menyandang status „Narapidana‟ atau „mantan narapidana‟ telah menjadi aib

tersendiri bagi para warga binaan, status yang akan selalu melekat pada diri mereka

selama sisa hidup mereka di dunia, mendapatkan pandangan “sebelah mata” dari

masyarakat tentunya akan menjadi kendala ketika mereka dibebaskan dan ingin

memulai hidup yang baru. Tekanan psikologis ini menjadi sangat berat ketika warga

binaan tersebut masih merasa ada penolakan dari dalam diri sendiri dan merasa

bahwa dirinya tidak bersalah.

Seperti yang diungkapkan oleh Ibu SW,

“Untuk kembali menjadi PNS ketika bebas nanti saya sudah trauma,

masuk kedalam LP ini juga saya sudah trauma, saya tau bahwa masuk

penjara dan jadi narapidana merupakan hal yang memalukan, dan pasti itu

akan sangat mengganggu aktivitas saya dan keluarga saya nanti ketika

saya bebas. Bahkan saat ini juga mungkin saya sudah menjadi bahan gosip

dari orang-orang yang tidak mengerti posisi saya yang sebenarnya. Itu

salah satu yang menjadi beban saya, yah berusaha mempersiapkan mental

saja dan fokus ke keluarga saja, karena mereka yang selalu mendukung

saya dan lebih mengenal saya.”31

Demikian juga dengan ibu RL, ibu RL mengatakan,

“Saya sakit hati kalo mereka bilang saya penjahat, padahal mereka

tidak tau cerita sebenarnya. Saya masuk di LP, dapat status „napi‟ dihukum

7 tahun padahal saya tidak buat apa-apa. Saya niat baik mau tolong orang.

saya kalau ingat itu saya menangis. Tapi begiu sudah, orang di luar hanya

bisa komentar berdasarkan apa yang mereka liat. Saya hanya berusaha

kasih kuat diri, saya punya anak-anak dan suami juga dukung saya selalu.

Saya percaya ada banyak penjahat di luar sana tapi tidak semua jalani

hukuman seperti di dalam sini, saya tidak bersalah tapi dikasih kesempatan

jalani hukuman di sini, mungkin ada maksud Tuhan, supaya saya ingat

Tuhan, lebih dekat dengan Tuhan.”32

ibu RL mengakui bahwa menyandang status narapidana tentu harus siap untuk

mendapat pandangan negatif dari orang lain tetapi dia berusaha menguatkan diri

dengan berpikir yang poitif dan juga dukungan keluarga yang membuat dia kuat.

Hal yang sama juga dirasakan oleh Sdr.MP, sdr. MP mengatakan,

31

Hasil wawancara dengan Ibu SW, tanggal 21 oktober 2016, Pkl. 09.12 WITA 32

Hasil wawancara dengan Ibu RL, tanggal 19 oktober 2016, Pkl. 10.32 WITA

Page 30: BAB III DESKRIPSI PEMBERDAYAAN WARGA BINAAN PEREMPUAN DI LP … · 2017. 12. 18. · 33 . Gambar 1 : Gedung LP Wanita Klas III Kupang. sebelum beroperasi sejak tanggal 3 September

61

”Ini sangat memalukan bagi saya, saat masuk di LP yang saya pikirkan

bagaimana orang-orang akan nilai saya, orang tua saya juga awalnya

menolak saya, keluarga besar saya juga begitu, bagaimana dengan teman-

teman, apa yang saya punya teman-teman akan bilang kalau tau saya

masuk di sini. Saya sudah berusaha tutupi ini tetapi sudah banyak juga

yang tau, ada teman-teman yang menilai saya negatif, tapi saya bersukur

ada juga teman-teman saya yang masih mau dukung saya bahkan saya

diberi julukan “paulus”. Saya juga pikir bagaimana nanti kalau saya

keluar dari sini saya mau kerja di mana karena status saya „mantan

napi‟.33

Berbeda dengan Ibu EV yang terlihat tidak peduli dengan pandangan orang

lain tentang dirinya, Ibu EV mengatakan,

”SAYA tidak pusing dengan komentar orang di luar sana, bukan mereka

yang kasih makan saya dan keluarga saya, saya hanya pikir bagaimana

keluarga saya, karena mereka belum tau saya di sini. Bagaimana orang tua

saya kalau mereka tau saya di sini, saya juga rindu anak saya, dia masih

usia 2 tahun, saya dihukum disini 19 tahun tanpa redmisi, saya tidak bisa

melihat perkembangan anak saya, itu yang saya pikirkan.”34

Respon yang diberikan oleh keluarga, kerabat dan masyarakat tempat WBP

berasal bermacam-macam tetapi pada umumnya masyarakat memberikan pandangan

yang „negatif‟ terhadap status „narapidana‟, dan hal ini menjadi salah satu masalah

bagi warga binaan yang harus digumuli selama menjalani masa hukuman di dalam

LP dan dalam mempersiapkan diri untuk kembali ke dalam masyarakat ketika

dibebaskan nantinya. Seperti yang diungkapkan oleh Ibu LP bagian pembinaan

bahwa “saya rasa yang penting bagi WBP adalah mereka harus siap mental, karena

ketika mereka bebas nanti sudah tentu pandangan negatif dari masyarakat akan

banyak mereka terima.”35

Kesimpulan

Kehidupan warga binaan perempuan sangat kompleks dengan masalah, baik masalah

yang bersumber dari diri warga binaan itu sendiri atau juga masalah yang bersumber dari luar

33

Hasil wawancara dengan Sdr. MP, tanggal 23 oktober 2016, Pkl. 10.11 WITA 34

Hasil wawancara dengan Ibu EV, tanggal 23 oktober 2016, Pkl. 11.03 WITA 35

Wawancara dengan Kasubsi Pembinaan, Ibu LP, tanggal 21 oktober 2016, Pkl. 08.44 WITA

Page 31: BAB III DESKRIPSI PEMBERDAYAAN WARGA BINAAN PEREMPUAN DI LP … · 2017. 12. 18. · 33 . Gambar 1 : Gedung LP Wanita Klas III Kupang. sebelum beroperasi sejak tanggal 3 September

62

dirinya, yaitu dari lingkungan keluarga maupun masyarakat tempat dia berasal. Di samping

itu mereka juga harus menyesuaikan diri dengan kehidupan di lingkungan yang baru yang

tidak bebas, mereka harus berhadapan dengan berbagai orang dengan berbagai karakter dan

latar belakang masalah yang beragam. Dalam membina dan memberdayakan Warga Binaan

untuk menjadi manusia yang bermakna dan memiliki kehidupan yang lebih baik dari

sebelumnya, LP Wanita Klas III Kupang memberikan pembinaan kepada Warga Binaan

Perempuan melalui dua kegiatan pembinaan antara lain:

1. Pembinaan Kemandirian yang meliputi kegiatan pelatihan keterampilan

a. Dalam Pembinaan Kemandirian Warga Binaan Perempuan dibekali

pengetahuan keterampilan melalui berbagai kegiatan pelatihan yang ada

dengan harapan agar ketika mereka dibebaskan nanti mereka mampu untuk

melakukan sesuatu yang bermanfaat dan membantu mereka untuk

menemukan sumber penghasilan hidup yang positif.

b. Kegiatan pelatihan keterampilan bagi Warga Binaan Perempuan menolong

mereka untuk mengurangi rasa bosan dalam menjalani masa hukuman di

dalam LP.

c. Kendala yang dihadapi saat ini adalah keterbatasan dana dalam menyediakan

alat dan bahan untuk kegiatan pelatihan keterampilan yang ada, demikian

juga saat Warga Binaan Perempuan dibebaskan nanti cukup sulit untuk

dijadikan sumber penghasilan karena mereka tidak memiliki alat dan bahan.

Page 32: BAB III DESKRIPSI PEMBERDAYAAN WARGA BINAAN PEREMPUAN DI LP … · 2017. 12. 18. · 33 . Gambar 1 : Gedung LP Wanita Klas III Kupang. sebelum beroperasi sejak tanggal 3 September

63

2. Pembinaan Kepribadian yang di dalamnya termasuk pembinaan kerohanian.

a. Pembinaan kepribadian melalui pembinaan rohani dilakukan agar Warga

Binaan Perempuan memiliki mental dan moral yang baik.

b. Kegiatan pembinaan rohani khususnya konseling dibatasi oleh waktu

sehingga pembina rohani tidak memiliki waktu yang cukup untuk benar-

benar menyentuh masalah konseli (Warga Binaan Perempuan) secara

pribadi.

c. Dalam memberikan konseling kepada warga binaan, konselor belum

memiliki materi/bahan/tahapan konseling yang khusus terutama dalam

menolong warga binaan menemukan makna hidup yang positif.