strategi program pembinaan kemandirian bagi ......pembinaan bagi semua jenis pidana warga binaan...

183
STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN DALAM PROSES REINTEGRASI SOSIAL DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN TERBUKA KLAS II B JAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh VITA RENITA NIM 1113054100025 PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H / 2017 M

Upload: others

Post on 03-Nov-2020

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI WARGA

BINAAN PEMASYARAKATAN DALAM PROSES REINTEGRASI

SOSIAL DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN TERBUKA KLAS II B

JAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar

Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh

VITA RENITA

NIM 1113054100025

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H / 2017 M

Page 2: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian
Page 3: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian
Page 4: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian
Page 5: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

i

ABSTRAK

Vita Renita

Strategi Program Pembinaan Kemandirian dalam Proses Reintegrasi Sosial

Bagi Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka

Klas II B Jakarta

Sistem pemasyarakatan yang ada di Indonesia menekankan pada aspek

pembinaan bagi Warga Binaan Pemasyarakatan dengan ciri preventif, kuratif,

rehabilitatif dan edukatif. Dalam sistem tersebut Warga Binaan Pemasyarakatan

berhak mendapatkan pembinaan baik rohani maupun jasmani, baik berhubungan

dengan pihak luar maupun memperoleh pendidikan. Lapas Terbuka Klas IIB

Jakarta merupakan lembaga asimilasi bagi Warga Binaan Pemasyarakatan dengan

program rehabilitasi dan reintegrasi sosial. Program rehabilitasi tersebut yaitu

berupa kegiatan kerja kemandirian sedangkan reintegrasi sosial yaitu

mempertemukan Warga Binaan Pemasyarakat dengan masyarakat maupun

keluarga.

Penelitian ini penting dilakukan agar mengetahui bagaimana strategi

program pembinaan kemandirian dalam proses reintegrasi sosial bagi Warga

Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif melalui metode wawancara,

dokumentasi dan observasi langsung. Metode analisis datanya menggunakan

analisis deksriptif.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana strategi

program pembinaan kemandirian dalam proses reintegrasi sosial bagi Warga

Binaan Pemasyarakatan. Serta mengetahui ketepatan pendekatan program

pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga

Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta.

Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa program pembinaan

kemandirian dan program reintegrasi sosial merupakan program yang tepat untuk

mengembalikan keberfungsian sosial Warga Binaan Pemasyarakatan. Meskipun

belum dapat dikatakan sebagai suatu program pembinaan yang sempurna, namun

Lapas Terbuka Klas IIB Jakarta menggunakan strategi aksi sosial yaitu motivasi,

peningkatan kesadaran, manajemen diri, mobilisasi sumber, serta pembangunan

dan pengembangan jaringan yang menjadikan Warga Binaan Pemasyarakatan

mampu mengikuti prosesnya dengan baik. Ke lima strategi tersebut di terapkan

oleh Lapas Terbuka Klas IIB Jakarta dengan pendekatan dari atas (Top Down

Approach) dan diaplikasikan dalam kegiatan kemandirian perikanan, peternakan,

dan pertanian.

Kata kunci: Strategi Program Pembinaan Kemandirian, Proses Reintegrasi

Sosial, Ketahanan Warga Binaan Pemasyarakatan.

Page 6: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

ii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan berkah

dan karunia-Nya sehingga skripsi ini bisa terselesaikan. Shalawat dan salam

semoga Allah SWT sampaikan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW karena

perjuangan beliau kita dapat menikmati Iman dan Islam hingga saat ini sebagai

bentuk kasih sayang Allah SWT kepada kita semua.

Skripsi ini tidak terlepas dari bantuan para dosen maupun pengajar lain

yang memiliki intensitas ilmu khusususnya bidang Kesejahteraan Sosial. Oleh

karena itu dalam kesempatan ini, tidak terlepas dari doa dan kerja keras didalam

pembuatannya, penulis berterima kasih atas dorongan motivasi dan dukungan

semangat serta do’a dari Ayahanda Yusrin Syahrul dan Ibunda Yatmi yang tiada

henti-hentinya menjadi alasan penulis untuk tetap kuat menghadapi kesulitan

dalam menyelesaikan skripsi ini. Tak lupa juga penulis ucapkan rasa terima kasih

ini kepada :

1. Dr. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, Suparto, M,Ed, Ph.D selaku Wakil Dekan Bidang Akademik, Dr.

Hj. Roudhonah, MA selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum, Dr.

Suhaimi, M.Si selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan.

2. Lisma Dyawati Fuaida, M.Si selaku Ketua Program Studi Kesejahteraan

Sosial, Hj. Nunung Khairiyah, MA selaku Sekertaris Program Studi

Kesejahteraan Sosial.

Page 7: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

iii

3. Dr. Siti Napsiyah Ariefuzzaman, S.Ag., MSW selaku dosen pembimbing

skripsi yang telah meluangkan banyak waktu, pikiran serta motivasi untuk

memberi arahan serta masukan sehingga penulis mampu menyelesaikan

skripsi ini. Selamat atas gelar Doktornya, penulis bangga menjadi orang

pertama yang menyantumkan gelar S3 Ibu di skripsi ini.

4. Prof. Dr. H. Asep Usman Ismail, MA selaku Dosen Pembimbing Akademik,

dan seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah

memberi penulis banyak ilmu di Kampus ini.

5. Seluruh Staff Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan

Perpustakan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah

memberikan kemudahan dalam melayani penulis mendapatkan referensi buku-

buku selama penulis kuliah dan selama penulis menyelesaikan penulisan

skripsi ini.

6. Keluarga Besar Kesejahteraan Sosial, khususnya untuk teman-teman

Kesejahteraan Sosial Angkatan 2013 yang selalu memberikan banyak cerita

dalam kehidupan penulis semasa kuliah. Tidak lupa juga seluruh teman-teman

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

7. Sahabat seperjuangan, Fauzia Firdawati, Della Azizah dan Rizkia Indriyani

yang telah setia menjadi bagian dari kebahagiaan serta kesedihan penulis dari

awal hingga akhir. Thanks for everything.

8. Deshinta Ria Liany S.Sos, M. Nurman Novian S.Sos, Amel Anggraini S.Sos,

dan Linda Fazria kapan S.Sos. Serta Para Queen Kecoss Fitta Fauziah,

Rizkianingsih, Kartika Al Ashzim, Enung Khoeriyah, dan Indah Choirunnisa.

9. HMJ Kesejahteraan Sosial yang telah banyak memberikan pengalaman dalam

berorganisasi dan untuk para adik-adik Kesejahteraan Sosial “Bersama Kita

Maju”.

Page 8: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

iv

10. Segenap pihak Lapas Terbuka Klas IIB Jakarta yang sudah memberikan

kesempatan untuk menjalankan penelitian skripsi, khususnya Pak Arif, Pak

Sarwo, Pak Heru, Pak Iwan, Pak Prima dan staf lainnya serta Warga Binaan

Pemasyarakatan yang sudah bersedia diwawancarai dan banyak memberikan

data serta informasi bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

11. Mbak Last Sariyanti, A.Md.IP. S.H,. M.H dan mas Yoyok Triyono, S.H yang

telah berperan penting dalam memotivasi serta memberi arahan kepada

penulis.

12. Untuk Ahmad Budi Setiawan, S.Sos terimakasih atas waktu yang telah

diluangkan serta motivasi yang menjadikan penulis semangat dalam meraih

gelar Sarjana.

13. Untuk keluarga besar di Bengkulu dan di Pangandaran, kalian selalu

menginspirasi penulis agar tetap menjadi orang yang pantang menyerah.

14. Untuk kakak-kakak tercinta Teh Elis, Teh Yuyun, A Yadi, A Agus

terimakasih telah mengajarkan pengalaman hidup untuk menjadikan adik

bontot mu ini termotivasi.

15. Dan untuk semua pihak yang telah memberi segala dukungannya dalam

penyusunan skripsi ini yang tak mungkin saya sebutkan satu persatu. Tanpa

kalian mungkin skripsi ini terasa sangat berat. Terimakasih atas dukungannya.

Jakarta, Juli 2017

Penulis

Vita Renita

1113054100025

Page 9: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... v

DAFTAR TABEL................................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah .......................................................... 9

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................................... 10

D. Metodologi Penelitian ....................................................................... 11

E. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 20

F. Sistematika Penulisan ....................................................................... 22

BAB II TINJAUAN TEORITIS TENTANG STRATEGI PROGRAM

PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI WARGA BINAAN

PEMASYARAKATAN DALAM PROSES REINTEGRASI SOSIAL

A. Strategi Program ............................................................................... 24

1. Pengertian Strategi ..................................................................... 24

2. Pengertian Program.................................................................... 25

B. Pembinaan Kemandirian ................................................................... 27

1. Pengertian Pembinaan................................................................ 27

2. Sistem Pembinaan Pemasyarakatan ........................................... 29

Page 10: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

vi

3. Pengertian Kemandirian ............................................................ 30

C. Narapidana (Warga Binaan Pemasyarakatan) .................................. 33

1. Pengertian Narapidana (Warga Binaan Pemasyarakatan) ......... 33

2. Hak Narapidana (Warga Binaan Pemasyarakatan) .................... 35

D. Reintegrasi Sosial ............................................................................. 37

E. Pemidanaan ....................................................................................... 38

1. Pengertian Pemidanaan .............................................................. 38

2. Tujuan Pemidanaan.................................................................... 42

F. Teori Resiliensi ................................................................................. 43

1. Pengertian Resiliensi.................................................................. 43

2. Aspek-Aspek Resiliensi ............................................................. 46

G. Teori Self Empowerment ................................................................... 48

1. Pengertian Self Empowerment ................................................... 48

2. Indikator Keberdayaan ............................................................... 51

3. Strategi Pemberdayaan .............................................................. 52

H. Asimilasi ........................................................................................... 53

BAB III LEMBAGA PEMASYARAKATAN TERBUKA KLAS IIB

JAKARTA

A. Sejarah Berdirinya Lapas Terbuka Klas IIB Jakarta ........................ 55

B. Visi, Misi dan Motto ......................................................................... 57

C. Struktur Organisasi ........................................................................... 58

D. Gambaran SDM/Petugas Lapas Terbuka Klas IIB Jakarta ............... 60

E. Kegiatan Lembaga ............................................................................ 63

Page 11: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

vii

F. Manajemen Keuangan ...................................................................... 68

G. Program Rehabilitasi ......................................................................... 68

H. Sarana dan Prasarana ........................................................................ 70

I. Pendekatan Keamanan ...................................................................... 72

J. Kriteria Penghuni Lapas Terbuka Klas IIB Jakarta .......................... 73

K. Pola Kehidupan dan Proses Pembinaan Narapidana ........................ 76

L. Data Warga Binaan Pemasyarakatan ................................................ 79

BAB IV ANALISIS STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN

KEMANDIRIAN DALAM PROSES REINTEGRASI SOSIAL BAGI

WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN DI LAPAS TERBUKA KLAS

IIB JAKARTA

A. Tahap Pembinaan di Lapas Terbuka Klas IIB Jakarta .... ..................84

B. Program Pembinaan di Lapas Terbuka Klas IIB Jakarta .................. 88

1. Pembinaan Kemandirian ............................................................ 89

a. Peternakan Ayam ................................................................ 92

b. Pertanian Tanaman Sayur ................................................... 97

c. Perikanan .......................................................................... 105

2. Pembinaan Mengintegrasikan Diri dengan Masyarakat .......... 108

a. Cuti Bersyarat (CB) .......................................................... 109

b. Pembebasan Bersyarat (PB) ............................................. 112

c. Cuti Menjelang Bebas (CMB) .......................................... 114

d. Cuti Mengunjungi Keluarga (CMK) ................................ 115

e. Kerja dengan Pihak ke Tiga (P3) ...................................... 117

Page 12: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

viii

C. Ketepatan Pendekatan Program Pembinaan Bagi WBP di

Lapas Terbuka Klas IIB Jakarta ...................................................... 119

D. Diskusi Analisis .............................................................................. 122

1. Spirit Pembinaan WBP dalam Konteks Pekerja Sosial ........... 122

a. Rehabilitasi ....................................................................... 123

b. Reintegrasi Sosial ............................................................. 125

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................... 131

B. Saran ............................................................................................. 132

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 13: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Sasaran Informan ............................................................................. 18

Tabel 1.2 Informan Penelitian .......................................................................... 19

Tabel 3.1 Daftar Petugas Berdasarkan Jenis Kelamin dan Pangkat Golongan 61

Tabel 3.2 Daftar Petugas Berdasarkan Jenis Kelamin dan Agama .................. 61

Tabel 3.3 Kegiatan WBP................................................................................... 78

Tabel 3.4 Data WBP Awal ................................................................................ 79

Tabel 3.5 Data WBP Bebas ............................................................................... 80

Tabel 3.6 Data WBP Mutasi Masuk ................................................................. 81

Tabel 3.7 Data WBP Akhir ............................................................................... 81

Tabel 4.1 Pembagian Kelompok Kerja WBP ................................................... 91

Tabel 4.2 Masa Panen Tanaman Hidrponik .................................................... 102

Tabel 4.3 Daftar WBP Pengusul Program CB ................................................ 110

Tabel 4.4 Daftar WBP Pengusul Program PB ................................................ 113

Tabel 4.5 Daftar WBP Pengusul Program P3 ................................................. 118

Page 14: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Peresmian Pendirian Lapas Terbuka Klas II B Jakarta ................... 57

Gambar 3.2 Struktur Organisasi ........................................................................... 59

Gambar 3.3 Papan Nama Pejabat Struktural ........................................................ 61

Gambar 3.4 Aktivitas WBP Setelah Kegiatan Kebersihan .................................. 79

Gambar 3.5 Data Statistik WBP Berdasarkan Tindak Pidana ............................. 82

Gambar 4.1 Tahapan Pembinaan ......................................................................... 86

Gambar 4.2 Ayam Usia Pemeliharaan 1 Minggu ................................................ 96

Gambar 4.3 Ayam Siap Panen ............................................................................. 96

Gambar 4.4 Kumbung Jamur Tiram .................................................................... 99

Gambar 4.5 Pemanenan Jamur Tiram .................................................................. 99

Gambar 4.6 Pemindahan Benih Tanaman Hidroponik ...................................... 103

Gambar 4.7 Lahan Perikanan ............................................................................. 108

Gambar 4.8 Alur Pengusulan Cuti Bersyarat ..................................................... 110

Gambar 4.9 Alur Pengusulan Pembebasan Bersyarat ........................................ 112

Gambar 4.10 Alur Pengusulan Cuti Menjelang Bebas ....................................... 115

Gambar 4.11 Alur Pengusulan Cuti Mengunjungi Keluarga .............................. 116

Page 15: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sejarah perkembangan pemasyarakatan di Indonesia mengungkapkan

sistem perlakuan terhadap para pelanggar hukum di Indonesia dari masa ke

masa telah banyak mengalami perubahan sesuai dengan taraf kesadaran

hukum dan perkembangan pandangan bangsa Indonesia. Sejarah kepenjaraan

dan pemasyarakatan di Indonesia tidak terlepas dari sejarah kepenjaraan di

dunia. Pada abad 15-16 belum terdapat penjara, tetapi soal penempatan

narapidana sudah mendapat perhatian sejak belum ada penjara sebagai tempat

untuk melaksanakan pidana pencabutan kemerdekaan.

Penempatan narapidana asal mulanya berupa rumah khusus yang

digunakan sebagai tempat pendidikan bagi orang yang dikenakan tahanan,

hukuman ringan dan menanti pengadilan.1 Pada masa itu, penjara dilakukan

dengan menutup para terpidana di menara-menara, di puri-puri, di benteng-

benteng yang gelap dan kotor, sehingga sangat tidak manusiawi. Dengan

menempatkan terpidana pada tempat-tempat tertentu seperti tersebut di atas,

atau berupa pembuangan, atau pengasingan dimaksudkan supaya tidak bisa

mengganggu masyarakat lagi.

1 https://massofa.wordpress.com/2013/06/26/sejarah-perkembangan-kepenjaraan-di-

indonesia/ dikutip pada tanggal : 22 Februari 2017 pukul 11.00 WIB

Page 16: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

2

Pada sejarah perkembangan hukum Islam, dapat dilihat bahwa jenis

pidana penjara telah dipraktekan sejak masa Nabi Muhammad S.A.W, para

sahabat dan generasi penerusnya. Sejalan dengan tujuan pemidanaan dalam

hukum Islam yang intinya untuk memelihara agama (hifz al-din), memelihara

akal (hifz al-aql), memelihara jiwa (hifz al-ruh) dan memelihara harta (hifz al-

mal), serta memelihara keturunan agar pelaku tindak pidana mendapat

pelajaran, menyadari kesalahan, memperbaiki diri dan kembali menjadi

manusia yang baik. Seperti dijelaskan dalam Al-Qur‟an Surah An-Nisa Ayat

16:

Artinya:

“Dan terhadap dua orang yang melakukan perbuatan keji di antara kamu, Maka berilah

hukuman kepada keduanya, kemudian jika keduanya bertaubat dan memperbaiki diri, Maka

biarkanlah mereka. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.”2

Pelaksanaan pidana di Indonesia pada saat ini lebih menitikberatkan

kepada usaha pembinaan pelaku kejahatan dari pada pembalasan dendam

yang sejalan dengan UUD 1945, Pancasila sebagai dasar negara di dalam sila

ke-2 yang berbunyi “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab” menjamin bahwa

manusia Indonesia diperlakukan secara beradab meskipun berstatus

narapidana. Selain itu, pada sila ke ke-5 mengatakan bahwa “Keadilan Sosial

Bagi Seluruh Rakyat Indonesia” berarti bahwa narapidana juga harus

mendapatkan kesempatan berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang lain

2 Al-Qur‟an Surah An-Nisa Ayat 16

Page 17: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

3

layaknya kehidupan manusia secara normal. Hal ini mengandung arti bahwa

pelaksanaan pidana pada hakikatnya bertujuan untuk mendidik kembali para

narapidana agar kelak menjadi warga masyarakat yang berguna, tidak

melanggar hukum lagi pada masa yang akan datang.

Dalam pelaksanaan pidana yang dijatuhkan oleh hakim, baik pidana

penjara maupun pidana kurungan seseorang terpidana ditempatkan di suatu

tempat yang disebut dengan lembaga pemasyarakatan yang dahulu dikenal

dengan penjara. Konsep pemasyarakatan tersebut kemudian disempurnakan

oleh Keputusan Konferensi Dinas Para Pemimpin Kepenjaraan pada tanggal

27 April 1964 yang memutuskan bahwa pelaksanaan pidana penjara di

Indonesia dilakukan dengan sistem pemasyarakatan, suatu pernyataan

disamping sebagai arah tujuan, pidana penjara dapat juga menjadi cara untuk

membimbing dan membina.

Lembaga Pemasyarakatan sebagai ujung tombak pelaksanaan asas

pengayoman merupakan tempat untuk mencapai tujuan tersebut diatas

melalui pendidikan, rehabilitasi, dan reintegrasi. Sejalan dengan peran

Lembaga Pemasyarakatan tersebut, maka Petugas Pemasyarakatan yang

melaksanakan tugas pembinaan dan pengamanan Warga Binaan

Pemasyarakatan dalam Undang-Undang ditetapkan sebagai Pejabat

Fungsional Penegak Hukum. Sedangkan untuk mencapai sistem pembinaan

yang baik partisipasi bukan hanya datang dari petugas, tetapi juga dari

masyarakatnya di samping narapidana itu sendiri. Dalam usaha memberikan

partisipasinya, seorang petugas pemasyarakatan senantiasa bertindak sesuai

Page 18: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

4

dengan prinsip-prinsip pemasyarakatan. Seorang petugas pemasyarakatan

barulah dapat dianggap berpartisipasi jika ia sanggup menunjukan sikap,

tindakan dan kebijaksanaannya dalam mencerminkan pengayoman baik

terhadap masyarakat maupun terhadap narapidana.3

Fungsi dari Lembaga Pemasyarakatan atau LAPAS telah diatur secara

jelas dalam Undang-undang yaitu, Pasal 3 UU No. 12 tahun 1995, yang

berbunyi bahwa, Fungsi dari lembaga pemasyarakatan adalah menyiapkan

warga binaan pemasyarakatan, agar dapat berintegrasi secara sehat dengan

masyarakat, sehingga dapat berperan kembali sebagai anggota masyarakat

yang bebas dan bertanggungjawab. Dalam upaya melaksanakan fungsinya

tersebut maka sistem pemasyarakatan yang ada di Indonesia, menekankan

pada aspek pembinaan narapidana, anak didik pemasyarakatan

atau klien pemasyarakatan dengan ciri preventif, kuratif, rehabilitatif dan

edukatif. Dalam sistem ini narapidana atau warga binaan pemasyarakatan

berhak mendapatkan pembinaan rohani dan jasmani serta dijamin haknya

untuk beribadah, berhubungan dengan pihak luar, memperoleh informasi dan

memperoleh pendidikan (Dwidja Priyanto, 2009:106). Pernyataan tersebut

selaras dengan UU No. 12 tahun 1995 Pasal 2 yang berbunyi,

Tujuan diselenggarakan sistem pemasyarakatan dalam rangka

membentuk warga binaan pemasyarakatan agar menjadi manusia

seutuhnya, menyadari kesalahan, memperbaiki diri dan tidak

mengulangi tindak pidana, sehingga dapat kembali diterima oleh

masyarakat, dapat berperan aktif dalam pembangunan dan dapat hidup

secara wajar, sebagai warga yang baik dan bertanggungjawab.4

3 Dwidja Priyatno , Sistem Pelaksanaan Pidana Penjara di Indonesia, (Bandung: PT

Refika Aditama, 2006), h. 101. 4 Undang-Undang No. 12 Tahun 1995 Pasal 2

Page 19: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

5

Lembaga Pemasyarakatan yang didirikan oleh pemerintah secara

formal akan menjadi tumpuan bagi masyarakat. Sehingga tugas lembaga ini

yaitu, menjadikan warga binaannya tidak melanggar hukum lagi,

berpartisipasi aktif dalam pembangunan dan menjadi manusia mandiri, hidup

bahagia dunia dan akhirat. Hal tersebut dapat terlaksana apabila, para

pembina mampu membuat para narapidana bertawakal pada Tuhan dan

memiliki keterampilan sebagai bekal hidupnya kelak.5 Lapas memang

seharusnya menjadi tempat pembinaan dan perbaikan bagi para narapidana.

Bila tempat pembinaan saja tidak memenuhi syarat tentu akan sulit

mengembalikan para napi ke jalan yang benar.6

Saat ini Lembaga Pemasyarakatan yang berada dibawah Direktorat

Jenderal Pemasyarakatan yang dinaungi oleh Kementrian Hukum dan Hak

Azasi Manusia atau Kemenkumham jumlahnya ada 480 Unit Pelaksana

Teknis (UPT) dengan total jumlah narapidana dan tahanan yang berada

didalamnya sebanyak 210.805 orang yang tersebar di 33 kantor wilayah

(kanwil) provinsi di seluruh Indonesia.7

Lembaga Pemasyarakatan Terbuka adalah salah satu institusi di

bawah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak

Asasi Manusia Republik Indonesia yang secara khusus melaksanakan

5 Profil Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas II B Jakarta

6 http://news.liputan6.com/read/2623849/jokowi-setuju-pemisahan-napi-sesuai-

kasus dikutip dalam laman Liputan 6 “Jokowi Setuju Pemisahan Napi Sesuai Kasus” pada

tanggal 15 Maret 2017 pukul 17.45 WIB

7

http://smslap.ditjenpas.go.id/public/grl/current/monthly/sort:created_date/asc/page/0 dikutip

pada tanggal : 23 Februari 2017 pukul 14.30 WIB

Page 20: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

6

pembinaan lanjutan terhadap narapidana pada tahap asimilasi yaitu dengan

masa pidana antara 1/2 sampai dengan 2/3 dari masa pidana yang harus

dijalani oleh narapidana yang bersangkutan. Pembinaan secara ekstramural

yang dilakukan di Lembaga Pemasyarakatan disebut asimilasi, yaitu proses

pembinaan Warga Binaan Pemasyarakatan yang telah memenuhi persyaratan

tertentu dengan membaurkan terpidana ke dalam kehidupan bermasyarakat.

Pembentukan Lapas Terbuka sebagai implementasi dari Surat

Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I No : M.03.PR.07.03.

Tahun 2003, tanggal 16 April 2003, perihal pembentukan Lapas Terbuka

Pasaman, Jakarta, Kendal, Nusakambangan, Mataram dan Waikabubak yang

ditandatangani oleh Bapak Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra dan merupakan

pengejawantahan dari konsep Community-Based Correction. Peresmian

Lapas Terbuka Jakarta dilakukan oleh Bapak Menteri Hukum dan Hak Asasi

Manusia berikutnya yaitu Dr. Hamid Awaludin, SH. LLM, pada tanggal 14

Mei 2005.

Terbentuknya Lapas Terbuka Jakarta merupakan atas dasar surat

Direktur Jenderal Pemasyarakatan nomor : E.PR.07.03-725 tanggal 05

Desember 2003, perihal Operasionalisasi Lapas Terbuka Jakarta, maka

penempatan narapidana pada Lapas Terbuka Jakarta adalah berasal dari UPT

wilayah DKI Jakarta, wilayah Jawa Barat, wilayah Banten, maupun

narapidana yang berdomisili di sekitar wilayah Lapas Terbuka Jakarta.

Namun demikian tidak semua narapidana dapat diterima untuk menjadi

penghuni Lapas Terbuka Jakarta, narapidana yang dipidana karena

Page 21: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

7

melakukan tindak pidana terorisme, narkotika dan prekusor narkotika,

psikotropika, korupsi, kejahatan terhadap keamanan negara, kejahatan Hak

Asasi Manusia (HAM) yang berat, serta kejahatan trannasional terorganisasi

lainnya tidak dapat ditempatkan di Lapas Terbuka Jakarta. Lapas Terbuka

memiliki keistimewaan tersendiri di bandingkan Lapas Tertutup, karena pada

Lapas Terbuka menganut sistem Minimum Security, dimana keamanan

penjagaan di Lapas Terbuka lebih minim dan tidak ketat.8

Pada Lapas Terbuka Jakarta terdapat proses pembinaan untuk warga

binaan pemasyarakatan (WBP). Program pembinaan Warga Binaan

Pemasyarakatan yang diterapkan di Lapas Terbuka Jakarta

mengimplementasi Keputusan Menteri Kehakiman R.I. Nomor: M.02-

PK.04.10 Tahun 1990 tentang Pola Pembinaan Narapidana. Program

pembinaan di bagi ke dalam 2 (dua) kategori yakni Pembinaan kepribadian

dan pembinaan kemandirian. Program pembinaan kepribadian yang

dilaksanakan di Lapas Terbuka terbagi ke dalam 5 (lima) bidang yaitu, bidang

keagamaan, bidang olahraga dan kesenian, bidang kesadaran berbangsa dan

bernegara, bidang lingkungan, dan mengintegrasikan diri dengan masyarakat.

Sedangkan pada program pembinaan kemandirian terdapat keterampilan

bidang perikanan, peternakan, dan pertanian.

Selama menjalani tahap pembinaan di Lapas Terbuka, setiap

narapidana diintegrasikan dengan masyarakat luar berupa cuti mengunjungi

keluarga (CMK), cuti menjelang bebas (CMB), cuti bersyarat (CB),

8 Profil Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas II B Jakarta

Page 22: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

8

pembebasan bersyarat (PB) dan juga bekerja dengan pihak ke tiga (P3).

Pemberian CMK, CMB, CB, PB dan P3 merupakan salah satu hak narapidana

selama menjalani pembinaan dan bimbingan di Lapas Terbuka Jakarta

sebagaimana diatur dalam Pasal 14 Nomor 12 Tahun 1995 tentang

Pemasyarakatan.9 Pada tahap ini warga binaan pemasyarakatan diberi

kesempatan seluas mungkin untuk melakukan kontak dengan masyarakat,

seperti melakukan kegiatan atau bekerja di luar tembok Lapas. Pembinaan di

Lapas terbuka menempatkan warga binaan ditengah-tengah masyarakat

merupakan perwujudan dari reintegrasi warga binaan dengan masyarakat.

Pembinaan warga binaan dilakukan menyatu ditengah dan bersama

masyarakat atau dikenal dengan community-based treatment atau pembinaan

yang berbasis masyarakat. Bangunan Lembaga Pemasyarakatan Terbuka

yang tanpa sekat atau tanpa dikelilingi tembok tinggi dengan penjagaan dan

pengawasan yang relatif tidak ketat memungkinkan warga binaan

mempersiapkan dirinya kembali berbaur dengan masyarakat, dan juga

mengkondisikan agar masyarakat dapat menerima warga binaan sebagai

anggota masyarakat yang sama dan sederajat.

Untuk kepentingan pendalaman penelitian, skripsi ini hanya akan

membahas mengenai program pembinaan kemandirian dalam proses

reintegrasi sosial Warga Binaan Pemasyarakatan. Oleh karena itu, untuk

mengetahui lebih dalam bagaimana Lembaga Pemasyarakatan menjalankan

9 Penelitian Pembinaan Narapidana Melalui Bimbingan Kerja Peternakan Sebagai

Salah Satu Upaya Membentuk Kemandirian Narapidana di Lapas Terbuka Kelas IIB Jakarta

Arif Sugianto, Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Kantor Wilayah DKI Jakarta,

2015, h. 7.

Page 23: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

9

program asimilasinya demi tercapainya suatu tujuan, maka penulis akan

melakukan penelitian yang berkaitan dengan strategi apa saja yang dilakukan

oleh Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta pada program

pembinaan kemandirian dalam proses Reintegrasi Sosial bagi Warga Binaan

Pemasyarakatan dengan memilih judul “Strategi Program Pembinaan

Kemandirian dalam Proses Reintegrasi Sosial Bagi Warga Binaan

Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas II B

Jakarta”

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah merupakan usaha untuk menetapkan batasan-

batasan mana dari masalah penelitian yang akan diteliti. Batasan masalah

ini berguna untuk mengidentifikasi faktor mana saja yang tidak termasuk

dalam lingkup masalah penelitian.10

Agar pembahasan dalam skripsi ini

lebih terfokus dan terarah pada satu masalah, maka penulis membatasi

permasalahan skripsi ini dalam ruang lingkup Strategi Program

Pembinaan Narapidana dalam Proses Reintegrasi Sosial di Lembaga

Pemasyarakatan Terbuka Klas II B Jakarta.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas, perumusan masalah

penelitian ini disajikan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

10

Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial,

(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006), h. 23.

Page 24: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

10

a. Bagaimana strategi program pembinaan kemandirian dalam proses

reintegrasi sosial bagi Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga

Pemasyarakatan Terbuka Klas II B Jakarta?

b. Bagaimana ketepatan pendekatan program pembinaan bagi semua

jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga

Pemasyarakatan Terbuka Klas II B Jakarta?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalah yang telah dirumuskan, maka tujuan dari

penelitian ini yaitu:

a. Untuk mengetahui secara lebih baik bagaimana strategi pembinaan

kemandirian dalam proses reintegrasi sosial bagi Warga Binaan

Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas II B

Jakarta.

b. Untuk mengetahui ketepatan pendekatan program pembinaan bagi

semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga

Pemasyarakatan Terbuka Klas II B Jakarta.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah pengetahuan

baik bagi penulis, para akademisi maupun masyarakat mengenai

strategi pembinaan kemandirian dalam proses reintegrasi sosial

Page 25: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

11

terhadap narapidana. Selain itu, penelitian ini diharapakan dapat

memberikan sumbangan pemikiran dalam strategi pembinaan

kemandirian terhadap narapidana dalam proses reintegrasi sosial dan

berguna sebagai referensi tambahan bagi perkembangan Jurusan

Kesejahteraan Sosial.

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan rujukan bagi

lembaga-lembaga terkait, khususnya bagi Lembaga Pemasyarakatan

Terbuka Klas II B Jakarta dalam hal strategi pembinaan kemandirian

terhadap narapidana dalam proses reintegrasi sosial dan memberikan

kontribusi yang positif bagi perkembangan pekerja sosial.

D. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif.

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan penemuan-

penemuan yang tidak dapat dicapai menggunakan prosedur statistik atau

dengan cara-cara kuantifikasi. Penelitian kualitatif dapat menunjukan

kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku, fungsionalis organisasi,

pergerakan sosial, dan hubungan kekerabatan.11

Penelitian kualitatif

memiliki dua tujuan, yaitu pertama, menggambarkan dan mengungkap;

kedua, menggambarkan dan menjelaskan.

11

M. Djunaidi Ghony, Fauzan Almanshur, Metode Penelitian Kualitatif, (Jogjakarta:

Ar-Ruzz Media, 2012), h. 25.

Page 26: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

12

Menurut Bogdan dan Taylor mendefinisikan metode kualitatif

sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.

Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik

(utuh).12

Penulis menggunakan metode kualitatif untuk menggambarkan dan

menjelaskan secara teori dan praktek pada strategi pembinaan

kemandirian dalam proses reintegrasi sosial bagi Warga Binaan

Pemasyarakatan yang diterapkan oleh Lembaga Pemasyarakatan Terbuka

Klas IIB Jakarta.

2. Sifat Penelitian

Adapun penelitian ini adalah deskriptif, yakni penelitian yang

diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-

kejadian secara sistematis dan akurat mengenai sifat-sifat populasi atau

daerah tertentu.13

Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk memberikan

gambaran tentang suatu masyarakat atau suatu kelompok orang tertentu

atau gambaran tentang suatu gejala atau hubungan antara dua gejala atau

lebih.14

Penulis berusaha memberikan gambaran seobjektif mungkin

mengenai Strategi Pembinaan bagi Warga Binaan Pemasyarakatan dalam

Proses Reintegrasi Sosial di Lembaga Pemasyarakatan Klas II B Jakarta.

12

Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya, 2000), Cet. 11, h.3 13

Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan: Teori – Aplikasi,

(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), h. 47 14

Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial: Suatu Teknik Penelitian Bidang

Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2008),

Cet. 7, h.35

Page 27: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

13

3. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah Lembaga

Pemasyarakatan Klas II B Jakarta. Sedangkan objek penelitiannya adalah

Strategi Pembinaan Kemandirian Dalam Proses Reintegrasi Sosial bagi

Warga Binaan Pemasyarakatan.

4. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka

Klas II B Jakarta yang terletak di Jalan Raya Gandul, Cinere, Depok.

Peneliti mengambil lokasi ini karena Lapas Terbuka Klas II B Jakarta ini

merupakan satu-satunya lapas yang penempatan narapidana terbanyak di

seluruh UPT wilayah DKI Jakarta, wilayah Jawa Barat, wilayah Banten,

maupun narapidana yang berdomisili di sekitar wilayah Lapas Terbuka

Jakarta, juga karena lokasinya yang terjangkau dari tempat tinggal

peneliti.

Waktu yang digunakan dalam penelitian ini selama enam bulan, di

mulai sejak Januari 2017 hingga bulan Juli 2017.

5. Sumber Data

Penelitian ini dilakukan dengan cara mempelajari dan menganalisa

data-data penelitian yang dikelompokan menjadi dua bagian, yaitu :

a. Data Primer, yaitu data yang bersumber dari hasil wawancara

langsung dengan pihak Lembaga Pemasyarakatan dan warga binaan

Page 28: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

14

pemasyarakatan (WBP) di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas

IIB Jakarta.

b. Data Sekunder, yaitu data yang bersumber dari beberapa literatur

terkait yang berhubungan langsung dengan permasalahan penelitian,

diantaranya: buku-buku, skripsi, makalah, laporan ilmiah, jurnal,

internet dan lain sebagainya.

6. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan

dengan menggunakan teknik kondisi yang alami, sumber data primer,

dan lebih banyak pada teknik observasi berperan serta, wawancara

mendalam, dan dokumentasi.15

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini,

penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data, diantaranya

sebagai berikut :

a. Wawancara

Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan

menggunakan tanya jawab yang ditujukan kepada staff Lembaga

Pemasyarakatan Klas IIB Jakarta dan warga binaan

pemasyarakatan (WBP) mengenai strategi pembinaan

kemandirian dalam proses reintegrasi sosial bagi Warga Binaan

Pemasyarakatan pada lembaga tersebut.

15

M. Djunaidi Ghony, Fauzan Almanshur, Metode Penelitian Kualitatif, (Jogjakarta:

Ar-Ruzz Media, 2012), h. 164.

Page 29: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

15

Wawancara kualitatif merupakan salah satu teknik untuk

mengumpulkan data dan informasi. Wawancara yang digunakan

adalah wawancara kualitatif. Artinya, peneliti mengajukan

pertanyaan-pertanyaan secara lebih bebas dan leluasa kepada

seluruh informan tanpa terikat oleh suatu susunan pertanyaan

yang telah dipersiapkan sebelumnya. Tentu saja peneliti

menyimpan cadangan masalah yang perlu ditanyakan kepada

informan.16

Informan berasal dari beberapa Staff Lembaga

Pemasyarakatan Klas IIB Jakarta dan warga binaan

pemasyarakatan (WBP) yang berada di Lapas Terbuka Klas IIB

Jakarta sejak bulan Februari 2017 hingga Mei 2017.

b. Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data

yang tidak langsung ditujukan kepada subjek penelitian.17

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara

mengkaji dokumen-dokumen tertulis, seperti: arsip, internet,

brosur, majalah, koran dan lain sebagainya.

Peneliti mengkaji sumber penelitian menggunakan arsip

Lembaga Pemasyarakatan Klas II B Jakarta, seperti profil

lembaga, data-data kepegawaian, jurnal bulanan warga binaan

pemasyarakatan, alur pengusulan CB, PB, CMK, CMB maupun

16

M. Djunaidi Ghony, Fauzan Almanshur, Metode Penelitian Kualitatif, (Jogjakarta:

Ar-Ruzz Media, 2012), h. 176. 17

Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial: Suatu Teknik Penelitian Bidang

Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2008),

Cet. 7, h.70

Page 30: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

16

P3 (reintegrasi sosial), dan lain-lain. Peneliti juga mengumpulkan

data-data studi dokumentasi melalui internet, laporan praktek

mahasiswa, dan bahan bacaan hasil penelitian salah satu staf

Lapas Terbuka Klas IIB Jakarta.

c. Observasi

Inti dari observasi adalah adanya perilaku yang tampak dan

adanya tujuan yang ingin dicapai. Perilaku yang tampak dapat

berupa perilaku yang dapat dilihat langsung oleh mata, dapat

didengar, dapat dihitung, dan dapat diukur. Pada dasarnya, tujuan

dari observasi adalah untuk mendeskripsikan lingkungan (site)

yang diamati, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, individu-

individu yang terlibat dalam lingkungan tersebut beserta aktivitas

dan perilaku yang dimunculkan, serta makna kejadian

berdasarkan perspektif individu yang terlibat tersebut.18

Peneliti melakukan pengamatan langsung dengan

mendatangi Lapas Terbuka Klas IIB Jakarta, berinteraksi dengan

informan yang dituju baik dari staf Lapas Terbuka maupun warga

binaan pemasyarakatan. Informasi yang peneliti dapatkan tidak

langsung diolah dalam tulisan, melainkan mencari informasi valid

dari beberapa wawancara yang dilakukan maupun observasi

langsung.

18

Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif: Untuk Ilmu-Ilmu Sosial,

(Jakarta: Salemba Humanika, 2010), Cet. 3, h.131-132

Page 31: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

17

Metode Observasi pengumpulan data yang peneliti lakukan

yaitu dengan melakukan pengamatan secara mendalam mengenai

fenomena atau kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Lembaga

Pemasyarakatan Klas IIB Jakarta. Pengamatan yang peneliti

lakukan berupa pengamatan fisik bangunan, kegiatan yang

berlangsung, adanya sarana prasarana, serta keadaan sekitar Lapas

Terbuka Klas IIB Jakarta lainnya.

7. Teknik Analisis Data

Dalam menganalisis data yang telah dihimpun, penulis

menggunakan metode deskriptif, yaitu teknik analisis data dimana

penulis membaca, mempelajari, memahami dan menguraikan semua data

yang telah diperoleh dari hasil wawancara, dokumentasi dan observasi

yang kemudian memberikan analisa-analisa komprehensif sesuai dengan

rumusan masalah dan tujuan penelitian.

Adapun teknik penyusunan skripsi ini, penulis mengacu kepada buku

“Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi)”, yang

diterbitkan oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Press, tahun 2007.

8. Teknik Pemilihan Informan

Subjek penelitian dipilih secara sengaja sesuai dengan data yang

ditujukan untuk mendapatkan informasi sesuai kebutuhan penelitian.

Peneliti akan menggali data seluas-luasnya dari pihak yang terlibat dalam

pembinaan kemandirian dan reintegrasi sosial yang dilakukan di

Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta, pihak-pihak tersebut

Page 32: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

18

antara lain: KPLP, Subsi Bimbingan Narapidana kegiatan kerja,

Pengolah Data Pemasyarakatan, Registrator Pemasyarakatan dan Warga

Binaan Pemasyarakatan (WBP).

Dalam memilih informan, teknik yang perlu diperhatikan yaitu

tujuan yang ingin dicapai peneliti dalam mendeskripsikan strategi

program pembinaan kemandirian yang Warga Binaan Pemasyarakatan

jalani selama menunggu masa selesainya tahanan. Strategi tersebut

didapatkan dari data yang diperoleh melalui staff Lembaga

Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Dalam penelitian ini,

informan yang akan dipilih adalah:

Tabel 1.1

Sasaran Informan

Informan Data yang dicari Keterangan

KPLP Kebijakan Pembinaan di Lapas

Terbuka Jakarta

1 orang

Sub Seksi Bimbingan

Narapidana dan Kegiatan

Kerja

Program Pembinaan di Lapas

Terbuka Jakarta

2 orang

JFU Pengolah Data Laporan

Sistem Aplikasi dan

Database

Kategori Program Pembinaan di

Lapas Terbuka Jakarta

1 orang

JFU Registrator

Pemasyarakatan

Alur Reintegrasi Sosial WBP di

Lapas Terbuka Jakarta

1 orang

Page 33: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

19

Tabel 1.2

Informan

Data yang di cari Informan Metodologi

Kebijakan Pembinaan di

Lapas Terbuka Jakarta

Sarwo Edy, A.Md. Ip, S.H.,

M.Si

Wawancara

Dokumentasi

Program Pembinaan di

Lapas Terbuka Jakarta

Herry Suprianto, S.H

Primastyo Arshandi, S.Pi

Wawancara

Dokumentasi

Observasi

Kategori Program

Pembinaan di Lapas

Terbuka Jakarta

Arif Sugianto, S.Pt., M.P Dokumentasi

Wawancara

Alur Reintegrasi Sosial

WBP di Lapas Terbuka

Jakarta

Heru Suryanto, S.H Wawancara

Pengalaman Pembinaan,

Tanggapan dari Program

Pembinaan di Lapas

Terbuka Jakarta

EA (Pasal 303 KUHP)

SW (Pasal 170 KUHP)

LM (Pasal 374 KUHP)

AP (Pasal 303 KUHP)

Wawancara

Reintegrasi Sosial di Lapas

Terbuka Jakarta

KH (Pasal 372 KUHP)

PH (Pasal 372 KUHP)

Wawancara

Warga Binaan

Pemasyarakatan (WBP)

Pengalaman Pembinaan,

Tanggapan dari Program

Pembinaan di Lapas Terbuka

Jakarta, dan Pelaksanaan

Reintegrasi Sosial di Lapas

Terbuka Jakarta

6 orang

Page 34: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

20

E. Tinjauan Pustaka

Dalam penulisan ini, penulis melakukan tinjauan pustaka sebagai langkah

dari penyusunan skripsi yang penulis teliti, agar terhindar dari kesamaan

judul dan lain-lain dari skripsi yang sudah ada sebelum-sebelumnya. Setelah

mengadakan tinjauan pustaka, maka peneliti menemukan skripsi sebagai

berikut:

1. Nama : Putri Anisa Yuliana

NIM : 109054100019

Judul Skripsi : Program Pembinaan Kemandirian di Lembaga

Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta

Jurusan : Kesejahteraan Sosial

Tahun : 1437 H/2016 M

Dalam penelitiannya, Putri lebih menekankan pada penjelasan

program pembinaan kemandirian di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka

Klas II B Jakarta. Perbedaannya dengan peneliti ialah peneliti melakukan

penelitian mengenai strategi program pembinaan kemandirian yang

narapidana jalani selama proses reintegrasi sosial di Lembaga

Pemasyarakatan Klas IIB Jakarta. Sehingga, penelitian ini berbeda dari

segi strategi yang diterapkan oleh lembaga pemasyarakatan dalam

menjalankan program pembinaan kemandirian dalam proses reintegrasi

sosial bagi narapidana. Peneliti lebih berfokus pada strategi dan proses

reintegrasi terhadap narapidana guna mengembalikan keberfungsian

Page 35: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

21

sosial warga binaan pemasyarakatan saat berbaur dengan masyarakat.

Sedangkan Putri hanya menjelaskan tentang program pembinaan

kemandiriannya saja.

2. Nama : Asisah

NIM : 1110054100007

Judul Skripsi : Program Reintegrasi Sosial Pada Warga Binaan

Pemasyarakatan di Lapas Klas II A Narkotika Cipinang

Jakarta

Jurusan : Kesejahteraan Sosial

Tahun : 2015

Dalam penelitiannya, Asisah hanya terfokus pada penjelasan

mengenai program reintegrasi sosial yang ada di Lapas Klas II A

Narkotika Cipinang Jakarta. Asisah juga menjelaskan bagaimana Lapas

Klas II A Narkotika Cipinang menerapkan program reintegrasi sosial

yang bermanfaat untuk warga binaan pemasyarakatan supaya

mengurangi over kapasitas di Lapas. Perbedaannya dengan peneliti ialah

peneliti terfokus dengan proses kemandirian dan proses reintegrasi sosial

di Lapas Terbuka Klas IIB Jakarta. Sistem yang diterapkan di Lapas

Narkotika dan Lapas Terbuka jelas berbeda penerapannya. Perbedaan

yang signifikan yaitu dari tempat penelitian dan juga model

pemasyarakatannya.

Page 36: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

22

F. Sistematika Penulisan

Hasil penelitian yang dilakukan penulis akan dituangkan dalam skripsi

dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, pembatasan dan

perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan

pustaka, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORITIS

Bab ini membahas tentang Strategi Program Pembinaan

Kemandirian dalam Proses Reintegrasi Sosial Bagi Warga

Binaan Pemasyarakatan yang meliputi pengertian strategi

program, fungsi dan tingkatan strategi, pelaksanaan program,

pengertian pembinaan, sistem pembinaan pemasyarakatan,

pengertian kemandirian, pengertian narapidana, hak narapidana,

reintegrasi sosial, pengertian pemidanaan, tujuan pemidanaan,

jenis-jenis pidana atau pemidanaan, pengertian resiliensi, aspek-

aspek resiliensi, self empowement, dan asimilasi.

BAB III GAMBARAN UMUM LAPAS KELAS IIB JAKARTA

Bab ini berisi tentang profil Lembaga Pemasyarakatan Terbuka

Klas II B Jakarta yang terdiri dari sejarah singkat, visi dan misi,

Page 37: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

23

struktur organisasi dan program-program Lembaga

Pemasyarakatan Klas II B Jakarta.

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

Bab IV ini menggambarkan hasil penelitian mengenai Strategi

Program Pembinaan Kemandirian dalam Proses Reintegrasi

Sosial Bagi Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga

Pemasyarakatan Klas II B Jakarta.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab V ini merupakan bagian akhir dari seluruh rangkaian

pembahasan dalam penelitian ini. Bab ini berisi mengenai

kesimpulan dan saran yang sudah diterangkan di bab-bab

sebelumnya, dan juga berisi beberapa saran-saran untuk

pengembangan lebih lanjut.

Page 38: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

24

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Strategi Program

1. Pengertian Strategi

Secara etimologi, strategi berasal dari bahasa Yunani, strategos

yang berarti jenderal. Strategi pada umumnya berasal dari peristiwa

peperangan yaitu sebagai suatu siasat untuk mengalahkan musuh. Namun

pada akhirnya strategi berkembang untuk semua kegiatan organisasi

termasuk keperluan ekonomi, sosial, budaya dan agama.19

Penggunaan kata strategi dalam manajemen atau suatu organisasi

diartikan sebagai kiat cara dan taktik utama yang dirancang secara

sistematik dan melaksanakan fungsi manajemen yang terarah pada tujuan

strategi organisasi.20

Strategi berkaitan dengan arah dan tujuan kegiatan

jangka panjang suatu organisasi, karena organisasi tanpa adanya strategi

tidak akan berjalan semaksimal mungkin. Langkah pertama dalam

menentukan strategi jangka panjang adalah meletakan tujuan-tujuan yang

jelas, secara teoritis hal ini dapat dimengerti.21

Menyusun strategi berarti mencari jalan bagaimana mencapai hasil

yang ditargetkan sesuai dengan visi dan misi dalam situasi organisasi dan

19

Rafi‟udin dan Manna Abdul Djaliel, Prinsip dan Strategi Dakwah, (Bandung:

Pustaka setia, 1997), h. 76 20

Hadari Nawawi, Manajemen Strategi Organisasi Non Profit Bidang

Pemerintahan Dengan Ilustrasi di Bidang Pendidikan, (Yogyakarta: Gadjah Mada

Universitas Press, 2000), Cet ke-1, h. 147 21

David Faulkner dan Gery Jhonson, Seri Strategi Manajemen, Ter. Dari Strategic

Management The Challange Of Strategic Management, oleh Elex Media (Jakarta, PT. Elex

Media Komputindo, 1992), h. 5

Page 39: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

25

prospek yang dihadapi. Strategi adalah jalan untuk mencapai tujuan

tertentu atau mencapai target keuangan dan posisi strategis.

Kegiatan pendampingan sosial seringkali dilakukan atau

melibatkan dua strategi utama, yakni pelatihan dan advokasi atau

pembelaan masyarakat. Pelatihan dilakukan terutama untuk

meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kemampuan masyarakat

mengenai hak dan kewajibannya serta meningkatkan keterampilan

keluarga dalam mengatasi masalah dan memenuhi kebutuhan hidupnya.

Sedangkan advokasi adalah bentuk keberpihakan pekerja sosial terhadap

kehidupan masyarakat yang diekspresikan melalui serangkaian tindakan

politis yang dilakukan secara terorganisir untuk mentransformasikan

hubungan-hubungan kekuasaan. Terdapat lima aspek yang dapat

dilakukan dalam melakukan pendampingan sosial, yaitu motivasi,

peningkatan kesadaran dan pelatihan kemampuan, manajemen diri,

mobilisasi sumber, dan pembangunan dan pengembangan jaringan.22

2. Pengertian Program

Program adalah unsur pertama yang harus ada demi terciptanya

suatu kegiatan. Melalui program maka segala bentuk rencana akan lebih

terorganisir dan lebih mudah untuk dioperasionalkan. Hal ini sesuai

dengan pengertian program yang diuraikan. Menurut Charles O. Jones,

pengertian program adalah cara yang disahkan untuk mencapai tujuan,

22

Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat (Bandung: PT

Refika Aditama, 2005) h. 103-104

Page 40: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

26

beberapa karakteristik tertentu yang dapat membantu seseorang untuk

mengindentifikasi suatu aktivitas sebagai program atau tidak yaitu:

a. Program cenderung membutuhkan staf, misalnya untuk

melaksanakan atau sebagai pelaku program.

b. Program biasanya memiliki anggaran tersendiri, program

kadang biasanya juga diidentifikasikan melalui anggaran.

c. Program memiliki identitas sendiri, yang bila berjalan secara

efektif dapat diakui oleh publik.

Program terbaik didunia adalah program yang didasarkan pada

model teoritis yang jelas, yakni: sebelum menentukan masalah sosial

yang ingin diatasi dan memulai melakukan intervensi, maka sebelumnya

harus ada pemikiran yang serius terhadap bagaimana dan mengapa

masalah itu terjadi dan apa yang menjadi solusi terbaik (Jones,

1996:295).

Program kerja atau agenda kegiatan dapat diartikan sebagai suatu

rencana kegiatan organisasi yang dibuat untuk jangka waktu tertentu

yang sudah disepakati oleh pengurus organisasi. Program kerja harus

dibuat dengan sistematis, terpadu dan terarah, karena program kerja

dalam organisasi menjadi pegangan anggota atau unit-unit didalamnya

untuk mewujudkan tujuan dan kegiatan rutin organisasi. Program kerja

dalam organisasi adalah kewajiban pengurus, yang nantinya akan

dijalankan oleh organisasi dalam jangka waktu sesuai dengan yang sudah

Page 41: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

27

ditetapkan. Dalam sebuah organisasi program kerja adalah kebutuhan

primer yang dapat membantu kegiatan organisasi lebih jelas dan terarah.

B. Pembinaan Kemandirian

1. Pengertian Pembinaan

Pembinaan adalah suatu bagian dari proses rehabilitasi watak dan

perilaku narapidana selama menjalani hukuman hilang kemerdekaan,

sehingga ketika mereka keluar dari Lembaga Pemasyarakatan sudah

mempunyai tujuan, maka tidak lagi tanpa arah atau tidak lagi seakan-

akan menyiksa.

Pengertian pembinaan terdapat didalam Peraturan Pemerintah no.

32 tahun 1999 tentang Syarat dan Tata Letak Hak Warga Binaan

Pemasyarakatan Bab I tentang Ketentuan Umum pasal 1 butir kedua

yaitu pembinaan adalah kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan

kualitas ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, intelektual, sikap dan

perilaku, profesional, kesehatan jasmani dan rohani Narapidana dan

Anak Didik Pemasyarakatan.23

Pola pembinaan narapidana secara beragam berlaku di Indonesia

atas dasar keputusan Menteri Kehakiman RI No. M.02- PK.04.10 Tahun

1990, yang memuat antara lain tentang pengertian, tujuan, kebijaksanaan,

faktor-faktor yang mempengaruhi pembinaan, metode pembinaan, sarana

pembinaan dan pelaksanaan pengawasan. Tetapi keputusan tersebut telah

berganti dengan Peraturan Menteri Hukum dan HAM No.M.2.PK.004-10

23

Peraturan Pemerintah no. 32 tahun 1999 tentang Syarat dan Tata Letak Hak

Warga Binaan Pemasyarakatan

Page 42: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

28

Tahun 2007 Tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Asimilasi,

Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas, dan Cuti Bersyarat.

Pembinaan dan pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan

dilaksanakan oleh petugas pemasyarakatan.24

Petugas pemasyarakatan

merupakan pejabat fungsional penegak hukum25

yang melaksanakan

tugas di bidang pembinaan, pengamanan, dan pembimbingan Warga

Binaan Pemasyarakatan. Pejabat fungsional diangkat dan diberhentikan

oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Adapun prinsip-prinsip untuk bimbingan dan pembinaan, yaitu:

a. Orang-orang yang tersesat harus diayomi dengan memberikan

bekal hidup sebagai warga yang baik dan berguna dalam

masyarakat.

b. Penjatuhan pidana adalah bukan tindakan balas dendam dari

negara.

c. Rasa tobat tidaklah dapat dicapai dengan menyiksa melainkan

dengan bimbingan.

d. Negara tidak berhak membuat seseorang narapidana lebih

buruk atau lebih jahat daripada sebelum ia masuk lembaga.

24

“Petugas pemasyarakatan” adalah pegawai pemasyarakatan yang melaksanakan

tugas pembinaan, pengamanan, dan pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatann. 25

“Pejabat Fungsional” adalah petugas pemasyarakatan yang diangkat dan

diberhentikan oleh Menteri dan telah memenuhi persyaratan, antara lain:

a. mempunyai latar belakang pendidikan teknis di bidang pemasyarakatan.

b. melakukan tugas yang bersifat khusus dilingkungan Unit Pelaksana Teknis

Pemasyarakatan.

c. memenuhi persyaratan lain bagi fungsional sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

Page 43: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

29

e. Selama kehilangan kemerdekaan bergerak narapidana harus

dikenalkan kepada masyarakat dan tidak boleh diasingkan dari

masyarakat.

f. Pekerjaan yang diberikan kepada narapidana tidak boleh

bersifat mengisi waktu atau hanya diperuntukan bagi

kepentingan lembaga atau negara saja, pekerjaan yang

diberikan harus ditunjukan untuk pembangunan negara.

g. Bimbingan dan didikan harus berdasarkan azas Pancasila.

h. Tiap orang adalah manusia dan harus diperlakukan sebagai

manusia meskipun ia telah tersesat tidak boleh ditujukan

kepada narapidana bahwa itu penjahat.

i. Narapidana itu hanya dijatuhi pidana hilang kemerdekaan.

j. Sarana fisik bangunan lembaga dewasa ini merupakan salah

satu hambatan pelaksanaan sistem pemasyarakatan.26

2. Sistem Pembinaan Pemasyarakatan

Sistem pembinaan pemasyarakatan dilaksanakan berdasarkan asas-

asas:

a. Pengayoman

b. Persamaan perlakuan dan pelayanan

c. Pendidikan

d. Pembimbingan

e. Penghormatan harkat dan martabat manusia

26

Dwidja Priyatno , Sistem Pelaksanaan Pidana Penjara di Indonesia, (Bandung:

PT Refika Aditama, 2006), h. 98.

Page 44: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

30

f. Kehilangan kemerdekaan merupakan satu-satunya penderitaan,

dan

g. Terjaminnya hak untuk tetap berhubungan dengan keluarga dan

orang-orang tertentu.

Pembinaan Warga Binaan Pemasyarakatan di Lapas dilaksanakan:

a. Secara intramural (didalam lapas)

b. Secara ekstramural (diluar lapas)

3. Kemandirian

Kata “kemandirian” berasal dari kata dasar “diri” yang

mendapatkan awalan “ke” dan akhiran “an” yang kemudian membentuk

suatu kata keadaan atau kata benda. Karena keamandirian berasal dari

kata dasar “diri”, maka pembahasan mengenai kemandirian tidak dapat

dilepaskan dari pembahasan mengenai perkembangan “diri” itu sendiri,

yang dalam konsep Carl Rogers disebut dengan istilah “self” karena

“diri” itu merupakan inti dari kemandirian.

Emil Durkheim melihat makna dan perkembangan kemandirian

dari sudut pandang yang berpusat pada masyarakat. Pandangan ini

dikenal juga dengan pandangan konformistik. Durkheim berpendapat

bahwa kemandirian itu tumbuh dan berkembang karena adanya dua

faktor yang merupakan elemen prasarat bagi kemandirian, yaitu:

a. Adanya disiplin yaitu adanya aturan bertindak dan otoritas, dan

b. Adanya komitmen terhadap kelompok.

Page 45: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

31

Dalam pandangan konformistik, kemandirian merupakan

konformitas terhadap prinsip moral kelompok rujukan. Oleh sebab itu,

individu yang memiliki kemandirian pengambilan keputusan probadinya

dilandasi oleh pemahaman mendalam akan konsekuensi dari tindakannya

disertai dengan keberanian diri menerima segala konsekuensi dari

tindakannya itu. Dengan demikian, dalam pendangan konformistik ini

pemahaman mendalam tentang hukum moralitas menjadi faktor utama

pendukung perkembangan kemandirian. Bahkan, menurut Sunaryo

Kartadinata (1988), faktor pemahaman inilah yang membedakan

kemandirian (self determinism) dari kepatuhan (sumbission) karena

dengan pemahaman inilah individu akan terhindar dari konformitas pasif.

Secara hakiki, perkembangan kemandirian individu sesungguhnya

merupakan perkembangan hakikat eksistensial manusia. Penghampiran

terhadap kemandirian dengan menggunakan perspektif yang berpusat

pada masyarakat cenderung memandang bahwa lingkungan masyarakat

merupakan kekuatan luar biasa yang menentukan kehidupan individu.

Dari sudut pandang ini, seolah-olah individu itu tidak memiliki kekuatan

apa-apa untuk menentukan perbuatannya sendiri. Pandangan yang

berpusat pada masyarakat akan cenderung memposisikan pendidikan

sebagai proses transmisi budaya yang lebih menekankan pada proses

penanaman harapan dan aturan masyarakat.27

27

Mohammad Asrori, Psikologi Pembelajaran (Bandung: CV. Wacana Prima,

2009), h. 128-129.

Page 46: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

32

Atas dasar kelemahan yang melekat pada pandangan yang berpusat

pada masyarakat itu, maka kemandirian perlu dihampiri dengan

menggunakan perspektif lain yang bersifat aktif-progresif. Dalam

konteks ini, Sunaryo Kartadinata (1988) mengajukan konsep bahwa

proses perkembangan manusia harus dipandang sebagai “proses

interaksional dinamis”. Dikatakannya bahwa proses ini

mengimplikasikan bahwa manusia berhak memberikan makna terhadap

dunianya atas dasar “proses mengalami” sebagai konsekuensi dari

perkembangan berpikir dan penyesuaian kehendaknya. Dalam perspektif

ini, kemandirian menjadi berpusat pada “ego” atau “diri” sebagai dimensi

pemersatu organisasi kepribadian.

Interaksional mengandung makna bahwa kemaandirian

berkembang melalui proses keragaman manusia dalam kesamaan dan

kebersamaan, bukan dalam kevakuman. Dalam konteks kesamaan dan

kebersamaan ini, Abraham H. Maslow (1971) membedakan kemandirian

menjadi dua, yaitu: 28

a. Kemandirian Aman (secure autonomy)

Kemandirian aman adalah kekuatan untuk menumbuhkan

cinta kasih pada dunia, kehidupan, dan orang lain, sadar akan

tanggungjawab bersama, dan tumbuh rasa percaya terhadap

kehidupan. Kekuatan ini digunakan untuk mencintai kehidupan dan

membantu orang lain.

28

Mohammad Asrori, Psikologi Pembelajaran (Bandung: CV. Wacana Prima,

2009), h. 130.

Page 47: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

33

b. Kemandirian Tak Aman (insecure autonomy)

Kemandirian tak aman adalah kekuatan kepribadian yang

dinyatakan dalam perilaku menentang dunia. Maslow menyebut

kondisi seperti ini sebagai “selfish autonomy” atau kemandirian

mementingkan diri sendiri.

Kemandirian yang sehat adalah yang sesuai dengan hakikat

manusia yang paling dasar. Perilaku mandiri adalah perilaku memelihara

hakikat ekosistensi diri. Oleh sebab itu, kemandirian bukanlah hasil dari

proses internalisasi aturan otoritas melainkan suatu proses perkembangan

diri sesuai dengan hakikat eksistensi manusia.

C. Narapidana

1. Pengertian Narapidana

Narapidana adalah orang yang menjalani pidana hilang

kemerdekaan di Lembaga Pemasyarakatan. Menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia (KBBI), Narapidana adalah orang hukuman (orang

yang sedang menjalani hukuman karena tindak pidana); terhukum.

Sementara itu, menurut kamus induk istilah ilmiah menyatakan bahwa

Narapidana adalah orang hukuman; orang buian. Selanjutnya

berdasarkan kamus hukum narapidana diartikan sebagai berikut:

Narapidana adalah orang yang menjalani pidana dalam Lembaga

Pemasyarakatan.29

29

Kamus Besar Bahasa Indonesia

Page 48: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

34

Berdasarkan Pasal 1 ayat (7) Undang-Undang Nomor 12 Tahun

1995 tentang Pemasyarakatan, narapidana adalah terpidana yang

menjalani pidana hilang kemerdekaan di Lembaga Pemasyarakatan.

Menurut Pasal 1 ayat (6) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang

Pemasyarakatan, terpidana adalah seseorang yang di pidana berdasarkan

putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.30

Terpidana yang diterima di Lapas wajib didaftar, pendaftaran

sebagaimana dimaksud meliputi:

a. Pencatatan:

1) Putusan pengadilan

2) Jati diri

3) Barang atau uang yang dibawa

b. Pemeriksaan kesehatan

c. Pembuatan pas foto

d. Pengambilan sidik jari

e. Pembuatan berita acara serah terima terpidana

Dalam rangka pembinaan terhadap narapidana di Lapas dilakukan

penggolongan atas dasar:

a. Umur

b. Jenis kelamin

c. Lama pidana yang dijatuhkan

d. Jenis kejahatan

30

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995

Page 49: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

35

e. Kriteria lainnya sesuai dengan kebutuhan atau perkembangan

pembinaan.

2. Hak Narapidana

Adapun hak-hak narapidana selama menjalani masa pidananya

yaitu:

a. Melakukan ibadah sesuai dengan agama atau kepercayaannya

b. Mendapat perawatan, baik perawatan rohani maupun jasmani

c. Mendapat pendidikan dan pengajaran

d. Mendapatkan pelayanan kesehatan dan makanan yang layak

e. Menyampaikan keluhan

f. Mendapatkan bahan bacaan dan mengikuti siaran di media

massa lainnya yang tidak dilarang

g. Mendapatkan upah atau premi atas pekerjaan yang dilakukan

h. Menerima kunjungan keluarga, penasehat hukum, atau orang

tertentu lainnya

i. Mendapatkan pengurangan masa pidana (remisi)

j. Mendapatkan kesempatan berasimilasi termasuk cuti

mengunjungi keluarga

k. Mendapatkan pembebasan bersyarat

l. Mendapatkan cuti menjelang bebas, dan

m. Mendapatkan hak-hak lain sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

Page 50: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

36

Penjelasan tersebut diatas dilaksanakan dengan memperhatikan

status yang bersangkutan sebagai narapidana, dengan demikian

pelaksanaannya dalam batas-batas yang diizinkan. Huruf „e‟ yaitu

menyampaikan keluhan apabila terhadap narapidana yang bersangkutan

terjadi pelanggaran hak asasi dan hak-hak lainnya yang timbul

sehubungan dengan proses pembinaan, yang dilakukan oleh aparat Lapas

atau sesama penghuni Lapas, yang bersangkutan dapat menyampaikan

keluhannya kepada kepala Lapas. Huruf „i‟ dan „j‟, diberikan hak

tersebut setelah narapidana yang bersangkutan memenuhi syarat-syarat

yang ditentukan oleh peraturan perundang-undangan. Huruf „k‟,

pembebasan bersyarat adalah bebasnya narapidana setelah menjalani

sekurang-kurangnya dua pertiga masa pidananya dengan ketentuan dua

pertiga masa pidananya dengan ketentuan dua pertiga tersebut tidak

kurang dari 9 (sembilan) bulan. Huruf „l‟, yang dimaksud dengan cuti

menjelang bebas adalah cuti yang diberikan setelah narapidana menjalani

lebih dari dua pertiga masa pidananya dengan ketentuan harus

berkelakuan baik dan jangka cuti sama dengan remisi terakhir paling

lama 6 (enam) bulan. Huruf „m‟, yang dimaksud hak-hak lain adalah hak

politik, hak memilih, dan hak keperdataan lainnya.

Berdasarkan Pasal 16 UU Pemasyarakatan Narapidana dapat

dipindahkan dari satu Lapas ke Lapas lain untuk kepentingan:

a. Pembinaan

b. Keamanan dan ketertiban

Page 51: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

37

c. Proses peradilan, atau

d. Lainnya yang dianggap perlu

D. Reintegrasi Sosial

Reintegrasi merupakan suatu proses sosial dalam menyatukan kembali

pihak-pihak yang berkonflik untuk berdamai atau bersatu kembali seperti

kondisi sebelum terjadi konflik.31

Reintegrasi menekankan kepentingan

pemidanaan baik bagi pelaku maupun pada masyarakat. Reintegrasi sosial

bisa disebut sebagai sebagian upaya untuk membangun kembali kepercayaan,

modal sosial, dan kohesi sosial. Proses ini bukanlah proses yang mudah.

Proses ini cukup sulit dan memakan waktu yang lama.

Reintegrasi sosial didasarkan pada premis bahwa kejahatan hanya

gejala terjadinya disorganisasi dalam masyarakat. Reintegrasi menekankan

pada kepentingan individu dan masyarakat dalam tingkatan yang sama.

Perilaku kepatuhan terhadap hukum terlihat sebagai kebutuhan bagi individu

pelaku maupun masyarakat. Maka, reintegrasi adalah intervensi ke dalam

kehidupan narapidana dan masyarakat dengan maksud untuk memberikan

pilihan-pilihan positif terhadap perilaku pelanggar hukum. Pendekatan untuk

menambahkan nilai-nilai positif tersebut dapat dilakukan kepada narapidana,

baik pada saat narapidana berada di tengah-tengah masyarakat ataupun pada

saat di dalam lembaga pemasyarakatan.32

31

https://www.scribd.com/doc/301863886/Integrasi-Dan-Reintegrasi-Sosial dikutip

pada tanggal : 21 Februari 2017 pukul 14.04 WIB 32

Skripsi Heru Suryanto “Kajian Yuridis Tentang Pelaksanaan Pembinaan

Narapidana dalam Tahap Asimilasi di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta”

Universitas Islam Attahiriyah, Fakultas Hukum, Jakarta, 2014, h.4.

Page 52: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

38

Disintegrasi atau disorganisasi adalah perubahan yang terjadi pada

lembaga-lembaga kemasyarakatan dapat membuat pudarnya norma-norma

dan nilai-nilai dalam masyarakat. Dalam reintegrasi sosial sarana

mengendalikan konflik sangat dibutuhkan oleh masyarakat yang berkonflik

dengan tujuan untuk menetralkan ketegangan-ketegangan yang timbul dari

dampak konflik.

Maksud dari reintegrasi sosial adalah proses pembentukan norma-

norma dan nilai-nilai baru agar serasi dengan lembaga-lembaga

kemasyarakatan yang telah mengalami perubahan.33

Reintegrasi merupakan

suatu proses yang dilakukan antara klien dengan masyarakat, dalam

reintegrasi tersebut saling memberikan mutualisme bersama tanpa ada yang

dirugikan salah satunya.

E. Pemidanaan

1. Pengertian Pemidanaan

Menurut Prof. Moelyatno istilah “hukuman” atau “straf”

merupakan istilah konvensional. Istilah yang benar /inkonvensional

untuk menggantikan “Straf” adalah “Pidana”. Hal tersebut sesuai

dengan istilah “strafrecht” yang selama ini digunakan sebagai

terjemahan dari “Hukum pidana”. Dengan demikian, maka istilah

“pidana” merupakan istilah yang lebih khusus yang dipakai dalam hukum

pidana.34

Kekhususan lain dari istilah pidana termasuk dalam hal bentuk

33

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta: PT. Raja Grafindo,

2013), h. 293. 34

https://rahmanjambi43.wordpress.com/2015/02/06/teori-pemidanaan-dalam-

hukum-pidana-indonesia/ dikutip pada tanggal : 13 Maret 2017 pukul 13.47 WIB

Page 53: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

39

atau jenis snksi/hukumannya, dimana sifat nestapa atau penderitaan lebih

menonjol bila dibandingkan dengan bentuk hukuman yang dimiliki oleh

aspek hukum lain. Bahkan para ahli hukum pidana ada yang

mengatakan, bahwa hukum pidana merupakan hukum sanksi istimewa.

Dikatakan pula bahwa hukum pidana merupakan sistem sanksi yang

negatif. Yaitu suatu nestapa yang sifatnya mencelakakan/menderitakan

yang sudah tentu membuat si terpidana menjadi tidak enak. Pidana tidak

hanya tidak enak dirasakan pada waktu dijalani, tetapi sesudah itu orang

yang dikenai masih merasakan akibatnya yang berupa”cap” atau “label”

atau “stigma” dari masyarakat.35

Menurut Prof. Sudarto, pidana adalah pembalasan (pengimbalan)

terhadap kesalahan si pembuat. Jadi, secara dogmatis pidana itu untuk

orang yang normal jiwanya, untuk orang yang mampu bertanggung

jawab, sebab orang yang tidak mampu bertanggung jawab tidak

mempunyai kesalahan dan orang yang tidak mempunyai kesalahan tidak

mungkin dipidana.36

Menurut Muladi dalam pidato pengukuhan Guru Besar Hukum

Pidana pada Fakultas Hukum Undip Semarang, tanggal 24 Februari 1990

sehubungan dengan tujuan pemidanaan dalam konsep Rancangan KUHP

Nasional menyatakan, bahwa keseluruhan teori pemidanaan, baik yang

bersifat pencegahan umum dan pencegahan khusus (general and special

prevention), pandangan perlindungan masyarakat (social defence theory),

35

Soedarto, Hukum dan Hukum Pidana. Alumni, 1986. 36

Muladi dan Barda Nawawi Arief, Teori-Teori dan Kebijakan Pidana, Cetakan ke-

4 (Bandung: PT Alumni, 2010), h. 8.

Page 54: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

40

teori kemanfaatan (utilitarian theory), teori keseimbangan yang

bersumber pada pandangan adat bangsa Indonesia maupun teori

rasosialisasi sudah tercakup di dalamnya. Namun, ditegaskan oleh

Muladi bahwa ada suatu catatan khusus yang harus dipandang tercakup

(implied) di dalam perangkat tujuan pemidanaan tersebut, yaitu:

a. Perangkat tujuan pemidanaan tersebut harus sedikit banyak

menampung aspirasi masyarakat yang menuntut pembalasan,

sekalipun dalam hal ini vergelden harus diartikan bukannya

membalas dendam (legalized vengeance revenge or relation) tetapi

pengimbalan atau pengimbangan atas dasar tingkat kesalahan si

pelaku.

b. Bahwa di dalam perangkat tujuan pemidanaan tersebut harus

mencakup pula tujuan pemidanaan harus diarahkan untuk

memelihara dan mempertahankan kesatuan (to maintain social

cohesion intact). Pemidanaan merupakan salah satu senjata untuk

melawan keinginan-keinginan yang oleh masyarakat tidak

diperkenankan untuk diwujudkan. Pemidanaan oleh pelaku tindak

pidana tidak hanya tidak hanya membebaskan kita dari dosa, tetapi

juga membuat kita benar-benar berjiwa luhur. Peradilan pidana

merupakan pernyataan masyarakat bahwa, masyarakat mengurangi

hasrat agresif menurut cara yang dapat diterima oleh masyarakat.

Pembersihan kesalahan secara kolektif ditujukan untuk

Page 55: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

41

memperkuat moral masyarakat dan mengikat erat para anggotanya

untuk bersama-sama berjuang melawan para pelanggar hukum.37

Proses peradilan yang tidak fair sebaliknya akan dapat memicu

kecemburuan sosial, dan perasaan „dendam‟ yang dapat berakibat pada

berkembangnya beih konflik yang terselubung, benih-benih yang

terselubung ini bila dikombinasikan dengan faktor pemicu yang tepat

akan dapat merusak bukan hanya keteraturan sosial yang sudah ada, ia

bahkan akan dapat mengakibatkan kerusakan fisik yang tidak ternilai.38

Maka dari itu, berdasarkan praktek peradilan pidana di Indonesia

untuk dapat terselenggaranya sistem peradilan pidana (criminal justice

system) yang baik, maka perlu dibuat suatu pedoman pemidanaan yang

lengkap dan jelas. Pedoman ini sangat berguna bagi hakim dalam

memutuskan sesuatu perkara dan mempunyai dasar pertimbangan yang

cukup rasional. Maka, sehubungan dengan hal tersebut dalam konsep

Rancangan KUHP 2004 dalam pasal 52, terdapat pedoman pemidanaan

yang bunyinya sebagai berikut:

Dalam pemidanaan wajib mempertimbangkan: 39

a. Kesalahan pembuat tindak pidana

b. Motif dan tujuan melakukannya tidak pidana

c. Sikap batin pembuat tindak pidana

37

Dwidja Priyatno , Sistem Pelaksanaan Pidana Penjara di Indonesia, (Bandung:

PT Refika Aditama, 2006), h. 29. 38

Isbandi Rukminto Adi, Kesejahteraan Sosial (Pekerjaan Sosial, Pembangunan

Sosial, dan Kajian Pembangunan), (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), h. 58. 39

Dwidja Priyatno , Sistem Pelaksanaan Pidana Penjara di Indonesia, (Bandung:

PT Refika Aditama, 2006), h. 38.

Page 56: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

42

d. Apakah tindak pidana dilakukan dengan berencana

e. Cara melakukan tindak pidana

f. Sikap dan tindakan pembuat sesudah melakukan tindak pidana

g. Riwayat hidup dan keadaan sosial-ekonomi pembuat tindak pidana

h. Pengaruh pidana terhadap masa depan pembuat tindak pidana

i. Pengaruh tindak pidana terhadap korban atau keluarga korban

j. Pemaafan dari korban dan/atau keluarganya

k. Pandangan masyarakat terhadap tindak pidana yang dilakukan.

2. Tujuan pemidanaan

Tujuan diadakan pemidanaan diperlukan untuk mengetahui sifat

dasar dari hukum pidana. Menurut Franz von List yang dikutip oleh

Bambang Purnomo, yang mengajukan problematik sifat pidana yang

menyatakan bahwa, “rechtsguterschutzdurch rechtsguterverletung” yang

artinya melindungi kepentingan tetapi dengan menyerang kepentingan.

Dan menurut Hugo de Groot yang juga dikutip oleh Bambang Purnomo

yang menyatakan bahwa, dalam hubungan tersebut “malumpassionis

(quod infligitur) propter malum actionis” yang artinya penderitaan jahat

menimpa dikarenakan oleh perbuatan jahat.

Adapun tujuan pemidaan yaitu sebagai berikut:

a. Penyelesaian konflik (conflict resolution)

b. Mempengaruhi para pelanggar dan orang-orang yang lain ke

arah perbuatan yang kurang lebih sesuai dengan hukum.

Page 57: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

43

F. Teori Resiliensi (Ketahanan Diri)

1. Pengertian Resiliensi

Kebanyakan frustasi dan konflik dalam kehidupan sehari-hari

dapat dipecahkan pada taraf sadar dan yang tidak dapat dipecahkan, pada

taraf itu akan menimbulkan usaha-usaha penyesuaian diri secara tak

sadar, yakni mekanisme pertahanan. Cara penyesuaian diri secara tidak

sadar (mekanisme pertahanan) adalah usaha individu untuk melindungi

dirinya terhadap ancaman bagi integritas ego dan juga untuk meredakan

tegangan dan kecemasan sebagai akibat dari frustasi dan konflik yang

tak terpecahkan.

Pertahanan merupakan sarana untuk memperoleh apa yang

diinginkan dari hal-hal yang terdapat dalam lingkungan sekitar. Dari segi

pandangan ini, mekanisme-mekanisme pertahanan tidak lagi merupakan

usaha untuk mencocokan, mengadaptasikan, atau menyesuaikan diri

dengan keadaan sekitar individu, melainkan merupakan usaha untuk

mempengaruhi dan membentuk keadaan keadaan sekitar itu supaya

cocok dengan keadaan dan ide-ide individu.40

Gutman, Sameroff dan Cole (2003), menyatakan bahwa istilah

untuk kondisi sulit yang akhirnya menghasilkan suatu kesuksesan disebut

dengan resiliensi. Resiliensi adalah suatu kemampuan untuk bertahan dan

beradaptasi dengan sesuatu yang terlihat salah atau tidak sesuai.

Resiliensi sangat penting dalam membantu individu untuk mengatasi

40

Yustinus Semiun, Kesehatan Mental 1 (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2010), cet.

5, h. 428-430.

Page 58: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

44

segala kesulitan yang muncul setiap hari. Dengan meningkatkan

resiliensi, maka individu akan mampu untuk mengatasi kesulitan apapun

yang muncul di dalam kehidupan ini. Resiliensi merupakan kunci sukses

dalam pekerjaan dan mendapatkan kepuasan dalam hidup. Resiliensi

akan mempengaruhi kesehatan fisik, kesehatan mental, dan kualitas

hubungan interpersonal. Keseluruhan hal ini merupakan komponen dasar

dari kebahagiaan dan kesuksesan.

Individu yang memiliki resiliensi tinggi akan mampu mengatasi

kesulitan dan trauma yang dihadapi. Individu ini akan mampu melihat

kegagalan sebagai suatu kesempatan untuk menjadi lebih maju dan

mampu menarik pelajaran dari kegagalannya itu. Bagi individu tersebut,

kegagalan bukanlah titik akhir dalam hidupnya. Mereka mampu untuk

menarik arti dari kegagalan yang dialaminya dan menjadikan kegagalan

tersebut sebagai batu loncatan untuk menjadi lebih baik. Kegagalan

diubah menjadi kesuksesan dan rasa tidak berdaya menjadi kekuatan

(Grotberg, 1999). Umunya, mereka yang memiliki resiliensi ini terdorong

untuk mengatasi keterbatasan mereka. Setiap keterbatasan-keterbatasan

seperti yang disebutkan di atas menantang kemampuan seseorang untuk

menghadapi, mengatasi, belajar, serta mengubahnya. Sedangkan pada

individu yang memiliki resiliensi yang rendah cenderung

mempersepsikan masalah sebagai suatu beban dalam hidupnya. Masalah

yang dipandang sebagai beban akan membuat dirinya lebih mudah

merasa terancam dan cepat merasa frustasi. Mekanisme-mekanisme

Page 59: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

45

pertahanan merupakan teknik yang digunakan individu untuk melindungi

diri terhadap dampak lingkungan yang tidak selalu ramah dan sedikit

banyak merupakan pengalaman masa sekarang dan masa lampau.41

Menurut Reivich dan Shatte (2002), resiliensi adalah kemampuan

untuk mengatasi dan beradaptasi terhadap kejadian yang berat atau

masalah yang terjadi dalam kehidupan. Bertahan dalam keadaan tertekan,

dan bahkan berhadapan dengan kesengsaraan atau trauma yang di alami

dalam kehidupannya. Sedangkan bagi individu yang memiliki resiliensi

rendah cenderung cepat menjadi frustasi dalam menghadapi tugas

pendidikan maupun keterampilan.42

Sedangkan menurut Edi Suharto, social resilience atau ketahanan

sosial seperti halnya ketahanan ekonomi, politik, budaya, dan militer

merupakan unsur pembentuk ketahanan nasional. Ketahanan sosial

didefinisikan sebagai kemampuan individu-individu sebagai anggota

sebuah lembaga atau komunitas dalam mengembangkan hubungan sosial

sehingga dapat mempertahankan koeksistensinya dalam kehidupan

bermasyarakat dan bernegara. Dengan definisi tersebut, maka

kedudukan, fungsi dan peranan ketahanan sosial tidak terpisahkan dari

sistem ketahanan lainnya dalam mewujudkan ketahanan nasional.43

41

Yustinus Semiun, Kesehatan Mental 1 (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2010), cet.

5, h. 430. 42

Jurnal, Resiliensi dan Prestasi Akademik pada Anak Tunarungu, Fonny dan

Fidelise E Waruwu dan Lianawati, Fakultas Psikologi Universitas Tarumanegara Jakarta. 43

Edi Suharto, Isu-Isu Tematik Pembangunan Sosial: Konsep dan Strategi (Jakarta:

Badan Pelatihan dan Pengembangan Sosial Departemen Sosial RI, 2004) h. 83-84.

Page 60: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

46

2. Aspek-Aspek Resiliensi

Reivich dan Shatte (2002) juga memaparkan tujuh kemampuan

yang membentuk resiliensi, yaitu sebagai berikut: 44

1. Emotion Regulation (Regulasi Emosi)

Emotion regulation adalah kemampuan untuk tetap tenang

dibawah kondisi yang menekan. Hasil penelitian menunjukan

bahwa orang yang kurang memiliki kemampuan untuk mengatur

emosi mengalami kesulitan dalam membangun dan menjaga

hubungan dengan orang lain.

2. Impulse Control (Pengendalian Impuls)

Impulse Control adalah kemampuan individu untuk

mengendalikan keinginan, dorongan, kesukaan, serta tekanan yang

muncul dari dalam diri. Individu yang memiliki kemampuan

Impulse control yang rendah, cepat mengalami perubahan emosi

yang pada akhirnya mengendalikan pikiran dan perilaku mereka.

3. Optimism (Optimisme)

Optimism adalah ketika kita melihat bahwa masa depan kita

cemerlang. Optimism yang dimiliki oleh seorang individu

menandakan bahwa individu tersebut percaya bahwa dirinya

memiliki kemampuan untuk mengatasi kemalangan yang mungkin

terjadi di masa depan.

44

Jurnal, Resiliensi pada Narapidana Laki-laki di Lapas Klas 1 Medaeng,

Muhammad Riza dan Ike Herdiana, Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya.

Page 61: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

47

4. Casual Analysis (Analisis Penyebab Masalah)

Casual Analysis merujuk pada kemampuan individu untuk

mengidentifikasi secara akurat penyebab dari permasalahan yang

mereka hadapi. Individu yang tidak mampu mengidentifikasikan

penyebab dari permasalahan yang mereka hadapi secara tepat,

maka terus-menerus berbuat kesalahan yang sama.

5. Empathy (Empati)

Empathy sangat erat kaitannya dengan kemampuan individu

untuk membaca tanda-tanda kondisi emosional dan psikologis

orang lain. Seseorang yang memiliki kemampuan berempati

cenderung memiliki hubungan sosial yang positif.

6. Self Efficacy (Efikasi Diri)

Self Efficacy merepresentasikan sebuah keyakinan bahwa kita

mampu memecahkan masalah yang kita alami dan mencapai

kesuksesan. Kepercayaan akan kompetensi membantu individu

untuk tetap berusaha, dalam situasi yang penuh tantangan dan

mempengaruhi kemampuan untuk mempertahankan harapan.

7. Reaching Out (Peningkatan Aspek Positif)

Reaching out merupakan kemampuan individu meraih aspek

positif dari kehidupan setelah kemalangan yang menimpa.

Page 62: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

48

G. Teori Self Empowerment

1. Pengertian Self Empowerment

Istilah Empowerment bisa juga dikatakan sebagai suatu

pemberdayaan. Peran yang dimainkan oleh pemberdayaan pada

hakikatnya adalah untuk memperkuat daya (kemampuan dan posisi) agar

masyarakat semakin mandiri. Karena itu, pemberdayaan dapat diartikan

sebagai proses penguatan kapasitas. Penguatan masyarakat disini

memiliki makna ganda yang bersifat timbal balik. Di satu pihak,

penguatan diarahkan untuk melebihmampukan individu agar lebih

mampu berperan di dalam kelompok dan masyarakat global, di tengah-

tengah ancaman yang dihadapi baik dalam kehidupan pribadi, kelompok

dan masyarakat global.45

Secara konseptual, pemberdayaan atau pemberkuasaan

(empowerment), berasal dari kata „power‟ (kekuasaan atau keberdayaan).

Karenanya, ide utama pemberdayaan bersentuhan dengan konsep

mengenai kekuasaan. Kekuasaan seringkali dikaitkan dengan

kemampuan kita untuk membuat orang lain melakukan apa yang kita

inginkan, terlepas dari keinginan dan minat mereka. Ilmu sosial

tradisional menekankan bahwa kekuasaan berkaitan dengan pengaruh

dan kontrol. Dengan pemahaman kekuasaan seperti ini, pemberdayaan

sebagai sebuah proses perubahan kemudian memiliki konsep yang

bermakna.

45

Totok Mardikanto dan Poerwoko Soebianto, Pemberdayaan Masyarakat dalam

Perspektif Kebijakan Publik (Bandung: Alfabeta, 2013) h. 69.

Page 63: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

49

Pemberdayaan menunjuk pada kemampuan orang, khususnya

kelompok rentan dan lemah sehingga mereka memiliki kekuatan atau

kemampuan dalam memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga mereka

memiliki kebebasan (freedom), dan mampu menjangkau sumber-sumber

produktif yang memungkinkan mereka dapat meningkatkan

pendapatannya dan memperoleh barang-barang dan jasa-jasa yang

mereka perlukan, serta berpartisipasi dalam proses pembangunan dan

keputusan-keputusan yang mempengaruhi mereka.46

Teori pemberdayaan muncul dari kesulitan praktik radikal dalam

masyarakat ekonomi liberal. Pemberdayaan membantu individu dan

kelompok dalam menyelesaikan permasalahan sosial. Pemberdayaan

(empowerment) berusaha membantu klien mendapatkan kekuatan dalam

mengambil keputusan dan aksi dengan cara meningkatkan kapasitas dan

kepercayaan diri untuk menggunakan kekuasaan serta mentransfer

kekuatan dari kelompok dan individu. Advokasi berusaha untuk

mempresentasikan kepentingan klien yang tidak berdaya menjadi

individu yang kuat. Ia juga mempresentasikan orang dalam dua cara:

berbicara untuk mereka dan menginterpretasikan, dan mempresentasikan

mereka terhadap ketidakadilan dengan segala kekuatan yang dimiliki.47

Menurut Friedmann konsep empowerment merupakan paradigma

terakhir dari konsep pembangunan manusia yang kemunculannya

46

Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat (Bandung: PT

Refika Aditama, 2005) h. 57-58 47

Siti Napsiyah dan Lisma Diawati Fuaida, Belajar Teori Pekerjaan Sosial,

(Tangerang: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011), h. 49.

Page 64: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

50

disebabkan oleh karena adanya dua permasalahan yakni “kegagalan” dan

“harapan”, yaitu kegagalan model-model pembangunan ekonomi dalam

menanggulangi masalah kemiskinan dan lingkungan yang berkelanjutan

dengan harapan-harapan adanya alternatif pembangunan yang

memasukkan nilai-nilai demokrasi, persamaan gender, persamaan antar

generasi dan pertumbuhan ekonomi yang memadai. Ife (1991)

mengemukakan bahwa pemberdayaan berarti menyediakan sumber daya,

kesempatan, pengetahuan dan keterampialn mereka dalam pengambilan

keputusan dan berpartisipasi dalam kegiatan yang mempunyai dampak

pada kehidupan masyarakat di masa depan.48

Maka, Self-Empowering adalah sebuah proses yang berkelanjutan

untuk mempertahankan dan meningkatkan kompetensi yang inisiatif dan

usaha utamanya (main effort) berasal dari diri sendiri. Inisiatif

berhubungan dengan keinginan, motivasi yang timbul atas kesadaran

serta kebutuhan pribadi seseorang. Ini berlawanan dengan yang

dimunculkan dari orang lain. Usaha utama artinya, sebagian besar usaha,

pengorbanan untuk mempertahankan dan meningkatan kompetensi ini

dilakukan oleh diri sendiri dan tidak tergantung pada dukungan

(termasuk finansial) orang lain. Kondisi ini tidak menafikan bantuan

orang lain, jika memang ada, boleh dimanfaatkan secara maksimal. Yang

terpenting, ada atau tidak ada bantuan tersebut, proses self-empowering

harus tetap berjalan.

48

Edi Suharto, Isu-Isu Tematik Pembangunan Sosial: Konsep dan Strategi (Jakarta:

Badan Pelatihan dan Pengembangan Sosial Departemen Sosial RI, 2004) h. 29.

Page 65: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

51

Pemberdayaan diri adalah keyakinan bahwa seseorang memiliki

kemampuan untuk mengendalikan kehidupan. Orang yang tidak merasa

berdaya mungkin memiliki rasa percaya diri yang rendah, merasa tidak

termotivasi untuk mengejar tujuannya, dan berhenti berusaha untuk

mendapatkan kebahagiaan di dalam hidupnya. Seseorang dapat

memberdayakan diri sendiri melalui aktivitas emosional dan fisik

sehingga merasa lebih berhubungan dengan caranya sendiri dalam

mempengaruhi lingkungan.49

Untuk bisa melakukan self-empowering seseorang harus memiliki

kemampuan melakukan analisis SWOT (strength, weakness, opportunity

and threat/kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) terhadap diri

sendiri, melakukan mapping (pemetaan) hasil analisis SW pribadi dan

OT lingkungan (pekerjaan), membuat rencana bagaimana kompetensinya

dipertahankan dan ditingkatkan, mengimplementasikan rencananya,

selanjutnya melakukan evaluasi atas proses tersebut. Demikian

seterusnya proses ini berlangsung terus-menerus selama usia produktif

kita selaku manusia.

2. Indikator Keberdayaan

Menurut Kieffer (1981), pemberdayaan mencakup tiga dimensi

yang meliputi kompetensi kerakyatan, kemampuan sosiopolitik, dan

kompetensi partisipatif (Suharto, 1997:215). Parsons et.al. (1994:106)

juga mengajukan tiga dimensi pemberdayaan yang merujuk pada:

49

http://id.wikihow.com/Memberdayakan-Diri-Sendiri dikutip pada tanggal : 12

April 2017 pukul 10.40 WIB

Page 66: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

52

a. Sebuah proses pembangunan yang bermula dari pertumbuhan

individual yang kemudian berkembang menjadi sebuah perubahan

sosial yang lebih besar.

b. Sebuan keadaan psikologis yang ditandai oleh rasa percaya diri,

berguna dan mampu mengendalikan diri dan orang lain.

c. Pembebasan yang dihasilkan dari sebuah gerakan sosial, yang

dimulai dari pendidikan dan politisasi orang-orang lemah tersebut

untuk memperoleh kekuasaan dan mengubah struktur-struktur

yang masih menekan.50

3. Strategi Pemberdayaan

Dalam beberapa situasi, strategi pemberdayaan dapat saja

dilakukan secara individual, meskipun pada gilirannya strategi ini pun

tetap berkaitan dengan kolektivitas, dalam arti mengkaitkan klien dengan

sumber atau sistem luar dirinya. Dalam konteks pekerjaan sosial,

pemberdayaan dapat dilakukan melalui tiga aras atau matra

pemberdayaan (empowerment setting), yaitu:

a. Mikro, pemberdayaan dilakukan terhadap klien secara individu

melalui bimbingan, konseling, stress management, crisis

intervention. Tujuan utamanya adalah membimbing atau melatih

klien dalam menjalankan tugas-tugas kehidupannya. Model ini

sering disebut sebagai pendekatan yang berpusat pada tugas (task

centered approach).

50

Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat (Bandung: PT

Refika Aditama, 2005) h. 63.

Page 67: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

53

b. Mezzo, pemberdayaan dilakukan terhadap sekelompok klien.

Pemberdayaan dilakukan dengan menggunakan kelompok

sebagai media intervensi. Pendidikan dan pelatihan, dinamika

kelompok, biasanya digunakan sebagai strategi dalam

meningkatkan kesadaran, pengetahuan, keterampilan dan sikap-

sikap klien agar memiliki kemampuan memecahkan

permasalahan yang dihadapinya.

c. Makro, pendekatan ini disebut juga sebagai strategi sistem besar

(large-system-strategy), karena sasaran perubahan diarahkan

pada sistem lingkungan yang lebih luas. Perumusan kebijakan,

perencanaan sosial, kampanye, aksi sosial, lobbying,

pengorganisasian masyarakat, manajemen konflik, adalah

beberapa strategi dalam pendekatan ini. Strategi sistem besar

memandang klien sebagai orang yang memiliki kompetensi untuk

memahami situasi-situasi mereka sendiri, dan untuk memilih serta

menentukan strategi yang tepat untuk bertindak.51

H. Asimilasi

Asimilasi merupakan proses pembinaan Warga Binaan

Pemasyarakatan dengan membaurkan narapidana atau anak didik

pemasyarakatan dengan masyarakat. Tujuan asimilasi ini adalah

mempersiapkan narapidana atau anak didik pemasyarakatan untuk kembali

51

Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat (Bandung: PT

Refika Aditama, 2005) h. 66-67

Page 68: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

54

menjalani kehidupan bermasyarakat yang baik.52

Jika pembinaan diri

narapidana dan antara hubungannya dengan masyarakat telah berjalan kurang

dari 1/3 dari masa pidana sebenarnya menurut Dewan Pembinaan

Pemasyarakatan telah dicapai cukup menunjukan perbaikan-perbaikan dalam

tingkah laku, kecakapan dan lain-lain. Maka tempat atau wadah utama dari

proses pembinaannya ialah gedung lembaga pemasyarakatan terbuka dengan

maksud memberikan kebebasan bergerak lebih banyak lagi atau para

narapidana yang sudah pada tahap ini dapat dipindahkan dari lembaga

pemasyarakatan terbuka. Pada tahap ini program keamanannya adalah

medium. Di tempat baru ini narapidana diberi tanggung jawab terhadap

masyarakat. Bersamaan dengan ini pula dipupuk rasa harga diri, tatakrama,

sehingga dalam masyarakat luas timbul kepercayaannya dan berubah

sikapnya terhadap narapidana. Kontak dengan unsur-unsur masyarakat

frekwensinya lebih diperbanyak lagi misalnya kerjabakti dengan masyarakat

luas. Pada saat ini dilakukan kegiatan bersama-sama dengan unsur

masyarakat. Masa tahanan yang harus dijalani pada tahap ini adalah sampai

berkisar ½ dari masa pidana yang sebenarnya.53

52

Jurnal Ilmiah, Agung Pambudi, Asimilasi Bagi Anak Pidana (Studi di Lembaga

Pemasyarakatan Anak Kelas IIA Blitar), Universitas Brawijaya Fakultas Hukum 53

Dwidja Priyatno , Sistem Pelaksanaan Pidana Penjara di Indonesia, (Bandung:

PT Refika Aditama, 2006), h. 99.

Page 69: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

55

BAB III

GAMBARAN PROFIL LEMBAGA

A. Sejarah Berdirinya Lapas Terbuka Klas II B Jakarta

Lembaga Pemasyarakatan Terbuka adalah salah satu institusi di

bawah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak

Asasi Manusia Republik Indonesia yang secara khusus melaksanakan

pembinaan lanjutan terhadap narapidana pada tahap asimilasi yaitu dengan

masa pidana antara 1/2 sampai dengan 2/3 dari masa pidana yang harus

dijalani oleh narapidana yang bersangkutan. Asimilasi yang dimaksud

menurut penjelasan Undang-Undang No.12 tahun 1999 tentang

Pemasyarakatan pasal demi pasal, pasal 6 ayat 1 alinea ke 2, Pembinaan

secara ekstramural yang dilakukan di LAPAS disebut asimilasi, yaitu proses

pembinaan Warga Binaan Pemasyarakatan yang telah memenuhi

persyaratan tertentu dengan membaurkan mereka ke dalam kehidupan

bermasyarakat.

Pembentukan Lapas Terbuka sebagai implementasi dari Surat

Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I No : M.03.PR.07.03.

Tahun 2003, tanggal 16 April 2003, perihal pembentukan Lapas Terbuka

Pasaman, Jakarta, Kendal, Nusakambangan, Mataram dan Waikabubak

yang ditandatangani oleh Bapak Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra dan

merupakan pengejawantahan dari konsep Community-Based Correction.

Peresmian Lapas Terbuka Jakarta dilakukan oleh Bapak Menteri Hukum dan

Hak Asasi Manusia berikutnya yaitu Dr. Hamid Awaludin, SH. LLM, pada

Page 70: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

56

tanggal 14 Mei 2005. Lapas Terbuka Jakarta berlokasi di belakang komplek

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian

Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I dengan alamat, Jl. Raya Gandul, Desa

Gandul, Kecamatan Limo, Kota Depok.

Kapasitas hunian dari Lapas Terbuka Jakarta saat pertama didirikan

mampu menampung 50 orang yang dibagi dalam 10 kamar hunian dan sejak

tahun anggaran 2008/2009 telah dilakukan peningkatan kapasitas hunian

menjadi 100 orang, yang dibagi menjadi 20 kamar.54

Namun, pada saat ini

dari 20 kamar hunian hanya dapat menampung 60 narapidana saja, jadi satu

kamar di huni oleh maksimal tiga orang narapidana.55

Kamar hunian yang

ada di Lapas Terbuka berbeda dengan kamar hunian yang terdapat di Lapas

tertutup, perbedaan terdapat pada bentuk bangunannya, di Lapas Terbuka

kamar hunian berbentuk seperti kamar asrama atau kost yang tidak

dilengkapi dengan jeruji besi seperti yang biasa digunakan oleh kamar

hunian Lapas tertutup sebagai penghalang bagi narapidana agar tidak

melarikan diri.

54

Profil Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas II B Jakarta, h. 1. 55

Wawancara dengan Bapak Sarwo Edy selaku Kepala KPLP, 17 Maret 2017

Page 71: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

57

Gambar 3.1

Peresmian Pendirian Lapas Terbuka Klas IIB Jakarta

Sumber: Dokumentasi Pribadi, Tembok Lapas Terbuka Jakarta

B. Visi, Misi dan Motto Lapas Terbuka Klas II B Jakarta

1. Visi

Pemulihan kesatuan hubungan hidup, kehidupan dan penghidupan

Warga Binaan Pemasyarakatan sebagai individu, anggota masyarakat

dan makhluk Tuhan YME (Membangun Manusia Mandiri).

2. Misi

Melaksanakan pembinaan dan pembimbingan tahap lanjutan bagi

Warga Binaan Pemasyarakatan dalam Kerangka integrasi sosial,

penegakan hukum, pencegahan dan penanggulangan kejahatan serta

pemajuan dan perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM).

Page 72: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

58

3. Motto

Motto dari Lapas Terbuka Klas II B Jakarta adalah Lapas Terbuka

Jakarta BERSINAR, yang memiliki penjelasan sebagai berikut:

BER: BERsih; Bersih maksudnya Lapas Terbuka Jakarta harus

bersih lingkungannya dan bersih dari praktik KKN

S: Sehat; Sehat maksudnya adalah Petugas dan Warga Binaan

Pemasyarakatan Lapas Terbuka Jakarta harus sehat jasmani dan

rohaninya

I: Indah;

N: Nyaman; Nyaman maksudnya adalah Lapas Terbuka Jakarta

harus menjadi tempat yang nyaman untuk bekerja dan nyaman

untuk dijadikan tempat melakukan proses pembinaan

A: Aman; Aman maksudnya adalah Lapas Terbuka Jakarta harus

aman dari segala ancaman gangguan keamanan dan ketertiban

R: Ramah; Ramah maksudnya adalah Petugas Lapas Terbuka

Jakarta harus ramah dalam memberikan pelayanan baik terhadap

Warga Binaan pemasyarakatan maupun terhadap tamu.

C. Struktur Organisasi dan Data Pegawai

Berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi

Manusia Republik Indonesia, Nomor : M. 03.PR. 07.03 Tahun 2003, Tanggal

16 April 2003, tentang struktur organisasi Lapas Terbuka, maka struktur

organisasi Lapas Terbuka Jakarta terdiri dari :

Page 73: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

59

1. Kepala Lembaga Pemasyarakatan (KALAPAS);

2. Kepala Sub. Bagian Tata Usaha (KASUBAG T.U)

3. Kepala Kesatuan Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan (Ka.KPLP)

4. Kepala Seksi Bimbingan Narapidana dan Kegiatan Kerja (KASI

BINAPI GIATJA)

5. Kepala Seksi Administrasi Keamanan dan Ketertiban (KASI ADM.

KAMTIB)

6. Kepala Urusan Kepagawaian dan Keuangan

7. Kepala Urusan Umum

8. Kepala Sub Seksi Keamanan

9. Kepala Sub Seksi Pelaporan dan Tata Tertib

10. Kepala Sub Seksi Registrasi dan Bimkemasy

11. Kepala Sub Seksi Perawatan

12. Kepala Sub Seksi Kegiatan Kerja.

Page 74: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

60

Gambar 3.2

Struktur Organisasi Lapas Terbuka Klas II B Jakarta

D. Gambaran SDM/Petugas Lapas Terbuka Klas II B Jakarta

Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas II B Jakarta memiliki jumlah

pegawai sebanyak 68 orang, dengan komposisi jumlah pegawai laki-laki

sebanyak 47 orang dan pegawai perempuan sebanyak 21 orang. Berikut ini

adalah gambaran petugas Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas II B

Jakarta.

KALAPAS

KASUBAG T.U. Ka.KPLP

RUPAM

I II III IV

KAUR KEPEGAWAIAN

DAN KEUANGAN KAUR UMUM

KASI BINAPI

GIATJA

KASI ADM.

KAMTIB

KASUBSI

REGISTRASI

DAN

BIMKEMASY

KASUBSI

PERAWATAN

KASUBSI

KEGIATAN

KERJA

KASUBSI

KEAMANAN

KASUBSI

PELAPORAN

DAN TATA

TERTIB

Page 75: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

61

Tabel 3.1

Daftar Petugas Lapas Terbuka Klas II B Jakarta

Berdasarkan Jenis Kelamin dan Pangkat Golongan/Ruang

JENIS

KELAMIN

JUMLAH PANGKAT GOLONGAN RUANG

IV III II

d C b A D C b a d c B a

L 39 1 2 6 6 2 7 4 11

P 21 1 3 6 4 6 1

60

Sumber: Arsip Kepegawaian 2017 Lapas Terbuka Klas IIB Jakarta

Tabel 3.2

Daftar Petugas Lapas Terbuka Klas II B Jakarta

Berdasarkan Jenis Kelamin dan Agama

AGAMA L P

Islam 44 19

Protestan 1 2

Katolik 1 0

Total 46 21

Sumber: Arsip Kepegawaian 2017 Lapas Terbuka Klas IIB Jakarta

Gambar 3.3

Papan Nama Pejabat Struktural Lapas Klas IIB Jakarta

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Page 76: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

62

Sumber Daya Manusia (SDM) yang dibutuhkan oleh Lapas Terbuka

Klas II B Jakarta adalah petugas pemasyarakatan yang siap bekerja dengan

dilandasi 4 (empat) kesaktian yaitu:

1. Tanggap dalam pengetahuan

Artinya petugas Lapas Terbuka Klas II B Jakarta selalu haus untuk

menimba ilmu pengetahuan guna meningkatkan kemampuan

personality.

2. Tanggon dalam kepribadian

Artinya petugas Lapas Terbuka Klas II B Jakarta memiliki pribadi

yang kuat seperti mental spiritual yang baik, berdedikasi tinggi

terhadap pekerjaan, loyal terhadap organisasi, jujur dalam perkataan

dan perbuatan, disiplin dalam bekerja.

3. Terampil dalam bekerja

Artinya petugas Lapas Terbuka Klas IIB Jakarta harus memiliki

keterampilan untuk mendukung kinerjanya.

4. Trengginas dalam jasmani

Artinya petugas Lapas Terbuka memiliki ketahanan fisik yang baik

sehingga dapat mendukung kinerja.56

Dalam melakukan pembinaan terhadap personil agar tanggap dalam

pengetahuan dan terampil dalam bekerja, Kalapas secara rutin mengirimkan

petugas Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Jakarta untuk mengikuti

program Pendidikan dan Pelatihan (Diklat), baik yang diselenggarakan

56

Profil Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas II B Jakarta, h. 4.

Page 77: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

63

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian

Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I, Diklat yang diselenggarakan oleh

Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, Kantor Wilayah Kementerian Hukum

dan Hak Asasi Mansuia DKI Jakarta dan instansi yang lain.

Untuk mendapatkan petugas pemasyarakatan yang tanggon dan

trengginas, Kalapas dibantu oleh pejabat struktural Lapas Terbuka Jakarta

selalu melakukan pembinaan person, bentuk pembinaan yang dilakukan

antara lain berupa Pelatihan Dasar Pemasyarakatan bagi Calon Pegawai

Negeri Sipil, kegiatan senam pagi (setiap hari jum‟at), serta pengarahan dari

bapak Kalapas yang berisikan penyampaian isu-isu strategis organisasi yang

terkini dan pemberian motivasi kerja kepada jajaran di bawahnya.

E. Kegiatan Lembaga

1. Sub Seksi Kepegawaian dan Keuangan

a. Pembayaran belanja rutin pegawai, antara lain:

- Gaji pegawai

- Uang makan pegawai

- Tunjangan kinerja pegawai

b. Membuat surat-surat dinas kepegawaian, antara lain:

- Surat masuk dan keluar kepegawaian

- Surat cuti pegawai

- Surat tugas dan perintah

- Surat dinas yang berkaitan dengan kepegawaian

Page 78: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

64

- Surat penghadapan pegawai yang mutasi

c. Membuat laporan bulanan

d. Mengisi SMS Gate Way

e. Membuat Pengajuan SPM

f. Melakukan pencairan GU, TUP, dan LS

g. Membayar atas tagihan-tagihan pihak ketiga

h. Membuat laporan keuangan bulanan

i. Membuat laporan PNBP

2. Sub Seksi Urusan Umum

a. Menyiapkan sarana dan prasarana penyuluhan hukum kepada warga

binaan pemasyarakatan, upacara/apel pagi dan kegiatan lainnya.

b. Melaksanakan kegiatan kebersihan dan perawatan taman di

lingkungan Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Jakarta

c. Melaksanakan kegiatan senam untuk pegawai dan warga binaan

d. Mengagendakan surat masuk dan surat keluar

e. Mengirim surat dinas

f. Mengadakan pekerjaan pengecatan gedung, renovasi dapur dan

pemasangan keramik ruangan kegiatan kerja

g. Mendokumentasikan kegiatan pada Lapas Terbuka Jakarta

3. Sub Seksi Registrasi dan Bimbingan Kemasyarakatan

a. Pembinaan Mental Spiritual

Page 79: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

65

- Kajian agama Islam: dilaksanakan setiap hari Kamis

- Kegiatan kebaktian Kristiani

b. Pembinaan Jasmani

- Kegiatan senam jasmani hari Jumat

- Kegiatan olahraga futsal hari Jumat

c. Pembinaan Berbangsa dan Bernegara

- Apel pagi dan apel sore: setiap hari

d. Pembinaan Reintegrasi Sosial

- Usulan bekerja P-3

- Usulan cuti bersyarat

- Usulan pembebasan bersyarat

e. Kesadaran Hidup Bersih dan Lingkungan

- Kerja bakti secara rutin setiap pagi.

4. Sub Seksi Perawatan

a. Pemeriksaan WBP (Warga Binaan Pemasyarakatan) dan pegawai

Lapas Terbuka Klas II B Jakarta yang sakit

b. Screening WBP baru

c. Melaksanakan pemeriksaan rutin pegawai

d. Pembinaan kesehatan/penyuluhan WBP baru

e. Melaksanakan GJS (Gerakan Jum‟at Sehat) di lingkungan sekitar

Lapas Terbuka Klas II B Jakarta

Page 80: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

66

f. Melaksanakan kegiatan kesehatan lingkungan kerja/pemberantasan

sarang nyamuk (PSN) di Lapas Terbuka Klas II B Jakarta

g. Menyiapkan sarana dan prasarana (obat-obatan) sesuai dengan

kebutuhan WBP dan pegawai

h. Melaksanakan pemeriksaan rutin WBP

i. Menghitung rekapitulasi BAMA (Bahan Makanan)

j. Melakukan evaluasi program kerja

5. Sub Seksi Kegiatan Kerja

a. Melakukan pemeliharaan biji cabai hasil semai

b. Melakukan penyemaian tanaman sayur hidroponik

c. Melakukan pemanenan tanaman kangkung vertiminaponik

d. Melakukan penyemaian benih tanaman kangkung vertiminaponik

e. Melakukan pemeliharaan tanaman obat keluarga di polybag

f. Melakukan pemanenan ayam

g. Melakukan pemeliharaan kandang ayam

h. Melakukan pemeliharaan baglog dan panen jamur tiram

i. Melakukan penyortiran ukuran ikan lele di kolam

j. Melakukan penyortiran ukuran ikan nila di Karamba Jaring Apung

(KJA)

k. Melakukan pemeliharaan benih ikan lele

l. Melakukan pemeliharaan ikan di Karamba Jaring Apung (KJA)

Page 81: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

67

6. Sub Seksi Keamanan

a. Membuat jadwal tugas regu pengamanan, perwira piket, tim pengawas

internal, komandan apel, perwira apel dan jadwal pemeriksaan dan

penggeledahan kunjungan wanita, piket kunjungan hari minggu

b. Membuat surat perintah tugas pengawalan WBP keluar Lapas

c. Membuat perintah tugas penjemputan WBP (Asimilasi ke Lapas

Terbuka)

d. Membuat rekapitulasi daftar kehadiran perwira piket dan regu

pengamanan

e. Melaksanakan kegiatan penggeledahan kamar hunian WBP

f. Melakukan kegiatan perawatan dan pemeliharaan alat-alat keamanan

g. Melaksanakan kegiatan pemeriksaan dan penggeledahan fisik dan

barang kepada pengunjung khusus wanita

h. Memberikan penilaian pelaksanaan pekerjaan bawahan

i. Melakukan evaluasi program kerja

7. Sub Seksi Pelaporan dan Tata Tertib

a. Membuat laporan bulanan administrasi keamanan dan tata tertib

b. Membuat laporan rekapitulasi pengaduan dan saran pengunjung

c. Melakukan pengecekan terhadap laporan piket regu pengamanan,

piket perwira dan tim pengawas internal

d. Mengisi buku laporan pengisian pelanggaran tata tertib

Page 82: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

68

e. Menjalankan kegiatan penggeledahan kamar hunian dua minggu

sekali pada setiap bulan

f. Membacakan hak, kewajiban, larangan dan tata tertib yang berlaku

bagi narapidana di Lapas Terbuka Jakarta

g. Memberikan penilaian pelaksanaan pekerjaan bawahan

h. Melakukan evaluasi program kerja

F. Manajemen Keuangan

Seluruh kegiatan yang dilaksanakan dengan menggunakan anggaran

dari APBN yang telah dialokasikan dalam Daftar Isian Pelaksana

Anggaran (DIPA) Lapas Terbuka Klas II B Jakarta tahun 2017. Dengan

Anggaran yang tersedia tersebut, Lapas terbuka Klas II B Jakarta berupaya

secara maksimal melaksanakan kegiatan yang menjadi tugas dan tanggung

jawab yang dibebankan kepada Lapas Terbuka Klas II B Jakarta.

G. Program Rehabilitasi

Pembinaan yang diberikan oleh Lapas Terbuka Jakarta terhadap para

narapidana dibagi menjadi tiga kategori yaitu pembinaan kepribadian,

pembinaan kemandirian dan pembinaan mengintegrasikan diri dengan

masyarakat:

1. Pembinaan Kepribadian adalah pembinaan yang bertujuan

meningkatkan kualitas pribadi narapidana agar memiliki mental

spiritual yang baik, memiliki kesadaran hukum yang baik, memiliki

Page 83: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

69

kesadaran berbangsa dan bernegara yang baik dan memiliki

kemampuan intelektual yang lebih baik.

2. Pembinaan Kemandirian adalah pembinaan yang bertujuan

meningkatkan kemampuan Narapidana untuk mencari penghidupan

melalui kegiatan bimbingan kerja.

3. Pembinaan Mengintegrasikan Diri dengan Masyarakat adalah

pembinaan yang bertujuan untuk memperbaiki hubungan antara

Narapidana dengan masyarakatnya, denga memberikan kesempatan

mengembangkan aspek-aspek pribadinya, memberikan keleluasaan

yang lebih besar untuk berintegrasi dengan masyarakat dalam

kegiatan kemasyarakatan seperti, bekerja dengan pihak ketiga,

melanjutkan pendidikan di sekolah umum, beribadah di tempat ibadah

luar Lapas dan lainnya.

Masing-masing kategori pembinaan diatas dapat diuraikan lagi

sebagai berikut: 57

a. Program pembinaan Kepribadian terbagi menjadi :

Program belajar membaca Al-Quran

Program pengajian (ceramah agama Islam)

Kebaktian bagi umat Kristiani

Program perayaan Hari Besar Keagamaan

Program kegiatan olah raga dan seni

57

Profil Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas II B Jakarta, h. 10-11.

Page 84: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

70

Program pelaksanaan kegiatan kunjungan untuk WBP setiap hari

dimulai dari pukul 08.00 WIB sampai dengan 16.00 WIB.

b. Program pembinaan Kemandirian terbagimenjadi :

Peternakan : Ayam broiler

Pertanian : Jamur, kangkung, sawi

Perikanan : Bawal, mas, mujair, patin, lele

c. Program pembinaan Mengintegrasikan Diri dengan Masyarakat

terbagi menjadi :

Program Cuti Mengunjungi Keluarga (CMK)

Program kerja asimilasi dengan pihak ke tiga (P3)

Program Cuti Bersyarat (CB)

Program Cuti Menjelang Bebas (CMB)

Program Pembebasan Bersyarat (PB).

H. Sarana dan Prasarana

Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas II B Jakarta yang berada di

Jalan Raya Gandul Cinere Jakarta Selatan. Adapun luas keseluruhannya

adalah 4.415 m2, bangunan hunian sendiri luasnya 245 m

2 dan pada saat ini

dapat menampung 60 orang Warga Binaan Pemasyarakatan. Selain rumah

hunian untuk menampung WBP, sarana dan prasarana lain yang tersedia di

Lapas Terbuka Klas II B Jakarta antara lain:

1. Mushola

2. Peralatan sholat

Page 85: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

71

3. Ruang perawatan

4. Ruang kantor

5. Tempat parkir

6. Ruang administrasi tamu

7. Toilet

8. Kantin

9. Ruang pertemuan (bisa digunakan untuk bertemunya WBP dengan

keluarga saat ada kunjungan ataupun untuk kegiatan lain seperti

penyuluhan)

10. Lapangan

11. Taman

12. Kandang ayam

13. Ruang budidaya jamur

14. Kolam budidaya ikan

15. Arena billiard

16. Arena tenis meja

17. Arena basket

18. Televisi

19. Perlengkapan tanaman hidroponik dan vertiminaponik

20. Bangku dan kursi

21. ATK, dan lain-lain

Page 86: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

72

I. Pendekatan Keamanan

Lapas Terbuka Jakarta adalah tempat dimana narapidana menjalani

tahapan asimilasi dan untuk mendapatkan hasil pembinaan yang sesuai

dengan harapan maka lingkungan dan suasana Lapas harus sedemikian rupa

menyerupai keadaan lingkungan sosial masyarakat pada umumnya. Selain

lingkungan sosial, hal yang harus diperhatikan adalah pendekatan

keamanan yang akan diberlakukan kepada para mereka. Pendekatan

keamanan pada narapidana yang berada pada tahapan proses asimilasi mesti

bersifat Minimum Security. Hal ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa

bertanggung jawab narapidana terhadap kepercayaan yang telah dibebankan

kepadanya, baik itu berupa pekerjaan maupun tanggung jawab untuk

mengikuti peraturan dan tata tertib yang ada di lingkungan Lembaga

Pemasyarakatan Terbuka Jakarta.

Strategi keamanan yang dilakukan oleh jajaran Kesatuan

Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan (KPLP) Lapas Terbuka Jakarta untuk

mengantisipasi terjadinya gangguan keamanan dan ketertiban adalah dengan

cara pendekatan personal terhadap masing-masing individu narapidana

(Personality Approach). Strategi ini terbukti berjalan efektif karena terhitung

sejak tanggal 14 Mei 2005 sampai dengan saat ini kasus gangguan keamanan

yang terjadi cenderung relatif rendah jika dilihat dari sudut pandang

bentuk bangunan, sarana dan prasarana keamanan pendukung lainnya.

Efektifitas penggunaan strategi ini terletak pada kemampuan personil

keamanan yang dapat menyatu dengan narapidana, mereka dapat

Page 87: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

73

berperan sebagai Ayah dan Kakak bagi para narapidana. Peran sebagai Ayah

dan Kakak yang dimaksud adalah petugas keamanan dapat menjadi

pendengar yang baik bagi keluh kesah para narapidana dan dapat

memberikan nasehat atau jalan keluar layaknya seorang Ayah atau Kakak,

sehingga terjadi kedekatan emosional yang menguntungkan dalam rangka

pencegahan gangguan keamanan dan ketertiban.

J. Kriteria Penghuni Lapas Terbuka Klas II B Jakarta

Berdasarkan surat Direktur Jenderal Pemasyarakatan nomor:

E.PR.07.03-725 tanggal 05 Desember 2003, perihal Operasionalisasi Lapas

Terbuka Klas II B Jakarta, maka penempatan narapidana pada Lapas Terbuka

Jakarta adalah berasal dari UPT wilayah DKI Jakarta, wilayah Jawa Barat,

wilayah Banten, maupun narapidana yang berdomisili di sekitar wilayah

Lapas Terbuka Klas II B Jakarta. Namun demikian tidak semua narapidana

dapat diterima untuk menjadi penghuni Lapas Terbuka Klas II B Jakarta,

karena narapidana yang dipidana karena melakukan tindak pidana terorisme,

narkotika dan prekusor narkotika, psikotropika, korupsi, kejahatan terhadap

keamanan negara, kejahatan Hak Asasi Manusia (HAM) yang berat, serta

kejahatan trannasional terorganisasi lainnya tidak dapat ditempatkan di Lapas

Terbuka Jakarta.

Karena pendekatan keamanan yang diterapkan di Lapas Terbuka

Jakarta bersifat Minimum Security, maka narapidana yang akan ditempatkan

di Lapas ini harus memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut, yaitu:

Page 88: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

74

1. Syarat substantif berdasarkan Surat Keputusan Menteri Hukum dan

HAM RI Nomor : 21 tahun 2013, Tentang syarat dan tata cara

pemberian remisi, asimilasi, cuti mengunjungi keluarga, pembebasan

bersyarat, cuti menjelang bebas dan cuti bersyarat yaitu:

a. Narapidana telah menunjukkan kesadaran dan penyesalan atas

kesalahan yang menyebabkan dijatuhi pidana.

b. Narapidana telah menunjukkan perkembangan budi pekerti dan

moral yang positif.

c. Narapidana telah berhasil mengikuti program kegiatan

pembinaan dengan tekun dan bersemangat.

d. Kondisi masyarakat telah dapat menerima program kegiatan

pembinaan yang bersangkutan.

e. Selama menjalankan pidana narapidana tidak pernah mendapat

hukuman disiplin sekurang-kurangnya dalam waktu 9 bulan

terakhir sehingga narapidana yang diasimilasikan adalah

narapidana yang mempunyai masa pidana 12 bulan atau lebih.

f. Masa pidana yang telah dijalani untuk asimilasi, narapidana telah

menjalani minimal 1/2 (setengah) dari masa pidana, setelah

dikurangi masa tahanan dan remisi dihitung sejak putusan

pengadilan memperoleh kekuatan hukum tetap.

2. Syarat administratif berdasarkan Surat Keputusan Menteri Hukum

dan HAM RI Nomor : 21 tahun 2013 pasal 24, tentang syarat dan tata

Page 89: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

75

cara pemberian remisi, asimilasi, cuti mengunjungi keluarga,

pembebasan bersyarat, cuti menjelang bebas dan cuti bersyarat, yaitu:

a. Terdapat salinan putusan pengadilan (ekstrak vonis)

b. Surat Keterangan asli dari Kejaksaan bahwa narapidana yang

bersangkutan tidak mempunyai perkara atau tersangkut dengan

tindak pidana lainnya

c. Adanya Laporan Penelitian Kemasyarakatan (LITMAS) dari

Bapas tentang pihak keluarga yang akan menerima narapidana,

keadaan masyarakat sekitar dan pihak lain yang ada hubungannya

dengan narapidana

d. Salinan daftar yang memuat tentang pelanggaran tata tetib yang

dilakukan narapidana selama menjalani pidana dari Kalapas

e. Salinan daftar perubahan atau pengurangan masa pidana,

seperti garasi, remisi, dan lain-lain dari Kalapas

f. Surat pernyataan kesanggupan menerima/jaminan dari

keluarga yang diketahui oleh Pemda setempat serendah-

rendahnya Lurah atau Kepala Desa

g. Surat Keterangan kesehatan dari dokter bahwa narapidana sehat

jasmani maupun jiwanya.

3. Telah mendapat persetujuan Tim Pengamat Pemasyarakatan (TPP)

Lapas yang bersangkutan (yang mengirim) dan mendapat persetujuan

Kalapas serta Keputusan Asimilasi dibuat oleh Kepala Kantor

Page 90: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

76

Wilayah Kementerian Hukum dan HAM dengan tembusan Kepala

Kepolisian setempat, Pemda dan Hakim Wasmat.

K. Pola Kehidupan dan Proses Pembinaan Narapidana di Lapas Terbuka

Klas II B Jakarta

1. Proses Pemasyarakatan

Narapidana yang baru masuk dan diterima oleh Lapas Terbuka

akan terlebih dahulu dilakukan screening. Pada proses screening tersebut

narapidana akan diberikan pertanyaan semacam pre test dengan isi

pertanyaan berkaitan dengan pemahaman beragama, pemahaman tentang

kesadaran berbangsa dan bernegara, pemahaman tentang kesadaran

hukum dan pertayaan mengenai minat, bakat dan potensi diri yang

dimiliki oleh narapidana. Tujuan dari dilakukannya screening ini adalah

guna mengetahui apakah pembinaan kepribadian dan pembinaan

kemandirian yang dilakukan oleh Lapas sebelumnya sudah berhasil?

Apabila dirasa belum, maka Lapas Terbuka Jakarta akan mengarahkan

narapidana yang bersangkutan ke program pembinaan yang dirasakan

belum berhasil tersebut. Contoh apabila dari hasil screening diketahui

bahwa pemahaman agama narapidana yang bersangkutan masih rendah

maka porsi pembinaan kerohanian baginya akan lebih diintensifkan.

Targetnya sehari sebelum narapidana tersebut bebas dia dapat menjawab

pertanyaan post test dengan skor lebih baik dengan skor saat pre test. Hal

itu dilakukan untuk membandingkan kemampuan yang dimilikinya

Page 91: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

77

saat pertama masuk ke Lapas Terbuka Jakarta dengan setelah

mendapatkan pembinaan di Lapas Terbuka Jakarta.

2. Jadwal Kegiatan Narapidana

Dalam menjaga keteraturan dan kedisiplinan narapidana dalam

mengikuti pembinaan di Lapas Terbuka Jakarta, maka dibutuhkan jadwal

kegiatan Warga Binaan Pemasyarakatan yang mengatur kegiatan yang

harus dilakukan oleh narapidana mulai dari bangun pagi sampai dengan

istirahat di malam hari. Kegiatan narapidana di Lapas Terbuka Jakarta

dimulai dari pukul 05.00 WIB sampai dengan pukul 20.00 WIB.58

58

Profil Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas II B Jakarta, h. 9-10.

Page 92: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

78

Tabel 3.3

Jadwal Kegiatan Warga Binaan Pemasyarakatan di Lapas Terbuka Klas IIB

Jakarta

No. WAKTU JENIS KEGIATAN KETERANGAN

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

05.00 – 06.00

06.00 – 07.00

07.00 – 07.15

07.15 – 08.30

08.30 – 09.00

09.00 – 12.00

12.00 – 12.30

12.30 – 13.00

13.00 – 13.15

13.15 – 15.15

15.15 – 16.30

16.30 – 17.30

17.30 – 18.00

18.00 – 19.00

19.00 – 19.30

19.30 – 20.00

20.00 – 05.00

Sholat Shubuh berjama‟ah dilanjutkan

Kultum.

Senam pagi.

Apel pagi .

Kebersihan Lingkungan (kamar dan kantor).

Makan pagi.

Pembinaan kemandirian.

Sholat Dzuhur berjama‟ah dilanjutkan

ceramah.

Makan siang.

Apel Siang.

Pembinaan kemandirian.

Sholat Ashar.

Kebersihan Lingkungan (kamar dan kantor).

Makan malam.

Sholat Maghrib berjama‟ah dan belajar baca

Al- Qur‟an.

Apel malam.

Sholat Isya‟ berjama‟ah

I S T I R A H A T

- Sabtu dan Minggu

kegiatan Pembinaan

Kemandirian diganti

dengan kegiatan seni

atau rekreasi.

- Hari Minggu

dilaksanakan

kebaktian bagi

narapidana beragama

Kristen pada pukul

10.00 sampai dengan

12.00 WIB.

Sumber : Profil Lapas Terbuka Klas IIB Jakarta

Page 93: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

79

Gambar 3.4

WBP Istirahat Setelah Kegiatan Kebersihan Lingkungan

59

Sumber: Dokumentasi Pribadi

L. Data Warga Binaan Pemasyarakatan Lapas Terbuka Klas II B Jakarta

Berikut data Warga Binaan Pemasyarakatan yang berada di Lapas

Terbuka Klas II B Jakarta Februari-April 2017.60

Tabel 3.4

Data WBP Awal Februari 2017 NO NOMOR

REGISTER NAMA WBP

PERKARA PIDANA EKSPIRASI USULAN PROG

PERKIRAAN PB/CB

TANGGAL MUTASI

ASAL UPT

1 BI.09/17 WA 480 KUHP 2 Tahun 06/01/2018 PB 07/05/2017 08/02/2017 Rutan Kelas I Cipinang

2 BI.11/17 ES 363 KUHP 2 Tahun 10/01/2018 PB 11/05/2017 08/02/2017 Rutan Kelas I Cipinang

3 BI.12/17 LM 374 KUHP 2 Tahun 19/01/2018 PB 20/04/2017 08/02/2017 Rutan Kelas I Cipinang

4 BI.14/17 SA 245 KUHP 3 Tahun 09/04/2018 PB 05/04/2017 09/02/2017 Rutan Kelas I Jakarta Pusat

5 BI.15/17 IR 303 KUHP 1 Tahun 4 Bulan

05/09/2017 CB 24/03/2017 09/02/2017 Rutan Kelas I Jakarta Pusat

6 BI.18/17 AP 303 KUHP 1 Tahun 4 Bulan

05/09/2017 CB 24/03/2017 10/02/2017 LAPAS KELAS IIA SALEMBA

7 BI.19/17 RR 263 KUHP 1 Tahun 10 Bulan

11/01/2018 PB 05/06/2017 10/02/2017 LAPAS KELAS IIA SALEMBA

8 BI.20/17 GS 338 - 350 KUHP

9 Tahun 17/10/2022 PB 07/09/2021 11/06/2016 Lapas Kelas IIA Bekasi

9 BI.25/17 KN 365 KUHP 1 Tahun 4 Bulan

03/09/2017 CB 22/02/2017 01/03/2017 Lapas Kelas IIA Salemba

10 BI.26/17 MR 363 KUHP 1 Tahun 6 Bulan

14/10/2017 CB 22/03/2017 01/03/2017 Lapas Kelas IIA Salemba

11 BI.27/17 SJ 170 KUHP 7 Tahun 10/08/2019 PB 01/04/2017 10/03/2017 Lapas Kelas I Cipinang

59

Kegiatan Warga Binaan Pemasyarakatan, Aktivitas setelah membersihkan

lingkungan Lapas Terbuka, di ambil pada 18 April 2017, Pukul 10.00 WIB 60

Jurnal WBP Lapas Terbuka Klas II B Jakarta Tahun 2017

Page 94: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

80

12 BI.28/17 AW 363 KUHP 1 Tahun 6 Bulan

05/10/2017 CB 08/04/2017 22/03/2017 Lapas Kelas IIA Salemba

13 BI.29/17 AS 363 KUHP 1 Tahun 6 Bulan

05/10/2017 CB 08/04/2017 22/03/2017 Lapas Kelas IIA Salemba

14 BI.30/17 ED 368 KUHP 1 Tahun 6 Bulan

09/10/2017 CB 12/04/2017 22/03/2017 Lapas Kelas IIA Salemba

15 BI.31/17 BP 368 KUHP 1 Tahun 6 Bulan

09/10/2017 CB 12/04/2017 22/03/2017 Lapas Kelas IIA Salemba

16 BI.32/17 IK 264 KUHP 2 Tahun 4 Bulan

04/02/2018 PB 26/04/2017 22/03/2017 Lapas Kelas IIA Salemba

17 BI.33/17 AH 245 KUHP 3 Tahun 09/04/2018 PB 05/04/2017 22/03/2017 Lapas Kelas IIA Salemba

18 BI.34/17 AN 363 KUHP 1 Tahun 10 bulan

08/11/2017 PB 03/04/2017 22/03/2017 Rutan Kelas I Cipinang

19 BI.35/17 MA 363 KUHP 1 Tahun 6 Bulan

30/09/2017 CB 03/04/2017 22/03/2017 Rutan Kelas I Cipinang

20 BI.36/17 PR 362 KUHP 1 Tahun 7 Bulan

11/11/2017 PB 01/05/2017 22/03/2017 Rutan Kelas I Cipinang

21 BI.37/17 PH 372 KUHP 3 Tahun 11/09/2018 PB 07/09/2017 22/03/2017 Rutan Kelas I Cipinang

22 BI.38/17 KH 372 KUHP 2 Tahun 29/03/2018 PB 27/07/2017 30/03/2017 Rutan Kelas I Cipinang

23 BI.42/16 KT 374 KUHP 2 Tahun 6 Bulan

17/02/2018 PB 18/04/2017 29/11/2016 Rutan Kelas I Jakarta Pusat

24 BIIa.03/17 JA 87 KUHPM 1 Tahun 02/09/2017 CB 30/04/2017 10/03/2017 Lapas Kelas I Cipinang

Sumber: Jurnal WBP Lapas Terbuka Klas II B Jakarta Tahun 2017

Tabel 3.5

Data WBP Bebas Maret 2017 NO NOMOR

REGISTER NAMA WBP

PERKARA PIDANA EKSPIRASI SEMULA

USULAN PROG

TANGGAL BEBAS

TANGGAL MUTASI

ASAL UPT

1 BI.27/17 SJ 170 KUHP 7 Tahun 10/08/2019 PB 01/04/2017 10/03/2017 Lapas Kelas I Cipinang

2 BI.34/17 AN 363 KUHP 1 Tahun 10 bulan

08/11/2017 PB 03/04/2017 22/03/2017 Rutan Kelas I Cipinang

3 BI.35/17 MA 363 KUHP 1 Tahun 6 Bulan

30/09/2017 CB 03/04/2017 22/03/2017 Rutan Kelas I Cipinang

4 BI.14/17 SA 245 KUHP 3 Tahun 09/04/2018 PB 05/04/2017 09/02/2017 Rutan Kelas I Jakarta Pusat

5 BI.33/17 AH 245 KUHP 3 Tahun 09/04/2018 PB 05/04/2017 22/03/2017 Lapas Kelas IIA Salemba

6 BI.25/17 KA 365 KUHP 1 Tahun 4 Bulan

03/09/2017 CB 22/02/2017 01/03/2017 Lapas Kelas IIA Salemba

7 BI.15/17 IR 303 KUHP 1 Tahun 4 Bulan

05/09/2017 CB 24/03/2017 09/02/2017 Rutan Kelas I Jakarta Pusat

8 BI.18/17 AP 303 KUHP 1 Tahun 4 Bulan

05/09/2017 CB 24/03/2017 10/02/2017 LAPAS KELAS IIA SALEMBA

9 BI.28/17 AW 363 KUHP 1 Tahun 6 Bulan

05/10/2017 CB 08/04/2017 22/03/2017 Lapas Kelas IIA Salemba

10 BI.29/17 AS 363 KUHP 1 Tahun 6 Bulan

05/10/2017 CB 08/04/2017 22/03/2017 Lapas Kelas IIA Salemba

11 BI.11/17 ES 363 KUHP 2 Tahun 10/01/2018 PB 11/05/2017 08/02/2017 Rutan Kelas I Cipinang

12 BI.30/17 ED 368 KUHP 1 Tahun 6 Bulan

09/10/2017 CB 12/04/2017 22/03/2017 Lapas Kelas IIA Salemba

13 BI.31/17 BP 368 KUHP 1 Tahun 6 Bulan

09/10/2017 CB 12/04/2017 22/03/2017 Lapas Kelas IIA Salemba

14 BI.26/17 MR 363 KUHP 1 Tahun 6 Bulan

14/10/2017 CB 22/03/2017 01/03/2017 Lapas Kelas IIA Salemba

15 BI.42/16 KT 374 KUHP 2 Tahun 6 Bulan

17/02/2018 PB 18/04/2017 29/11/2016 Rutan Kelas I Jakarta Pusat

16 BI.12/17 LM 374 KUHP 2 Tahun 19/01/2018 PB 20/04/2017 08/02/2017 Rutan Kelas I Cipinang

Page 95: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

81

17 BI.32/17 IK 264 KUHP 2 Tahun 4 Bulan

04/02/2018 PB 26/04/2017 22/03/2017 Lapas Kelas IIA Salemba

18 BI.39/17 MD 170 KUHP 1 Tahun 3 Bulan

25/09/2017 CB 03/04/2017 20/04/2017 Rutan Kelas I Jakarta Pusat

Sumber: Jurnal WBP Lapas Terbuka Klas II B Jakarta Tahun 2017

Tabel 3.6

Data WBP Mutasi Masuk April 2017

NO NOMOR REGISTER

NAMA WBP

PERKARA PIDANA EKSPIRASI SEMULA

USULAN PROG

PERKIRAAN PB/CB

TANGGAL MUTASI

ASAL UPT

1 BI.39/17 MD Pasal 170 (1) KUHP

1 Tahun 3 Bulan

25/09/2017 CB 03/04/2017 20/04/2017 Rutan Kelas I Jakarta Pusat

2 BI.40/17 SW Pasal 170 (1) KUHP

1 Tahun 5 Bulan

26/11/2017 CB 04/06/2017 20/04/2017 Rutan Kelas I Jakarta Pusat

3 BI.41/17 SP Pasal 170 (1) KUHP

1 Tahun 6 Bulan

30/10/2017 CB 03/05/2017 20/04/2017 Rutan Kelas I Jakarta Pusat

4 BI.42/17 TP Pasal 170 (1) KUHP

1 Tahun 6 Bulan

30/10/2017 CB 03/05/2017 20/04/2017 Rutan Kelas I Jakarta Pusat

5 BI.43/17 US Pasal 363 (1) KUHP

1 Tahun 8 Bulan

19/12/2017 PB 02/06/2017 20/04/2017 Rutan Kelas I Jakarta Pusat

6 BI.44/17 EA Pasal 303 (1) KUHP

2 Tahun 12/02/2018 PB 13/06/2017 20/04/2017 Rutan Kelas I Jakarta Pusat

7 BI.45/17 KW Pasal 263 (2) KUHP

2 Tahun 29/12/2017 PB 29/04/2017 20/04/2017 Rutan Kelas I Jakarta Pusat

Sumber: Jurnal WBP Lapas Terbuka Klas II B Jakarta Tahun 2017

Tabel 3.7

Data WBP Akhir Februari-April 2017

NO NOMOR REGISTER

NAMA WBP

PERKARA PIDANA EKSPIRASI USULAN PROG

PERKIRAAN PB/CB

TANGGAL MUTASI

ASAL UPT

1 BI.09/17 WA 480 KUHP 2 Tahun 06/01/2018 PB 07/05/2017 08/02/2017 Rutan Kelas I Cipinang

2 BI.19/17 RR 263 KUHP 1 Tahun 10 Bulan

11/01/2018 PB 05/06/2017 10/02/2017 LAPAS KELAS IIA SALEMBA

3 BI.20/17 GS 338 - 350 KUHP

9 Tahun 17/10/2022 PB 07/09/2021 11/06/2016 Lapas Kelas IIA Bekasi

4 BI.36/17 PR 362 KUHP 1 Tahun 7 Bulan

11/11/2017 PB 01/05/2017 22/03/2017 Rutan Kelas I Cipinang

5 BI.37/17 PH 372 KUHP 3 Tahun 11/09/2018 PB 07/09/2017 22/03/2017 Rutan Kelas I Cipinang

6 BI.38/17 KH 372 KUHP 2 Tahun 29/03/2018 PB 27/07/2017 30/03/2017 Rutan Kelas I Cipinang

7 BI.40/17 SW 170 KUHP 1 Tahun 5 Bulan

26/11/2017 CB 04/06/2017 20/04/2017 Rutan Kelas I Jakarta Pusat

8 BI.41/17 SP 170 KUHP 1 Tahun 6 Bulan

30/10/2017 CB 03/05/2017 20/04/2017 Rutan Kelas I Jakarta Pusat

9 BI.42/17 TP 170 KUHP 1 Tahun 6 Bulan

30/10/2017 CB 03/05/2017 20/04/2017 Rutan Kelas I Jakarta Pusat

10 BI.43/17 US 363 KUHP 1 Tahun 8 Bulan

19/12/2017 PB 02/06/2017 20/04/2017 Rutan Kelas I Jakarta Pusat

11 BI.44/17 EA 303 KUHP 2 Tahun 12/02/2018 PB 13/06/2017 20/04/2017 Rutan Kelas I Jakarta Pusat

12 BI.45/17 KW 263 KUHP 2 Tahun 29/12/2017 PB 29/04/2017 20/04/2017 Rutan Kelas I Jakarta Pusat

13 BIIa.03/17 JA 87 KUHPM 1 Tahun 02/09/2017 CB 30/04/2017 10/03/2017 Lapas Kelas I Cipinang

Sumber: Jurnal WBP Lapas Terbuka Klas II B Jakarta Tahun 2017

Page 96: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

82

Berikut penjelasan grafik Warga Binaan Pemasyarakatan berdasarkan

tindak pidana,

Gambar 3.5

Data WBP Berdasarkan Tindak Pidana

Sumber: Olahan Pribadi berdasarkan Jurnal WBP Lapas Terbuka Jakarta 2017

Keterangan :

480 KUHP : Penadahan

363 KUHP : Pencurian

374 KUHP : Penggelapan Jabatan

245 KUHP : Pengedaran Uang Palsu

303 KUHP : Judi Online

0

1

2

3

4

5

6

7

8

Page 97: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

83

263 KUHP : Pemalsuan Surat

338-350 KUHP : Pembunuhan

365 KUHP : Pencurian dengan Kekerasan

170 KUHP : Kekerasan dengan Pengeroyokan

368 KUHP : Pemerasan

264 KUHP : Pemalsuan Surat

362 KUHP : Pencurian

372 KUHP : Penggelapan

87 KUHPM : Desersi

Berdasarkan data diatas, sejak bulan Februari hingga April 2017

jumlah Warga Binaan Pemasyarakatan Lapas Terbuka Klas II B Jakarta yaitu

sebanyak 31 orang. Sebagaimana tergambar dalam grafik diatas, kategori

WBP yang paling banyak adalah pada kasus pencurian Pasal 363 KUHP yaitu

tujuh Warga Binaan Pemasyarakatan, selanjutnya kasus kekerasan dengan

pengeroyokan Pasal 170 KUHP yaitu lima Warga Binaan Pemasyarakatan,

yang ketiga pada kasus judi online Pasal 303 KUHP sebanyak tiga Warga

Binaan Pemasyarakatan.

Page 98: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

84

BAB IV

STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN DALAM PROSES

REINTEGRASI SOSIAL BAGI WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN

DI LAPAS TERBUKA KLAS II B JAKARTA

Pada bab ini, peneliti akan memaparkan hasil temuan lapangan yang

ditemukan melalui penelitian yang telah dilakukan mengenai strategi pembinaan

kemandirian dalam proses reintegrasi sosial warga binaan pemasyarakatan oleh

Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Dari hasil temuan lapangan

tersebut, peneliti melakukan analisis yang juga dijelaskan dalam bab ini.

A. Tahap Pembinaan di Lapas Terbuka Klas II B Jakarta

Pada BAB III sebelumnya telah dibahas mengenai penerimaan

Warga Binaan Pemasyarakatan. Warga Binaan Pemasyarakatan di Lapas

Terbuka Klas II B Jakarta berasal dari UPT Kantor Wilayah DKI Jakarta,

Wilayah Jawa Barat, Wilayah Banten, dan sekitar wilayah Lapas Terbuka

Klas IIB Jakarta. Tidak semua narapidana dapat diterima menjadi

penghuni Lapas Terbuka Jakarta, seperti tindak pidana terorisme,

narkotika, psikotropika, korupsi, kejahatan terhadap keamanan Negara,

kejahatan Hak Asasi Manusia yang berat, serta kejahatan transnasional

terorganisasi lainnya tidak dapat ditempatkan di Lapas Terbuka Klas II

B Jakarta.

Page 99: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

85

Staff Kepala KPLP, Bapak Sarwo Edy, menjelaskan tentang

penerimaan Warga Binaan Pemasyarakatan di Lapas Terbuka Klas IIB

Jakarta sebagai berikut:

“Lapas Terbuka ini merupakan Lapas pilihan ya, karena tidak

seperti di Lapas pada umumya. Mereka (narapidana) di Lapas

Tertutup semua bisa masuk, kalau disini perlu melaksanakan

tahap assesment dahulu baik perkaranya, perilakunya, dan

selama mereka didalam penjara tertutup. Kalau menurut team

assesor kita baik, baru bisa di tempatkan di Lapas Terbuka ini.

Jadi, tidak semua orang (narapidana) yang mengajukan langsung

bisa masuk ke Lapas terbuka ini.”61

Seperti penjelasan dari salah satu Warga Binaan Pemasyarakatan

Lapas Terbuka Jakarta, EA yang melakukan tindak pidana Pasal 303

KUHP pindahan dari Rutan Salemba menjelaskan proses penerimaannya

di Lapas Terbuka Jakarta.

“Proses pengajuannya (ke Kantor Wilayah) sih udah lama,

tergantung Kantor Wilayahnya. Saya assesment Januari baru di

acc bulan April untuk pindah dari Rutan Salemba ke Lapas

ini.”62

Lapas Terbuka Klas IIB Jakarta secara khusus melaksanakan

pembinaan lanjutan terhadap narapidana pada tahap asimilasi yaitu

dengan masa pidana antara 1/2 sampai dengan 2/3 dari masa pidana yang

harus dijalani oleh narapidana. Lapas Terbuka ini dibangun pada lahan

seluas 4.415 m2 yang dapat menampung 60 orang Warga Binaan

Pemasyarakatan dan dilengkapi dengan sarana pembinaan yang terdiri

dari beberapa laboratorium keterampilan kerja.

61

Wawancara dengan Bapak Sarwo Edy selaku Kepala KPLP, 17 Maret 2017 62

Wawancara dengan EA selaku Warga Binaan Pemasyarakatan di Lapas Terbuka

Klas II B Jakarta, 05 Mei 2017

Page 100: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

86

Lapas Terbuka Klas IIB Jakarta sebagai Lembaga

Pemasyarakatan khusus yang melaksanakan pembinaan lanjutan terhadap

narapidana yang telah menjalani ½ dari masa pidananya memiliki alur

pembinaan yang berbeda dengan Lapas lainnya.

Gambar 4.1

Tahapan Pembinaan di Lapas Terbuka Klas IIB Jakarta

Sumber: Profil Lapas Terbuka Klas IIB Jakarta

Narapidana yang berasal dari UPT asal yang baru masuk dan di

terima oleh Lapas Terbuka Klas IIB Jakarta harus mendapatkan

persetujuan dari Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, Kantor Wilayah

LANDASAN HUKUM

NAPI

JABODETABEK

PENEMPATAN

NARAPIDANA

1. persetujuan dari:

Direktorat Jenderal

Pemasyarakatan,

Kanwil dan UPT

yang bersangkutan

2. Seleksi

penempatan

narapidana di

Lapas Terbuka

3. Persyaratan

umum

4. Persyaratan

khusus.

MAPENALING

Masa

pengamatan,

pengenalan

dan penelitian

lingkungan (1

minggu)

PENETAPAN

PROGRAM

Program

pembinaan

lanjutan dan

program

pembinaan

kemandirian.

PELAKSANAAN

1. Pembinaan

mental spiritual

2. Pembinaan

kesadaran

berbangsa dan

bernegara

3. Pembinaan

kemampuan

intelektual

4. Pembinaan

kesadaran hukum

5. pembinaan

kemandirian

6. pembinaan

mengintegrasikan

diri dengan

masyarakat.

TAHAP LANJUTAN

INTEGRASI

1. Pembebasan

Bersyarat (PB)

2. Cuti Bersyarat

(CB)

3. Cuti Menjelang

Bebas (CMB)

4. Cuti Mengunjungi

Keluarga (CMK)

5. Bekerja pada

pihak ketiga (P3).

M

A

S

Y

A

R

A

K

A

T

TAHAP AWAL TAHAP AKHIR

MINIMUM SECURITY

Page 101: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

87

DKI Jakarta atau Kantor Wilayah Jawa Barat, dan UPT yang akan

mengirimkan Warga Binaan Pemasyarakatan. Narapidana yang tiba di

Lapas Terbuka Klas IIB Jakarta akan terlebih dahulu dilakukan

screening. Pada proses screening tersebut narapidana akan diberikan

pertanyaan semacam pre test dengan isi pertanyaan berkaitan dengan isi

pertanyaan berkaitan dengan pemahaman beragama, kesadaran berbangsa

dan bernegara, kesadaran hukum dan pertanyaan mengenai minat bakat

dan potensi diri yang dimiliki narapidana.

Pada satu minggu pertama, Warga Binaan Pemasyarakatan akan

mengikuti masa pengamatan, pengenalan dan penelitian lingkungan

(Mapenaling) dimana mereka belum mengikuti program pembinaan

kemandirian. Pada masa tersebut mereka tergabung dalam sebuah

kelompok kerja kebersihan. Menjelang memasuki minggu ke dua barulah

Warga Binaan Pemasyarakatan dapat mengikuti program penetapan dan

ditentukan akan mengikuti program pembinaan kemandirian apa

nantinya. Penentuan penetapan program pembinaan tersebut dilakukan

melalui mekanisme sidang Tim Pengamat Pemasyarakatan (sidang TPP).

Hasil sidang TPP akan di rekomendasikan kepada Kepala Lapas sebagai

dasar dalam mengambil keputusan.

Warga Binaan Pemasyarakatan diberikan pembinaan dengan

maksud agar tidak mengulangi kembali pelanggaran hukum dan dapat

berfungsi kembali sebagai tenaga pembangun yang produktif dalam

pembangunan bangsa, negara, dan agama. Mengingat warga binaan juga

Page 102: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

88

termasuk sebagai aset negara dalam pembangunan, untuk itulah warga

binaan perlu diberi keterampilan kerja sebagai wujud pembinaan dalam

sistem Pemasyarakatan, sehingga setelah kembali ketengah-tengah

masyarakat mereka dapat mengembangkan potensi yang dimiliki agar

dapat menjadi manusia yang produktif. Seperti yang dijelaskan oleh

Bapak Herry Suprianto selaku JFU Pengolah Data Kerjasama Subsi

Giatja saat diwawancarai oleh penulis.

“Proses Pembinaan dari mulai datang, terus di registrasi di

daftar ya, terus diberikan pengarahan lalu ditempatkan di

kamarnya masing-masing. Kalau ada Dokter di cek

kesehatannya, kalau memang udah normal baru dibagikan Pokja

(Kelompok Kerja) terus itu termasuk pembinaan kemandirian, itu

untuk bekal mereka setelah bebas keluar.”63

B. Program Pembinaan di Lapas Terbuka Klas IIB Jakarta

Warga Binaan Pemasyarakatan dan Anak Didik Pemasyarakatan

mendapat asimilasi jika telah menjalani pembinaan ½ (satu perdua) masa

pidana, dapat mengikuti program pembinaan dengan baik, dan juga

berkelakuan baik. Dalam asimilasi dilakukan pembinaan dan atau

pembimbingan, yang pertama untuk kegiatan pendidikan, latihan

keterampilan, kegiatan sosial, dan pembinaan lainnya di luar Lapas,

dilaksanakan oleh petugas Lapas. Dan kedua, untuk kegiatan bekerja

pada pihak ketiga, bekerja mandiri, dan penempatan di Lapas Terbuka

dilaksanakan oleh petugas Lapas dan atau Bapas.

63

Wawancara dengan Bapak Herry Suprianto selaku JFU Pengolah Data Kerjasama

Subsi Giatja, 03 April 2017

Page 103: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

89

Dalam memperbaiki keberfungsian sosial warga binaan

pemasyarakatan (WBP), seperti yang tertulis dalam BAB II bahwa

pembinaan warga binaan pemasyarakatan (WBP) di Lapas dilaksanakan

secara intramural atau didalam Lapas dan secara ekstramural atau diluar

Lapas. Keduanya diterapkan oleh Lapas Terbuka Klas II B Jakarta guna

memperbaiki keadaan warga binaan pemasyarakatan, agar mampu

berbaur dengan masyarakat.

Pembinaan yang diberikan oleh Lapas Terbuka Klas IIB Jakarta

terhadap para Warga Binaan Pemasyarakatan dibagi menjadi tiga

kategori yaitu pembinaan kepribadian, pembinaan kemandirian dan

pembinaan mengintegrasikan diri dengan masyarakat. Pembinaan secara

intramural dilaksanakan di dalam Lapas, salah satu contohnya adalah

pembinaan Kemandirian. Sedangkan pelaksanaan pembinaan di luar

Lapas yaitu dengan mengintegrasikan diri dengan masyarakat. Peneliti

memfokuskan pada penemuan mengenai program pembinaan

kemandirian dan program reintegrasi sosial. Maka, berikut penjelasan

berdasarkan penemuan peneliti.

1. Pembinaan Kemandirian

Pembinaan kemandirian adalah pembinaan yang

bertujuan meningkatkan kemampuan warga binaan pemasyarakatan

untuk mencari penghidupan melalui kegiatan bimbingan kerja.

Menurut Durkheim, ada dua faktor yang merupakan elemen prasarat

bagi kemandirian, yaitu adanya disiplin mengenai aturan bertindak

Page 104: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

90

otoritas dan adanya komitmen terhadap kelompok. Kedua faktor

tersebut telah diterapkan oleh Lapas Terbuka Klas IIB Jakarta yaitu

dengan menerapkan kebijakan berupa persyaratan bagi warga binaan

pemasyarakatan untuk mengikuti segala program pembinaan yang

ada. Persyaratan yang di terapkan oleh Lapas Terbuka Klas II B

jakarta berupa persyaratan Administratif dan Subtantif.

Dalam program pembinaan kemandirian di Lapas Terbuka

Klas IIB Jakarta terdapat kegiatan kerja peternakan, pertanian, dan

perikanan. Seperti yang dijelaskan oleh Bapak Primastyo selaku JFU

Pengolah Data Kerjasama Kegiatan Kerja,

“kalau yang sudah berjalan kan ayam, hidroponik dan jamur,

perikanan ini banyak kendalanya, terutama di lahannya

karena sering banjir akibat dari aliran kali (sungai) yang

kadang meluap pada saat hujan atau air kiriman Bogor.

paling ya itu, sementara yang berjalan selama tahun 2017

baru tiga kegiatan kerja saja.”64

Peneliti mengumpulkan data Warga Binaan Pemasyarakatan

yang mengikuti kegiatan pembinaan kemandirian di Lapas Terbuka

Klas II B Jakarta. Data di ambil dari bulan Februari hingga Mei 2017

agar dapat melihat bagaimana progres pada program pembinaan

kemandirian tersebut. Berikut data-datanya:

64

Wawancara dengan Bapak Primastyo Arshandi selaku JFU Pengelola Data

Kerjasama Subsi Giatja, 12 Juni 2017

Page 105: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

91

Tabel 4.1

Pembagian Kelompok Kerja WBP Februari-April 2017

No. Kelompok Kerja Nama

Petugas

Nama

WBP

Waktu

Februari 2017

1. HIDROPONIK Marjaya EN 08.00 s.d

selesai SB

MA

SA

MS

2. JAMUR TIRAM KT 08.00 s.d

selesai RA

WA

HT

RR

AP

3. PETERNAKAN Herry

Suprianto

NU 08.00 s.d

selesai MU

DA

DS

4. PERIKANAN Primastyo

Arshandi

FS 08.00 s.d

selesai HR

RC

ES

IR

5. P3 Regu

Pengamanan

GS 08.00 s.d

selesai

6. DAPUR Rizal Pahlevi SU Menyesuai

kan RP

LM

Maret 2017

1. HIDROPONIK Marjaya SA 08.00 s.d

selesai WA

MR

AP

2. JAMUR TIRAM SJ 08.00 s.d

selesai JA

AP

RR

3. AIR ISI ULANG IR 08.00 s.d

selesai

4. PETERNAKAN Herry

Supprianto

KT 08.00 s.d

selesai AW

Page 106: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

92

AS

5. PERIKANAN Primastyo

Arshandi

ES 08.00 s.d

selesai WN

AH

BP

PH

6. P3 Regu

Pengamanan

GH 08.00 s.d

selesai

7. DAPUR LM Menyesuaika

n KN

PR

April 2017

1. HIDROPONIK Marjaya EA 08.00 s.d

selesai

2. JAMUR TIRAM MD 08.00 s.d

selesai JA

US

RR

3. AIR ISI ULANG WA 08.00 s.d

selesai

4. PETERNAKAN KH 08.00 s.d

selesai TP

KW

5. PERIKANAN SP 08.00 s.d

selesai PH

6. P3 GS 08.00 s.d

selesai

7. DAPUR SW Menyesuai

kan PR

Sumber: Arsip Pembinaan Kemandirian Lapas Terbuka Klas II B Jakarta

Adapun kegiatan pembinaan kemandirian di Lembaga

Pemasyarakatan Terbuka Klas II B Jakarta meliputi:

a. Peternakan Ayam

Peternakan ayam broiler merupakan salah satu kegiatan

kerja pembinaan yang ada di Lapas Terbuka Klas IIB Jakarta.

Pemeliharaan ayam broiler memiliki karakteristik ekonomis

Page 107: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

93

yang tinggi, ditunjukan dengan pertumbuhannya yang cepat

dalam menghasilkan daging dengan serat lunak dalam waktu

pemeliharaan yang cukup singkat. Hal tersebut menjadi alasan

mengapa peternakan ayam broiler menjadi salah satu pilihan

pada kegiatan kerja di Lapas Terbuka Klas IIB Jakarta guna

menghasilkan keterampilan bagi warga binaan

pemasyarakatan.

Pelatihan kegiatan kerja peternakan ayam ini diikuti oleh

sebagian warga binaan pemasyarakatan, pada Februari 2017

terdapat empat orang WBP yang mengikuti kegiatan kerja

tersebut, sedangkan pada bulan Maret 2017 hanya ada tiga

orang WBP, dan April 2017 hanya ada tiga orang WBP dengan

berbeda nama dari bulan sebelumnya. Artinya, semakin sedikit

SDM warga binaan pemasyarakatan yang mengikuti pelatihan

peternakan ayam ini. Sulit untuk mendapatkan hasil maksimal,

namun hingga bulan April 2017 warga binaan pemasyarakatan

telah mampu mengaplikasikan pelatihan yang didapat dengan

melakukan pemanenan ayam broiler. Seperti penjelasan dari

Bapak Primastyo selaku JFU Pengolah Data Kerjasama

Kegiatan Kerja,

“Ayam udah panen tahun ini baru sekali panen, udah

dibawa ke pengepul. Panennya itu lumayan lah ada

berapa ratus ekor ayam gitu. Kenapa saya bilang

Page 108: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

94

lumayan, karena sebelumnya sempet vakum beberapa

bulan pembinaan peternakan ayam ini.”65

Dalam pemberian pelatihan, warga binaan

pemasyarakatan mengikuti proses kegiatan pembinaan yang

berlangsung dengan diberi pembelajaran tahap awal terlebih

dahulu berupa pengenalan proses peternakan dari warga

binaan pemasyarakatan yang telah lebih dulu mengikuti

program tersebut, dibantu oleh Staf Bidang kegiatan Kerja

(Giatja) dan pelatih yang diundang secara langsung oleh

Dinas setempat.

Pemeliharaan ayam broiler memiliki tiga tahap yakni

tahap persiapan kandang, tahap pemeliharaan, dan tahap

pemanenan. Program kegiatan kerja peternakan ayam

broiler yang diberikan bagi warga binaan pemasyarakatan

meliputi persiapan kandang, pemasukan Day Old Chick

(DOC), pemberian pakan, pengaturan temperatur brooder,

pengaturan ventilasi, penanganan kesehatan, penimbangan

bobot badan mingguan, pencatatan (recording) dan

pemanenan.

Kegiatan peternakan ayam dilakukan setelah perbaikan

sarana berupa kandang ayam selesai dilakukan. Kandang

ayam yang baru, diisi dengan ayam broiler sebanyak 500

65

Wawancara dengan Bapak Primastyo Arshandi selaku JFU Pengelola Data

Kerjasama Subsi Giatja, 12 Juni 2017

Page 109: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

95

ekor. Pemeliharaan ini dimulai dari DOC atau bibit ayam,

warga binaan pemasyarakatan dilatih bagaimana cara

menjaga anak-anak ayam yang menjadi bibit agar dapat

tumbuh menjadi ayam broiler yang sehat dan dapat di jual

ke pasaran. Perawatan anak ayam dilakukan hingga usia

panen kurang lebih 30 hari dan menghasilkan bobot badan

1,6 kg/ekor. Suhu di dalam kandang ayam di sesuaikan

berdasarkan pertumbuuhan ayam agar tetap stabil. Selain

itu, WBP juga diajarkan bagaimana memberikan pakan

ternak dari mulai takaran pakan, jenis pakan yang diberikan

sesuai dengan usia ayam dan juga waktu pemberian pakan.

Pemberian pakan dilakukan dengan frekuensi secara

bertahap dengan jenis pakan berupa BR. Pemberian vitamin

berupa vitachick dilakukan dua minggu sekali. Sedangkan

pemeliharaan kandang dan pembersihan kotoran dilakukan

setiap hari.

Berikut ditampilkan gambar terkait kegiatan kerja

peternakan berupa ayam broiler usia satu minggu dan ayam

yang sudah siap panen.

Page 110: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

96

Gambar 4.2

Ayam Usia Pemeliharaan 1 Minggu

Sumber: Dokumentasi Lapas Terbuka Klas IIB Jakarta

Gambar 4.3

Ayam Siap Panen

Sumber: Dokumentasi Lapas Terbuka Klas IIB Jakarta

Page 111: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

97

b. Pertanian Tanaman Sayur

1) Budidaya Jamur Tiram

Kegiatan budidaya jamur tiram dengan sarana berupa

kumbung jamur sudah berlangsung sejak tahun 2010 hingga

sekarang. Luas kumbung jamur kurang lebih 40m2

dengan

alas tanah, dinding bambu dan atap daun kelapa. Kontruksi

kumbung yang seperti itu bertujuan untuk menjaga

kelembapan sebagai sarana tumbuh jamur. Jumlah baglog

jamur yang ada yaitu 1500 baglog.66

Perawatan yang

dilakukan setiap harinya yaitu dengan menyiram lantai

tanah dan baglog dengan air dan vitamin sehingga kondisi

ruang tetap dalam keadaan lembab. Panen dilakukan hampir

setiap hari dengan hasil rata-rata 5kg/hari. Pertumbuhan

jamur tiram ini membentuk kurva sigmoid yang akan

mengalami meningkatan dan mencapai puncak tetapi

kemudian pertumbuhannya menurun karena masa pakai

baglog hanya bertahan kurang lebih 3 bulan saja. Pemasaran

dilakukan di lingkungan pegawai, seperti yang dijelaskan

oleh Bapak Iwan Hariry selaku Kasubsi Portatib mengenai

budidaya jamur tiram, belian mengatakan

“Jamur ini sudah lama ada, dari tahun 2010 kalau

nggak salah, dibuat tempatnya itu namanya kumbung.

Nah, hasil panen jamurnya ini yang dari dulu sampai

66

Laporan Kegiatan Pembinaan Kemandirian WBP di Lapas Terbuka Klas II B

Jakarta.

Page 112: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

98

sekarang belum pasti disalurinnya kemana. Akhirnya

kalau ada staff yang mau beli aja yang dijadikan

pembeli tetap. Waktu itu pernah ada tukang sayur,

kenalannya salah satu staff Lapas juga yang dateng

tiap beberapa minggu sekali beli Jamur. Tapi lama

kelamaan udah nggak beli lagi. Tapi untuk

budidayanya masih berjalan sampai sekarang.”67

Pemanenan jamur tiram dapat dilakukan pada saat pagi,

siang maupun sore hari oleh warga binaan pemasyarakatan

maupun staff. Jamur tiram yang layak panen adalah jamur

yang memiliki pertumbuhan tubuh yang sudah optimal.

Selama satu periode tanam, jamur tiram dapat dipanen

sebanyak 4-8 kali tergantung kondisi yang menunjang.

Dalam satu baglog jamur mampu menghasilkan berat

produk panen kurang lebih 750 gr.

AP selaku WBP yang di fokuskan pada kegiatan kerja

Jamur Tiram menjelaskan pengalamannya selama dua bulan

mengikuti pembinaan kemandirian budidaya jamur tiram.

“Saya sebenernya nggak ngerti nanam jamur kak, apa

lagi prosesnya tuh sama sekali nggak paham, tapi

sebelum terjun langsung kan dikasih arahan sama

warga (WBP) yang sebelumnya dan staff giatja jadi

paham deh. Nggak gampang tapi nggak terlalu susah

juga sih budidaya jamur, hasil panennya juga

memuaskan. Jamurnya bersih, bagus, layak lah buat di

makan dan di jual. Biasanya sih panennya itu lima

sampe tujuh kali sekali nanam bibit jamurnya. Nah

ngerawat baglognya juga susah-susah gampang kak,

suhu sama kelembabannya harus stabil. Tapi lama-

lama saya mikir, kayaknya lumayan juga kalau nanti

jadi petani jamur tiram, he he he...”68

67

Wawancara dengan Bapak Iwan Hariry selaku Kasubsi Portatib, 02 Mei 2017 68

Wawancara dengan AP selaku Warga Binaan Pemasyarakatan di Lapas Terbuka

Klas IIB Jakarta, 03 April 2017

Page 113: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

99

Gambar 4.4

Kumbung Jamur Tiram Lapas Terbuka

Sumber: Dokumentasi Lapas Terbuka Klas IIB Jakarta

Gambar 4.5

Pemanenan Jamur Tiram

Sumber: Dokumentasi Lapas Terbuka Klas IIB Jakarta

2) Tanaman Hidroponik

Sebagai solusi semakin sempitnya lahan pertanian di

wilayah kota besar seperti Jakarta dan untuk

mengoptimalkan lahan pertanian yang tidak terlalu luas di

Page 114: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

100

Lapas Terbuka Jakarta, maka dari SubSeksi Kegiatan Kerja

mengadopsi cara bertani dengan sistem hidroponik.

Pertanian dengan sistem hidroponik termasuk dalam

kategori modern karena menggunakan peralatan yang

memanfaatkan tenaga listrik dan instalasi yang dibuat

sedemikian rupa sehingga terlihat lebih menarik dari segi

estetika. Kelebihan dari tanaman hidroponik ini yaitu

menghasilkan kualitas tanaman yang lebih tinggi, lebih

terbebas dari hama dan penyakit, penggunaan air dan pupuk

lebih hemat, mengatasi permasalahan tanah (kurang subur,

penyakit, dll), dan juga dapat untuk mengatasi masalah

keterbatasan lahan.

Komoditas tanaman sayur yang dikembangkan di

Lapas Terbuka yaitu tanaman sayur yang dipetik daunnya

seperti caisim, pakcoy, dan letuce (selada), ada juga cabai

yang menggunakan wick systems hidroponik.

Tanaman caisim, pakcoy, dan selada menggunakan

sistem tanam NFT (Nutrient Film Technique) system.

Konsep dasar NFT (Nutrient Film Technique) ini adalah

suatu metode budidaya tanaman dengan akar tanaman

tumbuh pada lapisan nutrisi yang dangkal dan tersirkulasi

sehingga tanaman dapat memperoleh cukup air, nutrisi dan

Page 115: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

101

oksigen.69

Sedangkan tanaman cabai menggunakan wick

systems hidroponik. Wick System adalah sistem hidroponik

paling sederhana. Pada prinsipnya, sistem sumbu ini hanya

membutuhkan sumbu yang dapat menghubungkan antara

larutan nutrisi pada bak penampung dengan media tanam.

Sistem ini adalah sistem yang pasif yang berarti tidak ada

bagian yang bergerak. Larutan nutrisi ditarik ke media

tanam dari bak/tangki penampung melalui sumbu. Air dan

nutrisi akan dapat mencapai akar tanaman dengan

memanfaatkan daya kapilaritas pada sumbu.70

Pembinaan kemandirian berupa kegiatan kerja

pertanian di Lapas Terbuka Klas II B Jakarta ini merupakan

ide baru, ide tanaman hidroponik baru ada sejak 2015 lalu.

Media tumbuh tanaman sayur hidroponik berupa air yang

sudah dicampur dengan pupuk cair sehingga mampu

menghasilkan sayuran yang segar dan sama seperti sayuran

yang ditanam di tanah. Instalasi hidroponik diformulasikan

menggunakan pipa paralon dan mesin air. Pipa paralon di

buat dalam beberapa baris namun dengan bidang sedikit

miring agar air yang disalurkan dapat terus mengalir hingga

pipa yang paling bawah. Sedangka media tanam sayur

69

https://indonesiabertanam.com/2014/12/31/membuat-sistem-nft-hidroponik-

sederhana/ diakses pada 30 Juni 2017 pukul 15.00 WIB. 70

http://klinikhidroponik.com/dasar-sistem-hidroponik-dan-bagaimana-sistem-

hidroponik-tersebut-bekerja-bagian-2-wick-system-sistem-sumbu/ diakses pada 30 Juni 2017

pukul 15.45 WIB

Page 116: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

102

hidroponik berupa rockwool diletakkan di dalam masing-

masing net pot. Di Lapas Terbuka Klas IIB Jakarta

menggunakan net pot pengganti yaitu botol bekas yang

ukuran besar, seperti botol bekas minuman soda dari

plastik, maupun minuman-minuman lainnya yang

berukuran kurang lebih 1 liter air.

Hasil panen dari sistem tanam hidroponik berbeda-

beda. Adapun hasil panen dari masing-masing sayur dapat

dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.2

Masa Panen Tanaman Hidroponik

Nama Sayuran Masa Panen Hasil Panen

Caisim 25-30 hari 5kg

Pakcoy 40-45 hari 5kg

Selada 30-40 hari 5kg

Cabai 60-90 hari 3kg

Sumber: Hasil olahan pribadi

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa perkembangan

tanaman hidroponik yang di jadikan salah satu kegiatan

kerja pembinaan kemandirian di Lapas Terbuka Klas IIB

Jakarta mendapat hasil yang cukup mengutungkan, karena

dalam jangka waktu yang singkat dan lahan yang sempit

tersebut tidak menjadi halangan WBP untuk terus

Page 117: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

103

mengembangkan dirinya pada kegiatan yang ada di Lapas

Terbuka Klas IIB Jakarta.

Berikut ditampilakan beberapa gambar mengenai

kegiatan kerja tanaman hidroponik di Lapas Terbuka Klas

IIB Jakarta.

Gambar 4.6

Pemindahan Benih Tanaman

Hasil Semaian ke Instalasi Hidroponik

Sumber: Dokumentasi Lapas Terbuka Klas IIB Jakarta

3) Tanaman Vertiminaponik

Sistem pertanian dengan media vertiminaponik ini

dilaksanakan dalam skala kecil atau skala percobaan.

Penerapan media vertiminaponik dimulai sejak tahun 2015.

Sistem ini merupakan cara bertani yang menggabungkan

Page 118: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

104

penanaman sayur secara vertikal menggunakan talang air di

atas kolam dan pemeliharaan ikan di kolam dengan

menggunakan sistem resirkulasi air. Diharapkan dengan

sistem ini dapat menghasilkan dua komoditas dalam sekali

panen yaitu ikan dan sayur. Sisa pakan dan kotoran ikan

yang ada di kolam akan digunakan sebagai pupuk tanaman

sayur. Demikian juga air resirkulasi yang melewati media

tanam di talang air akan tersaring sehingga dapat digunakan

untuk media hidup ikan kembali.

Media tanam yang ada di talang air berupa batu zeolit

besar dan kecil (pasir zeolit) serta kompos yang dilapisi

dengan kasa nyamuk dan kasa halus. Sistem ini diambil dari

kementerian pertanian yang sudah dilaksanakan dan

dikenalkan pada masyarakat melalui media internet.

Komoditas tanaman yang dikembangkan yaitu tanaman

kangkung, bayam, dan caisim.

Namun sangat disayangkan, sarana perairan yang ada di

Lapas Terbuka Klas IIB Jakarta memiliki kendala yaitu

seringnya banjir dari aliran air sungai, sehingga teknik ini

sulit untuk di terapkan dan dilanjutkan untuk kegiatan kerja

para warga binaan pemasyarakatan.

Page 119: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

105

c. Perikanan

Program keterampilan perikanan yang diaplikasikan di

Lapas Terbuka Klas IIB Jakarta adalah budidaya ikan mujair,

ikan mas, dan ikan patin. Adanya kegiatan kerja ini guna

memberi pengetahuan dan pengalaman bagi warga binaan

pemasyarakatan agar pada saat keluar dari Lembaga

Pemasyarakatan mampu mandiri dengan keterampilan yang

telah diberi oleh Lapas Terbuka Klas IIB Jakarta.

Program perikanan ini didukung dengan sarana kolam

yang cukup memadai. Sarana kolam yang ada di Lapas

Terbuka Klas IIB Jakarta cukup luas, hampir 60% bangunan

Lapas Terbuka berada diatas kolam ikan ini. Terutama ruang

kerja para staff Lapas Terbuka Klas IIB Jakarta.

Program pembinaan kelompok kerja perikanan dibagi

dalam beberapa kegiatan, mulai dari pembibitan,

pemeliharaan, hingga pemanenan. Materi diberikan pada saat

awal proses pemberian pelatihan kepada warga binaan

pemasyarakatan oleh instruktur yang diundang ke Lapas

Terbuka Klas IIB Jakarta. Materi pelatihan yang diberikan

adalah bagaimana memelihara bibit ikan sejak masih dalam

kondisi telur, setelah menetas hingga tumbuh besar dan siap

untuk dikonsumsi atau dijual.

Page 120: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

106

Adapun kendala yang dialami dalam proses kegiatan kerja

kemandirian dalam perikanan ini yaitu seringnya banjir di

kolam ikan Lapas Terbuka Klas IIB Jakarta akibat dari aliran

air sungai yang berada tepat di pintu masuk Lapas Terbuka

Klas IIB Jakarta. Banjir tersebut mengakibatkan ikan yang ada

di dalam kolam ikut terbawa arus aliran sungai dan lepas

begitu saja. Banjir ini tidak terelakan, hingga berbagai cara

dilakukan oleh staff kegiatan kerja kemandirian. Contohnya

seperti membuat pembatas kolam lebih tinggi dari sebelumnya,

membuat pipa pencegah datangnya air berlebih dan memasang

jaring khusus ikan di setiap kolam. Namun tetap saja, cara

yang dilakukan tetap menggagalkan panen ikan. Setiap kali

banjir, ikan yang siap di panen berkurang jumlahnya karena

terbawa arus. Bapak Primastyo menjelaskan bagaimana proses

kegiatan kerja perikanan tersebut.

“Perikanan itu kan kita pakainya air sungai. Kendala

paling besar banjir biasanya, sering banjir. Kalau banjir

kan ikannya nggak kekontrol tuh. Banjir datangnya

biasanya malam, pas nggak ada pegawai cuma ada warga

(WBP) sama petugas jaga aja. Kami sudah melakukan

berbagai cara agar ikan-ikan disini tetap bisa di panen,

tapi ya itu, kendala terbesar kami adalah ketika banjir itu.

Kemarin sempet buat keramba jaring apung sama di kasih

waring-waring ini biar kalau banjir nggak keluar-keluar

ikannya. Tapi ternyata jaring apung ini ada riwayat

pakainya, kemarin sebelum panen udah rusak, udah

banyak bolong-bolongnya soalnya ikannya bawal kan

tajam. Jadi untuk sementara, kami terus memelihara ikan

yang ada saja, kalau lagi free baik staf maupun warga

(WBP) suka mancing untuk di olah jadi lauknya mereka

(WBP). Kalau kemungkinan sukses panennya sih sempit,

Page 121: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

107

nggak ada peluang, kecuali bener-bener ada cara buat

ngatasinnya, kita jadi nggak repot lagi. Kalau banjir kan

semua jadi repot mbak. Banjirnya sampai ke kamar warga

(WBP). Padahal kelihatannya nggak begitu banyak

airnya, tapi tetap aja ikannya pada kebawa banjir.”71

Dalam situasi seperti banjir tersebut, staf menemukan

suatu ide dalam kegiatan kerja perikanan yaitu budidaya ikan

hias, ikan hias ini bisa di kelola dalam aquarium, bebas banjir.

Sementara waktu baru perencanaan, staf akan mengadakan

kunjungan untuk warga binaan pemasyarakatan ke balai ikan

hias terdekat.

Rincian hasil panen dijelaskan pula oleh Pak Prima,

“Berhubung ikan nggak pernah panen, mbak. Biasanya

ikannya kita pancing biasa aja buat makan siang. Nah,

kalau hasil yang didapat dari setiap pemanenan kegiatan

kerja lain itu dimasukan kedalam kas biar bisa digunakan

untuk kegiatan yang mendadak seperti mengunjungi lokasi

budidaya ikan, mengadakan pelatihan sesuai keinginan

dan saran warga, maupun pengolahan hasil panen yang

tidak laku terjual kita olah lagi. Rencananya kita mau

buat nugget rasa ayam jamur tiram, wiiiih... tapi masih on

prosses, kita juga harus nyiapin tempat frozennya biar

penyimpanannya awet. Gitu sih.”

Berikut ditampilkan gambar kondisi lahan perikanan di

Lapas Terbuka Klas IIB Jakarta yang di dokumentasikan

secara langsung oleh staf Lapas Terbuka Klas IIB Jakarta.

71

Wawancara dengan Bapak Primastyo Arshandi selaku JFU Pengelola Data

Kerjasama Subsi Giatja, 08 Mei 2017

Page 122: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

108

Gambar 4.7

Lahan Perikanan di Lapas Terbuka Klas IIB Jakarta

Sumber: Dokumentasi Lapas Terbuka Klas IIB Jakarta

2. Pembinaan Mengintegrasikan Diri dengan Masyarakat

Ciri khusus Lapas Terbuka Klas IIB Jakarta yaitu sebagai

Lapas tanpa tembok memungkinkan warga binaan pemasyarakatan

dapat bergaul dengan masyarakat disekitarnya dengan lebih leluasa.

Interaksi yang mudah dan intensif membuat narapidana menjadi

lebih siap memasuki kehidupan masyarakat.

Pembinaan mengintegrasikan diri dengan masyarakat adalah

pembinaan yang bertujuan untuk memperbaiki hubungan antara

warga binaan pemasyarakatan dengan masyarakatnya, dengan

memberikan kesempatan mengembangkan aspek-aspek pribadinya,

memberikan keleluasaan yang lebih besar untuk berintegrasi dengan

masyarakat dalam kegiatan kemasyarakatan seperti, bekerja

dengan pihak ketiga, melanjutkan pendidikan di sekolah umum,

beribadah di tempat ibadah luar Lapas dan lainnya.

Page 123: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

109

Setiap Warga Binaan Pemasyarakatan yang berada di Lapas

Terbuka Klas IIB Jakarta memiliki hak mengintegrasikan dirinya

sesuai ketentuan yang berlaku, hak tersebut meliputi:

a. Cuti Bersyarat (CB)

Cuti Bersyarat atau CB adalah proses pembinaan di luar

Lembaga Pemasyarakatan bagi WBP paling lama satu tahun

tiga bulan. Untuk mengikuti program cuti bersyarat ini WBP

telah menjalani 2/3 masa pidana dengan jangka waktu cuti

paling lama tiga bulan, selain itu juga telah memenuhi

persyaratan subtantif dan administratif, salah satu syarat

subtantif yaitu berkelakuan baik selama menjalani masa

tahanan, tidak pernah mendapatkan hukuman dan disiplin

sekurang-kurangnya selama dalam waktu enam bulan terakhir.

Berikut dijelaskan bagaimana alur program cuti bersyarat.

Page 124: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

110

Gambar 4.8

Alur Pengusulan Cuti Bersyarat

Sumber: Arsip Reintegrasi Sosial Lapas Terbuka Klas IIB Jakarta

Warga Binaan Pemasyarakatan yang mengajukan program

cuti bersyarat (CB) diantaranya adalah:

Tabel 4.3

Daftar WBP Pengusul Program Cuti Bersyarat

NO NAMA

WBP

PERKARA PIDANA USULAN

PROGRAM

PERKIRAAN

PB/CB

TANGGAL

MUTASI

1 SW 170 KUHP 1 Tahun 5 Bulan CB 04/06/2017 20/04/2017

2 SP 170 KUHP 1 Tahun 6 Bulan CB 03/05/2017 20/04/2017

3 TP 170 KUHP 1 Tahun 6 Bulan CB 03/05/2017 20/04/2017

4 JA 87 KUHPM 1 Tahun CB 30/04/2017 10/03/2017

5 AP 303 KUHP 1 Tahun 4 bulan CB 24/03/2017 10/02/2017

Sumber: Olahan pribadi berdasarkan Jurnal WBP 2017 Lapas

Terbuka Klas IIB Jakarta

Dari data yang didapat seperti pada tabel diatas, WBP

yang mengajukan Cuti Bersyarat ada 5 orang. Masing-masing

Page 125: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

111

mengajukan setelah menjalani minimal 2/3 masa tahanannya.

Salah satu WBP yang mengajukan program CB adalah SW,

SW merupakan pindahan dari Rutan Salemba yang melakukan

tindak pidana Pasal 170 KUHP. Pada jurnal bulanan Warga

Binaan Pemasyarakatan, perkiraan pelaksanaan Cuti Bersyarat

SW yaitu tanggal 04 Juni 2017, namun pada papan kontrol

registrasi tercatat SW baru dapat melaksanakan Cuti Bersyarat

pada tanggal 29 Juni 2017. Seperti penjelasan dari Bapak Heru

Suryanto selaku JFU Registrator Pemasyarakatan tentang

proses Cuti Bersyarat yang di ajukan pihak SW.

“Sebenarnya SW ini sudah mengajukan CB sejak di Rutan

sebelumnya, karena kan emang syaratnya seperti itu,

prosesnya seperti assesment awal, laporan kanwil (Kantor

Wilayah), baru dapet SK mutasi ke Lapas ini. Nah...

setelah mendapat asimilasi disini, di proses lah pengajuan

CBnya tersebut.”72

SW juga menceritakan bagaimana proses yang ia jalani

dari Rutan sebelum ia di Lapas Terbuka Klas IIB Jakarta.

“Iya kak, saya disini (Lapas Terbuka Klas IIB Jakarta)

baru beberapa minggu, sambil nunggu proses Cuti

Bersyarat yang saya ajukan, saya ikut di kegiatan bantu

masak-memasak untuk makan kami disini. Ngajuinnya sih

dari pas di Salemba, kata staff Lapas sini kira-kira awal

Juni saya bisa dapat melaksanakan CBnya. Tapi ya saya

sih sabar aja, yang penting saya sudah cukup senang ada

program kayak Cuti Bersyarat ataupun Cuti Mengunjungi

Keluarga dan yang lainnya. Artinya kan saya atau teman-

teman warga (WBP) disini bisa komunikasi terus bahkan

72

Wawancara dengan Bapak Heru Suryanto selaku JFU Registrator

Pemasyarakatan, 29 Maret 2017

Page 126: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

112

bisa silaturahmi sama keluarga dan teman-teman yang

ada di rumah kita, gitu sih kak.”73

b. Pembebasan Bersyarat (PB)

Warga binaan pemasyarakatan yang mengusulkan

program pembebasan bersyarat syaratnya yaitu telah menjalani

2/3 masa pidana, dengan ketentuan 2/3 masa pidana tersebut

tidak kurang dari sembilan bulan dan telah memenuhi

persyaratan subtantif maupun administratif.

Berikut dijelaskan bagaimana alur program pembebasan

bersyarat.

Gambar 4.9

Alur Pengusulan Pembebasan Bersyarat

Sumber: Arsip Reintegrasi Sosial Lapas Terbuka Klas IIB Jakarta

73

Wawancara dengan SW selaku Warga Binaan Pemasyarakatan di Lapas Terbuka

Klas IIB Jakarta, 05 Mei 2017

Page 127: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

113

Warga Binaan Pemasyarakatan yang mengajukan program

cuti bersyarat (CB) diantaranya adalah:

Tabel 4.4

Daftar WBP Pengusul Program Pembebasan Bersyarat

NO NAMA

WBP

PERKARA PIDANA USULAN

PROGRAM

PERKIRA

AN PB/CB

TANGGAL

MUTASI

1 WN 480 KUHP 2 Tahun PB 07/05/2017 08/02/2017

2 RR 263 KUHP 1 Tahun

10 Bulan

PB 05/06/2017 10/02/2017

3 GS 338 - 350 KUHP 9 Tahun PB 07/09/2021 11/06/2016

4 PR 362 KUHP 1 Tahun 7

Bulan

PB 01/05/2017 22/03/2017

5 PH 372 KUHP 3 Tahun PB 07/09/2017 22/03/2017

6 KH 372 KUHP 2 Tahun PB 27/07/2017 30/03/2017

7 US 363 KUHP 1 Tahun 8 Bulan

PB 02/06/2017 20/04/2017

8 EA 303 KUHP 2 Tahun PB 13/06/2017 20/04/2017

9 KW 263 KUHP 2 Tahun PB 29/04/2017 20/04/2017

10 ML 374 KUHP 2 Tahun PB 20/04/2017 08/02/2017

Sumber: Olahan pribadi berdasarkan Jurnal WBP 2017 Lapas

Terbuka Klas IIB Jakarta

Dari data yang didapat seperti pada tabel diatas, WBP

yang mengajukan program Pembebasan Bersyarat ada 10

orang. Masing-masing mengajukan program tersebut setelah

menjalani 2/3 masa tahanannya dari minimal hukuman

sembilan bulan.

Peneliti melakukan wawancara dengan beberapa Warga

Binaan Pemasyarakatan yang mengajukan program

Pembebasan Bersyarat, diantaranya ada PH, KH, dan EA.

Ketiga WBP tersebut berasal dari Rutan/Lapas yang berbeda

dengan kasus yang berbeda pula. KH menjelaskan bagaimana

Page 128: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

114

ia mengurus program Pembebasan Bersyarat agar dapat

mendapat asimilasi di Lapas Terbuka Klas II B Jakarta.

“Karena untuk kesini perlu urus CB sama PB baru bisa,

jadi kalau udah jalan setengah di Rutan sebelumnya baru

bisa pindah kesini, kalau nggak ada CB dan PB kita

nggak disini, jadi semua napi kalau kesini harus ada CB

dan PB untuk penjaminnya. Kalau saya ngusulin program

PB, lumayan susah karena berharapnya cepat pindah dari

Rutan ke Lapas ini, tapi kita kan harus taat hukum dan

mengikutinya saja. Yang penting sekarang sudah disini.”74

c. Cuti Menjelang Bebas (CMB)

WBP yang mengikuti program cuti menjelang bebas

sebelumnya telah menjalani 2/3 masa pidana, dengan jangka

waktu cuti sama dengan remisi terakhir paling lama enam

bulan. Tentunya WBP juga harus memenuhi syarat subtantif

dan administratif. Berikut dijelaskan bagaimana alur program

cuti menjelang bebas.

74

Wawancara dengan KH selaku Warga Binaan Pemasyarakatan di Lapas Terbuka

Klas II B Jakarta, 05 Mei 2017

Page 129: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

115

Gambar 4.10

Alur Pengusulan Cuti Menjelang Bebas

Sumber: Arsip Reintegrasi Sosial Lapas Terbuka Klas IIB Jakarta

d. Cuti Mengunjungi Keluarga (CMK)

Program cuti mengunjungi keluarga diberikan kepada

Warga Binaan Pemasyarakatan yang telah memenuhi

persyaratan subtantif dan administratif. Program cuti

mengunjungi keluarga memilihi batasan waktu dalam

pertemuan antara WBP kerumah keluarganya. Waktu untuk

mengunjungi keluarga hanya 2x24 jam yang mana program ini

bertujua untuk memelihara kerukunan rumah tangga berupa

kesempatan berkumpul dengan keluarga. Agar pada saat warga

Page 130: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

116

binaan pemasyarakatan keluar dari Lapas, ia mampu untuk

mengendalikan diri dan berbaur seperti keluarga pada

umumnya. Berikut dijelaskan bagaimana alur program cuti

bersyarat.

Gambar 4.11

Alur Pengusulan Cuti Mengunjungi Keluarga

Sumber: Arsip Reintegrasi Sosial Lapas Terbuka Klas IIB Jakarta

Menurut buku jurnal CMK yang ada di Lapas Terbuka

Klas IIB Jakarta, yang mengajukan program CMK hanya ada

tiga orang. WBP tersebut yaitu RR, PH, dan KH. Bapak Heru

menjelaskan sekilas tentang program CMK tersebut.

“CMK sama dengan cuti mengunjungi keluarga yah, jadi

kalau warga (WBP) ingin mengajukan program ini sangat

disarankan. Karena biasanya keluarga yang datang untuk

kunjungan, kalau CMK ini warga (WBP) yang mengunjugi

Page 131: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

117

keluarga di kediamannya. Jadi bisa silaturahmi juga,

tidak bosan dengan suasana di Lapas. Nah... untuk

sekarang-sekarang ini baru ada tiga orang yang

mengusulkan program CMK, menurut data kami ya. Ada

RR yang sudah di acc sama Kalapas kita dan juga sudah

selesai CMKnya, itu dia berangkat CMKnya tanggal 15

Maret 2017 sampai 17 Maret 2017, ada PH yang

kasusnya lumayan berat, beliau belum di acc sama

Kalapas. Ada juga KH yang kasusnya sama kayak PH, dia

berangkat CMK tanggal 18 Mei 2017 sampai tanggal 20

Mei 2017 nanti nih sebentar lagi.”75

Peneliti mewawancari salah satu WBP yaitu PH yang

menjelaskan asalannya mengurus program cuti mengunjungi

keluarga tersebut.

“Saya baru mengusulkan CMK beberapa hari lalu,

sebelumnya saya sudah mengajukan program

Pembebasan Bersyarat atau PB tapi karena waktu accnya

lama jadi saya mengusulkan CMK biar bisa bertemu sama

keluarga. Perkiraannya sih belum ditentukan sama

Kalapas kapan-kapannya. Tapi setau saya mengunjungi

keluarga ini Cuma beberapa hari saja sih, nggak kayak

CB atau PB.”76

e. Program Kerja dengan Pihak ke Tiga (P3)

Yang di maksud dengan program pihak ketiga adalah

pihak yang bersedia menjadi penjamin bagi warga binaan

pemasyarakatan selama warga binaan pemasyarakatan bekerja

pada kantor atau perusahaan. Asilimilasi pada pihak ke tiga

dapat di berikan pada warga binaan pemasyarakatan yang

memenuhi persyaratan subtantif dan administratif. Program ini

75

Wawancara dengan Bapak Heru Suryanto selaku JFU Registrator

Pemasyarakatan, 05 Mei 2017 76

Wawancara dengan PH selaku Warga Binaan Pemasyarakatan di Lapas Terbuka

Klas II B Jakarta, 05 Mei 2017

Page 132: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

118

secara teknis dilaksanakan pada siang hari dan kembali ke

Lapas pada sore hari sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Dari data WBP akhir pertanggal 15 Mei 2017, ada tiga

warga binaan pemasyarakatan yang mengikuti program kerja

dengan pihak ke tiga atau P3. Diantaranya adalah GS, PH, dan

KH. Penjelasan masing-masing tempat asimilasi P3 dapat

dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.5

Daftar WBP Pengusul Program P3

No Nama

WBP

Nama Tempat Asimilasi

P3

Alamat Asimilasi

P3

1. GS Advokatku Legal Audit

Consultant

Kebayoran Baru,

Jakarta Selatan

2. PH PT. Nenggala Wira

Pratama

Jakarta Selatan

3. KH - -

Sumber: Buku Jurnal P3 Lapas Terbuka Klas IIB Jakarta

Menurut data yang di dapat dari buku jurnal P3 Lapas

Terbuka Klas IIB Jakarta, KH belum mendapat tempat

asimilasi P3, karena masih dalam pemrosesan berkas.

Sedangkan GS telah menjalani aktivitas kerja pada pihak

ketiga. Bapak Arif menjelaskan tentang GS kepada peneliti.

“Pak GS ini sudah lama disini, sudah menjalani P3,

awalnya ngajar di Pendidikan Taruna Kemenkumham

sini, tapi beliau juga mengajar sebagai dosen di salah

satu Universitas. Beliau masih menjalani masa pidananya

Page 133: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

119

lama disini jadi karena beliau seorang pengajar, beliau

mengikuti program P3.”77

Adapun selain GS dan KH, WBP berinisial PH juga

mengajukan program P3, beliau menceritakan tentang dirinya

dan proses P3 yang diajukannya.

“Saya sebelumnya bekerja di salah satu perusahaan,

sampai sekarang sih masih. Tapi karena terlibat kasus

jadi sementara digantikan sama bawahan saya. Pekerjaan

saya dibidang manajemen lighting gitu-gitu lah, yang

berhubungan sama musik-musik juga. Saya ngusulin PB,

CMK, dan sekarang P3. Tempat asimilasi P3 saya ya di

tempat saya kerja sebelumya. Jadi karyawan saya tidak

tahu kalau saya disini sekarang, nganggepnya saya nggak

masuk penjara aja udah.”78

C. Ketepatan Pendekatan Program Pembinaan Bagi Warga Binaan

Pemasyarakatan di Lapas Terbuka Klas IIB Jakarta

Pada BAB II halaman 31 dijelaskan bahwa perkembangan

kemandirian individu sesungguhnya merupakan perkembangan hakikat

eksistensial manusia. Penghampiran terhadap kemandirian dengan

menggunakan perspektif yang berpusat pada masyarakat cenderung

memandang bahwa lingkungan masyarakat merupakan kekuatan luar

biasa yang menentukan kehidupan individu, seperti halnya Lapas

Terbuka Klas IIB Jakarta yang menyediakan kegiatan kemandirian untuk

kehidupan warga binaan pemasyarakatan yang lebih baik nantinya. Dari

sudut pandang ini, seolah-olah warga binaan pemasyarakatan itu tidak

77

Wawancara dengan Bapak Arif Sugianto selaku JFU Pengolah Data Laporan

Sistem Aplikasi dan Database, 03 April 2017 78

Wawancara dengan PH selaku Warga Binaan Pemasyarakatan di Lapas Terbuka

Klas IIB Jakarta, 05 Mei 2017

Page 134: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

120

memiliki kekuatan apa-apa untuk menentukan perbuatannya sendiri.

Maka dari itu, warga binaan perlu kegiatan yang menumbuhkan rasa

kepercayaan dirinya akan kemampuan yang dimiliki melalui kegiatan

yang ada di Lapas Terbuka Klas IIB Jakarta.

Melihat beberapa program pembinaan kemandirian dan program

mengintegrasikan diri di dalam masyarakat yang ada di Lapas Terbuka

Klas IIB Jakarta, program tersebut menggunakan pendekatan dari atas

(Top Down Approuch). Artinya segala program yang telah ada saat ini

merupakan suatu program yang sudah dirancang secara langsung oleh

Lapas Terbuka Klas IIB Jakarta. Warga binaan pemasyarakatan wajib

mengikuti program tersebut.

Interaksional mengandung makna bahwa kemandirian

berkembang melalui proses keragaman manusia dalam kesamaan dan

kebersamaan, bukan dalam kevakuman. Dalam keragaman warga binaan

yang berbeda asal suku, bahasa, tingkah laku, pola pikir dan lain-lain

diharapkan mampu melaksanakan program pembinaan kemandirian

secara bersama dan mampu memberdayakan dirinya sendiri melalui

kegiatan kerja yang ada di Lapas Terbuka Klas IIB Jakarta.

Seperti penjelasan dari salah satu WBP berinisial LM yang

menceritakan pengalamannya selama berada di Lapas Terbuka Klas IIB

Jakarta.

“Saya merasa bersyukur ada di Lapas Terbuka Jakarta ini, disini

saya bebas, arti bebas tanpa jeruji besi, bebas istirahat juga,

sama bebas deket sama staff bisa ngobrol-ngobrol. Kondisi disini

nyaman, pikiran saya juga lebih tenang. Saya di tugaskan di

Page 135: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

121

dapur, bantu masak buat makan temen-temen warga disini.

Walaupun saya nggak ikut kegiatan kerja, tapi kadang saya ikut

kontribusi pada saat panen. Panen jamur misalnya, itu jamurnya

kadang di masak buat lauk juga kan mbak.”79

Peneliti juga melakukan wawancara mendalam dengan EA, beliau

juga menceritakan pengalamannya selama di dalam Lembaga

Pemasyarakatan.

“Saya sebelumnya bekerja dengan seorang bandar. Saya ini

istilahnya under boss, orang nomer 1 setelah bos, orang

kepercayaannya bos. Pas mau berangkat malah di tangkap saya

karena ulah salah satu pegawai. Seandainya perjudian di

Indonesia di legalkan, lumayan tuh hasilnya mbak, tapi saya

nggak akan lanjutin kerja disitu lagi, masih muda masih bisa

buka usaha sendiri kok. Nah... Selama saya di Rutan, saya kurang

nyaman ada disana, lebih baik disini (di Lapas Terbuka Klas IIB

Jakarta). Disana kami (WBP) nggak leluasa melakukan apapun,

nggak bisa mengembangkan diri juga, sedangkan saya orangnya

nggak biasa diam aja mbak. Saya ini bukan orang yang nggak

bisa kerja, malahan kalau nggak kerja ini yang biki stress.

Sedangkan saya disini lebih leluasa berkegiatan, kadang saya

bantu staf di bagian tata usaha, ngurusin data-data, kadang

disuruh bersih-bersih ruangan staf, saya seneng kok daripada

saya diam aja malah bosan udah gitu nggak berkembang

mbak.”80

Menurut prinsip bimbingan dan pembinaan pada halaman 28,

Lapas Terbuka Klas IIB Jakarta telah mampu melaksanaan pembinaan

dengan baik. Salah satu prinsip yang sangat diterapkan Lapas Terbuka

dijelaskan pada point “h” dan peneliti mendapat ungkapan baik dari salah

satu warga binaan pemasyarakatan tentang pelayanan pembimbingan

yang diberikan oleh Lapas Terbuka Klas IIB Jakarta.

79

Wawancara dengan LM selaku Warga Binaan Pemasyarakatan di Lapas Terbuka

Klas IIB Jakarta, 03 April 2017 80

Wawancara dengan EA selaku Warga Binaan Pemasyarakatan di Lapas Terbuka

Klas IIB Jakarta, 05 Mei 2017

Page 136: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

122

“Kita disini diperlakuin kayak temen aja udah, nggak ada skat

buat ngobrol sama petugas sini. Mereka bahkan bikin kita secara

nggak sengaja curhat tentang diri kita. Yang tadinya nggak mau

cerita malah kita ceritain sendiri, karena saking deketnya kita

sama petugas mbak.”81

D. Diskusi Analisis

Secara umum, Lapas Terbuka Klas IIB Jakarta memiliki fasilitas

yang cukup memadai untuk kegiatan rehabilitasi (dapat dilihat pada

halaman 70 dan 71). Lapas Terbuka Klas IIB Jakarta yang memiliki

standar minimum security mampu menjadikan warga binaan

pemasyarakatan layaknya masyarakat pada umumnya, memberi haknya

untuk bebas meski di mata hukum belum sepenuhnya bebas. Keamanan

tersebut membuat warga binaan pemasyarakatan dapat memanfaatkan

waktunya untuk memberdayakan dirinya sendiri melalui program

kegiatan yang telah di sediakan oleh Lapas Terbuka Klas IIB Jakarta.

Untuk dapat mengetahui bagaimana program rehabilitasi yang ada

mampu mengembalikan keberfungsian sosial seseorang, maka peneliti

menganalisa temuan di Lapas Terbuka Klas IIB Jakarta menurut ilmu

kesejahteraan sosial dan profesi pekerjaan sosial.

1. Spirit Pembinaan Warga Binaan Pemasyarakatan dalam

Konteks Pekerja Sosial

Kesejahteraan masyarakat keseluruhan dapat diangkat ketika

individu berusaha untuk mengangkat kesejahteraan mereka masing-

81

Wawancara dengan LM selaku Warga Binaan Pemasyarakatan di Lapas Terbuka

Klas IIB Jakarta, 03 April 2017

Page 137: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

123

masing. Hal yang normatif ini juga mendasari pendekatan

individualis dan pendekatan enterprise (usaha) pada pembangunan

sosial. Pendekatan individualis ini hanya akan efektif bila ada sebuah

faktor yang mendukungnya seperti ketersediaan program rehabilitasi

dan reintegrasi untuk warga binaan pemasyarakatan di Lapas

Terbuka Klas IIB Jakarta.

a. Rehabilitasi

Berdasarkan penjelasan pada halaman 25, Lapas Terbuka

Klas IIB Jakarta melakukan kegiatan pendampingan sosial

terhadap Warga Binaan Pemasyarakatan menggunakan strategi

pelatihan. Pendampingan sosial menggunakan strategi

pelatihan tersebut diuraikan dalam tiga aspek yang

mendukungnya yaitu kegiatan perikanan, peternakan, dan

pertanian.

Hampir seluruh Warga Binaan Pemasyarakatan sadar

bahwa kesalahan yang pernah dilakukan merupakan hal yang

harus diperbaiki. hal tersebut peneliti simpulkan berdasarkan

wawancara dengan enam orang Warga Binaan

Pemasyarakatan. Adanya program rehabilitasi di Lapas

Terbuka Klas IIB Jakarta mewajibkan setiap warga binaan

pemasyarakatan untuk ikut serta didalamnya. Kegiatan

rehabilitasi tersebut bertujuan untuk menjadikan warga binaan

Page 138: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

124

pemasyarakatan lebih disiplin terhadap diri sendiri,

meningkatan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki.

Data yang peneliti temukan melalui wawancara dengan

AP pada halaman 98 menjelaskan bahwa AP mampu menjalani

kegiatan kerja budidaya jamur tiram di Lapas Terbuka Klas II

B Jakarta dengan baik. AP merasa termotivasi dengan kegiatan

yang dijalaninya. Terlihat bahwa AP mampu menentukan

nasibnya sendiri (self determination) kedepannya ia akan

meneruskan keterampilannya dalam kegiatan budidaya jamur

tiram diluar lembaga pemasyarakatan.

WBP didorong agar dapat memahami nilai kebersamaan

dan interaksi sosial dengan kegiatan kerja yang diikutinya,

sehingga lebih mudah bagi staf Lapas Terbuka Klas II B

Jakarta untuk memotivasi dengan melihat kemampuan setiap

WBP.

Diharapkan kepada WBP yang mengikuti program

rehabilitasi yang ada di Lapas Terbuka Klas II B Jakarta,

mampu mengatur kehidupan yang lebih baik dan

mengembangkan diri melalui kegiatan kerja yang disediakan

oleh Lapas. Kegiatan kerja bisa dilaksanakan setelah WBP

mendapat pelatihan, seperti pelatihan budidaya jamur,

penanaman sayur hidroponik, peternakan ayam dan budidaya

ikan. Seperti pada hasil wawancara dengan Pak Primastyo

Page 139: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

125

halaman 108, hasil yang didapat dari setiap pemanenan diatur

oleh staf kegiatan kerja untuk dimasukan kedalam kas agar

bisa digunakan untuk kegiatan yang mendadak seperti

mengunjungi lokasi budidaya ikan, mengadakan pelatihan

sesuai keinginan atau saran WBP, maupun pengolahan hasil

panen yang tidak laku terjual.

b. Reintegrasi Sosial

Pelaksanaan reintegrasi sosial bagi warga binaan

pemasyarakatan di Lapas Terbuka Klas IIB Jakarta di perlukan

untuk menyatukan kembali warga binaan pemasyarakatan

dengan masyarakat umum untuk proses interaksi dan

sosialisasi.

Pelaksanaan program reintegrasi sosial diikuti oleh SW,

KH, PH, dan GS. Menurut data yang didapat mengenai SW,

SW merupakan salah satu warga binaan pemasyarakatan yang

usianya terbilang muda diantara WBP lainnya. SW

mengajukan CB sebelum habis masa tahanan. Ada pun PH dan

KH yang mengajukan tiga program reintegrasi sosial, PH dan

KH mengajukan program tersebut karena merasa itu haknya.

Program yang di ajukan yaitu Pembebasan Bersyarat (PB),

Cuti Mengunjungi Keluarga (CMK) dan Bekerja Pihak ke tiga

(P3).

Page 140: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

126

Pelayanan sosial yang di berikan oleh Lapas Terbuka

Klas IIB Jakarta memudahkan setiap warga binaan

pemasyarakatan untuk kembali bersama masyarakat, untuk

dapat berinteraksi bahkan menjalin hubungan sosial. Seperti

peran pekerja sosial yaitu sebagai fasilitator, Lapas mampu

menfasilitasi wbp dengan program reintegrasi sosial guna

menghubungkan antara wbp dengan keluarga maupun

masyarakat.

Peran Lapas Terbuka Klas IIB Jakarta bisa di lihat

sebagai Broker atau penghubung, artinya, Lapas menyediakan

tempat untuk warga binaan pemasyarakatan agar bisa bekerja

dengan salah satu instansi yang diajukannya. Aspek

pendampingan sosial yang digunakan untuk program

reintegrasi sosial di Lapas Terbuka Klas IIB Jakarta yaitu

pembangunan dan pengembangan jaringan. Pengembangan

jaringan ini guna meningkatkan kemampuan para WBP untuk

membangun dan mempertahankan jarigan dengan berbagai

sistem sosial di sekitarnya. Jaringan ini sangat penting dalam

menyediakan dan mengembangkan berbagai akses terhadap

sumber dan kesempatan bagi peningkatan keberdayaan warga

binaan pemasyarakatan.

Dari penjelasan diatas, peneliti membuat tabel analisa

tentang survival strategy.

Page 141: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

127

Informan Rehabilitasi Reintegrasi Sosial

EA EA merupakan salah satu WBP yang memiliki rasa percaya diri.

Hal itu dibuktikan dengan cara

bicaranya, ia menjelaskan

pengalamannya sebelum masuk

bui, ia memiliki prinsip kalau

tidak ada kegiatan tidak enak,

harus bekerja apapun

pekerjaannya. Termasuk di Lapas

Terbuka Jakarta, ia mampu

mengaplikasikan ilmu Tinya

dengan membantu staf TU Lapas

Terbuka Klas IIB Jakarta. Selain

itu EA memiliki pengalaman

dibidang perikanan, pada saat di

tempat asal, EA merupakan

seorang nelayanan yang

mendistribusikan ikan tangkapan

dari Laut. Ea mampu menjalankan

program rehabilitasi di Lapas

Terbuka dengan baik.

Aspek resiliensi yang jelas

tergambar pada diri EA yaitu

Emoticon Regulation, optimism

dan self efficacy.

SW SW merupakan pelajar yang salah

bergaul, ia terjerumus pada

tindakan melanggar hukum yaitu

membuat kericuhan pada saat

berlangsungnya pertandingan

bola. SW memiliki keinginan

belajar yang baik, SW

menawarkan diri menjadi chef

selama dirinya berada di Lapas

Terbuka Klas IIB Jakarta. SW

merasa kegiatan masak memasak

untuk makan sehari-hari ia dan

WBP lainnya merupakan kegiatan

rehabilitasi yang cocok untuk

mengembangkan keterampilan

memasaknya.

SW memiliki kesadaran bahwa ia

perlu memberdayakan diri dengan

tidak hanya berdiam diri.

Page 142: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

128

LM LM memiliki kemampuan

refleksi diri yang baik, ia

menyesal masuk bui karena

memakai uang kantor. Ia

merasa bahwa apa yang ia

perbuat sangat

mengecewakan keluarga.

Namun, keluarga LM tidak

menyesali adanya LM di

Lembaga Pemasyarakatan.

LM mendapat support baik

dari istri maupun keluarga.

LM kini sudah dinyatakan

bebas, sebelumnya ia berkata

kepada peneliti bahwa ia akan

menjadi manusia yang lebih

baik, tidak peduli cemoohan

orang yang buruk tentang

dirinya. LM hanya ingin

fokus membahagiakan

keluarganya dengan cara

yang lebih baik.

Aspek resiliensi yang

tergambar pada diri LM yaitu

Reaching Out. Dimana LM

menberi suggest pada

pikirannya untuk mampu

meraih aspek positif dari

kehidupan setelah

kemalangan yang

menimpanya.

AP Selama di dalam Lapas Terbuka

Jakarta, AP mengikuti kegiatan

kerja budidaya jamur tiram.

Setelah AP mendapatkan

pengetahuan tentang proses

budidaya jamur tiram, AP berniat

melanjutkan ilmu dan

keterampilannya tersebut untuk

diterapkan pada saat sudah bebas.

AP memiliki keinginan yang

tinggi, terlihat dari cara bicaranya

yang optimis.

Sama seperti LM, AP memiliki

ketahanan diri dari aspek

Reaching Out.

Page 143: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

129

AP mampu memberdayakan

dirinya, untuk tetap belajar di saat

keterpurukan.

KH KH adalah seorang WBP

yang merasa dirinya

dirugikan oleh orang yang

memanfaatkan kebaikannya.

KH merasa dirinya tidak

bersalah tetapi KH mencoba

untuk menghargai proses

hukum. Selama di Lapas

Terbuka, KH mengusulkan

beberapa program reintegrasi

sosial untuk dapat bertemu

dengan keluarga di rumah.

KH tidak takut kalau harus

dihadapkan dengan

masyarakat dengan berbagai

stigma. Karena KH

meyakinkan diri bahwa ia

tidak bersalah, ia hanya

korban, dan ia harus bisa

membuktikannya dengan

orang lain (masyarakat).

KH mampu mengidentifikasi

permasalahan yang dihadapi,

maka dari itu aspek resiliensi

yang ada pada KH yaitu

Casual Analysis atau Analisis

penyebab masalah.

PH PH memiliki suatu

perusahaan yang besar di

Indonesia. Kasus PH

terbilang berat karena

dijadikan tersangka kasus

penggelapan uang, PH

merasa kesalahan tersebut

tidak sepenuhnya ada pada

dirinya. Namun PH mampu

meyakinkan keluarga dan

karyawan-karyawannya,

bahwa ia baik-baik saja di

Lembaga Pemasyarakatan

dan merasa bahwa dirinya

tidak bersalah. Dengan

kekuatan yang ada didalam

Page 144: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

130

keluarga PH, PH mampu

menjalani sisa-sisa masa

tahanan di Lapas Terbuka

Jakarta dengan tenang. PH

tidak memberi tahu

karyawan-karyawannya di

Perusahaan, ia menganggap

masalah ini akan segera

terlewati tanpa harus

melibatkan kekhawatiran

orang lain. PH mengajukan

beberapa program reintegrasi

sosial di Lapas Terbuka

Jakarta agar dapat berkumpul

dengan keluarga, para

karyawannya, dan

masyarakat. PH juga akan

melanjutkan pekerjaannya

sebagai kepala disuatu

perusahaan ternama tersebut.

Sama seperti KH, PH mampu

memperlihatkan ketahanan

diri Casual Analysis, selain

itu ada pula aspek lainnya

yaitu Emotion Regulation.

Page 145: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

131

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhitung sejak

Februari 2017 hingga Juli 2017, peneliti menemukan beberapa temuan

yang ada di Lapas Terbuka Klas IIB Jakarta khususnya pada program

pembinaan kemandirian dan program reintegrasi sosial.

1. Strategi program pembinaan kemandirian dalam proses

reintegrasi sosial : Lapas Terbuka Klas IIB Jakarta menggunakan

strategi aksi sosial yaitu motivasi, peningkatan kesadaran, manajemen

diri, mobilisasi sumber, serta pembangunan dan pengembangan

jaringan. Ke lima strategi tersebut di terapkan oleh Lapas Terbuka

Klas IIB Jakarta dengan pendekatan dari atas (Top Down Approach).

Lembaga telah mampu melaksanakan tugasnya dalam memberikan

kegiatan keterampilan dan memberi kesempatan bagi Warga Binaan

Pemasyarakatan untuk dapat berfungsi kembali seperti sebelumnya,

meskipun statusnya masih belum bebas sebagai narapidana di mata

hukum.

2. Ketepatan pendekatan program pembinaan bagi semua jenis

pidana warga binaan pemasyarakatan : Di ketahui bahwa Lapas

Terbuka Klas IIB Jakarta menjalankan fungsinya sebagai Lembaga

asimilasi yang memiliki beberapa program rehabilitasi dan reintegrasi

sosial. Program rehabilitasi diantaranya yaitu program pembinaan

Page 146: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

132

kepribadian dan pembinaan kemandirian. Peneliti memfokuskan

hanya pada program pembinaan kemandirian dan integrasi sosial saja.

Pada program pembinaan kemandirian terdapat kegiatan kerja

peternakan, pertanian, dan perikanan. Dan pada program reintegrasi

sosial terdapat program CB, PB, CMB, CMK dan P3.

Meskipun belum dapat dikatakan sebagai suatu program pembinaan

yang sempurna dan belum berhasil, secara umum peneliti dapat

menyimpulkan bahwa program pembinaan bagi semua jenis pidana

Warga Binaan Pemasyarakatan di Lapas Terbuka Klas IIB Jakarta

adalah tepat. Ketepatan tersebut dapat dilihat dari jumlah Staf

Kegiatan Kerja, fasilitas yang memadai, program pembinaan yang

ada, serta mitra kerja dari Warga Binaan Pemasyarakatan yang turut

aktif dalam pelaksanan pembinaannya.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka penulis

mengemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi Lapas Terbuka Klas II B Jakarta

Program pembinaan yang ada di Lapas Terbuka Klas IIB

Jakarta merupakan program yang bertujuan agar WBP mampu

mengembangkan dirinya, disamping hal itu, WBP perlu mendapat

ruang untuk dapat mengeluarkan aspirasinya terutama untuk

kegiatan pembinaan.

Page 147: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

133

Mengingat pentingnya kegiatan pembinaan untuk

rehabilitasi WBP, hendaknya Lapas Terbuka Klas IIB Jakarta

menambah jumlah kegiatan kerja yang lebih menunjang

keterampilan WBP.

2. Staf Pembinaan Kegiatan Kerja

Untuk mengembangkan keterampilan WBP, diharapkan

kepada staf Pembinaan Kegiatan Kerja Lapas Terbuka Klas IIB

Jakarta untuk memberikan pelatihan khusus terkait kegiatan kerja

yang ada maupun yang belum ada di Lapas Terbuka Klas IIB

Jakarta. Dan juga membuka kesempatan bagi siapapun yang ingin

memberi pelatihan kepada WBP.

3. Program Studi Kesejahteraan Sosial

Hendaknya mata kuliah pekerja sosial koreksional

dijadikan salah satu mata kuliah yang diberikan program studi

kesejahteraan sosial kepada mahasiswa kesejahteraan sosial. Selain

itu, program studi hendaknya memberi kesempatan berpraktek

kepada mahasiwa di lembaga koreksional seperti lembaga

pemasyarakatan baik lembaga pemasyarakatan terbuka maupun

tertutup.

Page 148: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Adi, Isbandi Rukminto Kesejahteraan Sosial (Pekerjaan Sosial, Pembangunan

Sosial, dan Kajian Pembangunan), Jakarta: Rajawali Pers, 2013.

Asrori, Mohammad, Psikologi Pembelajaran, Bandung: CV. Wacana Prima,

2009.

Faulkner, David dan Jhonson. Gery, Seri Strategi Manajemen, Ter. Dari Strategic

Management The Challange Of Strategic Management, oleh Elex Media

Jakarta, PT. Elex Media Komputindo, 1992.

Ghony, M. Djunaidi dan Almanshur, Fauzan, Metode Penelitian Kualitatif,

Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012.

Hadari Nawawi, Manajemen Strategi Organisasi Non Profit Bidang

Pemerintahan Dengan Ilustrasi di Bidang Pendidikan, (Yogyakarta:

Gadjah Mada Universitas Press, 2000), Cet ke-1, h. 147

Herdiansyah, Haris, Metodologi Penelitian Kualitatif: Untuk Ilmu-Ilmu Sosial,

Jakarta: Salemba Humanika, 2010.

Mardikanto, Totok dan Soebianto, Poerwoko, Pemberdayaan Masyarakat dalam

Perspektif Kebijakan Publik, Bandung: Alfabeta, 2013.

Moleong, Lexi J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya, 2000, Cet. 11.

Muladi dan Arief, Barda Nawawi, Teori-Teori dan Kebijakan Pidana, Cetakan

ke-4 Bandung: PT Alumni, 2010.

Napsiyah, Siti dan Fuaida, Lisma Diawati, Belajar Teori Pekerjaan Sosial,

Tangerang: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.

Priyatno, Dwidja, Sistem Pelaksanaan Pidana Penjara di Indonesia, Bandung: PT

Refika Aditama, 2006.

Rafi’udin dan Manna Abdul Djaliel, Prinsip dan Strategi Dakwah, (Bandung:

Pustaka setia, 1997), h. 76

Semiun, Yustinus, Kesehatan Mental 1, Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2010, cet.

5.

Page 149: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

Soedarto, Hukum dan Hukum Pidana. Alumni, 1986.

Soehartono, Irawan, Metode Penelitian Sosial: Suatu Teknik Penelitian Bidang

Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya, Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya, 2008, Cet. 7.

Soekanto, Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2013.

Suharto, Edi, Isu-Isu Tematik Pembangunan Sosial: Konsep dan Strategi, Jakarta:

Badan Pelatihan dan Pengembangan Sosial Departemen Sosial RI, 2004.

Suharto, Edi, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Bandung: PT

Refika Aditama, 2005.

Zuriah, Nurul, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan: Teori – Aplikasi,

Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007.

Perundang-Undangan :

Peraturan Pemerintah no. 32 tahun 1999 tentang Syarat dan Tata Letak Hak

Warga Binaan Pemasyarakatan.

Undang-Undang No. 12 Tahun 1995

Website :

https://massofa.wordpress.com/2013/06/26/sejarah-perkembangan-kepenjaraan-

di-indonesia/ dikutip pada tanggal : 22 Februari 2017 pukul 11.00 WIB

http://news.liputan6.com/read/2623849/jokowi-setuju-pemisahan-napi-

sesuai-kasus dikutip dalam laman Liputan 6 “Jokowi Setuju

Pemisahan Napi Sesuai Kasus” pada tanggal 15 Maret 2017 pukul

17.45 WIB

http://smslap.ditjenpas.go.id/public/grl/current/monthly/sort:created_date/asc/page

/0 dikutip pada tanggal : 23 Februari 2017 pukul 14.30 WIB

Lain-lain :

Jurnal, Resiliensi dan Prestasi Akademik pada Anak Tunarungu, Fonny dan

Fidelise E Waruwu dan Lianawati, Fakultas Psikologi Universitas

Tarumanegara Jakarta.

Page 150: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

Jurnal, Resiliensi pada Narapidana Laki-laki di Lapas Klas 1 Medaeng,

Muhammad Riza dan Ike Herdiana, Fakultas Psikologi Universitas

Airlangga Surabaya.

Jurnal, Agung Pambudi, Asimilasi Bagi Anak Pidana (Studi di Lembaga

Pemasyarakatan Anak Kelas IIA Blitar), Universitas Brawijaya Fakultas

Hukum.

Penelitian, Pembinaan Narapidana Melalui Bimbingan Kerja Peternakan Sebagai

Salah Satu Upaya Membentuk Kemandirian Narapidana di Lapas

Terbuka Kelas IIB Jakarta Arif Sugianto, Kementrian Hukum dan Hak

Asasi Manusia RI Kantor Wilayah DKI Jakarta, 2015.

Skripsi, Heru Suryanto “Kajian Yuridis Tentang Pelaksanaan Pembinaan

Narapidana dalam Tahap Asimilasi di Lembaga Pemasyarakatan

Terbuka Klas IIB Jakarta” Universitas Islam Attahiriyah, Fakultas

Hukum, Jakarta, 2014.

Page 151: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian
Page 152: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian
Page 153: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian
Page 154: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian
Page 155: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

PEDOMAN WAWANCARA

Untuk Petugas Lapas Terbuka Klas II B Jakarta

A. Identitas Narasumber

1. Nama :

2. Pangkat/Golongan :

3. Jenis Kelamin :

4. Bidang Tugas/Jabatan :

5. Lama Bertugas :

6. Pendidikan :

7. Status Perkawinan :

B. Pertanyaan

1. Bagaimana Lapas menjalankan fungsinya sebagai lembaga asimilasi

terhadap Warga Binaan Pemasyarakatan?

2. Bagaimana strategi pembinaan yang Lapas Terbuka terapkan untuk

Warga Binaan Pemasyarakatan?

3. Bagaimana strategi pembinaan kemandiriaan yang saudara terapkan

untuk Warga Binaan Pemasyarakatan?

4. Bagaimana Sumber Daya Manusia (SDM) yang terlibat dalam program

pembinaan di Lapas Terbuka Klas IIB Jakarta? (latar belakang

pendidikan)

Page 156: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

5. Apakah ada perbedaan pembinaan bagi Warga Binaan Pemasyarakatan

dengan kasus tertentu?

6. Apa Produk yang dihasilkan pada Program Pembinaan Kemandirian?

7. Apa sanksi bagi Warga Binaan Pemasyarakatan yang tidak mengikuti

kegiatan kerja atau pembinaan kemandirian?

8. Kendala apa saja yang terdapat dalam proses pembinaan kemandirian?

9. Bagaimana Lapas memberikan kesempatan bagi Warga Binaan

Pemasyarakatan untuk berintegrasi di masyarakat?

Page 157: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

PEDOMAN WAWANCARA

Untuk Warga Binaan Pemasyarakatan Lapas Terbuka Klas II B Jakarta

A. Identitas Narasumber

1. Nama :

2. Usia :

3. Jenis Kelamin :

4. Agama :

5. Pendidikan Terakhir :

6. Status Perkawinan :

7. Daerah Asal :

8. Tindak Pidana :

9. Hukuman/Lama Pidana :

10. Pidahan Dari :

11. Tanggal Mulai Ditempatkan

di Lapas Terbuka :

B. Pertanyaan

1. Apakah pekerjaan anda sebelum berada di Lapas?

2. Jenis keterampilan apa yang didapat selama anda berada di Lapas

Terbuka Jakarta?

3. Kegiatan apa yang anda ikuti dalam program pembinaan di Lapas

Terbuka Jakarta?

Page 158: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

4. Apakah keterampilan yang anda peroleh di Lapas Terbuka Jakarta sudah

sesuai dengan minat dan bakat yang anda miliki?

5. Apa perubahan yang anda rasakan setelah mengikuti program pembinaan

di Lapas Terbuka Jakarta?

6. Bagaimana perasaan anda selama mengikuti kegiatan pembinaan

kemandirian yang ada di Lapas Terbuka Jakarta?

7. Apa kelebihan dan kekurangan program pembinaan kemandirian di

Lapas Terbuka Jakarta?

8. Bagaimana anda menyikapi pandangan masyarakat yang menganggap

negatif terhadap mantan narapidana?

9. Bagaimana Lapas ini memberikan ruang bagi anda untuk dapat bertemu

dengan keluarga anda? (seberapa sering)

10. Bagaimana keluarga dalam menyikapi posisi anda sekarang?

11. Pembinaan seperti apa yang anda harapkan di Lapas Terbuka Jakarta?

Page 159: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

TRANSKIP WAWANCARA

Petugas Lapas Terbuka Klas II B Jakarta

Nama : Sarwo Edy, A,Md. Ip, S.H., M.Si

Jabatan : Kepala KPLP

Hari/Tanggal : 17 Maret 2017

Waktu : 10.00 WIB

Tempat : Ruang KPLP

1. Assalamualaikum, Pak saya Vita dari UIN Jakarta, mau izin penelitian di

Lapas Terbuka ini Pak.

Jawaban: Waalaikumsalam. Iya mbak silahkan, butuh data mengenai apa

saja?

2. Mengenai kegiatan pembinaan serta reintegrasi sosial Pak.

Jawaban: Yaudah saya arahkan dengan Pak Arif selaku Pengolah Data di

Lapas ini ya.

3. Baik Pak, terimakasih. Sebelumnya saya ingin tahu bagaimana kebijakan

penerimaan Warga Binaan Pemasyarakatan di Lapas Terbuka Jakarta ini.

Jawaban: Untuk kebijakannya salah satunya penerimaan napi ya, itu

mereka perlu ngurus administrasi dulu. Lapas Terbuka Jakarta ini

merupakan Lapas pilihan ya, karena tidak seperti di Lapas pada umumnya.

Mereka (narapidana) di Lapas Tertutup semua bisa masuk, kalau disini

perlu melaksanakan tahap assesment dahulu baik perkaranya, perilakunya,

Page 160: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

dan selama mereka didalam penjara tertutup. Kalau menurut team assesor

kita baik, baru bisa ditempatkan di Lapas Terbuka ini. Jadi, tidak semua

orang (narapidana) yang mengajukan langsung bisa masuk ke Lapas ini.

4. Untuk kegiatan pembinaannya disini ada apa aja ya pak?

Jawaban: Pembinaan kemandirian ya, ada budidaya ikan, jamur, sayuran

hidroponik, nah ayam baru mulai nih mbak tahun ini.

5. Oh gitu Pak, ayam memang barun ada atau bagaimana?

Jawaban: Sebelumnya udah ada, cuma vakum mbak. Nah sebentar lagi

kita akan lakukan perawatan ayam broiler. Nanti kalau butuh data sama

Pak Arif ya, di dia minta data kelembagaan, kalau data mengenai praktek

kegiatan kerjanya sama Pak Herry atau Pak Prima ya.

6. Baik Pak Sarwo terimakasih atas waktu dan jawabannya.

Jawaban: Sama-sama mbak, sukses ya.

Page 161: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

TRANSKIP WAWANCARA

Petugas Lapas Terbuka Klas II B Jakarta

Nama : Herry Suprianto. S.H

Jabatan : JFU Pengolah Data Kerjasama Binapi Giatja

Hari/Tanggal : 03 April 2017

Waktu : 13.30 WIB

Tempat : Ruang Kegiatan Kerja

1. Assalamualaikum pak, saya bertemu Pak Sarwo Edy dan beliau

mengatakan untuk penjelasan mengenai pembinaan kemandirian saya bisa

bertemu dengan Bapak. Sekiranya mohon penjelasannya ya Pak.

Jawaban: Iya mbak, boleh. Langsung saja ya saya jelasin nih, proses

pembinaan dari mulai datang ya, terus diberikan pengarahan lalu

ditempatkan di kamarnya masing-masing. Kalau ada Dokter dicek

kesehatannya, kalau memang udah normal baru dibagikan pokja

(kelompok kerja) terus itu termasuk pembinaan kemandirian.

2. Metode yang digunakan disini dalam pembinaan kemandirian biasanya

seperti apa Pak?

Jawaban: Biasanya para staf pakai metode pelatihan keterampilan buat

warga (WBP) sebelum mulai kerja. Kita bawa orang dari luar, sebutlah

instruktur buat ngarahin warga biar paham.

Page 162: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

3. Untuk Bapak pribadi, kan Bapak nanganin langsung kegiatan kerjanya

WBP ya? Ada tidak sih strategi khusus agar WBP bisa optimal dalam

melaksanakan kegiatan kerja disini?

Jawaban: Enggak sih mbak, kalau buat strategi khusus mah buat Napi di

Lapas Tertutup mungkin ya, karena disini kan warganya pada nurut

“wong” sebentar lagi mau bebas kok. Jadi nggak ada strategi khusus.

4. Ada tidak sih Pak kendala selama menjalankan pembinaan untuk WBP

disini? Baik kendala yang terlihat mata, atau pada diri WBPnya itu sendiri.

Jawaban: Pasti ada, terutama di kegiatan kerja mbak. Kendala utama ya

di perikanan, sayang –sayang punya lahan perairan luas tapi nggak pernah

panen. Kita udah coba berbagai cara tapi ya sama aja, karena aliran air

sungai sih siapa juga yang tahu kalau tiba-tiba banjir masuk ke kolam

kami. Kalau kendala di diri warga (WBP) biasanya malas, kadang-kadang

sih itu mah mbak nggak sering.

5. Apakah ada sanksi untuk WBP yang melanggar aturan, seperti tidak

melaksanakan pembinaan?

Jawaban: Sanksi teguran sih mbak biasanya, karena mereka nggak berani

menghindar juga dari kegiatan kerja. Kegiatan ini kan wajib buat

keterampilan mereka sendiri. Kalau mereka berani melanggar aturan, bisa

aja mereka dicabut masa asimilasinya. Ntar mereka balik lagi deh ke

Lapas Tertutup atau Rutan sebelumnya.

6. Baik Pak Herry terimakasih atas waktunya.

Jawaban: Ya mbak sama-sama, sukses skripsinya.

Page 163: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

TRANSKIP WAWANCARA

Petugas Lapas Terbuka Klas II B Jakarta

Nama : Primastyo Arshandi, S. Pi

Jabatan : JFU Pengelola Data Kerjasama Binapi Giatja

Hari/Tanggal : 08 Mei 2017

Waktu : 09.30 WIB

Tempat : Ruang Kegiatan Kerja

1. Selamat pagi Pak Prima, saya ingin mewawancarai Bapak terkait

pelaksanaan pembinaan kemandirian di Lapas Terbuka Klas IIB Jakarta

ini. Menurut Bapak, program pembinaan disini apakah sudah maksimal

atau belum?

Jawaban: Kalau maksimal atau belum, banyak faktor soalnya. Ada

kendala, salah satunya di perikanan. Kendala paling besar itu banjir, kalau

banjir ikannya tidak terkontrol tuh, nah.. kejadiannya itu biasanya malem,

kalau malem nggak ada pegawai adanya petugas jaga aja. Sebenernya

udah sempet bikin keramba jaring apung tuh, jadi kalau banjir ikannya

nggak keluar-keluar. Tapi ternyata, jaring apung sendiri punya riwayat

pakainya. Kemaren sebelum panen udah rusak banyak yang pada bolong

karena ikan bawal. Untuk jamur dan sayur, kendalanya dipemasaran.

Minatnya nggak terlalu bisa dipastikan kayak jamur kan nggak mungkin

Page 164: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

orang minat setiap hari. Kalau yang udah maksimal ayam, kalau panen

kita udah ada pengepul yang ambil hasil panen ayam kita.

2. Produk setelah panen tersebut biasanya di pasarin kemana saja Pak?

Jawaban: Biasanya sih ditawarin ke pegawai Lapas sama BPSDM, sama

kenalan kenalan aja kayak tetangga di rumah. Pernah tuh panen banyak,

lakunya cuma sedikit jadi sia-sia tuh kebuang banyak.

3. Menurut Bapak, apa solusi yang tepat sehingga dapat meminimalisir

kendala yang ada pada program pembinaan tersebut?

Jawaban: Solusi lain mungkin pengelolaan pasca panen, dibentuk olahan

makanan dari hasil panen yang tidak laku dipasaran. Contoh olahannya

seperti bakso jamur, bakso ikan, kayak gitu paling. Tapi itu baru rencana

tahun ini sih, niatnya dikemas lalu di masukin ke kulkas. Jadi kalau ada

tamu yang datang bisa ditawarin.

Page 165: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

TRANSKIP WAWANCARA

Petugas Lapas Terbuka Klas II B Jakarta

Nama : Heru Suryanto, S.H

Jabatan : JFU Register Pemasyarakatan

Hari/Tanggal : 05 Mei 2017

Waktu : 11.00 WIB

Tempat : Ruang Kerja JFU

1. Pak Heru, perkenalkan saya Vita mahasiswa UIN Jakarta ingin

mengetahui alur serta informasi mengenai program reintegrasi sosial di

Lapas Terbuka Jakarta ini. Bisa tolong dijelaskan Pak?

Jawaban: Bisa mbak Vita, untuk alurnya nanti saya kirimnya soft filenya.

Untuk penjelasan singkatnya, pada saat Napi di Rutan atau Lapas Tertutup

mereka pindah kesini dengan syarat sudah mengurus CB maupun PB.

Setelah ditempatkan di Lapas Terbuka, kami yang bantu memproses CB

PB tersebut. Prosesnya diajukan ke Bapas setempat, baru bisa di

laksanakan kalau sudah mendapat acc dan sidang.

2. Selain itu, apakah ada WBP yang mengusulkan program seperti CMK,

CMB, maupun P3?

Jawaban: Ada mbak, terhitung dari Bulan Februari hingga sekarang ada

beberapa yang mengusulkan program CMB itu tiga orang, nah untuk P3

juga sama tiga orang dengan WBP yang berbeda. Kalau CMB tidak ada,

Page 166: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

karena adanya mereka disini kan sama aja mereka menunggu waktu bebas,

paling beberapa bulan aja. Ngurusnya juga agak lama jadi nggak ada yang

ngajuin CMB.

3. Bagaimana dengan WBP yang ngusulin program P3, ada nggak keamanan

khusus supaya WBP tidak melarikan diri Pak?

Jawaban: Untuk WBP yang mengusulkan program P3 atau bekerja pada

pihak ke tiga ini kan harus ada penjamin, nah yang jadi penjamin adalah

instansi atau lembaga atau perusahaan tersebut. Misalkan PH yang

mengusulkan untuk dapat bekerja pada PT. Nenggala Wira Pratama, PT

itu yang menjaminnya. Kalau PH kabur ya minta pertanggungjawaban dari

PT yang menjaminnya.

4. Nah, untuk bekerja pada pihak ke tiga ini apakah WBP digaji atau tidak

pak?

Jawaban: Terkait hal itu, ya mereka di gaji, tergantung kebijakan masing-

masing perusahaan atau lembaga terkait.

5. Lalu apakah hasil gajinya tersebut di simpan pribadi atau di masukan ke

Lapas Terbuka Jakarta atau Pemerintah Pak?

Jawaban: Untuk itu saya belum paham, saya juga masih cari tahu mbak,

karena Kalapas pun belum ada perintah khusus hal tersebut. Kalau

mbaknya bisa, tolong dibantu mengenai kebijakan uang hasil tersebut ya.

6. Jadi, sebenernya kalau ada WBP yang mengajukan untuk ikut di program

mengintegrasikan diri di Lapas ini di persilahkan ya Pak?

Page 167: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

Jawaban : Sangat mbak, justru hal itu kami tawarkan cuma ada WBP

yang males ngajuinnya, alesannya udah mau keluar (bebas) lah, karena

males nunggunya lah.

7. Baik pak, terimakasih atas waktunya. Semoga dilancarkan dalam setiap

kegiatannya ya Pak

Jawaban: Aamiin terimakasih mbak Vita.

Page 168: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

TRANSKIP WAWANCARA

Warga Binaan Pemasyarakatan Lapas Terbuka Klas IIB Jakarta

Nama : EA

Tindak Pidana : Pasal 303 KUHP

Hari/Tanggal : 05 Mei 2017

Waktu : 09.00 WIB

Tempat : Ruang Kunjungan

1. Perkenalkan saya Vita mahasiswa UIN Jakarta, saya ingin melakukan

wawancara dengan anda mengenai pembinaan kemandirian di sini, mohon

izin ya Kak.

Jawaban : Iya silahkan, dari jurusan apa emang mbak?

2. Saya jurusan kesejahteraan sosial, Kak.

Jawaban : Saya juga pernah kuliah, tapi nggak sampe selesai.

3. Oh, iya Kak, langsung aja ya Kak. Sebelum berada di Rutan, apa sih

pekerjaan Kakak?

Jawaban : Saya dulunya nelayan, distributor ikan laut. Tapi karena butuh

uang saya cari kerjaan yang penghasilannya gede. Nah... ketemu lah saya

dengan salah satu bandar, saya diajak tapi harus kuat kerja disana karena

berbahaya juga kan. Jadi ya gitu lah kerjaannya mbak.

4. Apa yang Kakak rasain pada saat bekerja dengan bandar tersebut?

Page 169: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

Jawaban : Rasanya ya enak nggak enak, enaknya kalo udah kerja dan

hasilnya itu gede, nggak enaknya kalo kayak gini mbak, ketangkep,

ha..ha..ha.

5. Jadi Kakak masuk sini karena kerja dengan bandar itu kak?

Jawaban : Enggak juga sih, sebenernya nggak bakalan ada yang tau

kalau tempat saya ini tempat perjudian, karena online. Biasanya yang

ketauan kan pemainnya, kami hanya mengatur pola mainnya aja. Saya

sebelumnya bekerja dengan seorang bandar. Saya ini istilahnya under

boss, orang nomer 1 setelah bos, orang kepercayaannya bos. Pas mau

berangkat malah di tangkap saya karena ulah salah satu pegawai.

Seandainya perjudian di Indonesia di legalkan, lumayan tuh hasilnya

mbak, tapi saya nggak akan lanjutin kerja disitu lagi, masih muda masih

bisa buka usaha sendiri kok. Nah... Selama saya di Rutan, saya kurang

nyaman ada disana, lebih baik disini (di Lapas Terbuka Klas IIB Jakarta).

Disana kami (WBP) nggak leluasa melakukan apapun, nggak bisa

mengembangkan diri juga, sedangkan saya orangnya nggak biasa diam aja

mbak. Saya ini bukan orang yang nggak bisa kerja, malahan kalau nggak

kerja ini yang biki stress. Sedangkan saya disini lebih leluasa berkegiatan,

kadang saya bantu staf di bagian tata usaha, ngurusin data-data, kadang

disuruh bersih-bersih ruangan staf, saya seneng kok daripada saya diam

aja malah bosan udah gitu nggak berkembang mbak.

6. Oh, sebelumnya apakah Kakak merasa menyesal sudah melakukan hal

tersebut?

Page 170: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

Jawaban : Nyesel sih mbak sedikit, tapi saya punya kerjaan yang bosnya

itu royal ke saya, saya sampe bisa beli rumah sama mobil itu karena saya

juga ngerasa nggak enak sih mbak sama bos. Itu juga yang jadi alasan saya

bertahan, karena nggak enak mbak.

7. Nah, kalau disini, Kakak kan diwajibkan untuk ikut pembinaan.

Pembinaan apa sih yang Kakak ikuti?

Jawaban : Saya baru kan ya disini, saya sih ikut di kegiatan kerja

hidroponik tapi belum berjalan, masih liat-liat kerjanya kayak mana. Tapi

selama proses belajar nanem cesim, saya sering tuh disuruh buat bersih-

bersih atau ke TU buat ngebenerin data. Paham lah sedikit tentang sistem

sistem komputer.

8. Kak EA, apa sih pengalaman yang bisa Kakak ambil selama berada di

Lapas Terbuka ini?

Jawaban : Saya disini malah nambah informasi, karena temenannya sama

orang hebat kayak PH itu. Beliau luar biasa loh mbak, orang baik dan

orang sukses kalau di luar Lapas. Nah.. bisa tuh di ambil pengalamannya

beliau biar saya bisa nyontohin. Saya nggak bakal lah ngulangin kesalahan

yang sama, kecuali kalau judi online di Indonesia di legalin. Tapi kan

disini masih jadi kegiatan melanggar hukum mbak, di luar negeri udah

legal tuh perjudian. Setelah ini saya mau nyari kerja yang bener, masa

keluarga saya terus-terusan saya kasih uang yang nggak bener.

9. Berarti belum aktif di kegiatan kerja ya Kak? Lalu apa sih pesan yang bisa

Kakak sampein untuk kegiatan pembinaan di Lapas Terbuka ini?

Page 171: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

Jawaban : Iya belom, Sebenarnya kalo kami dipindahkan ke sini sejak

lama, kami mungkin bisa menjalani pembinaan di Lapas Terbuka dengan

serius. Kalau sesingkat ini mana bisa, saya dulu kan seorang nelayan, pas

tau di Lapas Terbuka ada kegiatan kemandirian perikanan, saya seneng sih

cuma kan waktu pemeliharaan ikan malah lebih lama dari sisa masa

pidana kita kita yang disini. Kitanya udah lama ngajuin asimilasi, cuma

persetujuan dari kanwil dan bapasnya mungkin lama. Mungkin juga lama

karena banyak yang ngajuin kali ya mbak. Jadi, mana bisa maksimal.

Susah lah itu. Jadi ya saran saya harus ada kegiatan kerja yang nggak

makan waktu lama tapi bisa menghasilkan sesuatu yang lumayan gitu loh.

10. Nah itu kan saran untuk pembinaan kemandiriannya ya Kak, kalau saran

untuk Lapas Terbuka, ada nggak sih?

Jawaban : Nggak ada sih, ngerasa di permudah aja dengan adanya Lapas

ini.

11. Baik Kak EA terimakasih atas waktunya, semoga setelah bebas nanti bisa

dapet kerjaan yang lebih baik lagi yaaaaa.

Jawaban : Amin, makasih mbak.

Page 172: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

TRANSKIP WAWANCARA

Warga Binaan Pemasyarakatan Lapas Terbuka Klas IIB Jakarta

Nama : SW

Tindak Pidana : Pasal 170 KUHP

Hari/Tanggal : 05 Mei 2017

Waktu : 09.30 WIB

Tempat : Ruang Kunjungan

1. Halo Kak, tadi udah ya kenalannya he...he... bisa tolong jelaskan

pengalaman Kakak kenapa bisa sampai masuk Lapas?

Jawaban : Saya masuk sini karena pergaulan mbak, ikut-ikut temen

sekolah buat nonton persija ya jadi supporter bola lah. Nah ketangkepnya

pas lagi rusuh, yang kena sih delapan orang termasuk saya. Katanya saya

salah satu pembuat onar di pertandingan itu. Padahal saya cuma ngikutin

temen aja, malah saya yang kena.

2. Nah, kalau udah kayak gini. Bagaimana tanggapan orang tua atau

tanggapan keluarga tentang kasus yang Kakak alami?

Jawaban : Orang tua sih udah biasa aja, soalnya mereka juga maklumin

kalo saya masuk sini karena apes. Saya ngajuin aja CB biar bisa masuk

sini. Biar keluarga juga gampang jengukinnya.

3. Terus kalau masih sekolah gini, apa enggak terbengkalai sekolahnya Kak?

Page 173: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

Jawaban : Sebenernya mah malah jadi ketinggalan Kak saya bingung

mau gimana lagi.

4. Setelah ini mau lanjut sekolah atau gimana?

Jawaban : Insha Allah lanjut Kak, dari pada nggak ngapa-ngapain.

5. Harus ya jangan sampe berenti sekolah. Oh iya, disini ikut kegiatan

pembinaan apa?

Jawaban : Iya Kak, ikut masak-memasak Kak. Kan saya juga suka tuh

belajari masak jadi suka aja kalau disini dapet bagian masak. Biasanya sih

masakin temen-temen disini buat makan sehari-hari.

6. Apa sih perbedaan pembinaan selama di Rutan sebelumnya sama di Lapas

sini?

Jawaban : Bedanya kalo disana nggak semua bisa ikut pembinaan, kalo

disini semua wajib ikut. Kalo disana cuma napi pilihan yang disuruh-

suruh, napi yang lain jadinya diem aja nggak ada kegiatan Kak. Udah gitu

makanan disana udah kayak makan nasi pake batu, jadi kaga di pilihin

dulu berasnya langsung dimasak aja. Kalo disini kan masak sendiri jadi tau

berasnya kayak apa, kalo banyak gabah ya dibersihin dulu gitu. Gitu sih

Kak.

7. Ada saran buat Lapas Terbuka nggak Kak?

Jawaban : Nggak ada sih, udah bagus Kak lapas ini. Saya ngerasa seneng

aja kalo disini jadi gampang ketemu keluarga kapan aja bisa.

8. Okedeh Kak SW semoga cepet keluar dari Lapas, nggak ngulangin

kesalahan yang sama terus sekolahnya dilanjut ya Kak.

Page 174: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

Jawaban : Aamiin Kak makasih. He he he...

Page 175: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

TRANSKIP WAWANCARA

Warga Binaan Pemasyarakatan Lapas Terbuka Klas IIB Jakarta

Nama : LM dan AP

Tindak Pidana : Pasal 374 KUHP dan Pasal 303 KUHP

Hari/Tanggal : 03 April 2017

Waktu : 08.30 WIB

Tempat : Ruang Kunjungan

1. Assalamualaikum, kenalin nih Pak, Kak, saya Vita mahasiswa UIN Jakarta

jurusan Kesejahteraan Sosial lagi melakukan penelitian tentang pembinaan

kemandirian di Lapas Terbuka ini, kiranya mohon izin untuk bertanya

seputar pembinaan kemandirian dan proses selama di Lapas ya.

Jawaban LM : Oh iya mbak, silahkan aja. Santai kan ya?

2. Santai Pak, hehe. Langsung mulai aja yah, sebelumnya Pak LM bekerja

dimana? dan Kak AP apakah sudah bekerja atau masih sekolah?

Jawaban LM : Saya kerja di kantor bisnis Mbak, udah lumayan lama.

Jawaban AP : Saya kerja, pernah kuliah tapi nggak sampe lulus Kak.

3. Penyebab masuk Rutan karena apa ya Pak, Kak?

Jawaban LM : Gara-gara awalnya saya pakai uang kantor, padahal saya

mau kembaliin malah di perkarain. Saya khilaf karena butuh duit buat

biaya kehidupan saya dan keluarga. Istri juga kekurangan duit buat

sekolah anak, jadi saya terpaksa pake duit kantor, Mbak.

Page 176: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

Jawaban AP : Saya? Kenapa yaaa, gitu deh Kak. Ha ha ha... Saya kena

pas lagi main (judi), Kak. Ya biasa lah apes aja, namanya namanya.

4. Ada rasa nyesel nggak setelah udah kena atau masuk sini?

Jawaban LM dan AP : Nyesel, pasti itu.

5. Di Lapas ini apa sih kegiatan Pak LM dan Kak AP? Ikut pembinaan apa?

Jawaban LM : Saya di tugaskan di dapur, bantu masak buat makan

temen-temen warga disini. Walaupun saya nggak ikut kegiatan kerja, tapi

kadang saya ikut kontribusi pada saat panen. Panen jamur misalnya, itu

jamurnya kadang di masak buat lauk juga kan mbak.

Jawaban AP : Kalo saya mah ikut budidaya jamur, saya sebenernya

nggak ngerti nanam jamur kak, apa lagi prosesnya tuh sama sekali nggak

paham, tapi sebelum terjun langsung kan dikasih arahan sama warga

(WBP) yang sebelumnya dan staff giatja jadi paham deh. Nggak gampang

tapi nggak terlalu susah juga sih budidaya jamur, hasil panennya juga

memuaskan. Jamurnya bersih, bagus, layak lah buat di makan dan di jual.

Biasanya sih panennya itu lima sampe tujuh kali sekali nanam bibit

jamurnya. Nah ngerawat baglognya juga susah-susah gampang kak, suhu

sama kelembabannya harus stabil. Tapi lama-lama saya mikir, kayaknya

lumayan juga kalau nanti jadi petani jamur tiram, he he he...

6. Ngerasa ada perubahan nggak Kak, Pak setelah ikut pembinaan

kemandirian di Lapas ini?

Jawaban LM dan AP : Ada kok, kayak jadi paham dan sadar biar lebih

mandiri. Iya tuh bener.

Page 177: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

7. Bagaimana kalian menyikapi tanggapan masyarakat nantinya tentang

status yang sekarang ini?

Jawaban LM dan AP : Nggak gimana gimana Mbak, santai aja toh

bukan ngelakuin hal yang ngerugiin orang lain kok. Iya, saya sih bodo

amat sama omongan orang, yang penting nggak mau kena lagi nanti mah.

8. Keluarga sering jenguk Pak?

Jawaban LM : Enggak Mbak, istri saya di Garut jauh.

9. Kalau Kak AP?

Jawaban AP : Jarang sih, paling berapa minggu sekali.

10. Tapi Lapas ngasih kesempatan buat ketemu sama keluarga kan?

Jawaban LM dan AP : Tentu Mbak, mau kapan aja jengukin yang

penting dari jam 08.00-16.00 tuh jengukinnya Mbak. Iya, jam kerja lah ya.

11. Baik, terimakasih ya Pak LM semoga cepat bertemu dan berkumpul

dengan keluarganya. Begitu pun Kak AP, semoga nanti dikasih jalan sama

Allah buat buka usaha budidaya jamur.

Jawaban : Aamiin, makasih.

Page 178: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

TRANSKIP WAWANCARA

Warga Binaan Pemasyarakatan Lapas Terbuka Klas IIB Jakarta

Nama : KH dan PH

Tindak Pidana : Pasal 372 KUHP

Hari/Tanggal : 03 April 2017

Waktu : 08.30 WIB

Tempat : Ruang Kunjungan

1. Langsung aja nih ya Pak, untuk Pak PH, apa sih pekerjaan Bapak sebelum

masuk Rutan?

Jawaban PH : Saya di Production, lebih ke kreatif industri, sound system,

lighting ya gitu-gitu lah.

2. Pengalaman apa sih yang Bapak alami selama berada di Lapas ini?

Jawaban PH : Yang pasti beda kan ya karena disini terbuka, atmofernya

lebih nyaman. Kita lebih tenang, bebas, walaupun tidak terlalu bebas.

Disini lebih leluasa, jadi kembali ke kitanya, kalau kitanya macem-mecem

ya itu dia bakalan gugur.

Jawaban KH : Lebih bebas disini, ga ada tralis ga perlu tiap hari apel

kayak gimana-gimana, disini lebih kekeluargaan. Kalau disana keluarga

mau kunjungan aja susah, waktunya sempit. Kalau disini lebih banyak

waktunya.

Page 179: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

3. Kalau tidak salah Bapak ikut program P3 ya, apa sih yang Pak PH ketahui

tentang P3 ini?

Jawaban PH : Terus terang kita belum menjalani, baru mau menjalani,

sudah ngajuin dan lagi di proses tinggal tunggu jadwalnya aja kapan. Yang

pasti P3 itu kita terjun ke masyarakat langsung, itu yang harus kita jalani

dan harus kita jaga.

4. Bagaimana hubungan Bapak dengan keluarga selama berada di Lapas

Terbuka ini?

Jawaban KH : Bebas mau kunjungan kapan aja, kecuali hari Sabtu nggak

boleh ada kunjungan. Pagi jam 8 sampe jam 4. Kalau saya dikunjunginnya

seminggu sekali.

Jawaban PH : Iya, Sabtu doang liburnya. Mau hari raya pun disini tetap

nerima kunjungan. Kalau disana (Rutan) ada breaknya dari jam 11 sampe

jam 1, bener-bener terjadwal. Kalau disini, keluarga saya kunjungan

seminggu dua kali. Keluarga datang kesini juga kayak lagi kunjungan ke

villa kok, suasananya beda, enak.

5. Apa harapan Bapak untuk Lapas Terbuka Jakarta?

Jawaban PH : Itu sih paling terkait SOP harus dikaji lagi ya, karena buat

masukan mereka juga ya. Secara overall sih oke lah. Lebih

memasyarakatkan masyarakat, pelayanannya lebih manusiawi.

Jawaban KH : Cukup puas lah.

Page 180: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian
Page 181: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian

s 0

0

+

w>

·•·n

'

Page 182: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian
Page 183: STRATEGI PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN BAGI ......pembinaan bagi semua jenis pidana Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB Jakarta. Hasil dari penelitian