bab iii analisis kasus

4
BAB III ANALISIS KASUS III.1. Subjective Pasien An. N, laki-laki 9 tahun datang ke klinik THT RSUD Ambarawa dengan keluhan nyeri menelan berulang. Dengan anamnesis kepada ibu pasien didapatkan juga keluhan bahwa An. N sering demam, pusing berulang, batuk, mual, tenggorokan terasa tidak enak dan mendengkur saat tidur. Berdasarkan anamnesis, ibu pasien menyangkal adanya riwayat asma, alergi, dan tidak ada anggota keluarga yang mengalami hal yang sama. III.2. Objective Pada pemeriksaan fisik An.N, ditemukan tanda-tanda vital dalam batas normal. Dari status generalis pasien tidak ditemukan kelainan. Pada pemeriksaan lokalis tenggorok pasien, didapatkan tonsil T4-T4, hiperemis (+), massa tidak rata (berbenjol-benjol), permukaan mukosa tonsil warna merah muda, kripte melebar, dan hipertrofi adenoid (+). Tidak ada keluhan dan kelainan lain selain tonsil maupun adenoid. Dapat disimpulkan bahwa, pasien menderita adenotonsilitis kronis, dan mengingat keluhan ibu pasien bahwa pasien mendengkur saat tidur, maka disarankan untuk melakukan tindakan adenotonsilektomi untuk mengangkat total adenoid dan tonsil. III.3. Assesment 16

Upload: bumble-melati

Post on 25-Sep-2015

222 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

sdgdrtjygukiol

TRANSCRIPT

BAB IIIANALISIS KASUS

III.1. SubjectivePasien An. N, laki-laki 9 tahun datang ke klinik THT RSUD Ambarawa dengan keluhan nyeri menelan berulang. Dengan anamnesis kepada ibu pasien didapatkan juga keluhan bahwa An. N sering demam, pusing berulang, batuk, mual, tenggorokan terasa tidak enak dan mendengkur saat tidur. Berdasarkan anamnesis, ibu pasien menyangkal adanya riwayat asma, alergi, dan tidak ada anggota keluarga yang mengalami hal yang sama.III.2. ObjectivePada pemeriksaan fisik An.N, ditemukan tanda-tanda vital dalam batas normal. Dari status generalis pasien tidak ditemukan kelainan. Pada pemeriksaan lokalis tenggorok pasien, didapatkan tonsil T4-T4, hiperemis (+), massa tidak rata (berbenjol-benjol), permukaan mukosa tonsil warna merah muda, kripte melebar, dan hipertrofi adenoid (+). Tidak ada keluhan dan kelainan lain selain tonsil maupun adenoid. Dapat disimpulkan bahwa, pasien menderita adenotonsilitis kronis, dan mengingat keluhan ibu pasien bahwa pasien mendengkur saat tidur, maka disarankan untuk melakukan tindakan adenotonsilektomi untuk mengangkat total adenoid dan tonsil.III.3. AssesmentPersiapan pre operatif meliputi pemeriksaan lab untuk skrinning darah, penilaian fungsi koagulasi sebagai persiapan pre operatif. Hasil pemeriksaan lab didapatkan dengan hasil nilai hemoglobin yang rendah, namun fungsi koagulasi dalam batas normal.Pasien baru masuk ruang perawatan pada tanggal 16 Desember 2014, jam 08.00, dan sebelumnya diminta untuk puasa sejak jam 24.00, follow up pre-operatif menunjukkan tanda vital pasien dalam batas normal, dan keluhan yang dikeluhkan oleh pasien adalah nyeri menelan. Ibu pasien mengatakan pasien lemas, rewel dan tenggorokan masih terasa tidak enak dan mendengkur saat tidur. Hal ini mungkin disebabkan oleh tersumbatnya saluran pernafasan oleh adenoid dan tonsil sehingga menyebabkan gangguan pernafasan pasien.Operasi dimulai pada pukul 10.20 dr.Sp.THT masuk dengan kondisi pasien sudah dalam posisi terlentang dengan general anastesi (GA). Kemudian melakukan desinfeksi tempat operasi dan menutup pasien dengan duk steril kecuali pada bagian yang akan di operasi. Operasi dimulai dengan pemasangan mouth gag, pada pasien dan memperluas lapang pandang operasi. Kemudian, operator melakukan kuret adenoid dengan menggunakan adenotomi, menilai ada tidaknya perdarahan, lalu rawat perdarahan. Lalu melakukan tonsilektomi dengan mengangkat tonsil hingga tonsil terangkat. Nilai perdarahan, rawat perdarahan. Setelah dipastikan perdarahan ditangani dengan baik, lepaskan mouth gag, dan operasi selesai pada pukul 10.50. Operasi berlangsung selama 30 menit.Penilaian post operasi memastikan ada tidaknya perdarahan, apakah airway, breathing, dan circulation pasien baik, lalu menilai apakah ada keluhan lain yang dirasakan pasien. Penilaian post operasi pada pasien dalam keadaan membaik, masih sulit menelan, faring sedikit hiperemis dan masih sulit membuka mulut dan tanpa komplikasi. Pasien pulang pada tanggal 17 Desember 2014.III.4. PlanKontrol post op pada tanggal 22 Desember 2014, saat obat yang diresepkan setelah post op sudah habis. Pasien sudah membaik tidak ada nyeri menelan, tapi masih ada demam, oleh karena itu diberi Cefila Syrup, Imunosplus Syrup, dan Relafen Syrup untuk mengantisipasi adanya infeksi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher. Edisi Keenam. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007.2. Ballenger JJ. 13th ed, Lea & Febiger, Philadelphia, 1985. Diseases of the nose, throat, ear, head, & neck.3. Suardana, W. dkk. 1992. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorok RSUP Denpasar. Lab/UPF Telinga Hidung dan Tenggorok FK Unud. Denpasar.4. Nawumann HH & Pfaltz CR. Thieme Medical Publishers, Inc., New York, 1989. Ear, Nose and Throat Disease.5. Boies. 1997. Buku Ajar Penyakit THT edisi keenam. Jakarta: EGC6. Buku Teknik Pemeriksaan THT, EGC, 2000.

18