bab iii asisdi

5

Click here to load reader

Upload: yogi-wiguna

Post on 13-Aug-2015

9 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III Asisdi

BAB III

A3

MENETAPKAN TITAR NaOH DENGAN LARUTAN BAKU ASAM OKSALAT 0.1000 N

( Basa Kuat x Asam Lemah )

I. Maksud dan tujuan :

Maksud dan tujuan dari praktikum ini adalh agar praktikan mengetahui dan memahami bagaimana cara menetapkan titar NaOH dengan larutan baku asam oksalat

 

II. Alat dan pereaksi

Alat – alat :

- Erlenmeyer 250 ml

- Pipet volume 10 ml + 25 ml

- Buret 50 ml

Pereaksi  :

- NaOH dengan N dicari

- Asam oksalat 0.1000 N

- Indikator PP

 

III. Reaksi :

( COOH )2   +   2NaOH          >>>     Na2 C2 O4       +   2H2 O

IV. Cara kerja :

Bersihkan dan bilas buret dengan air suling.

 ^^^

Bilas dan isi buret dengan larutan NaOH 0.1 N hingga penuh dan dihimpitkan digaris (skala) nol.

 ^^^

Page 2: BAB III Asisdi

Pipet 10 ml larutan baku (COOH)2 0.1000 N kedalam erlenmeyer.

 ^^^

Bubuhi 2 tetes indikator PP.

 ^^^

Titar dengan larutan NaOH dari buret hingga titik akhir berwarna merah muda.

 ^^^

Hitunglah titar NaOH dan hitung pula kadarnya dalam g/l.

V. Data dan perhitungan :

10 ml.

1. Volume akhir : 10,70 ml

Volume awal :  0,00 ml   -

Volume titrasi : 10,70 ml

Volume akhir : 21,50 ml

Volume awal : 11,70 ml   -

Volume titrasi : 10,80 ml

Volume akhir : 33,30 ml

Volume awal : 22,50 ml   -

Volume titrasi : 10,80 ml

 

     25 ml

Volume akhir : 26,60 ml

Volume awal :  0,00 ml   -

Volume titrasi : 26,60 ml

Rata – rata titrasi = (10,70+10,80+10,80) ml = 10,70 ml

3

Page 3: BAB III Asisdi

10,00 x 0,1000 = 10,80 x N.NaOH

Titar NaOH = 10,00 x 0,1000

10,80 ml

= 0,0925 N

Kadar NaOH = 0,0925 x 40

= 3,70 g/l.

VI. Diskusi :

Dalam praktikum ini indikator yang digunakan ialah Penolftalin (PP) yang mempunyai trayek pH antara 8,2 – 10. Sebaiknya buret dibilas dengan NaOH terlebih dahulu agar tidak terjadi reaksi yang tidak diinginkan dan reaksi lebih akurat dan tepat. Dalam percobaan minimal dilakukan 2 kali percobaan agar hasil lebih tepat namun selisihnya tidak boleh lebih dari 0,1 ml karena jika lebih maka tidak dianggap. Dan dalam menitar, harus teliti dan hati-hati karena jika lebih sedikit saja akan mempengaruhi hasil akhir.

VII. Kesimpulan :

Jadi, titar NaOH yaitu 0,0925 N dan kadar NaOH yaitu 3,70 g/l.

VI.  Pembahasan

Pada percobaan kali ini praktikan melakukan analisa kuantitatif untuk menstandarisasi

larutan baku sekunder dengan larutan baku primer. dimana pada percobaan kali ini larutan

baku sekunder yang akan digunakan adalah NaOH (natrium hidroksida) dan larutan baku

primer H2C2O4 2H2O (asam oksalat).

Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi reaksi asam basa

antara asam oksalat (sebagai asam lemah) dan NaOH (sebagai basa kuat). Pada pembuatan

larutan standar natrium hidroksida indikator yang digunakan yaitu fenophtalein (indikator

PP). Indikator fenophtalein digunakan dalam percobaan ini karena fenophtalein tak berwarna

dengan pH antara 8,3-10,0 akan mempermudah praktikan dalam mengetahui bahwa dalam

proses sudah mencapai titik ekivalen. Perubahan yang terjadi pada proses penitrasian ini

adalah berubah menjadi warna merah yang konstan dari warna asal mula bening. Perubahan

warna ini terjadi karena telah tercapainya titik ekivalen. Volume NaOH yang diperlukan

untuk titrasi sebanyak 25, 168 mL yang dihitung dari rata-rata lima kali percobaan. Dan pada

penentuan konsentrasi NaOH didapat normalitas NaOH sebesar 0,0041 N.

Page 4: BAB III Asisdi

Reaksi yang terjadi saat titrasi yaitu:

C2H2O4 2H2O + 2NaOH → Na2C2O4 + 2H2O

VII.  Kesimpulan

Kesimpulan yang didapat setelah melakukan percobaan ini adalah:

a. Standarisasi yang dilakukan pada percobaan bertujuan untuk menentukan konsentrasi

dari larutan standar.

b. Pada penentuan konsentrasi NaOH didapatkan normalitas NaOH sebesar 0,0041 N.

c. Volume rata-rata NaOH yang diperlukan saat titrasi yaitu 25, 168 mL