bab iii analisa karakter fasade bangunan iii.1 kerangka ... jl.ciliwung, jl.cimandiri, jl.cimanuk,...

16
Bab III Analisa Karakter Fasade Bangunan III.1 Kerangka Analisa Karakter Fasade Bangunan Untuk menjawab pertanyaan penelitian, maka dilakukan beberapa analisa, yaitu : 1. Analisa fungsi bangunan Analisa fungsi bangunan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui jalan mana saja yang didominasi oleh fungsi hunian / rumah tinggal dan fungsi lainnya. Dengan demikian, dapat diketahui jalan-jalan objek penelitian di kawasan perumahan Tjitaroem Plein yang berpotensi untuk diteliti lebih lanjut dengan tujuan untuk memperkecil lingkup penelitian. 2. Analisa jarak bebas bangunan Jarak bebas merupakan salah satu unsur pembentuk karakter fasade bangunan. Oleh karena itu, analisa jarak bebas bangunan perlu dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui keberadaan jarak bebas bangunan yang dimiliki oleh objek penelitian, yaitu : Jl.Cilaki, Jl.Cimanuk, Jl.Cipunagara, Jl.Cisangkuy, Jl.Citarum dan Jl.Ciwulan. Analisa jarak bebas bangunan dilakukan dengan menggambarkan site / tapak. 3. Analisa pola dan proporsi massa bangunan Pola dan proporsi massa bangunan merupakan salah satu unsur pembentuk karakter fasade bangunan. Oleh karena itu, analisa pola dan proporsi massa bangunan perlu dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pola dan proporsi massa bangunan objek penelitian, yaitu : Jl.Cilaki, Jl.Cimanuk, Jl.Cipunagara, Jl.Cisangkuy, Jl.Citarum dan Jl.Ciwulan. Analisa pola dan proporsi massa bangunan dilakukan dengan membuat tabel data pola dan proporsi massa bangunan objek penelitian di Jl.Cilaki, Jl.Cimanuk, Jl.Cipunagara, Jl.Cisangkuy, Jl.Citarum dan Jl.Ciwulan. 32

Upload: vuongthu

Post on 23-May-2018

220 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab III Analisa Karakter Fasade Bangunan III.1 Kerangka ... Jl.Ciliwung, Jl.Cimandiri, Jl.Cimanuk, Jl.Cipunagara, Jl.Cisangkuy, Jl.Citarum, Jl.Ciwulan, Jl.Progo, Jl.Serayu, Jl.Tirtayasa,

Bab III Analisa Karakter Fasade Bangunan

III.1 Kerangka Analisa Karakter Fasade Bangunan

Untuk menjawab pertanyaan penelitian, maka dilakukan beberapa analisa,

yaitu :

1. Analisa fungsi bangunan

Analisa fungsi bangunan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui jalan

mana saja yang didominasi oleh fungsi hunian / rumah tinggal dan fungsi

lainnya. Dengan demikian, dapat diketahui jalan-jalan objek penelitian di

kawasan perumahan Tjitaroem Plein yang berpotensi untuk diteliti lebih lanjut

dengan tujuan untuk memperkecil lingkup penelitian.

2. Analisa jarak bebas bangunan

Jarak bebas merupakan salah satu unsur pembentuk karakter fasade bangunan.

Oleh karena itu, analisa jarak bebas bangunan perlu dilakukan dengan tujuan

untuk mengetahui keberadaan jarak bebas bangunan yang dimiliki oleh objek

penelitian, yaitu : Jl.Cilaki, Jl.Cimanuk, Jl.Cipunagara, Jl.Cisangkuy,

Jl.Citarum dan Jl.Ciwulan. Analisa jarak bebas bangunan dilakukan dengan

menggambarkan site / tapak.

3. Analisa pola dan proporsi massa bangunan

Pola dan proporsi massa bangunan merupakan salah satu unsur pembentuk

karakter fasade bangunan. Oleh karena itu, analisa pola dan proporsi massa

bangunan perlu dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pola dan proporsi

massa bangunan objek penelitian, yaitu : Jl.Cilaki, Jl.Cimanuk, Jl.Cipunagara,

Jl.Cisangkuy, Jl.Citarum dan Jl.Ciwulan. Analisa pola dan proporsi massa

bangunan dilakukan dengan membuat tabel data pola dan proporsi massa

bangunan objek penelitian di Jl.Cilaki, Jl.Cimanuk, Jl.Cipunagara,

Jl.Cisangkuy, Jl.Citarum dan Jl.Ciwulan.

32

Page 2: Bab III Analisa Karakter Fasade Bangunan III.1 Kerangka ... Jl.Ciliwung, Jl.Cimandiri, Jl.Cimanuk, Jl.Cipunagara, Jl.Cisangkuy, Jl.Citarum, Jl.Ciwulan, Jl.Progo, Jl.Serayu, Jl.Tirtayasa,

4. Analisa visual bangunan

Analisa visual dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui keberadaan

ornamen yang dimiliki oleh bangunan objek penelitian, yaitu : Jl.Cilaki,

Jl.Cimanuk, Jl.Cipunagara, Jl.Cisangkuy, Jl.Citarum dan Jl.Ciwulan). Analisa

visual bangunan dilakukan dengan membuat tabel data ornamen bangunan

objek penelitian di Jl.Cilaki, Jl.Cimanuk, Jl.Cipunagara, Jl.Cisangkuy,

Jl.Citarum dan Jl.Ciwulan.

5. Analisa bukaan bangunan

Analisa bukaan bangunan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui proporsi

badan bangunan dan keberadaan bukaan bangunan objek penelitian. Dalam hal

ini, analisa bukaan bangunan dilakukan dengan membuat tabel data bukaan

bangunan objek penelitian khusus di Jl.Cisangkuy.

6. Analisa fasade bangunan

Analisa fasade bangunan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui karakter

fasade bangunan objek penelitian. Analisa fasade bangunan dilakukan dengan

menerapkan teori-teori pendukung penelitian dalam analisa, yaitu Teori

Penataan Fasade Bangunan yang dikemukakan oleh Ian Bentley, Teori

Karakter Kawasan yang dikemukakan oleh Matthew Carmona dan Teori

Pendekatan dalam Menelusuri Karakter Kawasan yang dikemukakan oleh

Yoshinobu Ashihara. Sama seperti analisa bukaan bangunan, analisa fasade

bangunan juga hanya dilakukan terhadap bangunan-bangunan rumah tinggal

kolonial yang terletak jalan di Jl.Cisangkuy.

Keenam analisa tersebut dilakukan terhadap objek yang jumlahnya

berbeda-beda. Analisa fungsi bangunan dilakukan terhadap 19 jalan, yaitu :

Jl.Bahureksa, Jl.Banda, Jl.Brantas, Jl.Cihapit, Jl.Cilaki, Jl.Cilamaya, Jl.Ciliwung,

Jl.Cimandiri, Jl.Cimanuk, Jl.Cipunagara, Jl.Cisangkuy, Jl.Citarum, Jl.Ciwulan,

Jl.Progo, Jl.Serayu, Jl.Tirtayasa, Jl.Taman Cibeunying, Jl.Taman Cibeunying

Selatan dan Jl.Taman Cibeunying Utara. Adanya penyempitan lingkup objek

33

Page 3: Bab III Analisa Karakter Fasade Bangunan III.1 Kerangka ... Jl.Ciliwung, Jl.Cimandiri, Jl.Cimanuk, Jl.Cipunagara, Jl.Cisangkuy, Jl.Citarum, Jl.Ciwulan, Jl.Progo, Jl.Serayu, Jl.Tirtayasa,

penelitian dari 19 jalan menjadi enam jalan dilakukan dengan tujuan agar

penelitian dapat lebih fokus. Jl.Cilaki, Jl.Cimanuk, Jl.Cipunagara, Jl.Cisangkuy,

Jl.Citarum dan Jl.Ciwulan dipilih karena letaknya yang berdekatan dan berada

pada area yang didominasi oleh fungsi bangunan rumah tinggal. Hal ini dilakukan

pada analisa jarak bebas bangunan, analisa visual bangunan serta analisa pola dan

proporsi bangunan. Selain itu, adanya penyempitan lingkup objek penelitian dari

enam jalan menjadi satu jalan dilakukan dengan tujuan karena aspek yang diteliti

dianggap cukup diwakili oleh satu jalan saja. Hal ini dilakukan pada analisa

bukaan bangunan dan analisa fasade bangunan.

Jl.Cisangkuy dipilih karena memiliki prosentase bangunan yang bukan

rumah tinggal terkecil tetapi memiliki prosentase bangunan dengan fungsi ganda

terbesar. Untuk lebih jelasnya, lihat Tabel III.3 (Prosentase Fungsi Bangunan

Objek Penelitian). Selain itu, bentuknya yang linear / lurus dapat memudahkan

penggambaran ulang tampak jalan secara keseluruhan. Berdasarkan alasan

tersebut, maka Jl.Cisangkuy dianggap layak dipilih sebagai contoh jalan objek

penelitian. Berikut ini diagram pemahaman objek penelitian, yaitu :

Error!

19 6 1

Keterangan : 19 (Jl.Bahureksa, Jl.Banda, Jl.Brantas, Jl.Cihapit, Jl.Cilaki, Jl.Cilamaya, Jl.Ciliwung, Jl.Cimandiri, Jl.Cimanuk, Jl.Cipunagara, Jl.Cisangkuy, Jl.Citarum, Jl.Ciwulan, Jl.Progo, Jl.Serayu, Jl.Tirtayasa, Jl.Taman Cibeunying, Jl.Taman Cibeunying Selatan, Jl.Taman Cibeunying Utara) 6 (Jl.Cilaki, Jl.Cimanuk, Jl.Cipunagara, Jl.Cisangkuy, Jl.Citarum dan Jl.Ciwulan) 1 (Jl.Cisangkuy)

Gambar III.1 Diagram Pemahaman Objek Penelitian

Sumber : Analisa Pribadi

34

Page 4: Bab III Analisa Karakter Fasade Bangunan III.1 Kerangka ... Jl.Ciliwung, Jl.Cimandiri, Jl.Cimanuk, Jl.Cipunagara, Jl.Cisangkuy, Jl.Citarum, Jl.Ciwulan, Jl.Progo, Jl.Serayu, Jl.Tirtayasa,

Berikut ini tabel pemahaman objek penelitian yang menunjukkan adanya

penyempitan objek penelitian, yaitu :

Tabel III.1 Tabel Pemahaman Objek Penelitian

No. Nama Jalan Analisa

Fungsi

Analisa

Jarak Bebas

Analisa

Pola dan

Proporsi

Analisa

Visual

Analisa

Bukaan

Analisa

Fasade

Alur Tahap Analisa

1. Jl.Cisangkuy √ √ √ √ √ √ 2. Jl.Cilaki √ √ √ √

3. Jl.Cimanuk √ √ √ √

4. Jl.Cipunagara √ √ √ √

5. Jl.Citarum √ √ √ √

6. Jl.Ciwulan √ √ √ √

7. Jl.Bahureksa √

8. Jl.Banda √

9. Jl.Brantas √

10. Jl.Cihapit √

11. Jl.Cilamaya √

12. Jl.Ciliwung √

13. Jl.Cimandiri √

14. Jl.Progo √

15. Jl.Serayu √

16. Jl.Tirtayasa √

17. Jl.Taman

Cibeunying √

18. Jl.Taman

Cibeunying

Selatan

19. Jl.Taman

Cibeunying

Utara

Jumlah 19 6 6 6 1 1

Sumber : Analisa Pribadi

35

Page 5: Bab III Analisa Karakter Fasade Bangunan III.1 Kerangka ... Jl.Ciliwung, Jl.Cimandiri, Jl.Cimanuk, Jl.Cipunagara, Jl.Cisangkuy, Jl.Citarum, Jl.Ciwulan, Jl.Progo, Jl.Serayu, Jl.Tirtayasa,

III.2 Analisa Fungsi Bangunan

Analisa fungsi bangunan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui jalan

mana saja yang didominasi oleh fungsi hunian (rumah tinggal) dan fungsi lainnya.

Dengan demikian, dapat diketahui jalan-jalan objek penelitian di kawasan

perumahan Tjitaroem Plein yang berpotensi untuk diteliti lebih lanjut. Analisa

fungsi bangunan dilakukan dengan menggunakan statistika (kuantitas), yaitu

dengan menghitung jumlah bangunan rumah tinggal, bangunan bukan rumah

tinggal dan bangunan dengan fungsi ganda. Setelah itu, hasil perhitungan dibuat

dalam bentuk peta blok berskala dengan tujuan untuk memudahkan pemahaman.

Analisa fungsi bangunan dilakukan terhadap bangunan-bangunan yang terletak di

seluruh kawasan perumahan Tjitaroem Plein, untuk kemudian dipilih kembali

beberapa jalan yang berpotensi untuk diteliti lebih lanjut. Analisa fungsi bangunan

meliputi 19 jalan, yaitu : Jl.Bahureksa, Jl.Banda, Jl.Brantas, Jl.Cihapit, Jl.Cilaki,

Jl.Cilamaya, Jl.Ciliwung, Jl.Cimandiri, Jl.Cimanuk, Jl.Cipunagara, Jl.Cisangkuy,

Jl.Citarum, Jl.Ciwulan, Jl.Progo, Jl.Serayu, Jl.Tirtayasa, Jl.Taman Cibeunying,

Jl.Taman Cibeunying Selatan dan Jl.Taman Cibeunying Utara. Berikut ini

merupakan peta fungsi bangunan objek penelitian, yaitu :

U

Gambar III.2 Peta Fungsi Bangunan Objek Penelitian Sumber : Analisa Pribadi Data Dinas Tata Kota Bandung

36

Page 6: Bab III Analisa Karakter Fasade Bangunan III.1 Kerangka ... Jl.Ciliwung, Jl.Cimandiri, Jl.Cimanuk, Jl.Cipunagara, Jl.Cisangkuy, Jl.Citarum, Jl.Ciwulan, Jl.Progo, Jl.Serayu, Jl.Tirtayasa,

Berdasarkan hasil survey dan peta tersebut, didapat beberapa data dalam

bentuk tabel, yaitu :

Tabel III.2 Prosentase Jumlah Rumah Tinggal Objek Penelitian

No. Nama Jalan Jumlah Rumah Tinggal Jumlah Total Prosentase

1. Jl.Bahureksa 20 26 76,92 %

2. Jl.Banda 3 13 23,07 %

3. Jl.Brantas 31 31 100 %

4. Jl.Cihapit 10 10 100 %

5. Jl.Cilaki 35 52 67,3%

6. Jl.Cilamaya 5 6 83,33 %

7. Jl.Ciliwung 11 20 55 %

8. Jl.Cimandiri 7 15 46,66 %

9. Jl.Cimanuk 37 42 88,09 %

10. Jl.Cipunagara 38 41 92,68 %

11. Jl.Cisangkuy 25 34 73,52 %

12. Jl.Citarum 26 37 70,27 %

13. Jl.Ciwulan 27 28 96,42 %

14. Jl.Progo 28 39 71,79 %

15. Jl.Serayu 8 9 88,88 %

16. Jl.Tirtayasa 32 45 71,11 %

17. Jl.Taman Cibeunying 6 7 85,71 %

18. Jl.Taman Cibeunying

Selatan

17 24 70,83 %

19. Jl.Taman Cibeunying

Utara

9 11 81,81 %

Total 375 490 76,53 %

Keterangan : - Huruf tebal = objek penelitian

- Jl.Banda dan Jl.Cihapit hanya diambil sebagian dengan alasan tidak semuanya termasuk kawasan perumahan Tjitaroem Plein

Sumber : Analisa Pribadi

Tabel ini menunjukkan tingkat kepadatan bangunan rumah tinggal di

kawasan perumahan Tjitaroem Plein. Berdasarkan tabel tersebut, didapat hasil

sebagai berikut :

37

Page 7: Bab III Analisa Karakter Fasade Bangunan III.1 Kerangka ... Jl.Ciliwung, Jl.Cimandiri, Jl.Cimanuk, Jl.Cipunagara, Jl.Cisangkuy, Jl.Citarum, Jl.Ciwulan, Jl.Progo, Jl.Serayu, Jl.Tirtayasa,

1. Jalan objek penelitian yang memiliki prosentase bangunan rumah tinggal

terbesar adalah Jl.Brantas (sebanyak 31 dari 31 unit atau sebesar 100%) dan

Jl.Cihapit (sebanyak 10 dari 10 unit atau sebesar 100%), prosentase terkecil

dimiliki oleh Jl.Banda (sebanyak 3 unit dari 13 unit atau sebesar 23,07%);

2. Jl.Cilaki, Jl.Cimanuk, Jl.Cipunagara, Jl.Cisangkuy, Jl.Citarum dan Jl.Ciwulan

memiliki prosentase bangunan rumah tinggal diatas 50% (lebih dari separuh

jumlah keseluruhan), sehingga dapat memperkuat alasan kelayakannya untuk

diteliti lebih lanjut (sebagai objek penelitian).

Tabel III.3 Prosentase Fungsi Bangunan Objek Penelitian

Fungsi Bangunan No. Nama Jalan

Rumah Tinggal Bukan Rumah

Tinggal

Bangunan

Berfungsi Ganda

1. Jl.Cilaki 35 (67,3%) 11 (21,15%) 6 (11,53%)

2. Jl.Cimanuk 37 (88,09%) 4 (9,52%) 1 (2,38%)

3. Jl.Cipunagara 38 (92,68%) 2 (4,87%) 1 (2,43%)

4. Jl.Cisangkuy 25 (73,52%) 0 (0%) 9 (26,47%)

5. Jl.Citarum 26 (70,27%) 10 (27,02%) 1 (2,7%)

6. Jl.Ciwulan 27 (96,42%) 0 (0%) 1 (3,57%)

Total 188 27 19

Sumber : Analisa Pribadi

Tabel ini menunjukkan tingkat kepadatan jumlah bangunan rumah tinggal,

bangunan bukan rumah tinggal dan bangunan berfungsi ganda di masing-masing

jalan objek penelitian, yang juga bertujuan untuk mempermudah penentuan

contoh jalan objek penelitian. Berdasarkan tabel tersebut, didapat hasil sebagai

berikut :

1. Jalan objek penelitian yang memiliki prosentase bangunan rumah tinggal

terbesar adalah Jl.Ciwulan (sebanyak 27 dari 28 unit atau sebesar 96,42%),

prosentase terkecil dimiliki oleh Jl.Cilaki (sebanyak 35 unit dari 52 unit atau

sebesar 67,3%);

2. jalan objek penelitian yang memiliki prosentase bangunan yang bukan rumah

tinggal terbesar adalah Jl.Citarum (sebanyak 10 dari 37 unit atau sebesar

38

Page 8: Bab III Analisa Karakter Fasade Bangunan III.1 Kerangka ... Jl.Ciliwung, Jl.Cimandiri, Jl.Cimanuk, Jl.Cipunagara, Jl.Cisangkuy, Jl.Citarum, Jl.Ciwulan, Jl.Progo, Jl.Serayu, Jl.Tirtayasa,

27,02%), prosentase terkecil dimiliki oleh Jl.Cisangkuy (sebanyak 0 unit dari

34 unit atau sebesar 0%) dan Jl.Ciwulan (sebanyak 0 unit dari 28 unit atau

sebesar 0%);

3. jalan objek penelitian yang memiliki prosentase bangunan dengan fungsi

ganda terbesar adalah Jl.Cisangkuy (sebanyak 9 dari 34 unit atau sebesar

26,47%), prosentase terkecil dimiliki oleh Jl.Cimanuk (sebanyak 1 unit dari 42

unit atau sebesar 2,38%).

Berdasarkan analisa tersebut, dapat diketahui bahwa Jl.Cisangkuy layak

dipilih sebagai perwakilan jalan objek penelitian, karena memiliki prosentase

bangunan yang bukan rumah tinggal terkecil tetapi memiliki prosentase bangunan

dengan fungsi ganda terbesar.

III.3 Analisa Jarak Bebas Bangunan

Analisa jarak bebas bangunan dilakukan dengan menggambarkan site /

tapak. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui keberadaan jarak bebas

bangunan yang dimiliki oleh objek penelitian. Jarak bebas terdiri dari jarak bebas

depan, jarak bebas belakang, jarak bebas samping kiri dan jarak bebas samping

kanan tapak. Analisa jarak bebas bangunan dilengkapi dengan dimensi / ukuran

yang bertujuan untuk mempermudah pemahaman dan penentuan pola dan

proporsi bangunan.

Analisa jarak bebas bangunan dilakukan terhadap bangunan-bangunan

rumah tinggal kolonial yang terletak di beberapa jalan di kawasan perumahan

Tjitaroem Plein yang dianggap layak sebagai jalan objek penelitian. Analisa jarak

bebas bangunan meliputi 6 jalan, yaitu : Jl.Cilaki, Jl.Cimanuk, Jl.Cipunagara,

Jl.Cisangkuy, Jl.Citarum dan Jl.Ciwulan. Berikut ini analisa jarak bebas

bangunan-bangunan rumah tinggal kolonial yang terletak di Jl.Cilaki, Jl.Cimanuk,

Jl.Cipunagara, Jl.Cisangkuy, Jl.Citarum dan Jl.Ciwulan, yaitu :

39

Page 9: Bab III Analisa Karakter Fasade Bangunan III.1 Kerangka ... Jl.Ciliwung, Jl.Cimandiri, Jl.Cimanuk, Jl.Cipunagara, Jl.Cisangkuy, Jl.Citarum, Jl.Ciwulan, Jl.Progo, Jl.Serayu, Jl.Tirtayasa,

Setelah dilakukan analisa jarak bebas bangunan, maka didapat hasil

sebagai berikut :

1. Sebanyak 210 dari 490 (42,85%) bangunan objek penelitian di Jl.Bahureksa,

Jl.Banda, Jl.Brantas, Jl.Cihapit, Jl.Cilaki, Jl.Cilamaya, Jl.Ciliwung,

Jl.Cimandiri, Jl.Cimanuk, Jl.Cipunagara, Jl.Cisangkuy, Jl.Citarum, Jl.Ciwulan,

Jl.Progo, Jl.Serayu, Jl.Tirtayasa, Jl.Taman Cibeunying, Jl.Taman Cibeunying

Selatan dan Jl.Taman Cibeunying Utara tidak memiliki jarak bebas kesamping

sehingga bangunan menempel pada dinding pembatas kavling;

2. Jarak bebas depan objek penelitian di Jl.Cilaki 3-7 m (rata-rata 6,5 m),

Jl.Cimanuk 3-10 m (rata-rata 8,73 m), Jl.Cipunagara 7 m, Jl.Cisangkuy 8-12 m

(rata-rata 10,63 m), Jl.Citarum 12 m dan Jl.Ciwulan 7 m;

3. Lebar kavling objek penelitian di Jl.Cilaki 14-20 m (rata-rata 17,22 m),

Jl.Cimanuk 12-20 m (rata-rata 15,36 m), Jl.Cipunagara 14-22 m (rata-rata

16,56 m), Jl.Cisangkuy 17-22 m (rata-rata 19,5 m), Jl.Citarum 10-23 m (rata-

rata 17,61 m) dan Jl.Ciwulan 13-18 m (rata-rata 15,86 m).

III.4 Analisa Pola dan Proporsi Massa Bangunan

Analisa pola dan proporsi massa bangunan dilakukan dengan membuat

tabel data pola dan proporsi massa bangunan objek penelitian. Hal ini dilakukan

dengan tujuan untuk mengetahui pola dan proporsi massa bangunan objek

penelitian. Pola massa bangunan didapat dengan mengetahui lebar bagian utama

bangunan dan sayap bangunan, baik sayap kiri bangunan maupun sayap kanan

bangunan. Proporsi massa bangunan didapat dengan mengetahui perbandingan

tinggi atap bangunan dan badan bangunan. Analisa pola dan proporsi massa

bangunan dilakukan terhadap bangunan-bangunan rumah tinggal kolonial yang

terletak beberapa jalan di kawasan perumahan Tjitaroem Plein yang dianggap

layak sebagai jalan objek penelitian. Analisa fungsi bangunan meliputi 6 jalan,

yaitu : Jl.Cilaki, Jl.Cimanuk, Jl.Cipunagara, Jl.Cisangkuy, Jl.Citarum dan

Jl.Ciwulan.

46

Page 10: Bab III Analisa Karakter Fasade Bangunan III.1 Kerangka ... Jl.Ciliwung, Jl.Cimandiri, Jl.Cimanuk, Jl.Cipunagara, Jl.Cisangkuy, Jl.Citarum, Jl.Ciwulan, Jl.Progo, Jl.Serayu, Jl.Tirtayasa,

Berikut ini merupakan ilustrasi bagian yang diteliti dalam analisa pola dan

proporsi massa bangunan, yaitu :

Tinggi badan bangunan

Tinggi atap bangunan

a b c d

Keterangan : - Pola massa bangunan = a : b : c : d

- Proporsi massa bangunan = tinggi atap bangunan : tinggi badan bangunan

Gambar III.9 Ilustrasi Analisa Pola dan Proporsi Massa Bangunan Sumber : Analisa Pribadi

47

Page 11: Bab III Analisa Karakter Fasade Bangunan III.1 Kerangka ... Jl.Ciliwung, Jl.Cimandiri, Jl.Cimanuk, Jl.Cipunagara, Jl.Cisangkuy, Jl.Citarum, Jl.Ciwulan, Jl.Progo, Jl.Serayu, Jl.Tirtayasa,

Setelah dilakukan analisa pola dan proporsi massa bangunan, maka

didapat hasil sebagai berikut :

1. Sebanyak 85 dari 490 (17,34%) bangunan objek studi di Jl.Bahureksa,

Jl.Banda, Jl.Brantas, Jl.Cihapit, Jl.Cilaki, Jl.Cilamaya, Jl.Ciliwung,

Jl.Cimandiri, Jl.Cimanuk, Jl.Cipunagara, Jl.Cisangkuy, Jl.Citarum, Jl.Ciwulan,

Jl.Progo, Jl.Serayu, Jl.Tirtayasa, Jl.Taman Cibeunying, Jl.Taman Cibeunying

Selatan dan Jl.Taman Cibeunying Utara serta sebanyak 30 dari 188 (15,95%)

bangunan objek penelitian di Jl.Cilaki, Jl.Cimanuk, Jl.Cipunagara,

Jl.Cisangkuy, Jl.Citarum dan Jl.Ciwulan memiliki pola massa bangunan a-b-b-

a, dengan ketentuan bahwa a merupakan ‘sayap’ bangunan dan b merupakan

bagian utama bangunan. Bagian utama bangunan terdiri dari bagian yang

berupa tonjolan dan bagian yang berupa cekungan.

2. Seluruh objek studi di Jl.Bahureksa, Jl.Banda, Jl.Brantas, Jl.Cihapit, Jl.Cilaki,

Jl.Cilamaya, Jl.Ciliwung, Jl.Cimandiri, Jl.Cimanuk, Jl.Cipunagara,

Jl.Cisangkuy, Jl.Citarum, Jl.Ciwulan, Jl.Progo, Jl.Serayu, Jl.Tirtayasa,

Jl.Taman Cibeunying, Jl.Taman Cibeunying Selatan dan Jl.Taman Cibeunying

Utara yang memiliki atap tropis memiliki proporsi massa bangunan dengan

perbandingan tinggi atap bangunan dan tinggi badan bangunan 5 : 3.

III.5 Analisa Visual Bangunan

Analisa visual bangunan dilakukan dengan membuat tabel data ornamen

bangunan objek penelitian (Jl.Cilaki, Jl.Cimanuk, Jl.Cipunagara, Jl.Cisangkuy,

Jl.Citarum dan Jl.Ciwulan). Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

keberadaan ornamen yang dimiliki oleh bangunan objek penelitian. Tabel data

ornamen bangunan objek penelitian terdiri dari : komposisi ornamen terhadap

bangunan, posisi ornamen pada bangunan dan bentuk ornamen. Komposisi

ornamen terhadap bangunan meliputi : pinggir, tengah, simetris, ritmis dan

aksentuasi. Posisi ornamen pada bangunan meliputi : pojok, kolom, dinding,

pintu, jendela, ventilasi dan menara. Bentuk ornamen meliputi : huruf, geometri,

organik abstrak dan natural.

54

Page 12: Bab III Analisa Karakter Fasade Bangunan III.1 Kerangka ... Jl.Ciliwung, Jl.Cimandiri, Jl.Cimanuk, Jl.Cipunagara, Jl.Cisangkuy, Jl.Citarum, Jl.Ciwulan, Jl.Progo, Jl.Serayu, Jl.Tirtayasa,

Pada analisa visual bangunan juga dilampirkan foto-foto detail / ornamen

yang terdapat pada bangunan objek penelitian beserta tampak bangunannya untuk

menunjukkan posisi detail / ornamen pada bangunan. Dengan demikian, dapat

diketahui jenis, bentuk dan dimensi detail / ornamen yang muncul di jalan objek

penelitian.

Analisa visual bangunan dilakukan terhadap bangunan-bangunan rumah

tinggal kolonial yang terletak beberapa jalan di kawasan perumahan Tjitaroem

Plein yang dianggap layak sebagai jalan objek penelitian. Analisa visual bangunan

meliputi 6 jalan, yaitu : Jl.Cilaki, Jl.Cimanuk, Jl.Cipunagara, Jl.Cisangkuy,

Jl.Citarum dan Jl.Ciwulan. Berikut ini merupakan ilustrasi bagian yang diteliti

dalam analisa visual bangunan, yaitu :

tampak bangunan

detail

Gambar III.10 Ilustrasi Analisa Visual Bangunan Sumber : Analisa Pribadi

55

Page 13: Bab III Analisa Karakter Fasade Bangunan III.1 Kerangka ... Jl.Ciliwung, Jl.Cimandiri, Jl.Cimanuk, Jl.Cipunagara, Jl.Cisangkuy, Jl.Citarum, Jl.Ciwulan, Jl.Progo, Jl.Serayu, Jl.Tirtayasa,

Setelah dilakukan analisa visual bangunan, maka didapat hasil sebagai

berikut :

1. Bentuk atap menunjukkan ruang-ruang dibawahnya. Seluruh bangunan objek

penelitian di Jl.Cilaki, Jl.Cimanuk, Jl.Cipunagara, Jl.Cisangkuy, Jl.Citarum

dan Jl.Ciwulan menggunakan atap tropis (perisai, pelana, kerucut), kecuali

bangunan di Jl.Cisangkuy No.40 (yang menggunakan atap datar). Adapun

bangunan dengan atap tropis yang unik / jarang ada di kawasan perumahan

Tjitaroem Plein, yaitu bangunan di Jl.Ciwulan No.9 dan No.11. Selain itu,

beberapa bangunan memiliki atap yang terbagi 4 bagian (berdasarkan ruang

dibawahnya), yaitu :

a. Atap yang menaungi ‘sayap kanan’ bangunan,

b. Atap yang menaungi bagian utama bangunan yang berupa tonjolan,

c. Atap yang menaungi bagian utama bangunan yang berupa cekungan,

d. Atap yang menaungi ‘sayap kiri’ bangunan;

2. Material / bahan yang banyak digunakan pada bangunan objek studi di

Jl.Bahureksa, Jl.Banda, Jl.Brantas, Jl.Cihapit, Jl.Cilaki, Jl.Cilamaya,

Jl.Ciliwung, Jl.Cimandiri, Jl.Cimanuk, Jl.Cipunagara, Jl.Cisangkuy,

Jl.Citarum, Jl.Ciwulan, Jl.Progo, Jl.Serayu, Jl.Tirtayasa, Jl.Taman Cibeunying,

Jl.Taman Cibeunying Selatan dan Jl.Taman Cibeunying Utara adalah beton

(sebagai material / bahan utama bangunan) dan batu kali yang terdapat pada

bagian bawah dinding (juga dapat berfungsi sebagai elemen estetis bangunan).

Material / bahan atap yang digunakan antara lain : genting lama dan baru yang

didominasi oleh warna terracota, serta sirap lama dan baru yang didominasi

oleh warna hitam.

3. a. Elemen-elemen dinding bangunan rumah tinggal kolonial di kawasan

Tjitaroem Plein didominasi oleh material batu kali pada bagian bawah

dinding, serta tonjolan dan cekungan pada dinding (baik horizontal maupun

vertikal),

b. seluruh entrance bangunan rumah tinggal kolonial di kawasan perumahan

Tjitaroem Plein terletak pada bagian utama bangunan (baik terdapat pada

tonjolan maupun cekungan dinding bagian utama bangunan),

62

Page 14: Bab III Analisa Karakter Fasade Bangunan III.1 Kerangka ... Jl.Ciliwung, Jl.Cimandiri, Jl.Cimanuk, Jl.Cipunagara, Jl.Cisangkuy, Jl.Citarum, Jl.Ciwulan, Jl.Progo, Jl.Serayu, Jl.Tirtayasa,

c. balkon terdapat pada bagian ‘sayap’ bangunan bertingkat, meskipun

demikian pada awalnya bangunan rumah tinggal kolonial di kawasan

perumahan Tjitaroem Plein tidak dirancang bertingkat.

III.6 Analisa Bukaan Bangunan

Analisa bukaan bangunan hanya dilakukan terhadap bangunan-bangunan

rumah tinggal kolonial yang terletak di Jl.Cisangkuy. Dalam hal ini, analisa

bukaan bangunan dilakukan dengan membuat tabel data bukaan bangunan objek

penelitian di Jl.Cisangkuy. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

proporsi badan bangunan dan keberadaan bukaan bangunan objek penelitian di

Jl.Cisangkuy. Tabel data bukaan bangunan terdiri dari : bukaan bangunan

(meliputi pintu, jendela dan ventilasi) dan proporsi badan bangunan. Proporsi

badan bangunan dan bukaan bangunan didapat dengan mengetahui perbandingan

lebar dan tingginya. Berikut ini merupakan ilustrasi bagian yang diteliti dalam

analisa bukaan bangunan, yaitu :

detail buk

t

Keterangan :

l

aan tampak bangunan

Proporsi bukaan bangunan = lebar bukaan bangunan : tinggi bukaan bangunan (l : t)

Gambar III.17 Ilustrasi Analisa Bukaan Bangunan Sumber : Analisa Pribadi

63

Page 15: Bab III Analisa Karakter Fasade Bangunan III.1 Kerangka ... Jl.Ciliwung, Jl.Cimandiri, Jl.Cimanuk, Jl.Cipunagara, Jl.Cisangkuy, Jl.Citarum, Jl.Ciwulan, Jl.Progo, Jl.Serayu, Jl.Tirtayasa,

Setelah dilakukan analisa bukaan bangunan, maka didapat hasil sebagai

berikut :

Seluruh bangunan objek studi di Jl.Bahureksa, Jl.Banda, Jl.Brantas, Jl.Cihapit,

Jl.Cilaki, Jl.Cilamaya, Jl.Ciliwung, Jl.Cimandiri, Jl.Cimanuk, Jl.Cipunagara,

Jl.Cisangkuy, Jl.Citarum, Jl.Ciwulan, Jl.Progo, Jl.Serayu, Jl.Tirtayasa, Jl.Taman

Cibeunying, Jl.Taman Cibeunying Selatan dan Jl.Taman Cibeunying Utara

memiliki bukaan bangunan (terdiri dari pintu, jendela dan ventilasi) yang

menggunakan teknik repetisi / pengulangan pada desain fasade bangunannya.

Bentuk ventilasi yang dominan berupa persegi panjang horizontal (juga berfungsi

sebagai elemen horizontal pada bangunan).

III.7 Analisa Fasade Bangunan

Analisa fasade bangunan dilakukan dengan menerapkan teori-teori

pendukung penelitian dalam analisa, yaitu Teori Penataan Fasade Bangunan yang

dikemukakan oleh Ian Bentley, Teori Karakter Kawasan yang dikemukakan oleh

Matthew Carmona dan Teori Pendekatan dalam Menelusuri Karakter Kawasan

yang dikemukakan oleh Yoshinobu Ashihara. Sesuai dengan teori yang

dikemukakan oleh Ian Bentley, langkah awal yang dilakukan adalah menggambar

ulang fasade / tampak bangunan-bangunan rumah tinggal kolonial di kawasan

Tjitaroem Plein. Kemudian dilakukan pencarian petunjuk visual yang berkaitan

dengan penggunaan / fungsi desain dengan cara menggambarkan elemen-elemen

fasadenya (detail dinding, jendela dan pintu) serta hubungan antar elemennya

(irama horizontal dan vertikal). Setelah itu, barulah elemen-elemen / bagian-

bagian fasade yang memiliki nilai estetika sekaligus memiliki fungsi desain dapat

diketahui dengan mempertimbangkan unsur-unsur pembentuk karakter fasade

bangunan yang terdiri dari : massa bangunan, bentuk atap, jarak bebas, tinggi

bangunan, material / bahan, bukaan solid-void, dinding, entrance dan balkon serta

detail / ornamen. Sama seperti analisa bukaan bangunan, analisa fasade bangunan

juga hanya dilakukan terhadap bangunan-bangunan rumah tinggal kolonial yang

terletak jalan di Jl.Cisangkuy. Berikut ini analisa fasade bangunan-bangunan

rumah tinggal kolonial yang terletak di Jl.Cisangkuy, yaitu :

65

Page 16: Bab III Analisa Karakter Fasade Bangunan III.1 Kerangka ... Jl.Ciliwung, Jl.Cimandiri, Jl.Cimanuk, Jl.Cipunagara, Jl.Cisangkuy, Jl.Citarum, Jl.Ciwulan, Jl.Progo, Jl.Serayu, Jl.Tirtayasa,

Setelah dilakukan analisa fasade bangunan, maka didapat hasil sebagai

berikut :

Berdasarkan proporsinya, seluruh bangunan objek penelitian (Jl.Cilaki,

Jl.Cimanuk, Jl.Cipunagara, Jl.Cisangkuy, Jl.Citarum dan Jl.Ciwulan)

menggunakan atap tropis dan memiliki bagian atap bangunan yang lebih besar

daripada bagian badan bangunan / dindingnya. Sebanyak 89 dari 103 (86,4%)

bangunan objek penelitian (Jl.Cilaki, Jl.Cimanuk, Jl.Cipunagara, Jl.Cisangkuy,

Jl.Citarum dan Jl.Ciwulan) memiliki sudut kemiringan atap bangunan 400, dan

sebanyak 74 dari 103 (71,84%) bangunan objek penelitian (Jl.Cilaki, Jl.Cimanuk,

Jl.Cipunagara, Jl.Cisangkuy, Jl.Citarum dan Jl.Ciwulan) memiliki proporsi atap

dan badan bangunan 5m : 3m (62,5% : 37,5%).

85