bab iii data dan analisis iii.1 definisi · pdf file20 pada semua usia, anak melakukan...

28
19 BAB III DATA DAN ANALISIS III.1 Definisi Bermain Bermain (play) merupakan istilah yang digunakan secara bebas sehingga arti utamanya mungkin hilang. Arti yang paling tepat adalah setiap kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkannya, tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Bermain dilakukan secara suka rela dan tidak ada paksaan atau tekanan dari luar atau kewajiban (Brooks, J.B. and D.M. Elliot. Human Development, 1971:14). Piaget menjelaskan bahwa “bermain terdiri atas tanggapan yang diulang sekedar untuk kesenangan fungsional”. Kegiatan bermain adalah kegiatan yang tidak mempunyai peraturan lain kecuali yang ditetapkan pemain sendiri dan tidak ada hasil akhir yang dimaksudkan dalam realitas luar (Bettelheim, B.Play and education. School Review, 1972:81). Bermain secara garis besar dapat dibagi kedalam dua kategori, Aktif dan Pasif (Hiburan). Bermain dapat dikategorikan sebagai berikut : BERMAIN AKTIF Dalam bermain aktif, kesenangan timbul dari apa yang dilakukan individu, apakah dalam bentuk kesenangan berlari, atau membuat sesuatu dengan lilin atau cat. Anak-anak kurang melakukan kegiatan bermain secara aktif ketika mendekati masa remaja dan mempunyai tanggung jawab lebih besar di rumah dan di sekolah serta kurang bertenaga karena pertumbuhan pesat dan perubahan tubuh. BERMAIN PASIF Dalam bermain pasif atau hiburan, kesenangan diperoleh dari kegiatan orang lain. Pemain menghabiskan sedikit energi. Anak yang menikmati temannya bermain, memandang orang atau hewan di televise, menonton adegan lucu atau membaca buku adalah bermain tanpa mengeluarkan banyak tenaga, tetapi kesenangannya hamper seimbang dengan anak yang menghabiskan sejumlah besar tenaganya ditempat olah raga atau tempat bermain

Upload: ngoduong

Post on 05-Feb-2018

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III DATA DAN ANALISIS III.1 Definisi · PDF file20 Pada semua usia, anak melakukan permainan aktif dan pasif. Proporsi waktu yang dicurahkan ke masing-masing jenis bermain itu

 

 

19

BAB III

DATA DAN ANALISIS

III.1 Definisi Bermain

Bermain (play) merupakan istilah yang digunakan secara bebas sehingga arti utamanya

mungkin hilang. Arti yang paling tepat adalah setiap kegiatan yang dilakukan untuk

kesenangan yang ditimbulkannya, tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Bermain

dilakukan secara suka rela dan tidak ada paksaan atau tekanan dari luar atau

kewajiban (Brooks, J.B. and D.M. Elliot. Human Development, 1971:14).

Piaget menjelaskan bahwa “bermain terdiri atas tanggapan yang diulang sekedar

untuk kesenangan fungsional”. Kegiatan bermain adalah kegiatan yang tidak

mempunyai peraturan lain kecuali yang ditetapkan pemain sendiri dan tidak ada hasil

akhir yang dimaksudkan dalam realitas luar (Bettelheim, B.Play and education. School

Review, 1972:81).

Bermain secara garis besar dapat dibagi kedalam dua kategori, Aktif dan Pasif

(Hiburan). Bermain dapat dikategorikan sebagai berikut :

BERMAIN AKTIF

Dalam bermain aktif, kesenangan timbul dari apa yang dilakukan individu,

apakah dalam bentuk kesenangan berlari, atau membuat sesuatu dengan lilin

atau cat. Anak-anak kurang melakukan kegiatan bermain secara aktif ketika

mendekati masa remaja dan mempunyai tanggung jawab lebih besar di rumah

dan di sekolah serta kurang bertenaga karena pertumbuhan pesat dan

perubahan tubuh.

BERMAIN PASIF

Dalam bermain pasif atau hiburan, kesenangan diperoleh dari kegiatan orang

lain. Pemain menghabiskan sedikit energi. Anak yang menikmati temannya

bermain, memandang orang atau hewan di televise, menonton adegan lucu atau

membaca buku adalah bermain tanpa mengeluarkan banyak tenaga, tetapi

kesenangannya hamper seimbang dengan anak yang menghabiskan sejumlah

besar tenaganya ditempat olah raga atau tempat bermain

Page 2: BAB III DATA DAN ANALISIS III.1 Definisi · PDF file20 Pada semua usia, anak melakukan permainan aktif dan pasif. Proporsi waktu yang dicurahkan ke masing-masing jenis bermain itu

 

 

20

Pada semua usia, anak melakukan permainan aktif dan pasif. Proporsi waktu

yang dicurahkan ke masing-masing jenis bermain itu tidak bergantung pada usia,

tetapi pada kesehatan dan kesenangan yang diperoleh dari masing-masing

kategori. Meskipun umumnya permainan aktif lebih menonjol pada awal masa

kanak-kanak dan permainan hiburan ketika anak mendekati masa puber, namun

hal itu tidak selalu benar. Sebagai contoh, anak kecil mungkin lebih menyukai

menonton televisi ketimbang bermain aktif karena mereka belum belajar

permainan yang disukai teman sebayanya, dan akibatnya mereka tidak di terima

sebagai anggota kelompok teman sebaya (Neumann, E. A. The element of play.

New York : MSS information Corp, 1971:95).

Dengan bermain anak-anak menggunakan otot tubuhnya, menstimulasi indra-indra

tubuhnya, mengeksplorasi dunia sekitarnya, menemukan seperti apa lingkungan yang

ia tinggali dan menemukan seperti apa diri mereka sendiri. Dengan bermain, anak-

anak menemukan dan mempelajari hal-hal atau keahlian baru dan belajar (learn)

kapan harus menggunakan keahlian tersebut, serta memuaskan apa yang menjadi

kebutuhannya (need).

Lewat bermain, fisik anak akan terlatih, kemampuan kognitif dan kemampuan

berinteraksi dengan orang lain akan berkembang. Bermain tentunya merupakan hal

yang berbeda dengan belajar dan bekerja. Harus ada 5 (lima) unsur dalam suatu

kegiatan yang disebut bermain. Kelima unsur tersebut adalah (Hughes, Children, Play,

and Development, (1999:55):

1. Tujuan bermain adalah permainan itu sendiri dan si pelaku mendapat

kepuasan karena melakukannya (tanpa target), bukan untuk misalnya

mendapatkan uang.

2. Dipilih secara bebas. Permainan dipilih sendiri, dilakukan atas kehendak

sendiri dan tidak ada yang menyuruh ataupun memaksa.

3. Menyenangkan dan dinikmati.

4. Ada unsur kayalan dalam kegiatannya.

5. Dilakukan secara aktif dan sadar. Di luar pendapat Hughes, ada ahli-ahli

yang mendefinisikan bermain sebagai apapun kegiatan anak yang dirasakan

olehnya menyenangkan dan dinikmati (pleasurable and enjoyable). Bermain

Page 3: BAB III DATA DAN ANALISIS III.1 Definisi · PDF file20 Pada semua usia, anak melakukan permainan aktif dan pasif. Proporsi waktu yang dicurahkan ke masing-masing jenis bermain itu

 

 

21

dapat menggunakan alat (mainan) ataupun tidak. Hanya sekedar berlari-lari

keliling di dalam ruangan, kalau kegiatan tersebut dirasakan menyenagkan oleh

anak, maka kegiatan itupun sudah dapat disebut bermain.

Bermain merupakan bagian yang sedemikian diterimanya dalam kehidupan anak

sekarang sehingga hanya sedikit orang yang ragu-ragu mempertimbangkan arti

pentingnya dalam perkembangan anak.

Betapa pentingnya pengaruh bermain telah dijelaskan Sutton-Smith Bermain bagi anak

terdiri atas empat mode dasar yang membuat kita mengetahui tentang dunia (Sutton-

Smith, Play and Learning ):

Meniru – Eksplorasi – Menguji – Membangun

Sepanjang masa kanak-kanak, bermain sangat mempengaruhi penyesuaian pribadi dan

sosial anak. Pengaruh ini mungkin agak berbeda dari satu tingkat perkembangan ke

tingkat perkembangan lainnya. Sebagai contoh, bila anak memandang sangat penting

kesesuaian jenis kelamin, seperti yang terjadi pada usia (kelompok) di akhir masa

kanak-kanak, bermain mungkin merupakan bantuan yang utama untuk menciptakan

kesan bahwa mereka sesuai dengan jenis kelaminnya.

Pada usia yang lebih dini, ketika kesesuaian jenis kelamin masih sangat kurang

penting, bermain mungkin menimbulkan pengaruh terbesar dengan membantu mereka

mempelajari ketrampilan sosial, sesuatu yang sangat mereka hargai pada usia itu.

Terlepas dari penekanannya sekarang pada nilai sosialisasi dari bermain, terdapat

bukti bahwa bermain menimbulkan pengaruh lainnya bagi penyesuaian pribadi dan

sosial anak yang terlalu penting untuk diabaikan begitu saja.

III.1.2 Pengaruh Bermain Bagi Perkembangan Anak

Perkembangan Fisik

Bermain aktif penting bagi anak untuk mengembangkan otot dan melatih

seluruh bagian tubuhnya. Bermain juga berfungsi sebagai penyaluran tenaga

Page 4: BAB III DATA DAN ANALISIS III.1 Definisi · PDF file20 Pada semua usia, anak melakukan permainan aktif dan pasif. Proporsi waktu yang dicurahkan ke masing-masing jenis bermain itu

 

 

22

yang berlebihan yang bila terpendam terus akan membuat anak tegang,

gelisah, dan mudah tersinggung.

Dorongan Berkomunikasi

Agar dapat bermain dengan baik bersama yang lain, anak harus belajar

berkomunikasi dalam arti mereka dapat mengerti dan sebaliknya mereka harus

belajar mengerti apa yang dikomunikasikan anak lain.

Penyaluran bagi kebutuhan dan Keinginan

Kebutuhan dan keinginan yang tidak dapat dipenuhi dengan cara lain seringkali

dapat dipenuhi dengan bermain. Anak yang tidak mampu mencapai peran

pemimpin dalam kehidupan nyata mungkin akan memperoleh pemenuhan

keinginan itu dengan menjadi pemimpin tentara mainan

Penyaluran bagi energi emosional yang terpendam

Bermain merupakan sarana bagi anak untuk menyalurkan ketegangan yang

disebabkan oleh pembatasan lingkungan terhadap perilaku mereka.

Sumber Belajar

Bermain memberi kesempatan untuk mempelajari beberapa hal, melalui buku,

televisi, atau menjelajah lingkungan, yang tidak diperoleh anak dari belajar di

rumah atau sekolah

Standar Moral

Walaupun anak belajar di rumah dan di sekolah tentang apa saja yang dianggap

baik dan buruk oleh kelompok, tidak ada pemaksaan standar moral paling teguh

selain dalam kelompok

Rangsangan bagi kreativitas

Melalui eksperimentai dalam bermain, anak-anak menemukan bahwa

merancang sesuatu yang baru dan berbeda dapat menimbulkan kepuasan.

Selanjutnya mereka dapat mengalihkan minat kreatifnya ke situasi di luar dunia

bermain

Perkembangan Wawasan Diri

Dengan bermain anak mengetahui tingkat kemampuannya dibandingkan dengan

temannya bermain. Ini memungkinkan mereka untuk mengembangkan konsep

dirinya dengan lebih pasti dan nyata

Belajar Bermasyarakat

Page 5: BAB III DATA DAN ANALISIS III.1 Definisi · PDF file20 Pada semua usia, anak melakukan permainan aktif dan pasif. Proporsi waktu yang dicurahkan ke masing-masing jenis bermain itu

 

 

23

Dengan bermain bersama anak lain, mereka belajar membentuk hubungan

sosial dan menghadapi serta memecahkan masalah yang timbul.

Perkembangan Ciri Kepribadian

Dari hubungan dengan anggota kelompok teman sebaya dalam bermain, anak

belajar bekerjasama, murah hati, jujur, sportif dan disukai orang

III.1.3 Jenis Permainan

Pada dasarnya, semua jenis permainan mempunyai tujuan yang sama yaitu bermain

dengan menyenangkan. Yang membedakan adalah pengaruh atau efek dari jenis

permainan tersebut. Ada dua jenis permainan, yaitu: Permainan Aktif dan Permainan

Pasif. Permainan aktif dan pasif iini hendaknya dilakukan dengan seimbang.

- Kategori permainan aktif

Permainan olah raga (sport):

Bagi orang dewasa, olah raga bukan lagi menjadi sebuah permainan tetapi

sesuatu yang serius dan kompetitif. Namun bagi anak, olah raga bisa menjadi

satu permainan yang menyenangkan yang mengandung kesenangan, hiburan,

dan bermain, tetapi tidak juga terlepas dari unsur partisipatif dan keinginan

untuk unggul. Dalam permainan olah raga anak mengembangkan kemampuan

kinestetik dan pengembangan motivasi untuk menunjukkan keungulan dirinya

(penekanan bukan pada persaingan tapi pada kemampuan) memberi kekuatan

pada dirinya sendiri serta belajar mengembangkan diri setiap waktu.

Permainan perkelahian (body contact):

Jenis permainan ini termasuk permainan modern, tapi banyak orang tua

maupun guru memandangnya skeptik dan cemas, ini beralasan dari efek yang

mungkin serius. Permainan ini merupakan jenis permainan modifikasi yang

menuntut keseriusan anak untuk memenuhi kebutuhan akan kekuasaan.

Hal tersebut sehat dan positf bagi anak, berguna untuk menguji keunggulan

dan kekuatan di lingkungan sekitar. Jenis permainan ini adalah untuk menguji

kemampuan dan pemikiran anak dalam dunia nyata dengan segala akibatnya.

Page 6: BAB III DATA DAN ANALISIS III.1 Definisi · PDF file20 Pada semua usia, anak melakukan permainan aktif dan pasif. Proporsi waktu yang dicurahkan ke masing-masing jenis bermain itu

 

 

24

- Kategori permainan pasif

Permainan mekanis

Seiring perkembangan, jaman dan teknologi memberi pengaruh besar dalam

perkembangan jenis permainan untuk anak. Alat teknologi canggih seperti

komputer bukan lagi milik orang dewasa, tapi telah menjadi barang biasa buat

anak-anak.

Berbagai games atau permainan virtual telah tersedia di dalamnya (computer).

Bermain computer tidak sama dengan bermain bersama teman, anak bermain

sendiri dengan kesenangannya.

Sisi negatif

Sisi negatif permainan mekanis ini adalah kurangnya pembentukan sikap anak

untuk menerima dan memberi (take and give). Anak memegang kendali penuh

atas teman mainnya dan si teman mainnya akan melakukan apapun yang

diinginkan anak. Kendali penuh ini akan menimbulkan reaksi serius bila anak

menyalurkannya dalam pertemanan di lingkungan sosialnya.

Sisi positif

Namun, hal positif anak memiliki keterampilan komputer yang akan diperlukan

anak sebagai sarana hidupnya.

Permainan fantasi

Fantasi merupakan praktik permainan yang khusus dilakukan sendiri. Anak dapat

membentuk dunia sesuai dengan keinginannya (imajinasi). Sebaiknya, orang tua tidak

memaksa anak untuk selalu bermain dengan teman-temannya karena akan

menciptakan kesan bahwa bermain sendiri itu salah. Permainan fantasi selain proses

kreatif mengembangkan kemampuan sisi otak kanan, juga untuk pembentukan

kecerdasan interpersonal (Frames of Mind: The Theory of Multiple Intelligences,

Howard Gardner )

Page 7: BAB III DATA DAN ANALISIS III.1 Definisi · PDF file20 Pada semua usia, anak melakukan permainan aktif dan pasif. Proporsi waktu yang dicurahkan ke masing-masing jenis bermain itu

 

 

25

III.1.4 Bermain cara efektif untuk belajar

Padahal, jika semua orangtua tahu dan menyadari bahwa aktivitas gerak dan suara

anak (bisa disebut bermain) adalah cara yang paling efektif untuk anak belajar

sesuatu. Sebab, bermain merupakan aktivitas yang menyenangkan bagi anak.

Lewat permainan, anak akan mengalami rasa bahagia. Dengan perasaan suka cita

itulah syaraf/neuron di otak anak dengan cepat saling berkoneksi untuk membentuk

satu memori baru. Itulah sebabnya mengapa anak-anak dengan mudah belajar sesuatu

melalui permainan.

Belajar dari permainan (Learning by playing)

Permainan seharusnya memiliki nilai seimbang dengan belajar. Anak dapat

belajar melalui permainan (learning by playing). Banyak hal yang dapat anak

pelajari dengan permainan, keimbangan antara motorik halus dan motorik

kasar sangat memengaruhi perkembangan psikologi anak.

Permainan juga akan memberi kesempatan untuk belajar menghadapi situasi

kehidupan pribadi sekaligus belajar memecahkan masalah (Reamonn O

Donnchadha, The Confident Child, 2000:29).

Permainan mengembangkan otak kanan

Disamping itu tentu saja anak mempunyai kesempatan untuk menguji

kemampuan dirinya berhadapan dengan teman sebayanya dan mengembangkan

perasaan realistis akan dirinya. Bermain melalui permaianan memberi

kesempatan pada anak untuk mengembangkan otak kanan, kemampuan yang

mungkin kurang terasah di sekolah maupun di rumah.

Permainan mengembangkan pola sosialisasi dan emosi anak

Dalam permainan kelompok, anak belajar tentang sosialisasi yang

menempatkan dirinya sebagai mahluk sosial. Anak mempelajari nilai

keberhasilan pribadi ketika berhasil memasuki suatu kelompok. Ketika anak

memainkan peran baik atau jahat membuat anak kaya akan pengalaman

Page 8: BAB III DATA DAN ANALISIS III.1 Definisi · PDF file20 Pada semua usia, anak melakukan permainan aktif dan pasif. Proporsi waktu yang dicurahkan ke masing-masing jenis bermain itu

 

 

26

emosi, anak akan memahami perasaan yang terkait dari ketakutan dan

penolakan dari situasi yang dia hadapi.

Dengan kegiatan bermain memberikan kesempatan kepada anak untuk mempraktikkan

rasa percayanya kepada orang lain dan kemampuan dalam bernegosiasi, memecahkan

masalah (problem solving) atau sekedar bergaul dengan orang sekitarnya.

III.1.5 Permainan Tradisional

Permainan tradisional sudah hampir terpinggirkan dan tergantikan dengan permainan

modern. Hal ini terjadi terutama di kota-kota besar. Sebaiknya ada upaya dari orang-

orang tua/dewasa yang pernah mengalami fase bermain permainan tradisional untuk

memperkenalkan dan melestarikan kembali permainan tradisional. Sebab, permainan-

permainan tersebut sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa, fisik, dan

mental anak.

- Pengaruh dan manfaat permainan tradisional terhadap perkembangan jiwa anak

Anak menjadi lebih kreatif

Permainan tradisional biasanya dibuat langsung oleh para pemainnya. Mereka

menggunakan barang-barang, benda-benda, atau tumbuhan yang ada di sekitar

para pemain. Hal itu mendorong mereka untuk lebih kreatif menciptakan alat-

alat permainan.

Selain itu, permainan tradisioanal tidak memiliki aturan secara tertulis.

Biasanya, aturan yang berlaku, selain aturan yang sudah umum digunakan,

ditambah dengan aturan yang disesuaikan dengan kesepakatan para pemain. Di

sini juga terlihat bahwa para pemain dituntut untuk kreatif menciptakan

aturan-aturan yang sesuai dengan keadaan mereka.

Bisa digunakan sebagai terapi terhadap anak

Saat bermain, anak-anak akan melepaskan emosinya. Mereka berteriak,

tertawa, dan bergerak. Kegiatan semacam ini bisa digunakan sebagai terapi

untuk anak-anak yang memerlukannya kondisi tersebut.

Page 9: BAB III DATA DAN ANALISIS III.1 Definisi · PDF file20 Pada semua usia, anak melakukan permainan aktif dan pasif. Proporsi waktu yang dicurahkan ke masing-masing jenis bermain itu

 

 

27

Mengembangkan kecerdasan majemuk anak

o Mengembangkan kecerdasan intelektual anak

Permainan tradisional seperti permainan Gagarudaan dan Oray-Orayan

mampu membantu anak untuk mengembangkan kecerdasan

intelektualnya. Sebab, permainan tersebut akan menggali wawasan anak

terhadap beragam pengetahuan.

o Mengembangkan kecerdasan emosi dan antar personal anak

Hampir semua permainan tradisional dilakukan secara berkelompok.

Dengan berkelompok anak akan:

1. mengasah emosinya sehingga timbul toleransi dan empati

terhadap orang lain,

2. nyaman dan terbiasa dalam kelompok.

Beberapa permainan tradisional yang dilakukan secara berkelompok di

antaranya:

1. Bebentengan,

2. Anjang-Anjangan

3. Gatrik

o Mengembangkan kecerdasan logika anak

Beberapa permainan tradisional melatih anak untuk berhitung dan

menentukan langkah-langkah yang harus dilewatinya, misalnya:

1. Engklek

2. Congkak

3. Lompat tali/Spintrong

4. Bola bekel

5. Tebak-Tebakan

o Mengembangkan kecerdasan kinestetik anak

Pada umumnya, permainan tradisional mendorong para pemainnya

untuk bergerak, seperti melompat, berlari, menari, berputar, dan

gerakan-gerakan lainnya. Contoh permainannya adalah:

Page 10: BAB III DATA DAN ANALISIS III.1 Definisi · PDF file20 Pada semua usia, anak melakukan permainan aktif dan pasif. Proporsi waktu yang dicurahkan ke masing-masing jenis bermain itu

 

 

28

1. Lompat tali

2. Sorodot Gaplok

3. Enggrang

o Mengembangkan kecerdasan natural anak

Banyak alat-alat permainan yang dibuat/digunakan dari tumbuhan,

tanah, genting, batu, atau pasir. Aktivitas tersebut mendekatkan anak

terhadap alam sekitarnya sehingga anak lebih menyatu terhadap alam.

Contoh permainannya adalah:

1. Anjang-Anjangan/dadagangan dengan membuat minyak dari

daun bunga sepatu, mie baso terbuat dari tumbuhan parasit

berwarna kuning yang bisanya tumbuh di tumbuhan anak nakal.

2. Mobil-mobilan terbuat dari kulit jeruk bali

3. Engrang terbuat dari bambu

4. Bola sodok menggunakan bambu

5. Agra/sepak takraw, bolanya terbuat dari rotan

o Mengembangkan kecerdasan spasial anak

Bermain peran dapat ditemukan dalam permainan tradisional Anjang-

Anjangan. Permainan itu mendorong anak untuk mengenal konsep ruang

dan berganti peran (teatrikal).

o Mengembangkan kecerdasan musikal anak

Nyanyian atau bunyi-bunyian sangat akrab pada permainan tradisional.

Permainan-permainan yang dilakukan sambil bernyanyi di antaranya:

1. Ucang-Ucang Angge

2. Calung

3. Berbalas Pantun

4. Wayang

5. Perepet Jengkol

6. Tetemute

7. Oray-Orayan

Page 11: BAB III DATA DAN ANALISIS III.1 Definisi · PDF file20 Pada semua usia, anak melakukan permainan aktif dan pasif. Proporsi waktu yang dicurahkan ke masing-masing jenis bermain itu

 

 

29

o Mengembangkan kecerdasan spiritual anak

1. Dalam permainan tradisional mengenal konsep menang dan

kalah. Namun menang dan kalah ini tidak menjadikan para

pemainnya bertengkar atau minder. Bahkan ada kecenderungan,

anak yang sudah bisa melakukan permainan mengajarkan tidak

secara langsung kepada teman-temannya yang belum bisa.

2. Permainan tradisional dilakukan lintas usia, sehingga para

pemain yang usianya masih belia ada yang menjaganya, yaitu

para pemain yang lebih dewasa.

3. Para pemain yang belum bisa melakukan permainan dapat

belajar secara tidak langsung kepada para pemain yang sudah

bisa, walaupun usianya masih di bawahnya.

4. Permainan tradisional dapat dilakukan oleh para pemain dengan

multi jenjang usia dan tidak lekang oleh waktu.

5. Tidak ada yang paling unggul. Karena setiap orang memiliki

kelebihan masing-masing untuk setiap permainan yang berbeda.

Hal tersebut meminimalisir pemunculan ego di diri para

pemainnya/anak-anak.

III.1.6 Permainan Tradisional Sunda

Berdasarkan sifat permainan, maka permainan rakyat (folk games) dapat dibagi

menjadi 2 golongan besar yaitu permainan untuk bermain (play) yaitu bersifat

rekreasi, mengisi waktu senggang dan permainan untuk bertanding yaitu yang terikat

oleh sebuah aturan, beroriatasi pada menang dan kalah (game). Aturannya tidak

tertulis dan disepakati oleh semua anak, dan biasanya diikuti oleh sekelompok anak.

Di daerah sunda ada jenis kaulinan (permainan) dan cocooan ( mainan), permainan ada

yang sifatnya rekreasi dan ada yang bersifat bertanding begitu pula dengan cocooan

(mainan) yang sifatnya rekreasi , mengisi waktu luang dan ada mainan yang (game)

orientasi menang kalah. Mainan ada yang merupakan media yang dimainkan kembali

pada saat dewasa yang bersifat sakral digunakan pada saat upacara atau merupakan

Page 12: BAB III DATA DAN ANALISIS III.1 Definisi · PDF file20 Pada semua usia, anak melakukan permainan aktif dan pasif. Proporsi waktu yang dicurahkan ke masing-masing jenis bermain itu

 

 

30

benda yang digunakan dalam kehidupannya saat dewasa. Data permainan yang

termasuk game dan rekreasi:

Tabel III.1

Data permainan yang termasuk game dan rekreasi

no nama Rekreasi Menang kalah

Oray-orayan O

Tetenyekan-tutunyukan O

Patipung – tipun balung O

Anjang-anjangan O

Tetemute O

Hahayaman O

Paciwit-ciwit putri O

Pakaleng-kaleng agung O

Peupeusingan O

Ambil-ambilan O

Congklak O

Hong-hongan O

Ngadu muncang O

Huhuian O

Boy-boyan O

Encrak O

Tok tar O

Dodomaan O

lolodehan O

Galah burulu O

Pal-palan O

Kolontong O

Kobak O

Hahayaman jukut O

engkle O

Galah asin O

Page 13: BAB III DATA DAN ANALISIS III.1 Definisi · PDF file20 Pada semua usia, anak melakukan permainan aktif dan pasif. Proporsi waktu yang dicurahkan ke masing-masing jenis bermain itu

 

 

31

Ucing kalangkang O

Gatrik O

Ucing tiang O

Perepet jengkol O

Tuk-tuk brug tug-tug brak O

Jajamuran O

Paciwit-ciwit lutung O

Cingkup O

Keukeuyeupan O

Bubuyungan O

Simseu O

Bebentengan O

Patingtung O

Gobag O

Lais O

Ngadu ungkuy O

Ujungan O

balenan O

dampu O

Nanangkaan O

Kali-kali jahe O

Data mainan yang termasuk game dan rekreasi

no Nama rekreasi Menang kalah

Bebeletokan O

Suling O

Ketepel O

Anjang-anjangan O

Hing-hongan O

Encrak O

Panggal gasing O

Sasapian O

Page 14: BAB III DATA DAN ANALISIS III.1 Definisi · PDF file20 Pada semua usia, anak melakukan permainan aktif dan pasif. Proporsi waktu yang dicurahkan ke masing-masing jenis bermain itu

 

 

32

Angsretan O

Bedil sorolok O

Tok-tokan O

Celempung O

Karinding O

Jajangkungan O

kukudaan O

Sesengekan O

Kolom batok O

Kokoprak O

Empet-empetan O

Bangbara ngapung O

Ker-keran O

Sumpit O

Bedil jepret O

Rorodaan O

Gogolekan O

Keprak O

Ewod O

Kekerisan O

Simeut cudang O

Sisimeutan O

Posong O

Pamikatan O

Nok-nok O

Dog-dog O

Hatong O

Toleot O

Pancur rendang O

Hahayaman jukut O

Dodombaan O

Kakalungan O

Page 15: BAB III DATA DAN ANALISIS III.1 Definisi · PDF file20 Pada semua usia, anak melakukan permainan aktif dan pasif. Proporsi waktu yang dicurahkan ke masing-masing jenis bermain itu

 

 

33

Golek kembang O

Kolecer O

Sanari O

Dari berbagai permainan diatas, Permainan tradisional Sunda yang berorientasi

menang kalah dipilih 10 permainan, berikut 10 permainan tersebut :

1. Jajangkungan

Gambar III.1

Anak-anak bermain Jajangkungan

Sumber: Dok pribadi

Permainan ini dimainkan oleh 2 anak atau lebih. Permainan ini mengutamakan

kecekatan, kerja tim dan keseimbangan yang baik. Alat yang digunakan untuk

bermain adalah:

- Egrang: alat untuk berjalan yang dibuat dari kayu atau bambu dan biasanya

penggunanya akan bertambah tinggi sehingga memerlukan keseimbangan dalam

menggunakannya.

- Bola: bisa menggunakan bola plastik atau jika tidak ada maka bola bisa dibuat dari

kertas atau plastik bekas yang digulung dan dibuat menjadi bola.

Aturan permainan:

Pertama-tama pemain dibagi menjadi 2 tim atau regu. Lalu buatlah gawang untuk

masing-masing tim. Setelah aba-aba permainan dimulai maka anak-anak yang

Page 16: BAB III DATA DAN ANALISIS III.1 Definisi · PDF file20 Pada semua usia, anak melakukan permainan aktif dan pasif. Proporsi waktu yang dicurahkan ke masing-masing jenis bermain itu

 

 

34

menaiki egrang mulai menggiring bola memasuki gawang lawan. Tim yang

memasukkan bola terbanyak ke gawang lawan adalah pemenangnya.

2. Simseu

Gambar III.2

Anak-anak bermain Simseu

Sumber: Dok pribadi

Permainan ini dimainkan oleh 2 anak atau lebih. Permainan ini mengutamakan

ketangkasan gerakan dan kerja tim yang baik dalam melompati tali dan menyusun

gerakan serta ritme yang menarik. Alat yang digunakan untuk bermain adalah:

- Karet yang dirangkai menjadi satu sehingga membentuk tali.

Aturan permainan:

Pertama-tama tentukan 2 orang pemegang karet atau yang disebut penjaga dengan

cara hompimpah atau diundi. 2 orang pemain memegang karet di kedua ujungnya.

Karet dipegang secara kencang agar karet menegang. Setelah itu pemain yang lain

melompat dengan teknik melompat khusus secara bergantian. Pemain melompat

harus sesuai irama dan susunan gerakan yang benar. Apabila pemain tidak dapat

mengikuti ritme gerakan dan salah melakukan susunan gerakan maka ia lasut

(kalah) dan menggantikan penjaga untuk memegang karet. Ia akan kembali

bermain apabila sudah ada pemain lain yang kalah atau lasut.

Page 17: BAB III DATA DAN ANALISIS III.1 Definisi · PDF file20 Pada semua usia, anak melakukan permainan aktif dan pasif. Proporsi waktu yang dicurahkan ke masing-masing jenis bermain itu

 

 

35

3. Perepet Jengkol

Gambar III.3

Anak-anak bermain Perepet Jengkol

Sumber: Dok pribadi

Permainan ini dimainkan 6 anak atau lebih dengan kelipatan 3. Permainan ini

mengutamakan ketangkasan, keseimbangan dan kerja tim yang baik. Pada

permainan perepet jengkol ini tidak diperlukan alat untuk bermain.

Aturan permainan:

Pertama-tama bagi pemain menjadi beberapa tim. Setiap tim harus terdiri dari 3

orang anak. Lalu kaki dari 3 anak tersebut saling berkaitan sehingga membentuk

segitiga yang saling menopang. Setelah itu anak-anak langsung menyanyikan lagu

perepet jengkol dan bergerak berputar. Tim yang paling lama bertahan dan tidak

jatuh adalah pemenangnya.

Page 18: BAB III DATA DAN ANALISIS III.1 Definisi · PDF file20 Pada semua usia, anak melakukan permainan aktif dan pasif. Proporsi waktu yang dicurahkan ke masing-masing jenis bermain itu

 

 

36

4. Ucing Pegat

Gambar III.4

Anak-anak bermain Ucing Pegat

Sumber: Dok pribadi

Permainan ini dimainkan oleh 3 anak atau lebih. Permainan ucing pegat ini berarti

ucing bertugas menjaga garis dan menahan pemain lain agar tidak dapat melewati

garis. Permainan ini mengutamakan ketangkasan, kecekatan dan kewaspadaan.

Alat yang digunakan untuk bermain adalah:

- kapur atau arang untuk membuat garis pada lapangan

Aturan permainan:

Pertama-tama dipilih pemain yang bertugas menjadi ucing dengan cara diundi atau

hompimpah. Setelah itu ucing berdiri diatas garis yang telah dibuat dari kapur atau

arang dan ucing tidak boleh keluar dari garis. Pemain yang lain berusaha melewati

garis dari sisi yang satu ke seberang tanpa terkena tepukan ucing. Jika semua

pemain sudah berhasil melewati garis maka pemain kembali melewati garis menuju

ke sisi awal. Pemain yang terkena tepukan ucing maka kalah dan harus

menggantikan ucing menjaga garis.

Page 19: BAB III DATA DAN ANALISIS III.1 Definisi · PDF file20 Pada semua usia, anak melakukan permainan aktif dan pasif. Proporsi waktu yang dicurahkan ke masing-masing jenis bermain itu

 

 

37

5. Engkle ( Cakteu)

Gambar III.5

Anak-anak bermain Engkle (Cakteu)

Sumber: Dok pribadi

Permainan ini dimainkan oleh 2 anak atau lebih. Permainan engkle ini disebut juga

permainan cakteu( nincak henteu )yang berarti menginjak atau tidak. Permainan

ini adalah permainan meloncati arena yang digambari memakai kapur atau arang.

Permainan ini mengutamakan ketangkasan, keseimbangan dan kewaspadaan. Alat

yang digunakan untuk bermain adalah:

- kapur atau arang untuk membuat arena berbentuk persegi panjang yang memiliki 8

kotak didalamnya.

- Batu pipih atau genteng sebagai biji

Aturan Permainan :

Pertama-tama, pemain menentukan urutan dengan cara diundi ato hompimpa.

Setelah urutan didapat maka pemain melompat satu per satu kedalam kotak

dengan satu kaki ( engkle) sambil membawa biji. Setelah sampai kekotak nomor 8

biji yang berada di tangan dilemparkan ke udara kemudian di tangkap dengan satu

tangan. Biji yang jatuh di tengah jalan atau yang tidak berhasil ditangkap maka

harus mengulang dari kotak awal. Permainan engkle ini memiliki 5 babak. Babak

pertama disebut mi satu, pada babak ini pemain melompat dengan membawa biji

ditelapak tangan. Babak kedua, disebut mi dua, pada babak ini pemain membawa

biji di punggung tangan. Babak tiga, disebut mi tiga pada babak ini pemain

Page 20: BAB III DATA DAN ANALISIS III.1 Definisi · PDF file20 Pada semua usia, anak melakukan permainan aktif dan pasif. Proporsi waktu yang dicurahkan ke masing-masing jenis bermain itu

 

 

38

membawa biji pada lengan atas. Babak empat, disebut mi empat, pada babak ini

pemain membawa biji di atas kepala.

Babak kelima, disebut cakteu, pada babak ini pemain membawa biji yang

digenggam lalu pemain harus melewati kotak dengan mata terpejam, setiap

langkah yang dilakukan pemain akan berteriak “cak”(nincak atau menginjak) dan

pemain lain akan menjawab “teu” ( henteua atau tidak) jika pemain yang

melangkah tidak menginjak garis dan berkata “cak” apabila menginjak garis.

Setelah pemain berhasil melewati seluruh kotak, maka ia berhak memilih kotaknya

sendiri untuk diberi bintang dengan cara melempar biji dengan keadaan

membelakangi arena permainan. Kotak yang sudah diberi bintang tidak boleh

dilalui oleh pemain lainnya. permainan berakhir ketika seluruh kotak sudah diberi

bintang.

6. Ucing Kup

Gambar III.6

Anak-anak bermain Ucing Kup

Sumber: Dok pribadi

Permainan ini dimainkan oleh 3 anak atau lebih. Permainan ini mengutamakan

ketangkasan, kecekatan dan kewaspadaan. Pada permainan ucing kup ini tidak

diperlukan alat untuk bermain.

Aturan permainan:

Page 21: BAB III DATA DAN ANALISIS III.1 Definisi · PDF file20 Pada semua usia, anak melakukan permainan aktif dan pasif. Proporsi waktu yang dicurahkan ke masing-masing jenis bermain itu

 

 

39

Pertama-tama dipilih pemain yang bertugas menjadi ucing dengan cara diundi atau

hompimpah. Setelah itu ucing langsung berusaha menangkap pemain lain dengan

mengejarnya dan menepuknya. Pemain lain harus melindungi diri dari ucing dengan

berkata “kup” sambil menyilangkan tangan menutupi dada. Apabila pemain sudah

berkata kup maka ia kebal dari tepukan ucing. Namun pemain yang sudah kup

harus berdiri mematung dan tidak boleh terlihat giginya atau senyum. Pemain yang

sudah “kup” hanya bisa bergerak apabila sudah dibangunkan oleh pemain lain.

Cara membangunkannya adalah dengan menepuk pemain yang “kup” sambil

mengatakan “bangun”. Apabila ada pemain yang terkena tepukan ucing maka

pemain tersebut bertugas menjadi ucing. Dalam permainan ucing kup juga

terdapat istilah ucing jibeh, yaitu ucing hiji ucing kabeh (ucing satu, ucing semua).

Dalam peraturan ucing jibeh apabila ucing sudah menepuk pemain lain maka

pemain tersebut juga menjadi ucing membantu ucing yang pertama menepuknya

dan begitu seterusnya sampai pemain telah menjadi ucing semua.

7. Boy-boyan

Gambar III.7

Anak-anak bermain Boy-boyan

Sumber: Dok pribadi

Permainan ini dimainkan oleh 4 anak atau lebih. Permainan boy-boyan ini adalah

permainan beregu yang bertujuan untuk merebut menara genteng dari lawan.

Page 22: BAB III DATA DAN ANALISIS III.1 Definisi · PDF file20 Pada semua usia, anak melakukan permainan aktif dan pasif. Proporsi waktu yang dicurahkan ke masing-masing jenis bermain itu

 

 

40

Permainan ini mengutamakan ketangkasan, kecekatan dan kewaspadaan dan kerja

tim yang baik. Alat yang digunakan untuk bermain adalah:

- Batu pipih atau genteng sebanyak 12 buah sebagai pembentuk menara genteng.

- Bola ukuran sedang yang dibuat dari gulungan kertas dan plastik bekas.

Aturan permainan:

Pertama-tama para pemain membuat arena berupa lingkaran yang cukup besar dan

garis yang cukup jauh sebagai batas melempar bola. Setelah itu di dalam lingkaran

disusun menara dari genteng sebanyak 12 buah. Lalu pemain dibagi menjadi dua

tim dengan cara diundi atau hompimpa. Tim pertama yang bertugas melempar

maka para anggotanya melempar bola secara bergantian ke arah menara.

Sementara itu pemain dari tim lain mengelilingi lingkaran yang mengitari menara.

Ketika menara terkena lemparan bola maka tim yang menjaga menara bertugas

mengejar dan mengenai anggota tim yang melempar dengan bola. Sementara itu

tim yang melempar tadi bertugas menyusun kembali menara ke bentuk awal

sebelum anggota yang lain terkena lemparan bola. Apabila tim yang melempar

berhasil menyelesaikan menara sebelum terlempar bola maka tim tersebut

menang. Namun apabila sebelum menara terselesaikan dan anggota tim tersebut

sudah terkena lemparan bola maka tim yang melempar tadi akan kalah.

8. Bebentengan

Gambar III.8

Anak-anak bermain Bebentengan

Sumber: Dok pribadi

Permainan ini dimainkan oleh 4 anak atau lebih. Permainan Bebentengan ini adalah

permainan beregu yang bertujuan menjaga benteng sendiri dan merebut benteng

Page 23: BAB III DATA DAN ANALISIS III.1 Definisi · PDF file20 Pada semua usia, anak melakukan permainan aktif dan pasif. Proporsi waktu yang dicurahkan ke masing-masing jenis bermain itu

 

 

41

tim lawan. Permainan ini mengutamakan ketangkasan, kecekatan, strategi dan

kewaspadaan. Alat yang digunakan untuk bermain adalah:

- batu, genteng, daun, atau benda lain yang dapat diinjak untuk dipergunakan

sebagai benteng.

Aturan Permainan:

Pertama-tama membagi menjadi dua tim dengan cara diundi atau hompimpa.

Masing-masing tim menentukan benteng dengan memberi jarak yang cukup jauh

dengan tim lawanya. Pemain ada yang bertugas sebgai penjaga benteng dan ada

yang bertugas sebagai pemancing. ketika tim pemain yang berhasil menepuk

anggota tim lawan yang terpancing maju maka lawan tersebut akan dijadikan

tawanan. Ketika benteng lawan sudah tidak dijaga maka pemain dapat merebut

benteng tersebut dengan cara menginjaknya dan berteriak “benteng!”.

9. Tetemute

Gambar III.9

Anak-anak bermain Tetemute

Sumber: Dok pribadi

Permainan ini dimainkan oleh 3 anak atau lebih. Permainan tetemute adalah

permainan untuk menebak letak biji yang disembunyikan oleh pemain lain.

Permainan ini mengutamakan kewaspadaan dan kecermatan. Alat yang digunakan

untuk bermain adalah:

- biji, bisa berupa benda kecil seukuran genggaman tangan atau batu kecil.

Page 24: BAB III DATA DAN ANALISIS III.1 Definisi · PDF file20 Pada semua usia, anak melakukan permainan aktif dan pasif. Proporsi waktu yang dicurahkan ke masing-masing jenis bermain itu

 

 

42

Aturan permainan:

Pertama-tama dipilih pemain yang bertugas menjadi ucing dengan cara diundi atau

hompimpah. Setelah itu ucing membungkukkan badannya sehingga punggungnya

dapat digunakan sebagai meja untuk pemain lain meletakkan tangannya. Setelah

ucing bungkuk lalu pemain lain mulai memutar biji diatas telapak tangan dengan

diiringi lagu khas tetemute. Lalu biji disembunyikan di salah satu telapak tangan

pemain lain. Setelah itu ucing bertugas menebak letak biji tersebut. Apabila ucing

berhasil menebak letak biji maka pemain yang tertebak akan menjadi ucing

menggantikan ucing pertama. Namun apabila ucing salah menebak maka ucing

harus membungkuk lagi dan meneruskan permainan.

10. Pepeusingan

Gambar III.10

Anak-anak bermain Pepeusingan

Sumber: Dok pribadi

Permainan ini dimainkan oleh 3 anak atau lebih. Permainan pepeusingan ini adalah

kompetisi berbentuk balapan yang mengambil tokoh hewan peusing atau armadillo.

Permainan ini mengutamakan kecekatan dari pemainnya. Alat yang digunakan

untuk bermain adalah:

- kain untuk membungkus pemain sehingga bentuknya menyerupai peusing atau

armadillo

Aturan permainan:

Page 25: BAB III DATA DAN ANALISIS III.1 Definisi · PDF file20 Pada semua usia, anak melakukan permainan aktif dan pasif. Proporsi waktu yang dicurahkan ke masing-masing jenis bermain itu

 

 

43

Pertama-tama dipilih 2 pemain yang bertugas menjadi peusing dengan cara diundi

atau hompimpah. Lalu pemain dibungkus badannya dengan kain sehingga

menyerupai peusing dan pemain mulai balapan dengan pemain yang lain sampai ke

garis finish. Sementara itu penonton atau anak-anak yang lain bertugas memberi

pengarahan dan semangat bagi pemain yang menjadi peusing. Pemain yang

terlebih dahulu sampai garis finish adalah pemenangnya.

III.2 Analisis Masalah

III.2.1 Kelemahan dan Kekuatan

Berikut ini adalah analisis kekuatan dan kelemahan topik “Buku Cerita Mengangkat

Permainan Tradisional Sunda”:

Kekuatan

Merupakan Buku cerita pertama yang mengangkat tema permainan tradisional

khas sunda

Buku cerita tersebut memberikan edukasi dan pengetahuan mengenai

permainan tradisinal khas sunda dengan detail

Buku narasi edukatif dikemas dalam bentuk buku visual yang menarik

Mengenalkan permainan tradisional sunda kepada seluruh anak-anak indonesia

Menjadi sebuah perangsang agar anak-anak lebih sering bermain di luar

Kelemahan

Masyarakat Indonesia kurang memperhatikan permainan tradisional

Target lebih suka memainkan permainan modern dibandingkan dengan

permainan tradisional

Target tidak suka berkotor-kotoran dan cenderung tidak emnyuai sesuatu yang

merepotkan

Perkembangan teknologi melahirkan berbagai mainan modern baru yang praktis

Page 26: BAB III DATA DAN ANALISIS III.1 Definisi · PDF file20 Pada semua usia, anak melakukan permainan aktif dan pasif. Proporsi waktu yang dicurahkan ke masing-masing jenis bermain itu

 

 

44

III.2.2 Tinjauan Terhadap Teori, Data dan Fakta

Sasaran yang Dituju

Geografis :

Lokasi : Indonesia

Populasi : Perkotaan

Sosial Ekonomi : Menengah ke atas ( A-B )

Demografis :

PRIMER

Usia : 5 – 10 Tahun ( Anak-anak )

Jenis Kelamin : Laki-laki dan Perempuan

Pendidikan : SD hingga awal SMP

Etnis : Sunda

SEKUNDER

Anak-anak pada umumnya

Seperti yang telah dibahas pada bab sebelumnya permainan telah berkembang dari

permainan tradisional menjadi permainan modern. Hal ini tentu akan membawa

perubahan di dalam budaya masyarakat. Namun perubahan yang ada justru

dikhawatirkan akan menghilangkan jati diri dan identitas bangsa.

Pelaku permainan adalah anak-anak yang seharusnya menjadi penerus dalam

melestarikan budaya bangsanya. Hal ini dikhawatirkan akan terus terjadi apabila tidak

adanya tindak lanjut mengenai pelestarian budaya, khususnya budaya Jawa Barat.

Permainan tradisional merupakan salah satu aspek yang penting karena selain dapat

menghibur anak-anak, permainan tradisional juga mengandung nilai-nilai yang baik di

kehidupan.

Bermain adalah hal yang penting bagi anak-anak karena dengan bermain anak-anak

menggunakan otot tubuhnya, menstimulasi indra-indra tubuhnya, mengeksplorasi

dunia sekitarnya, menemukan seperti apa lingkungan yang ia tinggali dan menemukan

Page 27: BAB III DATA DAN ANALISIS III.1 Definisi · PDF file20 Pada semua usia, anak melakukan permainan aktif dan pasif. Proporsi waktu yang dicurahkan ke masing-masing jenis bermain itu

 

 

45

seperti apa diri mereka sendiri. Dengan bermain, anak-anak menemukan dan

mempelajari hal-hal atau keahlian baru dan belajar (learn) kapan harus menggunakan

keahlian tersebut, serta memuaskan apa yang menjadi kebutuhannya (need).

Pengaruh bermain bagi perkembangan anak adalah:

Perkembangan Fisik

Dorongan Berkomunikasi

Penyaluran bagi kebutuhan dan Keinginan

Penyaluran bagi energi emosional yang terpendam

Sumber Belajar

Standar Moral

Rangsangan bagi kreativitas

Perkembangan Wawasan Diri

Belajar Bermasyarakat

Perkembangan Ciri Kepribadian

Permainan yang ada sekarang lebih banyak yang bersifat elektronik sehingga dalam

memainkannya pun tidak begitu membutuhkan gerakan yang banyak. Hal tersebut

akan membawa anak-anak menjadi kurang menggunakan tubuhnya yang akan

berakibat pada pertumbuhannya dan juga kesehatannya. Selain itu permainan modern

cenderung bersifat individualistis, sehingga nilai-nilai toleransi, kerja sama dan tolong

menolong menjadi terkikis.

Dalam permainan tradisional anak-anak masih dituntut untuk belajar bekerja sama dan

juga saling tolong menolong. Permainan tradisional yang sudah mulai terkikis ini dapat

kita kembalikan lagi keberadaannya dengan memperkenalkannya kembali kepada

anak-anak agar mereka dapat mengenal dan akrab kembali dengan permainan

tradisional.

Dalam proses pengenalan kembali permainan tradisional maka akan lebih baik jika

digunakan buku bergambar kepada anak-anak. Buku bergambar adalah buku cerita

yang disajikan dengan menggunakan teks dan ilustrasi atau gambar. Buku bergambar

Page 28: BAB III DATA DAN ANALISIS III.1 Definisi · PDF file20 Pada semua usia, anak melakukan permainan aktif dan pasif. Proporsi waktu yang dicurahkan ke masing-masing jenis bermain itu

 

 

46

dapat digunakan untuk membantu anak mengenal lingkungan dan situasi yang berbeda

dengan lingkungan mereka. Dengan buku bergambar siswa dapat mengenal

karakteristik pelaku, latar, yakni waktu dan tempat terjadinya cerita,serta situasi.

Dengan demikian, melalui buku bergambar siswa dapat memberikan komentar atau

reaksi terhadap gambar, misalnya orang, benda, dan tempat (setting): warna yang

ditampilkan; ilustrasi/gambar serta karakter dan perubahan objek termasuk

perkembangan cerita dari awal hingga akhir.

Terdapat beberapa fakta yang menarik seputar permainan tradisional di antaranya

adalah sebagai berikut:

Pengaruh dan manfaat permainan tradisional terhadap perkembangan jiwa anak:

- Anak menjadi lebih kreatif

- Bisa digunakan sebagai terapi terhadap anak

- Mengembangkan kecerdasan majemuk anak

o Mengembangkan kecerdasan intelektual anak

o Mengembangkan kecerdasan emosi dan antar personal anak

o Mengembangkan kecerdasan logika anak

o Mengembangkan kecerdasan kinestetik anak

o Mengembangkan kecerdasan natural anak

o Mengembangkan kecerdasan spasial anak

o Mengembangkan kecerdasan musikal anak

o Mengembangkan kecerdasan spiritual anak